Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Jarimatika dan Demonstrasi pada Siswa Kelas I SDN 2 Gulang Kabupaten Kudus T1 262011808 BAB IV
21 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi SD 2 Gulang
4.1.1.1 Letak Geografis SD 2 Gulang
Berdasarkan data penelitian SDN 2 Gulang secara geografis terletak di depan lapangan Gulang dan memiliki luas tanah kurang lebih 1700 m², posisi SD berada diantara himpitan SD/ M I lain. Daerah-daerah yang ada disekitarnya adalah :
1) Sebelah utara berbatasan dengan SDN 1 Gulang. 2) Sebelah selatan berbatasan dengan M I Nurul Huda. 3) Sebelah barat berbatasan dengan lapangan desa Gulang 4) Sebelah timur berbatasan dengan sawah penduduk.
Menurut hasil dari wawancara dengan Bapak Sutaryadi, guru SD N 2 Gulang, bahwa SD 2 Gulang berdiri tahun 1961, di mana kepala sekolah yang pertama bernama Hendro bukan dari pegawai negeri. Namun demikian sekolah tetap berjalan sampai akhirnya diganti kepala sekolah yang telah menjadi pegawai negeri, pak Karmito namanya, kemudian berganti lagi ke pak Ngasijan, lalu pak Sadono, terus pak Sutaryadi yang sekarang menjadi guru kelas 1, lalu pak Sukamto, baru kemudian ibu Sumarni.
Sekolah baik negeri ataupun swasta pasti memiliki segala hal yang dijadikan patokan agar sekolah menjadi kokoh dan kuat, demikian pula dengan SD 2 Gulang, dimana SD tersebut memiliki patokan tersebut yaitu melalui visi ,misi dan tujuan pembelajaran di SD. Untuk memperjelas kan penulis uraikan visi dan misi serta tujuan adanya SD 2 Gulang.
4.1.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan SD 2 Gulang a. Visi Sekolah
Visi SD 2 Gulang adalah menyelenggarakan pendidikan yang bernuansa wawasan nasional yang membentuk manusia yang madani bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, menguasai ilmu pengetahuan dan budaya yang luhur.
(2)
b. Misi Sekolah
Setiap sekolah pasti memiliki misi , demikian pula dengan SD 2 Gulang. Misi SD 2 Gulang adalah:
1) Membentuk manusia berprestasi yang mandiri kreatif dan inovaif serta mampu menguasai iptek dan mampu bersaing dimasyarakat sesuai potennsi siswa dimasa depan
2) Meningkatkan disiplin, tertib, bertanggung jawab, serta mengembangkan pengamalan norma beragama
3) Melaksnakan program pendidikan yang senantiasa berakar pada budaya bangsa dan adat istiadat masyarakat sehingga mau mengikuti perkembangan dunia luar
4) Mengembangkan potensi siswa dalam kegiatan olahraga,seni budaya dan bangsa c. Tujuan Sekolah
Adapun tujuan pendirian SD sebagai berikut :
1) Mewujudkan media pembelajaran sehingga mampu mendorong terciptanya suasana yang harmonis dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
2) Terciptanya output peserta didik yang memiliki jati diri dan tanggung jawab serta ”melek tekhnologi”
3) Merangsang terciptanya iklim kebangsaan yang dinamis
4.1.1.3 Struktur Organisasi Sekolah
Mengenai struktur organisasi yang ada di SD 2 Gulang bisa dilihat bahwa suatu struktur organisasi dapat berjalan dengan baik apabila di dalamnya terdapat pembagian kerjasama yang teratur dan terpadu, sehingga kemungkinan terjadinya everleping (tumpang tindih) didalam melaksanakan program dapat dihindari.
