PENGGUNAAN e DDC DI TAMAN BACA FAKULTAS

PENGGUNAAN e-DDC DI TAMAN BACA
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

Disusun oleh:

NUR ANISAH
NIM: 140503037

SEMESTER V
JURUSAN S1-ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
2016/2017

1

2

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai salah satu sumber informasi, perpustakaan mempunyai peran
penting dalam memajukan masyarakat dengan cara memilih, menghimpun,
mengelola dan merawat koleksi. Melihat pentingnya fungsi dan peran
perpustakaan, maka sudah menjadi suatu kewajiban bagi pengelola perpustakaan
agar sarana temu kembali informasi bisa diakses dan dimanfaatkan oleh
penggunanya dengan semaksimal mungkin. Salah satu hal yang terpenting dalam
temu kembali informasi adalah pada bidang pengolahan, seperti pengklasifikasian.
Sistem klasifikasi yang umumnya digunakan saat ini adalah sistem
persepuluhan Dewey, yang dibuat oleh Melvil Dewey pada tahun 1873. Dari awal
terbit, sistem klasifikasi ini terus diperbaharui hingga edisi ke-23 (2011).
Selain dalam bentuk tercetak, DDC juga tersedia dalam bentuk elektronik
seperti Dewey for Windows dan WebDewey, akan tetapi software tersebut
bersifat licensed software atau software berbayar. Hingga pada tahun 2010, oleh
Mohamad Rotmianto mengembangkan sebuah aplikasi perangkat lunak e-DDC
yang bersifat freeware atau gratis, yang sekarang sudah sampai versi ke-3 yaitu eDDC edition 23 pada ahun 2013 lalu.
Latar belakang dikembangkan aplikasi e-DDC dikarenakan masih banyak
penggiat perpustakaan yang mengalami kesulitan dalam menentukan nomor kelas
dari koleksi, terutama penggiat perpustakaan yang berasal dari luar jurusan ilmu

perpustakaan.

3

Sehingga dengan hadirnya e-DDC ini banyak perpustakaan yang mengalih
model pengklasifikasian yang dulunya berpedoman pada buku DDC, kini beralih
pada e-DDC. Selain karena bersifat freeware dan juga bisa menghemat waktu saat
melakukan klasifikasi. Sebab lain juga dikarenakan tingginya harga buku asli
DDC, sehingga pihak perpustakaan lebih memilih menggunakan e-DDC.
Tak terlepas dari itu, ada juga perpustakaan yang masih berpedoman pada
buku DDC, dikarenakan kurang memahami cara pemakaian, kurang spesifik hasil
penelusuran dari e-DDC, dan juga mengalami kendala atau terhambat jika
sewaktu-waktu terjadi masalah teknis seperti mati lampu dan sebagainya.
Sejatinya,

e-DDC ini hanyalah alternatif dalam menentukan nomor

klasifikasi dan bukan untuk mengganti sistem klasifikasi DDC begitu saja,
pengembang e-DDC pun tetap merekomendasikan sistem klasifikasi cetak versi
terbaru sebagai rujukan utama untuk menentukan nomor kelas, atau menggunakan

Dewey for Windows, WebDewey apabila perpustakaan mempunyai dana yang
memadai.
Oleh karena itu, dalam mini riset ini, penulis akan meneliti hal-hal yang
berhubungan dengan pengalihan model klasifikasi dari DDC yang tercetak ke
e-DDC.
B. Rumusan Masalah
1. Apa dampak negatif dan positif kerja yang dialami pustakawan
sebelum dan sesudah menggunakan e-DDC ?
2. Apa saja kendala yang dialami pustakawan sebelum dan sesudah
menggunakan e-DDC ?

4

3. Kapan e-DDC di gunakan di perpustakaan? Dan kenapa !

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dampak kerja yang dialami pustakawan sebelum
dan sesudah menggunakan e-DDC
2. Untuk mengetahui kendala yang dialami pustakawan sebelum dan
sesudah menggunakan e-DDC.


5

BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian e-DDC
Dalam mengolah bahan koleksi perpustakaan terhadapat beberapa proses
misalnya pengkatalogan maupun pengklassifikasian. Dalam memilih nomor
klassifikasi yang sesuai dengan suatu koleksi, maka pustakawan memerlukan
manual Dewey Decimal Classification agar proses pengklasifikasian dapat
berjalan dengan baik. Pada tahun 2009, Manual DDC dikembangkan kedalam
bentuk digital yang kemudian diberi nama e-DDC.
E-DDC atau bentuk digital dari manual Dewey Decimal Classification
adalah suatu software yang diciptakan untuk membantu pustakawan dalam
menentukan nomor klassifikasi suatu koleksi di perpustakaan. Aplikasi tersebut
merupakan software yang bersifat gratis dan dapat digunakan oleh siapa saja,
selain itu e-DDC merupakan software yang termasuk ke dalam freeware, yaitu
aplikasi yang bisa dipakai oleh siapa saja, namun tidak diizinkan untuk
mengembangkan atau memodifikasinya.
B. Sejarah Singkat

