PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERH

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan suatu perusahaan atau badan usaha sangat
bergantung pada profesionalitas manajemen dalam rangka untuk
memajukan dan meningkatkan produktivitas kegiatan usahanya. Peran
manajemen dalam hal pengambilan keputusan berdasarkan laporanlaporan perusahaan khususnya laporan keuangan adalah hal yang sangat
penting. Laporan keuangan yang digunakan oleh manajemen untuk
pengambilan keputusan harus memenuhi krietria laporan keuangan yaitu
relevan, dapat dimengerti, andal (akurat) dan tepat waktu.
Laporan keuangan dibuat untuk menyajikan informasi yang
relevan, andal dan dapat dipercaya berkenaan dengan posisi keuangan
dan seluruh data transaksi yang dicatat oleh suatu entitas pelaporan
selama suatu periode pelaporan.Untuk mendapatkan laporan keuangan
yang berkualitas diperlukan berbagai faktor pendukung yaitu sumber
daya manusia yang kompeten dan sistem informasi akuntansi. Sistem
informasi akuntansi merupakan dasar dalam penyusunan laporan
keuangan karena sistem informasi akuntansi adalah serangkaian prosedur
yang dimulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran

sampai dengan pelaporan keuangan.
Sebuah sistem akuntansi yang tepat juga akan berpengaruh
terhadap kualitas laporan keuangan. Didalam penelitian ini penulis

2

menemukan fenomena permasalahan pada CV. Sumber Jaya Abadi.
Dimana sistem yang digunakan pada perusahaan tersebut masih sangat
sederhana. Hal ini sangat beresiko apabila sistem informasi akuntansi
yang bersifat sederhana dan tidak diimbangi dengan sistem pengendalian
internal yang cukup kuat. Sistem akuntansi yang bersifat sederhana akan
berakibat kurangnya kualitas laporan keuangan. Dimana laporan
keuangan akan kurang relevan, kurang andal dan tidak tepat waktu.
Dari uraian dan fenomena permasalahan diatas, maka penulis ingin
meneliti lebih lanjut “Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntasi
terhadap Ketepatan Laporan Keuangan”. ( Penelitian pada CV.
Sumber Jaya Abadi )

1.2. Rumusan Masalah
Dari Uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis

mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut :
1.

Bagaimana sistem informasi akuntansi pada CV. Sumber Jaya
Abadi?

2.

Bagaimana ketepatan (keandalan) laporan keuangan pada CV.
Sumber Jaya Abadi?

3.

Apakah terdapat pengaruh antara sistem informasi akuntansi
terhadap ketepatan laporan keuangan pada CV. Sumber Jaya
Abadi?

3

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah diatas, maka tujuan
penelitian ini terbagi menjadi 3, yaitu :
1.

Mengetahui bagaimana sistem informasi akuntansi yang
diterapkan pada CV. Sumber Jaya Abadi.

2.

Menggambarkan ketepatan laporan keuangan pada CV. Sumber
Jaya Abadi

3.

Menguji dan membuktikan pengaruh dari sistem informasi
akuntansi terhadap ketepatan laporan keuangan pada CV.
Sumber Jaya Abadi.

1.4. Manfaat Penelitian
1.


Aspek Teori
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijaddikan sebagai salah
satu sumbangan data empiris dalam ilmu akuntansi sektor
publik terutama dalam bahasan tentang sistem informasi
akuntansi dan ketepatan laporan keuangan.

2.

Aspek Praktis
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menghimpun
informasi sebagai bahan sumbangan pemikiran bagi CV.
Sumber Jaya Abadi.

4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Landasan Teori

1. Sistem
Sistem diperlukan dalam suatu unit usaha agar tujuan dapat
dicapai dengan melakukan kegiatan bersama – sama oleh berbagai
unsur. Menurut Mulyadi (2001:3), pengertian sistem adalah sebagai
berikut :
“Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu
dengan lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan
tertentu”.
Jadi sistem merupakan sekumpulan unsur atau elemen dengan
cara tertentu yang saling berkaitan dan mempengaruhi dalam
melakukan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan bersama.
Biasanya sistem dibuat untuk menangani sesuatu yang berulang kali
atau yang secara rutin terjadi.
2. Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang
memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang
bermafaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan
yang berkenaan dengan Akuntansi. Menurut Mulyadi (2001:3) dalam
bukunya Sistem Akuntansi menjelaskan bahwa
“Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan

laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan

5

informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna
memudahkan pengelolaan perusahaan”.

