MASALAH PENGANGGURAN DI INDONESIA tahun

MAKALAH
“ MASALAH PENGANGGURAN DI INDONESIA“

Disusun oleh :
Jasmine Risky Ramadhani

8105132098

JURUSAN EKONOMI DAN ADMINISTRASI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2014

Pengantar Ilmu Ekonomi II

2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunianya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini

yang Alhamdulillah tepat pada waktunya. Makalah ini di buat untuk memenuhi
tugas mata kuliah “ Pengantar Ilmu Ekonomi II “.
Dalam makalah ini kami mengangkat tema yang membahas tentang
“SERBA-SERBI TENTANG MASALAH PENGANGGURAN TERHADAP
EKONOMI”. Makalah ini berisikan mengenai masalah-masalah
ketenagakerjaan serta pengangguran di Indonesia dan dampaknya bagi ekonomi
di Indonesia. Yang mana masalah tersebut setiap hari selalu berkembang dan
bertambah. Serta dalam makalah ini juga membahas tentang cara-cara serta
upaya pemerintah dalam menghadapi masalah pengangguran di Indonesia.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kalian.

Bekasi, 10 Maret 2014

Penulis

2


Pengantar Ilmu Ekonomi II

2014

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................

2

DAFTAR ISI ............................................................................................................3
BAB I (PENDAHULUAN)

A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
B. Rumusan Masalah .....................................................................
C. Tujuan Penulisan .......................................................................

4
5

5

BAB II (PEMBAHASAN)
2.1. Pengertian Pengangguran ..........................................................

6

2.2. Jenis-jenis Pengangguran ..........................................................

9

2.3. Masalah Pengangguran Secara Umum ......................................

12

2.4. Penyebab Pengangguran ............................................................

13

2.5. Keadaan Pengangguran di Indonesia .........................................


14

2.6. Akibat Buruk yang Ditimbulkan Pengangguran .......................

16

2.7. Solusi untuk Mengatasi Pengangguran ......................................

19

BAB III (PENUTUP)
3.1. Kesimpulan .................................................................................

21

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

22


3

Pengantar Ilmu Ekonomi II

2014

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang
sangat banyak serta memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah, ini
membuat Indonesia pantas disebut sebagai negara yang kaya akan sumber
dayanya, baik pada sumber daya alam maupun sumber daya manusianya.
Hal ini harusnya dapat memberikan keuntungan besar untuk perekonomian di
Indonesia.
Namun hal itu belum bisa terwujud karena keadaan di Indonesia

sekarang tidak seperti yang kita bayangkan. Ini Karena pemerintah Indonesia
yang belum dapat mengefesiensikan sumber daya alam dan manusianya
yang melimpah. Faktanya sekarang, banyak warga Indonesia yang tidak
memiliki pekerjaan atau dengan kata lain menjadi pengangguran di
negaranya sendiri.
Pengangguran ada karena jumlah populasi yang setiap saat
bertambah dengan pesat tanpa ada keseimbangan antara lahan untuk
mencari kerja dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah itu.
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai
64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya 1.
Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga,
siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya
yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.
Dalam makalah ini, saya akan mengulas sebagian kecil masalah
pengangguran di Indonesia dan memberikan sedikit bantuan solusi yang saya
harap akan membantu dalam menanggulangi masalah perekonomian
pengangguran di indonesia.
Keterbatasan lapangan pekerjaan di indonesia khuusnya di kota-kota
besar sangatlah tinggi dari tahun ketahun, sehingga berpotensi untuk tidak
dapat tertampungnya lulusan program pendidikan di lapangan kerja setiap

tahun selalu meningkat tidak pernah mengalami penurunan. Lapangan
pekerjaan merupakan indikator penting tingkat kesejahteraan masyarakat dan
sekaligus menjadi indikator keberhasilan penyelenggaraan “pendidikan”
dalam mengurangi angka kemiskinan yang ada. Sementara dampak sosial
1 Prathama Rahardja dan Mandala Manurung; Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi&Makroekonomi) edisi
Ketiga, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008, hlm.375.

