Magister Pendidikan Bahasa Indonesia NOSI Volume 5, Nomor 4, Agustus 2017

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS RANGKUMAN KELAS VII MTs
ALKHAIRAAT PUSAT PALU MELALUI STRATEGI PEMODELAN
Idrus
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unisma
[email protected]
Abstrak : Kemampuan siswa MTs Alkhairat Pusat Palu dalam menulis
rangkuman atau ringkasan belum berkembang sesuai dengan tuntutan
dalam kurikulum. Kekurangmampuan siswa dalam membuat rangkuman
atau ringkasan,besar kemungkinan disebabkan oleh penggunaan strategi
yang kurang tepat dalam pembelajaran menulis, hal ini terlihat dari (1)
rincian objek yang ditampilkan dalam tulisan masih terbatas, (2) uraian
kalimat topik dalam kalimat-kalimat penjelasnya masih belum sesuai, (3)
penataan kalimat masih banyak yang belum efektif, dan (4) penulisan
ejaan dan tanda baca masih belum tepat.Penelitian ini dilaksanakan dari
bulan januari sampai bulan juni 2012 dengan menggunakan pendekatan
penelitian tindakan kelas dan difokuskan pada upaya peningkatan proses
dan hasil pembelajaran menulis rangkuman atau ringkasan dengan
strategi pemodelan pada siswa VIII MTs Alkhairat Pusat Palu,
berdasarkan pengamatan awal terhadap subjek dan latar penelitian yaitu
guru, siswa, pencapaian hasil belajar menulis rangkuman teks/bacaan
siswa di bawah 75 %.Berdasarkan kondisi itulah penelitian ini dilakukan

dengan harapan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis
rangkuman siswa kelas VIII MTs Alkhairat Pusat Palu dapat menjadi
lebih baik.
Kata-kata Kunci: peningkatan, kemampuan, menulis rangkuman,
strategi pemodelan
PENDAHULUAN
Menulis adalah suatu aktivitas
komunikasi yang menggunakan bahasa
sebagai mediumnya. Ujudnya adalah
berupa tulisan yang terdiri dari
rangkaian huruf yang bermakna dengan
segala kelengkapannya, seperti ejaan,
dan tanda baca. Menulis juga merupakan
suatu proses penyampaian gagasan,
pesan, sikap, dan pendapat kepada
pembaca dengan lambang bahasa yang
dapat dilihat dan disepakati bersama
oleh penulis dan pembaca. Rangkuman
merupakan salah satu hasil kegiatan
menulis. Rangkuman dapat diartikan

sebagai suatu hasil merangkum atau
meringkas
suatu
tulisan
atau

pembicaraan menjadi suatu uraian yang
lebih singkat dengan perbandingan
secara proporsional antara bagian yang
dirangkum
dengan
rangkumannya.
Rangkuman dapat pula diartikan sebagai
hasil merangkai atau menyatukan
pokok-pokok pembicara-an atau tulisan
yang terpencar dalam bentuk pokokpokoknya saja.
Keterampilan menulis adalah
suatu kegiatan yang aktif dan produktif
serta memerlukan cara berpikir yang
teratur yang diungkapkan dalam bahasa

tulis. Keterampilan seseorang untuk
mengungkapkan ide, pikiran, gagasan,
pengetahuan, ilmu, dan pengalaman
sebagai suatu keterampilan yang

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

produktif. Menulis dipengaruhi oleh
keterampilan produktif lainnya, seperti
aspek menulis maupun keterampilan
reseptif yaitu aspek membaca dan
menyimak serta pemahaman kosa kata,
diksi, keefektifan kalimat, penggunaan
ejaan dan tanda baca. Pemahaman
berbagai
jenis
karangan
serta
pemahaman berbagai jenis rangkuman
dan pengembangannya.

Menulis
rangkuman/ringkasan
merupakan upaya menyarikan sebuah
teks atau bacaan. Jadi, merangkum
sebuah buku adalah mengambil inti sari
sebuah
teks/bacaan/buku
dan
menuliskannya kembali menjadi catatan
ringkas. Hal yang perlu diingat bahwa
sebuah rangkuman isinya mencakup
keseluruhan teks atau buku yang
dirangkum secara utuh dan lengkap,
meski dalam penyajiannya lebih padat
dan ringkas. Jadi, dalam merangkum
jangan sampai ada hal penting dari
bacaan atau buku yang tidak terambil
atau terangkum. Tujuan membuat
rangkuman/ringkasan adalah untuk
memahami dan mengetahui isi sebuah

