PERMAINAN RAKYAT DI KOTA MEDAN

PERMAINAN RAKYAT DI KOTA MEDAN
Oleh : Jaya Arjuna
Kota Medan didirikan oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590.
Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur
dengan topografi 37,5 meter di bahagian Selatan, miring ke utara hingga ketinggian 2,5 di atas permukaan laut. Awalnya Medan sebagai pusat perdagangan berada di Labuhan,
Dengan alasan sering terjadi banjir, maka pusat kegiatan perdagangan dipindahkan ke
Kilometer Nol sekarang, yaitu di daerah Lapangan Medeka. Pembangunan Kota Medan
mengacu ke gaya kota di Eropah sehingga disebut juga sebagai Parijs van Sumatra. Medan
berada di jalur pelayaran Selat Malaka. Penduduk Kota Medan terdiri dari suku Melayu
dari pesisir maupun Melayu dari Karo, Batak, Karo, Mandailing, Simalungun, Pak Pak,
Nias, Minangkabau Aceh, Jawa, Cina dan India. Komunikasi masyarakat umum
menggunakan bahasa Medan atau Bahasa Melayu dengan dialeg Medan, Sesama warga
suku juga biasa menggunakan bahasa ibuya, sehingga Medan bisa disebut kota yang
paling beragam etnis yang satu sama lain relative sangat berbeda bahasa, upacara adat, dan
tradisi budaya.
Medan diidentikkan sebagai kota berpenghuni masyarakat yang lugas, keras,
dinamis dan multikultur. Namun di sisi lain karakter manusia kota Medan juga
diidentikkan sebagai masyarakat yang tidak disiplin, sesuka hati, keras kepala atau
mungkin mental Kepala Preman Dunia (KPD), dan volume suaranya keras menggelegar.
Masyarakat Medan yang multikultur meleburkan jati diri, tapi tetap terikat kuat dengan
masing masing suku pembentuknya. Jadilah karakter orang Medan yang paling spesisifik

di Indonesia. Mereka bangga sebagai orang Medan. Bahkan mereka yang tinggalnya
ratusan kilometer dari Medan tapi masih di Sumatrera Utara, selalu mengaku sebagai
orang Medan. Di Medan, tidak ada budaya lokal tau etnik yang dominan. Medan itu bukan
Melayu, bukan Batak, bukan Karo, bukan Simalungun, bukan Mandailing dan juga bukan
Minang dan Aceh. Walau orang Jawa banyak di Medan, Jawa Medan berbeda dengan
Jawanya Jawa. Medan itu adalah Medan. Ini Medan bung, adalah kata khas yang selalu
diucapkan dengan bangga untuk menyatakan dirinya sebagai orang Medan. Besar dan
berkembangnya sesorang akan dipengaruhi oleh bacaannya atau perilaku orang di
sekitarnya serta permainan yang dimainkannya. Dulu anak anak disuguhi cerita kancil
yang cerdik bahkan sedikit licik, maka dewasanya mereka akan menganggap kelicikan,
tipuan adalah jati diri yang hebat dan akan selalu melepaskan diri dari masalah walau ada
orang lain yang akan dirugikan. Apalagi pada waktu itu mencuri dari milik Belanda atau
Jepang adalah pahlawan,
Selain bacaan dan cerita menjelang tidur, mungkin saja salah satu pembentuk
watak warga Medan ini dipengaruhi oleh cara dan jenis permainan yang dilakoninya
mulai dari kecil hingga dewasa. Tentu saja permainan dulu dengan sekarang berbeda.
Permainan dulu menghendaki kejujuran walau tidak ada wasit. Pengakuan kalah atau
menang cukup melalui aturan tak tertulis. Permainan bukan aktivitas individu. Tetapi pada
kelompok dan tiap permainan akan mematuhi aturan yang berlaku dalam kelompok dan
berlaku umum di merata tempat. Berbeda dengan permainan sekarang. Bila kalah dan tak

mungkin menang lagi, maka pemain akan “restart”.Tak ada yang protes dan juga tak ada
wasit. Mereka main sendiri dan kalau selalu restart, tentu saja tak ada yang protest. Sangat
egois dan individualis. Jangan heran bila saat ini ada sepuluh orang yang berkumpul
dalam satu ruangan, tidak ada suara yang keluar dari kesepuluh mulut tersebut. Masingmasing sibuk dengan HP atau Gadget yang ditangannnya. Tak ada lagi kelompok. Tak ada
aktvitas fisik kecuali jari tangan dan mata. Kita tidak tahu apa yang terjadi dengan system
komunikasi masyarakat masa depan.

