MANAJEMEN PENDIDIKAN PADA PEMENTASAN WAYANG KULIT

MANAJEMEN PENDIDIKAN PADA PEMENTASAN WAYANG
KULIT
Subianto Karoso
Jurusan Sendratasik FBS UNESA

Abstract
Leather puppet wltich is playe. by dalang is seen as an entertainment also contain life perceptia, behavior,
ethic, norm, character, and life principles. Dalang as an artist alsofunction as educator for lhe community. In managing
and leading leather puppet, he has to be able to apply managementfitnction well in order to performnicely, fluently, and
sequencewith the planned, to satisly the audience.

Keywords : Leather puppet, dalang, ethnic, education management
PENDAHULUAN
Wayang

Cangik (abdi putri yang juga merupakan
budaya

pelawak) dan adegan gara-gara (adegan paraabdi

Jawa/Indonesia yang adiluhung (benilai tinggi)


satria yang juga bertindak sebagai pelawak).

dan sudah diakui sebagai warisan budaya dunia

Karena dalang dalam pementasan wayang kulit

melalui Unesco PBB yang menyatakan bahwa

merupakan pendidik masyarakat penonton maka

wayang kulit merupakansalah satu budaya

pada pergelaranwayang kulit dalang sebagai

Indonesia yang perlu dilestarikan. Pengakuan

pimpinan pergelaran juga perlu memahami dan

tersebut tertuang dalam Surat Keputusan tanggal


dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen

7 November2003 (Masterpiese of Oral and lntangible

pendidikan. Permasalahan yang ada adalah

Heritage of Humanity). Dengan adanya pengakuan

fungsi manajemen apa saja yang dilaksanakan

ini berarti Indonesia mempunyai tanggung jawab

oleh dalang wayang kulit dalam melaksanakan

untuk

pergelaran wayang kulit semalam suntuk dengan

selalu


kulit

adalah

berusaha

melindungi

dan

melestarikan budaya wayang kulit tersebut.

dibantu oleh para pengrawit dan pesinden.

Wayang kulit yang dimainkan oleh dalang

Cukup banyak pakar yang mengemukakan

selain sebagai tontonan dan hiburan juga sarat


pendapatnya

dengan muatan ajaran kehidupan, tingkah laku,

misalnya George R. Tery menyatakan bahwa

etika, sopan-santun, karakter, dan prinsip hidup.

fungsi manajemen adalah: planning, organizing,

Dalang dalam pementasan wayang kulit selain

actuating, dan controlling; menurut Henry Fayol

bertindak sebagai penghibur penonton juga

fungsi

bertindak


masyarakat

organizing,commanding, coordinating, dan controlling;

penonton. Pendidikan yang dilakukan kepada

menurut Siagian planning, organizing, motivating,

masyarakat dapat melalui alur cerita, dialog para

dan controlling; Menurut Luther Gullich: planning,

tokoh cerira,wejangan pendeta kepada satria,

organizing, staffing, directing, coordinating, reporting,

maupun melalui humor pada adegan Limbuk,

danbugeting; Menurut William Spilegel: planning,


sebagai

pendidik

tentang

manajemen

fungsi

adalah:

manajemen,

planning,

organizing, dan controlling; menurut William H.

baik agar pelaksanaanpergelaran wayang kulit


Newman: planning, organizing, staffing, directing,

berjalan dengan baik, lancar, dan sesuai dengan

coordinating, dan reporting; menurut Winardi:

yang direncanakan sehingga dapat mernuaskan

planning,

penanggap

organizing,

coordinating,

actuating,

dan


penonton.

Fungsi

communication, dan controlling, menurut John

manajemenyang dilaksanakan dalang dalam

D.Milled: directing, dan facilitating; dan masih

pergelaranwayang

banyak lagi pakar rnanajemen yang menyatakan

perencanaan(planning), (2) peramalan (fforecasting),

pendapatnya.

(3)pengorganisasian


Dalam tulisan ini sengaja dibahas fungsi

kulit

meiiputi:
(organizing),

personalia(staffing),

(5)

(1)
(4)

pengarahan

manajemen yang dapat diterapkanoleh dalang

(directing/commanding), (6) pelaksanaan (actuating),


dalam rnelaksanakan pergelaran wayang kulit

(7) koordinasi (coordinating), (8)kepemimpitan

semalam suntuk. Dalang dalam melaksanakan

(leading), (9) pemotivasian(motivating), dan (10)

pergelaran wayang kulit selain memberikan

pengawasan (controlling).

