Magister Pendidikan Bahasa Indonesia NOSI Volume 5, Nomor 4, Agustus 2017

KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL
DALAM TALKSHOW METRO TV “MATA NAJWA”
Lita Savitri

Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unisma
Email: lietameykcie@yahoo.com)

Abstrak:Tujuan dalam penelitian ini antara lain (1) mendeskripsikan
penggunaan penanda kohesi gramatikal yang terdapat pada talkshow
yang bertopik “Perempuan Penentu” dalam acara Mata Najwa; (2)
mendeskripsikan penggunaan penanda kohesi leksikal yang terdapat
pada talkshow yang bertopik “Perempuan Penentu” dalam acara Mata
Najwa; dan (3) mendeskripsikan alasan penggunaan kohesi leksikal
yang terdapat pada talkshow yang bertopik “Perempuan Penentu”
dalam acara Mata Najwa. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.Instrumen dalam penelitian
ini adalah peneliti. Data dalam penelitian ini meliputi kohesi
gramatikal, kohesi leksikal, dan latar belakang penggunaan kohesi
gramatikal dan leksikal.Sedangkan sumber data dalam penelitian ini
yaitu talkshow di acara “Mata Najwa”.Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini yaitu dokumentasi, dokumen tersebut merupakan

dokumen yang diperoleh dari video rekaman acara “Mata Najwa”.
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain (1)
mentranskripsi berita percakapan talkshow yang bertopik“Perempuan
Penentu” dalam acara Mata Najwa; (2) menentukan atau menandai
bagian berita yang menjadi data, yaitu berupa kohesi gramatikal dan
leksikal; (3) mengidentifikasi atau mengklasifikasi data sesuai dengan
jenis data; dan (4) memasukkan data (kohesi gramatikal dan leksikal)
ke dalam korpus data.Hasil penelitian menunjukkan bahwa talkshow
yang berkualitas dapat ditinjau dari kohesi gramatikal dan kohesi
leksikal.Pada talkshow di acara “Mata Najwa” ditemukan kedua syarat
tersebut.
Kata-kata Kunci: kohesi gramatikal, kohesi leksikal, talkshow.
PENDAHULUAN
Talkshow merupakan sebuah program televisi atau radio di mana
seseorang atau grup berkumpul bersama
untuk mendiskusikan berbagai hal topik
dengan suasana santai tapi serius, yang
dipandu oleh seorang moderator.
Kadang kala, talkshow menghadirkan
tamu berkelompok yang ingin mempelajari berbagai pengalam-an hebat. Salah


satu program talkshow yang merebut
perhatian khala-yak permirsa luas adalah
tayangan Mata Najwa.
Mata Najwa merupakan acara
talkshow yang tayang di stasiun televisi
swasta yaitu Metro TV.Acara ini
disajikan dalam bentuk wawancara.
Dalam proses wawancara, teknik
komunikasi pewawancara memiliki
peran yang menentukan keberhasilan

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

wawancara.
Pentingnya
teknik
komunikasi dalam proses wawancara
pada acara televisi yaitu untuk menggali
informasi dan sebagai hiburan. Oleh

karena itu, perlu adanya teknik
komunikasi yang baik selain agar tujuan
wawancara tercapai juga mampu
menghibur penonton.Acara ini juga
bertujuan untuk memperoleh pengetahuan, mengajak (persuasi), mengembangkan
intelektual,
pembentukan
watak, dan pendidikan keterampilan
yang bergu-na bagi masyarakat.Teknik
yang diguna-kan Najwa mampu menyita
perhatian penonton. Najwa menggunakan dialog yang menarik dengan
mengatur strategi agar topik yang dikaji
tersampaikan. Cara menggali informasi
dari narasumber pun berbeda-beda,
disesuaikan dengan apa yang ingin
didapatkan.
Pemilihan program acara TV Mata
Najwa di Metro TV karena topiknya bisa
menginspirasi dan memberi wawasan.Peneliti bisa mengamati bagaimana
bahasa verbal dan non verbal yang

digunakan oleh pembawa acara yaitu
Najwa Shihab. Karena talkshow ini
berkaitan dengan kegiatan jurnalistik
yaitu pembaca acaranya adalah Najwa
Shihab,
yang
melakukan
proses
wawancara dengan narasumber agar
memperoleh informasi-informasi berkaitan dengan apa yang dipertanyakan oleh
pembawa acara tersebut. Najwa Shihab
tidak hanya sebagai pembawa acara dan
penang-gung jawab yang memiliki ciri
khas dalam beretorika atau berbicara,
baik verbal maupun non verbal.Seperti
ekspresi wajah, nada suara, dan
sebagainya dengan memperhatikan kode
etik jurnalistik. Peneliti akan meneliti
dan
membahas

tentang
kohesi
gramatikal dan kohesi leksikal yang
dapat dilihat melalui rekaman video.

