PENGANTAR PENDIDIKAN LANDASAN SOSIAL BUD

PENGANTAR PENDIDIKAN

LANDASAN SOSIAL BUDAYA PENDIDIKAN

Anggota Kelompok:
1. Dena Ramanda

201712500799

2. Fajrin Rahmadini

201712500817

3. Mega Yuliska

201712500839

4. Mohamad Rizqi Firdaus

201712500836


5. Muhammad Moussa

201712500802

Supada. Dr

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS BAHASA DAN SAENI
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
Oktober 2017

Kata pengantar

Segala Puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT karena limpahan rohmat serta
anugerah darinya sehingga kami mampu untuk merampungkan makalah dengan judul
“Adab Kepada Guru dan Ustads” ini. Sholawat dan salam selalu kita ucapkan dan
curahkan untuk junjungan nabi agung kita, Nabi Muhammad SAW yang sudah
menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua, sebuah petunjuk paling benar
yakni syariah agama islam yang sempurna dan satu satunya karunia paling besar
kepada seluruh alam semesta.

Penulis benar benar berterima kasih sebab mampu menyelesaikan makalah yang
termasuk dari tugas pendidikan profesi pendidikan tentang “Masalah masalah tenaga
kependidikan Indonesia”. Selain itu, kami menyampaikan terima kasih yang banyak
terhadap seluruh pihak yang sudah membantu kami selama berlangsungnya
penyelesaian makalah ini sampai bisa terselesaikan makalah ini
Disertai keseluruhan rasa rendah hati, kritik dan saran yang membangun amat kami
nantikan dari kalangan pembaca agar nantinya meningkatkan dan merevisi kembali
pembuatan makalah di tugas lainnya dan di waktu berikutnya.

Daftar Isi
KATA PENGANTAR.................................................................................................2

2

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.....................................................................................4
1.3 TUJUAN PENULISAN.......................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 KELUARGA DAN PENDIDIKAN...................................................................5

2.2 SEKOLAH DAN PENDIDIKAN.....................................................................6
2.3 MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN............................................................8

BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................11
3.2 SARAN...............................................................................................................11

BAB 1
PENDAHULUAN

3

1.1 Latar belakang
Secara sosiologi, pendidikan adalah sebuah warisan budaya dari generasi ke
generasi, agar kehidupan masyarakat berkelanjutan, dan identitas masyarakat itu tetap
terpelihara. Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat
dengan kehidupan sehari-hari, dan hampir setiap kegiatan manusia tidak terlepas dari
unsur sosial budaya. Dan pada kenyataannya masyarakat mengalami perubahan sosial
yang begitu cepat, maju dan memperlihatkan gejala desintegratif yang meliputi
berbagai sendi kehidupan dan menjadi masalah, salah satunya dirasakan oleh dunia

pendidikan. Tidak hanya perubahan sosial, budaya pun berpengaruh besar dalam
dunia pendidikan akibat dari pergeseran paradigma pendidikan yaitu mengubah cara
hidup, berkomunikasi, berpikir, dan cara bagaimana mencapai kesejahteraan. Dengan
mengetahui begitu pesatnya arus perkembangan dunia diharapkan dunia pendidikan
dapat merespon hal-hal tersebut secara baik dan bijak. Sehingga, landasan sosial
budaya merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman tentang dimensi
kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap
perilaku individu.
1.1 Rumusan masalah
A. Apa hubungan antara keluarga dan pendidikan?
B. Apa hubungan sekolah dan pendidikan?
C. Apa hubungan antara masyarakat dan pendidikan?
1.2 Tujuan Pembahasan
A. Mengetahui hubungan antara keluarga dan pendidikan
B. Memahami hubungan antar sekolah dan pendidikan
C. Memahi peranan masyarakat dalam pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

4


2.1 Keluarga dan pendidikan
Keluarga merupakan lingkungan belajar pertama yang diperoleh anak dan
akan menjadi tempat meletakkan fondasi yang kuat untuk membentuk karakter pada
saat dewasa. Pendidikan yang diberikan dalam keluarga akan mencerminkan
bagaimana perilaku anak dalam menghadapi persoalan kehidupan kelak.
Kedekatan yang dibangun di dalam keluarga mampu menjadikan anak
semakin mengerti adanya cinta kasih yang selalu mendukung dan mengarahkan
perilaku anak ke arah yang lebih baik. Dalam lingkungan keluarga juga, anak bisa
menyaksikan bagaimana figur seorang ayah dan ibu. Bagaimana kedua peran ini
terlibat dalam mengatasi berbagai macam masalah dan berjuang bersama-sama dalam
menjalani kehidupan. Pelajaran berharga yang tidak akan didapatkan oleh anak di
sekolah atau pun tempat lainnya.
Dalam hal pendidikan kita bisa membagi keluarga dalam 3 kelompok :
A. Keluarga yang benar benar menerapkan pendidikan secara ketat sebagai
sesuatu yang penting
B. Keluarga yang acuh/santai, segala sesuatu berjalan sesuai kelaziman
C. Keluarga yang tidak terlalu mementingkan pendidikan tetapi juga tidak acuh.
(situasional).