karangan atau buku.
Kemampuan
siswa
MTs
Alkhairaat Pusat Palu dalam menulis
rangkuman atau ringkasan belum
berkembang sesuai dengan tuntutan
dalam kurikulum. Hal ini terlihat dari (1)
rincian objek yang ditampilkan dalam
tulisan masih terbatas, (2) uraian kalimat
topik dalam kalimat-kalimat penjelasnya
masih belum sesuai, (3) penataan
kalimat masih banyak yang belum
efektif, dan (4) penulisan ejaan dan
tanda baca masih belum tepat.
Kekurangmampuan siswa dalam
membuat rangkuman atau ringkasan ,
besar kemungkinan, disebabkan oleh
penggunaan strategi yang kurang tepat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan

beberapa siswa dan observasi yang
dilakukan saat pembelajaran menulis,

guru masih mendominasi kegiatan di
kelas. Guru menyediakan topik dan
kerangka tulisan dan siswa ditugaskan
untuk
mengembangkan
kerangka
tersebut menjadi sebuah tulisan. Siswa
belum terlibat secara langsung dalam
pemilihan topik tulisan, penentuan
pokok pikiran, penyusunan kerangka
tulisan, perbaikan, dan penyuntingan
hasil tulisan. Setelah itu, siswa
mengumpulkan hasil tulisan dan guru
menilai hasil kerja siswanya. Dengan
demikian,
pembelajaran
menulis

menjadi tidak menarik dan kurang
bermakna bagi siswa.
METODE
Penelitian
ini
dilaksanakan
dengan
menggunakan
penelitian
tindakan kelas. Beberapa karakteristik
penelitian tindakan kelas tentang
peningkatan kemampuan. Kegiatan
penelitian diawali dengan pengamatan
awal terhadap subjek dan latar penelitian
yaitu
guru, siswa, dan kegiatan
pembelajaran
menulis
rangkuman
teks/bacaan di kelas, adapun Penelitian

ini bersifat :
1. Bersifat siklis karena dilaksanakan
secara bersiklus dan berurutan,
masing-masing
siklus
tindakan
meliputi
4
tahapan,
yakni
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
2. Penelitian ini bersifat longitudinal
yakni berlangsung dalam jangka
waktu ter-tentu, yakni bersiklus
secara
berkelanjutan
dalam
pembelajaran menulis rangkuman
teks/bacaan siswa kelas VIII.
3. Penelitian ini bersifat kolaboratif,

yakni selama penelitian berlangsung
peneliti bekerjasama secara aktif
dengan guru bahasa Indonesia kelas
VIII MTs Alkhairaat Pusat Palu.
Model penelitian tindakan kelas
yang digunakan penelitian ini adalah

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

model
Kemmis
dan
Taggart
sebagaimana diuraikan Wiriaatmadja
(2005:66-67). dengan tahapan-tahapan
(1) perencanaan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) pengamatan, dan (4)
refleksi. Alur penelitian tindakan kelas
ini dapat digambarkan dalam bentuk
bagan sebagai berikut.

1

PENGAMATAN AWAL

ANALISIS DAN TEMUAN
PENGAMATAN AWAL
Kualitas Proses dan Hasil
Pembelajaran Menulis
Rangkuman Belum Optimal

Proses dan Hasil Pembelajaran
Menulis Siswa Kelas VIII MTs
Alkhairat Pusat Palu

PELAKSANAAN
TINDAKAN SIKLUS I






PERENCANAAN
TINDAKAN SIKLUS I

Tahap Pra-menulis
Tahap Pemburaman
Tahap Perbaikan




PENGAMATAN DAN
REFLEKSI
TINDAKAN SIKLUS I






Hasil Pembelajaran




Tahap Perbaikan
Tahap Penyajian

PENGAMATAN DAN
REFLEKSI
TINDAKAN SIKLUS II




Proses
Pembelajaran
Hasil Pembelajaran

Proses
Pembelajaran
Hasil Pembelajaran

PERENCANAAN
TINDAKAN SIKLUS II

Tahap Pra-menulis
Tahap
Pemburaman

Menyusun Rencana Pembelajaran
Menulis Rangkuman Melalui
Strategi Pemodelan
HASIL PENGAMATAN
DAN REFLEKSI
TINDAKAN SIKLUS I



Proses
Pembelajaran

PELAKSANAAN
TINDAKAN SIKLUS II




Mendiskusikan strategi
pemodelan




Mendiskusikan strategi
pemodelan
Menyusun Rencana
Pembelajaran Menulis
Rangkuman i Buku Melalui
Strategi pemodelan
HASIL PENGAMATAN
DAN REFLEKSI
TINDAKAN SIKLUS II




