METABOLISME ENZIM DAN SISTEM KOORDINASI

“METABOLISME ENZIM DAN SISTEM KOORDINASI PADA
TUMBUHAN”
A. PENDAHULUAN
Metabolisme adalah segala proses reaaksi kimia yang terjadi didalam makhluk
hidup, mulai makhluk hidup bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri,
protozoa, jamur, tumbuhan dan hewan. Di dalam proses ini, makhluk hidup
mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk
mempertahankan hidupnya.
Dalam tumbuhan terdapat proses metabolisme tumbuhan yang terdiri dari
anabolisme (pembentkan senyawa yang lebih besar dari molekul – molekul yang
lebih kecil, molekul ini terdiri dari pati, selulose, protein, lemak dan asam lemak.
Proses ini membutuhkan energi). Sedang katabolisme merupakan senyawa dengan
molekul yang besar membentuk senyawa – senyawa dengan molekul yang lebih kecil
dan menghasilkan energi.
Tumbuhan juga mengahasilkan senyawa metabolit sekunder yang berfungsi
untuk melindungi tumbuhan dari serangan serangga, bakteri, jamur dan jenis patogen
lainnya serta tumbuhan itu mampu menghasilkan vitamin untuk kepentingan
tumbuhan itu sendiri serta hormon – hormon yang merupakan sarana bagi tumbuhan
untuk berkomunikasi antara organnya atau jaringannya dalam mengendalikan dan
mengkoordinasi pertumbuhan dan perkembangannya. Sel dalam tubuh tumbuhan
mampu mengatur lintasan – lintasan metabolik yang dikendalikannnya agar terjadi

dan dapat mengatur kecepatan reaksi tersebut dengan cara memproduksi suatu
katalisator dalam jumlah yang sesuai dan tepat pada saat dibutuhkan. Katalisator
inilah yang disebut denagn enzim yang mampu mempercepat laju reaksi yang
berkisar antara 108 sampai 1020.
Proses metabolisme yang terjadi di dalam sel makhluk hidup seperti pada
tumbuhan dan manusia pada, melibatkan sebagian besar enzim (katalisator) baik
berlangsung secara sintesis (anabolisme) dan respirasi (katabolisme). Untuk

memperlancar berlangsungnya proses reaksi metabolisme dalam sel makhluk hidup
melibatkan

komponen-komponen

penunjangnya.

penting

Komponen-komponen

yang


yang

sangat

sangat

berperan

berperan

dalam

sebagai
proses

metabolisme sel makhluk hidup adalah enzim.
Enzim ialah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi dan ikut beraksi
didalamnya sedang pada saat akhir proses enzim akan melepaskan diri seolah – olah
tidak ikut bereaksi dalam proses tersebut. Enzim merupakan reaksi atau proses kimia

yang berlangsung dengan baik dalam tubuh makhluk hidup karena adanya katalis
yang mampu mempercepat reaksi. Koenzim mudah dipisahkan dengan proses dialisis.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana proses mekanisme enzim pada tumbuhan?
2. Jelaskan bagaimana sistem koordinasi pada tumbuhan?
C. PEMBAHASAN
1. METABOLISME ENZIM PADA TUMBUHANS
Metabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup/sel. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis karena selalu
menggunakan katalisator. Proses metabolisme di dalam sel melibatkan aktivitas
sejumlah besar katalis biologik yang disebut enzim dan berlangsung melalui
Respirasi (katabolisme) dan Sintesis (anabolisme).
Anabolisme merupakan sintesa dalam pembentukan jaringan tubuh,
sedangkan katabolisme adalah proses penguraian jaringan tubuh. Bila anabolisme
melebihi katabolisme maka akan diperoleh pertumbuhan yang positif, bila kedua
proses tersebut seimbang maka pertumbuhan akan relatif tetap dan sebaliknya
apabila katabolisme melebihi anabolisme maka akan terjadi pertumbuhan yang
negatif (Kadarsi,S.,2004).

Katabolisme dan

Anabolisme

Pada gambar diatas dijelaskan bahwa:


Reaksi Endergentik melalui proses anabolisme menghasilkan energi yang
akan diserap dan disimpan dan membentuknya menjadi senyawa dari
prekursor yang sederhana .



