PENINGKATAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DA
KEMITRAAN SEKOLAH DENGAN PIHAK EKSTERNAL
PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2015
Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut di atas, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (Badan PSDMPK dan PMP) melalui Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan telah menyusun pedoman pelatihan Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah Dalam Mengelola Kurikulum. Pedoman yang tersusun diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan Pelatihan Peningkatan Kompetensi untuk Kepala Sekolah Dalam Mengelola Kurikulum.
Pedoman Pelatihan Peningkatan Kompetensi bagi Kepala Sekolah Dalam Mengelola Kurikulum ini memuat Pendahuluan, Program Pelatihan, Mekanisme Pelatihan, Evaluasi, dan Penutup. Di samping itu, terdapat lampiran yang memuat format administrasi penyelenggaraan, format penilaian, penjadwalan, instrumen evaluasi penyelenggaraan, tata tertib, sistematika laporan, format Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan, dan silabus setiap materi pelatihan.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih serta penghargaan atas perjuangan dan dedikasi tinggi para pengembang materi, penyusun pedoman, dan perangkat pelatihan lainnya. Semoga keberadaan Pedoman ini dapat berkontribusi positif terhadap efektivitas pelatihan yang diiringi harapan dengan terlaksana kurikulum secara efektif dapat meningkatkan mutu lulusan dari seluruh jenjang pendidikan.
Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan
Jakarta, Mei 2015 Kepala Badan PSDMPK dan PMP
Komplek Kemdikbud Gedung D Lantai 17, Jln. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat, 10270 Telp.(021) 57946110, Fax. (021) 57946110
Prof. Dr. Syawal Gultom
Kampus Pusbangtendik Jln. Raya Cinangka Km. 19 Bojongsari, Depok, 16517
NIP 196202031987031002
Telp. (021) 7490411, Fax. (021) 7491174
website: http:bpsdmpk.kemdikbud.go.idpusbangtendik email: tendikkemdikbud.go.id
Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut di atas, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (Badan PSDMPK dan PMP) melalui Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan telah menyusun pedoman pelatihan Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah Dalam Mengelola Kurikulum. Pedoman yang tersusun diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan Pelatihan Peningkatan Kompetensi untuk Kepala Sekolah Dalam Mengelola Kurikulum.
Pedoman Pelatihan Peningkatan Kompetensi bagi Kepala Sekolah Dalam Mengelola Kurikulum ini memuat Pendahuluan, Program Pelatihan, Mekanisme Pelatihan, Evaluasi, dan Penutup. Di samping itu, terdapat lampiran yang memuat format administrasi penyelenggaraan, format penilaian, penjadwalan, instrumen evaluasi penyelenggaraan, tata tertib, sistematika laporan, format Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan, dan silabus setiap materi pelatihan.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih serta penghargaan atas perjuangan dan dedikasi tinggi para pengembang materi, penyusun pedoman, dan perangkat pelatihan lainnya. Semoga keberadaan Pedoman ini dapat berkontribusi positif terhadap efektivitas pelatihan yang diiringi harapan dengan terlaksana kurikulum secara efektif dapat meningkatkan mutu lulusan dari seluruh jenjang pendidikan.
Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan
Jakarta, Mei 2015 Kepala Badan PSDMPK dan PMP
Komplek Kemdikbud Gedung D Lantai 17, Jln. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat, 10270 Telp.(021) 57946110, Fax. (021) 57946110
Prof. Dr. Syawal Gultom
Kampus Pusbangtendik Jln. Raya Cinangka Km. 19 Bojongsari, Depok, 16517
NIP 196202031987031002
Telp. (021) 7490411, Fax. (021) 7491174
website: http:bpsdmpk.kemdikbud.go.idpusbangtendik email: tendikkemdikbud.go.id
Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal
i
PETA KONSEP ........................................................................... vii
di tingkat penyiapan Narasumber Nasional, Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah Sasaran.
GLOSARIUM .............................................................................. viii
Pedoman ini memberikan acuan umum bagi semua lembaga penyelenggara terkait,
agar melaksakan Pelatihan dengan baik dan terkendali sesuai dengan konsep dan
I. PENDAHULUAN ...................................................................
nilai historis perubahan kurikulum yang berlaku secara nasional. Secara substantif, pedoman ini terdiri atas 5 bagian, yaitu Pendahuluan, Program Pelatihan, Mekanisme
A. Petunjuk Pembelajaran .................................................
Pelatihan, Evaluasi, dan Penutup.
B. Kompetensi yang Akan Dicapai ......................................
Kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam penyusunan pedoman ini, kami
C. Ruang Lingkup Materi ...................................................
ucapkan terima kasih dan penghargaan atas dedikasi dan sumbangan pemikirannya. Semoga pedoman ini dapat memberi manfaat positif terhadap pelaksanaan Pelatihan
D. Langkah-Langkah Pembelajaran ....................................
Kegiatan ToT Narasumber Nasional Kurikulum Bagi Kepala Sekolah tahun 2015
E. Penilaian .....................................................................
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
II. KEGIATAN PEMBELAJARAN KEMITRAAN SEKOLAH DENGAN
Jakarta, Mei 2015
PIHAK EKSTERNAL .............................................................
Kepala Pusbangtendik
A. Deskripsi Materi .............................................................
B. Tujuan Pembelajaran .....................................................
C. Uraian Materi ................................................................
Dr. Muhammad Hatta
1. Konsep Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal .....
NIP.195507201983031003
2. Implementasi Program Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal .......................................................... 25
D. Aktivitas Pembelajaran ................................................... 33
1. Uraian Aktivitas Pembelajaran dan Lembar Kerja In Service Learning 1...................................................... 33
2. Uraian Aktivitas Pembelajaran dan Lembar Kerja On the Job Learning ......................................................
3. Uraian Aktivitas Pembelajaran dan Lembar Kerja In Service Learning 2.....................................................
ii
Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal
PETA KONSEP ........................................................................... vii
di tingkat penyiapan Narasumber Nasional, Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah Sasaran.
GLOSARIUM .............................................................................. viii
Pedoman ini memberikan acuan umum bagi semua lembaga penyelenggara terkait,
agar melaksakan Pelatihan dengan baik dan terkendali sesuai dengan konsep dan
I. PENDAHULUAN ...................................................................
nilai historis perubahan kurikulum yang berlaku secara nasional. Secara substantif, pedoman ini terdiri atas 5 bagian, yaitu Pendahuluan, Program Pelatihan, Mekanisme
A. Petunjuk Pembelajaran .................................................
Pelatihan, Evaluasi, dan Penutup.
