Analisis pengendalian intern pada sistem pemberian kredit studi kasus pada Credit Union Bererod Gratia KK Yogyakarta
ANALISIS PENGENDALIAN INTERN PADA SISTEM
PEMBERIAN KREDIT
Studi Kasus pada Credit Union Bererod Gratia KK Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Clara Niken Dwi Haryani
NIM : 10 2114 051
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
(2)
i
ANALISIS PENGENDALIAN INTERN PADA SISTEM
PEMBERIAN KREDIT
Studi Kasus di Credit Union Bererod Gratia KK Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Clara Niken Dwi Haryani NIM : 10 2114 051
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
(3)
(4)
(5)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku
menurut perkat
aanMu”
(Luk 1:38)
“Orang yang sabar bertahan sampai pada waktu yang
tepat, kemudian akan terbit sukacita baginya”
(Sir 1:23)
Skripsi ini kupersembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus M. Haryono dan FX. Ermawati Tarsisius Aji Priambodo
(6)
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: ANALISIS PENGENDALIAN INTERN PADA SISTEM PEMBERIAN
KREDIT
Studi Kasus di Credit Union Bererod Gratia KK Yogyakarta
dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 23 Oktober 2014 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Oktober 2014
Yang membuat pernyataan,
(7)
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Clara Niken Dwi Haryani
Nomor Mahasiswa : 10 2114 051
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS PENGENDALIAN INTERN PADA SISTEM PEMBERIAN KREDIT
(Studi Kasus di Credit Union Bererod Gratia KK Yogyakarta)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 31 Oktober 2014
Yang menyatakan,
(8)
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan kasih sayang-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengendalian Intern pada Sistem Pemberian Kredit” Studi Kasus di Credit Union Bererod Gratia KK Yogyakarta. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi.
Selesainya skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Ilsa Haruti Suryandari S.E., S.I.P., M.Sc., Ak., C.A selaku Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam membantu dan membimbing penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
3. Bapak Sarwanto selaku koordinator cabang Credit Union Bererod Gratia KK Yogyakarta yang telah mengijinkan penulis melakukan penelitian di kantor Credit Union Bererod Gratia KK Yogyakarta.
4. Seluruh pihak-pihak Credit Union Bererod Gratia KK Yogyakarta. 5. Bapak M. Haryono S.E dan Ibu FX. Ermawati serta adikku Tarsisius Aji
Priambodo yang telah banyak memberikan semangat, dukungan baik material maupun spiritual dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6. Kristoforus Ade Yulianto S.T yang telah menemani dan memberikan semangat serta doa sehingga skripsi ini dapat selesai.
7. Teman-temanku Alfa, Tere, Linda, Opi, Tirza, Eka, Mas Widi, Mas Feliks terimakasih atas dukungan dan kebersamaannya selama ini.
(9)
viii
8. Teman-teman OMK “Menus” Rosa, Mbak Yana, Mbak Yani, Meita, Nova, Hendra, Adven terimakasih atas dukungan dan kebersamaannya selama ini , semoga kita akan selalu bersama.
9. Teman-teman akuntansi angkatan 2010 dan teman-teman sekelas MPT, terimakasih atas kebersamaan yang telah dilalui bersama selama ini. 10.Segenap keluarga dan teman-teman serta pihak-pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan dan dorongan hingga skripsi ini selesai dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan serta kelemahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun guna penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang telah membacanya.
Yogyakarta, 31 Oktober 2014 Penulis
(10)
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……….. ii
HALAMAN PENGESAHAN……….. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS………. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH……….……….. vi
KATA PENGANTAR.………... vii
HALAMAN DAFTAR ISI………... viii
HALAMAN DAFTAR TABEL………... x
HALAMAN DAFTAR GAMBAR……….. xii
ABSTRAK………... xiii
ABSTRACT………. xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………. 1
B. Rumusan Masalah……….. 4
C. Tujuan Penelitian………... 5
D. Manfaat Penelitian………. 5
E. Sistematika Penelitian……… 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Credit Union………... 8
1. Pengertian Credit Union………... 8
2. Prinsip Credit Union………... 9
B. Kredit……….…… 12
1. Pengertian Kredit………. 12
2. Unsur-unsur Kredit………... 13
3. Fungsi Kredit………... 14
4. Jenis-jenis Kredit………. 16
5. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit……… 19
C. Sistem Pemberian Kredit………... 21
1. Tugas dan Tanggungjawab………... 22
2. Dokumen Pemberian Kredit………...…………. 23
3. Proses Pemberian Kredit………... 24
D. Pengendalian Intern………...…… 26
1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern COSO……….….. 26
2. Tujuan Pengendalian Intern Menurut COSO……….. 27
3. Komponen Pengendalian Intern Menurut COSO………… 28
E. Pengujian Kepatuhan Dengan Attribute Sampling……… 32
1. Pengertian Pengujian Kepatuhan Dengan Attribute Sampling………... 32
2. Model Attribute Sampling……… 32
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian………... 37
(11)
x
B. Subjek dan Objek Penelitian……….. 37
C. Tempat dan Waktu Penelitian………... 37
D. Populasi dan Sampel……….. 38
E. Data yang Dibutuhkan………... 38
F. Teknik Pengumpulan Data………. 38
G. Teknik Analisis Data……….. 39
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya CU Bererod Gratia……….. 47
B. Visi dan Misi CU Bererod Gratia………... 49
C. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas………... 50
D. Aktivitas Perusahaan………... 57
1. Syarat Menjadi Anggota……… 57
2. Aktivitas-aktivitas di CUBG……...………... 59
E. Personalia………...……… 65
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi dan Analisis Sistem Pemberian Kredit CU Bererod Gratia……….. 67
B. Analisis Perbandingan Penerapan Sistem Pengendalian Intern COSO Pada Proses Pemberian Kredit………... 72
C. Uji Kepatuhan……… 81
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 87
B. Keterbatasan Penulis………. 88
C. Saran………. 88
DAFTAR PUSTAKA……….. 90
(12)
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Besarnya Sampel Minimum Untuk Pengujian
Pengendalian………... 41 Tabel 3.2 Tabel Stop-or-Go Decision……….. 43 Tabel 3.3 Attribute Sampling for Determining Stop-or-Go Sample Size and
Upper Precision Limit Population Occurance Rate Base on
Sample Result... 44 Tabel 4.1 Cara Pembayaran Menjadi Anggota………. 58 Tabel 5.1 Rangkuman Analisis Pelaksanaan Pengendalian Intern Pada
Proses Pemberian Kredit Berdasarkan Pengendalian COSO Pada
Komponen Lingkungan Pengendalian………. 73 Tabel 5,2 Rangkuman Analisis Pelaksanaan Pengendalian Intern Pada
Proses Pemberian Kredit Berdasarkan Pengendalian COSO Pada
Komponen Penilaian Resiko……… 75 Tabel 5.3 Rangkuman Analisis Pelaksanaan Pengendalian Intern Pada
Proses Pemberian Kredit Berdasarkan Pengendalian COSO Pada
Komponen Aktivitas Pengendalian……….. 76 Tabel 5.4 Rangkuman Analisis Pelaksanaan Pengendalian Intern Pada
Proses Pemberian Kredit Berdasarkan Pengendalian COSO Pada
Komponen Informasi dan Komunikasi………... 79 Tabel 5.5 Rangkuman Analisis Pelaksanaan Pengendalian Intern Pada
Proses Pemberian Kredit Berdasarkan Pengendalian COSO Pada
Komponen Pemantauan ……….. 80 Tabel 5.6 Tabel Hasil Pengujian……….. 83
(13)
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Credit Union Bererod Gratia TP
(14)
xiii ABSTRAK
ANALISIS PENGENDALIAN INTERN PADA SISTEM PEMBERIAN KREDIT
Studi Kasus di Credit Union Bererod Gratia KK Yogyakarta
Clara Niken Dwi Haryani NIM : 10 2114 051 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana sistem pemberian kredit yang diterapkan di Credit Union Bererod Gratia (CUBG) KK Yogyakarta, untuk mengetahui apakah pengendalian intern sistem pemberian kredit yang terdapat pada CUBG KK Yogyakarta sudah sesuai dengan unsur pengendalian intern menurut COSO, dan untuk mengetahui efektifitas sistem pengendalian intern pemberian kredit yang diterapkan oleh CUBG KK Yogyakarta.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada CUBG KK Yogyakarta yang dilaksanakan selama bulan Januari hingga Maret 2014. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan metode wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan pertama adalah teknik analisis deskriptif mengenai prosedur pemberian kredit yang diterapkan oleh CUBG KK Yogyakarta. Sementara itu untuk menjawab permasalahan kedua mengenai kesesuaian prosedur sistem pemberian kredit yang ada di CUBG, yaitu dengan menggunakan pengendalian intern menurut COSO. Menjawab permasalahan ketiga mengenai efektivitas sistem pengendalian intern yang sudah diterapkan pada CUBG KK Yogyakarta digunakan uji kepatuhan dengan metode Stop-or-Go-Sampling.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah (1) sebagian besar komponen sistem pengendalian intern pada pemberian kredit yang diterapkan CUBG TP Yogyakarta sudah sesuai dengan pengendalian intern COSO, kecuali pada komponen aktivitas pengendalian, (2) sistem pengendalian intern yang diterapkan pada CUBG KK Yogyakarta sudah efektif dengan tidak ditemukan adanya kesalahan dalam pemeriksaan sampel dan AUPL = DUPL, sebesar 5%.
