POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL Oleh

POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL
Disusun untuk memenuhi Tugas 2 mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh:
Muhammad Jamburi
023710944

UPBJJ MALANG
UNIVERSITAS TERBUKA
2015

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berkedaulatan dan merdeka. Bangsa yang
merdeka tentunya akan mengatur urusan dalam negerinya sendiri. Tantangan yang dihadapi
oleh bangsa Indonesia di era kemerdekaan ini sangat berbeda dengan tantangan yang dihadapi
di masa penjajahan. Di masa penjajahan tantangan yang kita hadapi adalah mengusir
penjajahan dan merebut kemerdekaan.
Pada masa awal kemerdekaan, kondisi politik Indonesia belum sepenuhnya baik,
kondisinya masih morat marit dan tidak stabil. Namun selangkah demi selangkah pemerintahan

RI mulai membenahi dan mengatur sistem pemerintahannya sendiri. Pemerintah RI mempunyai
cita-cita yang pada umumnya juga dimilki oleh bangsa yang merdeka. Cita cita itu adalah
aspirasi kekal suatu bangsa mengenai kesejahteraan, keamanan, dan pengembangan yang
dibentuk oleh nilai kultural dan etik, serta asas yang akan digunakan untuk mencapainya. Citacita bangsa Indonesia adalah masyarakat adil, makmur, aman dan sentosa atau masyarakat
‘’Gemah Ripah Loh Jinawi, Tata tentrem Kerta Raharja atau masyarakat Baldatun Toyiban
Warobun Gafur’’.
Pada saat perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat, banyak negara yang
terpengaruh oleh keadidayaan 2 negara tersebut. Dua negara ini berlomba untuk menunjukkan
kepada dunia siapa yang lebih hebat. Mereka saling berlomba dalam segala hal, untuk
mendapatkan simpati dan empati serta bantuan dari negara-negara di dunia. Oleh karena itu
banyak negara yang menjadi pengikut mereka. Pada saat itu dunia dibagi dalam 2 kelompok,
blok barat dan blok timur. Akan tetapi Indonesia tidak terpengaruh oleh keadaan yang terjadi,
Indonesia dan beberapa negara lainnya berkoordinasi dan membentuk sebuah kelompok yang
tidak memihak salah satu dari 2 blok tersebut, dikenal dengan nama gerakan negara-negara non
blok. Indonesia menganut politik bebas aktif yang berarti tidak terikat dengan salah satu
kelompok yang ada pada saat itu, dan aktif yang berarti aktif dalam menjaga perdamaian dunia
dan mengembangkan kerjasama antar negara-negara di dunia di segala bidang. Indonesia juga
menetapkan strategi nasional untuk mengembangkan negara dan menjaga keutuhan negara.
Namun sekarang ini banyak kawula muda Indonesia yang tidak mengerti akan makna
politik bebas aktif yang dianut oleh Indonesia, dan tidak sedikit diantara mereka yang salah

mengartikan makna politik bebas aktif tersebut. Melihat hal tersebut dipandang sangat penting
untuk membahas tentang “Implementasi Politik dan Strategi Republik Indonesia pada masa orde
baru dan pada pasca era reformasi”. Saya akan coba untuk membahas hal tersebut dalam
makalah saya yang berjudul “Politik Dan Strategi Nasional”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang saya ambil dalam makalah
ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi politik dan strategi nasional?
2. Deskripsi perbandingan manajemen nasional polstranas pasca orde baru dan era
reformasi!
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui implementasi politik dan strategi nasional.
2. Untuk mengetahui perbandingan manajemen nasional polstranas pacsa orde baru dan
era reformasi.
D. Signifikansi Penulisan Makalah
1. Agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan bacaan oleh para mahasiswa untuk menambah
pengetahuan mereka tentang politik dan strategi nasional
2. Para pembaca dapat mengetahui politik dan strategi nasional Indonesia serta kaidahkaidah pelaksanaannya.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Politik dan Strategi Nasional
Secara Etimologis kata politik berasal dari bahasa Yunani Politeia, yang akar katanya
adalah polis, berarti kesatuan masyarakat yang sendiri. Politik merupakan rangkaian, asa,
prinsip, keadaan, jalan, cara dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang
mencakup kepentingan seluruh negara.
Sisi lain politik juga disebut proses pembentukan dan pembagian kekuasan dalam
masyarakat antara lain berwujud proses pembuatan keputusan dalam negara. Adapun menurut
teori klasik Aristoleles pengertian politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk
mewujudkan kebaikan bersama politik mengandung aspek aspek sebagi negara (state),
kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making), kebijaksanaan (policy), dan
pembagian (distribution) atau alokasi (allocation).
Kata stategi berasal dari bahasa Yunani stategos yang dapat diterjemahkan sebagai
komandan militer. Dalam bahasa Indonesia stategi diartikan sebagai rencana jangka panjang
dan disertai tindakan tindakan konkret untuk mewujudkan sesuatu yang telah direncanakan
sebelumnya.
B. Perbandingan Manajemen Nasional Polstranas Pasca Orba dan Era Reformasi
Politik nasional adalah suatu kebijakan umum dan pengambilan kebijakan untuk
mencapai suatu cita cita dan tujuan nasional bangsa. Sedangkan strategi nasional adalah cara