3. Sistem Informasi Akuntansi Pada Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatannya
mengolah bahan baku menjadi barang jadi kemudian menjual barang
jadi tersebut. Kegiatan pokok perusahaan manufaktur terdiri dari:
desain dan pengembangan produk, pengolahan bahan baku menjadi
produk jadi, dan penjualan produk jadi kepada pembeli. Untuk
menangani kegiatan pokok perusahaan, umumnya dirancang sistem
akuntansi yang terdiri dari: Sistem Akuntansi Pokok, Sistem
Akuntansi Piutang, Sistem Akuntansi Utang, Sistem Akuntansi Kas,
dan Sistem Akuntansi Biaya (Mulyadi, 2001: 15).
1. Sistem Akuntansi Pokok
Sistem akuntansi dalam perusahaan manufaktur terdiri atas formulir
atau dokumen, jurnal, buku besar, buku pembantu, dan laporan.

Unsur-unsur sistem akuntansi ini dirancang oleh manajemen untuk
menyajikan informasi keuangan bagi kepentingan pengelolaan
perusahaan dan pertanggungjawaban keuangan kepada pihak luar
perusahaan (seperti investor, kreditur, dan Kantor Pelayanan
Pajak).
Dokumen sumber adalah dokumen yang datanya dipakai sebagai
sumber pencatatan ke dalam catatan akuntansi (jurnal dan buku

6

pembantu). Dokumen pendukung adalah dokumen yang menguatkan
data yang dicantumkan di dalam dokumen sumber. Dokumen sumber
dan dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar pencatatan
dalam catatan akuntansi merupakan keluaran berbagai sistem berikut
ini: (1) Sistem Akuntansi Piutang, (2) Sistem Akuntansi Utang (3)
Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan, (4) Sistem Akuntansi
Biaya (5) Sistem Akuntansi Kas, (6) Sistem Akuntansi Persediaan,
dan (7) Sistem Akuntansi Aktiva Tetap. Masing-masing sistem
tersebut terdiri dari jaringan prosedur.
Gambar 2.1

unsur sistem akuntansi pokok
Dokumen
Pendukung
Dokumen
Sumber

Jurnal

Buku
Besar

Laporan
Keuangan

Buku
Pembantu

Sumber : Mulyadi (2001 :15 )

2. Sistem Akuntansi Piutang

Sistem Akuntansi Piutang dirancang untuk mencatat transaksi
terjadinya piutang dan berkurangnya piutang (Mulyadi, 2001: 16).
Terjadinya piutang berasal dari transaksi penjualan kredit dan

7

berkurangnya piutang berasal dari transaksi retur penjualan dan
penerimaan kas dari piutang. Transaksi berkurangnya piutang yang
timbul dari transaksi penerimaan kas dari piutang dikelompokkan
dalam sistem akuntansi kas. Kegiatan penjualan kredit dimulai
dengan diterimanya order dari pelanggan, kemudian dilanjutkan
dengan permintaan persetujuan pembelian kredit, pengiriman barang,
penagihan, pencatatan piutang, dan berakhir dengan distribusi
penjualan.

3. Sistem Akuntansi Utang
Sistem Akuntansi Utang dirancang untuk mencatat transaksi
terjadinya utang dan berkurangnya utang (Mulyadi, 2001: 16).
Terjadinya utang berasal dari transaksi pembelian kredit dan
berkurangnya utang berasal dari transaksi retur pembelian dan

pelunasan utang. Transaksi pelunasan utang dikelompokkan ke
dalam sistem akuntansi kas. Kegiatan pembelian kredit dimulai
dengan diajukannya permintaan pembelian barang ke fungsi
pembelian, kemudian dilanjutkan dengan permintaan penawaran
harga dan pemilihan pemasok, pengiriman order pembelian kepada
pemasok terpilih, penerimaan barang yang dibeli, pencatatan utang
yang timbul dari transaksi pembelian dan berakhir dengan distribusi
pembelian.

