BAB II. PROFIL KABUPATEN EMPAT LAWANG - DOCRPIJM 1503115172BAB II PROFIL EMPAT LAWANG

BAB II. PROFIL KABUPATEN EMPAT LAWANG Profil Kabupaten Empat Lawang menggambarkan kondisi Kabupaten Empat Lawang

  dari berbagai aspek. Dari profil Kabupaten Empat Lawang diharapkan dapat tercermin kondisi Kabupaten Empat Lawang terkait dengan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) . Profil Kabupaten Empat Lawang terdiri dari gambaran kondisi geografis dan administratif wilayah, gambaran mengenai demografi, gambaran mengenai topografi wilayah, gambaran mengenai geohidrologi, gambaran mengenai geologi, gambaran mengenai klimatologi, d an gambaran mengenai kondisi sosial dan ekonomi.

2.1 Wilayah Administrasi

  Kabupaten Empat Lawang merupakan pemekaran dari Kabupaten Lahat yang dibentuk dengan UU No. 1 tahun 2007 Tentang Pembentukan Kabupaten Empat Lawang di Propinsi Sumatera Selatan . Secara Administratif, Kabup aten Empat Lawang dibagi dalam 10 wilayah kecamatan yang mencakup 147 Desa, 9 Kelurahan, 451 dusun, 54 Rukun Warga (RW), dan 1 51 Rukun Tetangga (RT) dengan batas wilayah sebagai berikut :

   Sebelah Utara dengan Kabupaten Musi Rawas  Sebelah Selatan dengan Kabupaten Lahat dan Kabupaten Bengkulu Selatan

  Propinsi Bengkulu  Sebelah Timur dengan Kabupaten Lahat  Sebelah Barat dengan Kabupaten Rejang Lebong Propinsi Bengkulu. Kabupaten Empat Lawang berada pada 3 25 – 4 15’ Lintang Selatan dan 102 37’ – 2 103 45’ Bujur Timur. Kabupaten Empat Lawang memiliki luas wilayah 2.256,44 km . yang jenis lahannya sebagai berikut : Tanah Sawah terdiri dari : sawah irigasi, tadah hujan. Tanah kering terdiri dari emplasement, kebun, kolam; tanah hutan terdiri dari hutan lebat, belukar, hutang lindung; tana h perkebunan, yaitu tanah perkebunan Negara/Swasta, tanah umum. Tanah Pasilitas Umum yang terdiri dari tanah untuk lapangan olehraga, taman rekreasi, jalur hijau, pemakaman umum.

2.2 Potensi Wilayah

  a. Gambaran Topografi

  Kabupaten Empat Lawang terletak pada ketinggian wilayah yang bervariasi, antara 50 meter sampai dengan 2500 meter dari atas permukaan laut(dpl). Wilayah barat-timur memiliki ketinggian antara 150 meter sampai dengan 450 meter di atas permukaan laut (dpl). Dae rah dengan ketinggian antara 300 meter sampai dengan 450 meter di atas permukaan laut mengcangkup areal seluas 64%. Pada wilayah selatan timur merupakan wilayah didaerah pengunungan Bukit Barisan dengan ketinggian rata-rata antara 600 meter sampai dengan 7 00 meter di atas permukaan laut. Sedangkan ke arah utara timur, memiliki ketinggian antara 150 meter sampai dengan 250 meter di atas permukaan laut, relatis datar dibandingkan dengan wilayah lainnya.

  Kecamatan yang paling rendah dari permukaan laut adalah kecamatan Saling dengan ketinggian 80 meter sampai dengan 670 meter sedangkan kecamatan yang paling tinggi adalah kecamatan Muara Pinang dengan ketinggian 300 Meter sampai dengan 2500 Meter.

  Topografi Empat Lawang relatif berbukit dan bergelombang yang membentuk sebagian besar wilayahnya, sehingga pada umum nya merupakan perbukitan. Relief perbukitan ini terbentuk karena wilayah Kabupaten Empat Lawang termasuk dalam lajur Pengunungan Bukit Barisan yang membentang di sepanjang Pulau Sumatera bagian barat.

  b. Gambaran Geohidrologi

  Wilayah Kabupaten Empat Lawang mempunyai sumber-sumber air yang melimpah, dikelilingi oleh aluh anak dan cabang Su ngai Musi yang merupakan Sungai terbesar di Kabupaten Empat Lawang dan juga mempunyai beberapa ruas sungai besar dan kecil lainya yang tersebar di seluruh daerah di Kabupaten Empat Lawang. Beberapa sungai yang relatif besar adalah Sungai Air Lintang, Sung ai Musi, Sungai Air Keruh dan Sungai Air Saling . Sungai-sungai di Kabupaten Empat Lawang ini airnya pada umumnya tampak keruh dan membawa bahan endapan lempung ( suspended

  materials). Hal ini disebabkan salah satunya oleh aktivitas penebangan pohon-pohon (hutan) yang tak terkendali, sehingga terjadi erosi yang intensif di daerah hulu.

  Erosi di daerah hulu akan selalu di ikuti oleh sedimentasi di sepanjang aliran sungai, yang pada gilirannya berakibat pada pendangkalan dasar sungai. Akibat dari pendangkalan aliran sungai, maka pola aliran sungai sering berpindah-pindah tempat. Persediaan air didaerah Kabupaten Empat Lawang pada dasarnya sangat tergantung dari sungai-sungai utama yang kesemuanya bermata air dari Bukit Barisan. Dengan keberadaan sungai-sungai tersebut, maka ketersediaan air di daerah ini sangat besar potensinya sebagai sumber air domestik untuk kehidupan masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup terutama bagi pertanian, perkebunan, perternakan, perikanan, kehutanan, dan pariwisata. Kabu paten Empat Lawang diperkirakan juga memiliki air dalam (air tanah).

  c. Gambaran Geologi

  Jenis tanah di pengaruhi oleh faktor-faktor pembentuknya. Faktor-faktor tersebut

  2. Alluvial, penyebaran jenis tanah ini terdapat disepanjang Sungai Air Lintang, Sungai Musi, Sungai Air Keruh dan Sungai Air Saling dari Punggung Bukit Barisan. Tanah alluvial meliputi tanah-tanah yang masih sering mengalami/dilanda banjir sehingga dapat dianggap masih muda dan belum ada diferensiasi horizon. Tanah ini terbentuk akib at banjir, dimana bahan-bahan baru dari pedalaman diangkat kemudian di endapkan, maka sifat tanah alluvial ini berhubungan langsung dengan asal bahan pembentuk dan sekaligus menetukan tingkat kesuburan tanah. Dalam musim kemarau, areal tanah ini kering. Dranase sedang sampai lembab, pemebilitas sedang, daya menahan air sedang, tektur tanah tampa struktur, keasaman tanah (pH = <5,5). Tanah ini cocok untuk tanaman padi, palawija dan tanaman tahunan.

