Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sumberwulan Kabupaten Wonosobo T1 292008108 BAB I

(1)

2.1.1 Pendidikan IPA di SD

Ketrampilan proses adalah salah satu pendekatan, disamping pendekatan yang menekankan pada fakta dan pendekatan konsep, yang digunakan dalam pembelajaran IPA yang didasarkan pada langkah-langkah dalam menguji suatu hal yang biasa dilakukan oleh para ilmuan pada waktu membangun atau membuktikan suatu teori. Khususnya untuk ketrampilan proses dasar, proses-prosesnya meliputi ketrampilan mengobservasi, mengklasifikasi, mengukur, mengkomunikasikan, menginferensi, memprediksi, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta mengenal hubungan-hubungan angka. Untuk mengajarkan ketrampilan-ketrampilan ini kepada siswa maka diperlukan agar siswa pun melakukan sesungguhnya kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan ketrampilan tersebut.

2.1.2 Pembelajaran IPA a) Pengertian Belajar

Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada proses belajar yang alami oleh siswa sebagai anak didik.

Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakan-tindakan yang berhubungan dengan belajar, dan setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda dengan belajar. Misalnya seorang guru yang mengartikan belajar sebagai kegiatan menghafalkan, akan lain cara mengajar guru lain yang mengartikan bahwa belajar sebagai suatu proses penerapan prinsip.

Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar terutama belajar di sekolah, perlu di rumuskan secara jelas pengertian belajar. Pengertian


(2)

belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli psikologi termasuk ahli psikologi pendidikan.

Menurut pengertian secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

Pengertian belajar menurut Slameto dapat didefinisikan sebagai berikut, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

b) Tujuan Pembelajaran IPA

1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaannya, keindahan dan keteraturan alam semesta ciptaannya.

2. Mengembangkan pemahaman mengenai berbagai macam gejala alam, konsep, prinsip yang dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi IPA lingkungan, teknologi dan masyarakat.

4. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam.

5. Meningkatkan kesadaran untuk memelihara alam, dan segala keturunannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

6. Meningkatkan pengetahuan konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar melanjutkan ke jenjang selanjutnya.

c) Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Sejak peradaban manusia, orang telah berusaha untuk mendapatkan sesuatu dari alam sekitar. Mereka telah mampu membedakan mana hewan atau tumbuhan yang dapat dimakan. Mereka mulai mempergunakan alat untuk memperoleh makanan, mengenal api untuk memasak. Semua itu menandakan bahwa mereka telah memperoleh pengetahuan dan pengalaman.


(3)

Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sain bermula timbul dari rasa ingin tahu manusia, dari rasa keingintahuan tersebut membuat manusia selalu mengamati terhadap gejala-gejala alam yang ada dan mencoba memahaminya.

Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam, biasa disingkat IPA adalah sebuah mata pelajaran yang mempelajari ilmu awan untuk siswa Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah Tingkat Pertama, dalam ilmu pengetahuan, istilah Ilmu Pengetahuan Alam merujuk pada pendekatan logis untuk mempelajari alam semesta.

Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains ( Science ) diambil dari kata lain Scientia yang artinya adalah Pengetahuan, tetapi kemudian berkembang menjadi khususnya Ilmu Pengetahuan Alam.

Pendidikan IPA merupakan salah satu aspek pentingnya yang perlu di ajarkan kepada para siswa di sekolah. Tidak heran apa bila mata pelajaran ini kemudian diberikan sejak masih dibangku SD.

Pelajaran IPA mulai dikenalkan di tingkat sekolah sejak kelas 1 SD. Pengajaran IPA yang monoton telah membuat para siswanya mulai merasakan gejala kejenuhan akan belajar IPA. Kegiatan pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien. Upaya-upaya yang dapat dilakukan dapat berupa analisis tujuan dan karakteristik siswa. Analisis sumber belajar, menetapkan strategi pengorganisasian dan isi belajar, menetapkan strategi pengolahan pembelajaran. Oleh karena itu, setiap pengajar harus memiliki ketrampilan dalam memilih strategi pembelajaran yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran, diharapkan pencapaian tujuan belajar dapat terpenuhi.

