PERANCANGAN MATERIAL PROMOSI BAGI VICTORY EVENT ORGANIZER DI SOLO

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR PERANCANGAN MATERIAL PROMOSI BAGI VICTORY EVENT ORGANIZER DI SOLO

Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Seni Rupa

Jurusan Desain Komunikasi Visual

Disusun oleh :

RISKA ASMARAMAN

NIM : C0707035

JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

commit to user

commit to user

commit to user

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan kepada : Kedua orang tua penulis, saudara, orang tersayang dan teman-teman yang telah mendukung penulis hingga karya ini selesai dengan baik.

commit to user

MOTTO

“janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan ” (Yesaya 41:10)

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan pertolongan-Nya, serta semua kemudahan yang telah diberikan kepada penulis. Akhirnya penulis dapat menyelesaikan mata kuliah Tugas Akhir. Di dalam menyelesaikan tugas ini tidak sedikit hambatan yang ditemui penulis, namun berkat bantuan, pengarahan, dan dukungan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, PhD selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa dan seluruh jajaran ruang lingkup Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS.

2. Drs. Mohamad Suharto, M.Sn., selaku Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS.

3. Jazuli Abdin Munib, S.Sn., selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahannya dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

4. Andreas. S. Widodo, S.Sn, M.Hum., selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahannya dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

5. Arief Imam Santoso, S.Sn., selaku Koordinator Tugas Akhir.

6. Seluruh Staff Pengajar Jurusan Desain Komunikasi Visual UNS yang telah bersedia berbagi ilmu dan pengarahannya selama masa perkuliahan.

7. Seluruh Staff Administrasi Jurusan Desain Komunikasi Visual UNS atas segala bantuan administrasinya.

commit to user

8. Victory Event Organizer atas kerja sama yang diberikan selama masa penyusunan Tugas Akhir hingga selesainya.

9. Semua pihak yang telah membantu pelaksanaan Tugas Akhir.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Penulis bersedia menerima segala masukan, baik kritik maupun saran demi kebaikan bersama, sehingga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Atas perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih.

Surakarta, Desember 2011 Penulis

Riska Asmaraman

commit to user

3. Wedding Organizer…………………………………………

BAB III IDENTIFIKASI DATA……………..………………………………..

A. Identifikasi Objek Perancangan……………………………………

1. Victory Event Organizer………………………………………

a. Data Perusahaan……………………………………………

b. Fasilitas Perusahaan……………………………………….

c. Data Konsumen Victory EO……………………………….

d. Data Promosi………………………………………………

e. Klien……………………………………………………….

2. Gambar-gambar Victory EO…………………………………..

B. Kompetitor…………………………………………………………

1. Maxima Production……………………………………………

2. Vinz Production………………………………………………..

C. Analisis SWOT……………………………………………………..

D. USP…………………………………………………………………

E. Positioning………………………………………………………….

BAB IV KONSEP PEMIKIRAN DESAIN……………………………………

A. Strategi Perancangan……………………………………………….

B. Strategi Kreatif……………………………………………………..

C. Strategi Visual……………………………………………………...

D. Pemilihan Media……………………………………………………

E. Prediksi Biaya………………………………………………… 61

BAB V PENJELASAN KARYA………………......……………..…....... 62

30

30

30

31

31

31

32

32

33

39

39

42

44

48

48

49

49

50

50

55

commit to user

BAB VI PENU TUP……………………………………………………….. 81

A. Simpulan......................................................................................81

B. Saran...........................................................................................82

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LEMBAR KONSULTAS

commit to user

ABSTRAK

2011. Pengantar karya Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Material Promosi Bagi Victory Event Organizer Di Solo. Adapun permasalahan yang dikaji adalah bagaimana merancang strategi promosi yang tepat bagi Victory Event Organizer, serta bagaimana memilih media promosi yang relevan bagi Victory Event Organizer sehingga dapat efisien dan tepat sasaran. Victory Event Organizer telah berkomitmen untuk siap bersaing dengan kompetitor-kompetitor yang lain di Kota Solo. Kompetitornya antara lain, Maxima Production & Vin’Z Production. Oleh karena itu, Victory Event Organizer harus mempunyai strategi pemasaran yang baik, dan salah satunya melalui berbagai bentuk promosi menggunakan media Desain Komunikasi Visual. Perancangan yang akan dilakukan melalui media cetak, diharapkan dengan melakukan pemasaran yang komunikatif dan persuasif akan dapat membantu komunikasi Victory Event Organizer dengan sasaran yang tepat, serta lebih dapat menginformasikan kepada masyarakat tentang keunggulan dan keberadaan Victory Event Organizer di Kota Solo.

commit to user

ABSTRACT

2011. Introduction of this final assignment, is titled The Material Promotion of Victory’s Event Organizer in Solo. The problem studied is how to design the right

promotion strategy for Victory Event Organizer, and how to choose relevant media for Victory Event Organizer so it can be efficient at the right target. Victory Event Organizer has been commited to be ready to compete with the others competitor. The competitors are, Maxima Production & Vin’Z Production. Therefore Victory Event Organizer must have a good marketing startegy and one of them could be doing by Visual Communication Design. The design could be printed, and expected to conduct a communicative and persuasive marketing which be able to help Victory Event Organizer to communicate with the right target, also to announce and be able to inform to the public about the advantages and existences of Victory Event Organizer

Riska Asmaraman 1

Jazuli Abdin Munib, S.Sn

Andreas. S. Widodo, S.Sn, M.Hum

ABSTRAK

2011. Pengantar karya Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Material Promosi Bagi Victory Event Organizer Di Solo. Adapun permasalahan yang dikaji adalah bagaimana merancang strategi promosi yang tepat bagi Victory Event Organizer, serta bagaimana memilih media promosi yang relevan bagi Victory Event Organizer sehingga dapat efisien dan tepat sasaran. Victory Event Organizer telah berkomitmen untuk siap bersaing dengan kompetitor-kompetitor yang lain di Kota Solo. Kompetitornya antara lain, Maxima Production & Vin’Z Production. Oleh karena itu, Victory Event Organizer harus mempunyai strategi pemasaran yang baik, dan salah satunya melalui berbagai bentuk promosi menggunakan media Desain Komunikasi Visual. Perancangan yang akan dilakukan melalui media cetak, diharapkan dengan melakukan pemasaran yang komunikatif dan persuasif akan dapat membantu komunikasi Victory Event Organizer dengan sasaran yang tepat, serta lebih dapat menginformasikan kepada masyarakat tentang keunggulan dan keberadaan Victory Event Organizer di Kota Solo.

