Magister Pendidikan Bahasa Indonesia NOSI Volume 5, Nomor 4, Agustus 2017

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SNOWBALL THROWING
DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA CERPEN
SISWA KELAS IX SMP IMMANUEL BATU
Lilik Anggraini
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unisma
lilikanggraini.la@gmail.com
Abstrak:Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan dan membedakan
kemampuan membaca cerpen pada siswa dalam menentukan unsur
intrinsik dan ekstrinsik menggunakan metode Snowball Throwing dan
metode ceramah. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
quasi eksperiment dengan desain penelitian Control Pretest-Postes
Desigen. Sampel yang digunakan berjumlah 64 siswa. Siswa kelas IX A
berjumlah 30 siswa sebagai kelompok eksperimen sedangkan kelompok
kontrol diambil dari kelas IX B yang berjumlah 34 siswa. Analsisi
inferensial berupa analisis statistik menggunakanindependent t-test dan
anova. Analisis dilakukan menggunakan program SPSS for windows
versi 20. Hasil penelitian ini yaitu (1) kemampuan membaca cerpen
sebelum menggunakan metode Snowball Throwing pada kelas
eksperimen mendapatkan nilai rendah, nilai siswa rendah karena hanya
mendapat nilai rata-rata kelas sebesar 57,50; (2) kemampuan membaca
cerpen sesudah menggunakan metode Snowball Throwing pada kelas

eksperimen mendapatkan nilai tinggi, nilai siswa tinggi karena mendapat
nilai rata-rata kelas sebesar 77,36; (3) kemampuan membaca cerpen
sebelum menggunakan metode ceramah pada kelas kontrol mendapatkan
nilai rendah, nilai siswa rendah karena hanya mendapat nilai rata-rata
kelas sebesar 57,94; (4) kemampuan membaca cerpen setelah
menggunakan metode ceramah pada kelas kontrol mendapatkan nilai
rendah, nilai siswa rendah karena hanya mendapat nilai rata-rata kelas
sebesar 61,91; (5) penggunaan metode Snowball Throwing efektif
meningkatkan kemampuan membaca cerpen pada siswa dalam
menentukan unsur instrinsik dan ekstrinsik cerpen, hasil pengujian
hipotesis menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara
kemampuan membaca cerpen siswa yang menggunakan metode Snowball
Throwing dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode
ceramah (F = 4,255; P < 0,05).
Kata-kata Kunci: metode Snowball Throwing, membaca cerpen, hasil
belajar.
PENDAHULUAN
Bahasa dan Sastra Indonesia
merupakan salah satu mata pelajaran
umum yang ada dalam setiap jenjang

pendidikan.
Bahasa
Indonesia
merupakan bahasa kesatuan yang wajib
dipelajari oleh setiap warga negara

Indonesia dengan mempelajari bahasa
kita akan mencintai bangsa karena
bahasa merupakan pemersatu bangsa.
Dari jenjang pendidikan prasekolah
sampai perguruan tinggi, pembelajaran
bahasa menjadi sesuatu yang inti dan
wajib dipelajari.

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah adalah untuk melatih
siswa agar mempunyai kemampuan dan
keterampilan dalam hal membaca,
menulis, berbicara, dan menyimak.

Keempat aspek pembelajaran tersebut
dalam pembelajaran hendaknya dilakukan secara terpadu dengan pendekatan
proses dan pendekatan hasil.Dari
keempat keterampilan tersebut, keterampilan membaca merupakan salah satu
keterampilan yang diajarakan di sekolah
dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
Membaca merupakan suatu aktivitas
yang sangat jamak dilakukan oleh siapa
pun, di mana pun dan kapan pun, serta
tujuan melakukan aktivitas membaca
pun sangat bervariatif, walaupun bisa
dikatakan secara sederhana bahwa tujuan
umum
membaca
adalah
untuk
memperoleh pengetahuan sebanyakbanyaknya di samping juga untuk
mencari hiburan semata.
Membaca merupakan kemampuan
yang kompleks. Membaca bukanlah

kegiatan memandangi lambang-lambang
tertulis semata-mata. Bermacam-macam
kemampuan dikerahkan oleh seorang
pembaca agar dia mampu memahami
materi yang dibacanya. Membaca
merupakan interaksi antara pembaca dan
penulis.
Interaksi
tersebut
tidak
langsung, namun bersifat komunikatif.
Komunikasi antara pembaca dan penulis
akan semakin baik jika pembaca
mempunyai kemampuan yang lebih baik.
Salah satu kemampuan membaca di
jenjang SMP dilakukan dalam bentuk
mengapresiasi sastra. Menurut Elliyati
(dalam Widyartono 2011) apresiasi
sastra yaitu kemampuan menghayati atau
menikmati karya sastra, diharapkan

mewujud pada pengalaman belajar
siswa. Pemahaman dan penghayatan
terhadap karya sastra, bagi siswa, perlu
diawali atau disertai dengan pemahaman
terlebih dahulu tentang isi atau jalan
cerita yang sedang dihadapi. Apresiasi

merupakan kegiatan mengakrabi karya
sastra
secara
bersungguh-sungguh.
Sehubungan dengan itu, apresiasi
memerlukan kesungguhan penikmat
sastra dalam mengenali, menghargai dan
menghayati, sehingga ditemukan penjiwaan yang benar-benar.
Karya sastra tidak sekadar dipahami
secara
kognitif,
melainkan
juga

pemahaman
dengan
apresiasi.
Pemahaman dengan apresiasi melibatkan
alat indera yakni pemahaman dengan
menghayati atau menikmati keindahan
karya sastra yang memercik dari rentetan
kata dalam karya sastra dan jalinan
makna yang tersingkap dari teks. Oleh
sebab itu, siswa perlu dipajangkan pada
karya sastra yang sesungguhnya
(orisinal) bukan dalam bentuk sinopsis
atau ringkasan. Sinopsis atau ringkasan
hanyalah memenuhi pemahaman kognisi
tetapi tidak dapat menyediakan peluang
bagi penikmatan atau penghayatan
inderawi.
Melihat hal di atas, maka demikian
juga yang tejadi pada keterampilan
membaca yang diajarkan dalam pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, khususnya pada siswa SMP Immanuel Batu dan

dalam hal ini adalah khususnya pelajaran
membaca cerpen dalam menentukan
unsur instrinsik dan ekstrinsik. Berdasarkan pengamatan dari observasi yang
telah dilakukan di SMP Immanuel Batu,
kemampuan siswa dalam membaca
cerpen masih rendah apabila dilihat dari
hasil observasi dan nilai-nilai siswa
dalam pelajaran membaca cerpen.
Berdasarkan pengamatan tersebut dari
observasi di kelas, siswa terlihat masih
mengalami kesulitan dalam menentukan
tema cerita, kesulitan dalam mengulang
kembali bacaan yang telah diberikan
dengan tidak melihat bacaan tersebut.
Hasil ini menunjukkan bahwa siswa
mengalami kesulitan dalam menentukan
unsur instrinsik dan ekstrinsik cerpen.

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________


Hasil wawancara dengan guru, guru
mengaku bahwa beberapa siswa sangat
jarang membaca cerpen sehingga kurang
menguasai atau mengetahui isi cerita
dari cerpen tersebut. Nilai siswa juga
tergolong masih rendah dalam pelajaran
membaca
cerpen. Siswa cenderung
tidak lancar dalam menceritakan kembali
bacaan atau cerita pendek yang telah
dibacanya. Padahal, melalui kegiatan
membaca cerpen tersebut, siswa
diharapkan mampu menentukan atau
mengingat kembali hasil bacaannya. Hal
ini disebabkan karena guru dalam
melakukan
pengajaran
hanya
menggunakan teknik-teknik yang umum
yang biasa digunakan yaitu ceramah.