  3. Hidromorf, terdapat didataran rendah seperti Kecamatan Tebing Tinggi.

  d. Gambaran Klimatologi

  Kabupaten Empat Lawang beriklim tropis dengan temperatur bervariasi antara

  25 hingga 27 derajat celcius . Pada bulan-bulan tertentu, seperti Bulan April, suhu udara minimum mencapai rata-rata 22º C. Sedang pada Bulan Januar i, suhu udara maksimum bisa mencapai 3 9º C. Kelembaban udara di wilayah Kabupaten Empat Lawang berkisar antara 66,85 – 90,20 R.h. Kelembaban terendah terjadi pada Bulan Desember, sementara kelembaban udara tertinggi terjadi pada Bulan Agustus. Rata-rata ke lembaban relatif di Kabupaten Empat Lawang pada Tahun 2012 menunjukkan variasi antara 66,85 sampai dengan 90,20 persen, sedangkan rata-rata kecepatan angin bervariasi antara 5,44 sampai dengan 27,50 knot. Selama tahun

  45.056 jiwa penduduk berada di Kecamatan Tebing Tinggi. Pada tahun 2014 struktur tersebut tidak mengalami perubahan secara signifikan . secara absolut jumlah penduduk Kabupaten Empat Lawang meningkat 3.180 jiwa. Dengan luas wilayah yang relative tetap maka pertambahan jumlah penduduk secara dinamis akan berdampak t erhadap tingkat kepadatan potensi wilayah tinggal penduduk. Kondisi tersebut mengakibatkan kepadatan penduduk di Kabupaten Empat Lawang pada Tahun 201 4 mencapai 10 4,09 orang per km² dengan luas wilayah 2.256,44 km². peningkatan jumlah penduduk terjadi di s eluruh kecamatan, sehingga mengakibatkan pergeseran struktur penduduk secara agregat. Kepadatan terbesar terjadi di kecamatan pendopo yaitu 191,01 orang per km².

  Tabel 2.2

  Luas Wilayah Rata-rata, Jumlah Penduduk per Desa, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Empat Lawang Tahun 2014

  No Kecamatan Luas Wil. (Km 2 ) Jml.Penduduk (Jiwa) Rata-Rata Penduduk Per Desa (%) Kepadatan (Jiwa/Km 2 )

  1 Muara Pinang 193,72 30.634 13,04 158,14

  2 Lintang Kanan 264,55 25.551 10,88 96,58

  3 Pendopo 192,86 36.838 15,68 191,01

  4 Pendopo Barat 95,20 13.282 5,65 139,52

b. Sex Ratio

  Berdasarkan ratio jenis kelamin, sebagaimana halnya jumlah penduduk kabupaten Empat Lawang, pada sebagian besar kecamatan, jumlah penduduk laki-laki lebih besar daripada perempuan. Kondisi ini ditunjukan dengan rasio jenis kelamin yaitu perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan per 100 penduduk perempauan. Pada tahun 2014, rasio jenis kelamin kabupaten empat lawang 104,28 dimana kecamatan dengan rasio terbesar terdapat di kecamatan Tebing Tinggi (104,43) diikuti oleh Pendopo (104,38) serta Talang Padang (104,38). Sebagai entitas keluarga. Rumah tangga di Kabupaten empat lawang umumnya memiliki anggot a rumah tangga (ART) yang relatif masih ideal yaitu 4, 29 atau pada kisaran 4 hingga 5 anggota per rumah tangga.

  

Tabel 2.3

  Sex Ratio Penduduk Kabupaten Empat Lawang Tahun 2014

  No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Penduduk Sex Ratio

  1 Muara Pinang 15.629 15.005 30.634 104,16

  2 Lintang Kanan 13.041 12.510 25.551 104,24

  3 Pendopo 18.814 18.024 36.838 104,38

  4 Pendopo Barat 6.782 6.500 13.282 104,34

  5 Pasemah Air Keru 11.016 10.563 21.579 104,29

  6 Ulu Musi 9.905 9.512 19.417 104,13

  7 Sikap Dalam 8.405 8.075 16.480 104,09

  Tabel 2.4

  Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2014

  Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

  0 - 4 12.659 12.449 25.108 5 - 9 12.055 11.465 23.520 10 - 14 11.414 11.314 22.728 15 - 19 10.425 9.446 19.871 20 - 24 10.522 9.320 19.842 25 - 29 10.930 10.041 20.971 30 - 34 10.250 9.671 19.921 35 - 39 9.577 8.812 18.389 40 - 44 7.624 7.067 14.691 45 - 49 6.458 6.770 13 228 50 - 54 5.850 5.660 11 510 55 - 59 3.998 3.784 7.782 60 - 64 3.464 3.031 6.495 65 - 69 1.821 2.131 3.952 70 - 74 1.495 1.864 3.359

  75+ 1.361 2.152 3.513

  Jumlah 119.903 114.977 234.880 Sumber : Empat Lawang Dalam Angka 2015

  2005 209,345 0,99 2006 211,243 0,91

  2007 211,622 0,18 2008 213,559 0,57 2009 213,922 0,51 2010 214,953 0,48 2011 215,939 0,46 2012 216,893 0,44 2013 217,824 0,43 2014 218,740 0,42

  Sumber : Hasil Analisis

  Berdasarkan tabel prediksi perkembangan jumlah penduduk di atas, terlihat bahwa dari tahun perkembangan ju mlah penduduk secara nominal menunjukkan kecenderungan meningkat. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kabupaten Empat Lawang diprediksi menjadi sebesar 218.740 jiwa, bertambah 7.118 dibandingkan tahun 2007, atau tumbuh sebesar 3,4 persen. Dari tahun 2003 – 20 14, pertumbuhan penduduk Kabupaten Empat Lawang rata-rata sebesar 0,58 persen. Kecenderungan pertumbuhan tertinggi dicapai pada tahun 2003 – 2004 sebesar 1 persen. Sementara kecenderungan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2006 – 2007 sebesar 0,18 persen. Kecenderungan prediksi pertumbuhan penduduk yang relatif rendah ini mensyaratkan adanya keberhasilan pengelolaan program Keluarga Berencana (KB)

