BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Prasyarat Pre-test Hasil Belajar 4.1.1 Uji Normalitas Pre-test - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Pengembangan Pembelajaran Assure dalam Mengimplementasikan Pendekatan Saint
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Prasyarat Pre-test Hasil Belajar
4.1.1 Uji Normalitas Pre-test
Menurut Priyatno dalam Puspitasari (2012:36), uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang dianalisa berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan IBM SPSS for Windows
version 22.0 dengan menggunakan teknik One Sample Kolmogrov-smirnov.
Syarat suatu data dikatakaan berdistribusi normal jika signifikansi > 0,05.Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh hasil bahwa data normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol yang didapat berdistribusi normal hal ini melihat berdasarkan Shapiro Wilk, nilai Sig. pada kolom Shapiro-Wilk, untuk kelas eksperimen(SDN Semowo1) nilainya 0,572 lebih dari 0,05, maka data berdistribusi Normal, sedangkan untuk nilai Sig. pada kolom Shapiro-Wilk, kelas kontrol (SDN Semowo 2) nilainya 0,949 lebih dari 0,05 maka data berdistribusi normal. Sedangkan Lilliefors, Nilai Sig. pada kolom Kolmogorov-Smirnova. Pada kelas eksperimen (SDN Semowo 1) dan kelas kontrol (SDN Semowo 02) nilainya 0,200 lebih dari 0,05, maka data berdistribusi Normal.
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Pre-test
Tests of Normality
aKolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
- Kelasexperiment .203
11 .200 .944 11 .572
- Kelascontrol .150
11 .200 .977 11 .949 *. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction Di bawah ini disajikan Grafik 4.1 dan Grafik 4.2 yang menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.
Grafik 4.1
Uji Normalitas Pre-Test dari Kelas Eksperimen
Grafik 4.2
Hasil Uji Normalitas Pre-Test Dari Kelas Kontrol
4.1.2 Uji Homogenitas Pret-test
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki tingkat varians data yang sama atau tidak. Data yang akan diuji homogenenitasnya adalah data nilai pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis homogenitas data ini juga menggunakan IBM SPSS for Windows
version 22.0 yaitu One Way Anova. Jika hasil uji homogenitas menunjukkan
bahwa tingkat signifikansi > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel-sampel tersebut homogen.
Dari hasil tabel 4.2 dapat diketahui bahwa tingkat signifikasnsinya 0,854. Artinya 0,854 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data sebaran kelompok ekperimen dan kontrol homogen.
Tabel 4.2
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig. NILA Based on Mean .035
1 21 .854
I Based on Median .043
1 21 .837 Based on Median and with
.043 1 19.591 .837 adjusted df Based on trimmed mean .035
1 21 .853
4.2 Analisis Data Post-test Hasil Belajar
4.2.1 Uji Normalitas Post-test
Uji normalitas data juga dilakukan terhadap data post-test untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan setelah pemberian tes, baik dalam kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Uji normalitas data post-test juga menggunakan teknik One
Sample Kolmogrov-smirnov . Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi > 0,05.
Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebaran data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai signifikansi hasil perhitungan kelas eksperimen pada tabel Shpiro wilk menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,09 (0,09 > 0,05) dan nilai signifikansi hasil perhitungan kelas kontrol menunjukkan angka sebesar 0,135 (0,135 > 0,05). Sedangkan pada tabel kolmogorov Smirnov menunjukkan angka signifikansis kelas ekperimen (0,055>0,05) dan angka signifikansi (0,073 > 0.05). Dari hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa sebaran data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.
Tabel 4.3 Uji Normalitas Post-test
Tests of Normality
aKolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. KelasEkperimen .249 11 .055 .878 11 .099 KelasKontrol .213 11 .173 .889 11 .135
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan analisis uji normalitas pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat disajikan dalam grafik berikut:
Grafik 4.3
Uji Normalitas Skor Post-test Eksperimen
Grafik 4.4
Uji Normalitas Skor Post-test Kelas Kontrol
4.2.2 Uji Homogenitas Post-test
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok homogenenitasnya adalah data nilai postest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis homogenitas data ini juga menggunakan program IBM SPSS for yaitu One Way Anova. Jika hasil uji homogenitas
Windows version 22.0
menunjukkan bahwa tingkat signifikansi > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel-sampel tersebut homogen.
Dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa siknifikansi uji homogenitas sebesar 0,55. Kriteria bahwa kelompok dinyatakan homogen apabila signifikansinya > 0,05. Berdasarkan tabel 4.4 dapat dapat diperoleh hasil bahwa 0,055 > 0,05 jadi dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dinyatakan berasal dari kelompok yang homogen.
