Evaluasi sistem pemberian kredit : studi kasus di Credit Union Dharma Bakti Yogyakarta.

(1)

xiv ABSTRAK

EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus di Credit Union Dharma Bakti

Yogyakarta

Gregorius Catur Seno Aji NIM : 10 2114 054 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Tujuan dari penelitian yaitu untuk menilai apakah sistem pemberian kredit yang terdapat di Credit Union sudah baik berdasarkan teori sistem pemberian kredit dan peraturan yang ditetapkan.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus di Credit Union Dharma Bakti yang dilaksanakan selama bulan April - Mei 2014.Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan metode wawancara dan dokumentasi.Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan yaitu teknik analisis deskriptif komparatif. Deskriptif untuk mendeskripsikan bagian yang terkait, formulir dan slip dan prosedur pemberian kredit yang digunkan dalam proses pemberian kredit. Komparatif untuk membandingkan praktik sesungguhnya dengan teori yang ada.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa praktik sistem pemberian kredit di CU Dharma bakti sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari kesesuaian antara praktik yang dijalankan dengan teori sistem pemberian kredit, dan peraturan yang ditetapkan.


(2)

xv ABSTRACT

THE EVALUATION OF CREDIT ISSUE SYSTEM A Case study on Credit Union Dharma Bakti

Yogyakarta

Gregorius Catur Seno Aji NIM: 102114054 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

The aim of this study is to investigate whether the credit issue system in Credit Union Dharma Bakti had been good based on credit issue system theory and regulations set.

This research is a case study in the Credit Union Dharma Bakti held during the month of April - Mei 2014. Data collection techniques were interview and documentation. Data analysis techniques were descriptive and comparative. Descriptive to describe the relevant parts, form and slip, and procedures are used mainly in the credit issue process. Comparative to compare actual practice with existing theories.

It can be concluded that the practice of credit issue system in Credit Union Dharma Bakti is good. It can be seen from the suitability between the implemented practice with credit issue system theory, and regulations set.


(3)

EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus di Credit Union Dharma Bakti

Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

:

Oleh :

Gregorius Catur Seno Aji NIM : 102114054

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus di Credit Union Dharma Bakti

Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

:

Oleh :

Gregorius Catur Seno Aji NIM : 102114054

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

014

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus

Bunda Maria

Bapakku Basilius Triwiyono

Ibuku Agatha Suparjiyah

Kakakku Chatarina Ria Puspitasari,

Yusup Agung Paska Kesuma,

Angelina Asih Pratiwi


(8)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN EKONOMI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertandatangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus di Credit Union Dharma Bakti Yogyakarta

dan diajukan untuk diuji pada tanggal 25 November 2014 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah olah sebagai tulisan saya dan atau tidak terdapat bagaian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 27 Februari 2015 Yang membuat pernyataan


(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Gregorius Catur Seno Aji

Nomor Mahasiswa : 10 2114 054

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus di Credit Union Dharma Bakti Yogyakarta

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelilanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 27 Februari 2015

Yang menyatakan


(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian penulis.

2. M. Trisnawati Rahayu, M.Si., Akt., QIA selaku pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Yosep F Semana, SH selaku General Manager CU Dharma Bakti yang telah

memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

4. Segenap karyawan Credit Union Dharma Bakti, khususnya mbak Evi yang telah banyak membantu memberikan informasi serta mencarikan data yang dibutuhkan.

5. Orangtua penulis, Bapak Basilius Triwiyono dan Ibu Agatha Suparjiah yang selalu berusaha memperhatikan, memberi semangat, serta doanya kepada penulis.


(11)

viii

6. Kakakku Chatarina Ria Puspitasari, Yusup Agung Paska Kesuma, dan Angelina Asih Pratiwi yang selalu memberi semangat kepada penulis. 7. Teman-temanku: Mbak Berna, Tere, Opik, Samuel, Violita, Mas Felix, yang

selalu memberi semangat dan nmemberi masukan dalam diskusinya selama ini.

8. Anitya Wahyu Hapsari yang tak pantang menyerah mendengar keluh kesah dan berada dalam suka maupun duka.

9. Keluarga Besar Kartopawiro dan Keluarga Besar Waginah.

10. Teman-teman mahasiswa Akuntansi angkatan 2010 khususnya kelas B atas kebersamaan yang telah kita lalui bersama selama ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta,27 Februari 2015


(12)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI .... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

ABSTRAK ... xiv

ABSTRACT ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Batasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian... 3

E. Manfaat Penelitian... 3

F. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Sistem ... 6

1. Pengertian Sistem ... 6

2. Karakteristik Sistem ... 7

3. Tujuan Sistem ... 8

4. Pengembangan Sistem ... 9

5. Alasan Pengembangan Sistem ... 9

B. Sistem Pemberian Kredit ... 10

1. Pengertian Sistem Pemberian Kredit ... 10

2. Komponen dalam Sistem Pemberian Kredit ... 11

3. Gambaran Proses Pemberian Kredit ... 29

C. Kredit ... 32

1. Pengertian Kredit ... 32

2. Unsur-unsur Kredit ... 33

3. Fungsi Kredit ... 34

4. Jenis-jenis Kredit ... 36

5. Tujuan Kredit... 39

D. Koperasi ... 39

1. Pengertian Koperasi... 39

2. Prinsip Koperasi ... 40

3. Bentuk Koperasi ... 40


(13)

x

E. Credit Union ... 42

1. Pengertian Credit Union ... 42

2. Prinsip-prinsip Credit Union ... 43

3. Nilai-nilai Credit Union ... 44

4. Pilar Credit Union ... 41

F. Sistem Pengendalian Intern ... 45

1. Deskripsi Kegiatan Pokok ... 45

2. Tujuan Pokok Sistem Pengendalian Intern... 48

3. Unsur-unsur Sistem pengendalian Intern ... 48

G. Bagan Alir (Flowchart) ... 51

1. Pengertian Flowchart ... 51

2. Jenis-jenis Bagan Alir... 51

BAB III METODE PENELITIAN... 54

A. Jenis Penelitian ... 54

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 54

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 54

D. Data yang Diperlukan... 55

E. Metode dan Desain Penulisan ... 56

F. Teknik Pengumpulan Data ... 56

G. Teknik Analisis Data ... 58

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 62

A. Sejarah Berdirinya CU Dharma Bakti ... 60

B. Visi dan Misi Credit Union ... 63

C. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 64

D. Jenis Pelayanan ... 68

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 71

A. Deskripsi Data ... 71

1. Deskripsi Kegiatan Pokok ... 72

2. Bagian yang Terkait dengan Sistem Pemberian Kredit Di CU Dharma Bakti ... 72

3. Formulir dan Slip yang Digunakan dalam Sistem Pemberian Kredit di CU Dharma Bakti... 75

4. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pemberian Kredit di CU Dharma Bakti ... 78

B. Analisis Data ... 92

1. Bagian yang Terkait dalam Sistem Pemberian Kredit ... 92

2. Formulir dan Slip yang Digunakan dalam Sistem Pemberian Kredit di CU Dharma Bakti... 93

3. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pemberian Kredit ... 95

C. Pembahasan ... 98

1. Berdasarkan Kesesuaian Praktik yang Dijalankan dengan Teori Sistem Pemberian Kredit ... 98


(14)

xi

2. Berdasarkan Kesesuaian Praktik yang Dijalankan dengan Peraturan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Nomor: 19/Per/M.KUKM/XI Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh

Koperasi ... 99

BAB VI PENUTUP ... 100

A. Simpulan... 100

B. Keterbatasan Penelitian ... 100

C. Saran ... 100

Daftar Pustaka ... 101


(15)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Simbol Bagan Alir (Flowchart) ... 52 Tebel 3.1 Bagian yang Terkait dalam Sistem Pemberian Kredit ... 59 Tabel 3.2 Formulir dan Slip yang Digunakan dalam Sistem

Pemberian Kredit ... 60 Tabel 3.3 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pemberian

Kredit ... 60 Tabel 5.1 Perbandingan Kajian Teori Tentang Bagian yang Terkait

dalam Sistem Pemberian Kredit dengan yang ada di

CU Dharma Bakti ... 92 Tabel 5.2 Perbandingan Kajian Teori Tentang Formulir dan Slip yang

Digunakan dalam Sistem Pemberian Kredit dengan yang

ada di CU Dharma Bakti ... 94 Tabel 5.3 Perbandingan Kajian Teori Tentang Jaringan Prosedur yang

Membentuk Sistem Pemberian Kredit dengan yang ada

Di CU Dharma Bakti ... 96


(16)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bagan Organisasi Bidang Perkreditan ... 13

Gambar 2.2 Manual Prosedur Pengajuan Kredit... 19

Gambar 2.3 Manual Prosedur Analisis Kredit ... 20

Gambar 2.4 Manual Prosedur Keputusan Kredit ... 21

Gambar 2.5 Manual Prosedur Pencairan Kredit ... 22

Gambar 2.6 Tujuan Pokok Sistem Pengendalian Intern ... 48

Gambar 4.1 Struktur Organisasi CU Dharma Bakti... 65

Gambar 5.1 Bagan Alir Prosedur Permohonan Kredit di CU Dharma Bakti ... 82

Gambar 5.2 Bagan Alir Prosedur Analisis Kredit di CU Dharma Bakti .... 83

Gambar 5.3 Bagan Alir Prosedur Keputusan Kredit di CU Dharma Bakti ... 84

Gambar 5.4 Bagan Alir Prosedur Perjanjian Kredit di CU Dharma Bakti ... 85


(17)

xiv ABSTRAK

EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus di Credit Union Dharma Bakti

Yogyakarta

Gregorius Catur Seno Aji NIM : 10 2114 054 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Tujuan dari penelitian yaitu untuk menilai apakah sistem pemberian kredit yang terdapat di Credit Union sudah baik berdasarkan teori sistem pemberian kredit dan peraturan yang ditetapkan.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus di Credit Union Dharma Bakti yang dilaksanakan selama bulan April - Mei 2014.Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan metode wawancara dan dokumentasi.Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan yaitu teknik analisis deskriptif komparatif. Deskriptif untuk mendeskripsikan bagian yang terkait, formulir dan slip dan prosedur pemberian kredit yang digunkan dalam proses pemberian kredit. Komparatif untuk membandingkan praktik sesungguhnya dengan teori yang ada.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa praktik sistem pemberian kredit di CU Dharma bakti sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari kesesuaian antara praktik yang dijalankan dengan teori sistem pemberian kredit, dan peraturan yang ditetapkan.