2.4 RTRW Kabupaten / Kota Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

  

Isu Strategis Sosial Ekonomi dan Lingk ungan Berdasarkan RPJMD dan

  2.4.1

2.4.1.1 Visi Misi Tujuan dan Sasaran

  Pernyataan Visi Pembangunan Kabupaten Empat Lawang dalam jangka menengah ini tidak terlepas dari janji Ke pala dan Wakil Kepala Daerah terpilih saat pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah langsung. Hal ini tidak terlepas dari kondisi yang merupakan cita-cita sekaligus janji kepada masyarakat Kabupaten Empat Lawang yang akan diciptakan dalam periode lima tahun ke depan. Pernyataan Visi Kabupaten Empat Lawang Tahun 2013 – 2018 ini adalah sebagai berikut :

   VISI a.

  VISI Kabupaten Empat Lawang Tahun 20 13 – 2018 : Terwujudnya Ekonomi Maju, Aman, Sehat dan sejahtera (EMASS).

  Ringkas yang menggambarkan cita-cita pembangu nan Kabupaten Empat Lawang pembangunan dalam periode 2013-2018 yaitu ”Terwujudnya Ekonomi Maju, Aman,

  Sehat dan sejahtera (EMASS) ”. Secara detail, Visi Kabupaten Kabupaten Empat

  Lawang tersebut memiliki sejumlah arti yaitu:

  (ketertiban umum, penganiayaan, pembunuhan, peni puan, kesusilaan, pelanggaran ) menurun setiap tahunnya.

  3. Kabupaten Empat Lawang akan menjadi kabupaten yang sehat. Sehat mengandung arti masyarakat Kabupaten Empat Lawang dalam kondisi baik secara fisik dan spritual, terpenuhi akan pelayanan kesehatan yang layak. Sehat juga berarti Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan meningkatnya derajad kesehatan masyarakat . Kondisi ini ditunjang dengan sarana, prasarana dan tenaga dokter serta medis terhadap jumlah balita maupun penduduk secara memadai sesuai dengan standar pelayanan minimal pelayanan kesehatan.

  4. Kabupaten Empat Lawang akan menjadi kabupaten yang sejahtera. Sejahtera mengandung arti kondiisi masyarakat Kabupaten Empat Lawang yang mampu memenuhi kebutuhan dasar nya (kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam dan lingkungan, rasa aman dari prilaku atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisifasi dalam kehidupan sosial politik, baik bagi perempuan maupun laki-laki).

5. MISI KABUPATEN EMPAT LAWANG TAHUN 2013-2018

  Pernyataan Misi Pembangunan Kabupaten Empat Lawang Tahun 2008 – 2013 adalah sebagai berikut :

   TUJUAN Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari p ernyataan misi dan tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka 5 (lima) tahun.

  Misi Satu : Meningkatkan Layanan Akses Infrastruktur

  Tujuan: Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang merata, berkelanjutan dan ramah lingkungan berdasarkan RTRW;

  MISI Kedua: Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Masyarakat

  Tujuan:  Meningkatkan taraf ekonomi masyarakat;  Meningkatkan pengembangan investasi daerah;  Membuka akses lapangan kerja/usaha;  Membuka akses pariwisata.

  MISI Ketiga: Meningkatkan Kesejahteraan Sosial dan Budaya

  Tujuan:  Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat;  Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat;  Mewujudkan lingkungan sosial yang agamis, berbudaya dan beretika; diukur. Sasara n ditetapkan dengan maksud agar perjalanan atau proses kegiatan dalam mencapai tujuan dapat berlangsung secara fokus, efektif, dan efisien.

1. Meningkatkan Layanan Akses Infrastruktur

  Tujuan : Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang merata, berkelanjutan dan ramah lingkungan berdasarkan RTRW Sasaran:

   Tercapainya pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap infrastruktur dasar yang layak;  Tercapainya pemenuhan kebutuhan masyarakat akan sanitasi;

   Terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan infrastruktur wilayah;  Meningkatnya pembangunan antar wilayah dan antar sektor dengan berpedoman pada RTRW;  Meningkatnya layanan transportasi;  Meningkatnya layanan komunikasi dan informasi;

  2. Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Masyarakat Tujuan : Meningkatkan taraf ekonomi masyarakat Sasaran:

   Terpenuhinya kebutuhan pokok (pangan) masyarakat;  Meningkatnya daya saing sektor industri kecil menengah,ekonomi kreatif dan UMKM;  Meningkatnya peran koperasi.

  Menurunnya jumlah kematian yang disebabkan oleh masalah  kesehatan; Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pola hidup bersih dan sehat  (PHBS); Menekan laju pertumbuhan penduduk. 

  Tujuan: Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat Sasaran : Meningkatnya pendidikan yang berkualitas secara merata.

  Tujuan : Mewujudkan lingkungan sosial yang agamis, berbudaya dan beretika Sasaran:

  Terwujudnya kehidupan masyarakat yang agamis;  Terwujudnya masyarakat yang beretika dan berbudaya. 

  Tujuan : Meningkatkan pemberdayaan dan kualitas sosial masyarakat Sasaran :

  Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah;  Meningkatnya kesetar aan gender,pemberdayaan perempuan dan  perlindungan anak.

  Tujuan: Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas Sasaran:

  Tercapainya perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah yang 

  Meningkatkan Keamanan Daerah 4.

  Tujuan : Menciptakan keamanan ketentraman dan ketertiban daerah Sasaran:

  Terwujudnya keamanan dilingkungan masyarakat;  Terbinanya wawasan kebangsaan masyarakat. 

2.4.1.2 Strategi dan Arah Kebijakan

  Strategi pembangunan daerah merupakan arahan yang disusun dalam rangka mencapai sasaran-sasaran yang sudah ditentukan. Strategi pembangunan daerah tentu saja merupakan reaksi atas hal-hal yan g berkembang dan menjadi sangat prioritas untuk disikapi oleh pemerintah daerah (dalam hal ini disebut isu strategis). Oleh karena itu, strategi yang dibuat akan sangat terkait dengan isu strategis dan sasaran-sasaran yang sudah ditentukan.