Adapun Wahyana (1986) mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Selain itu, IPA dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur (Marsetio Donosepoetro, 1990:6). Sebagai proses diartikan


(4)

semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan yang baru, sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau diluar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran pengetahuan. Sebagai prosedur diartikan metodelogi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu (riset pada umumnya) yang lazim disebut metodelogi ilmiah (scientific method).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah sesuatu kumpulan teori sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka dan jujur.

Peneliti berharap dengan mempelajari mata pelajaran IPA ini siswa diharapkan mampu untuk mengenal dan memahami kondisi alam semesta dan isinya secara lebih mendalam, dan siswa juga lebih menjaga kelestarian alam semesta dan isinya ini.

d) Hasil Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar Nana Sudjana. Hasil belajar yan dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri-ciri sebagai berikut:

a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. Motivasi intrinsik adalah semangat juang untuk belajar yang tumbuh dari dalam diri dalam siswa itu sendiri. Siswa tidak akan mengeluh dengan prestasi yang rendah, dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya. Sebaliknya, hasil belajar baik akan mendorong pula untuk meningkatkan, setidak-tidaknya mempertahankannya, apa yang telah dicapainya.

b. Menambah keyakinan akan kemampuan akan dirinya. Artinya, ia tahu akan dirinya dan ia percaya bahwa ia punya potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana harusnya. Ia juga yakin tidak ada sesuatu yang dapat dicapai apabila ia berusaha sesuai dengan kesanggupan.


(5)

c. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatnya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lainya, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri, dan mengembangkan kreativitasnya.

d. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencangkup ranah kognitif, pengetahuan, atau wawasan, ranah afektif atau sikap dan apresiasi, serta ranah psikomotoris, ketrampilan atau perilaku. Ranah kognitif terutama adalah hasil yang diperolehnya sedangkan ranah afektif dan psikomotorik diperoleh sebagai efek dari proses belajarnya.

e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalkan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapai maupun menilai dan mengendalikan proses usaha belajarnya. Ia tahu dan sadar bahwa tinggi-rendahnya hasil belajar yang dicapai bergantung pada usaha dan motivasi dirinya sendiri.

Cara mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan Perubahan Lingkungan, guru dapat melakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah melakukan evaluasi dan test. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur jenjang dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggung jawaban penyelenggaraan pendidikan (UU no 20 tahun 2003 Sisdiknas). Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur proses pembelajaran IPA, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar siswa.

Fungsi dan tujuan penilaian hasil belajar mencangkup tujuan umun dan khusus, tujuan penilaian antara sebagai berikut (kutipan skripsi Intan Sanjaya Rahmawati).

a. Tujuan umum

1. Menilai pencapaian kompetensi siswa 2. Memperbaiki proses pembelajaran


(6)

b. Tujuan khusus

1. Mengetahui kemajuan dan hasil belajar

2. Memberikan umpan balik/perbaikan dalam proses belajar mengajar 3. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa

c. Fungsi penilaian hasil belajar antara lain

1. Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas 2. Umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar

Menurut Indra faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. (http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-hasil.html).

Faktor Internal

1. Faktor biologis (jasmaniah)

Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Di dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain makan dan minum yang teratur, olahraga serta cukup tidur.

2. Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama, intelegensi. Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. Kedua, kemauan. Kemauan dapat dikatakan faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang. Ketiga, bakat. Bakat ini bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang.


(7)

Faktor Eksternal

1. Faktor lingkungan keluarga

Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orangtua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya.

2. Faktor lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa disekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.

3. Faktor lingkungan masyarakat

Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar. Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa karena keberadaannya dalam masyarakat. Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah, lembaga-lembaga pendidikan nonformal, seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-lain.

Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar seseorang dan dapat mencegah siswa dari penyebab-penyebab terhambatnya pembelajaran.

Setelah melalui proses belajar maka siswa diharapkan dapat mencapai tujuan belajar yang disebut juga sebagai hasil belajar yaitu kemampuan yang dimiliki siswa setelah menjalani proses belajar. Sudjana (2004) berpendapat, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.


