Nilai-nilai pendidikan karakter dalam buku Sirah Nabawiyah karya Syaikh Saffiyur Rahman al-Mubarakfury - Test Repository

  

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

DALAM BUKU SIRAH NABAWIYAH

KARYA SAYAIKH SAFIYYUR RAHMAN

AL-MUBARAKFURY

  

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

Oleh

SITI QOMARIAH

111 13 277

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

  

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

DALAM BUKU SIRAH NABAWIYAH

KARYA SAYAIKH SAFIYYUR RAHMAN

AL-MUBARAKFURY

  

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

Oleh

SITI QOMARIAH

111 13 277

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

KEMENTERIAN AGAMA

  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) Jl. Lingkar Salatiga Km. 2 Tel. (0298) 6031364 Salatiga 50716 Website :

  Dra. Maryatin, M.Pd

  Dosen IAIN Salatiga

  Persetujuan Pembimbing

  Lampiran : 4 Eksemplar Hal : Naskah Skripsi Saudara : Siti Qomariah

  Kepada Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga Di Salatiga Assalamualaikum Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya maka bersama ini, Kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama : Siti Qomariah NIM : 111-13-277 Fakultas/ Jurusan : FTIK/ PAI Judul : NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

BUKU SIRAH NABAWIYAH KARYA SYAIKH SAFIYYUR RAHMAN AL-MUBARAKFURY

  Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqasyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamualaikum Wr. Wb.

KEMENTERIAN AGAMA

  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) Jl. Lingkar Salatiga Km. 2 Tel. (0298) 6031364 Salatiga 50716 Website :

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda-tangan, di bawah ini: Nama : SITI QOMARIAH NIM : 111 13 277 Fakultas : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jurusan : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  

MOTTO

Jika Kau bermalas-malasan Hari ini

Bagaimana Massa Tuamu.

  ۡ ل ٱ ۡ ۡ دَقَل َۡيِّنِّم ؤُم

  ِّۡبۡمُك ي َلَعۡ ٌصيِّرَحۡ مُّتِّنَعۡاَمِّۡه يَلَعٌۡزيِّزَعۡ مُكِّسُفنَأۡ نِّ مۡ ٞلوُسَرۡ مُكَءٓاَج لُقَفْۡا وَّلَوَت ۡ ۡ ِّش رَع ل ٱ ۡ ُۡ َّللّ ٱ ۡ ۡ ١٢٨

  ۡ ُّبَرَۡوُهَوَۡۖ ُت َّكََّوَتِّۡه يَلَعََۡۖوُهۡ َّلَِّإَۡهََٰلِّإۡٓ َلَ ۡٞميِّحَّرۡ ٞفوُءَر نِّإَف ۡ َ ِّبِ سَحۡ ۡ ۡ ١٢٩ ۡ ل ٱ

  ِّۡميِّظَع

  Artinya: "Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang

  Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka berpaling (dari keimanan) bagimu, maka katakanlah, “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung.

  " (QS. At-Taubah ayat 128- 129)

  

PERSEMBAHAN

  Dengan penuh ketulusan hati dan segenap rasa syukur kepada Allah SWT, skripsi ini saya persembahkan kepada:

  1. Ibu Daryanti dan Bapak Tukimin tercinta yang telah mendidik, membimbing, memberikan kasih sayang, do’a dan segalanya, yang menjadi perantaraku untuk memperoleh tujuan hidupku, ilmu, iman, amal shalih dan ridho Allah.

  2. Kakak dan adikku tercinta, Rohmad Siyamto dan Akhmad Habib yang selalu mendukung dan membantuku.

  3. Anggota keluargaku yang selalu mendukungku dan selalu memberi semangat dan membantuku.

  4. Diah Fajar Utami, Inna Laila Rahmah, Alisa Utami dan Tri Astutik yang selalu memberi motivasi dan mendo’akanku.

  5. Ema Riyanawati, Nurgiyanto, dan Munawaroh yang telah memberikan dukungan, do’a dan semangat untukku.

  6. Teman-teman KKN 2017 posko 73 yang telah membantu dan mendukung saya.

KATA PENGANTAR

  

ِمْيِحَّرلا ِن ْحْْ رلا ِالله ِمْسِب

  Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Yang Terdapat Dalam Buku Sirah Nabawiyah Karya Syaikh Saffiyur Rahman Al-

  Mubarakfury”. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

  Skirpsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Penulis menyadari bahwa kemampuan yang penulis miliki sangatlah terbatas sehingga dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Arahan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah membantu terselesainya skripsi ini. oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

  4. Ibu Dra. Maryatin, M.Pd, selaku dosen Pembimbing Akademik dan dosen Pembimbing skripsi.

  5. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu kepada penulis.

