PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM BIOK

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
RIZMI DANURAHMAN, 230110150234
PERIKANAN C, KELOMPOK 8
ABSTRAK
Alat laboratorium merupakan alat yang akan membantu dan memfasilitasi setiap kegiatan
praktek. Bekerja dengan menggunakan alat-alat laboratorium tidaklah sama dengan bekerja
menggunakan alat-alat lain. Bekerja di laboratorium atau di lapangan dengan menggunakan
peralatan laboratorium memerlukan keterampilan, kecermatan dan ketelitian. Peralatan sangat
diperlukan dalam mengumpulkan data atau informasi, terutama data kuantitatif. Telah dilakukan
praktikum “Pengenalan Alat dan Bahan Praktikum Biokimia Perairan” pada tanggal 10 Oktober
2016 yang bertujuan agar praktikan dapat mengenali bahan dan peralatan yang digunakan dalam
skala laboratorium sehingga diperoleh data yang cukup valid untuk dianalisa. Praktikan dituntut
harus mengenal setiap peralatan yang biasa digunakan di laboratorium. Pengenalan alat secara
umum mencakup spesifikasi alat, prinsip kerja dan kegunaan alat. Tujuan pengenalan alat ini
adalah untuk mengetahui dan menguasai jenis-jenis alat, nama masing-masing alat, prinsip kerja
alat, fungsi alat yang baik dan benar agar pada praktikum selanjutnya praktikan tidak melakukan
kesalahan. Prinsip pengenalan alat ini adalah berdasarkan identifikasi alat yang biasa digunakan
pada saat praktikum serta fungsi dari masing-masing alat tersebut, dan penggunaan atau cara
yang tepat untuk menggunakannya.

Kata Kunci : Peralatan Laboratorium, Alat, Fungsi, Cara Kerja, Prinsip.


ABSTRACT
Laboratory equipment is a tool which will assist and facilitate any activity practice. Work using
laboratory equipment is not the same as the work using other tools. Working in the laboratory
using laboratory equipment requires skill, precision and accuracy. Equipment is needed in
collecting data or information, especially quantitative data. Has done a practicum "Introduction
Equipments and Materials of Practicum Biochemistry" on October 20th 2015 that aims so that
the learners can recognize materials and equipment used in the laboratory in order to obtain
enough valid data to be analyzed. The practitioner is required to be familiar with every piece of
equipment used in the laboratory. The introduction of a tool generally includes a specification
tool, the working principle and usability tools. The purpose of the introduction of this tool is to
know and master the kinds of tools, the name of each tool, the working principle of the tool, the
tool functions properly and correctly so in the next lab praktikan not make mistakes. The
principle of the introduction of this tool is based on the identification of tools commonly used
during the lab as well as the function of each of these tools, and the use or the proper way to use
it.

Keywords: Laboratory Equipment, Tools, Function, How it Works, Principle.

PENDAHULUAN

Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan
ilmiah dilakukan. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya
laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan
laboratorium bahasa. Selain itu, peralatan yang ada di dalam Laboratorium juga dapat
mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi praktikan yang sedang melakukan
praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan. Setiap
percobaan kita selalu menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun sama tapi ukurannya
berbeda. Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, perkakas, perabot,
yang dipakai untuk mencapai maksud. Hal yang harus diperhatikan adalah kebersihan dari alat
yang digunakan. Kebersihan dari alat dapat mengganggu hasil pratikum. Kesalahan dalam
penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil yang didapat tidak akurat dalam hal ilmu
statistika kesalahan seperti ini digolongkan dalam galat pasti. Bukan hal yang mustahil bila
terjadi kecelakaan di dalam laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian dan penggunaan
alat - alat dan bahan yang dilakukan dalam suatu pratikum yang berhubungan dengan bahan
kimia berbahaya, disamping itu, pemilihan jenis alat yang akan digunakan dalam penelitian
disesuaikan dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, dilakukanlah praktikum ini agar
pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan
sebelum melakukan praktikum di laboratorium biokimia.
Biokimia adalah ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi komponen selular, seperti
protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan biomolekul lainnya (Saskia 2010). Ilmu ini