4

Pengantar Ilmu Ekonomi II

2014

dari jenis pengangguran ini relatif lebih besar dan banyak efek negatif dari hal
ini salah satunya tingkat kriminalitas tiap daerah juga ikut bertambah karena
dorongan ekonomi. Mengingat kompleksnya masalah ini, maka upaya
pemecahannya pun tidak sebatas pada kebijakan sektor pendidikan saja,
namun merembet pada masalah lain secara multi dimensional. Di samping itu
tentu saja akan menciptakan angka produktivitas sosial yang rendah, yang
akan menurunkan tingkat pendapatan masyarakat nantinya. Pengangguran

merupakan masalah serius yang dihadapi dalam pembangunan sumber daya
manusia yang tengah dilakukan saat ini.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi pengangguran itu ?
2. Apa saja penyebab timbulnya pengangguran ?
3. Apakah ada dampak yang timbul dari pengangguran tersebut ?
4. Bagaimana solusi untuk mengatasi pengangguran ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian pengangguran.
2. Untuk mengetahui apa yang menyebabkan timbulnya pengangguran.
3. Untuk mengetahui jenis, dampak, dan solusi untuk mengatasi masalah
pengangguran.

BAB II
5

Pengantar Ilmu Ekonomi II


2014

PEMBAHASAN

2.1

Pengertian Pengangguran

Tiap negara dapat memberikan definisi yang berbeda mengenai definisi
pengangguran. Nanga (2005: 249) mendefinisikan pengangguran adalah suatu keadaan di
mana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan
secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan. Dalam sensus penduduk 2001 mendefinisikan
pengangguran sebagai orang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari
selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan (BPS, 2001: 8).
Menurut Sukirno (2004: 28) pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam
perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya.
Selanjutnya International Labor Organization (ILO) memberikan definisi pengangguran
yaitu:





Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia
kerja yang selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan,
serta sedang mencari pekerjaan.
Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai buruh
karyawan dan pekerja mandiri (berusaha sendiri) yang selama periode tertentu secara
terpaksa bekerja kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari pekerjaan lain
atau masih bersedia mencari pekerjaan lain/tambahan (BPS, 2001: 4)2.

Sedangkan menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) menyatakan bahwa:




Setengah pengangguran terpaksa adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per
minggu yang masih mencari pekerjaan atau yang masih bersedia menerima pekerjaan
lain.
Setengah pengangguran sukarela adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per
minggu namun tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain

(BPS, 2000: 14).

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang
sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan
karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah
lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
2 Umiati, Pengangguran, diakses dari http://rethno23.blogspot.com/2013/05/cara-penulisan-footnote-catatankaki.html

6

Pengantar Ilmu Ekonomi II

2014

pendapatan baik itu masyarakat maupun pemerintah atau negara akan berkurang sehingga
dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah sosial, dan masalah ekonomi lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan
juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per
kapita suatu negara.
Di Negara berkembang seperti Indonesia ini, masalah pengangguran yang makin
meningkat dalam pembangunan ekonomi merupakan masalah yang lebih rumit dan lebih
serius daripada masalah perubahan dalam distribusi pendapatan yang kurang menguntungkan
penduduk yang berpendapatan terendah. Keadaan di Negara-negara berkembang dalam
beberapa tahun ini menunjukan bahwa pembangunan ekonomi yang telah tercipta tidak dapat
mengadakan kesempatan kerja yang lebih banyak dan cepat daripada pertambahan penduduk.
Oleh karenanya itu masalah pengangguran yang mereka hadapi dari tahun ke tahun semakin
bertambah banyak.
Untuk mengetahui tingkat pengangguran yang wujud pada suatu waktu tertentu
perlulah terlbih dahulu diketahui jumlah tenaga kerja atau angkatan kerja yang ada dalam
perekonomian. Jumlah tenaga kerja tidak boleh disamakan dengan jumlah penduduk.
Sebagian daripada penduduk tidak dapat digolongkan sebagai tenaga kerja karena mereka
masih terlalu muda atau sudah terlalu tua untuk dapat bekerja dengan efektif. Golongan
penduduk ini tidak termasuk dalam angkatan kerja. Di banyak negara penduduk yang
digolongkan sebagai angkatan kerja adalah penduduk yang berumur 15-59 tahun dan di
beberapa negara ia meliputi penduduk yang berumur di antara 15-64 tahun3. Tetapi tidak
semua penduduk yang berada dalam lingkungan umur diatas dapat dipandang sebagai tenaga
kerja. Apabila mereka tidak bekerja dan tidak mecoba untuk mencari pekerjaan maka,
walaupun umur mereka adalah dalam lingkungan umur di atas, mereka tidak termasuk dalam
golongan angkatan kerja.
Tingkat pengangguran daopat dihitung dengan rumus4:
Tingkat Pengangguran = Jumlah Yang Menganggur
Jumlah Angkatan Kerja

X 100

3 Pratama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar llmu Ekonomi (Mikroekonomi&Makroekonomi) edisi
Ketiga, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008, hlm.375.
4 Pratama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi&Makroekonomi) edisi
Ketiga, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, 2008, hlm.378.

