PENDAHULUAN DAN GARIS GARIS BESAR ALKI

ALKITAB PERJANJIAN LAMA CATATAN KULIAH WAROY JOHN SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA BETHEL INDONESIA - JAKARTA FAKULTAS THEOLOGIA 2008

PENDAHULUAN — KEJADIAN JUDUL

Kata Kejadian merupakan terjemahan dari istilah Inggris Genesis yang diambil dari bahasa Yunani melalui bahasa Latin. Di dalam Septuaginta (LXX) kata ini merupakan superskripsi kitab yang pertama dalam Alkitab. Kata ini berarti "asal usul, sumber atau menciptakan." Kata Ibrani bereshith yang diterjemahkan dengan "pada mulanya" merupakan kata pertama dalam Alkitab bahasa Ibrani. Kata ini sering kali dipakai untuk Kitab Kejadian.

SIFAT DASAR.

Kejadian merupakan kitab yang mengisahkan aneka permulaan. Kitab ini menyajikan kisah yang megah tentang permulaan segala sesuatu yang dijadikan ada oleh sang Khalik. Kitab ini menjawab pertanyaan manusia mengenai asal usul dunia, tanaman, hewan dan umat manusia. Kitab ini mengisahkan penetapan lembaga keluarga, asal mula dosa, penganugerahan penyataan ilahi, pertumbuhan dan perkembangan bangsa manusia dan awal rencana Allah untuk menyediakan penebusan melalui umat pilihan-Nya. Kitab ini menyajikan dan mengilustrasikan kebenaran- kebenaran abadi, dan kitab ini memecahkan sejumlah teka-teki, rahasia dan situasi membingungkan dari segi kehendak Allah bagi umat-Nya. Dengan bahasa yang jernih dan penuh makna penulisnya mengemukakan berbagai rencana dan maksud Allah yang telah dinyatakan-Nya di samping keajaiban- keajaiban tindakan-Nya terhadap manusia.

Kejadian mengarahkan pembacanya kembali ke saat maha penting dari penciptaan ketika mana Khalik yang mahakuasa bersabda menjadikan berbagai keajaiban tak tersaingi berupa matahari, bulan, bintang-bintang, planet, galaksi, tanaman dan makhluk-makhluk hidup serta satu orang yang Ia ciptakan sesuai dengan gambar-Nya. Di dalam lima puluh pasal ini, penulis yang terilhamkan menyingkapkan drama penciptaan; dia mengisahkan bagaimana dosa merayap muncul dengan pasti dan tanpa ampun untuk mendatangkan kehancuran, kekacauan dan maut; dia menunjukkan buah-buah tragis dari dosa berupa kekalahan menyedihkan orang tua kita yang pertama; dan dia memperlihatkan bagaimana kemudian kejahatan manusia yang bertumpuk menghasilkan kehancuran dan nyaris kepunahan kehidupan umat manusia. Di dalam awal yang baru penulis menelusuri pertumbuhan umat yang baru itu dan akhirnya karier yang mempesona dari Abraham, Ishak, Yakub dan anak-anaknya. Kitab ini diakhiri dengan kematian Yusuf di Mesir.

Kej 1:1-11:32* mengemukakan kisah manusia sejak diciptakan hingga awal kehidupan Abraham. Kej 12:1-50:26* mengisahkan rangkaian tindakan Allah terhadap umat pilihan-Nya-Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf serta keturunan mereka. Di sepanjang narasi ini perhatian utama penulis ialah untuk mengemukakan maksud Yehovah menciptakan dan menuntun umat pilihan tersebut. Bukan hanya Kejadian, tetapi seluruh Alkitab menunjukkan bahwa melalui umat pilihan ini Tuhan berusaha menyatakan sifat dan jalan-jalan-Nya kepada dunia, menanamkan kehendak kudus-Nya di bumi, dan menyebarkan "kabar baik" tentang penebusan kepada seluruh umat manusia. Bangsa-bangsa dan perseorangan disebutkan dan dikisahkan di dalam kitab ini hanya sejauh mereka itu sesuai dengan rencana dan maksud agung Tuhan. Bangsa Sumer, Het, Babel dan Asyur, disebutkan manakala sejarah mereka menyentuh sekilas kehidupan bangsa pilihan itu, tampil sejenak untuk menunjukkan maksud Allah bagi dunia. Pada setiap tahap, Roh berusaha menjadikan penyataan Allah jelas bagi manusia dari segala zaman. Di dalam drama yang bergerak dengan cepat ini, tersingkaplah rencana Allah.

KEPENULISAN.

Adalah tepat untuk menyatakan bahwa Musa adalah penulis yang bertanggung jawab dari kitab ini. Kitab ini merupakan kitab pertama dari Pentateukh, yang oleh Alkitab maupun tradisi dikaitkan dengan Musa. Sulit untuk menemukan seorang tokoh di sepanjang sejarah Israel yang lebih memenuhi syarat untuk menulis sejarah ini. Terlatih dalam "segala hikmat orang Mesir" (Kis 7:22*), Musa oleh Tuhan dipersiapkan untuk memahami berbagai catatan, tulisan dan kisah lisan yang ada ketika itu. Sebagai seorang nabi yang kepadanya diberikan kehormatan luar biasa untuk dapat bersekutu selama beberapa jam dengan Allah di Sinai, Musa cukup dibekali untuk mencatat bagi semua orang gambaran Tuhan tentang kegiatan-Nya sepanjang zaman. Mana ada tokoh lain di sepanjang segala abad yang memiliki kuasa dan iman semacam dirinya, serta menikmati hubungan yang demikian intim dengan Yehovah?

Pada zaman modern, penemuan catatan-catatan kuno seperti Surat-surat dari Amarna, sastra Ugarit (atau Ras Shamra) dan lempengan-lempengan tanah liat dari Mesopotamia (Mari dan Nuzu) telah memungkinkan para sarjana menyusun ulang latar belakang sejarah dan budaya dari kisah Alkitab dan menemukan bagaimana bentuk kehidupan di Mesir, Palestina dan Mesopotamia sepanjang masa Alkitab. Sangat mungkin banyak peninggalan lisan dan tertulis, yang menjangkau balik jauh ke masa kuno, tersedia bagi sarjana Ibrani terkemuka tersebut, yang pendidikannya di Mesir dan pendidikan lanjutnya di wilayah gunung Sinai telah menjadikan dirinya memahami berbagai gerakan dunia yang penting. Menurut tradisi Yahudi, ketika ahli Taurat yang terkemuka, Ezra, kembali ke Yerusalem dari Babel dengan membawa sejumlah naskah Perjanjian Lama berbahasa Ibrani, dia mulai bekerja dengan sangat giat untuk memelihara, menyalin dan menyunting naskah-naskah kuno yang ada padanya itu.

KITAB KEJADIAN DAN ILMU PENGETAHUAN.

Jika seseorang berharap untuk menemukan di dalam Kitab Kejadian kisah ilmiah tentang bagaimana dunia dijadikan dengan segala pertanyaan mengenai kehidupan primitif terjawab dalam bahasan teknis keilmuan yang dikenal guru besar atau peneliti ilmiah, dia akan kecewa. Kitab Kejadian bukan merupakan usaha untuk menggumuli atau menjawab masalah-masalah teknis ilmiah. Kitab ini membicarakan soal-soal yang jauh melampaui bidang ilmu. Penulis berusaha untuk memperkenalkan kita dengan Allah abadi serta menunjukkan makna kudus dari diri, maksud dan sikap Allah terhadap makhluk-makhluk ciptaan-Nya sementara Ia melaksanakan kehendak-Nya yang kudus. Kitab yang sangat menonjol kedalaman dan keunggulan moralnya, martabat dan kemegahannya ini, melukiskan Allah abadi yang berkarya menyiapkan sebuah tempat di mana makhluk-makhluk kesayangannya bisa hidup dan bertumbuh serta memancarkan kemuliaan ilahi.

