JU R U SA N T A R B IY A H PR O G R A M T R A N SF E R P E N D ID IK A N AG A M A ISL A M SE K O L A H TIN G G I A G A M A ISL A M NEG ER I (STAIN) SA L A T IG A 2009

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SHALAT MELALUI METODE

  M O D E L I N G T H E W A Y T A D A SISWA KELASIV.

  MIHIDAYATUS-SYUBBAN KARANGROTO GENUK SEMARANG TAHUN 2009 SK R IPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan MeJengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) dalam Ilmu Tarbiyah JU R U SA N T A R B IY A H PR O G R A M T R A N SF E R P E N D ID IK A N AG A M A ISL A M SE K O L A H TIN G G I A G A M A ISL A M NEG ER I (STAIN) SA L A T IG A 2 0 0 9

  D E P A R T E M E N A G A M A Rl S E K O L A H T I N G G I A G A M A IS L A M N E G E R I ( S T A IN ) S A L A T IG A

  J l Station 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : E-mail: administrasi@stain.<Mlatiea.ac.id

  

DEKLARASI

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi mated yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.

  D e m ik ia n d ek larasi ini dibuat o le h p e n u lis u n tu k d ap at d im aklum i.

  Salatiga, September 2009 Penulis,

  NIM : 121 07 006

  D E P A R T E M E N A G A M A Rl S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

  Website : Drs. Djoko Sutopo

  DOSEN STAIN SALATIGA

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah skripsi

  Saudari: Umi Kulsum Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

  Assalamu'alaikum. Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari:

  Nama : UMI KULSUM NIM : 121 07 006

  Jurusan / Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam Judul : Upaya Meningkatkan Keterampilan Shalat Melalui

  Metode Modeling The Way Pada Siswa Kelas IV ° MI Hidayatus-Syubban Karangroto Genuk

Semarang Tahun 2009

  Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut di atas supaya segera dimunaqo syahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamu'alaikum, Wr, Wb.

  Salatiga, September 2009 Pembimbing

  Drs. Dioko Sutopo

  NIP. 19560603 198703 1 002

  D E P A R T E M E N A G A M A Rl S E K O L A H T I N G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A

  JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706,323433 Salatiga 50721 Website :

  

P E N G E S A H A N KELULUSAN

  Skripsi Saudari : Umi Kulsum dengan Nomor Induk Mahasiswa : 121 07 006 yang beijudul : "UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SHALAT

  

MELALUI METODE MODELING THE WAY PAD A SISWA KELAS IV

MI HIDAYATUS-SYUBBAN KARANGROTO GENUK SEMARANG

TAHUN 2009". Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan

  Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga (STAIN) pada hari: Sabtu, 12 September 2009 M yang bertepatan dengan tanggal

22 Ramadhan 1430 H

  dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.).

  12 September 2009 M Salatiga, -----------------------

  22 Ramadhan 1430 H Panitia Ujian

  Ketua Sidang Sekretaris Sidang

  r. Imam Sutomo. M.Ag^'vsu Dr. H. Muh. Saerozi M.Ag

  IP. 19580827 198303 1 NIP. 19660215 199103 1 001 Penguji I

  M ufiq.RAg, MTPhil Abdul Aziz N .P ,!K.^g. M.M N I P . 19690

  7 199603 1 004 NIP.19701028 20l*)03 1 001

  Pembimbing

  

Drs. Dioko Sutopo

  NIP. 19560603 198703 1 002

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

  A. Q.S Ibrahim 40

  "Tuhan kami, kadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah do'aku aku"

  B. HR. Abu Dawud dan Tirmidzi

  "Ajarkan anak tentang, shalat pada usia tujuh tahun, dan pukidlah mereka jika tidak mengerjakannya pada usia sepuluh tahun, serta pisahkan mereka dalam tempat tidur"

  PERSEMBAHAN

  Dangan segala kerendahan hati, aku persembahkan skripsi ini untuk orang tuaku tercinta Bapak Alwi dan Ibu Siti Alfiah, beserta adik-adikku tersayang Fajriatul Muflihah dan Muhammad Mizabul Falah, calon suamiku Sutopo, kerabat- kerabatku, dan almamaterku.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan seluruh alam yang telah memberi nikmat begitu melimpah dan tanpa batas, sehingga rasa sukur hanya patut dihaturkan kepada-Nya.

  Shalawat salam atas Rasul-Nya Muhammad SAW, yang membawa sinar terang ke dunia, sehingga semakin jelas yang hak dan batil. Amin Waba'du Kajian tentang metode merupakan bagian integral yang tidak terpisahkah dari proses pendidikan. Bahkan seringkali teijadi perdebatan tarik menarik mana yang lebih penting, metode yang baik ataukah metode yang baik untuk mencapai tujuan Proses Belajar Mengajar (PBM). Namun terlepas dari mana yang lebih penting dari keduanya, perdebatan tersebut menunjukkan metode tidak dapat dipandang sepele terhadap keberhasilan PBM.

  Metode modeling the Way dalam keterampilan shalat, merupakan upaya dilakukan guru dengan cara memberi siswa kesempatan untuk berlatih melalui demonstrasi keterampilan khusus yang diajarkan di kelas dan altematif yang tepat untuk bermain peran. Peserta didik diberikan waktu yang singkat untuk membuat skenarionya sendiri, menentukan bagaimana mereka iingin menggambarkan kecakapan dan teknik yang barn saja dilakukan di kelas.1 Sehingga menjadi pengetahuan dan keterampilan yang melekat pada diri siswa. Tampaknya metode 1

1 Silberman Melbin L. A ctive Learning; 101 Strategi Pembelajaran A k tif Yogyakarta:

  modeling the way

  semacam ini untuk mengajar shalat terhadap siswa Madrasah Ibtidaiyah lebih efektif dibandingkan dengan metode lain.

  Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyadari peran dari banyak pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dihaturkan rasa terima kasih, terutama kepada:

  1. Bapak Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Dr. Imam Sutomo, M.Ag

  2. Bapak dosen pembimbing Bapak Drs. Djoko Sutopo atas bimbingan, arahan, dan motivasi yang diberikan

  3. Bapak Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam, Bapak Fatchurrahman, M.Pd

  4. Kepala MI Hidayatus-Syubban Karangroto Genuk Semarang beserta dewan guru yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian dan penyusunan skripsi ini.

  5. Kedua orang tuaku tersayang, Bapak Alwi dan Ibu Siti Alfiah dan keluarga Besar Bani KH. Muhammad Ridwan. Atas do'a, dukungan, dan motivasi pemupukan semangat melampaui masa-masa sulit mengeijakan skripsi ini

  6. Kedua adikku tercinta Fajriatul Muflihah dan Muhammad Mizabul Falah.

  Terima kasih atas dukungan, motivasi dan do'anya yang tiada berhenti.

  7. Calon suamiku Sutopo. Atas do'a, dukungan, motivasi dan selalu menemani baik senang maupun susah.

  Dan kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu disini. Semoga Allah SWT, membalas dengan yang lebih baik dan mencatat sebagai amal shalih. Amin

  Akhimya segala kritik dan saran guna perbaikan dari sidang pembaca sekalian sangat diharapkan. Segala kesempumaan milik Allah SWT, dan segala kekurangan milik makhluk-Nya, Ihdinas Shirothol mustaqim. Amin

  Salatiga, 8 September 2009 Penulis

  

ABSTRAK

  Setelah data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis rata-rata. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan ada peningkatan keterampilan shalat siswa setelah adanya pengajaran dengan menggunakan metode Modeling the Way. Dari perhitungan persentase dapat disimpulkan bahwa tingkat ketrampilan shalat siswa mengunakan selain Metode

  67,5%.

  Berdasarkan nilai rata-rata tersebut, dapat disimpulkan, bahwa tingkat keterampilan shalat siswa kelas IV MI Hidayatus-Syubban Karangroto Genuk Semarang mengalami kenaikan setelah dilakukan pelatihan dengan menggunakan metode modeling the way. Tingkat kenaikan tersebut mencapai 31,4 point atau

  adalah sedang dan tingkat ketrampilan shalat siswa yang menggunaan metode Modeling the Way kategori sangkat tinggi adalah 70,4 % dengan jumlah 19 siswa, dengan demikian tingkat ketrampilan shalat siswa yang menggunaan metode Modeling the Way adalah sangat tinggi.

  Modeling the Way

  dengan demikian tingkat ketrampilan shalat siswa mengunakan selain Metode

  

Modeling the Way kategori sedang adalah 96,3 % dengan jumlah 26 siswa,

  Penelitian ini mengunakan metode penelitian eksperiman. Subyek penelitian sebanyak 54 responden mengunakan tehnik penelitian populasi, pengumpulan data menggunakan angket, metode observasi, interview dan metode demonstrasi.

  UMI KULSUM (NIM 121 07 006) UP AY A MENINGKATKAN KETERAMPILAN SHALAT MELALUI METODE MODELING THE WAY PADA SISWA KELAS IV MI HIDAYATUS-SYUBBAN KARANGROTO GENUK SEMARANG TAHUN 2009

  keterampilan shalat siswa kelas IV MI Hidayatus-Syubban Karangroto Genuk Semarang tahun 2009

  

Modeling the Way. 2) Deskriptif metode Modeling the Way dalam meningkatkan

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Peningkatan siswa kelas IV MI Hidayatus-Syubban Karangroto, Genuk, Semarang tahun 2009 dalam memahami ketrampilan shalat sebelum dan sesudah mendapatkan metode

  dapat meningkatkan keterampilan shalat siswa kelas IV MI Hidayatus-Syubban Karangroto, Genuk, Semarang tahun 2009?

  Modeling the Way

  Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimana peningkatan siswa kelas IV MI Hidayatus-Syubban Karangroto, Genuk, Semarang tahun 2009 dalam memahami keterampilan shalat sebelum dan sesudah mendapatkan metode Modeling the Way ? 2) Bagaimana deskriptif metode

  Dengan demikaian, hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ’’metode Modeling the Way cukup efektif dalam upaya meningkatkan keterampilan shalat siswa kelas IV MI Hidayatus-Syubban Karangroto Genuk Semarang” diterima.

  DAFTAR ISI

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  2. Penggunaan Metode Modeling the Way dalam

  

  3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Modeling the

  

  

  

  

  

   D. Peningkatan Keterampilan Shalat Berdasarkan Metode

  

   BAB III LAPORAN UMUM DAN HASIL PENELITIAN

  A. Situasi Umum MI Hidayatus-Syubban Karangroto

  

  

  

  

  

  

  

  BAB IV ANALISIS DATA

  

  

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terminologi pendidikan selalu menempatkan kajian tentang metode sebagai bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan. Bahkan seringkali teijadi perdebatan dan tarik menarik antara mana yang

  lebih penting, materi yang baik ataukah metode yang baik untuk tujuan Proses Belajar Mengajar (PBM). Namun terlepas dari hasil mana yang lebih penting dari keduanya, perdebatan tersebut menunjukkan metode tidak dapat dipandang sebelah mata dalam keberhasilan proses belajar mengajar.

