Hubungan antara sikap guru praktikan, kemampuan interaksi belajar-mengajar, dan nilai mata kuliah prasyarat PPL II dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan : studi kasus mahasiswa peserta PPL II, program studi pendidikan akuntansi, USD Yogyakarta -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN

  

INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR, DAN NILAI MATA KULIAH

PRASYARAT PPL II DENGAN KOMPETENSI KEGURUAN

PADA GURU PRAKTIKAN

Studi Kasus : Mahasiswa Peserta PPL II, Program Studi Pendidikan

  Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Fransisca Ria Candrasa

  

NIM : 031334060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PERSEMBAHAN Kupersembahkan karya ini untuk : Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

  Ayahanda dan Ibunda Warsino, Debanku terkasih , Sanmathu tersayang dan Almamaterku Universitas Sanata Dharma – Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

MOTTO

Hidup ini seperti air yang mengalir, ketika sudah mengalir,

jangan terhanyut dalam derasnya aliran itu…

  

Kebahagiaan Sejati datangnya selalu berasal dari Ketulusan

Hati, Keikhlasan dan Kemauan untuk Tetap Terus Maju dan

Berjuang

Jangan Pernah Takut.....

  

Kalau Kamu Ingin Maju dan Berhasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang Mahakasih yang telah memberikan perlindungan dan bimbinganNya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.

  Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan berbagi masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :

  1. Bapak Paulus Kuswandono, S. Pd., M. Ed selaku Wakil Rektor III yang telah memberikan kesempatan, dukungan, waktu dan semangatnya untuk segera menyelesaikan studi kepada penulis.

  2. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  3. Bapak L. Saptono, S. Pd., M. Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  4. Bapak Ignatius Bondan S, S. Pd., M. Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar dan bersedia meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, dukungan, kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

  5. Bapak S. Widanarto P, S. Pd., M. Si, selaku Dosen Penguji yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, dukungan, kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

  6. Ibu Natalina Premastuti, S. Pd, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan waktu, saran dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini.

  7. Staf Pengajar Prodi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  8. Mbak Aris dan Pak Wawik selaku tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

  9. Eyang Projobanowo dan Mbah Mukinem yang telah mendukung penulis lewat doa dan dukungannya dalam perjuangan penyelesaian skripsi ini (Tuhan Memberkati….. )

  10. Pakde Albertus Subandrio yang telah banyak membantu penulis dalam perjuangan penyelesaian skripsi ini (I Love You, Debandku…)

  11. Papa, Mama, Nonong, Aam dan Keluarga Besar Warsino, atas doa, semangat dan dukungannya kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

  12. Dejat dan Keluarga, Bude Sil sekeluarga, Mbak Lenny dan keluarga, Mbak Nining family, serta keponakan-keponakanku tercinta, yang telah banyak memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

  13. Mami Lusy Laksita, Lady in Red, tidak ada sesuatu yang indah, tanpa adanya kasih sayang dan perhatian tulus yang selalu kau tawarkan… (ta

  tunggu MCnya yaa mam… )

  14. My Lovely Sanmathu, yang selalu mengajarkan penulis akan kebahagiaan sejati dan kesederhanaan hidup melalui ketulusan sebuah hati (kutepati janjiku, san… I always missing you ☺ )

  15. Nadine sekeluarga, Yoyo n Iwan, Mama Brevi n Papa Deavid, Siwi n Mas Hery, Uke, Tari, Wita n sahabat-sahabatku terkasih… (Thengkyu

  banget untuk semuanya… Tetap Semangat, yaa!! )

  16. Romo Gogon, Frater John, Frater Bamz, Frater Budi, Frater Agam, Frater Didik, volunteer Pingit dan Frater-frater Jesuits (trimakasih untuk

  pengalaman hidup yang sangat mengesankan…GBU )

  17. Wulan (thanks a lot, say…), Adel kriting (semangatt…!!), Suster Yekti (kemana aja, Ter?), Septi, Anez, Tiara, Siska, Yiska, Wawan, Santi n semua temen PAK B Angkatan 2003 plus Romo Hiro, Amel, Nia, Deta, Yayik, Benny, Merli, Titis juga semua temen-temen PAK A (maju terus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  18. Teman-teman PPL periode Januari-Mei 2007, terimakasih untuk perhatian, dukungan dan semangatnya untuk penulis.

  19. Nining n Uur, Ningsih, Pipit, Rini, Yuyun dan teman-teman PE angkatan 2003 (hehehe… thanks udah nemenin ngantri yaa…?)

  20. Mbak Trisna dan kawan-kawan, Mas Toro, Mbak Nina, Mbak Ria dan semua kakak-kakak angkatan 2000-2002.

  21. Teman-teman Banaran Café n Resto, yang sudah membantu penulis di setiap malamnya (thanks untuk kerjasamanya ya, prends…☺)

  22. Tata, Bertus, Viranty, Aphila, Puput, Antiq, Anas, PJ n all temen-temen Komunitas Lektor Santo Antonius Kotabaru (ayo isi tugas yang bolong-

  bolong lagi…)

  23. My lovely childrens at Pingit n Ori II, kalianlah semangat n lilin dalam keredupan hatiku, I love you all…

  24. A 5357 K dan yang pernah duduk di atasnya, yang setia membantu penulis dalam perjuangan hidup dan penyelesaian skripsi ini.