(18)

xv ABSTRACT

THE EVALUATION OF CREDIT ISSUE SYSTEM A Case study on Credit Union Dharma Bakti

Yogyakarta

Gregorius Catur Seno Aji NIM: 102114054 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

The aim of this study is to investigate whether the credit issue system in Credit Union Dharma Bakti had been good based on credit issue system theory and regulations set.

This research is a case study in the Credit Union Dharma Bakti held during the month of April - Mei 2014. Data collection techniques were interview and documentation. Data analysis techniques were descriptive and comparative. Descriptive to describe the relevant parts, form and slip, and procedures are used mainly in the credit issue process. Comparative to compare actual practice with existing theories.

It can be concluded that the practice of credit issue system in Credit Union Dharma Bakti is good. It can be seen from the suitability between the implemented practice with credit issue system theory, and regulations set.


(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia mengalami perlambatan ekonomi pasca krisis global di tahun 2008. Hal ini akan berdampak pada tingkat pengangguran dan kemiskinan di Indonesia. Lembaga keuangan berperan untuk membantu permasalahan ekonomi yang dihadapi masyarakat. Salah satu lembaga keuangan adalah

Credit Union, yang selanjutnya dalam penelitian ini akan dijelaskan dengan

istilah CU.

Credit Union merupakan sebuah lembaga keuangan yang bergerak di

bidang simpan pinjam yang dimiliki dan dikelola oleh anggota dan bertujuan untuk mensejahterakan anggota. Credit Union didirikan pertama kali pada pertengahan abad 19 oleh Friedrich Wilhem Raiffeisien yang dilatar belakangi keprihatinan terhadap kondisi ekonomi di Jerman.

Credit Union Dharma Bakti merupakan salah satu CU yang didirikan

untuk membantu masyarakat, khususnya masyarakat Mlati Yogyakarta yang saat itu umumnya berada digaris cukup dan membutuhkan bantuan ekonomi. CU Dharma Bakti merubah pola pikir masyarakat dari yang terbiasa instan yaitu dengan mendaftar langsung mendapat pinjaman dan langsung menggunakannya menjadi menciptakan modal (saham) terlebih dahulu dengan menabung secara rutin dan baru dapat memanfaatkan setelah modal melalui simpanan saham terkumpul.


(20)

Credit Union dituntut untuk mengelola kegiatan secara profesional

seiring dengan berkembangnya kegiatan usaha yang telah dilaksanakan. Untuk mampu berperan sebagai badan usaha yang tangguh dan mandiri, Credit Union melalui usaha pemberian kreditnya harus mampu meningkatkan efektivitas sistem pemberian kredit dan berusaha sebaik mungkin mengurangi risiko kegagalan kredit. Pemberian kredit merupakan kegiatan utama CU yang terjadi secara rutin dan berulang-ulang dan juga merupakan faktor utama yang berpengaruh pada keuangan CU. Jika kegiatan perkreditan tersebut tidak didukung oleh sistem pemberian kredit dan internal control yang baik maka akan semakin banyak kredit yang tak tertagih dan pada akhirnya merugikan CU.

Evaluasi terhadap sistem pemberian kredit di CU Dharma Bakti perlu dilakukan agar dapat mengetahui apakah sistem pemberian kredit sudah dilaksanakan dengan baik, karena dengan sistem pemberian kredit yang baik, CU Dharma Bakti memperoleh kepercayaan penuh dari para nasabahnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah yaitu apakah praktik sistem pemberian kredit di CU Dharma Bakti sudah baik?


(21)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menilai apakah praktik sistem pemberian kredit di CU Dharma Bakti sudah baik.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan menambah informasi yang bermanfaat bagi CU Dharma Bakti dalam pelaksanaan dan pengembangan sistem akuntansi pemberian kredit.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi, wawasan, dan pengetahuan bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

3. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi alat untuk menerapkan teori-teori dan ataupun ilmu-ilmu yang didapat selama kuliah, terutama mengenai analisis perancangan sistem akuntansi ke dalam praktek dunia perusahaan, serta menambah pengetahuan dan pengalaman baru tentang dunia perusahaan.


(22)

E. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini diuraiakan seluk beluk tentang sistem pemberian kredit, perancangan sistem, pengendalian intern, dan prosedur dalam memberikan kredit.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini berisi mengenai jenis penelitian, tempat, dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, data yang diperlukan, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV Gambaran Umum Perusahaan

Pada bab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum perusahaan, lokasi perusahaan, struktur organisasi, dan data-data lain yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai perusahaan.

Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Dalam bab ini akan menguraikan tentang hasil penelitian, analisis data, serta pembahasannya.


(23)

Bab VI Penutup

Dalam bab ini akan berisi mengenai kesimpulan dari analisis data, keterbatasan serta saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi Credit


(24)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem

1. Pengertian Sistem

Sistem menurut James A. Hall (2004:6) adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama, sedangkan Marshall (2004:2) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan sistem yaitu rangkaian dari dua atau lebih komponen - komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem hampir selalu terdiri dari beberapa subsistem kecil, yang masing - masing melakukan fungsi khusus yang penting untuk dan mendukung bagi sistem yang lebih besar.

Jerry FitzGerald, Ardra F. FitzGerals, Warren D. Stallings, Jr dalam buku Fundamentals of System Analysis Edisi ke-2 yang ditulis oleh Jogiyanto (1989:1) menyatakan, “ Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Sedangkan dalam jurnal Pengertian Sistem dan Analisis

Sistem yang ditulis oleh Ludwig Von Bartalanfy menyatakan Sistem

merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas tentang sistem, maka dapat diambil satu kesimpulan bahwa sistem adalah suatu kerangka dari prosedur–


(25)

prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Karakteristik Sistem

Sistem mempunyai karateristik atau sifat-sifat tertentu seperti (Hartono, 2003: 3) :

a. Komponen-komponen (components)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk membentuk satu kesatuan. Komponen sistem tersebut dapat berupa subsistem atau bagian-bagian sistem.

b. Batas sistem (boundary)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. c. Lingkungan luar sistem (environments)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. d. Penghubung sistem (interface)

Media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lain.

e. Masukan sistem (input)

Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan dan masukan sinyal.


(26)

f. Keluaran sistem (output)

Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

g. Pengolah sistem (process)

Fungsi bagian pengolah adalah untuk mengelola input menjadi

output.

h. Sasaran sistem (objectives)

Suatu sistem pasti mempunyai sasaran yang akan dicapai. Sasaran dari suatu sistem sangat menentukan sekali input yang dibutuhkan sistem dan output yang akan dihasilkan oleh sistem.

3. Tujuan Sistem

“Suatu sistem mempunyai maksud tertentu. Ada yang menyebutkan maksud dari sustu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan ada yang menyebutkan untuk mencapai suatu sasaran (objectives).Goal biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran dalam ruang lingkup yang lebih sempit” (Jogiyanto, 1989:3).

James A. Hall (2004) berpendapatan sistem memiliki tujuan utama, yaitu: untuk mendukung fungsi kepengurusan manajemen, untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen, untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan


(27)

4. Pengembangan Sistem

“Pengembangan sistem berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada”. (Jogiyanto, 1989 :35).

“Pengembangan sistem adalah proses memodifikasi atau mengubah sebagian atau seluruh sistem informasi”. (George H.Bodnar, 2000:356). 5. Alasan Pengembangan Sistem

Terdapat beberapa alasan perlunya pengembangan sistem yakni (Jogiyanto, 1989:35-36) :

a. Adanya permasalahan-permasalahan (problem) yang timbul di sistem yang lama.

1) Ketidakberesan yang dapat berupa:

a) Kecurangan-kecurangan yang tidak disengaja yang juga dapat menyebabkan kebenaran dari data kurang terjamin.

b) Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja yang juga dapat menyebabkan kebenaran dari data kurang terjamin.

c) Tidak efisiensinya operasi.

d) Tidak ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.

2) Pertumbuhan organisasi

Pertumbuhan organisasi diantaranya adalah kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat, serta perubahan prinsip akuntansi yang baru.


(28)

b. Untuk meraih kesempatan-kesempatan (opportunities)

Kesempatan-kesempatan ini dapat berupa peluang-peluang pasar, pelayanan yang meningkat kepada pelanggan dan lain sebagainya. c. Adanya instruksi-instruksi (directives)

Karena ada permasalahan, kesempatan atau instruksi maka sistem yang baru perlu dikembangkan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang timbul, meraih kesempatan-kesempatan yang ada atau memenuhi instruksi yang diberikan.