(8)

Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar yaitu merupakan hasil akhir atau kemampuan yang diperoleh siswa melalui kegiatan proses belajar.

2.1.3 Hakekat Pembelajaran

Secara etimologis metode berasal dari kata “met” dan “hodes” yang berarti melalui. Sedangkan istilah metode adalah jalan atau yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan sehingga dua hal penting yang terdapat dalam sebuah metode adalah: cara melakukan sesuatu dan rencana dalam pelaksanaan.

Definisi menurut Wikipedia Bahasa Indonesia adalah pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak ukur atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses, sifatnya masih sangat umum, didalamnya menguatkan dan melatari metode pembelajaran.

2.1.4 Penggunaan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran IPA a) Metode Demonstrasi

Metode berasal dari bahasa latin “methodos” yang berarti jalan yang lurus dilalui. Menurut Nana Sudjana (2002 : 260), metode adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran, oleh karena itu peran metode pengajaran sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar.

Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode Demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses. Situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai penyaji. Demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan lesan oleh guru. Walaupun dalam proses Demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi Demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih kongkret.


(9)

1. Kelebihan metode Demonstrasi

a. Melalui metode Demonstrasi terjadinya diajak langsung memperhatikan bahan yang dijelaskan

b. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengarkan, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi. c. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki

kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.

2. Kelemahan metode Demontrasi

a. Metode Demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang. Sebab tanpa persiapan yang memadai Demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasikan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.

b. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode Demonstrasi memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.

c. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Disamping itu Demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran.

b) Langkah-Langkah Menggunakan Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran IPA

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan

a. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses Demonstrasi berakhiri.


(10)

b. Persiapkan garis besar langkah-langkah Demonstrasi yang akan dilakukan.

c. Lakukan uji coba Demonstrasi. 2. Tahap Pelaksanaan

Langkah pembukaan, sebelum Demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:

a. Aturlah tempat duduk yang mungkin semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang di Demonstrasikan. b. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.

c. Kemukakan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan Demonstrasi.

3. Langkah Pelaksanaan Demonstrasi dalam pembelajaran IPA

a. Mulailah Demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berfikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan Demonstrasi.

b. Ciptakan suasana yang menyejukan dengan menghindari suasana yang menegangkan.

c. Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya Demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa.

d. Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses Demonstrasi.

4. Langkah Mengakhiri Demonstrasi dalam Pembelajaran IPA

Apabila Demonstrasi selesai dilakukan, pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan Demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses Demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi


(11)

bersama tentang jalannya proses Demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

Demonstrasi yang dipilih oleh peneliti adalah metode Demonstrasi tentang cara kerja terjadinya erosi pada materi Perubahan Lingkungan.

2.2Kajian Penelitian Yang Relevan 1. Intan Sanjaya Rahmawati

Pengaruh Metode Demonstrasi Mata Pelajaran IPA Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD N Karanggeneng Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora Tahun Ajaran 2011/2012.

Metode Demonstrasi terhadap hasil belajar IPA pokok bahasan energi panas dan energi bunyi pada siswa kelas IV SD N Karanggeneng Kecamatan Kunduran kabupaten Blora. Analisis perbedaan menggunakan analisa uji t dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows, uji t ini digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

2. Eko Yulianto

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II Dalam Mata Pelajaran IPS dengan Menggunakan Metode Demonstrasi di SD N Boloh Kecamatan Toroh Kabupaten Grobongan Semester I Tahun Ajaran 2009/2010.

Masalah peneliti ini adalah “apakah penggunaan Metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II pada mata pelajaran IPS di SD N Boloh Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan?”. Jenis penelitian menunjukan: penggunaan metode Demonstrasi meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas II. Kesimpulannya adalah bahwa dengan pembelajaran menggunakan metode Demonstrasi pada mata pelajaran IPS hasil belajar siswa meningkat dari pada sebelum menggunakan metode Demonstrasi pada pelajaran IPS.


(12)

3. Vita Asti

Penggunaan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas V Pada Pelajaran IPA.

Penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dalam bentuk pertanyaan “ apakah dengan menerapkan metode Demonstrasi prestasi belajar peserta didik kelas V mata pelajaran IPA SD N 2 Kalimendong dapat meningkatkan?”. Melalui penulisan ini penulis bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dengan menerapkan metode Demonstrasi pada mata pelajaran IPA di kelas V SD N Kalimendong tahun pelajaran 2009/2010.

Berdasarkan ketiga kajian penelitian yang relevan bahwa Intan Sanjaya Rahmawati menggunakan mata pelajaran IPA pokok bahasan energi panas dan energi bunyi, untuk meningkatkan hasil belajar, Eko Yuliato menggunakan mata pelajaran IPS, untuk meningkatkan hasil belajar, Vita Asti menggunakan mata pelajaran IPA yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa, dengan demikian perbedaan peneliti dengan kajian penelitian yang relevan adalah mata pelajaran, pokok bahasan, tujuan yang akan dicapai dan proses dalam pembelajaran.


(13)

2.3 Kerangka Berfikir

Berdasarkan beberapa teori mengenai pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Demonstrasi, maka terdapat suatu gagasan atau pendapat dari penulis. Gagasan tersebut bila disajikan dalam bagan akan tampak di bawah ini:

Bagan 2.3 alur kerangka berfikir

Dalam penelitian ini, peneliti akan membandingkan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, dimana kelas kontrol yaitu SD N 1 Gunung Tawang menggunakan metode ceramah yang sudah digunakan dalam kelas, sedangkan kelas eksperimen SD N 1 Sumberwulan menggunakan metode Demonstrasi. Dalam alat ukur hasil evaluasi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama. Untuk pre test diambil uji coba dan hasil kedua kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Untuk postes diambil dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang menunjukkan kelompok eksperimen hasil balajarnya lebih besar dari kelompok kontrol.

Kelas Kontrol

Post test Pre test

Pembelajaran mengguakan metode

ceramah

Post test

Pembelajaran menggunakan metode Demonstrasi Hasil pretest tidak boleh

ada perbedaan yang signifikan

Pre test Kelas Eksperimen

Uji hasil post test apakah ada pengaruh

yang positif dengan penggunaan metode


(14)

2.4 Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “penggunaan metode Demonstrasi dapat berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD N 1 Sumberwulan?”.


(1)

1. Kelebihan metode Demonstrasi

a. Melalui metode Demonstrasi terjadinya diajak langsung memperhatikan bahan yang dijelaskan

b. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengarkan, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi. c. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki

kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.

2. Kelemahan metode Demontrasi

a. Metode Demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang. Sebab tanpa persiapan yang memadai Demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasikan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.

b. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode Demonstrasi memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.

c. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Disamping itu Demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran.

b) Langkah-Langkah Menggunakan Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran IPA

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan

a. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses Demonstrasi berakhiri.


(2)

b. Persiapkan garis besar langkah-langkah Demonstrasi yang akan dilakukan.

c. Lakukan uji coba Demonstrasi. 2. Tahap Pelaksanaan

Langkah pembukaan, sebelum Demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:

a. Aturlah tempat duduk yang mungkin semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang di Demonstrasikan. b. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.

c. Kemukakan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan Demonstrasi.

3. Langkah Pelaksanaan Demonstrasi dalam pembelajaran IPA

a. Mulailah Demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berfikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan Demonstrasi.

b. Ciptakan suasana yang menyejukan dengan menghindari suasana yang menegangkan.

c. Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya Demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa.

d. Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses Demonstrasi.

4. Langkah Mengakhiri Demonstrasi dalam Pembelajaran IPA

Apabila Demonstrasi selesai dilakukan, pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan Demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa


(3)

bersama tentang jalannya proses Demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

Demonstrasi yang dipilih oleh peneliti adalah metode Demonstrasi tentang cara kerja terjadinya erosi pada materi Perubahan Lingkungan.

2.2Kajian Penelitian Yang Relevan 1. Intan Sanjaya Rahmawati

Pengaruh Metode Demonstrasi Mata Pelajaran IPA Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD N Karanggeneng Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora Tahun Ajaran 2011/2012.