1 Mahasiwa Jurusan Desain Komunikasi Visual, dengan NIM C0707035 2 Dosen Pembimbing I 3 Dosen Pembimbing II

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia pola kerja event organizer (EO) sudah lama ada, dimulai dari pesta-pesta adat dimana panitia pesta tersebut mulai membagi tugas masing-masing untuk mendukung suksesnya suatu acara. Sedangkan definisi EO di Indonesia mulai populer sekitar tahun 1990-an dan semakin populer lagi pada tahun 1998 pasca era krisis dimana begitu banyak tenaga kerja yang keluar dari perusahaan tempatnya bekerja dengan berbagai alasan dan mulailah mencari alternatif sumber penghasilan yang lain seperti EO. Jenis EO yang ada di Indonesia mencakup berbagai bidang, contohnya brand activation, corporate, exhibiton, promoter/music event, wedding, sport, convention , party bahkan sampai artist management.

Seiring berkembangnya jaman dan semakin sedikitnya waktu luang, memberikan dampak positif bagi orang-orang yang memiliki usaha bergerak di bidang EO. Karena usaha EO mampu memberikan kelegaan bagi mereka yang sibuk dengan pekerjaan dan kehilangan waktu luangnya untuk melakukan beberapa pekerjaan. Masyarakat sekarang pun sangat memerlukan campur tangan EO dalam setiap event yang akan diadakan. Misalnya dalam pesta pernikahan EO dibutuhkan untuk mengatur jalannya acara pernikahan atau yang lebih di kenal dengan wedding organize, seperti wedding planner yang mengatur acara pernikahan agar lebih lancar dan berlangsung menarik. Untuk

commit to user

hal seperti ini dibutuhkan biro jasa yang sudah berpengalaman mengatur pernikahan.

Di Solo pun sudah mulai merambah bentuk jasa seperti Event Organizer, tetapi sebagian besar lebih fokus pada bidang Wedding Organizer (WO) sedangkan sebagian kecilnya menangani pesta-pesta ulang tahun, seminar, music, dan lain-lain. Pada kenyataannya event-event besar yang sering kali digelar di Solo, justru di tangani oleh EO yang berasal dari luar kota. Sebenarnya EO di Solo tidak kalah dengan EO yang berasal dari kota-kota besar lainnya. Hanya saja, para pengusaha EO Solo memiliki kelemahan di sisi lisensi, yang dimaksud lisensi di sini adalah kemampuan dalam mengolah acara .

Salah satu EO di Solo adalah Victory EO. Victory EO mempunyai kantor di daerah Pucangsawit. Masi terbilang baru, tetapi sebenarnya Victory EO ini sudah berkecimpung dibidang ini selama kurang lebih 4 tahun. Victory EO bergerak dalam bidang jasa yang menghandle segala macam event. Saat ini Victory EO memfokuskan pada bidang usaha atau produk jasa utama yaitu wedding . Victory EO juga menyediakan produk jasa yang lain seperti party (sweet 17), seminar, musik, dan lain-lain. Dalam pelayanannya, Victory EO memberikan fasilitas berupa penyediaan pernak pernik event, seperti MC, lighting, photography , video, dekorasi, party accesorries, dan lain-lain. Para klien dari Victory EO adalah dari kalangan masyarakat menengah ke atas. Sedangkan dari kalangan ke bawah jarang mempunyai keinginan untuk memakai jasa EO, karena biasanya mereka sudah mempunyai panitia keluarga atau panitia kecil yang melibatkan saudara atau tetangga.

commit to user

Munculnya EO yang memiliki kesamaan usaha mengakibatkan adanya persaingan, sehingga membuat seluruh perusahaan EO saling berlomba menampilkan mutu terbaik mereka untuk menarik minat klien. Akibat persaingan itu maka untuk menginformasikan agar Victory EO lebih banyak dikenal dan usahanya banyak digunakan oleh masyarakat maka perlu dirancang material promosi. Maka penulis memutuskan untuk mengangkat perancangan material promosi Victory EO yang difokuskan pada produk utama yaitu wedding organizer . Diharapkan perancangan material promosi ini dapat menarik minat dan kepercayaan bagi masyarakat di Surakarta, dan kota-kota yang lain.

B. Rumusan Masalah

Dengan adanya dasar masalah dan atau latar belakang masalah yang ada, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana menentukan strategi promosi yang efektif untuk memperkenalkan Victory EO?

2. Bagaimana menentukan material promosi yang digunakan untuk mempromosikan Victory EO agar dapat diterima oleh target/ masyarakat?

C. Tujuan Perancangan

1. Menentukan strategi promosi yang efektif untuk memperkenalkan Victory EO .

2. Menentukan media komunikasi visual yang dapat meningkatkan promosi dan daya saing bagi Victory EO agar dapat diterima oleh target/ masyarakat.

commit to user

D. Target Karya

1. Above The Line

a. Traffic Ads

b. Umbul-umbul

c. Baliho

d. Spanduk

2. Below The Line

a. Stationary

1) Kartu Nama

2) Kop surat

3) Amplop

b. Poster

c. Brosur

d. Leaflet

e. X-banner

f. T-shirt

g. ID Card

h. Paper Bag

i. Ads Car j. Merchandise

1) T-shirt

2) Pin

3) Gantungan Kunci

4) Stiker k. Name Board

commit to user

E. Target Market

1. Segmentasi Geografis

Kota Solo dan sekitarnya (Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Klaten, Boyolali, Sragen)

2. Segmentasi Demografis

a. Jenis kelamin : Laki-laki dan Perempuan

b. Usia

: 20 -30 th

c. Sosial ekonomi

: Tingkat menengah ke atas

d. Pendidikan : Semua latar belakang pendidikan

3. Segmentasi Psikografis Masyarakat yang menginginkan suatu event dapat berlangsung sesuai dengan harapan mereka, seperti :

a. Acara pernikahan dengan biaya ringan

b. Praktis dan tidak merepotkan

c. Pelayanan yang berkualitas

d. Tema pernikahan dapat menyesuaikan keinginan klien

e. Tidak mengecewakan tamu undangan

F. Target Audience

1. Segmentasi Geografis

Kota Solo dan sekitarnya (Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Klaten, Boyolali, Sragen)