  Metode ialah jalan atau cara yang ditempuh oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada murid.1 Metode merupakan rencana yang menyeluruh yang berhubungan dengan penyajian materi pelajaran secara teratur dan tidak saling bertentangan. Oleh karena itu setelah guru memikirkan cara menyampaikan materi pelajaran tersebut dengan memperhatikan tujuan umum dan tujuan khusus serta memperhatikan keadaan murid, guru perlu memikirkan variasi metode yang paling sesuai dengan materi dan kondisi siswa. Karena tidak ada satu metode di samping mempunyai kelebihan juga kekurangan.

  Pemilihan dan penggunaan metode pengajaran hendaklah didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai, materi yang disampaikan, kondisi anak serta

1 Abu Baker Muhammad, 1981,

  M etode Khusus Pengajaran Bahasa Arab, Surabaya:

  2

  inetode tersebut mampu membangkitkan dan mengembangkan aktivitas belajar siswa. Bahkan karena begiiu pentingnya keterampilan guru untuk mcmilih mclodc yang tcpat dan scsuai dcngan proses belajar mengajar, Muhammad Abdul Qadir Ahmad menyaU kan bahwa keberhasilan guru t( rsebut pada dasarn/a jug? metode yang baik/

  Shalat merupakan ke\ajiban setiap orang Islam yang secara tegas telah diperintahkan oleh Allah SWT dalam al-Qur’an : Artinya ...dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari

  (perbuatan-prbuatan) keji dan munkar. (QS: al-Ankabut; 45)2

  3 Praktek ibadah semaeam itu, penting bagi siswa siswi yang masih duduk di Sekolah Dasar, karena dimasa pertumbuhan penting sekali menanamkan kedisiplinan dalam beribadah terutama shalat karena akan berpengaruh pada pengejawantahan nilai-nilai keagamaan. Shalat pertama kali diperintahkan pada saat malam Isra’ dan Mi’raj Nabiullah Muhammad SAW. Tata cara ibadah shalat sendiri memiliki ketentuan khusus yang telah diatur berdasarkan tata cara yang tidak dicontohkan Nabi Muhammad SAW.4

  Materi sholat merupakan materi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Yang mana pengajaran shalat telah dilakukan Rasulullah secara

  2 Muhammad Abdul Qadir Ahmad, 1979, Thuruqut T a’lim Al Lughoh Al Arabiyah, Kairo:

  An Nahddhoh Al Mishriyah, him. 4

  3 Dep. Agama RI, t.th, al-Quran dan Terjemahannya, Semarang; PT Karya Toha Putra, him.344

  4 As Suyuthi, t.th,

  3

  Mated sholat merupakan mated dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Yang mana pengajaran shalat telah dilakukan Rasulullah secara langsung bersamaan dengan pertumbuhan agama Islam, shalat merupakan kewajiban yang mendasar bagi setiap pribadi muslim.

  Sekalipun mated shalat termasuk mated yang tertua dalam Pendidikan Agama Islam, namun masih merupakan mated yang tidak mudah diajarkan, khususnya kepada anak. Karena di dalam mated shalat secara umum terdapat dua titik tekan, yaitu bacaan dan tindakan. Titik tekan pengajaran pada aspek bacaan saja biasanya akan menjadikan kurang aplikasi dan butuh waktu yang lama, sebaliknya konsentrasi yang berlebih pada tindakan akan menjadikan anak kurang bahkan tidak mampu melafalkan bacaan shalat. Kedua materi dasar tersebut hams sinergis diajarkan, sehingga shalat yang dilakukan siswa nantinya dapat sesuai dengan maksud agama.

  Metode Modeling the Way merupakan salah satu metode yang cukup efektif untuk dipilih sebagai altematif bagi pembelajaran shalat untuk anak.

  Karena metode ini memberi siswa kesempatan untuk berlatih melalui demonstrasi keterampilan khusus yang diajarkan di kelas. Modeling the Way adalah alternatif yang tepat untuk bermain peran. Peserta didik diberi waktu yang singkat untuk membuat skenarionya sendiri, menentukan bagaimana mereka ingin menggambarkan kecakapan dan teknik yang bam saja dilakukan di kelas5.

5 Silberman Melvin L. 2002. Active Learning; 101 Strategi Pembelajaran A k tif

  4

  Metode Modeling the Way dalam pengajaran keterampilan shalat dilakukan setelah guru selesai mengajarkan satu topik tertentu. Identifikasi beberapa situasi umum dimana siswa dituntut untuk menggunakan keterampilan yang baru dibahas. Siswa dikelompokkan sesuai dengan jumlah keperluan siswa untuk mendemonstrasikan skenario (skenario bacaan dan tindakan) gerakan shalat, yang diberikan oleh guru, sehingga menjadi pengetahuan dan keterampilan yang melekat pada diri siswa. Metode

  Modeling the Way ini sangat tepat digunakan untuk mengajarkan shalat

  terhadap siswa Madrasah Ibtidaiyah dan lebih efektif dibandingkan dengan metode yang lain, dikarenakan siswa dituntut untuk membuat skenario tersendiri, dalam memahami suatu materi yang diajarkan.