Pembelajaran apresasi sastra dalam
hal ini cerpen seharusnya guru
menyediakan kesempatan membaca
sebanyak-banyaknya kepada siswa.
Melalui
membaca,
siswa
akan
menikmati cerpen, yang selanjutnya
sampai pada penghargaan terhadap
cerpen. Penghargaan itu akan mewujud
pada tindak produktif atau ekspresif,
baik secara lisan maupun tertulis sebagai
respons-simultan terhadap kegiatan
membacanya itu. Salah satu metode
yang dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran yaitu metode Snowball
Throwing.
Metode Snowball Throwing dipilih
sebagai metode dalam pembelajaran

membaca cerpen karena beberapa faktor.
Menurut Hamdayana (2014) metode
Snowball Throwing menjadikan siswa
terlibat aktif dalam pembelajaran,
pembelajaran menjadi lebih efektif
dalam mencapai aspek kognitif, afekif
dan psikomotor.
Berdasarkan
masalah
pada
penerapan pembelajaran menggunakan
metode ceramah maka penelitian ini
mencoba menerapkan pembelajaran
menggunakan metode Snowball Throwing. Penelitian ini membandingkan
penerapan metode Snowball Throwing

dengan metode ceramah. Penelitian ini
dilakukan sebagai pengembangan dari
penelitian sebelumnya.
METODE

Rancangan yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu quasi eksperiment
dengan desain penelitian Control
Pretest-Postes Desigen. Sampel yang
digunakan berjumlah 64 siswa. Siswa
kelas IX A berjumlah 30 siswa sebagai
kelompok
eksperimen
sedangkan
kelompok kontrol diambil dari kelas IX
B yang berjumlah 34 siswa.
Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan analisis deskriptif dan
analisis inferensial. Analisis deskriptif
digunakan untuk mendeskripsikan data
pretest dan posttest kelas eksperimen
dan kontrol. Analsisi inferensial berupa
analisis
statistik
menggunakan
independent t-test. Analisis dilakukan
menggunakan program SPSS for
windows versi 20.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1) Kemampuan Membaca Cerpen
Siswa Kelas IX SMP Immanuel Batu
dalam Menentukan Unsur Instrinsik
dan Ekstrinsik Sebelum Menggunakan Metode Snowball Throwing pada
Kelas Eksperimen
Hasil skor pelaksanaan pretes pada
kelas eksperimen ditunjukkan dalam
bentuk grafik sebagai berikut.

Gambar 1 Nilai Rata-rata Pretest pada
Kelas Eksperimen
Gambar 1 menunjukkankemampuan
membaca cerpen siswa kelas eksperimen
sebelum menggunakan metode Snowball
Throwingterdapat 28 siswa masih

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

mendapat skor di bawah KKM yang
ditentukan yaitu ≥75. Hanya 2 siswa
yang mendapat skor sesuai KKM. Nilai
rata-rata kelas sebesar 57,50. Hasil ini
dapat disimpulkan bahwa kemampuan
membaca cerpen siswa kelas eksperimen
sebelum menggunakan metode Snowball
Throwingmasih di bawah KKM.
Hasil jawaban pretest siswa
ditunjukkan dalam bentuk tabel sebagai
berikut.

Gambar 2 Jumlah Jawaban Benar pada
Soal Pretest Kelas Eksperimen
Gambar
2
menunjukkan
kemampuan membaca cerpen siswa
kelas eksperimen sebelum menggunakan
metode Snowball Throwing pada siswa
dalam menentukan unsur instrinsik dan
ekstrinsik cerpen. Unsur instrisik terdiri
dari tema, latar dan penokohan. Unsur
instrisik cerpen terdiri dari nilai-nilai
dalam kehidupan.
Aspek tema terdapat pada soal
nomor
5.
Berdasarkan
grafik
menunjukkan bahwa 25 siswa mampu
menjawab soal dengan benar. Hasil ini
berarti siswa mampu sangat baik dalam
menentukan aspek tema pada cerpen.
Aspek latar terdapat pada soal
nomor 3, soal nomor 4 dan soal nomor
12. Berdasarkan grafik menunjukkan
bahwa 23 siswa mampu menjawab soal
nomor 3 dengan benar. Hasil ini berarti
siswa mampu dengan baik menentukan
aspek latar tempat dalam cerpen. Pada
soal nomor 4 terdapat 8 siswa mampu
menjawab benar. Hasil ini berarti siswa
kurang mampu dalam menentukan latar

suasana pada cerpen. Pada soal nomor
12 terdapat 21 siswa mampu menjawab
benar. Hasil ini berarti siswa mampu
dengan baik dalam menentukan latar
waktu pada cerpen.
Aspek penokohan terdapat pada soal
nomor 2, soal nomor 16 dan soal nomor
17. Berdasarkan grafik menunjukkan
bahwa 21 siswa mampu menjawab soal
nomor 2 dengan benar. Hasil ini berarti
siswa mampu dengan baik menentukan
aspek watak tokoh dalam cerpen. Pada
soal nomor 16 terdapat 20 siswa mampu
menjawab benar. Hasil ini berarti siswa
mampu dengan baik dalam menjelaskan
cara pengarang menggambarkan watak
tokoh pada cerpen. Pada soal nomor 17
terdapat 30 siswa mampu menjawab
benar. Hasil ini berarti kemampuan
siswa sangat baik dalam menjelaskan
watak tokoh pada cerpen.
Aspek nilai-nilai ini terdiri dari nilai
agama, nilai budaya, nilai sosial dan
nilai moral. Aspek nilai agama terdapat
pada soal nomor 7. Berdasarkan grafik
menunjukkan bahwa 1 siswa mampu
menjawab soal nomor 7 dengan benar.
Hasil ini berarti kemampuan siswa gagal
dalam menentukan aspek nilai agama
pada cerpen. Aspek nilai budaya terdapat
pada soal nomor 14. Berdasarkan grafik
menunjukkan bahwa 8 siswa mampu
menjawab soal nomor 14 dengan benar.
Hasil ini berarti siswa kurang mampu
dalam menentukan aspek nilai budaya
pada cerpen.Aspek nilai moral terdapat
pada soal nomor 15. Berdasarkan grafik
menunjukkan bahwa 23 siswa mampu
menjawab soal nomor 15 dengan benar.
Hasil ini berarti siswa mampu dengan
baik dalam menentukan aspek nilai
moral pada cerpen. Aspek nilai sosial
terdapat pada soal nomor 6, soal nomor
10 dan soal nomor 20. Berdasarkan
grafik menunjukkan bahwa 14 siswa
mampu menjawab soal nomor 6 dengan
benar. Hasil ini berarti siswa cukup
mampu dalam menentukan hubungan

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

konflik satu tokoh dengan kehidupan
sehari-hari pada cerpen. Pada soal nomor
10 terdapat 3 siswa mampu menjawab
benar. Hasil ini berarti siswa sangat
kurang mampu dalam menentukan
hubungan konflik dua tokoh dengan
kehidupan sehari-hari pada cerpen. Pada
soal nomor 20 terdapat 5 siswa mampu
menjawab benar. Hasil ini berarti siswa
gagal dalam menentukan hubungan
cerpen dengan kehidupan sehari-hari.
2) Kemampuan Membaca Cerpen
Siswa Kelas IX SMP Immanuel Batu
dalam Menentukan Unsur Instrinsik
dan Ekstrinsik Sesudah Menggunakan Metode Snowball Throwing pada
Kelas Eksperimen
Hasil skor pelaksanaan postest pada
kelas eksperimen ditunjukkan dalam
bentuk grafik sebagai berikut.