2. Segmentasi Demografis

a. Jenis kelamin : Laki-laki dan Perempuan

commit to user

b. Usia

: 20 - 60 th

c. Sosial ekonomi : Tingkat menengah ke atas

d. Pendidikan : Semua latar belakang pendidikan

3. Segmentasi Psikografis Masyarakat yang menginginkan suatu event dapat berlangsung sesuai dengan harapan mereka, seperti :

a. Acara pernikahan dengan biaya ringan

b. Praktis dan tidak merepotkan

c. Pelayanan yang berkualitas

d. Tema pernikahan dapat menyesuaikan keinginan klien

e. Tidak mengecewakan tamu undangan

G. Metodologi Perancangan

Dalam menyusun sarana promosi dan perancangan material promosi bagi Victory EO ini digunakan dua metode perancangan, yaitu:

1. Metode Pengumpulan Data

a. Wawancara Penulis melakukan wawancara kepada pimpinan-pimpinan masing- masing event organizer untuk mengetahui segmen pasar, tugas-tugas event organizer secara umum, SDM dari pelaksana event organizer, serta bagaimana untuk membuat suatu acara berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan pelanggan.

commit to user

b. Studi Pustaka Penulis melakukan studi pustaka dengan mengumpulkan data dari berbagai literatur yang ada, baik dari perpustakaan, buku pribadi atau tempat yang lain. Metode ini dapat membantu penulis memperoleh data kepustakaan yang akan sangat membantu nantinya.

c. Dokumentasi Penulis mengumpulkan beberapa material promosi dari berbagai EO yang penulis datangi. Misalnya brosur, kartu nama, dan lain-lain. Penulis juga mengambil foto-foto di kantor-kantor EO, seperti fasilitas yang tersedia, dan contoh event-event yang pernah mereka tangani. Dokumentasi disini berguna sebagai bahan referensi penunjang dalam menyusun proses maupun perencanaan desain dan sebagai bukti konkret dan atau gambaran nyata yang ada, sehingga nantinya dapat membuat karya yang lebih baik lagi.

d. Observasi Penulis melakukan observasi ke berbagai EO yang telah eksis di Solo dan melakukan pengamatan berdasarkan jumlah pesta yang telah ditangani, fasilitas-fasilitas yang dimiliki untuk menunjang sebuah acara, dan kreatifitas dalam menjual industri jasa. Observasi ini juga dilakukan dengan peninjauan maupun pengamatan atas material promosi Victory EO sebelumnya. Agar dapat menjadikan patokan untuk perancangan material promosi yang lebih baik lagi.

commit to user

2. Metode Analisis Metode analisis digunakan berdasarkan data-data yang telah digunakan sebelumnya, sehingga bisa ditentukan mengenai metode analisa SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities, Threat) agar dapat diketahui kekuatan, kelemahan, kesempatan atau peluang yang ada, serta ancaman yang akan atau harus dihadapi oleh Victory EO. Hal ini memungkinkan pula dilakukan analisa studi komparatif. Pengertian studi komparatif adalah suatu penelitian melalui cara dan metode membandingkan dengan maksud untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan suatu variabel. Metode analisis yang digunakan disini menggunakan metode deskriptif kualitatif, sehingga penelitian ini hanya akan terbatas pada sebagaimana adanya.

commit to user

BAB II KAJIAN TEORI

A. Desain Komunikasi Visual

Awalnya desain merupakan kata baru berupa peng-Indonesiaan dari kata design (bahasa Inggris), istilah ini melengkapi kata “rancang/ rancangan/ merancang” yang dinilai kurang mengekspresikan keilmuan, keluasan dan kewibawaan profesi. Sejalan dengan itu, kalangan insinyur menggunakan istilah rancang bangun, sebagai pengganti istilah desain. Namun di kalangan keilmuan seni rupa istilah “desain” tetap secara konsisten dan formal dipergunakan.

Akar-akar istilah desain pada hakikatnya telah ada sejak zaman purba dengan pengertian yang amat beragam. Istilah “Arch, “Techne”, “Kunst”, “Kagunan”, “Kabinangkitan”, “Anggitan”, dan sebagainya merupakan bukti-

bukti bahwa terdapat istilah-istilah yang berkaitan dengan kegiatan desain, hanya penggunaannya belum menyeluruh dan dinilai belum bermuatan aspek- aspek modernitas seperti yang dikenal sekarang (Agus Sachari, 2005 : 3).

Secara etimologis kata “desain“ diduga berasal dari kata designo (bahasa Italia) yang artinya gambar (Jervis, 1984 dalam Agus Sachari, 2005 : 3). Kata ini diberi makna baru dalam bahasa Inggris di abad ke-17, yang dipergunakan untuk membentuk School of Design tahun 1836. Makna baru tersebut dalam praktik kerap semakna dengan kata craft (keterampilan adiluhung), kemudian atas jasa Ruskin dan Morris, dua tokoh gerakan antiindustri di Inggris pada abad ke- 19, kata “desain” diberi bobot sebagai seni berketerampilan tinggi (art and craft).

commit to user

1. Beberapa Pengertian dan Perkembangannya Sebagaimana dijelaskan dalam Metodologi Penelitian Budaya Rupa (Agus Sachari, 2005 : 5), pengertian desain dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dan konteksnya. Pada awal abad ke-

20, “desain” mengandung pengertian sebagai suatu kreasi seniman untuk memenuhi kebutuhan tertentu

dan cara tertentu pula Desain merupakan susunan garis atau bentuk yang menyempurnakan

rencana kerja “seni” dengan memberi penekanan khusus pada aspek proporsi, struktur, gerak, dan keindahan secara terpadu identik dengan pengertian komposisi yang berlaku pada berbagai cabang seni, meskipun secara khusus

kerap dikaji sebagai “seni terapan” (Encyclopedia Britanica dalam buku Agus Sachari, 2005 : 8).

Buku pedoman pendidikan seni rupa dan desain ITB menyebutkan bahwa “desain” adalah pemecahan masalah dalam konteks teknologi dan estetik.