B. Kompetensi yang Akan Dicapai ......................................
Kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam penyusunan pedoman ini, kami
C. Ruang Lingkup Materi ...................................................
ucapkan terima kasih dan penghargaan atas dedikasi dan sumbangan pemikirannya. Semoga pedoman ini dapat memberi manfaat positif terhadap pelaksanaan Pelatihan
D. Langkah-Langkah Pembelajaran ....................................
Kegiatan ToT Narasumber Nasional Kurikulum Bagi Kepala Sekolah tahun 2015
E. Penilaian .....................................................................
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
II. KEGIATAN PEMBELAJARAN KEMITRAAN SEKOLAH DENGAN
Jakarta, Mei 2015
PIHAK EKSTERNAL .............................................................
Kepala Pusbangtendik
A. Deskripsi Materi .............................................................
B. Tujuan Pembelajaran .....................................................
C. Uraian Materi ................................................................
Dr. Muhammad Hatta
1. Konsep Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal .....
NIP.195507201983031003
2. Implementasi Program Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal .......................................................... 25
D. Aktivitas Pembelajaran ................................................... 33
1. Uraian Aktivitas Pembelajaran dan Lembar Kerja In Service Learning 1...................................................... 33
2. Uraian Aktivitas Pembelajaran dan Lembar Kerja On the Job Learning ......................................................
3. Uraian Aktivitas Pembelajaran dan Lembar Kerja In Service Learning 2.....................................................
Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal
iii
3. Model kemitraan sekolah dengan sekolah dengan pihak
4. Contoh Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal
4. Jejaring kemitraan pendidikan menengah .........................
5. Alur prosedur kemitraan antar lembaga ............................
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Contoh mendorong partisipasi masyarakat dalam pembelajaran .....................................................................
2. Contoh format program tindak lanjut ...................................
iv
Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal
3. Model kemitraan sekolah dengan sekolah dengan pihak
4. Contoh Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal
4. Jejaring kemitraan pendidikan menengah .........................
5. Alur prosedur kemitraan antar lembaga ............................
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Contoh mendorong partisipasi masyarakat dalam pembelajaran .....................................................................
2. Contoh format program tindak lanjut ...................................
Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal
v v
serta peningkatan kualitas pendidikan.
Analisa partership
: Analisa dilakukan untuk menentukan pihak- pihak yang akan diajak untuk bermitra perlu mempertimbangkan agar dapat dihasilkan strategi dan kerjasama yang benar-benar mendorong peningkatan kualitas dan produktivitas, terutama bagi tamatan SMK.
BNSP : Badan Nasional Serifikasi Profesi
BSNP : Badan Standar Nasional Pendidikan
Kemenag : Kementerian Agama Republik Indonesia
Kemenperin : Kementerian Perindustrian Republik Indonesia
Kementan : Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Gambar 1. Peta konsep materi latih kemitraan sekolah dengan pihak eksternal
Kemsos : Kementerian Sosial Republik Indonesia
DUDI
: Dunia Usaha Dunia Industri
Finansial : mengenai (urusan) keuangan
Institusi
: lembaga; pranata sesuatu yang dilembagakan oleh undang-undang, adat atau kebiasaan
KADIN
: Kamar Dagang dan Industri
Kemitraan
: Keinginan untuk berbagi tanggungjawab yang
diwujudkan melalui perilaku hubungan dimana semua pihak yang terlibat saling bantu-
membantu untuk mencapai tujuan bersama.
vi
Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal
serta peningkatan kualitas pendidikan.
Analisa partership
: Analisa dilakukan untuk menentukan pihak- pihak yang akan diajak untuk bermitra perlu mempertimbangkan agar dapat dihasilkan strategi dan kerjasama yang benar-benar mendorong peningkatan kualitas dan produktivitas, terutama bagi tamatan SMK.
BNSP : Badan Nasional Serifikasi Profesi
BSNP : Badan Standar Nasional Pendidikan
Kemenag : Kementerian Agama Republik Indonesia
Kemenperin : Kementerian Perindustrian Republik Indonesia
Kementan : Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Gambar 1. Peta konsep materi latih kemitraan sekolah dengan pihak eksternal
Kemsos : Kementerian Sosial Republik Indonesia
DUDI
: Dunia Usaha Dunia Industri
Finansial : mengenai (urusan) keuangan
Institusi
: lembaga; pranata sesuatu yang dilembagakan oleh undang-undang, adat atau kebiasaan
KADIN
: Kamar Dagang dan Industri
Kemitraan
: Keinginan untuk berbagi tanggungjawab yang
diwujudkan melalui perilaku hubungan dimana semua pihak yang terlibat saling bantu-
membantu untuk mencapai tujuan bersama.
Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal
vii vii
pada tahap On the Job Learning, dan 24 jam pelajaran untuk seluruh
masing-masing
materi latih pada tahap In Service Learning 2.
Komunikasi Communication : Masing-masing pihak harus mau dan mampu
2. Materi ajar ini memandu ketercapaian kompetensi yang harus dicapai
mengkomunikasikan dirinya serta rencana kerjanya sehingga dapat dikoordinasikan dan
selama proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik
disinergikan
dan model Problem Based Learning (PBL), sehingga peserta berperan
Loan : Pinjaman (uang), peminjaman, penyerahan
aktif selama pelatihan untuk memperoleh pengalaman belajar yang
sejumlah uang dari pemiliknya kepada pihak
optimal.
lain dengan perjanjian bahwa peminjam akan
3. Selama pembelajaran materi pokoksubmateri pokok peserta difasilitasi
mengembalikan dengan bunga tertentu serta dalam jangka waktu tertentu.
dengan Lembar Kegiatan (LK) yang tersedia pada bahan ajar ini dan juga terpisah dari bahan ajar ini sehingga dapat mendukung ketercapaian
MoU : Memornadum of Understranding, naskah
perjanjian kerjasama
tujuan pembelajaran.
4. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dalam pelatihan dan
Partisipasi Participation
: Semua pihak memiliki kesempatan yang sama
produk yang dihasilkan oleh peserta baik secara individu dan kelompok.
untuk menyatakan pendapat, memutuskan hal-
hal yang menyangkut nasibnya dan
bertanggung jawab atas semua keputusan yang telah disepakati bersama
B. Kompetensi yang akan Dicapai
Kompetensi yang akan dicapai oleh peserta pelatihan adalah memiliki
Percaya Trust
: Saling mempercayai dan dapat dipercaya untuk
kemampuan:
membina kerjasama. Di sini transparansi menjadi tuntutan dan tidak bisa ditawar
1. menganalisa aspek-aspek program kemitraan sekolah dengan pihak
eksternal;
Program kemitraan
: Serbagai bentuk kegiatan yang telah disepakati
untuk dilakukan bersama-sama oleh pihak-
2. mengimplementasikan program kemitraan sekolah dengan pihak
pihak yang terkait dalam perjanjian kerjasama
eksternal.
dalam kemitraan dan saling menguntungkan
UMKM
: Usaha Mikro Kecil Menengah.
viii
Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal
pada tahap On the Job Learning, dan 24 jam pelajaran untuk seluruh
masing-masing
materi latih pada tahap In Service Learning 2.