mempelajari kimia dari bahan-bahan dan proses-proses metabolisme yang terjadi dalam tubuh
mahluk hidup sebagai upaya untuk memahami proses kehidupan dari sisi kimia baik yang terjadi
pada manusia, tumbuhan, maupun hewan parairan tawar, perairan payau ataupun perairan laut.
Manfaat biokimia dalam bidang perikanan diantaranya untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kerusakan produk akibat reaksi biokimiawi serta pengendaliannya; mencari
mikroba (biokimia) yang telah terbukti mampu mempertahankan kualitas media budidaya
sehingga aman untuk digunakan sebagai media budidaya ikan; menciptakan ikan berkarakter
genetis khas yang dihasilkan melalui rekayasa gen. Untuk lebih memahami proses metabolisme
yang terjadi pada makhluk hidup serta membuktian adanya zat-zat seperti protein, karbohidrat,

lipin, dan sebagainya maka dibutuhkan suatu pengujian yang biasanya dilakukan di
laboratorium.
Sebelum melakukan suatu pengujian atau praktikum, terlebih dahulu kita harus
mengetahui serta memahami betul nama alat, prinsip alat, serta cara penggunaanya yang baik
dan benar. Hal ini bertujuan tersebut sangat diperlukan karena untuk memudahkan, melancarkan
kegiatan praktikum; mendapatkan data yang vaid dan akurat; meminimalisir terjadinya
kecelakaan para praktikan dan kerusakan alat laboratorium. Jenis peralatan yang diperlukan
dalam praktikum biokimia berbeda-beda tegantung pada jenis praktikumnya. Umumnya ada 4
alat utama yang harus dipelajari diantaranya spektofotometer, incubator, hot plate, dan lemari
pendingin. Adapun perlatan lainnya yang dapat menunjang prktikum diantaranya alat-alat gelas

seperti, labu ukur; labu Erlenmeyer; tabung reaksi; pipet tetes, batag pengaduk, corong, cawan
petri dan sebagainya.
Tujuan diadakannya praktikum pengenalan alat bahan ini adalah agar setiap praktikan
mengetahui nama alat-alat yang ada di laboratorium, mampu mengenal dan memahami prinsip
pengerjaan alat yang biak dan benar sesuai dengan standar operasionalnya, serta memahami
perbedaan berbagai alat yang ada dilaboratorium berdasarkan kegunaannya.
METODOLOGI
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 10 Oktober 2016 pukul 12.30 WIB. Bertempat
di Laboratorium FHA, Lantai 1 Gedung Dekanat Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Padjadjaran.
Adapun

alat

yang

diperkenalkan

dalam


praktikum

Biokimia

ini

adalah

spektrofotometer,biasanya alat ini dipergunakan dalam praktikum menguji pati enzim. Alat
kedua adalah hot plate, hot plate ini digunakan untuk membantu pengadukan atau
menghomogenkan suatu zat dengan perlakuan panas. Alat ketiga adalah inkubator, digunakan
untuk mempertahankan suhu optimal. Alat keempat adalah lemari pendingin digunakan untuk
menjaga media uji coba agar tidak rusak. Adapun alat-alat tambahan lainnya seperti pipet tetes,
tabung reaksi, neraca, labu erlenmeyer, rak tabung, beaker glass dan sebagainya.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Alat-alat yang diperkenalkan dalam praktikum biokimia ini adalah :
1. SPEKTROFOTOMETER
Fungsi alat spektrofotometer dalam laboratorium adalah mengukur transmitans atau
absorbans suatu contoh yang dinyatakan dalam fungsi panjang gelombang. Prinsip kerja

spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu
medium homgen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian diserap dalam medium
itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai
absorbansi karena memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel. Studi spektrofotometri
dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual yang lebih mendalam dari absorbsi energi.
Hukum Beer menyatakan absorbansi cahaya berbanding lurus dengan konsentrasi dan ketebalan
bahan atau medium (Miller J.N 2000).
Prosedur kerjanya adalah sampel dilarutkan dalam pelarut, lalu sampel dimasukkan
dalam kuvet, dalam keadaan tertutup, dimulai dengan dihasilkannya cahaya monokromatik dari
sumber sinar. Cahaya tersebut kemudian menuju ke kuvet (tempat sampel/sel). Banyaknya
cahaya yang diteruskan maupun yang diserap oleh larutan akan dibaca oleh detektor yang
kemudian menyampaikan ke layar pembaca (Hadi 2009). Larutan yang akan diamati melalui
spektrofotometer harus memiliki warna tertentu. Hal ini dilakukan supaya zat di dalam larutan
lebih mudah menyerap energi cahaya yang diberikan.

Gambar 1. Spektrofotometer
(sumber : http://.indotekhnoplus.com)
2. HOT PLATE
Hot Plate Digunakan untuk menghomogenkan suatu campuran dari dua atau lebih larutan
zat, sehingga dapat tercampur dan bersifat homogen. Cara menghomogenkannya adalah


menggunakan pirngan yang disimpan diatas pemanas dan diatur pada suhu tinggi, kemudian di
aduk menggunakan pengaduk yang terbuat dari bahan magnetik.
Prinsip kerja hot plate adalah mengomogenkan larutan dengan putaran dan suhu,
pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-100, dimana
satuan stir ini rpm dan suhu yang dihasilkan satuannya celcius.
Cara penggunaan hot plate adalah dengan menyetel hot plate lalu menyimpan zat berupa
larutan diatas Piringan, Kemudian disimpan diatas hot plate lalu dipasang berdasarkan suhu
dalam literatur, dan aduk menggunakan pelat. Pada sebagian hot plate, pengadukan dapat
dilakukan secara otomatis, atau bisa juga digunakan secara manual. Hal yang harus diperhatikan
adalah pada saat pengaturan suhu tidak boleh terlalu, sebab akan hal tersebut dapat menyebabkan
kecelakaan kerja. Pengaturan suhu harus disesuaikan jenis zat yang akan dihomogenkan.

Gambar 2. Hot Plate
(sumber : http://www.inductionhotplate.net)
3. INKUBATOR
Inkubator digunakan untuk menstabilkan suhu dan juga menjaga kestabilan
suhu,biasanya suhu yang terpasang adalah suhu optimum sehingga bersifat hangat, hal tersebut
dimaksudkan agar suatu zat dapat mempertahankan kestabilannya, dan agar zat tersebut tidak
rusak.

Prinsip kerjanya yaitu mengubah energi listrik menjadi energi panas. Kawat nikelin akan
menghambat aliran elektron yang mengalir sehingga mengakibatkan peningkatan suhu kawat
(Taiyeb, 2001).
Prosedur penggunaan alatnya adalah menghubungkan stop kontak dengan sumber tenaga.
Lalu, menyalakan alat dengan menekan tombol ‘ON’. Lalu mengatur set waktu dan suhu sesuai
kebutuhan inkubasi (untuk pertumbuhan bakteri suhu optimal 37°C). Lalu, Masukkan media

yang berisi bakteri. Inkubasi sampai waktu yang ditentukan. Matikan alat dengan menekan
tombol ‘OFF’ hingga tombol tertekan masuk untuk proteksi terhadap kerusakan.

Gambar 3. Inkubator
(sumber : http://2.bp.blogspot.com/)

4. LEMARI PENDINGIN
Lemari pendingin berfungsi sebagai tempat penyimpanan enzim agar enzim tidak
mengalami denaturasi, dan juga bisa digunakan sebagai alat penyimpanan makanan sehingga
mencegah terjadinya proses pembusukan.
Prinsip kerja dari lemari pendingin adalah mengawetkan media uji coba dengan
mengubah energi listrik menjadi energi dingin. Suhu dalam lemari pendingin bisa di atur sesuai
yang kita inginkan.

