MALKALAH ALAM SEMESTA DALAM PE

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi Allah SWT,
yang telahmemberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul SISTEM ALAM SEMESTA.
Shalawat beriring salam kamisampaikankepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, keluarga dan sahabat beliau sekalianserta orang-orang
mukmin yang tetap istiqamah dijalan-Nya.Adapun makalah ini ditulis
untuk
memenuhi
salah
satu
tugas
dari
mata
pelajaran
´ILMUPENGETAHUAN ALAM´ pada Jurusan Perbankan. Dalam penulisan
makalah sampai selesai, penulis banyak mendapat bimbingan dan arahan
dari banyak pihak. Oleh karena itu padakesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak ± pihak yangmembantu.
Kami menyadari dalam penyusunan masih banyak kekurangan,maka dari

itu kamisangat mengharapkan sumbangan pikiran serta masukan dari
berbagai pihak untuk penyempurnaan di masa yang akan datang.

Sumedang, Januari 2012
Penyusun

BAB II
PENDAHULUAN

Alam semesta, menurut orang Babylonia (kurang lebih 700-600 SM),
merupakan suatu ruangan atau selungkup dengan bumi yang datar
sebagai lantainya dan langit beserta bintang sebagai atapnya. Jadi, alam
semesta atau jagat raya adalah suatu ruangan yang maha besar yang di
dalamnya terdapat kehidupan yang biotik dan abiotik, serta di dalamnya
terjadi segala peristiwa alam baik yang dapat diungkapkan manusia
maupun yang tidak.
Menurut pandapat lain alam merupakan segala Sesuatu selain Allah
yang sifatnya baru, membutuhkan yang lain, yang dapat berubah.
Alam semesta terdiri atas semua materi, termasuk tenaga dan
radiasi serta hal yang telah diketahui dan baru dalam tahap percaya

bahwa pasti ada di antariksa. Bumi, planet-planet dan matahari yang
termasuk dalam tata surya hanyalah merupakan titik kecil di antara lebih
dari 200 miliyar bintang penyusun galaksi bimasakti. Matahari merupakan
satu di antara bermiliyar-miliyar bintang di alam semesta dan
kemungkinan setiap bintang mempunyai susunan tata surya seperti tata
surya matahari. Perhitungan sampai ke angka 200 miliyar bintang baru
untuk sebuah galaksi.
Galaksi adalah calon bintang atau kelompok
jumlahnya ribuan juta dan terdapat di alam semesta.

bintang

yang

BAB II
PEMBAHASAN

BUMI DAN ALAM SEMESTA
A.


Teori terbentuknya alam semesta

Sejak lama manusia berusaha untuk memahami alam semesta ini.
Pada zaman kejayaan Yunani, orang percaya bahwa bumi merupakan
pusat dari alam semesta ini (geosentrisme). Paham geosentris ini
dipelopori oleh Aristoteles dan Clausius Ptolomeus. Paham ini pula yang
menjadi pegangan bagi kaum bangsawan dan pihak agama/gereja.
Namun, berkat pengamatan dan pemikiran yang lebih tajam, serta makin
sempurnanya alat pengamatan bintang, seperti teleskop mengakibatkan
terjadinya perubahan besar terhadap paham geosentris menjadi
heliosentrisme sejak abad pertengahan (1500-1600). Paham heliosentrik
ini berpendapat bahwa matahari menjadi pusat beredarnya bumi bersama
planet-planet lain. Paham heliosentris ini dipelopori oleh Copernicu (14731543). Paham heliosentris ini juga didukung oleh pengiut Copernicus,
yaitu Bruno (1548-1600) dan seorang tokoh besar dari Italia, yaitu Galileo
Galilei (1564-1642). Ahli astronomi lain yang mendukung paham
heliosentris ini adalah Johanes Kepler (1571-1630). Pada saat itulah awal
dari abad perkembangan ilmu pengetahuan alam.
Pengertian alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan
makrokosmos. Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai
ukuran yang sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amuba dan

sebagainya. Sedangkan makrokosmos adalah benda-benda yang
mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet ataupun
galaksi. Para ahli astronomi mempergunakan istilah alam semesta dalam
pengertian tentang ruang angkasa dan benda-benda langit yang ada di
dalamnya (termasuk bumi sebagai salah satu planet).
B.