Adapun struktur organisasi SD 2 Gulang kecamatan Mejobo kabupaten Kudus sebagai berikut:
(3)
Bagan 4.1 Struktur Organisasi SD 2 Gulang Tahun 2012/2013
Sutaryadi Saminah Sudaryati Soleh Lisna Maslan Supa’at Noorsichah Guru
kelas 1
Guru kelas II
Guru kelasIII
Guru kelas IV
Guru kelas V
Guru kelas VI
Guru olahraga
Guru agama islam
Heni sulistiyaningsih GTT( kelas ) /mapel Imelda Fitriani GTT( bahasa Inggris)
4.1.1.4 Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan salah satu pendukung atau sarana pendukung terjadinya proses pengajaran.Sarana dan prasarana mutlak di perlukan agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. Pada tabel berikut ini akan disajikan secara garis besar sarana dan prasarana yang ada di SD 2 Gulang Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus.
a) Perlengkapan Kegiatan Administrasi
Tabel 4.1 Perlengkapan Kegiatan Administrasi Tahun Pelajaran 2012/2013
Nama Barang Jumlah Barang
Komputer dan printer, meja dan kursi 1 pasang
Mesin Ketik 1 buah
Meja dan kursi guru 10 pasang
Kepala Sekolah Sumarni S.Pd Komite Sekolah
Kusmanto Tata Usaha
(4)
b) Perlengkapan Kegiatan Belajar Mengajar
Setiap siswa satu bangku untuk dua orang di dalam kelas,dengan perhitungan satu kursi di gunakan untuk satu siswa, dan setiap anak paling tidak didalam pembelajaran sudah memiliki satu buku pegangan didalam setiap mata pelajaran .
Didalam penelitian khususnya pada kelas I ,ada kekhususan tersendiri, hal ini disebabkan pada saat penelitian berlangsung untuk kelas I dan 2 kelas sedang direhab. Namun demikian proses belajar mengajar tetap berjalan.
4.2 Deskripsi Tiap Siklus
Untuk proses pembelajaran saat penelitian didapatkan bahwa pembelajaran matematika dengan kompetensi tentang menjelaskan operasi hitung bilangan dengan kompetensi dasar penjumlahan dan pengurangan 0 sampai dengan 20 dilakukan dalam dua siklus. Pada setiap siklus, data-data yang diambil merupakan hasil otentik dari pengamatan aktifitas belajar siswa dan nilai evaluasi yang dilakukan pada tiap akhir tahapan siklus. Adapun hasil-hasil penelitian secara rinci akan penulis deskripsikan seperti berikut ini:
4.2.1 Deskripsi Pra Siklus
Pembelajaran Pra siklus dimulai akhir bulan November 2012 di kelas 1 SD N 2 Gulang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus. Materi yang diambil adalah penjumlahan dan pengurangan 0 sampai dengan 20. Dengan dibantu guru kelas yang bertindak sebagai pengamat, peneliti setelah melaksanakan pra siklus. Setelah peneliti mengadakan evaluasi hasil belajar, ternyata hasilnya kurang memuaskan karena nilai masih dibawah KKM, padahal KKM harus mencapai 70. Seperti dapat di lihat pada tabel 4.2 sebagai sebagai berikut::
(5)
Tabel 4.2
Hasil Evaluasi Pembelajaran Pra siklus Mata Pelajaran Matematika
No Indikator Keterangan
1 Nilai terendah 10
2 Nilai tertinggi 100
3 Jumlah nilai 1150
4 Nilai rata-rata 57,5
5 Banyaknya siswa dengan nilai di atas nilai minimal 9 6 Prosentase siswa dengan nilai di atas nilai minimal 45% 7 Banyaknya siswa dengan nilai di bawah minimal 11 8 Prosentase siswa dengan nilai di bawah nilai minimal 55 %
Dari tabel diatas dapat di lihat bahwa tingkat ketuntasan klasikal, siswa tuntas belajar 9 anak dari 20 siswa atau 45%. Sedangkan anak yang belum tuntas belajar 11 siswa atau 55%. Maka hal ini berdampak hasil belajar kurang memuaskan.Jika diperinci hasil evaluasi sebelum perbaikan pembelajaran, seperti pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Pra Siklus Mata Pelajaran Matematika
No Perolehan nilai Jumlah siswa
1 10-30 6
2 31-50 4
3 51-60 1
4 61-69 1
5 70-80 2
6 81-90 6
7 91-100 1
(6)
Dari tabel 4.3 terlihat bahwa hasil sebelum perbaikan pembelajaran, menunjukkan dari 20 siswa yang mendapat nilai10 sampai dengan 30 sebanyak 6 siswa, nilai 31 sampai dengan 50 sebanyak 4 siswa, nilai 51 sampai dengan 60 sebanyak 1 siswa, nilai 61 sampai 69 sebanyak 1 siswa, dan nilai 70 sampai dengan 80 sebanyak 2 siswa, nilai 81 samai dengan 90 sebanyak 5 siswa dan nilai 91 sampai dengan 100 sebanyak1 siswa.
