Strategi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara Dalam Meningkatkan Pelayanan Ibadah Haji Chapter III VI

BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Kabupaten Padang Lawas Utara
3.1.1 Geografis
Gambar: 3.1Peta Padang Lawas Utara

Sumber:https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Padang_Lawas_Utara
Kabupaten Padang Lawas Utara adalah salah satu kabupaten di Provinsi
Sumatera Utara, Indonesia, yakni hasil pemekaran dari Kabupaten Tapanuli
Selatan. Ibukota kabupaten ini adalah Gunung Tua. Wilayah Kabupaten Padang
Lawas Utara merupakan wilayah penghubung antara wilayah pantai timur yang
sudah berkembang dan menjadi pintu perdagangan nasional dan regional dengan
wilayah pantai barat yang kaya akan sumberdaya alam dan relatif belum maju.

50
Universitas Sumatera Utara

Posisi tersebut menawarkan keuntungan dan peluang ekonomi bagi Kabupaten
Padang Lawas Utara.
3.1.2 Demografi

Dari data penduduk Kabupaten Padang Lawas Utara tahun 2013
menunjukkan jumlah penduduk Kabupaten Padang Lawas Utara sebanyak
232.866 jiwa dengan cakupan wilayah seluas 3.918,05 Km2. Kabupaten Padang
Lawas Utara memiliki luas 3.918,05 km2. Jumlah penduduk Padang Lawas Utara
pada hasil sensus 2010 berjumlah 223.531 jiwa dengan kepadatan 57 per
kilometer persegi yang pada tahun 2011 meningkat menjadi 225.621 jiwa dengan
pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun sekitar 2,18 persen. Kabupaten
Padang Lawas Utara terletak pada garis 113’50” Litang Utara dan 9920’44’10019’10 Bujur Timur, batas wilayahnya adalah:


Disebelah Timur berbatas dengan Provinsi Riau



Disebelah Barat berbatas dengan Tapanuli selatan



Disebelah


Utara

berbatas

dengan

Kabupaten

Labuhanbatu

dan

Labuhanbatu Selatan


Disebelah selatan berbatas dengan Kabupaten Padang Lawas

51
Universitas Sumatera Utara


3.2 Kementerian Agama Republik Indonesia
Gambar: 3.2Kantor Kementerian Agama Republik Indonesia

Sumber : https://www.kemenag.go.id/

3.2.1 Lambang Kementerian Agama
Gambar 3.3Lambang Kementerian Agama

Sumber : https://www.kemenag.go.id/

52
Universitas Sumatera Utara

Makna Lambang Kementerian Agama
1. Bintang bersudut lima yang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha
Esa dalam Pancasila, bermakna bahwa karyawan Kementerian Agama
selalu menaati dan menjunjung tinggi norma-norma agama dalam
melaksanakan tugas Pemerintahan dalam Negara Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila.
2. 17 kuntum bunga kapas, 8 baris tulisan dalam Kitab Suci dan 45 butir padi

bermakna Proklamasi Kemerdekaan republik Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945, menunjukkan kebulatan tekad para Karyawan Kementerian
Agama untuk membela Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.
3. Butiran Padi dan Kapas yang melingkar berbentuk bulatan bermakna
bahwa Karyawan Kementerian mengemban tugas untuk mewujudkan
masyarakat yang sejahtera, adil, makmur dan merata.
4. Kitab Suci bermakna sebagai pedoman hidup dan kehidupan yang serasi
antara kebahagiaan duniawi dan ukhrawi, materil dan spiritual dengan
ridha Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa.
5. Alas Kitab Suci bermakna bahwa pedoman hidup dan kehidupan harus
ditempatkan pada proporsi yang sebenarnya sesuai dengan potensi dinamis
dari Kitab Suci.
6. Kalimat Ikhlas Beramal bermakna bahwa Karyawan Kementerian Agama
dalam mengabdi kepada masyarakat dan Negara berlandaskan niat
beribadah dengan tulus dan ikhlas.

53
Universitas Sumatera Utara


7. Perisai yang berbentuk segi lima sama sisi dimaksudkan bahwa kerukunan
hidup antar umat beragama RI yang berdasarkan Pancasila dilindungi
sepenuhnya sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.
8. Kelengkapan makna lambang Kementerian Agama melukiskan motto :
Dengan Iman yang teguh dan hati yang suci serta menghayati dan
mengamalkan Pancasila yang merupakan tuntutan dan pegangan hidup
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, karyawan Kementerian
Agama bertekad bahwa mengabdi kepada Negara adalah ibadah.

3.2.2 Sejarah
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius. Hal tersebut tercermin baik
dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam kehidupan bernegara. Di
lingkungan masyarakat terlihat terus kesemarakan dan kehidmatan kegiatan
keagamaan baik dalam bentuk ritual maupun dalam bentuk sosial keagamaan.
Semangat keagamaan tersebut tercermin dalam kehidupan bernegara yang dapat
dijumpai dalam dokumen-dokumen kenegaraan tentang falsafah Negara. Dalam
pelaksanan nasional semangat keagamaan tersebut menjadi lebih kuat dengan
ditetapkannya asas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
sebagai salah satu asas pembangunan. Hal ini berarti bahwa segala usaha dan
kegiatan nasional dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan dan

ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai nilai luhur yang menjadi
landasan spiritual, moral dan etik pembangunan.
Secara historis benang merah nafas keagamaan tersebut dapat ditelusuri
sejak abad ke-5 Masehi dengan berdirinya kerajaan Kutai yang bercorak Hindu di

54
Universitas Sumatera Utara

Kalimantan melekat pada kerajaan-kerajaan di pulau Jawa antara lain kerajaan
Tarumanegara di Jawa Barat dan kerajaan Purnawarman di Jawa Tengah. Pada
abad ke-8 corak agama budha menjadi salah satu ciri kerajaan Sriwijaya yang
pengaruhnya cukup luas sampak ke Sri Lanka, Thailand dan India. Pada masa
kerajaan Sriwijaya, candi Borobudur dibangun sebagai lambang kejayaan agama
Budha. Pemerintah kerajaan Sriwijaya juga membangun sekolah tinggi Agama
Budha di Palembang yang menjadi pusat studi agama Budha se-Asia Tenggara
pada masa itu. Bahkan beberapa siswa dari Tiongkok yang ingin memperdalam
agama Budha lebih dahulu beberapa tahun membekali pengetahuan awal di
Palembang sebelum melanjutkan ke India.
Menurut salah satu sumber Islam mulai masuknya agama Islam di
Indonesia sejak abad ke-7 melalui para pedagang Arab yang telah lama

berhubungan dengan kepulauan Indonesia tidak lama setelah Islam berkembang di
Jazirah Arab. Agama Islam tersiar secara hampir merata di seluruh kepulauan
Nusantara seiring dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam seperti Perlak dan
Samudra Pasai di Aceh, kerajaan Demak, Pajang dan Mataram di Jawa Tengah,
kerajaan Cirebon dan Banten di Jawa Barat, kerajaan Goa di Sulawesi Selatan,
kerajaan Tidore dan Ternate di Maluku, kerajaan Banjar di Kalimantan dan lainlain.
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia menentang penjajah Belanda
banyak raja dan kalangan bangsawan yang bangkit menentang penjajah. Mereka
tercatat sebagai pahlawan bangsa, seperti Sultan Iskandar Muda, Teuku Cik
Ditiro, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, Panglima Polim, Sultan Agung Mataram,