  Dalam rangka m encapai tujuan dan sasaran pembangunan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, perlu perubahan secara mendasar, terencana dan terukur. Upaya pencapaian tersebut dijabarkan secara sistematis melalui perumusan strategi dan arah kebijakan yang b erdasarkan isu strategis. Strategi dan arah kebijakan Pemerintah Kabupaten Empat Lawang adalah sebagai berikut :

  STRATEGI 1.

  Strategi pembangunan Kabupaten Kabupaten Empat Lawang Tahun 2013-2018 sebagai berikut:

  

Strategi mewujudkan misi satu Dalam upaya me wujudkan Misi satu, yaitu

a.

  Strategi mewujudkan Misi dua Dalam upaya mewujudkan Misi dua, yaitu b. Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Masyarakat

  strategi pembangunan yang ditempuh adalah: Meningkatakan produktivitas sektor -sektor potensial;  Menjaga keseimbangan cadangan pangan;  Meningkatkan pembangunan sarana prasarana sektor -sektor potensial;  Meningkatkan peran tenaga penyuluh;  Meningkatkan kualitas produk IKM dan UMKM;  Meningkatkan produktivitas IKM,ekonomi kreatif dan UMKM;  Melaksanakan penataan sentra - industri dan PKL/asongan;  Penguatan permodalan dan manajemen pengelolaan;  Memperkuat kelembagaan koperasi;  Meningkatkan sosialisasi perkoperasian;  Menciptakan iklim yang kondusif bagi peningkatan investasi;  Meningkatkan peluang -peluang investasi;  Meningkatkan promosi daerah;  Meningkatkan ketepatan dan kecepatan layanan perijinan;  Membuka lapangan kerja;  Meningkatkan ketrampilan dan kompetensi pencari kerja  Memberikan simulan menge nai wirausaha bagi pencari kerja melalui  program pemerintah; Mengekploitasi tempat - tempat wisata potensial;  Meningkatkan sarana prasarana pendukung pariwisata;   sarana prasarana pendukung pariwisata; Meningkatkan promosi pariwisata daerah; 

  Meningkatkan kualitas,profesionalisme dan pemerataan penyebaran tenaga  pendidik; Meningkatkan sarana prasana pendidikan;  Meningkatkan kegiatan/aktivitas keagamaan dimasyarakat;  Meningkatkan sarana prasarana pendukung;  Meningkatkan pemahaman masyarakat akan nilai - nilai etika,budaya da n  kesenian; Meningkatkan sarana prasarana seni dan budaya;  Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya berpartisipasi dalam  pembangunan.; Menghilangkan ketimpangan gender,pemberdayaan perempuan dan  perlindungan anak dikalangan masyarakat; Memperkuat sistem perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah;  Peningkatan efektifitas, efisiensi dan transparansi pengelolaan internal  SKPD/unit kerja; Menerapkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan yang  baik; Pengefektifan sistem pengawasan dan pengendalian internal;  Mengoptimalkan pelayanan kedinasan KDH WKDH serta anggota DPRD;  Peningkatan pengelolaan dokumen/arsip daerah;  Pengelolaan manajemen kepegawaian yang mengacu pada kebutuhan  pelayanan prima;

  Peningkatan kapasitas SDM aparatur;  Peningkatan efektifitas dan efisiensi belanja daerah;  Peningkatan pendapatan daerah;  Peningkatan kualitas pelayanan administrasi kependudukan;  Meningkatkan fasilitasi layanan dibidang pertanahan  Meningkatkan layanan pengaduan masyarakat 

   Membangun infrastruktur dasar yang tepat guna dan sesuai SPM; 

  Prioritas pendanaan bagi pembangunan dan pemelliharaan infrastruktur dasar;  Meningkatkan peran pemerintah,swasta dan masyarakat dalam pemeliharaan infrastruktur dasar;  Prioritas pendanaan bagi Pembangunan infrastruktur sanitasi;  Meningkatkan peran pemerintah,swasta dan masyarakat dalam pemeliharaan infrastruktur sanitasi;  Sinkronisasi program daerah dan pusat;  Alokasi pendanaan;  Meningkatkan perolehan dana - dana stimulan;  Meningkatkan peran pemerintah,swasta dan masyarakat dalam pemeliharaan infrastruktur wilayah;  Sinkronisasi pembangunan antar wilayah dan antar sektor yang berpedoman pada RTRW;  Meningkatkan peran seluruh sektor dalam pengendalian pemanfaatan ruang;  Penegakan Hukum bagi pelanggaran pemanfaatan ruang;  Meningkatkan pelayanan transportasi yang layak dan memadai;  Memenuhi kebutuhan kominfo bagi masyarakat;  Memperluas jangkauan promosi dan publikasi program pembangunan;

  

b. Arah kebijakan untuk mewujudkan Misi kedua Arah kebijakan untuk

mendukung terwujudnya misi kedua, yaitu M eningkatkan Perekonomian Daerah dan Masyarakat adalah:

   Peningkatan produktivitas sektor potensial melalui revitalisasi sektor - sektor potensia;  Melakukan rehabilitasi untuk kelestarian lahan ;  Pemenuhan kebutuhan sarana prasarana sektor potensia ;

  Membangun sarana prasarana penunjang ditempat -tempat wisata;  Meningkatkan peran pemerintah daerah dan stakeholder dalam promosi

   paiwisata;

  Arah kebijakan untuk mewujudkan Misi ketiga Arah kebijakan untuk c. mendukung terwujudnya misi ketiga, yaitu M eningkatkan Kesejahteraan Sosial dan Budaya adalah:

  Peningkatan sarana/prasarana termasuk obat -obatan sesuai dengan standar;  Meningkatkan kinerja untuk mencapai kualitas pelayanan yang sesuai dengan  SPM; Meningkatkan intensitas dalam pengendalian penyakit menular maupun tidak  menular melalui pelayanan dan perhatian dibidang kesehatan; Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam sosialisasi dan kampanye -  kampanye kesehatan; Membangun sarana prasarana olahraga yang berkualitas;  Mensosialisasikan budaya olahraga melalui even - even olahraga;  Membentuk wadah/organisasi keolahragaan daerah;  Peningkatan jumlah peserta keluarga berencana dan keluarga sejahtera;  Peningkatan pelayanan pendidikan usia dini yang berkualitas;  Peningkatan pelayanan pendidikan dasar yang berkualitas secara merata;  Peningkatan pelayanan pendidikan menengah yang berkualitas secara  merata; Pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi/kurang mampu;  Memberikan beasiswa bagi tenaga pendidik berprestasi;  Memberikan diklat /pelatihan khusus guna peni ngkatan profesionalisme dan  kompetensi tenaga pendidik; Mengatur penempatan tenaga pendidik secara merata;  Menyediakan sarana prasarana pendidikan yang berkualitas;  Melengkapi sarana prasarana sekolah sesuai dengan standar kurikulum; 

