HUKUM PERUSAHAAN PROSES DAN SYARAT CV

A. FIRMA
Pengertian Firma
Firma (dari bahasa Belanda venootschap onder firma) secara harfiah firma
merupakan perserikatan dagang antara beberapa perusahaan atau sering juga
disebut Fa, adalah sebuah bentuk persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua
orang atau lebih dengan memakai nama bersama (Pasal 16 Kitab Undang-undang
Hukum Dagang). Pemiliki firma terdiri dari beberapa orang yang bersekutu dan
masing-masing anggota persekutuan menyerahkan kekayaan pribadi sesuai yang
tercantum dalam akta pendirian perusahaan. Organisasi perusahaan seperti ini
adalah organisasi perusahaan yang dimiliki oleh beberapa orang. Di samping
kemungkinan memperoleh modal yang lebih banyak, bentuk tanggungjawab
dalam firma adalah tanggung jawab bersama didalam menjalankan perusahaan.
Setiap

anggota

perkongsian

mempunyai

tugas


untuk

menjalankan

dan

mengembangkan perusahaan yang mereka dirikan.
Firma tidak diatur secara khusus dalam suatu peraturan, atau undang–undang
tentang firma, namun pengaturannya dapat kita jumpai dalam pasal 16 sampai
pasal 35 KUHD dan pasal-pasal lain dalam KUHPerdata. Secara umum untuk
mendirikan sebuah firma diharuskan untuk memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Pembuatan akta otentik berupa akta notaris pendirian firma (Pasal 22 KUHD);
2. Pendaftaran akta pendirian tersebut di kepaniteraaan pengadilan negeri di
dalam daerah hukum dimana persekutuan firma itu berdomisili (Pasal 23
KUHD), yang sekarang cukup Pendaftaran Wajib Perusahaan pada kantor
pendaftaran perusahaan (Pasal 14 Ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 3
3.

Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan);

Pengumuman akta pendirian tersebut di dalam berita negara melalui kantor
percetakan negara (Pasal 28 KUHD);
Berikut adalah penjelasan secara khusus dan detail mengenai proses dan

syarat-syarat pendirian suatu firma di Kota Malang:

1. Pembentukan Firma
a. Tahap 1: Pembuatan Akta Pendirian
Akta Pendirian Firma dibuat dan ditandatangani oleh Notaris yang
berwenang dan dibuat dalam bahasa Indonesia, dengan persyaratan1:
1. Fotokopi Identitas para pendiri Perseroan
2. Kartu Keluarga para pihak
3. NPWP pribadi para pihak.
4. Data Anggaran Dasar Firma.
5. Calon nama yang akan digunakan oleh Firma tersebut.
6. Tempat kedudukan dari Firma.
7. Maksud dan tujuan di dirikannya Firma.
b. Tahap 2 : Permohonan Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP)
Permohonan surat keterangan domisili perusahaan diajukan kepada Kepala
Desa/Lurah setempat sesuai dengan alamat kantor perusahaan berada,

sebagai bukti keterangan/keberadaan alamat perusahaan.2 Persyaratan lain
yang dibutuhkan:
1. Fotocopy kontrak/sewa tempat usaha atau bukti kepemilikan tempat
usaha
2. Surat keterangan dari pemilik gedung apabila bedomisili di gedung
perkantoran/pertokoan
3. Fotokopi PBB (pajak bumi dan bangunan) tahun terakhir sesuai tempat
usaha untuk perusahaan yang berdomisili di Ruko/Rukan
2. Pendaftaran Pajak
a. Tahap 1: Pembuatan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

1 Wawancara dengan Notaris Sri Prasetiyanti SH. MH., pada tanggal 21 Maret 2015
2 Ibid.

Permohonan pendaftaran wajib pajak badan usaha diajukan kepada Kepala
Kantor Pelayanan Pajak sesuai dengan keberadaan domisili perusahaan 3
untuk mendapatkan:
1. Kartu NPWP perusahaan
2. Surat keterangan tedaftar sebagai wajib pajak
Dengan persyaratan:

1. Melampirkan bukti PPN atas sewa gedung.
2. Melampirkan bukti pelunasan PBB (pajak bumi bangunan)
3. Melampirkan bukti kepemilikan atau bukti sewa/kontrak tempat
usaha
b. Tahap 2: Permohonan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SP-PKP)
Permohonan untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak diajukan
kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak sesuai dengan NPWP yang telah
diterbitkan.4 Persyaratan yang harus dilengkapi:
1. Melampirkan bukti PPN atas sewa gedung
2. Melampirkan bukti pelunasan PBB (pajak bumi bangunan)
3. Melampirkan bukti kepemilikan atau bukti sewa/kontrak tempat
usaha
3. Pendaftaran ke Pengadilan Negeri
Permohonan untuk pendaftaran firma ini diajukan kepada Kantor
Pengadilan Negeri setempat sesuai tempat dan kedudukan perusahaan berada
(Pasal 23 KUHD). Persyaratan yang dibutuhkan adalah:
1. Melampirkan NPWP (nomor pokok wajib pajak)
2. Salinan akta pendirian Firma
4. Perizinan5
a. Tahap 1: Permohonan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