GARIS BESAR — KEJADIAN

I. ANEKA PERMULAAN PERTAMA (KEJ 1:1-11:32)

A. Penciptaan (Kej 1:1-2:25)

B. Pencobaan dan Kejatuhan (Kej 3:1-24)

C. Dua Bersaudara (Kej 4:1-26)

D. Set dan Keturunannya (Kej 5:1-32)

E. Dosa dan Air Bah (Kej 6:1-8:22)

F. Kehidupan Nuh yang Kemudian dan Keturunannya (Kej 9:1-10:32)

G. Menara Babel (Kej 11:1-32*)

II. PARA LELUHUR (KEJ 12:1-50:26)

A. Abraham (Kej 12:1-25:18)

B. Ishak (Kej 25:10-26:35)

C. Yakub (Kej 27:1-36:43)

D. Yusuf (Kej 37:1-50:26)

PENDAHULUAN — KELUARAN J UDUL

Nama Keluaran diterjemahkan dari bahasa Inggris, Exodus, yang merupakan transliterasi dari Septuaginta dan sampai kepada kita melalui Vulgata Latin. Di dalam bahasa Yunani, kata tersebut berarti "keberangkatan" atau "kepergian." Judul Ibrani bagi kitab ini merupakan frasa pertamanya, "Inilah nama," atau sering langsung "Nama-nama" begitu saja. Sebagai nama yang melukiskan isi kitab ini, Keluaran tidak memuaskan sebab kisah keluarnya bangsa Israel dari Mesir hanya menghabiskan tidak sampai setengah bagian kitab ini.

TANGGAL DAN KEPENULISAN.

Alkitab menyebutkan bahwa penulis Kitab Keluaran ini, bersama dengan empat kitab lainnya dalam Pentateukh, adalah Musa. Penelitian Alkitab dari segi sejarah dan sastra telah menjadikan kitab-kitab ini suatu himpunan naskah yang ditulis oleh beberapa orang penulis sejak abad ke-9 hingga abad ke-5 sM. Pandangan radikal yang menolak bahwa Musa ikut menulis sebagian dari kitab-kitab ini tidak dianut luas lagi saat ini seperti halnya satu angkatan yang lalu. Sekalipun masih banyak sarjana liberal yang mempertanyakan soal kepenulisan Pentateukh oleh Musa, berbagai penemuan arkeologis telah membuat para pakar dari latar belakang teologis menghargai lebih tinggi kesejarahan dari peristiwa- peristiwa yang dikisahkan.

LATAR BELAKANG SEJARAH

Keluaran membahas kisah bangsa Israel mulai dari tempat di mana Kitab Kejadian berhenti. Kurun waktu yang panjang di antara Yusuf dan Musa dikemukakan dalam dua ayat ringkas (Kel 1:6,7*), dan kemudian diuraikan situasi yang sama sekali baru dari keturunan Yakub. Tamu-tamu istimewa Firaun dan Yusuf telah menjadi bangsa budak, sasaran dari ketakutan dan kebencian para penguasa mereka. Ketika Firaun berusaha mengendalikan bangsa Ibrani itu melalui penindasan yang keji, Allah bertindak untuk melepaskan mereka. Sang pembebas, Musa, lebih dahulu dipersiapkan dan baru kemudian, dengan kuasa Allah, pembebasan yang terkenal itu berlangsung. Meskipun demikian, penebusan dari cengkeraman Mesir, bukan sekadar pembebasan dari perbudakan saja. Allah membawa Israel keluar dari Mesir agar Dia dapat membawa mereka, selaku bangsa yang dipersiapkan sendiri oleh-Nya, ke Negeri Yang Dijanjikan. Jadi, tema utama dari Keluaran, bukan sekadar tindakan penebusan yang luar biasa oleh Allah, melainkan juga pengadopsian dan peresmian Israel selaku umat Allah. E. E. Flack mengatakan, "Keluaran tidak diragukan lagi merupakan kitab paling penting yang pernah ada yang membahas berdirinya sebuah bangsa" ("Interpretation of Exodus," Interpretation, Jan. 1949). "Seluruh sejarah atau filsafat sejarah Ibrani sesudah ini sebagaimana tercermin di dalam kitab nabi-nabi melihat balik ke peristiwa Keluaran sebagai tindakan kreatif Allah yang menciptakan berdirinya bangsa Ibrani" (Alleman dan Flack, Old Testament Commentary, hlm. 207).

Tanggal terjadinya peristiwa Keluaran merupakan persoalan bagi para peneliti selama berabad-abad, dan dengan adanya berbagai penemuan arkeologi modern, hangatnya perdebatan malah makin meningkat, sekalipun fakta sejarah tetap agak suram. Tanggalnya yang sudah ditentukan adalah paling cepat 1580 sM sedangkan paling lambat adalah 1230 sM. Karena Alkitab hampir tidak memberikan masukan untuk menyusun sebuah kronologi, hendaknya diingat bahwa tanggal yang ditetapkan untuk peristiwa Keluaran bukan merupakan masalah doktrin, melainkan hanya informasi sejarah. Secara umum dianggap bahwa orang Israel masuk ke Mesir ketika keponakan Semit mereka, orang Hiksos, sedang berkuasa, mungkin sekitar 1700 sM. Jika mereka tinggal di Mesir selama 430 tahun (Kel 12:40*), maka tanggal kepergian mereka pastilah sekitar tahun 1270 sM. Sebagian besar bukti arkeologi yang kita miliki tampaknya menunjuk kepada sebuah tanggal tertentu pada abad ketiga Tanggal terjadinya peristiwa Keluaran merupakan persoalan bagi para peneliti selama berabad-abad, dan dengan adanya berbagai penemuan arkeologi modern, hangatnya perdebatan malah makin meningkat, sekalipun fakta sejarah tetap agak suram. Tanggalnya yang sudah ditentukan adalah paling cepat 1580 sM sedangkan paling lambat adalah 1230 sM. Karena Alkitab hampir tidak memberikan masukan untuk menyusun sebuah kronologi, hendaknya diingat bahwa tanggal yang ditetapkan untuk peristiwa Keluaran bukan merupakan masalah doktrin, melainkan hanya informasi sejarah. Secara umum dianggap bahwa orang Israel masuk ke Mesir ketika keponakan Semit mereka, orang Hiksos, sedang berkuasa, mungkin sekitar 1700 sM. Jika mereka tinggal di Mesir selama 430 tahun (Kel 12:40*), maka tanggal kepergian mereka pastilah sekitar tahun 1270 sM. Sebagian besar bukti arkeologi yang kita miliki tampaknya menunjuk kepada sebuah tanggal tertentu pada abad ketiga

GARIS BESAR — KELUARAN

I. PEMBEBASAN ISRAEL (KEL 1:1-18:27)

A. Pendahuluan (Kel 1:1-7)

B. Perbudakan di Mesir (Kel 1:8-22)

C. Pembebas Dipersiapkan (Kel 2:1-4:31)

1. Kelahiran dan Terpeliharanya Musa (Kel 2:1-25)

2. Panggilan dan Penugasan Musa (Kel 3:1-4:31)

D. Tugas Musa kepada Firaun (Kel 5:1-7:7)

1. Pemunculan Musa Pertama di Hadapan Firaun (Kel 5:1-23)

2. Janji dan Perintah Yehovah Dibaharui (Kel 6:2-14)

3. Musa Diutus untuk Kembali Menghadap Firaun (Kel 6:29-7:7)

E. Keajaiban-keajaiban Allah di Mesir (Kel 7:8-11:10)

1. Penugasan Ilahi Musa dan Harun Diuji (Kel 7:8-15)

2. Tulah Pertama-Air Menjadi Darah (Kel 7:14-25)

3. Tulah Kedua-Katak (Kel 8:1-15)

4. Tulah Ketiga-Nyamuk (Kel 8:16-19)

5. Tulah Keempat-Lalat Pikat (Kel 8:20-32)

6. Tulah Kelima-Sampar pada Ternak (Kel 9:1-7)

7. Tulah Keenam-Barah (Kel 9:8-12)

8. Tulah Ketujuh-Hujan Es (Kel 9:13-35)

9. Tulah Kedelapan-Belalang (Kel 10:1-20)

10. Pengumuman Tulah Terakhir (Kel 11:1-10)

F. Paskah dan Kepergian Israel (Kel 12:1-15:21)

1. Penyucian Israel (Kel 12:1-28)

2. Tulah Kesepuluh-Hukuman Allah Atas Mesir (Kel 12:29-36)

3. Keluar dari Mesir (Kel 12:37-15:21)

a. Kepergian Israel (Kel 12:37-42)

b. Peraturan-peraturan Selanjutnya untuk Paskah (Kel 12:43-51)

c. Pengudusan Anak Sulung (Kel 13:1-16)

d. Melewati Laut Kolsom (Kel 13:17-14:31)

e. Nyanyian Musa (Kel 15:1-21)

f. Israel di Padang Gurun (Kel 15:22-18:27)

