Penerapan Teknik VCT Analisis Nilai untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Tentang Materi Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh dalam Proklamasi Kemerdekaan di Kelas V SD Negeri Nanggerang Kecamatan Cisitu Kabapaten Sumedang.

(1)

PENERAPAN TEKNIK VCT ANALISIS NILAI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK TENTANG MENGHARGAI JASA DAN PERANAN

TOKOH PROKLAMASI KEMERDEKAAN DI KELAS V SD NEGERI NANGGERANG KECAMATAN CISITU

KABUPATEN SUMEDANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

IMAN ROHMANA 1010426

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG

2013


(2)

PENERAPAN TEKNIK VCT ANALISIS NILAI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK TENTANG MENGHARGAI JASA DAN PERANAN

TOKOH PROKLAMASI KEMERDEKAAN DI KELAS V SD NEGERI NANGGERANG KECAMATAN CISITU

KABUPATEN SUMEDANG

Oleh

IMAN ROHMANA 1010426

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I,

Nurdinah Hanifah, M.Pd NIP. 19740315200642001

Pembimbing II,

Julia, M.Pd

NIP. 198205132008121002

Mengetahui,

Ketua Program Studi PGSD S1 Kelas

Riana Irawati, M.Pd NIP. 198011252005012002


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN TEKNIK VCT ANALISIS NILAI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK TENTANG MENGHARGAI JASA DAN PERANAN

TOKOH PROKLAMASI KEMERDEKAAN DI KELAS V SD NEGERI NANGGERANG KECAMATAN CISITU

KABUPATEN SUMEDANG

Oleh

IMAN ROHMANA 1010426

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Penguji I

Nurdinah Hanifah, M.Pd NIP. 19740315200642001

Penguji II

H. Atep Sujana, M.Pd NIP. 197212262006041001

Penguji III

Drs. H. Ali Sudin, M.Pd NIP. 195703021980031006

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1 Kelas UPI Kampus Sumedang

Riana Irawati, M.Si NIP. 198011252005012002


(4)

Anak manusia akan menjadi manusia, apabila dimanusiakan oleh manusia”.

( U. Sanusi )

“Allah menyayangi seseorang yang menggunakan kesabaran sebagai kendaraan hidupnya dan taqwa sebagai bekal kematiannya”.

(Ali bin Abi Thalib)

Kupersembahkan karya kecil ini untuk orang tuaku, sahabatku, dan semua orang yang senantiasa memberikan cinta kasihnya kepadaku.


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul ”Penerapan Teknik VCT Analisis Nilai untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Tentang Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Proklamasi Kemerdekaan di Kelas

V SD Negeri Nanggerang Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang” beserta isinya

adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalaam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Januari 2013 Yang membuat pernyataan,


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah ... 6

1. Rumusan Masalah... 6

2. Pemecahan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian... 11

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 11

E. Batasan Istilah ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka ... 13

1. Hakekat IPS ... 13

a. Pengertian IPS ... 13

b. Tujuan Pendidikan IPS ... 13

c. Ruang Lingkup IPS ... 14

2. Pendidikan IPS di Sekolah Dasar ... 14

a. Karakteristik Peserta Didik SD ... 14

b. Kondisi Pembelajaran Pendidikan IPS di SD ... 16

3. Teknik VCT Analisis Nilai ... 17

a. Pengertian VCT ... 17

b. Keunggulan dan Kelemahan dari Teknik VCT ... 17

c. Langkah-langkah Pembelajaran VCT ... 18

4. Teori Belajar yang mendukung VCT ... 20

a. Teori Belajar Bruner ... 20

b. Teori Belajar Skinner ... 21

c. Teori Belajar Robert M. Gagne ... 22

B. Penelitian yang Relevan ... 22


(7)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

1. Lokasi Penelitian ... 24

2. Waktu Penelitian... 24

B. Subjek Penelitian ... 24

C. Metode dan Desain Penelitian ... 27

1. Metode Penelitian ... 27

2. Desain Penelitian ... 30

D. Prosedur Penelitian... 31

E. Instrumen Penelitian... 34

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 38

1. Pengolahan Data Proses... 38

2. Pengolahan Data Hasil ... 39

3. Analisis Data... 41

G. Validasi Data ... 41

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal ... 43

B. Paparan Data Tindakan ... 49

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 49

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 49

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ... 50

c. Paparan Data Hasil Pelaksanaan Siklus I ... 53

d. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 57

2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... 61

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 61

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ... 62

c. Paparan Data Hasil Pelaksanaan Siklus II ... 65

d. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 69

F. Paparan Pendapat Guru dan Peserta Didik... 71

1. Paparan Pendapat Guru ... 71

2. Paparan Pendapat Peserta Didik ... 72

G. Pembahasan ... 72

1. Pembahasan Kinerja Guru ... 73

2. Pembahasan Aktivitas Peserta Didik ... 75

3. Pembahasan Hasil Belajar Peserta Didik... 76

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 78

1. Perencanaan ... 78

2. Pelaksanaan ... 79

B. Saran / Rekomendasi ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 82

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 84


(8)

DAFTAR GAMBAR


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Hasil Belajar Peserta Didik Data Awal ... 5

Tabel 3.1 Data Keadaan Guru SDN Nanggerang... 25

Tabel 3.2 Data Keadaan Peserta Didik SDN Nanggerang ... 25

Tabel 3.3 Data Peserta Didik kelas V... 26

Tabel 3.4 KKM Ilmu Pengetahuan Sosial ... 40

Tabel 4.1 Data Awal Hasil Observasi ... 43

Tabel 4.2 Data Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik... 46

Tabel 4.3 Daftar Hasil Tes Awal ... 47

Tabel 4.4 Format Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 53

Tabel 4.5 Data Hasil Belajar Aktivitas Peserta Didik Siklus I ... 55

Tabel 4.6 Data Hasil Tes Belajar Peserta Didik Siklus I ... 56

Tabel 4.7 Analisis dan Refleksi Kinerja Guru Siklus I ... 58

Tabel 4.8 Analisis dan Refleksi Aktivitas Peserta Didik Siklus II ... 60

Tabel 4.9 Format Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 65

Tabel 4.10 Data Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus II ... 67

Tabel 4.11 Data Hasil Tes Belajar Peserta Didik Siklus II ... 68

Tabel 4.12 Analisis dan Refleksi Kinerja Guru Siklus II... 69

Tabel 4.13 Analisis dan Refleksi Aktivitas Peserta Didik Siklus II ... 70

Tabel 4.14 Persentasi Pelaksanaan Indikator Kinerja Guru dari Setiap Siklus ... 73

Tabel 4.15 Persentasi Ketercapaian Indikator Aktivitas Peserta Didik dari Setiap Siklus ... 75

Tabel 4.16 Ketercapaian Tuntas Setelah Penerapan Teknik VCT Analisis Nilai ... 76


(10)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Persentase Ketercapaian Indikator Kinrja Guru pada Setiap Siklus ... 75 Grafik 4.2 Persentase Ketercapaian Aspek Aktivitas Peserta Didik pada

Setiap Siklus ... 76 Grafik 4.3 Persentase Ketercapaian Tuntas pada Setiap Siklus ... 77


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Perangkat Penelitian

Lampiran A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 84

Lampiran A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 93

Lampiran A.3 Lembar Soal Tes Akhir Sikkus I – II ... 101

Lampiran A.4 Lembar Kerja Peserta Didik ... 102

Lampiran A.5 Media Gambar ... 104

Lampiran B Instrumen Penelitian Lampiran B.1 Format Observasi Kinerja Guru ... 105

Lampiran B.2 Format Observasi Aktivitas Peserta Didik ... 112

Lampiran B.3 Format Rekapitulasi Hasil Belajar Peserta Didik ... 114

Lampiran B.4 Format Wawancara dengan Guru ... 116

Lampiran B.5 Format Wawancara dengan Peserta Didik ... 117

Lampiran B.6 Catatan Lapangan... 118

Lampiran C Hasil Penelitian Lampiran C.1 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I... 119

Lampiran C.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II... 121

Lampiran C.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus I ... 123

Lampiran C.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus II ... 124

Lampiran C.3 Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Peserta Didik Siklus I ... 125

Lampiran C.3 Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Peserta Didik Siklus II ... 126

Lampiran C.4 Hasil Tes Peserta Didik ... 127

Lampiran C.5 Rangkuman Hasil Wawancara dengan Guru ... 135

Lampiran C.6 Rangkuman Hasil Wawancara dengan Peserta Didik ... 136

Lampiran C.7 Rangkuman Hasil Catatan Lapangan ... 137

Lampiran D Dokumentasi dan Kelengkapan Penelitian Lampiran D.1 Foto-foto Kegiatan Proses Pembelajaran Siklus I-II ... 138

Lampiran D.2 Dokumentasi Kumpulan Surat ... 143


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penanaman sikap atau mental yang baik melalui pengajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), tidak dapat dilepaskan dari mengajarkan nilai dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat. Dengan kata lain, strategi pengajaran nilai dan sistem nilai pada pendidikan IPS bertujuan untuk membina dan mengembangkan sikap mental yang baik. Materi dan pokok bahasan pada pengajaran pendidikan IPS dengan menggunakan berbagai metode, digunakan untuk membina penghayatan, kesadaran dan pemilikan nilai-nilai yang baik pada diri peserta didik. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Thoifur (Nazwadzulfa, 2009) bahwa „Guru adalah orang yang mempunyai banyak ilmu, mau mengamalkan, toleran, dan menjadikan peserta didiknya lebih baik dalam segala hal‟.

Peranan dan pengaruh seorang guru atau pengajar dalam kegiatan proses belajar mengajar dituntut untuk mampu mengembangkan perubahan serta peningkatan tingkah laku pada peserta didik. Perubahan tersebut menyangkut 3 ranah yaitu baik perubahan yang sifatnya pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor), maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Dalam kegiatan mengajar tidak hanya untuk pendidikan IPS tetapi juga bidang studi apa pun guru harus mampu berupaya mengembangkan serta meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai peserta didik, sebab ketiga ranah tersebut merupakan unsur yang paling penting dalam pembentukan kepribadian individu.

Kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya teknik pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar yang disertai dengan penerapan teknik pembelajaran yang tepat sangat dibutuhkan dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.


(13)

Wina Sanjaya (2006: 127) mengemukakan bahwa :

Teknik adalah cara yang dilakukan oleh seorang guru dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Misalnya, cara yang bagaimana yang harus dilakukan agar metode ceramah yang dilakukan berjalan efektif dan efesien? Dengan demikian, sebelum seseorang melakukan proses ceramah sebaiknya memperhatikan kondisi dan situasi. Misalnya, berceramah pada siang hari dengan jumlah siswa yang banyak tentu saja akan berbeda jika ceramah itu dilakukan pagi hari dengan jumlah siswa yang terbatas.

Pemahaman di atas sejalan dengan pernyataan Hidayat (Ekagurunesama, 2010) yang menyatakan bahwa:

Teknik pembelajaran adalah daya upaya, usaha-usaha, cara-cara yang digunakan guru untuk melaksanakan pengajaran atau mengajar di kelas pada waktu tatap muka dalam rangka menyajikan dan memantapkan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran (TIK/TPK pada kurikulum sebelum 2004, indikator setelah kurikulum 2004) saat itu.

Dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran adalah siasat atau cara yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk dapat memperoleh hasil yang optimal. Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan pendekatan yang dianut. Pendekatan menjadi dasar penentuan metode, dari metode dapat ditentukan teknik. Teknik pembelajaran yang digunakan guru tergantung pada kemampuan guru itu mencari akal atau siasat agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan berhasil dengan baik.

Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), diajarkan untuk memberikan pemahaman, pengetahuan dan wawasan kepada peserta didik tentang pentingnya manusia sebagai makhluk sosial, sehingga mampu menghadapi tantangan berat masyarakat global yang selalu mengalami perubahan.

Nasution (Djuanda, dkk, 2009: 121) mendefinisikan „IPS sebagai pelajaran yang merupakan suatu fusi atau paduan dari sejumlah mata pelajaran sosial‟. Lalu tentang objek IPS dan bagian-bagian yang mendukungnya, Nasution (Djuanda, 2009: 121) mengatakan :


(14)

IPS merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang berhubungan dengan manusia di dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek : Sejarah, Ekonomi, Geografi, Sosiologi, Antropologi, Pemerintahan dan Psikologi Sosial.

Sedangkan Somantri (Djuanda, dkk, 2009: 121) menjelaskan pengertian IPS sebagai berikut : „IPS mempunyai arti sebagai pelajaran ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, tingkat menengah‟.

Jadi IPS merupakan perwujudan dari satu pendekatan interdisipliner dari pelajaran ilmu-ilmu sosial. Merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, diantaranya: Sosiologi, Antropologi, Budaya, Psikologi Sosial, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Ilmu Politik dan Ekologi.

Tujuan pendidikan IPS dikembangkan atas dasar pemikiran bahwa pendidikan IPS merupakan satu disiplin ilmu.

Menurut Hasan (Rokhayati, dkk, 2007: 5) tujuan pendidikan IPS dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu „pengembangan kemampuan intelektual siswa, pengembangan kemampuan dan rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa serta pengembangan diri siswa sebagai pribadi‟.

Salah satu materi yang diajarkan di SD adalah mengenai materi menghargai jasa dan peranan tokoh proklamasi kemerdekaan. Idealnya pembelajaran IPS di SD itu mestinya harus mampu memotivasi peserta didik untuk aktif, kreatif dan inovatif, juga harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik itu sendiri. Pembelajaran juga harus dirancang agar peserta didik mampu memiliki kepekaan terhadap lingkungan sosial masyarakat, cakap dalam memecahkan problematika sosial di masyarakat sehingga dapat tercapai masyarakat yang dinamis, demokrasi, bertanggung jawab dan cinta damai.

Akan tetapi pada kenyataannya di lapangan, pendidikan IPS kurang diminati peserta didik. Banyak yang menganggap bahwa pelajaran pendidikan IPS menjenuhkan, membosankan, bersifat statis, kaku dan monoton. Hal ini dikarenakan materi pendidikan IPS yang luas dan memerlukan hafalan untuk menguasai materinya, selain itu guru kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik mengeluarkan pengetahuan dan kemampuannya. Sehingga


(15)

pembelajaran lebih cenderung banyak ceramah dan kurang inovatif. Selanjutnya peserta didik juga kurang dapat mengembangkan nilai dan sikap.

Berdasarkan hal-hal di atas, dari hasil observasi pada tanggal 20 Juli 2012 terhadap pembelajaran bidang studi IPS di kelas V SD Negeri Nanggerang Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang, dengan materi menghargai jasa dan peranan tokoh dalam proklamasi kemerdekaan. Di mana berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada pembelajaran tersebut, ditemukan beberapa masalah yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, berikut data yang di peroleh:

1. Kinerja guru

a. Dalam memulai pembelajaran guru tidak memberikan apersepsi dan tujuan pembelajaran kepada peserta didik

b. Penyampaian materi hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab tanpa menggunakan teknik pembelajaran yang sesuai dengan materi.

c. Guru kurang memberikan motivasi kepada peserta didik, komunikasi yang diciptakan hanya satu arah, sehingga cenderung guru yang lebih dominan.

d. Guru menjelaskan materi yang ada di buku paket dan cenderung berpusat pada guru.

e. Guru tidak menghadirkan media pembelajaran. 2. Aktivitas peserta didik

a. Aktivitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran sangat kurang. b. Keaktifan peserta didik pasif karena kurangnya pengelolaan kelas.

c. Peserta didik merasa jenuh sehingga melakukan kegiatan di luar pembelajaran.

d. Antusias belajar peserta didik kurang.

Dari permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dan aktivitas peserta didik kurang, sehingga hasil belajar peserta didik pun tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Berikut tabel hasil belajar peserta didik.


(16)

Tabel 1.1 Daftar Hasil Belajar

Data Awal

No. Nama Siswa

No. Soal

Jumlah

Skor Nilai

Taksiran

1 2 3 4 5 Tuntas Belum

Tuntas

1. Cece Cahyudin 3 0 2 0 3 8 50 √

2. Tatang S. 3 3 0 0 0 6 40 √

3. Reni 0 0 3 3 0 6 40 √

4. Atet Cahya S. 3 2 0 0 3 8 50 √

5. Anisa R. 3 0 2 0 3 8 50 √

6. Asep Saepudin 2 0 0 3 3 8 50 √

7. Anwar P. 0 2 3 0 3 8 50 √

8. Dede Santy 3 0 0 3 0 6 40 √

9. Dewi Jumiati 3 0 3 0 3 11 70 √

10. Deni Permana 3 0 0 3 3 11 70 √

11. Indra Sahrul R. 3 3 0 0 3 11 70 √

12. Indah Andriani 3 3 0 0 3 11 70 √

13. Izzla Laizzina 3 2 0 0 3 8 50 √

14. Muhammad N. 3 2 3 0 0 8 50 √

15. Nunung 3 3 3 2 3 14 90 √

16. Nazwah 3 3 0 0 3 11 70 √

17. Neni Setiawati 0 0 3 3 0 6 40 √

18. Sandi Alfazri 3 0 2 3 0 8 50 √

19. Sri Andriani 3 0 2 0 3 8 50 √

20. Tarwinah 3 3 0 0 3 11 70 √

21. Warja 3 0 3 2 0 8 50 √

22. Wina Y. 2 3 0 0 3 8 50 √

23. Yuyun Sania 3 2 0 0 3 8 50 √

24. Yudi Hadi 3 0 0 3 0 6 40 √

25. Yusuf 0 3 3 2 0 8 50 √

26. Muhammad Q. 3 3 2 0 3 11 70 √

27. Rifki 3 3 0 0 2 8 50 √

28. Usep Sopian 3 2 0 3 3 11 70 √

29. Rizki Septian 3 0 2 3 0 8 50 √

Jumlah 73 42 36 33 36 246 1600

Nilai KKM 60

Persentase 31,03% 68,97%

Rata-rata 2,52 1,45 1,24 1,14 1,24 8,48 55,17

Keterangan :

Peserta didik dikatakan tuntas jika nilai yang diperoleh di atas nilai KKM

Peserta didik dikatakan tidak tuntas jika nilai yang diperoleh dibawah nilai KKM. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dan hasilnya disajikan ke dalam bentuk tabel di atas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut: dari pekerjaan peserta didik yang berjumlah 29 orang, hanya 9 orang atau 31% yang mampu mencapai


(17)

nilai di atas KKM, sedangkan sisanya sebanyak 20 orang atau 69% memperoleh nilai dibawah KKM. Untuk mengatasi permasalahan ini, selayaknya dalam pengajaran pendidikan IPS dilakukan suatu inovasi. Untuk itu penulis mengajukan penerapan teknik VCT analisis nilai untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Wina Sanjaya (2006: 283) mengemukakan bahwa:

Teknik Value Clarification Technique (VCT) dapat diartikan sebagai teknik pengajaran untuk membantu siswa dalam mencari dan menentukan suatu nilai yang dianggap baik dalam menghadapi suatu persoalan melalui proses menganalisis nilai yang sudah ada dan tertanam dalam diri siswa.

Teknik VCT dinilai cocok digunakan sebagai tindakan perbaikan karena dengan pembelajaran melalui penerapan teknik VCT ini dapat melatih peserta didik bagaimana cara menilai, menerima serta mengambil keputusan terhadap suatu persoalan dalam hubungannya dengan kehidupan sehari-hari di masyarakat. Untuk itu penulis mengambil judul penerapan teknik VCT Analisis Nilai untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik tentang Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh dalam Proklamasi Kemerdekaan di Kelas V SD Negeri Nanggerang Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang.