Teori terbentuknya galaksi dan tata surya
1. Galaksi

Pengamatan selanjutnya mengungapkan bahwa matahari adalah
salah satu bintang dari sekian banyak bahkan beribu-ribu bintang,
yakni bintang-bintang yang beredar mengikuti pusat bintang itu. Hal
itu dapat berupa suatu pijaran yang sangat besar, dikelilingi oleh
kelompok-kelompok bintang yang sangat dekat satu dengan lainnya
(cluster) dan juga dikelilingi oleh gumpalan-gumpalan kabut gas pijar
yang lebih kecil dari pusatnya (nebule) dan tebaran ribuan bintang
yang dengan kata lain dinamakan dengan galaksi. Berdasarkan
pengamatan, terdapat ribuan galaksi di alam semesta. Galaksi
tempat matahari kita berinduk diberi nama Milky Way atau Bima

Sakti.
a) Hipotesis Fowler (1957)
Berdasarkan Hipotesis Fowler, 12 milyar tahun yang lalu ,
galaksi kita tidak seperti sekarang ini. Ia masih berupa kabut gas
hydrogen yang sangat besar sekali yang berada di ruang angkasa.
Ia bergerak perlahan mengadakan rotasi sehingga keseluruhannya
bulat. Karena gaya beratnya, maka ia mengadakan kontraksi.
Galaksi berawal dari suatu kabut gas pijar dengan massa yang
sangat besar. Kabut ini kemudian mengadakan kontraksi dan
kondensasi sambil terus berputar pada sumbunya. Ada massa yang
tertinggal, yakni pada bagian luar dari kabut pijar tadi. Massa itu
juga mengadakan kontraksi dan kondensasi, maka terbentuklah
gumpalan gas pijar yaitu berupa bintang-bintang. Bagi yang
bermassa besar masih berupa kabut bintang. Energi potensial yang
mereka keluarkan dalam bentuk sinar dan panas radiasi. Dengan
cara yang sama, bagian luar bintang yang tertinggal juga
mengadakan kondensasi sehingga terbentuklah planet. Demikian
juga bagian planet membentuk satelit.
2. Macam-macam galaksi
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dibedakan adanya 3 macam

galaksi, yaitu:
1) Galaksi berbentuk spiral, jumlahnya ± 80% dari galaksi yang
ada. Contohnya: galaksi Canes Venatici, galaksi Milky Way
(Bima Sakti).
2) Galaksi berbentuk elips, jumlahnya hampir 17% dari galaksi
yang ada.
3) Galaksi berbentuk tidak beraturan, jumlahnya ± 3%.
Contohnya: galaksi Megallanic.
3. Bima Sakti (Milky Way)
Galaksi Bima Sakti merupakan induk dari matahari kita yang
bentuknya spiral dan juga berbentuk bulat pipih seperti kue cucur.
Tetangga terdekat Bima Sakti adalah galaksi Andromeda yang juga
berbentuk spiral yang berjarak 8,7 x 105 tahun cahaya. Bulatan-

bulatan yang terletak di bawah dan di atas galaksi merupakan
kumpulan-kumpulan bintang (globular). Dalam satu galaksi ada yang
mencapai seribu kumpulan bintang seperti itu.
Galaksi kita mengadakan rotasi dengan arah yang berlawanan dengan
arah jarum jam. Bima Sakti memiliki tidak kurang dari 100 milyar bintang.
C.


Tata surya

Tata surya terdiri dari matahari sebagai pusat dan benda-benda lain
seperti planet, satelit, meteor, komet, debu dan gas antarplanet yang
beredar mengelilinginya. Keseluruhan sistem ini begerak mengelilingi
pusat galaksi.
Banyak teori tentang asal-usul tata surya yang dikemukakan orang, tetapi
tak satupun yang dapat diterima oleh semua pihak. Di antara teori itu
adalah:
1). Hipotesis Nebular
Hipotesis ini dikemukakan pertama kali oleh Laplace pada tahun
1796. Ia yakin bahwa tata surya terbentuk dari ondensasi awan panas
atau kabut gas yang sangat panas. Pada proses kondensasi tersebut
sebagian terpisah dan merupakan cincin yang mengelilingi pusat.
Pusatnya itu menjadi sebuah bintang atau matahari. Bagian yang
mengelilingi pusat tersebut, dengan cara yang sama berkondensasi
membentuk suatu formula yang serupa dengan terbentuknya
matahari tadi. Setelah mendingin, benda-benda ini akan menjadi
planet-planet

seperti
bumi
dengan
benda-benda
yang
mengelilinginya. Merujuk pada hipotesis ini akan tergambarkan hal
yang tidak sesuai yang terjadi pada planet Saturnus dan Yupiter, yang
mana perputaran satelitnya berlawanan dengan rotasi kedua planet
tersebut.