55
Universitas Sumatera Utara

Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Sultan Agung Tirtayasa, Sultan Hasanuddin,
Sultan Goa, Sultan Pangeran Antasari dan lain-lain.
Berdirinya Kementerian Agama sebagai bagian dari tata pemerintahan
Negara Republik Indonesia melalui sejarah perjuangan yang cukup panjang. Pada
tanggal 19 Agustus 1945, dibicarakan mengenai jumlahkementerian yang akan
dibentuk beserta tugasnya masing-masing yang disiapkan oleh sub panitia terdiri

dari Subardjo, Sutardjo dan Kasman Singodimejo. Dalam rapat ini Latuharhary
keberatan dibentuknya Kementerian Agama karena terbentur pada masalah siapa
yang hendak menjadi Menteri Agama yang dapat diterima oleh semua pihak atau
kalangan apapun dan dari manapun. Pada saat itu disarankan agar setiap masalah
agama dipisahkan dari urusan kenegaraan dan Negara tidak mencampuri urusan
agama.
Setelah 3 (tiga) bulan proklamasi kemerdekaan Indonesia, Badan Pekerja
Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP) yang pada waktu itu merupakan
parlemen menyelenggarakan sidang pleno di Jakarta yang bertempat di gedung
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Salemba pada tanggal 24 sampai
dengan 28 November 1945 yang dihadiri oleh Presiden, Wakil Presiden dan para
Menteri serta utusan Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID) dari seluruh
Indonesia. Setelah Pemerintah menyampaikan keterangannya dalam sidang
tersebut, maka disampaikan pandangan umum dan wakil-wakil Komite Nasional
Indonesia Daerah (KNID), utusan Komite Nasional Indonesia Kresidenan
Banyumas yang terdiri dari K.H Abu Dardiri dan M. Soekoso Wiryosaputro
dengan juru bicara K.H Saleh Sunaidi mengajukan usul yaitu agar Negara
Indonesia yang telah merdeka ini hendaknya urusan agama tidak hanya
56
Universitas Sumatera Utara


diserahkan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saja, tetapi
sebaiknya didirikan Kementerian Agama yang khusus dan tersendiri.
Usul tersebut mendapatkan sambutan dan dukungan secara aklamasi dari
para anggota Badan Pekerja Komite Nasional (semacam MPR pada waktu itu)
serta mendapatkan dukungan penuh dari Perdana Menteri Sutan Syahrir dan
utusan daerah, seperti utusan dari Bogor yang terdiri dai Moh. Natsir, Dr.
Muwardi, Dr. Marzuki Mahdi dan N. Kartosudarmo. Diterimanya usul tersebut
secara aklamasi oleh anggota Badan Perwakilan Komite Nasional Indonesia Pusat
(BPKNIP) merupakan suatu konsesus yang membuktikan bahwa adanya
Kementerian Agama di Negara Republik Indonesia adalah kesepakatan atas
keinginan seluruh rakyat Indonesia.
Adanya Kementerian Agama Republik Indonesia merupakan bukti bahwa
Indonesia bukanlah Negara sekuler dan sebagai pengejawantahan sila pertama
dari Pancasila dan Ketentuan Pasal 29 UUD 1945. Motivasi adanya Kementerian
Agama selain merupakan ciri masyarakat Indonesia yang religius juga untuk
menampung dan menyalurkan aspirasi keagamaan serta mengembangkan
sekaligus membina umat beragama di Indonesia.
Berdirinya Kementerian Agama lebih lanjut disahkan berdasarkan pada
Ketetapan Pemerintah Nomor 1/SD tanggal 3 Januari 1946 bertepatan tanggal 24

Muharram 1346 H dan sebagai Menteri Agama yang pertama adalah H. M.
Rasyid, BA (sekarang Prof. Dr. KH. H Rasyid). Pada Tanggal 1 Maret 1965
pemerintah mengeluarkan Ketetapan Menteri Agama Nomor 6 Tahun 1965 yang
menetapkan bahwa tanggal 3 Januari 1946 sebagai hari jadinya Kementerian

57
Universitas Sumatera Utara

AgamaRepublik Indonesia, yang selanjutnya tanggal3Januari ditetepkan sebagai
hari lahirnya Kementerian Agama Republik Indonesia dan diperingati setiap tahun
oleh seluruh jajaran Kementerian Agama.
3.2.3 Visi dan Misi Kementerian Agama
Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2015
tentang Visi dan Misi Kementerian Agama adalah sebagai berikut:

VISI
"Terwujudnya Masyarakat Indonesia yang Taat Beragama, Rukun, Cerdas, dan
Sejahtera Lahir Batin dalam rangka Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat,
Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong".


MISI

1.

Meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama.

2.

Memantapkan kerukunan intra dan antar umat beragama.

3.

Menyediakan pelayanan kehidupan beragama yang merata dan
berkualitas.

4.

Meningkatkan pemanfaata dan kualitas pengelolaan potensi ekonomi
keagamaan.

5.

Mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah yang berkualitas
dan akuntabel.

6.

Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan umum berciri agama,
pendidikan agama pada satuan pendidikan umum, dan pendidikan
keagamaan.

58
Universitas Sumatera Utara

7.

Mewujudkan tatakelola pemerintahan yang bersih, akuntabel, dan
terpercaya.

3.2.4 Kedudukan dan Peranan Kementerian Agama
1. Kedudukan Kementerian Agama
a. Sebagai salah satu lembaga pemerintah yang mempunyai
kedudukan dan ciri khas dalam sistem ketatanegaraan yang
berdasarkan Pancasila.
Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
menempatkan agama dalam kedudukan yang khas yaitu merupakan
suatu komponen yang penting dalam tata kehidupan bernegara dan
bermasyarakat. Indonesia bukanlah Negara yang berdasarkan pada
suatu agama tertentu, namun menempatkan prinsip-prinsip agama
dalam

kehidupan

bernegara

dan

masyarakatnya.

Kegiatan

keagamaan di Indonesia dilindungi dengan peraturan perundangundangan yang sah.
b. Suatu monument yang secara historis tidak terlepas dari eksistensi
bangsa dan perjuangannya dalam menegakkan kemerdekaan dan
meletakkan dasar Negara.
Keberadaan Kementerian Agama tidak terlepas dari sejarah
proses kelahiran Pancasila sebagai dasar Negara dan upaya untuk
menegakkannya.

Dasar

Negara

Indonesia

diwujudkan

dan

dipertahankan melalui penghormatan seluruh rakyat Indonesia baik
harta maupun nyawa.