Penelitian ini mengkaji penggunaan
penanda kohesi gramatikal dan leksikal
dalam talkshow MetroTV “Mata Najwa”
yang bertopik “Perempuan Penentu”
serta latar belakang penggunaan kohesi
gramatikal dan leksikal.Penelitian kohesi
gramatikal dan leksikal dalam talkshow
telah mengkaji kohesi yang dapat
membantu peneliti untuk mengkaji
kekohesifan pada wacana lisan talkshow,
namun dalam penelitian yang telah
dilakukan tersebut belum ada yang
meneliti bagaimana penggunaan kohesi
gramatikal dan leksikal pada wacana
berbentuk lisan khususnya pada

talkshow, khususnya dalam talkshow
“Mata
Najwa”
yang
bertopik
“Perempuan Penentu” serta belum
menentukan alasan penggunaan kohesi
gramatikal
dan
leksikal
pada
talkshowtersebut. Maka dari itu, peneliti
ingin lebih lanjut mengkaji kohesi
gramatikal dan leksikal yang terdapat
pada talkshowyang bertopik “Perempuan
Penentu” dalam acara Mata Najwa.
Fokus masalah dalam penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1) Bagaimanakah penggunaan penanda
kohesi gramatikal yang terdapat

pada talkshow yang bertopik
“Perempuan Penentu” dalam acara
Mata Najwa?
2) Bagaimanakah penggunaan penanda
kohesi leksikal yang terdapat
padatalkshow
yang
bertopik
“Perempuan Penentu” dalam acara
Mata Najwa?
3) Bagaimanakah alasan yang melatarbelakangi
penggunaan
kohesi
gramatikal dan kohesi leksikal yang
terdapat pada talkshow yang
bertopik “Perempuan Penentu”
dalam acara Mata Najwa?

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________


Dengan dilakukan penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat,
yaitu (1) mengembangkan wawasan bagi
peneliti bahasa mengkaji kepaduan suatu
wacana dari aspek gramatikal dan
leksikal yang mendukungnya; (2) bagi
mahasiswa, hasil kajian ini diharapkan
dapat memberi pemahaman mengenai
posisi kohesi dalam wacana dan
keterkaitannya dengan konteks; (3) bagi
dosen khususnya yang terkait dalam
pengajaran dan pembelajar-an bahasa
Indonesia, hasil kajian ini dapat
digunakan sebagai acuan dalam mata
kuliah; (4) bagi penulis, hasil kajian ini
diharapkan dapat mengembangkan wawasan berupa pengetahuan dalam
mencip-takan sebuah wacana yang utuh
dan padu melalui penanda kohesi baik
gramatikal maupun leksikal; dan (5) bagi
peneliti lain, hasil kajian ini diharapkan

dapat
mengembangkan
penelitian
sejenis.
METODE
Jenis penelitian yang dilakukan
adalah penelitian kualitatif dengan
prosedur penelitian sebagai berikut.
1) Mentranskripsi berita percakapan
talkshow yang bertopik“Perempuan
Penentu” dalam acara Mata Najwa.
2) Menentukan atau menandai bagian
berita yang menjadi data, yaitu
berupa kohesi gramatikal dan
leksikal.
3) Mengidentifikasi
atau
mengklasifikasi data sesuai dengan
jenis data.
4) Memasukkan

data
(kohesi
gramatikal dan leksikal) ke dalam
korpus data.
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
dokumentasi.Sedangkan
instrumen

untuk penelitian ini adalah peneliti itu
sendiri dengan bantuan tabulasi data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Paparan dan penemuan kohesi
berdasarkan piranti yang tidak dijelaskan
dalam kajian teori adalah sebagai
berikut.
1) Kohesi Gramatikal
(Va.3) Najwa : Sudah hadir lengkap
narasumber mata najwa, saya mau