hiburan

sekaligus

mendidik

masyarakat


pehonton. Pendidikan yang terkandung di dalam

PEMBAHASAN

pergelaran wayang kulit selain ada dalam setiap

1. Perencanaan (Planning)

adegan juga secara keseluruhan lakon dari awal

Perencanaan

(Planning)

adalah

fungsi

sampai akhir mempunyai kandungan pendidikan

pertama dan utama dari manajemen dan

kehidupan yang mencakup hubungan manusia

organisasi,

dengan Sang Maha pencipta juga hubungan

terlebih dulu. Dalam pergelaran wayang kulit

antar manusia.

perencanaan yang harus disiapkan adalah: (a)

Manajemen pendidikan pada pementasan

dan

perencanaan

harus

dibuat

lakon atau ceritera, (b)urutan adegan, (c)

wayang kulit dalang sebagai pimpinan pada

gending

pergelaran wayang kulit harus dapat mengelola

adegan, (d) tokoh yangakan dimunculkan dalam

jalannya

setiap

pementasan

dari

persiapan,

iringan
adegan.

yangdigunakan
(e)wejangan

pada
atau

tiap
materi

pelaksanaan, dan akhir pementasan. Dalang

pendidikan masyarakat yang akan disampaikan

merupakan pimpinan pergelaran wayang kulit

pada adegan mana saja, (f) sanggit/dramatisasi,

yang

pesinden,

(g)tokoh yang akan melakukan peperangan dan

wiraswara/penggerong, bintang tamu pelawak

tokoh yang menjadi musuhnya, (h)gending dan

dan atau penyanyi, serta teknisi sound system dan

atau lagu untuk selingan, (i)pembagian waktu

ada juga dalangyang menggunakan jasa penata

tiap adegan, fi) pesinden dan atau penggerong

lampu dan penata slide.

siapa

dibantu

oleh

pengrawit,

yang

sesuai

melayani

permintaan

mengelola

gending/lagu dari penonton disesuaikan dengan

pementasan wayang kulit, dalang harus dapat

keahlian dan warna suara. yang sesuai dengan

melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dengan

lagu tertentu, (k) alokasi waktu yang disediakan

Dalam

memimpin

dan

bila ada pesanan atau permintaan lagu dan atau

yaitu pathet nem,pathet sanga, dan pathet manyura.

gending dari para penonton. Dalang harus

Urutan adegan yang baku pada pedalangan

mematuhi

wayang kulit seperti pada tabel berikut.

perencanaan

direncanakan

agar

yang

pelaksanaan

sudah
pergelaran

wayang kulit dapat lancar dan tidak kedodoran.

Tabel 1
Urutan Adegan Berdasarkan Pathet pada

a. Perencanaan Iakon atau ceritera
Lakon

yang

wayangkulit

dipergelarkan

dapat

atas

penanggap/pemangku

hajat,

Pergelaran Wayang Kulit Purwa

dalang

permintaan
dapat

pula

No

Pathet Nem

.

Pathet

Pathet

Sanga

Manyur

pemilihan lakon diserahkan kepada dalang.
Biasanya lakon untuk hajat khitanan adalah

a
1.

Jejer pertama

Gara-gara

Jejer

kelahiran tokoh wayang kulit yang disesuaikan

Manyura

dengan karakter anak yang dikhitan,misalnya bila

I

anaknya pemberani orang tuanya memesan

2.

lakon lahirnyaWisanggeni (anak Arjuna dengan
BidadaraiBathari

Dersanala

yang

Jengkaran/Bubara

Jejer

Perang

n Pasewakan

Pertapan

Manyura

sangat

pemberanaidan sakti). Untuk hajat pernikahan

I
Adegan

Jejer

biasanya lakon yang dipesan adalah lakon

Bambanga

Manyura

rabine/penikahan tokoh wayang yang sesuai

n

II

Perang

Perang

Kembang

Brubuh

Jejer Pathet

Tayunga

Sanga I

n

Perang

Jejer

Sintren

Terakhir

Jejer Pathet

Adegan

Sanga II

Golek

Ngupaya

Tancep

Sraya

Kayon

dengan karakter mempelai wanita atau mempelai

3.

4.

Gapuran

Kedhatonan

pria. Misal bila mempelai wanita kembang desa
banyak

yang

menginginkan

menikahi,

5.

Limbuk-Cangik

menggunakan lakon Alap-alapan(perebutan putri
raja). Setelah menerima pesanan lakon dalang

6.

Adegan Padupan

harus merencanakan alur cerita dengan disertai
urutan

adegan

dari

awal

hingga

akhir

7.

Paseban njawi

cerita/lakon.
8.