59
Universitas Sumatera Utara

c. Suatu bagian dari satu kesatuan dengan keseluruhan lembaga
pemerintahan.
Kementerian

agama

memiliki

tugas

pokok

yaitu

menyelenggarakan sebagai tugas umum pemerintahan dan
pembangunan dibidang agama. Proses pelaksanaan tugas tersebut
harus selaras dengan pelaksanaan tugas lembaga Negara yang lain
sehingga dapat mewujudkan tujuan pembangunan yang telah
ditetapkan.
2. Peranan Kementerian Agama
Kementerian Agama merupakan bagian dari Sistem Pemerintah Indonesia
yang mempunyai peranan antara lain:
a. Peranan dalam penyelenggaraan fungsi Pemerintah Umum
Kementerian Agama memiliki fungsi utama dalam pemerintah
Negara, yaitu sebagai penata dan pelayan dibidang agama. Fungsi
tersebut adalah:
1.Menyelenggarakan
pelaksanaan

fungsi

perumusan

kebijaksanaan,

kebijaksanaan, kebijakan teknis pemberian

bantuan dana pembinaan serta pemberian perizinan sesuai
kebijakan

umum

yang

ditetapkan

oleh

Presiden

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.Menyelenggarakan fungsi pengelolaan atas milik Negara
yang menjadi tanggung jawabnya.

60
Universitas Sumatera Utara

3.Menyelenggarakan fungsi pelaksanaan sesuai dengan tugas
pokoknya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
4.Menyelenggarakan fungsi pengawasan atas pelaksanaan
tugas

pokoknya

ditetapkan

sesuai

Presiden

dengan
dan

kebijaksanaan

berdasarkan

yang

peraturan

perundangan yang berlaku.
b. Peranan dalam penyelenggaraan fungsi dibidang pembangunan
Kementerian Agama memiliki fungsi sebagai:
1. Pelaksana pembangunan dibidang agama yang merupakan
bagian

integral

dari

pembangunan

nasional

secara

keseluruhan.
2. Pendorong dan pengarah dari lembaga-lembaga keagamaan
agar berpartisipasi dalam pembangunan.
3. Mencegah atau membatasi dampak negatif pembangunan
Selain itu peranan Kementerian Agama tidak terlepas dari peranan agama,
yaitu:
a. Sebagai komplementer (pelengkap), bukan hanya suplemen (tambahan)
b. Agama merupakan faktor motovatif, yang memberikan dorongan batin dan
sekaligus mendasari cita-cita dan perbuatan manusia pada seluruh aspek
kehidupan.
c. Agama merupakan faktor kreatif, yang memberikan dorongan kepada
manusia untuk melakukan kerja produktif, kreatif dan inovatif.

61
Universitas Sumatera Utara

d. Agama merupakan faktor integratif, yang memadukan aktivitas manusia,
baik sebagai individu, anggota masyarakat maupun sebagai makhluk
Tuhan.
e. Agama merupakan faktor sublimitif (penghalus), yang berfungsi
menghaluskan segala kehidupan manusia, bukan hanya kehidupan yang
bersifat keagamaan melainkan juga segala usaha dan kegiatan yang
bersifat keduniawian.
3.2.5 Tugas dan Kewenangan Kementerian Agama
1. Tugas Kementerian Agama
Tugas pokok Kementerian Agama ialah menyelenggarakan sebagian
dari tugas umum pemerintah dan pembangunan dibidang agama. Perincian
tugas pokok tersebut diatas dalam fungsi-fungsi ditegaskan dalam
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 373 Tahun 2002 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
a. Kementerian Agama dalam Pemerintahan Negara Republik
Indonesia dalam keputusan ini disebut merupakan unsur pelaksana
pemerintah.
b. Kementerian Agama dipimpin oleh Menteri Negara yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Kementerian Agama mempunyai tugas membantu Presiden dalam
menyelenggarakan sebagaian tugas pemerintahan dibidang keagamaan yaitu:

62
Universitas Sumatera Utara

a. Pelancaran pelaksanaan dibidang Agama
b. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas serta pelayanan
administrasi
c. Pelaksanaan

penelitian

dan

pengembangan

terapan

serta

pendidikan dan pelatihan tertentu dalam rangka mendukung
kebijakan di bidang keagamaan.
d. Pelaksanaan pengawasan fungsional.
2. Kewenangan Kementerian Agama
Adapun kewenangan yang dimiliki oleh Kementerian Agama yaitu:
a. Penetapan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan
secara makro.
b. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya.
c. Penetapan

persyaratan

akreditasi

lembaga

pendidikan

dan

sertifikasi tenaga profesional/ahli serta persyaratan jabatan di
bidangnya.
d. Pengaturan penerapan perjanjian atau persetujuan internasional
yang disahkan atas nama negara di bidangnya.
e. Penetapan kebijakan sistem informasi nasional di bidangnya
f. Penetapan hari libur nasional di bidangnya keagamaan.
g. Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

63
Universitas Sumatera Utara

3.3 Gambaran Umum Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara
3.3.1 Visi-Misi Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara
VISI:
“Terwujudnya Masyarakat yang Beriman, Cerdas, Beradat Berakhlak Mulia,
Rukun dan Sejahtera”
MISI:
1. Meningkatkan pelayanan kehidupan beragama.
2. Meningkatkan pemahaman, penghayatan, pengalaman dan pengembangan
nilai-nilai agama.
3. Meningkatkan kualitas pendidikan madrasah dan lembaga pendidikan
keagamaan.
4. Memperkokoh kerukunan umat beragama.
5. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan haji.
6. Meningkatkan ukhuwah islamiyah/silaturrahmi antara instansi dan
lembaga-lembaga sosial lainnya.

3.3.2 Struktur Organisasi Kementerian Agama Kabupaten Padang
Lawas Utara

64
Universitas Sumatera Utara

Gambar 3.4 : Struktur Organisasi di Kementerian Agama KabupatenPadang
Lawas Utara
KEPALA
KANTOR

Drs. H.
AZAMAN
HARAHAP

KA.
SUBBAG
TATA
USAHA
ABDUL
KAWI
SIREGAR,
S.Ag

KEPALA
SEKSI
PENYELEN
GGARA
HAJI DAN
UMROH

Drs. H.
PERMOHO
NAN SRG

KEPALA
SEKSI
PENDIDIK
AN
MADRAS
AH

DIAN
SIREGAR,
S.Pd, MA

KEPALA
SEKSI
PENDIDIK
AN
AGAMA
DAN
KEAGAMA
AN ISLAM

BAIKUNI
HARAHAP,
Spd.I

KEPALA
SEKSI
BIMBING
AN
MASYAR
AKAT
ISLAM

Drs. H.
HADDAD
ULUM,
MA

PENYEL
ENGGA
RA
SYARIA
H

KOSASI
DASOP
ANG,

PENYELE
NGGARA
KRISTEN

PARSAOR
AN
MUNTHE,
S.Th

Sumber :Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara

65
Universitas Sumatera Utara

3.3.3

Uraian

Tugas Kementerian

Agama

Kabupaten

Agama

Kabupaten Padang Lawas Utara
a. Kepala Kantor


Menetapkan visi, misi serta kebijakan teknis di bidang keagamaan
dan bimbingan kehidupan beragama



Menetapkan arah kebijakan, menyusun perencanaan, sasaran
kegiatan dan penjadwalan kegiatan serta membagi tugas dan
menentukan penanggung jawab kegiatan



Melaksanakan pemantauan dan evaluasi prestasi kerja masingmasing unit kerja/seksi serta kordinasi dengan instansi terkait