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah penelitian tindakan kelas yaitu:

a. Bagaimana perencanaan penerapan teknik VCT analisis nilai untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik tentang materi menghargai jasa dan peranan tokoh proklamasi kemerdekaan di kelas V SD Negeri Nanggerang Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang?

b. Bagaimana pelaksanaan penerapan teknik VCT analisis nilai untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik tentang materi menghargai jasa dan peranan tokoh proklamasi kemerdekaan di kelas V SD Negeri Nanggerang Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang?


(18)

c. Bagaimana peningkatan hasil belajar peserta didik tentang materi menghargai jasa dan peranan tokoh proklamasi kemerdekaan di kelas V SD Negeri Nanggerang Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang?

2. Pemecahan masalah

Untuk mengatasi masalah yang telah dikemukakan maka diperlukan suatu teknik yang lebih tepat untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik tentang materi menghargai jasa dan peranan tokoh proklamasi kemerdekaan.

Penerapan teknik VCT tepat digunakan dalam pembelajaran afektif, karena VCT menekankan bagaimana sebenarnya seseorang membangun nilai yang menurut anggapannya baik, yang pada gilirannya nilai-nilai tersebut akan mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

Kosasih Djahiri (Ariantha, 2011) mengemukakan bahwa „VCT merupakan sebuah cara bagaimana menanamkan dan menggali/mengungkapkan nilai-nilai tertentu dari diri peserta didik‟.

Penerapan teknik VCT untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik tentang materi menghargai jasa dan peranan tokoh proklamasi kemerdekaan sesuai digunakan sebagai tindakan perbaikan karena dengan pembelajaran melalui penerapan teknik VCT peserta didik bisa terlatih dan terbina tentang bagaimana cara menilai dan mengambil keputusan terhadap suatu nilai.

Pembelajaran VCT menurut Kosasih Djahiri (Ariantha, 2011) dianggap unggul untuk pembelajaran afektif karena:

Pertama, mampu membina dan mempribadikan nilai dan moral; kedua, mampu mengklarifikasi dan mengungkapkan isi pesan materi yang disampaikan; ketiga, mampu mengklarifikasi dan menilai kualitas, nilai moral diri siswa dan nilai moral dalam kehidupan nyata; keempat, mampu mengundang, melibatkan, membina dan mengembangkan potensi diri siswa terutama potensi afektualnya; kelima, mampu memberikan pengalaman belajar dalam berbagai kehidupan; keenam, mampu menangkal, meniadakan, mengintervensi dan menyubversi berbagai nilai moral naif yang ada dalam sistem nilai dan moral yang ada dalam diri seseorang; ketujuh, menuntun dan memotivasi untuk hidup layak dan bermoral tinggi.

Berdasarkan hal tersebut di atas peneliti berkeyakinan bahwa melalui VCT pembelajaran akan menyenangkan dan hasil belajar peserta didik meningkat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan.


(19)

John Jarolimek (Sanjaya, 2006: 284) menjelaskan pembelajaran dengan teknik VCT dalam 7 tahap yang dibagi ke dalam tiga tingkat, setiap tahapan dijelaskan dibawah ini :

a. Kebebasan memilih

Pada tingkat ini terdapat 3 tahap, yaitu:

1) Memilih secara bebas, artinya kesempatan untuk menentukan pilihan yang menurutnya baik. Nilai yang dipaksakan tidak akan menjadi miliknya secara penuh.

2) Memilih dari beberapa alternatif. Artinya, untuk menentukan pilihan dari beberapa alternatif pilihan secara bebas.

3) Memilih setelah dilakukan analisis pertimbangan konsekuensi yang akan timbul sebagai akibat pilihannya.

b. Menghargai

Terdiri dari 2 tahap pembelajaran

1) Adanya perasaan senang dan bangga dengan nilai yang menjadi pilihannya, sehingga nilai tersebut akan menjadi bagian integral dari dirinya.

2) Menegaskan nilai yang sudah menjadi bagian integral dalam dirinya di depan umum. Artinya, bila kita menganggap nilai itu suatu pilihan, maka kita akan berani dengan penuh kesadaran untuk menunjukkannya di depan orang lain.

c. Berbuat

1) Kemauan dan kemampuan untuk mencoba melaksanakannya.

2) Mengulangi perilaku sesuai dengan nilai pilihannya. Artinya, nilai yang menjadi pilihan itu harus tercermin dalam kehidupannya sehari-hari.

Untuk melakukan tindakan dalam memecahkan masalah tersebut dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Kegiatan Awal

a. Guru mengucapkan salam b. Berdo‟a bersama

c. Mengecek kehadiran peserta didik.

d. Mengkondisikan peserta didik ke arah pembelajaran yang kondusif. e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, kemudian membagikan

lembar kerja peserta didik dan menjelaskan kepada peserta didik bahwa mereka akan ber- VCT.


(20)

g. Guru melontarkan stimulus dengan menampilkan gambar/ video pahlawan proklamasi kemerdekaan.

2. Kegiatan Inti

a. Kebebasan Memilih

1) Guru bertanya kepada peserta didik bagaimana perasaannya setelah melihat video para pahlawan proklamasi dan pembacaan teks proklamasi yang dibacakan oleh soekarno-Hatta (tunggu beberapa menit supaya peserta didik bisa berdialog dengan temannya).

2) Peserta didik mengemukakan pendapatnya dan salah seorang peserta didik atau guru menuliskannya di papan tulis.

3) Pada proses pengemukaan pendapat peserta didik, guru dapat memberikan bantuan berupa pertanyaan supaya pendapat yang dikemukakan lebih banyak.

4) Setelah selesai mengemukakan pendapat guru menyuruh peserta didik memilih dengan cara menceklis setiap pernyataan yang sesuai dengan pendapatnya pada kolom S (setuju), R (ragu), TS (tidak setuju) pada lembar peserta didik yang telah disediakan.

5) Guru bertanya mengenai sikap peserta didik tentang bagaimana cara menghargai jasa tokoh proklamasi kemerdekaan.

6) Peserta didik mengemukakan pendapatnya dan guru membantu dalam mengemukakan pendapat dengan berbagai pertanyaan.

b. Menghargai

1) Guru bertanya kepada peserta didik mengenai perasaannya dengan nilai yang menjadi pilihannya.

2) Peserta didik mengemukakan pendapatnya. c. Bebuat

1) Guru bertanya kepada peserta didik apakah ada keinginan untuk mencoba melaksanakan nilai yang menjadi pilihannya.


(21)

3) Guru memberikan tanggapan atas pendapat peserta didik, kemudian memperjelas dan mempertegas nilai-nilai yang sangat penting serta memberikan nilai mana yang benar kepada peserta didik.

4) Guru memanipulasi hasil kerja peserta didik ke dalam target nilai yang hendak dicapai.

3. Kegiatan Akhir

a. Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran. b. Guru melaksanakan evaluasi pembelajaran.

c. Guru menutup pembelajaran.

Adapun dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti membuat target sebagai berikut:

1. Target proses a. Kinerja Guru

Guru dapat menjalankan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran dengan baik dan memperhatikan tahapan-tahapan yang telah ditetapkan dalam penerapan teknik VCT analisis nilai sebesar 85%.

b. Aktivitas Peserta Didik

Dalam penerapan teknik VCT analisis niali untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik tentang menghargai jasa dan peranan tokoh proklamasi kemerdekaan diharapkan peserta didik aktif, disiplin dan mampu bekerja sama selama pembelajaran berlangsung serta mampu menuangkan kreatifitasnya yaitu sebesar 85%.

2. Target Hasil

Acuan yang digunakan dalam target hasil yaitu KKM mata pelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Adapun target hasil yang ingin dicapai yaitu sebesar 85% atau apabila peserta didik yang telah tuntas sekurang-kurangnya mencapai 25 orang.


(22)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian tindakan kelas yang terdapat dalam perumusan masalah di atas, maka penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas hasil pembelajaran baik bagi peserta didik maupun bagi guru itu sendiri. Tetapi secara khusus bertujuan untuk:

1. Mengetahui perencanaan penerapan teknik VCT analisis nilai untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik tentang materi Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Proklamasi Kemerdekaan di kelas V SD Negeri Nanggerang Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang.

2. Mengetahui pelaksanaan penerapan teknik VCT analisis nilai untuk meningkatkan hasil belajar tentang materi Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Proklamasi Kemerdekaan di kelas V SD Negeri Nanggerang Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang.

3. Mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik tentang materi Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Proklamasi Kemerdekaan di kelas V SD Negeri Nanggerang Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak, diantaranya:

1. Manfaat Bagi Peserta Didik

a. Dapat menumbuhkan minat dan semangat belajar peserta didik dalam belajar pendidikan IPS khususnya dalam materi Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Proklamasi Kemerdekaan.

b. Mampu menerapkan sikap cara menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Proklamasi Kemerdekaan dalam kehidupan sehari-hari minimal di lingkungan keluarga, sekolah dan sekitarnya.

2. Manfaat Bagi Guru

a. Untuk menambah pengetahuan, pemahaman serta bekal bagi guru tentang model pembelajaran.


(23)

3. Manfaat Bagi Sekolah Tempat Penelitian

Diharapkan model pembelajaran VCT analisis nilai dapat memberikan kontribusi dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktek pembelajaran di sekolah.

4. Manfaat bagi Lembaga UPI

Menambahkan khasanah koleksi karya penelitian yang dapat digunakan sebagai bahan rujukan atau perbandingan dalam melakukan penelitian-penelitian selanjutnya. Memberikan gambaran kemampuan para mahasiswa dalam menerapkan berbagai ilmu yang telah didapat selama perkuliahan. 5. Manfaat Bagi Peneliti

Diharapkan dapat meningkatkan pengalaman dan pengembangan pengetahuan dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran. Mengetahui pembelajaran yang baru bagi penulis dalam upaya mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas khususnya pada pembelajaran pendidikan IPS.