Budhalan Wadya

b. Perencanaan urutan adegan
Setelah mendapat pesanan lakon dalang

9.

Perang Ampyak

perlu membuat perencanaan urutan adegan dan

10.

Jejer Sabrang (Jejer

tokoh siapa saja yang dimunculkan dalam setiap
adegan. Urutan adegan dalam pewayangan
dibagi menjadi tiga bagiansesuai pathet karawitan,

kedua)
11.

Perang Gagal

12.

Adegan
c. Perencanaan Gending Iringan

Simpangan Marga

Gending iringan juga perlu direncanakan

atau dapat juga
Jejer Sabrang

untuk mengiringi tiap adegan dan berdasarkan

Rangkep

pathet.

Perencanaan

gending

dilaksanakan

bersama pimpinan karawitan sehingga para
Dari tabel di atas dapat diamati bahwa pada

pengrawit dapat melaksanakan garapan iringan

pathet nem ternyata jumlah urutan adegannya

dengan

cukup banyak dan hampir dua kali lipat adegan

gending iringan ada iringan baku yang wajib

pada pathet sanga, atau pada pathet manyura. Jadi

digunakan untuk adegan tertentu. Misal untuk

meskipun dalam satu lakon yang dipergelarkan

mengiringi

terdiri daritiga bagian yang dibatasi oleh

digunakan gending Kabor, untuk mengiringi

pergantian pathet jatah waktu untuk tiap pahet

jejer pertama negara Dwarawati digunakan

tidaksama.

gending Karawitan, dan sebagainya.

Pathet

nem

paling

banyak

sempurna.

jejer

Dalam

pertama

merencanakan

negara

Astina

menyitawaktu hampir separuh dari seluruh
waktu pergelaran, sedangkan pada pathet sangadan

d. Perencanaan

pathet manyura jenis adegannya hampir sama,

dimunculkan

tokoh

yang

akan

yang

Setiap adegan perlu direncanakan tokoh

disediakan juga hampir sama, dan bila dalam

yang dimunculkan dan apa peran tokoh wayang

adegan gara-gara cukup banyak waktu yang

yang dimunculkan dalam adegan tersebut.

digunakan

permintaan

Dalam setiap adegan tentuada tokoh baku yang

gending/lagu dolanan, jatah waktu untuk pathet

berkaitan dengan alur lakon, dan ada tokoh yang

manyura dikurangi dengan meniadakan jejer II

hanya merupakan pelengkap saja. Dalam adegan

pathet manyura atau adegan lain yang dapat

tertentu

diringkas.

gecul/lucu. Tokoh pelawak ini merupakantokoh

sehingga

sebenarnya

untuk

jatah

waktu

melayani

ada

juga

tokoh

pelawak

yang

Urutan adegan pada tebel 1 tersebut

pembantu/abdi yang tugas utamanya mengasuh

bukanmerupakan urutan yang mati, tetapi masih

dan menghibur tokoh satria sekaligus sebagai

dapat dirubah dengan meniadakan adegan-

penasehat, yaitu Semar, Gareng, Petruk, dan

adegan tertentu yang dianggap kurang perlu

Bagong. Tokoh penasehat yang juga merupakan

misalnya

atau

abdi satria atau raja negeri seberang yang

menambah adegan lain yang dianggap perlu

berkarakter jahat adalah Togog dan Sarawita.

sesuai dengan alur cerita yang dipergelarkan,

Kedua tokoh abdi ini meskipun memberikan

atau

dengan

nasehat baik kepada tuannya,tetapi nasehatnya

dengan

tidak pernah dipedulikan, sehingga tokoh negeri

adegan

dalang

tuntutan

Gapuran,

dapat
alur

Padupan,

menyesuaikan
cerita

menyesuaikan/mengelola waktu yang tersedia.

seberang ini menemui ajalnya ketika berperang

melawan satria berbudi luhur dari kerajaan tanah

asuhannya dengan disesuaikan konteks alur

Jawa.

cerita.

e. Perencanaan Sanggit/dramatisasi
Sanggit/dramatisasi

perlu

g. Perencanaan

direncanakan

Tokoh

yang

Akan

Melakukan Peperangan

dalang wayang kulit untuk menghidupkan

Perencanaan

tokoh

yang

melakukan

lakon/cerita, sehingga penonton dapat terharu,

peperanganatau

kasihan, geregetan,dan sebagainya. Misalnya

perencanaannya adalah tokoh yang serius

sanggit yang dibuat almarhum Ki Nartosabadho

diperangkan dengan tokoh serius, tokoh gagah

padaepos

diperangkan

Ramayana.

