PENERAPAN METODE SUKU KATA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA POKOK BAHASAN MEMBACA SISWA KELAS I MI NURUL HUDA KLANGON, KEC AMPEL, KAB BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Test Repository
PENERAPAN METODE SUKU KATA UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
POKOK BAHASAN MEMBACA SISWA KELAS I MI NURUL
HUDA KLANGON, KEC AMPEL, KAB BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
Ani Muslihah
NIM. 11511047
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto
َ ﻚ ﱡﺑ َر َ و ْأ َﺮ ْـﻗ ا ﴾ ٢ ﴿ ٍ ﻖ َﻠ َﻋ ْﻦ ِﻣ َن ﺎ َﺴ ﻧ ِ ْ ﻹ ا َﻖ َﻠ َﺧ ﴾ ١ ﴿ َﻖ َﻠ َﺧ ي ِﺬ ﱠﻟ ا َ ﻚ ﱢﺑ َر ِ ﻢ ْﺳ ﺎ ِﺑ ْأ َﺮ ْـﻗ ا
﴾ ٥ ﴿ ْﻢ َﻠ ْﻌ َـﻳ ْﻢ َﻟ ﺎ َﻣ َن ﺎ َﺴ ﻧ ِ ْ ﻹ ا َﻢ ﱠﻠ َﻋ ﴾ ٤ ﴿ ِ ﻢ َﻠ َﻘ ْﻟ ﺎ ِﺑ َﻢ ﱠﻠ َﻋ ي ِﺬ ﱠﻟ ا ﴾ ٣ ﴿ ُم َﺮ ْﻛ َ ْ ﻷ ا
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan,” (1) “Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
” (2) “Bacalah, dan Tuhanmulah
Yang Maha Pemurah ,” (3) “Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam (pena) ,” (4) “Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (5) (QS. Al-Alaq: 1—5) Persembahan
Karya ini penulis persembahkan untuk: Ayahanda (Suwardi ) dan Ibunda (Sumini) yang telah
membesarkan dan mendidikku dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan baik secara lahir maupun batin dengan iringan do’a restu sehingga aku bisa seperti sekarang. Bapak Saefudin Zuhri dan Ibu Satuf Rohul Hidayah yang telah
Perhatian, Sabar, Ikhlas, mendidikku dari saya SMP sampai sekarang ini. Terimakasih atas bimbingan dan arahan yang diberikan kepada saya.
Adik-Adikku Afifuddin, Ali Mufid, Uswatun Khasanah,
Mutmainnah, Terimakasih atas do’anya. Seluruh keluarga Yayasan Al-Hijrah Bu Indariyah, Bu Latifah, Bu Diyah, Bu Sum, Umi Sakur Bu Luluk terima kasih atas pengalaman yang telah kalian berikan. Tak lupa teman-teman SD Islam Kurma Pak Gani, Mr.Samsul, Miss. Anggi, Miss. Catra, Miss. Roisa, Miss Ifa, Miss Riska, Mr Tantowi terimakasih atas motivasinya.
Seluruh bapak ibu dosen yang telah bersedia memberikan ilmu
kepadaku dan terima kasih atas dorongan dan motivasinya. Kepada bapak Muh Hafidz, M.Ag. selaku pembimbing dan
sekaligus sebagai motivator serta pengarah sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ahmad Zainudin, Alfi, Awalia, Bilqis terima kasih atas
bantuannya, do’anya , motivasinya, dan perhatian kalian. Terimakasih karena ke gokilan kalian semua terasa ringan, lucu, gokil.
Kawan-kawan seperjuangan angkatan 2011 wabil khusus
PGMI B yang telah memberikan kegembiraan, motivasi dan semangat belajar. 507, Nasida Ria, Sakha, BCL, Taylor Swift, SNSD yang selalu
menemani disela-sela mantengin Sekripsi.
Para pembaca yang budiman.
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah penguasa segala alam dan sumber dari segala hukum, tidak ada Tuhan selain Allah. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW yang membawa risalah Allah terakhir dan sebagai penyempurna risalah sebelumnya.
Pada akhirnya penulisan skripsi ini bisa selesai, penulis sadar bahwa selesainya penulisan ini berkat bantuan dari orang- orang disekitarnya, tidak ada kata yang patut diucapkan untuk beliau- beliau ini kecuali terima kasih. Terima kasih ini penulis haturkan kepada:
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Peni Susapti, S.Si.,M.Si selaku Ketua jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah .
3. Muh Hafidz, M.Ag, selaku dosen pembimbing skripsi
4. Kepala Sekolah, guru dan siswa kelas I MI Nurul Huda Klangon Kecamatan Ampel yang membantu saya menyelesaikan sekripsi ini.
5. Kedua orang tuaku yang sangat saya sayangi dan saya jadikan panutan bagiku.
6. Adik-adikku yang selalu menjadi motivasi dalam mengerjakan skripsi ini.
7. Bapak Saefudin Zuhri dan Ibu SR. Hidayah yang selalu membimbing saya.
8. Teman-teman seperjuangan PGMI 2011 dan khususnya PGMI B yang banyak memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
Dan semua yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, yang tidak bisa disebutkan secara terperinci karena kekurangan penulis.
Salatiga, 20 September 2015
Penulis Ani Muslihah
11511047
ABSTRAK
Muslihah, Ani. 2015.Penerapan Metode Suku Kata Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Bahasa Indonesia Pokok Bahasan Membaca Siswa Kelas I MI Nurul Huda Klangon Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun
Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Muh. Hafidz, M.Ag. Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI Nurul Huda Klangon Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali menunjukkan banyak kendala yang salah satunya
adalah hasil belajar siswa. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode suku kata dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan membaca dikelas I MI Nurul Huda Klangon kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali tahun 2015. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I MI Nurul Huda Klangon Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali dengan jumlah siswa 13. Instrumen penelitian yang digunakan lembar observasi siswa dan soal-soal tertulis.
Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus dengan langkah-langkah Menyusun rencana, Pelaksanaan tindakan, Observasi, dan Refleksi. Akhir refleksi pada siklus dua bahwa tujuan telah tercapai sehingga penelitian dihentikan pada siklus dua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode suku kata MI Nurul Huda Klangon Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun 2015. Peningkatan hasil belajar pada siklus I sebesar 46,17% dari jumlah siswa, siklus II 92,31% .
Siklus I sebesar 6 siswa dan siklus II sebesar 13 siswa siswa yang memenuhi KKM (70).
Penelitian ini bermanfaat untuk guru sebagai masukkan agar memperbaiki metode pembelajaran sehinggga hasil belajar siswa kelas I MI Nurul Huda Klangon Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun 2015 meningkat. Kata kunci: Metode suku kata, Hasil belajar.
DAFTAR ISI
JUDUL………………………………………………………………… i LOGO…………………………………………………………………. ii PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………….. iii PENGESAHAN KELULUSAN………………………………………. iv PERNYATAAN……………………………………………………….. v MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………….. vi KATA PENGANTAR…………………………………………………. vii ABSTRAK……………………………………………………………... x DAFTAR ISI…………………………………………………………... xi DAFTAR TABEL……………………………………………………... xiv DAFTAR GAMBAR………………………………………………….. xv DAFTAR LAMPIRAN………………..…………………………….... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………………..
1 B. Rumusan Masalah……………………………………………
5 C. Tujuan Penelitian…………………………………………….
5 D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan…………….
6 E. Manfaat Penelitian………………………………………….
6 F. Definisi Operasional…………………………………………
8 G. Metodologi Penelitian………………………………………
9 H. Sistematika Penulisan………………………………………..
15 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode suku kata…………………………………………….
17 B. Hasil Belajar………………………………………………….
23 C. Penerapan metode suku kata untuk meningkatkan hasil belajar membaca………………………………………………
43 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian…………………………
47 B. Subjek Penelitian……………………………………………..
54 C. Waktu Penelitian……………………………………………..
56 D. Pelaksanaan Penelitian………………………………………
56 E. Deskripsi Penelitian…………………………………………..
57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian………………………………………………
68 B. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………
81 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………..
