S PJKR 1000360 Chapter3
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penggunaan metode dalam pelaksanaan penelitian merupakan hal yang sangat penting, sebab dengan menggunakan metode penelitian yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Disamping itu, penggunaan metode tergantung kepada permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain penggunaan suatu metode dilihat dari efektifitasnya, efesiensinya dan relevansinya metode tersebut. Suatu metode dikatakan efektif apabila selama pelaksanaan dapat terlihat adanya perunbahan positif menuju tujuan yang diharapkan. Sedangkan metode dikatakan efisien apabila penggunaan waktu, fasilitas, biaya dan tenaga dapat dilaksanakan sehemat mungkin namun dapat mencapai hasil yang diharapkan. Metode dapat dikatakan relevan apabila waktu penggunaan hasil pengolahan dengan tujuan yang hendak dicapai tidak terjadi penyimpangan.
Menurut Sugiyono (2013:107) berdasarkan tingkat kealamiahan tempat penelitian metode penelitian dapat dibedakan menjadi 3 metode yang diantaranya “metode penelitian eksperimen, metode penelitian survey dan metode penelitian naturalistik.”
Menurut Sugiyono (2013:13) bahwa metode penelitian eksperimen merupakan “metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
treatment (perlakuan) tertentu.” Oleh sebab itu metode penelitian eksperimen
merupakan suatu penelitian yang menjawab pertanyaan jika kita melakukan sesuatu pada kondisi yang dikontrol maka apakah yang akan terjadi?. Untuk mengetahui apakah ada perubahan atau tidak pada suatu keadaan yang di control maka kita memerlukan perlakuan (treatment) pada kondisi tersebut dan hal inilah yang dilakukan pada penelitian eksperimen.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian eksperimen merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui ada
(2)
tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek peneliti serta untuk menguji hipotesis sehingga mendapat hasil yang berguna dari persoalan yang dibahas. Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian eksperimen.
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Dalam melakukan sebuah penelitian, seorang peneliti harus menentukan terlebih dahulu populasi yang akan dijadikan sebagai sumber data untuk keperluan penelitiannya, populasi tersebut dapat berbentuk manusia, benda-benda alam, nilai nilai dokumen dan peristiwa yang dapat dijadikan objek penelitian. Menurut Arikunto (2010 : 173) menyatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Lebih jauh menurut Arikunto (2010:130) mengatakan bahwa “
apabila jumlah populasi kurang dari 100 orang maka diambil seluruhnya, sehingga penelitian tersebut merupakan penelitian populasi, tetapi jika jumlah populasi lebih besar dari 100, boleh di ambil 10 % - 15 % atau 20 % - 25 % atau lebih.
Sementara Sugiyono (2013:117) berpendapat bahwa “
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapakan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, populasi penelitian adalah keseluruhan subyek penelitian yang digunakan sebagai sasaran penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Baleendah tahun pelajaran 2014/2015 yang mengikuti pembelajaran beladiri karate yang berjumlah 48 siswa
2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari populasi sehingga hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel dapat digeneralisasikan pada populasi. Sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2013:118) sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang
(3)
dimiliki oleh populasi tersebut.” Jadi sampel merupakan perwakilan atau bagian dari jumlah kelompok dengan karakteristik tertentu yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang baik, kesimpulannya dapat dikenakan kepada populasi (representatif).
Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti yaitu teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2013:124) “sampling
jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.” Hal ini dilakukan karena populasi dalam penelitian ini relatif sedikit, sehingga peneliti mengambil semua populasi untuk dijadikan sampel.
Mengenai pengambilan sampel diatas, dengan mengasumsikan bahwa sampel yang diambil sampelnya homogen atau representatif sehingga sampel dapat mewakili kondisi yang disyaratkan, artinya homogenitas sampel sangat tergantung pada lamanya siswa mengikuti ekstrakurikuler beladiri karate, dalam hal ini untuk dikatakan sampel homogen sekurang-kurangnya siswa harus mengikuti ekstrakurukuler beladiri karate selama 8 bulan.
Penggunaan sampel dalam penelitian ini yaitu siswa yang mengikuti ekstrakurikuler beladiri karate di SMAN 1 Baleendah Kabupaten Bandung dengan jumlah 48 orang, yang dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Cara menentukan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen siswa mengambil undian yang berada dalam kotak yaitu undian dengan kertas berwarna putih untuk kelompok ekperimen dan kertas berwarna merah untuk kelompok kontrol, dengan masing-masing kelompok berjumlah 24 orang sebagai kelompok eksperimen dan 24 orang sebagai kelompok kontrol.
(4)
Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk melaksanakan penelitian. Pola desain penelitian dalam setiap disiplin ilmu memiliki kekhasan masing-masing, namun prinsip-prinsip umumnya memiliki banyak kesamaan. Desain penelitian memberikan gambaran tentang prosedur untuk mendapatkan informasi atau data yang diperlukan untuk menjawab seluruh pertanyaan penelitian.