kasih peringatan ke para menteri
yang malam hari ini hadir, kalau
sudah berani ke mata najwa artinya
harus siap untuk buka-bukaan dan
kita akan mulai dengan membuka
rahasia paling pribadi dari 3
perempuan yang ada disini. (09.07)
Kepaduan wacana yang didukung
oleh kohesi gramatikal berupa referensi
pronomina persona pertama tunggal
yang ditemukan dalam data (Va.3) saya,
(Vb.1) saya, (Vb.14) saya, (Vc.1) saya,
(Vc.3) saya, (Vc.10) saya, (Vc.16) saya,
(Vd.1) saya, (Vd.4) saya, (Vd.8) saya,
(Vd.14) saya, (Vd.20) saya, (Ve.13)
saya, (vg.1) saya, (Vg.17) saya,
pronomina berupa orang pertama
tunggal tersebut mengacu pada satu
unsur acuan yang sama yaitu Najwa
Shihab.
(Vb.15)Khofifah: Saya melihat
bahwa
komitmen
perempuan
ketika mendapat mandat dan amanat
itu lahir batin. (06.22)
Pada data tersebut terdapat penanda
kohesi gramatikal yaitu substitusi
nominal, kata itu pada kalimat tersebut
menggantikan posisi nomina yakni
perempuan pada dialog sebelumnya,

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

sehingga kata itu dapat dianggap sebagai
substitusi nomina.
(Vc.12) Najwa: Apakah itu
membuat anda mantap ibu? Karena
pasti ada banyak yang menyesalkan
jikalau anda mundur. (04.57)
Pada data tersebut terdapat kohesi
gramatikal berupa elipsis verbal.Pada
data Vc.12 mengalami pelesapan, klausa
yang dilesapkan adalah mundur.
Sehingga apabila dilengkapi secara utuh
maka
kalimat
tersebut
menjadi
“Apakah itu membuat anda mantap
untuk mundur ibu? Karena pasti ada
banyak yang menyesalkan jikalau anda
mundur.”
(Va.8)Najwa: Mbak puan pernah
menjadi jurnalis magang? Ngaku
paling enak jadi politisi atau
jurnalis? (12.55)
Pada data Va.8 kata atauberfungsi
sebagai penambah informasi pada
klausa
sebelumnya.Kata
atau
menjelaskan pemilihan antara politisi
atau wartawan.
2) Kohesi Leksikal

repetisi sebagai penegas, penciptaan
gaya bahasa, dan pengungkapan
perasaan emosi karena repetisi bukan
hanya pengulangan bentuk tetapi
berperan pragmatis yang maknanya
bergantung pada konteks.
(Vb.8)Susi:Kalau
tanggungjawab
sama kayak beban itu sangat besar
apalagi lautan Indonesia sangat luas.
Saya merasa semua berharap bahwa
saya bisa bikin magic semua nelayan
jadi sejahtera gitu kan dalam satu
begini. Tetapi hal itu tidak mudah
dan mengawasi laut segini besar juga
tidak mudah tapi alhamdulillah pak
Presiden kan sangat mendukung jadi
kita pakai eksekusi undang-undang
kita, tenggelamkan kapal. Tidak
enaknya saya setiap hari mendapat
whatsapp dari semua grup, tidak
jumatan tenggelamkan, malam minggu tidak keluar malam tenggelamkan, semua tenggelamkan.Lalu
semua foto yang ada dikoran,
dimajalah, ditelevisi, pasti yang
diambilnya saya lagi melototlah,
yang saya lagi teriaklah, jadi saya
bilang mana foto saya yang cantik,
tidak ada. (04.01)

(Vb.23)Puan: Perempuan lebih
detail,
perempuan
itu ingin
semuanya itu sempurna, dan kita itu
cerewet kelebihannya itu. Dan kita
tidak pernah bosan untuk cerewet,
cerewet dalam artian positif karena
kita mau hasilnya maksimal. (06.53)

Pada data tersebut, kata koran,
majalah, televisi merupakan kolokasi
dari media massa. Kolokasi menggunakan pilihan kata yang cenderung
digunakan secara berdampingan. Semua
bentuk tersebut adalah kolokasi, arena
sama-sama media massa.