Fungsi Keluarga

5

A. Persekutuan primer, artinya relasi antar keluarga bersifat mendasar dan
eksklusif karena faktor ikatan biologis sebagai kelompok primer
B. Sumber kasih sayang (affection) atas dasar biologis atau hukum secara
bertanggung jawab.
C. Institusi pembentukan anutan,

keyakinan, agama, nilai nilai budaya dan

moralitas.
D. Wadah pemenuhan kebutuhan, baik materil maupun spiritual.
E. Lembaga partisipasi dari kelompok masyarakat (interaksi sosial).

2.2 Sekolah dan pendidikan
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan

orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Etimologi kata pendidikan itu
sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti “menuntun, mengarahkan, atau
memimpin” dan awalan e, berarti “keluar”. Jadi, pendidikan berarti kegiatan
“menuntun ke luar”. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang
berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya
dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan
kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.

Sekolah adalah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa/murid di
bawah pengawasan guru.

6

Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal, yang umumnya wajib.
Dalam sistem ini, siswa kemajuan melalui serangkaian sekolah. Nama-nama untuk
sekolah-sekolah ini bervariasi menurut negara (dibahas pada bagian Daerah di
bawah), tetapi umumnya termasuk sekolah dasar untuk anak-anak muda dan sekolah
menengah untuk remaja yang telah menyelesaikan pendidikan dasar
Peranan sekolah dalam pendidikan
Peranan sekolah dalam pendidikan yang merupakan tingkatan kedua setelah

pendidikan dalam keluarga.
Peranan sekolah yakni mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus
tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya.
Peran seorang guru yang sebagai pendidik harus memikul pertanggungjawaban untuk
mendidik.
Guru yang ada di sekolah merupakan pendidik formal secara langsung menerima
kepercayaan dari sekolah maupun masyarakat untuk memangku jabatan dan
tanggungjawab pendidikan. Selain dari guru, sekolah juga butuh adanya alat sebagai
pelengkap berkembangnya pendidikan. Yang dimaksud alat pendidikan disini yakni
suatu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk tercapainya suatu tujuan
pendidikan tertentu atau yang ingin dicapainya. Antara lain berupa hukuman dan
ganjaran, perintah dan larangan, pujian dan celaan, contoh serta kebiasaan. Selain itu
juga pada gedung sekolah, keadaan perlengkapan sekolah, keadaan alat-alat
pelajaran, dan fasilitas-fasilitas lainnya.

Perubahan perilaku pada dasarnya

dipengaruhi oleh pendidikan yang ia terima sepanjang hayatnya, pendidikan ini bukan
saja sebatas yang formal seperti sekolah atau kursus-kursus namun dalam arti luas
artinya segala sesuatu yang diterima manusia melalui panca indera itu menjadi bagain

dari pendidikan.

7

Melihat, mendengar, merasa, dan meraba merupakan komponen penting dalam
pendidikan, dan itu sangat-sangat mudah ia dapatkan dari lingkungan, baik
lingkungan pendidikan formal atau non formal.

2.3 Masyarakat dalam pendidikan
1. Menurut Soerjono Soekanto, masyarakat pada umumnya mempunyai ciri-ciri
dengan kriteria seperti di bawah ini:
a. Manusia yang hidup bersama, sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang.
b.Bercampur atau bergaul dalam jangka waktu yang cukup lama.
Berkumpulnyamanusia akan menimbulkan manusia baru. Sebagai akibat dari hidup
bersama, timbul sistem komunikasi dan peraturan yang mengatur hubungan
antarmanusia.
c. Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
d. Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan
kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu sama lain.
Masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan memiliki kewajiban untuk

mengembangkan serta menjaga keberlangsungan penyelenggaraan proses pendidikan
sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang sistem pendidikan nasional Nomor
20 Tahun 2003 BAB IV yang didalamnya memuat bahwasanya pendidikan adalah
tanggung jawab bersama antara pemerintah,masyarakat dan keluarga.