melaksankan politik nasional. Dapat dikatakan bahwa strategi nasional disususn untuk
mendukung terwujudnya poltik nasional.
Sebelum tahun 2004 Presiden merupakan mandataris MPR. Dipilih dan diangkat oleh
MPR, serta menjadikan Garis Besar haluan negara (GBHN) yang dibuat dan ditetapkan oleh
MPR sebagai acuan bagi politik dan strategi nasional. Kebijakan ini kemudian ditiadakan setelah
diadakannya pemilihan langsung oleh rakyat terhadap presiden dan wakil presiden pada tahun
2004. GBHN yang sebelumnya dipergunakan sebagai acuan penyusunan polstranas kemudian
digantikan oleh pidato visi dan misi presiden dan wakil presiden yang disampaikan pada saat
siding MPR, pidato visi dan misi ini diperdengarkan setelah presiden dan wakil presiden secara
resmi dilantik, diambil sumpah dan janjinya.
Presiden dan wakil presiden terpilih, secara normal bertanggung jawab terhadap apa
yang telah ia janjikan kepada masyarakat dalam kaitannya dengan upaya mendapat simpati dari
masyarakat melalui proses kampanye. Setiap calon presiden dan wakil menjanjikan segala hal
yang luar biasa bagi kehidupan masyarakat jika pada pemilihan umum mendapat suara
terbanyak. Tidak jarang calon mengumbar janji berlebihan yang tidak masuk akal, sehingga
masyarakat terpengaruh terhadap bujuk rayu sang calon kemudian memilihnya dalam pemilu.
Janji inilah yang dipergunakan oleh masyarakat dalam menilai calon-calon yang saling

bertarung, walaupun pada kenyataannya masyarakat memang telah bosan dengan janji palsu
para calon presiden dan wakil presiden.

Menjadi kewajiban mutlak bagi presiden dan wakil presiden untuk memenuhi janji yang
sebelumnya ia sampaikan kepada masyarakat. Janji-janji inilah yang mereka gunakan sebagai
dasar penyusunan visi dan misi (politik dan strategi nasional) dalam tujuannya untuk
membangun bangsa dan negara selama satu periode pemerintahan. Polstranas disusun dengan
memahami pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam sistem manajemen nasional yang
berdasarkan ideologi pancasila, UUD1945, wawasan nusantara dan ketahan nasional.
Landasan pemikiran dan manajemen nasional dipergunakan sebagai kerangka acuan
dalam penyusunan politik strategi nasional, karena didalamnya terkandung dasar negara, citacita nasional dan konsep strategi bangsa Indoensia.
Masa orde baru ditandai dengan diangkatnya Presiden Soeharto menjadi presiden oleh
MPRS pada tahun 1966 dan lengser tahun 1998. Pada 32 tahun kekuasaannya, Soeharto
menggunakan GBHN sebagi acuan politik dan strategi nasional yang sebelumnya telah disusun
oleh MPR. Sebagian besar anggota MPR pada saat itu adalah orang-orang pilihan Soeharto
sehingga dapat dipastikan bahwa polstranas pada saat itu adalah polstranas pesanan Soeharto.
Pemerintahan yang dipimpinnya memang sukses dalam mewujudkan ekonomi makro, namun
ekonomi mikro sangat lemah, pembangunan cenderung berpusat di pemerintahan pusat.
Selama periode polstranas disusun dan ditetapkan oleh MPR yang di jabarkan dalam
bentuk GBHN yang berisi program Pembangunan Jangka Sedang (PJS) 5 tahun. Pada tahun
1998-1999 Presiden B.J. Habibie, tahun 1999-2001 Abdurrahman Wahid kemudian tahun 20012004 menjabat megawati Sokarno Putri sebagai presiden RI. Masa-masa ini merupakan masa
euphoria reformasi. Indonesia seperti dilahirkan kembali menjadi sebuah bangsa yang terbebas
dari berbagai macam ketidakadilan pemerintah.