Prosedur kerja dari alat ini adalah adanya penguapan. Untuk mendapatkan penguapan
diperlukan gas (udara) yang mencapai temperature tertentu (panas). Setelah udara tersebut panas
di ubah agar kehilangan panas, sehingga terjadi penguapan. Disaat adanya penguapan, maka
timbulah suhu di dalam temperature rendah (dingin). temperatur dalam lemari pendingin bisa di
atur sesuai yang kita inginkan.

Gambar 4. Lemari Pendingin
(sumber : http://biogen.litbang.pertanian.go.id)
5. BUNSEN
Fungsi bunsen adalah sebagai pembakar yang menggunakan bahan bakar spirtus atau
alkohol pada saat pemanasan untuk memanaskan media yang akan digunakan.
Prinsip kerjanya adalah pemanasan dengan api. Prosedur penggunaan bunsen yaitu
bunsen diisi biasanya dengan spirtus, kemudian nyalakan dengan korek api dan bunsen siap
digunakan untuk sterilisasi bahan, setelah itu setelah selesai menggunaknnya api dapat dimatikan
dengan cara menutupkan penutup bunsen pada apinya maka api langsung dapat mati.

Gambar 5. Bunsen
(sumber : www.instructables.com )
6. TABUNG REAKSI
Fungsi utama dati tabung reaksi adalah sebagai tempat untuk mereaksikan zat - zat kimia

di dalam laboratorium. Tabung reaksi terbuat dari kaca bening dengan tujuan agar reaksi kimia
yang terjadi dapat terlihat dengan jelas. Selain itu, biasanya tabung reaksi ini juga dibuat tahan
api agar reaksi - reaksi yang menggunakan api dapat dilakukan tanpa harus memindahkan zat
kimia yang telah terisi di dalam tabung. Dengan tabung reaksi ini kita dapat melihat reaksi reaksi kimia dengan jelas, diantaranya titrasi asam - basa, reaksi reduksi, reaksi oksidasi, dll.
Prinsip kerjanya adalah menyimpan media atau larutan dengan volume yang tidak
diketahui karena tidak dilengkapi dengan skala. Prosedur kerjanya adalah dengan
mengsterilisasikan tabung reaksi yang digunakan untuk melakukan percobaan. bahan yang akan
di larutkan dimasukkan pada tabung reaksi yang telah di sterilkan.

Gambar 6. Tabung Reaksi
(sumber : http://bisakimia.com/)
7. TIMBANGAN ANALITIK
Berfungsi untuk menimbang bahan yang akan digunakan dalam praktikum dengan
tingkat ketelitian yang tinggi. Prinsip kerjanya adalah menimbang bahan ujincoba dengan skala
tertentu. Prosedur kerjanya adalah meletakkan bahan pada timbangan tersebut. Melihat angka
yang tertera pada layar, dan angka itu merupakan berat dari bahan yang ditimbang.

Gambar 7. Timbangan Analitik
(sumber : http://bisakimia.com/)
8. CAWAN PETRI

Alat yang berfungsi untuk meletakkan suatu objek tertentu.

Prinsip kerjanya yaitu

medium diletakkan di dalam cawan petri kemudian ditutup dengan menggunakan penutup
cawan.

Gambar 8. Cawan Petri
(sumber : www.nannananot.blogspot.com)
9. GELAS UKUR

Alat ini berfungsi untuk mengukur volume larutan. Pada saat praktikum dengan ketelitian
tinggi gelas ukur tidak diperbolehkan untuk mengukur volume larutan. Pengukuran dengan
ketelitian tinggi dilakukan menggunakan pipet volume.

Gambar 9. Gelas Ukur
(sumber : www.rakuten.co.id)

10. PIPET UKUR
Berfungsi untuk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui. Tersedia berbagai
macam ukuran kapasitas pipet ukur, diantaranya pipet berukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml. Prinsip
kerjanya adalah meneteskan larutan dengan sedikit demi sedikit. Prosedur kerjanya adalah cairan
disedot dengan pipet ukur dengan bantuan filler sampai dengan volume yang diinginkan. Volume
yang dipindahkan dikeluarkan mengikuti skala yang tersedia dengan cara menyamakan tekanan
filler dengan udara sekitar.