7

Pengantar Ilmu Ekonomi II

2014

Tetapi memang besar kecilnya angka pengangguran sangat tergantung dari definisi
atau pengklasifikasian pengangguran. Setidak-tidaknya ada dua dasar utama klasifikasi
pengangguran, yaitu pendekatan angkatan kerja (labour force approach) dan pendekatan
pemanfaatan tenaga kerja (labour utilization approach5).
1) Pendekatan Amgkatan Kerja (Labour Force Approach)
Pendekatan ini mendefinisikan penganggur sebagai angkatan kerja yang tidak
bekerja.
2) Pendekatan Pemanfaatan Tenaga Kerja (Labour Utilization Approach)
Dalam pendekatan ini, angkatan kerja dibedakan menjadi tiga kelompok,
yakni:
a) Menganggur (Unemployed), yaitu mereka yang sama sekali tidak bekerja atau
sedang mencari pekerjaan. Kelompok ini sering disebut juga pengangguran
terbuka (open unemployment).
b) Setengah Menganggur (Underemployed), yaitu mereka yang bekerja, tetapi belum
dimanfaatkan secara penuh. Aartinya jam kerja mereka dalam seminggu kurang
dari 35 jam.
c) Bekerja Penuh (Employed), yaitu orang-orang yang bekerja penuh atau jam
kerjanya mencapai 35 jam per minggu.

2.2. Jenis-Jenis Pengangguran

5 Pratama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi&Makroekonomi) edisi
Ketiga, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, 2008, hlm.378.

8

Pengantar Ilmu Ekonomi II

2014

Dalam studi ekonomi ekonomi makro yang lebih lanjut, pembahasan masalah
pengangguran akan dilakukan lebih spesifik dan cermat. Misalnya, akan dibahas apakah
pengangguranyang terjadi merupakan pengangguran sukarela (voluntary unemployment) atau
pengangguran dukalara (involuntary unemployment). Pengangguran sukarela adalah
pengangguran yang bersifat sementara, karena seseorang ingin mencari pekerjaan yang lebih
baik atau lebih cocok. Pengangguran dukalara adalah pengangguran yang terpaksa diterima
oleh seseorang, walaupun sebenarnya dia masih ingin bekerja.
Keynes membagi secara jelas tentang pengangguran sukarela dan pengangguran
karena terpaksa. Sehingga tidak ada kesalahan untuk menetapkan tingkat pengangguran.
Pengangguran sukarela adalah bila orang tidak mau bekerja (menerima pekerjaan) pada
tingkat upah yang berlaku (ditawarkan). Pengangguran terpakasa adalah suatu keadaan pada
tingkat upah yang berlaku ada orang yang bersedia melakukan pekerjaan tetapi tidak tersedia
lowongan pekerjaan.
Di dalam teori, perekonomian dipandang sebagai mencapai tingkat penggunaan
tenaga penuh apabila tenaga kerja yang tersedia seluruhnya digunakan. Di dalam menentukan
apakah perekonomian telah mencapai tingkat penggunaan penggunaan tenaga penuh atau
belum, yang menjadi ukuran bukanlah penggunaan tenaga kerja sebesar 100 persen, tetapi
penggunaan tenaga kerja yang lebih sedikit dari itu.
Pengangguran yang terjadi dalam perekonomian dapat digolongkan berdasarkan
penyebab terjadinya, yaitu:
1) Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment)
Pengangguran ini bisa dikelompokkan dalam pengangguran sukarela, karena
pengangguran ini timbul hanya karena perpindahan seseorang dari pekerjaaan yang
satu ke pekerjaan yang lainnya karena ingin mendapatkan penghasilan yang lebih
tinggi (pekerjaan yang lebh baik). Pengangguran jenis ini bersifat sementara dan
terjadi karena adanya kesenjangan antara pencari kerja dengan lowongan kerja.
2) Pengangguran Struktural (Structural Unemployment)
Dikatakan pengangguran struktural karena sifatnya yang mendasar.
Pengangguran ini terjadi bila terdapat ketidakseesuaian antara penawaran tenaga kerja
dengan permintaan atas pekerjaan yang tersedia. Ketidaksesuaian ini bisa terjadi
karena permintaan atas jenis tenaga kerja tertentu meningkat dan jenis tenaga kerja
lainnya menurun. Pencari kerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang dibuthkan
untuk lowongan pekerjaan yang tersedia. Ini juga dapat terjadi akibat adanya
perubahan struktur perekonomian. Dengan berkembang dan makin majunya suatu
perekonomian, maka input (tenaga kerja) yang dibutuhkan mengalami pergeseran.
Karena kebutuhan tenaga kerja akan mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan yang tersedia (juga mengalami perubahan). Bilamana tenaga kerja
terlambat untuk mengikuti perubahan permintaan tenaga kerja tadi, maka akan timbul
pengangguran yang disebabkan perubahan struktur perekonomian sebuah negara.
9