Sebagai kota multi etnik, dulu Medan memiliki berberapa permainan yang
umumnya akrab dimainkan oleh masyarakat Medan. Tentu saja permainan akan berbeda
sesuai perkembangan usia. Namun hal yang pasti permainan yang aturannya dibuat
bersama akan dipatuhi secara bersama, walau tak ada yang tertulis. Permainan jualah yang
membuat orang berkomunikasi secara fair. Kompetesilah yang membuat orang bertarung
secara jantan, terutama mau mengakui kekalahan dan kehebatan orang lain. Kik-kikan
(bully membullly) yang jadi ciri khas anak Medan, terkadang teramat kasar bagi orang di
luar Medan. Namun kik-kikan ini yang memuat kenangan manis dalam pergaulan anak
Medan. Anak Medan menganggap biasa saja bila teman akrabnya memanggil Nyet
(Monyet) atau Njing (Anjing). Bahkan ada permainan yang seseorang bebas memukul
kawannya yang tak meletakkan tangan di punggung. Kik-kikan dan permainan inilah yang
membuat Medan itu sulit dilupakan. Anak Medan di Perantaan siap hancur demi kawan
(lagu anak Medan). Semua tentang Medan berupa pergaulan, permainan, kik-kikan akan

menentukan bagaimana pertumbuhan jiwa dan ketrampilan serta tingkat empathi anak
Medan. Agar permainan keseharian anak Medan ini tidak hilang, kita akan coba
mengumpulkan permainan yang akrab dalam kehidupan anak Medan.
1. Kelereng atau Guli.
Anak anak di Medan biasanya main Guli atau Kelereng. Kelereng adalah mainan anak
kecil berbentuk bulat yang terbuat dari kaca atau kadang kala hanya dari batu yang
agak bulat. Makin kaya, maka jenis kelerengnya berbeda. Tak ada uang, batu bulat juga
bisa jadi kelereng. Ada uang, bisa pakai kelereng kaca. Anak orang kaya kelerengnya
bisa saja yang terbuat dari marmar. Ada berbagai jenis permainan kelereng, namun
pemenangnya selalu akan dilihat dari banyaknya jumlah kelereng yang dimiliki pemain
pada akhir permainan.
2. Congkak.
Congkak biasanya mainan anak perempuan. Congkak sebenarnya permainan yang
dikenal bukan hanya di Indonesia, tetapi menyebar di seluruh dunia. Alat kelengkapan
main congkak adalah papan yang terdiri atas tujuh buah lobang yang saling
berhadapan, dan dua buah lobang yang lebih besar dan diposisikan saling
berseberangan. Bila tidak ada papan congkak dari kayu, sekarang ada yang dari
plastik. Kalau memang sudah ingin main, bisa dilakukan dengan menggali tanah dan
bijinya dari batu batuan. Alat lain adalah sembilan puluh delapan butir ciput atau
cangkang kerang. Bila tidak ada kerang, batu juga bisa jadi biji congkak. Congkak