(15)
xiv ABSTRACT
AN ANALYSIS OF INTERNAL CONTROL ON CREDIT PROVISION SYSTEM
A CASE STUDY AT CREDIT UNION BEREROD GRATIA KK YOGYAKARTA
Clara Niken Dwi Haryani Sanata Dharma University
Yogyakarta 2014
The purpose of this study were to find out how the system of credit provision had been applied at Credit Union Bererod Gratia (CUBG) KK Yogyakarta, to know whether the internal control on system of credit provision CUBG KK Yogyakarta has been in line with COSO internal control activity, and to know whether the internal control system of credit provision implemented by CUBG KK Yogyakarta has been effective.
This research was a case study at CUBG KK Yogyakarta. The study was conducted during January to March 2014. The data was collected through interview and documentation. The data analysis technique used to answer the first problem was descriptive. The second issue is approached through descriptive analysis using element of COSO internal control. The third issue about the effectiviness of internal control system applied by CUBG KK Yogyakarta was answered using the compliance test with Stop-or-go Sampling method.
The results showed that (1) at most of the internal control system set for credit provision at CUBG KK Yogyakarta has already in accordance with internal control stated at COSO, except for the control activity, (2) the internal control system applied in CUBG KK Yogyakarta has already been effective.
(16)
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu Negara
sangatlah penting. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan
berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa dari perbankan, baik
dari perorangan maupun lembaga, baik sosial maupun perusahaan. Sebagai
suatu lembaga keuangan yang berorientasi pada bisnis, perbankan
mempunyai kegiatan pokok yaitu menghimpun dana dari masyarakat luas,
kemudian dana yang berhasil dihimpun disalurkan kembali kepada
masyarakat melalui pemberian pinjaman atau kredit.
Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani, yaitu credere yang berarti
kepercayaan. Makna dari kata kredit tersebut menunjukkan bahwa dasar
dari pemberian kredit adalah berdasarkan kepercayaan. Kepercayaan ini
berarti bahwa seseorang atau badan yang memberikan kredit (kreditur)
percaya bahwa penerima kredit (debitur) di kemudian hari sanggup untuk
memenuhi segala sesuatu yang telah menjadi perjanjian di antara kedua
belah pihak.
Ada dua alasan seseorang memerlukan kredit, yaitu karena
manusia adalah homo oeconomicus dan setiap manusia selalu berusaha
untuk memenuhi kebutuhan yang bermacam-macam sedangkan
(17)
tersebut menyebabkan manusia memerlukan bantuan untuk memenuhi
hasrat dan cita-citanya. Maka dari itu, untuk meningkatkan usahanya,
manusia memerlukan bantuan dalam bentuk permodalan yang disebut
dengan kredit.
Credit Union Bererod Gratia (CUBG) merupakan salah satu
lembaga keuangan yang berperan serta dalam membantu permasalahan
yang dihadapi oleh masyarakat. CU memberikan sumbangan dan bukan
tempat untuk mendapatkan sumbangan, melainkan tempat untuk saling
membantu melalui penciptaan modal secara demokratis yang sesuai
dengan kemampuannya sendiri. CU mengumpulkan simpanan tabungan
dan saham para anggota untuk mendanai pinjamannya atau kredit daripada
menggantungkan diri pada sumber keuangan luar.
Prosedur pemberian kredit pada CU sama dengan pemberian kredit
pada bank perkreditan rakyat, penulis menggunakan teori pemberian kredit
pada bank untuk menjelaskan mengenai prosedur pemberian kredit.
Sebelum kredit diberikan kepada masyarakat yang membutuhkannya, bank
harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan
dikembalikan. Keyakinan tersebut dapat diperoleh dari hasil penilaian
kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian yang dilakukan oleh
bank dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain melalui prosedur
penilaian yang benar-benar. Agar kegiatan perkreditan ini dapat berjalan
dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, maka perlu
(18)
pengendalian intern yang baik akan berpengaruh terhadap berjalannya
sistem pemberian kredit yang baik pula.
Bank memang memberikan kreditnya berdasarkan kepercayaan
kepada debitur. Walaupun pemberian kredit didasarkan atas kepercayaan,
tetapi penilaian atas kepercayaan juga harus memenuhi kriteria Five C’s (Character, Capacity, Capital, Condition dan Collateral) untuk
menghindari atau untuk memperkecil risiko kredit yang mungkin terjadi.
Secara umum tujuan pemberian kredit adalah: (1) bagi pihak bank yaitu
untuk memperoleh pendapatan secara wajar dengan risiko sekecil mungkin;
(2) bagi pihak debitur yaitu bahwa pemberian kredit oleh bank dapat
digunakan untuk memperlancar usaha dan selanjutnya meningkatkan
produktivitas usaha sehingga terjadi kontinuitas perusahaan; (3) bagi
masyarakat pemberian kredit oleh pihak bank akan mampu menunjang
pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan kesempatan kerja
(Taswan, 2006: 156).
Bank harus benar-benar memperhatikan dipatuhinya sistem
pengendalian intern dalam pemberian fasilitas kredit sehingga risiko akan
adanya kredit yang bermasalah dapat diperkecil. Kredit yang bermasalah
ini dapat mengganggu kelancaran usaha bank yang tentunya dapat
menimbulkan krisis kepercayaan dari masyarakat. Dengan
terselenggaranya sistem pengendalian intern yang memadai, terutama
dalam bidang perkreditan berarti menunjukkan sikap kehati-hatian bank
(19)
kelangsungan hidup usahanya. Sistem pengendalian intern dalam
memberikan kredit yang digunakan berdasarkan pada unsur pengendalian
intern menurut COSO (Committee of Sponsoring Organization).
Untuk mampu berperan sebagai badan usaha yang kuat, CUBG
melalui usaha pemberian kreditnya harus mampu meningkatkan efektivitas
sistem pemberian kredit dan berusaha mengurangi risiko kegagalan kredit.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut, serta karena CUBG didirikan
oleh Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Analisis Pengendalian Intern pada Sistem
Pemberian Kredit pada Credit Union Bererod Gratia KK Yogyakarta”. B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
dirumuskan masalah:
1. Bagaimana sistem pemberian kredit yang terdapat pada Credit Union
Bererod Gratia KK Yogyakarta?
2. Apakah pengendalian intern sistem pemberian kredit yang terdapat
pada Credit Union Bererod Gratia KK Yogyakarta sesuai dengan
unsur pengendalian intern menurut COSO?
3. Apakah sistem pengendalian intern yang diterapkan pada Credit Union
(20)
C.Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana sistem pemberian kredit yang telah
diterapkan oleh CUBG KK Yogyakarta.
2. Untuk mengetahui apakah pengendalian intern prosedur pemberian
kredit yang terdapat pada CUBG KK Yogyakarta sesuai dengan unsur
pengendalian intern menurut COSO.
3. Untuk mengetahui apakah sistem pengendaian intern pemberian kredit
yang dilaksanakan oleh CUBG KK Yogyakarta sudah efektif.
D.Manfaat Penelitian
1. Bagi CUBG KK Yogyakarta:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
berguna bagi pihak CU tentang sistem pemberian kredit yang terdapat
pada CUBG.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma:
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai perbankan,
khususnya mengenai sistem pemberian kredit. Diharapkan pula dari
penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi pustaka pada
perpustakaan.
3. Bagi Penulis:
Penelitian ini merupakan kesempatan untuk menerapkan dan
mengembangkan pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan ke
(21)
E.Sistematika Penelitian Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penelitian.
Bab II Landasan Teori
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai pengertian dan
prinsip CU, pengertian dan tujuan kredit, unsur-unsur kredit,
jenis-jenis kredit, penilaian kredit, sistem pemberian kredit,
unit-unit yang terkait, pengertian sistem pengendalian
intern menurut COSO, tujuan dan komponen pengendalian
intern menurut COSO, pengertian pengujian kepatuhan
dengan attribute sampling, dan model attribute sampling.
Bab III Metode Penelitian
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai jenis penelitian,
subjek dan objek penelitian, tempat dan waktu penelitian,
populasi dan sampel, data yang dibutuhkan, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab IV Gambaran Umum Perusahaan
Dalam bab ini akan diuraikan tentang sejarah berdirinya
CUBG, struktur organisasi dan uraian tugas, aktivitas
(22)
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Dalam bab ini akan menguraikan tentang hasil penelitian,
analisis data serta pembahasannya.
Bab VI Penutup
Dalam bab ini penulis akan memaparkan mengenai
kesimpulan dari analisis data, keterbatasan serta saran yang
(23)
8 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Credit Union
1. Pengertian Credit Union (CU)
Menurut literatur, Credit Union memiliki beberapa definisi, yaitu:
Pertama, CU adalah koperasi keuangan yang dijalankan secara
demokratis dan profit sharing (bagi hasil), menawarkan berbagai
produk simpanan dan pinjaman berbunga rendah kepada para
anggotanya.
Kedua, CU adalah lembaga keuangan koperasi yang dimiliki oleh
para anggotanya dan dioperasikan untuk tujuan mendorong pola hidup
hemat, menyediakan pinjaman dengan suku bunga bersaing, dan
menyediakan berbagai pelayanan keuangan lain kepada para
anggotanya.
Ketiga, World Council of Credit Union (WOCCU) mendefinisikan
CU sebagai “not-for-profit cooperative institutions” (lembaga koperasi yang bukan untuk tujuan mencari keuntungan).
Keempat, CU adalah koperasi keuangan yang didirikan dari, oleh,
dan untuk anggota di mana para anggota adalah penabung, peminjam,
dan sekaligus pemegang saham.
Kata CU berasal dari bahasa Latin, yaitu credere yang artinya
percaya. Union/Unus yang mempunyai arti kumpulan. Sehingga CU
(24)
pemersatu yang bersepakat membantu sesama anggotanya untuk
menolong dirinya sendiri dengan cara menabung dan meminjamkan
hasil tabungannya kepada sesama anggotanya atas dasar saling percaya
untuk kesejahteraan bersama.
