Perancangan Promosi Brand Fashion Lokal Lanahive.

(1)

Universitas Kristen Maranatha vi

ABSTRACT

THE DESIGN OF PROMOTION FOR LANAHIVE, A LOCAL FASHION BRAND

Submitted by.

Laura Marsellina Muaya 0864049

The increased people’s consumption in fulfilling their needs in fashion is one of the factors

that encourages business people in the field of fashion to expand and increase their revenue by looking at the opportunities to sell their products. At the present, imported fashion products are more attractive amongst the youth. This is because the imported products do better in promotion compared with the local products.

Therefore, the purpose of this design is to promote Lanahive in increasing public interest in the local fashion brand, especially among young adults in the city of Bandung and Jabodetabek, in introducing simple edgy fashion trend by offering fashion concept that emphasizes exclusivity and maintaining the quality of products with international taste. The method used is to design a media campaign for the brand Lanahive. The main media in this design is catalog, mini catalogs, websites, video lookbook, corporate identity, invitation, packaging, gimmick, hag tag, as well as social media. Through the design of promotional media, it is expected that Bandung’s local communities, especially young adult men and women can recognize and buy Lanahive products.


(2)

Universitas Kristen Maranatha vi

ABSTRAK

PERANCANGAN PROMOSI UNTUK BRAND FASHION LOKAL LANAHIVE

Oleh

Laura Marsellina Muaya NRP 0864049

Tingkat konsumsi masyarakat yang semakin berkembang akan kebutuhan dalam berpenampilan, merupakan salah satu faktor yang mendukung para pelaku bisnis di bidang fashion semakin meluas dan berlomba-lomba dalam meningkatkan pendapatan dengan melihat peluang dalam menjual produknya. Untuk saat ini produk fashion buatan luar lebih diminati oleh generasi muda, dikarenakan produk luar melakukan promosi yang lebih baik dibandingkan dengan produk lokal.

Maka dari itu, tujuan perancangan ini adalah untuk mempromosikan Lanahive dalam meningkatkan minat masyarakat terhadap brand fashion lokal khususnya dikalangan usia dewasa muda di kota Bandung dan Jabodetabek, dalam memperkenalkan trend fashion simple edgy dengan menawarkan konsep fashion yang mementingkan eksklusifitas dan mengutamakan kualitas produk dengan cita rasa internasional.

Metode yang digunakan adalah dengan merancang media promosi untuk brand Lanahive. Media utama dalam perancangan ini adalah catalog, mini catalog, website, video lookbook, corporate identity, invitation, packaging, gimmick, hag tag, serta social media. Melalui perancangan media promosi ini diharapkan masyarakat lokal Bandung khususnya pria dan wanita dewasa muda dapat mengenal serta membeli produk Lanahive.


(3)

Universitas Kristen Maranatha x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Logo Lanahive ... 17

Gambar 3.3 Sepatu Custom Wanita ... 19

Gambar 3.4 Sepatu Custom Pria ... 20

Gambar 3.5 Sepatu Custom Pria ... 20

Gambar 3.6 Parka dan Blazer Custom Wanita ... 21

Gambar 3.22 Logo Brand Flashy ... 30

Gambar 3.23 Brand Flashy ... 32

Gambar 3.24 Logo Brand Unfairytaleme ... 32

Gambar 3.25 Brand Unfairytaleme ... 34

Gambar 4.2 Warna-warna yang digunakan ... 41

Gambar 4.3 Timeline Promosi ... 45

Gambar 4.4 Budgeting ... 45

Gambar 4.5 Logo ... 49

Gambar 4.6 Warna Pada Logo ... 49

Gambar 4.7 Kop Surat ... 50

Gambar 4.8 Amplop Tampak Depan Belakang ... 50

Gambar 4.9 Kartu Nama ... 51

Gambar 4.10 Invoice ... 51

Gambar 4.11 Packaging Pakaian dan Packaging Sepatu ... 52

Gambar 4.12 Paper Bag ... 53

Gambar 4.13 Hang Tag ... 53

Gambar 4.14 Care Label dan Woven Label ... 54

Gambar 4.15 Website ... 55

Gambar 4.16 Print Ad Awareness ... 56

Gambar 4.17 Print Ad Informing ... 56

Gambar 4.18 Invitation ... 57

Gambar 4.19 Mini Catalog ... 58

Gambar 4.20 Gift Voucher ... 59


(4)