dimainkan oleh dua orang. Sebelum permainan dimulai, lobang lobang diisi dengan
kerang. Masing masing lobang tujuh biji kerang. Lobang di sebelah kanan pemain
menjadi lumbung yang harus dipenuhkan. Permainan dimulai dengan salah satu pemain
mengambil biji congkak dari salah satu lobang dan memasukkan ke lobang sebelah
kanannya. Lubang yang diisi adalah milik lawan dan juga lumbung miliknya sendiri.
Bila biji congkak di tangannya habis di lumbungnya, maka dia bisa mengambil dari
lubang lainnya dan membagikan kembali. Bila biji congkak habis di lubangnya, dan di
lubang miliknya lawannya ada biji congkak, maka biji congkak lawan itu jadi miliknya.
Namanya nembak. Bila berhenti di lobang kosong di sisi lawan, permain pertama
selesai. Dia digantikan oleh lawan mainnya. Dengan cara yang sama kedua pemain
saling bergantian, hingga tidak ada lagi biji yang tinggal di lubang kecil dan semua
menumpuk di lumbung..Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang
dapat diambil. Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak. Tipuan biasanya
dilakukan pada saat mengambil biji congkak atau saat membagikan pada tiap lobang.

3. Galah Asin
Galah Asin merupakan permainan berkelompok. Masing masing kelompok terdiri dari
3, 4 hingga 5 orang. Permainannya dilakukan pada suatu lapangan yang diberi garis
sejajar atau horizontal dan satu garis melintang atau vertical. Permainan dimulai
dengan semua pemain garis horizontal dengan satu penjaga. Biasanya penjaga akan

melepaskan pemain lain, dan hanya konsentrasi menjaga satu orang saja. Permainan
berganti bila salah seorang tersentuh oleh penjaga. Pemenang permainan adalah
kelompok yang seluruh anggotanya
berhasil melewati penjaga dan kembali
ketempatnya semula. Permainan ini mengandalkan kecepatan dan kecekatan.
4. Kasti
Kasti umumnya dimainkan pada waktu pelajaran olahraga di sekolah. Alatnya adalah
bola tenis dan tongkat pemukul. Kasti dimainkan oleh dua kelompok 6 s.d. 8 orang.
Main kasti dilakukan dengan berlari memutar beberapa cendong setelah memukul bola.
Yang menjaga harus dapat menangkap bola yang dipukul dan berusaha melempar
untuk mengenai badan lawannya yang sedang berlari memutar sebelum kembali ke
gawang semula. Ada yang sekali memukul dia dapat lari berkeliling dan kembali ke
gawang. Tentu saja mereka dapat point. Bila lemparan penjaga mengenai lawan sedang
berlari, maka permainan berganti.
5. Layang Layang
Layang layang merupakan permainan anak Medan zaman dulu hingga akhir tahun
70an. Berkurangnya peminat layangan karena lahan tempat bermain sudah habis serta
makin bersimpang siurnya kabel listrik dan telepon. Layang layang di Medan adalah
jenis Layangan Aduan yang dinaikkan menggunakan benang yang berbalur tepung
kaca. Biasanya menggunakan kaca bola lampu karena dianggap lebih tajam dan bisa

digiling menjadi halus. Gilingan kaca dimasukkan kedalam larutan lem kayu (Lem
Kak) yang terbuat dari kulit, tulang dan daging penyambung tulang binatang. Lem
dengan serbuk kaca setelah kering menyatu dengan benang. Pertarungan dilakukan di
udara. Pemenangnya adalah yang berhasil memutuskan benang lawan. Layangan yang
putus atau disebut lewong menjadi rebutan anak anak lainnya. Layangan yang kalah
menjadi milik siapa yang duluan memegang, baik tali maupun layangannya.
Kecurangan yang terjadi adalah bila salah satu pemain menggunakan diameter benang
yang lebih besar. Hal itu jarang terjadi, karena seninya akan berkurang bila ada ang
bermain curang.
6. Alip Cendong
Alip Cendong merupakan mainan yang disukai anak anak Medan karena tidak
memerlukan alat. Satu orang anak jadi penjaga cendong dan lainnya bersembunyi.
Siapa yang jadi penjaga cendong ditentukan dengan cara hompimpa dan tentu saja
akhirnya dengan “suit atau sut”. Penjaga akan menutup mata sambil menghadap ke
cendong, dan lawan-lawannya bersembunyi. Setelah ada kode siap, maka penjaga akan
mencari lawan yang bersembunyi. Penjaga harus meninggalkan cendongnya untuk
mencari lawannya. Bila penjaga melihat seseorang, maka dia akan kembali ke cendong
sambil menyebut nama yang dilihatnya. Orang yang sudah tertangkap harus keluar dari
persembunyian. Semua yang tertangkap bisa bebas kalau penjaga kalah cepat lomba
lari ke gawang dengan lawan yang dicarinya. Bila ternyata semua dapat ditemukan,

maka penjaga berikutnya adalah yang pertama ditemukan.