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Post-testLevene Statistic df1 df2 Sig. Nilai Based on Mean 4.147
1 21 .055 Based on Median 1.569
1 21 .224 Based on Median and
1.569 1 17.336 .227 with adjusted df Based on trimmed
4.216
1 21 .053 mean
4.3 Uji-T Post-test
Pengujian dengan menggunakan uji-t juga dilakukan terhadap hasil post-
test siswa setelah diberikan perlakuan atau tindakan. Pengujian ini juga bertujuan
untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen yang menggunakan Pengembangan Pembelajaran ASSURE dalam mengimplementasikan Pendekatan Saintifik dan kelompok kontrol yang menggunakan pendekatan saintifik. Data dianalisis menggunakan teknik uji-t dengan program IBM SPSS for Windows version 22.0.
Tabel 4.5 merupakan uji-t hasil belajar siswa setelah tindakan antara kelompok eksperimen Pengembangan Pembelajaran ASSURE dalammengimplementasikan Pendekatan Saintifik dan kelompok kontrol yang menggunakan pendekatan saintifik.
Hasil uji-T dapat dilihat pada Tabel 4.5 bernilai sebesar -1,258 dengan probabilitas signifikansi (> 0,05) yaitu 0,237 dan perbedaan berkisar antara -5,542
- – 1.542 (lower -upper). Sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh Pengembangan Pembelajaran ASSURE dalam mengimplementasikan Pendekatan Saintifik terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas 3 SD Negeri Semowo 01.
Paired Samples Test
Paired Differences 95% ConfidenceSig. Interval of the Std. (2-
Difference Mea Std. Error taile n Deviation Mean Lower Upper t df
d)
- Pair KelasExperimenSebel 1 umPerlakuan -
2.00 5.273 1.590 -5.542 1.542 -1.258 10 .237 KelasExperimen Pair - KelasControlSebelum
2 Perlakuan - 1.83 3.689 1.065 -4.177 .510 -1.722 11 .113 KelasControl
3
4.3 Hasil Penilaian dan Uji Hipotesis Sikap siswa
4.3.1 Hasil Penilaian Sikap Siswa Kelas III
Penilaian sikap siswa digunakan untuk mengetahui sikap siswa kelas 3 pada materi pelajaran IPA mengenai perilaku menghemat energi. Dari hasil tabel
4.6 diketahui bahwa untuk kelas kontrol dari 12 siswa terdapat siswa 10 siswa yang mempunyai kategori sikap positif dan mempunyai 2 siswa yang kategori sikapnya negatif.
Tabel 4.6 Klasifikasi Posttest Sikap Terhadap Perilaku Menghemat Energi Siswa Kelas
Kontrol
Rerata Total
Presentase Klasifikasi Sikap Skor Jawaban Frekuensi (%)
/ Responden
Positif (< 62,5-100) 10 83,83% Negatif ( 25-62,5 ) 2 16,67%
Pada tabel 4.7. kelas eksperimen dari 11 siswa, yang mempunyai kategori sikap positif sebanyak 10 siswa dan 1 siswa yang mempunyai kategori sikap negatif
Tabel 4.7 Klasifikasi Posttest Sikap Siswa Terhadap Perilaku Menghemat Energi Kelas
Eksperimen
Rerata Total
Klasifikasi Presentase Skor Jawaban / Frekuensi Sikap(%)
Responden
Positif (< 62,5-100) 10 90,90% Negatif ( 25-62,5 ) 1 9,10%
100% 90% 80% 70% 60%
Positif 50%
Negatif 40% 30% 20% 10%
0% Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Diagram Batang 4.1
Perbandingan Sikap Siswa Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol
Terhadap Perilaku Menghemat Energi
4.3.2 Uji Mann-Whitney U-Test
U-test digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel
independen bila datanya berbentuk ordinal (Sugiyono, 2009:153). Pengujian dengan menggunakan Mann
- – Whitney U-Test dilakukan terhadap hasil angket
sikap siswa terhadap perilaku menghemat energi antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Pengujian ini dilihat dari ranking masing-masing kelas kemudian dianalisis dengan teknik uji-t dengan menggunakan program IBM SPSS for
Windows version 22.0
Berdasarkan Tabel 4.9 hasil analisis uji Mann Whitney U-Test terlihat bahwa signifikansinya 0,02 sehingga kurang dari > 0,05. Dengan tingkat signifikansi yang < 0,05 maka menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dalam penelitian ini Ho yang menyatakan tidak tidak terdapat pengaruh Pengembangan Pembelajaran ASSURE dalam mengimplementasikan Pendekatan Saintifik terhadap sikap siswa pada mata pelajaran IPA dalam perilaku ditolak. Sedangkan Ha dalam penelitian ini yang menyatakan ada pengaruh antara pengaruh Pengembangan Pembelajaran ASSURE dalam mengimplementasikan Pendekatan Saintifik terhadap sikap siswa pada mata pelajaran IPA dalam perilaku penghematan energi kelas 3 SD Negeri Semowo 01 diterima.