Gambar 10. Pipet Ukur
(sumber : www.rakuten.co.id)
11. RAK TABUNG REAKSI

Tempat tabung reaksi. Biasanya digunakan pada saat melakukan percobaan yang
membutuhkan banyak tabung reaksi. Numun dalam mereaksikan zat yang menggunakan tabung
reaksi sebaiknya menggunakan rak tabung reaksi demi keamanan diri sendiri maupun orang lain.
Prinsip kerjanya adalah meletakkan tabung agar rapi dan tegak. Prosedur kerjanya adalah
tabung reaksi yang telah di sterilkan atau yang akan digunakan disimpan di celah-celah rak atau
di tegakkan lurus.

Gambar 11. Rak Tabung Reaksi
(sumber : www.rakuten.co.id)

12. LABU ERLENMEYER
Labu erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan. Labu
Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi
media, menampung akuades dan lain-lain. Prinsip kerjanya adalah menyimpan larutan yang akan
digunakan sesuai dengan skala . Prosedur kerjanya adalah menyiapkan Erlenmeyer yang sudah
bersih. selanjutna Isi dengan benda cair dengan jumlah besar dan berskala.

Gambar 12. Labu Erlenmeyer
(sumber : id.wikipedia.org)
Bahan Praktikum
1.

CH3COOH (Asam Asetat)
Asam asetat adalah senyawa kimia asam organic yang dapat di produksi dalam

berbagai konsentrasi, dalam bentuk murni, asam asetat di kenal sebagai asam asetat glacial
karena berubah menjadi kristal jika dalam suhu dingin. Bentuk dari asam asetat adalah cair
mengkristal jika di suhu dingin, asam asetat juga tidak berwarna atau higroskopis. Bahaya
dari asam asetat adalah :


Dapat menyebabkan luka bakar yang parah



Mudah terbakar



Uap asam asetat yang terhirup dapat mengakibatkan iritasi pada hidung
dan tenggorokan



Kadar yang tinggi dapat menyebabkan peradangan saluran pernafasan dan
akumulasi cairan pada paru-paru



Dapat menyebabkan iritasi pada mata dan kerusakan pada mata secara
permanen



Bila tertelan dapat menyebabkan gangguan saluran usus.

Tindakan pertama yang dapat dilakukan adalah :


Jika terkena mata segera siram dengan air bersih. Dan hubungi petugas
medis segera.



Jika terkena kulit, segera basuh kulit dengan air sedikitnya selama 15
menit. Dapatkan perawatan medis dengan segera.



Jika terhirup, segera cari tempat yang mengandung udara bersih. Jika
pingsan, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen.
Dapatkan medis perhatian segera.



Diusahakan untuk tidak memuntahkannya kecuali bila diarahkan oleh
petugas medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada
orang yang pingsan. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi,

ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala
muncul.
2. NaOH (Natrium Hidroksida)
Memiliki sifat yang sangat basa, keras, rapuh, lembab, cepat menyerap
karbondioksida, berupa padatan.Bahayanya jika terjadi kontak kulit (korosif, mengiritasi,
permeator), kontak mata (iritan, korosif), terelan, dari terhirup. Jumlah kerusakan jaringan
tergantung pada panjang kontak. Cara penanganan :


Mata : Dalam kasus kontak, siram mata segera dengan banyak air selama
minimal 15 menit. Mendapatkan bantuan medis dengan segera.



Kulit : Dalam kasus kontak, segera basuh kulit dengan banyak air
sekurang-kurangnya 15 menit saat mengeluarkan pakaian dan sepatu yang
terkontaminasi. Mendapatkan bantuan medis dengan segera. Cuci pakaian
sebelum digunakan kembali.