2. Prinsip Credit Union
Pihak WOCCU (World Council of Credit Union) mengeluarkan
Opening Principles yang harus diterapkan secara konsisten oleh entitas
bernama CU. Prinsip-prinsip CU (Operating Principles of Credit
Union) adalah sebagai berikut (Karlena, 2012: 30):
a) Struktur yang Demokratis
1) Keanggotaan terbuka dan sukarela
Keanggotaan di CU adalah terbuka dan sukarela terhadap semua
orang yang berada dalam ikatan pemersatu (common bond) yang
dapat memanfaatkan pelayanan CU, dan bersedia memikul
tanggungjawab bersama.
2) Pengawasan demokratis
Para anggota CU memiliki hak yang sama untuk memilih (satu
anggota satu suara) dan berpartisipasi di dalam membuat
keputusan yang memengaruhi kemajuan CU, tanpa
memperhatikan jumlah simpanan atau tabungan atau volume
bisnis. Voting di organisasi atau asosiasi pendukung CU haruslah
proporsional atau representatif, sesuai dengan prinsip-prinsip
(25)
dan peraturan perundangan, CU diakui sebagai sebuah koperasi
yang melayani anggota dan diawasi oleh anggota.
3) Tidak diskriminatif
CU tidak diskriminatif terhadap semua latar belakang anggota,
termasuk suku, orientasi, kebangsaan, seks, agama, dan politik.
b) Pelayanan kepada Anggota
1) Distribusi kepada anggota
Untuk mendorong pola hidup hemat dengan cara menabung dan
kemudian menyediakan pelayanan pinjaman dan pelayanan
lainnya, balas jasa simpanan yang menarik harus tersedia sesuai
dengan kemampuan CU.
Surplus (pendapatan bersih) yang diperoleh dari kegiatan usaha
CU setelah menutupi biaya modal, biaya operasional, provisi
pinjaman lalai, dan untuk memenuhi ketentuan dan persyaratan
dana cadangan, menjadi milik anggota dan bermanfaat bagi
anggota sehingga tak seorang pun anggota atau kelompok merasa
dirugikan. Surplus ini dapat didistribusikan kepada sesama
anggota sebanding dengan jumlah transaksi mereka di CU,
sebagai dividen atas saham mereka atau diarahkan kepada
peningkatan pelayanan yang dibutuhkan oleh anggota.
2) Membangun stabilitas keuangan
Perhatian utama CU adalah untuk membangun kekuatan
(26)
memadai, dan pengendalian internal yang akan memastikan
pelayanan kepada anggota berkelanjutan.
3) Pelayanan kepada anggota
Pelayanan CU diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan
sosial ekonomi semua anggota.
c) Tujuan Sosial
1) Pendidikan yang terus-menerus
CU secara aktif melaksanakan pendidikan kepada para anggota,
pengurus, pengawas, komite, dan staf, serta kepada masyarakat
umum, berdasarkan prinsip-prinsip menolong diri sendiri dalam
kebersamaan (mutual self-help), demokrasi, sosial, dan ekonomi.
Promosi hidup hemat (thrift) dan menggunakan pinjaman secara
bijaksana, juga pendidikan tentang hak dan tanggungjawab para
anggota adalah esensial dalam karakter sosial ekonomi CU untuk
melayani kebutuhan para anggotanya.
2) Kerja sama antarkoperasi (CU)
Sesuai dengan filosofi dan praktik-praktik pengaturan koperasi,
CU dalam kapasitasnya secara aktif bekerja sama dengan CU
lain, koperasi, dan berbagai lembaga pada tingkat lokal, nasional,
dan internasional agar mampu memberikan pelayanan terbaik
(27)
3) Tanggungjawab sosial
Melanjutkan cita-cita dan keyakinan para pionir koperasi, CU
berusaha mewujudkan pembangunan manusia dan pembangunan
sosial. Visi mereka adalah keadilan sosial baik kepada anggota
individu maupun kepada masyarakat luas disekitar mereka
bekerja dan tinggal. Cita-cita CU adalah untuk memperluas
pelayanan kepada semua orang yang membutuhkan dan dapat
menggunakannya. Setiap orang, baik yang sudah menjadi
anggota maupun calon anggota, dapat menjadi bagian dari CU
sesuai dengan minat dan kepentingannya. Keputusan harus
diambil dengan memerhatikan secara sungguh-sungguh
kepentingan masyarakat luas tempat CU dan para anggota
berada.
B. Kredit
1. Pengertian Kredit
Kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu “credere” yang berarti kepercayaan dan bahasa Latin “creditum” yang artinya kepercayaan akan kebenaran. Oleh sebab itulah yang menjadi dasar dari kredit
adalah kepercayaan.
Pengertian kredit menurut Kasmir (2000: 92) yaitu kredit dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil. Kemudian adanya kesepakatan antara kreditur dengan debitur, bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya.
(28)
2. Unsur-unsur Kredit
Menurut Kasmir (2000: 94-95) unsur-unsur yang terdapat pada
transaksi kredit adalah:
a. Kepercayaan
Kepercayaan yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit
yang diberikan (berupa uang, barang, atau jasa) akan benar-benar
diterima kembali dimasa tertentu dimasa datang. Kepercayaan ini
diberikan oleh bank, dimana sebelumnya sudah dilakukan
penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun
dari ekstern. Penelitian dan penyidikan tentang kondisi masa lalu
dan sekarang terhadap nasabah permohonan kredit.
b. Kesepakatan
Disamping unsur kepercayaan, di dalam kredit juga mengandung
unsur kesepakatan antara pemberian kredit dengan penerima kredit.
Kesepakatan ini dituangkan dalam satu perjanjian di mana
masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing-masing-masing.
c. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu,
jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah
disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek,
(29)
d. Risiko
Risiko akan terjadi akibat adanya kesenjangan waktu dari
pemberian kredit tersebut. Asumsinya adalah semakin lama waktu
pemberian kredit semakin tinggi pula tingkat risikonya. Risiko ini
menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah
yang lalai, maupun oleh risiko yang tidak disengaja. Misalnya
adalah terjadinya bencana alam atau bengkrutnya usaha nasabah
tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.
e. Balas Jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa
tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam
bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan
keuntungan bank.
3. Fungsi Kredit
Menurut Kasmir (2000: 97-98) suatu fasilitas kredit memiliki fungsi
sebagai berikut:
a. Untuk meningkatkan daya guna uang
Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang.
Maksudnya, jika uang hanya disimpan saja tidak akan
menghasilkan sesuatu yang berguna untuk menghasilkan barang
(30)
b. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar
dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga suatu daerah yang
kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut
akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.
c. Kredit dapat meningkatkan daya guna barang
Kredit dapat diberikan oleh bank dan dapat digunakan oleh debitur
untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau
bermanfaat.
d. Meningkatkan peredaran barang
Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari
satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang
beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit
dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar.
e. Sebagai alat stabilitas ekonomi
Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas
ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan
menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat.
Kemudian dapat pula kredit membantu dalam mengekspor barang
(31)
f. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha
Bagi debitur kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan
berusaha, apa lagi bagi si nasabah yang memandang modalnya
pas-pasan.
g. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik,
terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit
diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu
membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangi
pengangguran. Disamping itu bagi masyarakat sekitar pabrik juga
akan dapat meningkatkan pendapatannya seperti membuka warung
atau menyewa rumah kontrakan atau jasa lainnya.
h. Untuk meningkatkan hubungan internasional
Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling
membutuhkan anatar si penerima kredit dengan si pemberi kredit.
Pemberian kredit oleh Negara lain akan meningkatkan kerjasama
di bidang lainnya.
4. Jenis-jenis Kredit
Jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain (Kasmir
2000: 99-102)
a. Dilihat dari segi kegunaan
1) Kredit investasi, yaitu kredit yang diberikan kepada perusahaan
(32)
membangun proyek atau pabrik baru atau untuk keperluan
rehabilitasi.
2) Kredit modal kerja, yaitu kredit yang ditujukan untuk
keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.
b. Dilihat dari segi tujuan kredit
1) Kredit produktif, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan
untuk meningkatkan produksi atau investasi. Kredit ini
diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.
2) Kredit konsumtif, yaitu kredit yang diberikan untuk
dikonsumsikan secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada
pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena
digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha.
3) Kredit perdagangan, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan
untuk memperlancar kegiatan usaha debitur dibidang
perdagangan. Biasanya untuk membeli barang dagang yang
pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang
dagangan tersebut.
c. Dilihat dari segi jangka waktu
1) Kredit jangka pendek, merupakan kredit yang memiliki jangka
waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan
(33)
2) Kredit jangka menengah, jangka waktu kreditnya berkisar
antara satu tahun sampai dengan tiga tahun, biasanya untuk
investasi.
3) Kredit jangka panjang, merupakan kredit yang masa
pengembaliannya di atas 3 atau 5 tahun. Biasanya digunakan
untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan sawit atau
manufaktur untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.
d. Dilihat dari segi jaminan
1) Kredit dengan jaminan, kredit yang diberikan dengan suatu
jaminan yang dapat berbentuk barang berwujud atau tidak
berwujud atau jaminan orang. Artinya, setiap kredit yang
dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan
calon debitur.
2) Kredit tanpa jaminan, merupakan kredit yang diberikan tanpa
jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan
dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas nama
baik debitur selama ini.
e. Dilihat dari sektor usaha
1) Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor
perkebunan atau pertanian rakyat.
2) Kredit peternakan, dalam hal ini untuk membiayai jangka
pendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang kambing
(34)
3) Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil,
menengah, atau besar.
4) Kredit pertambangan, kredit ini adalah jenis usaha tambang
yang biayanya biasanya dalam jangka panjang, misalnya
tambang emas atau minyak.
5) Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk
membangun saran dan prasarana pendidikan atau dapat pula
berupa kredit untuk para mahasiswa.
