Magister Pendidikan Bahasa Indonesia NOSI Volume 5, Nomor 4, Agustus 2017

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN
STRATEGI AKTIVITAS MEMBACA BERPIKIR TERBIMBING(AMBT)
SISWA KELAS II DI SDN GONDOWANGI 01
Budi Mulyanto
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unisma
budimulyanto10@gmail.com
Abstrak: Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, rendahnya
kemampuan membaca siswa kelas II di SDN Gondowangi 01
Kecamatan Wagir Kabupaten Malang disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah siswa merasa jenuh dengan pembelajaran membaca
sehingga mereka kurang antusias untuk mengikuti.Penelitian ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki hasil belajar siswa.
Hasil belajar dapat meningkat, apabila siswa dapat memahami isi
bacaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.
Data penelitian berupa hasil belajar siswa dan dokumen foto. Untuk
memecahkan permasalahan tersebut di atas peneliti menetapkan
alternatif tindakan untuk meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman dengan menggunakan Strategi Aktivitas Membaca Berpikir
Terbimbing (AMBT). Hasil penelitian tentang pembelajaran yang
menggunakan Strategi AMBT bisa meningkatkan keterampilan
membaca pemahaman siswa.Dari hasil penelitian dapat diambil

kesimpulan bahwapenggunaan strategi AMBT pada materi membaca
siswa kelas II SDN Gondowangi 01 dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Sebelum dilakukan penelitian, siswa mengalamai kesulitan dalam
memahami isi bacaan. Pada siklus 1 pertemuan ke 1, hasil belajar siswa
dari rata-rata rata- rata kelas 73,12 meningkat 74,83 pada siklus 1
pertemuan ke 1. Dari 74,83 meningkat menjadi 76,75 dan 78,67 pada
perbaikan pembelajaran ke 3. Peningkatan hasil belajar juga tampak
pada siklus ke 2 dari 81,45 menjadi 94,20 pada pertemuan ke 2.
Kata-kata Kunci: peningkatan, kemampuan,membaca pemahaman,
AMBT
PENDAHULUAN
Pendidikan dasar, sesuai dengan
Permendiknas No. 22 Tahun 2007,
bertujuan untuk meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri, dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Membaca adalah salah
satu keterampilan berbahasa yang sangat
penting, karena keterampilan ini memiliki banyak fungsi dalam kehidupan


manusia, bahkan membaca merupakan
salah satu faktor utama dalam menentukan keberhasilan akademik seseorang.
Sebagaimana diketahui bahwa sebagian
besar pengetahuan disajikan dalam
bentuk bahasa tulis sehingga menuntut
anak
harus
melakukan
aktivitas
membaca guna memperoleh pengetahuan.
Hakim (2014:1) menjelaskan
bahwa proses belajar yang paling efektif

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

dilakukan melalui kegiatan membaca.
Masyarakat yang gemar membaca akan
memperoleh pengetahuan dan wawasan
baru
yang

dapat
meningkatkan
kecerdasannya sehingga mereka lebih
mampu menjawab tantangan di masa
yang akan datang. Membaca semakin
penting dalam kehidupan masyarakat
yang kompleks karena setiap aspek
kehidupan
melibatkan
kegiatan
membaca. Walaupun informasi dapat
diketahui dari media lain seperti media
audio visual, tetapi peran membaca tidak
dapat digantikan sepenuhnya. Oleh
karena itu, keterampilan membaca harus
mendapatkan perhatian lebih terutama
pada saat siswa berada di bangku
sekolah
dasar
agar

kemampuan
membaca siswa dapat berkembang
dengan baik di masa depan.
Pembelajaran membaca di SD
mempunyai peranan penting dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia. Melalui
pembelajaran membaca, guru dapat
mengembangkan
nilai-nilai
moral,
kemampuan bernalar, dan kreatifitas
anak didik (Darmiyati Zuhdi dan
Budiasih,
2001:56).
Kemampuan
membaca selalu ada dalam setiap tema
pembelajaran. Hal tersebut menunjukkan
pentingnya penguasaan kemampuan
membaca, karena kemampuan membaca
merupakan salah satu standar kemampuan berbahasa dan sastra Indonesia

yang harus dicapai dalam jenjang
pendidikan, termasuk di jenjang sekolah
dasar. Kemampuan membaca menjadi
dasar yang utama, tidak hanya bagi
pengajaran bahasa itu sendiri, tetapi juga
pengajaran mata pelajaran lain.