Proses
Pembelajaran
Hasil Pembelajaran

BERHASIL

SELESAI

Setting dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di
MTs Alkhairaat Pusat Palu. Pemilihan
MTs Alkhairaat Pusat Palu sebagai latar
penelitian didasarkan pertimbangan
bahwa: (1) nilai rata-rata bahasa

Indonesia secara umum di kelas VIII
baru mencapai 60 %, dan Subjek
penelitian ini adalah guru dan siswa
kelas VIII MTs Alkhairaat Pusat Palu
yang berjumlah 34 siswa. Seluruh siswa
ditentukan sebagai subjek, oleh karena
penelitian
tindakan
kelas
ini
dilaksanakan
dalam
setting
dan
pembelajaran di dalam kelas.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Dengan menggunakan strategi
pemodelan dalam pelajaran bahasa
Indonesia dapat meningkatkan keterampilan menulis rangkuman, dari data-data
yang telah diperoleh dapat duraikan
sebagai berikut:
1) Selama proses belajar mengajar
guru telah melaksanakan semua
pembelajaran
dengan
baik.
Meskipun ada beberapa aspek yang
belum sempurna, tetapi persentase
pelaksanaannya untuk masingmasing aspek cukup besar.
2) Berdasarkan data hasil pengamatan
diketahui bahwa siswa aktif selama
proses belajar berlangsung.
3) Kekurangan pada siklus-siklus
sebelumnya
sudah
mengalami
perbaikan danpeningkatan sehingga
menjadi lebih baik.
Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cara belajar dengan menggunakan strategi pemodelan memiliki
dampak positif dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa. Hal ini dapat
dilihat
dari
semakin
mantapnya
pemahaman siswa terhadap materi yang
disampaikan guru (ketuntasan belajar
meningkat dari sklus I, dan II yaitu
masing-masing 58,53%, dan 80,48%.
Pada siklus II ketuntasan belajar siswa
secara klasikal telah tercapai.ketuntasan
hasil belajar siswa dapat dilihat dari

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

Perolehan Hasil
PraSiklus Siklus
siklus
1
2

Uraian
Nilai ratarata tugas
siswa
Jumlah
siswa yang
tuntas
belajar
Persentase
ketuntasan
belajar

40

62,79

74,47

81,27

30
26

20

13

22

26

22
13

10
0

Prasiklus

38,24
%

58.53%

80,48
%

hasil komparatif perolehan nilai tugas
siklus kesatu dan siklus kedua berikut
ini:
Hasil komparatif kemampuan menulis
siswa pada tahap prasiklus, siklus I dan
siklus II
Diagram komparatif kemampuan
menulis rangkuman siswa pada siklus I
dengan siklus II
Data nilai rata – rata tugas siswa

Siklus I

Siklus II

Grafik perbandingan jumlah siswa yang
tuntas
Data persentase ketuntasan belajar siswa
100%
80.48%
58.53%

50%
38.24%
0%
Prasiklus

Siklus I

Siklus II

Grafik perbandingan persentase
ketuntasan belajar siswa

100

50

Data jumlah siswa yang tuntas

62.79

74.27

81.27

0
Prasiklus

Siklus I

Siklus II

Grafik perbandingan nilai rata – rata
tugas siswa

Kemampuan Guru dalam Mengelola
Pembelajaran
Kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan
strategi pemodelan secara keseluruhan
telah melaksanakan kegiatan sesuai
rencana.
Kegiatan
wawancara
yang
dilakukan setelah pembelajaran pada
siklus I dan siklus II selesai,
menunjukkan bahwa siswa yang telah
diminta tanggapan dan kesan tentang
pembelajaran yang telah dilaksanakan
baik pada siklus kesatu dan siklus kedua
menunjukkan bahwa siswa memberikan
tanggapan yang positif, yaitu siswa
menyatakan senang dan tertarik dengan
adanya pembelajaran menulis rangkuman dengan menggunakan strategi pemo-