  6. Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara tercinta yang telah memberikan dukungan moril dan materil serta do’a yang tiada henti-hentinya hingga terselesaikannya skripsi ini.

  7. Sahabat-sahabat perjuangan yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun material dalam penulisan skripsi ini.

  Demikian ucapan terima kasih ini penulis sampaikan, semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

  Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis, skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

  Salatiga, 15 Maret 2017

  Siti Qomariah

  NIM. 111 13 277

  

ABSTRAK

Qomariah, Siti, 2017.

  “Nilai-nilai pendidikan karakter dalam buku Sirah Nabawiyah karya Syaikh Saffiyur Rahman al- Mubarakfury”. Skripsi. Fakultas Tarbiyah.

  Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Maryatin, M.Pd

  

Kata Kunci: Nilai Pendidikan, Karakter, Sirah Nabawiyah karya Syaikh Safiyyur

Rahman al-Mubarakfury.

  Indonesia kini tengah dilanda krisis moral. Banyak anak bangsa yang saat ini terlibat dalam kenakalan remaja, seks bebas, tindakan kriminal, tawuran bahkan hamil pranikah yang berujung aborsi. Sedangkan kurikulum di Indonesia telah mengacu pada pendidikan karakter. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk mengkaji buku Sirah Nabawiyah karya Syaikh Safiyyur Rahman ini, dengan analisis (1) apa saja nilai-nilai pendidikan karakter dalam buku Sirah Nabawiyah? (2) bagaimana relevansi nilai-nilai pendidikan karakter dalam buku Sirah Nabawiyah dengan pendidikan Islam di Indonesia?. Untuk menjawab permasalahan diatas, maka penulis mengkaji buku tersebut dengan mengetahui nilai-nilai karakter yang terkandung dalam buku Sirah Nabawiyah dan relevansinya antara nilai karakter dalam buku tersebut dengan pendidikan Islam di Indonesia.

  Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian studi pustaka yang dilakukan dengan mengimpun dan menganalisi data yang bersumber dari perpustakaan, dengan metode library research dan literatur yang dilakukan dengan mengumpulkan sumber data primer berupa buku Sirah Nabawiyah karya Syaikh Safiyyur Rahman dan sumber data sekunder yang berupa buku pendidikan karakter. Adapun tekhnik analisis data yang dilakukan ada tiga tahap yaitu; metode dektutif yang dilakukan dengan menganalisi bab III pemikiran Syaikh Safiyyur Rahman dan bab IV untuk menarik peri kehidupan Rasulullah, kemudian metode Content Analysis dengan menganalisis isi untuk mengetahui nilai-niali yang terkandung dalam buku tersebut kemudian metode Reflektif Thinking yang digunakan untuk mengetahui relevansi antara pendidikan karakter dalam buku sirah nabawiyah dengan pendidikan Islam di Indonesia.

  Adapun hasil dari penelitian yaitu: (1) Ada 18 nilai pendidikan karakter dalam buku Sirah Nabawiyah yang terangkum dalam lima nilai dasar yang mengacu pada sifat Rasulullah yaitu; amannah, sidiq, fatonah dan tabligh. (2) Pendidikan karakter di Indonesia pada dasarnya sudah sesuai dan relevan dengan nilai karakter yang terdapat dalam buku Sirah Nabawiyah karya Syaikh Safiyyur Rahman Al- Mubarakfury.

  DAFTAR ISI

  SAMPUL ......................................................................................................... i LEMBAR BERLOGO ..................................................................................... ii JUDUL.............................................................................................................. iii PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... vi MOTTO ........................................................................................................... vii PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii KATA PENGANTAR .................................................................................... x ABSTRAK ....................................................................................................... xi DAFTAR ISI .................................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

  BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................. 7 C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8 D. Manfaat Penelitian................................................................................. 8 E. Penegasan Istilah ................................................................................... 9 F. Fokus Penelitian..................................................................................... 13 G. Metode Penelitian .................................................................................. 14 H. Sistematika Penulisan ............................................................................ 18

  BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 20 A. Diskripsi Nilai Pendidikan Karakter ...................................................... 20 B. Tujuan Pendidikan Karakter ................................................................... 25 C. Media Pendidikan Karakter .................................................................... 26 D. Urgensi Pendidikan Karakter ................................................................. 27 E. Macam-Macam Pendidikan Karakter...................................................... 31 BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN SYAIKH SAFIYYUR RAHMAN ........ 41 A. Biografi Penulis ...................................................................................... 41 B. Sistematika Penulisan Buku Sirah Nabawiyah ....................................... 45 C. Sinopsis Buku Sirah Nabawiyah ........................................................... 48 BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU SIRAH NABAWIYAH ....................................................................... 76 A. Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Buku Sirah Nabawiyah Karya Syaikh Safiyyur Rahman al-Mubarakfury ................................... 76 B. Relevansi Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Buku Sirah Nabawiyah dengan Praktik Pendidikan Islam di Indonesia ................... 104 BAB V PENUTUP ........................................................................................... 111 A. Kesimpulan ............................................................................................. 111 B. Saran ....................................................................................................... 113 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Daftar Pustaka 2. Riwayat Hidup Penulis 3. Foto Profile Syaikh Safiyyur Rahman Al-Mubarakfury 4. Cover Buku Sirah Nabawiyah 5. Nota Pembimbing Skripsi 6. Lembar Konsultasi 7. Surat Keterangan Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Term pendidikan karakter (character education) relatif baru berjalan