  25. Rental Komputer STM yang setia menemani dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk menjadi yang utama dan pertama (thanks pak, bu…)

  26. Serta untuk semua teman-teman dan orang-orang yang tidak bisa penulis tulis satu persatu.

  Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN

  

INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR DAN NILAI MATA KULIAH

PRASYARAT PPL II DENGAN KOMPETENSI KEGURUAN

PADA GURU PRAKTIKAN

Fransisca Ria C

  

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2007

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : 1) ada hubungan positif dan signifikan antara sikap guru praktikan dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan, 2) ada hubungan positif dan signifikan antara kemampuan interaksi belajar-mengajar dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan, dan 3) ada hubungan positif dan signifikan antara nilai mata kuliah prasyarat PPL II dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan.

  Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa peserta PPL II periode Februari-Mei 2007 pada bulan Mei – Juni 2007. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner/angket, dokumentasi dan wawancara. Untuk menjawab permasalahan dalam hipotesis digunakan korelasi tata jenjang atau korelasi rank dari Spearman.

  Dari analis data dapat ditarik kesimpulan : 1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap guru praktikan dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan, yang menunjukkan bahwa nilai r korelasi sebesar 0,484 atau angka probabilitas sebesar 0,004 yang lebih kecil dari 0,05, 2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan interaksi belajar-mengajar dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan, yang menunjukkan bahwa nilai r korelasi sebesar 0,541 atau angka probabilitas sebesar 0,001, 3) tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara nilai mata kuliah prasyarat PPL dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan, yang menunjukkan bahwa nilai r korelasi sebesar 0,058 atau angka probabilitas sebesar 0,747 yang lebih besar dari 0,05.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE ATTITUDE OF TEACHER-IN

APPRENTICESHIP, THE ABILITY OF TEACHING-LEARNING IN

  

INTERACTION, THE GRADES OF PRE-REQUIRED SUBJECTS OF

THE PRACTICE TEACHING PROGRAM (PPL) AND THE TEACHING

COMPETENCE OF TEACHER-IN APPRENTICESHIP

Fransisca Ria Candrasa

  

University of Sanata Dharma

Yogyakarta

2007

  This research whose intended to show 1) the positive and significant relationship between the attitude of teacher-in apprenticeship and the teaching competence, 2) the positive and significant relationship between the ability to do teaching-learning interaction and the teaching competence, 3) the positive and significant relationship between the grades of the pre-required subjects of the practice-teaching program (PPL II) and the teaching competence.

  Respondents of this research were students in practice teaching program (PPL II), from February-May 2007 period. The data sampling technique used in this research were questionnaire, interview and documentation. Rank Correlation or Spearman Rank Correlation whose applied to solve the problems.

  Conclusions taken from data analysis were 1) there is positive and significant relationship between the attitude of teacher-in apprenticeship and the teaching competence, showed by r-Correlation Coefficient (0,484) and

  

Probability Value (0,004) which is smaller than 0,05, 2) there is positive and

  significant relationship between the ability to teaching-learning in interaction and the teaching competence, showed by r-Correlation Coefficient (0,541) and

  

Probability Value (0,001), 3) there is positive and significant relationship between

  the grades of the pre-required subjects of the practice teaching program (PPL II) and the teaching competence, showed by r-Correlation Coefficient (0,058) and

  Probability Value (0,747) which is bigger than 0,05 .

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI

  Halaman Judul ......................................................................................... i Halaman Persetujuan Pembimbing ......................................................... ii Halaman Pengesahan .............................................................................. iii Halaman Persembahan ............................................................................ iv Motto ....................................................................................................... v Pernyataan Keaslian Karya ..................................................................... vi Kata Pengantar ........................................................................................ vii Abstrak .................................................................................................... x

  Abstract ................................................................................................... xi

  Daftar Isi ................................................................................................. xii Daftar Tabel ............................................................................................ xv Daftar Lampiran ...................................................................................... xvi

  BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..............................................................

  1 B. Identifikasi Masalah ....................................................................

  5 C. Batasan Masalah .........................................................................

  5 D. Rumusan Masalah .......................................................................

  5 E. Tujuan Penelitian ........................................................................

  6 F. Manfaat Penelitian ......................................................................

  7 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kompetensi Keguruan Guru Praktikan .......................................

  8 1. Pengertian ..............................................................................

  8 2. Jenis-jenis Kompetensi Keguruan .........................................

  9 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Keguruan ..

  16 B. Sikap Guru Praktikan ..................................................................

  19 1. Pengertian Sikap....................................................................