85 B. Saran………………………………………………………….
86 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP DAFTAR TABEL Tabel 1 Data siswa MI Nurul Huda Klangon Tahun Pelajaran 2015/2016 Tabel 2 Data pendidik MI Nurul Huda Klangon Tahun pelajaran 2015/2016 Tabel 3 Susunan komite MI Nurul Huda Klangon Tahun Pelajaran 2015/2016 Tabel 4 Mata pelajaran Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Klangon Tabel 5 Data siswa kelas I MI Nurul Huda Klangon Tahun Pelajaran 2015/2016 Tabel 6 Lembar pengamatan siswa Tabel 7 Nilai siswa pada siklus I Tabel 8 Nilai Siswa pada siklus II
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Tahap Penelitian Gambar 2 Perkembangan persiklus
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II Lampiran 3 Daftar Siswa kelas 1 MI Nurul Huda Klangon Lampiran 4 Lembar pengamatan siswa siklus I Lampiran 5 Lembar pengamatan siswa siklus II Lampiran 6 Lembar Hasil Tes tertulis siswa siklus I Lampiran 7 Lembar Hasil Tes tertulis siswa siklus II Lampiran 8 Lembar performan membaca siswa Lampiran 9 Lembar soal siklus I Lampiran 10 Lembar soal siklus II Lampiran 11 Lembar kerja siswa Lampiran 12 Dokumentasi kegiatan siswa Lampiran 13 Surat keterangan penelitian dari MI Nurul Huda Klangon Lampiran 14 Surat permohonan izin penelitian Lampiran 15 Lembar konsultasi skripsi Lampiran 16 Nilai SKK mahasiswa Lampiran 17 Daftar riwayat hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya mencerdaskan bangsa sebagaimana diamanatkan oleh
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 terkait pada beberapa aspek diantaranya adalah bahasa. Karena bahasa merupakan alat yang penting bagi kehidupan manusia, bahasa digunakan untuk mengadakan hubungan- hubungan dengan manusia lain.
Dalam kehidupan sehari-hari, selama dalam keadaan sadar manusia menggunakan bahasa dalam berfikir, menyimak, berbicara, menulis, dan membaca. Namun, kemampuan menggunakan bahasa itu tidaklah merupakan kemampuan yang bersifat alamiah, seperti bernafas dan berjalan.
Kemampuan berbahasa tidak dibawa sejak lahir dan dikuasai dengan sendirinya, melainkan harus dipelajari. Pada saat anak memasuki bangku Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah, ia telah siap menerima informasi dalam bahasa yang dikuasainya, seperti bahasa daerah dan bahasa Indonesia.
Karaena kedua bahasa tersebut digunakan sebagai pengantar dalam kegiatan belajar mengajar di SD/MI.
Berdasarkan standar isi satuan pendidikan dasar dan menengah untuk kelas 1 SD (2006:6) mata pelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan, (2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara, (3) memahami bahasa Indonesia dan menggunakan dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, (4) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan intelektual serta kematangan emosional dan sosial, (5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperluas budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, (6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Obyek kajian Bahasa Indonesia sangat banyak, maka perlulah seorang guru harus lebih kreatif dalam kegiatan pembelajaran. Namun pada kenyataannya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di MI Nurul Huda Klangon pada siswa kelas I Guru cenderung menggunakan metode eja dalam proses pembelajarannya dan hal ini menjadikan siswa menjadi pasif dalam proses pembelajaran sehingga siswa kesulitan untuk membaca, mengingat apa yang telah diajarkan oleh guru. Sementara itu hasil belajar atau nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia di MI Nurul Huda Klangon juga masih rendah, rendahnya nilai ini dibuktikan dengan hasil nilai yang masih belum memenuhi standar KKM MI Nurul Huda yaitu 70. Oleh sebab itu guru di MI Nurul Huda Klangon harus lebih kreatif lagi dalam melaksanakan pembelajaran. Apabila dalam proses belajar mengajar guru tidak menggunakan teknik, model, metode, media, dan strategi pembelajaran, maka sulit bagi siswa untuk menyerap konsep-konsep pelajaran yang disampaikan guru. Oleh sebab itu, pembinaan bahasa melalui jalur formal adalah tugas semua guru. Dalam hal ini guru SD/MI harus mampu membentuk dasar yang kuat berupa kesadaran sikap serta kemampuan berbahasa Indonesia. Oleh karena itu guru harus kreatif dalam memilih metode pembelajaran agar memotivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Karena peran guru kelas I SD/MI memegang peranan penting dalam bidang pengajaran Bahasa Indonesia khususnya membaca, karena banyak anak kelas I sekarang yang belum mahir dalam membaca baik dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ataupun Mata pelajaran yang lain. Tanpa memiliki kemampuan membaca yang memadai sejaka dini maka siswa akan mengalami kesulitan belajar dikemudian hari. Maka dari itu guru kelas I harus pandai memilih metode baca yang mudah, menyenangkan, dan dapat memotivasi siswa dalam hal membaca permulaan. Salah satunya adalah dengan menggunakan metode suku kata.