Hal itu diperkuat oleh kongres Ikatan Ahli Desain Indonesia (IADI) yang tertuang dalam anggaran dasarnya, bahwa “desain” adalah pemecahan masalah

dalam yang menyuarakan budaya zamannya. Dari sejumlah definisi dan yang dipaparkan di atas, penulis sependapat dengan Agus Sachari (2005 : 7) bahwa desain pada hakikatnya merupakan upaya manusia memberdayakan diri melalui benda ciptaannya untuk menjalani kehidupan yang lebih aman dan sejahtera.

commit to user

2. Prinsip Dasar Desain Prinsip dasar desain merupakan pengorganisasian unsur-unsur dasar desain dengan memperhatikan prinsip-prinsip dalam menciptakan dan mengaplikasikan kreativitas. Frank Jefkins (1997 : 245) mengelompokkan prinsip-prinsip desain menjadi: kesatuan, keberagaman, keseimbangan, ritme, keserasian, proporsi, skala, dan penekanan.

a. Kesatuan (unity) Kesatuan merupakan sebuah upaya untuk menggabungkan unsur-unsur desain menjadi suatu bentuk yang proporsional dan menyatu satu sama lain ke dalam sebuah media. Kesatuan desain merupakan hal yang penting dalam sebuah desain, tanpa ada kesatuan unsur-unsur desain akan terpecah berdiri sendiri-sendiri tidak memiliki keseimbangan dan keharmonisan yang utuh.

b. Keberagaman (variety) Keberagaman dalam desain bertujuan untuk menghindari suatu desain yang monoton. Untuk itu diperlukan sebuah perubahan dan pengkontrasan yang sesuai. Adanya perbedaan besar kecil, tebal tipis pada huruf, pemanfaatan pada gambar, perbedaan warna yang serasi, dan keragaman unsur-unsur lain yang serasi akan menimbulkan variasi yang harmonis.

c. Keseimbangan (balance) Keseimbangan adalah bagaimana cara mengatur unsur-unsur yang ada menjadi sebuah komposisi yang tidak berat sebelah. Keseimbangan dapat tercapai dari dua bagian, yaitu secara simetris yang terkesan resmi/formal yang tercipta dari sebuah paduan bentuk dan ukuran tata letak yang sama, sedangkan keseimbangan asimetris memberi kesan informal, tapi dapat

commit to user

terlihat lebih dinamis yang terbentuk dari paduan garis, bentuk, ukuran, maupun tata letak yang tidak sama namun tetap seimbang.

d. Ritme/irama (rhythm) Aliran secara keseluruhan terhadap desain selalu menyiratkan irama yang nyaman. Suatu gerak yang dijadikan sebagai dasar suatu irama dan ciri khasnya terletak pada pengulangan-pengulangan yang dilakukan secara teratur yang diberi tekanan atau aksen. Ritme membuat adanya kesan gerak yang menyiratkan mata pada tampilan yang nyaman dan berirama.

e. Keserasian (harmony) Mengartikan keserasian sebagai usaha dari berbagai macam bentuk, bangun, warna, tekstur, dan elemen lain yang disusun secara seimbang dalam suatu komposisi utuh agar nikmat untuk dipandang. Keserasian adalah keteraturan di antara bagian-bagian suatu karya.

f. Proporsi (proportion) Proporsi merupakan perbandingan antara suatu bilangan dari suatu obyek atau komposisi. Bisa dikatakan bahwa proporsi merupakan kesesuaian ukuran dan bentuk hingga tercipta keselarasan dalam sebuah bidang. Terdapat tiga hal yang berkaitan dengan masalah proporsi, yaitu penempatan susunan yang menarik, penentuan ukuran dan bentuk yang tepat, dan penentuan ukuran sehingga dapat diukur atau disusun sebaik mungkin.

g. Skala (scale) Skala adalah ukuran relatif dari suatu obyek, jika dibandingkan terhadap obyek atau elemen lain yang telah diketahui ukurannya. Skala berhubungan dengan jarak pandang atau penglihatan dengan unsur-unsur yang telah

commit to user

dimunculkan (faktor keterbacaan). Skala juga sangat berguna bagi terciptanya kesesuaian bentuk atau obyek dalam suatu desain.

h. Penekanan (emphasis) Frank Jeffkin (1997 : 2

46) menyebutkan bahwa: “Dalam penekanan, all emphasis is no emphasis , bila semua ditonjolkan, maka yang terjadi adalah

tidak ada hal yang ditonjolkan. Adanya penekanan dalam desain merupakan hal yang penting untuk menghindari kesan monoton. Penekanan dapat dilakukan pada jenis huruf, ruang kosong, warna, maupun yang lainnya akan menjadikan desain menjadi menarik bila dilakukan dalam proporsi yang cukup dan tidak berlebihan.

Dari aspek keilmuan, desain komunikasi visual juga mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi dan pesan, teknologi percetakan, teknologi multimedia, dan teknik persuasi pada masyarakat. ( Agus Sachari, 2005 : 9 )

Desainer komunikasi visual berusaha untuk mempengaruhi sekelompok pengamat. Mereka berusaha agar kebanyakan orang dalam target group (sasaran) tersebut memberikan respon positif kepada pesan visual tersebut. Oleh karena itu desain komunikasi visual harus komunikatif, dapat dikenal, dibaca dan dimengerti oleh target group tersebut.

3. Ruang Lingkup Desain Komunikasi Visual Ruang lingkup desain komunikasi visual, meliputi:

a. Desain Grafis Periklanan (Advertising)

b. Animasi

c. Desain Identitas Usaha (Corporate Identity)

commit to user

d. Desain Marka Lingkungan (Environment Graphics)

e. Desain Multimedia

f. Desain Grafis Industri (promosi)

g. Desain Grafis Media (buku, surat kabar, majalah, dan lain-lain)

h. Cergam (komik), Karikatur, Poster

i. Fotografi, Tipografi, dan Ilustrasi

4. Fungsi Desain Komunikasi Visual Dalam bukunya Desain Komunkasi Visual Terpadu (Yongky Safanayong, 2006 : 3) terdapat empat fungsi desain komunikasi visual, antara lain:

a. Untuk memberitahu atau memberi informasi (to inform) mencakup : menjelaskan, menerangkan dan mengenalkan.

b. Untuk memberi penerangan (to enlighten), mencakup : membuka pikiran dan menguraikan.

c. Untuk membujuk (to persuade), mencakup : menganjurkan (umunya dalam periklanan), komponen-komponennya termasuk kepercayaan, logika dan daya tarik.

d. Untuk melindungi (to protect), fungsi khusus untuk desain kemasan dan kantong belanja.