8

Kegiatan retur pembelian dimulai dengan pembuatan memo debet
oleh fungsi pembelian, kemudian dilanjutkan dengan pengiriman
barang kepada pemasok, pencatatan berkurangnya utang karena
transaksi retur pembelian dan berakhir dengan distribusi pembelian
(Mulyadi, 2001: 17).

4. Sistem Akuntansi Penggajian dan pengupahan
Sistem akuntansi penggajian dan pengupahhan melibatkan
fungsi kepegawaian, fungsi keuangan dan fungsi akuntansi. Fungsi

keuangan bertanggungjawab dalam pelaksanaan pembayaran gaji
dan upah serta berbagai tunjangan kesejahteraan karyawan. Fungsi
akuntansi bertanggung jawab atas pencatatan biaya tenaga kerja dan
distribusi tenaga kerja untuk kepentingan perhitungan harga pokok
produksi dan penyediaan informasi guna pengawasan biaya tenaga
kerja.

5. Sistem Akuntansi Biaya
Sistem akuntansi biaya dirancang untuk menangani pengendalian
produksi dan pengendalian biaya (Mulyadi, 2001: 17). Biaya-biaya
yang timbul akibat proses produksi adalah:

9

1. Biaya Pabrik
Biaya-biaya yang terjadi dalam pabrik selama suatu periode disebut
biaya pabrik. Pada dasarnya biaya pabrik dapat dikelompokkan
menjadi tiga
(Soemarso, 2004: 271):


Biaya bahan baku yaitu biaya untuk barang-barang yang
dapat dengan mudah dan langsung diidentifikasikan dengan
barang jadi.



Biaya buruh langsung adalah biaya untuk buruh yang
menangani secara langsung proses produksi atau yang dapat
diidentifikasikan langsung dengan barang jadi.



Biaya overhead (pabrikasi) adalah biaya-biaya pabrik selain
bahan baku dan buruh langsung. Biaya ini tidak dapat
diidentifikasi secara langsung dengan barang yang dihasilkan.
Contoh biaya pabrikasi adalah (1) bahan pembantu (kadangkadang disebut bahan tidak langsung) misalnya perlengkapan
pabrik (mur, baut, dan pelitur dalam perusahaan mebel); (2)
buruh tidak langsung yaitu buruh yang pekerjaannya tidak
dapat diidentifikasikan langsung dengan barang yang
dihasilkan misalnya gaji mandor; (3) pemeliharaan dan
perbaikan; (4) listrik, air, telepon.

2. Biaya Produksi

10

Biaya Produksi adalah biaya yang dibebankan dalam proses produksi
selama suatu periode. Biaya ini terdiri dari persediaan dalam proses
awal ditambah biaya pabrik. Termasuk dalam biaya produksi adalah
biaya-biaya yang dibebankan pada persediaan dalam proses pada
akhir periode (Soemarso,2004:271).
3. Harga Pokok Produksi
Biaya barang yang telah diselesaikan selama suatu periode disebut
harga pokok produksi barang selesai atau disingkat dengan harga
pokok produksi (Soemarso, 2004: 272). Harga pokok ini terdiri dari
biaya pabrik ditambah persediaan dalam proses awal periode
dikurangi persediaan dalam proses akhir periode. Harga pokok
produksi selama suatu periode dilaporkan dalam laporan harga
pokok produksi. Laporan ini merupakan bagian dari harga pokok
penjualan.

6. Sistem Penerimaan Kas
Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama, yaitu
penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang
(Mulyadi, 2001: 455). Semua transaksi yang menambah jumlah uang
kas dicatat dalam buku penerimaan kas. Selain dari penjualan tunai
dan penerimaan kas dari piutang, uang kas dapat diterima dari
berbagai sumber misalnya setoran modal dari pemilik dan pencairan
kredit bank. Kas mencakup mata uang dan kertas-kertas berharga

11

seperti cek. Dalam sebagian besar bisnis, cek menggantikan
sejumlah besar uang tunai. Transaksi-transaksi kas juga dapat
berlangsung elektronis secara total, yang tidak melibatkan mata uang
maupun cek (Bodnar, 1996: 320). Tujuan dasar setiap aplikasi
penerimaan kas adalah meminimalkan kemungkinan kerugian.
Prosedur-prosedur seperti penyimpanan segera penerimaan kas,
sentralisasi penanganan kas, penyelenggaraan saldo kas minimal dan
pencatatan segera atas transaksi-transaksi kas merupakan teknikteknik pengendalian yang mendasar (Bodnar, 1996: 320).

