PENERAPAN STRATEGI PARTISIPATIF DENGAN MEDIA BLOG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN: penelitian eksperimen kuasi pada siswa Kelas VII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

(1)

SKRIPSI

diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Bryan Dika Jefri Dili Pradana

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENERAPAN STRATEGI PARTISIPATIF DENGAN MEDIA BLOG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

oleh

Bryan Dika Jefri Dili Pradana

sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada bidang studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

©Bryan Dika Jefri Dili Pradana 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian,


(3)

(4)

PENERAPAN STRATEGI PARTISIPATIF DENGAN MEDIA BLOG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Bryan Dika Jefri Dili Pradana

Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia

bryanjatimboy@gmail.com ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya minat siswa dalam pembelajaran menulis cerpen di sekolah. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menguji penerapan strategi partisipatif dengan media blog dalam pembelajaran menulis cerpen di kelas VII. Penerapan strategi partisipatif ini memiliki konsep belajar yang berpusat pada siswa, artinya siswa diharuskan berpartisipasi aktif dengan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Siswa dituntut berpikir, berbuat secara kreatif, bebas, terbuka, dan bertanggung jawab dalam mempelajari hal-hal yang bermakna untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kepentingan bersama. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan penerapan strategi partisipatif dengan media blog. Adapun tiga tujuan penelitian ini, yaitu mendeskripsikan: (1) kemampuan menulis cerpen siswa kelas VII SMPN 16 Bandung di kelas eksperimen sebelum dan sesudah penerapan strategi partisipatif dengan media blog; (2) kemampuan menulis cerpen siswa kelas VII SMPN 16 Bandung di kelas kontrol sebelum dan sesudah penerapan strategi partisipatif dengan media blog; (3)tingkat perbedaan antara kemampuan menulis cerpen siswa kelas VII SMPN 16 Bandung di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sampel dalam penelitian ini masing-masing berjumlah 27 orang siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diambil secara purposive sampling. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi dengan desain nonequivalent control group design. Desain ini melibatkan dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi partisipatif dengan media blog efektif dalam pembelajaran menulis cerpen. Peningkatan nilai rata siswa di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata siswa di kelas kontrol. Nilai rata-rata-rata-rata tes awal (pretest) di kelas eksperimen sebesar 65 dan tes akhir (postest) sebesar 74. Nilai rata-rata pretest di kelas kontrol sebesar 69 dan postest sebesar 72. Data tersebut menunjukkan terdapat perolehan perbedaan (gain) nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 9 dan perbedaan (gain) kelas kontrol sebesar 3. Uji hipotesis menunjukkan perolehan data dengan nilai , yaitu 2,75 ≥ 2,007. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan strategi partisipatif dengan media blog efektif dilaksanakan dalam pembelajaran menulis cerpen.


(5)

PENERAPAN STRATEGI PARTISIPATIF DENGAN MEDIA BLOG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Bryan Dika Jefri Dili Pradana

Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia

bryanjatimboy@gmail.com ABSTRACT

This research is motivated by the lack of student ini learning to write short stories in school. Based on this, the researchers tested the application of a participatory strategy with media blogs in learning to write short stories in class VII. The application of this participatory strategy has the concept of student-centered learning, meaning that students are required to participate actively with teachers in implementing the learning. Students are required to think, act creatively, free, open, and accountable in studying things that are meaningful to meet the learning needs and interests together. In general, this study aimed to describe the effectiveness of the implementation of a participatory strategy with media blog. The three objectives of this research, which describe: (1) the ability to write short stories seventh grade students of SMPN 16 Bandung in the experimental class before and after the application of a participatory strategy with media blog; (2) the ability to write short stories seventh grade students of SMPN 16 Bandung in class control before and after the application of a participatory strategy with media blog; (3) the degree of difference between the ability to write short stories seventh grade students of SMPN 16 Bandung in the experimental class and control class. The sample in this study each totaled 27 students in the experimental class and control class is taken by purposive sampling. This study used a quasi-experimental design with nonequivalent control group. This design involves two classes, experimental and control classes. The results showed that the application of a participatory strategy with media blogs are effective in learning to write short stories. An increase in the average value of students in the experimental class is higher than the average value of students in the control class. The average value of the initial test (pretest) in the experimental class of 65 and a final test (post-test) of 74. The average value in the class pretest and posttest control at 69 for 72. The data shows there is a gain difference (gain) average value experimental class average by 9 and the difference (gain) control class is 3. Test the hypothesis shows the data acquisition with a value ≥ t_hitung t_tabel, namely 2.75 ≥ 2.007. Based on these data, it can be concluded that Ho refused and Ha accepted. This shows that the implementation of participatory strategies with media blogs effectively implemented in learning to write short stories.


(6)

Daftar Isi

Lembar Pengesahan ...

Lembar Pernyataan ... i

Ucapan Terimakasih ... ii

Abstrak ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... ix

Daftar Grafik ... xi

Daftar Gambar ... xii

Daftar Lampiran ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Rumusan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

1.6 Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II STRATEGI PARTISIPATIF DENGAN MEDIA BLOG DAN MENULIS CERPEN ... 8

2.1 Strategi Pembelajaran ... 8

2.2 Strategi Pembelajaran Partisipatif ... 8

2.2.1 Pengertian Strategi Pembelajaran Partisipatif ... 9

2.2.2 Ciri-ciri Pembelajaran Partisipatif ... 13

2.3 E-Learning ... 13

2.3.1 Pengertian E-Learning ... 13

2.3.2 Fungsi dan Manfaat E-Learning ... 14

2.4 Media Pembelajaran ... 16

2.4.1 Pengertian Media ... 16

2.4.2 Ciri-ciri Media Pembelajaran ... 17

2.4.3 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ... 18

2.5 Blog ... 18


(7)

2.6.1 Pengertian Menulis ... 20

2.6.2 Tujuan Menulis ... 21

2.6.3 Manfaat Menulis ... 22

2.6.4 Pengertian Cerpen ... 23

2.6.5 Ciri-ciri Cerpen ... 24

2.6.6 Unsur Intrinsik Cerpen ... 25

2.6.7 Manfaat Menulis Cerpen ... 27

2.7 Kerangka Pemikiran ... 27

2.8 Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

3.1 Metode Penelitian ... 31

3.2 Sumber Data Penelitian ... 32

3.2.1 Populasi Penelitian ... 33

3.2.2 Subjek Penelitian atau Sampel Penelitian ... 33

3.3 Definisi Operasional ... 34

3.4 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ... 35

3.4.1 Tes ... 35

3.4.2 Observasi ... 35

3.4.3 Wawancara ... 35

3.5 Instrumen Penelitian ... 35

3.5.1 Instrumen Pembelajaran (RPP) ... 36

3.5.2 Instrumen Tes ... 53

3.5.3 Instrumen Observasi ... 57

3.6 Teknik Pengolahan Data ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66

4.1 Deskripsi dan Analisis Proses Penelitian ... 66

4.2 Deskripsi dan Analisis Data Hasil Penelitian ... 69

4.2.1 Deskripsi Data Hasil Pretest dan Postest ... 69

4.2.1.1 Nilai Rata-rata Pretest Kelas Eksperimen ... 69

4.2.1.2 Nilai Rata-rata Postest Kelas Eksperimen ... 71

4.2.1.3 Nilai Rata-rata Pretest Kelas Kontrol ... 72

4.2.1.4 Nilai Rata-rata Postest Kelas Kontrol ... 74

4.2.2 Deskripsi Data Hasil Observasi ... 75


(8)

4.2.3.1 Uji Reliabilitas Antarpenimbang ... 77

4.2.3.1.1 Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Pretest Kelas Eksperimen ... 78

4.2.3.1.2 Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Postest Kelas Eksperimen ... 81

4.2.3.1.3 Indeks Gain Kelas Eksperimen ... 84

4.2.3.1.4 Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Pretest Kelas Kontrol ... 86

4.2.3.1.5 Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Postest Kelas Kontrol ... 89

4.2.3.1.6 Indeks Gain Kelas Kontrol... 93

4.2.3.2 Uji Normalitas ... 95

4.2.3.2.1 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen ... 95

4.2.3.2.2 Uji Normalitas Data Postest Kelas Eksperimen ... 99

4.2.3.2.3 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol ... 103

4.2.3.2.4 Uji Normalitas Data Postest Kelas Kontrol ... 107

4.2.3.3 Uji Homogenitas ... 110

4.2.3.3.1 Uji Homogenitas Data Pretest dan Postest Kelas Eksperimen ... 111

4.2.3.3.2 Uji Homogenitas Data Pretest dan Postest Kelas Kontrol ... 112

4.2.3.4 Uji Hipotesis ... 113

4.2.4 Analisis Cerpen Sebagai Contoh Penelitian ... 116

4.2.4.1 Analisis Data Pretest Kelas Eksperimen ... 116

4.2.4.2 Analisis Data Postest Kelas Eksperimen ... 124

4.2.4.3 Analisis Data Pretest Kelas Kontrol ... 133

4.2.4.4 Analisis Data Postest Kelas Kontrol ... 140

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 148

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 152

5.1 Simpulan ... 152

5.2 Rekomendasi ... 153

DAFTAR PUSTAKA ... 155 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...


(9)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Peranannya dalam kehidupan sangatlah penting guna menunjang kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain. Alasan inilah yang menjadikan keterampilan ini harus dikuasai secara mumpuni oleh setiap orang agar mampu menjalani kehidupannya dengan baik. Menulis merupakan media untuk menyampaikan gagasan atau pemikiran kepada orang lain. Melalui media tulisan ini kita dapat memperoleh banyak manfaat, seperti mengembangkan potensi kebahasaan yang terdapat di dalam diri seseorang.

Tarigan berpendapat, menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Keterampilan ini sangat diperlukan dalam kehidupan modern (2008, hlm. 3). Anggapan tersebut menunjukkan pentingnya menulis dalam kehidupan manusia karena mampu menghasilkan suatu karya cipta yang bermanfaat bagi khalayak umum.