5. Dasar Perancangan Desain Komunikasi Visual Pujiyanto (1998) dalam makalahnya berjudul Kreativitas dalam Merancang Desain Komunikasi Visual mengemukaan bahwa dalam penciptaan karya desain komunikasi visual terdapat berbagai masalah yang kompleks antara

commit to user

desainer dan klien, yang satu sama lain saling berhubungan dan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan untuk menghasilkan desain yang menarik, efektif, dan fungsional. Untuk itu diperlukan beberapa pedoman mendasar, yaitu:

a. Pangsa Pasar Pangsa pasar merupakan kelompok yang dituju dalam menginformasikan sebuah pesan. Hal terpenting dalam hal ini adalah mengetahui latar belakang khalayak tersebut, baik dari segi usia, jenis kelamin, tingkat sosial, pendidikan, dan lainnya guna mendukung penetapan sebuah bentuk desain yang sesuai dan tepat bagi khalayak yang dituju sehingga dapat dimengerti dan dipahami.

b. Konsep Desain Konsep desain disebut sebagai inti pesan yang berfungsi sebagai tema utama dalam sebuah desain. Konsep desain merupakan jabaran lengkap mengenai isi desain beserta gambarannya dan alasan-alasan yang kuat dalam pemilihan sebuah bentuk desain.

c. Pesan Desain Pesan desain merupakan kesimpulan akhir dari pengolahan data pangsa pasar dan konsep desain. Kesimpulan ini mencerminkan tema utama yang menyeluruh dan mewakili desain yang disampaikan agar dapat diterima atau merupakan titik pandang utama sebuah desain bagi khalayak yang dituju.

d. Media Desain Media desain merupakan alat atau sarana yang dapat dipakai untuk memuat pesan sebagai bentuk akhir perancangan yang meliputi berbagai media untuk

commit to user

menyampaikan suatu desain agar dapat didengar atau dilihat oleh khalayak yang kemudian direspon. Dalam menentukan pemilihan media desain dipengaruhi oleh faktor-faktor pendukungnya yang berkaitan dengan sasaran yang ingin dituju, waktu, lokasi penempatan, dan efektivitas serta efisiensinya, karena masing-masing media memiliki karakteristik, kelebihan dan kekurangan.

B. Material Promosi

Material promosi adalah bahan-bahan atau media yang diperlukan untuk melakukan suatu promosi. Menurut Freddy Rangkuti (2009 : 49), promosi merupakan salah satu variabel IMC (Integrated Marketing Communication) yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya, dengan tujuan untuk memberitahukan bahwa suatu produk itu ada dan memperkenalkan produk serta memberikan keyakinan akan manfaat produk tersebut kepada pembeli atau calon pembeli. Promosi merupakan salah satu cara yang dibutuhkan perusahaan dalam meningkatkan volume penjualan.

Promosi berasal dari kata promote dalam bahasa Inggris yang diartikan sebagai mengembangkan atau meningkatkan. Pengertian tersebut jika dihubungkan dengan bidang penjualan berarti sebagai alat untuk meningkatkan omzet penjualan.

commit to user

Menurut Kotler (1992) dalam Freddy Rangkuti (2009 : 49), promosi mencakup semua alat-alat bauran pemasaran (marketing mix) yang peran utamanya adalah lebih mengadakan komunikasi yang sifatnya membujuk.

Promosi pada hakekatnya adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/ membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. (Tjiptono, 2001 : 219)

Sementara Sistaningrum (2002 : 98) mengungkapkan arti promosi adalah suatu upaya atau kegiatan perusahaan dalam mempengaruhi ”konsumen aktual” maupun ”konsumen potensial” agar mereka mau melakukan pembelian terhadap

produk yang ditawarkan, saat ini atau dimasa yang akan datang. Konsumen aktual adalah konsumen yang langsung membeli produk yang ditawarkan pada saat atau sesaat setelah promosi produk tersebut dilancarkan perusahaan. Dan konsumen potensial adalah konsumen yang berminat melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan perusahaan dimasa yang akan datang.

Setiap perusahaan yang melakukan sesuatu kegiatan tentu mempunyai tujuan. Demikian juga, perusahaan melakukan kegiatan promosi dengan tujuan utamanya untuk mencari laba. Pada umumnya kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan harus mendasar kepada tujuan sebagai berikut :

1. Modifikasi tingkah laku Pasar merupakan tempat pertemuan orang-orang yang hendak melakukan suatu pertukaran dimana orang-orangnya terdiri atas berbagai macam tingkah laku yang satu sama lain saling berbeda. Demikian juga pendapat

commit to user

mereka mengenai suatu barang dan jasa, selera, keinginan, motivasi, dan kesetiaannya terhadap barang dan jasa tersebut saling berbeda. Dengan demikian, tujuan dari promosi ini adalah berusaha untuk mengubah tingkah laku dan pendapat individu tersebut, dari tidak menerima suatu produk menjadi setia terhadap produk. Penjual selalu berusaha menciptakan kesan baik tentang dirinya atau mendorong pembelian barang-barang dan jasa perusahaan.

2. Memberitahu Kegiatan promosi yang ditujukan untuk memberikan informasi kepada pasar yang dituju tentang pemasaran perusahaan, mengenai produk tersebut berkaitan dengan harga, kualitas, syarat pembeli, kegunaan, keistimewaan, dan lain sebagainya. Promosi yang bersifat informasi ini umumnya lebih disukai dan dilakukan pada tahap-tahap awal dalam siklus kehidupan produk. Hal ini merupakan masalah penting untuk meningkatkan permintaan primer sebab pada tahap ini sebagian orang tidak akan tertarik untuk memilih dan membeli barang dan jasa sebelum mereka mengetahui produk tersebut serta kegunaan dan lain sebagainya. Promosi yang bersifat informasi ini dapat membantu konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli.