Metode yang akan digunakan dalam peneitian ini adalah metode
eksperimen, dimana terdapat kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Penggunaan metode ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat setelah diberikan treatment (perlakuan). Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberi tes awal, setelah peneliti mengetahui hasil dari tes awal tesebut, pada kelompok eksperimen diberikan treatment
(perlakuan) dengan menggunakan model peer teaching sedangkan pada kelompok kontrol diberikan treatment (perlakuan) metode konvensional. Setelah pemberian treatment selesai, kedua kelompok tersebut diberi tes akhir dengan tujuan untuk mengetahui apakah treatment tersebut memberikan pengaruh pada peningkatan penguasaan gerak beladiri karate.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasi
eksperimen dengan pretest-post test control group design. Sebagaimana
dijelaskan oleh Sugiyono (2013:113) bahwa
pretest-post test control group design yaitu terdapat dua kelompok yang
dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Eksperimen dilakukan dengan memberikan perlakuan model peer
teaching pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvesional yang
berjalan sebagaimana biasanya pada kelompok kontrol. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Desain Quasi Eksperimen
Kelompok Pre-test Treatment Post-test
(5)
Kontrol O1 - O2
(Sugiyono, 2011) Keterangan:
O1 : Pre-test
O2 : Post-test
X : Perlakuan khusus (penerapan model peer teaching terhadap kelompok eksperimen)
Berdasarkan desain gambar di atas, sebelum dimulai perlakuan kedua kelompok diberi tes awal atau pretest untuk mengukur kondisi awal (O1),
selanjutnya pada kelompok eksperimen diberi perlakuan (X) berupa pembelajaran dengan menggunakan model peer teaching, dan pada kelompok pembanding tidak diberi perlakuan akan tetapi tetap mengunakan pembelajaran konvensional yang bisa dilakukan di sekolah. Sesudah selesai perlakuan kedua kelompok diberi tes lagi sebagai posttest.
Adapun langkah-langkahnya penulis deskripsikan dengan bentuk sebagai berikut :
Populasi
Sampel
Pre-test Kelompok eksperimen
Pre-test Kelompok kontrol
Post-test Kelompok eksperimen
Post-test Kelompok kontrol Treatment
Model Pembelajaran Peer Teaching
Analisis data
Treatment Model Pembelajaran
(6)
Gambar. 3.1
Langkah-langkah Penelitian D. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka penulis akan menjelaskan dan menjabarkan satu-persatu istilah tersebut, diantaranya sebagai berikut:
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari suatu (orang, benda, dan sebagainya) yang berkuasa atau berkekuatan (W.J.S Poerwadarminta dalam Kamus Bahasa Indonesia, 1982:731)
2. Peer Teaching
Peer Teaching adalah model belajar dengan menggunakan suatu pendekatan dimana seorang anak menjelaskan suatu materi kepada teman lainnya yang rata-rata usianya sebaya, dimana anak yang menjelaskan ini memiliki pengetahuan yang lebih di banding teman lainnya.
3. Kerjasama
Kerjasama adalah sebuah sistem pekerjaan yang dikerjakan oleh dua atau lebih untuk mendapatkan tujuan yang direncanakan bersama. Kerjasama dalam tim kerja menjadi sebuah kebutuhan dalam mewujudkan keberhasilan kinerja dan prestasi kerja. Kerjasama dalam tim akan menjadi suatu daya dorong yang memiliki energi dan sinergisitas bagi individu-individu yang tergabung dalam kerja tim. Komunikasi akan berjalan baik dengan dilandasi kesadaran tanggung jawab setiap anggota. (http://erlangga.blogspot.com/2013/05/pengertian-kerjasama-dan-ekuatan-team.html?m=1)
Menurut Soekanto (2012:66) “Kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada
(7)
saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut. 4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah angka yang diperoleh siswa yang telah berhasil menuntaskan konsep-konsep mata pelajaran sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Begitu juga hasil belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang tetap sebagai hasil proses pembelajaran. Hasil belajar dapat diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Prinsip yang mendasari penilaian hasil belajar yaitu untuk memberi harapan bagi siswa dan guru untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas dalam arti siswa menjadi pembelajar yang efektif dan guru menjadi motivator yang baik. Dalam kaitan dengan itu, guru dan pembelajar dapat menjadikan informasi hasil penilaian sebagai dasar dalam menentukan langkah-langkah pemecahan masalah, sehingga mereka dapat memperbaiki dan meningkatkan belajarnya (Rasyid, 2008 : 67).
5. Seni Beladiri
Seni beladiri merupakan satu kesenian yang timbul sebagai satu cara seseorang mempertahankan/membela diri. (http//:www.Wikipedia.org) 6. Beladiri karate
Karate adalah seni bela diri yang berasal dari jepang dan dibawa masuk kejepang lewat pulau Okinawa.Yang terdiri dari 2 kata kanji “Kara” yang artinya kosong dan “Te” yang artinya tangan. Jadi dapat diartikan Karate adalah seni bela diri tangan kosong.
E. Instrumen Penelitian
Dalam mengumpulkan data dari suatu sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrumen dan teknik pengngumpulan data. Menurut Arikunto (2010: 203) menyatakan bahawa “Instrumen adalah alat atau fasulitas yang digunakan oleh peeliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
(8)
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Dalam suatu penelitian, data diperlukan untuk menjawab masalah penelitian atau menguji hipotesis yang sudah dirumuskan.
Dalam konteks penelitian, instumen diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan data mengenai variabel-variabel penelitian untuk kebutuhan penelitian. Pada dasarnya, instrumen pengumpulan data terbagi dua macam, yaitu tes dan non tes. Kelompok tes, misalnya tes bakat, tes prestasi belajar, tes integrasi, sedangkan non tes, misalnya pedoman wawancara, kuisioner atau angket, pedoman observasi, daftar cocok (cheklist), skala sikap, skala penilaian, dan sebagainya.
Menurut Arikunto (2006:150) tes adalah “serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.”