Pengantar Ilmu Ekonomi II

2014

3) Pengangguran Siklis / Siklikal atau Konjungtural (Cyclical Unemployment)
Pengangguran Siklis / Siklikal (Cyclical Unemployment) atau pengangguran
konjungtur adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan dalam
tingkat kegiatan perekonomian.
Jenis pengangguran ini terjadi apabila permintaan secara keseluruhan akan tenaga
kerja sangat rendah, apabila terjadi kemerosotan jumlah pengeluaran masyarakat
untuk jenis produksi tertentu dan akan menyebabkan terjadinya pengurangan produksi
sehingga ini menyebabkan pengurangan tenaga kerja dalam bidang industri tersebut.
Pengangguran tenaga kerja ini yang menyebabkan timbulnya pengangguran.
4) Pengangguran Teknologi
Pengangguran ini merupakan pengangguran yang terjadi karena adanya penggunaan
alat-alat tenologi yang semakin modern. Seperti contohnya adalah sebelum adanya
alat penggilingan padi, orang yang berprofesi sebagai penumbuk padi bekerja, setelah
ada mesin penggiling padi, ia menjadi pengangguran karena tenaga nya sudah tidak
dibutuhkan lagi karena sudah digantikan oleh mesin yang kerjanya lebih cepat.
5) Pengangguran Musiman
Bentuk pengangguran ini merupakan pengangguran yang sering sekali wujud dalam
sektor pertanian di negara-negara berkembang. Pengangguran ini berkaitan erat
dengan fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek. Pengangguran musiman adalah
pengangguran yang terjadi pada masa-masa tertentu dalam suatu tahun. Biasanya
pengangguran seperti itu berlaku pada masa-masa dimana kegiatan bercocok tanam
sedang menurun kesibukannya. Waktu di antara menuai dan bercocok tanam
berikutnya, dan waktu sudah menanam bibit dan masa mengutip hasilnya adalah
masa-masa yang kurang sibuk dalam kegiatan pertanian. Di dalam waktu tersebut
banyak di antara para petani yang tidak melakukan pekerjaan sama sekali, berarti
mereka sedang dalam keadaan menganggur. Tetapi pengangguran itu adalah untuk
sementara sajam dan berlaku dalam waktu-waktu tertentu.

Jenis-jenis pengangguran yang baru dijelaskan di atas adalah pengangguran
mutlak. Yaitu penganggur-penganggur tersebut tidak melakukan sesuatu kerja untuk
mencari nafkah apapun pada waktu mereka tergolong sebagai penganggur atau dalam
keadaan menganggur. Bahwa penganggur-penganggur itu dalam keadaan menganggur
dapat dengan nyaa dilihat. Pengangguran seperti itu dinamakan pengangguran
terbuka.
Di dalam suatu perekonomian dapat berlaku keadaan di mana segolongan
pekerja melakukan pekerjaan-pekerjaan untuk memperoleh pendapatan, tetapi
pekerjaan –pekerjaan itu (i) tidak akan menambah tingkat produksi yang akan dicapai,
10

Pengantar Ilmu Ekonomi II

2014

atau (ii) lakukan di dalam masa yang singkat sehingga jam kerja mereka adalah jauh
lebih sedikit daripada jam kerja yang semestinya dilakukan dalam suatu jangka waktu
tertentu.
Apabila dalam sesuatu kegiatan ekonomi jumlah tenaga kerja sangat
berlebihab sehingga berada dalam suatu keadaan di mana walaupun sebagian tenaga
kerjanya dipindahkan ke sktor lain tetapi produksi dalam kegian=tan itu tidak
berkurang, maka dalam kegiatan itu tidak berkurang, maka dalam kegiatan itu telah
berlaku suatu jenis pengangguran yang dinamakan pengangguran tersembunyi atau
pengangguran tak kentara.

