UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN RECORDER SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DI SMP NEGERI 2 SURAKARTA.

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Albert Christian Graciananta NIM 11208241034

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

ii

ZPERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul Upaya Peningkatan Keterampilan Bermain Recorder Siswa Kelas VIII D Melalui Penggunaan Media Video di SMP Negeri 2 Surakarta ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan.

Yogyakarta, Juli 2016

Menyetujui

Pembimbing I, Pembimbing II,

Francisca Xaveria Diah K, S.Pd. M.A Fu’adi, S.Sn. M.A


(3)

iii

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul Upaya Peningkatan Keterampilan Bermain Recorder Siswa Kelas VIII D Melalui Penggunaan Media V di SMP Negeri 2 Surakarta ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada 29 Juni 2016 dan

dinyatakan lulus.

DEWAN PENGUJI

Nama Jabatan Tandatangan Tanggal

Dr. Ayu Niza Machfauzia, M.Pd Ketua Penguji ...

Fu’adi, S.Sn., M.A. Sekretaris Penguji ...

Panca Putri Rusdewanti, S.Pd., M.Pd. Penguji I ...

Francisca Xaveria Diah K, S.Pd., M.A Penguji II ...

Yogyakarta, Agustus 2016 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Dekan,

Dr. Widyastuti Purbani, M.A. NIP 19610524 199001 2 001


(4)

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :

Nama : Albert Christian Graciananta

NIM : 11208241034

Program Studi : Pendidikan Seni Musik

Fakultas : Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri.

Sepanjang pengetahuan saya, karya ilmiah ini tidak berisi materi yang ditulis oleh

orang lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan dengan

mengikuti tata cara dan etika penulisan karya ilmiah yang lazim.

Apabila ternyata terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya

menjadi tanggung jawab saya

Yogyakarta, Juni 2016

Penulis,


(5)

v MOTTO

Lakukanlah bagianmu, urusan hasil itu

bagian Tuhan


(6)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

Tuhan Yesus Kristus

Kedua Orangtua Saya

Keluarga Besar Saya

Pendidikan Seni Musik UNY


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan berkat dan anugerah sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi

saya yang berjudul Upaya Peningkatan Keterampilan Bermain Recorder Siswa

Kelas VIII D Melalui Penggunaan Media Video di SMP Negeri 2 Surakarta” untuk memenuhi syarat demi memperoleh gelar sarjana.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan,

serta arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Francisca Xaveria Diah K, S.Pd., M.A selaku pembimbing I yang telah

memberi saran, arahan, serta masukan demi tersusunnya skripsi ini;

2. Fu’adi, S.Sn,. M.A selaku pembimbing II yang telah memberi saran, arahan, serta masukan demi tersusunnya skripsi ini;

3. Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Surakarta yang telah memberi ijin

penelitian guna penyelesaian skripsi ini;

4. Lestari Widodo, S.Pd., M.Pd. selaku guru seni budaya di SMP Negeri 2

Surakarta sebagai expert sekaligus kolaborator dalam penelitian skripsi ini;

5. Siswa kelas 8D SMP Negeri 2 Surakarta yang telah bersedia menjadi

subjek penelitian di dalam penyusunan skripsi ini; dan

6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah


(8)

viii

Saya menyadari skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh

karena itu saya mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta Juni 2016

Hormat Saya,


(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

ABSTRAK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI ... 6

A. Deskripsi Teori ... 6

1. Keterampilan ... 6

2. Recorder ... 8

3. Karakteristik Siswa SMP ... 12

4. Media... 13

5. Video ... 16

B. Tindakan yang Akan Dilakukan ... 18

C. Hipotesis Tindakan ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

A.Jenis Penelitian ... 19


(10)

x

C.Subjek Penelitian ... 20

D.Kolaborator Penelitian... 21

E. Prosedur Penelitian ... 21

F. Teknik Pengumpulan Data ... 25

G.Instrumen Penelitian ... 26

H.Validitas Instrumen ... 27

I. Teknik Analisis Data ... 28

J. Kriteria Keberhasilan ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 29

B. Pembahasan ... 55

C. Keterbatasan Penelitian ... 57

BAB V SIMPULAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT ... 58

A. Simpulan... 58

B. Rencana Tindak Lanjut ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60


(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Nilai Tes Pra Siklus ... 30

Tabel 2 : Perbandingan Presentase Nilai per Kategori... 31

Tabel 3 : Nilai tes siklus I ... 39

Tabel 4 : Perbandingan Presentase Nilai per Kategori... 41

Tabel 5 : Nilai tes siklus II ... 49

Tabel 6 : Perbandingan Presentase Nilai per Kategori... 51


(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Jenis-jenis recorder ... 8

Gambar 2.Bagian reorder ... 9

Gambar 3.Cara memegang recorder ... 10

Gambar 4.Posisi memegang recorder ... 11

Gambar 5. Grafik peningkatan nilai rata-rata pra siklus dan siklus I... 43


(13)

xiii

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN RECORDER SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO

DI SMP NEGERI 2 SURAKARTA Oleh Albert Christian Graciananta

NIM. 11208241034 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan bermain recorder siswa melalui penggunaan media video di SMP Negeri 2 Surakarta. Media video digunakan untuk memudahkan siswa dalam mempelajari instrumen recorder sehingga kemampuannya meningkat.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dan dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus pertama dilakukan dalam 4 pertemuan. Siklus kedua dilaksanakan dalam 3 pertemuan. Pada setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini melibatkan 30 siswa kelas 8D dan guru seni budaya sebagai expert sekaligus kolaborator. Guru seni budaya dipilih sebagai expert dikarenakan pengalaman mengajar yang sudah lama..

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai pada setiap siklusnya. Pada siklus pertama nilai mengalami peningkatan sebesar 45% sedangkan pada siklus dua nilai mengalami peningkatan sebesar 22%. Hasil rata-rata nilai pada pra siklus sebesar 44 naik menjadi 64 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi sebesar 78 pada siklus II. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa media video dapat meningkatkan keterampilan siswa SMP Negeri 2 Surakarta.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa sekarang ini, pendidikan menjadi hal yang wajib diterima

oleh semua orang. Setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh

pedidikan yang layak. Hal tersebut seperti yang tertulis dalam UUD 1945

ayat 1 dan 2 tentang Pendidikan dan Kebudayaan bahwa setiap warga negara

berhak memperoleh pendidikan. Pendidikan nasional bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Upaya pemerintah dalam hal pendidikan telah diwujudkan dengan

cara pembangunan sekolah baik dari jenjang dasar, menengah dan atas.

Pemerintah telah menentukan pendidikan dasar yang ditempuh selama 9

tahun wajib belajar. Pendidikan dibagi menjadi beberapa tingkatan yaitu

Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, serta Sekolah Menengah Atas.

Pada tingkat SMP sendiri, pemerintah telah membangun banyak gedung

sekolah di tiap daerah dan kota begitu juga di kota Surakarta. Kota Surakarta

memiliki 27 SMP Negeri dan beberapa SMP Swasta. Persaingan mutu dari

tiap-tiap sekolah di kota Surakarta sangat dinamis. Kedinamisan tersebut

memunculkan sekolah yang dianggap favorit oleh warga kota Surakarta.


(15)

SMP Negeri 2 Surakarta terletak di jalan Apel nomor 3 Jajar,

Surakarta. Selain favorit bagi warga Surakarta, SMP Negeri 2 Surakarta

merupakan Sekolah Standart Nasional ( SSN ). SMP Negeri 2 Surakarta

memiliki dua jalur yaitu jalur reguler dengan waktu tempuh 3 tahun, yang

kedua adalah jalur akselerasi yang masa waktu tempuh dipersingkat menjadi

2 tahun. Demi menjaga mutu, sekolah tersebut telah dilengkapi dengan

bangunan kelas yang nyaman, kantin yang nyaman serta internet dan sistem

multimedia yang baik bagi siswa – siswinya. Hal ini dipertegas dengan adanya laboratorium komputer, laboratorium bahasa, maupun LCD di setiap

kelasnya. Dari pertimbangan hal tersebut, keterbatasan sarana dan pra sarana

maupun multimedia bukan merupakan kendala bagi SMP Negeri 2 Surakarta.

SMP Negeri 2 Surakarta telah memberikan pelajaran, salah satunya

pembelajaran seni budaya. Di sekolah ini diajarkan seni musik yang

merupakan bagian dari seni budaya itu sendiri. Hal ini penting karena dapat

membantu anak untuk kerjasama dengan siswa lain, aktif, kreatif, serta

menghasilkan suatu karya yang bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun

orang lain.

Seni musik di tingkat SMP lebih di tingkatkan pada keterampilan.

Tiap siswa dikenalkan dengan berbagai unsur yang terdapat diseni musik.

Pengenalan seni musik mencakup banyak hal salah satunya memainkan

instrumen. Instrumen merupakan hal yang layak dipelajari. Hal ini menjadi

kendala ketika instrumen tersebut sulit untuk dipelajari. Tidak semua


(16)

Negeri 2 Surakarta hanya mengenalkan beberapa instrumen sederhana seperti

pianika, recorder, dan alat band. Beberapa sekolah menengah pertama

memilih beberapa instrumen dengan syarat mudah dibawa dan dimainkan.

Salah satu yang menjadi pilihan adalah instrumen recorder. Recorder

menjadi pilihan karena dianggap sederhana, mudah dibawa dan mudah

dimainkan oleh para siswa.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada bulan

november, instrumen recorder bagi siswa merupakan instrumen yang sesuai

bagi siswa SMP, khususnya di SMP Negeri 2 Surakarta. Pada dasarnya

Recorder seharusnya mudah untuk dimainkan tetapi, bagi siswa SMP Negeri

2 Surakarta terdapat hal yang dapat menghambat mereka untuk mempelajari

recorder. Kendala tersebut mengakibatkan instrumen recorder oleh siswa

SMP Negeri 2 Surakarta kurang diminati karena dianggap sulit untuk

dimainkan.

