Pengaruh doa dalam keluarga sebagai upaya pembinaan iman anggota keluarga di Lingkungan Santo Stefanus Mejing 2 Paroki Maria Assumpta Gamping Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah “PENGARUH DOA DALAM KELUARGA
SEBAGAI UPAYA PEMBINAAN IMAN ANGGOTA KELUARGA DI
LINGKUNGAN SANTO STEFANUS MEJING 2 PAROKI MARIA
ASSUMPTA GAMPING SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA”.
Adapun yang melatarbelakangi penulisan skripsi ini oleh karena keprihatinan
penulis akan situasi kehidupan keluarga yang ada di lingkungan Santo Stefanus
Mejing 2 Gamping pada saat ini. Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah sejauh
mana keluarga memahami akan pengaruh doa dalam keluarga sebagai upaya
pembinaan iman bagi anggota keluarga, selain itu juga bagaimana setiap keluarga
dapat mengusahakan suatu bentuk pembinaan iman dalam keluarga, sehingga
pada akhirnya dapat terbentuk sebuah keluarga yang harmonis, baik dan saling
pengertian dan saling mendukung dalam menjalani kesehariannya. Untuk

mengkaji masalah tersebut, penulis melaksanakan penelitian di lingkungan Santo
Stefanus Mejing 2 Gamping, dengan cara menyebarkan kuesioner di 58 keluarga
dan wawancara dengan 8 responden (orang tua, bapak/ibu), sehingga diperoleh
data dari hasil penelitian tersebut.
Doa keluarga adalah doa yang dipersembahkan bersama, suami bersama
istri, bapak-ibu bersama anak-anak sebagai keseluruhan anugerah dari Allah.
Melalui hidup doa itulah orang tua dan anak dapat meningkatkan kekuatan dan
kesatuan rohani keluarga serta dapat ikut ambil bagian dalam kekuatan Allah
sendiri yang hadir dan berkarya ditengah-tengah keluarga. Kehidupan doa
bersama keluarga akan terbina dengan baik apabila dari masing-masing anggota
keluarga memiliki sikap untuk saling mendukung, memotivasi di dalam iman
yang teguh kepada Tuhan, selain itu juga menyadari dengan kesungguhan hati
untuk selalu terlibat dalam setiap kegiatan doa bersama yang dijalankan di dalam
keluarga tanpa paksaan. Dengan demikian terciptanya kehidupan doa bersama
dalam keluarga yang terbina dengan baik, inilah yang memberi kekuatan dalam
mengembangkan dan menumbuhkan benih-benih iman dalam keluarga itu.
Hasil akhir menunjukkan bahwa kurangnya perhatian orang tua terhadap
pembinaan iman keluarga sehingga perlu dilaksanakan suatu model pembinaan
iman melalui katekese keluarga. Dengan katekese keluarga yang merupakan
usulan program bagi umat di lingkungan Santo Stefanus Mejing 2 diharapkan

dapat meningkatkan hidup rohani keluarga sehingga dapat menjadi keluarga yang
rukun, damai, nyaman bagi semua anggota keluarga dan masyarakat.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

The title of this small thesis is "THE EFFECT OF PRAYER IN THE
FAMILY AS AN SMALL OF FAMILY’S FAITH FORMATION IN THE
SAINT STEPHEN MEJING 2 DISTRICT, ASSUMPTION PARISH
GAMPING SLEMAN SPECIAL PROVINCE OF YOGYAKARTA". The
focus of the writing is the concern of the writer to the situation of family life in
the environment of St. Stephen Mejing 2 Gamping at this time. The key issue in

this writing is the extent in of family understanding of the effect of prayer faith
formation for the family members. It is also discussion on how every family can
afford a form of faith formation in the family, which in turn can form a
harmonious family, good and mutual understanding and mutual support in her
daily live. To examine these issues, the writer conducts a research in the St.
Stephen Mejing 2 Gamping, by distributing questionnaires in 58 families and
interviews with eight respondents ( parents, father / mother ), to obtain the data
from the study.
Family prayer is a prayer offered together, husband and wife, father and
mother with the children as a grace of God. Through this prayer life, parents and
children can improve the strength and spiritual unity of the family and can take
part in the power of God himself who is present and active in the midst of the
family. Prayer life with the family will be nurtured well when each of member of
the family supports each other, motivates in a firm faith in God, also realizes with
sincerity to always engage in any activity common prayer which runs in the
family without coercion. Thus, the creation of the prayer life held together in a
family that nurtured well. It gives strength to develop and grow the seeds of faith
in the family.
The final results showed that there is lack of parental supervision of
family faith formation. Therefore needs to be implemented a model of faith

formation through family catechesis. By a family catechesis program proposal for
the people in the district of St. Stephen Mejing 2, the author hopes to improve the
spiritual life of the family so that the family can be a harmonious, peaceful,
comfortable for all family members.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PENGARUH DOA DALAM KELUARGA SEBAGAI UPAYA
PEMBINAAN IMAN ANGGOTA KELUARGA
DI LINGKUNGAN SANTO STEFANUS MEJING 2
PAROKI MARIA ASSUMPTA GAMPING SLEMAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:
Markus Fatubun
NIM : 101124046

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN
KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :



Tuhan Yesus dan Bunda Maria



Bapa_ Tet (Emilius Fatubun) dan Nene_ Mam (Dominika
Fatubun)



Kedua orang tuaku Mama Oli dan Bapa Ka.



Keluarga besarku ; Ma Mey, Bapa Ampi, Ka Emil, Mam Bong,
Nona Tamara, Nona Cinta, Ma Linda, Bapa Kristin, Ma Lin, Om
Roni, Kaka Beni, Ayah Veky, Ka Anis, Ka Dion, Ade Yuli, dan
keluarga Fatubun-Irijanan.




Para keluarga Katolik di Lingkungan Santo Stefanus Mejing 2
Gamping



Kekasih tercinta Niken Nurcahyati Albertha



Keluarga besar kampus IPPAK Universitas Sanata Dharma



Teman-teman angkatan 2010

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO

“Jangan pernah puas dengan apa yang ada saat ini,
Karena hari esok akan lebih baik dari pada hari ini”

Harta yang paling berharga dan mutiara yang paling indah
Adalah keluarga
(Arswendo Atmowiloto)

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah “PENGARUH DOA DALAM KELUARGA
SEBAGAI UPAYA PEMBINAAN IMAN ANGGOTA KELUARGA DI
LINGKUNGAN SANTO STEFANUS MEJING 2 PAROKI MARIA
ASSUMPTA GAMPING SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA”.
Adapun yang melatarbelakangi penulisan skripsi ini oleh karena keprihatinan
penulis akan situasi kehidupan keluarga yang ada di lingkungan Santo Stefanus
Mejing 2 Gamping pada saat ini. Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah sejauh
mana keluarga memahami akan pengaruh doa dalam keluarga sebagai upaya

pembinaan iman bagi anggota keluarga, selain itu juga bagaimana setiap keluarga
dapat mengusahakan suatu bentuk pembinaan iman dalam keluarga, sehingga
pada akhirnya dapat terbentuk sebuah keluarga yang harmonis, baik dan saling
pengertian dan saling mendukung dalam menjalani kesehariannya. Untuk
mengkaji masalah tersebut, penulis melaksanakan penelitian di lingkungan Santo
Stefanus Mejing 2 Gamping, dengan cara menyebarkan kuesioner di 58 keluarga
dan wawancara dengan 8 responden (orang tua, bapak/ibu), sehingga diperoleh
data dari hasil penelitian tersebut.
Doa keluarga adalah doa yang dipersembahkan bersama, suami bersama
istri, bapak-ibu bersama anak-anak sebagai keseluruhan anugerah dari Allah.
Melalui hidup doa itulah orang tua dan anak dapat meningkatkan kekuatan dan
kesatuan rohani keluarga serta dapat ikut ambil bagian dalam kekuatan Allah
sendiri yang hadir dan berkarya ditengah-tengah keluarga. Kehidupan doa
bersama keluarga akan terbina dengan baik apabila dari masing-masing anggota
keluarga memiliki sikap untuk saling mendukung, memotivasi di dalam iman
yang teguh kepada Tuhan, selain itu juga menyadari dengan kesungguhan hati
untuk selalu terlibat dalam setiap kegiatan doa bersama yang dijalankan di dalam
keluarga tanpa paksaan. Dengan demikian terciptanya kehidupan doa bersama
dalam keluarga yang terbina dengan baik, inilah yang memberi kekuatan dalam
mengembangkan dan menumbuhkan benih-benih iman dalam keluarga itu.
Hasil akhir menunjukkan bahwa kurangnya perhatian orang tua terhadap
pembinaan iman keluarga sehingga perlu dilaksanakan suatu model pembinaan
iman melalui katekese keluarga. Dengan katekese keluarga yang merupakan
usulan program bagi umat di lingkungan Santo Stefanus Mejing 2 diharapkan
dapat meningkatkan hidup rohani keluarga sehingga dapat menjadi keluarga yang
rukun, damai, nyaman bagi semua anggota keluarga dan masyarakat.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

The title of this small thesis is "THE EFFECT OF PRAYER IN THE
FAMILY AS AN SMALL OF FAMILY’S FAITH FORMATION IN THE
SAINT STEPHEN MEJING 2 DISTRICT, ASSUMPTION PARISH
GAMPING SLEMAN SPECIAL PROVINCE OF YOGYAKARTA". The
focus of the writing is the concern of the writer to the situation of family life in
the environment of St. Stephen Mejing 2 Gamping at this time. The key issue in
this writing is the extent in of family understanding of the effect of prayer faith
formation for the family members. It is also discussion on how every family can
afford a form of faith formation in the family, which in turn can form a
harmonious family, good and mutual understanding and mutual support in her
daily live. To examine these issues, the writer conducts a research in the St.
Stephen Mejing 2 Gamping, by distributing questionnaires in 58 families and
interviews with eight respondents ( parents, father / mother ), to obtain the data
from the study.
Family prayer is a prayer offered together, husband and wife, father and
mother with the children as a grace of God. Through this prayer life, parents and
children can improve the strength and spiritual unity of the family and can take
part in the power of God himself who is present and active in the midst of the
family. Prayer life with the family will be nurtured well when each of member of
the family supports each other, motivates in a firm faith in God, also realizes with
sincerity to always engage in any activity common prayer which runs in the
family without coercion. Thus, the creation of the prayer life held together in a
family that nurtured well. It gives strength to develop and grow the seeds of faith
in the family.
The final results showed that there is lack of parental supervision of
family faith formation. Therefore needs to be implemented a model of faith
formation through family catechesis. By a family catechesis program proposal for
the people in the district of St. Stephen Mejing 2, the author hopes to improve the
spiritual life of the family so that the family can be a harmonious, peaceful,
comfortable for all family members.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria
atas segala cinta dan berkat, serta kasih setia-Nya yang senantiasa membimbing
dan menyertai penulis setiap waktu, sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Meskipun dalam proses penulis merasakan
dan menemui banyak kesulitan, hambatan tetapi semuanya dapat dilalui dengan
sikap sabar, tenang dan selalu bersyukur untuk semua itu.
Skripsi berjudul “PENGARUH DOA DALAM KELUARGA SEBAGAI
UPAYA PEMBINAAN IMAN ANGGOTA KELUARGA DI LINGKUNGAN
SANTO STEFANUS MEJING 2 PAROKI MARIA ASSUMPTA GAMPING
SLEMAN

DAERAH

ISTIMEWA

YOGYAKARTA”.

Penulis

mencoba

mengetengahkan tentang permasalahan yang berkaitan dengan doa dalam
keluarga sebagai upaya pembinaan iman anggota keluarga, sehingga dengan
demikian setiap anggota keluarga dapat menyadari bahwa kebersamaan juga
merupakan kebutuhan yang mesti dialami setiap orang.

Dalam skripsi ini penulis bermaksud untuk memberi sumbangan pemikiran
bagi keluarga Katolik dalam meningkatkan doa bersama dalam keluarga melalui
katekese keluarga. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari dari banyak
dukungan dan perhatian berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, dari hati yang paling dalam penulis mengucapkan
limpah terima kasih kepada :

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1.

Drs. F.X. Heryatno W.W.,S.J., M.Ed., selaku kaprodi yang telah memberi
ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyususun skripsi ini.

2.

Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ., selaku dosen pembimbing utama dan sebagai
dosen pembimbing akademik, yang dengan sabar telah meluangkan waktu,
tanaga dan pikiran dalam membimbing penulis dari awal penyususunan
sampai dengan pertanggungjawaban skripsi ini.

3.

P. Banyu Dewa H.S.,S.Ag. M.Si selaku dosen penguji kedua yang dengan
sabar telah membimbing dan menuntun penulis selama penyususunan
sampai pada pertanggungjawaban skripsi ini.

4.

Drs. L. Bambang Hendarto Y, M.Hum., selaku dosen penguji ketiga yang
telah merelakan waktu, pikiran dan tenaga dalam membimbing dan
mengoreksi sampai pada pertanggungjawaban penulisan ini.

5.

Bapak Mikhael Sugeng selaku ketua lingkungan Santo Stefanus Mejing 2
yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian dan katekese keluarga di lingkungan Santo Stefanus Mejing 2
Gamping.

6.

Para keluarga Katolik di lingkungan Santo Stefanus Mejing 2 Gamping
yang bersedia menerima penulis untuk melakukan penelitian, wawancara,
serta katekese keluarga dengan hati yang terbuka mengungkapkan
pengalaman hidupnya yang kongkrit sehingga dapat membantu penulis
dalam proses penulisan skripsi ini.

7.

Teman-teman angkatan 2010 yang dengan caranya masing-masing telah
mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv
MOTTO ................................................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Permasalahan ......................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 5
D. Manfaat Penulisan ................................................................................. 5
E. Metode Penulisan................................................................................... 6
F. Sistematika Penulisan ............................................................................ 7

BAB II. DOA DALAM KELUARGA KATOLIK DAN PEMBINAAN
IMAN KELUARGA ............................................................................ 9
A. Doa Dalam Keluarga Katolik ................................................................ 9
1. Pengertian Doa ................................................................................... 9
2. Doa dalam Keluarga ........................................................................... 14
3. Tujuan Berdoa dalam Keluarga.......................................................... 16
xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4. Bentuk Doa dalam Keluarga .............................................................. 19
a.

Doa Permohonan ...................................................................... 20

b.

Doa Penyesalan (Tobat) ............................................................ 23

c.

Doa Syukur ............................................................................... 24

d.

Doa Lisan .................................................................................. 25

5. Dampak Doa dalam Keluarga ............................................................ 26
B. Keluarga Katolik .................................................................................... 27
1. Keluarga Pada Umumnya................................................................... 27
2. Keluarga Katolik ................................................................................ 29
3. Permasalahan Keluarga Katolik ......................................................... 30
C. Pembinaan Iman Keluarga ..................................................................... 31
1. Pengertian Pembinaan ........................................................................ 31
2. Pengertian Iman.................................................................................. 32
3. Pembinaan Iman Keluarga ................................................................. 34
4. Aspek-Aspek Iman ............................................................................. 36
D. Pengaruh Doa dalam Keluarga .............................................................. 39
1. Pengaruh Doa dan Iman Keluarga .................................................... 39
2. Pengaruh Doa dalam Hidup Sehari-hari............................................. 40
3. Pengaruh Doa dalam Penyelesaian Masalah ...................................... 40

BAB III. PENELITIAN PENGARUH DOA DALAM KELUARGA
SEBAGAI
KELUARGA
STEFANUS

UPAYA

PEMBINAAN

KATOLIK
MEJING

DI

IMAN

ANGGOTA

LINGKUNGAN

2 GAMPING

SANTO

SLEMAN DAERAH

ISTIMEWA YOGYAKARTA ............................................................. 43
A. Gambaran Umum Paroki Maria Assumpta Gamping dan
Lingkungan Santo Stefenus Mejing 2 ................................................... 43
1. Sejarah Singkat Paroki Maria Assumpta Gamping ............................ 43
a.

Umat Pertama ........................................................................... 43

b.

Tumbuhnya Biji Sesawi ............................................................ 44
xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

c.

Perkembangan Umat Zaman Jepang dan Revolusi Fisik ......... 45

d.

Zaman Persiapan Menuju Paroki .............................................. 50

e.

Zaman Berdirinya Paroki .......................................................... 52

2. Letak dan Batas-Batas Geografis Paroki Maria Assumpta
Gamping ............................................................................................. 55
3. Lingkungan Santo Stefanus Mejing 2 ................................................ 56
a.

Letak dan Batas-Batas Geografis Lingkungan Santo
Stefanus Mejing 2 ..................................................................... 56

b.

Sejarah Singkat Terbentuknya Lingkungan Santo Stefanus
Mejing 2 .................................................................................... 56

c.

Kegiatan Umat di Lingkungan Santo Stefanus Mejing 2 ......... 58

d.

Situasi

Ekonomi

dan

Kemasyarakatan

Umat

di

lingkungan Santo Stefanus Mejing 2 ........................................ 59
B. Metodologi Penelitian ............................................................................ 60
1. Latar Belakang Penelitian .................................................................. 60
2. Tujuan Penelitian................................................................................ 61
3. Pembatasan Permasalahan.................................................................. 61
4. Rumusan Permasalahan...................................................................... 62
5. Jenis Penelitian ................................................................................... 62
6. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 63
7. Responden Penelitian ........................................................................ 63
8. Instrumen Penelitian ........................................................................... 64
9. Variabel Penelitian ............................................................................. 65
C. Laporan Hasil Penelitian........................................................................ 66
1. Realita Orang Tua di Lingkungan Santo Stefanus Mejing 2
Dalam Kehidupan Sehari-hari dengan Doa dalam Keluarga ............. 67
2. Pelaksanaan Pembinaan Iman dalam Keluarga .................................. 70
3. Laporan Hasil Penelitian dengan Wawancara .................................... 72
D. Pembahasan Hasil Penelitian Wawancara dan Kuisoner....................... 75
1. Realita Orang Tua di Lingkungan Santo Stefanus Mejing 2
Dalam Kehidupan Sehari-hari dengan Doa Dalam Keluarga ............ 75
xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2. Pelaksanaan Pembinaan Iman dalam Keluarga .................................. 77
3. Pembahasan Hasil Wawancara........................................................... 78
E. Kesimpulan ............................................................................................ 83
F. Reflesi Kateketis ................................................................................... 86
BAB IV. USULAN PROGRAM KATEKESE KELUARGA SEBAGAI
UPAYA PEMBINAAN IMAN ANGGOTA KELUARGA DI
LINGKUNGAN SANTO STEFANUS MEJING 2 GAMPING
SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA .......................... 89
A. Pokok-Pokok Katekese .......................................................................... 90
1. Pengertian Katekese ........................................................................... 90
2. Isi Katekese ........................................................................................ 92
3. Tujuan Katekese ................................................................................ 93
4. Model Katekese .................................................................................. 94
B. Program Katekese ................................................................................. 98
1. Pengertian Program ............................................................................ 98
2. Pemikiran Dasar Program Katekese ................................................... 99
3. Usulan Tema Katekese ....................................................................... 102
4. Penjabaran Program ........................................................................... 104
5. Contoh Persiapan Katekese I : Model Pengalaman Hidup ................ 107
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 118
A. Kesimpulan ............................................................................................ 118
B. Saran ...................................................................................................... 121
1. Bagi Imam .......................................................................................... 121
2. Bagi Keluarga-Keluarga Katolik ........................................................ 122
3. Bagi Lingkungan Santo Stefanus Mejing 2........................................ 122
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 124

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Permohanan Izin Penelitian .......................................... (1)
xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Lampiran 2 : Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Penelitian ........................ (2)
Lampiran 3: Surat Kepada Para Orang Tua Katolik di Lingkungan
Santo Stefanus Mejing 2 ...................................................... (3)
Lampiran 4 : Kuisioner ................................................................................ (4)
Teks Cerita Kesetiaan .................................................................................. (7)

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan dari Kitab Suci dalam skripsi ini mengikut Kitab
Suci Perjanjian Baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Biblika Indonesia
(Konferensi Wali Gereja, 1993).

B. Singkatan Dokumen Gereja
CT

: Catechesi Tradendae, Ajaran Apostolik Bapa Paus Yohanes
Paulus II kepada para Uskup, Klerus, dan segenap umat
beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979

DV

: Dei Verbum (Konstitusi Dogmatis tentang Wahyu Ilahi), 18
November 1965

FC

: Familiaris Consortio, Ajaran Apostolik Bapa Paus Yohanes
Paulus II tentang Keluarga Kristiani dalam dunia modern, 22
November 1981

GS

: Gaudium et Spes (Konstitusi Pastoral tentang Gereja Dewasa
ini), 7 Desember 1983

KGK : Katekismus Gereja Katolik

C. Singkatan Lain
Art

: Artikel

HP

: Handphone

IPPAK

: Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

KTP

: Kartu Tanda Penduduk

KBBI

: Kamus Besar Bahasa Indonesia

KK

: Kepala Keluarga

SCP

: Shared Christian Praxis

PAJEKA : Paguyuban Jumat Kliwon

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG
Tuntutan zaman yang semakin kompleks ternyata banyak berpengaruh
terhadap peranan orang tua dalam keluarganya. Peranan orang tua semakin
memudar dan terkikis sebagai akibat dari kesibukan bekerja ataupun karena
kurangnya pengetahuan, khususnya dalam hal ini terkait dengan pembinaan
iman keluarga. Akhirnya banyak orang melalaikan peran yang seharusnya
sangat penting bagi perkembangan kehidupan rohani keluarganya. Hakikat
dirinya sebagai suami-isteri yang telah diangkat ke dalam sakramen pun
dikesampingkan.
Berdasarkan pengalaman selama penulis berada di lingkungan Santo
Stefanus, situasi yang demikian ternyata terjadi juga dialami oleh para orang
tua Katolik di lingkungan Santo Stefanus. Pengetahuan, kesibukan bekerja
dan dinamika hidup bermasyarakat banyak menuntut para orang tua Katolik
di lingkungan Santo Stefanus untuk lebih banyak menggunakan waktu di luar
rumah. Akibatnya perhatian terhadap keluarga dan pembinaan iman keluarga
menjadi kurang. Yang penting bagi mereka ialah bekerja dan terus berkarya
agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, berdoa bisa dilaksanakan kapan
saja.
Pendampingan iman keluarga di lingkungan Santo Stefanus

dalam

kenyataannya masih kurang, sehingga dapat dilihat dari keterlibatan mereka
1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

dalam hidup menggereja, maupun dalam perkembangan iman mereka sendiri
dilingkungan. Realita yang terjadi di lingkungan Santo Stefanus menurut
penulis kalau hal tersebut dibiarkan maka tentu akan berpengaruh pada
perkembangan rohani keluarga.
Keadaan tersebut harus ditangani dengan langkah-langkah tertentu yang
sekiranya dapat membantu kehidupan iman keluarga di lingkungan Santo
Stefanus untuk dapat menjadi baik demi memuliakan nama Allah. Peranaan
orang tua dalam membangun kehidupan keluarga sangat berpengaruh dan
penting untuk menghidupkan keterlibatan seluruh anggota keluarga untuk
pengembangan imannya. Tidak ada orang lain yang dapat menggantikan
kedudukan orang tua sebagai tempat berlabuh dan berlindung bagi anak-anak
dan seluruh anggota keluarga itu sendiri. Kecuali, tidak ada pendidik lain
yang mempunyai cinta kasih lebih kalau bukan cinta dari orang tua.
Keluarga kristiani merupakan persekutuan umat beriman yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak-anak. Melalui keluarga suami-isteri berusaha menghayati
cinta kasih Allah dan menjawabnya dengan iman. Perwujudan iman dalam
kehidupan sehari-hari keluarga yaitu membangun sikap saling mencintai,
menolong, melengkapi dan memperkembangkan pribadi, sehingga semakin
hari semakin menemukan cinta kasih dan semakin beriman kepada Kristus.
Dalam kehidupan sehari-hari orang tua mempunyai tugas dan tanggungjawab
utama dan pertama
(individu) dalam

mengenai masalah kehidupan iman bagi anggota

keluarga. Orang tualah yang bertanggung jawab atas

tumbuhnya benih-benih iman dalam lingkup keluarganya, anggota keluarga

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

akan tumbuh dan berkembang menghayati imannya apabila ada suatu
pembiasaan dalam hidup kesehariannya.
Banyak keluarga mengalami kesulitan dalam hal berdoa, hal itu timbul
karena seringkali memulai doa dengan sikap atau cara yang tidak sungguhsungguh mau berdoa. Hal ini dapat terjadi karena sering kali saat doa orang
masih memikirkan hal-hal yang lain, orang sulit untuk mengkondisikan hal
yang sifatnya jasmani dan rohani. Ini dapat terjadi kalau tidak ada perbedaan
yang cukup jelas antara doa dan kerja/karya. Kita cenderung untuk makin
terlibat dalam aktivitas yang sedang kita kerjakan, kita selalu sibuk atau
menyibukan diri dengan hal-hal apa saja yang kita lakukan agar menghindar
dari kebutuhan rohani kita, yakni berdoa. Manusia mempunyai dua kebutuhan
yang mendasar, kebutuhan jasmani dan rohani. Kebutuhan jasmani selalu
berhubungan dengan hal-hal duniawi, sedangkan yang rohani lebih
menyangkut hidup doa atau ibadah. Namun, pada zaman sekarang kebutuhan
rohani, doa, refleksi atau sejenisnya tidak lagi dianggap sebagai kebutuhan
yang sangat penting dan mendesak. Hal ini banyak terjadi dalam hidup
keluarga saat ini.
Berdoa bukan hanya menjadi suatu kebiasaan namun lebih dari itu
merupakan sebuah kebutuhan hidup. Menjalani hidup dengan
membuat

doa akan

sesorang akan mengetahui sejauh mana ia membangun relasi

dengan sang pencipta. Jika makanan dibutuhkan setiap hari, maka harus pula
dibaringi dengan doa sebagai ucapan syukur. Doa dalam keluarga akan
membangun relasi antar setiap anggota keluarga untuk semakin bertumbuh

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

dan berkembang menghayati iman akan Yesus. Dengan demikian keluarga itu
merupakan sentral atau pusat bagi setiap anggota keluarga dalam usaha
membangun hidup beriman baik itu secara pribadi maupun bersama.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis bermaksud
untuk memaparkan tulisan ini dengan judul “PENGARUH DOA DALAM
KELUARGA SEBAGAI UPAYA PEMBINAAN IMAN ANGGOTA
KELUARGA DI LINGKUNGAN SANTO STEFANUS MEJING 2
PAROKI

MARIA

ASSUMPTA

GAMPING

SLEMAN

DAERAH

ISTIMEWA YOGYAKARTA”.

B.

RUMUSAN PERMASALAHAN
Berdasarkan pembatasan permasalahan di atas masalah penulisan ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan doa dalam keluarga ?
2. Apa yang dimaksud dengan pembinaan iman anggota keluarga ?
3. Seberapa besar pengaruh doa dalam keluarga terhadap pembinaan iman di
lingkungan Santo Stefanus Mejing 2, Paroki Maria Assumpta Gamping
Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta ?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

C.

5

TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan ini adalah:

1. Mendeskripsikan mengenai doa dalam keluarga.
2. Mendeskripsikan mengenai pembinaan iman anggota keluarga.
3. Mengetahui seberapa besar pengaruh doa dalam keluarga terhadap
pembinaan iman anggota keluarga di Lingkungan Santo Stefanus Mejing 2
Paroki Maria Assumpta Gamping.

D.

MANFAAT PENULISAN
Manfaat dari penulisan “Pengaruh Doa dalam Keluarga sebagai Upaya
untuk Pembinaan Iman Anggota Keluarga di Lingkungan Santo Stefanus
Mejing 2 Paroki Maria Assumpta Gamping” adalah:
1.

Supaya keluarga yang berada di lingkungan Santo Stefanus Mejing 2 dapat
mengetahui dan mengerti maksud dari doa dalam keluarga.

2.

Supaya keluarga yang berada di lingkungan Santo Stefanus Mejing 2 dapat
mengetahui dan mengerti maksud dari pembinaan iman anggota keluarga.

3.

Supaya keluarga yang berada di lingkungan Santo Stefanus Mejing 2 dapat
mengetahui seberapa besar pengaruh doa dalam keluarga terhadap
pembinaan iman anggota keluarga.

4.

Supaya keluarga dapat mengatasi, mengendalikan, mengarahkan, beberapa
hambatan / permasalahan yang pokok demi pembinaan iman dan hidup
mereka sehingga tidak mudah terbawa oleh arus duniawi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5.

6

Supaya penulis memiliki pengalaman, pengetahuan dan wawasan dalam
penulisan

ilmiah, khususnya dalam pembinaan iman keluarga di

lingkungan Santo Stefanus Mejing 2 Paroki Maria Assumpta Gamping.
6.

Diharapkan juga penulisan ini dapat menjadi bahan referensi untuk lebih
meningkatkan kualitas pembinaan iman keluarga kristiani di manapun.

E.

METODE PENULISAN

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif
analitis yaitu metode yang menggambarkan dan memaparkan data-data yang
diperoleh melalui penelitian dan studi pustaka untuk menarik sebuah
kesimpulan.

Penulis

menggunakan

metode

deskriptif

analitis

untuk

memperoleh gambaran mengenai pengaruh doa dalam keluarga sebagai upaya
untuk pembinaan iman anggota keluarga di lingkungan Santo Stefanus Mejing
2 Paroki Maria Assumpta Gamping. Dalam penelitian, Penulis menggunakan
metode penelitian kualitatif yaitu untuk memaparkan dan menganalisis
permasalahan yang ada sehingga ditemukan pemecahan yang tepat dan sesuai.
Dan menggunakan kuesioner (angket) serta wawancara. Angket ialah daftar
pertanyaan atau pernyataan yang diberikan kepada responden. Jenis angket
yang digunakan bersifat terbuka dengan menggunakan checklist.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

F.

7

SISTEMATIKA PENULISAN

Skripsi ini mengambil judul “Pengaruh Doa dalam Keluarga sebagai
Upaya Pembinaan Iman Anggota Keluarga di lingkungan Santo Stefanus
Mejing 2 Paroki Maria Assumpta Gamping”. Judul tersebut akan diuraikan
menjadi lima bab sebagai berikut :
Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penulisan,
rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan
dan sistematika penulisan.
Bab II berisikan kajian pustaka dan hipotesis yang meliputi uraian
tentang materi dari berbagai sumber pustaka tentang doa dalam keluarga
Katolik yang meliputi pengertian doa, doa dalam keluarga, tujuan doa dalam
keluarga, bentuk dan dampak doa dalam keluarga. Selain itu juga
dideskripsikan mengenai pengertian keluarga Katolik yang meliputi
Pengertian keluarga pada umumnya, keluarga Katolik dan permasalahan
keluarga. Selanjutnya deskripsi mengenai pembinaan iman keluarga yang
meliputi pengertian pembinaan, pengertian iman, dan aspek-aspek iman.
Kemudian pada bagian akhir akan dideskripsikan mengenai pengaruh doa
dalam keluarga yang meliputi doa dan iman keluarga, doa dalam hidup
sehari-hari dan doa dalam penyelesaian masalah.
Bab III berisi sejarah singkat mengenai paroki dan lingkungan.
Kemudian akan dideskripsaikan mengenai metodologi penelitian yang
meliputi latar belakang penelitian, tujuan penelitian, jenis penelitian, tempat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

dan waktu penelitian, responden penelitian, intstrumen penelitian, variabel
penelitian. Pada bagian akhir bab ini akan dibahas mengenai laporan hasil
penelitian, pembahasan hasil penelitian, dan kesimpulan penelitian serta
refleksi kateketis.
Bab IV berisi usulan program tentang katekese keluarga

yang

meliputi pokok-pokok katekese dan program katekese keluarga. Usulan
program katekese keluarga dimaksudkan untuk meningkatkan hidup doa
dalam keluarga sebagai upaya pembinaan iman anggota keluarga melalui
katekese keluarga.
Bab

V

adalah

penutup.

Dalam

penutup

ini

penulis

akan

menyampaikan kesimpulan dari keseluruhan permasalahan skripsi dan
memberikan saran yang dapat meningkatkan hidup doa dalam keluarga
sebagai upaya pembinaan iman anggota keluarga.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
DOA DALAM KELUARGA KATOLIK
DAN
PEMBINAAN IMAN KELUARGA

Keluarga Kristiani di daerah Mejing 2 Paroki Maria Assumpta Gamping
merupakan bagian dari Gereja lokal. Agar hidup beriman mereka semakin
mendalam perlulah kiranya ada suatu pembinaan iman. Dalam bab ini secara
khusus penulis akan menguraikan tentang; Doa dalam keluarga, keluarga
Katolik, dan permasalahan keluarga Katolik. Pembinaan iman dalam keluarga
Katolik juga menjadi perhatian penulis untuk melihat sejauh mana
perkembangan iman keluarga di lingkungan Santo Stefanus Mejing 2. Kemudian
pada bagian akhir bab ini penulis menguraikan tentang pengaruh doa dalam
hidup sehari-hari keluarga Katolik.

A.

Doa dalam Keluarga Katolik

1.

Pengertian Doa
Dalam bagian ini akan diuraikan beberapa pengertian tentang doa menurut

pendapat para ahli.
Pengertian doa menurut Marsudi (2007: 19) merupakan kualitas hubungan
kita dengan Allah. Disebutkan dalam bukunya Doa itu Indah, Doa itu Mudah,
doa dalam istilah Yunani disebut prouseukhe atau pray dalam bahasa Inggris,
memiliki arti menghadap kepada, memohon atau sembahyang.

9

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

Pengertian doa menurut St. Darmawidjaja, Pr (1972: 5) adalah
“komunikasi iman dan penyerahan diri sepenuhnya kepada penyelengaraan
Tuhan”. Komunikasi iman merupakan isi tetapi juga cara, isi komunikasi iman
adalah pribadi Yesus Kristus sendiri. Dialah yang menentukan doa kita, yang
dihidupi dan dihayati oleh para pewarta yang pertama, yakni para rasul. Iman
kita merupakan hasil dari komunikasi iman para rasul dan semua yang hidup
dalam iman rasuli. Komunikasi iman itu dapat dilakukan dalam berbagai macam
cara sederhana misalnya; dengan ibadat bersama, dapat mengenangkan sejarah
keselamatan manusia. Dan dalam komunikasi manusia itu kita membuka hati
kepada Tuhan, menjadi sadar akan kehadiran-Nya dalam diri kita dan dalam
kehidupan kita serta menyerahkan diri sepenuhnya kepada kebaikan-Nya, karena
kita yakin bahwa Dia sebagai Bapa yang maha baik akan memberikan kepada
kita segala sesuatu yang kita butuhkan.
Menurut J. Sunarka S.J (1985: 1) doa adalah “perjumpaan kasih antara
seorang pribadi dan Allah”. Perjumpaan itu dapat terjadi dalam berbagai bentuk
misalnya: dalam suatu hubungan antara dua pribadi yang sungguh mendalam
mereka dapat mengahayati perjumpaan satu dengan yang lain dengan berbagai
macam cara. Contohnya bercakap bersama, duduk bersama, atau tidak dalam
keadaan bersanding, karena mereka berdua selalu dalam kesatuan pribadi yang
sungguh mendalam.
Dalam bukunya Mengembangkan Kepribadian Lewat Rohani J. Sunarka,
SJ (1985: 1-2) mengatakan, Supaya ada perjumpaan pribadi sekurang-kurangnya
harus ada dua pribadi. Karena iman kita dapat mengerti bahwa Allah selalu hadir

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

dalam perjumpaan saya dengan-Nya dalam cinta dan doa, entah kehadiran-Nya
itu saya rasakan/sadari atau tidak. Dalam iman roh kudus mewujudkan
kehadiran-Nya dan kekuasaan-Nya, sehingga kita mampu mengakui bahwa
Yesus adalah Tuhan. Jadi hendaklah kita selalu meyakini bahwa dalam iman
Tuhan selalu hadir, bersifat transenden dan bersikap penuh cinta terhadap diri
kita, bahkan juga kalau kita sedang mengalami kekeringan dan kehambaran.
Pengertian doa juga diungkapkan oleh Thomas H.Green, SJ (1988: 28)
dalam bukunya Bimbingan Doa Hati Terbuka Bagi Allah mendeskripsikan
bahwa dalam pengertian doa terdapat tiga unsur berikut :
a.

Tuhan itu jauh di luar pengalaman kita, maka apa yang dibuat dan
dikatakan manusia dalam doa tergantung pada apa yang dikatakan
oleh Tuhan lebih dulu. Jadi dalam doa ada perjumpaan antara Allah
dan manusia. Dan karena Allah itu Tuhan maka hanya Dialah yang
dapat memperkarsai perjumpaan kita dengan Dia.

b.

Doa mengandaikan usaha dari pihak kita, artinya apa yang kita buat
dan kita katakan merupakan sebagian doa dalam kebutuhannya,
meskipun Tuhanlah yang selalu melangkah maju dan mendahului
untuk mencapai kita.

c.

Doa melibatkan budi dan hati, yakni pengertian, perasaan dan
kemauan maanusia yang merupakan tanggapannya. Budi merupakan
hal terpenting dalam doa, karena orang tidak dapat mencintai apa
yang tidak dikenalinya, pada hal doa bertujuan untuk berjumpa
dengan Tuhan dalam segala hal.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

Menurut J.G.S.S Thomson (1988: 28) doa merupakan kebaktian yang
mencakup segala sikap roh manusia dalam pendekatannya kepada Allah. Orang
Kristen berbakti kepada Allah jika ia memuja, mengakui dan memuji dan
mengajukan permohonan kepada-Nya dalam doa. Doa sebagai perbuatan
tertinggi yang dapat dilakukan oleh roh manusia, dapat juga dipandang sebagai
persekutuan dengan Allah, selama penekanannya diberikan kepada prakasa ilahi.
Seseorang berdoa karena Allah telah menyentuh rohnya.
Dalam

Katekismus

Gereja

Katolik

(KGK

2559),

“Doa

adalah

pengangkatan jiwa kepada Tuhan, atau satu permohonan kepada Tuhan demi
hal-hal yang baik”. Dari mana kita berbicara, kalau kita berdoa? Dari ketinggian
kesombongan dan kehendak kita ke bawah atau “dari jurang” (Mzm 130:1) hati
yang rendah dan penuh sesal? Siapa yang merendahkan diri akan ditinggikan
(Luk 18: 14). Kerendahan hati adalah dasar doa, karena “kita tidak tahu
bagaimana sebenarnya harus berdoa” (Rm 8:26). Supaya mendapat anugerah
doa, kita harus bersikap rendah hati: Di depan Allah, manusia adalah seorang
pengemis atau hamba.
Dalam KGK 2558; Berdoa merupakan getaran hati suara nurani yang
menyapa Allah, itulah sebuah pemahaman tentang arti doa dari ajaran Gereja
Katolik. Suatu permohonan dan syukur kepada Allah. Oleh karena itu tidaklah
dapat dipungkiri bahwa berdoa merupakan suatu bagian penting bagi orang
beriman. Tanpa doa iman kita akan lemah tanpa daya, kering dan tidak berbobot,
tapi dengan berdoa iman kita dikuatkan, diteguhkan, ditopang hingga kokoh kuat
tak tergoyahkan. Maka kebiasaan berdoa bagi

kita umat Katolik sangatlah

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

penting, baik itu dari anak-anak hingga orang tua dan kakek nenek tak terkecuali
wajib berdoa. Namun berdoa macam mana yang harus dilakukan dalam
keluarga? Itulah yang menjadi pokok persoalan.
Jadi bisa dipahami bahwa “Doa” merupakan ungkapan isi hati manusia
yang disampaikan kepada Allah dengan caranya sendiri. Seperti yang diketahui
bahwa Allah itu Maha tau, Ia tau isi hati setiap manusia. Meskipun begitu
manusia harus berdoa, menyampaikan isi hatinya kepada Allah karena Allah
ingin mendengar sendiri secara langsung apa yang mau disampaikan oleh umatNya. Seperti seorang anak yang memohon kepada orang tuanya, untuk
memberikan atau dibelikan sesuatu maka orang tua akan berusaha untuk
memenuhinya.
Demikian pula kita, jika kita memohon sesuatu kepada Allah, Allah akan
mendengarkan dan menjawab kita dengan cara-Nya. Maka dari itu perlu kita
membangun relasi yang mendalam dengan-Nya agar kita bisa merasakan-Nya
dalam hidup kita sehari-hari. Berdoa berarti berbicara dengan Allah. Maka kita
tidak perlu takut atau menjauhkan diri dari-Nya karena Ia sungguh mengasih kita
umat-Nya, akan senantiasi mendengar isi hati kita. Doa menjadi suatu
komunikasi iman, pernyataan iman, percakapan jiwa manusia dengan Allahyang
sangat pribadi, sangat intim sehingga dalam komunikasi tersebut manusia
mampu mendengar dan menjawab sapaan Tuhan dalam tindakan kongkrit setiap
hari.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2.

14

Doa dalam Keluarga
Pada nasihat apostolik bulan November 1981, yang bertajuk Familiaris

Consortio di mana Paus Yohanes Paulus II menuliskan bahwa keluarga
merupakan miniatur Gereja atau Ecclesia Domestica atau Gereja Rumah
Tangga. Sebagai Gereja keluarga merupakan tempat kudus, tempat kehadiran
Allah ditengah-tengah umat-Nya. Dengan demikian tempat yang kudus itu perlu
dijaga dan dirawat dengan baik agar Ia tetap tinggal didalamnya. Cara praktis
yang dapat dilakukan yakni mendekatkan diri dengan-Nya atau berkomunikasi
dengan-Nya melalui doa bersama dalam keluarga. “Doa dalam keluarga
merupakan tugas perutusan yang dapat diemban oleh suami-isteri

sebagai

konsekuensi logis dari tugas imamat Yesus Kristus. Secara praktis, doa dalam
keluarga adalah doa yang

dipersembahkan bersama oleh semua anggota

keluarga” (Widyamartaya 1994: 105). Persatuan dalam doa
konsekuensi

dan tuntuan dari

merupakan

makna sakramen babtis dan sakramen

perkawinan untuk mewujudkan tanggung jawab dan tugas perutusan sebagai
anak-anak Allah. Selain itu doa dalam keluarga merupakan usaha

untuk

mempersatukan setiap anggota keluarga, keluarga dengan Gereja dan
masyarakat. Melalui doa dalam keluarga juga dapat secara nyata memenuhi janji
Yesus Kristus untuk hadir ditengah-tengah keluarga.

Menurut Paus Yohanes Paulus II (1993: 90), doa keluarga memiliki ciriciri sendiri. Doa itu dipanjatkan bersama: suami dan isteri bersama-sama, orang
tua dan anak-anak bersama-sama. Persekutuan dalam doa sekaligus merupakan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

konsekuensi dan persyaratan persekutuan yang dikurniakan melaui sakramen
baptis dan pernikahan.

Peschke (2003: 157) menyatakan bahwa keluarga-keluarga dipanggil
untuk mempertahankan dan memajukan kebiasaan doa bersama. Kebiasaan doa
bersama pada pagi hari dan malam hari bersama dengan anak-anak, dan doa
bersama pada saat makan, sangat patut dipuji. Sebuah keluarga yang tidak lagi
berdoa bersama akan perlahan-lahan mengalami pemiskinan dalam semangat
Kristen dan akan menjadi semakin sekular.

Menurut Heuken (2005: 126), doa bersama seluruh keluarga niscaya
memberi kekuatan untuk mengamalkan janji yang diberikan satu sama lain pada
hari perkawinan.
Sedangkan menurut Konstitusi Pastoral Gaudium et Spes, mengikuti
teladan orangtua dan berkat doa keluarga, anak-anak, bahkan semua yang hidup
di lingkungan keluarga, akan lebih mudah menemukan jalan perikemanusiaan,
keselamatan dan kesucian. Suami, istri yang mengemban martabat serta tugas
kebapaan dan keibuan, akan melaksanakan dengan tekun kewajiban memberi
pendidikan terutama di bidang keagamaan,yang memang pertama-tama
termasuk tugasmereka.
Dengan demikian, dari pemaparan dan pendapat yang telah disebutkan
serta ajaran gereja yang telah diungkapkan diatas, maka dapat dikatakan
bahwa doa dalam keluarga bukan hanya sekedar komunikasi belaka tanpa
tujuan yang dapat diharapkan, melainkan sungguh

menjadi

unsur

pokok

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

dalam kehidupan keluarga kristiani. Keluarga yang selalu membiasakan diri
berdoa bersama berarti mau membuka diri untuk megadakan dialog dengan
Tuhan, melalui Yesus Kristus. Dengan kata lain, doa dalam keluarga bukan
merupakan pelarian yang hanya akan dilaksanakan apabila diperlukan saja,
tetapi sungguh merupakan motivasi yang dalam diri setiap anggota keluarga
untuk memberikan kekuatan bagi yang lainnya untuk ikut serta melanjutkan
misi gereja demi terciptanya dan terbinanya manusia-manusia beriman kristiani
sejati.
Melalui doa bersama dalam keluarga, maka tugas dan tanggung jawab
keluarga sebagai Gereja Rumah Tangga akan dapat dilaksanakan dengan baik.
Hal ini sesuai dengan apa yang di tegaskan Paus Yohanes Paulus II dalam
Amanat Apostoliknya Familiaris Consortio (1981: art 59)

yang berbunyi:

“Martabat serta tanggung jawab keluarga kristen selaku Gereja rumah tangga,
hanyalah terwujud berkat bantuan Allah yang tidak pernah berhenti, yang pasti
akan diberikan bila itu dimohon dengan rendah hati dan penuh kepercayaan
dalam doa”.

3.

Tujuan Berdoa dalam Keluarga

Hidup berkeluarga itu mempunyai berbagai tujuan. Ada tujuan yang
pokok, ada pula tujuan-tujuan yang tidak begitu mendasar. Secara umum, tujuan
orang berdoa adalah untuk memohon kepada Allah agar Dia mendengar dan
menjawab permohonan kita. ”Allah memberikan rahmat karunia dan talenta
yang spesifik untuk setiap individu, akan tetapi doa adalah karunia dan hak

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

istimewa untuk setiap orang. Doa adalah pembuka pintu tahta Sang Jiwa”
(Hadiwardoyo, 1994: 11).
Doa bukanlah untuk memaksa Sang Jiwa melakukan hal-hal yang
kita minta. Tetapi semata-mata untuk datang kepadaNya dengan penuh
percaya hingga apa yang kita perlukan akan diberikan

kepada kita. Doa

pada dasarnya berarti mengangkat hati, mengarahkan hati kepada Tuhan sebagai
ungkapan kehidupan iman, pengharapan dan kasih (Iman Katolik KWI,
1996:194). Allah akan menjawab doa hambaNya yang penuh percaya,
namun tidak selalu dalam cara yang kita ingini. Dia paling mengetahui apa
keperluan harian kita, di mana keperluan rohani kita lebih penting dari
keperluan material. “Dalam hidup keluarga

perlu

menghargai betapa

istimewanya datang ke dalam hadirat Allah yang Mahakuasa dalam doa”. Kita
tahu kita perlu berdoa karena dengan doa, kita mengakui kebergantungan pada
satu sumbe