Dewey

Decimal

Classification

adalah

sebuah

sistem

untuk

mengklasifikasikan bahan perpustakaan yang dibuat oleh Melvil Dewey (18511931) pada tahun 1876. Di era teknologi seperti sekarang ini, Manual DDC pun

6

dialihkan


ke

dalam

bentuk

digital,

agar

semua

pustakawan

dapat

mengklassifikasikan koleksi dengan cepat dan tepat.
e-DDC pertama kali dikembangkan pada tahun 2010. Hingga sampai saat
ini, aplikasi e-DDC telah sampai di versi ke-23 sama halnya dengan manual DDC
yang juga dalam edisi ke-23.

Pembuatan aplikasi e-DDC ini dilatar belakangi oleh kesulitan pustakawan
dalam menggunakan manual DDC terlebih bagi pustakawan yang bukan berasal
dari bidang studi perpustakaan, sehingga dibutuhkan alat bantu yang memudahkan
mereka dalam menentukan nomor kelas suatu koleksi dengan benar, cepat, mudah
dan minim kesalahan.
C. Sekilas Tentang Perkembangan
Sampai sekarang ini, e-DDC telah berkembang sampai ke versi 23, berikut
ini akan dipaparkan perkembangan e-DDC dari awal diciptakannya.
1. e-DDC (veri 1.1) dirilis pada tanggal 17 April 2010.
2. e-DDC ( versi 1.2) diupdate pada tanggal 23 Agustus 2010.
3. e-DDC edisi 22 ( versi 2.1) dirilis pada tanggal 2 Desember 2010.
4. e-DDC edisi 22 ( versi 2.2) diupdate pada tanggal 12 Oktober 2011.
5. e-DDC edisi 22 ( versi 2.3) diupdate pada tanggal 6 Oktober 2012.
6. e-DDC edisi 23 ( versi 3.1) diujicobakan pada tanggal 20 Desember 2012.
7. e-DDC edisi 23 ( versi 3.2) diupdate dan dirilis secara resmi pada tanggal
26 Maret 2013.

7

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Gambaran Umum Ruang Baca Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry
Banda Aceh
Ruang baca Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh
adalah salah salah satu ruang baca yang digunakan secara maksimal oleh
pengguna, yang terdiri dari empat jurusan, yaitu s1-Ilmu Perpustakaan, Sejarah
Kebudayaan Islam, Sastra Arab dan DIII-Ilmu Perpustakaan serta dosen dan
karyawan.
Ruang baca ini berdiri pada tahun 1999 seiring dengan berdirinya gedung
lama Fakultas Adab dan Humaniora IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Dari tahun
1999-2014 ruang baca Fakultas Adab dan Humaniora telah dipimpin oleh empat
orang pemimpin, yaitu Ibu Nurhayati Ali Hasan., M.Lis, selaku kepala
perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora pada tahun 1999, setelah Ibu
Nurhayati Ali Hasan., M.Lis diangkat menjadi dosen maka ruang baca Fakultas
Adab dan Humaniora dipimpin oleh Pak Muhazar. Setelah kepemimpinan bapak
Muhazar, pada tahun 2011 ruang baca tersebut dipimpin oleh ibu Darliana. Pada
tahun 2013-sekarang ruang baca Fakultas Adab dan Humaniora dipimpin oleh ibu
Cut Putroe Yuliana., M.IP. Dari keempat pengelola perpustakaan tersebut, tidak
semuanya yang lulusan s1-Ilmu Perpustakaan, sedangkan yang lulusan S1-Ilmu
Perpustakaan hanya tiga orang. Sedangkan ibu Darliana bukan lulusan Ilmu

Perpustakaan.

8

Ruang baca Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh
terletak di lingkungan kampus UIN Ar-Raniry Banda Aceh, tepatnya lantai tiga
gedung Fakultas Adab dan Humaniora. Adapun anggota dari perpustakaan
tersebut adalah semua civitas akademika fakultas adab dan humaniora. Sedangkan
jumlah koleksi perpustakaan secara keseluruhan adalah 1429 judul dan 4554
eksemplar. Dengan demikian, Ruang baca Fakultas Adab dan Humaniora UIN ArRaniry Banda Aceh diharapkan dapat memenuhi kebutuhan informasi seluruh
civitas akademika di lingkungan fakultas adab dan humaniora, sehingga proses
perkuliahan bisa lebih berkualitas.
B. InstrumenPenelitian
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam penelitian ini adalah:
Wawancara, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi secara langsung dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada para
responden. Wawancara atau percakapan tanya jawab yang diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu terkadang disebut kuesioner lisan, hal ini sesuai dengan
tipe penelitian deskriptif yang dipakai untuk menganalisis sebanyak mungkin atau

permasalahan yang diteliti.
Dalam penelitian ini yang menjada sasaran wawancara adalah pengelola
perpustakaan fakultas adab dan humaniora. Jumlah responden adalah seorang,
yaitu Sri Handayani, S.IP