Kesulitan dalam mempelajari recorder tersebut dikarenakan cara

penyampaian materi yang kurang menarik. Akibat dari kurang menariknya

penyampaian materi tersebut, kemampuan siswa dalam bermain recorder

masih kurang. Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut, diperlukan suatu

media agar mempermudah penyampaian materi bermain recorder. Media

yang tepat digunakan adalah media video. Media video sebagai penyampai

materi bermain recorder belum di terapkan oleh SMP Negeri 2 Surakarta.


(17)

meningkatkan kemampuan siswa dalam memainkan instrumen recorder

tersebut.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasikan

masalah yaitu :

1. Siswa masih mengalami kesulitan dalam bermain recorder

2. Siswa tidak tertarik belajar recorder karena kesulitan dalam belajar

3. Keterampilan siswa masih kurang dalam bermain recorder

4. Belum diterapkan media yang tepat dalam pembelajaran Recorder di SMP

Negeri 2 Surakarta

C. Batasan Masalah

Dari berbagai masalah yang diidentifikasi, permasalahan di dalam

penulisan ini dibatasi pada bagaimana mengatasi kesulitan, ketertarikan siswa,

keterampilan dan media yang tepat digunakan dalam bermain recorder siswa

kelas VIII D di SMP Negeri 2 Surakarta.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penulisan ini yaitu : “Bagaimanakah Upaya Peningkatan Keterampilan Bermain Recorder Siswa Kelas VIII D dengan Media Video di SMP N 2 Surakarta”?


(18)

E.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan upaya meningkatkan

keterampilan bermain recorder siswa kelas VIII D melalui penggunaan media

video di SMP N 2 Surakarta.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut :

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah

informasi yang berkaitan dengan penggunaan Media Video yang

digunakan untuk pembelajaran recorder.

2. Secara praktis

a. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mempermudah siswa dalam

mempelajari instrumen recorder.

b. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh guru sebagai

sarana penyampaian materi bermain recorder.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk

menentukan media yang tepat dan dipergunakan dalam pembelajaran


(19)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori 1. Keterampilan

Menurut Gordon (1994:55), bahwa keterampilan adalah

kemampuan seseorang untuk mengoprasikan pekerjaan secara mudah dan

cermat. Dalam pengertian Gordon ini, lebih cenderung kepada

aktivitas-aktivitas dan keahlian psikomotorik. Keterampilan menurut Nedler

(1986:73) adalah kegiatan yang memerlukan praktik dan dapat diartikan

sebagai implikasi dari aktivitas.

Selain beberapa pendapat ahli tersebut, Dunnette (1976:33)

berpendapat bahwa keterampilan merupakan kapasitas yang dibutuhkan

untuk melaksanakan beberapa tugas yang merupakan pengembangan dari

hasil latihan dan pengalaman yang didapat. Sejalan dengan

pandangan-pandangan para ahli tersebut, Iverson (2001:133) menambahkan bahwa

selain latihan yang diperlukan untuk mengembangkan kemampuan,

keterampilan juga membutuhkan kemampuan dasar untuk melakukan

pekerjaan secara mudah dan tepat.

Keterampilan menurut Robbins (2000: 494) dapat dikategorikan

menjadi empat bagian, yaitu:

1. Basic literacy skill

Keahlian dasar merupakan keahlian seseorang yang pasti dan wajib dimiliki oleh kebanyakan orang, seperti membaca, menulis dan mendengar.


(20)

2. Technical skill

Keahlian teknik merupakan keahlian seseorang dalam pengembangan teknik yang dimiliki, seperti menghitung secara tepat, mongoprasikan komputer.

3. Interpersonal skill

Keahlian interpesonal merupakan kemampuan seseorang secara efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerjanya, seperti pendengar yang baik, menyampaikan pendapat dengan jelas dan bekerja dalam satu tim.

4. Problem skill

Menyelesaikan masalah adalah proses aktivitas untuk menajamkan logika, beragumen dan penyelesaian masalah serta kemampuan untuk mengetahui penyebab, mengembangkan alternative dan menganalisa serta memilih penyelesaian yang baik.

Adapun apa yang harus dimiliki oleh seseorang dalam

menghadapi pekerjaannya menurut Mitzberg seperti yang dikutip

Gibson (1996:126) , ada tiga indikator kemampuan (kualitas atau skills)

yang harus dimiliki oleh seseorang dalam menjalankan tugas-tugasnya

sebagai berikut:

1. Keterampilan teknis, adalah kemampuan untuk menggunakan

alat-alat, prosedur dan teknik suatu bidang khusus.

2. Keterampilan manusia, adalah kemampuan untuk bekerja

dengan orang lain, memahami orang lain, memotivasi orang

lain, baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok.

3. Keterampilan konseptual, adalah kemampuan mental untuk

mengkoordinasikan, dan memadukan semua kepentingan serta

kegiatan organisasi.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat dikemukakan


(21)

melakukan pekerjaannya. Keterampilan yang dibahas dalam penelitian ini

adalah keterampilan bermain recorder.

2. Recorder

Recorder menurut Jamalus (1988:71) adalah instrumen musik

sederhana. Memainkannya pun mudah yaitudengan cara ditiup. Belajar

bermain recorder berarti memberikan kemungkinanyang lebih besar

untuk memasuki dunia musik yang lebih luas. Oleh sebab itu recorder ini

sangat baik dipakai untuk pendidikan musik di sekolah-sekolah.

Gambar 1.Jenis-jenis recorder ( Sumber :Vivaldi, 2012 )

Jenis alat musik recorder ada bermacam-macam tetapi yang

paling umum digunakan di Indonesia diantaranya adalah: recorder

sopranino, recorder sopran dan recorder alto. recorder yang digunakan

untuk bahan ajar adalah recorder sopran. Instrumen recorder sopran


(22)

namun instrumen ini digunakan pada genre musik tertentu. Wilayah

nada recorder dapat mencapai lebih dari dua oktaf. Recorder atau

seruling dapat memikat hati karena keindahan suaranya yang nyaring,

bergema dan hangat.

Gambar 2.Bagian reorder ( Sumber :Purnomo, 2010 )

Ada dua macam recorder yaitu recorder Inggris atau recorder

Barok dan recorder Jerman (Jamalus 1988:27). Recorder mempunyai


(23)

Gambar 3.Cara memegang recorder ( Sumber :Purnomo, 2010 )

Menurut Purnomo ( 2010 : 73 ) cara bermain recorder yang baik

yaitu sebagai berikut :

a. Lubang tiupan diletakkan di antara dua bibir, dengan posisi

tidak terlalu masuk atau keluar.

b. Tangan kiri memegang bagian badan atas recorder dengan

setiap jari menutup lubang yang diinginkan.

c. Tangan kanan memegang bagian badan bawah recorder

dengan setiap jari menutup lubang yang diinginkan.

d. Posisi recorder diarahkan ke depan dengan sudut 30°- 45°.

e. Posisi badan pemain tegak dan menghadap ke depan.


(24)

Gambar 4.Posisi memegang recorder ( Sumber :Purnomo, 2010 )

Selain cara bermain recorder yang baik, pernafasan dan intonasi

diperlukan dalam bermain recorder yang baik. Pernafasan di dalam

recorder menggunakan diafragma seakan-akan mengucapkan TU, bukan

HU atau FU. Menurut Sumirat ( 2009 : 9 ) cara mengetahui pernafasan itu

baik adalah dengan mengimajinasikan meniup lilin, mengimajinasikan

meniup bola sabun, bila ditiupkan pada telapak tangan akan terasa panas

atau hangat. Intonasi pada permainan recorder sangatlah penting. Intonasi

didalam recorder lebih ditekankan pada tinggi rendahnya nada yang

dihasilkan. Hal ini erat kaitannya dengan pernafasan. Pernafasan yang

tidak baik akan menyebabkan intonasi tidak tepat atau menimbulkan bunyi


(25)

3. Karakteristik Siswa SMP

Karakteristik siwa SMP mempunyai beberapa tahap perkembangan

kognitif. Menurut Piaget dalam Desmita (2009: 101) tahap perkembangan

kognitif terdiri dari empat tahap yaitu:

1. Tahap sensorik-motorik pada usia sejak lahir sampai usia 2 tahun,

2. Tahap pra-operasional pada usia 2 sampai 7 tahun,

3. Tahap konkret-operasional pada usia 7 sampai 11 tahun, dan

4. Tahap operasional formal pada usia 11 tahun ke atas.

Menurut Fatimah (2008: 12) setiap individu dikatakan sebagai

peserta didik apabila telah memasuki usia sekolah, antara lain:

a. Usia 4-6 tahun (pendidikan di taman kanak-kanak).

b. Usia 6/7-12/13 tahun (pendidikan di sekolah dasar).

c. Usia 12/13-15/16 tahun (pendidikan di SMP).

d. Usia 16-19 tahun (pendidikan di SLTA).

Menurut Desmita (2009: 36) anak usia Sekolah Menengah Pertama

(SMP) berada pada tahap perkembangan pubertas (10-14 tahun) dan ada

beberapa karakteristik siswa usia Sekolah Menengah Pertama (SMP)

antara lain:

a. Terjadi ketidakseimbangan antara proporsi tinggi dan berat badan

siswa.

b. Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder pada siswa.

c. Siswa memiliki kecenderungan ambivalensi, serta keinginan


(26)

dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari

orangtua.

d. Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma

yang para siswa alami dengan kenyataan yang terjadi dalam

kehidupan orang dewasa.

e. Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi dan sifat

kemurahan dan keadilan Tuhan.

f. Reaksi dan ekspresi emosi pada siswa masih labil.

g. Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri

sendiri yang sesuai dengan dunia sosial.

h. Kecenderungan minat dan pilihan karir relatif sudah lebih jelas.