II. ISRAEL DI SINAI (KEL 19:1-40:38)

A. Peresmian Perjanjian di Sinai (Kel 19:1-24:11)

B. Aneka Petunjuk untuk Kemah Suci dan Imam (Kel 24:12-31:18)

C. Perjanjian Dilanggar dan Dipulihkan (Kel 32:1-34:35)

D. Pembangunan Tempat Ibadah (Kel 35:1-39:43)

E. Pendirian dan Penyucian Kemah Suci (Kel 40:1-38)

PENDAHULUAN — IMAMAT J UDUL

Imamat merupakan judul terjemahan dari bahasa Inggris Leviticus. Judul bahasa Inggris tersebut berasal dari judul dalam Vulgata Latin, Leviticus yang berasal dari kata Levitikon, "mengenai orang- orang Lewi," judul yang terdapat di LXX. Bagi orang Yahudi kitab ini dikenal melalui kata pertamanya, wayyigrã, "Dan Dia memanggil," sesuai dengan kebiasaan. orang Yahudi yang memberikan nama kepada banyak kitab Perjanjian Lama menurut kata atau kelompok kata pertamanya. Pemakaian kata "Dan" pada awal dari kitab ini tidak berarti bahwa isi dari kitab ini merupakan lampiran dari sebuah kitab lainnya. Pokok pembahasan dari Kitab Keluaran dilanjutkan, namun kitab ini merupakan kesatuan yang berdiri sendiri. Dalam hal ini, perhatikan bahwa beberapa kitab Perjanjian Lama lainnya diawali dengan "Dan" dalam teks Ibraninya, misalnya: Keluaran, Bilangan, Yosua, Hakim-hakim, Rut.

Kitab Imamat menyajikan rencana Allah untuk mengajar umat pilihan-Nya bagaimana menghampiri Dia dengan cara yang kudus. Penekanan khusus diberikan kepada tugas keimaman untuk menjadikan pendekatan kepada Allah ini penuh hormat dan kudus. Dengan demikian kitab ini membahas jabatan imam atau "jabatan orang Lewi," yang ayat acuannya kita jumpai dalam Ibr 7:11* di mana dipakai istilah "imamat Lewi."

TANGGAL PENULISAN DAN KEPENULISANNYA

"Mereka juga menempatkan para imam pada golongan-golongannya dan orang-orang Lewi pada rombongan-rombongannya untuk melakukan ibadah kepada Allah yang diam di Yerusalem, sesuai dengan yang ada tertulis dalam kitab Musa" (Ezr 6:18*).

Ezra sang penyalin mengacu kepada gulungan Imamat waktu melukiskan sumber yang dipakai pada zamannya untuk menentukan prosedur yang tepat waktu mendedikasikan Bait Allah yang dibangun kembali itu. Kitab Imamat sendiri secara berkesinambungan menekankan peranan Musa dalam mencatat peraturan-peraturan yang diberikan kepadanya oleh Allah untuk ibadah yang benar di dalam upacara-upacara di Kemah Suci. Kenyataan bahwa tentu sudah harus ada peraturan-peraturan sebelum bisa ada ibadah yang teratur oleh para imam dan bangsa itu mengharuskan adanya kekuatan pengendali yang sentral dan waktu yang telah ditentukan. Kita dapat memahami kenyataan ini secara paling baik di dalam peranan Musa dalam meresmikan ibadah di Kemah Suci. Bangsa-bangsa pada zaman Musa telah memiliki berbagai tata ibadah yang pasti dan rinci jauh sebelum dia tampil. Kita tidak perlu beranggapan bahwa berbagai tata ibadah untuk penyembahan Yehovah yang sudah pasti ini merupakan sebuah hasil evolusi bertahap atau bahwa catatan dalam Kitab Imamat merupakan penemuan yang belakangan yaitu pada zaman Ezra.

BAHAN LATAR BELAKANG.

Bentuk yang sangat sederhana dari Kitab Imamat telah memusingkan para kritikus. Beberapa di antara mereka melihat bagian kedua (ps. 17-27), yang menguraikan dasar-dasar manusia untuk bersekutu dengan Allah, sebagai tambahan yang belakangan dari sebuah "Kitab Kekudusan." Sekalipun demikian, pergeseran penekanan saja sudah bisa menjelaskan perbedaan antara kedua bagian utama kitab ini.

Orang bisa saja mengatakan bahwa Kitab Imamat disampaikan kepada kita melalui Musa untuk mengantisipasi "kurban abadi" itu-Yesus Kristus-dari Perjanjian Baru. Kitab Ibrani menyajikan gambaran ini dalam Perjanjian Baru, dan Kitab Imamat menyediakan latar belakang bagi aspek-aspek Orang bisa saja mengatakan bahwa Kitab Imamat disampaikan kepada kita melalui Musa untuk mengantisipasi "kurban abadi" itu-Yesus Kristus-dari Perjanjian Baru. Kitab Ibrani menyajikan gambaran ini dalam Perjanjian Baru, dan Kitab Imamat menyediakan latar belakang bagi aspek-aspek

GARIS BESAR — IMAMAT .I BAGAIMANA ORANG MENGHAMPIRI ALLAH (IM 1:1-16:34)

A. Hukum-hukum tentang Kurban (Im 1:1-7:38)

1. Peraturan-peraturan Umum (Im 1:1-6:7)

a. Pendahuluan (Im 1:1,2)

b. Kurban Bakaran (Im 1:3-17)

c. Kurban Sajian (Im 2:1-16)

d. Kurban Keselamatan (Im 3:1-17)

e. Kurban Penghapus Dosa (Im 4:1-5:13)

f. Kurban Penebus Salah (Im 5:14-6:7)

2. Peraturan-peraturan Lebih Terinci Mengenai Berbagai Persembahan Kurban Ini (Im 6:8- 7:38)

B. Kesaksian Sejarah (Im 8:1-10:20)

1. Permulaan Persembahan Kurban (Im 8:1-36)

2. Ketika Pertama Kali Dipersembahkan (Im 9:1-24)

3. Penyalahgunaan Persembahan oleh Nadab dan Abihu (Im 10:1-20)

C. Hukum-hukum Kesucian (Im 11:1-15:33)

1. Yang Boleh Dimakan atau Disentuh (Im 11:1-47)

2. Melahirkan Anak (Im 12:1-8)

3. Kusta (Im 13:1-14:57)

4. Kesucian Seksual (Im 15:1-33)

D. Hari Pendamaian (Im 16:1-34)

.II BAGAIMANA ORANG MEMELIHARA HUBUNGAN DENGAN ALLAH

(IM 17:1-27:34*)

A. Kekudusan Bangsa Itu (Im 17:1-20:27)

1. Berkenaan dengan Makanan (Im 17:1-16)

2. Berkenaan dengan Pernikahan (Im 18:1-30)

3. Berkenaan dengan Tatanan Sosial (Im 19:1-37)

4. Hukuman untuk Ketidaktaatan (Im 20:1-27)

B. Kekudusan Para Imam dan Persembahan Mereka (Im 21:1-22:33)

C. Kekudusan Waktu (Im 23:1-25:55)

1. Penggunaan Hari Secara Kudus (Im 23:1-44)

2. Penggunaan Benda Secara Kudus (Im 24:1-23)

3. Penggunaan Tahun Secara Kudus (Im 25:1-55)

D. Berbagai Janji dan Peringatan (Im 26:1-46)

E. Pengucapan Nazar (Im 27:1-34)

PENDAHULUAN — BILANGAN JUDUL DAN JANGKAUAN KITAB

Di antara beberapa judul kuno dari kitab ini terdapat satu judul yang dipakai dalam Alkitab Ibrani kita, yaitu bemidbar yang artinya "di padang gurun." Judul tersebut diambil dari anak kalimat yang menonjol di baris pertama dan cukup jelas melukiskan seluruh isinya. Judul bahasa Inggrisnya berasal dari versi Septuaginta (LXX) yang melalui Vulgata Latin diperoleh judul Numbers. (Indonesia: Bilangan.) Hanya beberapa pasal saja (1-4; 26) yang membahas pembilangan (sensus), sedangkan sebagian besar kitab ini membahas hukum-hukum, ketetapan-ketetapan dan pengalaman Israel ketika di padang gurun. Sekalipun demikian, kita tidak boleh meremehkan pentingnya dua sensus di dalam kitab ini, yang pertama diadakan di Sinai sebagai persiapan untuk pengembaraan di padang gurun, sedangkan satunya dilaksanakan dekat Sungai Yordan, hampir empat puluh tahun kemudian, sebagai persiapan untuk memasuki negeri yang dijanjikan. Dapat dikatakan bahwa kedua sensus tersebut memisahkan kitab ini menjadi dua bagian. Jadi pasal Bil 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 9; 10; 11; 12; 13; 14; 15; 16; 17; 18; 19; 20; 21* diawali dengan sensus pertama dan membahas pengalaman Israel selama di padang gurun, sedangkan pasal Bil 22; 23; 24; 25; 26; 27; 28; 29; 30; 31; 32; 33; 34; 35; 36* diawali dengan sensus angkatan yang baru dan mengisahkan peristiwa pada bulan-bulan sebelum mereka memasuki Kanaan. Kisah Bileam yang memisahkan dua bagian ini merupakan engsel (penghubung) sastra yang akan kita bahas nanti.

