NILAI - NILAI ADAT LARVUL NGABALSEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM IPS : Studi Etnografi Pada Masyarakat Langgur, Kabupaten Maluku Tenggara.

(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………. i

HALAMAN PERSETUJUAN………. ii

LEMBAR PERNYATAAN………... iii

LEMBARAN PERSEMBAHAN………... iv

ABSTRAK………... v

KATA PENGANTAR………vi

UCAPAN TERIMA KASIH………..vii

DAFTAR ISI………... viii

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………... 1

B. Identifikasi Masalah………...5

C. Tujuan Penelitian………...5

D. Manfaat Penelitian……….. 6

E. Manfaat Penelitian……….. 6


(2)

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendekatan Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning)…… 9

B. Sumber Belajar CTL (Contextual Teaching Learning)……… 10

C. Adat Larvul Ngabal sebagai Sumber pembelajarn Kontekstual dalam IPS. 15 D. Konsep Pendidikan IPS……… 19

E. Konsep Nilai dan Keterampilan Sosial………. 28

F. Pendidikan Karakter………. 32

BAB. III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian……… 33

B. Subjek dan Lokasi Penelitian……….. 35

C. Instrumen Penelitian………... 36

D. Tehnik Pengumpulan Data………. 38

E. Tehnik Analisis Data……….. 42

BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian………... 43

1. Deskripsi Lokasi Penelitian………...43

2. Asal Usul Adat Larvul Ngabal……….... 53

B. Deskripsi Hasil Penelitian…..……… 68

1. Karakteristik nilai-nilai adat Larvul Ngabal yang relevan dengan Pembelajaran Kontekstual dalam IPS………..… 68

2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang di integrasi dengan nilai adat Larvul Ngabal………..… 80

3. Kemungkinan Penerapan nilai adat Larvul Ngabal sebagai Sumber Pembelajaran Kontekstual dalam IPS………... 84

4. Kemungkinan kendala yang ditemui dalam penerapan nilai Adat Larvul Ngabal sebagai Sumber Pembelajaran IPS……… 90


(3)

C. Pembahasan

1. Analisis Lokasi Penelitian……… 96

2. Analisis Asal usul adat Larvul Ngabal………. 99 3. Analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

yang diintegrasi dengan Nilai adat Larvul Ngabal……….. 104 4. Analisis Kemungkinan Penerapan nilai adat Larvul Ngabal sebagai

Sumber Pembelajaran Kontekstual dalam IPS……… 107 5. Analisis Kemungkinan kendala yang ditemui dalam penerapan nilai 5. Adat Larvul Ngabal sebagai Sumber Pembelajaran IPS………. 111 BAB. V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan………... 118

B. Rekomendasi………. 121

Daftar Pustaka Lampiran


(4)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang kaya akan ragam dan corak budaya serta etnik dan agamanya. Semua ini merupakan aset terbesar budaya nasional yang harus dipertahankan di tengah-tengah kemajuan zaman yang semakin modern. Budaya merupakan ciri khas dan identitas suatu bangsa, apabila terjadi goncangan budaya maka akan menimbulkan ketimpangan dalam tatanan kehidupan masyarakat.

Maluku adalahsalah satu Propinsi yang berada dikawasan Timur danmemiliki keanekaragaman kultur seperti daerah-daerah lain di Indonesia. Salah satu budaya yang memiliki ciri khas tersendiri adalah adat Larvul Ngabalyang ada di Wilayah Kaputen Maluku Tenggara khususnya pada kehidupan masyarakat Kei dengannilai-nilaiadat yang sangatkuatmengaturtatanankehidupanmasyarakattersebut.

Kemajuan zaman dan perkembangan IPTEK yang sangat pesat merupakan suatu ancaman terbesar dalam kehidupan sosial masyarakat terutama di kalangan anak usia sekolah. Hal ini lebih dipertegas dengan terjadinya konflik sosial yang melanda Maluku secara keseluruhan tahun 1999 sampai dengan 2004, yang mengakibatkan menurunnya jiwa Nasionalisme dan merosotnya jiwa sosial generasi muda.


(5)

Berkurangnya pemahaman budaya lokal Maluku yang terus-menerus membutuhkan pelestarian melalui penggalian kembali budaya Maluku dan ditempatkan sesuai tatarannya berdasarkan upaya pembaruan pemahaman terhadap struktur budaya Maluku, pemahaman tiap bagiannya, cara mengimplementasikannya dalam kehidupan nyata, keseluruhannya menuntut adanya suatu sistem pendidikan yang diaktualisaikan melalui pendidikan formal.

Undang-Undang Sistem PendidikanNasional pasal 3 No 20 tahun 2003 menyebutkanbahwa,“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Dengan demikian pendidikan sebagai suatu sarana untuk mentransformasikan ilmu pengetahuan sekaligus sebagai sarana pewarisan nilai budaya berperan sangat penting dalam melestarikan dan mengembangkan pemahaman terhadap nilai-nilai budaya yang dititik beratkan pada peran sekolah sebagai wadah berlansungnya kegiatan pendidikan yang merupakan bagian dari masyarakat.

Sebagaimana pendapat Ali (1992:44) mengatakan bahwa Fungsi pendidikan disekolah dapat digolongkan meliputi tiga hal penting yaitu :

1. Pendidikan di sekolah berfungsi memelihara dan menyampaikan warisan budaya bagi peserta didik.

2. Pendidikan di sekolah berfungsi mentransformasi budaya. 3. Pendidikan di sekolah berfungsi mengembangkan individu.


(6)

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, selain memberi keuntungan berlipat, namun di sisi lain juga dapat membawa pengaruh negatif bagi tatanan kehidupan masyarakat terutama generasi muda. Pernyataan ini dibuktikan dengan banyaknya berita baik melalui media cetak maupun elektronik seperti kekerasan yang dilakukan anak-anak usia sekolah, lunturnya kesopanan anak pada orang tua, free sex dan kasus aborsi pada remaja yang terang-terangan diekspose media tanpa ada perasaan bersalah. Untuk itu pendidikan formal seharusnya dapat memberikan kontribusi untuk menangkal kemerosotan ini melalui pendidikan nilai yang akan mampu memberikan penguatan, ketahanan, dan jati diri kepada peserta didik.

Lasmawan, (2001:30) menyatakan bahwa tujuan dari pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir, sikap, dan nilai-nilai peserta didik sebagai individu, sosial dan budaya. Mengacu pada berkembangnya pemikiran bahwa belajar akan lebih bermakna jika siswa secara langsung mengalami sendiri apa yang dipelajari dan bukan mengetahuinya, untuk itu salah satu model belajar yang dianggap relevan untuk diterapkan dalam pembelajaranIPS adalah model pembelajaran kontekstual.