  19

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3. Sikap Guru Praktikan ............................................................

  21 C. Kemampuan Interaksi Guru Praktikan ........................................

  24 1. Interaksi Belajar-Mengajar....................................................

  24 2. Ciri-ciri Interaksi Belajar-Mengajar ......................................

  26 D. Nilai Prasyarat Program Pengalaman Lapangan II (PPL)...........

  26 1. Prasyarat Program Pengalaman Lapangan II ........................

  26 E. Hubungan Antar Variabel Penelitian ..........................................

  28

  1. Hubungan Sikap Guru Praktikan dengan Kompetensi Keguruan ...............................................................................

  28

  2. Hubungan Kemampuan Interaksi Belajar-Mengajar dengan Kompetensi Keguruan ..............................................

  30

  3. Hubungan Nilai Mata Kuliah Prasyarat PPL II dengan Kompetensi Keguruan ...........................................................

  31 F. Kerangka Berpikir .......................................................................

  32 G. Hipotesis ......................................................................................

  36 BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ............................................................................

  37 B. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................

  37 C. Subyek dan Obyek Penelitian .....................................................

  37 D. Populasi dan Sampel ...................................................................

  38 E. Variabel Penelitian dan Operasionalnya .....................................

  39 F. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................

  40 G. Pengujian Instrumen....................................................................

  41 1. Uji Validitas ..........................................................................

  41 2. Uji Reliabilitas ......................................................................

  43 H. Teknik Analisis Data ...................................................................

  45 1. Deskripsi Data .......................................................................

  45 2. Uji Normalitas .......................................................................

  45 3. Uji Hipotesis .........................................................................

  46

  BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data .............................................................................

  57 B. Analisis Data ...............................................................................

  66 C. Pembahasan .................................................................................

  72 BAB VI. KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, SARAN A. Kesimpulan .................................................................................

  77 B. Keterbatasan Penelitian ...............................................................

  78 C. Saran ............................................................................................

  79 Daftar Pustaka

  Lampiran-lampiran Riwayat Hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR TABEL Tabel 1. Kisi-kisi Variabel Sikap Guru Praktikan ..................................

  39 Tabel 2. Kisi-kisi Variabel Kemampuan Interaksi Guru Praktikan ........

  39 Tabel 3. Kisi-kisi Variabel Nilai Mata Kuliah Prasyarat PPL II Guru Praktikan ..........................................................................

  39 Tabel 4. Kisi-kisi Variabel Kompetensi Keguruan Guru Praktikan .......

  39 Tabel 5. Penilaian Sikap Guru Praktikan ................................................

  59 Tabel 6. Penilaian Kemampuan Interaksi Belajar-Mengajar ..................

  61 Tabel 7. Penilaian Nilai Mata Kuliah Prasyarat Program Pengalaman Lapangan ..............................................................

  63 Tabel 8. Penilaian Kompetensi Keguruan guru Praktikan ......................

  65 Tabel 9. Ringkasan Uji Normalitas .........................................................

  67 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN Surat Permohonan Pengisian Kuesioner .................................................

  82 Kuesioner ................................................................................................

  83 Uji Validitas 1. Validitas Sikap Guru Praktikan ......................................................

  88 2. Validitas Kemampuan Interaksi Belajar-Mengajar ........................

  89 3. Validitas Kompetensi Keguruan pada Guru Praktikan ..................

  90 Uji Reliabitas 1. Reliabilitas Sikap Guru Praktikan ..................................................

  91 2. Reliabilitas Kemampuan Interaksi Belajar-Mengajar ....................

  92 3. Reliabilitas Kompetensi Keguruan pada Guru Praktikan ..............

  93 Uji Normalitas .........................................................................................

  94 Data Mentah 1. Sikap Guru Praktikan .....................................................................

  95 2. Kemampuan Interaksi Belajar-Mengajar .......................................

  96 3. Nilai Mata Kuliah Prasyarat PPL II ...............................................

  97 4. Kompetensi Keguruan ....................................................................

  98 Daftar Tabel Distribusi Chi Kuadrat .......................................................

  99 Daftar Riwayat Hidup ............................................................................. 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin lama seiring dengan kemajuan suatu negara, masyarakat akan

  terus-menerus berkembang dan pendidikan dibutuhkan oleh masyarakat untuk membantu perkembangan itu. Perkembangan berarti meneruskan dan meningkatkan serta memperbaharui apa yang dimiliki, namun hal ini tidaklah mudah bagi masyarakat. Pendidikan menjadi instrumen atau alat masyarakat untuk meneruskan dan meningkatkan serta memperbaharui potensi yang dimilikinya. Jadi, dunia pendidikan memiliki suatu tantangan yang berat.