Gambar 3 Nilai Postest pada Kelas
Eksperimen
Gambar 3 menunjukkankemampuan
membaca cerpen siswa kelas eksperimen
setelah menggunakan metode Snowball
Throwingterdapat 22 siswa mendapat
skor di atas KKM yang ditentukan yaitu
≥75. Terdapat 8 siswa yang mendapat
skor di bawah KKM. Nilai rata-rata
kelas sebesar 77,36. Hasil ini dapat
disimpulkan
bahwa
kemampuan
membaca cerpen siswa kelas eksperimen
setelah menggunakan metode Snowball
Throwingdi atas KKM.
Hasil jawaban postest siswa
ditunjukkan dalam bentuk tabel sebagai

berikut.

Gambar 4 Jumlah Jawaban Benar pada
Soal Postest Kelas Eksperimen
Gambar 4menunjukkan aspek tema
terdapat pada soal nomor 5. Hasilnya
menunjukkan bahwa 30 siswa mampu
menjawab soal dengan benar. Hasil ini
berarti siswa mampu sangat baik dalam
menentukan aspek tema pada cerpen.
Aspek latar terdapat pada soal
nomor 3, soal nomor 4 dan soal nomor
12. Berdasarkan grafik menunjukkan
bahwa 29 siswa mampu menjawab soal
nomor 3 dengan benar. Hasil ini berarti
siswa mampu sangat baik dalam
menentukan aspek latar tempat dalam
cerpen. Pada soal nomor 4 terdapat 30
siswa mampu menjawab benar. Hasil ini
berarti siswa mampu sangat baik dalam
menentukan latar suasana pada cerpen.
Pada soal nomor 12 terdapat 30 siswa
mampu menjawab benar. Hasil ini
berarti siswa mampu sangat baik dalam
menentukan latar waktu pada cerpen.
Aspek penokohan terdapat pada soal
nomor 2, soal nomor 16 dan soal nomor
17. Berdasarkan grafik menunjukkan
bahwa 30 siswa mampu menjawab soal
nomor 2 dengan benar. Hasil ini berarti
siswa mampu sangat baik menentukan
aspek watak tokoh dalam cerpen. Pada
soal nomor 16 terdapat 30 siswa mampu
menjawab benar. Hasil ini berarti siswa
mampu sangat baik dalam menjelaskan
cara pengarang menggambarkan watak
tokoh pada cerpen. Pada soal nomor 17
terdapat 25 siswa mampu menjawab
benar. Hasil ini berarti kemampuan

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

siswa sangat baik dalam menjelaskan
watak tokoh pada cerpen.
Unsur ekstrinsik cerpen terdiri dari
nilai-nilai dalam kehidupan. Aspek nilainilai ini terdiri dari nilai agama, nilai
budaya, nilai sosial dan nilai moral.
Aspek nilai agama terdapat pada soal
nomor
7.
Berdasarkan
grafik
menunjukkan bahwa 5 siswa mampu
menjawab soal nomor 7 dengan benar.
Hasil ini berarti siswa gagal dalam
menentukan aspek nilai agama pada
cerpen. Aspek nilai budaya terdapat pada
soal nomor 14. Berdasarkan grafik
menunjukkan bahwa 29 siswa mampu
menjawab soal nomor 14 dengan benar.
Hasil ini berarti siswa mampu sangat
baik dalam menentukan aspek nilai
budaya pada cerpen. Aspek nilai moral
terdapat pada soal
nomor 15.
Berdasarkan grafik menunjukkan bahwa
23 siswa mampu menjawab soal nomor
15 dengan benar. Hasil ini berarti siswa
mampu dengan baik dalam menentukan
aspek nilai moral pada cerpen. Aspek
nilai sosial terdapat pada soal nomor 6,
soal nomor 10 dan soal nomor 20.
Berdasarkan grafik menunjukkan bahwa
1 siswa mampu menjawab soal nomor 6
dengan benar. Hasil ini berarti siswa
gagal dalam menentukan hubungan
konflik satu tokoh dengan kehidupan
sehari-hari pada cerpen. Pada soal nomor
10 terdapat 18 siswa mampu menjawab
benar. Hasil ini berarti siswa cukup
mampu dalam menentukan hubungan
konflik dua tokoh dengan kehidupan
sehari-hari pada cerpen. Pada soal nomor
20 terdapat 6 siswa mampu menjawab
benar. Hasil ini berarti siswa gagal
dalam menentukan hubungan cerpen
dengan kehidupan sehari-hari.

3) Kemampuan Membaca Cerpen
Siswa Kelas IX SMP Immanuel Batu
dalam Menentukan Unsur Instrinsik
dan
Ekstrinsik
Sebelum
Menggunakan Metode Ceramah pada
Kelas Kontrol
Hasil skor pelaksanaan pretes pada
kelas kontrol ditunjukkan dalam bentuk
grafik sebagai berikut.

Gambar 6 Nilai Pretest pada Kelas
Kontrol
Gambar 6 menjukkan kemampuan
membaca cerpen siswa kelas kontrol
sebelum menggunakan metode ceramah
terdapat 33 siswa masih mendapat skor
di bawah KKM yang ditentukan yaitu
≥75. Hanya 1 siswa yang mendapat skor
sesuai KKM. Nilai rata-rata kelas
sebesar 57,59. Hasil ini dapat
disimpulkan
bahwa
kemampuan
membaca
cerpen
siswa
kelas
kontrolsebelum menggunakan metode
ceramahmasih di bawah KKM.
Hasil jawaban pretest siswa
ditunjukkan dalam bentuk tabel sebagai
berikut.

Gambar 7 Jumlah Jawaban Benar pada
Soal Pretest Kelas Kontrol
Gambar 7 menunjukkan aspek tema
terdapat pada soal nomor 5. Berdasarkan
NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

grafik menunjukkan bahwa 27 siswa
mampu menjawab soal dengan benar.
Hasil ini berarti siswa mampu sangat
baik dalam menentukan aspek tema pada
cerpen.
Aspek latar terdapat pada soal
nomor 3, soal nomor 4 dan soal nomor
12. Berdasarkan grafik menunjukkan
bahwa 28 siswa mampu menjawab soal
nomor 3 dengan benar. Hasil ini berarti
siswa mampu sangat baik dalam
menentukan aspek latar tempat dalam
cerpen. Pada soal nomor 4 terdapat 4
siswa mampu menjawab benar. Hasil ini
berarti siswa kurang mampu dalam
menentukan latar suasana pada cerpen.
Pada soal nomor 12 terdapat 24 siswa
mampu menjawab benar. Hasil ini
berarti siswa mampu dengan baik dalam
menentukan latar waktu pada cerpen.
Aspek penokohan terdapat pada soal
nomor 2, soal nomor 16 dan soal nomor
17. Berdasarkan grafik menunjukkan
bahwa 23 siswa mampu menjawab soal
nomor 2 dengan benar. Hasil ini berarti
siswa mampu dengan baik menentukan
aspek watak tokoh dalam cerpen. Pada
soal nomor 16 terdapat 25 siswa mampu
menjawab benar. Hasil ini berarti siswa
mampu sangat baik dalam menjelaskan
cara pengarang menggambarkan watak
tokoh pada cerpen. Pada soal nomor 17
terdapat 26 siswa mampu menjawab
benar. Hasil ini berarti kemampuan
siswa sangat baik dalam menjelaskan
watak tokoh pada cerpen.
Unsur ekstrinsik cerpen terdiri dari
nilai-nilai dalam kehidupan. Aspek nilainilai ini terdiri dari nilai agama, nilai
budaya, nilai sosial dan nilai moral.
Aspek nilai agama terdapat pada soal
nomor
7.
Berdasarkan
grafik
menunjukkan bahwa 2 siswa mampu
menjawab soal nomor 7 dengan benar.
Hasil ini berarti siswa gagal dalam
menentukan aspek nilai agama pada
cerpen. Aspek nilai budaya terdapat pada
soal nomor 14. Berdasarkan grafik