Metode suku kata merupakan suatu metode yang memulai pengajaran membaca permulaan dengan menyajikan kata-kata yang sudah di rangkai menjadi suku kata, kemudian suku-suku kata itu di rangkai menjadi kata yang terakhir merangkai kata menjadi kalimat. Metode suku kata ini mengajarkan membaca siswa tanpa harus di eja satu persatu.
Keterampilan membaca dan menulis khususnya harus dikuasai oleh siswa SD/MI. Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar disekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan membaca pada tahap permulaan. Selain itu Allah SWT juga menegaskan tentang pentingnya membaca dalam Alqur’an surat Al’alaq ayat 1-5 yang berbunyi:
َﻚ ﱡﺑ ُر َو ْأ َﺮ ْﻗ ِإ ٢( ) ْﻖ َﻠ َﻋ ْ ﻦ ِﻣ َ ن ﺎ َﺴ ْﻧ ِﻷ ا َﻖ َﻠ َﺧ ١( )َﻖ َﻠ َﺧ ْ ي ﺬ ﱠﻟ ا َﻚ ﱢﺑ َر ِﻢ ْﺳ ﺎ ِﺑ أ َﺮ ْﻗ ِا
) ٥( )ْﻢَﻠْﻌَﯾ ْﻢَﻟ ﺎَﻣ َ ن ﺎَﺴْﻧ ِﻻا َﻢَﻠَﻋ ٤( )ْﻢ َﻠ َﻘ ْﻟ ﺎ ِﺑ ﻢ ﱠﻠ َﻋ ي ْﺬ ّﻟ ا ٣( ُم ا َﺮ ْﻛ َﻷ اArtinya: “1) Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang
menciptakan, 2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, 3) Bacalah, dan tuhanmulah yang maha pemurah, 4) Yang mengajar manusia dengan perantaran kalam, 5) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”
Dari ayat Al-Qur’andiatas Allah menyuruh membaca bukan hanya membaca Al-Qur’an saja, melainkan sumber ilmu yang lain juga. Oleh sebab itu jika siswa mengalami kesulitan dalam membaca, maka siswa akan mengalami kesulitan juga dalam semua mata pelajaran. Hal ini menyebabkan siswa tersebut akan lamban dalam menyerap apa yang disampaikan guru ataupun materi yang ada dalam buku pegangan siswa.
Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, maka perlu adanya usaha yang harus dilakukan secara bertahap. Karena membaca merupakan proses yang rumit dibanding komunikasi langsung secara lisan. Hal tersebut menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan materi pembelajaran. Seperti yang terjadi pada MI Nurul Huda dimana semua siswa belum lancar dalam membaca.
Oleh karena itu usaha awal yang harus ditempuh oleh seorang guru yaitu memilih metode yang tepat untuk kegiatan belajar membaca, sehingga metode tersebut dapat membuahkan hasil belajar membaca yang memuaskan.
Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu diadakan penelitian tindakan kelas untuk membuktikan bahwa melalui penerapan metode suku kata dapat meningkatkan hasil belajar membaca siswa kelas 1 MI Nurul Huda Klangon.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tersebut berjudul “ Penerapan Metode Suku Kata Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pokok Bahasan Membaca Siswa Kelas I MI Nurul Huda Klangon , Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah metode suku kata dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pokok bahasan membaca siswa kelas I di MI Nurul Huda Klangon, Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2015/2016? ”.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian permasalahan diatas tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa penggunaan metode suku kata dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pokok bahasan membaca siswa kelas I MI Nurul Huda Klangon, Ampel, Boyolali tahun pelajaran 2015/2016.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah metode suku kata dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pokok bahasan membaca siswa kelas I MI Nurul Huda Klangon, Kec. Ampel, Kab Boyolali Tahun pelajaran 2015/2016.
2. Indikator Keberhasilan
Penggunaan metode suku kata dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai. Adapun indikator yang dirumuskan peneliti adalah:
a. Secara Individu Siswa diharapkan dapat mencapai skor ≥ 70 pada materi membaca
b. Secara Klasikal Presentase 80% sebanyak dari total siswa dalam satu kelas mendapat nilai ≥ 70.
c. Siswa lebih aktif dengan pembelajaran menggunakan metode suku kata.
d. Ada perubahan kemampuan membaca siswa secara berkelanjutan (continue).