Tes atau suatu alat ukur lainnya harus dapat memenuhi dua syarat utama, tes tersebut haruslah valid (sah) dan reriabel (dapat dipercaya). Suatu tes dikatakan valid, apabila tes tersebut dapat mengukur dengan apa yang hendak diukur atau benar-benar cocok untuk mengukur apa yang hendak diukur, tes dikatakan reriabel apabila konsistensi dari serangkaian pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang sama. Sebagaimana dijelaskan oleh Nurhasan (2007:42) mengemukakan bahwa:
Reliabilitas atau keterandalan menggambarkan derajat keajegan, atau konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat ukur atau tas dikatakan reriabel jika alat ukur itu menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya dan dapat diandalkan untuk membuahkan hasil pengukuran yang sesungguhnya.
Oleh sebab itu, validitas dan reliabilitas suatu alat ukur merupakan syarat mutlak dalam menentukan penggunaan alat ukur untuk pengukuran dan pengetesan dalam penelitian. Alat ukur yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan kata beregu.
(9)
Instrumen yang digunakan peneliti adalah melalui observasi kerjasama siswa dan tes kemampuan bakat untuk penilaian hasil belajar anak menggunakan instrumen tes yang telah ada. Tes terdiri dari dua tes yaitu pre tes dan post tes.
Pre tes dilakuan sebelum kelas diberi perlakuan dan post tes dilakukan setelah
diberi perlakuan.Untuk hal tersebut maka akan dijelaskan bentuk tes dan pemberian skor tes keterampilan kata beregu sebagai berikut :
1. Instrumen penilaian kerjasama
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Lembar Observasi (Aspek yang Dinilai Kerjasama)
Definisi
Konsep Indikator
Sub
Indikator Deskripsi Sikap
Kriteria Penilaian 1 2 3 4 5
a. Soekanto
(2012:66) Kerjasama timbul apabila orang
menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut. Terdapat lima bentuk kerja sama, yaitu sebagai berikut:
1.
Mengi-kuti aturan
2.
Memban-tu teman yang belum bisa 1.1 Menaati peraturan permainan 1.2 Disiplin terhadap peraturan yang diterapkan
2.1
Mengko-reksi teman ketika melaku-kan kesalahan
1. Saya mentaati peraturan dalam berlatih karate
2. Saya selalu mentaati peraturan
dalam berlatih karate
3. Saya sesekali melanggar peraturan
dalam berlatih karate
4. Saya sering melanggar peraturan
dalam berlatih karate
5. Saya disiplin dalam melakukan latihan karate
6. Saya selalu disiplin dalam melakukan latihan karate
7. Saya tidak disiplin dalam melakukan latihan karate
8. Saya sering tidak disiplin dalam melakukan latihan karate
9. Saya Saya sering mengkoreksi
teman ketika melakukan kesalahan gerakan ketika latihan
10. Kelompok saya terbiasa saling mengkoreksi bila ada kesalahan gerakan ketika latihan
11. Saya tidak pernah mengkoreksi
teman ketika melakukan kesalahan gerakan ketika latihan
12. Kelompok saya tidak saling mengkoreksi bila ada kesalahan gerakan ketika latihan
(10)
1) kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong menolong 2) bergaining, yaitu pe-laksanaan perjanjian 3) kooptasi
(cooptation), yakni suatu proses pene-rimaan unsur-unsur baru 2.2 Memberi-kan duku-ngan pada teman yang belum bisa ketika bermain
13. Saya sering memberikan dukungan
kepada teman ketika ada kesalahan dalam berlatih karate
14. Saya sering membantu teman ketika
ada kesalahan
15. Saya tidak memberikan dukungan
kepada teman ketika ada kesalahan dalam berlatih karate
16. Saya tidak membantu teman ketika ada kesalahan
4)koalisi (coalition) , yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang memepun yai tujuan-tujuan yang sama. 5)joint ventrue, yaitu kerja sama dalam mencapai
3.
Memoti-vasi orang lain 3.1 Memberi-kan dorongan untuk terus semangat bermain 3.2 Memberi-kan semangat terhadap teman ketika dalam keadaan tertekan
17. Saya sering memberikan motivasi
ke semua teman agar giat berlatih karate
18. Saya memberikan motivasi ketika teman tertekan
19. Saya tidak memberikan motivasi ke semua teman agar giat berlatih karate
20. Saya tidak memberikan motivasi ketika teman tertekan
21. Saya memberikan dukungan pada
teman yang belum bisa ketika berlatih karate
22. Saya memberikan dukungan pada
teman ketika melakukan kesalahan
23. Saya tidak memberikan dukungan
pada teman yang belum bisa ketika berlatih karate
24. Saya acuh dan tidak memberikan
(11)
tujuan b. Faizal Nur Iman (2014) Kerjasama merupakan sebuah sistem kegiatan yang dikerjakan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang direncanakan bersama. Kerjasama dalam tim menjadi sebuah kebutuhan guna meningkatkan hasil belajar yang maksimal.
4. Hormat
pada orang lain
4.1 Tidak
me-nyalahkan orang lain 4.2 Tidak memaki lawan dan teman satu tim
25. Saya tidak menyalahkan teman
satu kelompok bila ada kesalahan 26. Saya selalu instropeksi diri bila ada
kesalahan/kekuranagan dalam kelompok
27. Saya menyalahkan teman satu
kelompok bila ada kesalahan 28. Saya tidak pernah instropeksi diri
bila ada kesalahan/kekuranagan dalam kelompok
29. Saya menghormati lawan di
lapangan ketika bertanding
30. Saya tidak memaki teman maupun
lawan bila ada kesalahan
31. Saya mengejek lawan di lapangan ketika bertanding
32. Saya memaki teman maupun
lawan bila ada kesalahan
5.