menunjukkan bahwa 8 siswa mampu
menjawab soal nomor 14 dengan benar.
Hasil ini berarti siswa cukup mampu
dalam menentukan aspek nilai budaya
pada cerpen.Aspek nilai moral terdapat
pada soal nomor 15. Berdasarkan grafik
menunjukkan bahwa 28 siswa mampu
menjawab soal nomor 15 dengan benar.
Hasil ini berarti siswa mampu sangat
baik dalam menentukan aspek nilai
moral pada cerpen. Aspek nilai sosial
terdapat pada soal nomor 6, soal nomor
10 dan soal nomor 20. Berdasarkan
grafik menunjukkan bahwa 12 siswa
mampu menjawab soal nomor 6 dengan
benar. Hasil ini berarti siswa kurang
mampu dalam menentukan hubungan
konflik satu tokoh dengan kehidupan
sehari-hari pada cerpen. Pada soal nomor
10 terdapat 5 siswa mampu menjawab
benar. Hasil ini berarti siswa gagal
dalam menentukan hubungan konflik
dua tokoh dengan kehidupan sehari-hari
pada cerpen. Pada soal nomor 20
terdapat 3 siswa mampu menjawab
benar. Hasil ini berarti siswa gagal
dalam menentukan hubungan cerpen
dengan kehidupan sehari-hari.
4) Kemampuan Membaca Cerpen
Siswa Kelas IX SMP Immanuel Batu
dalam Menentukan Unsur Instrinsik
dan
Ekstrinsik
Sesudah
Menggunakan Metode Ceramah pada
Kelas Kontrol
Hasil skor pelaksanaan postest pada
kelas kontrol ditunjukkan dalam bentuk
grafik sebagai berikut.

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

Gambar 8 Nilai Postest pada Kelas
Kontrol
Gambar 8 menunjukkankemampuan
membaca cerpen siswa kelas kontrol
setelah menggunakan metode ceramah
terdapat 30 siswa masih mendapat skor
di bawah KKM yang ditentukan yaitu
≥75. Hanya 4 siswa yang mendapat skor
sesuai KKM. Nilai rara-rata kelas
sebesar 61,59. Hasil ini dapat
disimpulkan
bahwa
kemampuan
membaca
cerpen
siswa
kelas
kontrolsebelum menggunakan metode
ceramahmasih di bawah KKM.

Gambar 9 Jumlah Jawaban Benar pada
Soal Postest Kelas Kontrol
Gambar 9 menujukkan aspek tema
terdapat pada soal nomor 5. Berdasarkan
grafik menunjukkan bahwa 29 siswa
mampu menjawab soal dengan benar.
Hasil ini berarti siswa mampu sangat
baik dalam menentukan aspek tema pada
cerpen.
Aspek latar terdapat pada soal
nomor 3, soal nomor 4 dan soal nomor
12. Berdasarkan grafik menunjukkan
bahwa 29 siswa mampu menjawab soal
nomor 3 dengan benar. Hasil ini berarti
siswa mampu sangat baik menentukan
aspek latar tempat dalam cerpen. Pada
soal nomor 4 terdapat 30 siswa mampu
menjawab benar. Hasil ini berarti siswa
mampu sangat baik dalam menentukan
latar suasana pada cerpen. Pada soal
nomor 12 terdapat 29 siswa mampu
menjawab benar. Hasil ini berarti siswa
mampu sangat baik dalam menentukan
latar waktu pada cerpen.
Aspek penokohan terdapat pada soal
nomor 2, soal nomor 16 dan soal nomor

17. Berdasarkan grafik menunjukkan
bahwa 28 siswa mampu menjawab soal
nomor 2 dengan benar. Hasil ini berarti
siswa mampu sangat baik menentukan
aspek watak tokoh dalam cerpen. Pada
soal nomor 16 terdapat 15 siswa mampu
menjawab benar. Hasil ini berarti siswa
mampu dengan baik dalam menjelaskan
cara pengarang menggambarkan watak
tokoh pada cerpen. Pada soal nomor 17
terdapat 10 siswa mampu menjawab
benar. Hasil ini berarti kemampuan
siswa kurang mampu dalam menjelaskan
watak tokoh pada cerpen.
Unsur ekstrinsik cerpen terdiri dari
nilai-nilai dalam kehidupan. Aspek nilainilai ini terdiri dari nilai agama, nilai
budaya, nilai sosial dan nilai moral.
Aspek nilai agama terdapat pada soal
nomor
7.
Berdasarkan
grafik
menunjukkan bahwa 7 siswa mampu
menjawab soal nomor 7 dengan benar.
Hasil ini berarti kemampuan siswa
kurang mampu dalam menentukan aspek
nilai agama pada cerpen. Aspek nilai
budaya terdapat pada soal nomor 14.
Berdasarkan grafik menunjukkan bahwa
28 siswa mampu menjawab soal nomor
14 dengan benar. Hasil ini berarti siswa
mampu sangat baik dalam menentukan
aspek nilai budaya pada cerpen.Aspek
nilai moral terdapat pada soal nomor 15.
Berdasarkan grafik menunjukkan bahwa
11 siswa mampu menjawab soal nomor
15 dengan benar. Hasil ini berarti siswa
kurang mampu dalam menentukan aspek
nilai moral pada cerpen. Aspek nilai
sosial terdapat pada soal nomor 6, soal
nomor 10 dan soal nomor 20.
Berdasarkan grafik menunjukkan bahwa
9 siswa mampu menjawab soal nomor 6
dengan benar. Hasil ini berarti siswa
kurang mampu dalam menentukan
hubungan konflik satu tokoh dengan
kehidupan sehari-hari pada cerpen. Pada
soal nomor 10 terdapat 11 siswa mampu
menjawab benar. Hasil ini berarti siswa
kurang mampu dalam menentukan

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

hubungan konflik dua tokoh dengan
kehidupan sehari-hari pada cerpen. Pada
soal nomor 20 terdapat 4 siswa mampu
menjawab benar. Hasil ini berarti siswa
gagal dalam menentukan hubungan
cerpen dengan kehidupan sehari-hari.
5) Perbedaan Kemampuan Membaca
Cerpen Siswa Kelas IX SMP Immanuel Batu dalam Penggunaan Metode
Snowball Throwing pada Kelas Eksperimen dengan Penggunaan Metode
Ceramah pada Kelas Kontrol

Kontrol
Eksperimen

Kelas

Sig.