Komunikasi Communication : Masing-masing pihak harus mau dan mampu
2. Materi ajar ini memandu ketercapaian kompetensi yang harus dicapai
mengkomunikasikan dirinya serta rencana kerjanya sehingga dapat dikoordinasikan dan
selama proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik
disinergikan
dan model Problem Based Learning (PBL), sehingga peserta berperan
Loan : Pinjaman (uang), peminjaman, penyerahan
aktif selama pelatihan untuk memperoleh pengalaman belajar yang
sejumlah uang dari pemiliknya kepada pihak
optimal.
lain dengan perjanjian bahwa peminjam akan
3. Selama pembelajaran materi pokoksubmateri pokok peserta difasilitasi
mengembalikan dengan bunga tertentu serta dalam jangka waktu tertentu.
dengan Lembar Kegiatan (LK) yang tersedia pada bahan ajar ini dan juga terpisah dari bahan ajar ini sehingga dapat mendukung ketercapaian
MoU : Memornadum of Understranding, naskah
perjanjian kerjasama
tujuan pembelajaran.
4. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dalam pelatihan dan
Partisipasi Participation
: Semua pihak memiliki kesempatan yang sama
produk yang dihasilkan oleh peserta baik secara individu dan kelompok.
untuk menyatakan pendapat, memutuskan hal-
hal yang menyangkut nasibnya dan
bertanggung jawab atas semua keputusan yang telah disepakati bersama
B. Kompetensi yang akan Dicapai
Kompetensi yang akan dicapai oleh peserta pelatihan adalah memiliki
Percaya Trust
: Saling mempercayai dan dapat dipercaya untuk
kemampuan:
membina kerjasama. Di sini transparansi menjadi tuntutan dan tidak bisa ditawar
1. menganalisa aspek-aspek program kemitraan sekolah dengan pihak
eksternal;
Program kemitraan
: Serbagai bentuk kegiatan yang telah disepakati
untuk dilakukan bersama-sama oleh pihak-
2. mengimplementasikan program kemitraan sekolah dengan pihak
pihak yang terkait dalam perjanjian kerjasama
eksternal.
dalam kemitraan dan saling menguntungkan
UMKM
: Usaha Mikro Kecil Menengah.
Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal
dilanjutkan dengan mendiskusikan konsep dasar kemitraan sekolah
f. taktik negosiasi
dengan pihak eksternal.
g. penyusunan proposal
d. Kegiatan pembelajaran kemitraan sekolah dengan pihak eksternal
2. Implementasi program kemitraan sekolah dengan pihak eksternal terdiri
dirancang menggunakan pendekatan saintifik dan model PBL. Sintak
dari:
PBL yang harus dilakukan oleh peserta latih adalah sebagai berikut:
a. analisa kebutuhan program kemitraan sekolah dengan pihak
1) mengidentifikasi masalah;
eksternal;
2) menetapkan masalah;
b. analisa partner institusilembagamasarakat pada kemitraan sekolah
3) mengembangkan alternatif solusi;
sebagai pihak eksternal;
4) menyusun tindakan strategis;
c. penyusunan proposal kemitraan sekolah dengan pihak eksternal;
5) melihat ulag dan mengevaluasi.
d. penyusunan MoU kemitraan sekolah dengan pihak eksternal;
Selama proses berlangsung, peserta latih membaca referensi,
e. Penentuan aspek monitoring dan evaluasi kemitraan sekolah dengan
berdiskusi, memecahkan masalah, mengerjakan tugas berdasarkan
pihak eksternal;
lembar kerja, mempresentasikan hasil, dan merefleksikan
f. Penyusunan program tindak lanjut kemitraan sekolah dengan pihak
pembelajaran kemitraan sekolah dengan pihak eksternal.
eksternal.
e. Menyusun rencana tindak berdasarkan format yang telah disediakan.
2. On the Job Learning
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Pada tahap On the Job Learning, peserta latih mengerjakan tugas
Pembelajaran materi latih kemitraan sekolah dengan pihak eksternal terdiri
berdasarkan rencana tindak yang disusun pada saat pelatihan In Service
dari tiga tahapan, yaitu:
Learning 1
1. In Service Learning 1
3. In Service Learning 2
Secara umum langkah pembelajaran pada In Service Learning 1 adalah
Pada tahap In Service Learning 2, peserta latih mempresentasikan
sebagai berikut:
seluruh hasil pada On the Job Learning .
Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal
dilanjutkan dengan mendiskusikan konsep dasar kemitraan sekolah
f. taktik negosiasi
dengan pihak eksternal.
g. penyusunan proposal
d. Kegiatan pembelajaran kemitraan sekolah dengan pihak eksternal
2. Implementasi program kemitraan sekolah dengan pihak eksternal terdiri
dirancang menggunakan pendekatan saintifik dan model PBL. Sintak
dari:
PBL yang harus dilakukan oleh peserta latih adalah sebagai berikut:
a. analisa kebutuhan program kemitraan sekolah dengan pihak
1) mengidentifikasi masalah;
eksternal;
2) menetapkan masalah;
b. analisa partner institusilembagamasarakat pada kemitraan sekolah
3) mengembangkan alternatif solusi;
sebagai pihak eksternal;
4) menyusun tindakan strategis;
c. penyusunan proposal kemitraan sekolah dengan pihak eksternal;
5) melihat ulag dan mengevaluasi.
d. penyusunan MoU kemitraan sekolah dengan pihak eksternal;
Selama proses berlangsung, peserta latih membaca referensi,
e. Penentuan aspek monitoring dan evaluasi kemitraan sekolah dengan
berdiskusi, memecahkan masalah, mengerjakan tugas berdasarkan
pihak eksternal;
lembar kerja, mempresentasikan hasil, dan merefleksikan
f. Penyusunan program tindak lanjut kemitraan sekolah dengan pihak
pembelajaran kemitraan sekolah dengan pihak eksternal.
eksternal.
e. Menyusun rencana tindak berdasarkan format yang telah disediakan.