7. Laga Ikan
Melaga ikan merupakan salah satu permainan favorit anak Medan. Ikan laga (Betta
Imbellis) adalah ikan kecil yang hidupnya dalam rawa. Ikan laga ditempatkan dalam
botol atau toples kaca. Bila toples ikan saling didekatkan, maka warnanya akan berubah
menjadi hitam. Indah tetapi ganas. Semua siripnya dikembangkan, termasuk insangnya
diperlihatkan. Ikan laga yang terkenal dari rawa di Bakaran Batu karena lebih kuat dan
tahan bertarung. Ikan yang agak Bacol biasanya berasal dari Gebang. Walau badannya
kebih kecil, ikan laga Bakaran Batu bisa mengalahkan lawannya yang berbadan besar
dari Gebang. Permainan ikan laga dilakukan dengan memasukkan dua ikan yang akan
dilaga ke dalam toples yang sama. Biasanya ikan yang jadi tuan rumah masuk ke dalam
toples lawannya yang datang. Pertarungan dimulai dengan kibasan ekor dan diikuti
dengan gigitan. Pertarungan yang seru terlihat dari hancurnya sirip sirip ikan laga
tersebut. Laga mulut terjadi dengan sengit. Ikan yang merasa kalah mulai Cari Jalan
yang akhirnya lari dan warna kulitnya menjadi pucat. Ikan laga biasanya dijual di pasar
ikan laga yang dulu dikenal dengan jalan Talaud. Bila tidak ada uang untuk membeli
ikan, maka anak anak akan menangkap langsung ke rawa rawa di Bakaran Batu. Tentu
saja resiko terbesar adalah ular, karena Kolam Belibis dan Kolam Teratai di Bakaran
Batu (ujung jalan Bromo sekarang) terkenal banyak ikan dan juga ular. Permainan ikan

laga disukai anak anak hingga preman yang dewasa. Ikan yang biasanya dilaga adalah
Ikan Laga Kampung yang berasal dari rawa sekitar Medan, Tanjung Morawa dan
Gebang, Walaupun bentuk lebih cantik dan ukuran lebih besar, Ikan Laga Katong/Ikan
Laga Siam atau disebut juga Ikan Cupang jarang jadi aduan di Medan. Mungkin karena
harganya lebih mahal dan biasanya hanya jadi ikan hias. Mainan ikan laga biasanya dan
juga yang diikuti dengan taruhan uang. Bagi anak anak, hadiah bagi yang menang
adalah dia boleh membawa ikan yang kalah. Bagi petaruh, kemenangannya tergantung
pada ikan yang dijagokannya, tidak penting milik suapa.
8. Kepret Burung Merpati
Burung merpati juga merupakan permainan anak Medan. Lombanya dilakukan dengan
melepas merpati jantan dari tempat yang sama dengan lawan tanding.. Pemenangnya
adalah jantan yang paling duluan menghinggapi punggung betinanya. Pasar burung
merpati yang terkenal dulu adalah di Jalan Talaud. Setelah jalan Talaud dibangun
menjadi pertokoan, kegiatan pasar burung pindah ke jalan Jalan Bintang. Uniknya pasar
Jalan Bintang karena transaksi bukan hanya dilakukan dengan pedagang. Pemilik
burung bisa langsung mencari pembeli dan bertransaksi dengan bebas. Pemilik burung
lebih senang menjual pada pembeli langsung dari pada dengan pembeli dari kedai
burung. Kalau dengan pembeli langsung, ada kemungkinan burung itu lepas dan
kembali ke kandang penjualnya. Uang dapat, burung kembali. Pasar burung jalan
Talaud bukan hanya menjual binatang yang boleh diperdagangkan, binatang yang

