PENGARUH KUALITAS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUASAN WISATAWAN YANG BERKUNJUNG DI KAWASAN WISATA GUNUNG GALUNGGUNG.

(1)

GALUNGGUNG”

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort and Leisure

Disusun oleh:

RANI DILLA OKTAVIANTY 1000424

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


(2)

GALUNGGUNG”

Oleh

Rani Dilla Oktavianty

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Rani Dilla Oktavianty 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

RANI DILLA OKTAVIANTY 1000424

SKRIPSI

PENGARUH KUALITAS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUASAN WISATAWAN YANG BERKUNJUNG DI KAWASAN WISATA GUNUNG

GALUNGGUNG

Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I:

Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd. NIP. 19620512 198703 1 002

Pembimbing II:

Fitri Rahmafitria, SP., M.Si. NIP. 19741018 200812 2 001

Mengetahui,


(4)

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 7

1.3Tujuan Penelitian ... 7

1.4Manfaat Penelitian ... 8

1.5Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Pariwisata dan Wisatawan ... 10

2.1.2 Manajeman Pemasaran ... 11

2.1.3 Bauran Pemasaran ...12

2.1.4 Produk Wisata ...13

2.1.5 Standar Sarana dan Prasarana Kawasan Wisata ………... 24

2.1.6 Kepuasan Wisatawan ... 34

2.2 Penelitian Terdahulu ... 38

2.3 Kerangka Pemikiran ... 38

2.4 Hipotesis Penlitian ... 41

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ... 42


(5)

3.6 Definisi Operasional ... 46

3.7 Variabel Penelitian ... 48

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 51

3.9 Alat Pengumpulan Data ... 52

3.10 Teknik Pengolahan Data ... 53

3.10.1 Uji Validitas ... 53

3.10.2 Uji Reliabilitas ... 56

3.11 Rancangan Analisis Data Deskriftif ... 58

3.12 Rancangan Analisis Data Verifikatif ... 59

3.12.1 Metode MSI ... 59

3.12.2 Analisis Regresi Linier Sederhana ... 61

3.13 Uji Asumsi Regresi ... 61

3.13.1 Uji Asumsi Normalitas ... 62

3.13.2 Uji Linieritas ... 63

3.13.3 Uji Heteroskidastisitas ... 63

3.13.4 Uji Hipotesis ... 64

3.13.5 Koefisien Determinasi ... 65

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gunung Galunggung ... 67

4.1.1 Keadaan Geografis Gunung Galunggung ... 67

4.1.2 Morfologi Gunung Galunggung ... 69

4.1.3 Sttruktur Geologi Gunung Galunggung ... 70

4.1.4 Sejarah Gunung Galunggung ... 70

4.1.5 Akses Menuju Gunungg Galunggung ... 73

4.2 Kawasan Wisata Gunung Galunggung ... 75

4.3 Fasilitas di KWGG ... 76

4.4 Analisis Data Penelitian ... 77

4.4.1 Karakteristik Responden di KWGG ... 78


(6)

4.5.1 Uji Heteroskedastisitas ... 112

4.5.3 Analisis Regresi ... 112

4.5.4 Uji Hipotesis ... 115

4.5.5 Uji Koefisien Determinasi ... 116

4.6 Analisis Data Karakteristik Responden Terhadap Uji Asumsi Klasik Regresi………..120

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ... 123

5.2 Rekomendasi ... 123

DAFTAR PUSTAKA ... xiv LAMPIRAN- LAMPIRAN


(7)

Tabel 1.1 Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan ke Objek Wisata di Prov. Jabar

Tahun 2008 – 2012 ... 2

Tabel 1.2 Data Arus Kunjungan Wisatawan ke Objek Wisata di Kab. Tasik ... 3

Tabel 1.3 Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan ke Gunung Galunggung Kab. Tasik tahun 2006 – 2013 ... 5

Tabel 2.1 Pengertian Produk Menurut Para Ahli ... 13

Tabel 2.2 Perbedaan Sifat dan Ciri Produk Barang dan Jasa ... 16

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ... 37

Tabel 3.1 Operasional Variabel ... 49

Table 3.2 Hasil Uji Validitas ... 55

Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas ... 58

Tabel 3.4 Kolmogorov – Smirnov ... 62

Tabel 3.5 Anova Table ... 63

Tabel 3.6 Uji Heteroskedastisitas ... 64

Tabel 3.7 Pedoman Interpretasi Koefisien Determinasi ... 66

Tabel 4.1 Daya Tarik Alami di KWGG ... 77

Tabel 4.2 Fasilitas di KWGG ... 77

Tabel 4.3 Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 78

Tabel 4.4 Wisatawan Berdasarkan Rentan Usia ... 79

Tabel 4.5 Wisatawan Berdasarkan Daerah Asal ... 80

Tabel 4.6 Wisatawan Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 81

Tabel 4.7 Wisatawan Berdasarkan Pendidikan ... 82

Tabel 4.8 Wisatawan Berdasarkan Pendapatan ... 83

Tabel 4.9 Sumber Informasi Mengenai KWGG ... 84

Tabel 4.10 Frekuensi Berkunjung Wisatawan ... 85

Tabel.4.11 Waktu Kunjungan Wisatawan ... 86

Tabel 4.12 Aktivitas yang Paling Diminati ... 87

Tabel 4.13 Daya Tarik KWGG ... 88


(8)

Tabel 4.18 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kualitas Produk Wisata

... 98

Tabel 4.19 Tanggapan Responden Mengenai Kepuasan terhadap Mutu DTW . 101 Tabel 4.20 Tanggapan Responden Mengenai Kepuasan terhadap Mutu Atraksi Wisata ... 103

Tabel 4.21 Tanggapan Responden Mengenai Kepuasan terhadap Mutu Sarana Penunjang Wisata ... 105

Tabel 4.22 Tanggapan Responden Mengenai Kepuasan terhadap Mutu Aksesibilitas ... 107

Tabel 4.23 Rekapitulasi Kepuasan Wisatawan ... 109

Tabel 4.24 Hasil Uji Normalitas ... 111

Tabel 4.25 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 112

Tabel 4.26 Anova Tabel ... 113

Tabel 4.27 Hasil Uji Linieritas ... 114

Tabel 4.28 Hasil Uji t Hipotesis ... 115

Tabel 4.29 Hasil Uji Nilai r ... 116

Tabel 4.30 Rekapitulasi Karakteristik Wisatawan ……….… 120


(9)

Gambar 2.1 Level Produk ... 15

Gambar 2.2 Konsep Kepuasan Pelanggan ... 35

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ... 40

Gambar 4.1 Loket Wana Wisata Gunung Galunggung ... 67

Gambar 4.2 Pintu Gerbang KWGG ... 75

Gambar 4.3 Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 78

Gambar 4.4 Wisatawan Berdasarkan Rentan Usia ...79

Gambar 4.5 Wisatawan Berdasarkan Daerah Asal ... 80

Gambar 4.6 Wisatawan Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 81

Gambar 4.7 Wisatawan Berdasarkan Pendidikan ... 82

Gambar 4.8 Wisatawan Berdasarkan Pendapatan ... 83

Gambar 4.9 Sumber Informasi Mengenai KWGG ... 84

Gambar 4.10 Frekuensi Berkunjung Wisatawan ... 85

Gambar 4.11 Lama Kunjungan Wisatawan ... 86

Gambar 4.12 Aktivitas yang Paling Diminati ... 87

Gambar 4.13 Daya Tarik KWGG ... 88

Gambar 4.14 Garis Kontinum Mutu DTW ... 90

Gambar 4.15 Garis Kontinum Mutu Atraksi Wisata ... 93

Gambar 4.16 Garis Kontinum Sarana Penunjang ... 95

Gambar 4.17 Garis Kontinum Mutu Aksesibilitas ... 97

Gambar 4.18 Garis Kontinum Rekapitulasi Kualitas Produk Wisata ... 99

Gambar 4.19 Garis Kontinum Kepuasan terhadap Mutu DTW ... 102

Gambar 4.20 Garis Kontinum Kepuasan terhadap Mutu Atraksi Wisata ... 104

Gambar 4.21 Garis Kontinum Kepuasan terhadap Mutu Sarana Penunjang ... 106

Gambar 4.22 Garis Kontinum Kepuasan terhadap Mutu Aksesibilitas ... 108


(10)

WISATAWAN YANG BERKUNJUNG DI KAWASAN WISATA GUNUNG GALUNGGUNG

Rani Dilla Oktavianty

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pengaruh dari komponen – komponen kualitas produk wisata terhadap kepuasan wisatawan yang berkunjung di Kawasan Wisata Gunung Galunggung. Berdasarkan data bahwa kunjungan wisatawan telah mengalami penurunan pada tahun 2009 sebanyak 47,2% dan 2010 sebanyak -29,7%. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu seberapa besar pengaruh kualitas produk wisata terhadap kepuasan wisatawan. Komponen produk wisata sendiri antara lain mutu daya tarik wisata, mutu atraksi wisata, mutu sadana penunjang wisata dan mutu aksesibilitas. Tujuan penelitan adalah untuk mengidentifikasi kualitas produk wisata, kepuasan wisatawan dan bagaimana pengaruh antara produk wisata terhadap kepuasan wisatawan guna untuk meningkatkan kembali kunjungan wisatawan berdasarkan data kuantitatif dengan sampel sebanyak 100 orang. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriftif dan verifikatif dengan metode regresi linier sederhana untuk menganalisis pengaruh kualitas produk wisata terhadap kepuasan wisatawan dengan hasil persamaan yaitu Y = 8,841 + 0,211X. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kualitas produk wisata di KWGG dinilai cukup berdasarkan persepsi wisatawan. Kepuasan wisatawan juga dinilai cukup serta pengaruh kualitas produk wisata terhadap kepuasan wisatawan termasuk dalam kategori sedang dengan koefisien determinasi sebesar 40,3%. Di sinilah penulis merumuskan komponen – komponen kualitas produk wisata lain yang berkontribusi terhadap kepuasan wisatawan yang mempengaruhi arus kunjungan wisatawan di Kawasan Wisata Gunung Galunggung. Output dari penelitian ini adalah sebagai masukan bagi pihak yang berkepentingan dalam mengambil kebijakan untuk perencanaan dan pengelolaan yang tepat sehingga berdampak bagi kemajuan kawasan ini ke depannya. Rekomendasi dari penulis mengenai KWGG yaitu agar penelitian ini dapat mengedukasi wisatawan untuk memelihara KWGG seperti menjaganya dari kasus vandalisme dan kebersihan kawasan.