9

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Interpretasi Data Hasil Penelitian
Berikut ini adalah hasil wawancara yang telah dilakukan oleh
penulis dengan pustakawan Fakultas Adab dan Humaniora :
a. Latar belakang penggunaan e-DDC
Pada awal tahun didirikannya perpustakaan Fakultas Adab,
pustakawan menggunakan sistem klasifikasi secara manual yaitu
berpedoman pada buku DDC dan awal tahun 2015 pustakawan mulai
menggunakan e-DDC. Pustakawan Fakultas Adab dan Humaniora telah
menggunakan

E-DDC


untuk

mengklasifikasi

buku-buku

di

perpustakaan tersebut agar lebih mudah, hemat waktu, praktis dan
dengan penggunaan E-DDC maka kesalahan pencatuman nomor dapat
diminimalisir. Sri Hardiyanti mengakui bahwa ia mengetahui adanya eDDC yang disediakan gratis bagi siapa saja setelah membaca suatu
artikel di internet.
b. Kelebihan dan Kekurangan dalam menggunakan e-DDC
Dari hasil wawancara diketahui bahwa kelebihan e-DDC adalah
bias memudahkan pustakawan dalam proses pengklasifikasian bahan
pustaka terutama saat diadakan bahan pustaka dalam jumlah yang
banyak dan dapat menghemat waktu pengklasifikasian bahan pustaka.
Sedangkan kekurangan dari penggunaan e-DDC menurut hasil
wawancara pustakawan adalah e-DDC tidak dapat menginput subjek

10

yang lebih dari satu kata dan pustakawan juga harus benar-bena rteliti
karena e-DDC memunculkan banyak sekali subjek-subjek yang terkait.
Selain itu e-DDC juga mempunyai kendala pada aliran listrik, jika
sewaktu-waktu listrik di perpustakaan padam pustakawan tidak dapat
menggunakan e-DDC sehingga mereka tetap harus menggunakan DDC
manual kembali.
Meskipun adanya e-DDC pustakawan tidak meninggalkan DDC
manual. Mereka tetap menggunakan DDC manual sebagai cadangan
untuk pengecekan ulang setelah mendapatkan nomor kelas dari e-DDC.
Manual dapat membantu pustakawan saat terjadinya kendala pada eDDC itu.

11

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada tahun 2009, Manual DDC dikembangkan kedalam bentuk digital
yang kemudian diberi nama e-DDC. e-DDC atau bentuk digital dari manual
Dewey Decimal Classification adalah suatu software yang diciptakan untuk
membantu pustakawan dalam menentukan nomor klassifikasi suatu koleksi di
perpustakaan.
e-DDC pertama kali dikembangkan pada tahun 2010. Hingga sampai saat ini,
aplikasi e-DDC telah sampai di versi ke-23 sama halnya dengan manual DDC
yang juga dalam edisi ke-23.
Kelebihan e-DDC adalah bisa memudahkan pustakawan dalam proses
pengklasifikasian bahan pustaka terutama saat diadakan bahan pustakan dalam
jumlah yang banyak

dan dapat menghemat waktu pengklasifikasian bahan

pustaka.
Sedangkan kekurangan dari penggunaan e-DDC menurut hasil wawancara
pustakawan adalah e-DDC tidak dapat menginput subjek yang lebih dari satu kata
dan

pustakawan juga harus benar-benar teliti karena e-DDC memunculkan

banyak sekali subjek-subjek yang terkait. Selain itu e-DDC juga mempunyai
kendala pada aliran listrik, jika sewaktu-waktu listrik di perpustakaan padam
pustakawan tidak dapat menggunakan e-DDC sehingga mereka tetap harus
menggunakan DDC manual kembali.

12

B. Saran
Kemampuan pustakawan dalam menggunakan sistem klassifikasi
adalah salah satu hal yang utama. Selain dapat menggunakan manual
DDC, pustakawan juga dituntut untuk dapat menggunakan e-DDC agar
lebih mudah dan efektif dalam mengerjakan tugas-tugas kepustakaan.
Namun, kemampuan pustakawan dalam menggunakan manual
DDC tidak boleh dikesampingkan karena itu merupakan kompetensi
pustakawan.
C. Referensi
Mohamad Rotmianto. (2013). Kupas Tuntas Aplikasi e-DDC (electronicDecimal Classification). Retrieved from http://journal.unair.ac.id/
download-fulpapers-palimca797eaf25full.pdf

P. Joko Subagyo. (2004). Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.