Keterangan

Homogen
Homogen

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
bahwa hasil uji homogenitas data pada
kelas kontrol dan kelas eksperimen
mendaptkan hasil sebesar 0,176 pada
kelas kontrol dan 0,664 pada kelas
eksperiman. Hasil ini berarti 0,176 >
0,05 dan 0,664 > 0,05 sehingga dapat
disimpulkan data pada kelas kontrol dan
kelas eksperiman bersifat homogen atau
varian data sama.
Hasil uji normalitas data pada kelas
kontrol
dan
kelas
eksperimen
ditunjukkan dalam bentuk tabel sebagai
berikut.
Tabel 2 Hasil Uji Normalitas
Kelas
Kontrol
Eksperimen

Gambar 10 Perbedaan Hasil Postest
Kelas Eksperimen dengan Hasil Postest
Kelas Kontrol
Gambar 10 menunjukkan bahwa
nilai rata-rata postest pada kelas
eksperimen sebesar 77,36 sedangkan
nilai rata-rata postest pada kelas kontrol
sebesar 61,91. Hasil nilai rata-rata
postest pada kelas eksperimen lebih
tinggi dari pada nilai rata-rata postest
pada kelas kontrol. Hasil disimpulkan
bahwa penggunaan metode Snowball
Throwing pada kelas eksperimen lebih
efektif
meningkatkan
kemampuan
membaca
cerpen
siswa
dalam
menentukan unsur instrinsik dan
ekstrinsik dari pada penggunaan metode
ceramah pada kelas kontrol
Sebelum
dilakukan
pengujian
hipotesis, uji prasyarat yang harus
dipenuhi yaituuji homogenitas dan uji
normalitas
pada
masing-masing
kelompok. Hasil uji homogenitas pada
kelas kontrol dan kelas eksperimen
ditunjukkan dalam bentuk tabel sebagai
berikut.
Tabel 1 Hasil Uji Homogenitas

0,176
0,664

Sig.
0,121
0,786

Keterangan
Normal
Normal

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
bahwa hasil uji normalitas data pada
kelas kontrol dan kelas eksperimen
mendaptkan hasil 0,121 pada kelas
kontrol
dan 0,789
pada kelas
eksperimen. Hasil ini berarti 0,121 >
0,05 dan 0,789 > 0,05 sehingga dapat
disimpulkan data pada kelas kontrol dan
kelas eksperiman berdistribusi normal.
Hasil uji t pada kelas kontrol dan
eksperimen ditunjukkan dalam bentuk
tabel sebagai berikut.
Tabel 3 Hasil Uji t
Kelas
Kontrol
Eksperi
men

Variabel
Pretest
Posttest
Pretest
Posttest

T hitung
27,409
36,257
25,040
65,794

Sig.
0,000
0,000
0,000
0,000

Keterangan
Tidak ada
perbedaan
Ada
perbedaan

Hasil penghitungan pada tabel 3
menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang jauh antara nilai t hitung
pretest dan nilai t hitung posttest pada
kelas kontrol (27,409 dibandingkan
dengan
36,257),
sehingga
dapat
disimpulkan bahwa hasil penerapan
metode konvensional tidak terdapat
perbedaan yang signifikan terhadap hasil
belajar kemampuan membaca cerpen
siswa kelas IX SMP Immanuel Batu
dalam menemukan unsur intrinsik dan
ekstrinsik pada hasil pretest dan postest.

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

Hasil penghitungan pada kelas
eksperimen
menunjukkan
bahwa
terdapat perbedaan yang jauh antara nilai
t hitung pretest dan nilai t hitung posttest
(25,040 dibandingkan dengan 65,794)
sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil
penerapan metode snowball throwing
terdapatperbedaan yang signifikan hasil
belajar kemampuan membaca cerpen
dalam menemukan unsur intrinsik dan
ekstrinsik pada hasil pretest dan postest.
Hasil
uji
independent
t-test
ditunjukkan dalam bentuk tabel sebagai
berikut.
Tabel 4 Hasil Uji Independent t-test
Kelas
Kontrol
Eksperimen

Variabel
Postest

F hitung
4,255

Sig.
0,044

Keterangan
Ada
perbedaan

Berdasarkan
tabel
4
menunjukkan bahwa nilai signifikansi
hasil posttest pada kelas kontrol dan
hasil posttest pada kelas eksperimen
sebesar 0,044. Hasil ini berati 0,044 <
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan signifikan hasil
penerapan
metode
Snowball
Throwingdengan metode konvensional
dalam hal kemampuan membaca cerpen
dalam menemukan unsur intrinsik dan
ekstrinsik pada siswa kelas IX SMP
Immanuel
Batu Tahun Pelajaran
2016/2017.
Hasil uji Anova pada kelas kontrol
dan eksperimen ditunjukkan dalam
bentuk tabel sebagai berikut.
Tabel 5 Hasil Uji Anova
Kelas
Kontrol
Eksperim
en

Variabel
Pretest
Postest
Pretest
Postest

F hitung
1,058

Sig.
0,433

3,001

0,038

Keterangan
Tidak ada
perbedaan
Ada
perbedaaan

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan
bahwa hasil uji anova pretest dan postest
pada kelas kontrol mendaptkan nilai
signifikansi sebesar 0,433. Hasil ini
berarti 0,433 > 0,05 sehingga dapat
disimpulkan tidak ada perbedaan hasi
pretest dan postest pada kelas kontrol.
Hasil uji anova pretest dan postest
pada kelas eksperimen mendaptkan nilai
signifikansi sebesar 0,038. Hasil ini

berarti 0,038 < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
perbedaan yang signifikan hasi pretest
dan postest pada kelas eksperimen. Jadi
disimpulkan bahwa metode Snowball
Throwing efektif digunakan dalam
pembelajaran membaca cerpen.
PEMBAHASAN
1) Kemampuan Membaca Cerpen
Siswa Kelas IX SMP Immanuel Batu
dalam Menentukan Unsur Instrinsik
dan Ekstrinsik Sebelum Menggunakan Metode Snowball Throwing pada
Kelas Eksperimen
Kemampuan membaca cerpen siswa
kelas eksperimen sebelum menggunakan
metode Snowball Throwing mendapatkan nilai rata-rata kelas sebesar 57,50.
Hasil
ini
menunjukkan
bahwa
kemampuan membaca cerpen siswa
kelas eksperimen sebelum menggunakan
metode Snowball Throwing dalam
menentukan unsur instrinsik dan
ekstrinsik masih rendah di bawah KKM.
Hasil nilai rata kelas yang rendah
disebabkan oleh beberapa faktor.
Menurut
hasil
identifikasi
pada
penelitian ini rendahnya kemampuan
siswa pada membaca cerpen dalam
menentukan unsur instrinsik dan
ekstrinsik dipengaruhi oleh kemampuan
siswa lemah dalam membaca cerpen,
metode yang digunakan ceramah, siswa
merasa metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru kurang menarik,
siswa bosan mengikuti pembelajaran
yang dilakukan, siswa pasif dalam
kegiatan pembelajaran.
Rendahnya hasil nilai rata-rata kelas
menunjukkan bahwa siswa belum
mampu
menerapkan
membaca
pemahaman dengan baik. Sebagaimana
dijelaskan oleh Tuener (dalam Somadyo,
2011) seorang pembaca dikatakan
memahami bahan bacaan secara baik
apabila pembaca dapat mengenal katakata atau kalimat yang ada dalam bacaan