3 Pasal 2 ayat (1) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Perpajakan
4 Pasal 2 ayat (2) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Perpajakan

Pemohon mengajukan permohonan kepada Wali Kota melalui Kantor
Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Malang6, dengan persyaratan:
1. Fotocopy Identitas Pemohon
2. Lokasi, Fungsi, dan Bentuk Bangunan
3. Nomor Objek Pajak dalam Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang
(NOP. SPPT PBB)
4. Fotocopy Status Hak Atas Tanah/Bangunan
5. Surat Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Ketentuan IMB
6. Surat Pernyataan Persetujuan Tidak Keberatan Pemilik Tanah
Untuk Pendirian Bangunan
7. Surat Pernyataan Pengalihan Hak Penggunaan Tanah
8. Surat Pernyataan Jaminan Kontruksi
9. Surat Pernyataan Tidak Keberatan Pemilik Tanah dan/atau
Bangunan yang Berhimpitan Dengan Lokasi Objek IMB
b.

Tahap 2: Permohonan Izin Gangguan (HO)

Pemohon mengajukan permohonan kepada Wali Kota melalui Kantor
Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Malang7, dengan harus dilengkapinya
persyaratan:
1. Fotocopy Identitas Pemohon
2. Lokasi dan Gambar Tempat Usaha
3. Fotocopy Status Hak Atas Tanah/Bangunan
4. Fotocopy Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
5. Fotocopy Akta Pendirian Perusahaan

5 Peraturan Walikota Malang Nomor 8 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pelayanan Perizinan pada
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Malang
6 Pasal 5 Peraturan Walikota Malang Nomor 50 Tahun 2015 Tentang Pelimpahan Sebagian
Kewenangan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Dan Nonperizinan Dari Walikota Kepada Kepala
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
7 Ibid.

6. Rekomendasi dan Dokumen Studi Lingkungan (bila perlu)
7. Surat Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Ketentuan Surat Izin
Gangguan
8. Surat Pernyataan Persetujuan Tidak Keberatan Pemilik Tanah Untuk

Tempat/Kegiatan Usaha
9. Surat Keterangan Rencana Usaha
10. Surat Pernyataan Tidak Keberatan Pemilik Tanah dan/atau
Bangunan yang Berhimpitan Dengan Lokasi Tempat Usaha

c.

Tahap 3: Permohonan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Pemohon mengajukan permohonan SIUP kepada Wali Kota melalui
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Malang8 dan sesuai
dengan Pasal 2 ayat (1) Peraturan Menteri Perdagangan Republik
Indonesia No.46/M-DAG/PER/9/2009, dengan harus dilengkapinya
persyaratan :
1. Fotocopy Identitas Pemohon
2. Fotocopy Legalitas Perusahaan (Akta Pendirian/Perubahan)
3. Pengisian Formulir Identitas Perusahaan
4. Pengisisan Formulir Jenis Kegiatan Usaha
5. Surat Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Ketentuan Surat
Izin Usaha Perdagangan
6. Surat Pernyataan Terdaftarnya atau Kesanggupan Mendaftarkan

Perusahaan untuk menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan

d.

Tahap 4: Permohonan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
TDP adalah permohonan yang berdasarkan pada kewajiban setiap
perusahaan untuk mendaftarkan perusahaannya sebagaimana dimaksud
Undang-undang Nomor 3 tahun 1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan.
Pemohon mengajukan permohonan kepada Wali Kota melalui Kantor
Pelayanan Perizinan Terpadu kota Malang9. Bagi perusahaan yang telah
terdaftar akan diberikan sertifikat Tanda Daftar Perusahaan sebagai
bukti bahwa Perusahaan/Badan Usaha telah melakukan Wajib Daftar
Perusahaan sesuai dengan Pasal 2 ayat (1) Peraturan Menteri
Perdagangan Republik Indonesia No.37/M-DAG/PER/9/2007 tentang
Penyelenggaraan Pendaftaran Perusahaan. Persyaratan yang dibutuhkan
antara lain:
1. Fotocopy Identitas Pemohon

8 Ibid.
9 Ibid.


2. Fotocopy Akta Pendirian Perusahaan
3. Surat Pengesahan Pengadilan
4. Fotocopy NPWP
5. Fotocopy Status Hak Atas Tanah/Bangunan
6. Fotocopy Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
7. Fotocopy Izin Gangguan (HO)
8. Fotocopy Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