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

delan. Hal ini dikarenakan siswa dapat
menerima dan memahami materi dengan
mudah
karena
dengan
strategi
pemodelan
siswa
sudah
melihat
langsung contoh- contoh yang benar
dalam menulis rangkuman, selain itu
juga dengan penggunaan strategi
pemodelan kegiatan dalam pembelajaran
tidak membosankan, siswa ikut berperan
aktif dalam kegiatan pembelajaran dan
mampu menyusun rangkuman yang baik
dan benar mengacu pada contoh-contoh
yang telah disediakan oleh guru. Juga
dalam kelompok siswa dapat berdiskusi
secara aktif dan dapat bekerja sama
dalam kelompok dengan suasana yang
santai dan menyenangkan. Pembagian
kelompok secara hiterogen membuat
siswa senang dan bersemangat belajar
karena siswa yang memiliki kemampuan
yang kurang dapat belajar pada teman
yang lebih mampu pada teman sebaya
yang lain yang ada dalam kelompoknya,
dan tidak ada perbedaan antara siswa
laki-laki dan siswa perempuan semua
mendapatkan kesempatan yang sama
dalam pembelajaran.
SIMPULAN DAN SARAN
Kemampuan dalam menulis
rangkuman dapat ditingkatkan dengan
menggunakan
strategi
pemodelan.
Karena dengan strategi pemodelan siswa
dapat
mengetahu
cara
menulis
rangkuman yang baik dan benar dan
suasana pembelajaran menyenangkan.
Dari hasil kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan selama dua siklus,
dan berdasarkan seluruh pembahasan
serta analisis yang telah dilakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan menggunakan
strategi pemodelan memiliki dampak
positif dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa yang ditandai dengan
peningkatan ketuntasan belajar siswa
dalam setiap siklus, yaitu siklus I

2.

a.

3.

4.

5.

6.

(64,71%), dan siklus II (76,47%).
Nilai rata-rata tugas siswa 74,47 pada
siklus I menjadi 81,27 pada siklus II.
Penerapan
strategi
pemodelan
mempunyai pengaruh positif, yaitu
dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa yang ditunjukan dengan ratarata evaluasi siswa yang menyatakan
bahwa siswa tertarik dan berminat
dengan strategi pemodelan sehingga
mereka menjadi termotivasi untuk
belajar.
Dari hasil penelitian yang diperoleh
dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar bahasa Indonesia
lebih efektif dan lebih memberikan
hasil yang optimal bagi siswa, makan
disampaikan saran sebagai berikut:
Untuk melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan startegi pemodelan perlu persiapan yang cukup
matang dengan contoh-contoh model
yang lebih variatif dan guru harus
mampu menentukan atau memilih
topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan cara belajar aktif dalam
proses belajar mengajar sehingga
diperoleh hasil yang optimal.
Dalam rangka meningkatkan prestasi
belajar siswa, guru hendaknya lebih
sering melatih siswa dengan kegiatan
yang inovatif dan kreatif, walaupun
dalam taraf yang sederhana, dimana
siswa nantinya dapat menemukan
pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa
berhasil atau mampu memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya.
Perlu adanya penelitian yang lebih
lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan MTs Alkhairaat Pusat
Palu
Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan
agar diperoleh hasil yang lebih baik.

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

DAFTAR RUJUKAN
Dahar, Ratna Wilis. 1988. Teoro-teori
Belajar. Jakarta : Depdikbud.
Dawud, dkk. 2004. Bahasa dan Sastra
Indonesia untuk SMA kelas IX.
Jakarta : Erlangga
De Porter, Bobbi and Mike Hernacki.
1999. Quantum learning:
Unleashing the genius in you, atau
Quantum learning: Membiasakan
belajar nyaman dan menyenangkan,
terjemahanAlwiyah Abdurrahman.
Bandung: Kaifa.
Depdiknas. 2006. Standar Isi ,
Permendiknas 22 tahun 2006 ,
Satndar kompetensi dan
Kompetensi Dasar Mata pelajaran
Bahasa Indonesia . Jakarta :
Depdiknas.
Keraf,Gorys. 1994. Komposisi: Sebuah
pengantar kemahiran bahasa.
Flores: Nusa Indah.
Lutfieningsih, Eva. 2007. Penerapan
Strategi Pemodelan dalam
Pembelajaran Menulis Wacana
Argumentasi Pada Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 6 Tulungagung . Tidak
diterbitkan . Malang : Program
Pascasarjana Program Studi
Pendidikan Bahasa Indonesia
Universitas Islam Malang.
Mistar, Junaidi. 2010. Pedoman
Penulisan Tesis. Malang:Program
Pascasarjana Universitas Islam
Malang
Rahmawati, Diana, 2008. Upaya
Peningkatan Kemampuan Menulis
Karangan Eksposisi Dengan
Strategi Pemodelan bagi
Mahasiswa Semester III Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Muhammadiyah
Malang Tahun Akademikn
2007/2008. Tidak Diterbitkan .
Malang : UMM

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________ Halaman 7