2). Hipotesis Planettesimal
Dikemukakan pertama kali oleh Chamberlain dan Moulton. Hipotesisi
ini bertitik tolak dari pemikiran yang sama dengan Hipotesis Nebular
yang menyatakan bahwa sistem tata surya terbentuk dari kabut gas
yang sangat besar, berkondensasi. Perbedaannya adalah terletak
pada asumsi bahwa planet-planet itu tidak harus dari satu badan,
tetapi diasumsikan adanya bintang besar lain yang kebetulan sedang
lewat didekat bintang yang merupakan bagian dari tata surya kita.
Kabut gas dari bintang lain itu, sebagian terpengaruh oleh daya tarik
matahari dan setelah mendingin terbentuklah benda-benda yang

disebut planettesimal. Planettesiamal merupakan benda-benda kecil

yang padat. Karena daya tarik-menarik antar benda itu sendiri,
benda-enda kecil itu akan bergumpal menjadi besar dan panas yang
disebabkan oleh tekanan akibat akumulasi dari massanya. Hipotesis
inilah yang dapat menjawab keraguan dari Hipotesis Nebular tentang
satelit pada planet Yupiter dan Saturnus.
3) Teori Tidal atau Pasang Surut
Teori ini pertama kali diungkapkan oleh James dan Harold Jeffreys
pada tahun 1919. Menurut teori ini, planet merupakan percikan dari
matahari seperti percikan matahari yang sampai kini masih tampak
ada. Percikan itu disebut Tidal. Tidal yang besar itu kemudian menjadi
planet karena adanya adanya dua matahari/bintang yang bergerak
mendekati. Hal ini tentu jarang terjadi, tetapi apabila hal ini terjadi
maka akan terbentuklah planet baru seperti teori ini.
4) Teori Bintang Kembar
Teori ini berpendapat bahwa matahari pada dahulunya adalah
sepasang bintang kembar. Oleh sesuatu sebab, salah satu binyang
meledak dan akibat gaya tarik gravitasi, bintang yang satunya
sekarang menjadi matahari. Pecahan bintang yang satu lagi tetap

berada di sekitar matahari dan beredar mengelilinginya.
5) Teori Creatio Continua
Teori ini dikemukakan oleh Fred Hoyle, Bindi dan Gold. Menurut teori
ini, pada saat diciptakan, alam semesta ini tidak ada. Alam semesta
selamanya ada dan akan tetap ada setelah diciptakan. Pada setiap
saat ada partikel yang dilahirkan dan ada yang lenyap. Partikel yang
lahir lebih banyak dari pada yang lenyap yang menyebabkan
mengembangnya alam semesta.
6) Teori G. P. Kuiper
Dikemukakan oleh G. P. Kuiper pada tahun 1950. Kuiper menjelaskan teori
ini berdasarkan keadaan yang ditemui di luar tata surya dan sebagai
penyempurna teori-teori sebelumnya yang mengandaikan bahwa
matahari dan planet-planet lain berasal dari gas purba yang ada di luar
angkasa. Saat ini banyak terdapat kabut gas dan di antara kabut terlihat
proses melahirkan bintang. Kabut gas yang tampak tipis di ruang angkasa
itu lambat-laun akan membentuk gugus bintang serta sistem tata surya
dengan cara memampatkan diri menjadi massa yang semakin lama
semakin padat.

D.