Melaksanakan penyelesaian masalah yang timbul dan pembinaan
pegawai

b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Melakukan pelayanan teknis dan administrasi perencanaan
kepegawaian, keuangan, perlengkapan ketatausahaan dan rumah
tangga kepada seluruh satuan organisasi dan/atau satuan kerja di
lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara
c. Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh
Melakukan pelayanan dan bimbingan di bidang jamaah dan
petugas, dokumen dan perjalanan haji, perbekalan dan akomodasi
haji serta pembinaan KBIH dan pasca haji

66
Universitas Sumatera Utara

d. Kepala Seksi Pendidikan Madrasah
Melakukan pelayanan dan bimbingan di bidang kurikulum,
ketenagaan dan kesiswaan serta supervisi dan evaluasi pada RA,
MI, MTs dan pendidikan agama islam pada sekolah umum tingkat
dasar dan menengah pertama serta sekolah luar biasa.
e. Kepala Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam
Melakukan pelayanan dan bimbingan di bidang pendidikan
keagamaan, pendidikan diniyah, pendidikan salafiyah, kerjasama
kelembagaan

dan

pengembangan

pondok

pesantren,

pengembangan santri dan pelayanan pondok pesantren pada
masyarakat.
f. Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam
Melakukan

pelayanan,

bimbingan

dan

pembinaan

serta

pengelolaan data dan informasi di bidang bimbingan masyarakat
islam.
g. Kepala Penyelenggara Syariah
Memimpin kegiatan pelayanan, bimbingan teknis, pembinaan serta
pengelolaan data dan informasi di bidang pembinaan syariah
berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh kepala kantor
Kemenag sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam rangka
melaksanakan sebagian tugas kepala kantor Kemenag.
h. Kepala Penyelenggara Kristen
Merumuskan kebijakan teknis, pembinaan bimbingan di bidang
penerangan dan pendidikan agama kristen

67
Universitas Sumatera Utara

Adapun kaitan antara struktur itu sendiri dengan kinerja organisasi Kantor
Kementerian

Agama

Kabupaten

Padang

Lawas

Utara

dalam

rangka

mensukseskannya antara lain:
1. Menyusun program perencanaan rutin dan pembangunan secra terpadu
2. Melaksanakan program dan pelaporan
3. Melakukan pelayanan dan pembinaan di bidang penyusunan dan kebijakan
serta pengembangan organisasi dan kepegawaian
4. Meningkatkan sumber daya
5. Membangun sistem informasi keagamaan
6. Meningkatkan pelayanan bimbingan/penyuluhan haji dan umroh
7. Pengadaan sarana dan prasarana kantor
8. Mengusulkan bantuan pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an dan terjemah
9. Peningkatan kualitas pelayanan dan bimbingan penyuluhan dan lembaga
dakwah

68
Universitas Sumatera Utara

3.3.4 Keadaan Pegawai Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh
Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara
Diagram 3.1 : Data Pegawai Kemenag Paluta Berdasarkan Jenis Kelamin

Data Pegawai Kemenag Paluta
Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki - Laki (3 orang)
50%

50%
Perempuan (3orang)

Sumber data: penelitian,2017
Diagram 3.2 : Data Pegawai Kemenag Paluta Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Data Pegawai Kemenag Paluta
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
0%

S2 (0 orang)
50%

50%

S1 (3orang)
SMA (3 orang)

Sumber data: penelitian,2017

69
Universitas Sumatera Utara

Diagram 3.3 : Data Pegawai Kemenag Paluta Berdasarkan Usia

Data Pegawai Kemenag Paluta
Berdasarkan Usia

33%

21 - 30 (2 orang)
31 - 40 (0 orang)
41 - 50 (4 orang)

67%
0%

Sumber data: penelitian,2017

70
Universitas Sumatera Utara

3.3.5 Data Jamaah Haji Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun
2016 M/1437 H
Diagram: 3.4 Data Jamaah Haji Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun
2016 M/1437 H Berdasarkan Jenis Kelamin

Jamaah Berdasarkan Jenis Kelamin

43%
Laki-laki (96 Orang)
Perempuan (129 Orang)
57%

Sumber: Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara
Berdasarkan jenis kelamin jamaah haji yang berangkat pada tahun 2016
M/1437 H yang melalui pendaftaran di Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Padang Lawas Utara adalah laki-laki yang berjumlah 96 orang dan perempuan
berjumlah 129 orang yang memang perlu di layani oleh pegawai Seksi
Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas
Utara baik dari mulai pendaftaran sampai pada acara pelatihan manasik yang
diselenggarakan.

71
Universitas Sumatera Utara

Diagram: 3.5 Data Jamaah Haji Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun
2016 M/1437 H Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Jamaah Berdasarkan Pendidikan
0%
5%
S3 (tidak ada)
22%
S2 (10 Orang)
S1 (50 Orang)
SMA (25 Orang)

53%
11%

SMP (20 Orang)
SD (120 Orang)

9%

Sumber: Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara
Sementara banyaknya jamaah haji Kabupaten Padang Lawas Utara
berdasarkan tingkat pendidikan dapat di lihat pada diagram di atas, dimana tingkat
pendidikan yang dimiliki dari masing-masing jamaah haji berbeda-beda.

72
Universitas Sumatera Utara

Diagram: 3.6 Data Jamaah Haji Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun
2016 M/1437 H Berdasarkan Usia

Jamaah Berdasarkan Usia
2%
5%
usia 17-30 tahun (5 orang)
25%

usia 31-40 tahun (10 orang)
usia 41-50 tahun (57 orang)

68%

usia 51 tahun ke atas (153
Orang)

Sumber: Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara
Dilihat dari segi umur banyaknya jamaah haji yang berangkat pada usia di
atas 51 tahun, pada usia tersebut memang merupakan tanggung jawab yang besar
bagi pegawai Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama
Kabupaten Padang Lawas Utara dalam mengupayakan pemberian pelayanan yang
sangat prima terhadap mereka mengingat usia tersebut rentan dengan tubuh yang
lemah yang memerlukan perhatian intensif.

73
Universitas Sumatera Utara

Diagram: 3.7 Data Jamaah Haji Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun
2016 M/1437 H Berdasarkan Pekerjaan

Jamaah Berdasarkan Pekerjaan
BUMN (18 Orang)
Pedagang (31 Orang)

8%

9%

Ibu Rumah Tangga (30
Orang)
Pelajar (tidak ada)

14%

13%

PNS (28 Orang)
13%

TNI (3 Orang)
POLRI (6 Orang)

26%
13%

0%

3%
1%

Petani (60 Orang)
Wiraswasta (30 Orang)
Pensiun (19 Orang)

Sumber: Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara
Dari tingkat pekerjaan yang dimiliki oleh jamaah haji berbeda-beda, tetapi
yang paling banyak adalah petani sebesar 26%.