2.3. Masalah Pengangguran Secara Umum
Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang
cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah penganggur dan setengah penganggur yang
besar, pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata. Sebaliknya pengangguran dan
setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan pemborosan sumber daya dan
potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat
11

Pengantar Ilmu Ekonomi II

2014

mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal, dan dapat menghambat pembangunan
dalam jangka panjang.
Pembangunan bangsa Indonesia kedepan sangat tergantung pada kualitas sumber daya
manusia Indonesia yang sehat fisik dan mental serta mempunyai keterampilan dan keahlian
kerja, sehingga mampu membangun keluarga yang bersangkutan untuk mempunyai pekerjaan
dan penghasilan yang tetap dan layak, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup,
kesehatan dan pendidikan anggota keluarganya.
Dalam pembangunan Nasional, kebijakan ekonomi makro yang bertumpu pada
sinkronisasi kebijakan fiskal dan moneter harus mengarah pada penciptaan dan perluasan
kesempatan kerja.

2.4.

Penyebab Pengangguran
Pengangguran dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :


Besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja

12

Pengantar Ilmu Ekonomi II

2014

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang dapat menampung banyaknya
jumlah angkatan kerja yang tersedia. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan
masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan
masalah-masalah sosial lainnya.


Pendidikan dan keterampilan yang rendah



Adanya lapangan kerja yang dipengaruhi oleh musim



Kurangnya lapangan pekerjaan

Setiap tahunnya, Indonesia memiliki jumlah lulusan sekolah atau kuliah yang
begitu tinggi. Jumlah yang sangat besar ini tidak seimbang dengan lapangan pekerjaan
yang ada, baik yang di sediakan oleh pemerintah maupun swasta.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan
kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek
psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan
politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita
suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah
"pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan
dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang

2.5. Keadaan Pengangguran Di Indonesia
Seperti yang telah di jelaskan pada poin sebelumnya yang menjelaskan tentang
penyebab pengangguran kini saatnya melihat bagaimana keadaan pengangguran di Indonesia,

13

Pengantar Ilmu Ekonomi II

2014

seperti pada kenyataannya pengangguran di Indonesia rata-rata adalah usia produktif yang
notabene menjadi penyebab kerancuan, kegelisahan dan perhatian pemerintah.
Jika melihat lebih kedalam lagi penyebab maraknya kriminal tarjadi di Indonesia
mayoritas tersangkanya adalah para pemuda dan termasuk dalam golongan pengangguran.
Ternyata dampak dari pengangguran bukan hanya menyebabkan kemiskinan namun lebih
parah lagi yaitu menyebabkan orang berlaku kriminal terhadap sesamanya.
Menurut data BPS angka pengangguran di Indonesia pada tahun 2013 adalah sebagai
berikut :

14

Pengantar Ilmu Ekonomi II

2014

Jumlah pengangguran pada Agustus 2013 mencapai 7,4 juta orang dengan Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) cenderung meningkat, dimana TPT Agustus 2013 sebesar 6,25
persen, naik dari TPT Agustus 2012 sebesar 5,92 persen dan TPT Februari 2013 sebesar 6,14
persen.
Pada Agustus 2013, TPT untuk pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan menempati
posisi tertinggi yaitu sebesar 11,19 persen, disusun oleh TPT Sekolah Menengah Atas sebesar
9,74 persen, sedangkan TPT terendah terdapat pada tingkat pendidikan SD ke bawah, yaitu
sebesar 3,51 persen.
Jika dibandingkan keadaan Agustus 2012, TPT pada semua tingkat pendidikan megalami
penurunan, kecuali pada tingkat pendidikan Sekoalh Menengah Atas dan Sekolah Menengah
Kejuruan.

15

Pengantar Ilmu Ekonomi II

2014

2.6. Akibat-akibat Buruk yang Ditimbulkan oleh Pengangguran
Sedapat mungkin setiap perekonomian harus berusaha untuk menghindari atau
mengurangi masalah pengangguran yang dihadapinya. Usaha seperti itu harus dilakukan
karena masalah itu menimbulan beberapa akibat buruk kepada masyarakat.
Telah ditunjukkan bahwa apabila ada pengangguran maka tingkat pendapatan
nasional yang sebenarnya adalah lebih rendah daripada tingkat pendapatan nasional potensial.
Keadaan ini berarti tingkat kemakmuran yang mungkin dicapainya. Makin tinggi
pengangguran, makin besar perbedaan di antara tingkat pendapatan nasional sebenarnya
dengan tingkat pendapatan nasional potensial, dan dengan demikian makin besar pula
perbedaan di antara tingkat kemakmuran yang dinikmati masyarakat dan tingkat kemakmuran
yang mungkin dinikmati mereka. Akibat buruk dari pengangguran yang baru dijelaskan ini
dinamakan sebagai ongkos ekonomi dari pengangguran6. Berapapun besarnya biaya ekonomi
yang terbuang secara sia-sia sebagai akibat terjadinya pengangguran yang tinggi, jumlah ini
mencakup seluruh penderitaan batin, sosial, juga psikologis yang timbul sebagai akibat
pengangguran yang berkepanjangan. Karena pengangguran ini menyebabkan rusaknya
kesehatan fisik, mental, dan ini akan menimbulkan kerawanan sosial yang akan dapat
mengganggu proses produksi secara keseluruhan, kalau pengangguran yang tinggi ini
berkepanjangan.