Dan lebih jelasnya bisa di gambarkan pada tabel dibawah ini: Tabel 4.4
Distribusi Persentase Ketuntasan Belajar Pada Prasiklus
Kategori Jumlah Siswa Persen ( % )
1. Tuntas dengan skor ≥70 11 45
2. Tidak tuntas dengan skor < 70 9 55
4.2.2 Deskripsi Siklus 1
Hasil analisis evaluasi pada kompetensi dasar menjelaskan operasi hitung bilangan 0 sampai 20.Pada akhir pembelajaran siklus 1 penulis mengadakan evaluasi hasil belajar, untuk mengetahui tingkat penguasaan materi oleh siswa atau untuk mengukur sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai siswa. Berikut adalah hasil-hasil penelitian pada siklus I.
Tabel 4.5
Hasil Evaluasi Pembelajaran Siklus 1 Mata Pelajaran Matematika
No Indikator Keterangan
1 Nilai terendah 1
2 Nilai tertinggi 100
3 Jumlah nilai 1250
4 Nilai rata-rata 63
5 Banyaknya siswa dengan nilai di atas nilai minimal 10 6 Prosentase siswa dengan nilai di atas nilai minimal 50% 7 Banyaknya siswa dengan nilai di bawah minimal 10 8 Prosentase siswa dengan nilai di bawah nilai minimal 50%
(7)
Berdasarkan tabel 4.5 masih ada sebagian siswa yang belum berhasil dalam pembelajaran yang dilaksanakan.Prosentase yang belum tuntas masih 10 orang (50%). Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi pembelajaran siklus I, seperti pada tabel4.6 berikut:
Tabel 4.6
Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus 1Mata Pelajaran Matematika
No perolehan nilai Jumlah siswa
1 10-20 5
2 21-40 3
3 41-60 2
4 61-80 0
5 81-100 10
Jumlah 20
Dari tabel 4.6, menunjukkan dari 20 siswa yang mendapat nilai 10 sampai dengan 20 sebanyak 5 siswa, nilai 21 sampai dengan 40 sebanyak 3 siswa, nilai 41 sampai dengan 60 sebanyak 2 siswa, nilai 61 sampai 80 sebanyak 0 siswa, dan nilai 81 sampai dengan 100 sebanyak 10 siswa. Dan lebih jelasnya bisa di lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.7
Distribusi Persentase Ketuntasan Belajar Pada Siklus 1
Kategori Jumlah Siswa Persen ( % )
1. Tuntas dengan skor ≥70 10 50
2. Tidak tuntas dengan skor < 70 10 50
4.2.3 Deskripsi Siklus 2
Pada akhir pembelajaran siklus 2 penulis mengadakan evaluasi hasil belajar, untuk mengetahui tingkat penguasaan materi oleh siswa atau untuk mengukur sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai siswa. Berikut adalah hasil penelitian siklus 2.
(8)
Tabel 4.8
Hasil Evaluasi Pembelajaran Siklus 2 Mata Pelajaran Matematika
No Indikator Keterangan
1 Nilai terendah 30
2 Nilai tertinggi 100
3 Jumlah nilai 1520
4 Nilai rata-rata 7,6
5 Banyaknya siswa dengan nilai di atas nilai minimal 14 6 Prosentase siswa dengan nilai di atas nilai minimal 70% 7 Banyaknya siswa dengan nilai di bawah minimal 6 8 Prosentase siswa dengan nilai di bawah nilai minimal 30%
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan penguasaan materi di dalam proses pembelajaran. Angka ketuntasan belajar klasikal mencapai 70 % dan rata-rata 7,6. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi pembelajaran siklus 2, seperti pada tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9
Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus 2 Mata Pelajaran Matematika
Dari tabel 4.7 terlihat bahwa hasil evaluasi pembelajaran siklus 2, menunjukkan dari 20 siswa yang mendapat nilai 30 sampai dengan 50 sebanyak 6 siswa, nilai 61 sampai dengan 70 sebanyak 4 siswa, nilai 71 sampai dengan 80 sebanyak 0 siswa, nilai 81 sampai 90 sebanyak 0 siswa, dan nilai 91 sampai dengan 100 sebanyak 10 siswa.