Siswa SMP berada pada tahap perkembangan pubertas yaitu pada

umur 10-14 tahun. Pada tahap ini siswa cenderung mempunyai karakter

ingin bebas dari bimbingan/pengawasan orang tua, emosi masih labil, pada

laki-laki sering aktif meniru sedangkan pada anak perempuan kebanyakan

pasif, mengagumi dan memuja dalam khayalan, dan mulai

mengembangkan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang sesuai dengan

dunia sosial.

4. Media

a. Pengertian Media

Media adalah suatu perantara atau pengantar pesan dari

pengirim pesan ke penerima pesan (Sadiman, 2009 : 6). Senada


(27)

berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang

dapat merangsangnya untuk belajar atau segala alat fisik yang dapat

menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.

Menurut Gerlach dan Ely dalam Arsyad (1996: 3) media bila

diartikan secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian

yang membangun kondisi sehingga siswa mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dari uraian di atas dapat

disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat

menyalurkan informasi dari sumber informasi yaitu guru kepada

penerima informasi dalam hal ini siswa.

b. Jenis-Jenis Media

Menurut Bachtiar (2009 : 28 - 81 ) terdapat beberapa jenis

media diantaranya;

1. Media Grafis, media ini termasuk media visual. Sebagaimana

halnya media yang lain media grafis berfungsi untuk

menyalurkan pesan dari sumber kepenerima pesan. Saluran yang

dipakai menyangkut indera penglihatan dan pesan yang akan

disampaikan dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi

visual. Kemudian yang termasuk atau tergolong kedalam media

grafis ini adalah gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart(kartu

huruf), grafik, kartun, poster, peta, papan flanel, papan buletin;

2. Media audio suatu media yang berkaitan dengan indera


(28)

lambang- lambang auditif, baik ferbal maupun nonferbal. yang

tergolong kedalam media audio adalah radio, alat perekam pita

magnetik, piringan hitam, laboratorium bahasa;

3. Media proyeksi diam suatu media yang menyajikan

rangsangan-rangsangan visual. Media yang tergolong media proyeksi diam

adalah Film bingkai, film rangkai, overhead proyektor,

proyektor opaque, microfilm;

4. Media transparasi, media ini sering dikenal dengan media OHP

yang atasnya disertai plastik transparasi yang terbuat dari plastik

yang berisi pesan – pesan yang akan disampaikan;

5. Media proyeksi tak tembus pandang, suatu alat untuk

memproyeksikan bahan bukan transparan, tetapi bahan-bahan

yang tidak tembus pandang contohnya benda datar, tiga dimensi,

mata uang, model, warna dan anyaman;

6. Media mikrofis, suatu lembaran film transparan terdiri dari

lambang lambang visual yang diperkecil sedemikian rupa

sehingga tak dapat dibaca dengan mata telanjang;

7. Media film, suatu media yang amat besar kemampuanya dalam

membantu proses belajar mengajar. Ada tiga macam ukuran film

antara lain 8 mm, 16 mm, 35 mm; dan

8. Media kartu huruf, suatu media yang tergolong kedalam media

grafis yang tidak diproyeksikan yang isinya berupa gambar


(29)

c. Manfaat Media

Media sebagai penyampai pesan memiliki beberapa manfaat.

Bachtiar (2009 : 17 – 18) mengatakan bahwa manfaat media pembelajaran adalah:

(1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat

verbalistis;

(2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.

(3) Mengatasi sikap pasif anak didik.

(4) Dapat memberi rangsangan, pengalaman, menimbulkan

presepsi yang sama.

5. Video

Menurut Smaldino (2008: 374) mengartikannya dengan “the storage of visuals and their display on television-type screen” (penyimpanan/perekaman gambar dan penanyangannya pada layar

televisi).

Video merupakan sarana yang paling tepat dan sangat akurat dalam

menyampaikan pesan dalam bentuk audio-visual (Canning-Wilson,

1998). Video akan sangat membantu pemahaman peserta didik. Peserta

didik lebih suka menggunakan video untuk mempelajari bahasa melalui

penayangan film atau hiburan di dalam kelas. Menurut (Canning-Wilson,


(30)

a. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu

b. Dapat diulang untuk menambah kejelasan

c. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat

d. Mengembangkan pikiran, imajinasi dan pendapat siswa

e. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan

gambaran yang lebih relistis

f. Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang

g. Sangat baik menjelaskan suatu proses dan ketrampilan,

mampu menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan

dan respon yang diharapkan dari siswa

h. Semua siswa dapat belajar baik yang pandai ataupun yang

kurang pandai

i. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar

j. Penampilan dapat segera dilihat kembali untuk dievaluasi .

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa video itu

berkenaan dengan apa yang dapat dilihat, utamanya adalah gambar hidup

(bergerak; motion), proses perekamannya, dan penayangannya yang

tentunya melibatkan teknologi.

B. Tindakan yang Akan Dilakukan

Bermain recorder merupakan salah satu keterampilan bermain


(31)

dilakukan pengamatan, ditemukan salah satu solusi untuk menyelesaikan

kendala yang terjadi. Kendala yang siswa alami adalah kurangnya media

yang tepat dan menarik guna meningkatkan kemampuan bermain

recorder. Kendala di dalam kasus ini dapat diatasi dengan penggunakan

media video sebagai media penyampaian materi bermain recorder.

Upaya peningkatan keterampilan bermain recorder

menggunakan video diharapkan dapat meningkatkan minat siswa. Minat

siswa yang tinggi dapat meningkatkan daya tangkap materi bermain

recorder.

Pada penelitian ini, akan ditampilkan sebuah media video berupa

materi pembelajaran recorder Diharapkan dengan menggunakan media

video ini dapat meningkatkan keterampilan bermain recorder siswa di

SMP Negeri 2 Surakarta.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir, maka diajukan hipotesis tindakan

sebagai berikut:

“Dengan menggunakan media video, maka keterampilan bermain recorder


(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK

(Classroom Action Research). Menurut Suharsimi (2008: 2-3) penelitian

tindakan kelas mempunyai tiga unsur atau konsep, yakni sebagai berikut:

1. Penelitian

Menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh

data/informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal

yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Dalam hal ini penelitian

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan bermain recorder siswa

SMP Negeri 2 Surakarta

2. Tindakan

Menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus

kegiatan untuk siswa. Tindakan kali ini memiliki beberapa tahapan

yaitu pra siklus, siklus 1, dan siklus 2.

3. Kelas

Dalam hal ini tidak terikat pada pengertian yang lebih spesifik.

Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan

pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok


(33)

dari guru yang sama pula. Kelas 8D SMP Negeri 2 Surakarta dipilih

menjadi siswa yang diteliti.

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata tersebut, maka

Suharsimi (2006: 3) menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersama. Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pembelajaran pada suatu kelas, dalam hal ini kelas

yang dimaksud adalah siswa SMP Negeri 2 Surakarta

B. Setting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMP Negeri 2

Surakarta pada bulan Maret dan April tahun 2016. SMP Negeri 2

Surakarta dipilih menjadi tempat penelitian karena memiliki sarana dan

pra sarana yang mendukung penelitian ini.

C. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian ini adalah 30 orang siswa kelas VIII D SMP Negeri


(34)

D. Kolaborator Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaborasi.

Tindakan ini dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi unsur

subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan.

Dengan demikian peneliti merancang semua pelaksanaan kegiatan ini

untuk dapat digunakan secara obyektif dan terbuka. Pada penelitian ini

dibantu oleh Lestari Widodo, S.Pd., M.Pd selaku guru mata pelajaran

bidang seni musik SMP Negeri 2 Surakarta.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Masing-masing siklus

terdiri atas 4 tahap, yaitu: (1) Perencanaan (2) Pelaksanaan (3) Pengamatan

(4) Refleksi. Prosedur penelitian tindakan kelas terdiri dari prapenelitian

dan penelitian tindakan kelas, yang diuraikan sebagai berikut:

1. Pra Siklus

Pra Siklus merupakan refleksi awal sebelum tindakan dilakukan, yaitu:

a. Melaksanakan penilaian tes awal dengan memainkan Recorder

b. Menganalisis hasil tes awal untuk digunakan dalam perencanaan

tindakan dan pembahasan hasil.

2. Siklus 1


(35)

Menyusun perangkat pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu

sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pembelajaran (RPP)

2) Menyiapkan materi lagu Aku Anak Indonesia yang akan

digunakan dalam pembelajaran

3) Pembuatan video bahan ajar

b. Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan I

1) Mengkondisikan siswa

2) Membuka dengan salam dan menanyakan kabar siswa.

3) Memberikan materi bagian-bagian recorder dan teknik bermain

recorder

4) Guru menjelaskan materi dengan menyajikan sebuah video

5) Siswa di dampingi oleh guru dan peneliti berlatih dengan

instrumen masing-masing

Pertemuan II

1) Mengkondisikan siswa

2) Membuka dengan salam dan menanyakan kabar siswa.

3) Memberikan materi tangga nada C pada recorder

4) Guru menjelaskan materi dengan menyajikan sebuah video

5) Siswa didampingi oleh guru dan peneliti berlatih dengan


(36)

Pertemuan III

1) Mengkondisikan siswa

2) Membuka dengan salam dan menanyakan kabar siswa.

3) Memberikan materi lagu Aku Anak Indonesia separuh bagian

4) Guru menjelaskan materi dengan menyajikan sebuah video

5) Siswa didampingi oleh guru dan peneliti berlatih dengan

instrumen masing-masing

Pertemuan IV

1) Mengkondisikan siswa

2) Membuka dengan salam dan menanyakan kabar siswa.

3) Memberikan evaluasi kepada siswa

c. Observasi

Pada saat pembelajaran berlangsung peneliti dan

kolaborator melakukan penilaian atas pelaksanaan pembelajaran

dengan menggunakan instrumen penelitian yaitu media video.

d. Refleksi

Refleksi atau pengulangan bertujuan untuk mengetahui


(37)

3. Siklus II

Berdasarkan siklus I, perlu dilakukan tahapan perbaikan

perencanaan tindakan ulang pada siklus II yaitu sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan

1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2) Memyiapkan video pembelajaran

b. Tindakan

Pertemuan I

1) Mengkondisikan siswa

2) Membuka dengan salam dan menanyakan kabar siswa.