dilindungi kadangkala ada juga yang beredar di pasar.
9. Tebak Isi Manggis.
Pada musim buah manggis, anak Medan biasanya bermain tebakan buah manggis. Pada
sisi berseberangan dengan tangkai manggis akan ada tonjolan yang menunjukkan
berapa ruang dalam isi manggis. Permainannya adalah dengan menebak isi manggis.
Bahagian yang jadi penanda isi manggis akan dipepat sehingga tidak tampak lagi
jumlah isi di dalamnya. Pemenangnya adalah yang bisa menebak dengan tepat isi
manggis yang ada di dalam. Biasanya main tebak manggis selalu diikuti dengan
taruhan uang.

https://www.google.com/search?q=manggis&safe=strict&rlz=1C1JZAP_enID787ID791&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved
=0ahUKEwjp_5_Xn73cAhVRIIgKHS_lD9oQ7AkIMw&biw=1366&bih=662

10. Laga Biji Para
Biji Para adalah biji dari pohon karet. Buah ini mudah didapat dan berserakan dibawah
pohon karet. Laga biji para adalah memberikan tekanan pada dua biji para yang
ditumpukkan. Permainan laga biji para diawali dengan menentukan biji para siapa yang
berada dibagian bawah. Tekanan secara tiba tiba diberikan dengan pangkal tapak
tangan. Pemenangnya adalah yang pemilik biji Para yang masih utuh.


https://www.google.com/search?q=biji+para&safe=strict&rlz=1C1JZAP_enID787ID791&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fir=NScCLbl641VsJM%253
A%252C7EONQIqRWquwOM%252C_&usg=__3DRVEN9wZ-3Skdz2O9ueGpNi1O4%3D&sa=X&ved=0ahUKEwingOuRm73cAhWX2EKHbidBRgQ9QEILDAB#imgrc=_

11. Tek-Tek Bulu Ayam
Nama main Tek-Tek bulu ayam ini berasal dari suara yang terdengar waktu permainan
berlangsung. Beberapa helai bulu ayam diikat dan di bahagian bawah dilengketkan
pada tapak selop atau beberapa lapis kulit yang terlebih dahulu dibentuk menjadi
bulatan. Permainan dapat dilakukan sendiri atau dengan beberapa pemain. Tek-Tek
bulu ayam dimainkan pakai punggung atau samping kaki, diangkat-angkat dan dijaga
agar tidak jatuh. Setiap kali Tek Tek terkena punggung atau samping kaki akan
terdengar bunyi tek tek. Pemenang dari permainan adalah orang yang paling lama bisa
bertahan mempermainkan Tek-tek dengan kakinya. Permainan bisa juga terdiri dari
beberapa orang yang membuat lingkaran. Pemain akan mengangkat Tek Tek beberapa
kali kemudian mengover pada pemain lain dalam lingkaran. Pemain akan kalah bila
tidak mampu mempertahankan Tek Tek sehingga terjatuh ke tanah. Hukumannya
adalah dia diharuskan memberikan atau melemparkan Tek Tek ke kaki lawannya.
Pemain yang dilemparkan Tek-tek terkadang mentiko, tidak mau menyambut dan
membiarkan saja Tek-teknya jatuh ke tanah dengan alasan kurang pas untuk disambut.
Apa boleh buat. Yang kalah harus sabar dan paling tidak dia harus mengulang
“mensersvice’ hingga tiga kali.


ttps://www.google.co.id/search?safe=active&rlz=1C1JZAP_enID787ID791&biw=1093&bih=530&tbm=isch&sa=1&ei=XU
NbW6zzE5eR9QP3yoMw&q=main+bulu+ayam&oq=main+bulu+ayam&gs_l=img.12..0i7i30k1.92438.94070.0.98355.3.3.
0.0.0.0.653.829.0j1j5-1.2.0....0...1c.1.64.img..1.1.650....0.-anRMbLJhgw#imgrc=-y4FQ3FyC9KFzM:

12. Cincin Mergat
Salah satu produk pohon Aren (Arenga pinnata) adalah Buah Mergat disamping Nira
dan ijuk. Bila masih muda, daging Buah Mergat itu lunak dan biasanya dijadikan
manisan Kolang Kaling. Isi yang lunak akan menjadi keras dan menyatu dengan
cangkangnya. Cincin buah Mergat dibuat dengan mengupas cangkang pada salah satu
ujungnya dan mengorek badannya sesuai dengan ukuran jari. Ujung buah Mergat
berwarna putih dan sangat indah bila dibentuk seperti mata cincin. Untuk
menghaluskan dan membuat mengkilap, biasanya digunaan daun Jati. Pisau yang
paling sering duguakan untuk mengukir mata cincin dan mengorek lubang buah mergat
adalah dengan menggunakan pisau Okapi.
ttps://www.google.co.id/search?
safe=strict&rlz=1C1JZAP_enID7
87ID791&biw=1093&bih=530&t
bm=isch&sa=1&ei=eHpaW9jqIs
7QrQHR062ADA&q=buah+mer
gat+&oq=buah+mergat+&gs_l=i
mg.12...125617.130798.0.13598
8.16.15.0.0.0.0.303.1741.4j7j1j1
.13.0....0...1c.1.64.img..6.3.561..
.0j0i7i30k1j0i30k1j0i5i30k1j0i8i3
0k1j0i24k1j0i8i7i30k1.0.5Bs0KK0JWY#imgdii=R7s7IEXN
_9THgM:&imgrc=Etbtiwr3CGL8
yM:

13. Main Tuwok
Main Tuwok adalah permainan Judi murni menggunakan uang logam. Waktu penentu
kemenangan juga sangat singkat. Sesingkat jatuhnya koin ke tanah. Koin mempunyai
dua sisi yang berbeda. Satu sisi berbentuk gambar dan sisi yang lain adalah angka.
Main Tuwok bisa menggunakan satu koin dan juga bisa menggunakan dua koin.
Permainan dengan satu koin hanyalah memilih gambar atau angka. Sebelum koin
dilempar ke atas, para pemain terlebih dahulu menurunkan taruhan dan menyatakan
pilihan apakah angka atau huruf. Setelah koin jatuh, pemenang ditentukan oleh
pilihannya. Bila dia pilih gambar dan kebetulan yang terlihat adalah gambar, maka dia
berhak memenangkan taruhan. Permainan dua koin adalah dengan melempar dua koin
sekaligus. Bila dua dua angka sama sama muncul, maka pemain menyebutnya dengan
hidup. Bila satu gambar dan satu angka yang muncul, maka keadaan ini disebut
dengan pilihan mati. Cara bermain juga sama, nyatakan pilihan apakah hidup atau mati.