7. Sistem Pengeluaran Kas
Pengeluaran kas dalam perusahaan dilakukan dengan menggunakan
cek. Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek
(biasanya karena jumlahnya relatif kecil), dilaksanakan melalui dana
kas kecil (Mulyadi, 2001:509). Pengeluaran kas dengan cek memiliki
kebaikan ditinjau dari pengendalian intern berikut ini:


Dengan digunakannya cek atas nama, pengeluaran cek akan
dapat diterima oleh pihak yang namanya sesuai dengan yang
ditulis pada formulir cek. Dengan demikian pengeluaran kas
dengan cek menjamin diterimanya cek tersebut oleh pihak
yang dimaksud oleh pihak pembayar.



Dilibatkannya pihak luar, dalam hal ini bank, dalam
pencatatan transaksi pengeluaran kas perusahaan. Dengan

12

digunakannya cek dalam setiap pengeluaran kas perusahaan,
transaksi pengeluaran kas direkam juga oleh bank, yang
secara periodik mengirimkan rekening koran bank kepada
perusahaan nasabahnya. Rekening koran bank inilah yang
dapat digunakan oleh perusahaan untuk memeriksa ketelitian
catatan transaksi kas perusahaan yang direkam di dalam
jurnal penerimaan dan pengeluaran kas.



Jika sistem perbankan mengembalikan cancelled check
kepada

check

issuer,

pengeluaran

kas

dengan

cek

memberikan manfaat tambahan bagi perusahaan yang
mengeluarkan cek dengan dapat digunakannya cancelled
check sebagai tanda terima kas dari pihak yang menerima
pembayaran. Dengan digunakannya cek dalam pengeluaran
kas, check issuer akan secara otomatis menerima tanda
penerimaan kas dari pihak yang menerima pembayaran.
Cancelled check sebagai tanda terima pembayaran lebih
andal karena di dalam endorsement terkait pihak bank yang
merupakan pihak yang independen bagi pembayar maupun
bagi penerima pembayaran.
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas
dengan cek adalah bukti kas keluar, cek, dan permintaan cek.

4. Laporan Keuangan

13

1. Definisi Laporan Keuangan
Setiap pengguna laporan keuangan mengharapkan adanya transparansi
dari laporan keuangan agar bisa mengetahui dengan mudah informasi dari
suatu perusahaan.Laporan keuangan merupakan laporan akuntansi yang
menghasilkan informasi berupa pencatatan dan pengikhtisaran bagi
pemakai untuk pengambilan keputusan pada periode tertentu yang dapat
menggambarkan

kinerja

perusahaan.Pengertian

laporan

keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan no.1 (2007:5) menjelaskan bahwa:
Laporan

keuangan

merupakan

bagian

dari

proses

pelaporan

keuangan.Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai
cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana),
catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan
dengan laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan
geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses
pelaporan

keuangan

yang

mempertanggungjawabkan

lengkap,

tugas-tugas

dengan
yang

tujuan

dibebankan

untuk
kepada

manajemen. Laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen memiliki
tujuan untuk mempertanggungjawabkan kinerja atas tugas yang diberikan
oleh pemilik perusahaan, sehingga harus disajikan secara wajar.
Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai sumber data,
terdiri dari faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan faktur penjualan,

14

laporan bank dan sebagainya.Data yang asli bukan saja digunakan untuk
mengisi buku perkiraan, tetapi dapat juga dipakai untuk membuktikan
keabsahan transaksi.
Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan keuangan
suatu perusahaan pada suatu periode tertentu tentang keseluruhan aktivtas
operasi perusahaan baik dari segi aktiva, kewajiban, pendapatan dan
kinerja perusahaan.Laporan keuangan terdiri dari neraca,laporan laba
rugi,laporan perubahan ekuitas,laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan.Laporan keuangan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali
untuk memberikan informasi bagi penggunanya yang merupakan produk
akhir