3) Memberikan materi lagu Aku Anak Indonesia secara penuh

4) Guru menjelaskan materi dengan menyajikan sebuah video

5) Siswa di dampingi oleh guru dan peneliti berlatih dengan

instrumen masing-masing

Pertemuan II

1) Mengkondisikan siswa

2) Membuka dengan salam dan menanyakan kabar siswa.

3) Memberikan materi lagu Aku Anak Indonesia secara penuh

4) Guru menjelaskan materi dengan menyajikan sebuah video

5) Siswa di dampingi oleh guru dan peneliti berlatih dengan

instrumen masing-masing

Pertemuan III


(38)

2) Membuka dengan salam dan menanyakan kabar siswa.

3) Memberikan evaluasi kepada siswa

c. Observasi

Pelaksanaan pembelajaran dinilai dengan menggunakan

instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran yang direfleksikan

pada siklus II.

d. Refleksi

Merefleksi hasil evaluasi analisis data penelitian siklus II yaitu

Penilaian kualitas pembelajaran setelah dilakukan siklus II untuk

pembuatan kesimpulan dari hasil tindakan

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, digunakan beberapa teknik sebagai berikut:

1. Catatan lapangan

Digunakan untuk mencatat semua kejadian dalam proses

pembelajaran yang disusun secara sistematis dan terperinci. Catatan

ini terdiri dari waktu pelaksanaan penelitian, kegiatan penelitian dan

kondisi yang terjadi pada saat penelitian berlangsung

2. Tes praktik

Dalam penelitian ini menggunakan tes praktik melalui

pengambilan nilai hasil tes bermain instrumen recorder secara

bersama-sama yang dilaksanakan sebelum (pra siklus), dan setiap


(39)

3. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan

untuk lebih mendalami responden secara spesifik. Wawancara dapat

dilakukan dengan tatap muka maupun komunikasi menggunakan alat

bantu komunikasi. Pada penelitian ini wawancara dilakukan pada saat

tanggal 07 April 2016 setelah evaluasi siklus 2 dengan 4 siswa sebagai

subjek.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang

berbagai peristiwa dalam proses pembelajaran melalui foto, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran dan nilai hasil tes praktik siswa.

Dokumentasi pada penelitian ini dilakukan pada saat kolaborator

menyampaikan materi dan para siswa melakukan evaluasi siklus 2

G. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi (2006 : 265) instrumen adalah alat bantu yang

dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data

agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes praktik. Pemberian tes praktik

dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah

diberikan tindakan.

Tes praktik pada pra siklus dilakukan untuk mengetahui tingkat


(40)

tindakan selanjutnya yaitu pembelajaran recorder menggunakan media video

Dengan demikian tes praktik digunakan untuk mengetahui tingkat

perkembangan keterampilan siswa dalam bermain recorder. Intrumen

penelitian menggunakan rincian sebagai berikut :

Lembar Penelitian

Indikator Pencapaian Bobot Nilai Pernafasan

Dapat memainkan recorder dengan pengambilan nafas yang tepat

30

Intonasi

Dapat memainkan recorder dengan intonasi yang tepat

30

Dapat memainkan lagu Aku Anak Indonesia

40

Total Nilai 100

H. Validitas Instrumen

Validitas instrumen digunakan untuk menguji derajat kepercayaan

atau derajat kebenaran penelitian (Hopkins dalam Kunandar, 2008: 108).

Dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan expert opinion. Menurut

Kunandar (2008: 109) expert opinion adalah meminta kepada orang yang

dianggap ahli atau pakar penelitian tindakan kelas atau pakar bidang studi

untuk memeriksa semua tahapan-tahapan kegiatan penelitian dan memberikan

arahan atau judgements terhadap masalah-masalah penelitian yang dikaji.

Dalam penelitian kali ini dipilih Lestari Widodo, S.Pd., M.Pd sebagai

validitas instrumen berupa RPP dan penilaian penelitian karena pengalaman

beliau dalam proses pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 2 Surakarta.


(41)

dapat menilai dan menyempurnakan instrumen yang akan digunakan dalam

penelitan dan tindakan untuk siswa.

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif kualitatif. Teknik ini digunakan untuk mendiskripsikan nilai hasil

tes praktik siswa. Data yang diperoleh melalui catatan lapangan, dokumentasi

dan tes praktik kemudian ditulis ulang dipaparkan apa adanya.

J. Kriteria Keberhasilan

Kriteria keberhasilan penelitian tindakan ini diukur berdasarkan nilai

evaluasi tes praktik siswa dalam bermain recorder. Apabila ada peningkatan

rata-rata nilai dari kategori kurang menjadi baik antara hasil belajar sebelum


(42)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan

dilanjutkan siklus II. Sebelum siklus I dilakukan, terlebih dahulu

dilaksanakan tes pra siklus. Tes pra siklus ini dilaksanakan dengan tujuan

untuk melihat atau mengetahui kemampuan siswa dalam memainkan

instrumen sebelum dilakukan tindakan. Adapun penjabaran hasil pra siklus,

siklus I, siklus II adalah sebagai berikut:

1. Pra siklus

Kegiatan uji pra siklus dilaksanakan pada hari kamis tanggal 10 Maret

2016 pukul 12.40 di kelas 8D SMP Negeri 2 Surakarta dengan jumlah 30

siswa. Pra siklus dilakukan dengan cara memberikan tes berupa lagu Aku

Anak Indonesia dengan instrumen recorder yang telah di berikan

sebelumnya. Hasil uji pra siklus dapat digunakan untuk mengetahui

apakah terdapat peningkatan antara sebelum dan sesudah

dilaksanakannya tindakan.

Setelah uji pra siklus dilakukan maka diperoleh hasil nilai dari

pernafasan, intonasi dan memainkan lagu Aku Anak Indonesia. Ketiga

nilai tersebut dijumlahkan dan dikategorikan kedalam beberapa


(43)

Tabel 1. Nilai Tes Pra Siklus

Responden Pernafasan Intonasi

Memainkan Lagu Aku Anak

Indonesia

Jumlah Keterangan

Responden 1 10 20 20 50 Sangat Kurang

Responden 2 10 10 10 30 Sangat Kurang

Responden 3 10 10 20 40 Sangat Kurang

Responden 4 10 10 10 30 Sangat Kurang

Responden 5 20 10 20 50 Sangat Kurang

Responden 6 10 10 10 30 Sangat Kurang

Responden 7 20 10 10 40 Sangat Kurang

Responden 8 10 10 10 30 Sangat Kurang

Responden 9 20 10 20 50 Sangat Kurang

Responden 10 30 20 20 70 Cukup

Responden 11 10 10 10 30 Sangat Kurang

Responden 12 30 30 10 70 Cukup

Responden 13 10 10 10 30 Sangat Kurang

Responden 14 30 20 10 60 Kurang

Responden 15 10 10 10 30 Sangat Kurang

Responden 16 30 20 30 80 Baik

Responden 17 20 10 20 50 Sangat Kurang

Responden 18 10 10 10 30 Sangat Kurang

Responden 19 10 10 10 30 Sangat Kurang

Responden 20 10 10 10 30 Sangat Kurang

Responden 21 10 10 20 40 Sangat Kurang

Responden 22 10 10 10 30 Sangat Kurang

Responden 23 10 10 10 30 Sangat Kurang

Responden 24 10 10 10 30 Sangat Kurang

Responden 25 30 20 30 80 Baik

Responden 26 10 20 10 40 Sangat Kurang

Responden 27 30 20 20 70 Cukup


(44)

Responden 29 20 20 20 60 Kurang

Responden 30 20 10 30 60 Kurang

RATA-RATA 44

Dari tabel 1 yang diperoleh siswa adalah sebagai berikut :

a. 2 siswa memperoleh nilai 80 dan masuk dalam kategori Baik

b. 3 siswa memperoleh nilai 70 dan masuk dalam kategori Cukup

c. 3 siswa memperoleh nilai 60 dan masuk dalam kategori Kurang

d. 4 siswa memperoleh nilai 50 dan masuk dalam kategori Sangat

Kurang

e. 4 siswa memperoleh nilai 40 dan masuk dalam kategori Sangat

Kurang

f. 14 siswa memperoleh nilai 30 dan masuk dalam kategori Sangat

Kurang

Berdasarkan tabel 1, nilai rata-rata pada pra siklus sebesar 44 apabila

dikonversikan dalam kategori penafsiran klarifikasi nilai, maka nilai

rata-rata pada pra siklus tersebut berada dalam klarifikasi Sangat Kurang. Untuk

memperjelas perbandingan antara masing-masing kategorinya, maka

data-data diatas disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Perbandingan Presentase Nilai per Kategori

No Nilai Jumlah Presentase Kategori

1 86 - 100 0 0% Sangat Baik

2 76 - 85 2 7% Baik


(45)

4 56 - 65 3 10% Kurang

5 <55 22 73% Sangat Kurang

Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel 2, dapat disimpulkan bahwa 7% siswa memperoleh

nilai dengan kategori baik, 10% siswa memperoleh nilai dengan kategori

cukup, 10% siswa memperoleh nilai dengan kategori kurang dan 73% siswa

memperoleh nilai sangat kurang. Dengan demikian perlu diadakannya

pemberian tindakan agar hasil belajar siswa dapat membaik, yaitu dengan

tindakan siklus I.