  dalam lingkungan praktisi pendidikan Islam dibandingkan dengan istilah pendidikan nilai (value education). Istilah sejenis yang menambah kerancuan pemahaman adalah pendidikan akhlak, pendidikan agama, pendidikan moral, etika dan pendidikan budi pekerti. Para penggiat Islam mempertanyakan adakah titik persamaan dan perbedaan antara ketujuh istilah tersebut dan tidak cukupkah pendidikan agama untuk merangkum keseluruhan persoalan yang berhubungan dengan perilaku serta watak manusia.

  Merebaknya kasus korupsi, kehamilan pranikah, aborsi, ancaman terorisme, meningkatnya kriminalitas, pelanggaran hak asasi manusia, ketidakadilan hukum, kerusakan lingkungan yang terjadi di berbagai pelosok negeri, tawuran yang terjadi dikalangan remaja, kekerasan dan kerusuhan mendorong para pemerhati untuk memasukan materi tambahan dalam pengemasan kurikulum. Usulan tambal-sulam matapelajaran dalam paket kurikulum menjadi ajang perdebatan panjang dan tarik ulur beragam kepentingan (vested interest). Khusus terkait dengan persoalan krusial perilaku siswa yang cenderung tidak selaras dengan cita ideal pendidikan, maka dimunculkan pendidikan karakter.

  Pendidikan karakter pada hakikatnya adalah pendidikan nilai (Kirschenbaum, 2000:5) yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Berbeda dengan pendidikan nilai yang hanya berfokus pada pengetahuan dan ketrampilan siswa, pendidikan karakter lebih memfokuskan cara membentuk peserta didik melalui moralnya, karena karakter sendiri adalah cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama (Golemen, 2001:11). Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan agama Islam yaitu: untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan kepada Allah, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Jadi pendidikan karakter dalam prespektif Islam adalah, upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimami ajaran Islam yang bersumber dari Al- Qur’an dan hadist serta bertaqwa, berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Islam yang menjadi identitas bagi kaum Muslim.

  Sementara itu, di dalam kebijakan nasional, antara lain ditegaskan bahwa pembangunan karakter bangsa merupakan kebutuhan asasi dalam proses berbangsa dan bernegara. Sehingga pemerintah Reformasi merumuskan misi pembangunan nasional dengan memposisikan pendidikan karakter sebagai misi pertama dari 8 misi. Hal ini sebagaimana tercantum dalam rencana pembangunan jangka panjang nasional tahun 2005-2025, yakni; terwujudnya karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, dan bermoral berdasarkan pancasila, yang dirincikan dengan watak dan perilaku manusia dan masyarakat Indonesia yang beragam, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, bertoleran, bergotong-royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, dan berorientasi ipteks (Kemko Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia, 2010:19).

  Dalam arah dan kebijakan dan prioritas pendidikan karakter ditegaskan bahwa pendidikan karakter sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pencapaian visi pembangunan nasional (Muclas, Samani, 2011:27). Hal ini telah sejalan dengan fungsi pendidikan agama Islam yaitu, agama Islam berfungsi untuk: penanaman nilai karakter, pengembangan keimanan dan ketaqwaan, penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial, pencegahan dari hal yang negatif, pengajaran dan penyaluran ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Namun fungsi pendidikan agama Islam ini dirasa masih kurang dalam pandangan pemerhati kurikulum pendidikan guna untuk menenamkan nilai karakter bagi peserta didik. Oleh karena itu, kini pendidikan karakter telah ditetapkan sebagai visi dan misi kurikulum 2013 atau yang sering disebut dengan KURTILAS. Dalam kaitanya dengan pendidikan karakter sebagai kurikulum, kini penyusunan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), baik SKL SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK seluruh komponennya baik secara implisit dan eksplisit mengandung nilai-nilai karakter. Gagasan ini merupakan bentuk pembaharuan pendidikan guna untuk mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional (Sadullah, 2014:75) serta pembangunan nasional. Sebagaimana tercantum dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 sebagai berikut:

  Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

  Islam telah memiliki tokoh dengan karakter yang sangat indah, dialah Rasulullah Salallahu Alaihi wa Sallam. Akhlak Rasulullah adalah Al-

  Qur’an, sedangkan Al- Qur’an adalah kitab Allah dan kalimat-kalimat-Nya yang sempurna. Begitulah Aisyah mengibaratkan tentang akhlak Rasulullah, sehingga beliau menjadi suri tauladan seluruh umat Islam di seluruh dunia. Sebagaimana Allah telah berfirman dalam surah al-Ahzab [33]: 21.