  Meningkatkan kualitas pengelolaan kegiatan internal SKPD/unit kerja;  Mengoptimalkan pengkajian produk hukum daerah dan data hukum;

   Sosialisasi produk hukum daerah kepada masyarakat;  Meningkatkan pembinaan dalam rangka pengendalian internal;  Mengembangkan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) di seluruh  SKPD; Mengoptimalkan fungsi kesekretariatan DPRD;  Meningkatkan pelayanan administrasi umum, kerumahtanggan, dan  keprotokolan pemerintah daerah; Mengoptimalkan penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah;  Meningkatkan pelayanan adminitrasi kepegawaian yang transparan, cepat,  tepat dan akuntabel; Menyediakan regulasi bagi pengembangan manajemen kepegawaian dan  pengembangan pola karir; Mengefektifkan penyelenggaraan diklat dan pengiriman tugas belajar;  Meningkatkan nasionalisme aparatur;  Meningkatkan jiwa enterpreneurship SDM aparatur;  Melaksanakan perencanaan penganggaran belanja berbasis kinerja;  Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi dalam rangka  meningkatkan pendapatan daerah; Melaksanakan intensifikasi pendapatan asli daerah;  Meningkatkan kualitas kebijakan pengembangan pendapatan daerah;

   Mengoptimalkan pemanfaatan aset daerah;  Menerapkan pelayanan prima pada pelayanan administrasi k ependudukan  dan pencatatan sipil; Fasilitasi layanan dibidang pertanahan;  Peningkatan kapasitas daerah dalam penanganan pengaduan masyarakat;  Peningkatan kesigapan pemerintah daerah dalam penanganan bencana 

  Kebijakan umum pembangunan daerah diarahkan untuk menghasilkan atau memperolehnya berbagai program yang paling efektif mencapai sasaran, selanjutnya adalah perumusan program pembangunan daerah menghasilkan rencana pembangunan dalam bentuk program prioritas dalam upaya pencapaian visi dan misi Kabupaten Empat Lawang sebagai berikut:

  MISI I: MENINGKATKAN LAYANAN AKSES INFRASTRUKTUR Program Prioritas: Urusan Pekerjaan Umum:

  1. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan;

  2. Program rehabilitasi/pemeliharaan Jalan dan Jembatan;

  3. Program inspeksi kondisi Jalan dan Jembatan;

  4. Program Pembangunan sistem informasi/data base jalan dan jembatan;

  5. Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan;

  Urusan Perumahan:

  1. Program Pengembangan Perumahan;

  2. Program Lingkungan Sehat Perumahan; 3. Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran.

  Urusan Tata ruang

  1. Program Perencanaan Tata Ruang; 2. Program Pemanfaatan Ruang.

  

MISI II: MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DAERAH DAN MASYARAKAT

MISI III: MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN BUDAYA

  Tabel 2.6 Penetapan Indikator Kinerja Daerah (Bidang Cipta Karya) Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

  

Kabupaten Empat Lawang

MISI TUJUAN Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja sasaran SKPD

  Meningkatkan Layanan Akses Infrastruktur Meningkatkan Layanan Akses Infrastruktur

  Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang merata, berkelanjutan dan ramah lingkungan berdasarkan RTRW Tercapainya pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap infrastruktur dasar yang layak

  Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan infrastruktur dasar

  Membangun infrastruktur dasar yang tepat guna dan sesuai SPM Cakupan ketersediaan rumah layak huni (SPM)

  Pu CK Cakupan lingkungan yang sehat/aman yang didukung oleh PSU (SPM)

  Pu CK Berkurangnya luasan permukiman kumuh dikawasan perkotaan (SPM

  Pu CK Prioritas pendanaan bagi infrastruktur dasar dan sanitasi Prosentase lingkungan pemukiman kumuh

  Pu CK Tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari -hari (SPM) PUCK PENGAIRAN

  Tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem Penyediaa Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari PUCK (SPM)

  PENGAIRAN Jumlah sarana prasarana air

  PUCK bersih pedesaan Tersedianya irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada (SPM) PUCK Rasio Jaringan irigasi PUCK Tercapainya Meningkatkan Prioritas Prosentase rumah tinggal pemenuhan pembangunan pendanaan bagi bersanitasi sanitasi kebutuhan infrastruktur masyarakat akan dasar dan sanitasi sanitasi

  PUCK Prosentase penanganan sampah PUCK Tersedianya sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm,selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2 kali setahun (SPM) PUCK

  Tersedianya sistem air limbah yang memadai (SPM) PUCK

  Tersedianya sistem air limbah skala komunitas/kawasan/kota (SPM) PUCK Meningkatkan Proporsi talud/bronjong dalam perolehan dana kondisi baik stimulan

  PUCK Meningkatkan Meningkatnya

  Sinkronisasi perencanaan pembangunan pembangunan yang partisipatif Tersedianya informasi antar wilayah dan antar wilayah untuk mengenai Rencana Tata antar sektor dan antar pelaksanaan Ruang (RTR) wilayah dengan sektor yang penataan ruang kabupaten/kota beserta berpedoman pada berpedoman yang rencana rincinya melalui peta RTRW pada RTRW berkelanjutan analog dan peta digital (SPM) PUCK Terlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum konsultasi publik yang

  Meningkatkan memenuhi syarat inklusif pengendalian dalam proses penyusunan pemanfaatan RTR dan program ruang pemanfaatan ruang (SPM) PUCK

  Mengoptimalkan sosialisasi dan pengawasan penyelenggaraan penataan ruang Terlaksananya tindakan awal terhadap pengaduan masyarakat tentang pelanggaran dibidang penataan ruang,dalam waktu 5 (lima ) hari kerja (SPM) PUCK Jumlah dokumen penataan ruang tersusun PUCK Meningkatnya pembangunan antar wilayah dan antar sektor dengan berpedoman pada RTRW