Pada data tersebut termasuk repetisi
bagian dari reiterasi yang terdapat
pengulangan leksem perempuan yang
sama dalam dialog Puan. Repetisi dalam
data Vb.23 tersebut menekankan pada
peranan perempuan yang tidak bisa
dilemahkan, karena peranan perempuan
ikut menentukan nasib bangsa ini. Peran

Vg.21 Najwa: “Sangat banyak
perempuan Indonesia yang berbakat
namun tak gampang jadi perempuan
dengan capaian hebat. dibebani
kewajiban sebagai ibu sekaligus istri
kendala perempuan dua kali lebih
berat dari laki-laki. Makajika ada
perempuan
yang
benar-benar

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

berprestasi
percayalah
kalau
usahanya sungguh tak terperi.
mustahil
mengabaikan
peran
perempuan dan kontribusi anak
muda Indonesia sulit berderap jika
hanya ditangani pria dan kaum tua.
sudah banyak perempuan dan anak
muda yang memberi bukti bahwa
usia jenis kelamin bukan halangan
berkontribusi.
Sebabjika
perempuandan anak muda makin
berdaya niscaya kian hebat sebuah
bangsa.” (07.03)
Pada data tersebut, kata (1)
perempuanantonim
darilaki-laki,
(2)kaum tua antonim darianak muda
mempunyai arti yang berlawanan.
Antonimi merupakan satuan lingual
yang maknanya berlawan/berposisi
dengan satuan lingual yang lain. Suatu
wacana yang dinamis juga sering
menempatkan kohesi leksikal secara
fleksibel
dan
variatif
dengan
mempertentangkan
makna
yang
berlawanan.
3) Latar Belakang Penggunaan Kohesi
Gramatikal dan Leksikal
Kemunculan kohesi gramatikal lebih
dominan dibandingkan kohesi leksikal.
Karena dalam setiap dialog disebutkan
siapa yang menuturkan dialog tersebut,
sehingga
aspek
referensi
dapat
ditemukan dihampir seluruh kalimat data
dalam wacana. Sedangkan kohesi
leksikal digunakan untuk menghindari
penggu-naan bahasa yang monoton serta
menciptakan
variasi
bahasa
dan
membuat talkshow ini menjadi lebih
menarik.
Pembahasan
1) Kohesi Gramatikal

Dominasi referensi yang sering
muncul adalah referensi pronomina
persona (kata ganti orang). Dominasi
substitusi yang sering muncul adalah
subtitusi verba dan nomina.Dominasi
elipsis yang sering muncul adalah elipsis
nomina.Dominasi konjungsi yang sering
muncul adalah konjungsi koordinatif dan
subordinatif.
2) Kohesi Leksikal
Reiterasi yang muncul dalam percakapan adalah repetisi, sinonimi, dan
hipernimi.Kolokasi yang masih dalam
satu lingkup diwujudkan dengan kata
koran, majalah, televisi merupakan
kolokasi dari media massa. Kolokasi
menggunakan pilihan kata yang cenderung digunakan secara berdampingan.
Antonimi yang diwujudkan dengan kata
(1) perempuan antonim dari laki-laki,
(2) kaum tua antonim dari anak muda
mempunyai arti yang berlawanan. Suatu
wacana yang dinamis juga sering
menempatkan kohesi leksikal secara
fleksibel dan variatif dengan mempertentangkan makna yang berlawanan.
3) Latar Belakang Penggunaan Kohesi
Gramatikal dan Leksikal
Secara kuantitas, kohesi gramatikal
lebih didominasi oleh kemunculan
referensi yang berbanding sangat jauh
dari tiga aspek gramatikal lainnya.
Dominasi penggunaan aspek gramatikal
berupa referensi dalam wacana ini
dilatar-belakangi oleh beberapa alasan.
Pertama, wacana ini merupakan sebuah
wacana lisan berupa dialog yang ditulis
kembali oleh peneliti. Dalam setiap
dialog
disebutkan
siapa
yang
menuturkan dialog tersebut, sehingga
aspek referensi persona dapat ditemukan
dihampir seluruh kalimat data dalam
wacana. Penutur dalam talkshow ini