Reaksi Eksergenik melalui proses katabolisme akan melepaskan energi yang
kemudian menguraikan molekul kompleks sehingga menjadi molekul yang
sederhana.

a) Reaksi Anabolisme
Adalah reaksi pembentukkan, yaitu pembentukkan molekul sederhana
menjadi molekul kompleks. Reaksi anabolisme merupakan reaksi sintesis karena
adanya transformasi energi yang disimpan dalam bentuk ikatan kimia. Apabila
dihasilkan materi sel baru, maka anabolisme disebut juga sebagai biosintesis.

Aktivitas pengurai dan sintesis, atau dismilasi dan asimilasi, saling terkait satu
sama lain. Contoh reaksi anabolisme adalah sintesis (termasuk fotosintesisi dan
kemosintesis) (Ningrum,dkk.,2013).
b) Reaksi Katabolisme
Adalah reaksi yang sifatnya memecah ikatan kimia yang kompleks menjadi
ikatan kimia yang lebih sederhana. pada waktu ikatan putus dan molekul terpecah
terjadi pembebasan energi (reaksi exergonik). Pada katabolisme, senyawa-senyawa
kompleks diuraikan menjadi produk lebih sederhana. Energi yang dibebaskan di

simpan dalam bentuk Adenosin Difosfat (ADP) dan fosfat. Dapat juga melalui
reduksi

koenzim

Nikotinamid

Adenin

Dinukleotida


(NADP+)

menjadi

Nikotinamid Adenin Dinukleotida Fosfat Hidrogen (NADPH). ATP dan NADPH
adalah sumber energi untuk jalur-jalur anabolisme. Contoh reaksi katabolisme
adalah proses respirasi (termasuk aerob dan anaerob). (Ningrum,dkk.,2013).

Proses katabolisme

1. Komponen Penyusun Enzim
Enzim adalah Biokatalisator organik yang dihasilkan oleh organisme hidup
didalam protoplasma. Berdasarkan senyawa pembentuknya yaitu protein enzim
dibedakan atas 2 bagian yaitu:
a. Enzim sederhana
Enzim dengan seluruh komponen penyusunnya adalah protein.
b. Enzim kompleks / Enzim konjugasi / Haloenzim.
Enzim yang komponen penyusunnya tidak hanya terdiri atas protein.
Apoenzim merupakan bagian dari enzim konjugasi yang berupa protein.
Prostetik merupakan bagian dari protein konjugasi yang bukan senyawa

protein. Gugus prostetik yang terbuat dari senyawa logam disebut kofaktor.
Gugus prostetik yang terbuat dari bahan organik seperti vitamin disebut
koenzim.
2. Kerja Enzim

Ada 2 teori yang mengungkapkan cara kerja enzim yaitu:
a. Teori kunci dan anak kunci (Lock and key)
Teori ini dikemukakan oleh Emil Fisher yang menyatakan kerja enzim
seperti kunci dan anak kunci, melalui hidrolisis senyawa gula dengan enzim
invertase, sebagai berikut:
a) Enzim memiliki sisi aktivasi, tempat melekat substrat.
b) Hubungan antara enzim dan substrat terjadi pada sisi aktivasi.
c) Hubungan antara enzim dan substrat membentuk ikatan yang lemah.
d) Enzim + substrat --> Kompleks enzim substrat --> Hasil akhir + Enzim.
b. Teori kecocokan induksi (Induced fit theory)
Bukti dari kristalografi sinar x, diketahui bahwa sisi aktif enzim bukan
merupakan bentuk yang kaku, tapi bentuk yang fleksibel. Ketika substrat
memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif akan termodifikasi menyesuaikan
bentuk substrat, sehingga terbentuk kompleks enzim substrat. Ketika substrat
terikat pada enzim, sisi aktif enzim mengalami beberapa perubahan sehingga

ikatan yang terbentuk antara enzim dan substrat menjadi menjadi lebih kuat.
Interaksi antara enzim dan substrat disebut Induced fit.
3. Komponen Enzim
Enzim merupakan protein, berdasarkan senyawa penyusunnya, enzim
dibedakan atas:
a) Enzim sederhana komponen utama penyusun tubuhnya adalah protein.
b) Enzim konjugasi / halo enzim merupakan enzim yang tersusun atas senyawa
protein dan senyawa selain protein. Bagian dari enzim konjugasi yang berupa
protein disebut Apoenzim, sedangkan bagian yang bukan protein disebut
prostetik.
c)

Struktur prostetik yang terbuat dari logam disebut kofaktor, sedangkan yang
terbuat dari bahan organik seperti protein disebut koenzim.