  Sinkronisasi pembangunan antar wilayah dan antar sektor yang berpedoman pada RTRW Meningkatkan perencanaan yang partisipatif untuk pelaksanaan penataan ruang yang berkelanjutan Tersedianya informasi mengenai Rencana Tata Ruang (RTR) wilayah kabupaten/kota beserta rencana rincinya melalui peta analog dan peta digital (SPM) PUCK Meningkatkan pengendalian pemanfaatan

  Terlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum konsultasi publik yang memenuhi syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan program pemanfaatan ruang (SPM) ruang PUCK

  Terlaksananya tindakan awal Mengoptimalkan terhadap pengaduan sosialisasi dan masyarakat tentang pengawasan pelanggaran dibidang penyelenggaraan penataan ruang,dalam waktu penataan ruang 5 (lima ) hari kerja (SPM) PUCK

  Jumlah dokumen penataan ruang tersusun PUCK

2.4.2 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

  Penyediaan air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak sosial ekonomi masyarakat yang harus dipenuhi oleh Pemerintah, baik itu Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat. Ketersediaan air minum merupakan salah satu ind ikator penentu peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang mana diharapkan dengan ketersediaan air minum dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan dapat mendorong peningkatan produktivitas masyarakat, sehingga dapat terjadi peningkatan pertumbuha n ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, penyediaan sarana dan prasarana air minum menjadi salah satu kunci dalam pengembangan ekonomi wilayah. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM adalah satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum (BAB I, Bagian Kesatu, Pasal 1, Poin 4 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.18/PRT/M 2007.

Tabel 2.7. Kondisi SPAM Di Kabupaten Empat Lawang

  Kapasitas Kete LOKASI / UNIT Kemampuan Sumber Air Sistem JUMLAH SAMBUNGAN NO Penduduk Terpasang rang KERJA Pel ayanan Baku Pengaliran LAYANAN

  (l/det) an Adm. (jiwa) Perkotaan (jiwa) SR HU s/d Bulan Lalu Bulan ini s/d Bulan ini

  1 Kec. Tebing Tinggi

  40 Sungai Musi Perpompaan Pom pa & Gens et Rusa k

  Padang Tepong 10 800

  Tida k Oper asi kare na a.

  20 S. Air Deras Perpompaan Pom pa & Gens et Rusa k

  5 400

  Oper asi kare na

  3 Kec. Pendopo 51.681 2.273 Tida k

  80 S. Air Lintang Perpompaan Tida k Bero pera si

  20 1600

  31.371 4.904 a. Muara Pinang

  2 Kec. Muara Pinang

  S. Seguring Perpompaan Oper asi

  Tebing Tinggi 2 40 3200 160

  40 S. Seguring Perpompaan 1.364 1.364 Oper asi b.

  10 800

  56.022 15.659 a. Tebing Tinggi 1

a. Pendopo

4 Kec. Ulu Musi 43.389 2.317

  Belu m ada

  Kec. Lintang SPA

  • 5 26.658 10.663

  M Kanan 209.121 35.816 85 6.800 340 1.364 1.364

  Sumber : PU Cipta Karya dan PDAM Kabupaten Empat Lawang, 2012

1. SPAM Perkotaan

a. SPAM Kecamatan Muara Pinang

  Pada tabel 2 dapat dilihat hasil dari perhitungan kebutuhan air minum di Kecamatan Muara Pinang sebagai berikut :

Tabel 2.8 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Muara Pinang Tahun 2013-2032Tabel 2.9. Proyeksi Kebutuhan Air Minum

  

Kecamatan Muara Pinang Tahun 2013-2032

  Rencana Pentahapan SPAM Muara Pinang b.

  SPAM Muara Pinang disusun untuk masa waktu 20 tahun, yaitu tahun 2013 - 20 32. Pentahapan serta target pelayanan Sistem SPAM Muara Pinang adalah sebagai berikut :

  Tahun 2013 2017 2022 2027 2032 Kebutuhan (l/det) 8,00 9,00 10,00 11,00 13,00 Kapasitas Eksisting 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 Actual Per 5 Tahun -12,00 -11,00 -10,00 -9,00 -7,00 Tahap Pembangunan (2013

  • – 2032), target pelayanan 26 % dari kondisi eksisting 65 %, dengan Optimalisasi pengembangan jaringan perpipaan distribusi dan penambahan Sambungan Rumah (SR) sebanyak 925 SR. Untuk lebih jelasnya dari uraian diatas dapat dijabarkan dalam bentuk Grafik Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM untuk Kecamatan Muara Pinang Tahun 201 3- 2032 seperti pada Gambar 4.2 sebagai berikut :

Gambar 2.2. Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM Muara Pinang Tahun 2013-2032.

c. SPAM Kecamatan Lintang Kanan

  Pada tabel 4 dapat dilihat hasil dari perhitungan kebutuhan air minum di Kecamatan Lintang Kanan sebagai berikut :

Tabel 2.10 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Lintang Kanan Tahun 2013-2032 .Gambar 2.3 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Lintang Kanan Tahun 2013-2032

d. Rencana Pentahapan SPAM Lintang Kanan

  Sistem SPAM Lintang Kanan disusun untuk masa waktu 20 tahun, yaitu tahun 2013 - 2032. target pelayanan Sistem SPAM Lintang Kanan adalah sebagai berikut :

  Tahun 2013 2017 2022 2027 2032 Kebutuhan (l/det) 16,50 18,86 21,73 24,91 28,43 Kapasitas Eksisting 0,00 16,50 18,86 21,73 24,91 Actual Per 5 Tahun 16,50 2,37 2,87 3,18 3,52

  Pengembangan IPA yang ada dengan memanfaatan sumber Sungai Nibung. Sesuai dengan kebutuhan air hingga tahun 2032 sebesar 28 l/det. (30 l/det).

  Untuk lebih jelasnya dari uraian diatas dapat dijabarkan dalam bentuk Grafik Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM untuk Kecamatan Lintang Kanan Tahun 201 3- 2032 seperti pada Gambar 4.4 sebagai berikut :

Gambar 2.4 Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM Lintang Kanan Tahun 2013-2032.

  

1. Alternatif Terpilih Untuk memenuhi kebutuhan Adalah Menggunakan

System Grafitasi dengan memakai Tahap Jangka Panjang ( 2013

  • – 2032 )

  adalah Terdiri dari unit-unit SPAM sebagai berikut : Sungai Nibung

1. Air baku yang sumbernya dari

  Unit Intake 2.