(11)

THE INFLUENCE OF TOURISM’S QUALITY PRODUCT TO TOURISTS SATISFACTORY VISITING IN MOUNTH GALUNGGUNG TOURISM

AREA

Rani Dilla Oktavianty

Abstract

This research is motivating by the influence of components quality tourism products to the satisfaction of tourists who visit the tourist area of Mount Galunggung. Based on the data that tourist arrivals have declined in 2009 about 47,2 % and 2010 about 29,7%. The component of tourism’s quality product are quality of tourist object attraction, quality of tourism attraction, quality of means supporting and quality of accesibility. The problem of this research is how much influence the quality of tourism products and tourist satisfaction. The purpose of research is to identify the quality of the tourist product, tourist satisfaction and how the influence of tourism products to customer’s satisfaction in order to increase the return of tourists visit based on quantitative data with 100 persons of sample. The research approach is using descriptive and verification with a simple linear regression method to analyze the influence of the quality of tourism products and tourist satisfaction which formula is Y = 8,841 + 0,211X . The result is indicated that the influence of the quality of tourism products and tourist satisfaction included in the medium category with 40,3% of coefficient determination result. This is where the authors formulate components quality tourism products that contribute to the satisfaction of other customers that affect the flow of tourists in the tourist area of Mount Galunggung. The output of this research is to inform the interested parties in taking a policy and management that have implications for the future progress of this tourist area. Recommendations of the author of this research that can educate visitors to maintain KWGG as protect it from vandalism case and keep the area hygiene Keywords : influence, quality of tourism product, costumer satisfaction


(12)

Rani Dilla Oktavianty, 2014

1.1Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu sumber penghasilan suatu daerah. Dengan pengelolaan yang baik, suatu obyek wisata dapat menjadi sumber pendapatan yang besar.menurut UU No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan terterap apda pasal 3 kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Dewasa ini pertumbuhan dan perkembangan Industri Pariwisata sangat pesat di Indonesia, Pariwisata sekarang telah menjadi sumber perolehan devisa. Pertumbuhan yang terjadi di sektor Pariwisata erat kaitannya dengan manusia atau wisatawan yang memiliki keinginan dan kebutuhkan untuk berpergian atau berrekreasi ke suatu tempat guna meningkatkan kualitas hidupnya. Karena Pariwisata adalah suatu system terbuka dari unsur-unsur yang saling berinteraksi dalam suatu lingkungan yang luas, mulai dari unsur manusia seperti wisatawan, tiga unsur geografis: Negara asal wisatawan, negara yang dijadikan tempat transit, dan daerah tujuan wisata serta unsur ekonomi, yaitu industri pariwisata (MacIntosh, Leiper dalam Yoeti, 2009 hlm. 9-10). Setiap daerah di Indonesia memiliki potensi sumber daya alam dan budaya yang beragam dan dapat dijadikan potensi daya tarik wisata untuk dikembangan menjadi sebuah daerah tujuan wisata, salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia adalah Jawa Barat. Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi terbesar di Indonesia yang memiliki keanekaragaman daya tarik wisata yang cukup tinggi baik daya tarik wisata alam, budaya, dan buatan, hal tersebut yang memberikan motivasi dan dorongan kepada wisatawan untuk berkunjung ke objek Wisata di Jawa Barat. Berikut ini dapat dilihat pertumbuhan kunjungan wisatawan ke Objek wisata di Provinsi Jawa Barat pada tabel 1.1, yaitu sebagai berikut :


(13)

Tabel 1.1

Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan ke Objek Wisata di Provinsi Jawa Barat, Pada Tahun 2008-2012

Tahun Wisatawan

Nusantara

Pertumbuhan (%)

Wisatawan Asing

Pertumbuhan %

2008 23.782.802 -0,3 338.959 49,3

2009 24.075.027 1,2 254.551 -24,9

2010 25.066.687 4,1 205.033 -19,5

2011 25.781.420 2,8 215.347 5,0

2012 26.021.223 4,8 221.410 2,8

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan tabel 1 menunjukan pertumbuhan kunjungan wisatawan ke objek wisata di Jawa Barat cenderung fluktuatif, terlihat pada tahun 2009 terjadi penurunan pertumbuhan wisatawan asing mencapai -24,9%, dan pada tahun 2010 kembali terjadi penurunan pertumbuhan kemabali sebesar -19,5 %. Sebaliknya, wisatawan nusantara sendiri dari tahun – ketahun menunjukan pertumbuhan yang membaik. Meningkatnya kecenderungan masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata tentunya berdampak positif bagi perkembangan sektor pariwisata di daerah – daerah yang ada di Provinsi Jawa Barat.

Pertumbuhan jumlah kunjungan wisata yang terjadi di Jawa Barat erat kaitannya dengan daerah tujuan wisata dengan keunggulannya yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke Jawa Barat. Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Barat yang memiliki pertumbuhan objek daya tarik wisata dan berpotensi untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata, daya tarik wisata di Kabupaten Tasikmalaya terdiri dari wisata alam, wisata budaya, wisata Argo dan wisata minat khusus. Terdapat beberapa objek wisata yang tercatat di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya Seperti:, Cipanas Galunggung, Pantai Karangtawulan, Lokasi Ziarah


(14)

Pamijahan, Kampung Naga, Pantai Cipatujah, Pantai Sindangkerta, Pantai Pamayangsari, Taman Bubujung Indah, Lokasi Ziarah Makam Syech Tubagus Anggariji dan Wanawisata Cipanas Galunggung. Berikut ini dapat data arus kunjungan wisatawan ke objek wisata di Kabupaten Tasikmalaya dapat di lihat pada tabel 1.2 sebagai berikut:

Tabel 1.2

Data Arus Kunjungan Wisatawan ke objek wisata di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2006-2011

NO Dearah Tujuan Wisata Jumlah Wisatawan

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Cipanas Galunggung 114,052 123,936 144,686 148,160 103,853 132,339 2 Pantai Karangtawulan 9,513 9,223 10,518 13,302 10,444 7,977 3 Pamijahan 359,042 408,163 316,315 302,704 258,816 258,479 4 Kampung Naga 12,320 17,046 13,053 8,349 45,373 58,811 5 Pantai Cipatujah 6,543 10,841 19,801 17,475 19,865 11,927 6 Pantai Sindangkerta 11,754 13,909 31,253 34,219 30,336 26,594 7 Pantai Pamayangsari 13,288 12,812 26,799 11,753 11,710 12,461 8 Taman Bubujung Indah 6,595 7,215 11,045 28,649 25,698 17,830 9 Makam Syech Tubagus

Anggariji

7,047 7,970 6,478 7,955 9,600 6,360 10 Wanawisata Cipanas

Galunggung

110,616 84,821 144,685 4,665 3,575 3,860

Jumlah 650,770 695,936 724,633 577,231 519,270 536,638

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya

Dari data diatas terjadi penurunan arus wisatawan yang berkunjung ke objek – objek wisata di Kabupaten Tasikmalaya terutama pada tahun 2008 – 2009 yaitu mengalami penurunan sebanyak 147,402 orang. Oleh karena itu Disbudpar Kabupaten Tasikmalaya perlu untuk mengembangkan strategi pemasaran yang efektif, dimana strategi pemasaran tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan, sehingga intensitas kunjungan wisatawan yang masuk ke Kabupaten


(15)

Tasikmalaya meningkat, selain strategi pemasaran yang menjadi tolak ukur meningkatnya kunjungan wisatawan, kepuasan pengunjung terhadap produk – produk wisatapun menjadi salah satu acuan agar menghasilkan repeater guest dan menghindari terjadi resiko kehilangan pengunjung.

Menurut Solahuddin Nasution, M. Arif Nasution dan Janianton Damanik (2005, hlm. 83) gambaran kualitas ODTW di lapangan dari perspektif konsumen dan menghasilkan rekomendasi untuk perbaikan atau peningkatan secara nyata, kajian ilmiah juga akan dapat mengidentifikasi pandangan, harapan, dan kebutuhan – kebutuhan wisatawan terhadap ODTW. Gambaran kualitas ODTW ini mempunyai implikasi yang strategis dalam pengembangan produk yang disukai sesuai dengan kebutuhan wisatawan terutama wisatawan yang mayoritas mampu memberikan prioritas keamanan, kenyamanan, ketenangan dan pengalaman baru. Ditambahkan oleh Weiller dan Hall dalam Jurnal Studi Pembangunan (2005, hlm. 88) saat ini terjadi pergeseran preferensi perjalanan wisata dari bentuk “organized mass tourism” menuju bentuk “organized individual tourism”. mereka cenderung meninggalkan produk – produk wisata massal dan beralih menuju produk – produk wisata unik (un-mainstream) yang beragam dan berkualitas tinggi (high quality). Maka dari itu, inovasi – inovasi dan pengembangan produk baru juga sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan keberagaman produk wisata agar tingkat kepuasan semakin tinggi.

Kotler dan Keller (2003, hlm. 78) mendefinisikan kepuasan konsumen sebagai perasaan konsumen, baik itu berupa kesenangan atau kekecewaan yang timbul dari membandingkan penampilan sebuah produk dihubungkan dengan harapan konsumen atas produk tersebut. Apabila penampilan produk yang diharapkan oleh konsumen tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, maka dapat dipastikan konsumen akan merasa tidak puas dan apabila penampilan produk sesuai atau lebih baik dari yang diharapkan konsumen, maka kepuasan atau kesenangan akan dirasakan konsumen. Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengembangkan industri pariwisata di Indonesia diantaranya mengadakan


(16)

sarana akomodasi yang memadai, promosi, kemudahan perjalanan, penambahan dan pengembangan kawasan pariwisata, dan meningkatkan kualitas produk atau terus mengupayakan produk wisata baru. Pariwisata dapat dijadikan pemicu pembangunan pada berbagai sektor dan andalan dalam mengumpulkan sumber dana pembangunan daerah. Demikian juga dengan Kabupaten Tasikmalaya yang menyimpan potensi pariwisata yang cukup menjanjikan dengan keragaman daya tarik wisata baik wisata pantai maupun wisata pegunungan. Salah satunya yaitu objek wisata Gunung Galunggung. Gunung Galunggung adalah salah satu gunung berapi di Indonesia yang terletak di Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Gunung Galunggung merupakan gunung berapi dengan ketinggian 2.167 meter di atas permukaan laut, terletak sekitar 17 km dari pusat kota Tasikmalaya. Terdapat beberapa daya tarik wisata yang ditawarkan antara lain obyek wisata pemandian air panas dan daya tarik wana wisata dengan areal seluas kurang lebih 120 hektare di bawah pengelolaan Perum Perhutani. Obyek wisata pemandian air panas dibawah pengelolaan Pemda seluas kurang lebih 3 hektar berupa pemandian air panas (Cipanas) dengan fasilitas kolam renang, kamar mandi dan bak rendam air panas. Disamping itu, panorama kawah yang indah menjadi menjadi daya tarik untuk pada pendaki dan penggemar fotografi atau wisata keluarga yang hanya sekedar menikmati pemandangan alam Gunung Galunggung. 620 tangga yang menjadi salah satu tempat favorit untuk berfoto. Di kawasan ini terdapat berbagai fasilitas (Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya) seperti areal parkir, mesjid, kafe, sarana bermain anak – anak, kolam renang, bak rendam air panas, arena pertunjukan, camping ground, shelter – shelter dan sentra oleh – oleh dan jajanan.