Meneri-ma pendapat orang lain 5.1 Menerima saran dan masukan orang lain ketika melaku-kan kesalahan 5.2 Menerima pendapat teman untuk bermain lebih baik
33. Saya sering menerima masukan
dari teman ketika melakukan kesalahan
34. Saya selalu saling memberi masukan dengan teman agar kemampuan beladiri karate saya lebih baik
35. Saya tidak menerima masukan dari
teman ketika melakukan kesalahan
36. Saya dengan teman tidak saling
mengingatkan untuk meningkatkan kemampuan beladiri karate
37. Saya menerima pendapat teman
agar kemampuan beladiri karate saya lebih baik
38. Saya bertukarpikiran dengan teman agar kemampuan beladiri karate saya lebih baik
39. Saya tidak menerima pendapat
teman untuk memperbaiki kemampuan beladiri karate saya 40. Saya tidak pernah bertukarpikiran
dengan teman agar kemampuan beladiri karate saya lebih baik 6. Bermain
secara terkenda-li 6.1 Bermain dengan tidak emosi
41. Saya fokus dalam berlatih dan tidak mudah emosi yang negatif dan bisa merugikan kelompok 42. Saya selalu tetap tenang dalam
berlatih walaupun ada masalah dalam kelompok
43. Saya tidak fokus dalam berlatih dan mudah emosi yang negatif dan bisa merugikan kelompok
44. Saya tidak bisa bersikap tenang dalam berlatih kalau ada masalah dalam kelompok
(12)
6.2 Tidak terpancing emosi yang bisa merugikan tim
45. Saya tidak mudah terpancing
emosi yang merugikan kelompok 46. Saya selalu mengingatkan bila ada
teman yang mulai terpancing emosi
47. Saya mudah terpancing emosi
yang merugikan kelompok
48. Saya acuh saja bila ada teman yang mulai terpancing emosi
7.
Memper-hatikan perasaan orang lain 7.1 Tidak memarahi teman yang melaku-kan kesalahan 7.2 Meminta
maaf ketika melanggar lawan
49. Saya tidak memarahi teman yang
melakukan kesalahan
50. Saya bersama kelompok
mendiskusikan kesalahan gerakan untuk segera diperbaiki
51. Saya memarahi teman yang
melakukan kesalahan
52. Saya bersama kelompok acuh saja
bila ada kesalahan gerakan 53. Saya meminta maaf terhadap
teman ketika melakukan kesalahan
54. Saya selalu memaafkan teman
yang melakukan kesalahan
55. Saya tidak meminta maaf terhadap teman ketika melakukan kesalahan
56. Saya tidak memaafkan teman
yang melakukan kesalahan
8. Kerjasam
a meraih tujuan 8.1 Bermain tidak sendirian 8.2 Saling memban-tu
57. Saya selalu berlatih secara kelompok untuk melatih kekompakan tim
58. Saya bekerja sama dengan teman
dalam melatih gerakan karate 59. Saya berlatih sendiri untuk melatih
kekompakan tim
60. Saya tidak pernah berlatih dengan teman dalam melatih gerakan karate
61. Saya selalu saling membantu
dengan teman untuk memperbaiki gerakan-gerakan karate
62. Saya suka dibantu teman untuk
memperbaiki gerakan-gerakan karate
63. Saya tidak pernah membantu teman
untuk memperbaiki gerakan-gerakan karate
64. Teman saya tidak pernah
membantu saya untuk memperbaiki gerakan-gerakan karate
Sumber : Soekanto (2012:66) yang telah dimodifikasi oleh Faizal Nur Iman 2. Instrumen Hasil Belajar
(13)
Instrument yang di gunakan adalah tes keterampilan kata
berdasarkan kriteria penilaian kata menurut WKF (World Karate
Federation) rule of competition (2011:29).
Tabel 3.3
Kriteria Penilaian Keterampilan Kata
KRITERIA PENILAIAN KATA NILAI
A. Bentuk Kuda-Kuda Zenkutsu Dachi
1. Berat badan berada di kaki depan. 1
2. Kaki belakang lurus 1
3. Kaki depan dan belakang tidak pada satu garis 1 Kokutsu Dachi
4. Berat badan bertumpu di kaki belakang 1
5. Kaki depan dan belakang berada dalam satu garis 1
Jumlah Skor Ketercapaian Kriteria A 5
B. BENTUK PUKULAN
1. Kepalan tangan rapat tidak berongga 1
2. Bentuk lengan lurus ke arah sasaran 1
3. Posisi badan tegak menghadap kedepan 1
4. Posisi tangan yang tidak aktif berada di atas pinggang 1
5. Pukulan bertenaga (Power pukulan) 1
Jumlah Skor Ketercapaian Kriteria B 5
C. BENTUK TANGKISAN Gedan Barai
1. Tangan lurus satu kepal di atas lutut kaki depan 1 Age Uke
2. Posisi tangan menangkis di atas kepala 1
3. Lengan ditekuk 90o 1
KRITERIA PENILAIAN KATA NILAI
Sotouke
4. Bentuk tangan rapat terbuka dengan jempol ditekuk 1
5. Lengan ditekuk 90o 1
Jumlah Skor Ketercapaian Kriteria C 5
D. KESERAGAMAN GERAK
1. Tidak mendahului teman satu regunya ketika menampilkan kata 1
2. Kesamaan ritme gerak 1
3. Kembali keposisi awal pada saat selesai menampilkan kata 1
(14)
5. Ekspresi saat menampilkan kata 1
Jumlah Skor Ketercapaian Kriteria D 5
TOTAL SKOR 20
3. Uji coba Instrumen
Sebelum menggunakan instrumen penelitian, instrumen tersebut diuji coba terlebih dahulu. Uji coba dilakukan kepada 12 orang siswa SMAN 1 Baleendah kelas X IPS yang tidak termasuk ke dalam sampel penelitian. Hal ini dilakukan karena kelas X IPS mempunyai karakteristik dan kurikulum yang sama.