Kumbakumbadan

Pada

cerita

dengan

tanding

tokoh

gagah,

ini

tokoh

keduanya

berkarakter halus diperangkan dengan tokoh

adalah anak kembar Kumbakarna maju perang

berkarakter halus, tokoh gecul/lucu diperangkan

dulu rnelawan tetntara kera Ramawatjaya dan

dengantokoh gecul. Selain itu pada perang

keduanya gugur di medan laga, setelah itu

kembang(perang

Rahwana memerintahkan Kumbakarna untuk

lakon)satria selalu diperangkan dengan raksasa

maju

Nartosabdho

Cakil dan raksasa teman Cakil. Ada juga perang

membuat sanggit Kumbakarna yang maju

sesuai tuntutan lakon satria yang berperang

perang dan gugur, baru kedua anaknya maju

melawan raja raksasa untuk menghancurkan raja

berperang

angkara

kemedan

Aswanikumba

baku

Perang

perang.

dengan

Ki

alasan

meneruskan

untuk

murka

penghias

misalnya

perjuangan bapaknya/orangtuanya/generasi tua

Rahwana,

dalam membela negara Alengka dan buka

Niwatakawaca, dansebagainya.

Arjuna

Rama

melawan

raja

setiap

melawan
raksasa

membela Rahwana rajanya yang angkaramurka.
h. Perencanaan Gending dan atau Lagu
f. Perencanaan

Wejangan

atau

untuk Selingan

MateriPendidikan Masyarakat

Gending atau lagu selingan biasanya

Wejangan yang biasanya dilaksanakan

dipesan penonton pada waktu adeganLimbuk-

pada adegan Pendeta dipertapaan yang dihadap

Cangik dan Gara-gara. Dalang harusdapat

satria

membatasi pesanan lagu agar tidak kehabisan

yang

merupakan

cucunya,

selain

disesuaikan dengan kebutuhan adegan dan lakon

waktu

juga

kepada

Pembatasan waktu tersebut dapat berdasarkan

masyarakat penonton yang berkaitan rasa

jumlah lagu dan atau berdasarkan waktu yang

kebangsaan/nasionalisme,

disediakan untuk itu. Agar tidak mengecewakan

dapat

lingkungan,

diselipkan

pentingnya

pendidikan

kebersihan
pendidikan,

untuk

menyelesaikan

alur

cerita.

ajaran

penonton dan pemesan lagu, dalang harus dapat

spiritual dan sebagainya.Wejangan juga dapat

mensiasati pesanan lagu yang sama atau hampir

dilaksanakan oleh abdi panakawan kepada satria

sama pesanan beberapa pemesan digabungkan

menjadi

satu,

menghemat

dengan

waktu

demikian

tanpa

dapat

untuk melayani pesanan lagu melebihi yang

mengecewakan

digunakan untuk menggarap lakon. Hal ini

pemesan lagu.

karena yang ditanggap oleh pemangku hajat
adalah wayang kulit bukan campursarinya. Hal

i.

Perencanaan

Pembagian

Waktu

Setiap Adegan
Dalang
pengelolaan

ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh dalang
Jogjakarta almarhum Ki Tumbul Hadiprayitno,

harus

dapat

merencanakan

kalau dalam pergelaran wayang kulit pesanan

waktu

dalam

melaksanakan

lagu campursari terlalu banyak dan menyita

pergelaran wayang kulit semalam suntuk.Waktu

waktu

yang tersedia kurang lebih 7 sampai 8 jam,

menanggap

dimulai dari pukul 21.00 malam sampai sebelum

campursari. Kalau memang berniat menanggap

subuh sekitar pukul 04.00 atau 05.00. Bila dalang

wayang kulit selingan lagu campursarinya saja

tidak dapat mengelola pembagian waktu alur

sekedar untuk pemanis pergelaran.

untuk

garapan
wayang

lakon,
kulit

ya

nanggap

jangan
saja

cerita yang dipergelarkan tentu kedodoran,
danhal

ini

sangat

mengurangi

keindahan

2. Peramalan (Forecasting)
Peramalan (Forecasting) merupakan kegiatan

pergelaran.