  Berangkat dari realita di atas maka penulis bermaksud mengadakan penelitian ilmiah dengan menitik beratkan pada bagaimana upaya metode

  Modeling the Way dalam meningkatkan keterampilan shalat siswa. Secara

  sederhana peneliti memberi judul “Upaya Meningkatkan Keterampilan

  Shalat Melalui Metode Modeling the Way Pada Siswa Kelas IV MI Hidayatus-Syubban Karangroto Genuk Semarang Tahun 2009”.

B. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kekaburan dan biasnya pengertian dalam memahami makna dari istilah yang penulis gunakan maka penulis perlu memberikan penegasan istilah :

  1. Upaya Meningkatkan Keterampilan Shalat

  5

  Upaya diartikan sebagi usaha (syarat) untuk menyampaikan suatu maksud akal, ikhtiar, tiada pandangan, tidak ada akal6.

  Keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cukup dalam menyelesaikan tugas-tugas; mampu dan cekatan, kemudian mendapatkan awalan “ke” dan akhiran “an” menjadi keterampilan yang diartikan kecakapan untuk menyelesaikan tugas.7

  Shalat berasal dari bahasa Arab “a/ shalat' yang diartikan sembahyang, yakni suatu kegiatan yang diawali dengan takbir dan di akhiri dengan salam.8

  Jadi keterampilan shalat dapat diartikan dengan kecakapan untuk melakukan shalat, meliputi ucapan dan gerakan sesuai dengan tatacara yang diatur syara’.

  2. Metode Modeling the Way Siswa Kelas IV MI Hidayatus-Syubban Karangroto Genuk Semarang

  Modeling the Way

  adalah metode pengajaran yang dilaksanakan dengan cara guru memberikan skenario suatu sub bahasan untuk didemonstrasikan siswa di depan kelas sehingga menghasilkan ketangkasan dan keterampilan (skill) dan profesionalisme 9

  Siswa adalah murid terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah. Sedangkan MI Hidayatus-Syubban adalah lembaga pendidikan

  6 Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1993, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, Mm 219

  7 Ibid, Mm. 176

  3 Ibid, Mm. 935

  6

  dasar swasta yang terletak di desa Karangroto Kecamatan Genuk Kota Semarang.

  Jadi siswa kelas IV MI Hidayatus-Syubban adalah murid kelas IV yang mengikuti pendidikan di MI Hidayatus-Syubban di Desa Karangroto, Kecamatan Genuk Kota Semarang.

  Dari rangkaian judul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Shalat Siswa melalui metode Modeling the Way Pada Siswa Kelas IV MI

  Hidayatus - Syubban” tersebut dapat ditarik sebuah pengertian upaya yang dilakukan dari penerapan metode Modeling the Way dalam meningkatkan kecakapan siswa MI Hidayatus-Syubban untuk melakukan shalat, meliputi ucapan dan gerakan sesuai dengan tata cara yang diatur syara’.

C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang ditetapkan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana peningkatan siswa kelas IV MI Hidayatus-Syubban Karangroto, Genuk, Semarang tahun 2009 dalam memahami keterampilan shalat sebelum dan sesudah mendapatkan metode Modeling the Way ?

  2. Bagaimana deskriptif metode Modeling the Way dapat meningkatkan keterampilan shalat siswa kelas IV MI Hidayatus-Syubban Karangroto, Genuk, Semarang tahun 2009?

D. Tujuan Penelitian

  7 Permasalahan tersebut di atas, kemudian dijadikan pijakan penelitian

  dan akan dijawab melalui proses penelitian yang dilakukan. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan upaya meningkatkan keterampilan shalat melalui metode Modeling the Way pada siswa kelas IV MI Hidayatus-Syubban desa Karangroto Kecamatan Genuk Kota Semarang, yang meliputi:

  1. Peningkatan siswa kelas IV MI Hidayatus-Syubban Karangroto, Genuk, Semarang tahun 2009 dalam memahami ketrampilan shalat sebelum dan sesudah mendapatkan metode Modeling the Way.

  2. Deskriptif metode Modeling the Way dalam meningkatkan keterampilan shalat siswa kelas IV MI Hidayatus-Syubban Karangroto Genuk Semarang tahun 2009.

  E. Hipotesis Hipotesis adalah dugaan sementara yang masih perlu dibuktikan kebenarannya. Menurut pendapat Suharsimi Arikunto, ”bahwa hipotesis yang dirumuskan dapat naik status menjadi tesa ataupun sebaliknya tumbang menjadi hipotesis bila tidak terbukti kebenarannya10” jadi yang dimaksud dengan hipotesis adalah praduga sementara yang akan dibuktikan setelah ada bukti atau data yang membenarkannya.

  Adapun hipotesis yang penulis ajukan adalah sebagai berikut: ada peningkatan keterampilan shalat siswa setelah adanya pengajaran dengan menggunakan metode Modeling the Way.

  9

F. Metodologi Penelitian

  Populasi Populasi adalah seluruh obyek yang dteliti baik yang berupa manusia, benda, peristiwa, maupun gejala yang teijadi.11 Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yaitu semua elemen yang ada diwilayah penelitian. Oleh karena itu, generalisasi sampel akan mencakup populasi dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi keseluruhan dari obyek/individu yang diteliti.