Dari keterangan daya tarik, atraksi dan aksesibilitas berikut tabel pertumbuhan kunjungan wisatawan Gunung Galunggung Tahun 2006 – 2013:

Tabel 1.3

Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan ke Gunung Galunggung Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2006-2013


(17)

Tahun Wisatawan Jumlah Pertumb uhan (%) Cipanas Galunggung Pertumbuh-an (%) Wana wisata Galunggung Pertumbuh-an (%)

2006 114.052 - 110.616 - 224,668 -

2007 123.936 8,7 84.821 -25,8 208,757 -7,1

2008 144.686 16,7 144.685 70,5 289,371 38,6

2009 14.816 2,4 4.665 -96,8 152,825 -47,2

2010 103.853 -29 3.575 -23,3 107,428 -29,7

2011 132.339 27,4 3.860 7,97 136,199 26,8

2012 105.503 -11,2 45.305 84,2 150.808 9,6

2013 165.894 22,2 95.503 35,6 261.397 7,8

Sumber: Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya.

Berdasarkan data pertumbuhan kunjungan wisatawan diatas pada tahun 2009 terjadi penurunan jumlah wisatawan yang signifikan yaitu -47,2 % dengan jumlah wisatawan sebanyak 152,825 orang dan pada tahun 2010 mengalami penurunan kembali sebesar -29,7 %. Hal ini disebabkan karena pada Februari 2009 status Gunung Galunggung aktif kembali, sehingga membuat wisatawan khawatir dan takut untuk mengunjungi KWGG. Kemudian terjadi kenaikan arus kunjungan wisatawan pada tahun 2011 – 2013 hal ini dikarenakan pada tahun 2010 Pemerintah setempat telah memperbaiki kualitas jalan menuju KWGG dan juga status Gunung Galunggung dinyatakan aman kembali sehingga wisatawan dapat mengunjungi KWGG. Maka dari itu pertumbuhan kunjungan wisatawan di KWGG cenderung fluktuatif.

Kawasan Wisata Gunung Galunggung sebagai salah satu aset pariwisata di Kabupaten Tasikmalaya perlu di perhatikan mengingat kawasan wisata ini memiliki daya tarik alami yang tidak dimiliki oleh obyek wisata sejenis. Kawasan ini dihadapkan pada tantangan untuk menarik hati para wisatawan agar mau berkunjung baik dari keindahan alam, keindahan puncak gunung, atraksi wisata yang disuguhkan, kebudayaan masyarakat lokal dan curug juga pemandian air panas alami yang hanya satu – satunya (unsur tengible) dan juga pelayanannya (unsur intengible). Kawasan Wisata Gunung Galunggung sendiri mempunyai produk wisata yang sudah dibentuk, mulai dari jenis daya tarik wisata, aktivitas


(18)

wisata, fasilitas wisata dan aksesibilitas. Gamal Suwantoro (2004: 48) Produk wisata merupakan rangkaian dari berbagai jasa yang saling terkait, yaitu jasa yang dihasilkan berbagai perusahaan (segi ekonomis), jasa masyarakat (segi sosial/ psikologis) dan jasa alam. Produk wisata juga merupakan gabungan dari berbagai komponen, antara lain: atraksi suatu daerah tujuan wisata, fasilitas/ aminities yang tersedia, dan aksesibilitas ke dan dari daerah tujuan wisata. Produk wisata di Kawasan Wisata Gunung Galunggung sendiri belum ditinjau lebih lanjut, apakah produk wisata tersebut sudah menimbulkan kepuasan pengunjung atau belum, timbulnya kepuasan pengunjung sendiri bereaksi positif terhadap peningkatan pengunjung, disamping akan terjadi strategi pemasaran word of mouth yang baik juga akan menimbulkan repeater guests. Karena itulah diperlukan suatu studi mengenai kajian terhadap kepuasan pengunjung terhadap kualitas produk wisata guna meningkatkan kunjungan wisata dan repeater guest yang telah disuguhkan oleh Kawasan Wisata Gunung Galunggung yang nantinya diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak yang terkait guna meningkatkan kualitas produk wisata yang menjadi tolak ukur kepuasan pengunjung dan menimbulkan repeater guests untuk Kawasan Wisata Gunung Galunggung.. Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan wisatawan, kualitas memberikan dorongan kepada wisatawan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan objek wisata. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian yaitu: “Pengaruh Kualitas Produk Wisata terhadap Kepuasan Wisatawan yang Berkunjung di Kawasan Wisata Gunung Galunggung”.

1.2Rumusan Masalah

Kawasan Wisata Gunung Galunggung merupakan salah satu kawasan wisata di Kabupaten Tasikmalaya. Kawasan Wisata Gunung Galunggung memiliki daya tarik alami yang berbeda dengan kawasan lain yang sejenis. Potensi yang dapat ditemukan di Kawasan Wisata Gunung Galunggung diantaranya pemandangan alam yang masih asri keanekaragaman jenis flora dan


(19)

fauna dapat ditemukan di sana, keindahan panorama kawah mati dan adanya pemandian air panas alami satu – satunya di Tasikmalaya. Jika potensi yang ada didukung dengan fasilitas dan aksesibilitas yang baik tentunya akan menimbulkan kepuasan berwisata di kawasan tersebut. Untuk itu perlu diketahui kualitas produk wisata yang saat ini berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung, dengan hasil yang nantinya diperoleh dapat menjadi masukan bagi pihak yang berkepentingan dalam mengambil kebijakan untuk perencanaan dan pengelolaan yang tepat sehingga berdampak bagi kemajuan kawasan ini ke depannya. Dari uraian tersebut dapat dirumuskan:

1. Bagaimana kualitas produk wisata di Kawasan Wisata Gunung Galunggung?

2. Bagaimana kepuasan pengunjung Kawasan Wisata Gunung Galunggung? 3. Bagaimana pengaruh kualitas produk wisata terhadap kepuasan pengunjung

di Kawasan Wisata Gunung Galunggung?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi produk pariwisata di Kawasan Wisata Gunung Galunggung

2. Menganalisis kualitas produk wisata terhadap kepuasan pengunjung di Kawasan Wisata Gunung Galunggung

3. Menganalisis pengaruh produk wisata Kawasan Gunung Galunggung terhadap kepuasan wisatawan yang berkunjung

1.4Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan, wawasan, pengalaman, dan pemahaman tentang kepariwisataan.


(20)

kepedulian akan lingkungan dan pariwisata serta sarana informasi dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia.

3. Bagi pemerintah, Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah masukan untuk dapat memperhatikan kepuasan pengunjung Kawasan Wisata Gunung Galunggung yang ditinjau dari kualitas produk wisata yang ditawarkan sehingga mampu menghindari resiko kehilangan pengunjung dan menimbulkan repeater guest serta dapat bersaing dengan objek wisata lain yang telah dikemas secara profesional.

1.5Struktur Organisasi Skripsi

Dalam penyusunan skripsi mahasiswa Manajemen Resort dan Leisure dengan menginduk kepada sistematika penulisan yang tercantum dalam buku Pedoman Akademik terbitan Universitas Pendidikan Indonesia. Berikut sistematika yang digunakan penulis.

1. Bab I : Pendahuluan

Berisi mengenai penjabaran latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

2. Bab II : Kajian Pustaka

Berisi teori – teori para ahli yang mendukung penelitian dan kerangka pemikiran.

3. Bab III : Metode Penelitian

Penjabaran mengenai metode yang digunakan untuk penjelasan seperti: Lokasi, Populasi, Variabel, Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan data.

4. Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penjelasan mengenai hasil penelitian berdasarkan data – data yang sudah terkumpul dan pembahasannya.


(21)

Berisi tentang kesimpulan dari penelitian dan rekomendasi untuk pengelola objek penelitian.

6. Daftar Pustaka

Daftar sumber – sumber yang mendukung dalam pengumpulan data, pengumpulan teori, dan studi literatur dalam penulisan skripsi.


(22)

Rani Dilla Oktavianty, 2014

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah Kawasan Wisata Gunung Galunggung yang berada di Desa Linggajati Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya. Gunung Galunggung merupakan Gunung berapi dengan ketinggian 2.167 mdpl, terletak sekitar 17 km dari pusat Kota Tasikmalaya. Gunung Galunggung merupakan salah satu gunung berapi tipe strato di Pulau Jawa yang masih aktif. Menurut Vulcanological Survey of Indonesia (VSI) kawasan Gunung Galunggung meliputi areal seluas kurang lebih 275 km2 dengan diameter sekitar 27 km (barat laut – tenggara) dan 13 km (timur laut – barat). Sebelah barat Gunung Galunggung berbatasan dengan Gunung Karasak, sebelah utara berbatasan dengan Gunung Talagabodas, sebelah timur berbatasan dengan Gunung Sawal dan sebelah selatan berbatasan dengan batuan tersier Pegunungan Selatan.

3.2Objek Penelitian

Objek penelitian adalah suatu tanggapan dari responden tentang variabel independen mengenai kualitas produk wisata yang terdiri dari mutu DTW, mutu atraksi wisata, mutu sarana penunjang wisata, dan mutu aksesibilitas dengan variabel dependen kepuasan wisatawan yang terdiri dari ekspektasi dan persepsi wisatawan terhadap kualitas produk wisata. Adapun objek yang dijadikan dalam penelitian ini adalah wisatawan lokal yang sedang berkunjung ataupun yang telah berkunjung ke Kawasan Wisata Gunung Galunggung. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh kualitas produk wisata terhadap tingkat kepuasan wisatawan yang berkunjung.