Pendidikan IPS mengamanatkan agar pembelajarannya menggunakan masyarakat sebagai tempat, media atau laboratoriumnya. Dengan menggunakan masyarakat sebagai laboratoriumnya, maka pendidikan IPS akan mampu menghadirkan materi pembelajaran dengan keadaaan yang sesungguhnya pada lingkungan atau masyarakat.


(7)

TujuanPendidikan IPS adalahmengembangkankemampuananakdidik agar menjadianggotamasyarakat yang memilikipengetahuan, dankemampuananalisisterhadapkondisisosialmasyarakat yang dinanmis.Anakdidikdiharapkanbersikapdanberkaraktersebagaiwarga Negara yang baik,

memilikiketerampilanberpartisipasidalamkehidupanberbangsadanbernegara.Materipe lajaran IPS disusunsecarasistematis, komprehensif, danterpadusebagaisarana yang

memberikemudahanpadasiswa agar

dapattumbuhdewasadanberhasildalamkehidupannya di tengah-tengahmasyarakat. Dengan melihat kenyataan yang terjadi maka penelitian ini, dimaksudkan untuk menggali nilai- nilai adat Larvul Ngabaldan dijadikan sebagai sumber pembelajaran kontekstual dalam IPS, karena dianggap nilai-nilai adat Larvul Ngabalharus ditanamkan sejak dini kepada anak usia sekolah untuk dapat menumbuhkan karakter sosial dalam diri siswa. Nilai-nilai adat Larvul Ngabalsebagai sumber pembelajaran kontekstual dalam IPS memiliki tujuan untuk membentuk karakter sosial siswa dalam mencintai dan memaknai arti budaya itu sendiri, yang tujuan akhirnya bukan untuk memberikan ruang bagi siswa untuk memiliki sifat etnosentris atau kesukuan, namun sebaliknya dapat menumbuhkan rasa nasionalisme untuk mengatasi tantangan dunia global yang multikultur.

Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

pengkajian secara mendalam untuk menggali tentang “NILAI-NILAI ADAT

LARVUL NGABALSEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM IPS”.


(8)

B.Identifikasi dan Rumusan Masalah

Bertolak dari pemaparan latar belakang diatas maka peneliti memfokuskan penelitian ini pada nilai-nilai adat Larvul Ngabalsebagai sumber pembelajaran kontekstual dalam IPS, dengan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Nilai-nilai adat Larvul Ngabalapa saja yang relevan dengan pembelajaran IPS ?

2. StandarKompetensidanKompetensiDasarapasaja yang dapat di integrasikandengannilai-nilaiadattersebut ?

3. Bagaimana respon masyarakat terhadapkemungkinanpenerapannilai-nilai adat Larvul Ngabalsebagai sumber pembelajaran kontekstual dalam IPS ?

4. Bagaimana respon guru,

siswadankepalasekolahterhadapkemungkinankendala yang ditemuidalampembelajarankontekstualdalam IPS berbasis nilai adat Larvul Ngabal ?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Nilai-nilai adat Larvul Ngabalapa saja yang relevan dengan pembelajaran IPS.

2. StandarKompetensidanKompetensiDasarapasaja yang dapat di integrasikandengannilai-nilaiadattersebut.

3. Bagaimana respon masyarakat terhadapkemungkinanpenerapannilai-nilai adat Larvul Ngabalsebagai sumber pembelajaran kontekstual dalam IPS.

4. Bagaimana respon guru,


(9)

ditemuidalampembelajarankontekstualdalam IPS berbasis nilai adat Larvul Ngabal.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dengan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya lokal masyarakat Maluku Tenggara.

b. Menjadi sumber pembelajaran IPS untuk membentuk karakter sosial siswa dalam kehidupan bermasyarakat.

c. Menjadi masukan bagi guru untuk mengembangkan materi pembelajaran IPS dengan konteks budaya lokal sebagai sumber pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan kontribusi pemikiran bagi Pemerintah Daerah setempat dan pihak terkait untuk mengembangkan Kurikulum Muatan Lokal yang bekonteks pada budaya daerah setempat.

b. Menjadi bahan perbandingan bagi peneliti lain dalam mengkaji lebih luas tentang adat Larvul Ngabalkhususnya dalam pengembangan Kurikulum Muatan Lokal.

E.Kerangka Berpikir

Adat Larvul Ngabalyang berlaku di kehidupan masyarakat Kei Maluku Tenggara merupakan adat yang berlaku di daerah tersebut. Sebagai budaya


(10)

lokalmakanilai-nilai yang terkandungdalam adat tersebut dapat dijadikan sumber pembelajaran kontekstual dalam IPS yang diakomodasikan melalui kearifan lokal serta dapat diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah yang menggambarkan keadaan nyata dari daerah tersebut.

Nilai-nilai adat Larvul Ngabaldapat dijadikan sumber pembelajaran kontekstual dalam IPS, karena adat tersebut berhubungan langsung dengan kondisi aktual masyarakat dalam hal ini siswa itu sendiri. Sehubungan dengan itu, Muslich, (2009:41) mengemukakan bahwa pembelajaran CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materipembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuathubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalamkehidupan mereka sehari-hari.

Berdasarkan berbagai pandang para ahli tentang hakikat dan prinsip pembelajaran kontekstual maka Komalasari (2008) mengidentifikasi karakteristik pembelajaran kontekstual meliputi pembelajaran yang menerapkan konsep keterkaitan (relating), konsep pengalaman langsung (experiencing). konsep aplikasi (applying), konsep kerja sama (cooperating), konsep pengaturan diri (self-regulation), dan konsep penilaian autentik (authentic assesment).

Sebagai landasan berpikir yang sederhana, adat Larvul Ngabaldapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran kontekstual dalam IPS karena nilai-nilai adat Larvul Ngabalmerupakan sumber tatanan kehidupan masyarakat Kei dan apabila diaplikasikan di sekolah maka memiliki tujuan yang jelas yaitu untuk mendidik siswa mengenal dan mencintai budaya dalam konteks kehidupan nyata dan


(11)

selebihnya dapat membentuk karaktek sosial siswa didalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat secara umum.

Akibat dari kemajuan IPTEK maka lambat laun nilai-nilai tersebut mulai memudar bahkan cenderung hilang dalam kehidupan terutama dalam kehidupan generasi muda (anak usia sekolah), untuk itu penelitian ini dimaksudkan untuk menggali kembali nilainilai adat masyarakat setempat yang dapat diintegrasikan dalam materi pembelajaran untuk membentuk karakter sosial peserta didik. Suatu kontribusi nyata dapat dilahirkan dengan merumuskan materi pembelajaran di kelas yang dikembangkan untuk menjawab semua tujuan yang diharapkan.Untuk itu alur kerangka berpikir tersebut secara singkat dapat digambarkan sebagai berikut.