Bilangan tidak dapat dipelajari terlepas dari Keluaran, Imamat dan Ulangan. Sebagai contoh, Kel 19:1* mengisahkan tibanya Israel di padang gurun Sinai pada bulan ketiga sesudah orang Israel meninggalkan Mesir. Dari bulan ketiga hingga bulan kedua belas mereka menerima Dasa Titah, perintah dan petunjuk untuk mendirikan Kemah Suci, dan berbagai perintah tentang sistem mempersembahkan kurban yang dikemukakan di dalam Imamat. Di dalam Bilangan, bangsa Israel memperoleh pelajaran tentang hidup sebagai suatu perhimpunan. Sistem keagamaan, sipil dan militer mereka diatur sebagai persiapan bagi mereka dalam melakukan perjalanan, ibadah dan penaklukan sebagai satu bangsa.

Sejumlah hukum dan peraturan yang melengkapi rincian-rincian legal dan seremonial dari Keluaran dan Imamat disisipkan dalam kitab ini. Tanggal paling dini yang disebutkan kitab ini ialah dalam Bil 9:1* yang mencatat bahwa pada bulan pertama dari tahun kedua bangsa itu diberi peraturan untuk melaksanakan peringatan Paskah yang pertama. Bil 1:1,2* menyebutkan bahwa Israel, ketika berada di Sinai, melakukan sensus pada bulan kedua dari tahun kedua dan menerima perintah-perintah tambahan yang sebagian besar menyangkut upacara agamawi (ps. 5-10) dan sesudah itu meninggalkan Sinai pada tanggal dua puluh bulan kedua pada awal tahun kedua sesudah keluar dari Mesir (Bil 10:11*). Jadi, Bilangan mengisahkan sejarah gerakan Israel sejak lima belas hari terakhir di Sinai (Bil 1:1; 10:1*) hingga mereka sampai di dataran Moab, sebelah timur Yordan, pada tahun keempat puluh (Bil 22:1; 26:3; 33:50*).

Urutan peristiwa yang dikisahkan dalam Kitab Bilangan adalah: Dari Sinai Israel mengembara ke utara memasuki padang gurun Paran. Di sana, para pengintai yang membawa pulang "kabar busuk" menimbulkan pemberontakan dan bangsa itu tidak bersedia masuk ke Kanaan. Akibat pemahaman yang bodoh, mereka menderita kekalahan di tangan bangsa kafir dan disuruh mengembara kembali di padang gurun sepanjang tiga puluh delapan tahun lagi. Pada akhir periode ini mereka pergi ke dataran Moab, di sebelah timur Yordan, dan mengalahkan serta menduduki seluruh wilayah Trans-Yordan di utara Sungai Arnon. Di sini mereka terjerumus ke dalam dosa dengan para perempuan Moab dan Midian serta menyembah dewa-dewa mereka. Israel, kini generasi baru, dihitung lagi, dan atas perintah Allah mereka kemudian menghancurkan orang Midian yang telah demikian mengusik mereka. Gad, Ruben dan setengah suku Manasye diberi tanah di tepi timur Sungai Yordan, dan Musa Urutan peristiwa yang dikisahkan dalam Kitab Bilangan adalah: Dari Sinai Israel mengembara ke utara memasuki padang gurun Paran. Di sana, para pengintai yang membawa pulang "kabar busuk" menimbulkan pemberontakan dan bangsa itu tidak bersedia masuk ke Kanaan. Akibat pemahaman yang bodoh, mereka menderita kekalahan di tangan bangsa kafir dan disuruh mengembara kembali di padang gurun sepanjang tiga puluh delapan tahun lagi. Pada akhir periode ini mereka pergi ke dataran Moab, di sebelah timur Yordan, dan mengalahkan serta menduduki seluruh wilayah Trans-Yordan di utara Sungai Arnon. Di sini mereka terjerumus ke dalam dosa dengan para perempuan Moab dan Midian serta menyembah dewa-dewa mereka. Israel, kini generasi baru, dihitung lagi, dan atas perintah Allah mereka kemudian menghancurkan orang Midian yang telah demikian mengusik mereka. Gad, Ruben dan setengah suku Manasye diberi tanah di tepi timur Sungai Yordan, dan Musa

TANGGAL DAN KEPENULISAN.

G. B. Gray mengemukakan pandangan sejumlah peneliti Alkitab dari segi sejarah dan sastra ketika ia mengatakan tentang Kitab Bilangan, "Banyak yang dikisahkan di sini tentang zaman Musa dapat dibuktikan sebagai tidak menurut sejarah… (ICC, hlm. ilii). Sekalipun demikian, dia mengakui bahwa beberapa persoalan yang dikemukakan "tidak bertentangan dengan fakta-fakta dan kondisi sejarah." Dalam usaha untuk menerangkan Kitab Bilangan tanpa mengakui bahwa Musa menulisnya, banyak ahli mengemukakan bahwa kitab ini merupakan perpaduan beberapa dokumen. Menurut para ahli itu sebagian besar dari Kitab Bilangan berasal dari dokumen P (Priestly; para imam), yang menurut mereka tidak ditulis sebelum abad keenam atau kelima sM, terutama oleh para imam zaman pasca- pembuangan. Mereka berpendapat bahwa sebagian dari Kitab Bilangan berasal dari dokumen "J" dan "E," dua buah dokumen yang tidak lebih tua dari abad kesembilan dan kedelapan sM. Bahkan dokumen-dokumen yang lebih dini ini, menurut mereka, berjarak demikian jauh dari zaman Musa dan tradisi-tradisinya demikian kacau sehingga hampir tidak mengisahkan apa-apa tentang zaman Musa.

Pandangan itu membuat kita berhadapan dengan kitab yang ditulis lebih daripada lima ratus tahun atau lebih sejak kejadian sesungguhnya oleh berbagai penulis, penyunting dan penyusun yang berbeda. Kitab Bilangan, menurut para peneliti itu, "tidak memiliki kesatuan ungkapan religius" dan "mustahil untuk merangkum pengertian-pengertian dasarnya atau untuk menunjukkan nilai religius dari kitab ini sebab hal-hal itu berbeda-beda di tiap bagiannya" (ibid; hlm. xlvii). Alasan-alasan pokok yang dikemukakan Gray dan lain-lain untuk mendukung hipotesis dokumenter tentang asal- usul dari Pentateukh ini tidak lagi dianggap sahih oleh para sarjana teori sumber yang paling terkemuka. E. E. Flack di dalam Interpretation (1959, XIII, hlm. 6) mengatakan, "Kecenderungan dalam pemikiran mutakhir ialah mengenali bahan-bahan dini di dalam Pentateukh dan berusaha untuk mencari suatu pemecahan yang lebih memuaskan bagi masalah struktur penulisannya ketimbang yang diberikan oleh teori dokumenter itu" (lih. juga B. D. Eerdmans, Oudtestamenttische Studien, Bag. VI, 1949). C. H. Gordon di dalam artikelnya Homer and the Bible (Hebrew Union College Annual, vol

XXVI, 1955) mengemukakan bahwa "naskah-naskah yang baru ditemukan menunjukkan bahwa banyak bahan yang dianggap berasal dari dokumen ‘P’ ternyata sangat dini, bahkan pra Musa." Di sini Gordon menuduh para penganut pandangan dokumenter ini sebagai memberikan tanggal hipotesis kepada strata (dokumen) hipotesis dan menyebutnya penelitian "sejarah." Sekalipun demikian, berbagai kecenderungan mutakhir di kalangan akademis belum menghasilkan penerimaan umum terhadap klaim-klaim yang dikemukakan kitab ini (sebanyak delapan puluh kali atau lebih) bahwa "Tuhan berfirman kepada Musa" atau bahwa "Musa menuliskan perjalanan mereka…" (Bil 33:2*). Orang harus bertanya apakah para penipu yang suka memamerkan kesucian mereka menyisipkan kata-kata "Tuhan berfirman kepada Musa" agar tulisan mereka kedengarannya memiliki otoritas. Pakar ilmu purbakala terkemuka, W. F. Albright, menunjukkan bahwa penipu yang suka memamerkan kesucian dan pseudepigrafi tidak umum di dunia Timur pra-Helenistik.