3.3Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi


(23)

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono: 2011). Berdasarkan pengertian diatas maka populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang melakukan kunjungan ke Kawasan Wisata Gunung Galunggung.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2011) sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu. Bila populasi besar, peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misal karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu. Maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari populasi itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel harus benar – benar mewakili. Sampel pada penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Wisata Gunung Galunggung bulan Mei - Juni tahun 2014. Dalam hal ini penulis menggunakan teknik Probability Sampling yaitu teknik sampling untuk menemukan sampel yang akan digunakan untuk menentukan sampel penelitian. Probability Sampling yang digunakan yaitu Simple Random Sampling. Teknik pengambilan sampelnya dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata atau jenjang yang ada dalam populasi. Adapun penulis menggunakan rumus Slovin dalam menentukan jumlah sampel:

n = N 1 + ne2

Dimana : n = jumlah sampel yang diambil N = Jumlah populasi

e = persen kelonggaran ketidaksesuaian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolelir (e = 0,1)

Berdasarkan rumus diatas maka jumlah sampel penelitian ini adalah : n = 136.199


(24)

1 + 136.199 (0,1)2 n = 136.199

1362

n = 99,9 dibulatkan menjadi 100 orang.

3.4Metode Penelitian yang Digunakan

Berdasarkan pada objek yang dilakukan pada penelitian ini, maka penelitian ini bersifat deskriptif dan verfikatif. Menurut Zikmund (2003, hlm. 718) penelitian deskiptif adalah rancangan penelitian untuk menggambarkan karakteristik dari sebuah populasi atau fenomena yang terjadi. Penelitian deskriptif pada penelitian ini bertujuan pemecahan masalah secara aktual. Dengan metode ini akan dilaksanakan penyusunan data, menganalisa dan menginterpretasikannya tentang data yang dikumpulkan atau variabel yang diteliti. Maka dapat diartikan tujuannya untuk memperoleh deskripsi mengenai pengaruh kualitas produk wisata terhadap tingkat kepuasan wisatawan yang berkunjung.

Penelitian verifikatif adalah penelitian yang pada dasarnya ingin menguji kebenaran melalui pengumpulan data di lapangan (Suharsimi Arikunto, 2009, hlm. 7). Penelitian ini digunakan untuk menguji kebenaran dari hipotesis melalui pengumpulan data di lapangan. Penelitian verifikatif untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kualitas produk wisata terhadap tingkat kepuasan wisatawan yang berkunjung.

Penelitian ini digunakan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, sehingga metode yang digunakan asalah cross sectional method, yaitu metode penelitian dengan cara memperbaiki objek dalam kurun waktu tertentu atau tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang (Husein Umar, 2001, hlm. 45). Data dapat diperoleh dari sumber data primer dan sekunder, dimana data primer yaitu hasil menyebarkan kuisioner kepada wisatawan yang dijadikan sampel.


(25)

3.5.1 Pengukuran Data

Dalam penelitian ini menggunakan pengukuran skala interval yaitu data yang jaraknya sama, tetapi tidak mempunyai nilai nol absolut (mutlak) (Sugiyono, 2008, hlm. 24).

3.5.2 Penetapan Skala

Dalam penelitian ini tanggapan responden atas sikap dan mengenai kualitas produk wisata terhadap kepuasan wisatawan yang berkunjung di Kawasan Wisata Gunung Galunggung dengan menggunakan skala Likert yang termasuk dalam skala non perbandingan. Menurut Sugiyono (2008, hlm. 93) skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Setiap item akan diberikan 5 pilihan jawaban untuk setiap pertanyaan. Pilihan terhadap masing – masing jawaban untuk tanggapan responden atas dimensi kualitas produk wisata (X) dan kepuasan wisatawan (Y) diberi skor sebagai berikut:

1. Bobot nilai 5 berarti sangat setuju 2. Bobot nilai 4 berarti setuju 3. Bobot nilai 3 berarti cukup setuju 4. Bobot nilai 2 berarti tidak setuju

5. Bobot nilai 1 berarti sangat tidak setuju

Alasan penelitian menggunakan skala likert 1-5 yaitu untuk memberikan pilihan jawaban yang lebih banyak kepada responden. Dari perhitungan skor kuisioner tersebut dapt ditentukan masing – masing nilai variabel apakah sudah memenuhi kriteria yang ada atau belum. Hal tersebut dapat diketahui dengan menentukan interval, yaitu skor jawaban terendah dibagi banyaknya kelas pengelompokkan.


(26)

Untuk mengklasifikasikan kelompok interval tersebut, maka dibuat garis kontinum. Menurut Sudjana (dalam Sabila, 2013, hlm. 40) rumus untuk menentukan jenjang interval adalah sebagai berikut:

NJI (Nilai Jenjang Interval)

Nilai tertinggi - Nilaiterendah

Jumlah Kriteria Pernyataan

Dimana nilai NJI adalah interval untuk menentukan sangat tidak baik, tidak baik, cukup baik, baik dan tidak baik dari suatu variabel. Jika diumpamakan jumlah pernyataan suatu variabel adalah tiga pernyataan dengan skor pernyataan terbesar 5 dan skor pernyataan terendah adalah 1 dengan responden sebanyak 100 orang, maka perhitungan garis kontinum adalah sebagai berikut:

Jumlah kriteria pernyataan : 5

Nilai tertinggi secara keseluruhan : (3 x 5 x 100) = 1500 Nilai terendah : (3 x 1 x 100) = 300

Selanjutnya dapat diketahui interval untuk mengklasifikasikan penilaian adalah: NJI = 1500 – 300

5 = 240

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai jenjang interval sebesar 240, maka klasifikasi penilaian yang tertuang dalam garis kontinum adalah:

300 540 780 1020 1260 1500

3.6Definisi Operasional

Untuk menghindari perbedaan penafsiran dalam penelitian ini, maka penulis mendefinisikan secara operasional penelitian ini sebagai berikut:

3.6.1 Kualitas Produk Wisata


(27)

Berdasarkan produk wisata yang berada di kawasan wisata Gunung Galunggung penulis mengambil ukuran kualitas produk wisata sebagai patokan berpengaruh atau tidaknya terhadap kepuasan wisatawan yang berkunjung. Batasan mengenai kualitas produk wisata sendiri yaitu menurut Solahuddin Nasution, M. Arif Nasution dan Janianton Damanik dalam Jurnal Pembangunan Vol 1 (2005, hlm. 89), kualitas produk wisata adalah persepsi terhadap daya tarik serta harapan atas keputusan – keputusan yang yang akan diperoleh dari atraksi wisata tersebut berakumulasi menjadi kekuatan yang besar untuk mendorong seseorang untuk menentukan pilihan atas destinasi wisata yang dikunjungi. Dan berikut dimensi dari kualitas produk wisata sebagai patokan penelitian ini:

1. Mutu daya tarik wisata, kualitas DTW merupakan hal yang elementer dalam pariwisata. Mutu DTW yang aik akan berdampak positif pada besaran jumlah wisatawan dan lama tinggal disuatu destinasi wisata. Dalam hal ini persepsi wisatawanlah yang menjadi tolak ukur untuk melihat tingkat mutu DTW tersebut. Disini mutu DTW mencakup keunikan, keaslian, keramahan, keindahan, keamanan, kebersihan dan memory.

2. Mutu atraksi wisata, atraksi wisata yang dianalisis terdiri dari unsur – unsur yang didasarkan pada kelengkapan (completeness) suatu atraksi wisata. Komponen atraksi wisata disini terbatas pada sifat yang tangible serta aktivitas yang dapat dilakukan wisatawan.

3. Mutu sarana pendukung wisata, dari sisi produk wisata, sarana pendukung wisata merupakan salah satu elemen yang menentukan mutu DTW secara keseluruhan, karena merupakan basis utama layanan dan “tangga” pertama bagi wisatawan untuk menilai kualitas produk wisata.

4. Mutu aksesibilitas, aksesibilitas adalah merupakan salah satu komponen penting produk wisata. Aksesibilitas bisa membuat wisatawan menjangkau atraksi dan akomodasi yang ditawarkan di pasar wisata, yang


(28)

memungkinkan wisatawan berkunjung ke berbagai macam DTW dengan mudah dan nyaman. Faktor kemudahan, efesiensi dan kenyamanan menjadi bagian yang tidak terpisahkan pada unsur aksesibilitas.

Dalam penelitian ini, dimensi yang dipakai adalah mutu daya tarik wisata, mutu atraksi wisata, mutu sarana pendukung wisata dan mutu aksesibilitas karena merupakan salah satu langkah strategis untuk memperkuat pemasaran produk yaitu dengan menonjolkan kualitas produk wisata yang baik, sehingga memenuhi harapan wisatawan dan akhirnya menimpulkan kepuasan wisatawan yang berkunjung.

3.6.2 Kepuasan Wisatawan yang berkunjung

Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa sesorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap ekspektasi mereka. Jika kinerja gagal memenuhi ekpektasi, pelanggan akan tidak puas. Jika kinerja sesuai dengan ekspektasi, pelanggan akan puas. Jika kinerja melebihi ekspektasi, pelanggan akan sangat puas atau senang (Philip Kotler, Swee Hoon Ang, Siew Meng Leong, Ching Tiong Tan 2000, hlm. 50-51).

3. Gunung Galunggung adalah salah satu destinasi wisata alam yang berpotensi di Tasikmalaya, dengan daya tarik alam keindahan kawah mati, pemandian air panas alami dan Curug Cijalu serta aktivitas yang dapat dilakukan pengunjung seperti hiking ke kawah mati, camping di area hutan wisata Gunung Galunggung dan pemandian air panas alami sangat berpotensi untuk menarik wisatawan lokal dan mancanegara. Daya tarik, fasilitas, dan aksesibilitas dikemas dalam produk wisata. Dalam penelitian ini penulis menganalisis kualitas produk wisata kawasan wisata Gunung Galunggung terhadap kepuasan wisatawan yang berkunjung. Wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata Gunung Galunggung merupakan populasi dari penelitian ini.