  ُ

ۡ ۡ َۡم وَ لۡٱ َۡۡو َۡ َّللّٱ ْۡاوُج رَيۡ َن َكَۡنَمِّ لۡٞةَن َسَحٌۡةَو س أ ۡ ِّۡ َّللّٱ َلۡ َنَكَ ۡ ۡ دَقَّل

َۡرِّخلۡأٓٱ

  ۡ ِّلوُسَرۡ ِّفِۡ مُك َك ۡ ۡ ٢١ ۡ َۡ َّللّٱ َۡرَكَذَو ۡاٗيرِّث

  Artinya :

  “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan

yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (Q.s Al-Ahzab

  [33]: 21) Pakar tafsir, az-Zamakhsyari, ketika menafsirkan ayat di atas, mengemukakan 2 kemungkinan tentang maksud keteladanan yang terdapat pada diri Rasulullah itu. Pertama, dalam arti kepribadian beliau secara totalitasnya adalah teladan. Kedua, dalam arti terdapat dalam kepribadian beliau hal-hal yang patut diteladani. Pendapat pertama lebih kuat dan merupakan pilihan banyak ulama (Quraish Shihab, 2002:244).

  Akhlak yang beliau miliki telah mencakup seluruh aspek kehidupan: politik, ekonomi, sosial dan budaya. Lebih dari itu, beliau juga mengajarkan manusia untuk beramal di dunia dengan orientasi akhirat yang kekal. Kehidupan akhirat adalah tujuan hidup manusia, sedangkan kehidupan dunia adalah sarana mencapai tujuan tersebut. Sehingga manusia akan berperilaku baik kepada siapa pun dan terhadap apa pun.

  Siddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan),

  dan fathanah (cerdas) merupakan sifat-sifat utama kerasulan yang beliau miliki. Pada peristiwa peletakan Hajar Aswad, beliau belum diangkat menjadi rasul. Namun, berbagai suku yang berseteru menghormati dan menyepakati saran beliau. Bahkan berbagai suku yang terlibat konflik dalam memasang Hajar Aswad, semua puas dengan solusi jitu yang disodorkannya sehingga beliau mendapat julukan Al-Amin (seseorang yang sangat terpercaya) dan jujur.

  Pendidikan Islam pada masa Nabi saw merupakan masa “pembinaan” pendidikan Islam, di mana pada masa ini merupakan wujud pembelajaran dari ayat-ayat al-Qur

  ’an yang diturunkan kepada Rasulullah saw. Melalui Nabi saw lah, ayat-ayat dan isi kandungan al-Qur ’an disampaikan kepada umat manusia. Proses penyampaian ayat dan petunjuk serta suri teladan yang diperlihatkan oleh nabi Muhammad Salallahu Alaihi wa Sallam itulah yang disebut dengan pendidikan (A.Susanto, 2010), sehingga karakter dan suri teladan Rasulullah saw dapat dijadikan sebagai materi Pendidikan Karakter yang paling baik dan paling sempurna.

  Melalui buku Sirah Nabawiyah (ar-Rachiiqu al-Makhtuum) karya Syaikh Shafiyur Rahman al-Mubarakfury, materi Pendidikan Karakter Rasulullah dapat disusun menjadi bagian dari kurikulum Pendidikan Nasional, khususnya pendidikan spiritual. Buku tersebut adalah hasil kajian yang mendapat juara pertama dalam lomba penyusunan sejarah nabi pada kancah internasional. Buku tersebut juga diyakini paling lengkap dan menyampaikan sejumlah peristiwa yang terlewatkan di buku-buku sirah yang lain. Sehingga, kumpulan kehidupan beliau di dalamnya mampu mengisi ketidakseimbangan materi pendidikan saat ini, mulai dari ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik.

  Dengan pertimbangan latar belakang diatas maka penulis berniat menggali nilai-nilai pendidikan karakter dalam buku Sirah Nabawiyah (ar-

  Rachiiqu al-Makhtuum karya Syaikh Safiyyur Rahman Al-Mubarakfury, yang

  mengkaji perjalanan Rasullulah, dari sebelum lahirnya Rasulullah hingga perjuangan Rasullulah menyiarkan agama Islam, hingga wafatnya Rasulullah.