Tujuan akhir dari membaca
adalah memahami isi bacaan, tetapi
kenyataan yang ada belum semua siswa
dapat mencapai tujuan tersebut. Banyak
anak yang dapat membaca lancar suatu
bahan bacaan tetapi tidak memahami isi
bacaan tersebut. Membaca pemahaman
merupakan salah satu aspek kemampuan
berbahasa yang dikuasai oleh siswa
sekolah dasar. Melalui kegiatan ini,
siswa dapat memperoleh informasi
secara aktif reseptif. Disebut reseptif
karena dengan membaca, seseorang akan

memperoleh informasi, memperoleh
pengetahuan dan pengalaman-pengalaman baru (Darmiyati Zuchdi dan
Budiasih, 2001: 56)
Berdasarkan pengamatan pada
saat proses pembelajaran Bahasa
Indonesia, diketahui bahwa kemampuan
membaca pemahaman kelas II SDN
Gondowangi 01 masih rendah. Hal ini
dapat dilihat ketika pertanyaan mengenai
isi bacaan yang telah dibaca, siswa tidak
dapat menjawab dengan cepat, dan harus
membuka kembali bahan bacaab yang
dibacanya tersebut. Sedangkan berdasarkan hasil tes, nilai rata-rata dari siswa
yang berjumlah 24 adalah 71,25. Rerata
tersebut masuk dalam kategori cukup.
Ketuntasan belajar secara klasikal juga
baru mencapai 45 % karena hanya ada
10 siswa yang mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal, yakni 80.
Rendahnya kemampuan siswa

dalam membaca pemahaman disebabkan
oleh beberapa faktor, baik dari guru
maupun dari siswa sendiri. Faktor-faktor
tersebut misalnya, model dan metode
pembelajaran yang dilakukan oleh guru
masih konvensional, minat baca rendah,

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

dan kurangnya motovasi siswa dalam
mengikuti pelajaran membaca.
Berdasarkan hasil wawancara
singkat setelah pembelajaran, ada
beberapa masalah yang diungkapkan
siswa. Masalah tersebut diantaranya
adalah siswa merasa jenuh dengan
pembelajaran membaca sehingga mereka
kurang antusias untuk mengikuti. Dalam
setiap pembelajaran membaca, guru
hanya memberikan bahan bacaan

kemudian siswa membaca dalam hati
dilanjutkan
dengan
menjawab
pertanyaan sesuai isi bahan bacaan. Hal
ini dilakukan secara berulang-ulang
dalam setiap kesempatan pembelajaran
membaca sehingga siswa merasa bosan
dan kurang berminat. Guru juga harus
menyuruh siswa membaca sendiri tanpa
adanya arahan dan bimbingan cara
belajar yang benar, sehingga siswa tidak
bersungguh-sungguh
dan
hanya
membaca sekilas saja. Selanjutnya
berdasrkan pengamatan, apabila salah
satu siswa diminta untuk membacakan
untuk teman-temannya, siswa yang lain
banyak yang gaduh dan bermain sendiri,

sehingga bahan bacaam yang dibacakan
kurang disimak dengan baik.
Proses belajar mengajar yang
didominasi guru dengan metode
ceramah dan penugasan individual
kurang
tepat
diterapkan
dalam
pembelajaran membaca pemahaman.
Karena pembelajaran menjadi tidak
menarik dan membuat siswa merasa
jenuh serta terbebani, sehingga suasana
belajar menjadi tidak menyenangkan.
Dalam situasi dan kondisi seperti itu,
kemampuan siswa untuk menerima dan
memahami materi pelajaran pun tidak