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru bagaimana cara mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses kegiatan belajar mengajar khususnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, terutama dalam hal meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia kelas I pokok bahasan membaca.
Apabila siswa termotivasi untuk belajar membaca, maka kemampuan membaca dapat meningkat sehingga dapat tercipta sumber daya manusia yang handal dan dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat menyesuaikan sesuai dengan perkembangan zaman.
Hasil penelitian ini juga dapat menambah khasanah keilmuan pendidikan Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI), khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi Guru Membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi oleh guru dan menambah wawasan serta keterampilan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
b. Manfaat bagi Siswa
1. Proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di MI Nurul Huda Klangon menjadi menarik dan menyenangkan.
2. Dapat meningkatkan hasil belajar membaca siswa
3. Meningkatkan keaktifan dan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar.
4. Meningkatkan keberanian siswa mengungkapkan pendapat, ide, pertanyaan, dan saran. c. Manfaat bagi sekolah
1. Meningkatkan mutu sekolah melalui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Sekolah dapat berkembang karena memiliki guru-guru yang kreatif, inovatif dan professional.
d. Manfaat bagi Pendidikan
1. Dapat menemukan kekurangan dan kelebihan dalam pembelajaran sehingga dapat memperbaiki kekurangan tersebut dan pada akhirnya pemahaman siswa akan meningkat.
2. Dunia pendidikan akan semakin maju karena guru semakin profesional dan kreatif dalam meningkatkan pembelajaran.
F. Definisi Operasional
Untuk mendapatkan kejelasan judul diatas, penulis memberikan definisi operasional terhadap istilah-istilah yang ada. Dengan harapan agar tidak ada kesalahpahaman dalam pemahaman judul yang penulis angkat. Adapun istilah- istilah tersebut adalah:
1. Metode suku kata Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara atau tehnik yang akan digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan materi untuk mencapai tujuan pembelajaran (Daryanto, 2012:148).
Metode suku kata adalah metode yang memulai pengajaran membaca permulaan dengan menyajikan kata-kata yang sudah di rangkai menjadi suku kata, kemudian suku-suku kata itu di rangkai menjadi kata dan yang terakhir merangkai kata menjadi kalimat (Musta’in, 2012: 15).
2. Hasil belajar Bahasa Indonesia Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh (Sams, 2010: 33).
Hasil belajar Bahasa Indonesia adalah tingkat kemampuan yang dimiliki siswa melalui usaha yang diperoleh dalam proses belajar Bahasa Indonesia. ( Ahmad Susanto, 2013: 241).
G. Metodologi Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian tindakan kelas, istilah dalam bahasa inggrisnya adalah Classroom Action Research yang berarti action research (penelitian dengan tindakan) yang dilakukan di kelas. Menurut Kemmis dan Carr ( 1986:26 ) mengemukakan bahwa: Penelitian tindakan merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan ini serta situasi dimana pekerjaan ini dilakukan. Sedangkan pendapat lain mengemukakan PTK adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, 2006:3).
Arikunto dalam bukunya mengungkapkan Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya (Arikunto, 2006:58). Jadi secara garis besarnya penelitian tindakan kelas adalah jenis penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas untuk memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus menerus.
Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas karena melalui penelitian ini seorang peneliti terjun langsung dan ikut berperan langsung dalam proses penelitian. Adapun gambaran tahap penelitian (Arikunto, 2006:16) adalah sebagai berikut:
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan
Perecanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan Pengamatan
?
Gambar 1.1 Tahap Penelitian2. Subyek penelitian
Dalam penelitian ini yang dijadika subyek penelitian adalah siswa kelas I MI Nurul Huda, Kec Ampel, Kab Boyolali. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penerapan Metode baca suku kata setelah itu dilakukan refleksi.
3. Langkah-langkah penelitian
Arikunto (2006:16), mengemukakan bahwa tahap-tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan penting, meliputi: (1) planning (rencana), (2) Action (tindakan), (3) Observation (pengamatan) dan (4) Reflection (refleksi). Lebih jelasnya sebagai berikut: a. Tahap rencana (planning)
Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah: 1) Membuat skenario pembelajaran dengan penerapan Metode suku kata.