3. Membujuk Promosi yang bersifat membujuk atau persuasive ini pada umumnya kurang disenangi oleh sebagian masyarakat. Tetapi, kenyataanya sekarang ini yang banyak muncul justru adalah promosi tersebut. Promosi seperti itu terutama untuk mendorong pembeli. Perusahaan tidak ingin memperoleh tanggapan

commit to user

secepatnya, tetapi lebih mengutamakan untuk menciptakan kesan positif. Hal ini dimaksudkan agar promosi dapat memberi pengaruh dalam waktu lama terhadap perilaku pembeli. Promosi yang bersifat membujuk ini akan menjadi dominan jika produksi yang bersangkutan mulai memasuki tahap pertumbuhan dalam siklus kehidupan produk tersebut.

4. Mengingatkan Promosi yang bersifat mengingatkan ini dilakukan terutama untuk mempertahankan merek produk di hati masyarakat dan dilakukan selama tahap kedewasaan dalam siklus kehidupan produk. Ini berarti perusahaan berusaha memperhatikan untuk mempertahankan pembeli yang ada sebab pembeli tidak hanya sekali saja melakukan transaksi, melainkan harus berlangsung secara terus-menerus. (Freddy Rangkuti, 2009 : 52-53)

Dalam melakukan promosi agar dapat efektif perlu adanya bauran promosi, yaitu kombinasi yang optimal bagi berbagai jenis kegiatan atau pemilihan jenis kegiatan promosi yang paling efektif dalam meningkatkan penjualan. Ada lima jenis kegiatan promosi, antara lain : (Kotler, 2001:98-100)

1. Periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi non personal dengan menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembelian.

2. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling), yaitu bentuk promosi secara personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian.

3. Publisitas (Publisity), yaitu suatu bentuk promosi non personal mengenai, pelayanan atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan mengulas informasi/berita tentangnya (pada umumnya bersifat ilmiah).

commit to user

4. Promosi Penjualan (Sales promotion), yaitu suatu bentuk promosi diluar ketiga bentuk diatas yang ditujukan untuk merangsang pembelian.

5. Pemasaran Langsung (Direct marketing), yaitu suatu bentuk penjualan perorangan secara langsung ditujukan untuk mempengaruhi pembelian konsumen.

Promosi penjualan yang dilakukan oleh penjual dapat dikelompokkan berdasar tujuan yang ingin dicapai. Pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Customer promotion, yaitu promosi yang bertujuan untuk mendorong atau merangsang pelanggan untuk membeli.

2. Trade promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk merangsang atau mendorong pedagang grosir, pengecer, eksportir dan importir untuk memperdagangkan barang / jasa dari sponsor.

3. Sales-force promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memotivasi armada penjualan.

4. Business promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memperoleh pelanggan baru, mempertahankan kontrak hubungan dengan pelanggan, memperkenalkan produk baru, menjual lebih banyak kepada pelanggan lama dan mendidik pelanggan.

Namun yang jelas apapun jenis kebutuhan yang akan diprogramkan untuk dipengaruhi, tetap pada perencanaan bagaimana agar perusahaan tetap eksis dan berkembang. Apalagi jika perusahaan tersebut mempunyai lini produk lebih dari satu macam.

commit to user

Ada 3 gagasan utama dalam perencanaan bisnis yang dikemukakan oleh Kotler-AB. Susanto (2000 : 80) ;

1. Bahwa bisnis perusahaan seharusnya seperti ” Portofolio Investment ”, yaitu perlu diputuskan bisnis mana yang dapat dikembangkan, dipertahankan, dikurangi atau bahkan mungkin dihentikan. Karena tiap bisnis memiliki keuntungan masing-masing dan sumber daya perusahaan harus dikelola sesuai dengan potensi yang menguntungkan.

2. Berorientasi pada potensi keuntungan di masa depan dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan pasar dan posisi serta kesesuaian perusahaan. Tidak cukup dengan mengandalkan penjualan dan keuntungan yang telah dicapai pada tahun sebelumnya sebagai panduan.

3. Strategi. Perusahaan harus memiliki dan menetapkan rencana kerja untuk mencapai sasaran jangka panjang dengan melihat posisi industri sasaran, peluang keahlian serta sumber daya perusahaan.

commit to user

A. Event Organizer

1. Event Definisi event adalah sebagai berikut, “Events are transient, and every event is unique blending of its durations, setting, management, and people .” Event adalah fana, tidak abadi, dan setiap event merupakan suatu campuran unik dari durasi, pengaturan, pengurus dan orang-orangnya. (Getz 1997:4)

Event dibedakan menjadi public event dan private event. Yang temasuk dalam public event adalah : perayaan budaya, seni atau hiburan, bisnis atau perdagangan, kompetisi olahraga, pendidikan dan ilmu pengetahuan, rekreasi, serta politik atau kenegaraan. Sedangkan private event meliputi perayaan pribadi seperti peringatan hari jadi atau anniversaries, liburan keluarga, pesta pernikahan, dan pesta ulang tahun, serta event-event sosial seperti pesta-pesta gala dan acara reuni. (Getz 1997:7)

Sedangkan event dalam bidang ekonomi politik dan pariwisata adalah sebagai penarik minat turis, pembuat image, alat politik, dan sebagai alat untuk menggalang dana. Dalam perayaan umum dapat berupa acara peringatan, pesta, upacara agama atau ritual-ritual, dan event-event santai. Sedangkan dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari berupa perayaan pribadi.

Jika dilihat dari pandangan organizer, tedapat berbagai macam perbedaan tentang event. Beberapa tidak tertarik dibidang pariwisata, meskipun seluruh manager harusnya peduli atas potensinya untuk membantu event tumbuh berkembang. Beberapa yang tidak mempunyai kemampuan management dan marketing, berjuang untuk mengembangkan dukungan dan

commit to user

sumber daya untuk menjaga kelangsungan event. Sedangkan yang lain berusaha menghasilkan sesuatu yang bekualitas tinggi. (Getz 1994:64)

2. Event Organizer Jasa Event Organizer adalah jasa penyelenggaraan sebuah acara atau kegiatan yang terdiri dari serangkaian mekanisme yang sistematis dan memerlukan ketekunan, kesungguhan serta kekompakan kerja tim dimana acara tersebut dipadati dengan deadline, target, sceduling, pressure dan teamwork solidity. Menurut buku, "EO, 7 Langkah Jitu Membangun Bisnis Event Organizer " ditulis oleh professional Event Organizer, Yudhi Megananda, EO dalam konteks sebagai sebuah bisnis memiliki definisi sebagai berikut : Usaha dalam bidang jasa yang secara sah ditunjuk oleh kliennya, guna mengorganisasikan seluruh rangkaian acara, mulai dari perencanaan, persiapan, eksekusi hingga evaluasi, dalam rangka membantu mewujudkan tujuan yang diharapkan klien dengan membuat acara.