NILAI HAMAREN NILAI NEV-NEV NILAI HANILIT

NILAI HAWEAR BALWIRIN ADAT LARVUL

NGABAL

SumberPembelajaranKo ntekstualDalam IPS

STUDI ETNOGRAFI

1. MengenaldanmencintaiBudayaL okal

2. MembentukKaraktersosial

Gambar 1.1 BaganKerangkaBerpikir


(12)

(13)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A.Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif (qualitative research) adalah penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok (Syaodih 2007:60). Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian etnografi. Hal ini berkaitan dengan apa yang diteliti oleh peneliti untuk mendeskripsikan dan mengalisis tentang adat Larvul Ngabalyang berlaku dalam kehidupan masyarakat Kei, Kabupaten Maluku Tenggara.

Koentjaraningrat (2002:329) melihat penelitian ini sebagai penelitian yang bersifat Etnografis yaitu suatu deskripsi mengenai kebudayaan suatu bangsa dengan pendekatan Antropologi. Hal ini dibenarkan oleh Fathoni (2005:98), karena bahan mengenai suatu kesatuan kebudayaan suku bangsa di suatu komunitas dari suatu daerah tertentu menjadi pokok deskripsi sebuah karangan etnografi, maka dibagi ke dalam bab-bab tentang unsur kebudayaan menurut suatu tata urut yang sudah baku. Seperti yang telah disebutkan oleh Koentjaraningrat dan Futhori mengenai penelitian etnografi, penulis juga melakukan penelitian ini dengan menggunakan pendekatan etnografi. Menurut Miles & Hubberman seperti yang dikutip oleh Lodico, Spaulding & Voegtle, Etnografi berasal dari bahasa Yunani ethos dan graphos. Yang berarti tulisan mengenai kelompok budaya. Sedangkan Menurut Le Clompte dan Schensul


(14)

etnografi adalah metode penelitian yang berguna untuk menemukan pengetahuan yang terdapat atau terkandung dalam suatu budaya atau komunitas tertentu.

Menurut Gay, Mills dan Airasian, penelitian etnografi adalah suatu studi mengenai pola budaya dan perspektif partisipan dalam latar alamiah.Hal ini disebabkan karena bahan yang diteliti adalah tentang kesatuan kebudayaan suku bangsa/etnik di suatu komunitas tertentu yaitu menyangkut nilai-nilai adat Larvul Ngabalyang berlaku dalam kehidupan masyarakat Kei Kabupaten Maluku Tenggara yang dapat diintegrasikan sebagai sumber pembelajaran kontekstual dalam IPS.

Dalam penelitian ini peneliti berinteraksi langsung dengan masyarakat Kei, sehingga permasalahan yang terkait dengan adat masyarakat setempat dapat diketahui, dipahami, oleh peneliti secara jelas. Sebagaimana ciri umum yang disampaikan dalam penelitian kualitatif yang dikemukakan Creswell bahwa desain penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dihasilkan data deskriptif dan analisis serta interpretasi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Dengan demikian, lebih memusatkan pada ucapan dan tindakan subjek penelitian serta situasi yang dialami dan dihayatinya, dengan berpegang pada kekuatan data hasil wawancara. Sejalan dengan ciri-ciri tersebut, Bogdan dan Biklen (1982:27-29) secara terperinci menjelaskan karakteristik penelitian kualitatif sebagai berikut :

1. Peneliti sendiri sebagai sumber instrumen utama untuk mendatangani secara langsung sumber data.

2. Menimplemantasikan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini lebih cenderung kata-kata daripada angka.

3. Menjelaskan hasil penelitian lebih menekankan kepada proses tidak semata-mata kepada hasil.


(15)

4. Melalui analisis induktif, peneliti mengungkapkan makna dari keadaan yang terjadi.

5. Mengungkapkan makna sebagai hal yang esesnsial dari penedekatan kualitatif.

Penelitian ini terdapat beberapa karakteristik yang ditonjolkan : pertama, peneliti bertindak sebagai alat peneliti utama (key instrument) dengan melakukan observasi/pengamatan sendiri kepada para informan dan pengumpulan bahan yang berkaitan dengan objek penelitian dan peneliti terlibat langsung dan aktif dalam proses penelitian. Kedua, peneliti mengumpulkan dan mencatat data-data denganrinci yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.Ketiga melakukan triangulasi atau konfirmasi data.

B.Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, sumber data dipilih secara purposive dan bersifat snowball sampling. Sumber data pada tahap awal memasuki lapangan dipilih orang yang memiliki otoritas pada situasi sosial yang diteliti, sehingga mampu membuka pintu kemana saja peneliti melalukan pengumpulan data mereka tergolong gatekeepers (penjaga gawang) dan knowledgeable informant (informan yang cerdas). (Sugiono 2008:56). Mengacu pada hal di atas, maka mula-mula yang menjadi informan kunci (key informan) dalam penelitian ini adalah tokoh adat Larvul Ngabalyang akan memberikan informasi tentang para informan lainnya yang memiliki kapasitas penting terhadap masalah yang sedang diteliti.

Karena penelitian ini bertujuan untuk menggali nilai-nilai adat yang dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran kontekstual dalam IPS, maka subjek


(16)

penelitian lain adalah Kepala Sekolah, Guru IPS serta siswa SMP di Langgur tersebut.

Oleh karena penelitian bersifat snowball sampling maka informan ditetapkan sebagai berikut : yang menjadi informan pangkal meliputi tokoh adat dan tokoh masyarakat yang terdiri dari kepala sekolah dan guru IPS SMP di Langgur, serta yang menjadi informan pokok adalah siswa.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah SMP Budhi Mulia Langgur. Yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti di Kota Tual karena di wilayah Kota Tual Maluku Tenggara terdapat Suku Kei yang memiliki adat Larvul Ngabaldimana nilai-nilai yang terkandung dalam adat tersebut dapat di gali sebagai sumber pembelajaran kontekstual dalam IPS.

C.Instrumen Penelitian

Penelitian kualitatif merupakan sebuah penelitian yang menjadikan peneliti sebagai instrumen utama, yang berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data dan menganilis data serta menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas semuanya. Sebagaimana di kemukakan oleh Nasution (2003:61) menyatakan :

Dalam penelitian kualitatif tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesi yang digunakan bahkan hasil yang diharapkan itu semuanya tidap ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.


(17)

Dalam kaitannya dengan hal tersebut maka peneliti berupaya untuk dapat memahami karakteristik masyarakat Kei serta adatLarvul Ngabaldengan nilai yang terkandung di dalamnya, setelah itu peneliti berupaya untuk menggali nilai- nilai yang terkandung dalam adat tersebut dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran kontekstual dalam IPS melalui komunikasi yang baik dengan para informan. Para informan di tentukan sendiri oleh peneliti dengan bantuan informan kunci (key informan) yaitu dengan mendatangi para informan untuk dimintai keterangan berkaitan dengan masalah penelitian. Setelah data terkumpul peneliti melakukan analisis dan menafsirkan setiap data yang diperoleh serta membuat kesimpulan.