6) Kredit perumahan, merupakan kredit untuk membiayai
pembangunan atau pembelian rumah.
5. Prinsip-prinsip pemberian kredit
Menurut Kasmir (2000: 104-107) alam melakukan penilaian kredit
secara umum menggunakan prinsip 5C, dan prinsip 7P.
Prinsip 5C yaitu
a. Character, yaitu mengetahui sejauh mana tingkat kejujuran dan
integritas, segala tekad yang baik untuk memenuhi
kewajiban-kewajiban dari calon debitur.
b. Capacity, yaitu pertimbangan dengan cara menilai kemampuan
debitur untuk sanggup melunasi kewajiban-kewajiban dari kegiatan
usaha yang dilakukan atau akan dibiayai dengan kredit tersebut.
c. Capital, yaitu dengan mempertimbangkan jumlah dana atau modal
(35)
d. Collateral, yaitu pertimbangan dengan menunjukkan besarnya
aktiva yang akan diikatkan sebagai jaminan atas kredit yang
diterima.
e. Conditions, yaitu pertimbangan dengan melihat batasan-batasan
atau hambatan-hambatan yang ada, yang tidak memungkinkan
seseorang melakukan usaha di suatu tempat.
Prinsip 7P yaitu
a. Personality, yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau
tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga
mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam
menghadapi suatu masalah.
b. Party (golongan), yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam
klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan
modal, loyalitas serta karakternya. Sehingga nasabah dapat
digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapat fasilitas yang
berbeda dari bank.
c. Purpose, yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil
kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan
pengambilan kredit dapat bermacam-macam. Sebagai contoh
apakah untuk modal kerja atau investasi, konsumtif atau produktif
(36)
d. Prospect, yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan
datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain
mempunyai prospek atau sebaliknya.
e. Payment, merupakan ukuran bagaimana cara nasabah
mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana
saja dana untuk pengembalian kredit.
f. Profitability, yaitu untuk menganalisis bagaimana kemampuan
nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke
periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat,
apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.
g. Protection, tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan
jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa
jaminan atau barang atau orang atau jaminan asuransi.
C. Sistem Pemberian Kredit
Sistem pemberian kredit bertujuan untuk memberikan kemudahan
dalam proses pengajuan kredit bagi para nasabah, serta memberi pedoman
yang jelas atas syarat-syarat pengajuan kredit tersebut.
1. Tugas dan tanggungjawab (Mudrajat Kuncoro, 2002:99-109)
a. Seksi administrasi kredit
Tugas dari seksi administrasi kredit adalah
mengadministrasikan dokumen-dokumen pinjaman mulai dari
(37)
b. Seksi analisis kredit
Tugas utama dari seksi analisis kredit ini adalah melakukan
analisis atas permohonan kredit yang diajukan oleh calon
nasabah berdasarkan informasi-informasi yang berkaitan
dengan usaha nasabah baik yang diperoleh secara langsung
maupun tidak langsung melalui berbagai instansi yang
berkaitan dengan usaha calon nasabah dan status hukumnya.
c. Seksi monitoring kredit
Tujuan utamanya adalah memonitor perkembangan usaha dan
ketepatan membayar bunga dan angsuran pokok kredit.
d. Seksi asuransi
Tugas utamanya adalah melakukan administrasi kredit yang
diasuransikan baik asuransi jaminan kredit, asuransi jiwa,
debiturnya, maupun asuransi kreditnya sendiri.
e. Seksi penagihan tunggakan
Tugas utamanya adalah melakukan adminstrasi terhadap
kredit-kredit yang sudah macet.
f. Bagian pelayanan dana dan jasa
Tugas utamanya adalah memberikan pelayanan kepada
nasabah/calon nasabah yang akan menggunakan produk dan
jasa dengan memberikan informasi yang diperlukan oleh
nasabah berkaitan dengan produk dan jasa yang akan
(38)
g. Bagian pelayanan pinjaman/kredit
Tugas utamanya adalah memberikan pelayanan dalam hal
pencairan kredit, angsuran kredit, perhitungan bunga, dan
sebagainya.
h. Bagian kasir/teller
Tugas utama dari bagian ini adalah memberikan pelayanan
kepada nasabah dalam hal penarikan maupun penyetoran uang.
i. Bagian akuntansi
Tugas-tugas bagian akuntansi meliputi:
1) Mencetak laporan-laporan keuangan, antara lain neraca dan
laba rugi.
2) Melakukan verifikasi atas transaksi pembukuan
berdasarkan bukti-bukti pembukuan yang ada.
3) Memastikan bahwa semua kegiatan bagian operasional
telah dibukukan pada hari tersebut.
2. Dokumen pemberian kredit
a. Dokumen permohonan kredit, dokumen ini merupakan formulir
yang harus diisi oleh nasabah apabila akan mengajukan kredit
yang biasanya berisikan alasan mengapa nasabah akan
mengajukan kredit.
b. Dokumen analisis kredit, merupakan dokumen untuk melakukan
proses analisa kredit yang biasanya dilakukan melalui proses
(39)
c. Dokumen putusan kredit, merupakan hasil dari analisa kredit yang
berisi keputusan akan diterima atau ditolaknya suatu pengajuan
kredit tersebut.
d. Dokumen jaminan kredit, merupakan barang jaminan yang
digunakan oleh nasabah untuk mengajukan permohonan kredit.
e. Dokumen pengikat jaminan kredit, merupakan surat yang dibuat
untuk sebagai bukti atas barang jaminan yang dijaminkan oleh
nasabah dalam pengajuan kredit.
f. Dokumen pencairan kredit, merupakan dokumen yang berisikan
keterangan bahwa pengajuan kredit telah disetujui dan akan
dicairkan.
g. Dokumen perjanjian kredit, dokumen ini dibuat setelah ada
persetujuan pencairan kredit. Dokumen ini mengatur tentang
pasal-pasal antara nasabah dengan pihak bank dan nasabah
berkewajiban membayar kembali pinjamannya berdasarkan syarat
dan kondisi yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
3. Proses pemberian kredit
a. Tahap kegiatan prakara dan permohonan kredit
Permohonan kredit harus diajukan secara tertulis dan
menggunakan format yang telah ditentukan dengan menggunakan
dokumen permohonan dari lembaga pemberi kredit. Atas
permohonan tersebut, lembaga pemberi kredit akan melakukan
(40)
b. Tahap analisis dan evaluasi kredit
Analisis dan evaluasi kredit dituangkan dalam format yang telah
ditetapkan. Dalam analisis tersebut sekurang-kurangnya
mencakup informasi sebagai berikut:
1) Identitas pemohon
2) Tujuan permohonan kredit
3) Riwayat hubungan bisnis dengan lembaga pemberi kredit
4) Analisis 5C kredit
c. Tahap pemberian rekomendasi kredit
Rekomendasi kredit dibuat oleh pejabat perekonomian kredit
berdasarkan analisis/evaluasi yang dibuat oleh penganalisis kredit.
Rekomendasi kredit merupakan suatu kesimpulan dari analisis dan
evaluasi atas proposal kredit yang disajikan oleh pejabat analisis
kredit. Apabila perekomendasi telah merasa yakin atas
rekomendasinya serta kelengkapan dokumennya, selanjutnya
menyerahkan dokumen kredit tersebut kepada pejabat pemutus
dan mempertahankan pendapatnya bila diperlukan.
d. Tahap pemberian putusan kredit
Pemberian putusan kredit tersebut harus dilakukan oleh pejabat
yang berwenang dan harus dilakukan secara tertulis dan
dibuktikan dengan memberikan tandatangan pada formulir
(41)
dokumen kredit diserahkan kepada administrasi kredit untuk
dipersiapkan dokumen lainnya, seperti:
1) Surat penawaran putusan kredit, surat ini memuat struktur dan
tipe kredit serta syarat-syarat dan ketentuan kredit yang harus
dipenuhi oleh nasabah. Dalam surat penawaran tersebut harus
dicantumkan batas waktu kepada nasabah untuk memberikan
persetujuan atau penolakan.
2) Dokumen perjanjian kredit, perjanjian kredit memuat
unsur-unsur perjanjian yang dikehendaki seperti yang tertuang dalam
putusan kredit dan memuat agunan yang diberikan dan
pengikatannya.
3) Dokumen untuk pencairan, dokumen pencairan kredit
merupakan pengikat nasabah dengan bank yang mengatur hak
dan kewajiban kedua belah pihak.
D. Pengendalian Intern
1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Menurut Committee of Sponsoring Organization (COSO)
pengertian pengendalian intern adalah proses yang dapat dipengaruhi
direksi, manajemen, dan karyawan dalam menyediakan secara layak
suatu kepastian mengenai prestasi yang diperoleh secara objektif
dalam penerapannya tentang laporan keuangan yang dapat dipercaya,
(42)
perusahaan dan diterapkannya peraturan dan hukum yang berlaku agar
ditaati oleh semua pihak.
2. Tujuan pengendalian intern menurut COSO Framework (2011):
a. Tujuan Operasi
Tujuan operasi terkait dengan pencapaian misi dasar entitas.
Tujuan-tujuan ini bervariasi berdasarkan pilihan manajemen yang
berkaitan dengan struktur, pertimbangan industri, dan kinerja
entitas, terkait untuk operasi dalam divisi, anak perusahaan, unit
operasi, dan fungsi, diarahkan pada peningkatan efektivitas dan
efesiensi dalam menggerakkan entitas menuju tujuan utamanya.
b. Tujuan Pelaporan
Tujuan pelaporan berkaitan dengan penyusunan laporan handal.