  Pipa transmisi 300 mm 3.

  IPA kapasitas 30 Lps 4. Reservoar Dengan Kapasitas 300 m3 5. Pipa Distribusi 6. Sambungan Rumah ( SR ) 7.

  Rencana Anggara Biaya 2.

e. SPAM Kecamatan Pendopo

  Pada tabel 4. 3 dapat dilihat hasil dari perhitungan kebutuhan air minum di Kecamatan Pendopo sebagai berikut :

Tabel 2.11 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Pendopo Tahun 2013-2032 .Gambar 2.5 Proyeksi Kebutuhan Air Minum

  

Kecamatan Pendopo Tahun 2013-2032

Rencana Pentahapan SPAM Pendopo f.

  Sistem SPAM Pendopo disusun untuk masa waktu 20 tahun, yaitu tahun 2013 - 20 32. target pelayanan Sistem SPAM Pendopo adalah sebagai berikut :

  Tahun 2013 2017 2022 2027 2032

  Pengembangan IPA yang ada dengan memanfaatan sumber Sungai Air Deras. Sesuai dengan kebutuhan air hingga tahun 2032 sebesar 6 l/det. (10 l/det).

  Untuk lebih jelasnya dari uraian diatas dapat dijabarkan dalam bentuk Grafik Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM untuk Kecamatan Pendopo Tahun 201 3-2032 seperti pada Gambar 2.6 sebagai berikut :

Gambar 2.6 Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM Pendopo Tahun 2013-2032.

g. Alternatif Terpilih Untuk memenuhi kebutuhan Adalah Menggunakan System Pompa dengan memakai Tahap Jangka Panjang ( 2013 – 2032 )

  adalah Terdiri dari unit-unit SPAM sebagai berikut :

  Air baku yang sumbernya dari Sungai Air Deras 1. Unit Intake 2.

  Pipa transmisi 100 mm 3.

  IPA kapasitas 10 Lps 4. Reservoar Dengan Kapasitas 100 m3 5. Pipa Distribusi 6. Sambungan Rumah ( SR ) 7.

  Rencana Anggara Biaya 1.

h. SPAM Kecamatan Ulu Musi

  Pada tabel 2.12 dapat dilihat hasil dari perhitunga n kebutuhan air minum di Kecamatan Ulu Musi sebagai berikut :

Tabel 2.12 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Ulu Musi Tahun 2013-2032 .Gambar 2.6. Proyeksi Kebutuhan Air Minum

  

Kecamatan Ulu Musi Tahun 2013-2032

i. Rencana Pentahapan SPAM Ulu Musi

  Sistem S PAM Pendopo disusun untuk masa waktu 20 tahun, yaitu tahun 2013 - 2032. target pelayanan Sistem SPAM Ulu Musi adalah sebagai berikut : Sesuai dengan kebutuhan air hingga

  

Tahun 2013 2017 2022 2027 2032

Kebutuhan (l/det) 3,58 4,10 4,72 5,41 6,18

Kapasitas Eksisting 0,00 3,58 4,10 4,72 5,41

Actual Per 5 Tahun 3,58 0,51 0,62 0,69 0,76

  Pengembangan IPA yang ada dengan memanfaatan sumber Sungai Air Betung. tahun 2032 sebesar 6 l/det. (10 l/det).

  Untuk lebih jelasnya dari uraian diatas dapat dijabarkan dalam bentuk Grafik Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM untuk Kecamatan Ulu Musi Tahun 201 3-2032 seperti pada Gambar 2.7 sebagai berikut :

Gambar 2.7. Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM Ulu Musi Tahun 2013-2032.

  Alternatif Terpilih Untuk memenuhi kebutuhan Adalah Menggunakan System Pompa dengan memakai Tahap Jangka Panjang ( 2013 – 2032 )

  adalah Terdiri dari unit-unit SPAM sebagai berikut :

  Air baku yang sumbernya dari

  Sungai Air Betung 1.

  Unit Intake 2.

  Pipa transmisi 100 mm 3.

  IPA kapasitas 10 Lps 4. Reservoar Dengan Kapasitas 100 m3 5. Pipa Distribusi 6. Sambungan Rumah ( SR ) 7.

  Rencana Anggara Biaya j.

  k. SPAM Tebing Tinggi

  Pada tabel dapat dilihat hasil dari perhitungan kebutuhan air minum di Kecamatan Tebing Tinggi sebagai berikut :

Tabel 2.13 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Tebing Tinggi Tahun 2013- 2032 .

  

p

Gambar 2.8 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Tebing Tinggi Tahun 2013-2032

  l. Rencana Pentahapan SPAM Tebing Tinggi Sistem SPAM Tebing Tinggi disusun untuk masa waktu 20 tahun, yaitu tahun 2013 - 2032.

  Pentahapan serta target pelayanan Sistem SPAM Tebing Tinggi adalah sebagai berikut :

  Tahun 2013 2017 2022 2027 2032 Kebutuhan (l/det) 24,22 27,70 31,92 39,02 41,75 Kapasitas Eksisting 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 Actual Per 5 Tahun -25,78 -22,30 -18,08 -10,98 -8,25

  Tahap Pembangunan (2013

  • – 2032), target pelayanan 26,8 % dari kondisi eksisting 65 %, dengan Optimalisasi pengembangan jaringan perpipaan distribusi dan penambahan Sambungan Rumah (SR) sebanyak 596 SR. Untuk le bih jelasnya dari uraian diatas dapat dijabarkan dalam bentuk Grafik Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM untuk Kecamatan Tebing Tinggi Tahun 201 3- 2032 seperti pada Gambar 2.9 sebagai berikut : Gambar 2.9. Pentahapan Kapasitas Sistem SPAM Tebing Tinggi Tahun 2013-2032.

2.4.4 KEBUTUHAN INVESTASI DAN SUMBER PENDANAAN

  Kebutuhan investasi dalam upaya pengembangan air minum terkadang sulit untuk didapat namun mutlak dan wajib dipenuhi, sebagai perencana pengembangan khususnya pengembangan air minum perencanaan investasi juga perlu diupayakan lebih awal tepatnya dalam studi Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (RIP SPAM), agar suatu perencanaan pengembangan dapat berjalan sempurna. Kebutuhan investasi pengemb angan air minum yang besar tapi sulit untuk mendapatkan pendanaannya namun di lain pihak harus dipenuhi mendorong seorang perencana RIP SPAM untuk mencari alternatif sumber pendanaannya dengan tidak mengabaikan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi apa bila sumber dana didapatkan dan dipakai dalam investasi air minum. Atas dasar pemikiran tersebut dan untuk memenuhi kebutuhan akan sumber pendanaan diperlukan berbagai kajian tentang sumber-sumber dana investasi dan alternatif-alternatif atau opsi-opsi sumber pendanaan dengan mempertimbangkan aturan dan tata tertib yang ada, alternatif sumber atau opsi pendanaan tersebut adalah:

  1. Menggunakan dana sendiri Alternatif ini mengasumsikan bahwa semua kebutuhan investasi akan didanai dengan keuangan dari hasil operasional.