Instrumen yang diujicobakan berjumlah 64 item untuk instrument kerjasama. Setelah dilakukan uji coba, kemudian dilakukan penyeleksian item dengan cara melihat nilai validitas dan reliabilitas hasil instrumen. Instrumen yang baik haruslah memenuhi dua persyaratan penting yaitu validitas dan reliabilitas (Arikunto, 2006:168).
4. Validitas Instrumen
Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur (Arikunto, 2007:167). Penilaian validitas dilakukan dengan membandingkan atau mengkorelasikan antara hal yang dinilai dengan kriterianya.
Pada pengujian alat ukur penggunaan penelitian dapat menunjukkan seberapa besar alat untuk penelitian mampu mengukur variabel yang terdapat dalam suatu penelitian. Dengan kata lain, validitas merupakan suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkatan akurasi suatu alat ukur. Suatu alat akur yang salah memiliki validitas rendah, begitupun sebaliknya.
Terdapat dua cara dalam pengujian validitas (Sugiyono, 2008) yaitu: a. Validitas Isi (Content Validity)
Untuk menguji validitas isi, digunakan pendapat dari ahli (judgement
expert). Yaitu berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur berlandaskan pada
(15)
] ) ( ) ][( ) ( ) [( ) )( ( 2 2 2 2 y y x x y x xy n rxy
cukup baik oleh para ahli di bidangnya maka dapat digunakan dalam melakukan penelitian.
b. Validitas Item (Item Validity)
Setelah dilakukan judgement oleh para ahli, maka instrument tersebut divalidasi item dengan cara diujicobakan. Dalam menguji validitas item, maka dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi yang telah diajarkan. Pada setiap instrument baik tes maupun non tes terdapat butir-butir (item) pertanyaan atau pernyataan.
Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kevalidan atau kebenaran ítem-item soal dalam suatu instrumen sehingga layak digunakan untuk mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Formula yang akan digunakan untuk mengukur validitas instrumen dalam penelitian ini adalah product moment
coefficient dari Karl Pearson.
(Bluman, 2001:468) Keterangan:
r = koefisien korelasi X = skor tiap item
Y = skor total seluruh item n = jumlah responden
Melalui bantuan program SPSS 17 for windows diperoleh hasil uji validitas instrumen penelitian sebagaimana ditampilkan tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Item Kerjasama No Item r Hitung r Tabel Keterangan
1 0.402 0.375 Valid
(16)
No Item r Hitung r Tabel Keterangan
3 0.509 0.375 Valid
4 0.484 0.375 Valid
5 0.751 0.375 Valid
6 0.402 0.375 Valid
7 0.540 0.375 Valid
8 0.121 0.375 In Valid
9 0.845 0.375 Valid
10 0.699 0.375 Valid
11 0.359 0.375 In Valid
12 0.540 0.375 Valid
13 0.837 0.375 Valid
14 0.546 0.375 Valid
15 0.540 0.375 Valid
16 0.502 0.375 Valid
17 0.845 0.375 Valid
18 0.751 0.375 Valid
19 0.494 0.375 Valid
20 0.484 0.375 Valid
21 0.699 0.375 Valid
22 0.402 0.375 Valid
23 0.540 0.375 Valid
24 0.540 0.375 Valid
25 0.386 0.375 Valid
26 0.546 0.375 Valid
27 0.494 0.375 Valid
28 0.484 0.375 Valid
29 0.699 0.375 Valid
30 0.751 0.375 Valid
31 0.54 0.375 Valid
32 0.376 0.375 Valid
33 0.611 0.375 Valid
34 0.588 0.375 Valid
35 0.092 0.375 In Valid
36 0.741 0.375 Valid
37 0.386 0.375 Valid
38 0.699 0.375 Valid
(17)
No Item r Hitung r Tabel Keterangan
40 0.540 0.375 Valid
41 0.606 0.375 Valid
42 0.390 0.375 Valid
43 0.394 0.375 Valid
44 0.384 0.375 Valid
45 0.611 0.375 Valid
46 0.621 0.375 Valid
47 0.484 0.375 Valid
48 0.540 0.375 Valid
49 0.845 0.375 Valid
50 0.751 0.375 Valid
51 0.394 0.375 Valid
52 0.384 0.375 Valid
53 0.845 0.375 Valid
54 0.699 0.375 Valid
55 0.540 0.375 Valid
56 0.502 0.375 Valid
57 0.837 0.375 Valid
58 0.402 0.375 Valid
59 0.540 0.375 Valid
60 0.502 0.375 Valid
61 0.699 0.375 Valid
62 0.751 0.375 Valid
63 0.540 0.375 Valid
64 0.376 0.375 Valid
Berdasarkan tabel 3.4 di atas di peroleh bahwa dari 64 pernyataan kemampuan kerjasama terdapat 61 item yang valid dan 3 item yang tidak valid yaitu item nomor 8, 11 dan nomor 35. Adapun kalkulasi perhitungan validitas setiap item dapat di lihat di lampiran.