meramal dan atau memperki-rakan berbagai
j. Pesinden dan atau Penggerong yang

kemungkinan yang akan terjadi pada saat

Melayani Permintaan Gending/lagu

pergelaran wayang kulit dilaksanakan. Misalnya

Dalang harus memahami potensi dan

pada waktu adegan Limbuk-Cangik dan Gara-

keahlian pesindennya dalam membawakan lagu,

gara diramalkan tentu ada yang minta gending

siapa yang mempunyai keahlian melantunkan

dan lagu-lagu dari penonton. Untuk itu dalam

sindenan

lagu

perencanaan harus ada pembatasan waktu yang

campursari, maupun lagu-lagu daerah. Dengan

disediakan untuk melayani permintaan gending

demikian dalang dapat menugasi masing-masing

dan lagu dari penonton agar tidak berlarut-larut

individu pesinden dalam mengiringi pergelaran

sehingga jalannya pergelaran masih tetap lancar

maupun melayani pesanan lagu dari penonton.

sesuai dengan perencanaan. Selain itu juga perlu

gending,

lagu

dolanan,

disediakan wayang cadangan bagi tokoh bila
k. Alokasi
untuk

Waktu

yang

Melayani

Disediakan

sewaktu-waktu ada sambungan tangan yang

Pesanan

lepas dan kerusakan lain sehingga dapat

Lagu/gending
Dalang

juga

digunakan wayang cadangan.
harus

mernpunyai

perencanaan waktu yang dialokasikan khusus
untuk melayani pesanan lagu/gending dari
penonton. Jangan sampai waktu yang digunakan

3. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian

(Organizing),

fungsi

pengorganisasian adalah agar memungkinkan

kegiatan organisasi dapat terlaksana dengan baik.

merangkap memainkan suling atau rebab, sebab

Dalam

bila

pergelaran

wayang

kulit

adalah

suling,

atau

rebab

sedang

dimaikan

pengorganisasian pengrawit, penggerong (wiraswara)

instrumen saron atau demung tidak dimaikan.

dan pesindenyang akan mengiringi pelaksanaan

Karena gender, gambang, kenong, dan gong

pergelaran wayang kulit yang dilaksanakan oleh

selalu ikut dimainkan bila suling dan rebab

dalang.

dan

dimainkan, maka pemain instrumen gender,

dalam

gambang, kenong, dan gong tidak dapat

melaksanakan iringan pergelaran wayang kulit

merangkap memaikan suling dan atau rebab.

sesuai

Demikian

Para

pesinden

pengrawit,

harus
dengan

selalu

penggerong
kompak

perencanaan

yang

sudah

disepakati bersama dengan dalang.

juga

para

pesinden

yang

ahli

menyindeni gending diberi tugas menyindeni
gending, sedangkan yang ahli melantunkan lagu

4. Personalia (Staffing)

dolanan juga harus ditugasi melantunkan lagu

Personalia (Staffing) adalah fungsi dan upaya

dolanan. Dengan menempatkan personal sesuai

manajemen untuk merekrut tenaga kerja yang

dengan keahliannya maka pergelaran wayang

professional untuk ditempatkan pada bidang

kulit akan dapat berjalan dengan lancar sesuai

yang sesuai dengan keahliannya sehingga setiap

perencanaan, dan diharapkan dapat memuaskan

tenaga kerja dapat bekerja dan berkreasi,

penanggap dan penonton.

berekspresi, berinovasi secara maksimal untuk
menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya
demi kehidupan organisasi. Dalam pergelaran

5. Pengarahan (Directing/Commanding)
Pengarahan

(Directing/Commanding),

ivayang kulit para pengrawit harus ditempatkan

menghindari

sesuai dengan keahliannya. Misainya yang ahli

melaksanakan tugas, para pengrawit, penggerong,

memaikan

tugas

pesinden, dan atau bintang tamu pelawak atau

memamaikan kendang, ahli bonang harus

penyanyi harus diberikan arahan-arahan atau

ditugasi

dalam

petunjuk-petunjuk pelaksanaan sesuai keinginan

memaikan kenong harus ditempatkan sebagai

dalang dalam melaksanakan pergelaran wayang

pemain kenong, demikian juga penempatan

kulit. Misalnya pelaksanaan suwuk gropak (iringan

yanglain harus sesuai dengan keahliannya.Kalau

berhenti mendadak), pindah irama dari irama

ada yang mempunyai keahlian rangkap dan

satu ke irama rangkap, dan sebagainya.

kendang
memaikan

harus

diberi

bonang,

ahli

adanya

keragu-raguan

untuk
dalam

disesuaikan

Pesinden dalam melantunkan lagu tertentu

penempatannya agar tidak sampai memainkan

perlu ada bawa (lagu pembuka) atau tidak, dan

kedua instrumen gamelan yang dikuasai secara

sebagainya. Pengrahan dapat dilaksanakan secara

bersamaan.