E. Batasan Istilah

Teknik VCT adalah teknik pengajaran untuk membantu siswa dalam mencari dan menentukan suatu nilai yang dianggap baik dalam menghadapi suatu persoalan melalui proses menganalisis nilai yang sudah ada dan tertanam dalam diri siswa (Sanjaya, 2006: 283).

Hasil belajar peserta didik adalah suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar (Dimyati dan Mudjiono dalam Eko, 2012)

Proklamasi Kemerdekaan adalah pemberitahuan resmi kepada rakyat semuanya, permakluman, kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus tahun 1945 (Poerwadarminta, 2007: 912).


(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SD Negeri Nanggerang, yang beralamat di Dusun Nanggerang Desa Cinangsi Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang. Batas sebelah Utara kebun, sebelah Barat berbatasan dengan kebun, sebelah Selatan berbatasan dengan jalan raya dan sebelah Timur berbatasan dengan rumah penduduk.

Adapun pertimbangan peneliti memilih lokasi penelitian di SDN Nanggerang adalah bahwa berdasarkan penelitian, kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang berkaitan dengan tokoh-tokoh penting yang berperan dalam peristiwa proklamasi masih dianggap kurang sehingga perlu diadakan sebuah upaya untuk meningkatkannya. Selain itu juga, sekolah tersebut merupakan tempat peneliti melaksanakan kegiatan mengajar sehari-hari, sehingga dengan demikian dapat mempermudah peneliti untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk kepentingan penelitian. Peneliti juga sudah mengenal dan memahami latar belakang maupun karakteristik peserta didik, sehingga memudahkan dilakukannya pengidentifikasian terhadap peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar. Juga mudah dalam memantau, merevisi dan mencari data-data yang diperlukan selama proses penelitian berlangsung.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian tindakan kelas ini diperkirakan akan dilaksanakan dalam waktu 5 bulan dari mulai bulan Agustus 2012 sampai bulan Januari 2013.

B. Subjek penelitian

Adapun subjek utama dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD Negeri Nanggerang Desa Cinangsi kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang, yang


(25)

berjumlah 29 orang peserta didik, yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 13 orang perempuan. Perlu diketahui seluruh peserta didik SD Negeri Nanggerang berjumlah 164 orang, terdiri dari 87 orang peserta didik laki-laki dan 77 orang peserta didik perempuan. Tenaga pengajar terdiri dari satu orang kepala sekolah, dua orang guru PAI, satu orang guru PJOK, dan 7 orang guru kelas dan 1 penjaga sekolah. Jumlah ruangan belajar 6 ruang, satu ruang kepala sekolah/guru, satu WC guru dan satu WC peserta didik. Untuk lebih jelasnya akan disajikan tabel tenaga pendidik dan penjaga, tabel keadaan peserta didik dan tabel peserta didik kelas V SD Negeri Nanggerang sebagai berikut:

1) Keadaan Guru

Tabel 3.1

Keadaan Guru SD Negeri Nanggerang

No Nama Guru Pendidikan

Terakhir Jabatan Golongan

1. Dra. Epon Komala S1 Kepsek. IV B

2. Sumarsih SPG Guru IV A

3. Ruhana, S.Pd. S1 Guru IV A

4. Karwati, S.Pd. S1 Guru IV A

5. Endang Komarudin, S.Pd S1 Guru PJOK IV A

6. Eha, S.Pd. S1 Guru IV A

7. Dedeh, S.Pd. S1 Guru IV A

8. Rohayati, S.Pd. S1 Guru III C

9. Sukmana, S.Pd. S1 Guru II C

10. Didin Junaidin PGA Guru PAI -

11. Iman Rohmana D2 Guru Sukwan -

12. Kahmana SMP Penjaga Sekolah III A

2) Keadaan Peserta Didik

Tabel 3.2

Keadaan Peserta Didik SD Negeri Nanggerang

No. Kelas Jenis Kelamin Jumlah

L P

1. I 16 16 32

2. II 14 11 25

3. III 15 12 27

4. IV 18 11 29

5. V 16 13 29

6. VI 8 14 22


(26)

3) Daftar Peserta Didik Kelas V

Tabel 3.3

Data Peserta Didik Kelas V SD Negeri Nanggerang

No. Nama Peserta Didik Jenis Kelamin

L P

1. Cece Cahyudin 

2. Tatang Suryana 

3. Reni 

4. Atet Cahya 

5. Anisa R. 

6. Asep Seapudin 

7. Anwar Permana 

8. Dede Santy 

9. Dewi Jumiati 

10. Deni Permana 

11. Indra Sahrul 

12. Indah Andriani 

13. Izzla Laizzina 

14. Muhammad Nur 

15. Nunung 

16. Nazwah 

17. Neni Setiawati 

18. Sandi Alfazri 

19. Sri Andriani 

20. Tarwinah 

21. Warja 

22. Wina Yuningsih 

23. Yuyun Sanaia 

24. Yudi Hadi 

25. Yusuf 

26. Muhammad Q. 

27. Rifky 

28. Usep Sopian 

29. Rizky Septian 

Kelas V SD Negeri Nanggerang dipilih menjadi subjek penelitian karena berdasarkan hasil observasi awal pada pembelajaran pendidikan IPS mengenai menghargai jasa dan peranan tokoh proklamasi kemerdekaan masih kurang dari yang diharapkan. Permasalahan pembelajaran tersebut tentunya harus segera ditanggulangi dalam memperbaiki proses dan hasil pembelajaran, demi tercapainya tujuan pembelajaran secara ideal.


(27)

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam bahasa inggrisnya Classroom Action Research (CAR). Dasar pertimbangan penulis menggunakan metode tersebut didasarkan pada pendapat Aqib (2006: 12) bahwa:

PTK memiliki pengertian; (1) Penelitian, kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti, (2) Tindakan, sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan, (3) Kelas, sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Kelas bukan wujud ruangan tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar, kelompok orang yang sedang belajar dapat keja di lab, lapangan olahraga, workshop dan lain-lain.

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata tersebut segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas.

Aqib (2006: 13) mengemukakan beberapa alasan mengapa perlu diadakannya PTK:

(1) PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Para guru menjadi reflektif dan kritis terhadap apa yang ia dan muridnya lakukan, (2) PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. Guru tidak lagi sebagai seorang praktisi, yang merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa adanya upaya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneliti di bidangnya, (3) Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui satu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang berkembangdi kelasnya, (4) Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran, (5) Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya. Dalam setiap kegiatan, guru diharapkan dapat mencermati


(28)

kekurangan dan mencari berbagai upaya pemecahan. Guru diharapkan dapat menjiwai dan selalu “ber PTK”.

Ibnu (Aqib, 2006: 16) mengemukakan bahwa karakteristik PTK setidaknya memiliki:

(1) Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dan instruksional, (2) Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya, (3) Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi, (4) Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional, (5) Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.

Sedangkan Hermawan. (2010: 88) mengemukakan bahwa:

Penelitian kelas memiliki karakteristik problema yang harus dipecahkan yaitu bahwa problema yang diangkat untuk dipecahkan melalui PTK harus berangkat dari persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru. Kemudian dari persoalan itu guru menyadari pentingnya persoalan tersebut untuk dipecahkan secara profesional dan adanya tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.

PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran dikelas dan peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan. Hal ini dapat dilakukan mengingat tujuan penelitian tindakan kelas adalah “untuk perbaiakan dan peningkatan layanan guru dalam proses belajar, maka tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan

berbagai persoalan pembelajaran di kelas” (Mujono, 2010: 88). Tujuan ini

melekat pada diri guru dalam penunaian misi profesional kependidikannya.

Manfaat yang dapat dipetik jika guru mau dan mampu melaksanakan penelitian tindakan kelas itu terkait dengan komponen pembelajaran, antara lain: a. Inovasi pembelajaran

b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan tingkat kelas, dan c. Peningkatan profesionalisme guru (Aqib, 2006: 18).

Dengan bekal pengetahuan yang memiliki guru tentang PTK akan lebih memotivasi untuk dapat menerapkan berbagai tindakan sebagai upaya untuk meningkatkan proses belajar mengajar. Dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan serta tujuan dasar pendidikan dapat tercapai secara maksimal.


(29)

Permasalahan dalam penelitian ini adalah tentang penerpan teknik VCT analisis nilai untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam menghargai jasa dan peranan tokoh proklamasi kemerdekaan dalam pembelajaran pendidikan IPS di kelas V Sekolah Dasar. Dalam penelitian ini, peneliti melaksanakan kegiatan ini dalam bentuk siklus.

Metode yang digunakan oleh peneliti dalam mengolah data adalah metode kualitatif. Creswell (Wiriaatmadja, 2005: 8) menjabarkan, bahwa:

Penelitian kualitatif adalah sebuah proses inkuiri yang menyelidiki masalah-masalah sosial dan kemanusiaan dengan tradisi metodologi yang berbeda. Peneliti membangun sebuah gambaran yang kompleks dan holistik, menganalisis kata-kata, melaporkan pandangan ata opini para informan, dan keseluruhan studi berlangsung dalam latar situasi yang alamiah/wajar (natural setting).

Sedangkan menurut Sugiyono (2010: 1) bahwa:

Metode penelitian kualitatif adalah metode yang untuk digunakan meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisai.

Karakteristik penelitian kualitatif menurut Creswell (Wiriaatmadja, 2005: 10-11) adalah sebagai berikut:

1) Penelitian kualitatif berlangsung dalam latar alamiah, tempat kejadian dan perilaku manusia berlangsung.

2) Penelitian kualitatif berbeda asumsi-asumsinya dengan desain kuantitatif, teori atau hipotesis tidak secara apriori diharuskan.

3) Peneliti adalah instrumen utama penelitian dalam pengumpulan data. 4) Data yang dihasilkan bersifat deskriptif, dalam kata-kata.

5) Fokus diarahkan pada persepsi dan pengalaman partisipan.