  2. Menggunakan dana pinjaman dari bank komersial

  Alternatif ini mengasumsikan bahwa kebutuhan investasi akan ditutup oleh pinjaman komersial hingga kondisi keuangan internal cukup untuk membiayai kebutuhan investasi tersebut. Pada simulasi p injaman komersial ini, pinjaman diambil pada 5 (lima) tahun pertama, kebutuhan investasi selanjutnya dipenuhi oleh keuangan internal, dengan asumsi kinerja teknis dan keuangan seperti diatas maka diharapkan hasil operasional perusahaan cukup mampu untuk me nutup kebutuhan biaya-biaya tersebut.

  Persyaratan pinjaman komersial biasanya akan tergantung pada:

  • Tingkat suku bunga komersil per tahun;
  • Jangka waktu pembayaran, jangka waktu pendek termasuk masa tenggang 2 tahun, biasanya 8 – 10 tahun.

  3. Menggunakan dana dengan penerbitan obligasi daerah.

  Dengan alternatif penerbitan obligasi ini maka kebutuhan biaya investasi dipenuhi oleh dana dari penjualan obligasi (dalam hal ini adalah penerbitan obligasi oleh Pemerintah Kota/Kabupaten). Persyaratan penerbitan obligasi ini adalah:

   Tingkat bunga (kupon) persen per tahun; (lebih tinggi tingkat bunga acuan)  Adanya jatuh tempo pembayaran pokok (misalnya 8-10 tahun).

  4. Mengundang investor untuk melakukan investasi dibawah program kemitraan di kawasan potensial terte ntu yang belum mampu untuk dilayani BLU Air Minum atau PDAM;

  5. Mengusahakan pinjaman lunak dengan jangka waktu pengembalian minimal 15 tahun termasuk masa tenggang 5 tahun dari lembaga keuangan internasional melalui pinjaman SLA atau Rekening Pembangunan Daerah (RPD);

  6. Hibah bantuan teknis bilateral atau multilateral melalui pemerintah pusat;

  7. Pinjaman komersial melalui lembaga keuangan nasional atau international dengan atau tanpa jaminan donor dan/atau pemerintah pusat.

  Alternatif-alternatif demikian diperlukan dengan memperhitungkan untung ruginya, alternatif pertama biasanya sulit/jarang terlaksana karena pada pengembangan SPAM operator harus mempunyai tingkat kinerja yang tinggi sedangkan kebutuhan investasi pengembangan SPAM juga cukup tinggi. Demi kian juga dengan penerbitan obligasi oleh pemerintah daerah sulit dilaksanakan mengingat beban operasional PDAM pada umumnya cukup tinggi sehingga diperlukan juga tingkat kinerja tinggi agar obligasi pada rentang waktu hingga jatuh tempo pembayaran hanya m embayar bunga saja , agar apabila terjadi penurunan jumlah kas, tidak membuat posisi kas menjadi negatif.

  Pada intinya semua alternatif perlu dipertimbangkan mengingat kondisi kinerja BLU Air Minum atau PDAM sebagai operator dan daerah sebagai pemilik SPA M. Diperlukan juga pertimbangan peraturan terkait yaitu skema pendanaan sistem penyediaan air minum dimana pola investasi untuk pengembangan pada unit air baku sampai unit produksi didanai oleh pemerintah pusat yaitu unit air baku oleh APBN pusat melalui D irektorat

  Jenderal Sumber Daya Air, dan unit produksi oleh APBN pusat melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya. Sedangkan unit distribusi didanai oleh daerah dimana dari distribusi utama/primer sampai distribusi skunder oleh APBD I dan dari distribusi skund er sampai tersier atau pelanggan oleh APBD II dan atau swadaya. Secara skematik dapat terlihat pada gambar berikut:

  PUSAT DAERAH APBN - SDA APBN - CK APBD APBD –II SWADAYA UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI UNIT DISTRIBUSI

  Reservoar

2.4.5 Kebutuhan Investasi

  Dari beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Empat Lawang, hanya ada 3 kecamatan yang memerlukan pengembangan SPAM yang mendesak yaitu berada di kecamatan Lintang Kanan; Kecamatan Pendopo; dan Kecamatan Ulu Musi untuk dilaksanakan di tahun 2013 s/d 2017 dengan masing rincian masing-masing sebagai berikut:

  Untuk kecamatan Lintang kanan RAB Pengembangan SPAM adalah:

  Untuk Kecamatan Pendopo adalah:

  Dan untuk Kecamatan Ulu Musi adalah Sehingga total kebutuhan investasi di 3 kecamatan Kabupaten Empat Lawang tersebut adalah Rp. 30.692.500.000,-

2.4.6 Sumber dan Skema Pendanaan

  Sumber pendanaan yang diperlukan serta skema pendanaannya adalah sangat berpengaruh terhadap tingkat pencapaian yang diinginkan.

  Sumber dan skema pendanaan diperlukan agar perencanaan SPAM dapat terlaksana dengan baik sehingga target pencap aian akan maksimal. Sumber dan skema pendanaan di Kabupaten Empat Lawang yang ada di 3 kecamatan dapat dibuat alternatif yang mungkin dilakukan yaitu alternatif pertama:

  Alternatif pendanaan ini mempunyai beban yang cukup di Cipta Karya dimana dari kebutuhan investasi sebesar 30 milyar, 50 % didapat dari APBN Cipta Karya dengan membangun SPAM di unit Produksi, 27 % dari APBN SDA yang membangun sumber dan daerah dengan APBD harus menyediakan pendanaan sebesar 18 %.

  Alternatif ini dipakai apabila daerah tersebut belum memiliki pengelolaan SPAM yang memadai dimana pengelolaan SPAM masih didanai oleh pemerintah daerah tersebut.