4. Jenis-Jenis Enzim

Enzim dalam metabolisme dibedakan menjadi 6 golongan yaitu:
a) Oksido-reduktase yaitu enzim yang bekerja pada reaksi oksidasi dan reduksi
b) Transferase bekerja untuk memindahkan gugus kimia

c)

Hidrolase bekerja mengubah bentuk kimia tanpa menambah atau mengurangi
unsur

d) Hidrolase bekerja pada reaksi yang menggunakan air
e)

Ligase bekerja pada reaksi penggabungan dua senyawa atau lebih

f)

Liase bekerja pada reaksi pemutusan senyawa

5. Sifat Enzim
a) Sebagai Biokatalisator
Enzim adalah senyawa organik, yaitu senyawa protein yang dihasilkan oleh
sitoplasma sel dan berperan sebagai katalisator, yang disebut biokatalisator.
Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat atau memperlambat reaksi
kimia , tetapi zat itu sendiri tidak ikut dalam reaksi. Enzim mempengaruhi

kecepatan reaksi, tetapi tidak terpengaruh atau dipengaruhi oleh reaksi tersebut.
Enzim mengatur kecepatan dan kekhususan ribuan reaksi kimia yang
berlangsung dalam sel, dan bertindak tidak harus selalu dalam sel.
b) Enzim menurunkan energi aktivasi.
Enzim mengkatalis reaksi dengan meningkatkan kecepatan reaksi, dengan
cara menurunkan energi aktivasi (energi yang diperlukan untuk memulai suatu
reaksi).
c) Enzim merupakan protein .
Enzim merupakan protein, sehingga sifat-sifat enzim sama dengan protein,
yaitu dipengaruhi oleh suhu dan pH. Pada suhu rendah dan tinggi enzim akan
mengalami kerusakan koagulasi (penggumpalan), yang akhirnya akan
terdenaturasi enzim akan terdenaturasi.

d) Enzim bekerja spesifik

Enzim bekerja spesifik satu enzim hanya khusus untuk satu substrat.
Contoh enzim maltase hanya dapat memecah maltosa menjadi glukosa
6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim
a) Suhu
Reaksi yang dikatalisis oleh enzim akan meningkat seiring dengan

kenaikan suhu 0 - 35 derajad celcius. Secara umum kenaikan 10 derajad celcius
maka kecepatan reaksi menjadi dua kali lipatnya dalam batas suhu yang wajar.
Suhu ideal kerja enzim adalah 30 – 40 oC, dengan suhu optimum 36 oC.
Dibawah atau diatas suhu tersebut kerja enzim lemah bahkan mengalami
kerusakan. Enzim akan menggumpal (denaturasi) dan hilang kemampuan
katalisisnya jika dipanaskan.
b) Logam berat
Logam berat seperti Ag, Zn, Cu, Pb dan Cd, menyebabkan enzim menjadi
tidak aktif.
c) Logam
Aktivitas enzim meningkat jika bereaksi dengan ion logam jenis Mg, Mn,
Ca, dan Fe.
d) pH
Enzim bekerja pada pH tertentu, enzim hanya dapat bekerja pada pH yang
ideal. Enzim Ptialin hanya dapat bekerja pada pH netral, enzim pepsin bekerja
pada pH asam sedangkan enzim tripsin bekerja pada pH basa. Bagan kerja
enzim dan pengaruhnya terhadap pH.
e) Konsentrasi
Semakin tinggi konsentrasi enzim maka kerja waktu yang dibutuhkan
untuk suatu reaksi semakin cepat, sedangkan kecepatan reaksi dalam keadaan
konstan. Semakin tinggi konsentrasi substrat, semakin cepat kerja enzim, tapi
jika kerja enzim telah mencapai titik maksimal, maka kerja enzim berikutnya
akan konstans.
f) Faktor dalam (Faktor Internal)