6) Proses sama pentingnya dengan produk, perhatian peneliti diarahakan kepada pemahaman bagaimana berlangsungnya kejadian.

7) Penafsiran dalam pemahaman idiografis, perhatian pada partikular, bukan kepada membuat generalisasi.

8) Memunculkan desain, peneliti mencoba merekonstruksikan penafsiran dan pemahaman dengan sumber data manusia.

9) Mengandalkan kepada tacit knowledge (instuitive and felt knowledge), maka data tidak dapat dikuantifikasi karena apresiasi terhadap nuansa dari majemuknya kenyataan.


(30)

10)Objektivitas dan kebenaran dijunjung tinggi, namun kriterianya berbeda karena derajat kepercayaan didapat melalui verifikasi berdasar korehensi, wawasan, dan manfaat.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc. Taggart, yang terdiri dari empat komponen yaitu rencana, tindakan, observasi, dan refleksi (Wiriaatmadja, 2005: 66).

Perencanaan (plan) difokuskan pada strategi bertanya kepada peserta didik dan mendorongnya untuk menjawab sendiri pertanyaan itu, tujuan dari kegiatan perencanaan ini adalah untuk membuka skemata awal peserta didik. Pada kegiatan tindakan (act), peserta didik mulai diajukan pertanyaan untuk mengatakan apa apa yang mereka pahami dan apa yang mereka inginkan. Dalam kegiatan pengamatan (observe), peneliti membuat catatan lapangan yang dapat menggambarkan suatu keadaan. Sedangkan dalam kegiatan refleksi (reflect), peneliti dapat memperbaiki tindakan-tindakan sebelumnya yang akan sempurna. Berikut bagan model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart:

Gambar 3.1

Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (1988) (Wiriaatmadja, 2005: 66)


(31)

D. Prosedur Penelitian

Penelitian kelas ini menggunakan model spiral Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari empat komponen, yaitu rencana, tindakan, observasi, dan refleksi (Wiriaatmadja, 2005: 66).

Langkah-langkah kegiatan dalam menerapkan model Kemmis dan Mc. Taggart adalah sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Tahap perencanaan tindakan disusun berdasarkan masalah yang hendak dipecahkan dan hipotesis yang diajukan. Tahap perencanaan juga merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan. Hal tersebut dilakukan agar kegiatan yang dilakukan dapat terarah dan terencana. Dalam penelitian ini tentunya rencana pembelajaran disusun secara fleksibel dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

Tahap perencanaan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Penulis melakukan observasi dan wawancara dengan guru dan peserta didik. b. Merumuskan langkah dan menyusun rangkaian kegiatan yang akan

dilakukan. Dalam hal ini menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan teknik VCT analisis nilai.

c. Menyusun/menetapkan teknik pemantauan pada setiap tahapan penelitian dengan menggunakan alat observasi untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran, selain itu juga dilengkapi dengan membuat pedoman wawancara untuk guru dan peserta didik, kemudian terakhir peneliti membuat format catatan lapangan.

d. Membuat alat evaluasi untuk mengetahui peningkatan pemahaman dan hasil belajar peserta didik.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan merupakan realisasi dari rencana yang telah disusun oleh peneliti. Penelitian kelas ini dilakukan secara kolaboratif, yakni bermitra dengan guru kelas yang bertindak selaku observer. Adapun yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain format observasi, format wawancara dan perangkat soal.


(32)

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan tindakan ini antara lain:

1. Kegiatan Awal

a. Guru mengucapkan salam

b. Berdo‟a bersama

c. Mengecek kehadiran peserta didik.

d. Mengkondisikan peserta didik ke arah pembelajaran yang kondusif. e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, kemudian membagikan

lembar kerja peserta didik dan menjelaskan kepada peserta didik bahwa mereka akan ber- VCT.

f. Guru melaksanakan apersepsi

g. Guru melontarkan stimulus dengan menampilkan gambar/ video pahlawan proklamasi kemerdekaan.

2. Kegiatan Inti

a. Kebebasan Memilih

1) Guru bertanya kepada peserta didik bagaimana perasaannya setelah melihat video para pahlawan proklamasi dan pembacaan teks proklamasi yang dibacakan oleh soekarno-Hatta (tunggu beberapa menit supaya peserta didik bisa berdialog dengan temannya).

2) Peserta didik mengemukakan pendapatnya dan salah seorang peserta didik atau guru menuliskannya di papan tulis.

3) Pada proses pengemukaan pendapat peserta didik, guru dapat memberikan bantuan berupa pertanyaan supaya pendapat yang dikemukakan lebih banyak.

4) Setelah selesai mengemukakan pendapat guru menyuruh peserta didik memilih dengan cara menceklis setiap pernyataan yang sesuai dengan pendapatnya pada kolom S (setuju), R (ragu), TS (tidak setuju) pada lembar peserta didik yang telah disediakan.

5) Guru bertanya mengenai sikap peserta didik tentang bagaimana cara menghargai jasa tokoh proklamasi kemerdekaan.


(33)

6) Peserta didik mengemukakan pendapatnya dan guru membantu dalam mengemukakan pendapat dengan berbagai pertanyaan.

b. Menghargai

1) Guru bertanya kepada peserta didik mengenai perasaannya dengan nilai yang menjadi pilihannya.

2) Peserta didik mengemukakan pendapatnya. c. Berbuat

1) Guru bertanya kepada peserta didik apakah ada keinginan untuk mencoba melaksanakan nilai yang menjadi pilihannya.

2) Peserta didik mengemukakan pendapatnya.

3) Guru memberikan tanggapan atas pendapat peserta didik, kemudian memperjelas dan mempertegas nilai-nilai yang sangat penting serta memberikan nilai mana yang benar kepada peserta didik.

4) Guru memanipulasi hasil kerja peserta didik ke dalam target nilai yang hendak dicapai.

3. Kegiatan Akhir

a. Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran. b. Guru melaksanakan evaluasi pembelajaran.

c. Guru menutup pembelajaran. 3. Tahap Observasi

Tahap ini dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, terdiri dari proses pengumpilan data dan mencatat setiap aktivitas peserta didik dan kinerja guru pada saat pelaksanaan berlangsung hal ini dilakukan betujuan untuk mengetahui sejauh mana kinerja guru dan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran berlangsung.

Untuk kegiatan wawancara dilaksanakan setelah guru dan peserta didik melakukan pelaksanaan pembelajaran, ini dilakukan untuk mengetahui hambatan dan kesulitan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Sehingga data dari hasil observasi ini akan dijadikan rujukan dalam perbaikan siklus sebelumnya.


(34)

4. Tahap Analisis dan Refleksi

Tahap refleksi ini bagian yang terpenting dalam penelitian, mengkaji hasil data mengkaji hasil data yang telah diperoleh saat observasi oleh peneliti. Tahap ini berguna untuk memberikan makna terhadap proses dan hasil yang telah dilakukan. Hasil dari refleksi yang ada dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus berikutnya yang berkelanjutan sampai pembelajaran dinyatakan berhasil.

Peneliti akan melaksanakan refleksi di akhir pembelajaran untuk mengevaluasi tindakan yang sudah dilakukan, apakah sudah mencapai target perbaikan atau belum. Sehingga dapat mengetahui hasil pelaksanaan pembelajaran untuk menentukan langkah berikutnya pada siklus dua.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini difokuskan terhadap aktivitas peserta didik, kinerja guru dan hasil belajar peserta didik, adapun instrumen tersebut adalah sebagai:

1. Observasi atau pengamatan

Nasution (Sugiyono, 2010: 64) menyatakan bahwa:

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui obsrvasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.

Jadi dapat disimpulkan bahwa observasi atau pengamatan adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan yang telah mencapai sasaran.

Observasi ini dimaksudkan untuk mengetahui dan mengamati kinerja guru juga aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran teknik VCT analisis nilai pada pembelajaran pendidikan IPS tentang materi menghargai jasa dan peranan tokoh proklamasi kemerdekaan di kelas V SD Negeri Nanggerang. Dalam observasi ini penulis menggunakan alat observasi yang berupa format pedoman


(35)

observasi. Format observasi ini berisi hal-hal yang harus diamati ketika pembelajaran akan diperoleh gambaran kinerja guru dan aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

Patton (Sugiyono, 2010: 67) menyatakan bahwa manfaat observasi adalah sebagai berikut:

a. Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh.

b. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya.

c. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap biasa dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.

d. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara.

e. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang diluar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif. f. Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulan daya yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi sosial yang diteliti.

Wiriaatmadja (2005: 105) mengemukakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan observasi adalah sebagai berikut:

1) Memperhatikan fokus penelitian, kegiatan apa yang harus diamati, baik yang umum maupun yang khusus. Kegiatan umum yang harus diobsevasi berarti segala sesuatu yang terjadi di kelas harus diamati dan dikomentari serta dicatat dalam catatan lapangan. Sementara itu, observasi kegiatan khusus, hanya memfokuskan pada keadaan khusus yang terjadi di kelas, seperti kegiatan tetentu atau praktik pembelajaran tertentu yang sudah didiskusikan sebelumnya.

2) Menentukan kriteria yang diamati, dengan terlebih dahulu mendiskusikan ukuran-ukuran apa yang digunakan dalam pengamatan. Secara cermat, ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria baik, sedang, dan kurang; tinggi, sedang dan rendah; efisien dan tidak efisien; berhasil dan tidak berhasil; dan ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria lain yang dipakai dalam pengamatan harus didiskusikan dan disepakati bersama. Hal ini untuk menghindari kesalahpahaman antara guru peneliti dan mitra peneliti (kolaborator) terutama ketika melakukan diskusi dan refleksi sesudah penampilan tindakan itu dilakukan. Kriteria observasi ini selanjutnya akan menjadi penentu apakah pengumpulan data PTK mengikuti standar tersebut tidak ada.