  Untuk itu, maka dalam penelitian ini penulis memberi judul: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU SIRAH NABAWIYAH KARYA SYAIKH SAFIYYUR RAHMAN AL-MUBARAKFURY. Penulis akan berusaha mengulas nilai-nilai pendidikan karakter dalam buku Sirah

  Nabawiyah yang didasarkan pada 18 nilai karakter yang tengah

  dikembangkan di Indonesia. Diharapkan nantinya dapat dijadikan referensi dalam pembimbingan karakter para pelajar dan juga masyarakat umum.

B. Rumusan Masalah

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.

  Apa saja nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam buku Sirah

  Nabawiyah (ar-Rachiiqu al-Makhtuum) karya Syaikh Saffiyur Rahman

  Al-Mubarakfurry?

  2. Bagaimana relevansi nilai-nilai pendidikan karater dalam buku Sirah

  Nabawiyah (ar-Rachiiqu al-Makhtuum) karya Syaikh Saffiyur Rahman

  Al-Mubarakfury dengan praktik pendidikan Islam di Indonesia? C.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1.

  Mengetahui apa saja nilai-nilai pendidikan karakter dalam buku Sirah

  Nabawiyah (ar-Rachiiqu al-Makhtuum ) karya Syaikh Saffiyur Rahman Al-Mubarakfurry.

  2. Mengetahui relevansi nilai-nilai pendidikan karakter dalam dalam buku

  Sirah Nabawiyah (ar-Rachiiqu al-Makhtuum) karya Syaikh Saffiyur Rahman Al-Mubarakfury dengan praktik pendidikan Islam di Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

  Manfaat dari penelitian ini dapat dikemukakan menjadi dua bagian, yaitu:

  1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan khususnya mengenai pendidikan karakter yang ada pada diri

  Rasulullah serta kontribusi teoritis bagi dunia pendidikan.

  2. Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat: a. Meningkatkan kecintaan terhadap Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam . b.

  Memperbaiki pendidikan karakter yang lebih benar sesuai syari’at Islam, menjadi bahan tambahan dan penyempurnaaan kurikulum lembaga pendidikan Islam.

  c.

  Meningkatkan efektifitas terhadap kehidupan sosial dan sebagai masukan yang membangun, guna untuk meningkatkan kualitas lembaga pendidikan terutama pendidikan Islam.

E. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari penafsiran dan kesalah pahaman dalam mengemukakan pengertian dan penegasan judul skripsi ini maka dijelaskan sebagai berikut: 1.

  Nilai Pendidikan Karakter Nilai adalah sesuatu yang dianggap baik, disukai, dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau kelompok orang sehingga prefrensinya tercermin dalam perilaku, sikap dan perbuatan-perbuatannya. (Ensiklopedia Pendidikan, 2009:106).

  Istilah Pendidikan Karakter tersusun atas 2 kata; pendidikan, dan karakter. Secara bahasa, pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keslamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Sedangkan, karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu yang mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut dan merupakan

  ‘mesin’ pendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berujar dan merespon sesuatu (Kertajaya, 2010:3).

  Pendidikan Karakter adalah pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah (Darma Kusuma, 2011:5).

  Dengan demikian nilai pendidikan karakter adalah sesuatu nilai yang dianggap baik dan benar yang ditanamkan dengan pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu.

2. Sirah Nabawiyah

  Pada hakikatnya, istilah Sirah Nabawiyah merupakan ungkapan tentang risalah (ajaran) yang dibawa Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada masyarakat manusia, untuk mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya, dari penyembahan terhadap hamba kepada penyembahan terhadap Allah swt (al-Mubarakfuri oleh Suhardi, 1997:25).

  Berdasarkan kitab Lisanul Arab, kata as-sirah artinya kebiasaan, jalan, cara, dan tingkah laku. Sedangkan pada pengertian umum, kata

  sirah membawa maksud perincian hidup seseorang atau sejarah hidup

  seseorang. Para ulama telah bersepakat menyatakan bahwa apa yang dimaksud dengan as-Sirah an-Nabawiyah adalah rekaman sejarah hidup Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam yang komprehensif dan kini sudah menjadi satu nama atau satu istilah disiplin ilmu yang tersendiri. kses 3 oktober 2016)

  Sirah Nabawiyah ini merupakan terjemahan dari kitab ar-Rahiiqul al- Makhtum. Sebagaimana judulnya buku ini membahas secara rinci

  perjalanan hidup Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang memiliki keindahan yang patut untuk diteladani. Buku ini terdiri atas 54 bab pembahasan, yang dimulai dari latar belakang diterbitkan buku ini, latar belakang diterjemahkan buku ini, pengenalan terhadap penulis, kemudian dilanjutkan dengan bab 1, bab 2, hingga bab 54. Buku ini memamparkan secara rinci posisi bangsa Arab dan kaumnya, kelahiran Rasulullah, kehidupan Rasulullah, hingga pada wafatnya Rasullulah. Pada bagian akhir buku ini memberikan paparan tentang sifat dan akhlak Rasulullah, yang meliputi keindahan fisik dan kesempurnaan jiwa dan kemuliaan akhlak beliau.