(29)

Menurut Sugiyono (2009, hlm. 5) yang disebut variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Penelitian ini mempunyai dua variabel inti yaitu variabel bebas (independent variable) variabel yang mempengaruhi variabel terkait secara positif ataupun negatif dan variabel terkait (dependent variable) variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel bebas yang diteliti adalah mengenai pengaruh kualitas produk wisata (X) yang terdiri atas: mutu daya tarik wisata, mutu atraksi wisata, mutu fasilitas penunjang wisata dan mutu aksesibilitas. Variabel terikat yang diteliti adalah Kepuasan Wisatawan (Y). Pengoperasian variabel dari kedua variabel yang dijadikan objek pada penelitian ini menggunakan skala ordinal, berikut tabel operasional variabel:

Tabel 3.1 Oprasional Variabel

Konsep

Variabel Sub Variabel Dimensi Indikator Skala

No. Item Kualitas Produk Wisata (X) Solahuddin Nasution, M. Arif Nasution dan Janianton Damanik (2005, hlm. 89), kualitas produk wisata

1. Mutu Daya Tarik Objek Wisata

1. Kawah Mati

1. Kemenarikan Kawah Mati

KWGG Ordinal 1

2. Kebersihan Kawah Mati Ordinal 2 3. Keamanan dan kenyamanan

selama berada di area Kawah

Mati KWGG Ordinal 3

2. Curug Cijalu

1. Kemenarikan Curug

Panoongan Ordinal 4

2. Kebersihan Curug Panoongan Ordinal 5 3. Kenyamanan dan keamanan

selama berada di area Curug

Panoongan Ordinal 6

2. Mutu Atraksi

Wisata 1. Hiking Kawah Mati

1. Kemenarikan mendaki ke

kawah mati Ordinal 7

2. Kebersihan jalur pendakian


(30)

adalah persepsi terhadap daya tarik serta harapan atas keputusan –

keputusan yang yang akan diperoleh dari atraksi wisata tersebut beakumulasi menjadi kekuatan yang besar untuk mendorong seseorang untuk menentukan pilihan atas destinasi wisata yang dikunjungi.

3. keamanan dan kenyamanan

selama melakukan pendakian Ordinal 9

2. Berendam Air Panas Alami

1. Kemenarikan aktivitas

berendam air panas alami Ordinal 10 2. kebersihan area kolan dan

kamar rendam Ordinal 11

3. kenyamanan dan keamanan fasilitas kolam dan kamar

rendam Ordinal 12

3. Berkemah di kawasan KWGG

1. Kemenarikan aktivitas

berkemah Ordinal 13

2. Kenyamanan dan keamanan

berkemah di KWGG Ordinal 14

3. Mutu Sarana Penunjang Wisata

1. Tempat beristirahat

1. Kenyamanan dan keamanan

saung peristirahatan Ordinal 15 2. Akses menuju saung

peristirahatan Ordinal 16

2. Usaha pengelolaan makanan

1. Keberagaman warung -

warung makanan Ordinal 17

2. Keberagaman menu Ordinal 18 3. Kenyamanan dan kebersihan

warung - warung makanan Ordinal 19

3. Sarana Penunjang Lainnya

1. Kebersihan toilet Ordinal 20 2. Kebersihan tempat beribadah Ordinal 21 3. Keamanan dan kenyamanan

sarana rekreasi anak Ordinal 22 4. Keamanan dan kenyamanan

tempat parkir Ordinal 23

5. Kelengkapan souvenir atau

oleh - oleh untuk wisatawan Ordinal 24

4. Mutu Aksesibiltas

1. Transportasi

1. Kemudahan akses menuju

KWGG Ordinal 25

2. Keamanan dan kenyamanan

akses menuju KWGG Ordinal 26

2. Infrastruktur 1. Penerangan lampu jalan

disepanjang jalan ke KWGG Ordinal 27 Tabel 3.1

Lanjutan

Konsep

Variabel Variabel Dimensi Indikator Skala

No. Item

Kepuasan Kepuasan

Wisatawan

1. Kepuasan

wisatawan terhadap

1. Tingkat kepuasan wisatawan


(31)

Wisatawan (Y)

DTW yang dirasakan KWGG

2. Tingkat kepuasan wisatawan terhadap suasana Curug

Panoongan KWGG Ordinal 2

2. Kepuasan

wisatawan terhadap mutu atraksi wisata yang dirasakan

1. Tingkat kepuasan wisatawan terhadap aktivitas hiking

menuju kawah mati Ordinal 3 2. Tingkat kepuasan wisatawan

terhadap aktivitas berendam di

pemandian air panas Ordinal 4 3. Tingkat kepuasan wisatawan

terhadap aktivitas Camping Site Ordinal 5

3. Kepuasan

wisatawan terhadap mutu sarana

penunjang wisata yang dirasakan

1. Tingkat kepuasan wisatawan terhadap kualitas tempat

beristirahat Ordinal 6

2. Tingkat kepuasan wisatawan terhadap usaha pengelolaan

makanan Ordinal 7

3. Tingkat kepuasan wisatawan terhadap sarana penunjang

wisata lainnya Ordinal 8

4. Kepuasan

wisatawan terhadap mutu aksesibilitas yang dirasakan

1. Tingkat kepuasan wisatawan terhadap transpotrasi menuju

KWGG Ordinal 9

2. Tingkat kepuasan wisatawan terhadap infrastruktur menuju

KWGG Ordinal 10

3.8Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan proses pengadaan data untuk kepentingan penelitian. Data yang terkumpul digunakan untuk hipotesis yang telah dirumuskan.

Adapun penulis melakukan teknik pengumpulan data dengan dua cara, yaitu:

3.8.1 Pengumpulan data primer

Merupakan sebuah teknik pengumpulan data dimana data diperoleh secara langsung dari lokasi penelitianagar mendapat data yang lengkap dan berkaitan


(32)

dengan masalah yang diteliti. Pengumpulan data primer diperoleh dengan cara sebagai berikut:

1. Metode angket (kuisioner)

Behubungan dengan angket atau quesioner dijelaskan oleh Arikunto (2002, hlm. 124) sebagai berikut: ”Quesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.

Angket dalam penelitian ini terdiri dari komponen atau variabel yang dijabarkan melalui sub komponen, indikator-indikator dan pertanyaan. Butir-butir pertanyaan atau pernyataan itu merupakan gambaran tentang kualitas produk wisata yang meliputi daya tarik wisata, atraksi wisata, sarana penunjang wisata, aksesibilitas, serta kepuasan pengunjung terhadap kualitas produk wisata tersebut. Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup.

Untuk memperlancar dalam penyusunan butir-butir pertanyaan atau pernyataan angket serta alternatif jawaban yang tersedia, maka responden hanya diperkenankan untuk menjawab salah satu alternatif jawaban. Jawaban yang dikemukakan oleh responden didasarkan pada pendapatnya sendiri atau suatu hal yang dialaminya.

2.Pengumpulan data sekunder

Adalah data – data yang diperoleh dari sumber kedua untuk mendukung kumpulan data yang diperoleh melalui buku – buku ilmiah, tulisan dan karangan ilmiah yang berkaitan dengan penelitian. Yang termasuk kedalam teknik pengumpulan data sekunder yaitu studi literatur. Studi literatur adalah usaha pengumpulan informasi yang berhubungan dengan teori – teori yang ada kaitannya dengan masalah dan variabel penelitian.

3.9 Alat Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrument. Instrument penelitian merupakan alat-alat yang digunakan


(33)

dalam penelitian terutama berkaitan dengan proses pengumpulan data. Tentang hal tersebut oleh Nurhasan dan Cholil (2007, hlm. 6). dikatakan “Dengan alat ukur ini kita akan memperoleh data dari suatu objek tertentu, sehingga kita dapat mengungkapkan tentang keadaan objek tersebut secara objektif”

Dengan konsep penelitian yaitu ini maka penulis menggunakan instrumen penelitian sebagai berkut:

3.9.1 Angket

Angket dalam penelitian ini terdiri dari komponen atau variabel yang dijabarkan melalui sub komponen, indikator-indikator dan pertanyaan. Butir-butir pertanyaan atau pernyataan itu merupakan gambaran tentang variabel atau masalah yang diteliti. Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup.

3.9.2 Alat Tulis

Sebagai alat untuk mencatat data – data penting baik melalui observasi ataupun angket yang di gunakan.

3.9.3 Kamera Digital

Untuk mendokumentasikan bentuk fisik dari daya tarik, aktivitas, fasilitas, aksesibilitas dari Kawasan Gunung Galunggung sebagai acuan pengelolaan data.

3.10 Teknik Pengelolaan Data 3.10.1 Uji Validitas

Didalam penelitian ini, data mempunyai kedudukan paling tinggi karena data merupakan gambaran variabel yang diteliti dan fungsinya sebagai pembentukan hipotesis. Oleh karena itu, benar atau tidaknya data sangat


(34)

menentukan hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data tergantung dari benar tidaknya instrumen pengumpulan data.

Menurut Sugiyono (2010, hlm. 102) “ instrumen penelitian adalah suatu alat untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamanati”. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara –cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu, instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.

Suharsimi Arikunto (2009, hlm. 145), yang dimaksud dengan validitas

adalah “suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen”. Suatu instrumen yang valid atau sah mempunyai validitas yang tinggi.

Dan sebaliknya instrumen yang kurang berarti mempunyai tingkat validitas yang rendah.

Tipe validitas yang digunakan adalah konstruk yang menentukan validitas dengan cara mengkorelasikan antara skor yang diperoleh dari masing – masing item berupa pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan penjumlahan dari skor item. Korelasi antara skor item dan skor total harus signifikan. Bedasarkan statistik, bila tenyata skor semua item yang disusun berdasarkan dimensi konsep berkolerasi dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan bahwa alat ukut tersebut mempunya validitas.

Untuk menguji validitas setiap item pertanyaan dalam penelitian ini menggunakan kolerasi rank spearman, yaitu korelasi data ordinal atau data berjenjang . jadi variabel yang akan dikorelasikan berdasarkan perbedaan urutan kedudukan skornya, bukan pada skor hasil pengukuran sebenarnya. Teknik korelasi spearman ini hanya efektif digunakan bila jumlah subjeknya atau N- nya


(35)

berjumlah 10 – 30, bila lebih dari 30 sebaiknya menggunakan teknik korelasi lain. Lambang korelasi spearman adalah r (dibaca: rho), (Hartono 2008, hlm. 71).

Rumus Korelasi Rank Spearman tersebut sebagai berikut: p = 1 - 6 ( D)2

N (N2 – 1)

(Hartono 2008:71) Keterangan :

p = Koefisien Korelasi Rank Spearman 6 & 1 = Bilangan konstan (tidak boleh diubah) D & B = Beda urutan skor pada variabel 1 dengan 2 N = Number of men atau jumlah pasangan

Validitas menunjukan sejauh mana relevansi pertanyaan terhadap apa yang ditanyakan atau apa yang ingin diukur dalam penelitian. Tingkap validitas kuesioner diukur berdasarkan koefisien validitas yang dalam hal ini menggunakan koefisien korelasi item total yang terkoreksi. Menurut Robert M. Kaplan & Dennis (1993, hlm. 141) suatu pertanyaan dikatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya lebih dari atau sama dengan 0,3. Item pengujian untuk validitas ini terdiri dari 30 kuisioner yang disebar ke populasi di penelitian ini yaitu wisatawan yang berkunjung di Kawasan Wisata Gunung Galunggung. Setelah dinyatakan valid maka kuisinoer akan disebar ke 100 orang wisatawan di KWGG.