Tujuan pelaporan mungkin berhubungan dengan pelaporan
keuangan maupun non keuangan dan pelaporan internal atau
eksternal. Tujuan pelaporan internal didorong oleh kebutuhan
intern dalam menanggapi berbagai kebutuhan potensial. Tujuan
pelaporan eksternal terutama didorong oleh peraturan dan/atau
standar yang telah ditetapkan.
c. Tujuan Kepatuhan
Dalam melakukan kegiatan sebuah entitas sering mengambil
tindakan tertentu, tentunya harus sesuai dengan hukum dan
(43)
kepatuhan, organisasi perlu memahami hukum dan peraturan yang
berlaku di seluruh entitas.
3. Komponen pegendalian intern menurut COSO Framework (2011):
a. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian merupakan dasar dari komponen
pengendalian yang lain yang secara umum dapat memberikan
acuan disiplin yang meliputi: integritas, nilai etika, serta komitmen
terhadap kompetensi. Cakupan setiap faktor, secara formal
ditujukan oleh suatu entitas akan bervariasi berdasarkan
pertimbangan seperti ukuran dan kematangan organisasi.
Menekankan pentingnya integritas dan nilai etika di antara semua
personil, suatu entitas harus menerapkan:
1. Menetapkan lingkungan dengan mendemonstrasikan integritas
dan mempraktikkan standar yang tinggi dan perilaku etis.
2. Mengomunikasikan kepada semua karyawan, baik secara
verbal maupun melalui pernyataan kebijakan tertulis dan kode
etik perilaku. Setiap karyawan harus memiliki tanggungjawab
untuk melaporkan pelanggaran yang diketahui.
3. Mengurangi atau menghilangkan insentif atau godaan yang
dapat mengarahkan individu untuk melakukan tindakan yang
(44)
b. Penilaian Risiko
Penilaian risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah
identifikasi, analisis, dan pengelolaan risiko suatu entitas yang
relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan
secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Penilaian risiko oleh manajemen serupa dengan perhatian
auditor eksternal dengan risiko bawaan. Keduanya menekankan
pada hubungan risiko dengan asersi laporan keuangan tertentu serta
aktivitas pencatatan, pemrosesan, pengikhtisaran dan pelaporan
data keuangan yang berhubungan. Akan tetapi ketika tujuan
manajemen adalah untuk menentukan bagaimana mengelola risiko
yang diidentifikasikan, tujuan auditor adalah untuk mengevaluasi
kemungkinan salah saji material yang terdapat dalam laporan
keuangan.
c. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengedalian merupakan kebijakan dan prosedur yang
membantu memastikan bahwa perintah manajemen telah
dilaksanakan. Aktivitas pengendalian membantu memastikan
bahwa tindakan yang diperlukan berkenaan dengan risiko telah
diambil untuk pencapaian tujuan entitas. Aktivitas pengendalian
memiliki berbagai tujuan dan diaplikasikan pada berbagai
(45)
yang relevan dengan audit laporan keuangan dapat dikategori
dalam beberapa cara, antara lain dengan:
1. Pemisahan tugas melibatkan pemastian bahwa individu tidak
melakukan tugas yang tidak seimbang. Tugas dianggap tidak
seimbang dari sudut pandang pengendalian ketika
memungkinkan individu untuk melakukan suatu kekeliruan
atau kecurangan dan kemudian berada pada posisi untuk
menutupinya dalam pelaksanaan tugas normalnya.
2. Pengendalian pemrosesan informasi mengacu pada risiko yang
berhubungan dengan otorisasi, kelengkapan, dan akurasi
transaksi.
3. Pengendalian fisik menaruh perhatian pada pembatasan dua
jenis akses ke aktiva dan catatan yang penting berikut: akses
fisik langsung dan akses fisik tidak langsung melalui persiapan
atau pemrosesan dokumen. Pengendalian tersebut berkenaan
dengan alat keamanan pada penyimpanan aktiva, dokumen,
catatan. Alat keamanan juga termasuk penjagaan di lokasi
seperti ruang penyimpanan yang aman dari bahaya api dan
ruang penyimpanan yang terkunci, serta penjagaan di luar
lokasi.
4. Evaluasi kerja meliputi evaluasi dan analisis manajemen
terhadap:
(46)
2) Kinerja aktual dibandingkan dengan anggaran, peramalan,
atau jumlah periode sebelumnya.
3) Hubungan dari rangkaian data yang berbeda seperti data
operasi nonkeuangan dan data keuangan.
d. Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi yang relevan dengan tujuan
pelaporan keuangan, yang memastikan sistem akuntansi, yang
terdiri dari metode dan catatan yang diciptakan untuk
mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisis,
mengklasifikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi entitas
dan untuk memelihara akuntabilitas dari aktiva dan kewajiban
yang berhubungan. Komunikasi termasuk memastikan personil
yang terlibat dalam sistem pelaporan keuangan memahami
bagaimana aktivitas mereka berhubungan dengan pekerjaan
orang lain di dalam maupun di luar organisasi. Hal ini termasuk
peran sistem dalam pelaporan pengecualian, untuk tindak lanjut
dan juga melaporkan pengecualian yang tidak bisa untuk
tingkat yang lebih tinggi dalam entitas.
e. Pengawasan
Pengawasan merupakan suatu proses yang menilai kualitas
kinerja pengendalian intern suatu waktu. Pemantauan
melibatkan penilaian rancangan dan pengoperasian
(47)
perbaikan yang diperlukan. Pemantauan dapat dilakukan
melalui aktivitas yang berkelanjutan (going activities) dan
melalui pengevaluasian periodik secara terpisah.
E. Pengujian Kepatuhan dengan Attribute Sampling
1. Pengertian Pengujian Kepatuhan Dengan Attribute Sampling
Pengujian kepatuhan dengan Attribute Sampling digunakan
terutama untuk menguji efektifitas sistem pengendalian intern.
Pengujian kepatuhan dengan attribute sampling menurut (Jusup 2001 : 401), “Berdasarkan pemahaman tentang struktur pengendalian intern, auditor harus bisa mengidentifikasi atribut-atribut yang berkaitan dengan efektivitas pengendalian yang diuji. Atribut adalah karakteristik dalam populasi yang akan diuji. Atribut harus diidentifikasi untuk setiap pengendalian yang diperlukan guna mengurangi risiko pengendalian atas suatu asersi. Auditor harus cermat dalam menentukan atribut, karena atribut akan menjadi dasar untuk penentuan berikutnya yaitu jumlah deviasi dari pengendalian yang
telah ditetapkan.”
2. Model Attribute Sampling menurut Mulyadi (2001) yaitu:
a. Fixed-Sampling-Size Attribute Sampling
Ditujukan untuk memperkirakan presentase terjadinya mutu
tertentu dalam populasi. Model ini dilakukan jika auditor
melakukan pengujian pengendalian terhadap suatu unsur struktur
pengendalian intern, dan auditor tersebut memperkirakan akan
menjumpai beberapa penyimpangan/kesalahan.
Prosedur pengambilan sampel:
1) Penentuan atribut yang akan diperiksa untuk menguji
(48)
2) Penentuan populasi yang akan diambil sampelnya.
3) Penentuan besarnya sampel.
4) Pemilihan anggota sampel dari seluruh anggota populasi.
5) Pemeriksaan terhadap atribut yang menunjukkan efektifitas
pengendalian intern.
6) Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap atribut sampel.
Menurut Mulyadi (2001:105), model pengambilan sampel ini
adalah model yang paling banyak digunakan dalam pemeriksaan
akuntan. Pengambilan sampel dengan model ini ditujukan untuk
memperkirakan persentase terjadinya mutu tertentu dalam suatu
populasi. Misalnya, dengan model ini akuntan dapat
memperkirakan berapa persen bukti kas keluar (voucher) yang
terdapat dalam populasi tidak dilampiri dengan bukti pendukung
yang lengkap. Model ini terutama digunakan jika akuntan
melakukan pengujian kepatuhan terhadap suatu elemen
pengawasan intern, dan akuntan tersebut memperkirakan akan
menjumpai beberapa penyimpangan (atau kesalahan).
b. Stop-Or-Go Sampling
Metode ini digunakan untuk meyakinkan sesuatu. Model ini dapat
mencegah peneliti mengambil sampel terlalu banyak yaitu dengan
cara menghentikan pengujian secara dini. Model ini digunakan jika
auditor yakin bahwa kesalahan yang diperkirakan dalam populasi
(49)
Prosedur yang harus ditempuh dalam metode ini setelah
menentukan attribute dan populasi adalah sebagai berikut:
1) Menentukan Desire Upper Precision Limit (DUPL) dan tingkat
keandalan
Pada tahap ini akuntan menentukan tingkat keandalan
(reliability level) yang akan dipilih dan tingkat kesalahan
maksimum yang dapat diterima. Tabel yang tersedia dalam
stop-or-go sampling ini menyarankan akuntan untuk memilih
tingkat kepercayaan 90%, 95%, atau 97,5%. Jika kepercayaan
terhadap pengawasan intern cukup besar, umumnya disarankan
untuk tidak menggunakan reliability level kurang dari 95% dan
tidak menggunakan acceptable precision limit lebih besar dari
5%.
2) Menggunakan tabel besarnya sampel minimum untuk
pengujian pengendalian guna menetapkan sampel pertama yang
harus diambil. Setelah tingkat keandalan dan DUPL ditentukan,
langkah selanjutnya menentukan besarnya sampel minimum
yang harus diambil dengan menggunakan bantuan tabel
besarnya sampel minimum untuk pengujian pengendalian.
(Tabel 3:1)
3) Membuat tabel Stop-Or-Go Decision (Tabel 3:2)
Dalam tabel Stop-Or-Go Decision auditor akan mengambil
(50)
melakukan pemeriksaan terhadap sampel minimum yang telah
ditentukan dan tidak ditemukan kesalahan, maka auditor
menghentikan pengambilan sampel dan dapat dikatakan
pengendalian intern yang diperiksa adalah efektif.
4) Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel
Jika AUPL (Achieved Upper Precision Limit) = DUPL (Desire
Upper Precision Limit), maka pengendalian intern dikatakan
efektif. Jika pengambilan sampel sampai dengan 4 kali dan
hasilnya AUPL > DUPL maka pengendalian intern dikatakan
tidak efektif. Dalam keadaan seperti ini peneliti dapat
menggunakan model Fixed-Sample-Size Attribute Sampling
sebagai alternatif untuk melanjutkan pemeriksaan.
c. Discovery Sampling
Digunakan untuk mencari kecurangan-kecurangan (fraud). Model
pengambilan sampel ini sangat cocok digunakan jika tingkat kesalahan
yang diperkirakan dalam populasi sangat kecil (mendekati nol) dan
atribut yang diuji cukup penting.
Prosedur pengambilan sampel dalam model ini:
a. Tentukan atribut yang akan diperiksa
b. Tentukan populasi dan besar populasi yang akan diambil
sampelnya
c. Tentukan tingkat keandalan
(51)
e. Tentukan besarnya sampel
f. Periksa atribut sampel
(52)
37 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yaitu melakukan
penelitian terhadap objek tertentu yang populasinya terbatas sehingga hasil
kesimpulan yang diambil dari penelitian ini hanya berlaku bagi objek yang
diteliti dan berlaku pada waktu tertentu.
B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek penelitian, meliputi:
a. Koordinator CUBG KK Yogyakarta
b. Bagian kredit
c. Bagian kasir
2. Objek penelitian, meliputi:
a. Prosedur-prosedur yang diterapkan dalam pemberian kredit CU
b. Dokumen dan catatan yang digunakan
C. Tempat dan Waktu penelitian 1. Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada Credit Union Bererod Gratia KK
Yogyakarta di Jl. Babarsari TB. 17/6A Caturtunggal, Depok, Sleman,
Yogyakarta.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilakukan selama bulan Januari hingga Maret 2014 di
(53)
D. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian yaitu lima dokumen pemberian kredit dari 135 peminjam
dari Januari – Maret 2014 yang terdapat pada CUBG KK Yogyakarta. Sampel yang diambil dari penelitian ini sebanyak 60 sampel dari 135 peminjam yang
mengajukan pinjaman. Pengambilan sampel dilakukan secara acak yaitu
penulis membuat range dari besarnya jumlah pinjaman di setiap pinjaman
serta tidak menurut jenis pinjaman maupun tanggal pengajuan pinjaman.
E. Data yang dibutuhkan
1. Sejarah dan gambaran umum CU
2. Bagan organisasi
3. Deskripsi jabatan
4. Prosedur permohonan kredit
5. Prosedur penyidikan dan analisis kredit
6. Prosedur pengambilan keputusan kredit
7. Prosedur pencairan kredit
8. Prosedur administrasi kredit
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara
Teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung untuk
memperoleh informasi dari sumber yang bersangkutan atau bagian yang
berwenang yang berhubungan dengan tujuan penelitian, untuk
mengetahui:
(54)
b. Sistem pengendalian perusahaan, khususnya pada sistem pemberian
kredit
c. Prosedur pemberian kredit pada perusahaan
d. Dokumen-dokumen yang digunakan.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melihat
arsip, berkas dan catatan-catatan yang ada di CU. Dokumentasi
dibutuhkan untuk memperoleh informasi data mengenai prosedur dan
dokumen permohonan kredit, prosedur dan dokumen pencarian kredit,
dan dokumen administrasi kredit.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analasis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan
yang pertama yaitu bagaimana prosedur sistem pemberian kredit yang
terdapat pada CUBG dan menjawab permasalah kedua apakah pengendalian
intern prosedur pemberian kredit yang terdapat pada CUBG sesuai dengan
unsur pengendalian intern menurut COSO yaitu dengan menggunakan teknik
analisis deskriptif.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan pertama
dan kedua dengan teknik analisis deskriptif adalah:
a. Mendeskripsikan prosedur-prosedur pemberian kredit yang ada pada
CU.
b. Mendeskripsikan kesesuaian prosedur pemberian kredit yang terdapat
(55)
Untuk menjawab permasalahan ketiga yaitu apakah sistem pengendalian
intern pemberian kredit yang dilaksanakan oleh CUBG sudah efektif,
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menganalisis sistem pemberian kredit yang diterapkan CUBG.
b. Menganalisis pelaksanaan pengendalian intern dalam prosedur
pemberian kredit yang diterapkan.
c. Menganalisis penilaian efektivitas sistem pengendalian intern yang
dilakukan dengan metode stop-or-Go Sampling.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
1) Menentukan attributte yang akan diperiksa untuk menguji
efektivitas pengendalian intern.
a) Attributte I : atribut yang digunakan untuk diperiksa
adalah pemberian tanda tangan/otorisasi dari pejabat yang
berwenang sebagai tanda bahwa dokumen permohonan
pinjaman tersebut adalah valid dan sudah diarsipkan.
b) Attribute II : atribut yang digunakan untuk diperiksa
adalah kelengkapan dokumen dengan adanya
dokumen-dokumen pendukung yang diperlukan. Dokumen putusan
kredit sebagai dokumen utama yaitu Surat Permohonan
Kredit dan Memorandum Analisis Kredit sebagai dokumen
(56)
c) Attributte III : atribut yang digunakan untuk diperiksa
adalah kesesuaian informasi antara dokumen yang satu
dengan dokumen yang lain.
2) Menentukan populasi yang akan diambil sampelnya
Dalam penelitian ini, yang akan dijadikan populasi adalah
dokumen-dokumen dalam pemberian kredit pada CUBG KK
Yogyakarta.
3) Menentukan DUPL dan tingkat keandalan (R%)
Tingkat keandalan atau confidence level factor pada R sebesar
95% dan DUPL sebesar 5%. Tingkat keandalan atau R sebesar
95% berarti terdapat risiko sebesar 5% dalam mempercayai
sistem pengendalian intern yang sebenarnya tidak efektif.
4) Menentukan sampel yang harus diambil menurut besarnya tabel sampel minimum.
Tabel 3.1
Tabel Besarnya Sampel Minimum Untuk Pengujian Pengendalian
Acceptable Uper Precision Limit
Besarnya sampel atas dasar pengujian pengendalian
90% 95% 97.5%
10% 24 30 37
9% 27 34 42
8% 30 38 47
7% 35 43 53
6% 40 50 62
5% 48 60 74
4% 60 75 93
3% 80 100 124
2% 12 150 185
(57)
5) Memilih anggota sampel dari seluruh anggota populasi secara
acak.
Agar setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama
untuk dipilih menjadi sampel anggota, maka pemilihan sampel
dari keseluruhan anggota populasi harus dilakukan secara acak.
Sampel yang diambil ini sebanyak 60. Sampel ini diambil dengan
tujuan untuk memperkirakan besarnya DUPL.
6) Pemeriksaan terhadap attribute yang menunjukkan efektivitas
pengendalian intern.
Dalam pengujian kepatuhan, atribut yang sudah ditentukan di
atas diuji apakah ketiga atribut tersebut ada pada sampel yang
diambil.
7) Membuat tabel Stop-or-Go Decision
Tabel stop-or-go decision berisi informasi tentang jumlah sampel
awal dan tindakan yang harus diambil jika terdapat kesalahan.
Adapun langkah-langkah untuk menyusun stop-or-go decision
(58)
Tabel 3.2
Tabel Stop-or-Go Decision Langkah Besarnya
sampel kumulatif yang digunakan Berhenti jika kesalahan kumulatif yang terjadi sama dengan Lanjutkan ke langkah berikutnya jika keslahan yang terjadi sama dngan Lanjutkan ke langkah 5 jika kesalahan paling tidak sebesar
1 60 0 1 4
2 96 1 2 4
3 126 2 3 4
4 156 3 4 4
Sumber: Pemeriksaan Akuntansi, Mulyadi
Langkah 1
Jika pemeriksaan terhadap 60 sampel tersebut tidak ditemukan
kesalahan atau DUPL = AUPL, maka pengambilan sampel
dihentikan. AUPL dihitung dengan menggunakan rumus:
AUPL=
Menurut tabel 3.3, confidence level factor pada R = 95% dan tingkat
keandalan = 0 adalah 3, maka AUPL = 3/60 adalah 5%. Jika
kesalahan yang dijumpai = 0 dan DUPL = AUPL maka
(59)
Tabel 3.3
Attribute Sampling for Determining Stop-or-Go Sample Size and Upper Precision Limit Population Occurance Rate Base on Sample Result
Number of Occurance
Confidence Levels 90% 95% 97.5%
0 2.4 3.0 3.7
1 3.9 4.8 5.6
2 5.4 6.3 7.3
3 6.7 7.8 8.8
4 8.0 9.2 10.3
5 9.3 10.6 11.7
6 10.6 11.9 13.1
7 11.8 13.2 14.5
- - - -
- - - -
51 61.5 64.5 67.0
Sumber: Pemeriksaan Akuntansi, Mulyadi
Langkah 2
Jika kesalahan yang dijumpai dalam pemeriksaan anggota sampel
= 1 maka confidence level factor pada R = 95% adalah 4,8 dan
AUPL = 4,8/60 adalah 8%. Karena AUPL > DUPL maka perlu
mengambil sampel tambahan dengan rumus:
Sample Size =
Besar sampel dihitung sebagai berikut 4,8/5% = 96. Angka besarnya
sampel kemudian dicantumkan dalam kolom “besarnya sampel kumulatif yang digunakan” pada baris langkah 2.
(60)
Jika kesalahan yang dijumpai dalam pemeriksaan terhadap 96
anggota sampel = 1, maka AUPL = 4,8/96 adalah 5%. Karena
AUPL = DUPL, maka pengambilan sampel dihentikan.