B. Sistem Pemberian Kredit

1. Pengertian Sistem Pemberian Kredit

Sistem pemberian kredit yang diterapkan pada CU terdiri atas suatu jaringan prosedur yang dibuat sesuai dengan pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok CU. Prosedur umum perkreditan menyajikan urutan langkah–langkah yang lazim dilakukan dalam proses suatu permohonan kredit, penyidikan dan analisis, keputusan persetujuan atau penolakan permohonan, pencairan kredit, administrasi, pengawasan dan pembinaan serta perluasan kredit. Menurut Tohar dalam bukunya Permodalan dan perkreditan Koperasi (2000: 108), menguraikan sistem pemberian kredit diharapkan dapat membantu dalam memberikan pelayanan yang lebih baik kepada anggota, untuk mengetahui dan menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam permohonan kredit


(29)

tersebut, serta untuk mengusahakan pemberian kredit dalam waktu relatif singkat.

2. Komponen dalam Sistem Pemberian Kredit

Sistem pemberian kredit terdiri dari beberapa komponen yaitu: a. Bagian yang Terkait dalam Sistem Pemberian Kredit

1) Bagian Pembahasan Kredit

Tugas utama dalam tim ini adalah menyusun laporan pembahasan kredit. Tugas lainnya yang juga menunjang tercapainya tugas pokok yang dilakukan oleh bidang ini antara lain meliputi: a) Menilai atau membahas permintaan kredit peminat kredit. b) Membuat laporan peniaian atau laporan pembahasan kredit. c) Mengadakan wawancara/pertemuan dengan peminat kredit. d) Melakukan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk melengkapi

laporan penilaian/pembahasan.

e) Apabila permintaan kredit itu dapat disetujui, maka disusunlah perjanjian kredit antara koperasi dengan calon debitur dengan dicantumkan segala persyaratan yang masih harus dipenuhi oleh calon debitur. Pelaksanaan pembuatan perjanjian kredit dilakukan di depan Notaris.


(30)

2) Bagian Pelaksana Kredit

Sebagai kelanjutan pengelolaan dari permintaan kredit yang telah disetujui, maka pelaksanaan selanjutnya dilakukan oleh bagian pelaksana kredit.

Tugas-tugas pokok yang dibebankan pada bagian ini antara lain meliputi:

a) Meneliti dan mengikuti dengan seksama pemenuhan persyaratan yang telah ditentukan di dalam perjanjian kredit yang telah disetujui oleh calon debitur.

b) Melakukan persetujuan pembayaran kredit (realisasi kredit) atas penarikan kredit yang dilakukan calon debitur.

c) Meneliti dan mengikuti tiap-tiap realisasi kredit, agar selalu dilaksanakan sesuai dengan mata anggarann, serta pos-pos yang bersangkutan.

d) Meneliti secara terus-menerus perkembangan pembangunan fisik, dan pemakaian uang yang sebenarnya.

e) Mengikuti perkembangan dan penyelesaian atas kredit-kredit yang dinyatakan macet.

3) Bagian Administrasi Kredit

Pencatatan atas kejadian-kejadian sejak peminat kredit mengajukan permintaan kredit sampai pada pencairan kredit, dilakukan oleh bagian administrasi kredit.


(31)

Tugas-tugas itu dapat diperinci antara lain sebagai berikut: a) Melakukan pencatatan atas permintaan kredit yang masuk yang

meliputi nama peminat kredit, umur, alamat, jabatan, peminat kredit, besarnya jumlah pinjaman yang diminta, tujuan penggunaan pinjaman, dan lain-lainnya sampai dengan dilunasinya pinjaman itu oleh debitur.

b) Mengelola dokumen-dokumen perkreditan yang dipergunakan sebagai jaminan atas kredit yang diterima dan mengikuti pelaksanaan asuransi.

c) Menyusun bermacam-macam laporan berkala yang menyangkut calon debitur yang ada.

Selain ketiga unit organisasi diatas yang berkaitan dengan kegiatan perkreditan, menurut Anwari (1981:53-59) masih terdapat

PERKREDITAN

PEMBAHASAN KREDIT

TM-1

ADMINISTRASI KREDIT PELAKSANAAN

KREDIT

GAMBAR 2.1 Bagan Organisasi Bidang Perkreditan (Sebagian)


(32)

unit organisasi lain yang ikut menunjang dalam sistem pemberian kredit antara lain:

1) Bagian Keuangan

Bagian keuangan ini bertugas untuk melaksanakan berbagai kegiatan tentang pencairan kredit yang meliputi: a) Menerima data-data berupa surat pemberitahuan berlakunya

pengikatan perjanjian kredit dari bagian administrasi kredit. b) Diteliti kebenarannya, apabila tidak terdapat kelainan maka

disiapkan uang tunai untuk dibayarkan kepada debitur. c) Menerima bukti pengeluaran uang berikut lampirannya

setelah dibubuhi tanda tangan oleh debitur sebagai bukti bahwa uang tunai telah diterima dengan baik dan sesuai jumlahnya.

d) Meneruskan bukti pengeluaran uang berikut lampirannya kepada bagian pembukuan.

2) Bagian Pembukuan

Bagian ini akan memperoleh berbagai data dan informasi yang nantinya akan dicatat dan dibukukan. Tugasnya meliputi:

a) Menerima data-data berupa bukti pengeluaran uang dari bagian keuangan.

b) Melakukan penjurnalan atas transaksi keuangan yang terjadi berdasarkan data-data tersebut di atas.


(33)

c) Membukukan transaksi keuangan yang dimaksud pada point b diatas ke dalam buku harian.

b. Jaringan Prosedur yang membentuk Sistem Pemberian Kredit

Menurut Tohar (2000:107-108), prosedur peminjaman kredit adalah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam mengelola permohonan kredit dari saat permohonan diterima sampai dengan pencairan dana kredit. Berikut adalah jaringan prosedur pemberian kredit:

1) Prosedur Permohonan Kredit

Menurut Elias (2006: 31), dalam tahap persiapan kredit (permohonan kredit) ini adalah tahap untuk mengetahui informasi dasar antara calon peminjam atau anggota dengan Kopdit (Koperasi Kredit), terutama calon peminjam yang baru pertama kali mengajukan kredit, biasanya dilakukan melalui wawancara atau percakapan-percakapan ringan. Informasi secara global bisa diberikan oleh staf Kopdit antara lain tentang prosedur dan tatacara pengajuan pinjaman, serta syarat-syarat untuk memperoleh pinjaman. Dari pihak anggota diharapkan adanya informasi-informasi secara garis besar tentang hal-hal yang diperlukan pihak kredit, misalnya keadaan usaha dari anggota dan surat-surat penting.

2) Prosedur Evaluasi atau Analisis Kredit

Menurut Tohar (2000: 108-110) fungsi utama dari evaluasi atau analisis pinjaman adalah untuk menilai sampai sejauh mana kredit


(34)

tersebut diperlukan oleh calon peminjam, dan menilai kondisi serta kemampuan peminjam untuk melunasi pinjaman tersebut. Rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam mengevaluasi pinjaman antara lain melakukan interview atau tanya jawab, melakukan penelitian, melakukan pinjaman ke tempat usaha.

Menurut Elias (2006: 34), dalam prosedur analisis kredit ini diadakan penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha anggota. Beberapa hal yang dilakukan untuk mengevaluasi pinjaman adalah mendengarkan dengan baik apa yang disampaiakan oleh anggota. Beberapa hal yang dilakukan untuk mengevaluasi pinjaman adalah mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan oleh anggota dan mencatat hal-hal yang penting, membicarakan dengan anggota rencana penggunaan jaminan, menyampaikan syarat-syarat pinjaman secara jelas dan terbuka, menggali potensi anggota sehingga dapat menggunakan sumber daya dengan efektif, dan melakukan observasi. 3) Prosedur Keputusan Pinjaman

Menurut elias (2006: 35), dalam tahap keputusan pinjaman berdasarkan hasil analisis kredit, maka Kopdit lewat yang berwenang memberikan keputusan kredit (pada Kopdit panitia kredit) atau Manajer dapat memberikan keputusan apakah kredit tersebut feasible diberikan atau ditolak. Jika permohonan kredit tersebut ditolak maka segera dibuatkan surat penolakan dengan bahasa yang diplomatis namun dapat memberikan pemahaman yang cukup jelas. Apabila


(35)

permohonan pinjaman tersebut layak dikabulkan maka segera dibuatkan surat keputusan kredit dengan beberapa persyaratan tertentu. Yang memberikan keputusan adalah panitia kredit (versi Kopdit) atau pejabat yang ditunjuk. Dalam kasus tertentu dan jumlah kredit tertentu (besar) dapat melibakan pejabat yang lebih tinggi bahkan di bank dapat melibatkan Direktur utama atau Komisaris Bank.

4) Prosedur Perjanjian Pinjaman

Menurut Tohar (2000: 111), ada beberapa hal yang terdapat dalam perjanjian pinjamn antara lain: perjanjian pinjaman merupakan hal yang harus dilaksanakan sebelum kredit dicairkan, penendatanganan perjanjian pinjaman baru dapat dilakukan setelah adanya keputusan pinjaman dari hasil evaluasi, perjanjian pinjaman yang dilaksanakan tersebut meliputi surat perjanjian pinjaman dan surat kuasa menjual memindah hak, surat perjanjian yang asli harus disimpan pada koperasi, penandatanganan perjanjian dilaksanakan di kantor polisi, copy dari perjanjian harus dipegang oleh peminjam, aslinya ada pada kantor polisi.