74
Universitas Sumatera Utara

BAB IV
PENYAJIAN DATA

Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang telah diperoleh melalui
penelitian di lapangan dengan teknik wawancara dan observasi untuk
dideskripsikan sebagai jawaban dari permasalahan yang sedang diteliti. Data yang
diperoleh tersebut terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu
data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan informan yang telah ditentukan
sebelumnya, sedangkan data sekunder ialah data yang diperoleh dari sumbersumber tertulis yang memperkuat data primer. Adapun permasalahan utama yang
akan disajikan dalam bab ini yaitu strategi Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Padang Lawas Utara dalam meningkatkan pelayanan haji.
4.1 Pelaksanaan Wawancara
Pelaksanaan wawancara dilakukan di Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Padang Lawas Utara yang beralamat di Jl. Lintas Gunung Tua –
Padang Sidimpuan KM 5, yang merupakan tempat penelitian ini berlangsung.
Wawancara ini dilakukan kepada Informan utama yaitu Kasi Penyelenggaraan
Haji dan Umroh Kantor Kementerian Agama Kabupatan Padang Lawas Utara
yang memahami secara mendalam terkait dengan permasalahan dalam penelitian
ini.
Adapun key informan dari penelitian ini adalah Kepala Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara. Data yang diperoleh juga

75
Universitas Sumatera Utara

didukung dengan keterangan dari masyarakat sebagai informan tambahan dalam
penelitian ini.
Peneliti melakukan pengumpulan data sekunder berupa gambaran umum
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara, daftar pegawai,
tugas pokok kantor kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara,yang
didapatkan diawal wawancara berlangsung dan kelengkapan data pendukung
penelitian berlangsung.
Dalam melakukan wawancara, peneliti menggunakan tipe wawancara
berstruktur. Dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis
menyusun daftar pertanyaan yang akan diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang
disusun disesuaikan dengan variabel-variabel dalam penelitian ini. Namun dalam
pelaksanaannya tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaanpertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan.
4.2 Karakteristik Informan
Karakteristik

informan dalam penelitian tentang

Strategi Kantor

Kementerian Agama dalam meningkatkan pelayanan haji. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh peneliti dilapangan, maka jumlah informan dalam
penelitian ini sebanyak 6 orang yang dianggap memahami dan mengetahui secara
jelas terkait tentang judul yang diangkat dalam penelitian ini, adapun karakteristik
informan dalam penelitian ini berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat di tabel
berikut:

76
Universitas Sumatera Utara

Diagram 4.1 Karakteristik Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik Informan Berdasarkan
Jenis Kelamin

Laki - Laki (3 orang)
50%

50%

Perempuan (3 orang)

Sumber data: Penelitian,2017
Sesuai dengan diagram diatas, maka informan dalam penelitian ini
seimbang antara laki-laki dan perempuan masing-masing 50%. Dalam penelitian
ini, penentuan informan tidak menentukan jenis kelamin, dan informan yang
dimaksud adalah orang-orang yang dianggap memahami terkait judul yang
diangkat dalam penelitian ini.Pemahanan informan terkait dengan masalah yang
diangkat dalam penelitian ini juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dari
informan dalam memberikan keterangan kepada penulis. Adapun klasifikasi
informan penelitian berdasarkan pendidikan antara lain:

77
Universitas Sumatera Utara

Diagram: 4.2 Karakteristik Informan Berdasarkan Pendidikan

Karakteristik Informan Berdasarkan
Pendidikan
16%
S2 (1 orang)
33%
S1 (1 orang)
17%

SMA (1 orang)
SMP (1 orang)
SD ( 2 orang)

17%

17%

Sumber data: Penelitian,2017
Berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat bahwa informan dalam
penelitian ini baik informan kunci maupun informan utama dalam penelitian ini
tingkat pendidikan informan terdiri dari beragam tingkatan pendidikan
diantaranya S2 sebanyak 16%, pendidikan S1 sebanyak 17%, dan tingkat
pendidikan SMA sebanyak 17%.
Selanjutnya penulis akan menyajikan diagram terkait dengan pemahaman
informan sesuai dengan klasifikasi golongan, dalam hal ini penulis menerima
keterangan dari para informan sesuai dengan bidang atau jabatan mereka masingmasing. Adapun klasifikasi informan penelitian berdasarkan jabatan dapat dilihat
di tabel dibawah ini:

78
Universitas Sumatera Utara

Diagram: 4.3 Karakteristik Informan Berdasakan Jabatan

Karakteristik Informan Berdasarkan
Jabatan
17%
Kepala Kantor (1 orang)
17%

Kepala Seksi (1 Orang)
Masyarakat (4 orang)

66%

Sumber data: Penelitian,2017
Karakteristik informan yang tergambar dari penelitian ini berasal dari
berbagai kalangan yang dianggap memahami secara jelas terkait dengan judul
yang diangkat dalam penelitian ini. Berdasarkan klasifikasi informan dalam
penelitian ini, maka informan dengan presentase terbanyak berasal dari kalangan
masyarakat sebanyak 66%, hal ini dikarenakan masyarakat sebagai objek dari
pelayanan ibadah haji tahun 2016 di Kabupaten Padang Lawas Utara.
4.3 Deskripsi Hasil Wawancara
Metode wawancara yang dipilih oleh penulis adalah tipe wawancara
berstruktur, dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis
menyusun daftar pertanyaan yang diajukan. Namun, di dalam prosesnya sendiri
tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang
dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan.

79
Universitas Sumatera Utara

Untuk mengetahui bagaimana Strategi Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Padang Lawas Utara dalam Meningkatkan Pelayanan Haji tahun 2016,
peneliti menggunakan konsep yang dikemukakan oleh David Osborne dalam
Sedarmayanti (2009) merumuskan lima strategi dalam meningkatkan kinerja
pelayanan publik, adapun indikator-indikator untuk merumuskan strategi dalam
meningkatkan kinerja pelayanan yang digunakan oleh peneliti adalah, strategi inti,
srategi konsekuensi, strategi pelanggan, strategi pengawasan dan strategi budaya.
Indikator tersebut penting dalam menelusuri strategi dalam meningkatkan
pelayanan yang ditujukan ke publik.Besarnya strategi dalam meningkatkan
pelayanan publik ditinjau dari indikator- indikator yang akan dideskripsikan
sesuai hasil wawancara dengan para informan. Adapun 5indikator strategi tersebut
ialah:
4.3.1

Strategi Inti (Core Strategy)

Strategi ini bertujuan memperjelas misi dan visi organisasi. Strategi ini
dapat

dioperasionalkan

memperjelas

tujuan

melalui

perusahaan

pendekatan-pendekatan
dengan

membuat

dalam

persiapan

bentuk
sebelum

mengoperasionalkan perusahaan, memperjelas peran pimpinan perusahaan dan
pegawai dan memperjelas arah perusahaan dengan memperbaiki tujuan
perusahaan. Visi dan misi memang sangat penting sebagai pedoman jangka
panjang akan kemana sebuah organisasi akan diarahkan dengan memperhatikan
berbagai aspek yang menjadi tugas pokok dan fungsinya serta memperhatikan
perkembangan lingkungan strategis.