Macam partisipasi masyarakat dalam pendidikan :
A.Partisipasi finansial

8

Berupa dukungan dana sesuai dengan kekuatan dan kemampuan
masyarakat. Termasuk juga orangtua secara kolektif dapat mendukung dana yang
diperlukan sekolah, yang benar-benar dapat dipertanggung jawabkan untuk
keberhasilan pendidikan. Selain itu, lembaga bisnis dan industri diharapkan dapat
menyisihkan anggaran untuk pemberian beasiswa pendidikan.
B.Partisipasi material
Diwujudkan dengan sumbangan bahan-bahan yang berkenaan dengan
material bangunan, untuk penyempurnaan bangunan ruang dan tempat untuk kegiatan
belajar agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Demikian juga
masyarakat mendukung terciptanya lingkungan fisik yang kondusif untuk kegiatan

belajar mengajar.
C.Partisipasi akademik
Kepedulian masyarakat terhadap penyelenggaraan kegiatan akademik
yang lebih berkualitas. Dukungan dapat diwujudkan dengan dukungan orangtua dan
masyarakat untuk mengawasi dan membimbing belajar anak di rumah. Selain itu
banyak lembaga-lembaga pemerintahan maupun non pemerintahan yang dapat
memberikan kesempatan untuk praktek atau magang. Hal ini dilakukan untuk
memberikan wawasan secara nyata kepada peserta didik.

D.Partisipasi kultural

9

Perhatian masyarakat terhadap terpeliharanya nilai kultural dan moral yang terdapat
di lingkungan sekitar sekolah sehingga sekolah mampu menyesuaikan diri dengan
budaya setempat.
E.Partisipasi evaluatif
Keterlibatan masyarakat dalam melakukan pengendalian dan kontrol
terhadap penyelenggaraan pendidikan, sehingga masyarakat dapat memberikan
umpan balik

dan penilaian terhadap kinerja lembaga pendidikan. Selain itu,

masyarakat juga dapat berperan dalam penyusunan atau pemberi masukan dalam
penyusunan kurikulum bagi sekolah. Agar kurikulum itu sesuai dengan kebutuhan
siswa.

Pengaruh dan kerja sama antara ketiga lingkungan
Pengaruh serta timbal balik pendidikan sekolah, keluarga dan masyarakat
sangatlah penting karena itu sangat menentukan kejiwaan serta tingkah laku anak
didik dalam kehidupan sosial masyarakat.
Secara tidak langsung
mengadakan kerjasama

antara orang tua, guru dan masyarakat telah

yang erat dalam praktek proses pendidikan. Di dalam

lingkungan keluarga orang tua meletakan dasar dasar pendidikan di rumah tangga,
terutama dalam segi pembentukan kepribadian agama dan moral. Kemudian
dikembangkannya berbagai materi berupa ilmu dan keterampilan yang dilakukan di
sekolah. Orang tua mengawasi dan menilai hasil didikan sekolah ini dalam kehidupan
bermasyarakat.

BAB III
PENUTUP
10

3.1 Kesimpulan
Pendidikan peserta didik harus dilibatkan oleh banyak faktor, bukan hanya
mengandalkan kemampuan peserta didik tetapi harus dilandaskan oleh landasan sosial
budaya, yang melibatkan keluarga/ orang tua, sekolah serta masyarakat. Keikutsertaan
ketiga faktor tersebut merupakan pendukung akan keberhasilan atau tecapainya nilai
pendidikan, jika masing masing sudah menjalankan peranannya secara maksimal maka
dapat dipastikan keberhasilan pendidikan dapat diraih secara sempurna.

3.2 Saran
Pembuatan makalah ini tentu tidak luput dari banyaknya kesalahan, maka
masukan dan kritik dari hadirin merupakan hal yang penting bagi kami untuk proses
perbaikan.

DAFTAR PUSTAKA
Sulastri, Sri dkk. 2016. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Unindra Press
Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Stimulus Ilmu Pendidikan
Bercorak Indonesia Jakarta : Rineka Cipta.
11

Sutikno Sobry, 2008, Landasan pendidikan, Bandung : Prospect.
Fauzan, 2009, Landasan Sosial Budaya Sosial Budaya Pendidikan,
https://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah
http://blog.unnes.ac.id/hellosheren/2015/11/26/partisipasi-masyarakat-dalampendidikan/
http://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_sosial_budaya

12

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANWANGI MALANG

37 211 19

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

KOMPETENSI SOSIAL PADA REMAJA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PASKIBRA DAN TIDAK MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PASKIBRA

5 114 59

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

JUDUL INDONESIA: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA METRO\ JUDUL INGGRIS: IMPLEMENTATION OF INCLUSIVE EDUCATION IN METRO CITY

1 56 92