Susunan Tata Surya

Sistem tata surya adalah suatu sistem organisasi yang teratur pada
matahari. Matahari sebagai induk (pusat peredaran) dan dikelilingi oleh
pengikut-pengikutnya, seperti planet, satelit, asteroid, komet dan meteor.
Pengetahuan manusia tentang jagad raya, termasuk tata surya
berawal dari paham geosentris pada zaman Yunani Kuno yang kemudian
diperbaiki dengan lahirnya paham heliosentris. Pandangan geosentris
dianut orang selama 14 abad. Melalui pengamatan kasar, orang-orang
Yunani penganut paham geosentris telah dapat mengenal 5 planet, yaitu
Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus. Bumi dianggap sebagai
pusat dari peredaran planet-planet tersebut.
Paham heliosentris kemudian lahir memperbaiki paham geosentris.
Paham heliosentris ini lahir berdasarkan pengamatan terbaru terhadap
jagad raya dengan mempergunakan teropong/teleskop. Dengan
mempergunakan teropong, dapat diamati planet-planet yang lebih jauh
seperti Uranus, Neptunus, dan Pluto. Planet-planet dalam sistem tata
surya dapat dikelompokan menjadi 2 berdasarkan asteroid sebagai
pembatas, yaitu:
1). Kelompok planet dalam, yakni planet yang dekat dengan
matahari, terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
2). Kelompok planet luar, terdiri dari Yupiter, Saturnus, Uranus,
Neptunus, dan Pluto.
Peredaran planet mengelilingi matahari disebut gerak revolusi. Dan
peredaran planet mengelilingi sumbunya disebut gerak rotasi. Waktu
untuk satu putaran revolusi disebut kala revolusi. Waktu untuk satu
putaran rotasi disebut kala rotasi. Kala revolusi Bumi adalah selama 365
¼ hari atau selama 1 tahun. Kala rotasi Bumi adalah 24 jam atau 1 hari.
Gerak rotasi Bumi menyebabkan terjadinya pergantian siang dan malam.
E.

Bagian-bagian tata surya
1). Matahari
Matahari adalah suatu bola gas yang pijar dan tidak bulat betul.
Matahari juga merupakan tata surya yang paling besar, karena 98%
massa tata surya terkumpul pada matahari. Matahari juga merupakan
pusat sumber tenaga di lingkungan tata surya. Matahari terdiri dari
inti dan 3 lapisan kulit yang masing-masingnya fotosfer, kromosfer
dan korona.
Jarak matahari ke bumi adalah 9,3 x 10 7 mil yang dipakai sebagai
satuan astronomi. Diameter matahari kira-kira 100 kali diameter
Bumi. Gaya tarik matahari kira-kira 30 kali gaya tarik Bumi.

Matahari sangat penting bagi kehidupan di Bumi, karena
 Merupakan sumber energi (sumber panas)
 Mengontrol stabilitas peredaran Bumi (rotasi dan revolusi)
2). Planet Merkurius
Merupakan planet terkecil dan terdekat dengan matahari. Merkurius
tidak mempunyai satelit atau hawa. Merkurius mengandung albedo,
yaitu perbandingan antara cahaya yang dipantulkan jauh lebih kecil
dari pada cahaya yang diserap, yakni hanya 0,07 yang dipantulkan
sementara 93% diserap. Garis tengahnya 4.500 km. bagian yang
menghadap matahari sangat panas, sementara bagian yang
membelakangi bumi sangat dingin (karena tidak ada air dan udara).
Diperkirakan tidak ada kehidupan di planet ini. Kala rotasinya
rotasinya 56,8 hari, dan kala revolusinya 88 hari.
3). Planet Venus
Lebih kecil dari Bumi dan mempunyai albedo 0,8 atau 20% dari
cahaya matahari yang datang diserapnya. Dikenal sebagai Bintang
Kejora yang bersinar terang pada pagi dan sore hari. Berdiameter
12.320 km dank ala rotasinya kurang dari 247 hari serta berevolusi
selama 225 hari. Dengan analisis spektrum atas cahaya yang datang
dari Venus dapat diketahui bahwa di sana terdapat oksigen.
4). Planet Bumi dan Bulannya
Bumi menempati urutan ketiga terdekat dari bumi dengan diameter
12.646 km. Jarak antara Bumi dengan matahari 149 juta km yang
dijadikan sebagai satuan jarak Astronomis atau Astronomical Unit
(AU). Jadi, 1 AU = 149 juta km. Berat jenis rata-rata Bumi adalah 5,52
dan beratnya 6,6 x 1021 ton.
Pada awalnya (sebelum adanya pengamatan manusia yang lebih
akurat tentang benda-benda langit dan masih dalam pengetahuan
kuno) manusia beranggapan bahwa Bumi ini datar. Tetapi, melalui
pengamatan yang lebih akurat serta dengan majunya ilmu
pengetahuan, manusia baru menyadari bahwa Bumi ini adalah bulat.
Bahkan melalui pengamatan satelit luar angkasa dapat dilihat bahwa
bentuk Bumi ini tidak bulat betul tetapi agak memipih dibagian
kutubnya.
Bulan adalah satelit alami atau benda angkasa yang mengelilingi
Bumi dengan jarak 384 ribu km dari Bumi dan dengan diameter 3.456
km. satu kali rotasi bulan sama dengan satu kali revolusinya. Pada
permukaan bulan terdapat gunung-gunung dan dataran rendah.
Bulan tidak mempunyai atmosfer. Apabila permukaan bulan terkena
oleh baying-bayang Bumi, maka akan terjadi gerhana bulan, dan bila