  Berdasarkan lingkup penelitian ini, yaitu upaya meningkatkan keterampilan shalat melalui metode modeling the way pada siswa kelas IV MI Hidayatus-Syubban Karangroto Genuk Semarang tahun 2009. Yang pada penelitian ini adalah pada kelas IV yang hanya berjumlah 54 siswa. Oleh karena itu, jumlah populasi dalam penelitian kurang dari 100 orang, maka penelitian dalam skripsi ini menggunakan penelitian populasi tidak menggunakan teknik sampling. Sehingga seluruh subyek dalam populasi dijadikan subyek penelitian. Hal demikian, didasarkan pada pendapat

  Suharsimi Arikunto "bahwa apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi".11

  12 Akan tetapi pada penelitian ini penelitian membagi kelas menjadi 2 kelompok, yang terdiri dari masing-masing kelompok 27 siswa. Kelompok pertama (kelas IVA) adalah kelompok yang tidak diberi pengajaran menggunakan

  A ngk asa, him . 54

11 Muhammad Ali. 1989. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategic Bandung:

  10

  metode modeling the way, kemudian kelompok kedua (kelas IVB) adalah kelompok yang diberi pengajaran menggunakan metode modeling the way.

  Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan beberapa metode guna mencapai tujuan yang diinginkan. Metode ini tidak lepas dari unsur keterbatasan tenaga, waktu, dan sumber daya yang dimiliki oleh penulis.

  Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode eksperimen. Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatuproses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu. Percobaan yang dilakukan dapat berlangsung dalam waktu pendek, misalnya hanya dalam waktu 1-2 jam, tetapi dapat pula dalam waktu panjang, seminggu, sebulan bahkan kadang- kadang beberapa bulan atau tahun. Hal itu sangat tergantung pada objek yang diselidiki dalam percobaan itu.

  Dalam menggunakan metode eksperimen (percobaan) ini, agar membawa hasil yang diharapkan, terdapat beberapa langkah yang mesti diperhatikan, yaitu :

  1. Persiapan eksperimen

  2. Pelaksanaan eksperimen

  11

  3. Tindak lanjut eksperimen13 Adapun beberapa pertimbangan yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

  1. Subjek penelitian Yang menjadi subjek dari penelitian ini adalah guru yang mengajar siswa kelas IV MI Hidayatus-Syubban Karangroto, Genuk,

  Semarang tahun 2009 dengan menggunakan metode Modeling the Way.

  2. Variabel dan Indikator Variabel penelitian adalah ’’segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian”.14 Variabel dalam penelitian ini terbagi dalam dua bagian, yaitu :

  a. Variabel bebas / pengaruh /independen Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan metode

  Modeling the Way

  pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan indikatomya tingkat pemahaman siswa terhadap mata pelajaran ini

  b. Variabel terikat (dependen) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan shalat dengan indikatomya adalah sebagai berikut: 1 63-167.

  13 Sudirman N. et.al, 1991. 11mu Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, him.

  14 Maman Rachman, t.th., Konsep dan A nalisis Statistik, Semarang; IKIP Semarang Press, him. 44

  12

  1) Pengamalan shalat wajib Pengalaman shalat wajib disini dimaksudkan bagaimana pengamalan shalat wajib siswa sehari-hari baik di lingkungan sekolah maupun di rumah. 2) Pengamalan shalat sunah.

  Pengalaman shalat sunah disini dimaksudkan bagaimana pengamalan shalat sunah siswa sebagian upaya melengkapi kesunahan dalam pelaksanaan shalat wajib.

  3. Kompetensi Guru Agama Islam dalam Menerapkan Metode Modeling

  the Way

  Kompetensi guru PAI merupakan potensi dasar yang sangat menentukan keberhasilan tujuan belajar mengajar di kelas, dengan kata lain guru yang berkompetensi dalam bidangnya adalah guru yang profesional yaitu guru agama yang mempunyai keahlian khusus dalam bidang pengajaran, misalnya ahli dalam merencanakan, mengorganisir, memimpin, mengevaluasi, dan menganalisa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

  Tabel I

Kompetensi Guru PAI Dalam Pelatihan Metode Modeling the Way

Materi Keterampilan Shalat Siswa di MI Hidayatus Syubban

  

Karangroto Genuk Semarang

KUALIFIKASI

NO ASPEK YANG DEVELAI NILAI

  A B D C

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  1 Frekuensi pemberian latihan

  X

  4

  13

KUALIFIKASI NO ASPEK YANG DINILAI NILAI

  A B C D metode modeling the way

  2 Kesesuaian peltihan metode

  modeling the way

  dengan

  X

  3 ketarmpilan shalat

  3 Kejelasan tujuan pelatihan

  X

  2

  4 Kejelasan asepk pokok dalam pelatihan metode modeling

  X

  2 the way

  5 Kejelasan latihan gerakan

  X

  3 shalat

  6 Kejelasan latihan gerakan

  X

  3 shalat

  7 Latihan keserasaian antara

  X

  3 bacaan dan gerakan shalat

  8 Kejelasan perbedaan antara gerakan shalat antara pria dan

  X

  3 wanita

  9 Kejelasan latihan bacaan

  X

  3 wajib shalat

  10 Kejelasan bacaan sunat shalat

  X

  3

  11 Kejelasan latihan gerakan

  X

  3 wajib

  12 Kejelasan latihan gerakan

  X

  2 sunat

  13 Kejelasan latihan menjadi

  X

  3 imam

  14 Kejelasan latihan menjadi

  X

  2 makmum

  14

NO ASPEK YANG DINILAI KUALIFIKASI NILAI

  15 Penggunaan latihan shalat dhuhur

  20 Kejelasan latihan shalat jum’at

  Adapun metode dalam Field research ini peneliti menggunakan beberapa metode untuk kelancaran penelitian. Metode-metode tersebut adalah antara lain sebagai berikut:

  4. Metode Pengumpulan Data Data-data yang ada dari penelitian ini dihimpun dari data lapangan dan perpustakaan. Jenis penelitian ini adalah Field research, yaitu penelitian yang dilakukan dengan jalan penelitian langsung terjun ke kancah penelitian atau di tempat fenomena terjadi.

  tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa guru PAI di MI Hidayatus Syubban Karangroto Genuk Semarang sudah maksimal dan sesuai dengan kecukupan waktu yang dimiliki.