2. On the Job Learning
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Pada tahap On the Job Learning, peserta latih mengerjakan tugas
Pembelajaran materi latih kemitraan sekolah dengan pihak eksternal terdiri
berdasarkan rencana tindak yang disusun pada saat pelatihan In Service
dari tiga tahapan, yaitu:
Learning 1
1. In Service Learning 1
3. In Service Learning 2
Secara umum langkah pembelajaran pada In Service Learning 1 adalah
Pada tahap In Service Learning 2, peserta latih mempresentasikan
sebagai berikut:
seluruh hasil pada On the Job Learning .
Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal
20’
dapat dilakukan dengan lembaga pemerintah maupun non pemerintah seperti perguruan tinggi, sekolah pada jenjang setara, dunia usaha dan dunia industri (DUDI), serta masyarakat di lingkungannya, baik yang ada di dalam maupun luar negeri. Salah satu indikator mutu operasional sekolah adalah melaksanakan kegiatan sister school. Puncak dari keberhasilan indikator tersebut ditandai dengan pelaksanaan kemitraan dengan sekolah di negara-negara yang berkeunggulan dalam bidang pendidikan yang terkait dengan peningkatan mutu lulusan sehingga sekolah menghasilkan mutu yang setara dengan sekolah unggul lainnya.
Kemitraan sekolah dengan masyarakat di lingkungannya sudah menjadi kebutuhan, karena keberadaan sekolah adalah dari masyarakat untuk masyarakat. Perubahan paradigma hubungan sekolah dan masyarakat terjadi
seiring perubahan yang terjadi di dunia pendidikan. Hal ini sebagai akibat
Gambar 2. Alur pembelajaran kemitraan sekolah dengan pihak eksternal
dari berubahnya norma dan pranata masyarakat sebagai akibat dari
perubahan zaman. Globalisasi merupakan salah atau bentuk perubahan
E. Penilaian
zaman yang terjadi saat ini. Globalisasi, dengan revolusi informasi dan
Penilaian kompetensi peserta latih terdiri dari penilaian sikap, pengetahuan,
teknologinya, membuat dunia serasa semakin kecil. Batasan waktu dan
dan keterampilan. Format penilaian Sikap, Keterampilan, dan format
pengolahan nilai pengetahuan, lihat lampiran 1.
ruang hampir tidak ada lagi. Arus informasi mengalir bebas dari satu belahan
bumi ke belahan bumi lainnya. Perubahan dan perkembangan tersebut menggeser paradigma lama dalam hal hubungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam paradigma lama, keluarga, sekolah dan masyarakat dianggap sebagai institusi yang terpisah-pisah. Oleh karena itu, tabulah
Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal
20’
dapat dilakukan dengan lembaga pemerintah maupun non pemerintah seperti perguruan tinggi, sekolah pada jenjang setara, dunia usaha dan dunia industri (DUDI), serta masyarakat di lingkungannya, baik yang ada di dalam maupun luar negeri. Salah satu indikator mutu operasional sekolah adalah melaksanakan kegiatan sister school. Puncak dari keberhasilan indikator tersebut ditandai dengan pelaksanaan kemitraan dengan sekolah di negara-negara yang berkeunggulan dalam bidang pendidikan yang terkait dengan peningkatan mutu lulusan sehingga sekolah menghasilkan mutu yang setara dengan sekolah unggul lainnya.
Kemitraan sekolah dengan masyarakat di lingkungannya sudah menjadi kebutuhan, karena keberadaan sekolah adalah dari masyarakat untuk masyarakat. Perubahan paradigma hubungan sekolah dan masyarakat terjadi
seiring perubahan yang terjadi di dunia pendidikan. Hal ini sebagai akibat
Gambar 2. Alur pembelajaran kemitraan sekolah dengan pihak eksternal
dari berubahnya norma dan pranata masyarakat sebagai akibat dari
perubahan zaman. Globalisasi merupakan salah atau bentuk perubahan
E. Penilaian
zaman yang terjadi saat ini. Globalisasi, dengan revolusi informasi dan
Penilaian kompetensi peserta latih terdiri dari penilaian sikap, pengetahuan,
teknologinya, membuat dunia serasa semakin kecil. Batasan waktu dan
dan keterampilan. Format penilaian Sikap, Keterampilan, dan format
pengolahan nilai pengetahuan, lihat lampiran 1.
ruang hampir tidak ada lagi. Arus informasi mengalir bebas dari satu belahan
bumi ke belahan bumi lainnya. Perubahan dan perkembangan tersebut menggeser paradigma lama dalam hal hubungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam paradigma lama, keluarga, sekolah dan masyarakat dianggap sebagai institusi yang terpisah-pisah. Oleh karena itu, tabulah
Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal
Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat dapat:
mutu pendidikan. Dari sinilah terjadi hubungan resiprokal (saling
1. menjelaskan konsep kemitraan sekolah, meliputi pengertian, manfaat,
berbalasantimbal balik) saling mengisi dan saling memberi antara keluarga sekolah, dan masyarakat. Hubungan resiprokal ini selanjutnya berkembang
prinsip-prinsip, bentuk, dan jejaring dengan pihak eksternal;
2. menganalisa kebutuhan program kemitraan sekolah dengan pihak
menjadi hubungan kemitraan. Kemitraan perlu ditumbuhkan, dikembangkan
eksternal sesuai dengan kebutuhan peningkatan mutu sekolah;
dan dipelihara karena adanya masalah dan tantangan yang dihadapi dalam
3. menganalisa pasangan ( partner) institusilembagamasyarakat sesuai
upaya untuk memberikan pendidikan berkualitas prima.
dengan kebutuhan peningkatan mutu sekolah;
Dalam berbagai forum diskusi terdapat fenomena yang unik yaitu besarnya
4. menyusun MoU program kemitraan sekolah dengan pihak eksternal;
minat pengelola sekolah pada saat ini untuk melaksanakan kegiatan
5. menyusun rencana operasional kemitraan sekolah dengan pihak
kemitraan internasional yang melebihi minat untuk meningkatkan mutu pada
eksternal;
indikator lainnya. Hal unik lain adalah kolaborasi internasional itu ditafsirkan
6. menentukan aspek-aspek monitoring dan evaluasi serta program tindak
sebagai hubungan kemitraan yang berguna untuk menimba informasi atau
lanjut yang menjadi ukuran keberhasilan program kemitraan sekolah.
kemaslahatan lain yang dapat siswa peroleh melalui kegiatan bersama.