dari

siklus

akuntansi.Dimana

laporan

keuangan

dapat

menggambarkan dengan jelas tentang kondisi keuangan suatu perusahaan
dan informasi yang diberikan untuk entitas itu sendiri ataupun bagi entitas
lainnya.
Menurut Standar akuntansi Keuangan (2007:5) menjelaskan bahwa
“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan’’.
Dengan memperoleh laporan keuangan akan dapat diketahui kondisi
keuangan perusahaan secara keseluruhan yang bukan hanya bisa dibaca
tapi juga bisa dimengerti tentang posisi keuangan melalui analisis laporan
keuangan.
PSAK No. 1 paragraf 7 (IAI, 2007 : 1.2) menyatakan bahwa:
Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan
informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang

15

bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka
membuat

keputusan-keputusan

ekonomi

serta

menunjukkan

pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumbersumber daya yang dipercayakan kepada mereka. dan beban termasuk
keuntungan.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan
menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: (1) aset; (2)
kewajiban; (3) ekuitas; (4) pendapatan dan kerugian; dan (5) arus kas.
Para

pemakai

laporan

keuangan

akan

menggunakannya

untuk

meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang
timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya. Laporan keuangan
akan lebih bermanfaat apabila yang dilaporkan tidak saja aspek kuantitatif
saja, tetapi mencakup penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasa perlu,
dan informasi ini harus faktual dan dapat diukur secara objektif.
2. Tujuan Laporan Keuangan


Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan secara
wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum, posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahanperubahan lainnya dalam posisi keuangan.


Tujuan Umum

Tujuan umum dari laporan keuangan adalah sebagai berikut:

16

1.

Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan
mengenai sumber daya ekonomi dan kewajiban dari
perusahaan bisnis agar dapat:
a.

Mengevaluasi kelebihan dan kekurangannya;

b.

Menunjukkan pendanaan dan investasinya;

c.

Mengevaluasi

kemampuan

dalam

memenuhi

komitmen-komitmennya;
d.

Menunjukkan berbagai dasar sumber daya bagi
pertumbuhannya.

2. Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan
mengenai perubahan dalam sumber daya bersih dari
aktivitas

perusahaan

bisnis

yang

diarahkan

untuk

memperoleh laba agar dapat:
a. Menyajikan ekspektasi pengembangan dividen kepada
para investor;
b. Menunjukkan kemampuan operasi perusahaan dalam
membayar

kreditor

dan

pemasok,

memberikan

pekerjaan bagi karyawankaryawannya, membayar
pajak, dan menghasilkan dana untuk perluasan usaha;
c. Memberikan

informasi

untuk

perencanaan

pengendalian kepada manajemen;
d. Menyajikan profitabilitas jangka panjang.

dan

17

3. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat
digunakan untuk
4. mengestimasi potensi penghasilan bagi perusahaan.
5. Untuk memberikan informasi lain yang dibutuhkan
mengenai perubahan dalam sumber daya ekonomi dan
kewajiban.
6. Untuk mengungkapkan informasi lain yang relevan
terhadap kebutuhan pengguna laporan.


Tujuan kualitatif

Tujuan Kualitatif dari laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Relevansi,

yang

artinya

pemilihan

informasi

yang

memiliki kemungkinan paling besar untuk memberikan
bantuan kepada para pengguna dalam keputusan ekonomi
mereka.
2. Dapat dimengerti, yang artinya tidak hanya informasi
tersebut jelas, tetapi para pengguna juga harus dapat
memahaminya.
3. Dapat diverifikasi, yang artinya hasil akuntansi dapat
didukung oleh pengukuran-pengukuran yang independen,
dengan menggunakan metode-metode pengukuran yang
sama.
4. Netralitas, yang artinya informasi akuntansi ditujukan
kepada kebutuhan umum dari pengguna, bukannya

18

kebutuhan-kebutuhan tertentu dari pengguna-pengguna
yang spesifik.
5. Ketepatan waktu, yang artinya komunikasi informasi
secara

lebih

keterlambatan

awal,
atau

untuk

menghindari

penundaan

dalam

adanya

pengambilan

keputusan ekonomi.
6. Komparabilitas (daya banding), yang secara tidak langsung
berarti perbedaan-perbedaan yang terjadi seharusnya
bukan diakibatkan oleh perbedaan perlakuan akuntansi
keuangan yang diterapkan.
7. Kelengkapan, yang artinya adalah telah dilaporkannya
seluruh

informasi

yang

secara

wajar

memenuhi

persyaratan dari tujuan kualitatif yang lain.