Universitas Kristen Maranatha x

Gambar 4.22 Visual Merchandise ... 60

Gambar 4.23 Backdrop ... 60

Gambar 4.24 Facebook ... 61

Gambar 4.25 Instagram ... 61

Gambar 4.26 Video Awareness ... 62

Gambar 4.27 Video Informing ... 62

Gambar 4.28 Video Reminding ... 63

Gambar 4.29 Advertorial ... 64


(5)

Universitas Kristen Maranatha viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 3

1.2.1 Permasalahan ... 3

1.2.2 Ruang Lingkup ... 4

1.3 Tujuan Perancangan ... 4

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 4

1.5 Skema Perancangan ... 6

BAB II : LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Teori Branding ... 7

2.1.1 Brand Identity ... 8

2.2 Teori Promosi ... 9

2.2.1 Fungsi Promosi ... 11

2.2.2 Tujuan Promosi ... 12

2.3 Teori Logo ... 13

2.4 Teori Simple Edgy ... 14

2.5 Teori Warna ... 14


(6)

Universitas Kristen Maranatha viii

BAB III : DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 17

3.1 Data dan Fakta ... 17

3.1.1 Sejarah Lanahive ... 17

3.1.2 Visi dan Misi Lanahive ... 18

3.1.3 Susunan Kepengurusan Lanahive ... 18

3.1.4 Hasil Kuisioner dan Observasi Target Pasar ... 21

3.1.5 Hasil Wawancara Dengan Pemilik Lanahive ... 29

3.1.6 Tinjauan Karya Sejenis ... 30

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 34

3.2.1 Analisa STP Perancangan ... 34

3.2.2 Analisa SWOT ... 36

BAB IV : PEMECAHAN MASALAH ... 38

4.1 Konsep Komunikasi ... 38

4.2 Konsep Kreatif ... 39

4.3 Konsep Media ... 41

4.3.1 Creative Brief ... 46

4.4 Hasil Karya ... 49

4.4.1 Logo ... 49

4.4.2 Stationery ... 50

4.4.3 Product Identity ... 52

4.4.4 Website ... 55

4.4.5 Fashion Ad ... 56

4.4.6 Event Item ... 57

4.4.7 Mini Catalog ... 58

4.4.8 Gift Voucher & Genuin Leather Bracelete ... 59

4.4.9 Visual Merchandise ... 60

4.4.10 Media Sosial ... 61

4.4.11 Video Awareness ... 62

4.4.12 Video Informing ... 62

4.4.13 Video Reminding ... 63


(7)

Universitas Kristen Maranatha viii

4.4.12 Fashion Editorial ... 64

BAB V : PENUTUP ... 66

5.1 Kesimpulan ... 66

5.2 Kesimpulan ... 66

5.2.1 Saran Bagi Sesama Desainer ... 66

5.2.2 Saran Bagi Pengusaha Fashion Lokal ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68

LAMPIRAN ... 69


(8)

Universitas Kristen Maranatha xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Pertanyaan Wawancara Dengan Pemilik Lanahive Lampiran B Mood Board Lanahive

Lampiran C Sketsa Logo Lampiran D Sketsa Media


(9)

Universitas Kristen Maranatha xi

DAFTAR TABEL

Gambar 3.2 Susunan Kepengurusan Lanahive ... 18

Gambar 3.7 Diagram Jenis Kelamin ... 22

Gambar 3.8 Diagram Usia ... 22

Gambar 3.9 Diagram Pekerjaan ... 23

Gambar 3.10 Diagram Penghasilan Per bulan ... 23

Gambar 3.11 Diagram Simple Edgy ... 24

Gambar 3.12 Diagram Minat Terhadap Fashion ... 24

Gambar 3.13 Diagram Pakaian Yang Digunakan Saat Kerja……… 25

Gambar 3.14 Diagram Minat Terhadap Desain Fashion Yang Terbatas ... 25

Gambar 3.15 Diagram Media Sosial Yang Digunakan ... 26

Gambar 3.16 Diagram Majalah Yang Sering Dibaca ... 26

Gambar 3.17 Diagram Brand Fashion Luar ... 27

Gambar 3.18 Diagram Brand Fashion Lokal ... 27

Gambar 3.19 Diagram Pembelian Produk Custom ... 28

Gambar 3.20 Diagram Ketertarikan Terhadap Cutting Pola & Tone Warna .... 28


(10)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Tidak dipungkiri lagi bahwa Bandung sering disebut-sebut sebagai kota kreatif di Indonesia. Banyak faktor yang mendukung mengapa Bandung menjadi salah satu kota kreatif di Indonesia yaitu potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dapat diolah menjadi unsur-unsur yang dapat menghasilkan sesuatu serta berperan penting dalam memajukan industri ekomoni kreatif. Faktor tersebut sangatlah berdampak sangat penting bagi kemajuan perkembangan ekonomi kreatif di kota Bandung. Salah satu unsur yang memiliki peranan penting bagi kemajuan ekonomi kreatif didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin berkembang, keanekaragaman budaya serta lingkungan sosial yang berbeda-beda menjadi salah satu faktor perkembangan industri kreatif di kota Bandung.

Peluang lahan industri yang ada di Bandung saat ini sangatlah luas dan tentunya bersaing. Bandung sering kali menjadi sasaran para pelaku bisnis dalam berinvestasi dalam dunia bisnis. Hal tersebut sangatlah didukung oleh faktor ekonomi yang ada di masyarakat. Semua itu tentu saja memiliki tantangan dan proses yang tidaklah mudah untuk diwujudkan. Menurut pemilik brand Airplane System Clothing, yang merupakan permasalahannya adalah pemahaman yang kurang sempurna dari pemerintah mengenai ekosistem kreatif. Dalam hal ini adalah peranan penting dari kegiatan promosi serta pemasaran. “Selama ini, para pegiat kreatif berinovasi secara mandiri dalam kegiatan promosi dan pemasaran produk mereka,” tuturnya (bandung.bisnis.com, Kamis, 25 September 2014, 11: 13).

Salah satu industri yang berperan penting dalam meningkatkan ekonomi kreatif di kota Bandung salah satunya yaitu industri fashion. Beraneka ragam jenis produk fashion yang ditawarkan mulai untuk anak-anak, remaja hingga dewasa. Banyak faktor yang menjadi pertimbangan para pelaku bisnis fashion di kota Bandung dalam memasarkan produknya. Faktor tersebut berupa menentukan konsep, target market,


(11)

Universitas Kristen Maranatha 2 selera konsumen, material, dana, serta meningkatkan nilai jual produk. Tidak hanya itu saja melalui industri fashion yang berkembang pesat di kota Bandung, menjadi salah satu faktor yang mendukung pemerintah daerah dalam meningkatkan pendapatan daerah dengan menendukung penuh kemajuan ekomomi kreatif di Bandung. Melalui industri fashion yang semakin berkembang, diharapkan dapat meningkatkan daya saing serta nilai jual yang tinggi terhadap produsen maupun konsumen.

Tingkat konsumsi masyarakat yang semakin berkembang akan kebutuhan dalam berpenampilan, merupakan salah satu faktor yang mendukung para pelaku bisnis di bidang fashion semakin meluas dan berlomba-lomba dalam meningkatkan pendapatan dengan melihat peluang dalam menjual produknya.

Sampai saat ini, kebanyakan konsumen masih menganggap rendah kualitas dan desain busana kreasi desainer dalam negeri. “ Masih banyak orang Indonesia yang berfikir bahwa pakaian bisa melambangkan status sosial mereka. Tak heran jika mereka berlomba – lomba untuk mencari pakaian dengan merek terkenal dari luar negri,” ungkap Dina Midiani, Direktur Indonesia Fashion Week 2013 (female.kompas.com , Selasa,26 Februari 2013, 21 : 00). Untuk saat ini produk fashion buatan luar lebih diminati oleh masyarakat Indonesia secara umumnya, dikarenakan produk luar melakukan promosi yang lebih baik dibandingkan dengan produk lokal. Selain itu minat masyarakat Indonesia terhadap produk lokal khususnya dalam bidang fashion masih sangatlah kurang mendapat perhatian khusus. Hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia beranggapan produk fashion impor memiliki kualitas yang baik dan sudah memiliki nama yang cukup terkenal di bandingkan dengan produk fashion lokal. Selain terkadang masyarakat menganggap tidak adanya rasa bangga akan produk lokal di masyarakat, serta kurangnya informasi untuk publik sehingga muncul anggapan bahwa produk luar jauh lebih baik dan layak untuk dibeli bedasarkan tingkat pembelian produk dipasaran.

Banyak brand fashion lokal yang mengikuti trend fashion yang sedang berkembang dari waktu ke waktu, ada pula yang memiliki konsep standar tidak berubah-ubah namun konsisten dengan kualitas produk tersebut. Industri fashion yang berkembang


(12)

Universitas Kristen Maranatha 3 pada jaman sekarang seperti butik, distro, clothing line, fashion store menawarkan konsep yang beranekaragam dan disesuaikan dengan target market masing-masing. Seperti halnya dengan brand fashion lokal Bandung yang akan segera launching yaitu Lanahive, menawarkan konsep fashion yang standar tidak berubah-ubah namun konsisten dengan kualitas produknya. Konsep fashion yang ditawarkan oleh Lanahive yaitu simple edgy. Kebanyakan masyarakat awam kurang mengenal apa itu simple edgy, tetapi ada pula yang menyukai style Simple Edgy. Kurangnya promosi mengenai jenis – jenis produk yang ditawarkan oleh Lanahive, menjadi kendala brand Lanahive kurang dikenal oleh anak muda di kota Bandung.

Masalah yang terjadi dalam industri fashion lokal Lanahive dipilih penulis sebagai topik Tugas Akhir, karena penulis merasa mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada brand fashion Lanahive dengan menggunakan ilmu DKV yang penulis pelajari selama ini. Dengan miliki dasar konsep yang kuat serta melakukan penelitian terhadap selera pasar yang berkembang serta target utama, diharapkan brand yang memiliki konsep dan image yang baik dan teratur, dapat menumbuhkan dan meningkatkan antusiasme masyarakat lokal Bandung secara khusus, serta Jabodetabek untuk mengenal dan memilih brand Lanahive sebagai referensi fashion sehari-hari. Topik ini diangkat oleh penulis untuk memperkenalkan trend fashion yang masih kurang dikenal di Indonesia, agar masyarakat berani tampil beda dan tetap terlihat eksklusif.

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup

1.2.1 Permasalahan

1. Bagaimana merancang Brand Identity Lanahive untuk ditampilkan ke masyarakat usia dewasa muda ?

2. Apa saja langkah –langkah untuk meningkatkan strategi promosi yang dibuat oleh brand Lanahive di kalangan masyarakat ?


(13)

Universitas Kristen Maranatha 4 3. Apa saja media visual yang dapat memperkuat identitas Lanahive agar dapat

bersaing dan diminati oleh Masyarakat?

1.2.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pada pekerjaan yang akan dibuat meliputi perancangan Brand Identity, dan identitas visual dari Lanahive. Selain itu melakukan pengamatan untuk meningkatkan strategi promosi yang akan dilakukan oleh Lanahive. Selain itu juga, melakukan wawancara kepada pemilik Lanahive untuk meningkatkan kualitas produk dan strategi penjualan agar dapat meningkatkan standar nilai jual produk lokal dengan citarasa internasional. Segmentasi target diutamakan pada target dengan sosial ekonomi menengah atas baik pria maupun wanita yang tinggal di perkotaan, hal ini dapat dilihat dari kualitas produk yang ekslusif.

1.3. Tujuan Perancangan

a. Merancang untuk solusi strategi promosi melalui media promosi yang perlu dilakukan dalam menghadapi persaingan di bidang fashion baik lokal maupun nasional

b. Merancang promosi dengan memilih media visual yang tepat untuk pengenalan Brand Identity.

1.4 Sumber Dan Teknik Pengumpulan Data 1.4.1 Sumber

Sumber data yang penulis gunakan untuk latar belakang masalah pada proposal ini adalah dari pemilik Lanahive.


(14)

Universitas Kristen Maranatha 5 1.4.2 Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Penulis akan melakukan wawancara kepada pemilik Lanahive serta management brand Lanahive. Dalam rangka mendapatkan informasi mengenai brand Lanahive.

2. Observasi

Datang langsung ke tempat pembuatan produk Lanahive.

3. Kuisioner

Kuisioner berisi 15 pertanyaan yang tersebar kepada 100 responden.

4. Studi Pustaka

Studi pustaka akan dilakukan untuk memperoleh data, informasi, dan berita secara akurat dari media massa, media cetak, dan digital/internet.


(15)

Universitas Kristen Maranatha 6 1.5 Skema Perancangan

BAB I

Hipotesa Awal

Pengetahuan masyarakat lokal akan brand Lanahive masih kurang

Pengumpulan Data

Wawancara, Observasi, Kuisioner, Studi Pustaka

Analisis

Kurangnya minat masyarakat terhadap kualitas brand fashion lokal, dikarenakan kualitas brand internasional dianggap lebih unggul

serta memiliki nama yang terkenal sehingga menjadi kepuasan tersendiri. Oleh karena itu Lanahive ingin memperkenalkan sebuah

produk fashion dengan menggunakan sumber daya lokal dengan kualitas internasional, melalui perancangan media promosi.

Pemecahan Masalah

Merancang Brand Identity dan promosi dengan media yang tepat, serta mengikuti perkembangan teknologi pada masa kini

Strategi Komunikasi

- STP

- SWOT

Media Utama

- Media Sosial : Web,

Mini video,Facebook, Twitter, Instagram - Media Publikasi :

Visual Merchandising, Stationary

Strategi Kreatif

- Corporate Identity

- Foto produk dan model agar tampil mernarik

Tujuan

Melalui media promosi yang sedang berkembang, masyarakat lokal secara khusus, dan masyarakat umum dapat mengenal brand Lanahive. Serta bangga dan dapat mencintai produk dalam negri, asli buatan Indonesia

dan mampu bersaing dengan produk intenasional.

Fakta Masalah

Lanahive belum dikenal di kalangan usia dewasa muda sebagai salah satu brand lokal Bandung


(16)

Universitas Kristen Maranatha 66

BAB V

PENUTUP

1.1

Kesimpulan

Lanahive merupakan salah satu brand lokal yang berasal dari Bandung, yang memperkenalkan style fashion simple edgy. Berdasarkan survey, masyarakat Indonesia yang tinggal bukan di tengah kota kurang mengenal style fashion simple edgy. Edgy style berasal dari trend fashion yang berkembang di luar, namun trend fashion tersebut akhir-akhir ini mulai berkembang di berbagai negara-negara berkembang. Oleh karena itu, melalui brand lokal Lanahive, akan mencoba menyelesaikan masalah tersebut dengan mempromosikan dan melakukan proses branding dengan konsep dan visual yang baru agar dapat lebih di terima oleh masyarakat serta mewakili karakter dari brand Lanahive. Proses perancangan dengan gaya modern serta mengikuti trend yang berkembang pada saat ini, menjadikan masyarakat Indonesia khususnya pria dan wanita usia dewasa muda yang berkarakter dan selalu tampil fashionable dapat menjadikan Lanahive sebagai salah satu brand pilihan untuk tetap tampil trendy.

1.2

Saran

5.2.1 Saran Bagi Sesama Desainer

Berikut penulis menyampaikan saran bagi sesama desainer:

Bersama-sama bertukar ide dalam memperkenalkan trend fashion yang sedang berkembang, serta mampu menciptakan ide – ide kreatif dalam menciptakan trend fashion baru di tengah masyarakat Lokal di Indonesia yang berkarakter dan mampu bersaing.


(17)

Universitas Kristen Maranatha 67 5.2.2 Saran Bagi Pengusaha Brand Fashion Lokal

Berikut penulis menyampaikan saran bagi pengusaha brand lokal:

1. Pengusaha brand fashion Lokal, mengambil peran penting dalammengembangkan serta memperkenalkan trend fashion yang berkembangdi masyarakat Indonesia. Diharapkan pengusaha brand fashion lokal tidak sekedar mengejar materi dalam usahanya, akan tetapi juga turut melestarikan sumber daya lokal yang ada di masing-masing daerah agar dapat berkembang serta dibudidayakan menjadi sebuah produk yang berkualitas.

2. Pengusaha brand Lanahive diharapkan dapat memperluas wilayah pasar mereka ke kota besar di Indonesia seperti ke Jakarta, Bandung, Surabaya agar brand Lanahive dapat lebih mudah dan lebih cepat dikenal, tidak hanya di daerah lokal saja.


(18)

Universitas Kristen Maranatha 68

DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta, Indonesia : Erlangga.

Harjanto, Rudi. 2009. Prinsip-prinsip Periklanan. Jakarta, Indonesia : Erlangga. Keller, Lane Kevin. 1998. Strategic Brand Management: Building, Measuring, and

Managing Brand Equity. 4 th Edition. Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall.

Rustan, Sutanto. 2009. Mendesain Logo. Jakarta, Indonesia : Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kotler, Philiph dan Amstrong, Gary. 2001.. Prinsip – prinsip Pemasaran. Jakarta, Indonesia : Jakarta, Indonesia : Penerbit Erlangga.

Kotler, Philiph. 2005. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan , Implementasi & Kontrol. Jakarta, Indonesia : Penerbit Prenhallindo.

(http://bandung.bisnis.com/, Kamis, 25 September 2014, 11: 13) (http://edupaint.com/, Jumat, 25 Februari 2014, 19:50)

(http://enjoygram.com/unfairytaleme/ 1 Maret 2015, 22:30) (http://fashionpromagazine.com/, Senin, 23 Februari 2014, 21:40) (http://female.kompas.com/, Kamis, 12 Februari 2013, 21 : 00) (http://fitinline.com/, Jumat, 25 Februari 2014 , 20 :12)

(http://flashyshop.com/, 1 Maret 2014, 23 : 20 )

(http://kajianpustaka.com/, 25 Desember 2012, 12 : 25 ) (http://marketing.co.id/, 12 Januari 2013, 13: 10 )

(http://marketplace.zalora.co.id/unfairytaleme/ 1 Maret 2015, 22:30) (http://maroebeni.wordpress.com/, 1 Maret 2014, 24:05)

(http://metroindonesia.com, Minggu, 8 Juni 2015, 16:30)

(http://scribd.com/Buku Logo oleh Tommy Kurnawan/, Kamis, 26 Februari 2015, 03 : 50)


(1)

Universitas Kristen Maranatha 4

3. Apa saja media visual yang dapat memperkuat identitas Lanahive agar dapat bersaing dan diminati oleh Masyarakat?

1.2.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pada pekerjaan yang akan dibuat meliputi perancangan Brand Identity, dan identitas visual dari Lanahive. Selain itu melakukan pengamatan untuk meningkatkan strategi promosi yang akan dilakukan oleh Lanahive. Selain itu juga, melakukan wawancara kepada pemilik Lanahive untuk meningkatkan kualitas produk dan strategi penjualan agar dapat meningkatkan standar nilai jual produk lokal dengan citarasa internasional. Segmentasi target diutamakan pada target dengan sosial ekonomi menengah atas baik pria maupun wanita yang tinggal di perkotaan, hal ini dapat dilihat dari kualitas produk yang ekslusif.

1.3. Tujuan Perancangan

a. Merancang untuk solusi strategi promosi melalui media promosi yang perlu

dilakukan dalam menghadapi persaingan di bidang fashion baik lokal maupun nasional

b. Merancang promosi dengan memilih media visual yang tepat untuk

pengenalan Brand Identity.

1.4 Sumber Dan Teknik Pengumpulan Data

1.4.1 Sumber

Sumber data yang penulis gunakan untuk latar belakang masalah pada proposal ini adalah dari pemilik Lanahive.


(2)

Universitas Kristen Maranatha 5

1.4.2 Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Penulis akan melakukan wawancara kepada pemilik Lanahive serta management brand Lanahive. Dalam rangka mendapatkan informasi mengenai brand Lanahive.

2. Observasi

Datang langsung ke tempat pembuatan produk Lanahive.

3. Kuisioner

Kuisioner berisi 15 pertanyaan yang tersebar kepada 100 responden.

4. Studi Pustaka

Studi pustaka akan dilakukan untuk memperoleh data, informasi, dan berita secara akurat dari media massa, media cetak, dan digital/internet.


(3)

Universitas Kristen Maranatha 6

1.5 Skema Perancangan

BAB I

Hipotesa Awal

Pengetahuan masyarakat lokal akan brand Lanahive masih kurang

Pengumpulan Data

Wawancara, Observasi, Kuisioner, Studi Pustaka

Analisis

Kurangnya minat masyarakat terhadap kualitas brand fashion lokal, dikarenakan kualitas brand internasional dianggap lebih unggul

serta memiliki nama yang terkenal sehingga menjadi kepuasan tersendiri. Oleh karena itu Lanahive ingin memperkenalkan sebuah

produk fashion dengan menggunakan sumber daya lokal dengan kualitas internasional, melalui perancangan media promosi.

Pemecahan Masalah

Merancang Brand Identity dan promosi dengan media yang tepat, serta mengikuti perkembangan teknologi pada masa kini

Strategi Komunikasi

- STP

- SWOT

Media Utama

- Media Sosial : Web, Mini video,Facebook, Twitter, Instagram

- Media Publikasi : Visual Merchandising, Stationary

Strategi Kreatif

- Corporate Identity - Foto produk dan

model agar tampil mernarik

Tujuan

Melalui media promosi yang sedang berkembang, masyarakat lokal secara khusus, dan masyarakat umum dapat mengenal brand Lanahive. Serta bangga dan dapat mencintai produk dalam negri, asli buatan Indonesia

dan mampu bersaing dengan produk intenasional. Fakta Masalah

Lanahive belum dikenal di kalangan usia dewasa muda sebagai salah satu brand lokal Bandung


(4)

Universitas Kristen Maranatha 66

BAB V

PENUTUP

1.1

Kesimpulan

Lanahive merupakan salah satu brand lokal yang berasal dari Bandung, yang memperkenalkan style fashion simple edgy. Berdasarkan survey, masyarakat Indonesia yang tinggal bukan di tengah kota kurang mengenal style fashion simple edgy. Edgy style berasal dari trend fashion yang berkembang di luar, namun trend fashion tersebut akhir-akhir ini mulai berkembang di berbagai negara-negara berkembang. Oleh karena itu, melalui brand lokal Lanahive, akan mencoba menyelesaikan masalah tersebut dengan mempromosikan dan melakukan proses branding dengan konsep dan visual yang baru agar dapat lebih di terima oleh masyarakat serta mewakili karakter dari brand Lanahive. Proses perancangan dengan gaya modern serta mengikuti trend yang berkembang pada saat ini, menjadikan masyarakat Indonesia khususnya pria dan wanita usia dewasa muda yang berkarakter dan selalu tampil fashionable dapat menjadikan Lanahive sebagai salah satu brand pilihan untuk tetap tampil trendy.

1.2

Saran

5.2.1 Saran Bagi Sesama Desainer

Berikut penulis menyampaikan saran bagi sesama desainer:

Bersama-sama bertukar ide dalam memperkenalkan trend fashion yang sedang berkembang, serta mampu menciptakan ide – ide kreatif dalam menciptakan trend fashion baru di tengah masyarakat Lokal di Indonesia yang berkarakter dan mampu bersaing.


(5)

Universitas Kristen Maranatha 67 5.2.2 Saran Bagi Pengusaha Brand Fashion Lokal

Berikut penulis menyampaikan saran bagi pengusaha brand lokal:

1. Pengusaha brand fashion Lokal, mengambil peran penting dalammengembangkan serta memperkenalkan trend fashion yang berkembangdi masyarakat Indonesia. Diharapkan pengusaha brand fashion lokal tidak sekedar mengejar materi dalam usahanya, akan tetapi juga turut melestarikan sumber daya lokal yang ada di masing-masing daerah agar dapat berkembang serta dibudidayakan menjadi sebuah produk yang berkualitas.

2. Pengusaha brand Lanahive diharapkan dapat memperluas wilayah pasar mereka ke kota besar di Indonesia seperti ke Jakarta, Bandung, Surabaya agar brand Lanahive dapat lebih mudah dan lebih cepat dikenal, tidak hanya di daerah lokal saja.


(6)

Universitas Kristen Maranatha 68

DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta, Indonesia : Erlangga.

Harjanto, Rudi. 2009. Prinsip-prinsip Periklanan. Jakarta, Indonesia : Erlangga. Keller, Lane Kevin. 1998. Strategic Brand Management: Building, Measuring, and Managing Brand Equity. 4 th Edition. Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall.

Rustan, Sutanto. 2009. Mendesain Logo. Jakarta, Indonesia : Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kotler, Philiph dan Amstrong, Gary. 2001.. Prinsip – prinsip Pemasaran. Jakarta, Indonesia : Jakarta, Indonesia : Penerbit Erlangga.

Kotler, Philiph. 2005. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan , Implementasi & Kontrol. Jakarta, Indonesia : Penerbit Prenhallindo.

(http://bandung.bisnis.com/, Kamis, 25 September 2014, 11: 13) (http://edupaint.com/, Jumat, 25 Februari 2014, 19:50)

(http://enjoygram.com/unfairytaleme/ 1 Maret 2015, 22:30) (http://fashionpromagazine.com/, Senin, 23 Februari 2014, 21:40) (http://female.kompas.com/, Kamis, 12 Februari 2013, 21 : 00) (http://fitinline.com/, Jumat, 25 Februari 2014 , 20 :12)

(http://flashyshop.com/, 1 Maret 2014, 23 : 20 )

(http://kajianpustaka.com/, 25 Desember 2012, 12 : 25 ) (http://marketing.co.id/, 12 Januari 2013, 13: 10 )

(http://marketplace.zalora.co.id/unfairytaleme/ 1 Maret 2015, 22:30) (http://maroebeni.wordpress.com/, 1 Maret 2014, 24:05)

(http://metroindonesia.com, Minggu, 8 Juni 2015, 16:30)

(http://scribd.com/Buku Logo oleh Tommy Kurnawan/, Kamis, 26 Februari 2015, 03 : 50)