Salah satu produk tulisan adalah cerita pendek atau yang biasa disebut cerpen. Cerpen merupakan genre karya sastra yang berbentuk prosa. Cerpen merupakan salah satu bentuk cerita fiksi yang memiliki sedikit halaman dibanding karya sastra lainnya seperti novel. Edgar Alan Poe (dalam Aziez, 2010, hlm. 33) menyatakan bahwa salah satu ciri khas cerita pendek biasanya akan terbaca habis hanya dalam sekali duduk. Oleh karena itu, membaca cerpen kurang reflektif dan lebih terkonsentrasi pada satu pengalaman. Cerpen cenderung membatasi diri pada rentang waktu yang pendek, ketimbang menunjukkan adanya perkembangan dan kematangan watak pada diri tokoh. Cerpen jarang menggunakan plot kompleks karena sekali lagi, ia lebih terfokus pada satu episode atau situasi tertentu daripada rangkaian peristiwa.

Menulis cerpen merupakan salah satu materi pelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan di sekolah pada jenjang pendidikan menengah pertama (SMP) maupun menengah atas (SMA). Pada jenjang SMP, semestinya siswa sudah


(10)

2

mampu memahami dan membuat cerpen dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pada pembelajarannya sendiri siswa diajarkan bagaimana memahami dan mengaplikasikan pemahamannya tentang cerpen ke dalam sebuah karya. Struktur penulisan dan kebahasaan, diksi atau pemilihan kata, serta kepaduan unsur-unsur yang ada dalam sebuah cerpen merupakan poin-poin yang harus dikuasai dengan baik oleh siswa. Namun, dalam kenyataanya, hanya beberapa siswa saja yang mampu mencapai kompetensi dasar tersebut. Sementara sisanya, masih belum mencapai kompetensi dasar tersebut. Siswa dinilai belum mampu menulis sesuai dengan kaidah kepenulisan yang baik dan benar. Zainurrahman (2011, hlm. 206) memaparkan kendala-kendala yang dialami seseorang dalam menulis, yaitu kekurangan materi, kesulitan menentukan titik mulai dan titik akhir, kesulitan strukturasi dan penyelarasan isi, dan kesulitan pemilihan topik. Kendala-kendala tersebut merupakan kendala-kendala yang sering dialami seseorang untuk menulis, termasuk siswa SMP.

Pada pembelajaran menulis cerpen di sekolah ditemukan beberapa masalah yang dialami oleh siswa di antaranya (1) siswa kurang berminat untuk menulis cerpen, (2) siswa merasa menulis cerpen itu sulit, (3) siswa selalu berpikir bahwa tulisan yang dihasilkannya jauh dari kategori baik, (4) siswa selalu kesulitan ketika menentukan ide atau gagasan. Faktor-faktor tersebut dapat dimengerti, mengingat keterampilan menulis merupakan sebuah keterampilan yang produktif dan ekspresif. Keterampilan menulis tersebut tidak datang secara otomatis, perlu latihan yang kontinu dan tidak mengenal putus asa apalagi malas.

Meskipun begitu, kita tidak dapat sepenuhnya menyimpulkan bahwa adanya ketidakmampuan siswa dalam menulis cerpen sebagai akibat dari kesalahan siswa itu sendiri. Tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran yang ideal dalam pengajaran bahasa Indonesia khususnya pembelajaran menulis cerpen juga bergantung dari pihak pengajar. Guru yang kurang kreatif dalam menyampaikan materi dapat menjadi salah satu faktor penghambat proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, guru harus mengembangkan pembelajaran secara maksimal. Salah satu cara membuat pembelajaran menjadi menyenangkan adalah dengan


(11)

mengoptimalkan media yang ada. Melalui media, siswa diajak berpikir konkret sehingga mampu memahami materi pembelajaran secara optimal.

Di sekolah, pengajaran menulis cerpen menjadi tanggung jawab guru bahasa Indonesia. Guru sebagai fasilitator diharapkan mampu membimbing siswa untuk gemar menulis cerpen sebagai sarana untuk mengekspresikan diri dan mengembangkan potensi kebahasaan yang ada pada masing-masing siswa. Ketika guru telah merealisasikan semua itu maka tujuan pembelajaran yang ideal akan tercapai. Siswa akan mengalami peningkatan yang signifikan dalam memahami materi-materi pembelajaran.

Oleh karena itu, guru perlu menggunakan media yang kreatif guna menarik atensi siswa untuk belajar. Selain itu, strategi yang efektif, kreatif dan variatif mutlak diperlukan guru untuk menunjang proses belajar tersebut.

Strategi partisipatif merupakan salah satu strategi yang menuntut siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa didorong untuk berpikir kreatif, kritis dan terbuka sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman dan wawasan yang lebih kompleks. Penerapan strategi ini ditunjang dengan media blog yang bertujuan untuk membantu siswa mengekspresikan dan mengemukakan gagasannya dalam menulis cerpen. Selain itu, pemanfaatan media blog juga bertujuan untuk mempertajam pemahaman konsep materi pembelajaran.

Penerapan strategi partisipatif ini sebelumnya pernah diujicobakan oleh Yuliana (2013) yang disusun menjadi skripsi dengan judul “Penerapan Strategi Partisipatif Melalui Media Gambar Denah dan Kartu Pancing Foto dalam Pembelajaran Pemahaman Konsep dan Berbicara Siswa Sekolah Dasar

(Pra-Eksperimen pada Kelas IV SDN Layungsari 1 Kota Bogor).”

Selain itu Mulyati (2010) dosen pendidikan bahasa dan sastra Indonesia pernah membuat jurnal mengenai strategi ini dengan judul “Model Pengembangan Strategi Partisipatif dalam Perkuliahan Kepenulisan Buku Ajar Sebagai Upaya

Mempersiapkan Calon Penulis Buku Ajar.”

Penerapan media blog sebelumnya juga pernah disusun menjadi skripsi

oleh Sri Maryani dengan judul “Efektivitas Pemanfaatan Media Blog dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Kuasi


(12)

4

Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran

2010/2011).”

Berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini menerapkan strategi partisipatif yang mampu mendorong siswa terlibat aktif, berpikir kreatif dan terbuka dalam kegiatan pembelajaran. Siswa dapat bertukar ide dan opini dalam menulis cerpen. Penelitian ini ditunjang dengan penggunaan media blog sebagai alat bantu dan sarana dalam menulis cerpen. Blog merupakan media yang sangat cocok untuk mengembangkan kemampuan menulis siswa karena di dalamnya terdapat beragam konten yang kreatif dan menarik. Penggunaan media ini secara optimal dapat memperbesar atensi siswa untuk mengikuti pembelajaran serta mempertajam pemahaman siswa mengenai materi yang dipelajarinya.

Atas dasar pemikiran tersebut, penulis melakukan penelitian dengan judul Penerapan Strategi Partisipatif dengan Media Blog dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMPN 16 Bandung)

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut.

1) Pembelajaran menulis masih dianggap sebagai pembelajaran yang menjemukan bagi sebagian siswa.

2) Pembelajaran menulis hendaknya menggunakan metode dan media yang tepat agar siswa lebih mudah dalam belajar menulis cerpen.

3) Sebagian siswa merasa kesulitan dalam menemukan gagasan atau ide cerpen mereka sehingga cerpen yang dihasilkan terkesan kurang bagus, baik dari segi diksi maupun gaya penulisannya.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut.


(13)

1) Bagaimanakah kemampuan menulis cerpen siswa kelas VII SMPN 16 Bandung di kelas eksperimen sebelum dan sesudah penerapan strategi partisipatif dengan media blog?

2) Bagaimanakah kemampuan menulis cerpen siswa kelas VII SMPN 16 Bandung pada kelas kontrol?

3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis cerpen siswa SMPN 16 Bandung di kelas eksperimen dan kelas kontrol? 1.4Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan penerapan strategi partisipatif dengan media blog sebagai salah satu alternatif pembelajaran menulis cerpen. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1) kemampuan menulis cerpen siswa kelas VII SMPN 16 Bandung di kelas eksperimen sebelum dan sesudah penerapan strategi partisipatif dengan media blog;

2) kemampuan menulis cerpen siswa kelas VII SMPN 16 Bandung di kelas kontrol;

3) tingkat perbedaan antara kemampuan menulis cerpen siswa kelas VII SMPN 16 Bandung di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

1.5Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Memberikan pengetahuan dan pengalaman yang berarti bagi peneliti sebagai calon pendidik

2) Memperkaya khazanah penelitian sastra untuk meningkatkan keterampilan mengapresiasi sastra, khususnya dalam menulis cerpen.

3) Menambah referensi bagi guru dalam penerapan metode dan pemanfaatan media dalam pembelajaran menulis.

4) Siswa dapat mengeksplorasi pengetahuannya lebih mendalam dan dapat memperoleh pengalaman belajar yang baru.


(14)

6

5) Pembaca mendapatkan pengetahuan tentang pembelajaran menulis cerpen dan penerapan strategi partisipatif dengan media blog.

1.6Struktur Organisasi Skripsi

Penelitian ini terdiri dari lima bab yang berisi segala hal yang berkaitan dengan penelitian. Lebih jelasnya pemaparan kelima bab tersebut adalah sebagai berikut.

1) Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang hal-hal yang mendasari dilakukannya penelitian. Pada dasarnya bab ini berisi informasi mengenai keseluruhan penelitian yang dilakukan. Bab pendahuluan berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian yang menjadi dasar dilakukannya penelitian ini.

2) Bab II Strategi Partisipatif dengan Media Blog dan Menulis Cerpen

Bab ini berisi landasan-landasan teoretis mengenai bidang yang dikaji dan kerangka pemikiran. Konsep teori yang digunakan meliputi teori tentang strategi partisipatif, media blog, dan keterampilan menulis cerpen. Sementara kerangka pemikiran menjabarkan tentang pertautan antara variabel bebas dengan variabel terikat dalam penelitian ini.

3) Bab III Metode Penelitian

Bab ini berisi cara pengumpulan data. Pada bab tiga ini akan dibahas mengenai rancangan penelitian yang akan diaplikasikan, meliputi metode penelitian, partisipan, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, definisi operasional, instrumen penelitian, dan analisis data.

4) Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini membahas mengeni hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian yang diambil berdasarkan hasil analisis data. Temuan tersebut berupa data tes awal dan tes akhir kelas eksperimen maupun kelas kontrol, lembar observasi guru dan aktivitas siswa. Setelah temuan tersebut


(15)

dianalisis, langkah selanjutnya adalah pembahasan mengenai data penelitian.