Tabel 4.8
Ranking Sikap
Ranks
Metode N Mean Rank Sum of Ranks Nilai 1
11 15.32 168.50
2
12 8.96 107.50 Total
23 Tabel 4.9
Mann
- – Whitney U-Test Sikap Siswa
a
Test Statistics
Nilai Mann-Whitney U 29.500 Wilcoxon W 107.500 Z
- 2.260 Asymp. Sig. (2-tailed) .024
b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .023
4.4 Hasil Penilaian Psikomotor Siswa Kelas III
Penilaian Psikomotor digunakan untuk menilai ketrampilan siswa dalam melakuakan percobaan pemanfaatan energi, dari hasil tabel 4.10 dan 4.11 maka diketahui bahwa pada kelas kontrol dari 12 siswa untuk kategori terampil sebanyak 6 siswa, kategori kurang terampil 4 siswa dan kategori tidak terampil 2 siswa.
Tabel 4.10 Klasifikasi Posttest Psikomotor Siswa Kelas KontrolKlasifikasi Rerata Total Skor Presentase Frekuensi
Psikomotor Jawaban / Responden (%)
Terampil (< 75-100 ) 6 50% Kurang Terampil ( < 50-75 ) 4 33.33%
Tidak Terampil ( 25 2 16.67%
- – 50 ) Pada kelas eksperimen dari 11 siswa, untuk kategori terampil sebanyak 6 siswa, kurang terampil 5 siswa.
Klasifikasi Rerata Total Skor Presentase
Frekuensi Psikomotor Jawaban / Responden (%)Terampil (< 75-100 ) 6 54.54% Kurang Terampil ( < 50-75 ) 5 45.46%
Tidak Terampil ( 25 0%
- – 50 )
60% 50% 40%
Terampil Kurang Terampil 30%
Tidak Terampil 20% 10% 0%
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Diagram batang 4.2
Klasifikasi Posttest Psikomotor Siswa Kelas Eksperimen
4.5 Analisis Deskriptif
Pembelajaran menggunakan pengembangan pembelajaran ASSURE dalam mengimplementasikan pendekatan Saintifik terdiri dari beberapa langkah sebagai berikut:
Pra pembelajaran Langkah pertama yang dilakukan guru mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik pembelajar yang disesuaikan dengan hasil-hasil belajar.
Informasi ini akan memandu pengambilan keputusan saat merancang mata pelajaran. Hal yang dipertimbangkan selama analisis pembelajaran meliputi: (1) Karakteristik umum, (2) Kompetensi dasar spesifik (pengetahuan, kemampuan, dan sikap tentang topik), dan (3) Gaya belajar. Dalam analisis gaya belajar yang dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa siswa sd semowo gaya belajarnya mempunyai kecenderungan gaya belajar audiotori.
Langkah selanjutnya adalah menyatakan standar dan tujuan belajar sespesifik mungkin. Tujuan-tujuan yang dinyatakan dengan baik akan memperjelas tujuan, perilaku yang harus ditampilkan, kondisi yang perilaku atau kinerja akan diamati, dan tingkat yang pengetahuan atau kemampuan baru harus dikuasai siswa. Guru. Dalam melakukan tahap ini guru melihat kembali pada silabus dan materi pembelajaran yang akan dilakukan pada saat penelitian ini akan diimplementasikan.
Langkah ketiga, Setelah menganalisi pembelajar dan menyatakan standar dan tujuan belajar, guru harus membuat titik permulaan (pengetahuan, kemampuan, dan sikap terkini para siswa) dan titik akhir (tujuan belajar) dari pengajaran. Guru membangun jembatan diantara kedua titik tersebut dengan memilih strategi pengajaran, teknologi, dan media yang sesuai, kemudian memutuskan materi untuk menerapkan pilihan-pilihan tersebut. Berdasarkan hasil belajar, gaya belajar guru memutuskan untuk menggunakan media video hal ini berkaitan dengan gaya belajar siswa yang mempunyai kecenderungan audiotorial. Mempertimbangkan hasil belajar siswa yang perbedaan antara siswa yang pandai dengan yang kurang pandai maka guru memutuskan untuk melakukan pembelajaran kelompok sehingga diharapkan siswa yang pandai akan membantu siswa yang kurang pandai.