2. Siklus I

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I meliputi 4

tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan

refleksi. Dalam siklus ini, dilakukan perbaikan dan pemecahkan masalah

yang ada pada pra siklus. Adapun penjabaran hasil penelitian pada siklus

I adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Tahapan ini, diawali dengan merencanakan dan mempersiapkan

segala sesuatu sebelum penelitian dilaksanakan. Kegiatan yang

dilakukan dalam tahap perencanaan meliputi:

1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran mengenai materi


(46)

pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Materi yang diajarkan

pada pertemuan pertama akan difokuskan pada pengenalan bagian

recorder,teknik bermain recorder, tangga nada C pada recorder,

dan pemberian bahan lagu Aku Anak Indonesia.

2) Menyiapkan materi lagu Aku Anak Indonesia.

3) Menyiapkan lembar penilaian untuk mengukur tingkat kemampuan

siswa yang sesuai dengan materi pembelajaran yang diberikan

pada akhir siklus I. Adapun lembar tes yang digunakan dapat

dilihat pada lampiran.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pada tahap ini adalah melaksanakan rencana

yang telah dibuat seperti pada tahap sebelumnya. Pelaksanaan

pembelajaran pada siklus I dilakukan 4 kali pertemuan. Kegiatan pada

siklus ini berlangsung selama 40 menit dalam setiap pertemuan.

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari Senin

tanggal 14 Maret 2016, pukul 13.30-14.10 WIB. Tujuan

pembelajaran pada pertemuan I ini adalah siswa dapat memahami

bagian-bagian recorder dan teknik-teknik bermain recorder dengan

menyajikan sebuah video yang telah peneliti siapkan. Berikut


(47)

a) Pembukaan

Sebelum pertemuan I siklus 1 dimulai, peneliti dan

kolaborator menyiapkan LCD, laptop, dan speaker yang akan

digunakan dalam pembelajaran. Setelah semua instrumen dan siswa

sudah siap di dalam kelas, selanjutnya guru membuka pelajaran

dengan salam. Selanjutnya memberikan informasi kepada siswa

tentang materi yang akan dipelajari yaitu bagian-bagian recorder

dan teknik-teknik bermain recorder dengan menyajikan sebuah

video yang telah disiapkan

b) Kegiatan inti

Guru menjelaskan bagian-bagian recorder dan

teknik-teknik bermain recorder dengan menyajikan sebuah video yang

telah peneliti siapkan. Setelah itu guru menayangkan sebuah video

yang berisi bagian-bagian recorder, intonasi yang tepat sesuai

notasi, dan pernafasan yang tepat.

Selanjutnya guru mempersilahkan siswa mencermati video

yang di tayangkan. Setelah video tersebut selesai ditayangkan, guru

mempersilahkan siswa untuk mempraktekkannya dengan instrumen

recorder masing-masing.

Siswa berlatih teknik recorder dengan pendampingan guru

agar siswa yang mengalami kesulitan dapat langsung bertanya.


(48)

menutup lobang recorder secara benar, dan meniup dengan tepat.

Latihan ini diulang-ulang sampai dirasa cukup.

c) Penutup

Guru menanyakan kesulitan apa saja yang dialami oleh

siswa dengan bagian-bagian recorder dan teknik-teknik bermain

recorder dengan menyajikan sebuah video yang telah disiapkan

tersebut. Selanjutnya guru memberi tahu siswa bahwa pertemuan

kedua akan dilakukan hari Kamis tanggal 17 Maret 2016 pada saat

jadwal pelajaran seni budaya dan menutup pelajaran dengan salam.

2) Pertemuan II

Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari

kamis tanggal 17 Maret 2016, pukul 12.40-13.20 WIB. Tujuan

pembelajaran pada pertemuan II ini adalah siswa dapat memainkan

tangga nada C pada instrumen recorder dengan menyajikan sebuah

video yang telah disiapkan. Berikut adalah langkah-langkah

pembelajaran pada pertemuan II:

a) Pembukaan

Sebelum pertemuan II siklus 1 dimulai, bersama dengan

kolaborator menyiapkan LCD, laptop, dan speaker yang akan


(49)

siswa sudah siap di dalam kelas, selanjutnya guru membuka

pelajaran dengan salam. Selanjutnya memberikan informasi kepada

siswa tentang materi yang akan dipelajari yaitu memainkan tangga

nada C pada instrumen recorder dengan menyajikan sebuah video

yang telah peneliti siapkan.

b) Kegiatan Inti

Guru menjelaskan tangga nada C pada recorder dengan

menyajikan sebuah video yang telah disiapkan. Setelah itu guru

menayangkan sebuah video yang berisi tangga nada C pada

instrumen recorder.

Selanjutnya guru mempersilahkan siswa mencermati video

yang di tayangkan. Setelah video tersebut selesai ditayangkan, guru

mempersilahkan siswa untuk mempraktekkannya dengan instrumen

recorder masing-masing.

Siswa berlatih tangga nada C dengan pendampingan guru

agar siswa yang mengalami kesulitan dapat langsung bertanya.

Latihan ini mencakup bagaimana cara memainkan tangga nada C

pada recorder. Latihan ini diulang-ulang sampai dirasa cukup.

c) Penutup

Guru menanyakan kesulitan apa saja yang dialami oleh


(50)

menyajikan sebuah video yang telah peneliti siapkan. Selanjutnya

guru memberi tahu siswa bahwa pertemuan kedua akan dilakukan

hari senin tanggal 21 maret 2016 dengan materi memainkan lagu

Aku Anak Indonesia dan menutup pelajaran dengan salam.

3) Pertemuan III

Pertemuan ketiga pada siklus I dilaksanakan pada hari

kamis tanggal senin tanggal 21 Maret 2016, pukul 13.30-14.10

WIB. Tujuan pembelajaran pada pertemuan II ini adalah siswa

dapat memainkan lagu Aku Anak Indonesia pada instrumen

recorder. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran pada

pertemuan III:

a) Pembukaan

Sebelum pertemuan III siklus 1 dimulai, bersama dengan

kolaborator menyiapkan LCD, laptop, dan speaker yang akan

digunakan dalam pembelajaran. Setelah semua alat dan siswa sudah

siap di dalam kelas, selanjutnya guru membuka pelajaran dengan

salam. Selanjutnya memberikan informasi kepada siswa tentang

materi yang akan dipelajari yaitu memainkan lagu Aku Anak

Indonesia separuh bagian dengan menyajikan sebuah video yang


(51)

b) Kegiatan inti

Guru memberi arahan untuk masing-masing siswa

mencermati dan berlatih seperti video yang telah peneliti siapkan.

Selanjutnya guru mempersilahkan siswa mencermati video yang di

tayangkan. Setelah video tersebut selesai ditayangkan, guru

mempersilahkan siswa untuk mempraktekkannya dengan instrumen

recorder masing-masing.

Siswa berlatih teknik recorder dengan pendampingan guru

dan peneliti agar siswa yang mengalami kesulitan dapat langsung

bertanya. Latihan ini mencakup keterampilan memainkan lagu Aku

Anak Indonesia dengan tepat. Latihan ini diulang-ulang sampai

dirasa cukup.

c) Penutup

Guru menanyakan kesulitan apa saja yang dialami oleh

siswa. Selanjutnya guru memberi tahu siswa bahwa pertemuan

keempat akan dilakukan hari Kamis tanggal 24 Maret 2016 pada

saat jadwal pelajaran seni budaya dan akan diadakan evaluasi siklus

1. Setelah penyampaian informasi untuk pertemuan selanjutnya,

guru menutup pelajaran dengan salam.


(52)

Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 24

maret 2016 pukul 12.40-13.20. Pada pertemuan keempat seperti

yang telah direncanakan, dilaksanakan tes praktik pada akhir siklus I.

Sebelum dilakukan penilaian, guru memandu siswa untuk berlatih

kembali materi lagu Aku Anak Indonesia separuh bagian yang sudah

diajarkan. Setelah dirasa cukup kemudian anak dipanggil kedepan

untuk evaluasi

Tabel 3. Nilai tes siklus I

Responden Pernafasan Intonasi

Memainkan Lagu Aku

Anak Indonesia

Jumlah Keterangan

Responden 1 20 30 20 70 Cukup

Responden 2 10 20 20 50 Sangat Kurang

Responden 3 20 10 20 50 Sangat Kurang

Responden 4 20 10 20 50 Sangat Kurang

Responden 5 20 20 30 70 Cukup

Responden 6 10 20 20 50 Sangat Kurang

Responden 7 20 10 20 50 Sangat Kurang

Responden 8 20 20 10 50 Sangat Kurang

Responden 9 20 10 20 50 Sangat Kurang

Responden 10 30 20 20 70 Cukup

Responden 11 30 20 10 60 Kurang

Responden 12 30 30 20 80 Baik

Responden 13 10 20 30 60 Kurang

Responden 14 30 20 20 70 Cukup

Responden 15 20 10 30 60 Kurang

Responden 16 30 20 30 80 Baik

Responden 17 20 20 20 60 Kurang

Responden 18 10 20 30 60 Kurang

Responden 19 20 20 20 60 Kurang

Responden 20 10 20 30 60 Kurang

Responden 21 20 20 20 60 Kurang

Responden 22 20 20 20 60 Kurang


(53)

Responden 24 10 30 20 60 Kurang

Responden 25 30 20 35 85 Baik

Responden 26 20 20 40 80 Baik

Responden 27 30 20 20 70 Cukup

Responden 28 20 20 30 70 Cukup

Responden 29 20 30 30 80 Baik

Responden 30 20 30 30 80 Baik

RATA-RATA 64

Dari tabel hasil penilaian yang diperoleh siswa adalah sebagai

berikut :

a. 1 siswa memperoleh nilai 85 dan masuk dalam kategori Baik

b. 5 siswa memperoleh nilai 80 dan masuk dalam kategori Baik

c. 6 siswa memperoleh nilai 70 dan masuk dalam kategori Cukup

d. 11 siswa memperoleh nilai 60 dan masuk dalam kategori Kurang

e. 7 siswa memperoleh nilai 50 dan masuk dalam kategori Sangat

Kurang

Berdasarkan tabel 3 diperoleh nilai rata-rata pada siklus I sebesar

64 apabila dikonversikan dalam kategori penafsiran klarifikasi nilai, maka

nilai rata-rata pada siklus I tersebut berada dalam klarifikasi Kurang. Hal

ini terjadi karena rata-rata nilai siklus I terletak pada rentang nilai 56-65.