  Modeling the Way

  59 Berdasarkan gambaran kompetensi guru terhadap metode

  2

  9

  6

  3

  1 Jumlah

  X

  4

  X

  A B C D

  19 Kejelasan latihan shalat subuh

  3

  X

  18 Kejelasan latihan shalat isya’

  3

  X

  17 Kejelasan latihan shalat maghrib

  4

  X

  16 Kejelasan latihan shalat ashar

  4

  X

  15

  a. Angket Suatu daftar pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban dari responden/orang yang dimintai pendapat.

  Bentuk angket yang digunakan disini adalah angket tertutup dan langsung, artinya pertanyaan-pertanyaan menuntut jawaban yang telah ditentukan dan pelaksanaannya langsung kepada responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

  Angket ini diberikan setiap pembelajaran selesai pada kelompok IVA dan kelompok kelas IVB. Sehingga dapat diketahui perubahan yang terdapat pada kelompok kelas IV A dan kelompok kelas IV B.

  b. Observasi Metode observasi adalah ’’sesuatu cara untuk mengumpulkan keterangan-keterangan yang diinginkan dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung” 15

  Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang keadaan umum lembaga pendidikan MI Hidayatus-Syubban Karangroto Genuk Semarang

  c. Interview Metode inteview adalah ’’metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan pada tujuan penelitian”.16

  15 Abu Ahmadi, 1979, Psikologi Sosial, Semarang; PT Bina Dmu. him. 18

  16 Ibid, him. 193

  16

  Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang sejarah berdirinya MI Hidayatus-Syubban Karangroto Genuk Semarang dengan jalan bertanya kepada pihak-pihak yang berkompeten terutama kepala sekolah, serta untuk mengetahui tentang keadaan masyarakat, keadaan sekolah, dan keadaan siswa.

  d. Dokumentasi Dokumentasi adalah ’’mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya”.17

  Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang bersifat dokumenter, yaitu: tentang keadaan guru, siswa, letak geografis, nilai mata pelajaran, prosentase hasil lulusan dan sarana prasarana pendidikan yang dimiliki.

  5. Metode Analisis Data Metode analisis data yaitu ’’mengumpulkan data, dan diolah serta dianalisis dengan meliputi tiga langkah yaitu persiapan, tabulasi, dan penerapan data sesuai penelitian.” 18

  Adapun cara pengolahan data tersebut penulis menggunakan tiga tahapan yaitu:

17 Suharsimi Arikunto. op.cit, him. 88

  17

  a. Analisis Pendahuluan Pada tahapan ini data yang terkumpul dikelompokan kemudian dimasukan tabel distribusi frekuwensi secara sederhana untuk setiap variabel yang ada dalam penelitian.

  b. Analisis Uji Hipotesis Analisis ini untuk menguji hipotesis lebih lanjut dengan melalui distribusi dari analisis pendahuluan untuk mencari nilai rata- rata ketrampilan shalat siswa sebelum dan sesudah penggunaan metode modeling the wary, sehingga diketahui peningkatan keterampilan shalat siswa kelas IV MI Hidayatus-Syubban Karangroto Genuk Semarang. Analisis ini menggunakan rumus prosentase sebagai berikut: P = — V I00%

  N

  Keterangan : P = prosentase F = Frekuensi N = Responden19 Hasil dari prosentase yang telah ditafsirkan dengan kalimat kemudian dipisahkan menurut kategori yang dibuat oleh peneliti sendiri. Hal ini untuk memperoleh kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Kategori prosentase dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  18 Tabel II Katcgori Nilai Prosentase PROSENTASE KLASIFIKASI

  0 - 2 0 % Sangat Kurang 2 1 - 4 0 % Kurang

  4 1 - 6 0 % Sedang 61 - 80 % Tinggi

  81 - 100% Sangat Tinggi

  c. Analisis Lanjut Setelah diperoleh nilai rata-rata dari penggunaan metode Modeling

  the Way

  dalam meningkatkan keterampilan shalat siswa kelas IV MI Hidayatus-Syubban Karangroto Genuk Semarang. Kemudian dikonsultasikan pada standar prosentase yang ditetapkan. Jika hasil konsultasi menunjukkan nilai yang baik, berarti metode Modeling the

  Way mempunyai efektifitas dalam meningkatkan keterampilan shalat siswa kelas IV MI Hidayatus-Syubban Karangroto Genuk Semarang.

  6. Instrumen

  a. Instrumen yaitu alat yang akan digunakan untuk mengukur. Materi yang akan diukur adalah: 1) Tata cara shalat dan pengetahuan tentang shalat

  Shalat merupakan rukun Islam yang kedua, shalat juga merupakan tiang agama. Orang yang mengeijakan shalat berarti telah menegakkan agama. Orang yang meninggalkannya berarti telah merobohkan agama.