(36)

Manfaat observasi dalam PTK akan terwujud apabila masukkan balik atau feedback dilakukan dengan cermat, yaitu dengan cara sebagai berikut:

a. Dilakukan dalam waktu 24 jam sesudah kegiatan tindakan dilakukan. b. Berdasarkan catatan lapangan yang ditulis dengan sitematis dan cermat. c. Berdasarkan fakta aktual.

d. Data faktual ditafsirkan berdasarkan kriteria yang telah disetujui. e. Penafsiran diberikan pertama kali oleh guru yang diobservasi.

f. Untuk selanjutnya dirundingkan dalam siklus berikutnya (Hopkins, 1993 dalam Rochiati, 2005: 106).

2. Wawancara

Dalam rangka memperoleh data dan atau informasi yang lebih terperinci dan untuk melengkapi data hasil observasi, tim peneliti dapat melakukan wawancara kepada guru, peserta didik dan fasilitator yang berkolaborasi. Wawancara digunakan untuk mengungkap data yang berkaitan dengan sikap, pendapat, atau

wawasan. “Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain” (Hopkins, 1993 dalam Rochiati,

2005: 117).

Dalam PTK wawancara dapat dilakukan terhadap kepala sekolah, peserta didik, beberapa teman sejawat, pegawai tata usaha sekolah, orang tua peserta didik, dan pihak-pihak yang terkait dalam masalah PTK. Mereka disebut sebagai informan kunci, yaitu mereka yang mempunyai pengetahuan khusus, status, atau keterampilan berkomunikasi. Karena guru ketika PTK berlangsung posisinya mengajar, lebih baik yang melakukan wawancara adalah mitra peneliti.

Wiriaatmadja (2005: 118) mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan agar wawancara berjalan efektif adalah sebagai berikut:

a. Bersikaplah sebagai pewawancara yang simpatik, yang perhatian dan pendengar yang baik, tidak berperan terlalu aktif dan menghargai pendapat anda.

b. Menyampaikan pertanyaan-pertanyaan sebaiknya dimulai dengan pertanyaan pengantar yang bersifat pemanasan. Pertanyaan cendrung diarahkan pada usaha untuk melakukan identifikasi agar terwujud hubungan manusiawi yang wajar dan intim. Oleh karena itu, boleh diajukan mengenai hal-hal diluar data atau informasi yang diperlukan dalam memecahkan masalah penelitian.


(37)

c. Bersikaplah netral dalam relevansinya dengan pelajaran. Janganlah menyatakan pendapat pewawancara sendiri tentang hal itu atau mengomentari pendapat peserta didik. Upayakan jangan menunjukkan sikap terheran-heran atau tidak menyetujui terhadap apa yang dinyatakan atau ditunjukkan peserta didik.

d. Bersikaplah tenang dan tidak terburu-buru atau ragu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa wawancara dilakukan setelah pelaksanaan tindakan, untuk memperoleh data tentang hambatan dan kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran.

3. Tes Hasil Belajar

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar peserta didik sebelum dan sesudah penerapan teknik VCT analisis nilai, yang kemudian dijadikan sebagai data tentang keberhasilan peserta didik. Adapun indikator yang di tes kan yaitu menjelaskan 3 nama tokoh yang yang memiliki peranan dalam mempersiapkan proklamasi kemerdekaan, menentukan sikap yang menghargai jasa dan peranan tokoh proklamasi kemerdekaan dan menuliskan 3 contoh perilaku yang menghargai jasa para tokoh proklamasi.

Indrakusumah (Arikunto, 2001: 32) mengemukakan bahwa “Tes adalah

suatu alat atau prosedur yang sitematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang di inginkan tentang seseorang, dengan cara yang

tepat dan cepat”. Tes yang dilakukan dalam penelitian ini berupa soal (lembar tes

individu terlampir). 4. Catatan Lapangan

Berbagai hasil pengamatan tentang aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan peserta didik, interaksi peserta didik dengan peserta didik dan beberapa aspek lainnya dapat dicatat sebagai catatan lapangan dan akan digunakan sebagai sumber data PTK.

Bogdan dan Biklen (Moleong, 2002: 153) mengemukakan bahwa „Catatan

lapangan adalah catatan tertulis apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian‟.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa catatan lapangan adalah suatu catatan tertulis hasil dari pengamatan yang didengar, dilihat, dan dialami


(38)

dalam pelaksanaan tindakan kelas. Yang menjadi fokus catatan lapangan adalah kinerja guru dan keterlibatan peserta didik dalam pelaksanaan tindakan yang terdiri dari langkah-langkah pembelajaran.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data yang digunakan yaitu pengolahan data proses dan pengolahan data hasil. Setiap instrumen yang dipakai diolah dengan teknik yang berbeda, pengolahan dimulai dengan menelaah data yang terkumpul dan memperlajarinya.

1. Teknik Pengolahan Data Proses

Daftar Proses yang di nilai terdiri dari dua, yaitu penilaian proses aktivitas peserta didik dan kinerja guru. Pengolahan data aktivitas peserta didik dilakukan dengan menginterpretasikan nilai akhir yang diperoleh peserta didik. Nilai tersebut diperoleh dari penskoran terhadap 2 aspek yang dinilai yaitu: keberanian dan tanggung jawab. Rentang skala skor yang digunakan yaitu 1-3. Skor ideal diperoleh peserta didik adalah 6. Skor pada setiap aspek di jumlahkan sehingga diperoleh skor akhir yang kemudian di interpretasikan berdasarkan 3 kriteria yaitu Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K). keterangan Baik (B) diperoleh jika skor akhir peserta didik 6, keterangan Cukup (C) diperoleh jika skor akhir peserta didik berkisar 3-5 dan keterangan Kurang (K) diperoleh jika nilai akhir peserta didik

berkisar ≤ 2.

Untuk menilai kinerja guru dalam mengajar, aspek yang dinilai yaitu dari kegiatan-kegiatan yang harus di lakukan guru dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Adapun aspek yang harus dinilai sudah tercantum dalam format observasi kinerja guru. Pengolahan data kinerja guru dilakukan dengan menginterpretasikan nilai akhir yang diperoleh guru. Nilai tersebut diperoleh dari penskoran terhadap 3 aspek yang dinilai. Rentang skala skor yang digunakan pada tiap tahapan berbeda-beda. Untuk tahap perencanaan kriteria Baik

(B) jika skor yang diperoleh ≥8, Cukup (C) jika skor yang diperoleh 5-7 dan

Kurang (K) jika skor yang diperoleh ≤4. Tahap pelaksaan kriteria Baik (B) jika


(39)

(K) jika skor yang diperoleh ≤12. Sedangkan tahap evaluasi kriteria Baik (B) jika

skor yang diperoleh ≥8, Cukup (C) jika skor yang diperoleh 5-7 dan Kurang (K)

jika skor yang diperoleh ≤4. Sehingga diperoleh skor akhir yang kemudian

diketahui jumlah keseluruhannya dan seberapa persenkah pembelajaran yang telah dicapai oleh guru.

2. Pengolahan Data Hasil

Aspek yang dinilai dalam penilaian hasil pembelajaran pendidikan IPS bagi peserta didik SDN Nanggerang Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang dapat dilakukan dngan teknik pengolahan data yang akan dilakukan peneliti untuk melihat peningkatan hasil yaitu dengan menggunakan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum).

Tabel 3.4 KKM

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/semester : V/2

Kompetensi Dasar

Kriteria Penentuan KKM

Jumlah

Komplek-sitas

Intaqe Siswa

Daya Dukung Menghargai jasa

dan peranan tokoh dalam

mempersiapkan kemerdekaan

63 55 62 180

KKM 60

Kriteria penetapan KKM:

KKM diperoleh dari hasil penjumlahan kompleksitas, daya dukung dan intake dibagi 3, dengan rumus:

KKM = Kompleksitas + Daya dukung + Intake


(40)

Menafsirkan KKM yaitu dengan memberikan poin pada setiap kriteria yang diterapkan dengan menggunakan bobot. Rentang nilai KKM menurut KTSP tergambar pada table berikut ini:

Tabel 3.4

Rentang Nilai Kriteria Ketuntasan Minimum

Kriteria Kategori Rentang Skor

Kompleksitas Indikator

Tinggi 50-64

Sedang 65-80

Rendah 81-100

Daya Dukung Sarana dan Prasarana

Tinggi 81-100

Sedang 65-80

Rendah 50-64

Intake Peserta Didik

Tinggi 81-100

Sedang 65-80

Rendah 60-64

Standar kompetensi ini memiliki kriteria: kompleksitas tinggi, daya dukung rendah, dan intake peserta didik rendah.

Kompleksitas tinggi = 63 Daya dukung = 55

Intake peserta didik = 62

Jadi nilai

Jadi cara perhitunga KKM:

Kriteria penafsiran: T = Tuntas


(41)

Kesimpulan:

Peserta didik dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai ≥ 60.

Peserta didik dikatakan belum tuntas apabila memperoleh nilai < 60 3. Analisis Data

Data dalam pengertian ini diperoleh dari hasil observasi kinerja guru dan aktivitas peserta didik, wawancara hasil belajar serta catatan lapangan yang dilakukan terhadap peserta didik kelas V SD Negeri Nanggerang Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang.

Sugiyono (2005: 89) mengemukakan pengertian analisis data sebagai berikut:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun sistematika data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain dengan cara mengorganisasikan data ke dalam katagori, menjabarkan ke dalam unit-unit menyusun pola, melakukan sintesis, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami dan temunannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Jadi dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa analisis data adalah membuat kesimpulan dari data yang diperoleh supaya mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

G. Validasi Data

Validitas data yang dipilih peneliti ini merujuk pada pendapat Hopkins (Wiriaatmadja, 2005: 168-171), yaitu:

1. Member Chek, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari nara sumber yang relevan dengan PTK, apakah keterangan atau informasi atau penjelasan itu tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya dan data itu terperiksa kebenarannya, dilakukan dengan cara mengkonfirmasi dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir pertemuan.