  Jadi, istilah Sirah Nabawiyah adalah perjalanan hidup Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam yang penuh hikmah, pembelajaran, dan risalah Islam.

3. Kitab ar-Rachiiqu al-Makhtuum

  Dalam Kamus Al-Munawwir, kata ar-Rachiiqu bermakna nektar, madu bunga, dan lebah. Sedangkan al- Makhtuum bermakna yang dicap, distempel, disegel, dilak (A.W, 2002:323). Jadi, ar-Rachiiqu al-Makhtuum ( موتخملا قيحرلا) artinya nektar yang tersimpan rapi. Istilah ar-Rachiiqu al-

  Makhtuum (

  موتخملا قيحرلا) merupakan sebuah judul kitab yang dibuat oleh penulis kitab tersebut untuk menarik minat agar pembaca mau menelusuri dan memperlajari sejarah kehidupan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam bertema Sirah Nabawiyah.

4. Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfury

  Syaikh Shafiyur Rahman al-Mubarakfury adalah seorang cendekiawan muslim dan ulama yang lahir sekitar tahun 40-an di sebuah desa yang dekat dengan kota Banares, India. Selanjutnya beliau melanjutkan studi formalnya di India. Selama beberapa tahun, kemudian beliau menjadi dosen di Universitas Salafiyah, Banares, India. Beliau kemudian sibuk sebagai pimpinan redaksi sebuah majalah bulanan yang diterbitkan oleh Universitas tersebut, yang bernama Muhaddits.

  Tidak hanya itu saja Syekh Safiyyur Rahman ini juga terkenal dalam bidang intelektualnya dengan karyanya dalam bidang tafsir, hadist dan firaq. Karena kepiwaiannya beliau dalam bidang intelektual, akhirnya pada tahun 1936 H, karya beliau yang berjudul ar-Rachiiqu al- Makhtuum,

  Bahtsum Fis-Sirah An- Nabawiyyah ‘Alaa Shahibihaa Afdhalish-Shalaati

Was-Salaam berhasil meraih gelar sebagai juara pertama dalam lomba

  penulisan sirah nabawiyah yang diselenggarakan oleh Rabithah al Alam di Pakistan. karya beliau ini kemudiaan diterjemahkan oleh

  al-Islamy

  beliau kedalam bahasa Urdu, dan kini diterjemahkan hampir ke semua bahasa dunia, termasuk bahasa Indonesia.

  Ar-Rachiiqu al- Makhtuum, Bahtsum Fis-Sirah An-Nabawiyyah ‘Alaa Shahibihaa Afdhalish-Shalaati Was-Salaam dalam bahasa Indonesia

  diberi judul Sirah Nabawiyah, yang diterjemahkan oleh Kathur Suhardi dan diterbitkan oleh Pustaka Al-Kautsar Jakarta Timur.

  Jadi, maksud dari judul skripsi diatas adalah pembelajaran dan penanaman nilai yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh, yang melibatkan aspek pengetahuan, perasaan, dan tindakan dalam bentuk peneladanan nilai-nilai karakter yang mengacu pada tokoh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam buku Sirah Nabawiyah terjemahan kitab ar-Rachiiqu al- karya Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfury.

F. Fokus Penelitian

  Karakter Rasulullah adalah Al- Qur’an dengan segala kemulianya. Ada 99 nilai karakter Rasulullah dalam buku Sirah Nabawiyah karya Syaikh

  Saffiyur Rahham, dari 99 karakter tersebut penulis rangkum menjadi 4 nilai, yang menjadi dasar karakter Rasulullah, yang meliputi sidiq, amanah, tablig, dan fatonah. Penelitian ini difokuskan pada 18 nilai karakter yang tengah dikembangkan di Indonesia.

  Jadi dari sekian banyak nilai karakter Rasulullah dalam buku Sirah Nabawiyah yang didasarkan pada 4 nilai dasar ini di ambil 18 nilai karakter yang tengah di kembangkan di Indonesia. Adapun dari ke 18 nilai karakter tersebut meliputi; relegius, tanggung jawab, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, gemar membaca, menghargai prestasi, demokratis, peduli nsosial, bersahabat, peduli lingkungan, toleransi, semangat kebangsaan, cinta tanah air dan cinta damai.

G. Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian dan Pendekatan Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian studi pustaka yaitu suatu penelitian yang dilakukan di ruang perpustakaan untuk menghimpun dan menganalisis data yang bersumber dari perpustakaan, baik berupa buku-buku, periodikal-periodikal, seperti majalah-majalah ilmiah, dokumen-dokumen, dan materi perpustakaan lainnya, yang dapat dijadikan sumber rujukan untuk menyusun suatu laporan ilmiah (Abdurrahmat Fathoni, 2006:95-96).

  Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian diskriptif yaitu sebuah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan gejala agama, sosial, politik, ekonomi dan budaya. Metode deskriptif ini bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat- sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Moh. Nazir, 1988:63).

  Berdasarkan atas modelnya, jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian biografi, yaitu studi terhadap seseorang atau individu yang dituliskan oleh peneliti atas permintaan individu tersebut atau atas keinginan peneliti yang bersangkutan (Haris Herdiansyah, 2012:64).

  Sedangkan Denzin & Lincoln, 1994 (dalam Haris, 2012:65) mendefinisikan biografi sebagai suatu studi yang berdasarkan kepada kumpulan dokumen-dokumen tentang kehidupan seseorang yang melukiskan momen penting yang terjadi dalam kehidupannya tersebut.

  Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kualitatif

  Literer yaitu pendekatan yang tidak bisa diukur atau dinilai dengan angka

  secara langsung. Dalam hal ini hendak diuraikan nilai-nilai pendidikan karakter dalam buku Sirah Nabawiyah karya Syaikh Safiyyur Rahman Al-Mubarakfury dan relevansinya dengan pendidikan Islam di Indonesia.

2. Teknik Pengumpulan Data

  Pengumpulan data adalah prosedur yang sisitematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Adapun tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: a. library research (penelitian kepustakaan). Maka peneliti menggunakan teknik yang diperoleh dari perpustakaan dan dikumpulkan dari kitab-kitab dan buku-buku yang berkaitan dengan objek penelitian.

  b.

  Literatur yaitu yaitu salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial untuk menulusuri data histories (Burhan, 2008:121). Sedangkan menurut Sugiyono

  (2005:329), literatur merupakan penelitian yang berupa catatan- catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dan dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah karya monumental buku Sirah

  Nabawiyah terjemahan Kathur Suhardi dari kitab ar-Rachiiqu al- Makhtuum karya Syaikh Safiyurrahman Al- Mubarakfury.

3. Sumber Data

  Sumber data dalam penelitian ini terdiri atas sumber primer dan sumber sekunder. Kedua sumber data penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut: a.

  Sumber Primer, adalah sumber yang langsung berkaitan dengan permasalahan yang didapat yaitu: Sirah Nabawiyah terjemahan Kathur Suhardi dari kitab ar-Rachiiqu al Makhtuum karya Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfury.

  b.

  Sumber Sekunder, adalah data yang diperoleh dari sumber pendukung untuk memperjelas data primer. Yaitu buku Pendidikan Karakter

  membangun karakter anak sejak dari rumah (Abdullah Munir), Pendidikan Karakter Perspektif Islam (Ahmad Tafsir), Pedagogik

  (Uyoh Sadullah), buku-buku lain yang relevan dengan pendidikan karakter, Jurnal Pendidikan Karakter Peran Pendidikan Karakter

  Dalam Mengembangkan Kecerdasan Moral (Deny Setiawan) dan media elektronik internet yang mendukung objek penelitian.

4. Teknik Analisis Data

  Menurut Patton, 1980 (dalam Lexy J. Moleong 2002: 103) menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Dalam menganalisis data yang ada, penulis menggunakan dua metode yaitu: a.

  Metode Deduktif Metode deduktif adalah penelitian yang bertitik tolak dari penyataan yang bersifat umum dan menarik kesimpulan yang bersifat

  Khusus (Sukandarrumidi, 2006:40). Adapun tahapan penggunaan metode ini adalah metode deduktif ini digunakan untuk menganalisis pada bab III tentang biografi karya-karya penulis, dan sinopsis buku

  Sirah Nabawiyah , kemudian di bab IV digunakan untuk menarik peri

  kehidupan Nabi Muhammad menjadi berbagai nilai pendidikan karakter.

  b.

  Metode Content Analysis Metode Content Analysis (analisis isi) menurut Weber sebagaimana dikutip oleh Soejono dalam bukunya yang berjudul:

  Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan, adalah: “metodologi penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau dokumen” (Soejono, 2005:13). Dengan teknik analisis ini penulis akan menganalisis terhadap makna atau pun isi yang terkandung dalam ulasan-ulsan buku Sirah Nabawiyah dan kaiatanya dengan nilai-nilai pendidikan karakter.

  c.