Kenyataan lain menunjukkan bahwa masih banyak satuan pendidikan yang
C. Uraian Materi
belum menjalin kemitraan dengan lembaga lain untuk meningkatkan mutu
1. Konsep Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal
pendidikan berkaitan dengan input, proses, maupun output. Dampaknya,
a. Pengertian Kemitraan
kompetensi lulusan yang dihasilkan belum mampu bersaing baik di dalam
Secara etimologis, kata atau istilah kemitraan adalah kata turunan
maupun di luar negeri. Hal itu dikarenakan satuan pendidikan belum mampu
dari kata dasar mitra. Mitra, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
menyusun program kemitraan, mereka belum memahami prosedur menjalin
(KBBI) artinya teman, sahabat, kawan kerja. Visual sinonim, kamus
kemitraan dengan lembaga lain, serta mewujudkannya dalam bentuk naskah
online memberikan definisi yang sangat bagus mengenai kemitraan.
kerjasama dan kemitraan.
Kemitraan diartikan sebagai hubungan kooperatif antara orang atau
Sehubungan dengan hal tersebut, Pusat Pengembangan Tenaga
kelompok orang yang sepakat untuk berbagi tanggung jawab untuk
Kependidikan pada diklat penguatan pengawas dan kepala sekolah tahun
mencapai tujuan tertentu yang sudah ditetapkan.
2015 ini menetapkan kemitraan sekolah sebagai salah satu materinya. Lingkup materi ini meliputi penguatan konsep tentang kemitraan sekolah,
Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal
Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat dapat:
mutu pendidikan. Dari sinilah terjadi hubungan resiprokal (saling
1. menjelaskan konsep kemitraan sekolah, meliputi pengertian, manfaat,
berbalasantimbal balik) saling mengisi dan saling memberi antara keluarga sekolah, dan masyarakat. Hubungan resiprokal ini selanjutnya berkembang
prinsip-prinsip, bentuk, dan jejaring dengan pihak eksternal;
2. menganalisa kebutuhan program kemitraan sekolah dengan pihak
menjadi hubungan kemitraan. Kemitraan perlu ditumbuhkan, dikembangkan
eksternal sesuai dengan kebutuhan peningkatan mutu sekolah;
dan dipelihara karena adanya masalah dan tantangan yang dihadapi dalam
3. menganalisa pasangan ( partner) institusilembagamasyarakat sesuai
upaya untuk memberikan pendidikan berkualitas prima.
dengan kebutuhan peningkatan mutu sekolah;
Dalam berbagai forum diskusi terdapat fenomena yang unik yaitu besarnya
4. menyusun MoU program kemitraan sekolah dengan pihak eksternal;
minat pengelola sekolah pada saat ini untuk melaksanakan kegiatan
5. menyusun rencana operasional kemitraan sekolah dengan pihak
kemitraan internasional yang melebihi minat untuk meningkatkan mutu pada
eksternal;
indikator lainnya. Hal unik lain adalah kolaborasi internasional itu ditafsirkan
6. menentukan aspek-aspek monitoring dan evaluasi serta program tindak
sebagai hubungan kemitraan yang berguna untuk menimba informasi atau
lanjut yang menjadi ukuran keberhasilan program kemitraan sekolah.
kemaslahatan lain yang dapat siswa peroleh melalui kegiatan bersama.
Kenyataan lain menunjukkan bahwa masih banyak satuan pendidikan yang
C. Uraian Materi
belum menjalin kemitraan dengan lembaga lain untuk meningkatkan mutu
1. Konsep Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal
pendidikan berkaitan dengan input, proses, maupun output. Dampaknya,
a. Pengertian Kemitraan
kompetensi lulusan yang dihasilkan belum mampu bersaing baik di dalam
Secara etimologis, kata atau istilah kemitraan adalah kata turunan
maupun di luar negeri. Hal itu dikarenakan satuan pendidikan belum mampu
dari kata dasar mitra. Mitra, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
menyusun program kemitraan, mereka belum memahami prosedur menjalin
(KBBI) artinya teman, sahabat, kawan kerja. Visual sinonim, kamus
kemitraan dengan lembaga lain, serta mewujudkannya dalam bentuk naskah
online memberikan definisi yang sangat bagus mengenai kemitraan.
kerjasama dan kemitraan.
Kemitraan diartikan sebagai hubungan kooperatif antara orang atau
Sehubungan dengan hal tersebut, Pusat Pengembangan Tenaga
kelompok orang yang sepakat untuk berbagi tanggung jawab untuk
Kependidikan pada diklat penguatan pengawas dan kepala sekolah tahun
mencapai tujuan tertentu yang sudah ditetapkan.
2015 ini menetapkan kemitraan sekolah sebagai salah satu materinya. Lingkup materi ini meliputi penguatan konsep tentang kemitraan sekolah,
Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal
pelatihan, mengembangkan prototipe peraga, pengembangan bakat siswa. Kemitraan ini menguntungkan kedua belah pihak.
Dari definisi-definisi di atas kita bisa mengetahui bahwa hakikat
5) Mendapatkan beasiswa.
kemitraan adalah adanya keinginan untuk berbagi tanggung jawab
Melalui kemitraan antar lembaga dapat dirintis pemberian
yang diwujudkan melalui perilaku hubungan di mana semua pihak
beasiswa kepada tamatan sekolah yang berprestasi amat baik
yang terlibat saling bantu-membantu untuk mencapai tujuan
atau tamatan yang performansinya ditempat kerja amat baik.
bersama.
Beasiswa ini dapat dimanfaatkan oleh yang bersangkutan untuk
b. Manfaat Kemitraan
meningkatkan kompetensinya atau melanjutkan pendidikan ke
Manfaat yang dapat diperoleh dari program kemitraan sekolah
jenjang yang lebih tinggi.
dengan pihak eksternal, diantaranya:
6) Meningkatkan kreativitas
1) Mendapatkan informasi terkini.
Kemitraan yang dilakukan diharapkan dapat membuka dan
Sekolah memerlukan informasi terkini tentang perkembangan
mendorong kreativitas untuk meningkatkan kualitas dan
ilmu pengetahuan dan teknologi guna mengantisipasi perubahan produktivitas kerja bagi PTK.
yang terjadi akibat perkembangan tersebut. Selain itu kemitraan
c. Prinsip Kemitraan
antar lembaga akan dapat memberikan informasi kepada sekolah
Dalam melaksanakan program kemitraan antar lembaga, hendaknya
tentang kebutuhan jenis-jenis dan jumlah tenaga kerja terampil menganut azas-azas sebagai berikut:
yang diperlukan saat itu dan prediksi untuk masa mendatang
1) Tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang
2) Memperoleh bantuan perlatan, tenaga ahli, tenaga sukarela. berlaku;
Melalui kemitraan antar lembaga dapat mengetahui kebutuhan
2) Partisipasi Participation: Semua pihak memiliki kesempatan yang
sekolah akan perlatan, bahan pembelajaran, dan tenaga ahli.
sama untuk menyatakan pendapat, memutuskan hal-hal yang
Dengan demikian mereka dapat berpartisipasi dalam proses
menyangkut nasibnya dan bertanggung jawab atas semua
pelaksanaan pembelajaran. keputusan yang telah disepakati bersama;
3) Mendapat kesempatan berbagi pengalaman Apabila kemitraan antar lembaga dilakukan antar sekolah dengan pusat pelatihan, pendidik dan tenaga pendidikan (PTK) dapat
Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal
pelatihan, mengembangkan prototipe peraga, pengembangan bakat siswa. Kemitraan ini menguntungkan kedua belah pihak.