2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis dari si peneliti dengan membandingkan hasil dari mitra peneliti. Triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang yakni sudut pandang guru sebagai peneliti, sudut pandang siswa dan sudut pandang mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi. Data yang diperoleh peneliti dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif.


(42)

3. Audit Trail, yaitu memeriksa kesalahan-kesalahan dalam metode atau prosedur yang digunakan peneliti dan di dalam pengambilan kesimpulan. Selain itu, peneliti juga memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau mitra peneliti Audit Trail dapat dilakukan oleh teman sejawat peneliti, yang memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan penelitian tindakan kelas yang sama seperti peneliti itu sendiri.

4. Expert Opinion, yakni dengan meminta kepada orang yang dianggap ahli atau pakar penelitian tindakan kelas atau pakar bidang studi untuk memeriksa semua tahapan-tahapan kegiatan penelitian dan memberikan arahan atau judgements terhadap masalah-masalah penelitian yang dikaji.

Berdasarkan validasi data diatas, maka validitas data yang akan digunakan oleh peneliti adalah member chek dan triangulasi. Untuk validitas data member chek, setelah wawancara dengan guru dan peserta didik serta observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran IPS, peneliti memeriksa hasil wawancara dan observasi, apakah sudah tercatat sesuai yang terjadi atau ada yang belum tercatat.

Dalam melakukan triangulasi, setelah observasi dan wawancara terhadap kinerja guru dan aktivitas peserta didik akan membandingkan serta mendiskusikan hasil observasi tersebut dengan guru kelas V SD Negeri Nanggerang yang telah melakukan observasi pada saat pembelajaran bidang studi IPS.


(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dari hasil-hasil penelitian yang dilakukan dalam penerapan teknik VCT analisis nilai untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Nanggerang pada materi menghargai jasa dan peranan tokoh dalam proklamasi kemerdekaan, dapat disampaikan beberapa hal sebagai kesimpulan, yaitu:

1. Perencanaan

Penggunaan teknik VCT analisis nilai dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik terhadap materi menghargai jasa dan peranan tokoh dalam proklamasi kemerdekaan diperlukan penyusunan yang matang. Penyusunan pembelajaran dilakukan agar pelaksanaan pembelajaran sejalan dengan tujuan yang telah ditentukan, selain itu rencana diperlukan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan, mengetahui efektivitas dan efisiensi serta mengetahui dampak dari penerapan teknik VCT analisis nilai dalam pembelajaran pendidikan IPS. Keberhasilan guru dalam melaksanakan perencanaan pembelajaran dapat dilihat pada hasil penelitian aktivitas guru pada setiap siklus yang dilaksanakan, tahap perencanaan pada siklus I 78% dan pada siklus II mencapai 100%.

Di dalam menyusun perencanaan pembelajaran, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya; mengkaji kedalaman materi pembelajaran, memahami karakteristik materi dan karakteristik peserta didik, menentukan strategi, metode dan teknik pembelajaran, menyiapkan kelengkapan perangkat pembelajaran, mempelajari situasi dan kondisi kelas, menentukan strategi pengelolaan kelas dan peserta didik serta mengumpulkan bahan dan sumber pembelajaran.

Selanjutnya memilih dan menentukan standar kompetensi, memilih kompetensi dasar, menentukan indikator pembelajaran dan mengembangkan indikator menjadi tujuan yang ingin dicapai. Setelah itu, menyusun RPP, menentukan alat evaluasi dan menentukan kriteria penilaian. Jika semua itu telah


(44)

dipersiapkan barulah menyusun dan mempersiapkan instrumen pembelajaran. Penerapan teknik VCT analisis nilai dalam pembelajaran IPS, khususnya tentang materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam proklamasi kemerdekaan dalam prakteknya harus direncanakan bagaimana cara mengajarnya, hal ini bertujuan agar teknik VCT analisis nilai yang digunakan benar-benar dapat mewakili dan menjadi teknik pembelajaran.

2. Pelaksanaan a. Aktivitas Guru

Berdasakan hasil analisis dan refleksi serta pembahasan terhadap data-data aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran tentang penerapan teknik VCT analisis nilai, diperoleh data bahwa guru telah mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik dan sesuai dengan indikator penilaian aktivitas guru.

Menurut hasil analisis dan refleksi siklus II, guru telah mampu memposisikan dirinya sebagai pembimbing, pemberi motivasi dan sebagai pelaksana pembelajaran yang baik. Guru telah mampu menunjukan kemampuan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru mampu mendorong peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran, sehingga pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik sesuai dengan rencana.

Keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dapat dilihat pada hasil penilaian aktivitas guru pada setiap siklus yang dilaksanakan. Tahap pelaksanaan pada siklus I mencapai 67% sedangkan pada siklus II mencapai 100%.

Data-data tersebut menggambarkan bahwa aktivitas guru pada setiap siklusnya mengalami peningkatan kemampuan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tentang penerapan teknik VCT analisis nilai dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V SDN Nanggerang terhadap materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam proklamasi kemerdekaan.

b. Aktivitas Peserta Didik

Berdasarkan temuan hasil analisis dan refleksi serta pembahasan terhadap data aktivitas peserta didik, secara umum aktivitas peserta didik kelas V SD


(45)

Negeri Nanggerang mengalami peningkatan yang sangat baik. Dari dua aspek aktivitas yakni, keberanian dan tanggungjawab diperoleh data bahwa setiap siklus aktivitas peserta didik yang dijalani mengalami perubahan dan peningkatan kearah yang lebih baik. Pada siklus I kategori baik mencapai 45% menjadi 90% pada siklus II, kategori cukup 41% menjadi 10% pada siklus II dan kategori kurang 14% pada siklus I menjadi 0% pada siklus II.

Penerapan teknik VCT analisis nilai sebagai teknik pembelajaran telah berfungsi untuk memperjelas materi atau topik yang disampaikan dalam proses pembelajaran.

Penerapan teknik VCT analisis nilai, bukan hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien tetapi juga membantu peserta didik menyerap materi pembelajaran lebih mendalam dan utuh. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, dapat menumbuhkan sikap positif peserta didik terhadap materi dan proses pembelajaran.

Melihat perkembangan ketercapaian indikator penilaian aktivitas peserta didik tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik VCT analisis nilai telah menunjukan peranannya sebagai salah satu teknik pembelajaran sederhana tetapi mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik.

c. Hasil Belajar Peserta Didik

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi serta pembahasan terhadap data tes hasil belajar peserta didik, bahwa penerapan teknik VCT analisis telah mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik terhadap materi menghargai jasa dan peranan tokoh dalam proklamasi kemerdekaan. Peningkatan hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Nanggerang tersebut dapat dilihat pada perolehan nilai individu maupun rata-rata nilai kelas dan jumlah peserta didik yang tuntas.

Peningkatan hasil belajar peserta didik dalam memahami materi menghargai jasa dan peranan tokoh dalam proklamasi kemerdekaan digambarkan melalui hasil belajar setiap siklus. Pada data awal sebelum penerapan teknik VCT analisis nilai, ketuntasan belajar dari 29 orang peserta didik hanya mencapai 9 orang atau 31%. Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menerapkan teknik analisis nilai pada materi menghargai jasa dan peranan tokoh dalam proklamasi kemerdekaan, hasil


(46)

belajar peserta didik mengalami peningkatan, yakni pada siklus I jumlah peserta didik yang tuntas mencapai 22 orang atau 76%, sedangkan pada siklus II kembali memperlihatkan peningkatan menjadi 27 orang atau 93%.

Efektivitas teknik VCT analisis nilai dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik terhadap materi menghargai jasa dan peranan tokoh dalam proklamasi kemerdekaan dapat dilihat pada ketercapaian indikator penilaian dari setiap pelaksanaan tindakan. Pada siklus I interpretasi baik mencapai 45%, cukup 41% dan kurang 14%, sedangkan pada siklus II interpretasi baik mencapai 90%, cukup 10% dan kurang 0%.

Melihat perkembangan belajar peserta didik tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik VCT analisis nilai mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Nanggerang Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang.

B. Saran dan Rekomendasi

Berdasarkan hasil analisis, refleksi, pembahasan dan kesimpulan mengenai penerapan teknik VCT analisis nilai pada pembelajaran pendidikan IPS tentang materi menghargai jasa dan peranan tokoh dalam proklamasi kemerdekaan dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Guru yang baik adalah guru yang profesional, tidak akan mudah puas dengan apa yang telah dihasilkan, peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Memiliki kemampuan pribadi (kreatif, rajin , jujur dan sebagainya) dan kemampuan sosial (toleran, murah hati, penyayang dan lain sebagainya).

2. Lembaga persekolahan hendaknya proaktif terhadap perkembangan kemajuan pendidikan, salah satunya dengan menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan menunjang demi kelancaran proses kegiatan belajar mengajar sebagai upaya untuk memperbaiki, meningkatkan dan memberikan layanan pendidikan kepada peserta didik.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dari hasil-hasil penelitian yang dilakukan dalam penerapan teknik VCT analisis nilai untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Nanggerang pada materi menghargai jasa dan peranan tokoh dalam proklamasi kemerdekaan, dapat disampaikan beberapa hal sebagai kesimpulan, yaitu:

1. Perencanaan

Penggunaan teknik VCT analisis nilai dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik terhadap materi menghargai jasa dan peranan tokoh dalam proklamasi kemerdekaan diperlukan penyusunan yang matang. Penyusunan pembelajaran dilakukan agar pelaksanaan pembelajaran sejalan dengan tujuan yang telah ditentukan, selain itu rencana diperlukan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan, mengetahui efektivitas dan efisiensi serta mengetahui dampak dari penerapan teknik VCT analisis nilai dalam pembelajaran pendidikan IPS. Keberhasilan guru dalam melaksanakan perencanaan pembelajaran dapat dilihat pada hasil penelitian aktivitas guru pada setiap siklus yang dilaksanakan, tahap perencanaan pada siklus I 78% dan pada siklus II mencapai 100%.