Tertelan : Jika tertelan, jangan dimuntahkan. Mendapatkan bantuan medis
dengan segera. Jika korban sepenuhnya sadar, berikan satu mangkuk air.
Jangan pernah memberikan sesuatu melalui mulut kepada orang yang tidak
sadar.



Terhirup : Jika dihirup, lepaskan ke udara segar. Jika tidak bernapas,
berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan
bantuan medis.

3. HCl (Asam Klorida)
Asam klorida sangat korosif dan toksik serta iritatif bila kontak dengan kulit, mata
atau terhirup. Asam klorida berbentuk cair dan tidak berwarna, serta memiliki karakteristik
larut dalam air, dan berbau pedas. Cara penanganan Asam klorida :


Mata : Bilas dengan air mengalir sekurang-kurangnya 15 menit



Kulit : Cuci dengan air sebanyak-banyaknya. Segera lepaskan pakaian
yang terkontaminasi.



Tertelan : Bila sadar, beri minum 1–2 gelas untuk pengenceran. Hindari
pemanis buatan.



Terhirup : Segera pindahkan korban ke tempat yang cukup udara, berikan
pernafasan buatan atau oksigen korban segera bawa ke dokter.

4. KMnO4 (Kalium Permanganat)
Berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), menelan,
inhalasi. Sedikit berbahaya dalam kasuskulit kontak (permeator). Mungkin korosif
terhadap mata dan kulit. Jumlah kerusakan jaringan tergantung pada panjang kontak.
Penanganan Kalium permanganat ini adalah :


Mata : sesegera mungkin bilas dengan menggunakan air yang banyak,
lakukan hal tersebut kurang lebih selama sepuluh menit



Kulit : cuci dengan menggunakan air yang banyak. Buang kain yang telah
terkena zat tersebut, jika kuit terlihat rusak maka segera bawa ke dokter.



Tertelan : sesegera mungkin pergi ke dokter.

5. H2O (Aquades)
Memiliki sifat netral, berasa pahit jika tertelan. Identifikasi bahaya tidak membuat
iritasi pada mata dan kulit. Akuades ini merupakan bahan yang tidak berbahaya karena
berupa molekul air ( H2O ), sehingga tidak berbahya bila terjadi kontak langsung pun.

6. AlCl3 (Alumunium Klorida)
Alumunium klorida berbentuk padat memiliki tekanan uap 200C berwarna putihkuningmuda, berbahaya jika terkena kulit, mata, terhirup, dan tertelan. Cara penanganan
alumunium klorida ini adalah :


Mata : Cuci dengan air bersih, alirkan airminimal selama 15 menit. Bawa
ke dokter, bila terjadi iritasi



Kulit : Cuci dengan air sebanyak-banyaknya. Segera lepaskan pakaian
yang terkontaminasi. Jika iritasi atau luka bakar segera bawa ke dokter



Tertelan : Bila sadar, beri minum 1-2 gelas air. Bawa ke dokter.



Terhirup : Segera pindahkan korban ke tempat yang cukup udara, berikan
pernafasan buatan atau oksigen korban segera bawa ke dokter.

7. H2SO4 (Asam Sulfat)
Asam suflat berbahaya bila terkena pada jaringan seperti kulit, efek yang
ditimbulkan akibat sifat asam sulfat sebagai senyawa korosif dan penarik air yang kuat
dapat menyebabkan kulit seperti terkena luka bakar.
Bila terjadi kecelakaan terpapar asam sulfat pada kulit (kejadian ini paling sering
terjadi dilaboratorium) harus dilakukan penanganan yang cepat dan benar. Perawatan
pertama yang standar dalam menangani tumpahnya asam sulfat ke kulit adalah dengan
membilas kulit tersebut dengan air sebanyak-banyaknya (air harus mengalir). Pembilasan
dilanjutkan selama 10 sampai 15 menit untuk mendinginkan jaringan disekitar luka bakar
asam dan untuk menghindari kerusakan sekunder. Pakaian yang terkontaminasi oleh asam
sulfat harulah dilepaskan dengan segera dan segera bilas kulit yang berkontak dengan
pakaian tersebut.
8. NaCl (Garam Dapur)
NaCl memiliki bentuk padat. NaCl biasa disebut dengan sebutan garam dapur,
memiliki warna putih, larut dalam air, titik leleh 8010C, titik didih 14650C. Garam dapur
bisa berbahaya bila dikonsumsi secara berlebihan karena bisa menyebabkan darah tinggi,
dan apabila terlalu banyak memakan NaCl maka harus banyak-banyak meminum air putih.
9. HNO3 (Asam Nitrat)
Asam nitrat memiliki bentuk cair dan tidak berwarna serta memiliki sifat yang
korosif. sangat berbahaya jika terjadi kontak langsung dengan kulit (korosive, iritatif),
kontak dengan mata (korosive, iritatif), gangguan pencernaan dan gangguan pernafasan.
Dalam bentuk cairan atau spray bisa menyebabkan iritasi mata. Cara penanganan dari asam
nitrat ini adalah :