2) Mempersiapkan sumber belajar yang relevan. 3) Menyusun daftar pertanyaan untuk tanya jawab. 4) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran untuk mengetahui kondisi siswa dalam proses pembelajaran.
5) Menyusun lembar pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran.
6) Menyusun test formatif untuk siswa
b. Tahap tindakan (action) Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang tertulis pada RPP dan tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti ( Elaborasi, Eksplorasi, dan Konfirmasi) dan penutup.
c. Tahap pengamatan (observation) Pada tahap ini segala aktivitas siswa dalam proses pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi keaktifan dan inisiatif siswa selama kegiatan pembelajaran.
d. Tahap refleksi (reflection), meliputi : 1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran.
2) Evaluasi hasil observasi. 3) Analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan siklus I pada siklus II.
Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah dilaksanaan tersebut, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada tahap selanjutnya, yaitu siklus II dan seterusnya.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian tindakan ini adalah: a. Pedoman / lembar observasi
Lembar pengamatan digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan yang dilakukan siswa dan guru dalam proses pembelajaran membaca melalui metode suku kata.
b. Tes Tes dilakukan dengan memberikan soal mengenai materi yang telah disampaikan (lembar soal) untuk mendapatkan informasi atau data tentang pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan dengan metode suku kata.
5. Pengumpulan data Data merupakan informasi-informasi tentang obyek penelitian.
Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dan menguji hipotesis. Dalam pengumpulan data penelitian ini cara mengumpulkan data dengan menggunakan metode:
a. Pengamatan Pengamatan adalah suatu pengamatan langsung terhadap peserta didik dengan memperhatikan tingkah lakunya secara teliti
(Farikhah, 2006:10). Dalam setiap siklus guru melakukan pengamatan kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana perhatian aktivitas, dan prestasi belajar terhadap materi yang diajarkan.
b. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pada setiap siklus guru memberikan tes tertulis untuk mengukur kemampuan siswa dalam pemahaman terhadap materi membaca.
c. Dokumentasi Dokumentasi yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah silabus, rencana pelaksanaan tindakan (RPP) dan nilai siswa sebelum diterapkan metode baca suku kata. Silabus merupakan rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas yang digunakan oleh peneliti sebagai landasan penyusunan RPP. Sedangkan RPP sendiri merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman pembelajaran guru dan disusun dalam tiap-tiap putaran pembelajaran. Nilai siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode suku kata untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi pelajaran. Selain itu peneliti menggunakan foto jalannya pembelajaran untuk menjadi penguat dari penelitian.
6. Analisis Data
Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil penelitian yang terekam dalam tes dan format pengamatan lainnya. Analisis reflektif dilakukan peneliti bersama guru kelas I MI Nurul Huda, kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, sebagai pijakan untuk menemukan program aksi pada siklus selanjutnya atau untuk mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya. Peneliti ini menggunakan analisis deskriptif. Deskriptif yang digunakan berupa persentase sebagai berikut:
= × 100% Keterangan:
P
= Persentase
F = Frekuensi N = Jumlah siswa (Djamarah, 2000: 225-226).
H. Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut:
1. Bagian Awal Bagian awal skripsi mencakup tentang sampul, lembar berlogo, halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.
2. Bagian Inti
BAB I berisi pendahuluan yang mencakup: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan.
BAB II berisi kajian pustaka yang mencakup: Metode suku kata
meliputi Pengertian metode suku kata, Keunggulan metode suku kata, Hasil belajar membaca, Pengertian belajar, Ciri-ciri belajar, Prinsip- prinsip belajar, Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar, Pengertian hasil belajar, Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, Wujud hasil belajar, Membaca dan Penerapan metode suku kata sebagai upaya meningkatkan hasil belajar membaca.
BAB III berisi pelaksanaan penelitian yang mencakup: berisi
gambaran umum lokasi penelitian, subyek penelitian, deskripsi pelaksanaan penelitian prasiklus, deskripsi pelaksanaan penelitian siklus I, deskripsi pelaksanaan penelitian siklus II
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, mencakup: deskripsi paparan per siklus dan pembahasan. BAB V Penutup, mencakup: Kesimpulan dan saran yang selanjutnya
akan bermanfaat bagi perkembangan teori maupun praktek bidang yang diteliti.