Menurut Suseno dalam bukunya yang berjudul “Cara Pinter Menjadi Event Organizer ”: Bicara tentang event organizer, yang selanjutnya disebut EO, kita harus mengerti dulu tentang apa kriteria event organizer. Istilah ini sekarang memang sangat popular, karena dunia EO di berbagai tempat semakin berkembang. Bahkan, beberapa pihak menjadikannya sebagai profesi. Organizer tak jauh beda pengertianya dengan sebuah kepanitiaan. Mulai dari level

“perpisahan sekolah” sampai “pindah jabatan”, kita selalu terlibat dengan apa yang namanya panitia. Organizer mempunyai ruang

commit to user

lingkup kerja yang luas, sesuai jenis event yang ada dan perkembangannya. Kebanyakan dari kita masih menganggap bahwa organizer hanya untuk pentas musik saja, padahal organizer adalah sekelompok orang yang terdiri dari tim pelaksana, tim pekerja, tim produksi, dan tim manajemen yang melakukan tugas operasional suatu program acara atau melakukan pengorganisasian untuk mewujudkan suatu progam acara. (13-14)

Aktifitas perencanaan Event Organizer meliputi perkiraan biaya, tanggal pelaksanaan, tempat, perijinan dan koordinasi transportasi hingga perparkiran. Event Organizer juga melaksanakan hal-hal berikut: mengembangkan konsep atau tema acara, memilih dan menentukan pembicara, koordinasi kebutuhan di lapangan (listrik, sound system, dan lain-lain), dekorasi, meja, kursi, tenda, tenaga keamanan, makanan, polisi, pemadam kebakaran, toilet, signage, petugas kesehatan profesional dan petugas kebersihan. Dan berperan melaksanakan penyelenggaraan sebuah event berdasarkan pedoman kerja dan konsep event tersebut dan mengelolanya secara profesional.

3. Wedding Organizer (WO) Proses perancangan ini akan memfokuskan pada promosi Victory EO sebagai Wedding Organizer. Arti dari wedding itu sendiri adalah “a marriage ceremony and any celebrations such as a meal or a party wich follow it : a wedding cake / dress , invitation / present / reception ” (Cambrige Dictionary) yang kira-kira artinya adalah sebuah upacara penggabungan / perkawinan yang diikuti dengan sebuah perayaan baik pesta maupun makan bersama : roti pernikahan / baju / kartu undangan / hadiah / penyambutan.

commit to user

Dengan definisi diatas, maka wedding organizer bisa diartikan sebagai sekelompok orang pelaksana acara, dalam hal ini acara perkawinan, yang mengatur mulai dari roti perkawinan, kartu undangan, hadiah, dan semua keperluan yang dibutuhkan, meliputi perencanaan sampai dengan pelaksanaan acara.

Menurut Amalia E. Maulana dalam bukunya “Consumer Insight via Ethnography” (2010 : 148), ada beberapa tipe wedding organizer. Pengelompokan dilakukan berdasarkan luasnya cakupan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Dari kriteria tersebut, perusahaan WO terbagi tiga tipe yaitu :

a. Tipe Full Services Perusahaan WO yang termasuk ke dalam tipe ini adalah yang melaksanakan seluruh rangkaian acara dalam sebuah perhelatan pernikahan, dimulai dari perencanaan konsep sebuah pesta pernikahan, persiapan, pelaksanaan, hingga rapat penutupan panitia. Tipe wedding organizer ini mengemas seluruh detail acara itu sendiri. Mereka tidak hanya bertugas mencari vendor-vendor terbaik yang sesuai dan diinginkan oleh calon pasangan pengantin yang menjadi konsumennya, tetapi juga membantu calon pasangan pengantin dalam mengatur budget untuk pesta pernikahan mereka, sehingga calon pasangan pengantin tidak perlu membuang-buang uang untuk keperluan pesta pernikahan yang sebenarnya tidak perlu.

Tipe WO ini juga membantu calon pasangan pengantin dalam melaksanakan rapat panitia, memberikan konsultasi-konsultai penting seputar pesta pernikahan, menemani calon pasangan pengantin dalam mempersiapkan segala detail pesta pernikahannya, misalnya :

commit to user

1) Menemani dan memberi masukan kepada calon pasangan pengantin ketika mereka akan membeli seragam untuk panitia

2) Menemani calon pasangan pengantin ketika mereka melakukan pemotretan pre-wedding

3) Menemani konsumen ketika mereka melakukan ritual dan doa bersama, hingga menjadi tempat curahan hati dan mediasi bagi kedua calon pasangan pengantin ketika mereka sedang mengalami masalah, dan lain- lain.

b. Tipe Semi Full Services Pada perusahan WO tipe ini, jasa berupa konsultasi dan mengatur acara tetap dilakukan, tetapi tidak seintensif yang dilakukan oleh perusahaan WO tipe full services. Peranan panitia penyelenggara dari pihak keluarga pada saat persiapan pernikahan hingga pada saat acara berlangsung masih cukup sentral.

Pada umumnya perusahan WO ini sudah membuatkan berbagai alternatif paket perkawinan yang dirancang bekerja sama dengan berbagai vendor rekanannya. Perusahaan WO memiliki jaringan sangat luas dengan banyak vendor. Mereka tidak hanya merangkul vendor-vendor yang berkelas tinggi tetapi juga vendor kelas menengah dan kelas bawah.

Hal ini tentu saja menguntungkan bagi mereka, karena mereka dapat dengan mudah melayani permintaan dan pemesanan dari beragam jenis lapisan masyarakat. Dengan merangkul banyak sekali jenis vendor, mereka dapat dengan mudah memperluas cakupan pasarnya.

commit to user

Segmentasi ini adalah wedding organizer yang sudah memiliki sendiri vendor-vendor yang menjadi langganannya, ketika sepasang calon pasangan pengantin datang kepada mereka, wedding organizer ini cukup menyodorkan sejumlah penawaran standart yang mereka miliki, berikut vendor-vendor yang sudah menjadi rekanan mereka. Dengan memilih salah satu dari penawaran tersebut dan tentu saja dengan standardisasi harga yang ada, calon pengantin sudah dapat menikmati kenyamanan dalam menggunakan sebuah wedding organizer.

c. Tipe Limited Services : Koordinator Para Vendor Kebanyakan WO dengan tipe ini hanya menawarkan "paket pernikahan" dengan budget tertentu. Berbeda dengan kedua tipe WO sebelumnya, jasa perusahaan WO ini lebih menjadi penghubung atau koordinator para vendor saja. Pada kenyataannya, tipe ini yang paling banyak ditemui di lapangan. Mungkin karena dari segi operasional lebih mudah dan tidak membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang tinggi untuk bisa berhasil dengan baik.