Dalam penelitian ini instrumen yang dipakai adalah Pedoman observasi dan pedoman wawancara kepada tokoh adat suku Kei utuk melihat kondisi aktual adat Larvul Ngabaldengan mengamati kebiasaan dalam masyarakat yang berhubungan dengan nilai adat Larvul Ngabal, kegiatan-kegiatan adatLarvul Ngabaldalam kehidupan masyarakat, peranan nilai adat Larvul Ngabal, serta nilai adat Larvul Ngabalyang masih diterapkan sampai sekarang. Selain itu pedoman observasi dan wawancara kepada masyarakat diantaranya kepada Kepala Sekolah, Guru IPS, dan siswa yang mengobservasi tentang pembelajaran IPS yang diintegrasikan dengan nilai-nilai adat Larvul Ngabal. Instrumen penelitian di kembangkan sendiri oleh peneliti berdasarkan studi literatur dan sumber-sumber lainnya.


(18)

D.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam sebuah penelitian, karena tujuan utama daari penelitian adalah memperoleh data. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan kondisi yang alamiah, sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi.

1. Observasi

Nasution (2003:67) menyatakan bahwa observasi adalah unsur dasar semua ilmu pengetahuan, karena bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Sedangkan Alwasilah (2009:154-155) menyatakan bahwa dengan menggunakan teknik observasi memungkinkan peneliti menarik kesimpulan ihwal makna dan sudut pandang informan, kejadian, peristiwa atau proses yang diamati.

Berkaitan dengan penelitian ini, maka peneliti mendatangi lokasi penelitian untuk mengamati situasi dalam aktivitas masyarkat setempat yang berhubungan dengan adat Larvul Ngabal. Dengan observasi maka data yang diperoleh akan semakin tajam, lengkap, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak.

Bentuk observasi yang digunakan adalah observasi partisipasi di mana melibatkan peneliti secara langsung dalam kegiatan pengamatan di lapangan. Jadi, peneliti bertindak sebagai observer, artinya peneliti merupakan bagian dari kelompok yang diteliti.


(19)

2. Wawancara

Penelitian kualitatif sering menggabungkan teknik observasi dengan wawancara mendalam, di mana selama melakukan observasi peneliti juga melakukan interview kepada orang-orang yang ada di dalamnya. Dalam wawancara dengan informan, peneliti memberikan keleluasaan kepada mereka untuk menjawab semua pertanyaan, sehingga memperkuat data-data melalui pengamatan. Wawancara dilakukan secara tidak berstruktur dan memakai pedoman wawancara. Nasution (2003:69) mengemukakan bahwa observasi tanpa wawancara tak memadai dalam melakukan penelitian, untuk itu observasi harus dilengkapi dengan wawancara.Bentuk wawancara yang digunakan adalah di mana jawaban pertanyaannya dapat berupa keterangan-keterangan atau cerita-cerita yang lebih luas. Dalam melaksanakan metode wawancara atau interview terdapat tiga hal penting yang perlu diperhatikan. Ketiga hal tersebut adalah teknik bertanya dalam wawancara, persiapan wawancara, dan pencatatan data selama wawancara berlangsung. Ketiganya harus dilaksanakan secara berurutan agar mendapatkan data yang benar-benar tinggi validitasnya, Teknik wawancara adalah teknik pokok dalam penggalian data pada penelitian etnografi.

Data-data yang diperoleh dari teknik wawancara ini adalah data primer, yaitu data yang dijadikan sebagai landasan analisis dari penelitian. Disamping itu, teknik wawancara dapat mengungkap kebenaran secara sempurna. Dimana dengan proses wawancara peneliti benar-benar bisa mengetahui apa yang terjadi sebenarnya dalam kajian yang diteliti. Peneliti juga dapat mengenal apa yang disembunyikan


(20)

oleh masyarakat secara mendalam dan secara mendetail. Maka data yang didapat benar-benar menunjang keberhasilan penelitian.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan bahwa peneliti membutuhkan dokumen berupa gambar atau foto yang memperkuat data yang di teliti, baik itu berupa proses wawancara dengan responden maupun kegiatan lain yang mendukung proses penelitian dan keakuratan data yang dibutuhkan.

4. Triangulasi Data

Sugiono (2007 :85) mengatakan bahwa “nilai dari teknik pengumpulan data dengan triangulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh meluas, konsisten dan kontradiksi. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggambungkan dari berbagai data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi data dilakukan untuk menguji kredibilitas data, yaitu mengecek validitas dan kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data sebagai sumber data.

Peneliti menggunakan observasi, wawancara untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Proses triangulasi data, merupakan salah satu cara untuk mengecek sumber-sumber hasil wawancara, yang dilakukan oleh peneliti untuk tetap menjaga keakuratan data yang diperoleh.

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggambungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Pengumpulan data dengan triangulasi sebenarnya merupakan proses mengumpulkan data yang sekaligus


(21)

menguji kredibilitas data, yaitu mengecek validitas dan kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dari sumber data. Untuk itu prosedurnya dapat di gambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1

Proses Teknik Triangulasi

(Sumber : Sugiono 2008:84)

Gambar 3.2

Proses Triangulasi Sumber

Proses triangulasi data seperti yang telah digambarkan merupakan salah satu bentuk pengecekan terhadap sumber-sumber hasil wawancara, yang dilakukan oleh peneliti, agar tetap menjunjung tinggi tingkat keakuratan data yang diperoleh peneliti.

Observasi kebiasaan dan aktivitas masyarakat kei

Wawancara mendalam tentang nilai adat Larvul

Sumber data : Tokoh adat,Tokoh Pendidikan

Kepala Sekolah,Guru,

Siswa


(22)

E.Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif analisis data dilakukan sejak peneliti terjun ke lokasipenelitian, selama di lokasi penelelitian, dan setelah penelitian, dalam hal ini Sugiono (2008:90) menyatakan bahwa “analisis telah mulai sejak dirumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan dan terus berlanjut sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data di lakukan dengan mengorganisir data, menjabarkan ke dalam unit-unit analisis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Untuk itu dalam penelitian ini peneliti menggunakan alur penelitian sebagai berikut :

1. Analisis sebelum di lapangan

Analisis data dilakukan terhadap data hasil stusi pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menemukan fokus penelitian. Untuk peneliti telah melakukan analisis terhadap artikel tentang adat Larvul Ngabal dan harapkan analisis ini dapat memberikan gambaran tentang masalah yang dikaji.

2. Analisis selama di lapangan

Menurut Miles dan Huberman (1992:12) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus, sampai datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, display data, serta kesimpulan dan verifikasi.