umum sebelum pergelaran dimulai, tetapi tidak

harus

bertugas

rangkap

Misalnya

yang

memainkan

saron

perlu

mempunyai
atau

demung

keahlian

menutup kemungkinan arahan dilaksanakan di

dapat

tengah-tengah pelaksananaan pergelaran wayang

kulit. Dalam hal ini dalang dituntut dapat

pukulan

bertindak sebagai pemimpin yang arif-bijaksana

disertai/disusul

dan kreatif.

merupakan kode/sasmita dalang kepada para

Dalang dalam meminta gending kepada
pengrawit tidak langsung menyebutkan minta

cempala

kekotak
dengan

atau

dapat

keprakan

yang

pengrawit. Fungsi dhodhogan adalah sebagai
tertera pada tabelberikut.

gending ini atau itu, tetapi mempunyai cara
tertentu yang lebih halus dan bagi penonton

Tabel 2

awam tidak dapat memahami bahwa dalang

Bunyi dan Fungsi Dhodhogan Kothak yang

meminta gending tertentu untuk mengiringi

Dibunyikan Dalang

adegan tertentu. Sebagai contoh pada saat

N

JENIS

adegan selesai jejer portama di kayangan

O

DHODHOGA

Jonggring Salaka, dalang mengucapkan sebagai
berikut. Hanenggih wau kocapa, purna wedharing

FUNGSI

N
1.

wasita, Sang Hyang Jagat Pratingkah arsa kundur

Dhodhogan

Untuk sasmita patetan

Lamba

atau untuk sela/jedah

Makayangan Purantara. Yekti hanetepi deniraju

monolog

meneng Narendraning para dewa, tuhu kang kaweca

wayang.

dadya, medharsabda sapisan dadi tan kena owah

Dhog.

gingsir. Mangkana Sang Hyang Jagat Girinata sigra

2.

kundur Makayanganden ayap para widadari, tinon
ucapan

(mawarna-warna

dalang

yang

busanane)

Untuk

permintaan

Lamba

srepeg.

Suaranya:

Dhog-dhog,

terakhir

dhog,

merupakan

Puspawarna untuk mengiringi adegan Bathara
selesai

mengadakan

pertemuan

dhogdhog-dhog,

disambung keprak crek-

sasmita/kode dalang untuk meminta gending
Guru

Suaranya:

Dhodhogan Pinjal

sakingmandrawa kadi "mawarna-warna busanane".
Ternyata

tokoh

crek-crek dst.
3.

di

Dhodhogan

Untuk

tanda

jedah

Singgetan

pocapan (cerita) dalang.

balairung. Di sini tampak bahwa dalang dalam

Suaranya: Dherodhog-

meminta gending

dhog.

kepada pengrawit tidak

menggunakan kata-kata langsung meminta,

4.

tetapi menggunakan bahasa terselubung dengan
kata-kata

yang

mempunyai

ucapan

Dhodhogan Pada

Untuk memberi tanda

Wacana

antara ucapan tokoh

mirip

wayang

satu

dengan

gending yang diminta. Hal ini merupakan cara

tokoh

lain

dalam

ke tujuan tertentu yang lebih halus sehingga

antawacana

tidak merusak keindahan pakeliran.

Suaranya:

Dalam pergelaran wayang kulit ada istilah
dhodhogan. Yang dimaksud dhodhogan adalah

(dialog).
Dhog,

Dherodhog-dhog.
5.

Dhodhogan Neter

Untuk

menandakan

6.

suasana tegang/ marah.

Pelaksanaan adalah upaya manajemen untuk

Suaranya: Dherodhog-

mengerahkan dan memanfaatkansemua sumber

dhog, dhog- dhog-

daya organisasi secara efektif dan efisien demi

dhog-dhog-.........dst.

tercapainya tujuan organisasi. Dalam pergelaran

Dhodhogan

Untuk

tanda

bahwa

wayang

Panggugah

dialog

sudah

mulai

pergelaran berlangsung, semua sumberdaya yang

memanas,

biasanya

ada harus dapat bekerja sebaik mungkin demi

dilanjutkan

dengan

suksesnya

adegan

perang.

dilaksanakan oleh dalang dan dipimpin oleh

Suaranya: Dhog, dhog,

kulit

pelaksanaannya

pergelaranwayang

pada

kulit

saat

yang

dalang.

dhog, ..dst.
7.

Dhodhogan

Untuk tanda gamelan

Sendhalan

dibunyikan sampak.