Jatuhkan taruhan, lempar koin. Bila hidup maka yang memilih hidup akan
memenangkan taruhan, dan demikian sebaliknya.
14. Berenang
Salah satu permainan tradisional anak Medan adalah berenang. Sungai Deli dan Sungai
Sulang Saling menjadi tempat bermain yang disukai. Airnya jernih. Kalau di sungai,
mereka mencebur di hulu sekitar Gang Perwira dan naik di kampung Aur. Berhanyut
istilahnya. Modalnya hanyalah kantong plastik untuk menyimpan baju agar tidak basah.
Anak Kotamatsum umumnya berenang di Sembat (kolam renang) Simangaraja yang
sekarang dikenal dengan nama Kolam Paradiso. Suka berenang ini membawa Sumatera
Utara ketingkat Nasional melalui perenang legendaris Raja Nasution, Udin Gope,
Indra, Syafii dll, Begitu juga dengan Tim Polo Air Medan tak terkalahkan di arena
Nasional. Puluhan Tahun anak Medan memegang gelar juara Polo Air di Indonesia.
15. Main Bola
Main bola termasuk kesukaan bermain anak Medan. Dimana-mana masih ada lapangan
rumput untuk main bola. Tidak heran turnamen Marah Halim Cup sangat ditunggu
pemain bola segala umur. Saat itu PSMS dikenal pencetak kiper yang tangguh. Salah
satunya adalah Acong. Kalau ada yang bisa menangkap sesuatu dengan baik dan tak
lepas, maka dia akan bangga mengatakan dirinya adalah Acong. Kiper idola lainnya
adalah Ronny Paslah..
16. Trup Gembira
Semua semua permainan yang tekah dtuliskan di atas masih kalah seru dengan Trup
Gembira. Trup Gembira adalah permainan dalam ruang dengan modal cuma kartu dan
tikar. Trup Gembira adalah permainan yang asli dan dimainkan orang Medan.
Kefanatikan anak Medan dengan permainan ini bahkan sampai mempopulerkan ujarujar “Jangan mengaku anak Medan kalau tidak pandai main trup”. Namanya resminya
adalah Trup Gembira. Kadang-kadang disebut juga dengan Trup Keling. Istilah Keling
tidak ada di daerah lain kecuali hanya ada di Medan. Maka pasti, Trup Gembira adalah
khas permainan kartu anak Medan.
Medan adalah kota Internasional sejak dulu. Jadi persinggahan berbagai bangsa. Tak
heran dalam permainan Trup merangkum berbagai bahasa asing. Ada bahasa Cina yang
dikatakan untuk pemain yang coba bawa tapi jangankan untuk memang, mengumpul
modal seratus lima puluhpun tak cukup. Maka kekalahan memalukan ini disebut
dengan Pek Go. Kadang kadang disebut juga dengan Cakap Cina. Bahasa Jawa juga
ada sebagai hukuman bagi yang kalah kerena harus Ronggeng. Bahasa Inggris juga
dipakai dengan kata Marka (Mark) sebagai penanda kemenangan pada satu sesi
permainan.
Kartu yang dimainkan adalah kartu remi biasa. Permainan khas anak Medan ini,
memiliki nilai filosofis yang tinggi. Permainan trup dapat menggambarkan berbagai
kondisi dalam masyarakat, mulai kehidupan di kampus, rumah tangga hingga politik.
Trup gembira sangat tepat mewakili kedinamisan kehidupan anak muda. Dalam
permainan trup, semua kartu terpakai kecuali joker. Anak Medan tidak mengenal orang
dengan status tak jelas. Dalam dunia criminal, istilah joker atau double agent dikenal
dengan sebutan Kibus (kaki busuk). Joker letaknya dalam kotak. Kotak kartu bahkan
masih berguna untuk menutup kartu tawaran, sementara Joker tidak ikut atau sama
sekali tidak berperan dalam permainan. Sebagai pengamat juga tidak ada tempat bagi
Joker.