Vitamin dan hormon berpengaruh terhadap aktivitas kerja enzim. Hormon
tiroksin merupakan hormon yang mempengaruhi proses metabolisme tubuh.
semakin tinggi konsentrasi hormon tiroksi yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid,
makan semakin cepat proses metabolisme dalam tubuh, demikian sebaliknya.
Vitamin dalam tubuh berfungsi sebagai alat pengaturan seluruh proses fisiologi
dalam tubuh.
g) Keberadaan Aktivator dan Inhibitor
Aktivaor merupakan molekul yang mempermudah ikatan enzim antara
enzim dengan dan substrat. inhibitor merupakan molekul yang menghambat
ikatan antara enzim dengan substrat. Ada dua macam inhibitor yaitu:
a. Inhibitor kompetitif adalah inhibitor yang kerjanya bersaing dengan substrat
untuk mendapatkan sisi aktif enzim.
b. Inhibitor non kompetitif Adalah inhibitor yang melekat pada tempat selain
sisi aktif sehingga bentuk enzim berubah dan substrat tidak dapat melekat
pada enzim
7. Peran Enzim Dalam Metabolisme
Reaksi kimia akan berjalan lebih cepat dengan adanya asupan energi dari
luar (umumnya pemanasan), maka seyogyanya reaksi kimia yang terjadi pada di
dalam tubuh manusia harus diikuti dengan pemberian panas dari luar. Metabolisme
merupakan sekumpulan reaksi kimia yang terjadi pada makhluk hidup untuk
menjaga kelangsungan hidup. Reaksi-reaksi ini meliputi sintesis molekul besar
menjadi molekul yang lebih kecil (anabolisme) dan penyusunan molekul besar dari
molekul yang lebih kecil (katabolisme).
Enzim berperan dalam menurunkan energi aktivasi menjadi lebih rendah dari
yang semestinya dicapai dengan pemberian panas dari luar. Kerja enzim dengan
cara menurunkan energi aktivasi sama sekali tidak mengubah ΔG reaksi (selisih
antara energi bebas produk dan reaktan), sehingga dengan demikian kerja enzim
tidak berlawanan dengan Hukum Hess 1 mengenai kekekalan energi. Selain itu,
enzim menimbulkan pengaruh yang besar pada kecepatan reaksi kimia yang

berlangsung dalam organisme. Reaksi-reaksi yang berlangsung selama beberapa
minggu atau bulan di bawah kondisi laboratorium normal dapat terjadi hanya
dalam beberapa detik di bawah pengaruh enzim di dalam tubuh.
8. Enzim- enzim yang terlibat alam proses metabolisme sebagai berikut:
a) Enzim Katalase. Enzim katalase berfungsi membantu pengubahan hidrogen
peroksida menjadi air dan oksigen. Katalase 2H2O2 → 2H2O + O2
b) Enzim Oksidase. Enzim oksidase berfungsi mempergiat penggabungan O2
dengan suatu substrat yang pada saat bersamaan juga mereduksikan O2,
sehingga terbentuk H2O.
c) Enzim Hidrase. Enzim hidrase berfungsi menambah atau mengurangi air dari
suatu senyawa tanpa menyebabkan terurainya senyawa yang bersangkutan.
Contoh: fumarase, enolase, akonitase.
d) Enzim Dehidrogenase. Enzim dehidrogenase berfungsi memindahkan hidrogen
dari suatu zat ke zat yang lain.
e) Enzim Transphosforilase. Enzim transphosforilase berfungsi memindahkan
H3PO4 dari molekul satu ke molekul lain dengan bantuan ion Mg2+.
f) Enzim Karboksilase. Enzim karboksilase berfungsi dalam pengubahan asam
organik secara bolak-balik. Contoh pengubahan asam piruvat menjadi
asetaldehida dibantu oleh karboksilase piruvat.
g) Enzim Desmolase. Enzim desmolase berfungsi membantu dalam pemindahan
atau penggabungan ikatan karbon. Contohnya, aldolase dalam pemecahan
fruktosa menjadi gliseraldehida dan dehidroksiaseton.
h) Enzim Peroksida. Enzim peroksida berfungsi membantu mengoksidasi senyawa
fenolat, sedangkan oksigen yang dipergunakan diambil dari H2O2.