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

dan
mengetahui
maknanya,
menghubungkan makna dari pengalaman
yang dimiliki dengan makna yang ada
dalam bacaan, memahami seluruh makna
secara
kontekstual,
membuat
pertimbangan
nilai
isi
bacaan
berdasarkan pengalaman pembaca.
Hasil penelitian ini berarti siswa
belum mampu mengenal kata-kata atau
kalimat yang ada dalam bacaan dan
mengetahui maknanya, belum mampu
menghubungkan makna dari pengalaman
yang dimiliki dengan makna yang ada
dalam bacaan, belum mampu memahami
seluruh makna secara kontekstual, belum
mampu membuat pertimbangan nilai isi
bacaan
berdasarkan
pengalaman
pembaca.
Menurut Somadyo (2011) tujuan
utama membaca pemahaman adalah
untuk mencari jawaban atas pertanyaanpertanyaan yang disediakan berdasarkan
pada teks bacaan. Hasil nilai rata-rata
yang rendah ini berarti siswa belum
mampu membaca untuk menemukan
atau mengetahui penemuan-penemuan
yang telah dilakukan atau biasa disebut
membaca untuk memperoleh rincian
atau fakta-fakta, siswa belum mampu
membaca untuk mengetahui mengapa
hal itu merupakan topik yang baik dan
menarik, membaca seperti ini disebut
membaca untuk memperoleh ide-ide
utama, siswa belum mampu membaca
untuk menemukan atau mengetahui apa
yang terjadi pada bagian cerita,
membaca seperti ini disebut membaca
untuk mengetahui urutan atau susunan,
organisasi cerita, siswa belum mampu
membaca untuk menemukaan serta
mengetahui mengapa para tokoh
merasakan seperti cara itu, membaca
seperti ini disebut membaca untuk
menyimpulkan inferensi, siswa belum
mampu membaca untuk megelompokkan
atau mengklasifikasi, siswa belum
mampu membaca untuk menilai atau
membaca untuk mengevaluasi, siswa

belum
mampu
membaca
untuk
membandingkan aatau membaca untuk
mempertentangkan.
2)Kemampuan Membaca Cerpen
Siswa Kelas IX SMP Immanuel Batu
dalam Menentukan Unsur Instrinsik
dan Ekstrinsik Sesudah Menggunakan Metode Snowball Throwing pada
Kelas Eksperimen
Kemampuan membaca cerpen siswa
kelas eksperimen setelah menggunakan
metode Snowball Throwing mendapatkan nilai rata-rata kelas sebesar 77,36.
Hasil ini dapat disimpulkan bahwa
kemampuan membaca cerpen siswa
kelas eksperimen setelah menggunakan
metode Snowball Throwingdi atas KKM.
Metode Snowball Throwing meningkatkan kemampuan membaca cerpen
siswa kelas IX SMP Immanuel Batu.
Siswa mampu dalam menemukan unsur
intrinsik dan ekstrinsik cerpen dalam
pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil
penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian Pangastuti (2011)penerapan
model pembelajaran Snowball Throwing
mendukung dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia. Pembelajaran menggunakan
model Snowball Throwing membuat
siswa lebih aktif, lebih bersemangat
dalam belajar dan juga melatih
kerjasama dalam suatu kelompok demi
kepentingan
kelompok.
Penerapan
metode Snowball Throwing meningkatkan keterampilan menyimak siswa.
Penerapan
metode
pembelajaran
Snowball Throwing juga meningkatkan
hasil belajar siswa pada pelajaran Bahasa
Indonesia.
Pendapat yang lain menurut
Budianto (2009)penggunaan metode
pembelajaran
Snowball
Throwing
meningkatkan hasil belajar dan keaktifan
siswa dalam keterampilan menyimak isi
teks cerita. Nilai rata-rata hasil belajar
dari siklus I mengalami peningkatan skor
pada siklus II daan rata-rata skor

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

keaktifan siswa dengan kriteria sangat
baik. Metode pembelajaran Snowball
Throwing mampu membuat siswa untuk
turut aktif dalam pembelajaran, karena
metode tersebut sangat sesuai dengan
karakteristik siswa yaitu senang bermain.
Dengan model pembelajaran Snowball
Throwing siswa dapat mengungkapkan
kembali hasil menyimak baik secara
tertulis maupun lisan dengan hasil yang
maksimal.
Hasil penelitian yang lain menurut
Shofiana (2016) keterampilan membaca
siswa mengalami peningkatan. Siswa
mampu membaca secara lantang dan
mengalami peningkatan pemahaman
setelah dilakukan pembelajaran dengan
metode Snowball Throwing.
Hasil penelitian ini mendapatkan
nilai rata-rata siswa diatas KKM yaitu
77,36. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa siswa mampu menganalisis nilai
instrinsik maupun ekstrinsik dalam
cerpen. Hasil ini sesuai dengan
penelitian Nuryati, Antoni & Eripuddin
(2015) penerapan metode Snowball
Throwing meningkatkan skor KKM.
Menurut Sembiring (2011) penerapan
metode Snowball Throwing menjadikan
siswa mampu masalah religiusitas
seperti hubungan manusia dengan tuhan,
hubungan manusia dengan lingkungan
masyarakat, hubungan sesama manusia,
hubungan manusia dengan dirinya.
Menurut Romadlon, Suwandi &
Rakhmawati (2016) penerapan model
Snowball Throwing mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan
tersebut
terjadi
karena
adanya
peningkatan kualitas proses yang
dilakukan oleh guru dan siswa selama
proses
pembelajaran
berlangsung.
Kualitas proses pembelajaran berbanding
lurus dengan capaian hasil yang
ditunjukkan dengan presentase kelulusan
dan nilai yang dicapai secara maksimal.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa metode Snowball Throwing

meningkatkan kemampuan membaca.
Hasil ini sesuai penelitian Nuryati,
Antoni & Eripuddin (2015) penerapan
metode pembelajaran Snowball Throwing mampu meningkatkan kemampuan
membaca siswa. Menurut Handayani,
Wahyu, Widyaningsih & Yusuf (2017)
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwingdapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Jadi dari beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengaruh penerapan metode pembelajaran Snowball
Throwing membuat siswa mengalami
peningkatan dalam membaca, meningkatkan
pemahaman,
meningkatkan
ketrampilan menyimak, siswa lebih aktif
dalam pembelajaran, siswa lebih
bersemangat dalam belajar dan juga
meningkatkan kerjasama dalam suatu
kelompok demi kepentingan kelompok
sehingga hasil belajar siswa tinggi.
Hasil nilai rata-rata kelas yang
tinggi menunjukkan bahwa siswa
mampu dalam melaksanakan tujuan
membaca pemahaman. Sebagaimana
menurut Somadyo (2011) tujuan utama
membaca pemahaman adalah untuk
mencari jawaban atas pertanyaanpertanyaan yang disediakan berdasarkan
pada teks bacaan.
3) Kemampuan Membaca Cerpen
Siswa Kelas IX SMP Immanuel Batu
dalam Menentukan Unsur Instrinsik
dan Ekstrinsik Sebelum Menggunakan Metode Ceramah pada Kelas
Kontrol
Kemampuan membaca cerpen siswa
kelas kontrol sebelum menggunakan
metode ceramah mendapatkan nilai ratarata kelas sebesar 57,59. Hasil ini
menunjukkan
bahwa
kemampuan
membaca cerpen siswa kelas eksperimen
sebelum menggunakan metode ceramah
pada siswa kelas IX SMP Immanuel
Batu dalam menentukan unsur instrinsik