  Keberadaan guru sebagai salah satu dari unsur pendidikan sangatlah penting bagi suatu bangsa, terlebih bagi kelangsungan hidup bangsa di tengah zaman dengan teknologi yang kian canggih dengan segala perubahan serta pergeseran nilainya. Semakin akurat para guru melaksanakan fungsinya, semakin terjamin, tercipta dan terbinanya kesiapan dan keandalan seseorang sebagai manusia pembangunan. Dengan kata lain, potret dan wajah diri bangsa di masa depan tercermin dari potret guru masa kini dan gerak maju dinamika kehidupan bangsa berbanding lurus dengan citra para guru di tengah masyarakat (Uzman, 1997:5).

  Akhir-akhir ini, hampir setiap saat media massa khususnya media cetak harian dan mingguan memuat berita tentang guru. Ironisnya, berita-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  guru nyaris tak mampu membela diri. Hugget (Muhibbin, 2002 : 221) mencatat sejumlah besar politisi Amerika Serikat yang mengutuk para guru yang kurang profesional, sedangkan orang tua menuding mereka tidak kompeten dan malas, kalangan bisnis dan industrialis pun memprotes para guru karena hasil didikan mereka dianggap tidak bermanfaat. Sementara itu, wibawa para guru di mata murid-murid pun kian jatuh.

  Menurut Sri Mulyani (2000, Desember-Januari), Inspirasi, halaman 7, kualitas dan profesionalitas guru di Indonesia dewasa ini, pada umumnya belum memadai. Ada delapan faktor utama penyebab rendahnya kualitas pendidikan Indonesia, yaitu : (a) manajemen sekolah yang tidak efektif ; (b) struktur insentif guru yang tidak mendorong guru untuk berkembang secara optimal; (c) waktu belajar efektif kurang produktif; (d) mayoritas guru kurang terlatih dalam penguasaan bidang studi dan proses mengajar ; (e) keterbatasan sumber daya sekolah ; (f) kekurangan buku dan bahan belajar lainnya ; (g) kurangnya monitoring ; dan (h) hambatan institusional.

  Kualitas pendidikan Indonesia yang seharusnya dapat dibentuk secara bersama-sama ini menjadi masalah dan tugas penting seorang guru yang sekaligus menjadi pendidik dalam dunia pendidikan. Berdasarkan delapan faktor utama penyebab rendahnya kualitas pendidikan Indonesia seperti yang dikemukakan di atas, perlu dioptimalkan dengan sikap seorang guru dalam hal mengatasi waktu belajar efektif yang kurang produktif, keterbatasan sumber daya sekolah, kekurangan bahan dan peralatan lainnya serta hambatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  institusional di sekolah dengan kompetensi keguruan sebagaimana yang dimiliki seorang guru dalam mengatasi permasalahan tersebut.

  Selain itu, untuk mengatasi kurang terlatihnya guru dalam penguasaan bidang studi dan proses belajar-mengajar, pengawasan terhadap siswa dan lainnya dapat dibantu dari peran guru (pendidik) dalam hal interaksi belajar mengajar dan penguasaan ilmu pengetahuan yang didapatnya selama duduk di bangku perkuliahan. Oleh sebab itu, seorang guru yang berkompeten dapat diartikan sebagai seorang guru yang mampu untuk melaksanakan kewajiban- kewajibannya secara bertanggung jawab (profesional) dan layak (Usman, 1997:14).

  Namun pada kenyataannya, akhir-akhir ini guru nasibnya selalu berada sekian tingkat di bawah profesi lainnya. Tidak ada fasilitas, tidak ada hak-hak istimewa, bahkan gajinya pun pas-pasan untuk hidup sehari-hari. Tidak ada warga yang membelanya bahkan para guru sendiri merasa tidak perlu membela dirinya, karena merasa lebih beruntung bisa diangkat sebagai guru sebab masih banyak tamatan sekolah calon guru yang tidak memiliki pekerjaan. Itulah potret guru Indonesia yang penuh ironisme (Supeno, 1995:12-13). Selain itu, implikasi dari rendahnya penghasilan guru pun berpengaruh bagi kualitas pendidikan secara menyeluruh. Oleh karena itu, profesi yang mulia ini menjadi tidak menarik bagi kalangan anak-anak muda, sehingga sekolah atau lembaga pendidikan calon guru hanya dimasuki oleh anak-anak yang berintelegensi sedang atau bahkan rendah. Bahkan alumni

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  yang memiliki latar belakang disiplin ilmu keguruan pun banyak yang tidak berminat menjadi guru.

  Oleh karena itu, untuk dapat mewujudkan guru-guru yang berkualitas dan profesional maka Universitas Sanata Dharma (USD) khususnya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), berusaha untuk mendidik mahasiswanya menjadi guru (tenaga pendidik) yang profesional. Menurut Driyarkara, tenaga pendidik adalah tenaga yang berusaha mendewasakan manusia muda. Oleh karena itu, para calon pendidik harus dipersiapkan dengan matang agar menjadi pendidik yang bertanggung jawab (Profesional).