Untuk memperjelas perbandingan antara masing-masing kategorinya,

maka data-data tersebut disajikan dalam bentuk tabel dan grafik sebagai

berikut:


(54)

No Nilai Jumlah Presentase Kategori

1 86 - 100 0 0% Sangat Baik

2 76 - 85 6 20% Baik

3 66 - 75 6 20% Cukup

4 56 - 65 11 37% Kurang

5 <55 7 23% Sangat Kurang

Jumlah 30 100%

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 20% siswa

memperoleh nilai dengan kategori baik, 20% siswa memperoleh nilai

dengan kategori cukup, 37% siswa memperoleh nilai dengan kategori

kurang dan 23% siswa memperoleh nilai dengan kategori sangat kurang.

Agar hasil belajar siswa dapat membaik maka perlu diadakan tindakan

lanjutan, yaitu dengan tindakan siklus II.

c. Hasil Observasi Siklus I

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama 4 kali

pertemuan, hasil yang didapat adalah:

1) Siswa terkadang meniup recorder terlalu keras sehingga

intonasi tidak tepat

2) Siswa terkadang mengambil nafas secara tidak tepat sesuai

notasi.

3) Ada siswa yang kesulitan menutup lubang recorder karena jari


(55)

4) Siswa terkadang bermain instrumennya ketika rekannya maju

untuk penilaian

d. Refleksi Siklus I

Dari hasil tes praktik siswa pada akhir siklus I, dapat diketahui

beberapa siswa sudah dapat memahami materi pembelajaran. Nilai

rata-rata pada siklus I menunjukkan bahwa indikator keberhasilan

pemberian tindakan siklus I belum tercapai. Pembelajaran recorder

dengan media video masih belum berjalan dengan baik, karena masih

terdapat beberapa kendala selama proses pembelajaran berlangsung.

Beberapa kendala yang dihadapi antara lain:

1) Para siswa masih sering berlebihan dalam meniup recorder

2) Nada recorder terkadang tidak sama karena perbedaan merek

recorder yang dipakai masing-masing siswa.

3) Kabel sound kadang kala bermasalah pada sambungannya

sehingga peneliti harus membawa kabel pribadi yang lebih

baik untuk dipergunakan.

Meskipun hasil tindakan siklus I ini belum mencapai

indikator keberhasilan, namun terjadi peningkatan nilai rata-rata,


(56)

nilai rata-rata siklus I. Apabila peningkatan tersebut ditulis dengan

grafik, maka diperoleh gambar sebagai berikut:

Gambar 5. Grafik peningkatan nilai rata-rata pra siklus dan siklus I

Berdasarkan gambar 5, dapat dilihat bahwa antara pra siklus

dan siklus I mengalami peningkatan nilai rata-rata. Adapun

peningkatan nilai rata-rata itu sebesar 10, yaitu nilai rata-rata pra

siklus sebesar 44 menjadi 64 pada nilai rata-rata siklus I. Jika dihitung

dalam presentase, maka digunakan rumus (Sukardi, 2008: 146):

Peningkatan = Nilai akhir - Nilai awal (selisih) X 100% Nilai awal

= 64 - 44 x 100% 44

= 20 x 100% 44 = 45% 0 10 20 30 40 50 60 70

PRA SIKLUS SIKLUS 1

R e n ta n g Ni la i


(57)

Dari penghitungan tersebut dapat dilihat bahwa antara pra

siklus dan siklus I mengalami peningkatan nilai rata-rata persentase

sebesar 45%. Hasil belajar siswa pada siklus I memang mengalami

peningkatan dari hasil nilai pra siklus, namun hasil siklus I tersebut

belum mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditentukan, sehingga

perlu diadakannya pemberian tindakan lanjutan agar pembelajaran

lebih membaik, yaitu dengan tindakan siklus II.

3. Siklus II

Siklus II merupakan lanjutan dari siklus I yang bertujuan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada

siklus II meliputi 4 tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan,

observasi, dan refleksi. Penelitian tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam 3

kali pertemuan. Adapun penjabaran hasil penelitian pada siklus II adalah

sebagai berikut:

a. Perencanaan

Kegiatan perencanaan bertujuan untuk mempersiapkan segala sesuatu

yang dilaksanakan pada pelaksanaan tindakan. Pada tahap perencanaan siklus

II, kegiatan penelitian secara umum sama dengan perencanaan pada siklus I,

walaupun terdapat beberapa tambahan kegiatan berdasarkan hasil refleksi dari


(58)

1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Pembelajaran ini dilakukan dalam 3 kali pertemuan.

2) Materi dalam siklus II adalah lagu Aku Anak Indonesia, namun

pada siklus II ini lagu akan diberikan secara penuh.

3) Bersama kolaborator menanyakan permasalahan/kesulitan dalam

pembelajaran pada siswa yang mendapatkan nilai dalam kategori

kurang.

4) Menyiapkan lembar penilaian untuk mengukur tingkat

kemampuan siswa yang sesuai dengan materi pembelajaran.

b. Pelaksanaan

1) Pertemuan I

Pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 28 Maret 2016

pukul 13.30-14.10. Berikut ini adalah langkah-langkah pembelajaran

pada pertemuan I:

a) Pembukaan

Setelah semua alat dan siswa sudah siap, guru membuka pelajaran

dengan salam. Selanjutnya guru memberi tahu siswa tentang materi

lagu yang akan dipelajari masih sama seperti pertemuan sebelumnya

yaitu Aku Anak Indonesia dengan menyajikan sebuah video yang

telah peneliti siapkan.


(59)

Guru memberi arahan untuk masing-masing siswa mencermati

dan berlatih seperti video yang telah peneliti siapkan. Selanjutnya

guru mempersilahkan siswa mencermati video yang di tayangkan.

Setelah video tersebut selesai ditayangkan, guru mempersilahkan

siswa untuk mempraktekkannya dengan instrumen recorder

masing-masing.

Siswa berlatih teknik recorder dengan pendampingan guru dan

peneliti agar siswa yang mengalami kesulitan dapat langsung

bertanya. Latihan ini mencakup keterampilan memainkan lagu Aku

Anak Indonesia dengan tepat. Latihan ini diulang-ulang sampai

dirasa cukup.

c) Penutup

Guru menanyakan kesulitan apa saja yang dialami oleh siswa.

Selanjutnya guru memberi tahu siswa bahwa pertemuan kedua akan

dilakukan hari Kamis tanggal 31 maret 2016 pada saat jadwal

pelajaran seni budaya. Setelah penyampaian informasi untuk

pertemuan selanjutnya, guru menutup pelajaran dengan salam.

2) Pertemuan II

Pertemuan II dilaksanakan pada hari kamis tanggal 31

Maret 2016 pukul 12.40-13.20. Berikut ini adalah langkah-langkah


(60)

a) Pembukaan

Setelah semua alat dan siswa sudah siap, guru

membuka pelajaran dengan salam. Selanjutnya guru

memberi tahu siswa tentang materi lagu yang akan

dipelajari masih sama seperti pertemuan sebelumnya yaitu

Aku Anak Indonesia dengan menyajikan sebuah video yang

telah peneliti siapkan.

b) Kegiatan inti

Guru memberi arahan untuk masing-masing siswa

mencermati dan berlatih seperti video yang telah peneliti

siapkan. Selanjutnya guru mempersilahkan siswa

mencermati video yang di tayangkan. Setelah video tersebut

selesai ditayangkan, guru mempersilahkan siswa untuk

mempraktekkannya dengan instrumen recorder

masing-masing.

Siswa berlatih teknik recorder dengan

pendampingan guru dan peneliti agar siswa yang

mengalami kesulitan dapat langsung bertanya. Latihan ini

mencakup keterampilan memainkan lagu Aku Anak

Indonesia dengan tepat. Latihan ini diulang-ulang sampai


(61)

c) Penutup

Guru menanyakan kesulitan apa saja yang dialami

oleh siswa. Selanjutnya guru memberi tahu siswa bahwa

pertemuan ketiga akan dilakukan hari Kamis tanggal 07

april 2016 pada saat jadwal pelajaran seni budaya. Setelah

selesai pelajaran kemudian guru menyampaikan bahwa

pada pertemuan selanjutnya akan ada evaluasi. Setelah

penyampaian informasi untuk pertemuan selanjutnya, guru

menutup pelajaran dengan salam.

3) Pertemuan III

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis tanggal

07 april 2016 pukul 12.40-13.20. Pada pertemuan ketiga seperti

yang telah direncanakan, dilaksanakan tes praktik pada akhir siklus

II. Sebelum dilakukan penilaian, guru memandu siswa untuk

berlatih kembali materi lagu Aku Anak Indonesia yang sudah

diajarkan. Setelah dirasa cukup, evaluasi dilaksanakan dengan cara

siswa dipanggil kedepan. Setelah para siswa dipanggil kedepan,

kemudian diminta untik memainkan lagu Aku Anak Indonesia.