Langkah 3
Jika pemeriksaan terhadap 96 anggota sampel pada langkah 2
ditemukan dua kesalahan maka perlu diambil sampel tambahan.
Besarnya sampel dihitung sebagai berikut 6,3/5% = 126. Angka
besarnya sampel ini kemudian dimasukkan ke dalam kolom
”besarnya sampelkumulatif yang digunakan” pada baris langkah 3.
Jika 126 anggota sampel tersebut hanya terdapat dua kesalahan,
maka AUPL = 6,3/126 adalah 5%. Karena AUPL = DUPL maka
pengambilan dihentikan.
Langkah 4
Jika dalam pemeriksaan terhadap 126 anggota sampel ditemukan
tiga kesalahan atau penyimpangan, maka harus diambil sampel
tambahan. Besarnya sampel dihitung sebagai berikut 7,8/5% adalah
156. Angka besarnya sampel ini kemudian dimasukkan ke dalam
kolom ”besarnya sampel kumulatif yang digunakan” pada baris langkah 4.
Jika 156 anggota sampel tersebut hanya terdapat tiga kesalahan,
(61)
intern adalah efektif, dan akuntan akan menghentikan pengambilan
sampelnya karena AUPL = DUPL. Namun jika dari 156 anggota
sampel tersebut akuntan menemukan 4 kesalahan maka AUPL
menjadi sebesar 5,9% (9,2/156). Dalam keadaan ini akuntan beralih
ke langkah kelima, yaitu mengambil kesimpulan bahwa elemen
sistem pengawasan intern yang diperiksanya tidak dapat dipercaya
atau akuntan dapat menggunakan fixed-sample-size-attribute
sampling sebagai alternatif.
8) Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel
Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel dilakukan dengan cara
membandingkan antara tingkat kesalahan maksimum yang dapat
diterima (DUPL) dengan tingkat kesalahan yang dicapai (AUPL).
Apabila AUPL = DUPL, dapat disimpulkan bahwa pengendalian
intern efektif. Tetapi bila AUPL > DUPL, maka dapat disimpulkan
(62)
47 BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya CU Bererod Gratia
CU Bererod Gratia didirikan tanggal 15 Mei 2006 di Jakarta. Kata
”Bererod” diambil dari bahasa Betawi yang berarti beriringan dan ”Gratia” dari bahasa Latin yang artinya rahmat. Dari asal kata tersebut diharapkan
melalui CUBG secara bersama-sama memperoleh Rahmat.
Berangkat dari pesta persaudaraan yang bertepatan dengan pesta Natal
dan Tahun Baru keluarga besar karyawan-karyawati KWI tahun 2002.
Pada pertemuan tersebut diusulkan pentingnya kebersamaan yang
berkesinambungan yang saling menyejahterakan. Kebersamaaan tersebut
dapat diwadahi dalam gerakan koperasi dengan mengundang nara sumber
penggerak CU dari Probolinggo untuk menyosialisasikan tentang “Apa itu CU, Bagaimana membangun dan mengembangkan CU, Apa kelebihan dan
keuntungan dengan gerakan CU?”
Menindaklanjuti pembicaraan demi pembicaraan tentang gerakan CU,
pada Selasa 21 Maret 2006 PSDM KWI Romo Maryo SJ mempersilahkan
untuk mengadakan sosialisasi CU di tengah karyawan-karyawati KWI.
Dalam pelaksanaannya difasilitasi oleh Pak Abbat Eliass SE, Bernard
Situngkir dari Induk Koperasi Kredit dengan moderator oleh Romo
Bijanta CM selaku sekretaris Komisi PSE KWI.
Untuk memantapkan gerak langkah dalam ber-CU beberapa karyawan
(63)
Samarinda 21-23 April 2006. Dalam RAT tersebut diikuti oleh banyak
anak muda sekitar 200 orang lebih. Partisipasi mereka dalam diskusi dan
mengkritisi pertumbuhan CU di BK3D Kalimantan memberikan gambaran
bahwa peran mereka dalam membangun ekonomi kerakyatan ke depan
sangat besar.
Akhirnya tokoh-tokoh KWI memberanikan diri untuk memulai
dengan mengadakan Renstra CU pada tanggal 11-14 Mei 2006. Renstra
difasilitasi oleh tim BK3D Kalimantan yang dipimpin Bapak A. R. Mecer.
Peserta sekitar 30 orang karyawan-karyawati KWI dan beberapa
perwakilan dari tempat lain.
Badan hukum CUBG yaitu Badan Hukum Nomor :
631/BH/Meneg.l/VII/2007 dan dengan visi, menjadi lembaga keuangan
masyarakat megapolitan yang unggul dan profesional berdasarkan
nilai-nilai dan prinsip-prinsip CU. Misi yang dilakukan CUBG adalah
menyejahterakan anggota melalui pendidikan dan penyadaran melawan
perilaku komsumtif, mentalitas wirausaha, dan pelayanan keuangan yang
unggul dan profesional. CUBG diharapkan menjadi solusi atas
permasalahan keuangan anggota dengan cara Menolong Anggota Untuk
(64)
B. Visi dan Misi CU Bererod Gratia 1. Visi CUBG
Menjadi gerakan CU terpercaya dan profesional menuju masyarakat
mandiri dan sejahtera.
2. Misi CUBG
a. Mengelola CUBG secara transparan dan akuntabel.
b.Memberikan pendidikan dan pelatihan berkesinambungan kepada
pengelola.
c. Memberikan pendidikan dan pendampingan tentang pengelolaan
keuangan dan kewirausahaan.
d. Menciptakan produk inovatif sesuai kebutuhan anggota.
e. Membangun kerjasama dengan berbagai pihak untuk
(65)
C. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas 1. Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Credit Union Bererod Gratia TP Yogyakarta Sumber : DIKSAR 2013
2. Uraian Tugas
a) Koordinator TP/KK
a. Uraian Tugas
1) Memeriksa, menyusun serta membuat laporan semua
transaksi keuangan secara akurat baik secara harian,
mingguan maupun bulanan.
2) Membuat dan bertanggungjawab atas laporan keuangan
bulanan dan statistik bulanan (LKSB), serta menjaga
Struktur Organisasi TP Yogyakarta
Koordinator
Bagian Kasir Bagian Kredit
(66)
analisa rasio keuangan (PEARLS) dan melaporkannya
kepada kantor pusat paling lambat tanggal 5 setiap bulan.
3) Bersama bagian Kasir melakukan perhitungan kas fisik
minimal 1 kali dalam seminggu dan dibuat Berita Acara
yang diketahui oleh Penanggungjawab Tempat Pelayanan.
4) Memberikan persetujuan atas proses pencairan pinjaman di
tingkat cabang dalam jumlah yang menjadi wewenangnya
setelah dibicarakan bersama bagian kredit.
5) Melakukan pemantauan terhadap pinjaman lalai dari
anggota dan bekerja sama dengan bagian kredit dan bagian
lainnya, dalam hal ini kasir dalam mencari solusi guna
menekan angka pinjaman lalai.
6) Bersama bagian kredit melaksanakan penyitaan agunan
kredit lalai dan mengeksekusinya.
7) Memastikan hasil dari eksekusi kredit lalai di tingkat
tempat pelayanan dapat menekan tingginya angka kredit
lalai (analisa rasio keuangan PEARLS).
8) Mengkoordinasi dan mendelegasikan tugas kepada staf
guna peningkatan kinerja dan mutu pelayanan di tempat
pelayanan.
9) Memberikan persetujuan sehubungan dengan permohonan
cuti, izin dan absensi staf dimasing-masing tempat
(67)
10)Melakukan penilaian kinerja staf di tingkat tempat
pelayanan yang bertujuan untuk pengembangan staf dan
sebagai rekomendasi kepada Manager untuk proses
penyesuaian gaji.
11)Membangun dan mengembangkan sistem/mekanisme kerja
yang efektif dan efisien di unit pelayanan.
12)Memotivasi staf agar bekerja penuh semangat, bertanggung
jawab, berdedikasi, jujur, loyal, penuh keberanian, kreatif
dan berinisiatif untuk kemajuan tempat pelayanan.
13)Menegakkan disiplin dan etos kerja yang tinggi dan
menjadi teladan bagi staf tempat pelayanan.
14)Menyusun dan melaksanakan perencanaan kegiatan CUBG
(RKAPB) di masing-masing tempat pelayanan setiap tahun
agar berjalan dengan baik dan berkelanjutan.
15)Menjalankan Instruksi dari atasan.
b. Wewenang dan Tanggung Jawab
1. LKSB sudah selesai paling lama 5 hari setelah tutup buku.
2. Mengusahakan agar modal lembaga minimal 10 % dari
pasiva.
3. Menjaga agar pinjaman lalai berada di bawah 5% dari
(68)
4. Menjaga agar aset-aset yang tidak menghasilkan (biaya
dibayar di muka, aktiva tetap) selalu berada di bawah 5%
dari total asset.
5. Menjaga likuiditas agar selalu berada pada 10-20% dari
asset.
6. Membuka akses yang seluas-luasnya untuk
audit/pengawasan.
7. Memberikan laporan yang diperlukan oleh Manager.
8. Menjaga dan memelihara semua kekayaan lembaga.
b) Bagian Kredit
a. Uraian Tugas
1) Melakukan proses pemasaran kredit sesuai dengan pola
kebijakan dan Standar Operasional Prosedur.
2) Memberikan pelayanan kredit kepada calon pemimjam dan
bertindak sebagai konsultan keuangan (financial planer)
berdasarkan Anggaran Belanja Keluarga untuk pinjaman
konsumtif dan cash flow untuk pinjaman produktif dan modal
kerja.