Bumi yang terkena baying-bayang bulan, maka akan terjadi gerhana
matahari. Para ilmuwan telah dapat memperhitungkan dengan sangat
akurat kapan akan terjadi gerhana bulan.
5). Planet Mars
Planet ini berwarna kemerah-merahan yang diduga tanahnya
mengandung banyak besi oksigen. Pada permukaan planet ini
didapatkan warna-warna hijau, biru, dan sawo matang yang selalu
berubah sepanjang tahun. Diperkirakan bahwa di planet ini ada
kehidupan. Dugaan ini bertolak pada kenyataan:
 Berdasarkan pengamatan melalui teropong dan foto, pada
permukaan Mars terdapat semacam kanal (saluran atau dam air)
yang sangat panjang dan lurus sekali.
 Mars tampaknya diselubungi oleh atmosfer.
 Dari analisis spektra sinar yang yang datang dari Mars menunjukkan
adanya oksigen di sana walaupun relatif sedikit.
Penelitian terakhir menyatakan menunjukkan bahwa di planet Mars
terdapat uap air walaupun dalam jumlah yang sangat kecil, tetapi
para pakar cenderung mengatakan bahwa perubahan warna
permukaan planet ini disebaban oleh angin pasar, bukan oleh
organisme. Planet ini mempunyai 2 buah bulan/satelit. Satelit yang
kecil diberi nama Phobos, sedangan yang besarnya diberi nama
Deimos. Jarak Mars ke matahari adalah 1,52 AU, berdiameter 3.920
mil, berevolusi 1,9 tahun dari revolusi Bumi, dan berotasi 24 hari 37
menit.
Menurut data yang dikirim Mariner-4, di Mars tak ada oksigen,
hamper tak ada air. Sedangkan kutub es yang diperkirakan
mengandung banyak air ternyata tak lebih dari lapisan salju yang
sangat tipis. Ini pula yang menyebabkan pada waktu tertentu kutub
yang berwarna putih itu lenyap dari pandangan mata.
6). Planet Yupiter
Yupiter merupakan planet terbesar dalam tata surya. Berdiameter
138.560 km dan berotasi dengan cepat yaitu 10 jam. Akibat berotasi
dengan cepat, bagian ekuatornya sedikit mengembang dan
membentuk sabuk. Yupiter tampak seperti bintang yang terang di
tengah malam.
Berdasarkan analisis spektroskopis, atmosfer planet ini mengandung
banyak gas metana dan amoniak juga gas hidrogen. Albedonya 0,44
dan mempunyai 14 satelit. Massa planet ini hamper 300 kali massa
Bumi dan gravitasinya 2,6 kali gravitasi Bumi.