2. SISTEM KOORDINASI PADA TUMBUHAN

Sistem

Koordinasi

merupakan

suatu

sistem

yang

mengatur

atau

mengkoordinir segala aktivitas biologis tubuh organisme, terutama terhadap
perubahan-perubahan lingkungannya baik eksternal maupun internal sehingga
organisme itu selalu dalam keadaan normal dan harmonis.
Gerak merupakan salah satu bentuk tanggapan organisme terhadap rangsang.
Rangsang dapat datang dari luar (eksternal) atau dari dalam (internal) tubuhnya
sendiri. Pada makhluk primitif, kemampuan menanggapi rangsang masih sangat
sederhana yang di sebut daya iritabilitas (Rianawaty, 2010).
A. Macam-Macam Gerak Pada Tumbuhan
Berdasarkan rangsangannya,gerak pada tumbuhan dikelompokkan menjadi
tiga,yaitu gerak autonom(endonom),gerak esionom,dan gerak higroskopis.
1. Gerak Autonom (Endonom)
Gerak autonom (endonom) adalah gerak yang belum diketahui penyebabnya
scara pasti,namun diperkirakan gerak ini disebabkan oleh rangsangan yang berasal
dari dalam tubuh tumbuhan itu sendiri. Dengan kata lain,gerak autonom adalah gerak
yang tidak disebabkan oleh rangsangan dari luar.
Contoh:
a. Gerak mengalirnya sitoplasma dalam sel
b. Gerak melengkungnya kuncup daun karena perbedaan kecepatan tumbuh.
c. Gerak yang diperlihatkan tumbuhan ketika tumbuh seperti tumbuhnya akar,
batang, daun, dan bunga.
d. Gerak kloroplas memutar mengelilingi isi sel pada sel-sel daun Hydrilla sp
(Rianawaty, 2010).
2. Gerak Esionom
Gerak esionom meupakan gerak tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan
dari luar tubuh tumbuhan tersebut. Macam - macam gerak esionom pada tumbuhan
diantaranya:
1) Nasti

Nasti adalah gerak tumbuhan terhadap rangsangan, yang arah geraknya
tidak ditentukan oleh rangsangan tetapi oleh tumbuhan itu sendiri. Gerak nasti
terjadi karena perbedaan tekanan turgor. Contoh paling mudah adalah gerak
‘’tidur’’

yang

di

tunjukkan

oleh

bermacam-macam

tumbuhan

polong

(leguminosae). Gerak tidur itu disebut niktinasti (nyktos= malam) (Rianawaty,
2010).

Berdasarkan penyebabnya, gerak nasti dibedakan menjadi lima
Macam, yaitu:
a) Fotonasti
Fotonasti merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan cahaya
matahari. Contoh: Membuka dan menutupnya bunga pukul empat (Mirabilis
jalava) (Rianawaty, 2010).
b) Niktinasti
Niktinasti merupakan gerakan nasty yang disebabkan oleh suasana gelap
(gerak

tidur).

Pada

umumnya,

daun-daun

tumbuhan

polong-polongan

(Leguminosaceae) akan menutup pada waktu malam. Daun-daun tersebut akan
membuka kembali pada pagi hari. Selain disebabkan oleh suasana gelap, gerak
“tidur” daun-daun tersebut dapat terjadi akibat perubahan tekanan turgor di dalam
persendian daun. Contoh: Mengatupnya daun daun majemuk turi,lamtoro, dan
sengon,di malam hari (Rianawaty, 2010).
c) Tigmonasti
Tigmonasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan mekanis
berupa sentuhan atau tekanan. Istilah tigmonasti berasal dari bahasa Yunani, yaitu
thigma yang berarti sentuhan. Gerak tigmonasti disebut juga dengan seismonasti.
Contohnya: menutupnya daun putrid malu (Mimosa pudica) saat disentuh
(Rianawaty, 2010).

d) Termonasti
Termonasti merupakan gerakan nasti yang disebabkan oleh rangsangan
suhu. Contoh, bunga tulip akan mengembang bila mendadak mengalami kenaikan
temperature dan akan menutup lagi bila temperaturnya menurun (Rianawaty,
2010).