3. Bagian Akhir Bagian akhir mencakup daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup penulis.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Suku Kata
1. Pengertian metode suku kata
Istilah metode berarti perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi pelajaran bahasa secara teratur. Istilah ini bersifat prosedural dalam arti penerapan suatu metode dalam pembelajaran bahasa dikerjakan dengan melalui langkah-langkah yang teratur dan secara bertahap, dimulai dari penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian pengajaran, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar.
Metode suku kata adalah suatu metode yang memulai pengajaran membaca permulaan dengan menyajikan kata-kata yang sudah di rangkai menjadi suku kata, kemudian suku-suku kata itu di rangkai menjadi kata yang terakhir merangkai kata menjadi kalimat. Sedangkan pendapat lain, metode suku kata adalah “ suatu metode yang di mulai dengan mengajar suku-suku kata kemudian suku kata di gabungkan menjadi kata dan diuraikan menjadi huruf”. Jadi metode suku kata ada dua macam.
Kedua metode ini dalam penerapannya menggunakan cara mengurai dan merangkaikan. Pertama, metode kupas rangkai suku kata. Metode mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: Guru mengenalkan huruf kepada siswa, merangkaikan suku kata menjadi huruf, menggabungkan huruf menjadi suku kata misalnya.
Misalnya: bu – ku b – u – k – u bu - ku
Kedua , Metode Kata Lembaga. Penerapannya menggunakan langkah-
langkah sebagai berikut: membaca kata yang sudah dikenal siswa, menguraikan huruf menjadi suku kata, menguraikan suku kata menjadi huruf, mengabungkan huruf menjadi suku kata, menggabungkan suku kata menjadi kata.
Misalnya: buku bu – ku b – u – k – u bu – ku buku. Siswa dikatakan berkemampuan membaca permulaan jika dia dapat membaca dengan lafal dan intonasi yang jelas, benar dan wajar, serta lancar dalam membaca dan memperhatikan tanda baca. Setelah mengetahui batasan tesebut maka jelas tujuan yang ingin dicapai dalam merancang pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakann metode suku kata. Berikut rancangan membaca suku kata:
No Aspek Kemampuan Penjabaran Tujuan
1. Membaca 1 kata benda BUKU Anak dapat membaca kata yang sering dijumpai Vokal : U benda yang sering di oleh anak Konsonan : B/K temuinya
2. Membaca 1 kata dasar TULIS Vokal : I Konsonan : T/L/S
Menambah kosakata baru anak dari kata Buku tulis
- huruf u sudah di ajarkan
3. Membaca 1 kata subjek SAYA Vokal : A Konsonan : S/Y
Dapat membaca kalimat sederhana serta membaca dan membuat kalimat baru dari kalimat yang dipelajari.
Membaca 1 kata benda yang sudah dikenal oleh anak BUKU
BU - KU B –U – K – U
BU – KU BUKU
Maka anak di ajarkan: Vokal : U Konsonan : B/K Setelah anak dapat membaca dengan benar maka tambahkan 1 kata lagi
TULIS TU – LIS
T – U – L- I – S TU – LIS
TULIS Vokal : I Konsonan : T/L/S Dari kata BUKU dan TULIS dapat digabungkan menjadi kata BUKU
TULIS BUKU TULIS BU – KU TU – LIS
B – U –K – U T - U - L - I – S BU – KU TU – LIS
BUKU TULIS Dari kata BUKU TULIS anak dapat membuat kata baru, seperti :
1. SIKU
2. BULU
3. SAKU
4. TAS
5. BISA
6. KUSUT
7. BISU
8. TULI
9. KUBU
10. KUTU
11. ITU
12. KUKU
13. KIKI
Untuk menambah kemampuan anak setelah anak dapat membaca BUKU TULIS, tambahkanlah kata yang dapat menjadi kalimat sederhana.
Tambahkan kata SAYA SAYA
SA – YA S – A – Y - A
SA – YA SAYA
Vokal : A Konsonan : S/Y jadi :
BUKU TULIS SAYA BU - KU - TU - LIS SA-YA
B - U - K - U T - U - L - I - S S - A - Y - A BU - KU TU – LIS SA-YA
BUKU TULIS SAYA Jadi, dari vokal U, A, I dan konsonan B, K, T, L, S, Y anak dapat membuat kata dan kalimat baru dari kalimat BUKU TULIS SAYA.