5. Ketepatan Laporan Keuangan
Suwardjono (2005:165) menyatakan bahwa kriteria yang
menjadi kebijakan akuntansi sangat erat kaitannya dengan masalah
apakah informasi suatu objek bermanfaat untuk pengambilan
keputusan bagi pihak pemakai yang dituju. Kebermanfaatan
(usefulness) merupakan suatu karakteristik yang hanya dapat
ditentukan secara kualitatif dalam hubungannya dengan keputusan,
pemakai, dan keyakinan pemakai terhadap informasi. Oleh karena itu,
kriteria tersebut disebut karakteristik kualitatif atau kualitas informasi

19

akuntansi.

Dalam

menetapkan

karakteristik

kualitatif,

FASB

mendasarkan pada tiga gagasan, yaitu:
a. Informasi bermanfaat jika informasi tersebut berhubungan
dengan keputusan.
b. Informasi bermanfaat jika informasi tersebut dipahami dan
digunakan oleh pemakai.
c. Informasi bermanfaat jika pemakai mempercayai informasi.
Terdapat empat karakteristik kualitatif, yaitu:
a. Dapat dipahami
Informasi keuangan harus dapat dicerna maknanya oleh
pemakai. Dua faktor yang mempengaruhi keterpahaman informasi
adalah kecanggihan pemakai dan informasi itu sendiri. Informasi akan
bermanfaat jika informasi tersebut tepat dan pemakai informasi
tersebut memiliki kemampuan untuk menginterpretasikannya.
b. Relevan
Pada dasarnya, informasi yang relevan adalah informasi yang
mempunyai hubungan dengan masalah yang dihadapi. Informasi
dikatakan relevan jika informasi tersebut mempengaruhi tujuan,
pemahaman, dan keputusan. Suwardjono (2005: 169) menyatakan
bahwa relevansi adalah kemampuan informasi untuk membantu
pemakai dalam membedakan beberapa alternative keputusan sehingga
pemakai dapat dengan mudah menentukan pilihan. Jika dihubungkan
dengan tujuan pelaporan keuangan, relevansi adalah kemampuan

20

informasi untuk membantu investor, kreditur, dan pemakai lain dalam
menyusun prediksi dari kejadian masa lalu, sekarang, dan masa yang
akan datang, atau dalam mengkonfirmasi atau mengkoreksi harapan harapannya. Informasi juga relevan dengan keputusan investasi jika
informasi tersebut mampu mengkonfirmasi ketidakpastian suatu
keputusan yang telah dibuat sehingga keputusan tersebut akan
dipertahankan atau diubah. Unsur - unsur relevansi, yaitu:
(1) Memiliki nilai peramalan (predictive value)
Nilai peramalan adalah kemampuan atau kualitas informasi untuk
membantu pengguna dalam meningkatkan probabilitas terjadinya
atau terwujudnya harapan-harapan pengguna atas hasil dari suatu
kejadian masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang.
Dengan kata lain, nilai peramalan adalah kemampuan informasi
dalam memperbaiki kemampuan atau kapasitas pembuat
keputusan untuk melakukan prediksi.
(2) Mengandung feedback value
Feedback value kemampuan informasi untuk membantu pemakai
dalam

mengkonfirmasi

dan

mengkoreksi

harapan-harapan

pemakai di masa lalu. Dengan kata lain, feedback value adalah
kemampuan informasi untuk dijadikan basis mengevaluasi
apakah keputusan masa lalu adalah tepat.
(3) Tepat waktu