(23)

Untuk itu langkah-langkah tersebut dapat dijelaskan dalam bagan gambar sebagai berikut :

Reduksi Data

Antisipasi Selama Setelah Display Data

Selama Setelah Analisis Kesimpulan/Verifikasi

Sumber : Miles dan Huberman (1992:20) Gambar 3.3

Periode Pengumpulan data

a. Reduksi data

Reduksi data diartikan sebagai suatu proses pemilihan dan pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Reduksi data merupakan bagian dari analisis menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak diperlukan dan mengorganisasi data, sehingga dapat menarik kesimpulan dan verifikasi. Untuk itu semua catatan lapangan tentang adat Larvul Ngabalserta nilai-nilai adat yang terkandung di dalamnya dipilah berdasarkan pedoman wawancara dan observasi menyangkut nilai-nilai adat Larvul Ngabal, akan dikategorikan kedalam bagian point khusus sehingga memudahkan peneliti ketika melakukan display data.


(24)

b. Penyajian data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan dengan uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya. Sebagaimana halnya dengan reduksi data, penciptaan dan penggunaan penyajian data tidaklah terpisah dari analisis. Untuk itu penulis mencoba menceritakan dan menggambarkan terlebih dahulu mengenai lokasi penelitian, sejarah terbentuknya adat Larvul Ngabaldan setelah itu dikaji adat Larvul Ngabalserta nilai-nilai adat tersebut yang terkandung didalamnya yang relevan serta dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran konteksual dalam IPS.

c. Kesimpulan dan Verifikasi

Dari awal pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, sebab akibat dan proposisi. Kesimpulan awal yang ditemukan bersifat sementara karena belum jelas, namun seperti yang dijelaskan oleh Miles dan Huberman (1992:20) mengatakan bahwa bila ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya, namun apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten pada saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data. Maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Verifikasi merupakan pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran peneliti selama masa penulisan (penyusunan dan pengolahan data), tinjauan ulang catatan-catatan selama masa penelitian (di lapangan), tinjauan kembali dengan saksama berupa tukar pikiran dengan para ahli (pembimbing) untuk mengembangkan


(25)

kesepakatan intersubjektif. Beberapa cara yang dapat digunakan agar hasil penelitian dapat dipercaya selain dengan menggunakan teknik triangulasi data yaitu dengan melakukan pengecekan kebenaran data tertentu dengan membandingkan data yang diperoleh dari sumber lain, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya interpretasi data yang membias. Selain itu peneliti juga menggunakan cara sebagai berikut :

a. Member Check

Tujuan digunakan member check adalah agar informasi yang peneliti peroleh dan gunakan dalam penulisan laporan ini sesuai dengan apa yang dimaksud oleh informan. Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan pengujian secara kritis melalui member check dengan dua cara yaitu meminta tanggapan pada informan untuk mengecek kebenaran data yang disusun. Dalam hal ini, tokoh adat, tokoh pendidikan, Kepala Sekolah, Guru, dan Siswa, untuk mendengar peneliti membaca kembali catatan yang telah dibuat sebagai hasil wawancara, dan apabila terdapat kekeliruan maka akan dibetulkan. Berikutnya peneliti melakukan pengecekan data ini berulang-ulang secara terus menerus dan berulang ulang selama penelitian berlangsung, pengecekan ini dilakukan berulang dan terus menerus kepda semua informan.

b. Audit Trail

Tahap ini merupakan tahap pemantapan untuk membuktikan kebenaran data yang disajikan dalam laporan penelitian. Tahap ini merupakan hasil analisis tentang jenis, unsur, makna dan nilai adat Larvul Ngabalsebagai sumber pembelajaran kontekstual dalam IPS, diperiksa dan diteliti kebenaran dan keakuratan oleh peneliti


(26)

rekan sejawat. Untuk itu kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Semua hasil temuan dapat dideskripsikan berupa gambar suatu objek yang awalnya masih remang-remang dan akhirnya menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori, pengkodean, penyimpanan dan metode pencarian ulang yang digunakan,serta kecakapan peneliti sendiri.

c. Expert Opinion

Expert opinion, yaitu pengecekan dan konsultasi temuan penelitian kepada pakar di bidangnya termasuk pembimbing. Untuk itu peneliti akan melakukan pengecekan dan konsultasi dengan para pakar dibidangnya dan juga kepada para Pembimbing diantaranya Dr. Kokom Komalasari,M.Pd selaku pembimbing 1, dan kepada Prof,DR,Rochiati Wiriaatmadja, M.A, selaku pembimbing 2. Yang lebih memahami masalah dan tujuan penelitian sebelum di tetapkan sebagai simpulan akhir.


(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bersdasarkan paparan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan tentang nilai-nilai adat Larvul Ngabalsebagai sumber pembelajaran kontekstual dalam IPS untuk membentuk karakter sosial siswa, maka dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam adat Larvul Ngabaltersebut dapat direlevansikan dengan pembelajaran kontekstual dalam IPS, karena mengandung nilai moral dan nilai sosial yang harus diperkenalkan kepada siswa sejak dini.

Nilai-nilai kearifan lokal ini perlu dikembangkan dalam pembelajaran IPS agar dapat membentuk dunia pendidikan yang lebih dengan memperhatikan nilai-nilai luhur budaya yang sesuai dengan perspektif etik, edukatif, filosofis, setetika, dan religius, yang sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS, yang bertujuan bukan semata-mata untuk meningkatkan prestasi akademik saja, namun diharapkan dapat meningkatkan kecakapan hidup (life skill) bagi siswa. Dalam hubungannya dengan tujuan penelitian sebaimana telah disajikan pada bab IV maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah : dalam adat Larvul Ngabalmengandung nilai-nilai positif yang harus ditanamkan pada diri generasi muda secara umum dan pada siswa SMP Budhi Mulia pada khususnya.


(28)

Untuk itu peneliti dapat menarik kesimpulan bertolak dari hasil penelitian dan pembahasan sebagai berikut :

1. Nilai-nilai moral dan sosial yang relevan dengan pembelajaran kontekstual dalam IPS antara lain :

a. Maren (Hamaren) yang mengandung nilai kerja sama dan gotong royong dalam kehidupan. Kegiatan gotong royong dan saling tolong menolong memang sangat dikenal pada umumnya oleh masyarakat Indonesia, namun dalam kehidupan masyarakat kei lebih dkenal dengan istilah maren (hamaren) yaitu sikap rela menolong orang lain tanpa menuntut adanya imbalan jasa.

b. Nilai adat Nev-nev

1) Uud Entauk Atvunad merupakan suatu nilai yang mengajar seseorang untuk dapat hidup saling menghormati antara pimpinan dan bawahan, sebaliknya antara bawahan terhadap pemimpinannya, nilai ini perlu di ajarkan kepada siswa agar siswa dapat menempatkan dirinya sesuai dengan hak dan kewajibannya.

2) Lelad ain fo mahiling nilai moral yang menuntut seseorang untuk dapat menghormati hak-hak orang lain, di mana segala sesuatu yang menjadi milik orang lain biarlah itu menjadi miliknya, dengan perkataan lain milik orang adalah milik dia, dan apa yang menjadi milik kita adalah milik kita. Apabila terjadi pelanggaran terhadap nilai maka harus dilaksanakan ritual adat untuk mengangkat sumpah dan janji kepada leluhur untuk tidak mengulangi hal tersebut. Nilai positif yang dapat di


(29)

ajarkan kepada siswa adalah bagaiman siswa dapat menghargai hak orang lain.