  Pembentukan kemampuan keguruan dilakukan secara bertahap yaitu mulai dari pembentukan berbagai unsur kemampuan, penghayatan sikap dan nilai –nilai melalui berbagai mata kuliah dan kemudian secara bertahap lagi dalam latihan Program Pelatihan Lapangan ( PPL ). Latihan dalam Program Pengalaman Lapangan dilakukan secara bertahap pula seperti terlihat dalam tahap-tahap latihan : (1) Latihan Keterampilan terbatas melalui latihan dalam Pengajaran Mikro (PPL 1) yang berlangsung dalam situasi buatan (simulasi) ; (2) pengenalan lapangan melalui observasi dan penghayatan langsung berbagai aspek kehidupan di sekolah; (3) latihan keterampilan secara terintegrasi dalam situasi yang sebenarnya untuk berlatih mengerjakan tugas- tugas mengajar dan non mengajar. Berdasarkan pembahasan tersebut, maka penulis bermaksud melakukan penelitian dan mengambil judul tentang “Hubungan Antara Sikap Guru Praktikan, Kemampuan Interaksi Belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Mengajar, dan Nilai Mata Kuliah Prasyarat PPL II dengan Kompetensi Keguruan pada Guru Praktikan.“

  B. Identifikasi Masalah

  Pembentukan kemampuan keguruan dilakukan secara bertahap yaitu mulai dari pembentukan berbagai unsur kemampuan, penghayatan sikap dan nilai-nilai melalui berbagai mata kuliah. Secara bertahap, latihan PPL merupakan latihan keterampilan terintegrasi melalui pemberian kesempatan kepada mahasiswa untuk mengintegrasikan berbagai kemampuan keguruan secara utuh dalam situasi yang sebenarnya. Oleh karena itu, maka sikap guru praktikan, kemampuan interaksi belajar-mengajar dan nilai mata kuliah prasyarat PPL II akan mempengaruhi kompetensi keguruan pada guru praktikan PPL.

  C. Batasan Masalah

  Kemampuan mengajar mahasiswa PPL dipengaruhi oleh banyak faktor, tetapi penulis membatasi masalah ini hanya berdasarkan sikap guru praktikan, kemampuan interaksi belajar mengajar, dan nilai mata kuliah prasyarat PPL II pada kompetensi keguruan.

  D. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara sikap guru praktikan dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan?

  2. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan interaksi belajar mengajar dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan? 3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara nilai mata kuliah prasyarat PPL II guru praktikan dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan?

E. Tujuan penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui adanya hubungan positif dan signifikan antara sikap guru praktikan dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan.

  2. Untuk mengetahui adanya hubungan positif dan signifikan antara kemampuan interaksi belajar-mengajar dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan.

  3. Untuk mengetahui adanya hubungan positif dan signifikan antara nilai mata kuliah prasyarat PPL II dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. Manfaat Penelitian

  1. Menambah kajian mengenai hubungan antara sikap guru praktikan, kemampuan interaksi belajar-mengajar dan nilai mata kuliah prasyarat PPL II dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan PPL

  2. Memberikan sumbangan penelitian mengenai sikap guru praktikan, kemampuan interaksi belajar-mengajar dan nilai mata kuliah prasyarat PPL II dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan PPL, mengingat saat ini penelitian tentang hal ini belum terlalu banyak dilakukan

  3. Memberikan masukan dan pertimbangan bagi perkembangan instansi dalam hal ini Universitas khususnya Prodi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma dan sekaligus bagi upaya peningkatan kualitas pendidikan dan sumber daya yang dihasilkannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kompetensi Keguruan Guru Praktikan PPL

1. Pengertian

  Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Purwadarminta) kompetensi berarti (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi (competency) yakni kemampuan atau kecakapan.

  Menurut Charles E. Johnson (Usman, 1997:14), Competency as a

  rational performance wich satisfactorily meets the objective for a desired condition. Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai

  tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Menurut Broke and Stone (Usman, 1997 : 14) kompetensi dimaknai sebagai “descriptive of qualitative nature or teacher behavior appears to

  be entirely meaningful” yang merupakan gambaran hakikat kualitatif dari

  perilaku guru yang tampak sangat berarti. Menurut Barlow (Usman, 1997:14) adapun kompetensi guru (teacher competency) the ability of ateacher to responsibility perform has or her duties appropriately .

  Kompetensi guru merupakan kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan kewajiban – kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Dengan gambaran pengertian tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya.

2. Jenis-Jenis Kompetensi Keguruan

  Kompetensi Keguruan meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik.

  Penjabaran kompetensi keguruan tersebut, akan disampaikan di bawah ini.

  a.

  Kompetensi Pribadi atau Personal Kompetensi pribadi adalah sikap kepribadian yang mantap dan patut diteladan (yang harus dimiliki guru) sehingga guru mampu menjadi sumber identifikasi siswa, sedangkan kompetensi sosial adalah kemampuan interaksi dan berkomunikasi sosial. Guru dengan siswa, sesama guru, kepala sekolah, pegawai TU dan anggota masyarakat di lingkungannya.