maksimal. Hal tersebut tercermin dari
nilai tes yang belum memuaskan. Oleh

karena itu kemampuan membaca
pemahaman siswa kelas II SDN
Gondowangi 01, perlu ditingkatkan
dengan menerapkan strategi pembelajaran yang baru dan berbeda dari
pembelajaran sebelumnya, agar kemampuan membaca pemahaman siswa dapat
meningkat, sehingga membantu mereka
dalam mata pelajaran lain. Karena
kemampuan membaca tidak hanya
digunakan dalam mata pelajaran Bahasa
Iondonesia saja melainkan seluruh mata
pelajaran.
Seiring dengan perkembangan
dan kemajuan di dalam dunia pendidikan
terciptalah berbagai model, metode, dan
strategi yang inovatif dalam pembelajaran.
Bermacam-macam
model,
metode, dan strategi dapat menjadi solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh
guru untuk menjadikan siswa aktif dan
kreatif selama pembelajaran, mengubah

paradigma pembelajaran dari teacher
centered learning (pembelajaran yang
berpusat pada guru) menjadi student
centered learning (pembelajaran yang
berpusat pada siswa).
Untuk memecahkan permasalahan tersebut di atas peneliti menetapkan
alternatif tindakan untuk meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman
dengan menggunakan Strategi Aktivitas
Membaca
Berpikir
Terbimbing
(AMBT). Hasil penelitian tentang
pembelajaran
yang
menggunakan
Strategi AMBT bisa meningkatkan
keterampilan membaca pemahaman
siswa.

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

Tujuan yang hendak dicapai
peneliti dalam penelitian ini adalah (1)
untuki meningkatkan proses pembelajaran membaca pemahaman siswa kelas II
SDN Gondowangi 01 dengan menggunakan Strategi AMBT, (2) untuk
meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman siswa kelas II SDN
Gondowangi 01 dengan menggunakan
Strategi AMBT.
METODE
Pendekatan yang digunakan
dalam
penelitian
ini
cenderung
mengarah kepada penelitian kualitatif.
Penelitian ini
menekankan pada
pemaknaan terhadap apa yang terjadi di
dalam proses pembelajaran, baik yang
terkait
dengan
kondisi
awal
pembelajaran, maupun yang terjadi
setelah diterapkannya tindakan.
Penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas
merupakan suatu bentuk kajian yang
dilakukan untuk kemantapan alasan dari
tindakan-tindakan guru sebagai peneliti,
memperdalam
pemahaman
guru
terhadap
tindakan-tindakan
yang
dilakukan, serta memperbaiki kondisi di
mana tindakan pembelajaran dilakukan.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan
dalam 4 tahap yang berdaur. Tahapantahapan tersebut yaitu: tahap refleksi
awal, perencanaan, tindakan, observasi
tindakan lalu dilakukan refleksi lagi.
Subjek penelitian tindakan kelas ini
adalah siswa kelas II SDN Gondowangi
01 Wagir.
Sumber data dalam penelitian ini
berasal dari siswa dan guru. Dalam
penelitian ini yang menjadi observer

sebanyak 1 orang. Data hasil belajar
dalam penelitian ini diambil berdasarkan
skor tes tiap siklus.
Sesuai dengan kebutuhan data
yang diperlukan, teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi tiga teknik yaitu observasi,
dokumentasi, wawancara, dan tes.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Awal Kemampuan Siswa dalam
Membaca Pemahaman
Data awal kemampuan siswa
dalam pembelajaran membaca pemahaman dapat dilihat dari tes prapelaksanaan
dan
hasil
prasurvei
pembelajaran membaca pemahaman
yang dilakukan di kelas. Dari 24 siswa
yang tercatat di kelas II SD Negeri
Gondowangi 01, semua mengikuti tes
prapelaksanaan.
Dari
hasil
tes
prapelaksanaan kemampuan membaca
pemahaman siswa, diperoleh nilai rerata
sebesar 73,12. Sebanyak 8 siswa
mendapat nilai di atas 75, sedangkan 16
siswa mendapat nilai kurang dari 75.
Nilai 75 merupakan nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah
ditetapkan sekolah. Dari hasil tes yang
diperoleh
siswa,
maka
peneliti
bermaksud memperbaiki dan meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa yang dirasakan masih
belum
optimal
yaitu
dengan
menggunakan strategi AMBT.
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Membaca Pemahaman dengan
Penerapan Strategi AMBT
Kegiatan pembelajaran membaca
menggunakan strategi AMBT meliputi