21

Informasi tidak dapat relevan jika tidak tepat waktu. Jadi,
informasi harus tersedia bagi pengambil keputusan sebelum
kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan. Oleh
karena itu, ketepatan waktu adalah batasan penting dalam
publikasi laporan keuangan. Ketepatan waktu menunjukkan
bahwa laporan keuangan harus disajikan pada kurun waktu yang
teratur untuk memperlihatkan perubahan keadaan perusahaan
yang akan mempengaruhi prediksi dan keputusan pemakai.
c. Keandalan
Keandalan adalah kemampuan informasi untuk memberi keyakinan
bahwa informasi tersebut benar dan valid. Nilai informasi akan
berkurang jika pengguna informasi meragukan kebenaran atau
validitas informasi tersebut, dan begitu pula sebaliknya. Unsur-unsur
keandalan:
(1) Dapat diuji (verifiability)
Verifiability adalah kemampuan informasi untuk memberi
keyakinan yang tinggi kepada para pemakai karena tersedianya
sarana bagi para pemakai untuk menguji secara independen
mengenai ketepatan, kebenaran dan validitas informasi.

(2) Netral
Kenetralan adalah ketidakberpihakan pada kelompok tertentu dan
tidak bisa dalam perlakuan akuntansi. Ketidak-biasan dalam hal

22

ini berarti bahwa informasi disajikan tidak untuk mengarahkan
kelompok pengguna tertentu agar bertindak sesuai dengan
keinginan penyedia informasi atau untuk menguntungkan/
merugikan kelompok pengguna tertentu.
(3) Ketepatan penyimbolan
Ketepatan penyimbolan adalah kesesuaian atau kecocokan antara
pengukur atau deskripsi dan fenomena yang diukur atau
dideskripsikan.

Ketepatan

penyimbolan

dalam

akuntansi

menyangkut dua hal yaitu ketepatan deskripsi atau definisional
(misalnya aset, kas, piutang, dan kewajiban) dan validitas
pengukuran.
d. Dapat diperbandingkan (comparability)
Comparability adalah kualitas informasi atau kemampuan informasi
untuk membantu para pengguna mengidentifikasi persamaan dan
perbedaan antara dua perangkat

6. Pelaporan Laporan Keuangan
Salah satu cara yang digunakan oleh suatu entitas untuk
menggambarkan posisi keuangan adalah dengan menyajikan laporan
keuangan. Laporan Keuangan merupakan suatu ringkasan dari proses
pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari proses pencatatan,
yang merupakan ringkasan dari transaksi transaksi keuangan dalam
satu tahun buku yang bersangkutan (Baridwan, dalam Septiani 2005).

23

Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan
upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam
pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu
periode pelaporan untuk kepentingan:
1. Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas
pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara
periodik.
2. Manajemen
Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan
kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan
sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan
pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana
pemerintah untuk kepentingan masyarakat.
3. Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada
masyarakat

berdasarkan

pertimbangan

bahwa

masyarakat

memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh
atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber
daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada
peraturan perundang-undangan.
4. Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)

24

Membantu

para

pengguna

dalam

mengetahui

kecukupan

penerimaan pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai
seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang
akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban
pengeluaran tersebut.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan atau SAK (2002) dalam
Septiani (2005) menjelaskan bahwa laporan keuangan merupakan
bagian proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang meliputi
neraca, laporan laba rugi, laporan posisi perubahan modal, catatan
dan laporan lain serta materi penjelas yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan. Dalam SAK (2002) juga menjelaskan
bahwa pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan
investor potensial, karyawan dan pemberi pinjaman, pemasok dan
kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah dan lembaganya, serta
masyarakat yang menggunakan untuk kebutuhan informasi yang
berbeda.

2. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian terdahulu

25

N

Nama

o
1.

Angga Dwi

Judul
sistem

Tahun

informasi 2013

Kesimpulan
sistem

informasi

akuntansi keuangan

akuntansi

keuangan

terhadap

yang

kualitas

laporan keuangan

handal

berpengaruh
signifikan

terhadap

kulitas
2.

Ayu

Ratna Pengaruh

2014

& Ni Putu efektivitas
Sri Harta

penerapan

laporan

keuangan.
Efektifitas penerapan
sistem

sistem

informasi

pengelolaan keuangan

informasi

daerah

pengelolaan

signifikan

keuangan
pada

daerah
kualitas

laporan keuangan.
(Pemerintahan kota

akan

berpengaruh
terhadap

kualitas

laporan

keuangan

di

pemerintahan

kota

Denpasar.
3.