3) Ul nit envil atumud adalah nilai adat yang mengandung unsur untuk saling menjaga nama baik seorang terhadap yang lain, seseorang dilarang untuk memfitnah dan mencemarkan nama baik orang lain. Nilai positif dari adat ini adalah mengajar siswa untuk dapat menjaga nama baik orang lain dengan kata lain tidak gampang menyebarkan gosip terhadap sesuatu kejadian.Ketiga adat ini tergabun dalam kelompok adat Nev-Nev.

c. Nilai adat Hanilit yang mengatur tentang norma kesusilaan yang mengajar seseorang untuk dapat menjaga batas-batas pergaulan dengan seseorang yang berbeda jenis kelamin, dan juga mengatur tentang ritual perkawinan dan norma-norma yang harus ditaati dalam hidup berumah tangga. Nilai positif dari adat ini adalah mengajar siswa untuk dapat membatasi diri dalam pergaulan serta dapat menghormati kaum perempuan dalam kehidupan.

d. Adat Hawear Balwirin yang mengatur tantang keadilan sosial di mana adat ini mengajar seseorang tentang masalah pidana dan perdata. Untuk masalah pidana berkaitan dengan penyelesaian konflik antar sesama baik dalam skala kecil maupun skala besar, dan dalam penyelesaiannya juga dengan ritual adat, sedangkan untuk perdata menyangkut dengan sasi yaitu adat yang memberi kebesan kepada seseorang untuk melarang mengambil hasil kekayaan alam sebelum masa sasi dibuka pada waktu yang telah ditentukan.


(30)

Nilai positif yang dapat diajarkan kepada siswa adalah bagaimana cara mereka menyikapi suatu persoalan yang terjadi dan bagaimana cara untuk mencari solusi penyelesaian dalam bentuk pengambilan keputusan. Sedangkan untuk masalah larangan mengambil hasil alam siswa di ajarkan untuk dapat melakukan sesuatu sesuai dengan aturan yang telah diberlakukan.

2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam mata pelajaran IPS dapat direlevansikan dengan nilai-nilai adat Larvul Ngabal adalah sebagai berikut : a. Memahami kehidupansosial manusia dengan Kompetensi Dasar antara lain,

Mendeskripsikan interaksi sebagai prosessosial, mendeskripsikan sosialisasi sebagai proses pembentukan kepribadian, mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi sosial, menguraikan proses interaksi sosial.

b. Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dengan Kompetensi Dasar antara lain, mengidentifikasi permasalahan kependudukan dan upaya penanggulangannya, mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan, mendeskripsikan permasalahan kependudukan.

c. Memahami masalah penyimpangan sosial dengan kompetensi dasar, mengidentifikasi berbagai penyakit sosial (miras, judi, narkoba, HIV/AIDS, PSK, dan sebagainya) sebagai akibat penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat.


(31)

d. Memahami pranata dan penyimpangan sosial dengan kompetensi dasar antara lain, mengidentifikasi berbagai upaya pencegahan penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat, bentuk-bentuk hubungan sosial, mendeskripsikan pranata sosial dalam kehidupan masyarakat, mendeskripsikan upaya pengendalian penyimpangan sosial.

Dalam kaitannya dengan pembelajaran kontekstual maka terdapat hubungan yang sangat signifikan antara nilai-nilai adat Larvul Ngabaldengan pembelajaran kontekstual dalam IPS, karena nilai-nila adat Larvul Ngabalberhubungan langsung dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari, dengan pembelajaran kontekstual dalam IPS yang dikemas dalam suatu model pembelajaran dan disampaikan kepada siswa diharapkan dapat membentuk karakter sosial siswa menjadi lebih baik. Dalam proses pembelajaran kontekstual walaupun memiliki kelebihan namun juga memiliki berbagai keterbatasan, namun hal tersebut jangan dijadikan sebagai suatu masalah, namun bagaiman guru mampu untuk memcahkan masalah tersebut.

3. Respon positif diberikan oleh masyarakat Kei dalam hal ini Kepala Sekolah, guru, siswa, tokoh adat, maupun tokoh masyarakat pada lokasi penelitian yang berpendapat bahwa adat Larvul Ngabal dapat direlevansikan dengan pembelajaran Kontekstual dalam IPS, serta memberikan dampak positif bagi pengembangan sebuah model pembelajaran kontekstual yang dapat diajarkan di sekolah dengan bertolak pada nilai-nilai adat sebagai sumber belajar, hal ini dimaksudkan agar nilai-nilai adat yang dimiliki oleh masyarakat Kei tetap terjaga dan terpelihara.


(32)

4. Kendala yang daihadapi dalam kegiatan pembelajaran merupakan suatu hal yang mutlak terjadi dalam kegiatan belajar mengajar, dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperolah kesimpulan bahwa kemungkinan kendala yang dihadapi dalam pembelajaran Kontekstual dalam IPS dengan nilai adat Larvul Ngabal sebagai sumbernya antara lain, komunikasi bahasa daerah yang tidak sepenuhnya di kuasai oleh guru maupun siswa, Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh pihak sekolah, kemampuan guru dalam hal mengajar, kondisi dan latar belakang siswa yang berbeda-beda.

Suatu harapan besar apabila nilai-nilai adat Larvul Ngabalsebagai suatu kearifan lokal dapat dimasukan dalam kurikulum pendidikan budaya lokal yang dapat diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah yang bertujuan bukan hanyan memperkenalkan budaya lokal semata, tapi lebih dari pada itu siswa dapat melestarikan budaya lokal dan juga dapat menunjukan jati diri sebagai seorang anak asli daerah yang memiliki adat yang masih tetap dipertahankan dalam kemajuan jaman yang semakin mengglobal, dan sebuah tanggung jawab besar berada dipundak semua pihak untuk dapat melihat dan menyikapi hal ini, baik itu pihak sekolah, keluarga, masyarakat maupun pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Terkait.