(18)
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Artinya kapanpun alat pengumpul data tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama. Instrumen dalam penelitian ini diuji reliabilitasnya dengan menggunakan teknik koefisien α – Chronbach. (Arikunto, 2010:154)
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik, tidak bersifat tendesius, datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya hingga berapa kali pun diambil, hasilnya akan tetap sama. Rumus yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah rumus alpha dari
Cronbach sebagai berikut:
( ) ∑ (Arikunto, 2010:171) Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir instrumen ∑ b = varians total
Setelah diujji validitas item dari variabel kerjasama, maka langkah selanjutnya adalah menguji apakah item tersebut reliabel. Untuk mengetahuinya peneliti menggunakan bantuan perhitungan program SPSS 17 for windows diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.5
Hasil Uji Reliabilitas Item Kerjasama
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
(19)
Titik tolak ukur koefisien reliabilitas digunakan pedoman koefisien korelasi dari Sugiyono (1999 : 149) yang disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.6
Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisen Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199
0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 - 0,799 0,80 – 1,000
Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Merujuk pada tabel interpretasi nilai koefisien korelasi, maka reliabilitas instrument ini dinyatakan sangat tinggi, karena 0,964 berada diantara 0,80-1,00. dengan kata lain, instrumen ini dapat digunakan untuk penelitian.
F. Pelaksanaan Pengumpulan Data
Penelitian ini dilaksanakan pada pembelajaran pendidikan jasmani dilapangan di SMAN 1 Baleendah Kabupaten Bandung, yang dilaksanakan selama satu bulan, dan penelitian ini mengacu kepada kurikulum yang telah ada disekolah. Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan observasi menggunakan observasi terstruktur. Menurut Sugiyono (2013:205) observasi terstruktur adalah “
observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Dalam melakukan pengamatannya peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji validitas dan reriabilitasnya.
Dalam pelaksanaannya penelitian kata beregu beladiri karate dilaksanakan dalam satu semester dengan 16 kali pertemuan, dilakukan 3 kali dalam satu minggu. Sesuai dengan pendapat Juliantine et.al (2007:3.5) mengatakan bahwa “Sebagai percobaan untuk mendapatkan hasil yang baik bisa pula dilaksanakan dalam frekuensi latihan 3 hari/minggu. Sedangkan lamanya latihan paling sedikit 4-6 minggu.”
(20)
Pendapat harsono (dalam Ryan 2012:61) “sebaiknya latihan dilakukan 3 kali dalam seminggu.” Kemudian mengacu pada Bompa (dalam Iwa 2013:36) menyatakan “During this time athleties should trening 3-5 time for week
depending or their of development in athietes.”
Mengenai hal tersebut, pembelajaran dilaksanakan pada hari senin, Rabu dan jum’at pada pukul 14.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB. Pembelajaran yang dilaksanakan dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan, yang akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
Guru dan peneliti menyiapkan/menyusun skenario pembelajaran dan siswa diintruksikan untuk memahami skenario pembelajaran tersebut sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar berlangsung.
2. Tahap pelaksanaan a. Kegiatan awal
Guru memberikan motivasi dan apersepsi kepada siswa serta menjelaskan tujuan dan pelaksanaan pembelajaran kata beregu dengan model pembelajaran peer teaching, serta memberikan penjelasan tentang inti tujuan dari kata beregu tersebut.
b. Kegiatan inti
Setelah melakukan apersepsi dan melakukan pre test terhadap materi minggu lalu, guru menghubungkan materi minggu lalu dengan topik yang akan dibahas waktu itu. Kemudian guru menerangkan secara umum tentang topik yang dibahas waktu itu. Lalu guru membuat kelompok antar siswa secara merata, artinya dalam satu kelompok terdapat siswa yang pintar sedang dan kurang pintar. Maksudnya agar terdapat keseragaman pemikiran nantinya.
Langkah berikutnya adalah sebagai berikut :
1) Guru menjelaskan topik, tujuan pembelajaran, dan langkah/kegiatan yang akan dilalui siswa
(21)
2) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-6 siswa secara merata (tiap kelompok terdapat siswa yang pintar).
3) Di dalam kelompoknya siswa belajar dari dan dengan sesama teman lain dengan cara yang saling menguntungkan serta berbagi pengetahuan, ide, dan pengalaman masing- masing.
4) Setiap anggota kelompok dituntut memberikan tanggapan serta pendapat mereka sendiri yang nantinya akan disatukan dalam satu kesimpulan.
5) Setiap kelompok merumuskan hasil diskusinya dalam satu kesimpulan atas dasar kesepakatan bersama.
6) Beberapa menit kemudian (sekitar 20 menit) salah satu anggota masing-masing kelompok secara bergiliran mengajarkan hasil temuannya di hadapan kelompok lain.
7) Setiap kelompok diminta memberikan tanggapan (kritik, saran, pendapat, pertanyaan, komentar, dll)
8) Perbedaan pendapat didiskusikan sampai permasalahan terpecahkan 9) Setiap masalah baru yang muncul dicatat oleh guru dan diberikan
solusinya c. Kegiatan akhir
1) Guru memberi kesimpulan permasalahan dan pemecahannya, sehingga pemahaman setiap siswa seragam.