A. Biaya Sosial Dari Pengangguran
1) Terganggunya Stabilitas Perekonomian
Pengangguran struktural dan atau kronis akan mengganggu stabilitas
perekonomian dilihat dari sisi permintaan dan penawaran agregat.
a) Melemahnya Permintaan Agregat
Untuk dapat bertahan hidup, manusia harus bekerja. Sebab dengan bekerja dia
akan memperoleh pengahsilan, yang digunakan untuk belanja barang dan jasa. Jika
tingkat pengangguran tinggi dan bersifat struktural, maka daya beli akan menurun,
yang pada gilirannya menimbulkan menurunnya permintaan agregat.

b) Melemahnya Penawaran Agregat
Tingginya tingkat pengangguran akan menurunkan penawaran agregat, bila
dilihat dari penawaaran tenaga kerja sebagai faktor produksi utama. Makin sedikit
tenaga kerja yang digunakan, makin kecil penawaran agregat.
Dampak pengangguran terhadap penawaran agregat makin terasa dalam
6 Sadono Sukirno, Pengantar Teori Maroekonomi, Bina Grafika, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 1981, hlm.173.

16

Pengantar Ilmu Ekonomi II

2014

jangka panjang. Makin lama seseorang menganggur, keterampilan, produktivitas
meupun etika kerjanya akan mengalami penurunan.
Mungkin argumen di atas dapat dibantah dengan mengatakan bahwa dalam
perekonomian modern, tenaga kerja dapat digantikan dengan barang modal. Bahkan
penggunaan barang modal yang makin intensif akan meningkatkan efisiensi, diukur
dari biaya produksi per unit yang makin rendah. Dengan harga jual yang makin
rendah, tentu permintaan akan meningkat.
Melemahnya permintaan dan penawaran agregat jelas akan mengancam
stabilitas perekonomian. Hal ini telah berkali-kali terbukti dalam sejarah peekonomian
dunia. Misalnya Depresi Besar (1929-1933), oleh para ekonom disebabkan oleh
melemahnya permintaan agregat. Krisis Ekonomi Asia Timur (1988), termasuk yang
dialami Indonesia, menurut Bank Dunia (World Bank, 1999) maupun IMF (1998),
dapat dijelaskan dalam konteks interaksi melemahna permintaan dan penawaran
agregat.

2) Terganggunya Stabilitas Sosial Politik
Saat ini pengangguran bukan hanya masalah ekonomi, melainkan juga masalah
sosial politik. Sebab dampak sosial dari pengangguran sudah jauh lebih besar dari masamasa sebelumnya. Pengangguran yang tinggi akan meningkatkan kriminalitas, baik
berupa kejahatan pencurian, perampokan, penyalahgunaan obat-obatan terlarang maupun
kegiatan-kegiata ekonomi ilegal lainnya. Biaya ekonomi yang dikeluarkan untuk
mengatasi masalah-masalah sosial ini sangat besar dan susah diukur tingkat efisiensi dan
efektivitasnya.
Pengangguran sangat berdampak pada kehidupan perekonomian dan kehidupann
sosial masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang menurun, dan bahkan tingkat
kesejahteraan masyarakat yang menurun adalah salah satu dampak pengangguran.
Berikut beberapa dampak pengangguran terhadap perekonomian dan kehidupan sosial
berikut ini :


Dampak pengangguran terhadap kegiatan ekonomi masyarakat
Salah satu faktor penting yang menentukan kemakmuran suatu masyarakat dalam
kaitannya dengan kegiatan ekonomi adalah tingkat pendapatan. Pendapatan
masyarakat atau negara akan mencapai maksimum apabila tingkat penggunaan tenaga
kerja penuh dapat diwujudkan (full employment).
Adanya pengangguran akan mengurangi pendapatan masyarakat sehingga berakibat
tingkat kemakmuran Negara juga berkurang. Pengangguran juga dapat menimbulkan
berbagai masalah ekonomi dan sosial, masalah konsumsi, kesehatan, serta prospek
pembangunan di masa yang akan datang.