5) Bab V Simpulan dan Rekomendasi

Bab ini membahas simpulan penelitian secara menyeluruh. Simpulan disini diartikan sebagai hasil akhir dari penelitian yang telah dilakukan. Dengan kata lain, simpulan disini adalah jawaban dari rumusan masalah. Selain itu, bab ini berisi saran mengenai hal-hal yang penting yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian ini.


(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Sugiyono (2013, hlm. 3) mengemukakan bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sementara Syamsudin dan Vismaia (2011, hlm. 14) memaparkan metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan keadaan. Melalui metode penelitian, peneliti dapat menemukan fakta berdasarkan permasalahan yang dirumuskan.

Peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen untuk mengadakan pengujian variabel bebas. Terdapat dua variabel yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas (indipenden) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebas adalah variabel yang memberikan dampak atau menjadi sebab perubahan terhadap variabel terikat. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang terkena dampak atau yang menjadi akbiat perubahan karena adanya variabel bebas.

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design. Desain ini hampir sama dengan pretest-postest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2006, hlm. 89). Peneliti memilih kelompok tersebut secara langsung, tidak mengacaknya. Rancangan penelitian Nonequivalent Control Group Design adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1

Rancangan nonequivalent control group design

E O1 X O2


(17)

Keterangan:

E : Kelompok kelas eksperimen

K : Kelompok kelas kontrol/pembanding O1 : Tes awal kelas eksperimen

O2 : Tes akhir kelas eksperimen O3 : Tes awal (pretest) kelas kontrol O4 : Tes akhir (postest) kelas kontrol

X : Perlakuan berupa pembelajaran menulis cerpen menggunakan strategi partisipatif dengan media blog

Y : Perlakuan berupa pembelajaran menulis cerpen tanpa menggunakan strategi partisipatif dengan media blog

Pada desain ini, sampel diberikan tes sebanyak dua kali, yaitu sebelum diberikan perlakuan (pretest) dan setelah diberikan perlakuan (posttest). Tes awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan menulis cerpen siswa sebelum diterapkan perlakuan (treatment). Sementara tes akhir dilakukan dengan tujuan mengetahui kemampuan menulis cerpen siswa setelah diberikan perlakuan. Perlakuan tersebut hanya diberikan terhadap kelas eksperimen saja, sedangkan kelas kontrol hanya melakukan tes awal dan tes akhir tanpa mendapatkan perlakuan. Perbedaan pencapaian antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan untuk mengukur keberhasilan atau keefektifan pembelajaran menulis cerpen mengunakan strategi partisipatif dengan media blog.

3.2 Sumber Data Penelitian

Peneliti mengambil sumber data penelitian pada siswa kelas VII di Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Bandung. Di sekolah tersebut terdapat pelajaran bahasa Indonesia yang salah satu materi pembelajarannya adalah


(18)

33

menulis cerpen. Materi tersebut tercantum pada silabus kelas VII semester dua. Alasan itulah yang membuat peneliti memilih sumber data tersebut karena memenuhi kriteria untuk dijadikan sebagai sumber data.

3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi yang terdapat dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 16 Bandung, yaitu kelas VII. 1 hingga kelas VII. 8. Peneliti memilih sumber data tersebut karena sesuai dengan materi pembelajaran yang akan diteliti, yaitu cerpen. Materi pembelajaran tersebut terdapat di semester dua, namun peneliti menambahkan pembelajaran menulis ke dalamnya. Berikut ini adalah data mengenai jumlah siswa kelas VII SMPN 16 Bandung tahun ajaran 2014/2015.

Tabel 3.2

Jumlah Siswa Kelas VII SMPN 16 Bandung Kelas Jumlah Populasi

VII. 1 36

VII. 2 36

VII. 3 37

VII. 4 37

VII. 5 37

VII. 6 38

VII. 7 32

VII. 8 32

Jumlah 285

3.2.2 Subjek Penelitian/Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013, hlm. 118). Penelitian ini mengambil sampel secara purposif (purposive sampling) sehingga memungkinkan peneliti menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol secara langsung, tidak mengacaknya. Peneliti memilih kelas VII.8 sebagai kelas eksperimen dan kelas


(19)

VII.7 sebagai kelas kontrol dengan pertimbangan bahwa kedua kelas tersebut memiliki ketersediaan waktu untuk melakukan pendalan materi menulis cerpen. Selain itu, kedua kelas tersebut dipilih atas saran dari guru Bahasa Indonesia kelas VII.

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

Sampel Jumlah Jumlah

Keseluruhan Laki-laki Perempuan

Kelas VII. 7 13 19 32

Kelas VII. 8 11 21 32

Total 24 40 64

3.3 Definisi Operasional

Penelitian yang berjudul Penerapan Strategi Partisipatif dengan Media Blog dalam Pembelajaran Menulis Cerpen secara operasional dapat didefinisikan sebagai berikut.

1) Pembelajaran menulis adalah suatu proses belajar menuangkan gagasan, ide, pemahaman ke dalam bentuk tulisan.

2) Cerpen adalah salah satu karya sastra naratif yang di dalamya berisi cerita fiksi yang memiliki pesan yang hendak disampaikan oleh pengarangnya. 3) Strategi Partisipatif adalah sebuah strategi pembelajaran yang mendorong

siswa untuk berpartisipasi aktif dalam belajar. Siswa harus berpikir kritis, kreatif dan saling menyampaikan gagasan guna memahami materi pembelajaran.

4) Blog adalah salah satu aplikasi online yang dapat dijadikan sebagai media untuk menuangkan gagasan bahakan mempromosikan sesuatu. Pemanfaatan blog dapat membuat guru maupun siswa menjadi lebih bersemangat dan antusias dalam pembelajaran karena konten yang terdapat di dalamnya sangat menarik.


(20)

35

3.4 Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mengambil data yang akan diteliti. Teknik ini dibagi menjadi dua, yaitu teknik tes dan teknik nontes. Teknis tes dapat berupa lembar tes/soal sedngkan teknis nontes berupa lembar observasi, wawancara.

3.4.1 Tes

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes. Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes kemampuan menulis cerpen dengan menggunakan format uraian bebas. Teknik ini diterapkan pada tes awal (pretest) dan tes akhir (postest) untuk mengetahui dan mengukur nilai siswa dalam menulis cerpen sebelum dan sesudah penerapan strategi partisipatif dengan media blog. Penulis juga menggunakan format penilaian kemampuan menulis cerpen. Adapun lembar tes yang digunakan adalah sebagai berikut.

3.4.2 Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik nontes yang peneliti gunakan untuk mendukung penelitian. Observasi dilakukan untuk melihat, memantau kinerja guru saat pembelajaran berlangsung. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh dua orang. Setiap observer diberikan lembar observasi yang digunakan untuk mengamati aktifitas siswa selama pembelajaran. Data hasil observasi mengenai proses pembelajaran diolah dengan mendeskripsikan perhitungan skor dari setap kategori yang diberikan observer.

3.4.3 Wawancara

Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan menulis cerpen siswa kelas VII di SMPN 16 Bandung. Bentuk wawancara yang dilakukan yaitu dengan memberikan pertanyaan kepada guru Bahasa Indonesia kelas VII.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Data yang digunakan adalah data yang sesuai dengan variabel penelitian. Bentuk instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini


(21)

adalah tes dan nontes. Adapun istrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); 2) Lembar tes menulis cerpen;

3) Lembar observasi.

3.5.1. Instrumen Pembelajaran (RPP)

Instrumen penelitian yang digunakan dalam pembelajaran ini berupa Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP). RPP ini disusun berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terdapat dalam kurikulum sekolah dan indikator pembelajaran yang akan dicapai. Tahapan instrumen pembelajaran adalah sebagai berikut. RPP yang telah disusun kemudian diterapkan di kelas VII. 8 sebagai kelas eksperimen dan VII. 7 sebagai kelas kontrol. Berikut ini adalah RPP menulis cerpen yang telah disusun.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen

Sekolah : SMP Negeri 16 Bandung Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas/Semester : VII / 2

Tahun Ajaran : 2014/2015

Alokasi Waktu : 10 x 40 menit (5 pertemuan) A. Standar Kompetensi

8. Mengungkapkan kembali pikiran, perasaan dan pengalaman dalam cerita pendek

B. Kompetensi Dasar

8.2. Menulis cerita pendek bertolak dari peristiwa yang pernah dialami C. Indikator

1. Mampu mendata peristiwa-peristiwa yang pernah dialami

2. Mampu menentukan konflik yang ada dalam peristiwa yang dipilih 3. Mampu menentukan alur cerita


(22)

37

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu mendata peristiwa-peristiwa yang pernah dialami.

2. Setelah mendata peristiwa yang akan dijadikan bahan dalam menulis cerpen, siswa dapat menentukan konflik yang terdapat dalam peristiwa tersebut.

3. Siswa dapat menentukan alur yang terdapat dalam peristiwa tersebut. 4. Siswa dapat menulis cerpen bertolak dari peristiwa yang pernah dialami

E. Materi Pembelajaran Menulis cerpen

Cerpen merupakan bagian dari cerita fiksi di samping novel. Sebagai karya sastra yang bergenre fiksi, cerpen memiliki perbedaan dari karya sastra lainnya. perbedaan yang paling sederhana dan mudah dikenali adalah yang menyangkut panjang cerita. Dalam hal ini, cerpen merupakan cerita fiksi yang hanya terdiri dari beberapa halaman, atau sekitar seribuan kata. Nurgiyanto (dalam Yoni, 2012). Keadaan yang menyangkut pendeknya cerita tersebut membawa konsekuensi pada keluasan cerita yang dikisahkan dan pengoperasian berbagai unsur intrinsik yang mendukungnya. Cerpen tidak bisa berbicara secara panjang lebar tentang peristiwa yang dikisahkan karena dibatasi oleh jumlah halaman.