Proses pembelajaran Langkah pertama pada tahap ini sebelum melakukan pembelajaran guru harus melakukan proses “5P”: mengulas (preview) teknologi, media dan material; menyiapkan (prepare) teknologi, media dan material; menyiapkan (prepare) lingkungan; menyiapkan (prepare) para pembelajar; dan memberikan (provide) pengalaman belajar. Selain itu guru juga harus menekankan pendekatan saintifik yang didalamnya terdapat kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengkomunikasikan.
Langkah kedua, siswa diberi apersepsi . guru memberikan apersepsi tentang sumber energi yang dimanfaatakan masyarakat sekitar. Pada kegiatan melakukan apersepsi siswa diminta merumuskan masalah.
Langkah ketiga siswa merumuskan hipotesis. Pada kegiatan ini siswa masih menduga-duga sebagai jawaban sementara berdasarkan apersepsi tentang hubungan antara sumber-sumber energi yang ada dan pemanfaatannya.
Langkah keempat siswa memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru melalui penggalian hipotesis siswa. Langkah kelima siswa memperhatikan video pembelajaran yaitu contoh kegiatan manusia yang menggunakan macam-macam energi dan pemanfaatannya. Selesai menyimak video guru meminta siswa mengajukan pertanyaan berkaitan dengan pemanfaatan sumber energi dilingkungannanya dan siswa yang lain menjawab.
Langkah keenam, siswa dibagi kedalam kelompok untuk melakukan percobaan mengeringkan kertas basah menggunakan energi panas matahari. Guru melakukan pendampingan kepada siswa selama proses percobaan dilakukan.
Langkah ketujuh dalam kelompok perwakilan siswa menceritakan hasil percobaan yang telah dilakukan Langkah kedelapan siswa dibagi dalam kelompok dan diberi tugas untuk mengerjakan tugas kelompok mengenai sumber-sumber energi. Dalam melakukan pengerjaan tugas kelompok siswa diberikan bantuan bisa melihat materi berkaitan dengan tugas kelompok melalui e-book dari komputer. Pada proses ini siswa yang kurang aktif sering kali diingatkan guru untuk ikut aktif dalam mengerjakan tugas. Beberapa kali guru juga menjelaskan kembali maksud dari pertanyaan dan memberikan gambaran gambaran untuk membantu siswa dalam memahami tugas kelompok.
Langkah kesembilan siswa mempresentasikan hasil tugas kelompoknya kedepan kelas. Langkah kesembilan siswa dan guru meluruskan pemahaman siswa yang kurang tepat dan melakukan Tanya jawab tentang materi yang belum siswa mengerti. Langkah kesepuluh siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman siswa setelah melakukan pembelajaran, kemudian siswa bersama-sama dengan guru menarik kesimpulan dari materi yang sudah disampaikan.
Proses pembelajaran seperti ini sangat berguna untuk guru dan siswa, dengan adanya tahapan-tahapan perencanaan sebelum pembelajaran dan pembelajaran, guru melakukan tahap pra pembelajaran dengan tujuan agar guru mengetahui karakteristik siswa dan mempersiapkan media dan teknologi yang akan digunakan saat proses pembelajaran. Sedangkan tahap selanjutnya guru harus mengaktifkan siswa saat pembelajaran berlangsung. Setelah itu guru mengevaluasi dan merevisi kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Pembelajaran ini lebih mempermudah guru saat melakukan perencanaan dan mengajari siswa untuk lebih aktif saat proses pembelajaran, sehingga dapat mengefektifkan pembelajaran dan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Pembelajaran lebih menekankan pada kedua belah pihak yaitu guru dan siswa sehingga pembelajaran lebih tertata dan pembelajaran yang lebih bermakna, karena peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan aktif,. Hal ini dibuktikan dari hasil observasi guru terhadap proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran ASSURE (kelas eksperimen). Lembar observasi guru terhadap peneliti saat proses pembelajaran membuktikan bahwa pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan langkah-langkah pengembangan pembelajaran ASSURE dalam mengimplementasikan pendekatan saintifik, dimulai dari pra pembelajaran sampai revisi pembelajaran. Hasil observasi ini mempunyai skor penilaian baik yang artinya proses pembelajaran sudah berlangsung sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dalam pengembangan pembelajaran
ASSURE , sedangkan observasi terhadap siswa menyatakan bahwa siswa telah
aktif dan mengikuti proses pembelajaran seperti yang diharapkan dalam langkah- langkah model pembelajaran ASSURE meski ditemui beberapa siswa masih perlu dorongan dari guru agar terlibat secara aktif, hal ini wajar karena dibutuhkan adaptasi bagi siswa yang belum terbiasa dengan pembelajaran seperti ini. Hasil observasi siswa mempunyai kategori baik.