  Menurut Samana (1994:35), kompetensi personal sosial meliputi: menghayati serta mengamalkan nilai hidup ; menunjukkan kejujuran dan kesediaan bertanggung jawab; berperan menunjukkan kepemimpinan; bersikap bersahabat dan terampil berkomunikasi; berperan serta aktif dalam pelestarian dan pengembangan budaya; menghargai pribadi orang lain yang berbeda dengan dirinya; ikut berperan serta dalam berbagai kegiatan sosial; memiliki mental yang sehat dan stabil; tampil secara pantas dan rapi; berbuat kreatif dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  tugas-tugasnya serta pengembangan; mampu menggunakan waktu luangnya secara bijaksana dan produktif.

  b. Kompetensi Profesional Kompetensi Profesional adalah pengetahuan yang luas dan dalam tentang subject matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta penguasaan metodologis dalam arti memiliki konsep teoritik yang tepat serta mampu menggunakannya dalam proses belajar – mengajar yang dapat dilatih secara langsung dalam pendidikan pra jabatan guru.

  Menurut Samana (1994:42), kompetensi profesional meliputi : menguasai bahan ajar, mampu mengelola proses belajar mengajar; mampu mengelola kelas; mampu menggunakan media dan sumber pengajaran, mampu mengelola interaksi belajar mengajar, menguasai landasan pendidikan; mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat; mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan; menilai hasil dan proses belajar yang telah dilaksanakan.

  Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru merupakan modal dasar bagi guru yang bersangkutan dalam menjalankan tugas keguruannya secara profesional. Secara garis besar, integrasi antara kompetensi kepribadian sosial dengan kompetensi profesional tampak dalam diagram berikut ini :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Tindak Keguruan : KOMPETENSI

  Membimbing, mengajar PROFESIONAL dan melatih

  KOMPETENSI PERSONAL-SOSIAL

  Untuk mampu menjalankan kewenangan kompetensi tersebut, sebagai dasar dan landasannya, guru dituntut untuk memiliki keanekaragaman kecakapan (competencies) yang bersifat psikologis, yang meliputi aspek-aspek, sebagai berikut.

  a) Kompotensi Kognitif (ranah cipta)

  Kompotensi kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai objek sikap. Komponen kognitif meliputi : Ilmu pengetahuan kependidikan

  Ilmu kependidikan terdiri atas dua macam, yaitu pengetahuan kependidikan umum dan pengetahuan kependidikan khusus.

  Pengetahuan kependidikan umum meliputi ilmu pendidikan, psikologi pendidikan, administrasi pendidikan dan seterusnya, sedangkan pengetahuan kependidikan khusus meliputi metode mengajar, metodik khusus pengajaran materi tertentu, teknik evaluasi, praktik keguruan dan sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Ilmu pengetahuan materi bidang studi Ilmu pengetahuan materi bidang studi meliputi semua bidang studi yang menjadi keahlian atau pelajaran yang akan diajarkan oleh guru. Penguasaan guru atas materi-materi bidang studi itu hendaknya langsung dikaitkan dengan pengetahuan kependidikan khusus terutama dengan metodik khusus dan praktik keguruan.

  Jenis kognitif lain yang juga perlu dimiliki seorang guru adalah kemampuan mentransfer strategi kognitif kepada para siswa agar dapat belajar secara efisien dan efektif (Lawson dalam Syah, 231), yaitu mengubah pilihan kebiasaan belajar (cognitive preference) siswa yang bermotif ekstrinsik menjadi preferensi kognitif yang bermotif intrinsik.

  b) Kompetensi Afektif ( kecakapan ranah rasa ) Kompetensi ranah afektif guru meliputi seluruh fenomena perasaan dan emosi seperti : cinta, benci, senang, sedih dan sikap-sikap tertentu terhadap diri sendiri dan orang lain. Sikap dan perasaan itu meliputi :

  Konsep diri (self-concept) dan harga diri (self-esteem) atau konsep diri guru ialah totalitas sikap dan

  Self-concept

  persepsi seorang guru terhadap dirinya sendiri yang merupakan deskripsi kepribadian guru yang bersangkutan. Self-esteem

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  penilaian seorang guru mengenai dirinya sendiri berdasarkan prestasinya. Titik tekan self-esteem terletak pada penilaian atau taksiran guru terhadap kualitas dirinya sendiri yang merupakan bagian dari self-concept.

  Guru yang memiliki konsep diri yang tinggi, umumnya memiliki harga diri yang tinggi pula. Ia mengajak, mendorong serta membantu dengan sekuat tenaga agar siswanya lebih maju.