(33)

Rekomendasi

Bertolak dari temuan-temuan sebagaimana yang telah disimpulkan dalam penelitian ini, maka peneliti dapat memberikan beberapa saran, antara lain :

1. Kepada Pemerintah Daerah

Pemerintah diharapakan untuk dapat menggali terus budaya lokal seperti adat Larvul Ngabalyang bertumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat kei, sebagai sebuah kekayaan budaya belum terlalu dikenal masyarakat luas. Berbagai upaya dapat dilakukan oleh Pemerintah dengan jalan melakukan sosialisasi kepada masyarakat maupun ke sekolah-sekolah tentang pentingnya nilai-nilai adat Larvul Ngabaldalam kehidupan bermasyarakat, baik itu kehidupan pribadi, keluarga, maupun masyrakat pada umumnya. Selain itu Pemerintah juga dapat melaksanakan kegiatan pelatihan kepada guru yang berhubungan dengan adat Larvul Ngabaldalam rangka meningkatkan kualitas guru tentang pemahaman dan pengetahuan akan nilai-nilai adat Larvul Ngabal. Hal ini sangat diperlukan untuk dapat mengatasi berbagai kendala dalam pembelajaran kontekstual dalam IPS yang berhubungan dengan nilai-nilai adat Larvul Ngabal.Selain itu diharapkan agar Pemerintah dapat memasukan nilai-nilai adat Larvul Ngabaldalam kurikulum pendidikan budaya lokal yang bertujuan untuk diajarkan di sekolah-sekolah guna pelestarian nilai-nilai adat Larvul Ngabal.

2. Pihak sekolah

Diharapkan kepada pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah dan guru untuk dapat menerapakan kegiatan pembelajarn kontekstual dalam IPS dengan melihat relevansi antara materi pembelajaran dengan nilai-nilai yang terkandung


(34)

dalam adat Larvul Ngabal. Nilai-nilai positif dalam adat Larvul Ngabaldiharapkan mampu untuk membentuk karakter sosial siswa menjadi lebih baik. Diharapkan guru lebih peka dengan menjadikan lingkungan sosial sebagai sumber pembelajaran kontekstual yang berhubungan langsung dengan aktivitas dan kehidupan siswa.

3. Kepada peneliti selanjutnya

Kepada para peneliti, khususnya yang berhubungan dengan penelitian tentang adat Larvul Ngabaluntuk menjadikan penelitian ini sebagai acuan dalam menyempurnakan penelitian untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dengan menempatkan nilai kearfifan lokal adat Larvul Ngabalsehingga nilai sejarah dari adat ini dapat dikenal oleh generasi muda khususnya di sekolah-sekolah untuk melestarikan adat Larvul Ngabal. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mampu mengembakan sebuah model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik adat Larvul Ngabal misalnya metode mengajar inquri, diskusi, karyawisata, dan lain-lain yang relevan sampai pada evaluasi yang dilakukan seyogyanya relevan dengan pembelajaran kontekstual.

4. Kepada masyarakat

Nilai-nilai adat Larvul Ngabalmerupakan sebuah kekayaan budaya yang tidak boleh hilang terkikis dengan kemajuan jaman, untuk itu diharapkan kepada orang tua, maupun masyarakat pada umumunya untuk dapat mengenalkan kepada generasi muda tentang nilai-nilai adat Larvul Ngabalsedini mungkin dengan tujuan untuk mengenal budaya lokal, dan dapat melestarikan budaya tersebut sebagai khazanah buday yang harus tetap dipertahankan sampai kapanpun.


(35)

(36)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………. i

HALAMAN PERSETUJUAN………. ii

LEMBAR PERNYATAAN………... iii

LEMBARAN PERSEMBAHAN………... iv

ABSTRAK………... v

KATA PENGANTAR………vi

UCAPAN TERIMA KASIH………..vii

DAFTAR ISI………... viii

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………... 1

B. Identifikasi Masalah………...5

C. Tujuan Penelitian………...5

D. Manfaat Penelitian……….. 6

E. Manfaat Penelitian……….. 6


(37)

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendekatan Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning)…… 9

B. Sumber Belajar CTL (Contextual Teaching Learning)……… 10

C. Adat Larvul Ngabal sebagai Sumber pembelajarn Kontekstual dalam IPS. 15 D. Konsep Pendidikan IPS……… 19

E. Konsep Nilai dan Keterampilan Sosial………. 28

F. Pendidikan Karakter………. 32

BAB. III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian……… 33

B. Subjek dan Lokasi Penelitian……….. 35

C. Instrumen Penelitian………... 36

D. Tehnik Pengumpulan Data………. 38

E. Tehnik Analisis Data……….. 42

BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian………... 43

1. Deskripsi Lokasi Penelitian………...43

2. Asal Usul Adat Larvul Ngabal……….... 53

B. Deskripsi Hasil Penelitian…..……… 68

1. Karakteristik nilai-nilai adat Larvul Ngabal yang relevan dengan Pembelajaran Kontekstual dalam IPS………..… 68

2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang di integrasi dengan nilai adat Larvul Ngabal………..… 80

3. Kemungkinan Penerapan nilai adat Larvul Ngabal sebagai Sumber Pembelajaran Kontekstual dalam IPS………... 84

4. Kemungkinan kendala yang ditemui dalam penerapan nilai Adat Larvul Ngabal sebagai Sumber Pembelajaran IPS……… 90


(38)

C. Pembahasan

1. Analisis Lokasi Penelitian……… 96

2. Analisis Asal usul adat Larvul Ngabal………. 99 3. Analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

yang diintegrasi dengan Nilai adat Larvul Ngabal……….. 104 4. Analisis Kemungkinan Penerapan nilai adat Larvul Ngabal sebagai

Sumber Pembelajaran Kontekstual dalam IPS……… 107 5. Analisis Kemungkinan kendala yang ditemui dalam penerapan nilai 5. Adat Larvul Ngabal sebagai Sumber Pembelajaran IPS………. 111 BAB. V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan………... 118

B. Rekomendasi………. 121

Daftar Pustaka Lampiran


(1)

Rekomendasi

Bertolak dari temuan-temuan sebagaimana yang telah disimpulkan dalam penelitian ini, maka peneliti dapat memberikan beberapa saran, antara lain :

1. Kepada Pemerintah Daerah

Pemerintah diharapakan untuk dapat menggali terus budaya lokal seperti adat Larvul Ngabalyang bertumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat kei, sebagai sebuah kekayaan budaya belum terlalu dikenal masyarakat luas. Berbagai upaya dapat dilakukan oleh Pemerintah dengan jalan melakukan sosialisasi kepada masyarakat maupun ke sekolah-sekolah tentang pentingnya nilai-nilai adat Larvul Ngabaldalam kehidupan bermasyarakat, baik itu kehidupan pribadi, keluarga, maupun masyrakat pada umumnya. Selain itu Pemerintah juga dapat melaksanakan kegiatan pelatihan kepada guru yang berhubungan dengan adat Larvul Ngabaldalam rangka meningkatkan kualitas guru tentang pemahaman dan pengetahuan akan nilai-nilai adat Larvul Ngabal. Hal ini sangat diperlukan untuk dapat mengatasi berbagai kendala dalam pembelajaran kontekstual dalam IPS yang berhubungan dengan nilai-nilai adat Larvul Ngabal.Selain itu diharapkan agar Pemerintah dapat memasukan nilai-nilai adat Larvul Ngabaldalam kurikulum pendidikan budaya lokal yang bertujuan untuk diajarkan di sekolah-sekolah guna pelestarian nilai-nilai adat Larvul Ngabal.