e) Nasti kompleks
Nasti kompleks adalah gerak nasti yang disebabkan oleh beberapa faktor
sekaligus. Rangsangan yang diterima dapat berupa: cahaya matahari, suhu, air
dan zat kimia. Misalnya: Gerak membuka dan menutupnya sel-sel penjaga pada
stomata (Rianawaty, 2010).
3. Gerak Higroskopis
Gerak higroskopis adalah gerak bagian tumbuhan yang diakibatkan oleh
pengaruh perubahan kadar air dari sel-sel sehingga terjadi pengerutan yang tidak
sama.
Contoh:
a. Pecahnya buah polong yang sudah kering pada lamtoro,jarak,dan kembang merak.
b. Membukanya sporangium pada tumbuhan paku akibat berkerutnya sel-sel anulus
(Rianawaty, 2010).
4. Gerak Tropisme
Gerak tropisme merupakan salah satu bagian dari gerak pada tumbuhan.
Gerak tropisme merupakan gerak tumbuhan atau bagian tumbuhan yang arah
geraknya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Berdasarkan jenis
rangsangannya, gerak tropisme dibedakan menjadi fototropisme, geotropisme,
tigmotropisme, hidrotropisme dan kemotropisme (Purwendi, 2013).
a) Pada fototropisme rangsangnya berupa cahaya, contohnya gerak ujung batang
kearah cahaya matahari.

b) Pada gerak geotropisme rangsangannya berupa gaya gravitasi bumi,
contohnya gerak tumbuh akar menuju pusat bumi
c) Pada gerak tigmotopisme, rangsanganya berupa singgungan / sentuhan,
contohnya gerak melilitnya sulur tanaman markisa, sirih, mentimun, anggur,
semangka pada ajir.
d) Pada gerak hidrotropisme, rangsangannya berupa air, contohnya akar akan
bergerak menuju sumber air, dan
e) Pada gerak kemotropisme rangsangannya berupa zat kimia, contohnya gerak
akar menuju pupuk (Purwendi, 2013).
5. Gerak Taksis
Taksis merupakan gerak pindah tempat seluruh tubuh tumbuhan menuju atau
manjauhi rangsangan di sebut gerak taksis. Berdasarkan jenis rangsanganya,taksis
dibedakan menjadi dua macam, yaitu fototaksis dan kemotaksis (Rianawaty, 2010).
a) Fototaksis
Fototaksis merupakan gerak taksis yang disebabkan oleh rangsangan
cahaya matahari. Misalnya gerakan klorofil menuju ke permukaan yang
mendapat cahaya dan gerak spora yang memiliki flagel menuju tempat yang
terang (Rianawaty, 2010).
b) Kemotaksis
Kemotaksis merupakan gerak taksis yang di sebabkan oleh rangsangan
kimia. Misalnya gerak spermatozoid (bagian yang dibentuk oleh tumbuhan)
tanaman lumut dan tanaman paku menuju ke sel telur yang terdapat dalam
arkegoium karena tertarik pada gula atau protein yang dihasilkan oleh
arkegonium (Rianawaty, 2010).

D. KESIMPULAN
1. Proses mekanisme enzim pada tumbuhan melibatkan sejumlah besar katalis
biologik yang di sebut enzim dan berlangsung melalui respirasi (katabolisme)
dan sintesis (anabolisme).
2. Sistem koordinasi pada tumbuhan di pengaruhi oleh hormon tumbuhan yang
merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh tumbuhan
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

DAFTAR PUSTAKA
Kadarsih,S., 2004, Performans Sapi Bali Berdasarkan Ketinggian Tempat Didaerah
Transmigrasi Bengkulu: I. Performans Tumbuhan, Jurnal Ilmu-ilmu
Pertanian Indonesia, Vol.6(1).
Ningrum,N.R., Widhorini dan Euis Y., 2013, Analisis Pertumbuhan Jamur Aspergillus
fumigatus dalam Media Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.), Jurnal
Kesehatan Kartika, Vol.8(1).
Purwendi, R., 2013, Penggunaan Media Pembelajaran Dengan Program Berbasis
Lectora Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Ipa Konsep Gerak
Tropisme Pada Siswa Smp Kelas VIII, Jurnal Ilmiah Guru, Vol.1(2).
Rianawaty, I., 2010, Biologi 2, Erlangga, Jakarta

MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN
“METABOLISME ENZIM DAN SISTEM KOORDINASI PADA
TUMBUHAN”

OLEH :
KELOMPOK VI (ENAM)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

ANDI LASTRI (O1A1 17 082)
ASNITA HAFSANI (O1A1 17 085)
DINDHA PERMATA HATI (O1A1 17 087)
ELVA RERUNG (O1A1 17 089)
FENNY RIZKY FEBRIANI AZMAS (O1A1 17 091)
HESTI SARI (O1A1 17 095)
IRMAYANI JUBIR (O1A1 17 098)
ISRUL WIRYA RUSTAM (O1A1 17 100)

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018