Reformasi didengungkan di segala bidang. Selama kurang lebih 6 tahun masa reformasi
ini polstranas Indonesia masih mengacu kepada GBHN yang dibuat dan ditetapkan oleh MPR.
Periode ini ditandai pemberlakuan ketetapan MPR Nomor X/MPR/1998 tentang pokok-pokok
Reformasi Pembangunan Dalam Rangka Penyelamatan dan Normalisasi Kehidupan Nasional
sebagai Haluan Negara sebagai dokumen rujukan penyelenggaraan negara dan pembangunan
bangsa, dan reformasi pembangunan.
Pada masa reformasi ini menghasilkan program Pembangunan Nasional (PROPENAS)
sebagai rencana pembangunan 5 tahunan yang dirumuskan dengan mengikut sertakan berbagai
komponen bangsa. Propenas ini merupakan acuan penyusunan Rencana Strategis (Penistra)
lembaga negara dan Program Pembangunan Daerah( propeda) bagi pemerintah daerah.
Pada kurun waktu ini bangsa Indonesia mengalami perubahan hampir di seluruh aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara. Merupakan masa-masa transisi dari orde baru milik
Soeharto menuju pemerintahan yang demokratis diseluruh aspek kehidupan.
Terpilih Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) pada pemilihan umum secara
langsung tahun 2004 menandai pula perubahan dalam perumusan Polstranas. Pada masa ini
Polstranas disusun berdasarkan visi dan misi langsung presiden dalam pidato kenegaraan

dihadapan segenap anggota MPR, DPR, dan anggota lembaga tinggi negara lainnya. Visi dan
misi inilah yang dipergunakan sebagai poltik strategis nasional dalam menjalankan pemerintahan
dan melaksanakan pembangunan selam 5 tahun. Sampai pada akhirnya terpilih kembali pada

tahun 2009. Periode ini ditandai oleh 3 point penting, yaitu:
1. Penguatan kedudukan lembaga legislatif dalam penyususnan APBN.
2. Ditiadakannya GBHN sebagi pedoman penyusunan rencana pembangunan nasional.
3. Diperkuat otonomi daerah dan desentrasi pemerintah dalam NKRI.
Sebagai akibat dari ditiadakannya GBHN setelah masa reformasi, pada periode ini
dirumuskan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Naisonal (RPJPN) sebagai acuan
penerapan polstranas yang mirip dengan GBHN.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perbedaan paling mencolok dari pola penyusunan
Polstranas antara periode ORBA dan periode pasca reformasi adalah dari awal pembuatannya.
Pada masa ORBA polstranas ditentukan dari GBHN yang telah dibuat oleh MPR. Sedangkan
pada periode reformasi tepatnya pada saat pemerintahan SBY polstranas disusun berdasarkan
visi dan misi langsung presiden. Yang membedakannya polstranas era orde baru dan setelah
reformasi ialah road map atau rencana pembangunan negara diubah yaitu GBHN yang
diterapkan saat orde baru yang dipimpin oleh Soeharto digantikan dengan rencana
pembangunan jangka panjangn nasional (RPJPN). Saat pemerintahan Soeharto, beliau
menggunakan strategi pembangunan ekonomi tanpa memikirkan bidang-bidang lain seperti
politik, dan sosial sedangkan sekarang masa kepemimpinan SBY, tidak memusatkan pada satu
bidang saja, melainkan ke semua bidang, juga menyusun strategi untuk melunasi semua hutang
negara yang disebabkan penggunaan strategi pada masa orde baru. Serta berupaya
mengurangi bahkan menghilangkan koruptor dari kepolitikan Indonesia melalui pendirian negara

yaitu KPK.