Cerpen hanya berbicara tentang “hal-hal yang penting” dan tidak sampai pada detil-detil kecil “yang kurang penting”. Meskipun demikian, hal itu justru membuat cerpen menjadi lebih kental sifat ke-unity-annya, lebih fokus karena lebih dimaksudkan untuk memberikan kesan tunggal. (Yoni, dkk., 2012)

Sumardjo mengatakan bahwa cerpen memiliki sifat naratif. Cerpen harus berbentuk naratif dan pendek. Jadi cerpen bukan argumentasi atau analisa atau deskripsi. Namun, bentuk naratif yang pendek saja belum tentu cerpen. Dalam hal ini, sebuah sketsa, berita atau kisah perjalanan juga mempunyai sifat naratif. Jenis-jenis tersebut memiliki penuturan yang berurutan dan hidup, tapi jelas berdasarkan hal-hal yang benar-benar ada dan telah terjadi. Jadi ada nilai aktualitasnya. Sementara sebuah cerpen tidak tergantung sama


(23)

sekali pada aktualitasnya. Cerpen adalah fiksi (fiction), yang berarti ciptaan atau rekaan. Meskipun cerpen merupakan fiksi, tapi ia harus berdasarkan realitas, yang berarti dapat terjadi seperti itu. Bukan terjadinya seperti itu.

Sifat fiktif-naratif ini menuntut adanya suatu kejadian dalam cerpen. Kejadian disini tidak harus berwujud perbuatan, tapi bisa pergulatan batin, dan hanya boleh ada satu kejadian saja. Penceritaan atau narasi dari satu kejadian itu harus dilakukan dengan hemat dan ekonomis. Inilah sebabnya dalam cerpen dituntut hanya ada dua atau tiga tokoh yang penting. Hanya boleh ada satu konflik yang menggerakkan cerita. Hanya ada satu efek saja untuk membaca.

Sementara menurut Dani (2013), cerpen merupakan karangan fiktif yang berisi sebagian kehidupan seseorang atau kehidupan yang diceritakan secara ringkas yang berfokus pada suatu tokoh.

Ciri-ciri Cerpen (Dani: 2013) a. Bersifat fiktif.

b. Panjang cerpen kurang dari 10.000 kata.

c. Habis dibaca dalam sekali duduk. Tidak memerlukan waktu yang lama dalam pembacaannya.

d. Memiliki kesan tunggal (aspek kehidupan). e. Cerpen bersifat padu, padat dan intensif.

f. Terdapat konflik tetapi tidak sampai menimbulkan perubahan nasib pelaku utama.

g. Memiliki alur, baik alur maju maupun alur mundur (flashback). h. Perwatakan atau penokohan dilukiskan secara singkat

Unsur Intrinsik Cerpen

Sebagai bagian dari tulisan fiksi, cerpen mempunyai unsur-unsur intrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur cerita fiksi yang secara langsung berada di dalam, menjadi bagian dan ikut membentuk eksistensi cerita yang


(24)

39

bersangkutan. Berikut adalah unsur-unsur tersebut menurut Yoni, dkk. (2012, hlm. 45-47):

a. Tokoh

Tokoh cerita dimaksudkan sebagai pelaku yang dikisahkan perjalanan hidupnya dalam cerita fiksi lewat alur baik sebagai pelaku maupun penderita berbagai peristiwa yang diceritakan. Abrams (dalam Yoni, 2012, hlm. 45) menambahkan bahwa tokoh cerita (character) adalah orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.

b. Alur Cerita

Alur berhubungan dengan berbagai hal seperti peristiwa, konflik yang terjadi, dan akhirnya mencapai klimaks, serta bagaimana kisah itu diselesaikan. Alur juga dipahami sebagai rangkaian peristiwa yang terjadi berdasarkan hubungan sebab akibat.

c. Latar

Latar (setting) dapat dipahami sebagai landas tumpu berlaangsungnya berbagai peristiwa dan kisah yang diceritakan dalam cerita fiksi. Latar menunjukkan pada tempat, yaitu lokasi dimana cerita itu terjadi, waktu, kapan cerita terjadi, dan lingkungan sosial-budaya, keadaan kehidupan bermasyarakat tempat tokoh dan peristiwa terjadi.

d. Tema

Secara sederhana tema dapat dipahami sebagai gagasan yang mengikat cerita. Lukens (dalam Yoni, 2012, hlm. 46) Pemahaman terhadap tema suatu cerita fiksi adalah pemahaman terhadap makna cerita itu sendiri. Tema sebuah cerita fiksi merupakan gagasan utama dan atau makna utama cerita. e. Moral

Moral, amanat, atau messages dapat dipahami sebagai sesuatu yang ingin disampaikan kepada pembaca. Sesuatu itu selalu berkaitan dengan berbagai hal yang berkonotasi positif, bermanfaat bagi kehidupan, dan mendidik.


(25)

Moral berurusan dengan masalah baik dan buruk, namun istilah moral itu selalu dikonotasikan dengan hal-hal yang baik. Nurgiyantoro (dalam Yoni, 2012, hlm. 46)

f. Sudut pandang

Sudut pandang (point of view) dapat dipahami sebagai cara sebuah cerita dikisahan. Abrams (dalam Yoni, 2012, hlm. 47) mengemukakan bahwa sudut pandang merupakan cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang untuk menampilkan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah teks fiksi kepada pembaca. Jadi sudut pandang pada hakikatnya adalah sebuah cara, strategi atau siasat yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengungkapkan cerita dan gagasannya.

g. Style dan nada

Style dapat dipahami sebagai sebuah cara pengungkapan dalam bahasa, cara bagaimana seseorang mengungkapkan sesuatu yang akan diungkapkan Abrams (dalam Yoni, 2012, hlm. 47), atau bagaimana seorang pengarang mengemukakan sesuatu sebagai ekspresi apa yang mau dikatakan (Lukens dalam Yoni, 2012, hlm. 47). Style pada hakikatnya adalah cara pengekspresian jatidiri seseorang karena setiap orang akan mempunyai cara-cara tersendiri yang berbeda dengan orang lain. Style adalah seluruh tampilan kebahasan yang secara langsung dipergunakan dalam teks sastra yang bersangkutan.

Sementara Nada (tone) adalah sikap, pendirian, atau perasaan pengarang terhadap masalah yang dihadapi oleh tokoh.

F. Metode Pembelajaran 1. Strategi partisipatif

2. E-Learning

G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan ke-1 (Pretest)

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu

A. Kegiatan Awal

1. Guru memberikan salam dan tegur sapa kepada siswa. 2. Guru mengecek kehadiran siswa.


(26)

41

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

4. Guru memberikan semangat/motivasi kepada siswa. B. Kegiatan Inti

Eksplorasi

1. Guru memberikan lembar pretest menulis cerpen kepada siswa. 2. Guru memberi arahan kepada siswa untuk melaksanakan pretest.

3. Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya mengenai hal yang belum dimengerti.

Elaborasi

1. Siswa mencari ide atau gagasan untuk membuat cerpen.

2. Setelah menemukan gagasan, siswa mulai menulis cerpen di lembar kerja yang telah disediakan oleh guru (pretest).

Konfirmasi

1. Guru menanyakan kepada siswa mengenai kesulitan dalam menulis cerpen.

60 menit

C. Kegiatan Akhir/Penutup

1. Guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran.

2. Sebelum pembelajaran selesai, siswa diminta untuk membuat blog kelas dan blog pribadi sebagai media untuk memposting cerpen yang dibuat. 3. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dan menyampaikan materi

pembelajaran selanjutnya.

10 menit

Pertemuan ke-2

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu

A. Kegiatan Awal

1. Guru memberikan salam dan tegur sapa kepada siswa. 2. Guru mengecek kehadiran siswa.

3. Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai pembelajaran cerpen sebelumnya dan mengaitkan dengan materi yang akan diajarkan (apersepsi).

4. Guru mengarahkan pemahaman siswa mengenai pembelajaran hari ini. 5. Guru memberikan semangat/motivasi kepada siswa.

10 menit

B. Kegiatan Inti Eksplorasi

1. Guru menanyakan kesulitan siswa yang dialami ketika menulis cerpen. 2. Guru memberi arahan kepada siswa mengenai penerapan strategi

partisipatif dengan media blog.

3. Guru dan siswa saling bertanya jawab. Elaborasi

1. Siswa membentuk kelompok beranggotakan enam orang.

2. Siswa masuk ke tahap pembinaan keakraban, di sini guru menerapkan teknik bujur sangkar (broken square) untuk membina keakraban siswa dalam setiap kelompok. Teknik ini merupakan salahsatu teknik yang terdapat dalam strategi partisipatif.

3. Setelah itu, guru mulai menampilkan media online blog yang berisi


(27)

beberapa cerpen dengan berbagai tema.

3. Siswa masuk ke tahap identifikasi kebutuhan sumber dan kemungkinan hambatan. Di sini guru menerapkan teknik brainstorming/curah pendapat. Guru berdiskusi dengan setiap kelompok secara bergiliran, bertanya jawab mengenai hambatan yang dialami ketika menulis cerpen dan bagaimana solusi terbaik untuk mengatasinya.

4. Siswa masuk ke tahap perumusan tujuan belajar. Pada tahap ini siswa berdiskusi mengenai tema apa yang akan dipilih untuk menulis cerpen, mengemukakan ide/gagasan dll.

5. Siswa masuk ke tahap penyusunan program kegiatan belajar. Setelah menemukan ide/gagasan, siswa bertukar pikiran dalam membuat cerpen, mengemukakan hambatan-hambatan yang dialami dalam penulisan cerpen dan saling memberikan saran. Setiap siswa di dalam kelompok dituntut aktif bekerjasama dan saling membantu. Kegiatan ini merupakan bagian dari strategi partisipatif yang bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

6. Siswa masuk ke tahap pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Pada tahap ini siswa mulai menulis cerpen, mengembangkan tema dan ide serta merangkai alur cerita.

7. Setelah selesai menulis cerpen siswa masuk ke tahap penilaian, setiap kelompok menunjuk satu siswa sebagai perwakilan kelompok untuk membacakan cerpen yang dibuat di depan kelas.

Konfirmasi

1. Guru dan siswa memberikan apresiasi kepada siswa yang membacakan cerpennya di depan kelas.

2. Guru menanyakan apakah ada hambatan ketika pembelajaran menulis cerpen di setiap kelompok. Selain itu, siswa diminta memberikan solusi untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen

3. Sebelum pembelajaran selesai, siswa diminta untuk memposting cerpen yang dibuat ke dalam grup blog kelas. Siswa dapat bertukar pikiran, berkomentar, maupun mengkritisi cerpen siswa lain dalam kolom komentar yang ada dalam blog. Semua siswa dapat terlibat langsung dalam diskusi ini.

C. Kegiatan Akhir/Penutup

1. Guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran.

2. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dan menyampaikan materi pembelajaran selanjutnya.