No Perolehan nilai Jumlah siswa
1 30-40 4
2 41-69 2
3 71-80 4
4 81-90 0
5 91-100 10
(9)
Dan untuk memperjelas gambaran pada siklus 2 bisa dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.10
Distribusi Persentase Ketuntasan Belajar Pada Siklus 2
Kategori Jumlah Siswa Persen ( % )
1. Tuntas dengan skor ≥70 14 70
2. Tidak tuntas dengan skor < 70 6 30
4.3 Pembahasan Tiap Siklus
Penelitian ini dilaksanakan dalam pra siklus dilanjutkan siklus I kemudian siklus dua. Penulismengambil langkah-langkah pembelajaran tentang operasi hitung bilangan 0 sampai dengan angka 20(penjumlahan dan pengurangan) menggunakan metode jarimatika dan demonstrasi.
Pada penelitian ini hasil analisis evaluasi harus mengacu pada tingkat kriteria ketuntasan minimal pada kompetensi dasar menjelaskan operasi hituung bilangan 0sampai 20. Sebagai tolak ukur keberhasila ini adalah apabila prosentase ketuntasan belajar siswa telah memenuhi kriteria sebagai berikut: : seorang siswa disebut tuntas belajar apabila telah mencapai nilai minimal 70, dan suatu kelas disebut tuntas bila dikelas tersebut jumlah siswa yang mendapat nilai 70 ke atas telah mencapai mencapai 70%.
Dari hasil pengamatan penulis dan teman sejawat menunjukkan adanya perubahan secara bertahap ke arah keberhasilan dalam pembelajaran terutama hal-hal yang berkaitan dengan penerapan metode jarimatika dan demonstrasi. Berikut adalah data-data tentang perubahan pada setiap siklus / perbandingan hasil belajar siswa.
(10)
Tabel 4.11
Perbandingan Hasil Belajar tes formatif Tiap Siklus
Siklus JumlahSiswa Rata-rata Kelas
Banyak siswa
Persentase Ketuntasan Tuntas Belum
Tuntas
prasiklus 20 57,5 9 11 45%
I 20 63 10 10 50%
II 20 76 16 4 70 %
Pada tabel 4.11 di atas terlihat menggambarkan rata-rata hasil tes formatif tiap siklus. Pada pra siklus rata-rata perolehan nilai sebesar 57,5 dengan tingkat ketuntasan an 45% (jumlah siswa yang tuntas 9 anak). Pada siklus I rata-rata perolehan nilai sebesar 63 dengan tingkat ketuntasan 50 % (jumlah siswa yang tuntas 10 anak), sedangkan siklus II rata-rata 76 dengan tingkat ketuntasan 70 % (jumlah siswa yang tuntas 16 anak). Hal ini berarti rata-rata nilai hasil tes formatif mengalami kenaikan dari pra siklus 45 % menjadi 50% (naik 5%) dan dari tuntas 50% menjadi 70% (naik 20%).