Di dalam menyusun perencanaan pembelajaran, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya; mengkaji kedalaman materi pembelajaran, memahami karakteristik materi dan karakteristik peserta didik, menentukan strategi, metode dan teknik pembelajaran, menyiapkan kelengkapan perangkat pembelajaran, mempelajari situasi dan kondisi kelas, menentukan strategi pengelolaan kelas dan peserta didik serta mengumpulkan bahan dan sumber pembelajaran.

Selanjutnya memilih dan menentukan standar kompetensi, memilih kompetensi dasar, menentukan indikator pembelajaran dan mengembangkan indikator menjadi tujuan yang ingin dicapai. Setelah itu, menyusun RPP, menentukan alat evaluasi dan menentukan kriteria penilaian. Jika semua itu telah


(2)

dipersiapkan barulah menyusun dan mempersiapkan instrumen pembelajaran. Penerapan teknik VCT analisis nilai dalam pembelajaran IPS, khususnya tentang materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam proklamasi kemerdekaan dalam prakteknya harus direncanakan bagaimana cara mengajarnya, hal ini bertujuan agar teknik VCT analisis nilai yang digunakan benar-benar dapat mewakili dan menjadi teknik pembelajaran.

2. Pelaksanaan a. Aktivitas Guru

Berdasakan hasil analisis dan refleksi serta pembahasan terhadap data-data aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran tentang penerapan teknik VCT analisis nilai, diperoleh data bahwa guru telah mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik dan sesuai dengan indikator penilaian aktivitas guru.

Menurut hasil analisis dan refleksi siklus II, guru telah mampu memposisikan dirinya sebagai pembimbing, pemberi motivasi dan sebagai pelaksana pembelajaran yang baik. Guru telah mampu menunjukan kemampuan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru mampu mendorong peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran, sehingga pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik sesuai dengan rencana.

Keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dapat dilihat pada hasil penilaian aktivitas guru pada setiap siklus yang dilaksanakan. Tahap pelaksanaan pada siklus I mencapai 67% sedangkan pada siklus II mencapai 100%.

Data-data tersebut menggambarkan bahwa aktivitas guru pada setiap siklusnya mengalami peningkatan kemampuan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tentang penerapan teknik VCT analisis nilai dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V SDN Nanggerang terhadap materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam proklamasi kemerdekaan.

b. Aktivitas Peserta Didik

Berdasarkan temuan hasil analisis dan refleksi serta pembahasan terhadap data aktivitas peserta didik, secara umum aktivitas peserta didik kelas V SD


(3)

Negeri Nanggerang mengalami peningkatan yang sangat baik. Dari dua aspek aktivitas yakni, keberanian dan tanggungjawab diperoleh data bahwa setiap siklus aktivitas peserta didik yang dijalani mengalami perubahan dan peningkatan kearah yang lebih baik. Pada siklus I kategori baik mencapai 45% menjadi 90% pada siklus II, kategori cukup 41% menjadi 10% pada siklus II dan kategori kurang 14% pada siklus I menjadi 0% pada siklus II.

Penerapan teknik VCT analisis nilai sebagai teknik pembelajaran telah berfungsi untuk memperjelas materi atau topik yang disampaikan dalam proses pembelajaran.

Penerapan teknik VCT analisis nilai, bukan hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien tetapi juga membantu peserta didik menyerap materi pembelajaran lebih mendalam dan utuh. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, dapat menumbuhkan sikap positif peserta didik terhadap materi dan proses pembelajaran.

Melihat perkembangan ketercapaian indikator penilaian aktivitas peserta didik tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik VCT analisis nilai telah menunjukan peranannya sebagai salah satu teknik pembelajaran sederhana tetapi mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik.

c. Hasil Belajar Peserta Didik

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi serta pembahasan terhadap data tes hasil belajar peserta didik, bahwa penerapan teknik VCT analisis telah mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik terhadap materi menghargai jasa dan peranan tokoh dalam proklamasi kemerdekaan. Peningkatan hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Nanggerang tersebut dapat dilihat pada perolehan nilai individu maupun rata-rata nilai kelas dan jumlah peserta didik yang tuntas.

Peningkatan hasil belajar peserta didik dalam memahami materi menghargai jasa dan peranan tokoh dalam proklamasi kemerdekaan digambarkan melalui hasil belajar setiap siklus. Pada data awal sebelum penerapan teknik VCT analisis nilai, ketuntasan belajar dari 29 orang peserta didik hanya mencapai 9 orang atau 31%. Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menerapkan teknik analisis nilai pada materi menghargai jasa dan peranan tokoh dalam proklamasi kemerdekaan, hasil


(4)

belajar peserta didik mengalami peningkatan, yakni pada siklus I jumlah peserta didik yang tuntas mencapai 22 orang atau 76%, sedangkan pada siklus II kembali memperlihatkan peningkatan menjadi 27 orang atau 93%.

Efektivitas teknik VCT analisis nilai dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik terhadap materi menghargai jasa dan peranan tokoh dalam proklamasi kemerdekaan dapat dilihat pada ketercapaian indikator penilaian dari setiap pelaksanaan tindakan. Pada siklus I interpretasi baik mencapai 45%, cukup 41% dan kurang 14%, sedangkan pada siklus II interpretasi baik mencapai 90%, cukup 10% dan kurang 0%.

Melihat perkembangan belajar peserta didik tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik VCT analisis nilai mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Nanggerang Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang.

B. Saran dan Rekomendasi

Berdasarkan hasil analisis, refleksi, pembahasan dan kesimpulan mengenai penerapan teknik VCT analisis nilai pada pembelajaran pendidikan IPS tentang materi menghargai jasa dan peranan tokoh dalam proklamasi kemerdekaan dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Guru yang baik adalah guru yang profesional, tidak akan mudah puas dengan apa yang telah dihasilkan, peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Memiliki kemampuan pribadi (kreatif, rajin , jujur dan sebagainya) dan kemampuan sosial (toleran, murah hati, penyayang dan lain sebagainya).

2. Lembaga persekolahan hendaknya proaktif terhadap perkembangan kemajuan pendidikan, salah satunya dengan menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan menunjang demi kelancaran proses kegiatan belajar mengajar sebagai upaya untuk memperbaiki, meningkatkan dan memberikan layanan pendidikan kepada peserta didik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya

Ariantha, Putra. (2011). Model Pembelajaran VCT. [online]. Tersedia di :

http://putra-ariantha. di.

blogspot.com/2012/10/model-pembelajaranvct.html [19 September 2012]

Ari Kunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Depdiknas. Djahiri. (1985). Strategi Pengajaran Afektif – Nilai – Moral VCT Dan Games

Dalam VCT. Bandung : Granesia.

Djuanda, dkk. (2009). Model Pembelajaran Sekolah Dasar. Sumedang : UPI Ekagurunesama. (2010). Definisi Model Pembelajaran. [online]. Tersedia di:

http://ekagurunesama.di.blogspot.com/2010/07/

definisi-model-pembelajaran. html. [19 September 2012].

Eko, Ras. (2012). Pengertian Hasil Belajar. [online]. Tersedia di: http://ras-eko.blogspot.com/2012/11/pengertian-hasil-belajar.html. [17 Januari 2013].

Hermawan, dkk. (2010). Metode Penelitian Pendidikan SD. Bandung : UPI Press. Sagala. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Nazwadzulfa. (2009). Model VCT. [online]. Tersedia di : http://nazwadzulfadi.

worpress.com/2009/11/14/model-vct-landasan-teori-kerangaka-berpikir-dan-hipotesis.vct. [19 September 2012]

Sanjaya, Wina. (2006). Stategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung : Kencana Prenada Media.

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Moleong, Lexy. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya. Poerwadarminta. (2007). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka


(6)

Wibowo, Supriyanto. (2011). Teori Interaksionisme Simbolik. [online]. Tersedia

di: http://supriyantowibowodi.blogspot.com /2011/12/

teori-intraksionisme-simbolik-george.html. [5 Desember 2012]

Wiriaatmadja, Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA: PTK di Kelas V SDN Taktakan 2 Kecamatan Taktakan Kota Serang.

0 1 31

PENERAPAN METODE MIND MAP JARING LABA-LABA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TOKOH-TOKOH PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Sukakerta Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang).

0 2 34

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TENTANG PERISTIWA DAN TOKOH PROKLAMASI KEMERDEKAAN DI KELAS V SD NEGERI 2 TAMANWINANGUN TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 0 18

PENERAPAN QUANTUM TEACHING DENGAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TENTANG TOKOH PROKLAMASI KEMERDEKAAN PADA SISWA KELAS V SDN 1 BUMIREJO TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 18

UPAYA MENINGKATKAN SIKAP DISIPLIN DAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI MENGHARGAI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DI KELAS V SD NEGERI 1 LESMANA

0 0 13

UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT KEBANGSAAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI MENGHARGAI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN MENGGUNAKAN STRATEGI VIDEO CRITIC PADA KELAS V SD NEGERI 3 TIPARKIDUL

0 0 17

UPAYA MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPS MATERI MENGHARGAI JASA DAN PERANAN TOKOH PERJUANGAN DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI METODE ROLE PLAYING DI KELAS V SD NEGERI 3 TANALUM

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN DAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI MENGHARGAI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH DI KELAS V SD NEGERI 2 BEDAGAS

0 0 17

UPAYA MENINGKATKAN SIKAP MENGHARGAI PRESTASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI JASA PERANAN TOKOH DI SEKITAR PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI METODE ROLE PLAYING MEDIA FILM SOEKARNO DI SDN SOKARAJA LOR - repository perpustakaan

0 0 16

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS pada materi tokoh-tokoh kemerdekaan Indonesia dan menghargai jasa tokoh kemerdekaan melalui model pembelajaran berbasis masalah : studi kasus pada siswa kelas V di SD Kanisius Condongcatur semester genap tahun

0 2 214