Perusahaan WO ini memiliki banyak relasi dan jaringan dengan banyak vendor pernikahan dari beragam harga, sehingga mereka bisa menyesuaikan vendor dengan budget pengantin. Jika calon pasangan pengantin memiliki budget yang tidak terlalu besar maka mereka akan menghubungi vendor yang memiliki penawaran harga yang tidak terlalu tinggi. Sebaliknya, apabila calon pasangan pengantin memiliki budget yang tinggi maka mereka akan mencarikan vendor yang sesuai dengan budget yang dimiliki calon pasangan pengantin tersebut.

commit to user

Staf perusahaan WO hanya hadir pada saat persiapan sebuah pesta pernikahan (paling tidak sekitar 3 atau 2 hari sebelum acara) dan pada hari

H. Tugas mereka diantaranya adalah mengkoordinasikan dan memastikan bahwa vendor-vendor yang menjadi rekanan mereka pada saat itu hadir tepat waktu dan membawa pesanan sesuai dengan spesifikasi yang sudah disetujui bersama. Selain itu mereka juga memastikan bahwa semua vendor yang terlibat bekerja sesuai dengan kontrak.

Dibawah ini merupakan penjelasan dari proses interaksi antara perusahaan WO dengan konsumennya, dengan menggunakan framework The Theater Metapor (Grove dan Fisk 2001, dalam Amalia E. Maulana 2010: 87). Ada 5 aspek penting dalam framework ini yaitu:

a. Stage Performance WO harus memiliki keterikatan yang harmonis antara pekerja dan konsumennya. Konsumen yang menggunakan jasa WO cenderung kritis dan ingin sesempurna mungkin karena jasa yang ditawarkan merupakan nilai besar bagi konsumennya.

Begitupula dengan penampilan maupun ekspresinya. Penampilan harus disesuaikan untuk memberikan image yang meyakinkan. Penampilan cenderung merefleksikan personal value dan tentu saja merepresentasikan perusahaan tersebut. Ekspresi wajah pada waktu berkomunikasi harus dapat membuat rasa nyaman karena isi dari pembicaraan dalam mendiskusikan

commit to user

pernikahan merupakan suatu hal yang sentimentil dan memiliki aspek nilai yang sifatnya sangat pribadi bagi mempelai.

b. Performance Team Diantara kelompok pekerja dalam jasa WO diperlukan adanya koordinasi, informasi yang sangat tertata rapi, karena banyaknya data dan informasi yang bisa saja simpang-siur dan menimbulkan masalah. Manajemen dalam pengaturan ini harus dapat dikomunikasikan dengan lancar agar semua detail tidak ada yang terlupakan.

Dalam bisnis WO, ketatnya waktu dan komunikasi dua arah yang "ramai" biasanya seringkali memunculkan ketegangan baik antar pekerja bahkan bisa juga dengan konsumen. Karenanya dibutuhkan adanya pengaturan perilaku pada wilayah depan (frontstage) dan belakang (backstage).

c. Setting Region Wilayah depan atau disebut juga frontstage adalah bagian dimana pekerja saling berkomunikasi dengan konsumen. Wilayah depan ini diharapkan memperlihatkan profesionalisme pekerja yang dapat memberikan ide penunjang bagi keinginan mempelai.

Wilayah belakang adalah tempat dimana kelompok pekerja mendiskusikan masalah, solusi, dan kemajuan dari proyek yang sedang dikerjakan. Adakalanya keluhan atau mungkin unsur negatif lain muncul apabila pekerja merasakan adanya tekanan selama proses berkomunikasi dengan konsumen berlangsung. Oleh karena itu backstage berguna untuk

commit to user

memberikan solusi dan bantuan agar wilayah depan dapat mengerjakan bagiannya dengan baik.

d. Aktor dan Impression Management Impression management dibutuhkan untuk memberikan standar dari pelayanan yang dimiliki perusahaan tersebut atau biasa dikenal dengan Standard Operation Procedure (SOP) . Dalam usaha penyedia jasa, perusahaan sedapat mungkin menyenangkan hati konsumennya, dalam hal ini dengan keselarasan antara penawaran jasa dan ekpektasi dari konsumen tersebut. Maka dari itu suatu perusahaan jasa wedding organizer harus memiliki standar khusus dalam hal cara mendekati konsumen dan apa saja yang harus dipersiapkan agar hubungan dapat harmonis dan lancar.

e. Audience Konsumen dari WO adalah orang tua dari calon mempelai, calon mempelai pria dan wanita, adik, kakak, dan sanak saudara. Diantara konsumen ini kadang terdapat keinginan dan pendapat yang berbeda. Pihak WO harus dapat mengemukakan pendapat dan idenya sehingga dapat mengarahkan pihak konsumen agar tidak keluar dari "jalur".

Hubungan antara konsumen dan pihak WO bukanlah sebagai penjual dan pembeli tetapi lebih seperti penjual yang menawarkan produknya sesuai dengan instruksi dan keinginan pembeli hingga akhirnya produk itu sampai ke tangan konsumen. Jadi hubungan ini memiliki keterikatan yang erat dan saling membutuhkan satu sama lain.

commit to user

Beberapa definisi dalam aksesori pernikahan :

1. Pagar Ayu Gadis-gadis cantik yang berdiri di depan pintu masuk yang bertugas mengatarkan tamu undangan ke tempat duduk yang sudah disediakan oleh tuan rumah (penyelenggara acara).

2. Confetti Potongan kecil pita atau kertas berwarna yang dilemparkan atau disebarkan pada acara-acara perayaan. Dalam sebuah acara pernikahan biasanya confetti digunakan untuk menyambut pengantin masuk ke dalam gedung, saat acara toast , dan untuk memeriahkan acara wedding kiss.