Metode Demonstrasi terhadap hasil belajar IPA pokok bahasan energi panas dan energi bunyi pada siswa kelas IV SD N Karanggeneng Kecamatan Kunduran kabupaten Blora. Analisis perbedaan menggunakan analisa uji t dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows, uji t ini digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

2. Eko Yulianto

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II Dalam Mata Pelajaran IPS dengan Menggunakan Metode Demonstrasi di SD N Boloh Kecamatan Toroh Kabupaten Grobongan Semester I Tahun Ajaran 2009/2010.

Masalah peneliti ini adalah “apakah penggunaan Metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II pada mata pelajaran IPS di SD N Boloh Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan?”. Jenis penelitian menunjukan: penggunaan metode Demonstrasi meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas II. Kesimpulannya adalah bahwa dengan pembelajaran menggunakan metode Demonstrasi pada mata pelajaran IPS hasil belajar siswa meningkat dari pada sebelum menggunakan metode Demonstrasi pada pelajaran IPS.


(4)

3. Vita Asti

Penggunaan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas V Pada Pelajaran IPA.

Penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dalam bentuk pertanyaan “ apakah dengan menerapkan metode Demonstrasi prestasi belajar peserta didik kelas V mata pelajaran IPA SD N 2 Kalimendong dapat meningkatkan?”. Melalui penulisan ini penulis bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dengan menerapkan metode Demonstrasi pada mata pelajaran IPA di kelas V SD N Kalimendong tahun pelajaran 2009/2010.

Berdasarkan ketiga kajian penelitian yang relevan bahwa Intan Sanjaya Rahmawati menggunakan mata pelajaran IPA pokok bahasan energi panas dan energi bunyi, untuk meningkatkan hasil belajar, Eko Yuliato menggunakan mata pelajaran IPS, untuk meningkatkan hasil belajar, Vita Asti menggunakan mata pelajaran IPA yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa, dengan demikian perbedaan peneliti dengan kajian penelitian yang relevan adalah mata pelajaran, pokok bahasan, tujuan yang akan dicapai dan proses dalam pembelajaran.


(5)

2.3 Kerangka Berfikir

Berdasarkan beberapa teori mengenai pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Demonstrasi, maka terdapat suatu gagasan atau pendapat dari penulis. Gagasan tersebut bila disajikan dalam bagan akan tampak di bawah ini:

Bagan 2.3 alur kerangka berfikir

Dalam penelitian ini, peneliti akan membandingkan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, dimana kelas kontrol yaitu SD N 1 Gunung Tawang menggunakan metode ceramah yang sudah digunakan dalam kelas, sedangkan kelas eksperimen SD N 1 Sumberwulan menggunakan metode Demonstrasi. Dalam alat ukur hasil evaluasi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama. Untuk pre test diambil uji coba dan hasil kedua kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Untuk postes diambil dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang menunjukkan kelompok eksperimen hasil balajarnya lebih besar dari kelompok kontrol.

Kelas Kontrol

Post test Pre test

Pembelajaran mengguakan metode

ceramah

Post test

Pembelajaran menggunakan metode Demonstrasi

Hasil pretest tidak boleh ada perbedaan yang

signifikan

Pre test Kelas Eksperimen

Uji hasil post test apakah ada pengaruh

yang positif dengan penggunaan metode


(6)

2.4 Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “penggunaan metode Demonstrasi dapat berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD N 1 Sumberwulan?”.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Jarimatika dan Demonstrasi pada Siswa Kelas I SDN 2 Gulang Kabupaten Kudus T1 262011808 BAB IV

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sumberwulan Kabupaten Wonosobo

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sumberwulan Kabupaten Wonosobo T1 292008108 BAB II

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sumberwulan Kabupaten Wonosobo T1 292008108 BAB IV

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sumberwulan Kabupaten Wonosobo T1 292008108 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sumberwulan Kabupaten Wonosobo

0 1 36

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas IV SD

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas IV SD

0 0 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas IV SD

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas IV SD

0 0 37