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

dan ekstrinsik masih rendah di bawah
KKM.
Hasil nilai rata kelas yang rendah
disebabkan oleh beberapa faktor.
Menurut
hasil
identifikasi
pada
penelitian ini rendahnya kemampuan
siswa pada membaca cerpen dalam
menentukan unsur instrinsik dan
ekstrinsik dipengaruhi oleh metode yang
digunakan sebelum metode ceramah
yaitu penggunaan metode ceramah,
siswa merasa metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru kurang menarik,
siswa bosan mengikuti pembelajaran
yang dilakukan dan siswa pasif dalam
kegiatan pembelajaran.
Menurut Hamdayana (2014) kekurangan metode ceramah yaitu kegiatan
pembelajaran
menjadi
verbalisme
(pengertian kata-kata), siswa yang lebih
dari sisi visual akan menjadi rugi dan
siswa yang lebih tanggap auditifnya
dapat lebih besar menerimanya, bila
terlalu lama membosankan, sukar
mengontrol sejauhmana pemerolehan
hasil belajar siswa dan menyebabkan
siswa pasif. Kelemahan pada metode
ceramah tersebut terbukti menyebabkan
hasil belajar siswa rendah. Siswa belum
mampu mencapai kompetensi membaca
pemahaman dengan baik.
4) Kemampuan Membaca Cerpen
Siswa Kelas IX SMP Immanuel Batu
dalam Menentukan Unsur Instrinsik
dan Ekstrinsik Sesudah Menggunakan Metode Ceramah pada Kelas
Kontrol
Kemampuan membaca cerpen siswa
kelas kontrol setelah menggunakan
metode ceramah mendapatkan nilai rararata kelas sebesar 61,59. hanya 4 siswa
yang mendapat skor sesuai KKM. Hasil
ini
dapat
disimpulkan
bahwa
kemampuan membaca cerpen siswa
kelas kontrol sebelum menggunakan
metode ceramah masih di bawah KKM.

Kemampuan membaca cerpen siswa
yang menggunakan metode ceramah
menunjukkan bahwa siswa yang
mengikuti
pembelajaran
ceramah
memperoleh hasil belajar yang rendah.
Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian
Sembiring (2011) metode ceramah
adalah cara mengajar yang digunakan
untuk
menyampaikan
keterangan,
informasi atau uraian tentang suatu
pokok persoalan serta masalah secara
lisan. Metode ceramah sifatnya satu
arah, kurang melibatkan siswa sehingga
membuat siswa menjadi pasif dan
akhirnya
membosankan
proses
pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan
metode ceramah dilakukan secara lisan,
pembelajaran yang sifatnya hanya satu
arah, kurang melibatkan siswa, membuat
siswa menjadi pasif dan membosankan
dalam proses pembelajaran sehingga
pada akhirnya hasil belajar siswa rendah.
Menurut hasil identifikasi pada
penelitian ini rendahnya kemampuan
siswa pada membaca cerpen dalam
menentukan unsur instrinsik dan
ekstrinsik dipengaruhi oleh metode yang
digunakan tetap ceramah sehingga tidak
ada perubahan metode pembelajaran,
siswa merasa metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru juga kurang
menarik, siswa merasa bosan dan siswa
pasif dalam kegiatan pembelajaran.
Hasil nilai rata-rata kelas yang
rendah menunjukkan bahwa siswa belum
mampu mencapai tujuan membaca
pemahaman dengan baik. Hasil ini
berarti siswa belum mampu membaca
untuk menemukan atau mengetahui
penemuan-penemuan
yang
telah
dilakukan atau biasa disebut membaca
untuk memperoleh rincian atau faktafakta, siswa belum mampu membaca
untuk mengetahui mengapa hal itu
merupakan topik yang baik dan menarik,
membaca seperti ini disebut membaca
untuk memperoleh ide-ide utama, siswa
belum
mampu
membaca
untuk

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

menemukan atau mengetahui apa yang
terjadi pada bagian cerita, membaca
seperti ini disebut membaca untuk
mengetahui urutan atau susunan,
organisasi cerita, siswa belum mampu
membaca untuk menemukaan serta
mengetahui mengapa para tokoh
merasakan seperti cara itu, membaca
seperti ini disebut membaca untuk
menyimpulkan inferensi, siswa belum
mampu membaca untuk megelompokkan
atau mengklasifikasi, siswa belum
mampu membaca untuk menilai atau
membaca untuk mengevaluasi, siswa
belum
mampu
membaca
untuk
membandingkan aatau membaca untuk
mempertentangkan.
5) Perbedaan Kemampuan Membaca
Cerpen Siswa Kelas IX SMP Immanuel Batu dalam Penggunaan metode
Snowball Throwing pada Kelas Eksperimen dengan Penggunaan Metode
Ceramah pada Kelas Kontrol
Hasil penelitian ini mendapatkan
hasil perbedaan yang signifikan antara
penerapan metode Snowball Throwing
dengan penerapan metode ceramah.
Hasil ini sesuai dengan penelitiana
Januwardana, Siti & Putra (2014)
terdapat perbedaan yang signifikan hasil
belajar antara siswa yang belajar melalui
metode Snowball Throwing berbantuan
media sederhana dengan siswa yang
melalui motede pembelajaran ceramah.
Hasil penelitian Wasita (2016) ada
perbedaan yang signifikan antara hasil
belajar kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Kelas kontrol yaitu kelas
dengan
menggunakan
metode
pembelajaran ceramah sedangkan kelas
eksperimen
yaitu
kelas
dengan
menggunakan metode pembelajaran
Snowball Throwing.
Hasil belajar siswa menggunakan
metode
pembelajaran
Snowball
Throwing lebih tinggi dari pada hasil
belajar siswa menggunakan metode

pembelajaran ceramah. Hasil ini sesuai
dengan hasil penelitian Shofiana
(2016)keterampilan membaca siswa
mengalami peningkatan. Siswa mampu
membaca secara lantang dan mengalami
pening-katan
pemahaman
setelah
dilakukan pembelajaran dengan metode
Snowball
Throwing
dibandingkan
dengan hasil belajar menggunakan
ceramah dan tanya jawab.
Terdapat perbedaan hasil penerapan
metode pembelajaran Snowball Throwing dengan hasil penerapan metode
pembelajaran ceramah. Perbedaan tersebut menurut Hamdayana (2014) yaitu
penerapan
metode
pembelajaran
Snowball Throwing membuat siswa
lebih aktif dalam pembelajaran, siswa
lebih bersemangat dalam belajar dan
kerjasama dalam suatu kelompok.
Penerapan metode pembelajaran ceramah membuat siswa pasif sehingga
kurang bersemangat dalam belajar dan
tidak ada kerja sama antar siswa.
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model ceramahmenunjukkan hasil
belajar yang lebih rendah. Menurut
Wahyuningsih, Amirudin, & Ruja,
(2013) proses pembelajarandidominasi
oleh
guru,
guru
menyampaikan
informasi dan siswa hanya menerima
informasi, guru berperan sebagai
penentu
jalannya
pembelajaran,
siswadiminta untuk mengamati dan
bertanya jika kurang paham. Hal tersebut
mengakibatkan
siswa
kurang
memahamimateri pembelajaran yang
disajikan.
Sehingga
siswa
yang
mengikuti pembelajaran dengan model
ceramah mendapat hasil belajar lebih
rendah dibandingkan siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan metode
Snowball Throwing.
SIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian ini disimpulkan
sebagai berikut.