7. Koordinasi (Coordinating)
Koordinasi (Coordinating), fungsikoordinasi

Suaranya: Dhog-dhog-

adalah

dhog..disambut dengan

menghubungkan,

keprak

menyatukan persepsi dan langkah kerja berbagai

crek-crek-crek

usaha

manajemen

untuk

menyelaraskan,

dan

pekerjaan yang berbeda tetapi mempunyai

dst.

tujuan yang sama yaitu suksesnya pergelaran
wayang kulit. Pelaksanaan koordinasi antara para
pengrawit, pesinden, penggerong, dan pekerja teknik
pendukung pergelaran wayang kulit seperti
penata lampu, penata suara, membantu dalang,
8.

Dhodhogan

Untuk memberi tanda

dapat dilakukan dengan pemberian penjelasan,

sumeleh

agar

bimbingan, nasihat, arahan, petunjuk, instruksi

gamelan

di

bunyikan ayak-ayak.

atau perintah, dan bahkan dapat berupa teguran

Suaranya:

atau peringatan oleh dalang. Dalang dalam

dhog,..dhog,..dhog,..dh

melaksanakan koordinasi dapat dilaksanakan

og, ..dhog.

sebelum pergegelaran dimulai, pada waktu
pelaksanaan pergelaran, dan setelah selesai
melaksanakan

6. Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan

(Actuating)

manajemen yang mencakup
manajemen

perencanaan,

personalian,pengarah-an,

merupakanfungsi

pergelaran

dengan

harapan

pergelaran berikutnya agar lebih baik lagi.

fungsi-fungsi
pengorganisasian,
kepemimpinan,

koordinasi, pemotivasian, dan pengawasan.

8. Kepemimpinan (Leading)
Kepemimpinan

(leading),

adalah

upaya

mencapai tujuan pergelaran wayang kulit yang

merupakan kerjasama dari sumberdaya yang ada
dalam organisasi

Kepemimpinan

situasional

yaitu

pergelaran wayang kulit.

kepemimpinan yang dilaksanakan sesuai dengan

Pergelaran wayang kulit tidak akan berhasil baik

situasi yang ada, sehingga tujuan dapat tercapai

sesuai dengan tujuan bila tidak didukung oleh

dalam keadaan atau situasi apapun. Dalam

aktivitas

pergelaran

pergelaran wayang kulit dalang juga harus

wayang kulit pimpinan utama adalah dalang.

menerapkan kepemimpinan situasional. Dalang

Kepemimpinan

harus

kepemimpinan.

Dalam

dalang

dalam

mengelola

dapat

membaca

situasi

pada

saat

pergelaran wayang kulita dalah kepemimpinan

pergelaran wayang kulit berlangsung. Misalnya

transaksional, transfonnasional, dan situasional.

bila permintaan atau pesanan gending dan atau

Kepemimpinan transaksional dilaksanakan bila

lagu

parapengrawit dan pesinden yang pengiringi

pengrawit

pergelaran wayang kulit bukan satu organisasi

permintaan/pesanan agar jalannya pergelaran

dengan dalang. Dalang sebagai pemimpin

tetap lancar dan sukses tanpa mengecewakan

pergelaran wayang kulit yang mendesain urutan

penonton yang memesan lagu/gending maupun

adegan

penonton yang benar-benar ingin menikmati

dan

gending

iringan,

sedangkan

pengrawit dan pesinden yang melaksanakan

cukup

banyak,
dan

bagaimana

pesinden

mengajak

menggabung

alur lakon dengan penuh perhatian.

desaian tersebut. Bila pengrawit dan pesinden
merasa belum mampu melaksanakan garapan
gending tertentu, maka dapat diternpuh jalan

9. Pemotivasian (Motivating)
Pemotivasian

(Motivating)

adalah

fungsi

tengah dengan cara diadakan gending pengganti

manajemen yang digunakan pimpinan agar

yang mampu dilaksanakan oleh pengrawit dan

karyawan mau bekerja dengan segenap daya

pesinden

upayanya agar fujuan dapat tercapai. Pimpinan

dengan

tujuan

pergelaran

tetap

dapat memotivasibawahan dengan berbagai

berjalan dengan lancar dan sukses.
adalah

sudut pandang dan berbagai cara, disesuaikan

dapat

dengan pola pandang dan pola hidup bawahan.

melaksanakan pekejaan melalui orang lain untuk

Menurut teori motivasi McGregor yang dikenal

mengoptimalkan segala sumber daya organisasi

dengan teori x dan y, menurut teori x pada

agar

telah

dasarnya semua manusia adalah malas sehingga

ditentukan. Dalam hal ini dalang menyerahkan

harus selalu dikontrol dan diawasi. Menurut

sepenuhnya kepada pimpinan karawitan untuk

teori y ada juga bawahan yang meskipun tidak

mengiringi pergelaran wayang kulit dengan

diawasi tetapi selalu bekerja dengan penuh

harapan

yang

sernangat, tekun dan penuh rasa tanggung

dilaksanakan dapat berjalandengan lancar dan

jawab. Dalang biasanya memotivasi pengrawit,

sukses.