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

sering menggunakan kata saya, kita,
anda,dan sebagainya sebagai pengganti
nama untuk menginndari penyebutan
kembali nama penutur yang sama secara
berulang.
Penggunaan kohesi leksikal dalam
wacana lisan ini jumlahnya cenderung
lebih seimbang antara satu dengan yang
lainnya. Penggunaan penanda kohesi
leksikal ini juga bertujuan untuk
beberapa alasan. Pertama, dalam
pengacuan leksikal berupa repetisi
terdapat penyebutan beberapa nomina
atau frasa secara berulang-ulang.
Penyebutan
secara
berulang-ulang
tersebut bertujuan untuk menegaskan
maksud yang diutarakan penutur.
Selain itu, penggunaan penanda
kohesi leksikal ini juga bertujuan untuk
menghindari penggunaan bahasa yang
monoton serta menciptakan variasi
penggunaan bahasa yang membuat
talkshow ini lebih menarik. Hal ini
terlihat dalam penggunaan pasangan dan
kelompok kata yang membentuk relasi
semantik berupa reiterasi, kolokasi, dan
antonimi.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan dari paparan temuan
data dan pembahasan pada penelitian ini
yakni Kohesi Gramatikal dan Leksikal
dalam Talkshow Metro TV“Mata
Najwa”.
Bentuk kohesi gramatikal dalam
talkshow di acara “Mata Najwa”
ditemukan dengan berbagai jenis yakni
referensi, substitusi, elipsis, dan
konjungsi.Adapun perwujudan dari
penggunaan kohesi referensi juga terbagi
menjadi pronomina persona (kata ganti
orang), posesif, demontratif, komparatif,
interogatif, dan tak taktif.Setiap perca-

kapan mengandung makna gramatikal
sehingga lebih menarik penggunaan
katanya.
Bentuk kohesi leksikal dalam
talkshow di acara “Mata Najwa”
ditemukan dengan berbagai jenis yakni
reiterasi, kolokasi, dan antonimi.Adapun
perwujudan dari penggunaan kohesi
reiterasi juga terbagi menjadi repetisi,
sinonimi,
dan
hipernimi.
Setiap
percakap-an yang mengandung makna
leksikal sebagai cara untuk memperindah dan menegaskan.
Latar belakang penggunaan kohesi
gramatikal dan leksikal pada talkshow di
acara “Mata Najwa” yaitu Najwa Shihab
tidak hanya sebagai pembawa acara dan
penanggung jawab yang memiliki ciri
khas dalam beretorika atau berbicara,
baik verbal maupun non verbal.Seperti
ekspre-si wajah, nada suara, dan
sebagainya dengan memperhatikan kode
etik jurnalistik munculnya kata-kata atau
ungkapan-ungkapan yang mengandung
makna yang kemungkinan hanya
diketahui oleh penutur ataupun mitra
tutur saja. Pertanyaan-pertanyaaan yang
diajukan oleh Najwa Shihab dikenal
sangat tajam dan kritis, tidak peduli
siapapun yang menjadi narasumbernya
sehingga terkadang sulit dijawab oleh
narasumber
dan
perta-nyaannya
memiliki makna tersembunyi dibalik
pertanyaan yang dilontarkan.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Dardiri. 2008. Penelitian: Pembelajaran
Bahasa Indonesia.Jember :
Universitas Muhammadiyah
Jember.

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

Darma, Yoce Aliah. 2014. Analisis
Wacana Kritis. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Departemen Pendidikan Nasional.2014.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Hasan & Badrih. 2015. Linguistik
Indonesia (Pengantar Memahami
Hakikat Bahasa). Malang :
Universitas Negeri Malang.
Junaedi, Fajar. 2013. Jurnalistik
Penyiaran dan Reportase Televisi.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Lamin. 2010. Koherensi dan Kohesi
Wacana Berita Utama Media Cetak
Jawa Pos. Malang: Universitas
Islam Malang.

Sudaryat, Yayat. 2014. Makna dalam
Wacana (Prinsip-prinsip Semantik
dan Pragmatik). Bandung: CV.
Yrama Widya.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Tarigan, Henry Guntur. 2009.
Pengajaran Wacana. Bandung:
Angkasa.

Lubis, A. Hamid Hasan. 2015. Analisis
Wacana Pragmatik. Bandung:
Penerbit Angkasa.
Moleong. 2006. Metode Penelitian
Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:
PT Remaja Offset.
Oramahi, Hasan Asy’ari. 2015.
Jurnalistik Televisi. Jakarta: PT
Gelora Aksara Pratama.
Ratnanto, Nowo. 2010. Kohesi
Gramatikal dan Leksikal Editorial
The Jakarta Post. Surakarta :
Universitas Sebelas Maret.
NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________ Halaman 8