Mata : jika kontak dengan mata , basuh mata dengan air paling tidak
selama 15 menit. Gunakan air dingin. Dan segera cari pertolongan medis.



Kulit : bilas bagian yang terkena asam Nitrat dengan air paling tidak 15
menit sambil melepas pakaian yang terkontaminasi. Cuci pakaian yang
terkontaminasi sebelum dipakai lagi.



Terhirup : Evakuasi korban ke daerah yang aman sesegera mungkin. Jika
terfjadi kesulitan bernafas, longgarkan pakaian korban dan berikan
oksigen. Jika korban tidak bernafas, berikan nafas buatan



Tertelan : jangan dimuntahkan kecuali diarahkan oleh ahli medis. Jangan
memberikan sesuatu pada mulut korban yang tidadk sadar. Loggarkan
pakaian korban. Segera cari pertolongan medis.

10. H2C2O4 (Asam Oksalat)
Asam oksalat memiliki bentuk padat dan berwarna kuning muda, memiliki
karakteristik higroskopis dan tidak berbau. Sangat berbahaya karena bisa menyebabkan
iritasi pada lubang hidung atau tenggorokan. Cara pertolongan pertama dari asam oksalat
ini adalah basuh dengan air, gunakan masker, dan segera hubungi dokter.

KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini merupakan dasar untuk pelaksanaan praktikum Biokimia selanjutnya.
Diharapkan praktikan dapat menggunakan alat-alat dengan prosedur yang telah dipelajari
sebelumnya.
Setiap alat yang digunakan dalam praktikum ini memiliki deskripsi, fungsi, prinsip kerja dan
prosedur kerja serta standar operasionalnya masing-masing, sehingga diperlukan pengenalan
terhadap alat-alat yang akan digunakan untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dalam
melakukan praktikum. Serta dikenalkan pada bahan-bahan yang ada juga pada laboratorium
Biokimia, agar praktikan dapat memahami cara penanganan bila terjadi sesuatu yang tidak
diingikan.
Alat dan bahan laboratorium tersebut yaitu, spektofotometer

yang berfungsi untu

mengabsorbansi larutan zat, inkubator yang berfungsi sebagai alat untuk menstabilkan suhu,

lemari pendingin yang berfungsi sebagai mengendalikan aktivitas dan pertumbuhan mikroba
dalam media kultur, hot plate yang berfungsi sebagai alat menghomogenkan campuran zat atau
larutan. Selain alat–alat tersebut ada pula bahan yang digunakan dalam praktikum meliputi asam
cuka, aquades ,asam sulfat, natrium hidroksida dan natrium klorida.

DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A. Jr and, A. L. Underwood. 1998. “Analisis Kimia Kualitatif”. Edisi Revisi
Terjemahan.R.Soendoro dkk. Erlangga: Jakarta.
Rochima, Emma dkk. 2013. Modul Praktikum Biokimia.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran. Jatinangor : Tidak diterbitkan.
Sutrisno, E. T. dan Nurminabari, I. S. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Universitas
Pasundan: Bandung.