  Efikasi diri (self-efficacy) dan efikasi kontekstual (contextual

  efficacy ) Self-efficacy guru (efikasi guru) atau personal teacher efficacy

  adalah keyakinan guru terhadap keefektifan kemampuannya sendiri dalam membangkitkan gairah dan kegiatan para siswanya. Kompetensi ranah rasa ini berhubungan dengan kompetensi ranah rasa lainnya yang disebut teacher efficacy atau contextual efficacy yang berarti kemampuan guru dalam berurusan dengan keterbatasan faktor di luar dirinya ketika ia mengajar, artinya keyakinan guru terhadap kemampuannya sebagai pengajar profesional bukan hanya dalam hal menyajikan materi pelajaran di depan kelas saja, melainkan juga dalam hal memanipulasi (mendayagunakan) keterbatasan ruang, waktu dan peralatan yang berhubungan dengan proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Sikap penerimaan terhadap diri sendiri (attitude of self-

acceptance) dan orang lain (others acceptance attitude).

  Sikap penerimaan terhadap diri sendiri (self-acceptance

  attitude ) adalah gejala ranah rasa seorang guru dalam

  berkecenderungan positif atau negatif terhadap dirinya sendiri berdasarkan penilaian yang lugas atas bakat dan kemampuannya. Sikap penerimaan terhadap diri sendiri ini diiringi dengan rasa puas terhadap kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri guru tersebut. Sikap ini akan berpengaruh secara psikologis terhadap sikap penerimaan pada orang lain (others acceptance attitude).

  c) Kompetensi psikomotorik (kecakapan ranah karsa) Kompetensi ranah karsa guru terdiri atas dua kategori, kecakapan fisik umum dan kecakapan fisik khusus. Kecakapan fisik umum direfleksikan (dan diwujudkan) dalam bentuk gerakan dan tindakan umum jasmani guru yang tidak langsung berhubungan dengan aktivitas mengajar, sesuai dengan kebutuhan dan tata krama yang berlaku. Adapun ranah karsa khusus meliputi ketrampilan- ketrampilan ekspresi verbal (pernyataan lisan) dan non verbal (penyataan tindakan) tertentu yang direfleksikan guru terutama ketika mengelola proses belajar mengajar.

  Selain kompetensi-kompetensi di atas, adapun salah satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  maupun calon guru, yaitu kompetensi pedagogi. Di dalam pelaksanaan pendidikan, baik itu formal, nonformal atau informal peranan guru sangatlah penting. Kompetensi pedagogi bagi seorang pendidik atau guru nampak terlihat dalam penampilannya sebagai seorang guru (pendidik). Pedagogi adalah kajian mengenai pengajaran, khususnya pengajaran dalam pendidikan formal. Dengan kata lain, ia adalah sains dan seni mengenai cara mengajar di sekolah ( www.wikipedia.com ).

  Dilihat dari segi etimologinya, istilah pedagogi berasal dari bahasa Yunani ”paidagagos”, hamba yang menghantar dan mengambil budak-budak pulang pergi dari sekolah. Istilah ”paida” merujuk kepada anak-anak, yang menjadikan sebab kenapa sebagian orang cenderung membedakan antara pedagogi (mengajar anak-anak) dan andragogi (mengajar orang dewasa). Istilah pedagogi sendiri dalam pendidikan menurut arti dalam bahasa Yunani, dapat digunakan dengan lebih meluas dan seringkali keduanya dapat ditukar guna ( www.wikipedia.com ).

  Pedagogi merupakan satu ilmu yang luas dan mendalam. Pada lazimnya, seorang calon guru akan menerusi teori pembelajaran dan pengajaran serta hakikat pengajaran sebelum menjadi guru. Di samping itu, ia pun harus mempelajari hal-hal yang berkaitan juga dengan organisasi sekolah, kurikulum sekolah, metode pengajaran, interaksi belajar-mengajar dan lain sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Ciri-ciri yang harus dimiliki guru dalam kompetensi pedagogi adalah sebagai berikut.

  1. Adanya kewibawaan yang terpancar daripada dirinya terhadap anak didik.

  Ciri ini akan mengundang ketaatan, karena ciri ini akan cocok dengan ketakberdayaan anak. Dengan kata lain, kewibawaan itu harus berbanding dengan ketakberdayaan anak didik.

  2. Mengenal anak didiknya Seorang guru yang menghadapi anak secara perorangan itu harus mampu mengenalnya secara khusus pula.

  3. Mau membantu anak didiknya Seorang guru yang tidak memiliki ciri ini dikhawatirkan akan bertindak terlalu dominan (mempengaruhi sekali), sehingga ia lupa akan hal penting dalam pendidikan, yaitu bahwa setiap anak pada dasarnya ingin menjadi dirinya sendiri, ingin berdiri sendiri, ingin bertanggung jawab sendiri, dan ingin menentukan diri sendiri. Akan tetapi, ia tahu bahwa siswa itu belum mampu untuk itu dan karena itu perlu bantuan.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Keguruan

  Kompetensi keguruan terdiri atas kompetensi personal-sosial, kompetensi profesional dan kompetensi pedagogi. Kompetensi personal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dimiliki guru) sehingga guru mampu menjadi sumber identifikasi siswa. Kompetensi sosial adalah kemampuan interaksi dan berkomunikasi sosial guru dengan siswa, sesama guru, kepala sekolah, pegawai TU dan anggota masyarakat di lingkungannya. Kompetensi profesional adalah pengetahuan yang luas dan dalam tentang subject matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta penguasaan metodogis dalam arti memiliki konsep teoritik yang tepat serta mampu menggunakannya dalam proses belajar mengajar yang dapat dilatih secara langsung dalam pendidikan pra jabatan guru. Kompetensi pedagogi bagi seorang pendidik atau guru nampak terlihat dalam penampilannya sebagai seorang guru (pendidik).