10 menit

Pertemuan ke-3

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu

A. Kegiatan Awal

1. Guru memberikan salam dan tegur sapa kepada siswa. 2. Guru mengecek kehadiran siswa.

3. Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai pembelajaran cerpen


(28)

43

sebelumnya dan mengaitkan dengan materi yang akan diajarkan (apersepsi).

4. Guru mengarahkan pemahaman siswa mengenai pembelajaran hari ini. 5. Guru memberikan semangat/motivasi kepada siswa.

B. Kegiatan Inti Eksplorasi

1. Guru mempersilahkan siswa untuk kembali ke dalam kelompoknya. 2. Guru mengingatkan siswa mengenai pembelajaran menulis cerpen

menggunakan strategi partisipatif dengan media blog. 3. Guru dan siswa saling bertanya jawab.

Elaborasi

1. Siswa masuk ke tahap pembinaan keakraban, di sini guru menerapkan teknik bujur sangkar (broken square) untuk membina keakraban siswa dalam setiap kelompok. Teknik ini merupakan salahsatu teknik yang terdapat dalam strategi partisipatif.

2. Setelah itu, guru mulai menampilkan media online blog yang berisi cerpen dengan berbagai tema yang nantinya akan dianalisis oleh setiap kelompok.

3. Siswa masuk ke tahap identifikasi kebutuhan sumber dan kemungkinan hambatan. Di sini guru menerapkan teknik brainstorming/curah pendapat. Guru berdiskusi dengan setiap kelompok secara bergiliran, bertanya jawab mengenai hambatan yang dialami ketika menulis cerpen dan bagaimana solusi terbaik untuk mengatasinya.

4. Siswa masuk ke tahap perumusan tujuan belajar. Pada tahap ini siswa berdiskusi mengenai tema apa yang akan dipilih untuk menganalisis cerpen, mengemukakan ide/gagasan dll.

5. Siswa masuk ke tahap penyusunan program kegiatan belajar. Pada tahap ini siswa masih berdiskusi mengenai tema apa yang akan dipilih untuk menganalisis cerpen, mengemukakan ide/gagasan dll. Setiap siswa di dalam kelompok dituntut aktif bekerjasama dan saling membantu. Kegiatan ini merupakan bagian dari strategi partisipatif yang bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

6. Siswa masuk ke tahap pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Pada tahap ini setiap kelompok diminta memilih satu cerpen yang tedapat di media blog untuk dianalisis. Hal-hal yang harus dianalisis meliputi unsur-unsur intrinsik yang terkandung dalam cerpen, pendapat siswa setelah membaca cerpen tersebut.

7. Setelah selesai menganalisis cerpen siswa masuk ke tahap penilaian, setiap kelompok menunjuk satu siswa sebagai perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil analisis cerpen kelompoknya di depan kelas.

Konfirmasi

1. Guru dan siswa memberikan apresiasi kepada siswa yang mempresentasikan hasil analisis cerpen di depan kelas.

2. Guru menanyakan kepada siswa mengenai kesulitan dalam menganalisis cerpen pada pembelajaran kali ini. Guru juga menanyakan apakah ada


(29)

hambatan ketika pembelajaran dengan menerapkan strategi partisipatif dengan media blog.

C. Kegiatan Akhir/Penutup

1. Guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran.

2. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dan menyampaikan materi pembelajaran selanjutnya.

10 menit

Pertemuan ke-4

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu

A. Kegiatan Awal

1. Guru memberikan salam dan tegur sapa kepada siswa. 2. Guru mengecek kehadiran siswa.

3. Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai pembelajaran cerpen sebelumnya dan mengaitkan dengan materi yang akan diajarkan (apersepsi).

4. Guru mengarahkan pemahaman siswa mengenai pembelajaran hari ini. 5. Guru memberikan semangat/motivasi kepada siswa.

10 menit

B. Kegiatan Inti Eksplorasi

1. Guru mempersilahkan siswa untuk kembali ke dalam kelompoknya. 2. Guru mengingatkan siswa mengenai pembelajaran menulis cerpen

menggunakan strategi partisipatif dengan media blog yang dilakukan sebelumnya.

Elaborasi

1. Siswa masuk ke tahap pembinaan keakraban, di sini guru menerapkan teknik bujur sangkar (broken square) untuk membina keakraban siswa dalam setiap kelompok. Teknik ini merupakan salahsatu teknik yang terdapat dalam strategi partisipatif.

2. Setelah itu, guru mulai menampilkan media online blog yang berisi beberapa cerpen dengan berbagai tema.

3. Siswa masuk ke tahap identifikasi kebutuhan sumber dan kemungkinan hambatan. Di sini guru menerapkan teknik brainstorming/curah pendapat. Guru berdiskusi dengan setiap kelompok secara bergiliran, bertanya jawab mengenai hambatan yang dialami ketika menulis cerpen dan bagaimana solusi terbaik untuk mengatasinya.

4. Siswa masuk ke tahap perumusan tujuan belajar. Pada tahap ini siswa berdiskusi mengenai tema apa yang akan dipilih untuk menulis cerpen, mengemukakan ide/gagasan dll.

5. Siswa masuk ke tahap penyusunan program kegiatan belajar. Setelah menemukan ide/gagasan, siswa bertukar pikiran dalam membuat cerpen, mengemukakan hambatan-hambatan yang dialami dalam penulisan cerpen dan saling memberikan saran. Setiap siswa di dalam kelompok dituntut aktif bekerjasama dan saling membantu. Kegiatan ini merupakan bagian dari strategi partisipatif yang bertujuan untuk meningkatkan


(30)

45

keaktifan siswa dalam pembelajaran.

6. Siswa masuk ke tahap pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Pada tahap ini siswa mulai menulis cerpen, mengembangkan tema dan ide serta merangkai alur cerita.

7. Setelah selesai menulis cerpen siswa masuk ke tahap penilaian, setiap kelompok menunjuk satu siswa sebagai perwakilan kelompok untuk membacakan cerpen yang dibuat di depan kelas.

Konfirmasi

1. Guru dan siswa memberikan apresiasi kepada siswa yang membacakan cerpennya di depan kelas.

2. Guru menanyakan apakah ada hambatan ketika pembelajaran menulis cerpen di setiap kelompok. Selain itu, siswa diminta memberikan solusi untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen

3. Sebelum pembelajaran selesai, siswa diminta untuk memposting cerpen yang dibuat ke dalam grup blog kelas. Siswa dapat bertukar pikiran, berkomentar, maupun mengkritisi cerpen siswa lain dalam kolom komentar yang ada dalam blog. Semua siswa dapat terlibat langsung dalam diskusi ini.

C. Kegiatan Akhir/Penutup

1. Guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran.

2. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dan menyampaikan materi pembelajaran selanjutnya.

10 menit

Pertemuan ke-5 (Postest)

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu

A. Kegiatan Awal

1. Guru memberikan salam dan tegur sapa kepada siswa. 2. Guru mengecek kehadiran siswa.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

4. Guru memberikan semangat/motivasi kepada siswa.

10 menit

B. Kegiatan Inti Eksplorasi

1. Guru memberikan lembar postest menulis cerpen kepada siswa. 2. Guru memberi arahan kepada siswa untuk melaksanakan postest.

3. Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya mengenai hal yang belum dimengerti.

Elaborasi

1. Siswa mencari ide atau gagasan untuk membuat cerpen.

2. Setelah menemukan gagasan, siswa mulai menulis cerpen di lembar kerja yang telah disediakan oleh guru (postest).

Konfirmasi

1. Guru menanyakan kepada siswa mengenai kesulitan dalam menulis cerpen.

60 menit

C. Kegiatan Akhir/Penutup

1. Guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran.


(31)

2. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran. E. Sumber/Alat/Bahan Pembelajaran

1. Buku paket “Bahasa dan Sastra Indonesia 2” halaman 55-56

2. Blog:

http://blog.kartunmania.com/2014/09/cerpen-tentang-ibu-tiri-yang-baik http://blog.kartunmania.com/2015/04/cernak-tikus-pencuri

http://blog.kartunmania.com/2015/04/cernak-karung-ajaib-raja-odil http://cerpenmu.com/cerpen-keluarga/aku-hebat

http://www.ceritakecil.com/cerita-dan-dongeng/Kuda-dan-Keledai-yang-Sarat-dengan-Beban

http://cerpenmu.com/category/cerpen-anak 3. Lembar pretest dan postest

4. Laptop 5. Proyektor


(32)

47

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol

Sekolah : SMP Negeri 16 Bandung Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas/Semester : VII / 2

Tahun Ajaran : 2014/2015

Alokasi Waktu : 10 x 40 menit (5 pertemuan) A. Standar Kompetensi

8. Mengungkapkan kembali pikiran, perasaan dan pengalaman dalam cerita pendek

B. Kompetensi Dasar

8.2. Menulis cerita pendek bertolak dari peristiwa yang pernah dialami C. Indikator

1. Mampu mendata peristiwa-peristiwa yang pernah dialami

2. Mampu menentukan konflik yang ada dalam peristiwa yang dipilih 3. Mampu menentukan alur cerita

4. Mampu menulis cerita pendek bertolak dari peristiwa yang pernah dialami D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu mendata peristiwa-peristiwa yang pernah dialami.

2. Setelah mendata peristiwa yang akan dijadikan bahan dalam menulis cerpen, siswa dapat menentukan konflik yang terdapat dalam peristiwa tersebut.

3. Siswa dapat menentukan alur yang terdapat dalam peristiwa tersebut. 4. Siswa dapat menulis cerpen bertolak dari peristiwa yang pernah dialami

E. Materi Pembelajaran Menulis cerpen

Cerpen merupakan bagian dari cerita fiksi di samping novel. Sebagai karya sastra yang bergenre fiksi, cerpen memiliki perbedaan dari karya sastra lainnya. perbedaan yang paling sederhana dan mudah dikenali adalah yang menyangkut panjang cerita. Dalam hal ini, cerpen merupakan cerita fiksi yang hanya terdiri dari beberapa halaman, atau sekitar seribuan kata.


(33)

Nurgiyanto (dalam Yoni, 2012). Keadaan yang menyangkut pendeknya cerita tersebut membawa konsekuensi pada keluasan cerita yang dikisahkan dan pengoperasian berbagai unsur intrinsik yang mendukungnya. Cerpen tidak bisa berbicara secara panjang lebar tentang peristiwa yang dikisahkan karena dibatasi oleh jumlah halaman.