5) Prosedur Pencairan Pinjaman

Menurut Tohar (2000: 111), pencairan pinjaman merupakan tahap terakhir setelah ketentuan-ketentuan dipatuhi oleh peminjam. Peminjam harus menandatangani kuitansi rangkap dua sebagai bukti tanda terima uang tersebut. Kuitansi yang asli pada kasir, copy-nya


(36)

untuk si peminjam. Pinjaman ini diberikan secar tunai dan tidak dibenarkan diberi dalam bentuk lain. bilamana memungkinkan agar diusahakan pencairannya secara bertahap. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan dalam penggunaan dana tersebut.

Berikut adalah bagan alir atau flowchart Sistem Pemberian Kredit menurut Munaldus (2000:192-203) :


(37)

Mulai

Mengisi SPP

Konsultasi Kredit

Dokumen Kredit

Investigasi Kredit

HIK

Rapat Komite Kredit

Kepuusan Kredit

Pemberitahuan

Akad Kredit

DPK

Pencairan Kredit

DPPK

1

Staf Administrasi Kredit

Keterangan:

HIK : Hasil Investigasi Kredit DPK : Dokumen Pencairan Kredit DPPK : Dokumen Pasca Pencairan Kredit

Pengikatan barang jaminan ke notaris

Gambar 2.2 Manual Prosedur Permohonan Kredit


(38)

1

Staf AO

DPPK

Perencanaan OTS

Berkas Slip OTS

OTS Laporan Hasil

OTS

Dokumen OTS

2

Keterangan:

HIK : Hasil Investigasi Kredit DPK : Dokumen Pencairan Kredit DPPK : Dokumen Pasca Pencairan Kredit OTS : On The Spot

Gambar 2.3 Manual Prosedur Analisis Kredit


(39)

2

Komite Kredit

Dokumen OTS

Menampilkan Rekapitulasi Permohonan

Kredit dan Bahas SPP

Rekomendasi

Cek Hasil OTS dan Credit Ranting

Keputusan Kredit

DKK

Keterangan:

HIK : Hasil Investigasi Kredit DPK : Dokumen Pencairan Kredit DPPK : Dokumen Pasca Pencairan Kredit OTS : On The Spot

DKK : Dokumen Keputusan Kredit

3

Gambar 2.4 Manual Prosedur Keputusan Kredit


(40)

3

Staf Administrasi Kredit

DKK

1. Pemberitahuan 2. Melengkapi Persyaratan 3. Pengikatan Barang Jaminan 4. Perjanjian Kredit

Berkas Pencairan Pinjaman

4

Keterangan:

HIK : Hasil Investigasi Kredit DPK : Dokumen Pencairan Kredit DPPK : Dokumen Pasca Pencairan Kredit OTS : On The Spot

DKK : Dokumen Keputusan Kredit

Gambar 2.5 Manual Prosedur Pencairan Kredit


(41)

4

Manajer TP

BPP

Perintah Pencairan Kredit

BPP

5

Keterangan:

HIK : Hasil Investigasi Kredit DPK : Dokumen Pencairan Kredit DPPK : Dokumen Pasca Pencairan Kredit OTS : On The Spot

DKK : Dokumen Keputusan Kredit BPP : Berkas Pencairan Pinjaman

Gambar 2.5 Manual Prosedur Pencairan Kredit (Lanjutan)


(42)

5

Kasir

BPP

1. Entry Data di Program & Print

2. Menyerahkan Uang & BA

BPP

6

Keterangan:

HIK : Hasil Investigasi Kredit DPK : Dokumen Pencairan Kredit DPPK : Dokumen Pasca Pencairan Kredit OTS : On The Spot

DKK : Dokumen Keputusan Kredit BPP : Berkas Pencairan Pinjaman BA : Buku Angsuran

Gambar 2.5 Manual Prosedur Pencairan Kredit (Lanjutan)


(43)

6

Staf Administrasi Kredit

BPP

Kompilasi dokumen Kredit

BPP

Selesai

Keterangan:

HIK : Hasil Investigasi Kredit DPK : Dokumen Pencairan Kredit DPPK : Dokumen Pasca Pencairan Kredit OTS : On The Spot

DKK : Dokumen Keputusan Kredit BPP : Berkas Pencairan Pinjaman BA : Buku Angsuran

Gambar 2.5 Manual Prosedur Pencairan Kredit (Lanjutan)


(44)

c. Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Pemberian Kredit

Menurut Tohar (2000:161-186), adapun dokumen yang digunakan dalam sistem pemberian kredit meliputi:

1) Memorandum kredit (surat perintah pencairan kredit) adalah dokumen yang digunakan oleh bagian analisa atau pelaksana kredit kepada bagian administrasi kredit untuk membuka fasilitas kredit yang diberikan kepada calon debitur yang bersangkutan.

2) Surat pemberitahuan persetujuan kredit adalah surat yang dutujukan kepada calon peminjam berisi informasi permohonan kredit yang disetujui untuk dicairkan beserta syarat perjanjian kredit lainnya. Menurut Suyatno (2003: 80-81), surat penegasan (surat pemberitahuan persetujuan kredit) dibuat sebanyak lima rangkap. a) Asli dan lembar kedua (duplikat) dikirim kepada nasabah. b) Lembar kedua (duplikat) stelah ditandatangani oleh nasabah

dikembalikan kepada bank sebagai tanda persetujuan atas syarat-syarat penyediaan fasilitas kredit. Lembar kedua tersebut setelah diterima kembali dari nasabah, kemudian disimpan pada berkas khusus (map warkat-warkat kredit).

c) Lembar ketiga dikirim sebagai tembusan untuk Direksi, bersama-sama dengan perjanjian kredit dan salinan akte pengikat jaminan.


(45)

e) Lembar kelima untuk berkas per nasabah yang merupakan arsip harian bagian kredit.

f) Apabila diperlukan copy tambahan untuk tembusan kepada biro/bagian/atau seksi lain, dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan.

3) Bukti penerimaan uang adalah dokumen untuk mencatat setiap penerimaan uang ke dalam koperasi, misalnya penerimaan simpanan, penerimaan atas bunga pinjaman, dan lain sebagainya. 4) Bukti pengeluaran uang adalah dokumen untuk mencatat setiap

pengeluaran uang misalnya penarikan simpanan oleh anggota, pengeluaran atas biaya transportasi, dan lain sebagainya.

5) Evaluasi permohonan pinjaman (penilaian kredit) merupakan hasil analisis dari data yang diperoleh dari wawancara ataupun dengan survey untuk selanjutnya diajukan ke direksi atau pihak yang berwenang memberikan keputusan kredit untuk mendapatkan keputusan kredit.

6) Surat penyertaan tentang jaminan adalah dokumen yang dibuat untuk menganalisis aset debitur yang dipakai sebagai jaminan kredit.


(46)

d. Catatan Akuntansi yang digunakan dalam Sistem Pemberian Kredit Menurut Tohar (2000: 162-163), adapun catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pemberian kredit adalah:

1) Buku Harian Kas/Bank.

Buku harian kas/bank yang juga berfungsi sebagai jurnal yang terdiri dari 16 kolom antara lain sebagai berikut: kas, bank, simpanan anggota, pinjaman anggota, rekening kelompok, bunga, dan lain-lain.

2) Buku Besar.

Buku besar dapat terdiri dari lembaran kartu-kartu.Kartu-kartu ini dapat berbentuk buku tabungan ataupun buku pinjaman meliputi simpanan sukarela, simpanan wajib, simpanan khusus, dan pinjaman anggota.Namun berhubungan dengan sistem pemberian kredit yaitu kartu pinjaman anggota.Kartu pinjaman anggota adalah suatu catatan yang memuat rincian pinjaman yang diberikan dalam rangka penambahan modal usaha, konsumtif, dan lain-lain. Kartu pinjaman selain digunakan untuk pencatatan pokok pinjaman, juga berfungsi untuk perhitungan bunga pinjaman.

3) Jurnal Umum

Selain dua catatan di atas, menurut Anwari (1981: 59) catatan akuntansi yang juga digunakan dalam sistem pemberian kredit adalah jurnal umum.Jurnal umum digunakan untuk mencatat semua transaksi yang terjadi.


(47)

3. Gambaran Proses Pemberian Kredit

Menurut CUCO yang dikutip dalam buku yang berjudul Apa yang

Anda Ketahui Tentang Koperasi Kredit Credit Union (1973: 47-48),

menyatakan bahwa CU hanya memberikan pinjaman kepada anggota yang memiliki simpanan pada CU yang bersangkutan, melakukan penyimpanan secara terus-menerus, dan tidak mempunyai tunggakan pinjaman. Anggota yang mengajukan pinjaman terlebih dahulu mengisi formulir permohonan pinjaman dengan menyertakan keterangan-keterangan tentang jumlah yang akan dipinjaman, lamanya pinjaman, dan jaminan yang ada.

Menurut Tohar (2006: 108), permohonan kredit dilakukan dengan pengisian formulir oleh calon peminjam dengan bantuan dan bimbingan petugas. Menurut Elias (2006: 31), permohonan kredit merupakan tahapan dimana anggota yang mengajukan pinjaman mengisi surat permohonan pinjaman dan memberikan surat-surat peting (Surat Ijin Usaha Perdagangan, Ijin Menguasai Brang, NPWP, Sertifikat Tanah). Dalam permohonan kredit staf Koperasi Kredit melakukan wawancara atau berupa percakapan-percakapan ringan dengan anggota yang mengajukan pinjaman. Sataf koperasi kredit akan memberikan informasi secara global mengenai prosedur, atau tata cara pengajuan pinjaman , serta syarat-syarat untuk memperoleh pinjaman.

Jaminan pinjaman yang paling utama di dalam CU adalah nama baik si peminjam itu sendiri. Menurut CUCO (1973: 48-49), untuk menilai itikad


(48)

baik si peminjam panitia kredit bisa berpegang pada “TUKKEPPAR”, yaitu:

a. “T” Tujuan pinjaman, b. “K” Kerajinan menabung,

c. “K” Kemampuan untuk mengembalikan pinjaman,

d. “P” Prestasi dalam mengembalikan pinjaaman-pinjamannya yang lalu, e. “PAR” Partisipasi anggota tersebut di dalam pertemuan-pertemuan da

aktivitas CU lainnya.

Disamping itu harus ada dua orang penjamin sebagai jaminan terhadap pinjaman seorang anggota.Penjamin-penjamin ini ikut bertanggungjawab terhadap pinjaman teman anggota yang dijaminnya dan tabunga mereka ikut dijamin sebagai jaminan.

Proses pemberian kredit yang kedua adalah evaluasi atau analisi kredit. Menurut CUCO (1973: 29-30), menyatakan fungsi utama dari evaluasi dan analisi pinjaman adalah untuk mempelajari latar belakang si pemohon seperti bagaimana itikad baiknya, keadaan keuangannya, jaminan yang dapat diberikan olehnya, kemampuan untuk mengembalikan pinjaman, dalam keseluruhan, dan tepat pada waktunya.Selain itu juga harus diselidiki tujuan pinjamannya dan apakah pinjaman tersebut benar-benar dibutuhkan oleh si pemohon.

Menurut Tohar (2000: 108), fungsi utama dari evaluasi atau analisis pinjaman adalah untuk menilai sampai sejauh mana kredit tersebut diperlukan oleh calon peminjam, dan menilai kondisi serta kemampuan


(49)

peminjam untuk melunasi pinjaman tersebut. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam analisis kredit adalah melakukan wawancara dengan calon peminjam, melaksanakan penelitian, dan melakukan peninjauan ke tempat usaha.

Proses pengajuan kredit ketiga adalah keputusan pinjaman. Menurut Tohar (2000: 110-111), dalam keputusan pinjaman ini setiap surat permohonan pinjaman sudah mendapat wewenang dari perngurus koperasi. Manager akan mengambil keputusan berdasarkan hasil analisis kredit yang telah dilakukan pada proses pengajuan kredit sebelumnya dan berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber lain sepanjang menyangkut calon peminjam. Lembaran evaluasi harus memuat jumlah pinjaman yang disetujui, penggunaan pinjaman, besarnya bunga pinjaman, tanggal jatuh tempo pinjaman, dan jaminan pinjaman.Setiap keputusan yang diambil harus ditandatangani oleh manager simpan pinjam koperasi yang bersangkutan.

Proses pemberian kredit yang keempat adalah perjanjian pinjaman. Menurut Tohar (2000:111), perjanjan pinjaman harus dilaksanakan sebelum kredit dicairkan ditandatangani setelah adanya keputusan pinjaman dari hasil evaluasi dan penandatanganan tersebut dilakukan di koperasi. Selain surat perjanjian pinjaan juga harus dicantumkan surat kuasa menjual memindah hak, dan surat perjanjian pinjaman harus disimpan di koperasi sedangkan rangkapnya diberikan kepada peminjam. Menurut Elias (2006: 37), tahap ini adalah tahap dimana kedua belah pihak bersepakat untuk


(50)

menandatangani perjanjian kredit setelah isi perjanjian tersebut dibaca secara seksama oleh kedua belah pihak. Surat perjanjian pinjaman harus dilengkapi dengan pengikatan jaminan baik berupa hak tanggungan maupun Fiducia.

Proses kredit yang terakhir adalah pencairan pinjaman. Menurut Tohar (2000: 111), pencairan pinjaman merupakan tahap terakhir setelah ketentuan-ketentuan dipenuhi oleh peminjam. Peminjam harus menandatangani kuitansi rangkap dua sebagai bukti tanda terima uang tersebut.Kuitansi yang asli pada kasir, copy-nya untuk si peminjam. Pinjaman ini diberikan secara tunai dan tidak dibenarkan diberikan dalam bentuk lain. Bilamana memungkinkan agar diusahakan pencairannya secara bertahap. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan dalam penggunaan dana tersebut.

C. Kredit

1. Pengertian Kredit

Menurut UU No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. (Raharjo, 2010).

Menurut segi ekonomi kredit adalah penundaan bayaran dari prestasi yang diberikan sekarang, baik dalam bentuk barang, uang, maupun jasa


(51)

keuntungan, atau bunga yang diperoleh dari pemberi kredit yang dianggap layak diperoleh kreditur dari debitur untuk memelihara kelangsungan usaha dan memperluas usahanya. Di sisi lain, bagi debitur pembayaran bunga ini juga dianggap layak atas pengorbanan atau biaya untuk memperoleh “modal” yang digunakan karena jasa kreditur tersebut (Tohar, 2000: 88). 2. Unsur-unsur Kredit

Menurut Kasmir (2005: 94-95) unsur-unsur kredit adalah: a. Kepercayaan

Kepercayaan yaitu keyakinan bank atas pemberian kredit atau pinjaman tersebut akan diterima kembali pembayaran pokok dan bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati bersama.

b. Kesepakatan

Disamping unsur kepercayaan, didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara pemberi kredit dengan penerima kredit. Kesepakatan ini dituang dalam satu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.

c. Jangka Waktu

Setiap kerdit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang.


(52)

d. Risiko

Setiap pemberian kredit kepada badan usaha atau seseorang pasti mengandung risiko didalamnya. Risiko akan terjadi akibat adanya kesenjangan waktu dari pemberian kredit tersebut. Asumsinya adalah semakin lama waktu pemberian kredit semakin tinggi pula tingkat resikonya. Karena adanya unsur ketidakpastian yang tidak diprediksi pada masa sekarang. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh resiko yang tidak disengaja. Misalnya adalah terjadinya bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.

e. Balas Jasa

Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank.

3. Fungsi Kredit

Menurut Kasmir (2005:97-98) fungsi kredit adalah : a. Untuk Meningkatkan Daya Guna Uang

Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang, maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh penerima kredit.


(53)

b. Untuk Meningkatkan Peredaran dan Lalu Lintas Uang

Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari suatu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan dari daerah lainnya.

c. Untuk Meningkatkan Daya Guna Barang

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat. d. Meningkatkan Peredaran Barang

Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari suatu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar.

e. Sebagai Alat Stabilitas Ekonomi

Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kredit dapat pula membantu dalam mengekspor barang dari dalam negri ke luar negri sehingga meningkatkan devisa.

f. Untuk Meningkatkan Kegairahan Berusaha

Bagi penerima kredit akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, terutama bagi nasabah yang modalnya terbatas.


(54)

g. Untuk Meningkatkan Pemerataan Pendapatan

Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama dalam hal peningkatan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun pebrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja, sehingga dapat pula mengurangi pengangguran. Di samping itu bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan meningkatkan pendapatannya seperti membuka warung atau menyewa rumah kontrakan atau jasa lainnya.

h. Untuk Meningkatkan Hubungan Internasional

Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberian kredit oleh Negara lain akan meningkatkan kerja sama bidang lainnya.

4. Jenis-jenis Kredit

Menurut Suyatno (2003: 25-29) jenis-jenis kredit dapat dipandang dari berbagai sudut antara lain sebagai berikut:

a. Dari Segi Tujuannya

Dari segi tujuannya, kredit dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu kredit konsumtif, kredit produktif, dan kredit perdagangan. Kredit konsumtif adalah kredit yang diberikan dengan maksud untuk memperlancar kegiatan yang bersifat konsumtif. Kredit produktif adalah kredit yang diberikan dengan maksud unutk memperlancar proses


(55)

produksi. Kredit perdagangan adalah kredit yang diberikan untuk membantu pihak-pihak yang akan membeli barang untuk dijual kembali. b. Dari Segi Jangka Waktunya

Dari segi jangka waktunya, kredit terbagi dalam tiga jenis, yaitu kredit jangka pendek, kredit jangka menengah, dan kredit jangka panjang. Kredit jangka pendek adalah kredit yang berjangka waktu maksimum satu tahun, misalnya kredit penjualan dan kredit wesel. Kredit jangka menengah adalah kredit yang diberikan jangka waktunya antara satu sampai tiga tahun, misalnya kredit modal kerja permanen. Kredit jangka panjang adalah kredit yang jangka waktunya lebih dari tiga tahun, misalnya kredit investasi.

c. Dari Segi Jaminannya

Dari segi jaminannya, kredit terbagi dalam dua jenis, yaitu kredit tanpa jaminan dan kredit dengan angunan.

d. Ditinjau dari Segi Sifat Penggunaan Dananya

Menurut Judisseno (2002: 172) dari segi pendanaannya kredit dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Kredit atas dasar plafon tertentu yang penarikannya dan pelunasannya dapat dilakukan secara bertahap dan atau sekaligus sepanjang tidak melebihi plafon yang ditetapkan. Kredit ini disebut kredit revolving. 2) Kredit atas dasar plafon tertentu yang penarikannya dilakukan

sekaligus dan pelunasannya dapat dilakukan secara bertahap. Jenis kredit ini disebut kredit nonrevolving.


(56)

e. Kredit dari Segi Penggunaannya

Menurut Tohar (2000: 94), dari segi penggunaannya dikenal berbagai macam jenis kredit, yaitu:

1) Kredit aksploitasi, yaitu pemberian kredit jangka pendek oleh suatu bank kepada perusahaan unutk membiayai modal kerja.