Perhitungan valitditas instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS IBM Statistics 20 for Windows. Berdasarkan hasil perhitungan semua item instrumen valid.


(36)

Tabel 3.2

Hasil Pengujian Validilitas

No Pernyataan Variabel X Nilai r

hitung

Nilai r

tabel Ket.

1 Kemenarikan Kawah Mati KWGG 0,431 0,3 Valid

2 Kebersihan Kawah Mati 0,608 0,3 Valid

3 Keamanan dan kenyamanan selama berada di area Kawah Mati 0,657 0,3 Valid

4 Kemenarikan Curug Panoongan 0,641 0,3 Valid

5 Kebersihan Curug Panoongan 0,632 0,3 Valid

6 Kenyamanan dan keamanan selama berada di area Curug

Panoongan 0,751 0,3

Valid

7 Kemenarikan mendaki ke kawah mati 0,403 0,3 Valid

8 Kebersihan jalur pendakian menuju kawah mati 0,631 0,3 Valid 9 Keamanan dan kenyamanan selama melakukan pendakian 0,751 0,3 Valid 10 Kemenarikan aktivitas berendam air panas alami 0,481 0,3 Valid

11 Kebersihan area kolan dan kamar rendam 0,620 0,3 Valid

12 Kenyamanan dan keamanan fasilitas kolam dan kamar rendam 0,589 0,3 Valid

13 Kemenarikan aktivitas berkemah 0,429 0,3 Valid

14 Kenyamanan dan keamanan berkemah di KWGG 0,587 0,3 Valid

15 Kenyamanan dan keamanan saung peristirahatan 0,696 0,3 Valid

16 Akses menuju saung peristirahatan 0,486 0,3 Valid

17 Keberagaman warung - warung makanan 0,536 0,3 Valid

18 Keberagaman menu 0,429 0,3 Valid

19 Kenyamanan dan kebersihan warung - warung makanan 0,614 0,3 Valid

20 Kebersihan toilet 0,647 0,3 Valid

21 Kebersihan tempat beribadah 0,684 0,3 Valid

22 Keamanan dan kenyamanan sarana rekreasi anak 0,407 0,3 Valid

23 Keamanan dan kenyamanan tempat parkir 0,464 0,3 Valid

24 Kelengkapan souvenir atau oleh - oleh untuk wisatawan 0,422 0,3 Valid

25 Kemudahan akses menuju KWGG 0,426 0,3 Valid

26 Keamanan dan kenyamanan akses menuju KWGG 0,425 0,3 Valid 27 Penerangan lampu jalan disepanjang jalan ke KWGG 0,574 0,3 Valid


(37)

Tabel 3.2 Lanjutan

No Pernyataan Variabel Y Nilai r

hitung

Nilai r

tabel Ket.

1 Kepuasan menikmati kawah mati 0,456 0,3 Valid

2 Kepuasan menikmati Curug Panoongan 0,522 0,3 Valid

3 Kepuasan terhadpa aktivitas hiking kawah mati 0,572 0,3 Valid 4 Kepuasan terhadap aktivitas berendam air panas alami 0,694 0,3 Valid

5 Kepuasan terhadap blok perkemahan KWGG 0,672 0,3 Valid

6 Kepuasan terhadap saung peristirahatan 0,730 0,3 Valid

7 Kepuasan terhadap warung – warung penjual makanan 0,770 0,3 Valid 8 Kepuasan terhadap sarana penunjang (toilet, mushola, sarana

rekreasi anak, parkir area dan toko oleh – oleh) 0,756 0,3

Valid

9 Kepuasan terhadap akses menuju KWGG 0,707 0,3 Valid

10 Kepuasan terhadap kondisi jalan menuju KWGG 0,445 0,3 Valid

Dengan demikian, semua item yang memiliki korelasi kurang dari 0,30 dapat disisihkan dan item – item yang memiliki korelasi diatas 0,30 dengan pengertian semakin tinggi korelasi itu mendekati angka satu (1,00) maka semakin baik juga konsistensinya (validitasnya).

3.10.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2010, hlm. 268), reabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positivistic (kuantitatif), suatu data dinyatakan reliable apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecahkan menjadi dua menunjukan data yang tidak berbeda.

Menurut Suharsimi Arikunto (2009, hlm 247), reabilitas menunjukan suatu pengertian bahwa instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik.


(38)

Berdasarkan definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa isntrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya.

Pada penelitian ini reliabilitas dicari dengan rumus alpha atau cronbach’s alpha (α) dikarenakan instrumen pertanyaan kuisioner yang dipakai merupakan

rentangan antara beberapa nilai dalam hal ini menggunakan skalia likert 1 sampai dengan 5.

Rumus Cronbach’s alpha adalah sebagai berikut:

r 11 =

[

][

]

(Husein Umar. 2010:65) Keterangan :

r 11 = Realibilitas Instrumen k = banyaknya butir pertanyaan

σt2 = varian total

σb2 = jumlah varian butir tiap pertanyaan

Jumlah varian butir pertanyaan dicari dengan rumus:

n

(Husein Umar, 2010, hlm. 66) Keterangan:

n = jumlah sampel

σ = nilai varian


(39)

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Jika koefisien internal seluruh item rhitung > rtabel dengan tingkat

signifikan 5 % maka item pertanyan dinyatakan reliabel

b. Jika koefisien internal seluruh item rhitung < rtabel dengan tingkat signifikan 5 % maka item pertanyan dinyatakan tidak reliabel

Menurut Robert M. Kaplan (1993, hlm. 126) kelompok item dalam suatu dimensi dinyatakan reliabel jika koefisien reliabilitasnya tidak lebih rendah dari 0,7. Bila koefisien reliabilitas telah dihitung, maka menentukan keeratan hubungan bisa digunakan kriteria Guilford (1956), yaitu:

Kurang dari 0,20 : Hubungan sangat kecil dan bisa diabaikan 0,20 - < 0,40 : Hubungan yang kecil (tidak erat)

0,40 - < 0,70 : Hubungan yang cukup erat 0,70 - < 0,90 : Hubungan yang erat (reliabel) 0,90 - < 1,00 : Hubungan yang sangat erat

1,00 : Hubungan yang sempurna

Pengujian reliabilitas instrumen pada penelitian ini dilakukan terhadap 30 responden dengan tikat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) n-2 (30-2=28) dengan bantuan software IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Berikut tabel pengelolaan data uji reliabilitas instrumen penelitian.

Tabel 3.3

Tabel Pengujian Reliabilitas Instrumen

No Pernyataan Nilai r hitung Nilai r tabel Ket.

1 Kualitas Produk Wisata 0,911 0,7 Sangat Reliabel

2 Kepuasan Wisatawan 0,824 0,7 Reliabel

3.11 Rancangan analisis data deskriptif

Menurut Sugiyono (2010, hlm. 147-148) mengungkapkan “analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menganalisa data dnegan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana


(40)

adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi’”.

Analisis deskriptif ini juga dapat digunakan untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi variabel dengan analisis regresi, dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata – rata sampel atau populasi yang sudah tanpa diuji signifikansinya.

Pada penelitian ini, analisis data deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel – variabel penelitian, diantaranya:

1. Analisis deskriptif tanggapan pengunjung mengenai kualitas produk wisata di Kawasan Wisata Gunung Galunggung yang terdiri dari mutu DTW, mutu atraksi wisata, mutu sarana penunjang wisata, dan mutu aksesibilitas,

2. Analisis deskriptif tanggapan pengunjung mengenai kepuasan wisatawan yang terdiri dari ekpektasi dan persepsi di KWGG

3.12 Rancangan analisis data verifikatif

Menurut Hartono ( 2008, hlm. 93), analisis linier sederhana adalah salah satu analisis peramalan nilai variabel bebas (X) atau lebih terhadap variabel terikat (Y). Bila skor variabel bebas diketahui maak skor variabel terikatnya dapat diprediksi besarnya. Dalam penelitian ini variabel bebas (X) yaitu kualitas produk wisata sedangkan variabel terkait (Y) yaitu kepuasan wisatawan yang berkunjung.

3.12.1 Metode MSI

Menurut Jonathan Sarwono (2012, hlm. 250), metode suksesif interval merupakan proses mengubah data ordinal menjadi data interval. Kualitatif atau bukan angka sebenarnya. Data ordinal menggunakan angka sebagai simbol data kualitatif. Dalam contoh dibawah ini, misalnya:


(41)

- Angka 1 mewakili “sangat tidak setuju”

- Angka 2 mewakili “ tidak setuju”

- Angka 3 mewakili “netral”

- Angka 4 mewakili “setuju”

- Angka 5 mewakili “sangat setuju”

Dalam banyak prosedur statistik seperti regresi, korelasi Pearson, uji t dan lain sebagainya mengharuskan data berskala interval. Oleh karena itu, jika kita hanya mempunyai data berskala ordinal; maka data tersebut harus diubah kedalam bentuk interval untuk memenuhi persyaratan prosedur-prosedur tersebut. Kecuali jika kita menggunakan prosedur, seperti korelasi Spearman yang mengujinkan data berskala ordinal; maka kita tidak perlu mengubah data yang sudah ada tersebut. Itulah sebabnya dalam bagian ini penulis memberikan contoh cara mengubah data berskala ordinal menjadi data berskala interval.

Penelitian ini menggunakan skala ordinal seperti yang dijelaskan dalam operasional variabel. Oleh karena itu semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu ditransformasi menjadi skala interval dengan cara MSI. Langkah – langkah untuk melakukan transformasi data tersebut menurut Harun Al-Rasyid (1994: 131) adalah sebagai berikut:

- Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pertanyaan

- Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan dilakuakan perhitungan proporsi (ρ) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah responden

- Berdasarkan proporsi tersebut dilakukan perhitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan pertanyaan

- Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pilihan jawaban pertanyaan


(42)

- Menentukan nilai interval rata – rata (scale value) untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut:

Scale Value

= (Decinty At Lower Limit ) – (Decinty At Upper Limit) (Area Below Upper Limit) – (Area Below Lower Limit)

- Menghitung nilai hasil transformasi setiap pilihan jawaban melalui rumus persamaan sebagai berikut:

Nilai hasil transformasi : score = scale value minimum + 1

Data yang telah terbentuk skala interval kemudian ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan variabel tersebut.