  19 Shalat yang baik, akan menjadikan seluruh amal ikut

  baik. Sedang shalat yang baik dan sempurna hams memenuhi syarat dan rukun-rukunnya. Dan untuk lebih sempurna, hams dipenuhi segala yang menjadi sunat-sunatnya. 2) Bacaan-bacaan shalat

  Bacaan-bacaan dalam shalat adalah:

  a) Niat

  b) Takbirotul ihrom

  c) Doa iftitah

  d) Surat al fatihah

  e) Ruku’

f) I’tidal

  g) Sujud

  h) Duduk diantara dua sujud i) Tasyahud awal dan akhir j) Salam

  b. Indikator instmmen 1) Siswa dapat menyebutkan syarat dan rukun shalat

  2) Siswa dapat melafalkan bacaan-bacaan shalat 3) Siswa dapat menerangkan tata cara shalat

  20

  c. Norma pengukuran Nilai

  No Instrumen A B C K

  1 Apakah tiang agama itu?

  2 Shalat merupakan rukun Islam yang ke berapa?

  3 Lafadzkan niat-niat shalat fardhu!

  4 Sebutkan syarat sah shalat!

  5 Sebut dan jelaskan rukun-rukun shalat! Penilaian :

  Setiap nomor nilai 2 2 x 5 = 10 Nilai 4 ke bawah = Kurang

  7. Jadwal pelaksanaan penelitian

  Minggu ke No Rencana kegiatan

  I II

  IV in

  1 Persiapan

  V

  2 Pelaksanaan

  V

  21 No Rencana kegiatan Minggu ke

  I II in

  IV

3 Menyiapkan alat

  V

4 Melakukan tindakan siklus I

  V

  5 Melakukan tindakan siklus II

  6 Menyusun laporan

  7 Perbaikan laporan

G. Sistematika Pembahasan

  Untuk dalam rangka mempermudah proses pembahasan dan pencapaian ide dan tema dalam penelitian ini, maka penulis merangkai sistematika pembahasan penelitian ini ke dalam lima bab sebagai berikut:

  Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tentang Latar Belakang Masalah, Penengasan Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis, Metodologi Penelitian dan Sistematika Pembahasan. Bab II diuraikan beberapa hal yang berhubungan dengan landasan teori yang meliputi Metode Modeling the Way : Pengertian metode Modeling the

  Way

  dan Penggunaan metode Modeling the Way dalam proses belajar mengajar. Kelebihan dan kekurangan metode Modeling the Way. Ibadah Shalat : Pengertian dasar ibadah shalat dalam Islam, Fungsi shalat, dan Hikmah shalat. Efektifitas metode Modeling the Way terhadap keterampilan shalat siswa.

  22

  Bab III merupakan laporan penelitian yang meliputi Situasi umum MI Hidayatus-Syubban Karangroto Genuk Semarang tahun 2009: Tinjauan histories, Letak geografis, Keadaan gum dan siswa, Keadaan sarana dan prasarana pendidikan, Struktur. Laporan hasil penelitian. Meliputi laporan hasil nilai ibadah shalat dan penerapan metode Modeling the Way MI Hidayatus Syubban Karangroto Genuk Semarang tahun 2009

  Bab IV tentang analisa data yang berisi tentang analisis pendahuluan, analisis uji hipoteisis dan analisa lanjut. Bab V mempakan penutup yang berisi kesimpulan, saran dan penutup.

  

BAB n

LANDASAN TEORI

A. Metode Modeling the Way

  1. Pengertian Metode Modeling the Way Metode Modeling the Way sebagai metode pengajaran adalah suatu metode pengajaran yang dilaksanakan dengan cara guru memberikan skenario suatu sub bahasan untuk didemonstrasikan siswa di depan kelas sehingga menghasilkan ketangkasan dengan keterampilan (skill) dan

  profesionalisme

  .20 Metode Modeling the Way merupakan salah satu metode mengajar yang dikembangkan oleh Mel Silberman, seorang yang memang berkompeten di bidang psikologi pendidikan, metode ini merupakan sekumpulan dari 101 strategi pengajaran. Sebuah metode yang menitik beratkan pada kemampuan seorang siswa untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Karena siswa dituntut untuk bermain peran sesuai dengan materi yang diajarkan.

  Ada sebuah pendapat, metode Modeling the Way merupakan metamorfosa dari metode sosiodrama. Yakni sebuah metode dengan cara mendramatisasikan suatu tindakan atau tingkah laku dalam hubungan sosial. Dengan kata lain guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan atau peranan tertentu sebagaimana yang ada dalam 20 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993, Kamus Besar Bahasa Indonesia.

  23

  kehidupan masyarakat (sosial). Hendaknya siswa diberi kesempatan untuk berinisiatif serta diberi bimbingan atau lainya agar lebih berhasil.21.

  2. Penggunaan metode Modeling the Way dalam Proses Belajar Mengajar Hisyam Zaini dkk, dalam bukunya Strategi Pembelajaran A ktif mengungkapkan bahwa metode Modeling the Way memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan keterampilan spesifiknya di depan kelas melalu demonstrasi. Siswa diberi waktu untuk menciptakan skenario sendiri dan menentukan bagaimana mereka mengilustrasikan keterampilan dan teknik yang barn saja dijelaskan. Strategi ini akan sangat baik jika digunakan untuk mengajarkan pelajaran yang menuntut keterampilan tertentu.