80
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti di Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara dalam proses pelayanan
haji, seperti keterangan yang disampaikan oleh Bapak Drs. H. Azaman Harahap
selaku Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara yang
menyatakan:
“Di Kantor Kementerian Agama Paluta ini, kita memiliki
VISI:Terwujudnya masyarakat yang beriman, cerdas,
beradat berakhlak mulia, rukun dan sejahtera
Misi
1. Meningkatkan pelayanan kehidupan beragama.
2. Meningkatkan
pemahaman,
penghayatan,
pengalaman dan pengembangan nilai-nilai agama.
3. Meningkatkan kualitas pendidikan madrasah dan
lembaga pendidikan keagamaan.
4. Memperkokoh kerukunan umat beragama.
5. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan haji.
6. Meningkatkan ukhuwah islamiyah/silaturrahmi
antara instansi dan lembaga-lembaga sosial
lainnya.
Untuk Mencapai tujuan itu memang perlu langkahlangkah. Di dunia ini tidak ada yang instan, semuanya
butuh proses. Yang harus diketahui kita harus tau apa yang
ingin kita capai. Kalau sudah tau, langkah selanjutnya
adalah terus mengejar apa yang kita cita-citakan. Dengan
adanya strategi dan susunan rencana yang baik, kita akan
dapat mencapai tujuannya.Saya selaku Kepala kantor
selalu mengarahkan sumber daya manusia yang ada untuk
meningkatkan inovasi dibidangnya. Kesiapan, kesediaan
dan kompetensi sumberdaya manusia ini sangat
mempengaruhi keberhasilan pencapaian visi misi itu.
Untuk mewujudkan visi dan misi ini memang perlu waktu
yang cukup panjang dan dilakukan dengan berbagai
langkah pencapaiannya, di antaranya adalah melalui
proses pembelajaran di mana harapannya setiap kasi
mampu menguasai tufoksi masing-masing”.
(Hasil wawancara pada tanggal 27 Februari 2017)

81
Universitas Sumatera Utara

Dalam visi dan misi Kemenag bertujuan untuk meningkatkan kualitas
penyelenggaraan

haji

sesuai

dengan

yang

disampaikan

Kepala

Seksi

Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas
Utara, beliau mengatakan:
“Dalam visi-misi Kementerian Agama salah satunya
meningkatkan kualitas penyelenggaraan haji, dalam
masalah pelayanan haji mulai dari pendaftaran jamaah
semua kita layanai disini. Karena sifatnya pendaftaran
habis selesai pendaftaran sifatnya menunggu jadi kita
beralih itu pelayanan khusus pendaftaran haji berlangsung
sesuai tahun berjalan artinya pelayanan haji itu kan
selama masa hari kerja tetap kita dilayani bahkan
pelayanan itu pun berkenaan dalam pelunasan berkenaan
dengan manasik”.
(Hasil wawancara pada tanggal 27 Februari 2017)
4.3.2

Strategi Konsekuensi (Consequences Strategy)

Strategi konsekuensi bertujuan untuk menciptakan kondisi agar terjadi
persaingan yang sehat di antara penyelenggara pelayanan publik yang lain. Selain
itu strategi ini juga mendorong Perusahaan untuk memberikan para pegawainya
insentif dan disentif yang tinggi untuk mengikuti dan mematuhi peraturanperaturan yang dibuat oleh perusahaan.
Berkaitan dengan kerjasama pemerintah dan non pemerintah/swasta dalam
pelayanan haji, Kepala Kantor Kementerian Agamamenyatakan:
“Di daerah Padang Lawas Utara ini, keterlibatan swasta tidak
ada dalam melakukan pelayanan haji baik itu Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji atau pun travel”.
(Hasil wawancara pada tanggal 27 Februari 2017)

82
Universitas Sumatera Utara

Pertanyaan tersebut dipertegas lagi oleh Bapak Jumadil Nasution selaku
jamaah asal Batang Pane I Kecamatan Padang Bolak, beliau mengatakan :
“Saya melaksanakan haji tidak melalui sektor swasta atau biro
perjalanan”.
(Hasil wawancara pada tanggal 28 Februari 2017)
Sedangkan pernyataan Ibu Surniati Harahap jamaah asal Pasar Gunung
Tua Kecamatan Padang Bolak ialah:
“Saya berangkat haji dari pemerintah bukan dari travel”.
(Hasil wawancara pada tanggal 28 Februari 2017)
Dari pernyataan beberapa masyarakat diatas, diperkuat lagi oleh Kepala
SeksiPenyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Kabupaten Padang
Lawas Utara, beliau mengatakan:
“Kalau untuk Paluta tidak ada, tidak ada antara kita pemerintah
daerah dengan pihak swasta. Karena memang untuk Paluta tidak
ada disini KBIH”.
(Hasil wawancara pada tanggal 27 Februari 2017)
Berdasarkan pernyataan diatas, tidak adanya kerjasama pihak Kementerian
Agama dengan pihak swasta yang berkaitan dengan penyelenggaraan haji. Dalam
hal ini peneliti juga tidak menemukan biro perjalanan haji di Kabupaten Padang
Lawas Utara.
4.3.3 Strategi Pelanggan (Customer Strategy)
Strategi pelanggan bertujuan untuk menciptakan sistem penyelenggaraan
pelayanan yang dilaksanakan oleh birokrat, sehingga mampu memberikan tingkat
pelayanan yang optimal bagi masyarakat. Cara-cara yang dapat dilaksanakan

83
Universitas Sumatera Utara

adalah dengan menciptakan sistem umpan balik dari masyarakat, menciptakan
prosedur yang sederhana, menciptakan lingkungan kantor yang menyenangkan
dan menyejukkan, menyediakan tempat pengaduan dan tempat informasi, media
dan telekomunikasi, menciptakan sistem komputer yang menggunakan sistem
online. Berkaitan dengan prosedur pelayanan haji tahun demi tahun kian
mengalami perubahan mengikuti perkembangan zaman dan tekhnologi sesuai
dengan hal yang disampaikan Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh
Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara, beliau mengatakan :
“Sekarang begini, pelayanan haji itu sekarang tidak lagi
mengeluarkan nomor porsi di Bank. Di bank sifatnya hanya
menabung, menabung saja di bank menabung uangnya sebanyak
Rp. 25.000.000 kemudian bank mengeluarkan validasi bahwa dia
benar sudah menabung disana. Bahan itu “validasi” dibawa kesini
(kemenag) baru kita daftar dan nomor porsi juga jeluar dari sini
bukan lagi bank. Dulu bank yang mengeluarkan sekarang tidak
lagi (mulai tahun 2016). Di bank hanya menabung dan validasi
seluruh pendaftarannya disini dan mengeluarkan nomor porsinya
juga disini (kemenag)”.
(Hasil wawancara pada tanggal 1 Maret 2017)
Adapun perubahan prosedur pelayanan bertujuan untuk mempermudah
masyarakat dalam mengurus administratif hajinya, sesuai dengan yang
disampaikan

Kepala kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas

Utara:
“Prosedur pelayanan yang telah ditetapkan dalam pelayanan haji
ini pada dasarnya mudah karena kalau untuk pendaftaran
syaratnya beragama islam, bawa surat keterangan sehat, KTP.
Terus membuka rekening tabungan sebesar Rp. 25.000.000 di bank
yang telah ditentukan sesuai dengan BPS (bank penerima setoran)
yang ada di kabupaten ini. Kemudian datang ke kantor membawa
bukti validasi dari bank supaya kita daftarkan agar dapat nomor
porsi”.
(Hasil wawancara pada tanggal 1 Maret 2017)