Nama kartu disesuaikan dengan gambarnya yaitu; lekuk (heart), keling (spade), keriting
(clover) dan luit (diamond) Penamaan kartu hati, keling, keriting dan luit juga hanya
ditemui di Medan. Satu hal yang paling penting, permainan trup menunjukkan anak
Medan memang menghargai hukum. Satu-satunya hukum yang masih bisa diakui
bersama keampuhannya adalah hukum trup. Kalau hukum trup yang turun, tidak ada
yang bisa mengalahkannya. Walau nilai kartu kecil, tapi kalau sudah dinyatakan
sebagai trup, maka hukum yang manapun juga pasti kalah. Itulah hebatnya kesepakatan
dalam trup. Permainan yang sangat sportif dan membiasakan diri akrab dengan hukum.
Hanya main trup yang menyatakan bahwa kartu tertinggi nilainya 50 (lima puluh)
adalah hukum, Tidak ada permainan kartu di dunia ini yang menjadikan hukum sebagai
nilai tertinggi. Uniknya nilai tertinggi itu diwakili oleh angka tiga (3). Tiga dapat
menggambarkan perlunya menjaga hubungan keseimbangan tiga unsur, (i) Hubungan
dengan Allah sebagai yang Maha Kuasa, (ii) hubungan sesama manusia dan (iii)
hubungan manusia dengan lingkungannya. Dalam kehidupan kita bisa menemukan
bahwa segi tiga sama kaki dan sama sisi adalah bangunan terkuat. Enam segi tiga
membentuk segi enam dan bisa membentuk bulatan seperti bola. Hand, Head dan Heart
juga tiga. Iman, Ilmu dan Amal juga tiga. Legeslatif, Eksekutif dan Yudikatif juga tiga.
Menariknya Philosofi Trup bisa dikaitkan dengan dunia pendidikan. Mahasiswa yang
mau ujian harus punya modal, Modalnya adalah belajar. Kalau tak cukup modal, bisa
kalah dan ronggeng. Kalah, tentunya harus mengulang tahun depan. Pacaran harus
punya modal. Kalau tidak, memang awak yang bawa tetapi pemotong banyak di tangan
orang. Pening. Sekali disudi orang, lepas barang tu. Lambai. Di pemerintahan juga
begitu. Walau awak yang bawa dan pegang kartu tertinggi tapi pemotong di tangan
orang semua, jadinya orang yang mengatur permainan. Seorang yang jadi pemimpin
dan bawa amanah sebagai pejabat bahkan harus takluk dengan keinginan kelompok
yang banyak pemotong. Permainanpun jadi tak enak. Bisa bisa pekgo. Pekgo dalam
sistem pemerintahan bisa dimakzulkan atau bisa digolkan ke penjara. Curi ayam hanya
bisa dilakukan kalau pemain lain bodoh semua atau tak cermat. Kita harus tahu kode
dari kawan, mana kekuatan yang bisa membantu. Jangan sudi pada kondisi tak jelas,
bisa saja dihembat lawan.
Berkawan sangat penting artinya dalam permainan trup. Kuatnya ikatan berkawan
dalam permainan trup terimbas kepada kuatnya persahabatan anak Medan. Apapun bisa
terjadi dan dilalukan demi kawan. Kalau kartu kita bagus, harus pandai menyampaikan
kepada kawan. Kita juga harus tahu kode alam dimana kawan yang punya kartu Hukum
yang bukan Trup. Harus cermat menanggapi reaksi wajah kawan yang membawa.
Kalau modalnya tak cukup, kita pula yang menyudi, maka jelaslah hasilnya akan Pek
Go. Kita harus tahu kapan memotong dan kapan menurunkan kartu nilai tinggi. Bila
kita punya kartu nilai tinggi dan takut dimakan lawan, harus tahu kapan
menyeludupkannya. Perhitungan dan Feeling harus dimanfaatkan secara bersamaan.
Kita jangan jadi penyebab kekalahan kelompok. Kalau kalah jangan cepat menyalahkan
kawan.
Main trup untuk bergembira, makanya namanya Trup Gembira. Sangat tidak masuk
akal kalau ada yang berkelahi pada waktu permainan trup. Satu hal lagi yang jadi ciri
permainan trup adalah tidak bisa dipakai untuk permainan judi. Maka jadilah
permainan trup pemainan terhormat. Hanya untuk bersilaturahim dengan gembira, dan
bukan untuk berjudi mencari uang atau membuang uang. Kik-kikan atau seloroh ejek
mengejek dengan keras menajdi jamaknya permainan Trup. Tidak ada yang boleh
marah. Itulah enaknya main trup. Fair dan kuping jangan terlalu tipis. Istilah Trup yang
paling banyak dipakai saat ini dalam pemerintahan adalah Pekong. Pekong atau Pecah

kongsi biasa dalam permainan trup. Biasanya ada pemain yang hobinya menyalahkan
lawan kalau kalah. Istilah pekong jadi popular saat ini bila ada Gubernur, Bupati atau
Walikota yang hubungannya tidak harmonis dengan wakilnya.
Medan, 28 Juli 2018