  Selanjutnya langkah-langkah yang dapat dipakai adalah sebagai berikut: a. Pertama, setelah pembelajaran suatu topik tertentu, identifikasi beberapa situasi umum dimana siswa dituntut untuk menggunakan keterampilan yang baru dibahas.

  b. Kedua, bagi kelas ke dalam beberapa kelompok menurut jumlah siswa yang diperlukan untuk mendemonstrasikan skenario.

  c. Ketiga, beri waktu 1 0 -1 5 menit untuk menciptakan skenario.

  d. Keempat, beri waktu 5 - 10 menit untuk berlatih.

21 Srivono. dkk, 1992, Teknik Belajar M engajar dalam CBSA, Jakarta: Rineka Cipta, Mm.

  24

  e. Kelima, secara bergiliran tiap kelompok mendemonstrasikan skenario masing-masing, beri kesempatan untuk memberikan feed back pada setiap demonstrasi yang dilakukan.

  3. Kelebihan dan Kelemahan Meiode Modeling The Way Metode ini mempunyai kelebihan sebagai berikut:

  a. Mendidik siswa mampu menyelesaikan sendiri problema sosial yang ia jumpai b. Memperkaya pengetahuan dan pengalaman siswa

  c. Mendidik siswa berbahasa yang baik dan dapat menyatukan pepikiran serta perasannya dengan jelas dan tepat d. Mau menerima dan menghargai pendapat orang lain

  e. Memupuk perkembangan kreatifitas anak Sedangkan kelemahanya adalah sebagai berikut:

  a. Pemecahan problem yang disampaikan oleh siswa belum tentu cocok dengan keadaan yang ada di masyarakat b. Karena waktu yang terbatas, maka kesempatan berperan secara wajar kurang terpenuhi c. Rasa malu dan takut akan mengakibatkan ketidakwajaran dalam memainkan peranan, sehingga hasilnya pun kurang memenuhi harapan.22

  22

  25 B. Ibadah Shalat Menurut Syari’at Islam

  1. Pengertiun Shalat Shalat mempakan salali satu wujud dari ibadah yang memiliki tingkat prioritas tertinggi dalam kehidupan sehari-hari, karena dalam shalat mengandung hubungan atau interaksi yang vertikal antara Tuhan dengan manusia. Menurut Ash Shiddieqy bahwa perkataan shalat dalam bahasa

  Arab berarti doa memohon kebajikan dan pujian. Sedangkan secara hakikat mengandung pengertian berharap hati (jiwa) kepada Allah dan mendatangkan takut kepada-Nya. Serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa keagungan, kebesaran-Nya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya.23

  Shalat merupakan rukun atau sendi Islam yang terpenting, sehingga shalat merupakan suatu kewajiban yang tidak bisa ditinggalkan bagi orang Islam yang sudah baligh, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran :

  sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan

  Artinya

  

waktunya atas orang-orang yang beriman” 24

  Shalat dalam Islam memiliki kedudukan yang sangat penting, di dalam Al-Quran juga diterangkan bahwi shalat merupakan salah satu indikator orang yang bertakwa, atau kata lain shalat adalah satu unsur pembentuk manusia yang bertaqwa, sebagaimana firman Allah dalam surat

  Al-Baqarah ayat 1 -3 :

23 Sentot Haryanto, 2002, Psikologi Shalat, Yogyakarta: Mitra Pustaka, him. 59

  26

  • / >

Dokumen yang terkait

E V A L U A S I T E R H A D A P P E L A K S A N A A N R U JU K A N B E R JE N JA N G K A S U S K E G A WA T D A R U T A N M A T E R N A L D A N N E O N A T A L P A D A P R O G R A M JA M P E R S A L D I P U S K E S M A S K E N C O N G T A H U N 2012

0 2 19

I D E N T I F I K A S I P E N G A R U H L O K A S I U S A H A T E R H A D A P T I N G K A T K E B E R H A S I L A N U S A H A M I N I M A R K E T W A R A L A B A D I K A B U P A T E N J E M B E R D E N G A N S I S T E M I N F O R M A S I G E O G R A F I S

0 3 19

Muhammad Agus Widiyanto 111 01 042 JU R U SA N T A R B IY A H P R O G R A M ST U D I PE N D ID IK A N A G A M A ISLAM SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G E R I (ST A IN ) SA L A T IG A 2006

0 3 91

J U R U S A N T A R B IY A H P R O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A IS L A M S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (ST A IN ) S A L A T IG A

0 0 95

F A K U L T A R T A R B IY A H SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G R I (ST A IN ) SA L A T IG A 2008

0 0 94

Perpustakaan STAIN Salatiga P E N G A R U H P E M A H A M A N P E N D ID IK A N A G A M A ISL A M T E R H A D A P K E S A L E H A N S O S IA L SIS W A DI S M K N E G E R I 1 S A L A T IG A T A H U N 2007

0 2 127

JU R U SA N T A R B IY A H PR O G R A M STU D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLA M SEK O LA H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (ST A IN ) SA L A T IG A 2008

0 2 95

JU R U SA N T A R B IY A H P R O G R A M ST U D I PE N D ID IK A N A G A M A ISL A M SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N EG E R I (ST A IN ) SA L A T IG A 2008

0 0 103

JU R U SA N T A R B I Y A H PR O G R A M ST U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLA M SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G ER I SALATIGA 2006

0 0 102

JU R U S A N T A R B IY A H PR O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLA M SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISLA M N E G E R I (ST A IN ) SA L A T IG A 2 6

0 1 123