84
Universitas Sumatera Utara

Secara umum, prosedur pelayanan standar pendaftaran haji meliputi:
Syarat Pendaftaran untuk WNI (PMA no. 15 tahun 2016 pasal-4) JO KMA
no.1 tahun 2008:
o Beragama Islam
o Surat Keterangan Sehat dari Puskesmas
o Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku
Untuk WNA (pasal-4) ditambah dengan:
o Memiliki paspor yang masih berlaku sekurang-kurangnya 6 (enam)
bulan terhitung sejak hari keberangkatannya
o Memiliki dokumen keimigrasian / izin tinggal yang berlaku
sekurang-kurangnya

6

(enam)

bulan

terhitung

sejak

hari

keberangkatan haji
o Memiliki izin masuk kembali (re-entry permit) ke Indonesia

85
Universitas Sumatera Utara

Berikut tata cara dan prosedur alur pendaftaran haji Kemenag Paluta:
Gambar 4.1Prosedur alur pendaftaran haji

Sumber: http://www.kemenag.go.id
a) Alur Pendaftaran
o Pendaftaran dilakukan sepanjang tahun dengan menerapkan prinsip
first come first served
o Calon haji membuka Tabungan Haji pada Bank Penerima Setoran
(BPS) BPIH yang sudah bekerjasama dengan Kementerian Agama
RI dan sudah tersambung dengan SISKOHAT Kemenag sesuai
dengan domisili
o Rekening Tabungan Haji dari Calon Haji setelah mencapai di atas
Rp. 25.000.000, Calon Haji datang ke Kantor Kementerian Agama
setempat sesuai domisili untuk:

86
Universitas Sumatera Utara



Mengisi SPPH dengan melampirkan dokumendokumen yang dipersyaratkan



Pengambilan foto berwarna pada Koperasi, berlatar
belakang putih dan berukuran muka tampak 70-80%



Membubuhkan tanda tangan dan Cap Jempol kiri
(Finger print) pada SPPH

o Calon Haji datang ke Cabang BPS-BPIH dengan membawa SPPH,
5 (lima) lembar pas photo dan buku tabungan Haji
o BPS-BPIH membuat nota pendebetan rekening tabungan haji
sebesar Rp. 25.000.000 untuk ditransfer ke rekening Menteri
Agama CQ. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh di Cabang
BPS-BPIH yang ditunjuk sebagai pooling dana Tabungan Haji.
Cabang BPS-BPIH mengimput nomor pemindahbukuan / transfer
dan data SPPH untuk mendapatkan nomor porsi. Kemudian Calon
Haji mendapatkan bukti setoran awal dan bukti pendebetan
o Calon Haji mendaftar ulang ke Kantor Kementerian Agama
setempat
b) Proses Pelunasan BPIH
Besarnya BPIH setiap tahun ditetapkan berdasarkan Presiden RI dengan
komponen BPIH yang disesuaikan dengan biaya riil pada tahun yang
bersangkutan dengan dikeluarkannya keputusan Presiden tersebut saat penyetoran
BPIH dimulai. Untuk penerimaan penyetoran BPIH ditetapkan bank-bank yang
ditunjuk pemerintah antara lain:

87
Universitas Sumatera Utara

o Bank Negara Indonesia (BNI)
o Bank Negara Indonesia Syariah
o Bank Rakyat Indonesia (BRI)
o Bank Rakyat Indonesia Syariah
o Bank Mandiri
o Bank Syariah Mandiri
o Bank Tabungan Negara (BTN)
o Bank Sumut
Waktu dan besarnya BPIH yang harus dibayar Calon Haji ditentukan oelh
Pemerintah yang tertuang di dalam Peraturan Presiden (PP). Pada waktu
yang telah ditentukan, Calon Haji dtang ke Cabang BPS-BPIH dengan
membawa:
o Bukti Setoran Awal
o Setoran kekurangan BPIH
o 5 (lima) lembar pas photo
Cabanag BPS-BPIH mengimput porsi untuk pelunasan:
o Menerima setoran kekurangan BPIH (sesuai kurs BI)
o Mentransfer dana setoran BPIH ke Rekening Menteri Agama di
Bank Indonesia
Calon Haji menerima bukti setoran BPIH dari Cabang BPS-BPIH. Untuk
percepatan penyerahan berkas setoran BPIH lunas harus sudah berfoto
(sama dengan setoran awal dan SPPH) dan distempel bank, maka perlu
sosialisasi ke bank, sbb:

88
Universitas Sumatera Utara

o Lembar 1 (putih) diserahkan pada Calon Haji
o Lembar 2 (biru) diserahkan pada Kantor Kementerian Agama dan
ditahan di bank
o Lembar 3 (merah) diserahkan pada Kantor Kementerian Agama
dan ditahan di bank
o Lembar 4 (kuning) diserahkan pada Kantor Kementerian Agama
dan ditahan di bank
o Lembar 5 (putih) ditahan untuk arsip bank
o Proses qur’ah untuk pemberkasan dan pemberangkatan sudah
harus dilakukan sejak dini
o Selama proses pelunasan hendaknya Kantor Kementerian Agama
sudah mengetahui jumlah Calon Haji yang bergabung dengan
masing-masing KBIH dan jumlah Calon Haji Mandiri, serta sudah
ada gambar untuk regu dan rombongannya
o Masing-masing daerah sudah waktunya utnuk siap sebagai
penyangga, dengan prinsip:


Berangkat dari daerah secara bersamaan, walaupun nanti
ada yang harus bergabung dengan kloter dibelakngnya /
didepannya



Apabila harus jadi penyangga akan terpisah dalam bentuk
(rombongan / regu), kecuali CJH Mandiri. Semaksimal
mungkin tidak akan memecah KBIH, kecuali kondisi tidak
memungkinkan / harus

89
Universitas Sumatera Utara

c) Syarat Pelunasan
o Calon Haji yang berhak melunasi BPIH adalah:
o Calon Haji yang memiliki nomor porsi masuk dalam alokasi porsi
provinsi dan atau porsi Kabupaten/Kota bagi wilayah yang porsi
dibagi per Kabupaten/Kota
o Calon Haji yang belum pernah menunaikan ibadah haji, telah
berusia 18 tahun ke atas atau sudah menikah
o Suami, anak kandung dan orang tua kandung yang sudah
menunaikan ibadah haji dan akan menjadi mahrom calon haji atau
pembimbing ibadah haji yang telah ditetapkan oleh Kanwil
Kemenag Provinsi setempat
o Calon Haji yang sudah pernah menunaikan ibadah haji dan telah
memperoleh nomor porsi, serta masuk dalam alokasi prosi provinsi
ditetapkan menjadi daftar tunggu (waiting list) tahun berjalan
o Calon Haji yang mendapatkan porsi dan masuk dalam alokasi porsi
provinsi

tahun yang bersangkutan namun tidak menyetorkan

pelunasan BPIH, atau nomor porsinya tidak masuk dalam porsi
provinsi tahun yang bersangkutan, atau telah melunasi BPIH tetapi
tidak dapat berangkat, maka secara otomatis menjadi waiting list
o Calon Haji yang telah melunasi BPIH tahun sebelumnya namun
tidak berangkat dan tidak mengambil BPIH-nya, maka harus
membayar kekurangan BPIH tahun berjalan (apabila lebih
dikembalikan dan jika kurang harus menambah)