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

langkah awal yaitu pelaksanaan tahap
prabaca dengan mengelompokkan siswa
menjadi enam kelompok, yang terdiri
atas empat siswa pada setiap kelompok.
Siswa diminta memprediksi isi bacaan
untuk dicatat di papan tulis. Langkah
kedua yaitu pelaksanaan, tahap saatbaca
dilakukan oleh semua siswa dengan
membaca teksBacaan dalam hati.
Langkah terakhir yaitu pelaksanaan
tahap pascabaca dengan meminta siswa
memprediksi akhir isi bacaan kemudian
merevisi/menguji prediksi awal yang
dikemukakan pada tahap prabaca,
melakukan sharing hasil diskusi, serta
menjawab pertanyaan secara individu,
dan menceritakan kembali isi bacaan.
Berdasarkan hasil observasi
dapat diketahui bahwa perhatian siswa
lebih fokus pada teks bacaan.
Penggunaan strategi AMBT dalam
pembelajaran
membaca,
jelas
membimbing siswa berinteraksi dengan
teks, karena adanya tahap prabaca yang
meminta siswa memprediksi akhir isi
bacaan, kemudian merevisi prediksi
awal yang dikemukakan pada tahap
prabaca. Berdasar hasil observasi pada
tahap saat baca, siswa mampu menjawab
pertanyaan tentang teks secara tepat.
Penggunaan strategi AMBT ini
selain memiliki banyak kelebihan juga
terdapat kelemahan. Kelemahan yang
dimiliki strategi AMBT antara lain:1)
pada tahap prabaca terkadang ada siswa
yang belum siap dan tidak fokus; 2) pada
tahap saatbaca masih ada beberapa siswa
yang melamun, dan 3) membutuhkan
kemampuan penguasaan kelas dan
strategi waktu yang baik oleh guru

dalam menentukan waktu tahap prabaca,
saatbaca, dan pascabaca.
Berdasarkan pembahasan di atas,
dapat diketahui bahwa penggunaan
strategi AMBT merupakan salah satu
alternatif dalam pembelajaran membaca
pemahaman. Selain itu, pembelajaran
membaca menggunakan strategi AMBT
juga dapat mengembangkan kemampuan
berpikir
siswa
melalui
kegiatan
memprediksi isi bacaan, memikirkan
prediksi akhir setelah membaca, dan
menguji/merevisi yang berhubungan
dengan bacaan.
Saat refleksi awal ditemui
masalah rendahnya hasil belajar (66,67%
siswamemperoleh nilai di bawah KKM)
karena siswa kurang memahami teks
bacaan. Hal ini disebabkan karena dalam
kegiatan pembelajaran saat baca, siswa
tidak bisa fokus terhadap teks bacaan
yang dibaca. Setelah pembelajaran
membaca dengan menggunakan strategi
AMBT, ketuntasan belajar siswa
meningkat hingga mencapai 91,67%.
Pelaksanaan penelitian tindakan
kelas dalam pembelajaran membaca
pemahaman siswa kelas II SDN
Gondowangi 01 dilaksanakan dalam dua
siklus.
Prosedur
penelitian
dalam
penelitian kelas ini mencakup empat
tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)
refleksi. Keempat tahapan tersebut
dilaksanakan dalam setiap siklus.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam 3 kali
pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada Senin 17 April 2017. Pada
tahap ini guru menggunakan strategi

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

AMBT, dengan menggunakan teks
bacaan “Gigiku Sayang Gigiku
Malang”. Pada pertemuan pertama ini,
guru belum membentuk siswa dalam
kelompok.
Setelah menuliskan judul, guru
memberi kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan prediksi isi
bacaan. Pada pelaksanaan perbaikan
siklus I pertemuan 1 ini, aktivitas belajar
siswa belum terlihat. Ini dibuktikan
dengan 73,12 menjadi 74,83 atau
46,83% siswa yang nilainya di atas
KKM.
Pertemuan kedua siklus 1
dilaksanakan pada tanggal 18 April
2017. Pada tahap ini guru tetap
menggunakan strategi AMBT, tetapi
untuk pertemuan ke 2 ini, kelas dibagi
menjadi enam kelompok. Setiap
kelompok terdiri atas 4 siswa. Pada
pertemuan ke 2 teks bacaan yang
digunakan “Heliku”.
Seperti pada
pertemuan pertama, siswa menuliskan
judul, siswa memprediksi isi teks
bacaan.
Pada pertemuan kedua, masih
ada 13 siswa yang nilainya di bawah
KKM. Walaupun persentase ketuntasan
sama, yaitu 46,83%, tetapi ada beberapa
siswa
yang
nilainya
mengalami
peningkatan.
Siklus 1 pertemuan ke 3
dilaksanakan pada tanggal 19 April
2017, Materi yang disampaikan tetap
sama yaitu tentang membaca teks
bacaan. Seperti pada pertemuan ke 1 dan
ke 2, guru menuliskan judul teks bacaan
“ Tersesat di Hutan” . Siswa diminta
memprediksi
isi
bacaan.
Setiap
perwakilan kelompok, sudah berani