Evaluasi siklus kedua ini didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 5. Nilai tes siklus II

Responden Pernafasan Intonasi

Memainkan Lagu Aku Anak

Indonesia


(62)

Responden 1 20 30 40 90 Sangat Baik

Responden 2 10 20 40 70 Cukup

Responden 3 20 10 40 70 Cukup

Responden 4 20 20 40 80 Baik

Responden 5 20 20 40 80 Baik

Responden 6 10 20 40 70 Cukup

Responden 7 20 10 40 70 Cukup

Responden 8 20 20 30 70 Cukup

Responden 9 20 30 20 70 Cukup

Responden 10 30 20 40 90 Sangat Baik

Responden 11 30 20 10 60 Kurang

Responden 12 30 30 20 80 Baik

Responden 13 30 20 30 80 Baik

Responden 14 30 20 20 70 Cukup

Responden 15 20 20 40 80 Baik

Responden 16 30 20 40 90 Sangat Baik

Responden 17 20 20 40 80 Baik

Responden 18 10 20 30 60 Kurang

Responden 19 20 20 40 80 Baik

Responden 20 10 20 40 70 Cukup

Responden 21 20 20 40 80 Baik

Responden 22 20 20 40 80 Baik

Responden 23 30 20 40 90 Sangat Baik

Responden 24 10 30 40 80 Baik

Responden 25 30 20 35 85 Baik

Responden 26 20 20 40 80 Baik

Responden 27 30 20 40 90 Sangat Baik

Responden 28 20 20 40 80 Baik

Responden 29 20 30 30 80 Baik

Responden 30 20 30 30 80 Baik


(63)

Dari tabel hasil penilaian yang diperoleh siswa adalah sebagai

berikut :

a. 5 siswa memperoleh nilai 90 dan masuk dalam kategori Sangat

Baik

b. 1 siswa memperoleh nilai 85 dan masuk dalam kategori Baik

c. 14 siswa memperoleh nilai 80 dan masuk dalam kategori Baik

d. 8 siswa memperoleh nilai 70 dan masuk dalam kategori Cukup

e. 2 siswa memperoleh nilai 60 dan masuk dalam kategori Kurang

Berdasarkan tabel 5 diperoleh nilai rata-rata pada siklus II

sebesar 78, apabila dikonversikan dalam kategori penafsiran

klarifikasi nilai, maka nilai rata-rata pada siklus II tersebut berada

dalam klarifikasi baik. Untuk memperjelas perbandingan antara

masing-masing kategorinya, maka data-data diatas disajikan dalam

bentuk tabel dan grafik sebagai berikut:

Tabel 6. Perbandingan Presentase Nilai per Kategori

No Nilai Jumlah Presentase Kategori

1 86 - 100 5 17% Sangat Baik

2 76 - 85 15 50% Baik

3 66 - 75 8 27% Cukup

4 56 - 65 2 7% Kurang

5 <55 0 0% Sangat Kurang

Jumlah 30 100%


(64)

Berdasarkan tabel 6 dapat disimpulkan bahwa 17% siswa

memperoleh nilai dengan kategori sangat baik, 50% siswa

memperoleh nilai dengan kategori baik, 27% siswa memperoleh

nilai dengan kategori cukup, dan 2% siswa yang lain memperoleh

nilai dengan kategori kurang. Hal ini menyatakan bahwa nilai

siswa pada siklus II sudah masuk dalam kategori baik, oleh karena

itu dapat dikatakan bahwa tindakan penelitian berhasil

dilaksanakan.

c. Hasil Observasi Siklus II

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama 3 kali

pertemuan, hasil yang didapat adalah:

1) Siswa dapat mengontrol pernafasan an intonasi dengan baik

2) Penguasaan siswa dalam lagu Aku Anak Indonesia sudah baik

d. Refleksi Siklus II

Setelah siklus II selesai, bersama dengan kolaborator

mendiskusikan hasil pembelajaran. Berdasarkan hasil tes yang

dilakukan pada siklus II, pembelajaran yang telah dilakukan

sudah berjalan baik dan sesuai dengan rencana. Pengunaan video

sebagai media pembelajaran memberikan pengaruh terhadap

penguasaan lagu Aku Anak Indonesia yang dimainkan


(65)

yang mengalami peningkatan dimulai dari pra siklus, siklus I,

sampai dengan siklus II.

Dari hasil siklus ini, diperoleh 28 siswa telah mencapai

kriteria keberhasilan tindakan. Hasil ini kemudian di reflesikan

untuk pertimbangan apakah ada tindakan lanjutan atau tidak.

Setelah berkoordinasi dengan guru seni budaya, maka proses

tindakan ini disepakati berhenti pada siklus II. Tindakan berhenti

pada siklus II karena sebagian besar siswa dianggap telah

mencapai rata-rata nilai keterampilan yang diinginkan. Hasil dari

pra siklus, siklus I dan siklus II dapat diperoleh sebagai berikut

Tabel 7. Nilai tes pra siklus, siklus I, siklus II

RESPONDEN NILAI

PRA

SIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS 2

Responden 1 50 70 90

Responden 2 30 50 70

Responden 3 40 50 70

Responden 4 30 50 80

Responden 5 50 70 80

Responden 6 30 50 70

Responden 7 40 50 70

Responden 8 30 50 70

Responden 9 50 50 70

Responden 10 70 70 90

Responden 11 30 60 60

Responden 12 70 80 80


(66)

Responden 14 60 70 70

Responden 15 30 60 80

Responden 16 80 80 90

Responden 17 50 60 80

Responden 18 30 60 60

Responden 19 30 60 80

Responden 20 30 60 70

Responden 21 40 60 80

Responden 22 30 60 80

Responden 23 30 60 90

Responden 24 30 60 80

Responden 25 80 85 85

Responden 26 40 80 80

Responden 27 70 70 90

Responden 28 30 70 80

Responden 29 60 80 80

Responden 30 60 80 80

RATA-RATA 44 64 78

Berdasarkan tabel 7, terdapat peningkatan nilai rata-rata

siswa sebesar 64 pada siklus I menjadi 78 pada nilai rata-rata

siswa siklus II. Nilai rata-rata siklus II telah mencapai kriteria

keberhasilan yang telah ditentukan. Peningkatan nilai rata-rata

tersebut dalam bentuk grafik, maka diperoleh gambar sebagai


(67)

Gambar 6. Grafik peningkatan nilai rata-rata pra siklus, siklus I, dan siklus II

Berdasarkan gambar 6, dapat dilihat bahwa antara rata-rata

nilai siklus I dan rata-rata nilai siklus II mengalami peningkatan nilai

rata-rata sebesar 14, yaitu dari nilai rata-rata 64 pada siklus I menjadi

78 pada siklus II. Jika dilihat dalam presentase, maka digunakan

rumus sebagai berikut (Sukardi, 2008: 146):

Peningkatan = Nilai akhir - Nilai awal (selisih) X 100% Nilai awal

= 78 - 64 x 100% 64

= 14 x 100% 64

= 22%

Dari penghitungan tersebut dapat dilihat bahwa antara siklus I

dan siklus II mengalami peningkatan nilai rata-rata presentase sebesar

22%. Hasil refleksi menunjukkan bahwa pembelajaran recorder

dengan media video pada siklus II telah relatif baik daripada

0 20 40 60 80

PRA SIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS 2

R ENT A NG NI LA I

Peningkatan Nilai Rata -Rata Pra

Siklus, Siklus I, Dan Siklus II


(68)

pelaksanaan pembelajaran tanpa menggunakan media video. Pada

akhir siklus II dibuat keputusan untuk menghentikan siklus penelitian

dengan alasan bahwa kriteria keberhasilan pada penelitian ini telah

tercapai.

B. Pembahasan

Penelitian ini berawal dari perencanaan, tindakan, dan refleksi.

Perencanaan merupakan tahapan awal sebelum tindakan. Perencanaan

mencakup pembuatan RPP dan menyiapkan media video. Pada tahapan

ini, RPP disusun sesuai dengan apa yang akan dilakukan di lokasi

penelitian. RPP dibuat menjadi 3 yaitu pra siklus, siklus I, dan siklus II.

Media video disiapkan sesuai dengan materi yang akan disampaikan

kepada siswa. Tahap tindakan merupakan tahapan dimana dilakukan

penelitian maupun tindakan kepada siswa. Pada tahapan ini, siswa

diberikan materi sesuai RPP yang telah dibuat pada tahapan sebelumnya.

Pra siklus adalah tindakan awal untuk mengambil hasil penilaian.

Tahapan ini dilakukan guna mengetahui kemampuan siswa dalam bermain

recorder sebelum menerima tindakan khusus menggunakan media video

sebagai media pembelajaran. Evaluasi tahap pra siklus digunakan untuk

perbandingan nilai yang didapat sebelum dan sesudah diberikan tindakan.

Siklus pertama adalah tahapan dimana para siswa diberikan

tindakan berupa penggunaan media video. Tahapan siklus pertama


(69)

bagian-bagian recorder, tangga nada C pada recorder, memberikan lagu Aku

Anak Indonesia separuh bagian dan diakhiri dengan evaluasi.

Siklus kedua adalah tahapan lanjutan dari siklus pertama. Siklus

kedua dilaksanakan karena siklus pertama dianggap kurang maksimal.

Siklus kedua ditekankan pada pemberian materi lagu Aku anak Indonesia

secara penuh. Tindakan ini dilakukan sebanyak 3 pertemuan. Evaluasi

dilakukan pada saat pertemuan ketiga.

Refleksi adalah tahap terakhir setelah tindakan dilakukan. Pada

saat refleksi inilah diskusi dengan kolaborator terjadi. Diskusi dilakukan

dengan cara mereflesksikan hasil dari evaluasi yang telah dilaksanakan.

Dari hasil evaluasi inilah dapat ditarik kesimpulan pembelajaran

menggunakan media video dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam

bermain recorder. Hal ini dapat dilihat melalui proses tes yang

dilaksanakan pada pra siklus, akhir siklus I dan akhir siklus II.