2) Kredit investasi, yaitu kredit berjangka waktu menengah dan panjang yang diberikan bank kepada perusahaan unutk melakukan investasi atau penanaman modal.

3) Kredit usaha kecil, yaitu kredit yang diberikan kepada pedagang golongan menengah kebawah.

4) Pinjaman komersial, yaitu pemberian kredit untuk tujuan perdagangan komersial.

5) Pinjaman konsumen, yaitu pemberian kredit untuk tujuan konsumtif. 6) Kredit modal kerja, yaitu pemberian kredit untuk tujuan modal kerja. 7) Kredit pemilikan rumah, yaitu pemberian kredit untuk tujan

pembelian rumah.

8) Kredit pemilikan modal, yaitu pemberian kredit untuk tujuan pemberian modal.

9) Kredit likuiditas Bank Indonesia, kredit dari Bank Indonesia diperuntukkan bagi bank-bank pemerintah dan swasta guna disalurkan ke berbagai sektor.


(57)

5. Tujuan Kredit

Menurut Tohar (2000: 89), tujuan kredit adalah untuk memperoleh hasil keuntungan dari bunga kredit yang dibebankan kepada kreditur dengan aman tanpa hambatan. Tujuan kredit mencakup skope yang luas, yaitu dua fungsi pokok yang saling berkaitan yaitu sebagai berikut: fungsi yang pertama adalah profitabilitas, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang diperoleh dari pungutan bunga. Fungsi yang kedua adalah safety, yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar tercapai tanpa hambatan yang berarti.

D. Koperasi

1. Pengertian Koperasi

Koperasi dalam wikipidea Indonesia diartikan sebagai organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.27 Paragraf No.01 (Revisi 1998) tentang Akuntansi Perkoperasian (Reformat 2007) disebutkan bahwa :

“Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya,


(58)

dengan demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasional”.

2. Prinsip Koperasi

Di Indonesia sendiri telah dibuat UU no. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian. Prinsip koperasi menurut UU no. 25 tahun 1992 adalah: a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

b. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi

c. Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing-masing anggota

d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal e. Kemandirian

f. Pendidikan perkoperasian g. Kerjasama antar koperasi 3. Bentuk Koperasi

Koperasi dapat digolongkan ke dalam beberapa kelompok besar berdasarkan pendekatan sebagai berikut :

a. Koperasi Berdasarkan Jenisnya ada 4, yaitu :

1) Koperasi Produksi (Koperasi Produksi melakukan usaha produksi atau menghasilkan barang)

2) Koperasi konsumsi (Koperasi Konsumsi menyediakan semua kebutuhan para anggota dalam bentuk barang)

3) Koperasi Simpan Pinjam (Koperasi Simpan Pinjam melayani para anggotanya untuk menabung dengan mendapatkan imbalan)


(59)

4) Koperasi Serba Usaha (Koperasi Serba Usaha (KSU) terdiri atas berbagai jenis usaha)

b. Berdasarkan keanggotaannya

1) Koperasi Pegawai Negeri (Koperasi ini beranggotakan para pegawai negeri baik pegawai pusat maupun daerah)

2) Koperasi Pasar (Koppas) (Koperasi pasar beranggotakan para pedagang pasar)

3) Koperasi Unit Desa (KUD) (Koperasi Unit Desa beranggotakan masyarakat pedesaan. KUD melakukan kegiatan usaha bidang ekonomi terutama berkaitan dengan pertanian atau perikanan (nelayan)

4) Koperasi Sekolah (Koperasi sekolah beranggotakan warga sekolah yaitu guru, karyawan, dan siswa)

c. Berdasarkan Tingkatannya

1) Koperasi Primer (Koperasi primer merupakan koperasi yang beranggotakan orang-orang)

2) Koperasi sekunder (Koperasi sekunder merupakan koperasi yang beranggotakan beberapa koperasi)

d. Jenis koperasi berdasarkan fungsinya

1) Koperasi Konsumsi (didirikan untuk memenuhi kebutuhan umum sehari-hari para anggotanya)

2) Koperasi Jasa (adalah untuk memberikan jasa keuangan dalam bentuk pinjaman kepada para anggotanya)


(60)

3) Koperasi Produksi (Bidang usahanya adalah membantu penyediaan bahan baku, penyediaan peralatan produksi, membantu memproduksi jenis barang tertentu serta membantu menjual dan memasarkannya hasil produksi tersebut).

4. Fungsi Koperasi

Berdasarkan Undang-undang No. 25 Tahun 1992 pasal 4 tentang Perkoperasian menyebutkan fungsi dan peran koperasi antara lain:

a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai sokoguru. d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian

nasioanl yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

E. Credit Union (Koperasi Kredit) 1. Pengertian Credit Union

Menurut Credit Union Counseling Office (CUCO) yang dikutip dalam buku yang berjudul Apa yang anda kertahui tentang Koperasi Credit Union (1973:1), menyatakan bahwa “Credit Union/ usaha bersama simpan


(61)

pinjam adalah sekumpulan orang yang bersepakat untuk bersama-sama menabungkan uang mereka, kemudian uang tersebut dipinjamkan diantara mereka sendiri dengan bunga yang ringan, untuk maksud produktif dan kesejahteraan, dengan demikian, pinjaman tersebut akan menguntungkan anggota”.

Menurut Elias (2006: 14), “Credit Union adalah kumpulan

orangorang atau badan hukum loperasi yang memiliki tujuan yang sama atau hampir sama dengan bersepakat untuk membentuk modal bersama untuk melayani kebutuhan pinjaman para anggotanya.”

2. Prinsip-prinsip Credit Union

Menurut Word Council of Credit Union (WOCCU) sebagaimana dikutip oleh Elias dalam buku Manajemen perkreditan untuk Credit Union (Koperasi Kredit) dan Koperasi Simpan Pinjam untuk Credit Union (Koperasi Kredit) dan Koperasi Simpan Pinjam (2006: 5-8), ada sembilan prinsip yang dirumuskan dan disepakati dalam forum CU yakni:

a. Keanggotaan yang terbuka dan sukarela, bagi semua orang yang bersedia menerima tanggung jawab keanggotaannya tanpa membedakan jenis kelamin, ras, politik, maupun agama.

b. Dikontrol secara demokratis oleh anggota, yang mempunyai hak yang sama (satu anggota satu suara) dan berperan dalam pengambilan keputusan tanpa dipengaruhi jumlah sahamnya.

c. Tidak diskriminatif karena CU tidak membedakan anggota dari jenis kelamin, kebangsaan, ras, politik, maupun agama.


(62)

d. Pelayanan kepada anggota, diajukan untuk meningkatkan ekonomi dengan mempertahankan asas dari, oleh, dan untuk anggota.

e. Distribusi kepada anggota, mendorong sikap hemat dengan cara menabung, dan penyediaan pinjaman serta pelayanan lainnya.

f. Membangun stabilitas keuangan, untuk membangun kekuatan finansial, termasuk pembentukan cadangan yang memadai, dan pengendalian internal yang memastikan pelayanan yang berkesinambungan kepada seluruh anggota.

g. Pendidikan terus menerus bagi seluruh anggota, pengurus, pengawas, dan manajemen serta masyarakat luas tentang ekonomi, sosial demokrasi, prinsip kerja sama, saling membantu, pengelolaan keuangan, hidup hemat, dan penggunaan pinjaman serta bijaksana. h. Kerjasama antar lembaga pada tingkat lokal, nasional, dan internasional

dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada anggota.

i. Tanggung jawab sosial dalam menjunjung penggunaan manusia dan hubungan sosialnya.

3. Nilai-nilai Credit Union

Menurut Word Council of Credit Union (WOCCU) sebagaimana dikutip oleh Elias dalam buku Manajemen Perkreditan Untuk Credit

Union (Koperasi Kredit) dan Koperasi Simpan Pinjam (2006: 3), adapun

nilai-nilai CU, yaitu mendorong diri sendiri, bertanggung jawab kepada diri sendiri, demokrasi, persamaan, keadilan, dan kesetiakawanan.


(63)

4. Pilar Credit Union

Menurut Word Council of Credit Union (WOCCU) seperti dikutip oleh PUSKOPDIT, adapun pilar dalam CU meliputi:

a. Pendidikan, yang tujuannya agar anggota dapat mengerti peran serta, hak dan kewajiban sebagai anggota CU agar lebih bijaksana dalam mengatur keuangan keluarga maupun keuangan usaha, mengetahui, dan memahami laporan keuangan serta pengembangan CU.

b. Solidaritas atau kesetiakawanan, karena CU tidak hanya sekedar menghimpun simpanan dan memberikan pinjaman kepada anggotanya, namun yang paling utama adalah bagaimana setiap anggota CU memperhatikan kepentingan bersama dari pada kepentingan diri sendiri.

c. Swadaya, karena CU sedapat mungkin membiayai dirinya sendiri. Caranya adalah menabung ke CU secara teratur serta menghindar agar tidak menabung ke lembaga keuangan lain.

F. Sistem Pengendalian Intern

1. Deskripsi Kegiatan pokok

Salah satu faktor yang dapat menentukan dapat dipercaya tidaknya suatu informasi yang dihasilkan perusahaan adalah sistem pengendalian intern yang terdapat pada perusahaan tersebut. Sistem akan berjalan dengan baik apabila dalam perusahaan terdapat sistem pengendalian intern


(64)

yang baik pula. Sistem pengendalian intern itu harus ada dan melekat dalam berbagai siklus kegiatan perusahaan.