Dari definisi-definisi di atas kita bisa mengetahui bahwa hakikat
5) Mendapatkan beasiswa.
kemitraan adalah adanya keinginan untuk berbagi tanggung jawab
Melalui kemitraan antar lembaga dapat dirintis pemberian
yang diwujudkan melalui perilaku hubungan di mana semua pihak
beasiswa kepada tamatan sekolah yang berprestasi amat baik
yang terlibat saling bantu-membantu untuk mencapai tujuan
atau tamatan yang performansinya ditempat kerja amat baik.
bersama.
Beasiswa ini dapat dimanfaatkan oleh yang bersangkutan untuk
b. Manfaat Kemitraan
meningkatkan kompetensinya atau melanjutkan pendidikan ke
Manfaat yang dapat diperoleh dari program kemitraan sekolah
jenjang yang lebih tinggi.
dengan pihak eksternal, diantaranya:
6) Meningkatkan kreativitas
1) Mendapatkan informasi terkini.
Kemitraan yang dilakukan diharapkan dapat membuka dan
Sekolah memerlukan informasi terkini tentang perkembangan
mendorong kreativitas untuk meningkatkan kualitas dan
ilmu pengetahuan dan teknologi guna mengantisipasi perubahan
produktivitas kerja bagi PTK.
yang terjadi akibat perkembangan tersebut. Selain itu kemitraan
c. Prinsip Kemitraan
antar lembaga akan dapat memberikan informasi kepada sekolah
Dalam melaksanakan program kemitraan antar lembaga, hendaknya
tentang kebutuhan jenis-jenis dan jumlah tenaga kerja terampil
menganut azas-azas sebagai berikut:
yang diperlukan saat itu dan prediksi untuk masa mendatang
1) Tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang
2) Memperoleh bantuan perlatan, tenaga ahli, tenaga sukarela.
berlaku;
Melalui kemitraan antar lembaga dapat mengetahui kebutuhan
2) Partisipasi Participation: Semua pihak memiliki kesempatan yang
sekolah akan perlatan, bahan pembelajaran, dan tenaga ahli.
sama untuk menyatakan pendapat, memutuskan hal-hal yang
Dengan demikian mereka dapat berpartisipasi dalam proses
menyangkut nasibnya dan bertanggung jawab atas semua
pelaksanaan pembelajaran.
keputusan yang telah disepakati bersama;
3) Mendapat kesempatan berbagi pengalaman
Apabila kemitraan antar lembaga dilakukan antar sekolah dengan pusat pelatihan, pendidik dan tenaga pendidikan (PTK) dapat
Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal
MODEL KEMITRAAN
sehingga dapat dikoordinasikan dan disinergikan; SEKOLAH DENGAN SEKOLAH
6) Partnership tidak merendahkan satu dengan yang lain, tetapi
sama-masa bersinergi untuk meningkatkan mutu sekolah;
BENCHMARKING
LANDASAN
MAGANG DI SEKOLAH
FILISOFIS
UNGGULBERPRESTASI
KEBUTUHAN PENINGKATAN
BEST PRACTICE
7) Berdasarkan kesepakatan.
KEMITRAAN DAN
MUTU YANG MENJADI
KIAT-KIAT, STRATEGI,
INDIKATOR
DAN PROSES YANG
d. Bentuk-bentuk Kemitraan DILAKUKAN SECARA
KEBERHASILAN
TEKNIK UMUM PENGEMBANGAN SEKOLAH
PRIORITAS
FAKTUAL
Kemitraan antar lembaga dapat dilaksanakan dalam bentuk formal
MASALAH
(resmi), informal (tidak resmi), formal dan informal, dan formal MODEL
PENGEMBANGAN
ALTERNATIF SOLUSI SEKOLAH
bilateral atau multi lateral. Masing-masing bentuk kemitraan dapat dijelaskan sebagai berikut.
IMPLEMENTASI PENINGKATAN MUTU
1) Kemitraan Formal SEKOLAH
Kemitraan formal adalah bentuk kerjasama yang didasarkan
Gambar 3. Model kemitraan sekolah dengan sekolah
pada satu kesepakatan atau perjanjian yang sifatnya mengikat
3) Kemitraan formal dan informal
dan dituangkan dalam dokumen naskah bersama. Contoh bentuk
Kemitraan dengan masyarakat dapat digolongkan ke dalam
kemitraan formal yang dilakukan dengan pihak-pihak lain di luar
kemitraan informal maupun formal, keterlibatan masyarakat
negeri antar institusi pendidikan dan pelatihan, misalnya
dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, masyarakat
kerjasama antar lembaga (bilateral) seperti Indonesia-Australia,
berhak menuntut pendidikan yang baik dan bermutu. Tetapi
Indonesia-Jepang, kerjasama dengan SEAMOLEC, dan lain-lain.
pada saat yang sama masyarakat juga berkewajiban berperan
2) Kemitraan Informal
aktif dalam penyelanggaraan pendidikan dengan
Kemitraan informal adalah kemitraan yang didasarkan
menyumbangkan dana, daya, pikiran, tenaga, dan bentuk–
kesepakatan yang tidak mengikat dan tidak dituangkan dalam
bentuk lain bagi terselanggaranya pendidikan yang bermutu.
dokumen naskah kerjasama, tetapi lebih merupakan sebagai
Dalam perkembangan saat ini dukungan dan peran serta
wujud adanya cooperative, kebersamaan dan saling menghargai
masyarakat dalam menunjang pendidikan yang bermutu di
dan menghormati keberadaan dari lembaga masing-masing.
sekolah masih beragam, umumnya dukungan masih bersifat
Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal
MODEL KEMITRAAN
sehingga dapat dikoordinasikan dan disinergikan; SEKOLAH DENGAN SEKOLAH
6) Partnership tidak merendahkan satu dengan yang lain, tetapi
sama-masa bersinergi untuk meningkatkan mutu sekolah;
BENCHMARKING
LANDASAN
MAGANG DI SEKOLAH
FILISOFIS
UNGGULBERPRESTASI
KEBUTUHAN PENINGKATAN
BEST PRACTICE
7) Berdasarkan kesepakatan.