Berdasarkan dari nilai yang diperoleh, nilai rata-rata siswa

mengalami peningkatan. Nilai rata-rata pra siklus ke siklus I mengalami

peningkatan sebesar 45%. Dari siklus I ke siklus II nilai rata-rata juga

mengalami peningkatan yaitu sebesar 22%. Berdasarkan data tersebut,

pemberian tindakan yang telah dilakukan sangat berperan dalam

peningkatan kemampuan siswa. Meskipun begitu ada 2 orang siswa yang

masih dalam kondisi kurang. Kondisi ini terjadi karena siswa benar-benar

menyerah dan tidak mau berusaha lebih lagi. Hal ini tidak akan terjadi jika


(70)

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, terjadi peningkatan

nilai rata-rata pembelajaran recorder dengan media video. Hal ini dapat

dilihat dari para siswa yang sebagian besar telah tepat dalam pengambilan

pernafasan, intonasi yang sesuai dengan notasi dan dapat memainkan lagu

Aku Anak Indonesia dengan tepat. Keberhasilan juga dapat dilihat dari

sebelum dan sesudah diberikan tindakan. Peningkatan ini dilihat dari

rata-rata tes pada saat pra siklus yang masuk dalam kriteria Kurang dan sudah

diberikan tindakan hasilnya masuk dalam kategori Baik. Maka dari itu,

penggunaan media video dapat meningkatkan kemampuan bermain siswa

di SMP Negeri 2 Surakarta.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan yang perlu

diungkapkan. Penelitian ini masih terbatas pada tangga nada C mayor

dengan lagu Aku Anak Indonesia yang memiliki nada natural dan

memiliki satu nada Fis. Keterbatasan lainnya adalah keberhasilan media


(71)

BAB V

SIMPULAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat

disimpulkan bahwa media video dapat meningkatkan kemampuan bermain

recorder pada siswa SMP Negeri 2 Surakarta. Hasil tersebut dapat

ditunjukkan dari rata-rata nilai hasil evaluasi yang dilakukan terhadap

siswa pada setiap akhir siklus pertama dan siklus kedua. Dari evaluasi

tersebut dapat diperlihatkan peningkatan nilai rata-rata siswa.

Nilai rata-rata yang dicapai siswa pada pra siklus sebesar 44 yang

termasuk dalam kategori sangat kurang, kemudian meningkat menjadi 64

yang termasuk dalam kategori cukup pada siklus I dan meningkat lagi

menjadi 78 yang termasuk dalam kategori baik pada siklus II. Presentase

peningkatan nilai rata-rata yakni 45% antara pra siklus dengan siklus I dan

nilai rata-rata 22% antara nilai rata-rata siklus I dengan nilai rata-rata

siklus II.

Dengan memperhatikan peningkatan rata-rata yang dicapai siswa

dari pelaksanaan pra siklus sampai dengan pelaksanaan siklus II, dapat

disimpulkan bahwa penggunaan media video dapat meningkatkan

keterampilan siswa dalam bermain recorder. Media video telah memberi

pengaruh yang baik terhadap siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Surakarta


(72)

B. Rencana Tindak Lanjut

Setelah keberhasilan penelitian ini, diharapkan guru dapat

menerapkan media video dalam pembelajaran bermain recorder oleh

siswa. Guru diharapkan juga untuk menggunakan media video tersebut


(73)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 1996. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Bachtiar, Harsja W. 1984. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Banoe, Pono. 2013. Metode Kelas Musik. Jakarta: PT. Indeks.

Christine Canning-Wilson. 1998. Practical Aspects of Using video in the Foreign Language Classroom. The Internet TESL Journal, Vol VI, No. 11, November 2000.

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Dunnette, David L. 1976. Skill and Play. New York: Ballantine Books.

Fatimah, Enung. 2008. Psikologi Perkembangan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Gibson, J.L. 1996. Organisasi Dan Manajemen, Terjemahan. Jakarta: Erlangga.

Gordon. 1994. Teaching Skill. New York: Wesk Publishing Company.

Inverson, Allen. 2001. Welcome To Reading. New York.: World Book

Jamalus. 1988. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Kunandar. 2003. Langkah Mudah Penelitain Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Jakarta: Ghalia Indon.

Nedler, Mac. 1986. Reading Skill and Media. New York: Wesk Publishing Company.

Purnomo, Wahyu. 2010. Terampil Bermusik. Jakarta : Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional.


(74)

Robbins, S.P. 1971: Bureaucratic Politics In Comparative Perspective. Durham : Duke Univ.

Sadiman, Arief S. 2011 Media Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Salim, Djohan. 2003. Psikologi Musik. Yogyakarta: Best Publisher.

Siagian, S.P. 1993. Birokrasi Pemerintahan Orde Baru Perspektif Kultur Dan Struktur. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Smaldino, Sharon F, James D. Russel, Robert Heinich, Michael Moelanda. 2008. Instructional Technology and Media for Learning. Ohio: Pearson Merrill Prentice Hall.

Soemirat, Cheppy. 2009. Panduan Dasar Bermain Recorder. Jakarta: PT Kawan Pustaka.

Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya. Jaakarta : PT. Bumi Aksara.

Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Vivaldi, Andi Allegri. 2012. Teknik Bermain Recorder.


(75)

Daftar Lampiran

1. RPP Pra Siklus

2. RPP Siklus 1

3. RPP Siklus 2

4. Surat Pernyataan Kolaborator

5. Surat Pernyataan Expert

6. Catatan Lapangan

7. Hasil Wawancara

8. Dokumentasi Penelitian


(76)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRA SIKLUS

Sekolah : SMP Negeri 2 Surakarta

Mata Pelajaran : Seni Budaya (Seni Musik) Kelas / Semester : VIII / 2

Alokasi Waktu : 1 X 40 Menit ( 1 X Pertemuan ) Standar Kompetensi : Memainkan alat musik Recorder

Indikator : Dapat memainkan lagu menggunakan Recorder dengan teknik yang tepat

I. TUJUAN PEMBELAJARAN

Peserta didik mampu bermain alat musik recorder dengan teknik yang tepat pada lagu Aku Anak Indonesia

II.MATERI BAHAN AJAR a. Notasi Aku Anak Indonesia

III. METODE PEMBELAJARAN ;

A. Ceramah

Menjelaskan Teknik dan pembelajaran B. Demonstrasi.

Mencontohkan materi bermain recorder C. Drill

Siswa berlatih materi yang telah disampaikan secara berulang-ulang

IV. LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN

A. Pertemuan Pertama 1. Kegiatan Awal :


(77)

b. Membuka dengan salam dan menanyakan kabar siswa. 2. Kegiatan inti :

a. Memberikan materi berupa notasi lagu Aku Anak Indonesia secara penuh

b. Guru mengevaluasi dengan cara meminta siswa memainkan lagu Aku Anak Indonesia tersebut

3. Kegiatan Penutup

a. Menanyakan kepada siswa apakah ada kesulitan b. Menutup dengan salam

V. ALAT DAN SUMBER BELAJAR

1. Alat

a. Multimedia : Laptop, LCD Proyektor dan Speaker. b. Recorder

2. Sumber

a. Notasi lagu Aku Anak Indonesia

b. Purnomo, Wahyu. 2010. Terampil Bermusik. Jakarta : Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional

c. Internet

F . PENILAIAN

Penilaian dilaksanakan pada saat evaluasi

Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen Mengetahui dan mengaplikasikan teknik recorder dalam Tes Praktik Tes Praktik

Mainkan alat musik recorder dengan posisi yang benar !


(78)

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian Teknik Bentuk

Instrumen

Contoh Instrumen

permainannya

Memainkan lagu Aku Anak Indonesia

Mainkanlah lagu Aku Anak Indonesia secara penuh!

Peneliti

( Albert Christian G ) NIM. 11208241034

Surakarta, ... 2016 Guru Mapel SBK.

( Lestari Widodo, S.Pd., M.Pd. ) NIP. 196001011986011008


(79)

(80)

Lembar Penelitian Indikator Pencapaian Bobot Nilai Pernafasan

Dapat memainkan recorder dengan pengambilan nafas yang tepat

30

Intonasi

Dapat memainkan recorder dengan intonasi yang tepat

30

Dapat memainkan lagu Aku Anak Indonesia

40


(81)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I

Sekolah : SMP Negeri 2 Surakarta

Mata Pelajaran : Seni Budaya (Seni Musik) Kelas / Semester : VIII / 2

Alokasi Waktu : 4 X 40 Menit ( 4 X Pertemuan ) Standar Kompetensi : Memainkan alat musik Recorder

Indikator : Dapat memainkan lagu menggunakan Recorder dengan teknik yang tepat

I. TUJUAN PEMBELAJARAN

Peserta didik mampu bermain alat musik recorder dengan teknik yang tepat pada lagu Aku Anak Indonesia

II.MATERI BAHAN AJAR

b. Video Pembelajaran Recorder c. Notasi Aku Anak Indonesia

III. METODE PEMBELAJARAN ;

A. Ceramah

Menjelaskan Teknik dan pembelajaran B. Demonstrasi.

Mencontohkan materi bermain recorder C. Drill

Siswa berlatih materi yang telah disampaikan secara berulang-ulang

IV. LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN

A. Pertemuan Pertama 1. Kegiatan Awal :


(1)

Gambar 3. Siswa praktik Lagu Aku Anak Indonesia didepan kelas


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Efektivitas penggunaan tape recorder dalam pembelajaran menyimak cerita pendek siswa kelas X SMA Negeri I PakuHaji Tahun pelajaran 2010/2011

0 6 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MEDIA FOTO IDOLA PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Foto Idola Pada Siswa Kelas VII.8 SMP Negeri 2 Masaran.

0 3 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MEDIA FOTO IDOLA PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Foto Idola Pada Siswa Kelas VII.8 SMP Negeri 2 Masaran.

0 4 17

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN BERMAIN RECORDER.

0 3 55

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VII D Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas VII D SMP N 2 Banyudono Tahun Ajaran 2011/2012.

0 3 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS BERITA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH SISWA SMP KRISTEN 5 SURAKARTA.

0 1 19

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN REKORDER SOPRAN MENGGUNAKAN MEDIA MIDIDI SMP MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

0 1 160

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BERMAIN TRUMPET SISWA KELAS X A MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DI SMK NEGERI 8 SURAKARTA.

0 0 106

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN ANSAMBEL SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE DRILL DI SMP N 2 KALASAN.

0 0 124

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN DASAR BERNYANYI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA IRINGAN FRUITY LOOPS DI SMP N 5 SLEMAN.

0 7 114