Menurut Mulyadi (2001: 163), “Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”.

Menurut Steven (1998), dalam pengertian Pengendalian Intern Kerangka Kerja terpadu menurut COSO dalam Beyond COSO “Internal Control to Enchance Corporate Governance” adalah sebagai berikut:

“ Interal control is a process, affected by an entity’s board of directors, management and other personnel, design to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in the following categories: affectiveness and afficiency of operations; realibilty of financial reporting and compliance with laws and regulations”.

Sistem pengendalian intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen dan personil lainnya, didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan dan kepatuhan terhadap hukum dab peraturan (COSO Framework, 2011).

Menurut COSO Framework (2011), definisi tersebut menekankan pada beberapa hal, yaitu:

a. Sebuah proses yang terdiri dari tugas yang sedang berlangsung dan kegiatan. Proses untuk mencapai sebuah tujuan.


(65)

b. Dipengaruhi oleh orang. Bukan hanya tentang pedoman kebijakan, sistem, dan bentuk, tapi setiap orang pada setiap jenjang organisasi yang berdampak pada pengendalian internal.

c. Mampu memberikan keyakinan yang memadai, bukan jaminan mutlak, kepada manajemen dan dewan senior.

d. Diarahkan untuk pencapaian tujuan dalam satu atau lebih kategori terpisah.

e. Beradaptasi dengan struktur entitas.

Jika pengendalian intern dirancang dan ditetapkan degnan baik oleh manajemen di dalam pengelolaan perusahaannya, maka informasi yang disajikan kepada pihak yang berkepentingan akan terjamin ketelitian dan keandalannya. Sistem pengendalian intern yang lemah akan mengakibatkan kekayaan perusahaan tidak terjamin keamanannya, informasi menjadi tidak teliti dan tidak andal, efisiensi tidak terjamin, dan kebijakan meanajemen tidak dapat dipatuhi.


(66)

2. Tujuan Pokok Sistem Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2001: 164), tujuan pokok sistem pengendalian intern adalah:

Gambar 2.6 Tujuan Pokok Sistem Pengendalian Intern

Sumber: Mulyadi (2001:164)

3. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2001: 164), unsur-unsur pokok pengendalian intern meliputi:

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.

Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi didasarkan pada prinsip-prinsip:

1) Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi (fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan) dan penyimpangan

Menjaga kekayaan organisasi

Mengecek ketelitian dan keandalan data

akuntansi Tujuan pengendalian intern akuntansi Tujuan pokok sistem pengendalian intern Mendorong efisiensi Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen Tujuan pengendalian intern administrasi


(67)

dari fungsi akuntansi (fungsi yang memiliki wewenang untuk mencatat peristiwa keuangan perusahaan).

2) Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi.

b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya.

Dalam organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisiasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu harus ada sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.

c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organiasasi.

Cara-cara yang umumnya ditempuh perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat:

1) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.

2) Pemeriksaan mendadak yang dilaksanakan tanpa pemberitahuan lebih dulu kepada pihak yang diperiksa dengan jadwal yang tidak teratur. Hal ini dilakukan agar mendorong karyawan melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yang ditetapkan.


(68)

3) Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin. Hal ini dapat menjaga independensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya, sehingga persengkongkolan di antara mereka dapat dihindari.

4) Keharusan pengambilan cuti, pekerjaanya dapat digantikan oleh pejabat lain sehingga jika da kecurangan, diharapkan dapat diungkapkan oleh pejabat yang menggantikan untuk sementara tersebut.

5) Secara periodik diadakan pencocokkan fisik kekayaan dengan catatannya. Hal ini dilakukan untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan catatan akuntansinya. 6) Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek

efektivitas unsur-unsur pengendalian intern yang lain yang biasa disebut pengawas intern atau staf pemeriksa intern.

d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya

Jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur maka unsur pengendalian intern dapat dikurangi sampai batas minimum dan perusahaan mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang yang dapat diandalkan. Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, cara yang dapat ditempuh perusahaan:

1) Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya. Hal ini dilaksanakan dengan analisis jabatan tersebut. 2) Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan


(69)

G. Bagan Alir (Flowchart)

1. Pengertian Flowchart

Menurut Jogiyanto (2005:795) dalam bukunya yang berjudul

Analisis dan Desain Sistem Informasi,Flowchart merupakan bagan (chart)

yang menunjukkan alir (flow) didalam program atau prosedur sistem secara logika.

2. Jenis-jenis Bagan Alir

Bagan alir dapat dibagi menjadi lima jenis, yaitu:

a. Bagan alir sistem, yaitu bagan alir yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem.

b. Bagan alir dokumen, yaitu bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya.

c. Bagan alir skematik, yaitu bagan alir yang mirip dengan bagan alir sistem tetapi perbedaannya terletak pada digunakan gambar-gambar komputer dan peralatan yang lain selain penggunaan simbol bagan alir.

d. Bagan alir program adalah bagan yang menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari program.

e. Bagan alir proses adalah bagan alir yang menggambarkan proses dalam suatu prosedur.


(70)

Tabel 2.1 Simbol Bagan Alir (Flowchart)

Simbol Arti Contoh

Input/ Output Mereprentasikan input data atau output data yang diproses atau informasi.

Proses Merepresentasikan operasi

Penghubung Keluar atau masuk dari bagian lain flowchart khususnya halaman yang sama.

Keluar

Masuk

Anak Panah Merepresentasikan alur kerja

Penjelasan Digunakan untuk komentar tambahan

Dokumen I/O format yang dicetak

Magic Tape I/O yang menggunakan pita magnetik

Magnetic Disk I/O yang menggunakan disk magnetik

Magnetic Drum I/O yang menggunakan drum magnetik

Punched Tape I/O yang menggunakan

pita kertas berlubang File Pelanggan File Pegaw Update file File upah Cetak slip upah Berdasarkan no pelanggan Hitung Upah Kotor Baca jam & tarif upah 3 3 Hitung Upah Kotor 3


(71)

Manual Input Input yang

dimaksudkan secara manual dari keyboard Manual Operation Operasi Manual

Communication Link Transmisi data melalui channel komunikasi, seperti telepon

Komputer Terminal Off-line Storage Penyimpanan yang

tidak dapat diakses oleh komputer secara langsung

Ketik pesana


(72)

54 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah studi kasus di CU Dharma Bakti. Studi kasus adalah suatu penelitian terhadap obyek tertentu untuk mengamati, menganalisis dan mengevaluasi, serta memecahkan masalah yang timbul sehingga kesimpulan yang diambil berdasar penelitian ini hanya berlaku terbatas bagi obyek yang telah diteliti dan berlaku pada waktu tertentu.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di CU Dharma Bakti, Jalan Kabupaten, Dusun Duwet, Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2014.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Peran subjek penelitian adalah memberikan tanggapan dan informasi terkait data yang dibutuhkan oleh


(73)

peneliti. Subjek penelitian pada CU Dharma Bakti adalah manajer, bagian perkreditan, bagian pelaksana kredit, bagian administrasi kredit.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian dari penelitian ini adalah dokumen-dokumen dalam pemberian kredit yang telah disetujui, yaitu dokumen permohonan kredit; dokumen penyidikan; dokumen analisis kredit; dokumen penentuan kredit dan dokumen pencairan kredit sebagai dokumen utama dan dokumen pendukungnya berupa syarat-syarat dalam pemberian kredit.

D. Data yang Diperlukan

Data yang diperlukan adalah data-data yang menunjang dalam penelitian di CU Dharma Bakti. Data-data tersebut adalah gambaran umum, struktur organisasi dan job description, bidang usaha koperasi, personalia, deskripsi kegiatan pokok, jaringan prosedur yang membentuk sistem pemberian kredit yang ada di CU Dharma Bakti, bagian yang terkait dalam sistem pemberian kredit, formulir dan slip yang digunakan dalam sistem pemberian kredit, SOP (Standart Operasional Procedures) perkreditan, keuangan, tugas dewan pengurus dan manajemen, peraturan kepegawaian, dan POLJAK (Pola Kebijakan Pengurus) 2013.


(74)

E. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitrian ini adalah metode deskriptif komparatif, yaitu metode penelitian dengan mengumpulkan data sesuai dengan keadaan sebenarnya, dan kemudian melakukan perbandingan dengan cara dikaitkan dengan teori yang sudah ada. Setelah menentukan metode penelitian, maka peneliti kemudian memilih desain penelitian berupa studi kasus. Studi kasus merupakan suatu penelitian dengan melihat pada masalah yang berhubungan dengan latar belakang dan keadaan pada masa sekarang dari suatu objek dan subjek penelitian, serta bagaimana interaksinya dengan lingkungan yang ada disekitarnya.

F. Teknik Pengumpulan Data

a) Wawancara

Teknik wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan atau melakukan tanya jawab secara langsung dengan pimpinan perusahaan dan karyawan yang berkaitan dengan penelitian dalam hal ini adalah kepala kantor CU Dharma Bakti dan bagian kredit dari CU Dharma Bakti. Wawancara dilakukan untuk mengetahui deskripsi kegiatan pokok dari CU Dharma Bakti yaitu pemberian kredit kepada para anggota, prosedur dalam pemberian kredit, dan dokumen serta catatan akuntansi dan bentuk bagan alir dokumen (document flowchat) yang ada di CU Dharma Bakti. Daftar pertanyaan wawancara terdapat pada Lampiran_A.