Cerpen hanya berbicara tentang “hal-hal yang penting” dan tidak sampai pada detil-detil kecil “yang kurang penting”. Meskipun demikian, hal itu justru membuat cerpen menjadi lebih kental sifat ke-unity-annya, lebih fokus karena lebih dimaksudkan untuk memberikan kesan tunggal. (Yoni, dkk., 2012)

Sumardjo mengatakan bahwa cerpen memiliki sifat naratif. Cerpen harus berbentuk naratif dan pendek. Jadi cerpen bukan argumentasi atau analisa atau deskripsi. Namun, bentuk naratif yang pendek saja belum tentu cerpen. Dalam hal ini, sebuah sketsa, berita atau kisah perjalanan juga mempunyai sifat naratif. Jenis-jenis tersebut memiliki penuturan yang berurutan dan hidup, tapi jelas berdasarkan hal-hal yang benar-benar ada dan telah terjadi. Jadi ada nilai aktualitasnya. Sementara sebuah cerpen tidak tergantung sama sekali pada aktualitasnya. Cerpen adalah fiksi (fiction), yang berarti ciptaan atau rekaan. Meskipun cerpen merupakan fiksi, tapi ia harus berdasarkan realitas, yang berarti dapat terjadi seperti itu. Bukan terjadinya seperti itu.

Sifat fiktif-naratif ini menuntut adanya suatu kejadian dalam cerpen. Kejadian disini tidak harus berwujud perbuatan, tapi bisa pergulatan batin, dan hanya boleh ada satu kejadian saja. Penceritaan atau narasi dari satu kejadian itu harus dilakukan dengan hemat dan ekonomis. Inilah sebabnya dalam cerpen dituntut hanya ada dua atau tiga tokoh yang penting. Hanya boleh ada satu konflik yang menggerakkan cerita. Hanya ada satu efek saja untuk membaca.

Sementara menurut Dani (2013), cerpen merupakan karangan fiktif yang berisi sebagian kehidupan seseorang atau kehidupan yang diceritakan secara ringkas yang berfokus pada suatu tokoh.


(34)

49

Ciri-ciri Cerpen (Dani: 2013) i. Bersifat fiktif.

j. Panjang cerpen kurang dari 10.000 kata.

k. Habis dibaca dalam sekali duduk. Tidak memerlukan waktu yang lama dalam pembacaannya.

l. Memiliki kesan tunggal (aspek kehidupan). m. Cerpen bersifat padu, padat dan intensif.

n. Terdapat konflik tetapi tidak sampai menimbulkan perubahan nasib pelaku utama.

o. Memiliki alur, baik alur maju maupun alur mundur (flashback). p. Perwatakan atau penokohan dilukiskan secara singkat

Unsur Intrinsik Cerpen

Sebagai bagian dari tulisan fiksi, cerpen mempunyai unsur-unsur intrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur cerita fiksi yang secara langsung berada di dalam, menjadi bagian dan ikut membentuk eksistensi cerita yang bersangkutan. Berikut adalah unsur-unsur tersebut menurut Yoni, dkk. (2012, hlm. 45-47):

h. Tokoh

Tokoh cerita dimaksudkan sebagai pelaku yang dikisahkan perjalanan hidupnya dalam cerita fiksi lewat alur baik sebagai pelaku maupun penderita berbagai peristiwa yang diceritakan. Abrams (dalam Yoni, 2012, hlm. 45) menambahkan bahwa tokoh cerita (character) adalah orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.

i. Alur Cerita

Alur berhubungan dengan berbagai hal seperti peristiwa, konflik yang terjadi, dan akhirnya mencapai klimaks, serta bagaimana kisah itu


(35)

diselesaikan. Alur juga dipahami sebagai rangkaian peristiwa yang terjadi berdasarkan hubungan sebab akibat.

j. Latar

Latar (setting) dapat dipahami sebagai landas tumpu berlaangsungnya berbagai peristiwa dan kisah yang diceritakan dalam cerita fiksi. Latar menunjukkan pada tempat, yaitu lokasi dimana cerita itu terjadi, waktu, kapan cerita terjadi, dan lingkungan sosial-budaya, keadaan kehidupan bermasyarakat tempat tokoh dan peristiwa terjadi.

k. Tema

Secara sederhana tema dapat dipahami sebagai gagasan yang mengikat cerita. Lukens (dalam Yoni, 2012, hlm. 46) Pemahaman terhadap tema suatu cerita fiksi adalah pemahaman terhadap makna cerita itu sendiri. Tema sebuah cerita fiksi merupakan gagasan utama dan atau makna utama cerita. l. Moral

Moral, amanat, atau messages dapat dipahami sebagai sesuatu yang ingin disampaikan kepada pembaca. Sesuatu itu selalu berkaitan dengan berbagai hal yang berkonotasi positif, bermanfaat bagi kehidupan, dan mendidik. Moral berurusan dengan masalah baik dan buruk, namun istilah moral itu selalu dikonotasikan dengan hal-hal yang baik. Nurgiyantoro (dalam Yoni, 2012, hlm. 46)

m. Sudut pandang

Sudut pandang (point of view) dapat dipahami sebagai cara sebuah cerita dikisahan. Abrams (dalam Yoni, 2012, hlm. 47) mengemukakan bahwa sudut pandang merupakan cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang untuk menampilkan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah teks fiksi kepada pembaca. Jadi sudut pandang pada hakikatnya adalah sebuah cara, strategi atau siasat yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengungkapkan cerita dan gagasannya.

n. Style dan nada

Style dapat dipahami sebagai sebuah cara pengungkapan dalam bahasa, cara bagaimana seseorang mengungkapkan sesuatu yang akan diungkapkan


(36)

51

Abrams (dalam Yoni, 2012, hlm. 47), atau bagaimana seorang pengarang mengemukakan sesuatu sebagai ekspresi apa yang mau dikatakan (Lukens dalam Yoni, 2012, hlm. 47). Style pada hakikatnya adalah cara pengekspresian jatidiri seseorang karena setiap orang akan mempunyai cara-cara tersendiri yang berbeda dengan orang lain. Style adalah seluruh tampilan kebahasan yang secara langsung dipergunakan dalam teks sastra yang bersangkutan.

Sementara Nada (tone) adalah sikap, pendirian, atau perasaan pengarang terhadap masalah yang dihadapi oleh tokoh.

F. Metode Pembelajaran 1. Ceramah

2. Diskusi

G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan ke-1 (Pretest)

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu

A. Kegiatan Awal

1. Guru memberikan salam dan tegur sapa kepada siswa. 2. Guru mengecek kehadiran siswa.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

4. Guru memberikan semangat/motivasi kepada siswa.

10 enit

B. Kegiatan Inti Eksplorasi

1. Guru memberikan lembar pretest menulis cerpen kepada siswa. 2. guru memberi arahan kepada siswa untuk melaksanakan pretest. 3. Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang

belum dimengerti. Elaborasi

1. Siswa mencari ide atau gagasan untuk membuat cerpen.

2. Setelah menemukan gagasan, siswa mulai menulis cerpen di lembar kerja yang telah disediakan oleh guru (pretest).

Konfirmasi

1. Guru menanyakan kepada siswa mengenai kesulitan dalam menulis cerpen.

60 enit

C. Kegiatan Akhir/Penutup

1. Guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran.

2. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dan menyampaikan materi pembelajaran selanjutnya.

10 menit


(37)

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu A. Kegiatan Awal

1. Guru memberikan salam dan tegur sapa kepada siswa. 2. Guru mengecek kehadiran siswa.

3. Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai pembelajaran cerpen sebelumnya dan mengaitkan dengan materi yang akan diajarkan (apersepsi).

4. Guru mengarahkan pemahaman siswa mengenai pembelajaran hari ini. 5. Guru memberikan semangat/motivasi kepada siswa.

10menit

B. Kegiatan Inti Eksplorasi

1. Guru menanyakan kesulitan siswa yang dialami ketika menulis cerpen. 2. Guru memberi arahan kepada siswa bagaimana cara membuat cerpen. 3. Guru dan siswa saling bertanya jawab.

Elaborasi

1. Siswa membentuk kelompok beranggotakan enam orang.

2. Setiap kelompok menentukan tema yang akan dijadikan pedoman dalam menulis cerpen.

3. Siswa mencari ide atau gagasan untuk membuat cerpen.

4. Setelah menemukan gagasan, siswa mulai menulis cerpen sesuai dengan tema yang dipilih kelompok di lembar kerja yang telah disediakan oleh guru.

5. Siswa bertukar pikiran dalam membuat cerpen, mengemukakan hambatan-hambatan yang dialami dalam penulisan dan saling memberikan saran.

6. Setelah selesai menulis cerpen, setiap kelompok menunjuk satu siswa sebagai perwakilan kelompok untuk membacakan cerpen yang dibuat di depan kelas.

Konfirmasi

1. Guru dan siswa memberikan apresiasi kepada siswa yang membacakan cerpennya di depan kelas.

2. Guru menanyakan kepada siswa mengenai kesulitan dalam menulis cerpen.

60 menit

D. Kegiatan Akhir/Penutup

1. Guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran.

2. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dan menyampaikan materi pembelajaran selanjutnya.

10 menit

Pertemuan ke-5 (Postest)

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu

A. Kegiatan Awal

1. Guru memberikan salam dan tegur sapa kepada siswa. 2. Guru mengecek kehadiran siswa.

3. Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai pembelajaran cerpen


(38)

53

sebelumnya dan mengaitkan dengan materi yang akan diajarkan (apersepsi).

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

5. Guru memberikan semangat/motivasi kepada siswa. B. Kegiatan Inti

Eksplorasi

1. Guru memberikan lembar postest menulis cerpen kepada siswa. 2. Guru memberi arahan kepada siswa untuk melaksanakan postest.

3. Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti.

Elaborasi

1. Siswa mencari ide atau gagasan untuk membuat cerpen.

2. Setelah menemukan gagasan, siswa mulai menulis cerpen di lembar kerja yang telah disediakan oleh guru (postest).

Konfirmasi

1. Guru menanyakan kepada siswa mengenai kesulitan dalam menulis cerpen.

60 menit

C. Kegiatan Akhir/Penutup

1. Guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran. 2. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran.