3) Menerima dan memeriksa kelengkapan administrasi dan
data-data surat permohonan pinjaman yang diajukan oleh anggota
sesuai Poljak (Pola Kebijakan) dan program kerja.
4) Melakukan proses analisa kredit secara efektif (wawancara
(69)
pengambilan keputusan atas permohonan pinjaman
berdasarkan TUKKEPAR/5C.
5) Melakukan survei lapangan untuk menilai kelayakan
penjamin dan barang jaminan.
6) Melakukan kerja sama dengan pihak Notaris.
7) Melakukan konsultasi dan memberikan rekomendasi kepada
koordinator untuk pengambilan keputusan (disetujui atau
tidaknya) permohonan pinjaman.
8) Memberitahukan kepada pemohon atas keputusan
permohonan pinjaman.
9) Bila permohonan disetujui, berkoordinasi dengan Koordinator
dan bagian kasir menetapkan jadwal pencairan.
10)Mencari masukan dari staf yang lain guna mendukung
rekomendasi kepada Koordinator dalam pengambilan
keputusan.
11)Melakukan pengawasan pinjaman yang sudah cair dan
evaluasi atas perkembangan pinjaman secara periodik.
12)Memastikan penggunaan pinjaman pasca pencairan sesuai
dengan tujuan pinjaman yang di ajukan.
13)Memastikan semua angsuran pinjaman berjalan sesuai dengan
(70)
14)Menginformasikan pada peminjam angsuran yang hampir
jatuh tempo, dan penagihan angusuran yang telah jatuh
tempo.
15)Membuat laporan tentang pinjaman lalai dan bersama
koordinator mencari solusi penyelesaian masalah termasuk di
dalamnya melakukan penjadwalan ulang proses pembayaran
angsuran sesuai yang disepakati atau eksekusi agunan kredit.
16)Bersama koordinator TP melaksanakan eksekusi agunan
kredit di masing-masing TP dan melaporkannya kepada
manager dan pengurus.
17)Bersama koordinator dan Kabag Kredit melakukan penyitaan
dan eksekusi barang jaminan. Apabila peminjam sudah tidak
ada kemampuan/kemauan untuk mengangsur pinjamannya.
18)Mendokumentasikan (pengarsipan) semua aplikasi pengajuan
pinjaman anggota.
19)Mendokumentasikan barang-barang jaminan.
20)Membuka akses seluas-luasnya untuk keperluan
audit/pengawasan.
21)Melaksanakan instruksi atasannya
b. Wewenang dan Tanggung Jawab
1. Mengupayakan agar pinjaman beredar berada pada 70-80%
(71)
2. Mengupayakan agar peminjam lalai berada di bawah 5%
dari pinjaman beredar.
3. Melaksanakan proses kredit sesuai Pola Kebijakan
(POLJAK) dan Standar Operasional Prosedur.
c) Bagian Kasir
a. Uraian Tugas
1) Melakukan proses penerimaan setoran atau penarikan uang
tunai dari anggota dan transaksi non-tunai (setoran bank, slip
memo) dengan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.
2) Mengeluarkan uang untuk kebutuhan belanja operasional,
setoran ke bank atau instansi lainnya atas pengetahuan atau
persetujuan koordinator.
3) Mencairkan klaim Jalinan/Solduta yang telah disetujui kepada
anggota.
4) Membantu Koordinator TP/KK menyiapkan data-data
Laporan Keuangan.
5) Mentransaksikan pencairan pinjaman yang sudah disetujui.
6) Bersama-sama dengan Koordinator TP/KK, memastikan
ketersediaan kas fisik untuk transaksi harian, melakukan
perhitungan kas fisik akhir hari dan mencatatnya dalam Buku
Kas Harian.
7) Membantu memberi informasi kepada Koordinator/bagian
(72)
8) Ikut serta secara aktif melakukan perekrutan calon anggota
untuk perkembangan TP dan berpartisipasi dalam
penyelenggaraan pendidikan dasar.
9) Memberikan pelayanan yang berkualitas kepada calon
anggota dan anggota.
10)Mengarsipkan dan menyimpan data transaksi secara
sistematis.
11)Menjalankan instruksi dari atasan.
b. Wewenang dan Tanggung Jawab
1) Mengganti kerugian sebagai akibat dari kekeliruan atau
kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya.
2) Memastikan segala kelengkapan menjadi anggota.
3) Memastikan ketersediaan form Slip Uang Masuk (SUM) dan
Slip Uang Keluar (SUK) dan kredit dan mengajukan
permintaan kepada Koordinator bila hampir habis.
D. Aktifitas Perusahaan 1. Syarat menjadi anggota:
a. Mengisi formulir permohonan menjadi anggota
b. Melampirkan:
1. Fotokopi KTP 2 lembar
2. Fotokopi Kartu Keluarga 1 lembar
3. Fotokopi Surat Nikah 1 lembar
(73)
c. Cara pembayaran:
1. Cara 1 : Membayar tunai sebesar Rp 1.460.000,-
2. Cara 2 : Membayar tunai sebesar Rp 371.000,- dan
Pinjaman Kapitalisasi sebesar Rp 1.100.000,-
Tabel 4.1 Cara Pembayaran Menjadi Anggota Sumber : DIKSAR 2013
TUNAI KAPITALISASI
a
. Uang pangkal 250.00
25.000
b
. Simpanan Saham 1.000.000
- c
. Simpanan Wajib
20.000
20.000
d
. Simpanan Megapolitan
100.000
- e
. Simpanan Pagan
25.000
25.000
f
. Kontribusi DIKSAR
50.000
50.000
g
. Kontribusi gedung
200.000
200.000 h
. Dana Solduta
40.000
40.000
i
. Jaspel (1%) -
11.000
JUMLAH 1.460.000
371.000
Rincian pinjaman kapitalisasi:
a. Simpanan Pokok = Rp 1.000.000
b. Simpanan Megapolitan = Rp 100.000
(74)
2. Aktivitas-aktifitas di CUBG antara lain:
1. Simpanan
Di CUBG terdapat beberapa jenis simpanan, yaitu:
a. Simpanan Saham
Simpanan saham terdiri dari simpanan pokok Rp 1.000.000,- dan
simpanan wajib (dibayar setiap bulan). Balas jasa simpanan saham
(BJS) 6% per tahun, dilindungi program JALINAN BKCU
Kalimantan. Simpanan saham tidak dapat ditarik selama menjadi
anggota.
b. Simpanan Megapolitan
Simpanan megapolitan adalah simpanan guna mengembangkan
uang untuk dana abadi di masa tua. Setoran pertama minimal Rp
100.000,- dan maksimal Rp 5.000.000,- per bulan. Saldo
simpanan maksimal Rp 100.000.000,- Balas jasa simpanan (BJS)
11% per tahun, BJS 3% jika tidak menyetor minimal Rp 5.000,-
BJS 0% jika ada penarikan pada bulan bersangkutan, simpanan
dilindungi Program JALINAN BKCU Kalimantan. BJS
dibukukan setiap akhir bulan.
c. Simpanan Pagan
Simpanan harian adalah simpanan guna memudahkan anggota
melakukan transaksi harian. Setoran pertama minimal Rp 25.000,-
(75)
akhir bulan, simpanan tidak dilindungi Program JALINAN BKCU
Kalimantan.
d. Simpanan Pundi Gratia
Simpanan pundi gratia adalah simpanan berjangka:
1) BJS 6% untuk jangka waktu 3 bulan.
2) BJS 7% untuk jangka waktu 6 bulan.
3) BJS 8% untuk jangka waktu 12 bulan.
Setoran minimal Rp 500.000,- maksimal Rp 100.000.000,- biaya
administrasi Rp 20.000,- BJS dibukukan pada saat jatuh tempo ke
Simpanan Pagan. Simpanan tidak dilindungi Program JALINAN
BKCU Kalimantan. Denda 3% jika pencairan sebelum jatuh
tempo.
e. Simpanan Multiguna
Simpanan untuk rencana pinjaman perumahan dan kendaraan.
Balas jasa simpanan sebesar 6% per tahun. Simpanan tidak wajib
diikuti oleh anggota. BJS dibukukan setiap akhir bulan. Saldo
minimal simpanan Rp 50.000,-. Tidak dilindungi program Jalinan
BKCU Kalimantan. Setoran tunai minimal Rp 5.000,- maksimal
Rp 10.000,- per bulan. Tidak menabung BJS 0% di bulan
bersangkutan. Simpanan bisa digunakan sebagai jaminan
pinjaman kendaraan dan perumahan. Biaya buka/tutup rekening
(76)
f. Simpanan Pendidikan
Simpanan untuk merencanakan pendidikan di masa mendatang.
Balas jasa simpanan 6% per tahun.
1) Simpanan tidak wajib diikuti oleh anggota.
2) Membuka simpanan dengan perjanjian jangka waktu minimal
6 bulan.
3) BJS dibukukan setiap akhir bulan.
4) Setoran pertama minimal Rp 50.000,-
5) Setoran tetap per bulan Rp 25.000,- sampai Rp 1.000.000,-
jika tidak setor sesuai rencana (minimal Rp 25.000,-) maka
BJS dihitung berdasarkan saldo awal.
6) Tidak dilindungi program Jalinan Kasih BKCU Kalimantan.
7) Penarikan simpanan sebelum jatuh tempo dikenai biaya
administrasi 6% dari jumlah penarikan.
8) Biaya buka/tutup rekeningRp 10.000,-
2. Pinjaman
Di CUBG terdapat beberapa jenis pinjaman, yaitu:
a. Pinjaman Kapitalisasi
Pinjaman kapitalisasi ini untuk ditabung.
1) BJP 1,75% per bulan menurun, angsuran tetap/menurun.
2) Minimal pinjaman Rp 1.100.000,- untuk anggota baru.
3) Maksimal pinjaman Rp 25.000.000,- untuk anggota lama.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)