7). Planet Saturnus
Saturnus adalah planet terbesar kedua di tata surya dengan
diameter 118.400 km dengan kecepatan rotasi yang sama dengan
Yupiter. Kandungan lapisan atmosfernya pun sama dengan Yupiter
yang bersuhu rata-rata 1030C, tapi suhu permukaannya sangat
rendah, yaitu 2430F. namun massa jenisnya sangat kecil, yaitu 0,75
g/cm3.
Planet ini mempunyai sabuk putih yang melilit di ekuatornya dengan
jarak dari permukaan planet 7.000 – 37.000 mil yang berbentuk pipih
setebal 10 mil dan berupa debu. Sabuk ini mempunyai kecepatan
berbeda ketika mengelilingi planet Saturnus, sabuk bagian
dalamlebih cepat dari pada sabuk bagian luar.
Saturnus mempunyai 10 satelit, diantaranya Titan (satelit terbesar,
2 kali bulan Bumi), Phoebe (dengan gerak yang berlawanan dengan
planet Saturnus yang menunjukkan bahwa Phoebe bukan anak
kandung Saturnus.
Keanehan sabuk raksasa dan Phoebe memperkuat Teori Tidal. Sabuk
Saturnus mengembang dan merapat pada permukaan planet 15
tahun sekali.
8). Planet Uranus
Planet ini ditemukan secara ta sengaja oleh Herschel dan keluarga
pada tahun 1781, ketika mereka sedang mengamati Saturnus.
Diameternya 50.560 km dan memiliki 5 satelit. Rotasinya bergerak
dari Timur ke Barat. Jaraknya ke matahari 2,86 milyar km dengan kala
revolusinya 84 tahun di Bumi. Kecepatan rotasinya 10 jam 47 menit.
Berdasarkan pengamatan pesawat Voyager pada bulan Januari 1986,
Uranus memiliki 14 satelit.
9). Planet Neptunus
Planet ini ditemukan pada saat para astronom mengamati planet
Uranus yang orbitnya agak menyimpang dari perhitungan pada tahun
1846. Neptunus mempunyai 2 satelit yang salah satunya bernama
Triton yang beredar berlawanan arah dengan gerak rotasi neptunus.
Jarak Neptunus ke matahari 4.470 juta km, diameter 28.000 dan kala
revolusinya 165 tahun di Bumi.
10).Planet Pluto.
Pluto merupakan planet terluar dari tata surya yang ditemukan
tahun 1930. Mulanya orang tidak menyangka bahwa ia adalah planet
karena sinarnya berkedip-kedip seperti planet. Pluto disebut juga
sebagai transneptunus, ada dugaan planet ini merupakan bagian dari
satelit neptunus yang terlepas. Hal ini disebaban garis edarnya agak

berbeda dengan plnet lain. Pada suatu saat, jaraknya sangat dekat
dengan matahari dibandingkan dengan Neptunus, pada saat lain
lebih jauh.
Suhu rata-rata planet ini 2200C. Pluto adalah nama dewa kegelapan
dari bangsa Yunani. Pemberian nama itu karena kenyataannya planet
ini mendapat sedikit sinar dari matahari, jaraknya dengan matahari ±
5.811 juta km. Pluto tidak bersatelit.
Benda-benda Langit Lain di Tata Surya
Benda-benda langit lainnya dalam sistem tata surya selain planet
adalah:
1). Asteroida atau Planetoida, berbentuk seperti planet tetapi sangat
kecil, berdiameter 500 mil, jumlahnya lebih 2.000 buah dan terletak
antara Mars dan Yupiter.
2). Komet atau bintang berekor, garis edarnya eksentrik,
perihelionnya (jarak terdekat dengan matahari) sangat dekat dengan
matahari, sedangkan aphelionnya (jarak terjauh dengan matahari)
sangat jauh, berupa bola gas pijar seperti matahari.
3). Meteor atau bintang beralih, merupakan batuan dingin yang
terjadi akibat gaya tarik Bumi sehingga masuk ke atmosfer menjadi
pijar karena bergesekan dengan atmosfer.
4). Satelit, yaitu benda langit dalam tata surya yang slalu beredar
mengikuti dan mengitari planet.

BAB III
PENUTUP

Melalui sains manusia mencoba dideskripsikan apa dan bagaimana
proses fenomena alam bisa terjadi dalam konteks eksperimen dan
pengamatan, dengan parameter yang bisa diamati dan diukur. Agama
memperluas spektrum makna alam semesta bagi manusia tentang
kehadiran benda-benda alam semesta, kehidupan dan manusia. Jawaban
singkat tentang pertanyaan Siapa pencipta alam semesta beserta hukumhukum alamnya: Allah adalah zat yang Maha Pencipta. Agama
memperluas pengetahuan yang dicakup oleh metodologi sains dan
rasionalitas manusia seperti berkenalan dengan alam gaib, akhirat dan
sebagainya. Namun begitu, rupanya berbagai pertanyaan manusia
tentang misteri alam semesta di sekitar planet Bumi masih banyak yang
belum terjawab atau mungkin tak berjawab hingga kehancuran Bumi.

MAKALAH IPA
ALAM SEMESTA

DISUSUN OLEH
DONI
KELAS IX B

SMP PGRI PARAKANMUNCANG