(75)

b) Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan mengutip data dari dokumen yang sudah ada di CU Dharma Bakti. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melihat berkas, catatan, dan dokumen lain yang terdapat pada CU Dharma Bakti yang berkaitan dengan obyek penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya. Informasi yang diperlukan dalam dokumentasi organisasi dan prosedur adalah bagan organisasi, prosedur pemberian kredit, bagan dan kode akun, serta beberapa informasi dalam proses pemberian kredit sampai otorisasi pemberian kredit. Dokumentasi individu karyawan dapat berupa gambaran mengenai cara kerja masing-masing karyawan dalam melaksanakan tugas mereka yang meliputi uraian tugas, manual-manual prosedur, standar kerja, serta intruksi operasionalisasi komputer.

c) Observasi

Teknik observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan CU Dharma Bakti yang berkaitan dengan sistem pemberian kredit. Pendekatan observasi berbeda dengan pendekatan komunikasi, karena pendekatan observasi tidak berinteraksi secara langsung dengan objek datanya, tetapi hanya mengobservasi saja, sebagai contoh dengan melihat pelayanan karyawan dalam melayani calon peminjam sesuai prosedur yang diterapkan. Teknik ini digunakan untuk mengungkap data-data yang belum diperoleh selama wawancara dilakukan.


(76)

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, yaitu dengan mengemukakan prinsip teoritis dan gambaran mengenai objek penelitian, serta penyajian dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

1. Teknik analisis data untuk menjawab rumusan masalah mengenai apakah sistem pemberian kredit dari CU Dharma Bakti sudah sesuai dengan teori, akan menggunakan beberapa langkah antara lain sebagai berikut:

a) Langkah pertama adalah mendeskripsikan sistem pemberian kredit yang ada di CU Dharma Bakti meliputi deskripsi kegiatan pokok, bagian yang terkait, formulir dan slip yang digunakan, serta jaringan prosedur yang membentuk sistem pemberian kredit yang ada

Hal ini dapat dilakukan dengan cara dokumentasi, wawancara dan observasi terhadap pihak-pihak dan karyawan yang terkait dalam sistem pemberian kredit di CU Dharma Bakti.

b) Langkah kedua adalah dengan membandingkan sistem pemberian kredit pada CU Dharma Bakti dengan kajian teori yang ada. Untuk membantu dalam membandingkan, dalam penelitian ini akan menggunakan bantuan tabel pembanding antara teori dan hasil temuan dilapangan. Teori sistem pemberian kredit yang digunakan sebagai pembanding diambil dari Anwari (1981: 31-59), Munaldus (2014: 10-11), dan Tohar (2000: 108-111), antara lain:


(1)

LAMPIRAN C

Contoh Dokumen yang Digunakan Dalam Prosedur Pemberian Kredit di

CU Dharma Bakti

Lampiran C_1 Contoh Surat Permohonan Pinjaman

SURAT PERMOHONAN PINJAMAN

Nomor : ... ( Diisi Pengurus ) Lampiran : Copy KK dan KTP Pemohon Dan Suami / Istri / Orang Tua / Wali : @ 1 lembar.

Kepada

Pengurus Koperasi Kredit / CU : DHARMA BAKTI

Di Jl. Kabupaten Ds. Duwet, Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. 55285 Telepon : 0274- 7495570/0274-865678

Dengan hormat,

Yang bertandatangan di bawah ini saya,

Nama : ... Nomor BA:... Alamat : ...

: ... Kode Pos : ... Telepon : Rumah : ... Kantor : ... HP : ... Rata-rata Pendapatan Per Bulan : Rp

Saldo Simpanan Akhir Per Tgl / / : Rp Saldo Pinjaman Akhir Per Tgl / / : Rp

Perjanjian Pelunasan ( Hari, Tgl / Bl / Th ) : _____ , __ / ______ / 20 __ Permohonan Pinjaman : Rp. ...,- Terbilang : ... Tujuan Pinjaman Untuk : ...

Jenis Pinjaman [ ... ] : Lunak Biasa Khusus Mikro Sebrakan Kapitalisasi

Jangka Waktu Pengembalian : ... (...) Minggu / Bulan : Per - Tanggal ...

: Rutin setiap bulan sampai L U N A S Jaminan / Agunan : ... Keterangan / Spesifikasi : ...

Sebagai anggota saya menyatakan sanggup memenuhi kewajiban dan mentaati peraturan / pola kebijakan sesuai dengan aturan Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah Tangga. Atas terkabulnya permohonan ini saya ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, ___ / ___________ / 20__

P e m o h o n Suami / Istri / Orang Tua / Wali

_________________. _______________________

Nama & Tandatangan Nama & Tandatangan

Rekomendasi ( di luar keluarga ) Menyetujui

__________________________ _______________________

Nama & Tandatangan Manager Area Telp / HP No : ... ...

KEPUTUSAN PANITIA KREDIT

Nomor : ... ( Diisi Pengurus )

Di Kabulkan Sejumlah : Rp. ...

Keterangan : ... Di Tunda / Di Tolak ( Keterangan ) : ...

Dibukukan Bagian Pinjaman / Landing dan diberikan surat tanggapan Tgl __ / _______ / 20 ....

Disetujui Panitia Kredit

______________ ______________ ______________

Ketua Sekretaris Anggota


(2)

Lampiran C_2 Contoh Analisa Pinjaman

CREDIT UNION DHARMA BAKTI

Badan Hukum no 45 / BH / DK / 111 / 1999

Jl. Kabupaten Ds. Jaten, Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. 55285

Telepon : 0274 7495570 / 0274 865678

ANALISA PINJAMAN

1. Jumlah Permohonan Pinjaman : Rp. ... Terbilang : ... 2. Agunan /Jaminan dan Nilai Tafsir 1. Sertifikat Tanah Keterangan : ... Tanda V yang sesuai *) 2. BPKB Keterangan : ...

RP. ... Terbilang : ... 3. Tujuan Pinjaman : 1. Pembelian / Konsumtif Keterangan : ... Tanda V yang sesuai *) 2. Pendidikan Keterangan : ... 3. Usaha Keterangan : ... 4. Pertanian Keterangan : ... 5. Kebutuhan Lainnya Keterangan : ... 4. Tempat Tinggal / Rumah : 1. Milik Sendiri Dan Bersertifikat Atas Nama Pribadi ( Suami / Istri ) Tanda V yang sesuai *) 2. Milik Sendiri Dan Bersrtifikat Belum Atas Nama Pribadi

3. Bersama Orang Tua

4. Bersama Saudara Hubungan Keuarga : ... 5. Kontrak / Sewa ( Tidak Menetap Dalam Jangka Waktu Tertentu )

5. Alamat Lengkap Sesuai Identitas : ... [ via pos sampai ] : ...

: Kode Pos : ... 6. Kepemilikan Harta Yang Memiliki Nilai Jual : 1. ... Mobil/motor/Perhiasan/Televisi/Mesin Cuci/ 2. ... Hewan Ternak ( Sapi, Kambing, ... ) 3. ...

7. Pendapatan Pemohon : 1. Di Bawah Rp. 500.000 ,- Dari Pekerjaan Per Bulan 2. Rp 500.000 ,- Sampaidengan Rp. 1.000.000 ,- Tetap / Rata - Rata 3. Rp. 1.000.000 ,- Sampai Dengan Rp. 2.000.000 ,- Tanda V yang sesuai *) 4. Rp. 2.000.000 ,- Sampai Dengan Rp. 3.000.000 ,- 5. Rp. 3.000.000,- Sampai Dengan Rp. 5.000.000 ,- 6. Di Atas Rp. 5.000.000 ,- 8. Pendapatan Istri / Suami : 1. Di Bawah Rp. 500.000 ,- Dari Pekerjaan Per Bulan 2. Rp 500.000 ,- Sampaidengan Rp. 1.000.000 ,- Tetap / Rata - Rata 3. Rp. 1.000.000 ,- Sampai Dengan Rp. 2.000.000 ,- Tanda V yang sesuai *) 4. Rp. 2.000.000 ,- Sampai Dengan Rp. 3.000.000 ,- 5. Rp. 3.000.000,- Sampai Dengan Rp. 5.000.000 ,- 6. Di Atas Rp. 5.000.000 ,-

7. Tidak ada Pendapatan 9. Pengeluaran / Biaya Per Bulan untuk kebutuhan keluarga

( Listrik, Air, Telepon, Pendidikan Anak Dan Jenis Lain Yang Rutin ) : Rp. ... ,- 10. Pinjaman Di Lembaga Keuangan Yang Lain Tanda V yang sesuai *) 1. Ada 2. Tidak

Data ini adalah sesuai dengan yang sebenarnya sehingga nantinya setelah ada pencairan pinjaman, “ saya mampu untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan

perjanjian kesepakatan, baik waktu/jadwal pengembalian dan jumlah nominalnya pengembalian ( Jasa Pinjaman, Kewajiban Simpanan Saham dan Pokok

Pinjaman “

KONTAK PERSON

Telepon / HP Pemohon : ... Telepan / HP Suami / Istri : ...

Telepon / HP Penyampaian Pesan : ... Nama : ... Hubungan dengan Pemohon ( Keterangan ) : ... Yogyakarta, __ - ________ - 20 __ Petugas Analisa

Disetujuhi Oleh Pemohon Jabatan ___________________________

____________________________ ____________________________ Nama Terang dan Tanda Tangan Nama Terang dan Tanda Tangan

Keterangan Lain tentang Pemohon :

... ...


(3)

Lampiran C_3 Contoh Surat Rekomendasi


(4)

(5)

Lampiran C_4 Contoh Surat Perjanjian Pinjaman (Lanjutan)


(6)

Lampiran C_4 Contoh Surat Perjanjian Pinjaman (Lanjutan)