3.12.2 Analisis Regresi Linier Sederhana

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah agresi linier sederhana. Menurut Riduwan dan Akdon (2010, hlm. 133) regresi linier sederhana atau peramalan adalah salah satu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi dimasa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil. Kegunaan regresi linier sederhana dalam penelitian ini adalah untuk meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y) yautu kepuasan pengunjung di Kawasan Wisata Gunung Galunggung apabila variabel bebas (X) diketahui. Adapun variabel bebas pada penelitian ini adalah kualitas produk wisata.

Regresi linier sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variaberl terikat (Y).


(43)

\

(Riduwan dan Akdon, 2010 hlm. 133) Keterangan:

Y = Subjek variabel yang diproyeksikan yaitu Y (kepuasan pengunjung) X = Variabel bebas yang memiliki nilai tertentu untuk diprediksikan, yaitu

kualitas produk wisata

a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0

b = Nilai arah sebagai penentu prediksi yang menunjukan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y

3.13 Uji Asumsi Regresi

Menurut Wahid Sulaiman (2004, hlm. 88) untuk memperoleh model regresi yang terbaik, dalam arti secara statistik adalah BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), maka model regresi yang diajukan harus memenuhi persyaratan uji normalitas, uji asumsi heteroskedastisitas, uji asumsi linieritas, dan uji hipotesis.

3.13.1 Uji Asumsi Normalitas

Syarat utama untuk melakukan analisis regresi adalah normalitas, sebagaimana yang diungkap oleh Triton (2005, hlm. 76), bahwa sampel hendaknya memenuhi prasyarat distribusi normal. Data yang mengandung data ekstrim biasanya tidak memenuhi asumsi normalitas. Jika sebaran data mengikuti sebaran normal, maka populasi dari mana data diambil berdistribusi normal dan akan dianalisis menggunakan analisis parametrik. Data dinyatakan berdistribusi normal apabila signifikansinya lebih besar dari 0.05. dan jika leboh kecil dari 0,05 maka data residual terdistribusi tidak normal. Uji normalitas distribusi data dalam penelitian ini menggunakan Uji Kolmogorov – Smirnov. Untuk itu penulis


(44)

melakukan uji normalitas kedua variabel dengan menggunakan bantuan Software SPSS 20 for Windows.

Uji Kolmogorov – Smirnov berdasar pada kriteria adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai probabilitas > 0,05 maka dinyatakan data berdistribusi normal 2) Jika nilai probabilitas < 0,05 maka dinyatakan data berdistribusi tidak

normal.

Berikut ini merupakan tabel yang aan menjelaskan hasil uji asumsi normalitas dengan uji kolmogorov – smirnov menggunakan Software SPSS 20 for Windows:

Tabel 3.4

Kolmogorov - Smirnov

Unstandardized Residual

N 100

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation 4474.72989913 Kolmogorov-Smirnov Z .670

Asymp. Sig. (2-tailed) .761 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Pengolahan Data Software SPSS IBM 20

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi yang ditunjukkan sebesar 0,761. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 sesuai dengan kriteria pengambilan keputusan menurut Uji Kolmogorov – Smirnov. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa persyaratan normalitas bisa dipenuhi.

3.13.2 Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji ini digunakan sebagai prasyarat dalam regresi linier. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linierity dengan taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan linier bila signifikansi kurang dari 0,05. Untuk itu penulis


(45)

menggunakan uji linieritas dengan menggunakan Software SPSS 20 for Windows. Berikut ini tabel yang menjelaskan hasil uji linieritas:

Tabel 3.5 Anova Table

Sumber: Pengelolahan Data 2014

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui hasil uji linieritas yaitu sebesar 0,000. Nilai tersebut termasuk kedalam syarat nilai linier yaitu < 0,05. Maka dapat dikatakan bahwa variabel X dan Y pada penelitian ini mempunyai hubungan yang signifikan atau linier.

3.13.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang terjadi homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dilakukan dengan cara mengkolerasikan setiap variabel beban dengan nilai mutlak residualnya menggunakan korelasi Rank Spearman. Berikut ini merupakan tabel yang akan menjelaskan uji heteroskedastisitas menggunakan SPSS Statistic 20, yaitu:

Mean Square F Sig.

Kepuasan * Kualitas_pr oduk

Between Groups

(Combined) 66039610.115 5.560 .000 Linearity 764346439.401 64.347 .000 Deviation from

Linearity 41100080.498 3.460 .000 Within Groups 11878504.363


(46)

Tabel 3.6

Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa

Model t Sig.

1

(Constant) .000 1.000 Kualitas_Produk .000 1.000 a. Dependent Variable: abresid

Model regresi yang baik adalah jika dalam hasil pengujian ini dinyatakan homogen atau homoskedastisitas. Karena jika homogen maka data sesuai dengan apa yang dibahas dalam penelitian ini. Salah satu cara untuk melihat adanya gejala heteroskidastisitas digunaka Uji Park Geyser dengan bantuan SPSS 20 for Windows. Jika dalam Uji Park Geyser parsial diperoleh nilai signifikansi t hitung lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadinya gejala heteroskidastisitas.

3.13.4Uji hipotesis

Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi antara variabel X dan Y dilakukan dengan membandingkan t hitung dan t tabel yaitu dengan menggunakan rumus distribusi student, yaitu sebagai berikut:

t =

Sumber: Sugiyono (2009, hlm. 250) Keterangan:

t = distribusi student r = koefisien korelasi n = banyaknya data

Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah; Jika t hitung > t tabel maha Ho ditolak dan Ha diterima


(47)

3.13.5 Koefisien Determinasi

Setelah variabel menjadi persamaan, selanjutnya dilakukan pengujian koefisien determinasi yang digunakan untuk melihat persentase seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh Kualitas Produk Wisata KWGG terhadap Kepuasan Wisatawan yang berkunjung. Berikut adalah tabel interpretasi koefisien korelasi nilai r menurut Sugiyono (2011, hlm. 75).

Koefisien determinasi digunakan untuk menunjukan seberapa besar pengaruh antara kedua variabel yang diteliti, maka dihitung koefisien detrminasi (Kd) dengan asumsi faktor-faktor lain diluar variabel dianggap konstan/tetap (cateris paribus). Rumus koefisien determinasi (Kd) yaitu :

Kd = r² x 100%

Keterangan : Kd =Koefisien Determinasi

r =Koefisien korelasi Dimana apabila :

Kd = 0, Berarti pengaruh variabel x terhadap variabel y, lemah. Kd = 1, Berarti pengaruh variabel x t erhadap variabel y, kuat

Pengaruh tinggi rendahnya koefisien determinasi tersebut digunakan pedoman yang dikemukakan oleh Guilford yang dikutip oleh Supranto (2001, hal. 227) adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7


(48)

Pernyataan Keterangan

> 4% Pengaruh Rendah Sekali 5% - 16% Pengaruh Rendah Tapi Pasti 17% - 49% Pengaruh Cukup Berarti 50% - 81% Pengaruh Tinggi atau Kuat

> 80% Pangaruh Tinggi Sekali Sumber : Supranto (2001, hal. 227)


(49)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Kualitas produk wisata menurut responden di Kawasan Wisata Gunung Galunggung adalah cukup. Hal ini dilihat dari tanggapan responden mengenai mutu objek daya tarik wisata alam, mutu atraksi wisata, mutu sarana penunjang wisata dan mutu aksesibilitas yang memberi penilaian netral.

2. Tanggapan responden mengenai kepuasan mereka terhadap produk wisata KWGG dinilai cukup. Hal ini dikarenakan masih ada salah satu komponen yang sangat perlu diperhatikan yaitu aksesibilitas menuju KWGG. Secara keseluruhan responden menilai netral terhadap kepuasan mereka akan kualitas produk wisata.

3. Berdasarkan hasil pengujian linieritas dan hipotesis menunjukan bahwa variabel kualitas produk wisata mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap kepuasan wisatawan yang berkunjung di KWGG dengan persentase koefisien determinasi sebesar 40,3%. Dan 59,7% yaitu variabel lainnya yang tidak penulis teliti. Hal tersebut harus dipertahankan dan juga ditingkatkan dengan melakukan inovasi – inovasi produk baru, pengembangan produk dan juga peningkatan kualitas produk wisata.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan dari kesimpulan, maka direkomendasikan beberapa hal seperti yang terdapat dibawah ini:

1. Untuk meningkatkan kualitas produk wisata perlu diadakannya pengembangan produk dan inovasi – inovasi produk baru seperti


(50)

diadakannya event rutin diantaranya festival budaya setempat, pemanfaatan mata pencaharian sehari – hari warga sebagai atraksi wisata seperti agrowisata, pembuatan batako, membangun vila – vila minimalis untuk long term tour wisatawan, memperhatikan kebersihan dan kenyamanan sarana penunjang wisata, perbaikan aksesibilitas wisata, memperbaiki bangunan sebagai unsur tangible di KWGG, dan memperbanyak aktivitas wisata seperti kegiatan berkemah, bersepeda ke KWGG.

2. Selain pengelolaan produk wisata penulis juga merekomendasikan untuk memberi perhatian lebih terhadap pemasaran KWGG, hal ini disebabkan sangat minim sekali pengunjung yang mengetahui KWGG dari media massa ataupun media elektronik. Guna memperkenalkan keindahan alam Tasikmalaya, menumbuhkan wisatawan baru, juga keunikan budayanya sangat penting sekali memasarkan KWGG melalui surat kabar, media elektronik seperti website, televisi, radio karena hal tersebut lebih efektif dengan jangkauan pasar yang lebih luas. Diharapkan untuk pemerintah dapat mengelola dan memasarkan aset – aset pariwisata di KWGG, sebelumnya harus ada perbaikan dari pengelolaan dan pemeliharaan KWGG agar kualitas nya menjadi yang terbaik sehingga pemerintah percaya diri untuk memasarkan KWGG. Setelah penulis observasi eksistensi aset – aset maupun ODTW di Tasikmalaya terlihat rendah dibandingkan daerah tetangga yaitu Garut. Jika pengembangan dan pengelolaan di sektor pariwisata terfokus suatu obyek wisata dapat menjadi sumber pendapatan yang besar.

3. Diharapkan untuk pemilik usaha – usaha yang bergerak di bidang perjalanan wisata agar mempererat kerjasama dengan pemerintah untuk memajukan KWGG, hal ini juga dapat menimbulkan simbiosis mutualisme jika dilakukan dengan profesional. Tidak hanya pemerintah yang memasarkan dan menjual KWGG, pengusaha – pengusaha yang bergerak di bidang perjalanan wisata juga ikut memasarkan juga menjual KWGG.