B. CV (Comanditaire Venootschap)
1. Pengertian CV
CV atau Comanditaire Venootschap adalah bentuk usaha yang merupakan
salah satu alternatif yang dapat dipilih oleh para pengusaha yang ingin melakukan
kegiatan usaha dengan modal yang terbatas. CV tidak ditentukan jumlah modal
minimal, jadi misalnya seorang pengusaha ingin berusaha dengan modal awal
yang tidak terlalu besar, dapat memilih CV sebagai alternatif Badan Usaha yang
memadai. Syarat pendirian CV diatur di Pasal 19, 20, dan 21 Kitab Undangundang Hukum Dagang (KUHD). Jika persekutuan menderita kerugian, sekutu
komanditer hanya bertanggung jawab sampai jumlah pemasukannya itu saja. Bagi
sekutu komplementer beban kerugian tidak terbatas, kekayaannya


pun ikut

menjadi jaminan seluruh kerugian persekutuan (Pasal 18 KUHD, Pasal 1131 dan
Pasal 1132 KUHPdt).
CV merupakan Badan Usaha yang tidak berbadan hukum, karakteristik CV
yang tidak dimiliki Badan Usaha lainnya adalah dimana ada 2 jenis keanggotaan
dalam CV, salah satunya akan bertindak selaku Persero Aktif (persero pengurus)
yang nantinya akan bergelar Direktur, sedangkan yang lain akan bertindak selaku
Persero Komanditer (Persero diam). Seorang persero aktif akan bertindak
melakukan segala tindakan pengurusan atas Perseroan, dengan demikian dalam hal
terjadi kerugian maka Persero Aktif akan bertanggung jawab secara penuh dengan
seluruh harta pribadinya untuk mengganti kerugian yang dituntut oleh pihak
ketiga. Sedangkan untuk Persero Komanditer, karena dia hanya bertindak selaku
sleeping partner, maka dia hanya bertanggung jawab sebesar modal yang
disetorkan. Dari uraian diatas, dapat kita lihat bahwa dalam CV terdapat 2 macam
sekutu yaitu:
1.

Sekutu Aktif atau Sekutu Kerja atau Sekutu Komplementer, yaitu sekutu
yang menjadi pengurus CV; dan


2.

Sekutu Pasif atau Sekutu Tidak Kerja atau Sekutu Komanditer, yaitu
sekutu yang tidak melakukan pengurusan CV dan hanya memberikan
inbreng (pelepas uang) saja.

2. Cara Pendirian CV
CV dapat didirikan dengan syarat dan prosedur yang mudah, yaitu hanya
mensyaratkan pendirian oleh 2 orang, dengan menggunakan akta Notaris yang
berbahasa Indonesia.10 Sebelumnya para persero harus membuat kesepakatan
tersendiri mengenai hal pembagian keuntungan maupun kerugian yang akan
dialami oleh CV atau membuat catatan yang terpisah mengenai hal tersebut.
Pada saat para pihak sudah sepakat untuk mendirikan CV, maka dapat datang
ke kantor Notaris dengan membawa KTP. Untuk pendirian CV, tidak diperukan
adanya pengecekan nama CV terlebih dahulu. Oleh karena itu prosesnya akan
lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan pendirian PT. Namun demikian,
dengan tidak didahuluinya dengan pengecekan nama CV, menyebabkan nama CV
sering sama antara satu dengan yang lainnya.
Pendirian CV harus diawali dengan Akta Pendirian CV oleh Notaris, yang
harus dipersiapkan sebelum datang ke Notaris adalah adanya persiapan mengenai:
1. Calon nama yang akan digunakan oleh CV
2. Tempat kedudukan dari CV
3. Daftar anggota/pihak yang akan bertindak selaku Persero aktif, dan
siapa yang akan bertindak selaku persero diam.
4. KTP para pihak
5. KK para pihak
6. NPWP pribadi direktur CV
7. Maksud dan tujuan yang spesifik dari CV tersebut (walaupun tentu
saja dapat mencantumkan maksud dan tujuan yang seluas-luasnya).

10 Pasal 22 KUHD

CV adalah badan usaha yang pada dasarnya merupakan bentuk khusus dari
firma, sehingga proses pendiriannya pun tidak jauh berbeda dengan proses
pendirian firma. Hal yang membedakan hanya sebatas pada persyaratan
pembuatan akta pendirian oleh Notaris, karena CV terdiri dari 2 jenis sekutu yaitu
sekutu aktif dan sekutu pasif. Setelah pembuatan akta pendirian CV oleh Notaris,
maka tahapan-tahapan pendaftaran CV akan disamakan dengan tahapan-tahapan
pendaftaran pada firma. Tahapan-tahapan setelah pembuatan Akta Pendirian CV
adalah sebagai berikut:
a.

Permohonan Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP)

b.

Pendaftaran Pajak
i. Pembuatan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
ii. Permohonan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SP-PKP)

c.

Pendaftaran ke Pengadilan Negeri

d.

Perizinan
i. Permohonan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
ii. Permohonan Izin Gangguan (HO)
iii. Permohonan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
iv. Permohonan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Tahapan-tahapan pendirian CV diatas berlandaskan pengaturan yang sama
mengenai tahapan-tahapan pendirian firma yang telah dijelaskan secara detail pada
pengaturan pendirian firma diatas. Sehingga pada penulisan tahapan-tahapan
mengenai pendirian CV hanya menuliskan poin-poin utamanya saja.