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

1) Kemampuan membaca cerpen siswa
kelas IX SMP Immanuel Batu pada
kelas
eksperimen
sebelum
menggunakan metode Snowball
Throwing mendapatkan nilai ratarata rendah di bawah KKM.
Berdasarkan hasil tes menunjukkan
pada unsur instrinsik cerpen siswa
kurang mampu dalam menentukan
latar suasana. Pada unsur ekstrinsik
cerpen
siswa
gagal
dalam
menentukan aspek nilai agama.
Siswa kurang mampu dalam
menentukan aspek nilai budaya.
Siswa gagal dalam menentukan
hubungan konflik dua tokoh dengan
kehidupan sehari-hari. Siswa gagal
dalam menentukan hubungan cerpen
dengan kehidupan sehari-hari. Nilai
siswa
rendah
karena
hanya
mendapat nilai rata-rata kelas
sebesar 57,50.
2) Kemampuan membaca cerpen siswa
kelas IX SMP Immanuel Batu pada
kelas
eksperimen
sesudah
menggunakan metode Snowball
Throwing mendapatkan nilai ratarata tinggi
di
atas KKM.
Berdasarkan hasil tes pada unsur
instrinsik cerpen siswa mampu
sangat baik dalam menentukan
aspek tema. Siswa mampu sangat
baik dalam menentukan aspek latar
tempat, siswa mampu sangat baik
dalam menentukan latar suasana dan
siswa mampu sangat baik dalam
menentukan latar waktu. Siswa
mampu sangat baik menentukan
aspek watak tokoh dan siswa
mampu sangat baik dalam menjelaskan cara pengarang menggambarkan
watak tokoh. Pada unsur ekstrinsik
cerpen siswa mampu sangat baik
dalam menentukan aspek nilai
budaya. Siswa mampu dengan baik
dalam menentukan aspek nilai
moral. Siswa cukup mampu dalam
menentukan hubungan konflik dua

tokoh dengan kehidupan sehari-hari.
Nilai siswa tinggi karena mendapat
nilai rata-rata kelas sebesar 77,36.
3) Kemampuan membaca cerpen siswa
kelas IX SMP Immanuel Batu pada
kelas kontrol sebelum menggunakan
metode ceramah mendapatkan nilai
rendah di bawah KKM. Berdasarkan
hasil tes menunjukkan pada unsur
instrinsik siswa kurang mampu
dalam menentukan latar suasana.
Pada unsur ekstrinsik siswa gagal
dalam menentukan aspek nilai
agama. Siswa kurang mampu dalam
menentukan hubungan konflik satu
tokoh dengan kehidupan sehari-hari,
siswa gagal dalam menentukan
hubungan konflik dua tokoh dengan
kehidupan sehari-hari dan siswa
gagal dalam menentukan hubungan
cerpen dengan kehidupan seharihari. Nilai siswa rendah karena
hanya mendapat nilai rata-rata kelas
sebesar 57,94.
4) Kemampuan membaca cerpen siswa
kelas IX SMP Immanuel Batu
setelah
menggunakan
metode
ceramah
pada
kelas
kontrol
mendapatkan nilai rendah di bawah
KKM. Berdasarkan hasil tes
menunjukkan pada unsur instrinsik
cerpen siswa kurang mampu dalam
menjelaskan watak tokoh. Pada
unsur ekstrinsik cerpen siswa
kurang mampu dalam menentukan
aspek nilai agama. Siswa kurang
mampu dalam menentukan aspek
nilai moral. Siswa kurang mampu
dalam
menentukan
hubungan
konflik
satu
tokoh
dengan
kehidupan sehari-hari, siswa kurang
mampu
dalam
menentukan
hubungan konflik dua tokoh dengan
kehidupan sehari-hari dan siswa
gagal dalam menentukan hubungan
cerpen dengan kehidupan seharihari. Nilai siswa rendah karena

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

hanya mendapat nilai rata-rata kelas
sebesar 61,91.
5) Metode Snowball Throwing efektif
digunakan untuk meningkatkan
kemampuan membaca cerpen pada
siswa kelas IX SMP Immanuel Batu
dalam menentukan unsur instrinsik
dan ekstrinsik cerpen karena metode
pembelajaran Snowball Throwing
membuat siswa lebih aktif dalam
pembelajaran,
siswa
lebih
bersemangat dalam belajar dan
kerjasama dalam suatu kelompok.
Hasil
pengujian
hipotesis
menunjukkan terdapat perbedaan
yang signifikan antara kemampuan
membaca cerpen siswa yang
menggunakan metode Snowball
Throwing dibandingkan dengan
siswa yang menggunakan metode
ceramah (F = 4,255; P < 0,05).
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dalam penelitian ini maka
peneliti memberikan beberapa saran
sebagai berikut.
1) Guru hendaknya mencoba menerapkan metode Snowball Throwing
pada standar kompetensi yang lain
pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
2) Guru hendaknya mencoba menerapkan metode Snowball Throwing
pada mata pelajaran yang lain.
3) Penelitian selanjutnya hendaknya
membandingkan metode Snowball
Throwingdengan metode yang lain
seperti jigsaw atau STAD.
4) Penelitian selanjutnya hendaknya
dilakukan kontrol pada subyek
penelitian misalnya dari faktor usia
dan jenis kelamin.
5) Penelitian selanjutnya diharapkan
tidak hanya mengukur hasil belajar
siswa yang dipengaruhi oleh metode
pembelajaran tetapi juga mengukur
variabel-variabel lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa.

DAFTAR RUJUKAN
Hamdayana, J. 2014. Model dan Metode
Pembelajaran Kreatif dan
Berkarakter. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Handayani, T., Wahyu, M.S.,
Widyaningsih & Yusuf, I. 2017.
Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Snowball throwing
terhadap hasil belajar Peserta didik.
Jurnal curricula, 2(1): 47-58.
Januwardana, I. G. A., Zulaikha, S. &
Putra. 2014. Pengaruh Metode
Snowball Throwing Berbantuan
Media Sederhana terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas V
SD Gugus 1 Kuta Badung. Jurnal
Mimbar PGSD Universitas
Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD,
2: 1-12.
Sembiring, R.H. 2012. Efektivitas
Metode Pembelajaran Snowball
Throwing terhadap Kemampuan
Menganalisis Nilai-Nilai Religius
Novel Munajat Cinta II” Karya
Taufiqurrahman Al-Azizy oleh
Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah
Swasta Proyek Univa Medan Tahun
Pembelajaran 2010/2011. Jurnal
Sastra, 1(1): 1-12.
Sha, H.A. 2015. Buku Kumpulan Cerpen
“Setelah Gerimis”. Tuban: Pustaka
Kata.
Somadyo, S. 2009. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Somadyo, S. 2011. Strategi dan Teknik
Keterampilan Membaca.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wahyuni, S. & Ibrahim, A.S. 2012.
Asesmen Pembelajaran Bahasa.
Bandung: Refika Aditama.
Wahyuningsih, Amirudin, & Ruja,
(2013) Amir, F. 2009. Peningkatan
Kemampuan Menulis Cerpen
dengan Strategi 3M (Meniru
Mengolah Mengembangkan) pada

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Gunungsari Tahun Pembelajaran
2008/2009. Skripsi. Mataram: UPT
Universitas Mataram.
Paragraf. Jakarta: Grasindo.

Winarno. 2012. Speed Reading Jurus
Membaca Cepat, Tepat dan Akurat.
Jakarta: Platinum.
Wiyanto, A. 2004. Terampil Menulis

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________ Halaman 18