Sesungguhnya, penemuan ilmu purbakala modern telah memaksa sejumlah sarjana mengubah sikap mereka mengenai asal-usul sebagian besar bahan dalam Kitab Bilangan. Banyak arkeolog modern yang kompeten bahkan bergantung pada acuan geografis di dalam Pentateukh untuk menuntun penggalian mereka. Pada tahun 1959, Nelson Glueck, sesudah keberhasilan penggalian selama bertahun-tahun di negeri Alkitab, ketika berbicara tentang "memori sejarah" yang menakjubkan dari Alkitab, mengatakan, "Dapat dinyatakan secara pasti bahwa tidak ada penemuan purbakala yang pernah bertentangan dengan acuan Alkitab" (Rivers in the Desert, hlm. 31).

Kitab Bilangan, bersama dengan kitab-kitab lain dalam Pentateukh, sudah lama memperhadapkan para sarjana dengan masalah-masalah yang sulit. Namun banyak persoalan telah berhasil dipecahkan Kitab Bilangan, bersama dengan kitab-kitab lain dalam Pentateukh, sudah lama memperhadapkan para sarjana dengan masalah-masalah yang sulit. Namun banyak persoalan telah berhasil dipecahkan

Sekalipun demikian, kita juga harus mengetahui bahwa ada sistem pengaturan hal yang adikodrati itu. Musa tidak selalu mengadakan mukjizat, Allah juga tidak mendiktekan setiap kata dari nas yang diilhamkan oleh-Nya. Sang nabi tidak diragukan lagi memanfaatkan jasa banyak juru tulis (bdg. Bil 11:16,25*) yang menjelaskan pemakaian kata ganti orang ketiga. Allah secara langsung menyatakan sebagian kitab itu kepada Musa, termasuk peraturan untuk tinggal menetap di negeri yang dijanjikan dan rincian prosedur upacara keagamaan. Namun di sisi lain, Musa dan para juru tulisnya mungkin memiliki sejumlah dokumen dan banyak tradisi lisan. Roh Allah mencegah mereka berbuat salah dalam hal fakta, doktrin atau keputusan. Kisah Bileam dan Balak (ps. 22-24) merupakan satu-satunya bagian dalam kitab ini yang tidak secara jelas dihubungkan dengan Musa dan yang di dalamnya Musa tidak disebut.

GARIS BESAR — BILANGAN BAGIAN PERTAMA: ISRAEL DI PADANG GURUN (BIL 1:1-21:35)

I. SENSUS PERTAMA DI PADANG GURUN SINAI (BIL 1:1-4:49)

A. Sensus Pasukan Tempur Israel (Bil 1:1-54)

B. Pengaturan Kemah (Bil 2:1-34)

C. Fungsi Imamat Putra-putra Harun (Bil 3:1-4)

D. Tugas dan Sensus Suku Lewi (Bil 3:5-39)

E. Sensus Laki-laki Sulung (Bil 3:40-51)

F. Sensus Angkatan Kerja Suku Lewi dan Tugas Mereka (Bil 4:1-49)

II. GULUNGAN IMAMAT PERTAMA (BIL 5:1-10:10)

A. Pemisahan Orang yang Najis (Bil 5:1-4)

B. Kompensasi Untuk Pelanggaran dan Honor Imam (Bil 5:5-10)

C. Pengadilan Terhadap Kecemburuan (Bil 5:11-31)

D. Hukum Orang Bernazar (Bil 6:1-21)

E. Berkat Imam (Bil 6:22-27)

F. Persembahan Pemimpin Suku (Bil 7:1-89)

G. Kandil Emas (Bil 8:1-4)

H. Peringatan Paskah yang Pertama dan Perayaan Paskah Tambahan yang Pertama (Bil 9:1-14)

I. Awan Menutupi Kemah Suci (Bil 9:15-23) J. Dua Nafiri Perak (Bil 10:1-10)

.III DARI PADANG GURUN SINAI KE PADANG GURUN PARAN (BIL 10:11-14:45*; BDG. BIL 10:12; 13:26)

A. Meninggalkan Sinai (Bil 10:1-36)

1. Perintah Untuk Berangkat (Bil 10:11-28)

2. Hobab Diundang Menjadi Penunjuk Jalan (Bil 10:29-32)

3. Tabut Perjanjian (Bil 10:33-36)

B. Tabera dan Kibrot-Taawa (Bil 11:1-35)

1. Tabera (Bil 11:1-3)

2. Mana Disediakan (Bil 11:4-9)

3. Tujuh Puluh Tua-tua Musa Sebagai Pejabat (Bil 11:10-30)

4. Hukuman Dengan Burung Puyuh di Kibrot-Taawa (Bil 11:31-35)

C. Pemberontakan Miryam dan Harun (Bil 12:1-16)

D. Kisah Tentang Pengintai (Bil 13:1-14:45)

1. Para Pengintai, Tugas dan Laporan Mereka (Bil 13:1-33)

2. Umat Itu Patah Semangat dan Memberontak (Bil 14:1-10)

3. Syafaat Musa (Bil 14:11-39)

4. Usaha Menyerbu Horma yang Sia-sia (Bil 14:40-45)

.IV GULUNGAN IMAMAT KEDUA (BIL 15:1-19:22)

A. Rincian Upacara Agama (Bil 15:1-41)

1. Jumlah Kurban Sajian dan Kurban Api-apian (Bil 15:1-16)

2. Persembahan Kue Hasil Panen Pertama (Bil 15:17-21)

3. Kurban Penghapusan Dosa yang Tidak Disengaja (Bil 15:22-31)

4. Hukuman Bagi Pelanggar Sabat (Bil 15:32-36)

5. Jumbai-jumbai (Bil 15:37-41)

B. Pemberontakan Korah, Datan dan Abiram (Bil 16:1-35)

C. Rangkaian Peristiwa yang Membenarkan Imamat Harun (Bil 16:36-17:13)

D. Berbagai Tugas dan Penghasilan Imam dan Orang Lewi (Bil 18:1-32)

E. Air Pentahiran Bagi Orang yang Najis Karena Kena Mayat (Bil 19:1-22)

.V DARI PADANG GURUN ZIN HINGGA PADANG RUMPUT MOAB (BIL 20:1-22:1)

A. Padang Gurun Zin (Bil 20:1-21)

1. Dosa Musa-sekitar Kadesy (Bil 20:1-13)

B. Di Wilayah Gunung Hor (Bil 20:22-21:3)

1. Kematian Harun (Bil 20:22-29)

2. Arad Orang Kanaan Dikalahkan di Horma (Bil 21:1-3)

C. Perjalanan Menuju Padang Rumput Moab (Bil 21:4-22:1)

1. Pemberontakan Dalam Perjalanan Mengelilingi Edom (Bil 21:4-9)

2. Tempat-tempat yang Dilewati Ketika Meninggalkan Araba (Bil 21:10-20)

3. Kekalahan Orang Amori (Bil 21:21-32)

4. Kekalahan Og, Raja Basan (Bil 21:33-35)

5. Tiba Di Dataran Moab (Bil 22:1)

BAGIAN KEDUA: PERSEKONGKOLAN ASING MENENTANG ISRAEL (BIL 22:2-25:18)