(1)

Rani Dilla Oktavianty, 2014

Pengaruh Kualitas Produk Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Yang Berkunjung Di Kawasan Wisata Gunung Galunggung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Kualitas produk wisata menurut responden di Kawasan Wisata Gunung Galunggung adalah cukup. Hal ini dilihat dari tanggapan responden mengenai mutu objek daya tarik wisata alam, mutu atraksi wisata, mutu sarana penunjang wisata dan mutu aksesibilitas yang memberi penilaian netral.

2. Tanggapan responden mengenai kepuasan mereka terhadap produk wisata KWGG dinilai cukup. Hal ini dikarenakan masih ada salah satu komponen yang sangat perlu diperhatikan yaitu aksesibilitas menuju KWGG. Secara keseluruhan responden menilai netral terhadap kepuasan mereka akan kualitas produk wisata.

3. Berdasarkan hasil pengujian linieritas dan hipotesis menunjukan bahwa variabel kualitas produk wisata mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap kepuasan wisatawan yang berkunjung di KWGG dengan persentase koefisien determinasi sebesar 40,3%. Dan 59,7% yaitu variabel lainnya yang tidak penulis teliti. Hal tersebut harus dipertahankan dan juga ditingkatkan dengan melakukan inovasi – inovasi produk baru, pengembangan produk dan juga peningkatan kualitas produk wisata.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan dari kesimpulan, maka direkomendasikan beberapa hal seperti yang terdapat dibawah ini:

1. Untuk meningkatkan kualitas produk wisata perlu diadakannya


(2)

124

Rani Dilla Oktavianty, 2014

Pengaruh Kualitas Produk Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Yang Berkunjung Di Kawasan Wisata Gunung Galunggung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diadakannya event rutin diantaranya festival budaya setempat, pemanfaatan mata pencaharian sehari – hari warga sebagai atraksi wisata seperti agrowisata, pembuatan batako, membangun vila – vila minimalis untuk long term tour wisatawan, memperhatikan kebersihan dan kenyamanan sarana penunjang wisata, perbaikan aksesibilitas wisata, memperbaiki bangunan sebagai unsur tangible di KWGG, dan memperbanyak aktivitas wisata seperti kegiatan berkemah, bersepeda ke KWGG.

2. Selain pengelolaan produk wisata penulis juga merekomendasikan untuk memberi perhatian lebih terhadap pemasaran KWGG, hal ini disebabkan sangat minim sekali pengunjung yang mengetahui KWGG dari media massa ataupun media elektronik. Guna memperkenalkan keindahan alam Tasikmalaya, menumbuhkan wisatawan baru, juga keunikan budayanya sangat penting sekali memasarkan KWGG melalui surat kabar, media elektronik seperti website, televisi, radio karena hal tersebut lebih efektif dengan jangkauan pasar yang lebih luas. Diharapkan untuk pemerintah dapat mengelola dan memasarkan aset – aset pariwisata di KWGG, sebelumnya harus ada perbaikan dari pengelolaan dan pemeliharaan KWGG agar kualitas nya menjadi yang terbaik sehingga pemerintah percaya diri untuk memasarkan KWGG. Setelah penulis observasi eksistensi aset – aset maupun ODTW di Tasikmalaya terlihat rendah dibandingkan daerah tetangga yaitu Garut. Jika pengembangan dan pengelolaan di sektor pariwisata terfokus suatu obyek wisata dapat menjadi sumber pendapatan yang besar.

3. Diharapkan untuk pemilik usaha – usaha yang bergerak di bidang perjalanan wisata agar mempererat kerjasama dengan pemerintah untuk memajukan KWGG, hal ini juga dapat menimbulkan simbiosis mutualisme jika dilakukan dengan profesional. Tidak hanya pemerintah yang memasarkan dan menjual KWGG, pengusaha – pengusaha yang bergerak di bidang perjalanan wisata juga ikut memasarkan juga menjual KWGG.


(3)

125

Rani Dilla Oktavianty, 2014

Pengaruh Kualitas Produk Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Yang Berkunjung Di Kawasan Wisata Gunung Galunggung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang mencakup strategi yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata juga Perum Perhutani Tasikmalaya dalam meningkatkan kepuasan wisatawan yang berkunjung di KWGG sehingga terjadi repeater guest dan terdapat sikap yang loyal terhadap KWGG.

5. Perlu diadakannya edukasi yang dilakukan oleh pengelola bagi wisatawan yang berhubungan dengan rasa kebersamaan dalam memiliki KWGG hal ini agar wisatawan juga mencintai dan sadar bahwa alam itu adalah aset, agar mereka juga menjaganya dan tidak melakukan vandalisme, membuang sampah sembarangan, dan senantiasa memelihara KWGG. Dengan memberikan edukasi bahwa alam adalah bagian dari dirinya sendiri, para wisatawan tidak akan merusak apa yang menjadi bagian dari dirinya.

6. Untuk mengembangkan KWGG harus dibarengi dengan adanya standar kualitas sarana dan prasarana wisata oleh pengelola agar penilaian mengenai kepuasan terhadap kualitas produk wisata berstandar tinggi. Hal ini juga berguna untuk meningkatkan keberagaman karakterisitik wisatawan, jika penilaian tentang standar kualitas produk wisata tinggi maka pengaplikasiannya terhadap kualitas produk wisatapun pengelola harus mengupayakan berstandar tinggi juga (high standard) yang akan berpengaruh terhadap kepuasan wisatawan, karena dari waktu ke waktu terjadi perkembangan minat wisatawan terhadap tempat wisata yang berkelas, menghasilkan pengalaman unik, dan mempunyai gengsi tersendiri ketika mereka sempat mengunjungi sebuah kawasan wisata yang berstandar tinggi. Hal ini juga dapat menimbulkan perluasan pasar, jika standar rendah maka hanya wisatawan lokal saja yang loyal. Akan tetapi jika standar tinggi wisatawan internasional juga akan menjadi loyal.


(4)

Rani Dilla Oktavianty, 2014

Pengaruh Kualitas Produk Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Yang Berkunjung Di Kawasan Wisata Gunung Galunggung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

AR. Siti. (2012) Pengaruh Kualitas Produk Wisata Terhadap Kepuasan Pengunjung (Survei dilakukan pada pengunjung kawasan taman wisata alam cimanggu di Kabupaten Bandung). Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia.

Arikunto, Suharsimi (2009) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rikena Cipta

Bovy dan Lawson. (1998). Kepariwisataan. Jakarta: Grafindo

Christie Mill, Robert. (1990). Tourism: The International Bussines. New Jersey: Prentice Hall.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008): Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat bahasa edisi keempat . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Dinas Budaya Dan Pariwisata. (2013). Rencana Induk Pengembangan Wisata. Tasikmalaya

Dinas Tata Ruang dan Pemukiman. (2013). Zonasi Kawasan Wisata Gunung Galunggung. Tasikmalaya

Hartono. (2008) Analisis Data Sekunder dan Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Harun Al-Rasyid, (1994) Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Penelitian: Bandung: Bidang Studi Antropologi Program Pasca Sarjana UNPAD

Inskeep, Edward. (1991) Tourism Planning An Integrated Sustainable Development. Kotler, Philip dan Armstrong, Gary (2009), Prinsip - prinsip Pemasaran, Jilid 2,

Edisi Kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga

Kotler, Philip dan Amstrong, Gary (2008), Prinsip – Prinsip Pemasaran Jilid 1, Edisi Keduabelas. Jakarta: Penerbit Erlangga

Kotler, Philip. dkk. (2000) Manajemen Pemasaran, Perspektif Asia. Yogyakarta: Penerbit ANDI.


(5)

Rani Dilla Oktavianty, 2014

Pengaruh Kualitas Produk Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Yang Berkunjung Di Kawasan Wisata Gunung Galunggung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kotler, Philip dan Keller, Kevin (2002) Marketing Management 12th Edition. New Jersey: Prentice Hall.

Lupiyoadi, Rambat. (2001). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat. Mill, R.C dan Morisson, A. M., 1985. The Tourism System: An Introduction Text.

Englewood Cliffs. Printice – Hall. Inc.

Nasution, Solahuddin. Dkk (2005) Jurnal Studi Pembangunan Vol 1: Persepsi Wisatawan Mancanegara Terhadap Kualitas Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW)

Perum Perhutani. (2013). Kawasan Wisata Gunung Galunggung. Tasikmalaya. Purwanto, (2004) Jurnal Ilmiah Pariwisata Vol 9: Kualitas Produk Wisata Tehadap

Minat Berkunjung Kembali ke Kebun Binatang Surabaya

Pringadi, Azmi. (2013) Pengaruh Atribut Produk Wisata Alam Curug Muara Jaya Terhadap Keputusan Berkunjung. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia.

Poerwanto. (2003) Geografi Pariwisata dalam Diktat Kuliah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R: Universitas Jember

Pusat Vulkanologi dan Badan Mitigasi Bencana Geologi. (2014) Data Gunung Api. Bandung.

Riduwan dan Akdon, (2010) Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta

Saksono, Arie. (2009) 55 Pendakian Terindah, National Geographic Traveler Edisi Desember.

Sarwono, Jonathan (2012) Statistik Terapan Aplikasi Untuk Riset Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung: Penerbit Gramedia Direct

Spillane, J.J., 1994. Pariwisata Indonesia: Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan, Yogyakarta: Kanisius

Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), Bandung: Alfabeta


(6)

Rani Dilla Oktavianty, 2014

Pengaruh Kualitas Produk Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Yang Berkunjung Di Kawasan Wisata Gunung Galunggung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sulaiman, Wahid. (2004) Analisis – Analisis Regresi menggunakan SPSS. Yogyakarta: ANDI

Tjiptono, Fandy. (2006). Pemasaran Jasa. Malang : Bayu Media Publishing Tjiptono, Fandy. (2007) Strategi Pemasaran. Yogyakarta: ANDI.

Umar, Husein (2010) Desain Penelitian Manajemen Strategik. Jakarta: Rajawali Pers.

Yoeti, Oka. (2002) Pemasaran Pariwisata Terpada. Bandung: Penerbit Angkasa. Yoeti, Oka A. (2008). Ekonomi Pariwisata. Jakarta: Kompas

Yoeti, Oka A. (2008). Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: PT. Pradaya Paramita

Yoeti, Oka A. (1996). Pemasaran Pariwisata Terpadu. Bandung: Penerbit Angkasa

Referensi dari Internet:

Munavitz. Setzer (2010). Pariwisata Teknologi. [Online]

Tersedia di: http://www.pariwisatadanteknologi.blogspot.com. Diakses 27 Maret 2014.

Web Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. [Online]