17

Pengantar Ilmu Ekonomi II

2014

Adapun dampak penganggguran terhadap kegiatan ekonomi antara lain sebagai
berikut.
-

Kemiskinan adalah akibat utama dari masalah pengangguran. Walau awalnya
memiliki banyak uang, orang yang menganggur dalam waktu lama tentu akan
menjadi miskin secara perlahan.

-

Kegiatan produksi terhambat, karena menurunnya output yang dihasilkan dan
kualitas dari output tersebut, sehingga dapat menurunkan pendapatan nasional dan
pendapatan per kapita.
Kegiatan distribusi kurang lancar, karena apabila output yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan kualitasnya rendah, maka barang tersebut tidak laku di pasaran, baik
pasaran dalam negeri maupun luar negeri, sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi
rendah.
Kegiatan konsumsi berkurang, karena barang yang diperlukan oleh konsumen tidak
terpenuhi oleh produsen. Apalagi bila produsen tidak mampu untuk memproduksi
suatu barang, maka akan terjadi kelaparan.

-

-

 Dari segi sosial :
- Akan timbul masalah lain seperti tindak kriminal yang semakin banyak,
meningkatkan jumlah pengemis atau gelandangan.
- Timbulnya perasaan kurang percaya diri
- Secara individu, orang yang menganggur tentu akan stres dan depresi. Tak hanya
karena tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup, ia bisa saja akan dikucilkan
masyarakat. Sebagai contoh, seorang lelaki muda yang pengangguran membunuh
adiknya yang masih berusia 11 tahun karena diejek menganggur oleh sang adik.
Itulah salah satu contoh bahaya stres seorang penganggur.

-

Dari segi pembangunan ekonomi nasional
Masyarakat tidak mampu memaksimalkan kemakmuran
Pendapatan pejak pemerintah berkurang
Tidak dapat menggalakan pertumbuhan ekonomi

18

Pengantar Ilmu Ekonomi II

2014

2.7. Solusi Untuk Mengatasi Pengangguran
Untuk menghindari akibat buruk pengangguran diatas, diperlukan beberapa
cara untuk mengatasi masalah tersebut, diantaranya :
 Cara mengatasi pengangguran secara umum :


Pendidikan gratis bagi yang kurang mampu. Salah satu penyebab pengangguran
adalah rendahnya tingkat pendidikan seseorang, sehingga ia tidak memiliki
pengetahuan yang cukup dan susah untuk mendapatkan pekerjaan.



Pemerintah sebaiknya menyediakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak sehingga
dapat membantu untuk mengurangi tingkat pengangguran.



Tak hanya pemerintah, masyarakat pun diimbau untuk dapat menciptakan lapangan
pekerjaan bagi orang lain.



Mendirikan tempat-tempat pelatihan keterampilan, misalnya kursus menjahit,
pelatihan membuat kerajinan tangan, atau BLK (Balai Latihan Kerja) yang didirikan
di banyak daerah. Hal ini juga termasuk cara mengatasi pengangguran, sehingga
orang yang tidak berpendidikan tinggi pun bisa bekerja dengan modal keterampilan
yang sudah mereka miliki.



Pemerintah diharapkan mendirikan suatu lembaga bantuan kredit atau langsung
bekerja sama dengan bank-bank tertentu untuk memberikan kredit pada masyarakat
yang kurang mampu. Kredit tersebut diharapkan dapat membantu mereka untuk
mendirikan suatu usaha, misalnya UKM atau sejenisnya.



Sebagai antisipasi, pelajar perlu diberi pendidikan non-formal. Pendidikan non-formal
bisa berupa keterampilan khusus, kemampuan berkomunikasi atau peningkatan EQ,
serta diarahkan untuk menjadi lulusan sekolah yang mempu menciptakan suatu
lapangan pekerjaan. Bukan semata-mata sebagai lulusan sekolah yang hanya bisa
melamar pekerjaan.

 Cara mengatasi pengangguran menurut jenis-jenis pengangguran :


Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Pengangguran struktural terjadi karena perubahan struktur ekonomi, misalnya dari
agraris ke industri. Untuk mengatasi pengangguran struktural bisa dilakukan cara-cara
berikut :
a. Memindahkan para pengangguran ketempat yang lebih membutuhkan.
b. Membuka pendidikan dan pelatihan bagi para pengangguran agar dapat mengisi
lowongan pekerjaan yang sedang membutuhkan.
c. Mendirikan industry dan proyek padat karya untuk menampung para penganggur.
d. Meningkatkan mobilitas (perputaran) modal dan tenaga kerja agar
mampu
menyerap para penganggur.
e. Menyadarkan masyarakat akan pentingnya menguasai teknologi modern
19

Pengantar Ilmu Ekonomi II

2014

dalam rangka menyesuaikan struktur perekonomian.