Jadi pembelajaran dengan menggunakan pengembangan pembelajaran kepada guru untuk melakukan persiapan pembelajaran yang terencana dan memberi kesempatan siswa untuk belajar lebih maksimal dalam upya meningkatkan hasil belajar.
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pengembangan Pembelajaran ASSURE dalam mengimplementasikan Pendekatan saintifik terhadap hasil belajar siswa kelas 3 SD N Semowo 01 pada mata pelajaran IPA semester I tahun pelajaran 2014/2015 untuk kelas eksperimen dengan Pembelajaran yang menggunakan Pendekatan Saintifik di siswa kelas 3 SD N Semowo 02 untuk kelas kontrolnya dengan materi pembelajaran yang sama yaitu Energi. Setelah dilakukan pembelajaran pada kedua kelas tersebut, kemudian kedua kelas diberikan tes (posttest), yang nantinya data hasil posttest tersebut digunakan untuk kepentingan analisa serta pengujian hipotesis.
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dan disajikan sebelumnya, hasil hipotesis tersebut menunjukkan bahwa penggunaan Pengembangan Pembelajaran ASSURE berpengaruh lebih baik terhadap ranah afektfi dalam hal ini sikap siswa tetapi tidak berpengaruh terhadap ranah kognitif siswa pada mata pelajaran IPA kelas 3 SD N Semowo 1. Hal ini terlihat pada tabel hasil Mann-Whitney U-test hasil angket sikap siswa terhadap perilaku menghemat energi setelah tindakan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan rata-rata ranking pada kelas eksperimen sebesar 15,32 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 8,96 dan signifikansi yang ditunjukkan sebesar 0,024. Nilai signifikansi menunjukkan lebih kecil dari 0,05 atau 0,024 < 0,05, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima berarti terdapat pengaruh Pengembangan Pembelajaran ASSURE dalam mengimplementasikan Pendekatan Saintifik terhadap sikap siswa pada mata pelajaran IPA kelas 3 SD Negeri Semowo 01 pada tahun ajar 2014/2015.
Hasil berbeda terlihat pada hasil analisis uji-T dimana hasil belajar dalam aspek kognitif dilihat pada Tabel 4.5 dikolom F test (Levenes Test) diatas bernilai uji t pada tabel tersebut diketahui bahwa nilai t sebesar -1,258 dengan probabilitas signifikansi (> 0,05) yaitu 0,237 dan perbedaan berkisar antara 5,542
- – 1.542 (lower -upper). Artinya bahwa perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu yang menggunakan Pengembangan Pembelajaran ASSURE dalam mengimplementasikan pendekatan saintifik tidak terdapat pengaruh terhadap hasil belajar siswa pada ranah kognitif di mata pelajaran IPA kelas 3 SD Negeri Semowo 01 pada tahun ajar 2014/2015. Hal ini dapat terjadi karena pada proses pembelajaran siswa masih kesulitan dalam beradaptasi dengan pola pembelajaran yang menggunakan ASSURE dan pendekatan saintifik, meski pada pembelajaran sudah berjalan dengan baik sesuai prosedur ASSURE dan Pendekatan Saintifik akan tetapi untuk sebagian siswa masih terlihat kebingungan dalam proses pembelajarannnya, sehingga seringkali guru harus memberikan pengarahan terhadap siswa untuk mengikuti proses pembelajaran.
Berdasarkan observasi terhadap proses implementasi Pengembangan Pembelajran ASSURE dalam mengimplementasikan pendekatan saintifik ditemukan beberapa hal antara lain adalah pada penguasaan teknologi oleh siswa dan guru, hal ini berkaitan dengan budaya penggunaan teknologi pada guru dirasa masih kurang sehingga guru terlihat kurang menyatu dalam menggunakan teknologi ketika pada proses pembelajaran dilangsungkan, selain itu pendekatan saintifik yang digunakan juga memerlukan pembiasaan dalam penggunaannya sehingga siswa terbiasa dalam melakukan proses pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif dan kritis, memang tidak dipungkiri proses penggunaan teknologi dan pendekatan saintifik dirasa cocok untuk siswa yang sudah lebih mapan dalam belajar dan cenderung siswa yang berprestasi hal ini terlihat dari proses pembelajaran dan proses pengerjaan tugas kelompok terlihat bahwa siswa yang cenderung pintar lebih cepat beradaptasi dengan proses pembelajaran sedangkan siswa yang lain lebih terlihat kebingungan dengan proses pembelajaran.