KEMITRAAN DAN
MUTU YANG MENJADI
KIAT-KIAT, STRATEGI,
INDIKATOR
DAN PROSES YANG
d. Bentuk-bentuk Kemitraan DILAKUKAN SECARA
KEBERHASILAN
TEKNIK UMUM PENGEMBANGAN SEKOLAH
PRIORITAS
FAKTUAL
Kemitraan antar lembaga dapat dilaksanakan dalam bentuk formal
MASALAH
(resmi), informal (tidak resmi), formal dan informal, dan formal MODEL
PENGEMBANGAN
ALTERNATIF SOLUSI SEKOLAH
bilateral atau multi lateral. Masing-masing bentuk kemitraan dapat dijelaskan sebagai berikut.
IMPLEMENTASI PENINGKATAN MUTU
1) Kemitraan Formal SEKOLAH
Kemitraan formal adalah bentuk kerjasama yang didasarkan
Gambar 3. Model kemitraan sekolah dengan sekolah
pada satu kesepakatan atau perjanjian yang sifatnya mengikat
3) Kemitraan formal dan informal
dan dituangkan dalam dokumen naskah bersama. Contoh bentuk
Kemitraan dengan masyarakat dapat digolongkan ke dalam
kemitraan formal yang dilakukan dengan pihak-pihak lain di luar
kemitraan informal maupun formal, keterlibatan masyarakat
negeri antar institusi pendidikan dan pelatihan, misalnya
dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, masyarakat
kerjasama antar lembaga (bilateral) seperti Indonesia-Australia,
berhak menuntut pendidikan yang baik dan bermutu. Tetapi
Indonesia-Jepang, kerjasama dengan SEAMOLEC, dan lain-lain.
pada saat yang sama masyarakat juga berkewajiban berperan
2) Kemitraan Informal
aktif dalam penyelanggaraan pendidikan dengan
Kemitraan informal adalah kemitraan yang didasarkan
menyumbangkan dana, daya, pikiran, tenaga, dan bentuk–
kesepakatan yang tidak mengikat dan tidak dituangkan dalam
bentuk lain bagi terselanggaranya pendidikan yang bermutu.
dokumen naskah kerjasama, tetapi lebih merupakan sebagai
Dalam perkembangan saat ini dukungan dan peran serta
wujud adanya cooperative, kebersamaan dan saling menghargai
masyarakat dalam menunjang pendidikan yang bermutu di
dan menghormati keberadaan dari lembaga masing-masing.
sekolah masih beragam, umumnya dukungan masih bersifat
Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal
ditingkatkan dalam rangka pemberdayaan masyarakat.
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Tabel 1. Contoh mendorong partisipasi masyarakat dalam
Nomor 044U2002, pemberdayaan masyarakat dalam rangka pembelajaran
meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di sekolah diwadahi oleh Komite Sekolah yang
Bentuk Pelaksanaan
No.
sifatnya mandiri dan tidak mempunyai hubungan hierarki dengan
Bentuk Pemberdayaan
UraianKeterangan
lembaga pemerintahan.
1. Menjadi Narasumber
Dihadirkan ke sekolah untuk ditanyamenjelaskan tentang salah satu topik mata pelajaran
Tujuan pembentukan Komite Sekolah ini adalah (1) mewadahi
2. Pelatihan Guru
Melatih guru dalam peningkatan
dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam
kompetensi keterampilan tertentu, contoh: menjahit
melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di
3. Pelatihan Siswa
Melatih siswa dalam peningkatan keterampilan tertentu
sekolah; (2) meningkatkan tanggung jawab dan peran
5. Alumni
Membantu sekolah dalam meningkatkan
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan; dan (3)
pembelajaran
6. Perguruan Tinggi
Kegiatan pengabdian
menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan
masyarakatpelatihan
demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan
dan lain-lain
yang bermutu di sekolah. Hal tersebut di atas hanya dapat
Membangun kepercayaan masyarakat terhadap sekolah
terwujud apabila hubungan sekolah dan masyarakat berjalan
menjadi faktor penting dalam kemitraan sekolah dengan
dengan baik.
masyarakat. Beberapa cara yang dapat dilakukan agar
Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
masyarakat tertarik untuk bermitra dengan sekolah, yaitu:
pendidikan di sekolah adalah:
(1) Mengelola bantuan dari masyarakat secara terbuka-
a) Bantuan dari masyarakat (orang tua siswa,
terutama yang berkaitan dengan keuangan dan selalu
anggotapengurus komite sekolah serta tokoh-tokoh
diajak membicarakan rencana kegiatan sekolah. Mereka
masyarakat lainya) dapat berupa dana fisik (uang, gedung,
perlu diajak dari awal agar tumbuh rasa memiliki
rehabilitasi lokal, membuat meja kursi, pagar sekolah, dsb).
sekolah.
Ini yang biasanya menjadi pengertian orang tentang bantuan
Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal
ditingkatkan dalam rangka pemberdayaan masyarakat.
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Tabel 1. Contoh mendorong partisipasi masyarakat dalam
Nomor 044U2002, pemberdayaan masyarakat dalam rangka
pembelajaran
meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di sekolah diwadahi oleh Komite Sekolah yang
Bentuk Pelaksanaan
No.
sifatnya mandiri dan tidak mempunyai hubungan hierarki dengan
Bentuk Pemberdayaan
UraianKeterangan
lembaga pemerintahan.
1. Menjadi Narasumber
Dihadirkan ke sekolah untuk ditanyamenjelaskan tentang salah satu topik mata pelajaran
Tujuan pembentukan Komite Sekolah ini adalah (1) mewadahi
2. Pelatihan Guru
Melatih guru dalam peningkatan
dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam
kompetensi keterampilan tertentu, contoh: menjahit
melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di
3. Pelatihan Siswa
Melatih siswa dalam peningkatan keterampilan tertentu
sekolah; (2) meningkatkan tanggung jawab dan peran
5. Alumni
Membantu sekolah dalam meningkatkan
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan; dan (3)
pembelajaran
6. Perguruan Tinggi
Kegiatan pengabdian
menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan
masyarakatpelatihan
demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan
dan lain-lain
yang bermutu di sekolah. Hal tersebut di atas hanya dapat
Membangun kepercayaan masyarakat terhadap sekolah
terwujud apabila hubungan sekolah dan masyarakat berjalan
menjadi faktor penting dalam kemitraan sekolah dengan
dengan baik.
masyarakat. Beberapa cara yang dapat dilakukan agar
Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
masyarakat tertarik untuk bermitra dengan sekolah, yaitu:
pendidikan di sekolah adalah:
(1) Mengelola bantuan dari masyarakat secara terbuka-
a) Bantuan dari masyarakat (orang tua siswa,
terutama yang berkaitan dengan keuangan dan selalu
anggotapengurus komite sekolah serta tokoh-tokoh
diajak membicarakan rencana kegiatan sekolah. Mereka
masyarakat lainya) dapat berupa dana fisik (uang, gedung,
perlu diajak dari awal agar tumbuh rasa memiliki
rehabilitasi lokal, membuat meja kursi, pagar sekolah, dsb).
sekolah.