I. KEGAGALAN BALAK UNTUK MEMBUAT TUHAN MEMUSUHI ISRAEL (BIL 22:2- 24:25)

A. Balak Memanggil Bileam (Bil 22:2-40)

B. Nubuat-nubuat Bileam (Bil 22:41-24:25)

II. KEBERHASILAN BALAK DALAM MEMBUAT ISRAEL BERPALING DARI TUHAN

(BIL 25:1-18)

A. Dosa di Baal-Peor (Bil 25:1-5)

B. Semangat Pinehas (Bil 25:6-18)

BAGIAN KETIGA: PERSIAPAN UNTUK MEMASUKI NEGERI YANG DIJANJIKAN (BIL 26:1-36:13)

I. SENSUS KEDUA DI DATARAN MOAB (BIL 26:1-65)

II. HUKUM WARISAN (BIL 27:1-11)

III. PENGANGKATAN PENGGANTL MUSA (BIL 27:12-23)

IV. GULUNGAN IMAMAT KETIGA (BIL 28:1-29:40)

A. Pendahuluan (Bil 28:1,2*)

B. Persembahan-persembahan Harian (Bil 28:3-8)

C. Persembahan-persembahan Sabat (Bil 28:9,10)

D. Persembahan-persembahan Bulanan (Bil 28:11-15)

E. Persembahan-persembahan Tahunan (Bil 28:16-29:40)

1. Perayaan Roti Tidak Beragi (#/TB Bil 28:1b-25)

2. Perayaan Tujuh Minggu (Bil 28:26-31)

3. Perayaan Nafiri (Bil 29:1-6)

4. Hari Pendamaian (Bil 29:7-11)

5. Perayaan Pondok Daun (Bil 29:12-40)

V. KEABSAHAN NAZAR PEREMPUAN (BIL 30:1-16)

VI. PERTEMPURAN DENGAN BANGSA MIDIAN (BIL 31:1-54)

A. Kehancuran Bangsa Midian (Bil 31:1-18)

B. Pentahiran Para Prajurit Perang (Bil 31:19-24)

C. Membagi Hasil Rampasan Perang (Bil 31:25-54)

VII. DUA SETENGAH SUKU MENETAP DI TRANS-YORDAN (BIL 32:1-42)

A. Tanggapan Musa Terhadap Permohonan Gad dan Ruben (Bil 32:1-33)

B. Kota-kota yang Dibangun Kembali Oleh Gad dan Ruben (Bil 32:34-38)

C. Gilead Diduduki Oleh Suku Manasye (Bil 32:39-42)

VIII. RUTE DARI MESIR KE YORDAN (BIL 33:1-49)

IX. PERINTAH-PERINTAH MENGENAI TINGGAL MENETAP DI KANAAN (BIL 33:50- 35:34)

A. Pengusiran Penduduk, Pembuatan Batas, Pembagian Tanah (Bil 33:50-34:29)

B. Kota-kota Suku Lewi & Kota-kota Perlindungan (Bil 35:1-34)

X. PERNIKAHAN AHLI WARIS PEREMPUAN (BIL 36:1-13)

PENDAHULUAN — ULANGAN

J U D U L.

Judul kitab ini merupakan terjemahan dari judul bahasa Inggrisnya yang tampaknya berlandaskan pada sebuah kesalahan terjemahan atas frasa, "salinan hukum ini" (Ul 17:18) menjadi to

deuterononiion touto ("hukum yang kedua ini") oleh LXX. Judul Ibrani aslinya ialah devdrina,

"perkataan-perkataan," yang berasal dari kebiasaan memakai kata(-kata) pembukaan sebuah kitab sebagai judulnya. Ulangan dibuka dengan pernyataan, "Inilah perkataan-perkataan yang diucapkan Musa" (Ul 1:1a). Karena perjanjian-perjanjian kuno antara kerajaan yang kalah perang dengan kerajaan yang mengalahkannya dimulai dengan cara persis ini, judul Ibrani ini mengarahkan perhatian kita pada salah satu petunjuk yang mengidentifikasi jenis penulisan kitab ini.

TANGGAL DAN KEPENULISAN,

Asal-usul kitab ini sangat penting dalam studi modem berdasarkan sejarah dan sastra atas Pentateukh dan, sesungguhnya, dalam berbagai studi tentang jenis penulisan dan teologi Perjanjian Lama pada umumnya. Menurut Hipotesis Perkembangan yang lebih tua, Kitab Ulangan berasal dari abad ketujuh sM dan merupakan, kiasan bagi reformasi yang diadakan raja Yosia (bdg. 2Raj 22:3-23:25), yang diduga untuk sistem keagamaan yang terpusat (bdg. tafsiran Ul 12:4-14). Pandangan ini dengan berbagai perubahan tetap dipertahankan di kalangan kritikus yang negatif; namun sebagian menunjuk pada tanggal pasca-pembuangan, sedangkan yang lain menelusuri pembuatan hukum dalam Kitab Ulangan ini hingga ke awal zaman kerajaan atau bahkan sebelum zaman kerajaan. Yang penting di dalam menentukan tanggal penulisan beberapa dokumen yang diduga dari Pentateukh ialah kecenderungan untuk menjelaskan pertentangan peraturan-peraturan di dalam kitab ini bukan dengan menggunakan evolusi kronologis yang panjang melainkan dengan menetapkan sumber-sumber geografis-kultus yang berbeda untuk peraturan-peraturan tersebut. Jadi Kitab Ulangan, khususnya, ditelusuri sampai ke sebuah tempat ibadah di Sikhem. Bukannya mengaitkan kitab ini dengan keempat Kitab Pentateukh sebelumnya, sebuah pendekatan modem berpikir tentang adanya Caturkitab dan sebuah tradisi penulisan Deuteronomis yang meliputi semua kitab dari Ulangan hingga

II Raja-Raja.

Kalangan sarjana Kristen ortodoks masa kini bergabung dengan kalangan Kristen yang lebih tua dan tradisi Yahudi dalam menerima pernyataan Kitab Ulangan sendiri bahwa kitab ini merupakan salam perpisahan dan nasihat seremonial terakhir dari Musa kepada jemaat Israel di dataran Moab. Dalam Ul 31:9* 2Raj 24* dikatakan bahwa Musa menulis dan juga mengucapkan "perkataan hukum Taurat itu". Seorang pejabat teokratis, sangat mungkin, telah melengkapi dokumen ini dengan mencatat kematian Musa (ps. 34) dan mungkin juga nyanyian kesaksian Musa (ps. 32) serta wasiatnya (ps. 33). Mungkin pejabat ini juga menambahkan beberapa unsur kerangka singkat tertentu ke dalam dokumen hukum ini.

Kesatuan dan keaslian kitab ini sebagai hasil karya Musa dipastikan melalui kesesuaian yang mencolok dari struktur kitab ini dengan struktur jenis perjanjian yang dikeluarkan oleh penguasa dalam bentuk klasik pertengahan kedua seribu tahun sM. (Lihat keterangan lebih jauh di bawah dan pelajari Tafsiran untuk rinciannya. Lihat juga M. G. Kline, "Dynasty Covenant," WTJ, XXIII (Nopember 1960), 1, hlm. 1-15).

PERISTIWA HISTORIS

Kitab Ulangan dapat ditafsirkan secara memadai hanya dalam kerangka pelaksanaan perjanjian penebusan Allah. Janji-janji yang diberikan kepada para leluhur dan akhirnya betul-betul digenapi di dalam Kristus pernah mengalami penggenapan sebagai lambang dan bersifat sementara dalam berbagai perjanjian dengan Israel yang dilaksanakan melalui Musa. Dengan Perjanjian Sinai teokrasi didirikan, dengan Musa sebagai wakil Tuhan sebagai raja atas Israel di dunia. Kemudian, ketika angkatan pemberontak yang keluar dari Mesir telah meninggal semua di padang gurun dan kematian Musa sudah dekat, perjanjian itu perlu dibaharui dengan angkatan yang baru. Upacara inti yang menentukan ialah penahbisan umat yang adalah hamba Tuhan tersebut melalui suatu sumpah kepada Tuhan mereka. Khususnya, pemerintahan Allah yang secara simbolis diwakili oleh dinasti perantara itu harus ditegaskan dengan memperoleh komitmen Israel untuk menaati Yosua sebagai pengganti Musa di dalam rantai dinasti tersebut.