(1)
Tabel 4.2
Hasil Evaluasi Pembelajaran Pra siklus Mata Pelajaran Matematika
No Indikator Keterangan
1 Nilai terendah 10
2 Nilai tertinggi 100
3 Jumlah nilai 1150
4 Nilai rata-rata 57,5
5 Banyaknya siswa dengan nilai di atas nilai minimal 9 6 Prosentase siswa dengan nilai di atas nilai minimal 45% 7 Banyaknya siswa dengan nilai di bawah minimal 11 8 Prosentase siswa dengan nilai di bawah nilai minimal 55 %
Dari tabel diatas dapat di lihat bahwa tingkat ketuntasan klasikal, siswa tuntas belajar 9 anak dari 20 siswa atau 45%. Sedangkan anak yang belum tuntas belajar 11 siswa atau 55%. Maka hal ini berdampak hasil belajar kurang memuaskan.Jika diperinci hasil evaluasi sebelum perbaikan pembelajaran, seperti pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Pra Siklus Mata Pelajaran Matematika
No Perolehan nilai Jumlah siswa
1 10-30 6
2 31-50 4
3 51-60 1
4 61-69 1
5 70-80 2
6 81-90 6
7 91-100 1
(2)
Dari tabel 4.3 terlihat bahwa hasil sebelum perbaikan pembelajaran, menunjukkan dari 20 siswa yang mendapat nilai10 sampai dengan 30 sebanyak 6 siswa, nilai 31 sampai dengan 50 sebanyak 4 siswa, nilai 51 sampai dengan 60 sebanyak 1 siswa, nilai 61 sampai 69 sebanyak 1 siswa, dan nilai 70 sampai dengan 80 sebanyak 2 siswa, nilai 81 samai dengan 90 sebanyak 5 siswa dan nilai 91 sampai dengan 100 sebanyak1 siswa.
Dan lebih jelasnya bisa di gambarkan pada tabel dibawah ini: Tabel 4.4
Distribusi Persentase Ketuntasan Belajar Pada Prasiklus Kategori Jumlah Siswa Persen ( % )
1. Tuntas dengan skor ≥70 11 45
2. Tidak tuntas dengan skor < 70 9 55
4.2.2 Deskripsi Siklus 1
Hasil analisis evaluasi pada kompetensi dasar menjelaskan operasi hitung bilangan 0 sampai 20.Pada akhir pembelajaran siklus 1 penulis mengadakan evaluasi hasil belajar, untuk mengetahui tingkat penguasaan materi oleh siswa atau untuk mengukur sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai siswa. Berikut adalah hasil-hasil penelitian pada siklus I.
Tabel 4.5
Hasil Evaluasi Pembelajaran Siklus 1 Mata Pelajaran Matematika
No Indikator Keterangan
1 Nilai terendah 1
2 Nilai tertinggi 100
3 Jumlah nilai 1250
4 Nilai rata-rata 63
5 Banyaknya siswa dengan nilai di atas nilai minimal 10 6 Prosentase siswa dengan nilai di atas nilai minimal 50% 7 Banyaknya siswa dengan nilai di bawah minimal 10 8 Prosentase siswa dengan nilai di bawah nilai minimal 50%
(3)
Berdasarkan tabel 4.5 masih ada sebagian siswa yang belum berhasil dalam pembelajaran yang dilaksanakan.Prosentase yang belum tuntas masih 10 orang (50%). Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi pembelajaran siklus I, seperti pada tabel4.6 berikut:
Tabel 4.6
Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus 1Mata Pelajaran Matematika No perolehan nilai Jumlah siswa
1 10-20 5
2 21-40 3
3 41-60 2
4 61-80 0
5 81-100 10
Jumlah 20
Dari tabel 4.6, menunjukkan dari 20 siswa yang mendapat nilai 10 sampai dengan 20 sebanyak 5 siswa, nilai 21 sampai dengan 40 sebanyak 3 siswa, nilai 41 sampai dengan 60 sebanyak 2 siswa, nilai 61 sampai 80 sebanyak 0 siswa, dan nilai 81 sampai dengan 100 sebanyak 10 siswa. Dan lebih jelasnya bisa di lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.7
Distribusi Persentase Ketuntasan Belajar Pada Siklus 1 Kategori Jumlah Siswa Persen ( % )
1. Tuntas dengan skor ≥70 10 50
2. Tidak tuntas dengan skor < 70 10 50
4.2.3 Deskripsi Siklus 2
Pada akhir pembelajaran siklus 2 penulis mengadakan evaluasi hasil belajar, untuk mengetahui tingkat penguasaan materi oleh siswa atau untuk mengukur sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai siswa. Berikut adalah hasil penelitian siklus 2.