  Metode Reflektif Thinking Metode Reflektif thinking yaitu berfikir yang prosesnya mondar-mandir antara yang emperi dengan yang abstrak. Emperi yang khusus dapat saja menstimulasi berkembangnya yang abstrak yang luas, dan menjadikan mampu melihat relevansi emperi pertama dengan emperi-emperi yang lain yang termuat dalam abstrak baru yang dibangunnya (Muhadjir, 1991:66-67). Metode ini digunakan untuk melihat relevansi antara pendidikan karakter dalam buku Sirah

Nabawiyah dan nilai-nilai pendidikan karakter kontemporer.

H. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan yang penulis maksud di sini adalah sistematika penyusunan skripsi dari bab ke bab. Sehingga skripsi ini menjadi satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Hal ini bertujuan agar tidak ada pemahaman yang menyimpang dari maksud penulisan skripsi ini.

  Adapun sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab dengan sistematika sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan, bab ini akan menguraikan: Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan.

  Bab II : Landasan Teori, bab ini akan menguraikan: Deskripsi pendidikan karakter, tujuan dan fungsi pendidikan karakter, media pendidikan karakter, urgensinya pendidikan karakter, dan macam-macam pendidikan karakter.

  Bab III : Deskripsi Pemikiran Syaikh Safiyyur Rahman Al- Mubarakfury, bab ini akan menguraikan: Biografi penulis yang meliputi: biografi penulis dan karya-karya penulis. Selain itu dalam bab ini juga membahas sistematika penulisan buku dan sinopsis buku.

  Bab IV : Analisis Nilai Pendidikan Karakter Dalam Buku Sirah Nabawiyah Karya Syaikh Safiyyur Rahman Al-Mubarakfury, bab ini akan diuraikan: nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam buku Sirah

  

Nabawiyah karya Syaikh Safiyyur Rahman Al-Mubarakfury dan relevansi

  nilai-nilai pendidikan karakter dalam buku Sirah Nabawiyah karya Syaikh Safiyyur Rahman Al-Mubarakfury dengan praktik pendidikan Islam di Indonesia.

  Bab V : Penutup, bab ini akan menguraikan: Kesimpulan dan saran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter Nilai adalah alat yang menunjukan alasan dasar bahwa cara

  pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara sosial dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawanan. Nilai memuat elemen pertimbangan ide-ide seorang individu mengenai hal-hal yang benar, baik, atau diinginkan, sehingga dengan nilai ini seseorang individu memiliki ciri khasnya masing-masing (Ensiklopedia, 2009:106).

  Nilai me nurut Daroseo (1984:29), adalah “suatu penghargaan atau kualitas terhadap sesuatu atau hal, yang menjadi dasar penentu tingkah laku seseorang karena sesuatu hal itu menyenangkan, memuasakan, menarik, berguna, menguntungkan, atau merupakan suatu sistem keya kinan”. Jadi nilai adalah ide-ide setiap individu yang di anggap baik dan benar yang menjadi dasar pijakan individu tersebut untuk berperilaku. Ide ini dadasarkan atas sesuatu penghargaan atau kualitas terhadap suatu hal yang didapat oleh setiap individu.

  Sedangkan pendidikan secara singkat dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memanusiakan manusia. Hal ini berarti, seorang bayi yang lahir tidak dengan sendirinya akan menjadi manusia (yang berbudaya). Untuk menjadikan manusia yang berbudaya haruslah melalui pengembangan dan pembinaan jasmani dan rohani melalui aktifitas pendidikan, dengan kata lain pendidikan merupakan proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat jadi beradat.

  Pendidikan bukan merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas yakni sebagai sarana pembudayaan dan penyaluran nilai.

  Anak harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh dimensi dasar kemanusiaan. Dimensi kemanusian itu mencakup sekurang-kurangnya 3 hal mendasar, yaitu: (1) efektif yang tercermin pada kualitas keimanan, ketakwaan, akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur dan kepribadian unggul, serta kompetensi estetis, yang artinya pendidikan harus mampu menumbuh kembangkan sifat relegius dan budi pekerti anak serta kepekaan sifat sosial setiap peserta didik; (2) kognitif yang tercermin pada kapasitas pikir dan daya intelektualitas untuk menggali dan mengembangkan serta menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi, ini berarti bahwa pendidikan harus mampu membuat peserta didik mampu menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi, serta mampu mengajarkan ilmu yang dimilikinya; dan (3) psikomotorik yang tercermin pada kemampuan mengembangkan ketrampilan tekhnis, kecakapan praktis, dan kompetensi kinestetis.

  Mengacu pada unsur dasar dan komponen pokok pendidikan, secara singkat- padat, (Muhadjir, 1993:9) menyatakan bahwa “pendidikan adalah upaya terprogram dari pendidik-mempribadi untuk membantu peserta didik agar berkembang ketingkat yang normatif lebih baik dengan cara yang normatif pula”. Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah sarana untuk menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keslamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya (Sadullah, 2013:23).