10 menit

E. Sumber/Alat/Bahan Pembelajaran

Buku paket “Bahasa dan Sastra Indonesia 2” halaman 55-56

3.5.2 Instrumen Tes

Tes ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan pada kemampuan menulis cerpen siswa sebelum dan sesudah diterapkan strategi partisipatif dengan media blog. Peneliti melakukan dua kali tes yakni tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Pretest dilakukan kepada siswa sebelum diberikan perlakuan. Perlakuan yang diberikan kepada siswa yaitu dengan cara menerapkan strategi partisipatif dengan media blog dalam pembelajaran menulis cerpen. Setelah selesai diberikan perlakuan, selanjutnya siswa diberikan tes akhir (posttest) dengan tujuan untuk mengetahui apakah perlakuan ini efektif atau tidak efektif bagi siswa untuk belajar menulis cerpen. Adapun kriteria penilaian kemampuan menulis cerpen adalah sebagai berikut.


(39)

Tabel 3.4

Kriteria Penilaian Menulis Cerpen

No. Aspek Kriteria

1. Kelengkapan aspek formal cerpen

Memuat 1) judul,

2) nama pengarang, 3) dialog, 4) narasi Hanya memuat tiga subaspek, misalnya judul, dialog, dan narasi Hanya memuat dua subaspek, misalnya judul dan narasi Hanya memuat satu subaspek, misalnya judul

Skor 25 20 15 10

2. Kelengkapan unsur

intrinsik cerpen

Memuat

1) fakta cerita (alur, tokoh, dan latar) 2) sarana cerita

(sudut pandang, penceritaan, gaya bahasa)

3) pengembangan isi yang relevan dengan judul Memuat ketiga subaspek namun tidak lengkap, misalnya fakta cerita hanya memuat plot dan tokoh, tanpa disertai latar yang jelas Hanya memuat dua subaspek, misalnya hanya memuat fakta cerita dan sarana cerita namun pengembangan tema tidak relevan dengan judul Hanya memuat satu subaspek, misalnya hanya memuat fakta cerita saja yaitu plot, tokoh, dan latar


(40)

55

3. Keterpaduan unsur/struktu r cerpen

Struktur disusun dengan memperhatikan

1) kaidah plot (kelogisan, rasa ingin tahu, kejutan dan keutuhan), penahapan plot (awal, tengah, akhir)

2) dimensi tokoh (fisiologis, psikologis, dan sosiologis) 3) dimensi latar

(tempat, waktu, dan sosial) Memuat ketiga subaspek namun tidak lengkap, misalnya kaidah plot, memuat kelogisan, rasa ingin tahu namun tidak ada kejutan Hanya memuat dua subaspek Hanya memuat satu subaspek

Skor 25 20 15 10

4. Kesesuaian penggunaan bahasa cerpen

Menggunakan 1) kaidah

kepenulisan yang baik

2) gaya bahasa menarik

3) ragam bahasa yang disesuaikan dengan dimensi tokoh Hanya memuat tiga subaspek namun tidak lengkap Hanya memuat dua subaspek Hanya memuat satu subaspek

Skor 25 20 15 10


(41)

Tabel 3.5

Kategori Penilaian Menulis Cerpen Tingkat Penguasaan Kategori Penilaian

40-54 Kurang

55-69 Cukup

70-84 Baik

85-100 Sangat baik

(Diadaptasi dari Kategori Nilai Raport Kelas IX SMPN 16 bandung) Tabel 3.6

Format Penilaian Menulis Cerpen Siswa No NIS Nama

Pengarang

Judul Cerpen

Kelengka pan Aspek Formal Cerpen

Kelengka pan Unsur Intrinsik Cerpen

Keterpadu an Unsur/ Struktur Cerpen

Kesesuaian Penggunaan Bahasa

Skor Total

Nilai =

x 100

=


(42)

57

Soal Tes Awal (pretest) dan Tes Akhir (posttest)

3.5.3 Instrumen Observasi

Instrumen obserbasi berupa lembar observasi yang terdiri dari satu lembar observasi guru dan satu lembar observasi siswa. Lembar observasi guru berfungsi untuk mengetahui kinerja guru saat menerapkan materi pembelajaran menggunakan strategi partisipatif dengan media blog. Sedangkan lembar observasi siswa berfungsi sebagai alat untuk mengetahui aktivitas siswa ketika menerima pembelajaran menulis cerpen yang menggunakan strategi partisipatif dengan media blog. Lembar observasi yang telah disusun adalah sebagai berikut.

Lembar Observasi Aktifitas Guru

Penerapan Strategi Partisipatif dengan Media Blog dalam Pembelajaran Menulis Cerpen

Sekolah :

Kelas/Semester : Nama guru : Petunjuk Pengerjaan:

1) Tulislah identitas (nama dan kelas) pada lembar menulis yang telah disediakan!

2) Buatlah satu cerpen dengan tema yang kamu sukai menggunakan pilihan kata yang sesuai!

3) Tulislah cerpenmu pada lembar menulis yang telah disediakan, kemudian berilah judul yang sesuai dengan isi cerpenmu!

Nama :

Kelas :


(43)

No. Aspek yang dinilai Nilai Keterangan 4 3 2 1

1. Kemampuan Membuka Pelajaran

a. Menarik atensi siswa untuk belajar menulis cerpen menggunakan strategi partisipatif dengan media blog

b. Memotivasi dan memberi semangat kepada siswa sebelum pembelajaran dimulai

c. Melakukan apersepsi (mengaitkan materi pelajaran sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan)

d. Menjelaskan tujuan

pembelajaran menggunakan strategi partisipatif dfengan media blog

2. Sikap Guru dalam Pembelajaran a. Komunikasi dengan siswa b. Mobilitas guru dalam kelas c. Antusiasme guru dalam

melaksanakan pembelajaran

3. Penguasan Materi Pembelajaran a. Kejelasan penyampaian


(44)

59

materi pembelajaran b. Melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun c. Memberikan

ilustrasi/contoh kepada siswa

4. Pelaksanaan Pembelajaran a. Relevansi materi yang

diajarkan dengan RPP b. Mampu mengarahkan siswa

dalam pembelajaran menulis cerpen menggunakan strategi partisipatif dengan media blog

c. Antusiasme guru dalam menanggapi respon, pertanyaan dari siswa d. Keefektifan waktu sesuai

alokasi yang telah disusun 5. Penggunaan Media

Pembelajaran

a. Guru menguasai dan terampil dalam

mengoperasikan media b. Membantu kelancaran

proses pembelajaran c. Penggunaan media


(45)

pembelajaran 6. Evaluasi Pembelajaran

a. Guru melakukan evaluasi sesuai dengan indikator pembelajaran

b. Melakukan evaluasi sesuai dengan poin yang telah disusun dalam RPP

c. Kesesuaian evaluasi dengan bentuk dan jenis yang dirancang

7. Kemampuan Menutup Pembelajaran

a. Memberikan umpan balik kepada siswa mengenai materi pembelajaran yang telah diajarkan

b. Mempersilahkan siswa untuk bertanya

Skor total : 88

Skor akhir : jumlah skor : 22 Catatan:

... ... ...

Lembar Observasi Aktifitas siswa

No Aspek yang diamati Penilaian

Ya Tidak


(46)

61

pembelajaran

2. Siswa bekerja sama dalam kelompoknya

3. Siswa berpartisipasi aktif memberikan pendapat dalam kelompoknya

4. Siswa antusias mengikuti pembelajaran menulis cerpen menggunakan strategi partisipatif dengan media blog

5. Siswa memiliki motifasi untuk mengerjakan tugas

Catatan:

... ... ...

Bandung, Mei 2015 Observer,

... 3.6 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah semua data terkumpul, selanjutnya data akan diolah menggunakan rumus statistik. Data yang dimaksud adalah data tes awal dan tes akhir kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis cerpen. Langkah-langkah dalam pengolahan data penelitian sebagai berikut.

1) Menilai dan menganalisis hasil pretest dan postest kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis cerpen yaitu sebagai berikut.

a. Menganalisis hasil tes siswa

b. Menentukan skor pretest dan postest kemudian menentukan nilai dengan rumus

Nilai skor =


(47)

c. Mendeskripsikan hasil pretest dan postest 2) Melakukan uji reabilitas antar penimbang

Uji reabilitas antarpenimbang dilakukan oleh tiga orang dengan tujuan untuk menhindari penilaian secara subjektif. Uji reliabilitas ini dilakukan pada nilai pretest dan postest dengan rumus:

∑dt2

= Sigma determinan

SSt∑dt2

= jumlah kuadrat Peserta didik

SSp∑d2

p = jumlah kuadrat penguji/penimbang

SStot∑p2

t = jumlah kuadrat total

SSkk∑d2

kk = jumlah kuadrat kekeliruan

Langkah selanjutnya, yaitu memasukkan asil data-data ke dalam format ANAVA. Reliabilitas antar penimbang dilakukan dengan rumus berikut.


(48)

63

Tabel 3.7

Tingkat Korelasi Guiltford

Interval Koefisien Tingkat Koefisien

< 0,2 tidak ada korelasi

0,20 – 0,40 korelasi rendah

0,40 – 0,60 korelasi sedang

0,60 – 0,80 korelasi tinggi

0,80 – 0,99 korelasi tinggi sekali

1,00 korelasi sempurna

(Subana, dkk, 2005, hlm. 104)

3) Mengukur indeks gain. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang diberikan dari perlakuan pembelajaran di kelas ekperimen dan kelas kontrol. Indeks gain dihitung dengan rumus berikut.