2) Penilaian dilakukan oleh guru saat proses pembelajaran sedang berlangsung (terutama pada langkah 3)
.
G. Teknik Pengolahan Data.
Untuk mendapatkan hasil yang objektif dalam suatu tes, harus dihindarkan kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan tes tersebut. Tujuan dari prosedur tes dan pengukuran ini untuk memudahkan dalam melakukan tes, sehingga pelaksanaan dan hasilnya dapat sesuai dengan yang diharapkan.
(22)
Setelah data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data dengan statistik. Langkah-langkah pengolahan data tersebut ditempuh dengan menggunakan rumus yang dirujuk dari Sudjana (dalam Iwa 2013:38-40)
1. Menghitung skor rata-rata kelompok sampel dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
X = skor rata-rata yang dicari
= jumlah nilai data = jumlah sampel
2. Menghitung simpangan baku dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
√
Keterangan:
S = simpangan baku yang dicari n = jumlah sampel
= jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata 3. Mencari varians (S2) melalui rumus:
∑
Keterangan:
S2 = Varians yang dicari n = Jumlah sampel
= Skor yang diperoleh ∑ = Jumlah
4. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Kolmogorov
Smirnov dengan bantuan program SPSS 17 for windows
a. Menyusun hasil data pengamatan, yang dimulai dari hasil pengamatan yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar
(23)
b. Untuk semua nilai pengamatan x1, x2, x3, ... x11 dijadikan angka baku
z1, z2 ... zn dengan pendekatan z skor
̅
( ̅ dan S masing-masing rata-rata dan simpangan baku)
Keterangan :
Z = skor standar yang dicari = skor yang didapat
̅ = rata-rata hitung S = simpangan baku
a. Untuk tiap baku angka tersebut, dengan bantuan tabel distribusi normal baku (tabel distribusi Z). Kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi) dengan ketentuan: jika nilai Z negatif, maka dalam menentukan Fzi-nya adalah 0,5 – luas daerah distribusi Z(-), 0,5 + luas daerah distribusi Z(+).
b. Menentukan proposi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat kedudukannilai z pada nomer urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyaknya sampel.
5. Menguji homogenitas bartlet
Uji homogenitas, dilakukan untuk mengetahui apakah ada sampel yang terpilih menjadi responden berasal dari kelompok yang sama. Dengan kata lain, bahwa sampel yang diambil memiliki sifat-sifat yang sama atau homogen. Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji
Barlett. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian homogenitas
varians ini menurut Somantri dan Muhidin (2006:295), adalah:
a. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut
b. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan tabel perhitungan, dengan model tabel uji barlett.
(24)
d. Menghitung log dari varians gabungan e. Menghitung nilai barlett.
f. Menghitung nilai x².
g. Menentukan nilai dan titik kritis. h. Membuat kesimpulan
6. Menguji hipotesis kesamaan rata-rata (µ) uji satu pihak (Uji t Independen) dirujuk dari Somantri dan Muhidin (2006:298), dengan rumus :
a. Menentukan notasi
Jika, thitung = ttabel maka H0 diterima
Jika, thitung> ttabel maka H1 diterima
Rumusan hipotesis:
Ho: tidak terdapat perbedaan ….
H1 : terdapat perbedaan ….
b. Menentukan thitung
√
√
n : jumlah sampel
kor : korelasi dari pretes dan postes
Dalam perhitungannya peneliti menggunakan bantuan perhitungan program SPSS 17 for windows
c. Membandingkan thitung dengan ttabel
d. Mengambil kesimpulan,
H. Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Adapun prosedur analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah kesamaan dua rata-rata satu pihak atau uji t satu arah (Somantri dan Muhidin, 2006:298) yang lebih didahulukan satu pihak atau uji persyaratan analisis. Uji persyaratan analisis yang digunakan adalah uji normalitas dengan
(25)
uji liliefors (Sudjana, 1992:249) dan uji homogenitas menggunakan uji homogenitas Barlett (Somantri dan Muhidin, 2006:295).
(1)
Pendapat harsono (dalam Ryan 2012:61) “sebaiknya latihan dilakukan 3 kali dalam seminggu.” Kemudian mengacu pada Bompa (dalam Iwa 2013:36) menyatakan “During this time athleties should trening 3-5 time for week depending or their of development in athietes.”
Mengenai hal tersebut, pembelajaran dilaksanakan pada hari senin, Rabu dan jum’at pada pukul 14.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB. Pembelajaran yang dilaksanakan dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan, yang akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
Guru dan peneliti menyiapkan/menyusun skenario pembelajaran dan siswa diintruksikan untuk memahami skenario pembelajaran tersebut sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar berlangsung.
2. Tahap pelaksanaan
a. Kegiatan awal
Guru memberikan motivasi dan apersepsi kepada siswa serta menjelaskan tujuan dan pelaksanaan pembelajaran kata beregu dengan model pembelajaran peer teaching, serta memberikan penjelasan tentang inti tujuan dari kata beregu tersebut.
b. Kegiatan inti
Setelah melakukan apersepsi dan melakukan pre test terhadap materi minggu lalu, guru menghubungkan materi minggu lalu dengan topik yang akan dibahas waktu itu. Kemudian guru menerangkan secara umum tentang topik yang dibahas waktu itu. Lalu guru membuat kelompok antar siswa secara merata, artinya dalam satu kelompok terdapat siswa yang pintar sedang dan kurang pintar. Maksudnya agar terdapat keseragaman pemikiran nantinya.