Ini yang biasanya menjadi pengertian orang tentang bantuan
Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal
Pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah dari
mendapatkan dukungan mereka. Jangan mengadakan
berbagai negara;
pertemuan hanya jika sekolah memerlukan uang dan
Institusi pendidikanpenelitian;
bantuan saja.
Organisasi pendidikan dan pelatihan internasional
4) Kemitraan formal bilateral atau multi lateral
DUDI;
Sesuai dengan tuntutan otonomi daerah, kemitraan yang
Masyarakat.
berkaitan dengan formal bilateral atau multi lateral dalam hal
Jenis kemitraan pada pendidikan dasar lebih menekankan kepada
bantuan finansial (bantuan yang harus dikembalikan), perlu
kerjasama dengan orang tua siswa. Hal ini sesuai dengan tugas dan
mempertimbangkan aspek kewenangan pusat dan daerah sesuai
tanggung jawab orang tua dalam keluarga terhadap pendidikan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk
anak-anaknya. Orang tua lebih bersifat mendidik watak dan budi
terlaksananya kemitraan antar lembaga, baik lembaga yang
pekerti, latihan keterampilan dan pendidikan sosial, seperti tolong-
berada di dalam maupun di luar negeri diperlukan program yang
menolong, bersama-sama saling menjaga kebersihan rumah,
disusun untuk tercapainya kemitraan yang efektif dan
menjaga kesehatan dan sejenisnya selain membimbing anak dalam
berkesinambungan.
belajar. Sekolah hanyalah penunjang pendidikan seorang anak,
Ruang lingkup kemitraan antar lembaga mencakup kerjasama
orangtualah yang mempunyai peran utama dalam mendidik anaknya,
bidang program software (non fisik) dan program hardware
maka peran sekolah bukan hanya untuk anak tapi lebih utamanya
(fisik), atau salah satu. Bentuk kemitraan yang lainnya adalah
untuk orangtuanya. Atas dasar itu peran orang tua dianggap perlu
berupa bentuk financial sperti Grant, softloan, dan loan.
bagi sekolah untuk mewujudkan sinergi antara orang tua, anak dan
e. Jenis Pasangan ( Partner)
sekolah.
Institusi atau+ lembaga yang dapat menjadi pasangan dalam
Bantuan orang tua, diantaranya menyediakan fasilitas belajar,
jejaring kemitraan dapat merupakan institusi di dalam maupun luar
seperti: adanya ruangan belajar memenuhi persyaratan agar dapat
negeri.
digunakan untuk belajar, buku-buku pelajaran, baik buku-buku wajib
1) Institusi dalam negeri
ataupun buku-buku penunjang pelajaran dan lain-lain. Mengawasi
Direktorat Jenderal di lingkungan Kementerian Pendidikan dan
kegiatan belajar anak di rumah seperti mengingatkan anak untuk
Kebudayaan;
mengerjakan tugas di rumah, mengingatkan mendampingi anak
Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal
Pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah dari
mendapatkan dukungan mereka. Jangan mengadakan
berbagai negara;
pertemuan hanya jika sekolah memerlukan uang dan
Institusi pendidikanpenelitian;
bantuan saja.
Organisasi pendidikan dan pelatihan internasional
4) Kemitraan formal bilateral atau multi lateral
DUDI;
Sesuai dengan tuntutan otonomi daerah, kemitraan yang
Masyarakat.
berkaitan dengan formal bilateral atau multi lateral dalam hal
Jenis kemitraan pada pendidikan dasar lebih menekankan kepada
bantuan finansial (bantuan yang harus dikembalikan), perlu
kerjasama dengan orang tua siswa. Hal ini sesuai dengan tugas dan
mempertimbangkan aspek kewenangan pusat dan daerah sesuai
tanggung jawab orang tua dalam keluarga terhadap pendidikan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk
anak-anaknya. Orang tua lebih bersifat mendidik watak dan budi
terlaksananya kemitraan antar lembaga, baik lembaga yang
pekerti, latihan keterampilan dan pendidikan sosial, seperti tolong-
berada di dalam maupun di luar negeri diperlukan program yang
menolong, bersama-sama saling menjaga kebersihan rumah,
disusun untuk tercapainya kemitraan yang efektif dan
menjaga kesehatan dan sejenisnya selain membimbing anak dalam
berkesinambungan.
belajar. Sekolah hanyalah penunjang pendidikan seorang anak,
Ruang lingkup kemitraan antar lembaga mencakup kerjasama
orangtualah yang mempunyai peran utama dalam mendidik anaknya,
bidang program software (non fisik) dan program hardware
maka peran sekolah bukan hanya untuk anak tapi lebih utamanya
(fisik), atau salah satu. Bentuk kemitraan yang lainnya adalah
untuk orangtuanya. Atas dasar itu peran orang tua dianggap perlu
berupa bentuk financial sperti Grant, softloan, dan loan.
bagi sekolah untuk mewujudkan sinergi antara orang tua, anak dan
e. Jenis Pasangan ( Partner)
sekolah.
Institusi atau+ lembaga yang dapat menjadi pasangan dalam
Bantuan orang tua, diantaranya menyediakan fasilitas belajar,
jejaring kemitraan dapat merupakan institusi di dalam maupun luar
seperti: adanya ruangan belajar memenuhi persyaratan agar dapat
negeri.
digunakan untuk belajar, buku-buku pelajaran, baik buku-buku wajib
1) Institusi dalam negeri
ataupun buku-buku penunjang pelajaran dan lain-lain. Mengawasi
Direktorat Jenderal di lingkungan Kementerian Pendidikan dan
kegiatan belajar anak di rumah seperti mengingatkan anak untuk
Kebudayaan;
mengerjakan tugas di rumah, mengingatkan mendampingi anak
Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal
Jejaring kemitraan yang dapat dilakukan oleh sekolah dapat
a. pengembangan kurikulum dan bahan ajar;