(4)
Tabel 4.8
Hasil Evaluasi Pembelajaran Siklus 2 Mata Pelajaran Matematika
No Indikator Keterangan
1 Nilai terendah 30
2 Nilai tertinggi 100
3 Jumlah nilai 1520
4 Nilai rata-rata 7,6
5 Banyaknya siswa dengan nilai di atas nilai minimal 14 6 Prosentase siswa dengan nilai di atas nilai minimal 70% 7 Banyaknya siswa dengan nilai di bawah minimal 6 8 Prosentase siswa dengan nilai di bawah nilai minimal 30%
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan penguasaan materi di dalam proses pembelajaran. Angka ketuntasan belajar klasikal mencapai 70 % dan rata-rata 7,6. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi pembelajaran siklus 2, seperti pada tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9
Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus 2 Mata Pelajaran Matematika
Dari tabel 4.7 terlihat bahwa hasil evaluasi pembelajaran siklus 2, menunjukkan dari 20 siswa yang mendapat nilai 30 sampai dengan 50 sebanyak 6 siswa, nilai 61 sampai dengan 70 sebanyak 4 siswa, nilai 71 sampai dengan 80 sebanyak 0 siswa, nilai 81 sampai 90 sebanyak 0 siswa, dan nilai 91 sampai dengan 100 sebanyak 10 siswa.
No Perolehan nilai Jumlah siswa
1 30-40 4
2 41-69 2
3 71-80 4
4 81-90 0
5 91-100 10
(5)
Dan untuk memperjelas gambaran pada siklus 2 bisa dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.10
Distribusi Persentase Ketuntasan Belajar Pada Siklus 2
Kategori Jumlah Siswa Persen ( % )
1. Tuntas dengan skor ≥70 14 70
2. Tidak tuntas dengan skor < 70 6 30
4.3 Pembahasan Tiap Siklus
Penelitian ini dilaksanakan dalam pra siklus dilanjutkan siklus I kemudian siklus dua. Penulismengambil langkah-langkah pembelajaran tentang operasi hitung bilangan 0 sampai dengan angka 20(penjumlahan dan pengurangan) menggunakan metode jarimatika dan demonstrasi.
Pada penelitian ini hasil analisis evaluasi harus mengacu pada tingkat kriteria ketuntasan minimal pada kompetensi dasar menjelaskan operasi hituung bilangan 0sampai 20. Sebagai tolak ukur keberhasila ini adalah apabila prosentase ketuntasan belajar siswa telah memenuhi kriteria sebagai berikut: : seorang siswa disebut tuntas belajar apabila telah mencapai nilai minimal 70, dan suatu kelas disebut tuntas bila dikelas tersebut jumlah siswa yang mendapat nilai 70 ke atas telah mencapai mencapai 70%.
Dari hasil pengamatan penulis dan teman sejawat menunjukkan adanya perubahan secara bertahap ke arah keberhasilan dalam pembelajaran terutama hal-hal yang berkaitan dengan penerapan metode jarimatika dan demonstrasi. Berikut adalah data-data tentang perubahan pada setiap siklus / perbandingan hasil belajar siswa.
(6)
Tabel 4.11
Perbandingan Hasil Belajar tes formatif Tiap Siklus
Siklus JumlahSiswa Rata-rata Kelas
Banyak siswa
Persentase Ketuntasan Tuntas Belum
Tuntas
prasiklus 20 57,5 9 11 45%
I 20 63 10 10 50%
II 20 76 16 4 70 %
Pada tabel 4.11 di atas terlihat menggambarkan rata-rata hasil tes formatif tiap siklus. Pada pra siklus rata-rata perolehan nilai sebesar 57,5 dengan tingkat ketuntasan an 45% (jumlah siswa yang tuntas 9 anak). Pada siklus I rata-rata perolehan nilai sebesar 63 dengan tingkat ketuntasan 50 % (jumlah siswa yang tuntas 10 anak), sedangkan siklus II rata-rata 76 dengan tingkat ketuntasan 70 % (jumlah siswa yang tuntas 16 anak). Hal ini berarti rata-rata nilai hasil tes formatif mengalami kenaikan dari pra siklus 45 % menjadi 50% (naik 5%) dan dari tuntas 50% menjadi 70% (naik 20%).