Cara Mengatasi Pengangguran Konjungtural (Siklikal)
Pengangguran konjungtural terjadi karena naik turunnya kegiatan perekonomian
yang suatu
saat mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat yang di ikuti oleh turunnya
permintaan terhadap barang dan jasa. Untuk mengatasi pengangguran konjungtural,
bisa dilakukan cara-cara berikut;
a. Meningkatkan daya beli masyarakat dengan membuka berbagai proyekproyek pemerintah.
b. Mengarahkan masyarakat agar menggunakan pendapatannya untuk membeli
barang dan jasa sehingga permintaan terhadap barang dan jasa meningkat.
c. Menciptakan teknik - teknik pemasaran dan promosi yang menarik agar
masyarakat tertarik membeli barang dan jasa.
.
Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Pengangguran friksional terjadi karena adanya pekerja yang ingin pndah mencari
pekerjaan yang lebih baik dan cocok di perusahaan lain. Untuk mengatasi
pengangguran ini bisa dilakukan cara menyediakan sarana informasi lowongan kerja
yang cepat, mudah dan murah kepada pencari kerja. Misalnya, dengan menempelkan
iklan-iklan lowongan kerja di tempat-tempat umum.

Cara Mengatasi Pengangguran Musiman
Pengangguran musiman terjadi karena perubahan musim atau karena perubahan
permintaan tenaga kerja secara berkala. Cara yang dilakukan untuk mengatasi
pengannguran musiman, antara lain;
a. Memberikan latihan keterampilan yang lain seperti menjahit, mengelas, menyabl
on,dan
membordir. Dengan demikian, mereka dapat bekerja sambil menunggu datangnya
musim tertentu.
b. Segera member informasi bila ada lowongan kerja di sektor lain.


20

Pengantar Ilmu Ekonomi II

2014

BAB III
PENUTUP
3.1.

Kesimpulan

Angka pengangguran di Indonesia yang sangat tinggi mencapai berjuta-juta
merupakan masalah yang sangat penting bagi perekonomian di Indonesia. Dampak
pengangguran juga sangat berperan bagi masyarakat dari segi ekonomi, sosial serta bidang
pembangunan ekonomi. Maka dari itulah strategi komunikasi pembangunan, kebijakankebijakan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis mutlak dilakukan agar angka
pengangguran dapat ditekan maupun dikurangi. Dengan kebijakan yang langsung menyentuh
permasalahan pengangguran, maka penyebab dari berbagai patologi sosial yang dialami
masyarakat saat ini dapat dikurangi. Berbagai masalah sosial perkotaan yang meresahkan
masyarakat saat ini berakar dari kesulitan hidup atau kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh
ketiadaan.
Dari pembahasan diatas maka kami dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Pengangguran adalah seorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat
pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
2. Pengangguran menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran
masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang
paling utama.
3. Pengangguran di sebabkan oleh besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan
kesempatan kerja, struktur lapangan kerja tidak seimbang, kebutuhan jumlah dan jenis
tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang, meningkatnya peranan
dan aspirasi angkatan kerja wanita salam seluruh struktur angkatan kerja Indonesia,
penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang.
3.2. Saran
Untuk mengurangi tingkat pengangguran, maka harus ada peran pemerintah. Pemerintah
harus bisa mengeluarkan kebijakan yang bisa terciptanya lapangan pekerjaan, serta
menjalankan kebijakan yang konsisten tersebut dengan sungguh-sungguh sampai terlihat
hasil yang maksimal. Pemerintah memberikan penyuluhan, pembinaan dan pelatihan kerja
kepada masyarakat untuk bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sesuai dengan
kemampuan dan minatnya masing-masing untuk mengembangkan kompetensi kerja guna
meningkatkan kemampuan, produktifitas dan kesejahteraan. Selain dari pemerintah,
masyarakat juga harus ikut berpartisipasi dalam upaya pengurangan jumlah pengangguran
yang terjadi di Indonesia.
21

Pengantar Ilmu Ekonomi II

2014

DAFTAR PUSTAKA

Rahardja, Prathama & Manurung, Mandala. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi
(Mikroekonomi & Makroekonomi), edisi Ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Budiono. 1995. Ekonomi Makro, edisi 4. BPFE. Yogyakarta.
Erni, Umi Hasanah. 2013. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. CAPS. Yogyakarta.
Drs. Ek, M. Soc. Sc. Sadono Sukirno. 1981. Pengantar Teori Makroekonomi. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Mulia Nasution, S.E. 1997. Teori Ekonomi Makro. Jakarta: Penerbit Djambatan.

22