Langkah berikutnya adalah sebagai berikut :
1) Guru menjelaskan topik, tujuan pembelajaran, dan langkah/kegiatan yang akan dilalui siswa
(2)
2) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-6 siswa secara merata (tiap kelompok terdapat siswa yang pintar).
3) Di dalam kelompoknya siswa belajar dari dan dengan sesama teman lain dengan cara yang saling menguntungkan serta berbagi pengetahuan, ide, dan pengalaman masing- masing.
4) Setiap anggota kelompok dituntut memberikan tanggapan serta pendapat mereka sendiri yang nantinya akan disatukan dalam satu kesimpulan.
5) Setiap kelompok merumuskan hasil diskusinya dalam satu kesimpulan atas dasar kesepakatan bersama.
6) Beberapa menit kemudian (sekitar 20 menit) salah satu anggota masing-masing kelompok secara bergiliran mengajarkan hasil temuannya di hadapan kelompok lain.
7) Setiap kelompok diminta memberikan tanggapan (kritik, saran, pendapat, pertanyaan, komentar, dll)
8) Perbedaan pendapat didiskusikan sampai permasalahan terpecahkan 9) Setiap masalah baru yang muncul dicatat oleh guru dan diberikan
solusinya
c. Kegiatan akhir
1) Guru memberi kesimpulan permasalahan dan pemecahannya, sehingga pemahaman setiap siswa seragam.
2) Penilaian dilakukan oleh guru saat proses pembelajaran sedang berlangsung (terutama pada langkah 3)
.
G. Teknik Pengolahan Data.
Untuk mendapatkan hasil yang objektif dalam suatu tes, harus dihindarkan kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan tes tersebut. Tujuan dari prosedur tes dan pengukuran ini untuk memudahkan dalam melakukan tes, sehingga pelaksanaan dan hasilnya dapat sesuai dengan yang diharapkan.
(3)
Setelah data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data dengan statistik. Langkah-langkah pengolahan data tersebut ditempuh dengan menggunakan rumus yang dirujuk dari Sudjana (dalam Iwa 2013:38-40)
1. Menghitung skor rata-rata kelompok sampel dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
X = skor rata-rata yang dicari
= jumlah nilai data = jumlah sampel
2. Menghitung simpangan baku dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
√
Keterangan:
S = simpangan baku yang dicari n = jumlah sampel
= jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata 3. Mencari varians (S2) melalui rumus:
∑
Keterangan:
S2 = Varians yang dicari n = Jumlah sampel
= Skor yang diperoleh ∑ = Jumlah
4. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Kolmogorov Smirnov dengan bantuan program SPSS 17 for windows
a. Menyusun hasil data pengamatan, yang dimulai dari hasil pengamatan yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar
(4)
b. Untuk semua nilai pengamatan x1, x2, x3, ... x11 dijadikan angka baku z1, z2 ... zn dengan pendekatan z skor
̅
( ̅ dan S masing-masing rata-rata dan simpangan baku)
Keterangan :
Z = skor standar yang dicari = skor yang didapat
̅ = rata-rata hitung S = simpangan baku
a. Untuk tiap baku angka tersebut, dengan bantuan tabel distribusi normal baku (tabel distribusi Z). Kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi) dengan ketentuan: jika nilai Z negatif, maka dalam menentukan Fzi-nya adalah 0,5 – luas daerah distribusi Z(-), 0,5 + luas daerah distribusi Z(+).
b. Menentukan proposi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat kedudukannilai z pada nomer urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyaknya sampel.
5. Menguji homogenitas bartlet
Uji homogenitas, dilakukan untuk mengetahui apakah ada sampel yang terpilih menjadi responden berasal dari kelompok yang sama. Dengan kata lain, bahwa sampel yang diambil memiliki sifat-sifat yang sama atau homogen. Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Barlett. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini menurut Somantri dan Muhidin (2006:295), adalah:
a. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut
b. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan tabel perhitungan, dengan model tabel uji barlett.
(5)
d. Menghitung log dari varians gabungan e. Menghitung nilai barlett.
f. Menghitung nilai x².
g. Menentukan nilai dan titik kritis. h. Membuat kesimpulan
6. Menguji hipotesis kesamaan rata-rata (µ) uji satu pihak (Uji t Independen) dirujuk dari Somantri dan Muhidin (2006:298), dengan rumus :
a. Menentukan notasi
Jika, thitung = ttabel maka H0 diterima Jika, thitung> ttabel maka H1 diterima Rumusan hipotesis:
Ho : tidak terdapat perbedaan …. H1 : terdapat perbedaan …. b. Menentukan t hitung
√ √
n : jumlah sampel
kor : korelasi dari pretes dan postes
Dalam perhitungannya peneliti menggunakan bantuan perhitungan program SPSS 17 for windows
c. Membandingkan thitung dengan ttabel d. Mengambil kesimpulan,
H. Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Adapun prosedur analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah kesamaan dua rata-rata satu pihak atau uji t satu arah (Somantri dan Muhidin, 2006:298) yang lebih didahulukan satu pihak atau uji persyaratan analisis. Uji persyaratan analisis yang digunakan adalah uji normalitas dengan
(6)
uji liliefors (Sudjana, 1992:249) dan uji homogenitas menggunakan uji homogenitas Barlett (Somantri dan Muhidin, 2006:295).