menyampaikan prediksi jawaban tentang
teks bacaan yang telah dibaca. Pada
pembelajaran siklus 1 pertemuan ke 3
ini, masih ada siswa yang tidak
membaca teks bacaan dalam hati,
sehingga kelas masih ada suara berbisik.
Dari hasil analisis data persentase
ketuntasan belajar sudah mencapai
66,67%. Itu artinya, masih ada 9 siswa
yang nilainya masih di bawah KKM.
Walaupun jumlah siswa yang nilainya di
bawah KKM sudah berkurang, tetapi
peneliti
belum
puas,
karena
pembelajaran belum berhasil maksimal.
Siklus 2
Pertemuan pertama siklus 2
dilaksanakan pada tanggal 25 April 2017
, materi yang disampaikan tetap sama
yaitu
tentang
membaca
dengan
menggunakan strategi AMBT. Pada
pembelajaran Siklus II pertemuan
pertama, guru menggunakan teks bacaan
dengan judul “ Di Balik Kacamata
Hitam” . Guru menuliskan prediksi
jawaban yang disampaikan siswa. Pada
pembelajaran siklus II ini, pada tahap
saat baca, siswa sudah dapat menjaga
ketenangan kelas. Jadi, semua siswa
membaca teks bacaan dalam hati.
Pada pembelajaran siklus II
pertemuan ke 1, masih ada 5 siswa yang
nilainya di bawah KKM. Peneliti masih
melakukan perbaikan pembelajaran pada
pertemuan ke 2. Pada pertemuan ke dua
ini,
peneliti
memfokuskan
pada
kemampuan anak dalam menceritakan
kembali teks bacaan yang telah dibaca.
Pada pembelajaran siklus II
pertemuan ke 2, guru menggunakan teks
bacaan “Hutanku” seperti pada

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

pembelajaran
sebelumnya,
guru
menuliskan prediksi jawaban siswa.
Pada siklus II pertemuan ke 2,
persentase ketuntasan belajar mencapai
91,67%. Walaupun belum mencapai
100%,
peneliti
rasa
perbaikan
pembelajaran ini sudah cukup sampai
pada siklus II pertemuan ke 2.
DAFTAR RUJUKAN

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca
Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung : Angkasa.
Wardhani, IGAK & Kuswaya.2008.
Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Widyamartaya, A. (1992). Seni Membaca
untuk Studi. Yogyakarta: Kanisius.
Zuchdi, Darmiyati dan Budiasih.2001.
Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia di Kelas
Rendah.Yogyakarta: PAS

Annurrahman,dkk. 2010. Penelitian
Pendidikan SD. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Kementerian Pendidikan
Nasional.
Arikunto, Suharsimi.2009. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Depdikbud. 2006. Kurikulum
Pendidikan Dasar. Garis-garis
Besar Program Pengajaran
Sekolah Dasar. Jakarta: Dirjen
Dikti.
Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Dimyati, Mudjino. 2002. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Hairuddin, dkk. 2008. Pembelajaran
Bahasa Indonesia. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
Hakim, Abdullah. 2014. Peningkatan
Kemampuan Membaca
Pemahaman. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Sardiman, A.M. 2011. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rajawali Pers.
Somadova, Samsu. 2011. Strategi dan
Teknik Pembelajaran Membaca.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Syafi’ie. 1992. Terampil Berbahasa
Indonesia I. Jakarta: Gheneral
Bhakti Pratama.
Syafi’ie. 1999. Pengajaran Membaca di
Kelas-kelas Awal Sekolah Dasar.
NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________ Halaman 8