BAB 3
ANALISIS KASUS
A. Kasus-Kasus Pelanggaran Polstranas di Bidang Hukum
Korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)
Tindakan ini telah ada sejak Indonesia belum merdeka seperti runtuhnya kerajaan
Majapahit dikarenakan adanya perang saudara atau perang Parareg yang memeperebutkan
kekuasaan.
Korupsi yang ada di Indonesia sudah menjadi sebuah hal yang seakan hal yang
sangat wajar untuk dilakukan dan terjadi. Korupsi sudah dilakukan dari segmen terkecil
hingga terbesar, dari yang bernilai sangat kecil sampai pada nilai yang begitu besar dan
fantastis.
Korupsi telah mengakar dan sistematik di Indonesia. Korupsi ini sangatlah merugikan
banyak orang terutama rakyat. Uang yang seharusnya digunakan oleh para pemegang
kekuasaan akan banyak melakukan koruspi. Mereka sudah menjadikan kepentingan rakyat
sebagai sebuah hal yang prioritas sehingga rakyat tak memiliki.
B. Penyebab Korupsi:
a. Persoalan mental
Ada orang yang sudah kaya raya, kekayaannya sudah cukup menghidupi

keturunannya 7 turunan tapi masih ketahuan melakuakan korupsi. Yang menjadi
persoalan disini adalah mental, mental orang tersebut disebut sebagai mental
koruptor.
b. Kurang kesejahteraan hidup
c. Kondisi Lingkungan
d. Kondisi sistem
Kasus kasus korupsi yang dilakukan di Indonesia sudah dikategorikan sebagai
sebuah hal yang sangat parah. Sudah terjadi disetiap kehidupan dan menjadi sebuah
hal sistemik. Harus ada sebuah pencerahan untuk dapat menghapus hal ini.
C. Penanganan Korupsi oleh KPK
Pada tahun 2004-2013 berhasil menangani sebanyak 385 kasus tindak korupsi. Menurut
Direktur Penelitian dan pengembangan KPK, dari 385 kasus yang ditangani KPK tersebut
masing masing melibatkan anggota DPR dan DPRD. Sebanyak 72 kasus ,kepala lembaga
kementrian sebanyak 9 kasus.

BAB 4
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa politik dan
strategi nasional Indonesia haruslah dilaksanakan di segala bidang untuk memajukan seluruh

aspek kehidupan di Indonesia.
Kemudian, GBHN yang ditetapkan oleh MPR dalam Sidang Umum MPR harus
menjadi arah penyelenggaraan negara bagi lembaga-lembaga tinggi negara dan segenap
rakyat Indonesia.
B. Rekomendasi
Adapun rekomendasi yang dapat saya berikan adalah:
1. Pemerintah sebaiknya meningkatkan sistem politik dan strategi nasional Indonesia
agar bangsa ini dapat menjadi lebih baik lagi
2. Sebaiknya pemerintah melakukan tindakan tegas kepada para pelaku KKN agar
politik dan strategi nasional Indonesia dapat berjalan dengan baik, karena
pemerintahan harus bersih dari KKN agar dapat mencapai tujuan nasional
3. Pemerintah

sebaiknya

meningkatkan

perhatian

di


sektor

kesehatan

dan

kesejahteraan sosial karena sampai saat ini banyak penduduk Indonesia yang tidak
sejahtera hidupnya
4. Pemerintah sebaiknya memeratakan pembangunan daerah agar pembangunan yang
merata dapat terwujud.

BAB 5
DAFTAR PUSTAKA
Zainul Ittihad Amin (2011). Materi Pokok Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Universitas Terbuka
http://martias-db2l.blogspot.com/2010/05/polstranas-politik-strategi-nasioanl.html.
http://www.anneahira.com/Fuji Lestari 1/Pelanggaran-terhadap-polstranas-di-bidang-hukum.