penggerong, dan pesinden dengan melalui senda-

Kepemimpinan
kemampuan

dapat

trasformasional

pemimpin

mencapai

pergelaran

untuk

target

wayang

yang

kulit

gurau lewat adegan lawakan Limbuk-Cangik dan

Gara-gara, dengan mengatakan bahwa bagi

dan pendidik masyarakat penonton dalam

pengrawit,

pesinden

memimpin dan mengelola pementasan wayang

yangmelaksanakan tugas dengan baik maka

kulit, harus dapat melaksanakan fungsi-fungsi

honorariumnya akan ditambah.

manajemen dengan baik agar pelaksanaan

penggerong,

dan

pergelaran wayang kulit berjalan dengan baik,
10. Pengawasan (Controlling)

lancar, dan sesuai dengan yang direncanakan

Pengawasan (Controlling), menurut Siagian

sehingga dapat memuaskan penanggap dan

(1997), pengawasan adalah proses pengamatan

penonton. Fungsi manajerien yang dilaksanakan

kepada

dalang dalam pergelaran wayang kulit meliputi:

seluruh

aktivitas

organisasi

untuk

menjamin agar segala aktivitas yang sedang

(1)

dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana

(forecasting),(3) pengorganisasian (organizing), (4)

yang telah ditetapkan. Dalang dalam memimpin

personalia(staffing),

dan mengendalikan jalannya pergelaran wayang

(directing/commanding), (6) pelaksanaat (actuating),

kulit selalu mengadakan pengawasan kepada

(7) koordinasi (coordinating), (8)kepemimpinan

para pengrawit, penggerong, pesinden, dan juga

(leading). (9) pemotivasian(motivating), dan (10)

bintang tamu penyanyi maupun pelawak. yang

pengawasan (controlling).

perencanaan(planning),
(5)

(2)

peramalan
pengarahan

diadakan pengawasan meliputi pengawasan

Dengan demikian disarankan agarpara

pelaksanaan perencanaan pembagian waktu,

dalang agar dapat melaksanakan tugasnya

pengawasan lagu yang dilantunkan, pengawasan

memimpin dan mengelola pementasan wayang

tindakan atau tingkah-laku dalam melaksanakan

kulit, di samping menguasai teknik pakeliran

tugas.

dengan baik juga harus memahami dan dapat
Pelaksanaan pengawasan dapat melalui

dialog

langsung

dalang

dengan

melaksanakan fungsi-fungsi manajemen.

pesinden

maupun bintang tamu pelawak dan atau

DAFTAR PUSTAKA

penyanyi. Pengawasan para pengrawit melalui

Dwidjowinoto, Wahjudhi.
1996. Pewayangan.Surabaya: FFBS IKIP
Surubaya.

kode perintah minta gending dengan kode
sasmita gending maupun buka celuk, pergantian
irama, dan atau keras lunaknyapukulan gamelan
dengan

dhodhogan

maupun

keprakaan. Jadi

pengrawit harus selalu siap melaksanakan tugas

Dwidjowinoto, Wahjudhi.
2005. AnalisisDomain dalam PenelitianKualitatif.
Makalah disampaikanpada Seminar
JurusanSendratasik FBS Unesa
tarlggal30 Desember 2005.

sesuai perintah maupun perrnintaan dalang.
PENUTUP
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa dalang sebagai penghibur

Jarianto.
2006. Kebijakan Budaya padaMasa Orde Baru
dan PascaOrde Baru.
Jernber:Kompyawisda.
Soenarjo.

2006.

Mencari Jalan untuk Bertahantentang
Wayang,
Dalangdan
Globalisasi.
Jember:Kompyawisda.

Sofyandi, Herman.
2008. Manajemen SumberDaya Manusia.
Jogjakarta:Graha Ilmu.
Sukarno.
1992. Dasar-dasar Manajemen.Bandung: Mandar
Maju.
Sulistyorini.
2009. Manajemen PendidikanIslam Konsep, Strarcgi
danAplikasi. Jogjakarta: Teras.
Werang, Basilius Redan.
2009. Manajemen danEkonomi Sumber daya
Manusia.Malang: Elang Mas.
Siregar, Ali Basyah dan Samadhi, TMAAri.
1988. Manajemen.Bandung: Institut Teknologi
Bandung.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25