Indeks Gain =

Tabel 3.8

Kriteria Indeks Gain

Indeks Gain Kriteria

Indeks gain ˂ 0,30 Rendah

0, 30 ≤ Indeks gain ≤ 0,70 Sedang

Indeks gain ≥ 0,70 Tinggi

4) Melakukan uji normalitas nilai pretest dan postest menulis teks prosedur kompleks peserta didik. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi nilai pretest dan postest. Uji normalitas dicari menggunakan rumus Chi kuadrat (x2) dengan kriteria distribusi nilai normal apabila x2 hitung < x2tabel.. Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah uji normalitas menggunakan rumus Chi kuadrat (Sugiyono, 2013, hlm. 241). a. Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya;


(49)

b. Menentukan jumlah kelas interval;

c. Menentukan panjang kelas interval (p), dengan rumus (data terbesar – data terkecil) dibagi dengan jumlah kelas interval;

d. Menyusun ke dalam distribusi tabel frekuensi, sekaligus merupakan tabel penolong untuk menghitung harga Chi kuadrat;

e. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh), dengan cara mengalikan

presentase luas tiap bidang kurva normal dengan jumlah anggota sampel. f. Memasukkan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus

menghitung harga-harga (fo - fh) dan kemudian

menjumlahkannya. Harga

adalah harga Chi Kuadrat (x

2 ). Keterangan:

fo = Frekuensi observasi atau pengamatan

fh = Frekuensi ekspektasi (yang diharapkan)

5) Melakukan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogenitas variasi populasi sampel. Dapat dicari dengan rumus:

F = Keterangan:

Fhitung = nilai yang dicari Vb = varian terbesar

Vk = varian terkecil

Jika Fhitung < Ftabel, maka dapat dikatakan variasi homogen, namun apabila

Fhitung > Ftabel, maka variasi tidak homogen.

(Subana dkk., 2005, hlm. 171-172).

6) Melakukan uji hipotesis. Apabila skor tes awal dan skor tes akhir berdistribusi normal dan homogen, digunakan statistik parametrik dengan uji-t. Akan tetapi, jika data yang berdistribusi normal dan tidak homogen, maka digunakan penghitungan data dengan nonparametrik, seperti uji-w.


(50)

65

7) Pengolahan data hasil observasi

Data mengenai proses pembelajaran dapat dianalisis dengan cara mendeskripsikan perhitungan skor dari setiap kategori yang diberikan oleh observer. (Subana, 2005, hlm. 171)

Tujuan dilakukannya observasi adalah untuk menilai aktivitas siswa selama proses pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan strategi partisipatif dengan media blog. Penilaian dilakukan oleh tiga orang observer yang dapat diketahui rata-rata nilainya dengan rumus berikut.

Setelah melakukan perhitungan statistik, diperoleh suatu hasil yang kemudian dikonsultasikan dengan tabel statistik yang telah ditetapkan. Dari hasil tersebut, peneliti dapat menyimpulkan apakah terdapat signifikansi antara kemampuan menulis naskah cerpen sebelum dan sesudah dilakukannya eksperimen.


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah, pembahasan, dan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka peneliti mengemukakan simpulan sebagai berikut.

1) Kemampuan menulis cerpen siswa pada tes awal (pretest) di kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan berupa penerapan strategi partisipatif dengan media blog memperoleh nilai rata-rata 65 dengan kategori cukup. Sementara itu, kemampuan menulis cerpen siswa pada tes akhir (postest) di kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan berupa penerapan strategi partisipatif dengan media blog memperoleh nilai rata-rata 74 dengan kategori baik. Nilai tersebut menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan menulis cerpen siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan berupa penerapan strategi partisipatif dengan media blog. Strategi partisipatif dengan media blog ini terbukti dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa. Peningkatan kemampuan menulis cerpen siswa tersebut dapat dilihat dari penggunaan aspek-aspek menulis cerpen yang semakin baik. Aspek-aspek cerpen tersebut meliputi: aspek formal cerpen, kelengkapan unsur intrinsik cerpen, keterpaduan unsur/struktur cerpen, dan kesesuaian penggunaan bahasa cerpen.

2) Kemampuan menulis cerpen siswa pada tes awal (pretest) di kelas kontrol sebelum diberi perlakuan perlakuan berupa penerapan pendekatan konvensional memperoleh nilai rata-rata 69 dengan kategori cukup. Sementara itu, kemampuan menulis cerpen siswa pada tes akhir (postest) di kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan berupa penerapan pendekatan konvensional memperoleh nilai rata-rata 72 dengan kategori baik. Namun peningkatan tersebut tidak signifikan seperti di kelas eksperimen. Hal tersebut terlihat dari penggunaan aspek-aspek menulis cerpen siswa yang dinilai


(2)

masih minim. Siswa mengaku masih mengalami kesulitan dalam menulis cerpen, seperti menemukan gagasan/ide cerita, penentuan alur hingga peulisan konflik cerita.

3) Berdasarkan perhitungan uji t hipotesis, diperoleh hasil ttabel ≤ thitung ≥ ttabel , yaitu 2,007 ≤ 2,75 ≥ 2,007. Hal ini menunjukkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis cerpen siswa di kelas eksperimen sebelum dan sesudah menerapkan strategi partisipatif dengan media blog dengan kemampuan menulis cerpen di kelas kontrol sebelum dan sesudah menerapkan pendekatan konvensional. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata kemampuan menulis cerpen siswa pada kedua kelas sebelum dan sesudah diberikan perlakuan (treatment). Diketahui bahwa kelas eksperimen memiliki peningkatan nilai yang lebih baik dengan 9 poin sedangkan kelas kontrol hanya mengalami peningkatan sebesar 3 poin. Perlakuan yang diberikan di kelas eksperimen dengan menerapkan strategi partisipatif dengan media blog terbukti lebih efektif dibandingkan dengan perlakuan yang diberikan di kelas kontrol dengan menggunakan pendekatan konvensional.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan pembahasan dan simpulan di atas, peneliti memiliki beberapa rekomendasi sebagai berikut.

1) Penerapan strategi partisipatif dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, membuat pembelajaran lebih menyenangkan, dan memperoleh pengalaman dalam pembelajaran. Oleh karena itu, pada penelitian selanjutnya peneliti merekomendasikan penerapan strategi partisipatif ini diterapkan kembali dalam pembelajaran menulis teks lain, misalnya menulis teks puisi atau keterampilan bahasa lainnya.


(3)

3) Peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menggunakan media blog dalam pembelajaran menulis agar lebih inovatif dan menyenangkan. 4) Peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mengujicobakan


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. C. dan Susanna, S. (2005). Pokoknya Menulis Cara Baru Menulis dengan Metode Kolaborasi. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama.

Anonim. (2011). Unsur Ekstrinsik Cerpen. [Online]. Tersedia: http://obatkafe. blogspot.com/2012/11/unsur-ekstrinsik-cerpen-lengkap.html [27 Desember 2014]

Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Dani. (2013). Pengertian, Ciri-ciri dan Unsur Intrinsik Cerpen. [Online].

Tersedia: http://Abcdanis.blogspot.com/2013/05/pengertian-ciri-ciri-dan-unsur.html?m=1 [27 Desember 2014]

Halim M. (2011). Pembelajaran Partisipatif. [Online]. Tersedia: http://m.kompasiana.com/post/read/359632/1/pembelajaran-partisipatif-hardiknas-rangkat.html [20 Desember 2014]

Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Maryani, S. (2010). Efektivitas Pemanfaatan Media Blog dalam

Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Cerpen. (Skripsi). UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Mihwanuddin. 2011. Model-model Pembelajaran Sosial. [Online]. Tersedia: http://mihwanuddin.wordpress.com/2011/01/29. [20 April 2015]

Mulyati, Y. (2013). Model Pengembangan Strategi Partisipatif dalam Perkuliahan Kepenulisan Buku Ajar Sebagai Upaya Mempersiapkan Calon Penulis Buku Ajar. (Jurnal). UPI Bandung

Munadi, Y. (2008). Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.


(5)

Romel. (2014). Pengertian Blog dan Jenis-jenisnya. [Online]. Tersedia: http://www.romelteamedia.com/2014/06/pengertian-blog-dan-jenis-jenisnya.html

[20 Januari 2014]

Santyasa, I W. (2007). Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia di: http://file.upi.edu/

Direktori/A%20%20%FIP/JUR.20%PEND.20%LUAR%0SEKOLAH/ 194704171973032%20%20MULIATI%20PURWASASMIA/MEDIA_ PEMBELAJARAN.pdf. [Diakses 28 Desember 2014]

Subana, H. M. dan Sudrajat. 2005. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Media.

Sudjana. (2010). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Sumardjo, J. (2004). Seluk-Beluk dan Petunjuk Menulis Cerita Pendek.

Bandung: Pustaka Latifah.

Sumiyadi. (2010). Kriteria Penilaian Menulis Cerpen. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/direktorat/fpbs/jur._pend._bhs._dan_sastra_indonesia Suprihatiningrum, J. (2014). Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Rosda

Tarigan, H.G. (1994). Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.


(6)

Wahana Komputer. (2013). Guru Go Blog: Pemanfaatan Blog untuk Media Pembelajaran Alternatif. Yogyakarta: C.V Andi.

Yaniawati, R. Poppy. (2010). E-Learning: Alternatif Pembelajaran Kontemporer. Bandung: Arfino Raya.

Yony, A. dkk. (2012). Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia.

Zainurrahman. (2011). Menulis dari Teori Hingga Praktik (Penawar Racun Plagiarisme). Bandung: Alfabeta.


Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar fisika siswa pada pokok bahasan gerak: penelitian kuasi eksperimen di SMK Bakti Idhata Cilandak Jakarta Selatanso

0 71 166

Pengaruh model pembelajaran Connected Mathematics Project (CMP) terhadap kemampuan Representasi matematis siswa: penelitian kuasi eksperimen di kelas VII SMP Muhammadiyah 17 Ciputat

9 68 187

Pengaruh model pembelajaran sains teknologi masyarakat terhadap peningkatan penguasaan konsep fisika pada konsep usaha energi; penelitian kuasi eksperimen di SMP Negeri 48 Jakarta Selatan

0 28 162

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa pada konsep rangka dan panca indera manusia: penelitian kuasi eksperimen di Kelas IV MI Al-Washliyah Jakarta

0 5 172

Pengaruh media komik terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep reaksi redoks: penelitian kuasi eksperimen di SMAN 87 Jakarta

5 37 178

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II DALAM MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012-2013 (Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Pringsewu Tahun Pelajaran 2012-2013)

0 14 106

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 01 Pagelaran Tahun Ajaran 2014/1015)

3 19 59

ANALISIS KEMAMPUAN MATHEMATICAL CREATIVITY SISWA SMP KELAS VII MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PBL DENGAN STRATEGI REACT

0 8 270

PENERAPAN STRATEGI FAKTA, OPINI, IMAJINASI, DAN SINOPSIS (FOIS) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

0 1 12

PEMBELAJARAN MENULIS DONGENG PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 16 PONTIANAK

0 0 10