  Dengan demikian, untuk mampu menjalankan kewenangan personal-sosial, kewenangan pedagogi dan kewenangan profesionalnya, sebagai dasar dan landasannya, guru dituntut untuk memiliki keanekaragaman kecapan (competencies) yang bersifat psikologis, yaitu kompetensi kognitif, kompetensi afektif dan kompetensi psikomotorik.

  Kompetensi kognitif atau ranah cipta mengandung bermacam- macam pengetahuan baik yang bersifat deklaratif maupun prosedural.

  Keduanya merupakan kategori pengetahuan kependidikan dan pengetahuan bidang studi yang akan diajarkan dan diperoleh di bangku kuliah. Ukuran-ukuran yang digunakan dalam kompetensi kognitif biasanya dilihat dari kemampuan pemahaman terhadap ilmu pengetahuan kependidikan dan ilmu pengetahuan materi bidang studi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Secara konkrit dapat dilihat dari perolehan nilai akademik guru praktikan dalam proses belajar mengajar (nilai mata kuliah prasyarat PPL II) Berbeda halnya dengan kompetensi afektif yang bersifat tertutup dan abstrak yang sebenarnya meliputi seluruh fenomena perasaan dan emosi seseorang terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Self – concept atau konsep diri guru ialah totalitas sikap dan persepsi seorang guru terhadap dirinya sendiri yang merupakan deskripsi kepribadian guru yang bersangkutan. Self-esteem (harga diri) guru dapat diartikan sebagai tingkat pandangan dan penilaian seorang guru mengenai dirinya sendiri berdasarkan prestasinya. Titik tekan self-esteem terletak pada penilaian atau taksiran guru terhadap kualitas dirinya yang merupakan bagian dari self-concept.

  Self-efficacy guru (efikasi guru) atau personal teacher efficacy

  adalah keyakinan guru terhadap keefektifan kemampuannya sendiri dalam membangkitkan gairah dan kegiatan para siswanya. Kompetensi ranah rasa ini berhubungan dengan kompetensi ranah rasa yang disebut

  

teacher-efficacy c atau contextual efficacy yang berarti kemampuan guru

  dalam berurusan dengan keterbatasan faktor di luar dirinya ketika ia mengajar artinya keyakinan guru terhadap kemampuannya sebagai pengajar profesional bukan hanya dalam menyajikan materi pelajaran di depan kelas saja melainkan juga dalam hal memanipulasi (mendayagunakan) keterbatasan ruang, waktu, dan peralatan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Sikap penerimaan terhadap diri sendiri (self acceptance attitude) adalah gejala ranah rasa seorang guru dalam kencenderungannnya menilai positif atau negatif terhadap dirinya sendiri berdasarkan penilaian yang lugas atas bakat dan kemampuan. Sikap penerimaan terhadap diri sendiri ini diiringi dengan rasa kuat terhadap kelebihan dan kekurangan yang ada pada guru tersebut. Sikap ini akan berpengaruh secara psikologis terhadap sikap penerimaan pada orang lain (other acceptance attitude ).

  Kompetensi ranah karsa guru terdiri atas kecakapan fisik umum yang direfleksikan (dan diwujudkan) dalam bentuk gerakan dan tindakan umum, jasmani guru yang tidak langsung berhubungan dengan aktivitas mengajar, sesuai dengan kebutuhan dan tatakrama yang berlaku dan kecakapan fisik khusus yang meliputi keterampilan-keterampilan, ekspresi verbal (pernyataan lisan) dan non verbal ( pernyataan tindakan) tertentu yang direfleksikan guru terutama ketika mengelola proses belajar-mengajar.

B. Sikap Guru Praktikan

1. Pengertian Sikap

  Menurut Louis Turstone dan Charles Osgood (Azwar, 1988:3), sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Formulasinya sendiri adalah derajat afek positif atau afek negatif yang dikaitkan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  mendukung atau memihak (favorable) ataupun perasaan tidak mendukung (unfavorable) objek tersebut.

  Menurut Berkowitz (Azwar, 1988 : 4), sikap merupakan suatu respon evaluatif. Sikap hanya akan ada artinya bila ditampakkan dalam bentuk pernyataan perilaku, baik lisan maupun perbuatan. Sikap selalu dikaitkan dengan perilaku yang berada dalam kenormalan dan merupakan respons atau reaksi terhadap rangsangan lingkungan sosial.