2. Pihak sekolah

Diharapkan kepada pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah dan guru untuk dapat menerapakan kegiatan pembelajarn kontekstual dalam IPS dengan melihat relevansi antara materi pembelajaran dengan nilai-nilai yang terkandung


(2)

dalam adat Larvul Ngabal. Nilai-nilai positif dalam adat Larvul Ngabaldiharapkan mampu untuk membentuk karakter sosial siswa menjadi lebih baik. Diharapkan guru lebih peka dengan menjadikan lingkungan sosial sebagai sumber pembelajaran kontekstual yang berhubungan langsung dengan aktivitas dan kehidupan siswa.

3. Kepada peneliti selanjutnya

Kepada para peneliti, khususnya yang berhubungan dengan penelitian tentang adat Larvul Ngabaluntuk menjadikan penelitian ini sebagai acuan dalam menyempurnakan penelitian untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dengan menempatkan nilai kearfifan lokal adat Larvul Ngabalsehingga nilai sejarah dari adat ini dapat dikenal oleh generasi muda khususnya di sekolah-sekolah untuk melestarikan adat Larvul Ngabal. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mampu mengembakan sebuah model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik adat Larvul Ngabal misalnya metode mengajar inquri, diskusi, karyawisata, dan lain-lain yang relevan sampai pada evaluasi yang dilakukan seyogyanya relevan dengan pembelajaran kontekstual.

4. Kepada masyarakat

Nilai-nilai adat Larvul Ngabalmerupakan sebuah kekayaan budaya yang tidak boleh hilang terkikis dengan kemajuan jaman, untuk itu diharapkan kepada orang tua, maupun masyarakat pada umumunya untuk dapat mengenalkan kepada generasi muda tentang nilai-nilai adat Larvul Ngabalsedini mungkin dengan tujuan untuk mengenal budaya lokal, dan dapat melestarikan budaya tersebut sebagai khazanah buday yang harus tetap dipertahankan sampai kapanpun.


(3)

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………. i

HALAMAN PERSETUJUAN………. ii

LEMBAR PERNYATAAN………... iii

LEMBARAN PERSEMBAHAN………... iv

ABSTRAK………... v

KATA PENGANTAR………vi

UCAPAN TERIMA KASIH………..vii

DAFTAR ISI………... viii

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………... 1

B. Identifikasi Masalah………...5

C. Tujuan Penelitian………...5

D. Manfaat Penelitian……….. 6

E. Manfaat Penelitian……….. 6


(5)

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendekatan Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning)…… 9

B. Sumber Belajar CTL (Contextual Teaching Learning)……… 10

C. Adat Larvul Ngabal sebagai Sumber pembelajarn Kontekstual dalam IPS. 15 D. Konsep Pendidikan IPS……… 19

E. Konsep Nilai dan Keterampilan Sosial………. 28

F. Pendidikan Karakter………. 32

BAB. III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian……… 33

B. Subjek dan Lokasi Penelitian……….. 35

C. Instrumen Penelitian………... 36

D. Tehnik Pengumpulan Data………. 38

E. Tehnik Analisis Data……….. 42

BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian………... 43

1. Deskripsi Lokasi Penelitian………...43

2. Asal Usul Adat Larvul Ngabal……….... 53

B. Deskripsi Hasil Penelitian…..……… 68

1. Karakteristik nilai-nilai adat Larvul Ngabal yang relevan dengan Pembelajaran Kontekstual dalam IPS………..… 68

2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang di integrasi dengan nilai adat Larvul Ngabal………..… 80

3. Kemungkinan Penerapan nilai adat Larvul Ngabal sebagai Sumber Pembelajaran Kontekstual dalam IPS………... 84

4. Kemungkinan kendala yang ditemui dalam penerapan nilai Adat Larvul Ngabal sebagai Sumber Pembelajaran IPS……… 90


(6)

C. Pembahasan

1. Analisis Lokasi Penelitian……… 96

2. Analisis Asal usul adat Larvul Ngabal………. 99

3. Analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

yang diintegrasi dengan Nilai adat Larvul Ngabal……….. 104 4. Analisis Kemungkinan Penerapan nilai adat Larvul Ngabal sebagai

Sumber Pembelajaran Kontekstual dalam IPS……… 107 5. Analisis Kemungkinan kendala yang ditemui dalam penerapan nilai

5. Adat Larvul Ngabal sebagai Sumber Pembelajaran IPS………. 111

BAB. V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan………... 118

B. Rekomendasi………. 121

Daftar Pustaka Lampiran


Dokumen yang terkait

Penerapan Strategi Pembelajaran Kontekstual dalam Menanamkan Nilai-nilai Kewirausahaan di SMK Kesatuan Jakarta Barat.

0 13 197

PARTISIPASI MASYARAKAT DESA LANGGUR KECAMATAN KEI KECIL KABUPATEN MALUKU TENGGARA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH TAHUN 2013.

0 3 15

PARTISIPASI MASYARAKAT DESA LANGGUR KECAMATAN KEI KECIL KABUPATEN MALUKU TENGGARA DALAM PEMILIHAN PARTISIPASI MASYARAKAT DESA LANGGUR KECAMATAN KEI KECIL KABUPATEN MALUKU TENGGARA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH TAHUN 2013.

0 2 14

PENDAHULUAN PARTISIPASI MASYARAKAT DESA LANGGUR KECAMATAN KEI KECIL KABUPATEN MALUKU TENGGARA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH TAHUN 2013.

0 4 24

BAB III PENUTUP PARTISIPASI MASYARAKAT DESA LANGGUR KECAMATAN KEI KECIL KABUPATEN MALUKU TENGGARA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH TAHUN 2013.

0 3 4

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN EKOLOGIS DALAM BUDAYA LOKAL MASYARAKAT ADAT CIGUGUR KUNINGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS.

3 11 13

NILAI-NILAI TRADISI RUWATAN BUMI SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN RASA TANGGUNG JAWAB SISWA :Mixed Method dengan Studi Etnografi Pada Masyarakat Adat Banceuy dan PTK di SMP Negeri 1 Ciater Kabupaten Subang.

0 4 85

PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA MASYARAKAT ADAT CIKONDANG DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI MADRASAH ALIYAH AL-HIJRAH.

0 2 58

NILAI-NILAI KEARIFAN ADAT DAN TRADISI DI BALIK RITUAL DAUR HIDUP (LIFE CYCLES) PADA MASYARAKAT SUKU NUAULU DI PULAU SERAM SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS :Studi Etnografi di Desa Tamilou Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah.

3 19 81

Mengonstruksi Nilai-nilai Kearifan Lokal (Local Wisdom) dalam Pembelajaran Muatan Lokal sebagai Upaya Memperkokoh Kohesi Sosial (Studi Deskriptif Budaya Niolilieta Masyarakat Adat Pulau Wetang Kabupaten Maluku Barat Daya, Propinsi Maluku) | Ufie | Jurnal

1 4 11