Bagian dari prosedur baku yang diikuti di Timur Dekat kuno ketika raja-raja agung memberikan perjanjian kepada bangsa-bangsa yang dikuasainya ialah dipersiapkannya sebuah teks upacara sebagai dokumen perjanjian dan saksi. Kitab Ulangan merupakan dokumen yang dipersiapkan Musa sebagai saksi atas perjanjian turun-temurun yang diberikan Tuhan kepada Israel di dataran Moab (bdg. Ul 31:26).

GARIS BESAR — ULANGAN

I. MUKADIMAH: PERANTARA PERJANJIAN (UL 1:1-5)

II. PENDAHULUAN HISTORIS: SEJARAH PERJANJIAN (UL 1:6-4:49)

A. Dari Horeb ke Horma (Ul 1:6-2:1)

B. Maju ke Arnon (Ul 2:2-23)

C. Menaklukkan Trans-Yordan (Ul 2:24-3:29)

D. Rangkuman Perjanjian (Ul 4:1-49)

III. KETENTUAN-KETENTUAN: HIDUP MENURUT PERJANJIAN (UL 5:1-26:19)

A. Perintah Agung (Ul 5:1-11:32)

1. Kekuasaan Perjanjian Allah (Ul 5:1-33)

2. Prinsip Penyerahan (Ul 6:1-25)

3. Program Penaklukan (Ul 7:1-26)

4. Hukum tentang Manna (Ul 8:1-20)

5. Peringatan tentang Loh Batu yang Dihancurkan (Ul 9:1-10:11)

6. Panggilan untuk Komitmen (Ul 10:12-11:32)

B. Berbagai Perintah Pelengkap (Ul 12:1-26:19)

1. Pengudusan dengan Upacara Agamawi (Ul 12:1-16:17)

a. Kesetiaan kepada Mezbah Allah (Ul 12:1-32)

b. Penolakan Atas Kemurtadan (Ul 13:1-18)

c. Kewajiban Sebagai Anak-anak Tuhan (Ul 14:1-15:23)

d. Ziarah-ziarah Tanda Patuh (Ul 16:1-17)

2. Keadilan Pengadilan Pemerintah (Ul 16:18-21:23)

a. Para Hakim dan Mezbah Allah (Ul 16:18-17:13)

b. Para Raja dan Perjanjian Allah (Ul 17:14-20)

c. Para Imam dan Nabi (Ul 18:1-22)

d. Jaminan Keadilan (Ul 19:1-21)

e. Penghakiman Bangsa-bangsa (Ul 20:1-20)

f. Kewenangan Tempat Ibadah dan Rumah (Ul 21:1-23)

3. Kekudusan Tatanan Ilahi (Ul 22:1-25:19)

a. Ketetapan-ketetapan Mengenai Bekerja dan Menikah (Ul 22:1-30)

b. Jemaat Tuhan (Ul 23:1-18)

c. Perlindungan bagi yang Lemah (Ul 23:19-24:22)

d. Kekudusan Perseorangan (Ul 25:1-19)

4. Mengakui Allah Sebagai Raja Penebus (Ul 26:1-19)

III. SANKSI-SANKSI: PENGESAHAN PERJANJIAN (UL 27:1-30:20)

A. Upacara Pengesahan di Kanaan (Ul 27:1-26)

B. Pengumuman Sanksi (Ul 28:1-68)

1. Berkat (Ul 28:1-14)

2. Kutuk (Ul 28:15-68)

C. Panggilan untuk Mengucapkan Ikrar Perjanjian (Ul 29:1-29)

D. Pemulihan Fundamental (Ul 30:1-10)

E. Keputusan Radikal (Ul 30:11-20)

IV. PENGATURAN DINASTI: KESINAMBUNGAN PERJANJIAN (UL 31:1-34:12)

A. Pengaturan-pengaturan Terakhir (Ul 31:1-29)

B. Nyanyian Saksi (Ul 31:30-32:47)

C. Wasiat Musa (Ul 32:48-33:29)

D. Penggantian Dinasti (Ul 34:1-12)

PENDAHULUAN — YOSUA JUDUL

Kitab pertama dari bagian kedua di dalam kanon Perjanjian Lama Ibrani, Kitab Nabi-nabi, dinamakan sesuai dengan tokoh utamanya, yaitu YOSUA. Tidak ada tradisi Yahudi kuno atau bukti berupa naskah kuno bahwa kitab ini pernah merupakan kesatuan dengan kelima kitab atau Kitab Taurat (Lih. E. J. Young. Introduction to the Old Testament, hlm. 157 dst.).

KEPENULISAN DAN TANGGAL PENULISAN .

Kitab ini tampaknya merupakan sebuah kesatuan yang disusun oleh satu orang penulis, bukan dengan memakai dua atau lebih sumber utama yang kemudian disunting dan disunting ulang selama berabad- abad. Meskipun Yosua sendiri tercatat telah menghasilkan beberapa dokumen tertentu (Yos 18:9; 24:26), dia tidak mungkin merupakan penulis dari seluruh kitab yang dinamakan menurut dirinya ini. Di dalam kitab ini dicatat kematiannya (Yos 24:29,30) dan serangkaian peristiwa yang baru terjadi sesudah kematiannya: pendudukan Hebron oleh Kaleb (Yos 15:13b, 14; bdg.Hak 1:1,10,20), pendudukan Debir oleh Otniel (Yos 15:15-19; bdg. Hak 1:1,11-15) dan pendudukan Lesem oleh suku Dan (Yos 19:47; bdg. Hak 17; 18) sesaat sesudah penyembahan berhala dibiarkan di Israel (tetapi bdg. Yos 24:31). Semua peristiwa ini mungkin terjadi sebelum penindasan oleh Kusyan atau semasa Otniel menjabat sebagai hakim (Hak 3:8-11) sekitar 1370 hingga 1330 sM.

Dalam pada itu, penulis merupakan seorang saksi mata dari banyak peristiwa yang dicantumkan (mis. Yos 5:1,6). Rahab masih hidup ketika kitab ini ditulis (Yos 6:25). Kitab ini pasti juga ditulis pada zaman pra-Salomo (Yos 16:10; bdg. 1Raj 9:16); pra-Daud (Yos 15:63; bdg. 2Sam 5:5-9); sebelum abad kedua belas ketika Tirus menguasai Sidon, sebab orang Fenisia masih disebut orang Sidon (Yos 13:4-6); dan kitab ini pasti ditulis sebelum 1200 sM sesudah mana lebih banyak orang Filistin memasuki Palestina, sebab mereka belum merupakan ancaman pada zaman Yosua (lih. taf. atas Yos 13:2*b-4a).

Tampaknya besar kemungkinan bahwa kitab ini ditulis pada saat Otniel menjadi hakim (k.l. 1370- 1330 sM. Lih. taf. atas Yos 1:4). Sangkut paut yang jauh lebih besar dengan berbagai urusan suku Yehuda (bdg. kisah yang terinci mengenai penyerbuan ke selatan di Yos 10:1-23*, perhatian terhadap Kaleb dan Otniel di Yos 14:1-15; 15:13-19; daftar yang panjang mengenai batas-batas dan kota-kota Yehuda di Yos 15:1-63*) menunjukkan bahwa penulis mungkin tinggal di wilayah Yehuda. Dia hanya memberikan gambaran yang sekilas mengenai batas-batas dari suku-suku Yusuf yang penting walaupun di wilayah mereka terletak Silo (Yos 16:1-17:11). Jika penulis tinggal di wilayah Yehuda, dapat dipahami bahwa dia lebih dulu melukiskan seluruh wilayah geografis daerah tersebut tanpa menjelaskan waktunya (Yos 11:16). Karena berkali-kali disebutkan bahwa suku Lewi tidak memperoleh tanah warisan (Yos 13:14,33; 14:3,4; 18:7), penulis mungkin adalah seorang imam (lih. J. J. Lias, Yoshua, Pulpit Commentary jilid III, hlm. xi, xii).

TUJUAN PENULISAN DAN NILAI.