Kata : Kuku, Kubu, Kutu, Kiki, Kita, Kata, Kulit, Kuya, Kaya, Bisa, Bisu, Basi, Buta, Buka, Busa, Buaya, Lusi, Lika, Luki, Liku, Siku, Saku, Satu, Sisi, Suka, Tuba, Tuli, Tali, Tas, Sikat, Taksi, Kusut, dsb.
Dari kata BUKU TULIS SAYA anak dapat membuat kalimat baru, seperti :
1. BUKA TALI ITU
2. SATU TAS
3. KULIT LUSI (intanmara.blogspot.com/2011/11metode_suku_kata/ di unduh pada tanggal 31 Juli 22.00) Tetapi ada pendapat lain yang mengemukakan tentang metode suku kata, Metode suku kata adalah metode yang memulai pengajaran membaca permulaan dengan menyajikan kata-kata yang sudah di rangkai menjadi suku kata, kemudian suku-suku kata itu di rangkai menjadi kata yang terakhir merangkai kata menjadi kalimat (Musta’in, 2012: 15). Metode membaca dengan suku kata mirip dengan metode IQRA. Membaca huruf latin dengan lebih dulu menggabungkan huruf konsonan dan vokal. Sehingga membentuk suku kata yang berbunyi. Misal ba, kita langsung memperkenalkan sebagai ba. Tidak dieja terlebih dahulu.
Misal : a ba a ba ba a ba ba ba ba ca a ca a ba ca ba ba ca a ba ca a ba ca Demikian selanjutnya bertahap da, fa, sampai za baru kemudian ba, bi, bu, be, bo, dan seterusnya hingga diperkenalkan bunyi huruf mati, ng, dan ny.
2. Keunggulan metode suku kata Setiap metode memiliki keuntungan dan kelemahan masing-masing.
Keuntungan dari metode suku kata yang membantu anak dalam membaca permulaan, antara lain: a. Dalam membaca tidak ada mengeja huruf demi huruf sehingga mempercepat proses penguasaan kemampuan membaca permulaan b. Dapat belajar mengenal huruf dengan mengupas atau menguraikan suku kata yang dipergunakan dalam unsur-unsur hurufnya c. Penyajian tidak memakan waktu yang lama
d. Dapat secara mudah mengetahui berbagai macam kata Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat di tegaskan keuntungan metode suku kata ini adalah untuk membantu anak kesulitan belajar yang cepat bosan, sehingg metode suku kata ini dapat di gunakan untuk meningkatkan motivasi belajar membaca anak kesuliatn belajar.
B. Hasil Belajar 1) Pengertian Belajar
Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Dalam arti luas mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan sebagainya. Setiap perilaku ada yang tampak atau dapat diamati dan ada pula yang tidak dapat diamati. Belajar adalah perubahan kemampuan dan disposisi seseorang yang dapat dipertahankan dalam suatu periode tertentu dan bukan merupakan hasil dari proses pertumbuhan (Hartiny, 2010: 31).
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. (Djamarah 2011: 13).
Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the process by
which behavior (in the broader sense) is originated or changed through
practice or training. Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti
luas) ditimbulkan atau diubah melaui praktek atau latihan (Djamarah 2011: 12).
Dari beberapa pendapat diatas bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsure, yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan. Tentu saja perubahan yang diharapkan bukan perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa dengan sebab masuknya kesan-kesan yang baru.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.
2) Ciri-ciri Belajar
Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan kedalam cirri-ciri belajar (Djamarah, 2011: 15).
a. Perubahan yang terjadi secara sadar Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kebiasaannya bertambah. Jadi, perubahan tingkah laku individu yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk kategori perubahan dalam pengertian belajar. Karena individu yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan tersebut.
b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misal, jika seorang anak belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak menulis menjadi dapat menulis. Perubahan itu berlangsung terus menerus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.
Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri.
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang bersifat sementara (temporer) yang terjadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, menangis, tidak digolongkan dalam pengertian belajar. perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. Misalnya, kecakapan seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar, tidak akan hilang, melainkan akan terus dimiliki dan bahkan makin berkembang bila terus dipergunakan atau dilatih.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Misalnya seseorang yang belajar membaca, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar membaca. Dengan demikian, perbuatan belajar dilakukan senantiasa terarah pada tingkah laku yang telah ditetapkannya.
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan.