Upaya menumbuhkan hidup doa dalam keluarga-keluarga kristiani umat lingkungan Santa Maria stasi Majenang paroki Santo Stefanus Cilacap melalui katekese umat - USD Repository

  

UPAYA MENUMBUHKAN HIDUP DOA

DALAM KELUARGA-KELUARGA KRISTIANI UMAT

LINGKUNGAN SANTA MARIA STASI MAJENANG

PAROKI SANTO STEFANUS CILACAP

MELALUI KATEKESE UMAT

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

  

Oleh :Anastasia Atmi Kurnia

NIM :041124036

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan kepada keluarga-keluarga kristiani umat Lingkungan Santa Maria Stasi Majenang Paroki Santo Stefanus Cilacap

  

MOTTO

  Dan Bergembiralah Karena Tuhan; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu (Mzm 37:4)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 04 Februari 2009 Penulis,

  Anastasia Atmi Kurnia

  

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta: Nama: Anastasia AtmiKurnia NIM : 041124036

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

  

UPAYA MENUMBUHKAN HIDUP DOA DALAM KELUARGA-KELUARGA KRISTIANI LINGKUNGAN

SANTA MARIA STASI MAJENANG PAROKI SANTO STEFANUS CILACAP MELALUI KATEKESE

UMAT

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata

  Dharma Yogyakarta hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam pentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetapmenycantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

  Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 4 februari 2009 Yang menyatakan

  Anastasia Atmi Kurnia

  

ABSTRAK

UPAYA MENUMBUHKAN HIDUP DOA DALAM KELUARGA-KELUARGA

  Judul skripsi

  

KRISTIANI LINGKUNGAN SANTA MARIA STASI MAJENANG PAROKI SANTO STEFANUS

CILACAP MELALUI KATEKESE UMAT

  dipilih berdasarkan pada fakta bahwa pelaksanaan hidup doa dalam keluarga-keluarga kristiani umat Lingkungan Santa Maria Stasi Majenang Paroki Santo Stefanus Cilacap sangat memprihatinkan. Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga kristiani umat Lingkungan Santa Maria Stasi Majenang Paroki Santo Stefanus Cilacap belum melaksanakan doa bersama dalam keluarga. Doa dalam keluarga dilaksanakan ketika bulan Novena atau bulan Rosario saja, dan dalam kehidupan sehari-hari keluarga-keluarga kristiani umat Lingkungan Santa Maria Stasi Majenang Paroki Santo Stefanus Cilacap tidak melaksanakan kehidupan doa. Pembinaan berangkat dari kenyataan ini, maka skripsi ini dimaksudkan untuk membantu pembinaan keluarga-keluarga kristiani di Lingkungan Santa Maria Stasi Majenang Paroki Santo Stefanus Cilacap untuk menumbuhkan hidup doa dalam keluarga.

  Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah bagaimana mengupayakan agar keluarga- keluarga kristiani dapat melaksanakan hidup doa dalam keluarga. Untuk mengkaji masalah ini diperlukan data yang otentik. Oleh karena itu penelitian kecil dengan memberikan kuisioner kepada umat dilaksanakan. Disamping itu studi pustaka juga dilakukkan untuk mendapatkan gagasan-gagasan yang dapat dipergunakan sebagai sumbangan dalam membantu membangun hidup doa dalam keluarga-keluarga kristiani di sana.

  Hasil studi kepustakaan menunjukkan bahwa Shared Christian Praxis (SCP) merupakan suatu model katekese yang bersifat dialogis partisipatif. Katekese model ini bertujuan untuk membantu keluarga-keluarga kristiani dalam menumbuhkan hidup doa dalam keluarga. Katekese model ini juga mempunyai lima langkah pokok. Oleh karena itu keluarga- keluarga kristiani perlu kenal dan memahami katekese model ini. Untuk keperluan itu penulis menawarkan suatu program katekese model Shared Christian Praxis.

  

ABSTRACT

  The title of this script is: Expedient the grow of pray together in the Christianity familes in Saint Marie Majenang area, Saint Steven Cilacap parish by Catechism People. The reason I Choose this type is the fact that ritual pray ini the Christianity familes people in Saint Marie Majenang area, Saint Steven Cilacap Parish is very concered the fact look that several the Christianity familes Saint Marie Majenang area Saint Steven Cilacap parish is not to do ritual prayerin their family. Praying in the family to do when Novena mounth or Rosary mounth, and the daily lift the Christianity familes people Saint Marie, Majenang area Saint Steven Cilacap Parish hadn’t been seen there are pray lift.

  This script meant to be a metodological suggestion for Christianity familes Saint Marie Majenang area, Saint Steven Cilacap Parish for grow up ritual prayer in the families. Here are some questions wich I try to answer in this script: How concered the

  Christianity familes could carry out ritual prayer in their families. In order to answer accurately these questions, I had collected information by giving questionnaire answer ror the people Saint Marie Majenang area. I also look library study searching for books paralel on the method. There are some common books for got idea. In this way, I hope that my idea will have an alternative method for grow up ritual prayer in christianity families there.

  Out come a library study searching had seen that Shared Christian Praxis (SCP) is catechism method that partisipated dialoge. These catechism method meant help christian families in ritual prayer in families grow up. The cathecism method have five step. By the way the cristianity families could be introduce and to understood thise catechism method.

  In this script I will show and explain an example of the process of catechism with this method, wich can be use as method.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Allah karena kasihNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul UPAYA MENUMBUHKAN HIDUP DOA DALAM KELUARGA-

  

KELUARGA KRISTIANI UMAT LINGKUNGAN SANTA MARIA STASI

MAJENANG PAROKI SANTO STEFANUS CILACAP MELALUI KATEKESE

UMAT.

  Skripsi ini dilatarbelakangi oleh situasi hidup doa keluarga-keluarga kristiani umat Lingkungan Santa Maria Stasi Majenang Paroki Santo Stefanus Cilacap. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk membantu keluarga-keluarga umat Lingkungan Santa Maria Stasi Majenang Paroki Santo Stefanus Cilacap dalam menumbuhkan hidup doa dalam keluarga. Penyusun ini menawarkan Katekese model Shared Christian Praxis (SCP) dan sumbangan pemikiran dan diharapkan agar keluarga-keluarga kristiani terbantu dalam upaya menumbuhkan hidup doa dalam keluarga. Selain itu, tersusunnya skripsi initidak lepas dari bantuan berbagai pihak, dengan setulus hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

  1. Drs.H.J Suhardiyanto, S.J., selaku dosen pembimbing utama yang dengan penuh kasih membimbing penulisan skripsi ini.

  2. Yoseph Kristianto SFK. Sebagai dosen pendamping akademik sekaligus penguji ketiga yang membimbing dalam penulisan skripsi ini

  3. Dra. J. Sri Murtini, M. Si. Selaku dosen penguji ketiga yang mengarahkan dan membimbing dengan sabar dalam penulisan skripsi ini.

  4. Seluruh dosen, staf dan karyawan IPPAK, yang telah banyak membantu penulis selama studi di IPPAK.

  5. Bapak dan Ibu Yulius Sudarmono dan Theresia Subekti, kakak-kakak Stefanus Bangun

  Dian Rosari sebagai keluarga yang membiayai, menyemangati dan mendukung penulis selama studi di IPPAK

  6. Br Sidharta FIC dan Br. Valentinus Daru Setiaji FIC yang dengan stulus hati memberikan dukungan yang berupa materi serta moral sehingga penulis dapat termotivasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  7. Kekasihku Thomas Kelik Haryadi yang selalu memberikan semangat, sehingga penyusun termotivasi dalam penulisan skripsi ini.

  8. Sahabat-sahabat mahasiswa khususnya angkatan 2004, yang telah memberikan semangat sehingga penulis termotivasi.

  9. Rekan-rekan karyawan Rumah Retret Syalom bandungan-Ambarawa yang telah memberikan dukungan pada penulis sehingga penulis termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebut, penulis mengucapkan terima kasih.

  Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman sehingga penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

  Yogyakarta, 28Januari 2009 Penulis

  DAFTAR ISI Halaman

  HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PENDAMPING............................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv MOTTO ............................................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………………. vii ABSTRAK ....................................................................................................... viii ABSTRACT ...................................................................................................... ix KATA PENGANTAR....................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xi DAFTAR SINGKATAN................................................................................... xv

  BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………. 1 A. Latar Belakang Penulisan Skripsi………………………………............ 1 B. Rumusan Permasalahan………………………………………............... 3 C. Tujuan Penulisan………………………………………………….......... 4 D. Manfaat Penulisan…………………………………………………......... 4 E. Metode Penulisan …………………………………………………………. 5 F. Sistematika Penulisan…………………………………………............... 5 BAB II MENUMBUHKAN HIDUP DOA DALAM KELUARGA KRISTIANI DAN KATEKESE UMAT…..... 6 A. Doa…………………………………………………………………….... 6 1. Pengertian Doa...................................................................................... 6

  3. Cara Berdoa......................................................................................... 8 4.

  Aneka Bentuk Doa.............................................................................. 8 B. Keluarga Kristiani................................................................................... 9 1.

  Pengertian Keluarga.................................................................... . …. 9 2. Pengertian Keluarga Kristiani…………………………………........ 9 3. Permasalahan dan Tantangan Keluarga Kristiani………................... 10 4. Pendukung dan Pembinaan Iman dalam Keluarga……………......... 13 C. Katekese Umat……………………………………………………......... 15 1.

  Gambaran Umum Tentang Katekese.............................................. … 15 2. Katekese Umat................................................................................... 19

  BAB III PELAKSANAAN HIDUP DOA DALAM KELUARGA-KELUARGA KRISTIANI LINGKUNGAN SANTA MARIA STASI MAJENANG PAROKI SANTO STEFANUS CILACAP .......................................... 42 A. Pengantar.............................................................................................. .... 42 B. Laporan Hasil Penyebaran Kuisioner di Lingkungan Santa Maria Stasi Majenang Paroki Santo Stefanus Cilacap ....................................... 43 1. Laporan Hasil Penyebaran Kuisioner Berrupa Tabel .......................... 43 2. Laporan Hasil Penyebaran Kuisioner berupa sharing 3. Pengalaman Hidup Doa Responden ................................................... 51 C. Pembahasan............................................................................................... 53 1. Situasi umum keluarga Lingkungan Santa Maria Stasi Majenang Paroki Santo Stefanus Cilacap ................................ 53 2. Doa dalam keluarga di Lingkungan Santa Maria Stasi Majenang Paroki Santo Stefanus Cilacap................................ 56

  4. Harapan umat Lingkungan Santa Maria Stasi Majenang Paroki Santo Stefanus Cilacap atas hidup doa dalam keluarga………… 60 5.

  Makna Doa dalam Keluarga.................................................................... 61 6. Manfaat Doa............................................................................................. 62 7. Kesimpulan............................................................................................... 63

  BAB IV KATEKESE UMAT UNTUK MENUMBUHKAN HIDUP DOA DALAM KELUARGA-KELUARGA KRISTIANI LINGKUNGAN SANTA MARIA STASI MAJENANG PAROKI SANTO STEFANUS CILACAP............ 65 A. Latar Belakang Pemilihan Program…………………………....................... 65 B. Alasan Pemilihan Tema…………………………………............................... 66 C. Usulan Program Katekese……………………………………...................... 69 1. Contoh Persiapan Katekese I Dengan Model Shared Christian Praxis (SCP)………………………… 74 2. Contoh Persiapan Katekese II Dengan Model Shared Christian Praxis (SCP)…………………............ 87 3. Contoh Persiapan Katekese III Dengan Model Shared Christian Praxis (SCP)………………………. ….. 97 BAB V PENUTUP........................................................................................................ 107 A. Kesimpulan........................................................................................................ 107 B. Saran..................................................................................................................... 108 DAFTAR PUSTAKA............................................................................... ............... ..... 110 LAMPIRAN.............................................................................................................. ...... (1)

DAFTAR SINGKATAN

  AA Dokumen Konsili Vatikan II, Dekrit tentang Kerasulan Awam Art Artikel CT

  Cetechesi Tradendae

  , anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II, tentang Katekese masa kini, tanggal 16 Oktober 1979.

  IPPAK Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik KB Keluarga Berencana KHK Kitab Hukum Kanonik, (Codex Iuris Canonici), diundangkan oleh Paus Yohanes Paulus II, tanggal 25 Januari 1983.

  KWI Konferensi Waligereja Indonesia LBI Lembaga Biblika Indonesia

  PKKI Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia SCP Shared Christian Praxis St Santo-Santa USD Universitas Sanata Dharma S.J. Serikat Yesus PR Projo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidup doa dalam keluarga dapat dilakukan secara sederhana. Doa sungguh

  memberi harapan, kekuatan dan bimbingan anggota keluarga tersebut. Hidup doa yang terbangun sejak dini akan berpengaruh besar bagi pertumbuhan dan perkembangan iman anak serta dapat menciptakan keharmonisan dalam keluarga, menciptakan kedekatan antar anggota keluarga. Kehangatan dalam keluarga akan tercipta berkat hidup doa yang tumbuh dalam keluarga.

  Doa bukanlah semacam pelarian dari tugas sehari-hari, melainkan sumber kekuatan bagi keluarga Kristen, untuk seutuhnya memikul dan memenuhi segala tanggung jawabnya sebagai sel utama dan mendasar bagi masyarakat manusia. Begitulah partisipasi nyata keluarga Kristen dalam kehidupan serta misi Gereja berada dalam proporsi langsung dengan kesetiaan serta intensifnya doa. Ikatan persatuan keluarga dengan pokok anggur yang subur yakni Kristus Tuhan. (AA,

  art 4 )

  Bahan pokok bagi doa dalam keluarga ialah kehidupan keluarga itu sendiri, yang dalam segala situasinya yang silih berganti merupakan panggilan dari Allah dan perlu dihayati sebagai tanggapan manusia selaku putera dan puteriNya terhadap sabda dan kehendakNya. Suka maupun duka dalam kehidupan keluarga menandai campur tangan Allah yang penuh kasih dalam sejarah keluarga itu. Hendaknya peristiwa-peristiwa itu dianggap sebagai saat-saat untuk bersyukur kepada Allah, memohon sesuatu dan menyerahkan keluarga dengan penuh kepercayaan ke dalam tangan Bapa di surga.

  Katekese Umat sebagai usaha menumbuhkan hidup doa dalam keluarga tidak hanya mau mengajarkan teknis dan manfaat dari doa dalam keluarga saja namun mengajak untuk sungguh merasakan dan mengalami serta mau melaksanakannya dalam keluarga. Pengalaman hidup berkeluarga para peserta merupakan unsur penting dalam katekese. Pengalaman dapat menyadarkan manusia akan keberadaannya, dapat membuat seseorang menemukan makna hidup dan menyapa seluruh pribadi serta dapat membuat seseorang berekspresi, berkomunikasi dengan yang lain serta berkreasi dalam hidupnya. Katekese mengolah pengalaman dengan cara jujur terhadap fakta, melihat dampak terhadap dirinya sendiri dan pengalaman yang dipahami sebagai tempat karya Allah yang menyelamatkan.

  Shared Christian Praxis (SCP) dipilih sebagai model Katekese Umat

  dalam menumbuhkan hidup doa pada keluarga-keluarga kristiani. Katekese model ini mengajak peserta mengingat kembali pengalaman hidupnya, mensharingkan pada kelompok dan mengolahnya menjadi pengalaman iman. Atas dasar pengalaman yang telah diolah tersebut, dapat dirumuskan niat-niat serta aktualisasi pada hidup peserta dalam keluarga.

  Penulis mengambil obyek penelitian keluarga-keluarga Kristiani Lingkungan Santa Maria Stasi Majenang, Paroki Cilacap. Keluarga-keluarga di Lingkungan ini sama halnya dengan keluarga-keluarga yang lain di paroki Cilacap, kurang mementingkan hidup doa dalam keluarga.

  Kurang adanya kesadaran hidup doa dalam keluarga yang sebenarnya mempengaruhi kesadaran panggilan hidup berkeluarga sangatlah memprihatinkan, padahal hidup doa yang dibangun dalam keluarga, akan bisa mengurangi kemungkinan tumbuhnya berbagai masalah dalam keluarga karena keluarga tersebut dikuatkan dan diteguhkan oleh doa-doa mereka.

  Berdasarkan gambaran kehidupan doa keluarga-keluarga Kristiani lingkungan Santa Maria Stasi Majenang Paroki Santo Stefanus Cilacap serta harapan di atas maka penulis memilih judul skripsi, Upaya Menumbuhkan

  

Hidup Doa dalam Keluarga-keluarga Kristiani Umat Lingkungan Santa

Maria Stasi Majenang Paroki Santo Stefanus Cilacap Melalui Katekese

Umat”.

B. Perumusan Masalah 1.

  Bagaimana pelaksanaan hidup doa dalam keluarga-keluarga kristiani Lingkungan Santa Maria Stasi Majenang Paroki Santo Stefanus Cilacap? 2. Bagaimana peranan Katekese Umat menumbuhkan hidup doa dalam keluarga- keluarga kristiani Lingkungan Santa Maria Stasi Majenang Paroki Santo

  Stefanus Cilacap? 3. Bagaimana menerapkan Katekese Umat untuk menumbuhkan hidup doa dalam keluarga-keluarga kristiani Lingkungan Santa Maria Stasi Majenang

  Paroki Santo Stefanus Cilacap?

C. Tujuan Penulisan 1.

  Memaparkan pelaksanaan hidup doa dalam keluarga-keluarga kristiani Lingkungan Santa Maria Stasi Majenang Paroki Santo Stefanus Cilacap.

  2. Menjelaskan peranan Katekese Umat untuk menumbuhkan hidup doa dalam keluarga-keluarga kristiani Lingkungan Santa Maria Stasi Majenang Paroki Santo Stefanus Cilacap.

  3. Menerapkan program Katekese Umat untuk menumbuhkan hidup doa dalam keluarga-keluarga kristiani Lingkungan Santa Maria Stasi Majenang Paroki Santo Stefanus Cilacap.

4. Memenuhi salah satu Syarat kelulusan Sarjana Strata Satu (S1) Prodi IPPAK- USD, Yogyakarta.

D. Manfaat Penulisan 1.

  Memberikan gambaran pelaksanaan hidup doa dalam keluarga-keluarga kristiani Umat Lingkungan Santa Maria Stasi Majenang Paroki Santo Stefanus Cilacap di Lingkungan Santa Maria Stasi Majenang Paroki Santo Stefanus Cilacap.

  2. Memberikan sumbangan pemikiran tentang peranan Katekese Umat untuk menumbuhkan hidup doa dalam keluarga-keluarga kristiani Umat Lingkungan Santa Maria Stasi Majenang Paroki Santo Stefanus Cilacap.

  3. Memberikan sumbangan Katekese Umat untuk menumbuhkan hidup doa dalam keluarga-keluarga kristiani Lingkungan Santa Maria Stasi Majenang Paroki Santo Stefanus Cilacap bagi para pendamping keluarga-keluarga

  E. Metode Penulisan

  Penulisan skripsi ini menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu metode yang menggambarkan dan menganalisa data-data yang diperoleh melalui studi pustaka dan penelitian di lapangan dan menindak lanjutinya.

  F. Sistematika Penulisan

  Skripsi ini mengambil judul “Upaya Menumbuhkan Hidup Doa dalam

  

Keluarga-keluarga Kristiani Umat Lingkungan Santa Maria Stasi

Majenang Paroki Santo Stefanus Cilacap Melalui Katekese Umat”. Judul

  tersebut akan diuraikan dalam lima bab sebagai berikut:

  Bab I Pendahuluan yang meliputi : Latar Belakang penulisan, Perumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, Kajian Pustaka dan Sistematika penulisan. Bab II Menumbuhkan hidup doa, bab ini menguraikan gagasan menumbuhkan hidup doa, secara lebih khusus menumbuhkan hidup doa dalam keluarga. Bab III Situasi umum keluarga Katolik di Lingkungan Santa Maria Stasi Majenang, Paroki Santo Stefanus Cilacap. Bab ini menguraikan situasi hidup doa dalam keluarga-keluarga Katolik di mana penelitian dilakukan. Bab IV Usulan Katekese Umat sebagai salah satu cara menumbuhkan hidup doa dalam keluarga di Lingkungan Santa Maria Stasi Majenang, Paroki Santo Stefanus Cilacap.

  Bab V Penutup, bab ini merupakan kesimpulan dan saran-saran serta kata penutup yang diambil dari hasil penulisan skripsi.

BAB II MENUMBUHKAN HIDUP DOA DALAM KELUARGA KRISTIANI DAN KATEKESE UMAT A. Doa 1. Pengertian Doa Doa pada dasarnya berarti mengangkat hati, mengarahkan hati kepada Tuhan, menyatakan diri anak Allah, mengakui Allah sebagai Bapa. Doa adalah

  kata cinta seorang anak pada Bapanya, maka doa dapat timbul dari kesusahan hati yang bingung, tetapi juga dari kegembiraan jiwa yang menuju ke masa depan yang bahagia. Doa tidak membutuhkan banyak kata, tidak terikat pada waktu dan tempat tertentu, tidak menuntut sikap badan atau gerak-gerik yang khusus, meskipun dapat didukung olehnya (KWI, 1996: 194).

  Doa itu pada hakekatnya perjumpaan dialogis antara Allah dengan manusia. Perjumpaan antara Allah dengan manusia yang merupakan dialogis tersebut memiliki makna yang mendalam. Dialogis atau perjumpaan dengan Allah tersebut menjadikan manusia semakin mengenal Allah bahkan semakin dekat dan mengimani Allah (Green Thomas1988:)

  Sedangkan Breemen ( 1983: 55) menyatakan bahwa berdoa mengarahkan kita kepada hal-hal yang real nyata dan mengarahkan kepada hal-hal yang benar.

  Berdoa berarti memandang dengan mata iman segala kenyataan dengan lebih utuh dan tepat. Tuhan berbicara kepada seseorang pribadi setiap saat, asal masing- masing pribadi belajar untuk mendengarkan. Doa yang asli berakar dan terhadap realitas hidup, mengandaikan sikap penuh prihatin menanti kedatangan Tuhan dan menyongsong Dia masuk kedalam hati. Dalam perjumpaan dengan Tuhan seorang beriman perlu menenangkan sehingga sabda tuhan benar-benar dapat didengarkan. Menyempatkan diri untuk berdoa berarti berusaha tekun mencari Tuhan, baik hati dalam keadaan kosong ataupun terisi.

  Darminta (1982: 49) menguraikan bahwa doa sebagai ungkapan normal dari cinta manusia dalam hadirat Allah, tetapi tidak cukup untuk kehidupan rohani saja, namun yang lebih penting ialah melaksanakan dengan penuh cinta kehendak Allah. Mengenal, mencintai, dan melaksanakan kehendak Allah merupakan pokok hidup iman, harapan dan cinta. Dari segi hubungan antar pribadi kerinduan untuk bertemu dengan Allah dilihat sebagai kepenuhan dan kesempurnaan hidup yang merupakan pendorong untuk menyapa Allah. Doa merupakan gerak Allah menuju kepada manusia dan manusia menuju kepada Allah. Ada ritme pertemuan yang terdiri dari sapaan dan jawaban. Allah memberikan diri agar dilihat, ditemui dan dialami oleh manusia dan dalam doa manusia diajak untuk melihat Allah dalam kemuliaanNya.

2. Manfaat Doa

  Doa membantu untuk lebih mengenal diri yang semakin baik. Doa menghadapkan diri pada pribadi Allah. Doa akan membantu untuk mengenal diri yang lebih objektif dan menyeluruh. Doa yang ditunjukan kepada Allah akan menampakan pribadi melihat diri dengan mata Allah dan disertai dengan terang Allah ( Grun Anselm 1985: 19).

  Doa sebagai penyembuh luka bathin. Melalui doa Allah beserta Roh Kudus hadir untuk menyembuhkan. Doa dapat menyembuhkan luka bathin karena doa dapat mempersatukan pribadi dengan Allah ( Grun Anselm 1985:45).

  Bila orang tekun berpegang pada doa dan berusaha berdoa dengan tiada hentinya, maka ia akan menjadi sembuh sama sekali, lepas dari besar kecilnya kekuatan sendiri untuk melawan hawa nafsunya. Bagi peziarah Rusia itu doa dapat mengganti segala kerja mati raga ( Grun Anselm 1985:46).

  3. Cara Berdoa Berdoa yang merupakan berkomunikasi dengan Allah, diperlukan kesiapan ketika hendak berdoa. St. Ignatius menganjurkan, agar berdiri beberapa langkah dari tempat berdoa, hening sebagai waktu untuk mengenang kembali peristiwa ataupun pengalaman yang ada dan doa yang akan didoakan. Perlunya menyadari betapa agungnya karya ciptaan Allah serta syukur atas anugrah yang diberikan dalam hidup (Green Thomas 1988 : 87).

  4. Aneka Bentuk Doa Puji syukur dan permohonan merupakan dua bentuk doa pokok yang dibedakan oleh Gereja. Puji syukur merupakan merupakan tanggapan manusia atas segala anugerah yang diterima dari Allah. Puji syukur sebagai ungkapan rasa heran dan kagum atas segala kebaikan Allah. Anugrah yang paling agung yakni Allah mengutus putraNya Yesus Kristus dan Roh Kudus ke dunia untuk menyelamatkan manusia. Puji syukur atas anugerah agung tersebut orang

  Dosa merupakan sumber utama kemalangan bagi manusia. Doa permohonan pertama-tama mohon pengampunan dan memohon belas kasih dari Allah. Manusia sering ditimpa malapetaka yang membuat kehidupannya menjadi gelap. Karena berbagai malapetaka yang dihadapi oleh manusia, yang perlu dimohonkan yakni agar diberi kekuatan untuk berjuang dalam segala peristiwa yang dialami. Permohonan dan puji syukur merupakan dua bentuk doa dari satu kenyataan hidup. Doa dapat diucapkan secara pribadi ataupun bersama-sama, diucapkan dengan mulut ataupun direnungkan dalam hati (KWI 1996: 198).

B. Keluarga Kristiani 1.

  Pengertian Keluarga Keluarga mempunyai banyak arti, salah satunya adalah sebuah komunitas hidup yang terdiri dari ibu, ayah dan saudara-saudara sekandung. Mereka hidup bersama-sama kesehariannya. Keluarga menjadi besar karena hadirnya sanak saudara yang lain. Rasa sebagai saudara tidak mungkin dibatasi pada mereka saja.

  Dalam keluarga besar rasa aman dapat diterima dari semua orang. Kepastian hidup dijamin di dalam keluarga ini (KWI, 1996: 127).

2. Pengertian Keluarga Kristiani

  Keluarga katolik bukanlah melulu organisasi, melainkan persekutuan anggota berdasarkan persaudaraan dan iman. Imanlah yang menentukan warna Gereja. Maka dlm keluarga Katolik, yang pertama-tama harus ada adalah iman untuk menghangatkan semangat kristiani di dalamnya, yaitu semangat pengabdian usaha yang terus menerus untuk kedamaian, kerjasama dan keselamatan keluarga (Budyapranata 1981: 20).

3. Permasalahan dan Tantangan Keluarga Kristiani a.

  Persoalan Keluarga Muda Perkembangan keluarga menuju kepersatuan yang harmonis tidak selalu selancar seperti yang diperkirakan oleh para pasangan kaum muda. Kelompok persoalan yang kerap kali dialami dalam keluarga muda di antaranya kurangnya pengenalan tentang kehidupan emosionil pasangannya, pudarnya cinta pertama, kecemburuan terhadap pasangan, ketegangan dalam keluarga karena suami atau istri lebih dekat dengan keluarganya daripada dengan pasangannya, kedatangan bayi sebelum suami istri cukup saling menyesuaikan diri dalam lingkungan keluarga dan sebagainya (Widyarta 1974:2-4).

  b.

  Persoalan Keluarga Kawin Campur Keharmonisan hidup perkawinan dan kelengkapan pendidikan anak sulit dibina jika terjadi perbedaan tata nilai hidup antara suami istri. Untuk mengusahakan pendidikan anak dalam keluarga secara Katolik sangatlah sulit, kalau orang tua kurang dalam menghayati nilai-nilai Kristiani. Bagi pasangan non Katolik melaksanakan janji-janji yang dibebankan tidaklah mudah seperti apa yang disanggupkan pada janji perkawinan (Widyarta 1974:5-6). c.

  Persoalan Keluarga Terpisah Perpisahan dalam sebuah keluarga yang karena adanya tugas-tugas atau perpindahan pekerjan dapat menimbulkan berbagai masalah dalam keluarga misalnya kurangnya perhatian terhadap pendidikan anak-anak, mulai pudarnya kesetiaan suami istri, kurangnya komunikasi dan sebagainya. Apapun alasannya suatu keluarga terpisah, yang terlalu lama ataupun yang telah menunjukkan ketidaklancaran komunikasi antara suami istri dan anak seharusnya diwaspadai (Widyarta 1974:7-8).

  d.

  Persoalan Keluarga Bekerja Meratanya pendidikan dan emansipasi wanita menyebabkan jumlah suami istri yang bekerja semakin meningkat. Namun muncullah persoalan- persoalan baru pada keluarga-keluarga yang orang tuanya sibuk bekerja, diantaranya terlantarnya pendidikan anak, berkurangnya perhatian terhadap keluarga dan sebagainya. Semakin banyaknya dibuka lapangan kerja bagi wanita dalam masyarakat, wajarlah bahwa banyak istri bekerja. Selain untuk menambah penghasilan keluarga namun ada juga yang karena dorongan atau motivasi pengembangan diri (Widyarta 1974: 9-10).

  e.

  Persoalan keluarga pada umumnya 1)

  Komunikasi suami istri Hubungan suami istri dalam keluarga pada umumnya sering terganggu karena kurang adanya saling pengertian dan saling menerima. Suami istri yang suami dan sebagainya. Kesulitan-kesulitan tersebut menunjukkan bahwa kesatuan suami istri memang perlu dijaga terus-menerus. Kesatuan suami istri itu bukan sesuatu yang bisa dicapai tetapi sesuatu yang perlu diusahakan dan dilestarikan selama hidup (Widyarta 1974: 11-12).

  2) Persoalan Pendidikan Anak dalam Keluarga

  Salah satu syarat kebahagiaan terpenting dalam pendidikan keluarga adalah suasana aman, rasa aman itu justru sering kali tidak bisa ditemukan oleh anak dalam keluarga. Mereka tidak menemukan penampungan kesulitan mereka dalam keluarga, mereka kurang krasan di rumah dan sebagainya. Penanaman kesadaran tanggung jawab pribadi walaupun tidak diawasi, kesadaran tanggung jawab akan tugas belajar secara mendalam umumnya masih belum berhasil (Widyarta 1974: 12-13).

  3) Persoalan Pendidikan Iman Anak dalam Keluarga

  Di lingkungan keluarga para anggota sering tidak mudah mengungkapkan pengalaman batin atau rohaninya. Penghayatan serta pengalaman iman akan bertambah subur, bila komunikasi terpelihara, misalnya berupa “Sharing”, sementara merenungkan Kitab Suci, artinya: dalam renungan bersama setiap peserta mengemukakan apa yang ditemukannya, doa bersama.

  Anak dalam keluarga memiliki hak untuk mengembangkan iman yang telah tumbuh dalam dirinya. Orangtua merupakan yang bertanggung jawab secara penuh dalam mendidik iman anak. Dalam perkawinan Katolik, anak berhak

  4) Ekonomi Rumah Tangga Salah satu urat nadi dari kehidupan rumah tangga yakni perekonomiannya.

  Justru dalam hal ini banyak kesulitan yang harus dialami oleh keluarga pada umumnya. Munculnya permasalahan tersebut diantaranya karena mereka kurang mampu mengatur ekonomi rumah tangga, keluarga yang dibebani kewajiban menanggung penghidupan sanak keluarga, keluarga bertempat tinggal dengan sanak keluarga dan sebagainya. Kesejahteraan keluarga tidak akan lebih baik jika keluarga tidak memiliki cara berfikir ekonomis (Widyarta 1974: 13-14).

  5) Perencanaan Kelahiran Anak

  Dengan adanya kegiatan-kegiatan pemerintah untuk memasyarakatkan Keluarga Berencana (KB) kini di keluarga tertentu, terutama di kota penggunaan sarana-sarana KB telah dilakukan. Sekalipun demikian, bagi kebanyakan keluarga Katolik persoalannya masih belum jelas. Bagi penduduk yang bermukim di desa banyak keluarga yang kurang memperhatikan tentang pengaturan jarak kelahiran anak. Banyak yang lebih cenderung untuk menyerahkan pada kehendak Tuhan. Pemakaian alat-alat pembatasan kelahiran masih diragukan atau bingung karena takut berdosa (Widyarta 1974: 15-16).

  Dari berbagai permasalahan yang umumnya terjadi dalam keluarga seperti diatas, dapat dipahami bahwa permasalahan-permasalahan dalam keluarga tersebut dapat menghambat terbangunnya hidup doa bersama dalam keluarga. Seringkali keluarga-keluarga kurang menyadari bahwa pentingnya doa bersama dalam keluarga terlebih ketika sedang mengalami permasalahan dalam keluarga. berkeluarga dan terlebih demi semakin kuatnya iman serta keharmonisan keluarga.

4. Pendukung dan Pembinaan Iman dalam Keluarga

  Permasalahan penghayatan iman dalam keluarga tidak jarang timbul karena kurangnya pengertian iman sebab seringkali bimbingan iman hanya diterima selama katekumenat. Maka tidak mengherankan juga bila banyak orang tua kurang menyadari tanggungjawabnya untuk menanamkan agama dalam hati anak-anak. Oleh karena itu pengetahuan dan kesadaran orang tua sendiri perlu ditingkatkan, sebagai yang memiliki peranan pada setiap peristiwa penting dalam kehidupan iman anak: misalnya dalam permandiannya, pada pembentukan gambaran Allah ketika anak masuk sekolah, pada persiapan untuk menerima komuni pertama, atau persiapan menerima sakramen tobat, pada persiapan menerima sakramen penguatan dan sebagainya. Keluarga menjadi tempat persemaian adat istiadat dan iman Katolik. Demikianlah dalam hidup sehari-hari tidak hanya ada pengakuan iman melainkan penghayatannya perlu dirasakan juga dalam setiap kegiatan (Budyapranata 1981: 99).

  Penghayatan serta pengalaman iman akan bertambah subur, bila komunikasi terpelihara misalnya dengan sharing, merenungkan Kitab Suci.

  Dalam merenungkan Kitab Suci bersama, setiap peserta mengemukakan apa yang ditemukannya, doa bersama. Anak-anak yang tumbuh berkat pengaruh suasana Katolik dalam keadaan yang meresapi kehidupan keluarga: ada doa besama setiap hari dan dalam keadaan tertentu misalnya bila ada yang sakit menghadapi soal pada hari biasa sebagai wakil keluarga yang dapat memberi teladan bagi anggota keluarga yang lain (Budyapranata 1981: 97).

C. Katekese Umat 1.

  Gambaran Umum Tentang Katekese Dalam hidup menggereja penghayatan iman umat lebih ditekankan daripada sekedar pengetahuan iman, tetapi pengetahuan iman juga amat penting untuk mematangkan iman. Katekese membantu umat untuk dapat meningkatkan penghayatan iman. Iman merupakan dasar kehidupan menggereja bagi umat.

  Kehidupan menggereja kiranya tidak dapat berjalan dengan baik jika iman umat tidak terjaga.

  a.

  Pengertian Katekese Katekese ialah pembinaan terhadap berbagai pihak, anak-anak, kaum muda, dan orang-orang dewasa dalam hal iman. Pembinaan itu mencakup penyampaian ajaran Kristen yang diberikan secara organis dan sistematis. Pembinaan itu mempunyai maksud untuk mengantar para pendengar memasuki kepenuhan hidup Kristen (CT, art. 18). Sasaran kegiatan bina iman adalah anak- anak, kaum muda dan orang dewasa. Katekese yang organis dan sistematis membuat pelaksanaan menjadi lebih baik. Katekese memiliki tujuan dalam hal kepenuhan hidup Kristen. Hal ini merupakan sebuah tujuan pembinaan yang tidak berorientasi pada hal duniawi, seperti harta dan kekuasaan. Tujuan ini membedakan masyarakat kelompok agama dengan kelompok lain, seperti

  Katekese merupakan salah satu bentuk pelayanan Sabda Allah dalam Gereja (CT, art. 17). Seluruh kehidupan Gereja berkaitan erat dengan katekese terutama perkembangan rohani dan keselarasan dalam hidupnya dengan rencana Allah secara hakiki tergantung pada katekese (CT, art. 13). Katekese sebagai salah satu bentuk pelayanan sabda, dapat membantu umat beriman semakin mengimani Yesus dan memperoleh hidup dariNya. Katekese membina serta mendidik umat dalam hidup dan pembangunan Tubuh Kristus (CT, art. 1).

  Katekese dimengerti secara luas sebagai usaha saling tolong menolong dari setiap orang untuk mengartikan dan mendalami hidup menurut pola Kristus demi kedewasaan Kristiani yang penuh (Setyakarjana, 1997: 17). Pengertian ini mengandung prinsip bahwa katekese adalah proses pewartaan sabda Allah melalui komunikasi iman antar anggota orang yang beriman kepada Kristus.

  b.

  Tujuan Katekese Pelaksanaan katekese mempunyai tujuan dan maksud yang hendak dicapai. Tujuan katekese adalah berkat bantuan Allah iman yang baru tumbuh dikembangkan. Katekese bertujuan memekarkan iman yang mulai tumbuh menuju kepenuhannya, memantapkan peri hidup Kristen umat beriman, baik tua ataupun muda (CT, art. 20).

  Misteri Kristus dalam cahaya firman Allah akan meresapi pribadi manusia dan mengubahnya menjadi ciptaan baru. Hal itu juga merupakan tujuan katekese.

  (CT, art. 20). Menjadi ciptaan baru berarti menjadi manusia yang telah mati dari dosa berkat salib Kristus. Iman akan Kristus yang mulai tumbuh dan berkembang berarti menerima hidup baru yakni, kehidupan lama yang diliputi dosa diubah menjadi hidup anak-anak Allah yang mulia. Perubahan hidup dari manusia lama menjadi manusia baru terjadi berkat iman akan Kristus.

  Katekese sungguh diperlukan sebab bertujuan mendampingi jemaat Kristen agar mampu mencapai kesatuan iman dan kedewasaannya dalam hidup beriman (CT, art. 25). Hal ini kiranya mendukung untuk kegiatan pembangunan jemaat atau kegiatan pastoral. Pembangunan jamaat mengokohkan kesatuan iman umat. Banyak hambatan dan tantangan yang dihadapi. Umat mesti harus mengahadapi tantangan dan dapat membela diri menangkal serangan yang menggoyahkan kekokohan kesatuan umat Allah.

  Katekese menurut Sumarno (2005: 1) dalam Program Pengalaman

  

Lapangan Pendidikan Agama Katolik Paroki., memiliki tujuan tergantung dari

  pengertian katekese. Jika katekese dipandang sebagai pengajaran iman maka tujuannya adalah isi iman dapat dimengerti oleh peserta. Katekese jika dimengerti sebagai komunikasi iman maka yang menjadi tujuan katekese adalah berkat terjadinya saling mengungkapan pengalaman iman, iman peserta diteguhkan. Jika katekese dipandang sebagai pendidikan iman maka bertujuan mematangkan dan mendewasaan iman. Secara singkat tujuan katekese adalah perkembangan iman menuju kedewasaan atau kematangan.

  c.

  Isi Katekese Katekese adalah proses pendidikan dan pembinaan iman. Isi katekese adalah isi pewartaan Injil secara menyeluruh demi keselamatan (CT, art. 26). bukan ajaran yang telah diberikan tetapi isi katekese adalah perjumpaan dan pengolahan pengalaman iman Kitab Suci dan pengalaman hidup umat.

  Isi katekese sekarang adalah sejarah keselamatan manusia melalui Kristus. Hal ini berbeda dengan katekese lama yang menitikberatkan pada doktrin. Kristus yang menyelamatkan diwartakan dan setiap orang beriman menerimaNya agar realitas dosa yang menghambat dan membatalkan rencana Allah untuk menyelamatkan manusia dapat dihancurkan (Bataona, 1978: 22).

  d.

  Peserta Peserta katekese adalah orang-orang yang perlu mengalami katekese.

  Peserta yang mengalami katekese antara lain anak-anak, kaum remaja, kaum muda, kaum dewasa, kaum penyandang cacat, dan kaum lanjut usia (CT, art. 35- 45). Pihak-pihak itu disebutkan sebagai penegasan bahwa mereka yang berada di dalam Gereja Kristus wajib menerima katekese.

  Peserta Katekese merupakan sekelompok orang yang beriman Kristiani. Kedewasaan iman hendak dicapai bagi peserta, lingkungan peserta, kelompok umur peserta, kebudayaan dan masalah yang menjadi keprihatinan peserta juga menjadi fokus perhatian katekese yang merupakan bagian keseluruhan dari peserta. Hal itu menjadi perhatian sebab berguna dalam penentuan tema serta metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi peserta. Fokus perhatian terhadap peserta mendukung terwujudnya tujuan katekese (Setyakarjana, 1997: 16). e.

  Pembimbing Katekese Pembimbing Katekese adalah seseorang yang diserahi tugas memberi pendidikan keagamaan dan latihan bagi kehidupan seturut Injil (CT, art. 62).

  Pengertian pendidik secara luas menjadi pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam pembinaan iman kristiani. Mereka yang bertanggung jawab antara lain para uskup, para imam, katekis awam, pihak paroki, pihak keluarga, pihak sekolah, organisasi-organisasi, dan pusat-pusat pembinaan (CT, art. 63-71).

  Katekis dalam proses katekese bukan sebagai guru tetapi lebih menunjukan peran sebagai pembimbing, pengarah, atau disebut sebagai fasilitator.

  Kemauan dan kemampuan adalah faktor utama dari seorang pembimbing yang menentukan dalam pelaksanaan katekese. Kemauan untuk mendampingi umat timbul di dalam hati seorang pendamping. Kemampuan untuk mengarahkan umat harus ada di dalam diri seorang pendamping seperti memilih metode dan sarana yang mendukung proses katekese. Kepekaan dituntut juga dalam diri pembimbing untuk memahami apa yang menjadi harapan umat. Seorang Katekis perlu mempunyai sikap tegas dalam mengarahkan umat untuk mencari apa yang dibutuhkan oleh umat (Setyakarjana, 1997: 16).

2. Katekese Umat

  Katekese Umat telah dicetuskan sebagai arah katekese di Indonesia. Para pakar saat itu berhasil merumuskan arah katekese di Indonesia. Sesuai dengan hasil pemikiran mengenai arah katekese di Indonesia, arah katekese di Indonesia adalah Katekese Umat. Katekese Umat dalam perjalanannya mengalami berbagai macam perkembangan. Seiring perkembangan itu berbagai model untuk Katekese Umat dicetuskan.

  a.

  Latar Belakang Munculnya Katekese Umat Berbagai macam hal yang melatarbelakangi munculnya Katekese Umat yakni budaya musyawarah, arus demokrasi zaman itu, majunya ilmu tentang manusia dan gambaran Gereja. Budaya musyawarah terbiasa dengan pembicaraan permasalahan secara bersama. Hal ini membuat segala masalah yang diungkapkan dalam Katekese Umat dibahas bersama-sama. Kesamaan hak bersuara dalam demokrasi kala itu membuat umat dalam Katekese Umat dapat dengan bebas mengungkap segala hal yang menjadi permasalahan untuk dibahas bersama. Perkembangan ilmu tentang menusia tidak memandang manusia sebagai obyek tetapi sebagai subyek yang membuat proses Katekese Umat subyeknya adalah umat sendiri. Gambaran Gereja telah berubah berkat memunculkan Katekese Umat yang tidak terlalu bergantung kepada hirarki. Latar belakang munculnya ketekese umat dipengaruhi oleh arus demokrasi zaman saat itu, kemajuan ilmu tentang manusia, dan gambaran Gereja saat itu.

  1) Budaya musyawarah

  Musyawarah merupakan kegiatan dimana sebuah permasalahan dibicarakan secara bersama-sama. Setiap orang yang ikut serta dalam pembicaraan tersebut memiliki hak yang sama untuk bersuara. Setiap permasalahan diungkapkan oleh setiap peserta. Permasalahan dibicarakan bersama dan keputusan atas permasalahan tersebut diambil secara bersama-sama. dilaksanakan. Musyawarah menunjukan adanya suasana demokratis. Kesamaan hak mendapat tempat yang besar bagi setiap orang. Kebebasan untuk mengeluarkan pendapat diberikan kepada setiap orang (Lalu, 2005: 77). Kebiasaan musyawarah yang ada di dalam masyarakat memberikan pola pada Katekese Umat. Katekese Umat diilhami dari kebiasaan musyawarah masyarakat desa, masyarakat akar rumput atau rakyat jelata. Kebiasan berembuk atau membahas masalah secara bersama-sama dimasukkan di dalam Katekese Umat. Suasana demokratis dibentuk dalam Katekese Umat.

  2) Arus demokrasi zaman saat Katekese Umat dicetuskan

  Sering dikatakan bahwa demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat untuk rakyat. Kekuasaan berasal dari rakyat, yang menjadi pemimpin adalah rakyat.

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja di Stasi Santo Lukas, Sokaraja, Paroki Santo Yosep Purwokerto Timur, Jawa Tengah melalui katekese umat model shared christian praxis.

29 354 137

Penghayatan spiritualitas keterlibatan umat berinspirasi pada Santa Maria dalam hidup menggereja di Paroki Santa Maria Kota Bukit Indah Purwakarta.

0 0 189

Sumbangan katekese umat sebagai upaya untuk meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja di Stasi Mansalong Paroki Maria Bunda Karmel Mansalong Kabupaten Nunukan.

2 16 158

Sumbangan katekese umat dalam rangka meningkatkan penghayatan iman umat Lingkungan Santo Yusuf, Berut, Wilayah Santa Marta, Sumber, Paroki Santa Maria Lourdes, Sumber, Magelang, Jawa Tengah melalui Shared Christian Praxis.

8 70 209

Upaya peningkatan hidup rohani keluarga kristiani di Lingkungan Santo Paulus Maguwoharjo Paroki Marganingsih Yogyakarta melalui katekese keluarga.

0 1 150

Upaya meningkatkan semangat persaudaraan siswa-siswa SMA Seminari Santa Maria Immaculata Lalian Atambua Nusa Tenggara Timur, melalui katekese umat model shared Christian Praxis.

0 6 198

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda stasi Gembala yang Baik Paroki Santo Yusuf Batang dalam hidup menggereja melalui katekese kaum muda.

6 40 156

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda stasi Gembala yang Baik Paroki Santo Yusuf Batang dalam hidup menggereja melalui katekese kaum muda

2 2 154

Upaya meningkatkan pendampingan iman kaum muda di Paroki Santa Maria Mater Dolorosa, Soe, Keuskupan Agung Kupang melalui katekese umat model shared christian praxis - USD Repository

0 0 138

Upaya memajukan hidup doa bagi para suster Jesus, Maria, Joseph demi meningkatkan karya kerasulan melalui katekese - USD Repository

0 0 141