90
Universitas Sumatera Utara

Dalam hal porsi provinsi tidak terpenuhi sampai batas akhir masa
pelunassan BPIH, Calon Haji diberikan kesempatan melunasi BPIH sesuai dengan
urutan nomor porsi provinsi yang bersangkutan dengan batas waktu tahap pertama
tanggal 19 Mei s/d 10 Juni 2016 dan tahap kedua tanggal 20 Juni s/d 30 Juni
2016.
Prosedur merupakan ketetapan sistem yang berlaku di Kemenag padang
Lawas Utara. Berkaitan dengan kesederhanaan prosedur, prosedur yang
diterapkan di Kemenag Paluta sudah sangat mudah dipahami oleh masyarakat
sesuai dengan yang disampaikan Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh
Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara, beliau mengatakan :
“Prosedur kami sudah sangat sederhana karena hanya itu
persyaratannya yang disiapkan kemudian untuk pendaftaran disini
hanya membawa KTP, KK, buku tabungan, membawa pas poto itu
saja, keluar nomor porsi”.
(Hasil wawancara pada tanggal 2 Maret 2017)
Sesuai dengan yang disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Padang Lawas Utara, Beliau mengatakan :
“Kalau menurut saya prosedurnya itu sederhana sebab kita juga
tidak mau merepotkan masyarakat dalam proses ini. Intinya hanya
membawa KTP, KK, bukti dari bank atau validasi dan pas poto”.
(Hasil wawancara pada tanggal 2 Maret 2017)
Berdasarkan pernyataan dari Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan
Umroh dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara
memang prosedur tersebut dinilai tidak menyulitkan masyarakat sebagai calon
jamaah dan masyarakat menganggap bahwa prosedur tersebut cukup mudah dan
tidak memakan waktu sehingga sangat mudah dipahami oleh masyarakat. Hal ini

91
Universitas Sumatera Utara

diperkuat dengan pernyataan Ibu Siti Maiyah Lubis, jamaah asal LK III Pasar
Gunung Tua Kecamatan Padang Bolak:
“saya pikir prosedurnya tidak menyulitkan, karena kami hanya
tinggal menyiapkan berkas yang diperlukan setelah itu mereka
yang memprosesnya dan kami hanya tinggal menunggu, selesai.”
(Hasil wawancara pada tanggal 4 Maret 2017)
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur dalam
pelayananibadah haji disesuaikan dengan prosedur pengurusan pada umumnya
dan hal tersebut mudah untuk dipahami oleh warga dan juga tidak menyulitkan
warga sebagai objek dari pelayanan program ini. Program ini didasari untuk
memberikan pelayanan haji bagi masyarakat maka prosedur yang telah ditetapkan
dinilai tidak menyulitkan bagi warga.Namun sebagai pelayanan publik,
Kementerian Agama juga harus tanggap terkait kritik dan saran dari masyarakat
sebagai objek pelayanan. Sesuai dengan yang disampaikan Kepala Seksi
Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas
Utara, beliau menagatakan :
“Sebetulnya saran kritik itu bisa kita terima dengan baik hanya
saja saran-saran sampai ini dan kritik itu sebetulnya tidak ada
datang kepada kita”.
(Hasil wawancara pada tanggal 2 Maret 2017)
Hal yang sama juga disampaikanoleh Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Padang Lawas Utara beliau mengatakan :
“Mengenai masukan baik itu kritikan maupun saran itu sangat kita
harapkan dari masyarakat guna untuk membangun ke arah yang
positif. Faktanya kritikan dan saran itu belum ada sampai saat
ini”.
(Hasil wawancara pada tanggal 1 Maret 2017)

92
Universitas Sumatera Utara

Peneliti melihat bahwa program haji ini mempunyai alur dan proses yang
memerlukan kerjasama yang baik antar pihak yang berkepentingan. Berkaitan
dengan pihak yang terlibat dengan pengurusan program haji, Kepala Seksi
Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas
Utara beliau mengatakan :
“Ya kalau mulai dari tahap pendaftaran sampai dengan tahap
pembinaan itu hanya Kemenag. Nanti proses di manasik yang
kerjasama dengan pemerintah daerah itu 1 kali terakhir itu
disitulah mulai ikut keterlibatan dari pemerintah daerah sampai
dengan pemberangkatan dan pemulangan jamaah hanya disitu
keterlibatan pemerintah daerah.”
(Hasil wawancara pada tanggal 1 Maret 2017)
Sesuai dengan yang disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Padang Lawas Utara, beliau mengatakan:
“Dalam penyelenggaraan ibadah haji ini, keterlibatan dalam
mengurusi haji selain Kemenag itu sendiri ada yaitu pemda, ada di
proses manasik yang terakhir kali dan pada saat hari H mulai
pemberangkatan dari kabupaten dan pemulangan itu ada
kordinasi antara pemda dengan Kemenag”.
(Hasil wawancara pada tanggal 3 Maret 2017)
Sistem di Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara sudah
terintegrasi dengan baik sistem tersebut dinamakan Siskohat. Siskohat adalah
sistem komputerisasi haji terpadu berbasis online. Berdasarkan pernyataan Kepala
Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Kabupaten Padang
Lawas Utara mengenai Sistem Komputerisasi Haji Terpadu beliau mengatakan:
“Disini kita sudah mempunyai sistem yang dinamai Siskohat.
Dalam sistem ini Siskohat sudah terintegrasi dengan beberapa
stakeholder berupa pihak bank dan Kanwil Kemenag di Pusat”.
(Hasil wawancara pada tanggal 3 Maret 2017)

93
Universitas Sumatera Utara

4.3.4 Strategi Pengawasan (Control Strategy)
Strategi

pengawasan

dimaksudkan

untuk

meningkatkan

kekuatan

organisasi melalui penataan organisasi. Melalui strategi pengawasan diharapkan
dapat menciptakan kemampuan dan kemandirian serta kepercayaan masyarakat
terhadap kantor pemerintahan sebagai institusi pelayanan publik dan pegawai atau
karyawan sebagai pelayan masyarakat. Strategi pengawasan dapat dilakukan
dalam bentuk organisasional, memberdayakan pegawai dan memberdayakan
komunitas.
Berdasarkan pengawasan yang dilakukan dilingkungan Kementerian
Agama Padang Lawas Utara pengawasan berupa internal sesuai dengan yang
disampaikan Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh, beliau mengatakan:
“Biasanya dilakukan internal organisasi, misalnya saya
sebagi kasi memonitoring anggota saya dan kami
melakukan rapat internal 1 bulan 2 kali dan bisa
bertambah ketika musim haji mulai dekat”.
(Hasil wawancara pada tanggal 3 Maret 2017)
4.3.5 Strategi Budaya (Culture Strategy)
Strategi budaya bertujuan untuk mengubah budaya yang dapat
menghalangi ke arah suatau perusahaan. Dengan kata lain buda