Tujuan penulisan kitab ini ialah melanjutkan sejarah Israel yang diawali di dalam Pentateukh serta untuk menunjukkan kesetiaan Allah kepada perjanjian-Nya dengan para leluhur dan bangsa teokratis tersebut dengan menempatkan setiap suku di wilayah masing-masing (Yos 11:23; ). Selanjutnya, kekudusan Allah tampak di dalam hukumanNya terhadap orang-orang Kanaan yang jahat dan di dalam desakan-Nya agar Israel, waktu ikut dalam perang suci tersebut, harus membuang segala kejahatan. Aspek ketiga dari hubungan Allah dengan manusia yang dikemukakan dalam kitab ini ialah keselamatan yang dari Allah. Nama Yosua sendiri, bentuk Ibrani dari Yesus, artinya, "Yehova adalah keselamatan." Dengan demikian sejarah penebusan tentang masuknya Israel ke Kanaan serta mendudukinya adalah gambaran tentang pengalaman rohani seorang Kristen berupa pergumulan, kemenangan dan berkat rohani (Ef 1:3; 2:6; 6:12) melalui kuasa perkasa Allah. (Ef 1:19,20; 6:10). Dalam Ibrani 4 perhentian di Kanaan dari semua pergumulan sia-sia di padang gurun dikemukakan sebagai lambang dari perhentian rohani kita saat ini di dalam karya Kristus yang telah selesai dan di dalam syafaat-Nya yang terus berlanjut yang memungkinkan kita untuk mengalahkan diri dan Iblis.

LATAR BELAKANG SEJARAH.

Data untuk menentukan keadaan sejarah dari peristiwa eksodus dari Mesir dan penaklukan Kanaan disediakan oleh catatan Alkitab dan riset arkeologi. Para leluhur tinggal di Kanaan selama masa yang oleh para arkeolog disebut Zaman Perunggu Menengah (2100-1550 sM). Yusuf mungkin naik takhta pada waktu pemerintahan Dinasti Kedua belas di Mesir. Kemudian raja baru yang memberontak melawan (qum’al) Mesir dan yang tidak mengenal Yusuf (Kel 1:8) pasti adalah seorang penguasa Hiksos dari wilayah Delta Nil. Karena penguasa tersebut menindas orang Israel dengan memaksa mereka untuk mendirikan Pitom dan Raamses (Kel 1:11), Israel tidak meninggalkan Mesir pada saat orang Mesir sendiri mengusir Dinasti Hiksos tersebut sekitar tahun 1570 sM. Firaun dari Dinasti Kedelapan belas (yang beribu kota di Tibes namun yang memiliki istana tambahan di Memfis, Heliopolis, dan mungkin juga di Bubastis) terus memperbudak orang Israel hingga pada akhirnya Musa menuntun orang Israel keluar dari Mesir sekitar tahun 1447 sM (bdg.1Raj 6:1), yaitu pada saat pemerintahan Amenhotep II (1450-1423 sM). Yosua tampaknya membawa Israel memasuki Kanaan sekitar tahun 1407 sM yaitu pada Zaman Perunggu Akhir (1550-1200 sM). Penempatan suku-suku di Wilayah Kanaan dilaksanakan sekitar tahun 1400 sM, dan Yosua hidup hingga tahun 1390 sM atau sesudah itu. Sebuah pandangan alternatif menyebutkan tanggal eksodus dari Mesir adalah pada masa pemerintahan Firaun Raamses II sesaat sesudah tahun 1300 sM. Orang-orang yang menganut pandangan ini menafsirkan 480 tahun pada 1Raj 6:1 sebagai dua belas angkatan penuh.

Pada saat bangsa Israel memasuki Kanaan, Firaun Amenhotep III (1410-1372 sM) sedang tidak menaruh perhatian pada wilayah jajahan di Asia sehingga sebagian besar raja kecil di Palestina dan Siria memberontak terhadap Mesir atau tidak bersedia membayar upeti. Surat-surat yang ditulis di atas lempengan tanah liat yang berhasil digali pada 1887 di Tel el-Amarna di Mesir, tempat yang dahulu merupakan ibu kota putra Amenhotep, yaitu Akhenaton (1380-1363 sM), merupakan arsip kerajaan dari kedua raja tersebut. Sebagian besar merupakan surat dari para pangeran di Palestina dan Siria, wilayah jajahan Mesir, sepanjang tahun 1400-1360 sM di mana mereka memohon bantuan Firaun untuk mengatasi serangan dari kota kerajaan lain di sekitarnya atau dari suku Habiru (atau Apiru). Habiru biasanya menunjuk kepada sekelompok tentara sewaan. Di dalam hal ini yang dimaksudkan ialah pasukan dari Siria yang disewa oleh para pangeran Kanaan yang memberontak terhadap Mesir. Jadi kitab ini tidak menyebutkan apa-apa mengenai Mesir mungkin disebabkan oleh kenyataan bahwa Mesir memiliki politik luar negeri yang lemah sejak Amenhotep III hingga Seti (1313-1301), yaitu Firaun selanjutnya yang menyerbu Palestina. Bahkan pada saat menyerbu orang Het di Siria, pasukan Mesir menyusuri daerah pantai dan menghindari wilayah pegunungan.

Pada zaman Yosua dan Hakim-hakim, upacara religius di Kanaan telah merosot hingga tingkat kebebasan dan kekejaman yang paling menjijikkan-sebagaimana dapat dipelajari dari lempengan- Pada zaman Yosua dan Hakim-hakim, upacara religius di Kanaan telah merosot hingga tingkat kebebasan dan kekejaman yang paling menjijikkan-sebagaimana dapat dipelajari dari lempengan-

Menguntungkan bagi masa depan monoteisme bahwa orang-orang Israel pada masa penaklukan Kanaan merupakan bangsa yang seperti keledai liar, yang dilimpahi dengan kekuatan primitif serta kehendak yang kejam untuk hidup, sebab pemusnahan orang-orang Kanaan yang terjadi waktu itu mencegah penyatuan total dari dua bangsa yang hampir pasti akan menekan patokan-patokan yang dibuat Yahwe sampai ke taraf yang mustahil dipulihkan. Jadi, orang Kanaan dengan penyembahan gila-gilaan mereka dan dengan agama kesuburan mereka dalam bentuk lambang ular dan ketelanjangan yang membangkitkan birahi, serta mitologi mereka yang mencolok digantikan oleh Israel dengan kesederhanaan pengembara dan kemurnian hidup, monoteisme yang luhur serta standar etika yang keras. (From the Stone Age to Christianity, hlm. 281).

GARIS BESAR — YOSUA

I. MEMASUKI NEGERI YANG DIJANJIKAN (YOS 1:1-5:12)

A. Allah Menugaskan Yosua (Yos 1:1-9)

B. Yosua Menggerakkan Bangsa Israel Menyeberang Yordan (Yos 1:10-18)

C. Tugas Para Pengintai (Yos 2:1-14)

D. Menyeberang Sungai Yordan (Yos 3:1-5:1)

E. Pembaharuan Penyunatan & Pelaksanaan Paskah (Yos 5:2-12)

II. PENAKLUKAN NEGERI YANG DIJANJIKAN (YOS 5:13-12:24)

A. Penampilan Panglima Balatentara Tuhan (Yos 5:13-6:5)

1. Jatuhnya Yerikho (Yos 6:6-8:29)

2. Kekalahan di Ai Akibat Dosa Akhan (Yos 7:1-26)

3. Serangan Kedua dan Pembakaran Ai (Yos 8:1-29)

B. Peresmian Perjanjian Israel Sebagai Hukum Negeri (Yos 8:30-35)

1. Perjanjian dengan Caturkota Orang Gibeon (Yos 9:1-27)

2. Kehancuran Koalisi orang Amori (Yos 10:1-43)

C. Penyerangan di Utara (Yos 11:1-15)

D. Rangkuman Tentang Penaklukan (Yos 11:16-23)

E. Lampiran: Daftar Raja-raja yang Dikalahkan (Yos 12:1-24)

III. PEMBAGIAN NEGERI YANG DIJANJIKAN (YOS 13:1-22:34)

A. Perintah Allah untuk Membagi Negeri Itu (Yos 13:1-7)

B. Wilayah Suku-suku Trans-Yordan (Yos 13:8-33)

C. Awal Pembagian Kanaan (Yos 14:1-15)

D. Wilayah Suku Yehuda (Yos 15:1-63)

E. Wilayah Efraim dan Manasye (Yos 16:1-17:18)

F. Wilayah Tujuh Suku yang Lain (Yos 18:1-19:51)

G. Warisan Suku Lewi (Yos 20:1-21:42)

1. Penetapan Kota-kota Perlindungan (Yos 20:1-9)

2. Penetapan Kota-kota Suku Lewi (Yos 21:1-42)