Ida

Denpasar)
Bagus Pengaruh

Hasil

penelitian

& Nyoman pemanfaatan sistem

menunjukkan adanya

Trisna

informasi akuntansi

pengaruh

keuangan

antara

dan

daerah

pengawasan

keuangan

daerah

positif
variabel

independen terhadap
variabel

dependen

26

terhadap

nilai

informasi pelaporan
keuangan

baik

secara

parsial

maupun simultan.

dan

akuntabilitas
pemerintah daerah
(pada satuan kerja
perangkat daerah di
kabupaten
4.

Erwin

Klungkung)
Pengaruh
sistem 2013

Sistem pengendalian

Bahtiar

pengendalian

internal berpengaruh

internal

terhadap

positif dan signifikan

kualitas

laporan

terhadap

keuangan

(

keuangan pada PT.

PT.

Bank

pada
Mega

cbg. Gorontalo )

Bank

laporan

Mega

cbg.

Gorontalo.

3. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.2
Kerangka pemikiran
Sistem Informasi
Akuntansi

Ketepatan Laporan
Keuangan

Variabel (X)

Variabel (Y)

27

4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan

Rumusan

Penelitian

yang

telah

dipaparkan

sebelumnya, maka hipotesis sementara yang diajukan dalam penelitian ini
adalah :
Ho : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi tidak berpengaruh terhadap
ketepatan laporan keuangan pada CV. Sumber Jaya Abadi
Ha : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh terhadap
ketepatan laporan keuangan pada CV. Sumber Jaya Abadi

BAB III
METODE PENELITIAN

1. Jenis dan Desain Penelitian

28

Penelitian ini merupakan penelitian explanatory, penelitian
explanatory adalah suatu metode penelitian yang bermaksud untuk
mendapatkan kejelasan fenomena yang terjadi secara empiris dan
berusaha untuk mendapatkan jawaban hubungan kausal antar variable
melalui pengujian hipotesis. Adapun pengertian explanatory sebagai
berikut :
Menurut Sugiyono (2011:10) bahwa :
“Penelitian explanatory adalah suatu metode penelitian yang
bermaksud menjelaskan kedudukan variabel – variabel yang diteliti serta
hubungan kausal antara variabel satu dengan yang lain melalui pengujian
hipotesis.”
Sedangkan metode survey menurut Nazir (2003)
“Suatu penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta
dari gejalayang ada dan mencari keterangan – keterangan secara faktual,
baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok
ataupun suatu daerah. Metode survey membedah dan menguliti serta
mengenal masalah – masalah dan mendapatkan pembenaran terhadap
keadaan dan praktik – praktik yang seddang berlangsung.”
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode
penelitian explanatory analisis dengan pendekatan survey adalah suatu
prosedur penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan,
menyusun, menganalisa dan menginterprestasikan data sehingga dapat

29

memberikan gambaran keadaan yang terjadi secara nyata untuk kemudian
ditarik kesimpulan yang dapat dijadikan dasar untuk memberikan sasaran.

2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan yang terlibat
dalam pengelolaan laporan keuangan yang hanya berjumlah 20 orang.
Sesuai dengan kebutuhan penelitian maka seluruh populasi yang ada
digunakan sebagai sampel penelitian. Sudjana (1984: 5) “apabila jumlah
kurang dari 100, maka yang menjadi sampel adalah keseluruhan dari
populasi tersebut atau disebut sampel total. Sedangkan jumlah populasi
lebih dari 100, maka yang menjadi sampelnya adalah 10%-15% atau
20%-5%.” Dengan demikian peneliti mengambil keseluruhan karyawan
yang terlibat dalam pengelolaan laporan keuangan menjadi sampel
(sampel total) karena seluruh populasi diambil menjadi sampel.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini termasuk
nonprobability sampling. Dimana teknik yang dipakai adalah sampling
jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini dikarenakan jumlah populasi relatif
kecil, kurang dari 30 orang.
3. Variabel Penelitian / Operasional Variabel
1. Variabel independen
Variabel independen ini sering disebut sebagai variabel
stimulus, predictor, antecendent dan variabel bebas. Variabel bebas

30

variabel bebas merupakan variabel yang memengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
( variabel yang mempengaruhi ). Variabel independen dalam
penelitian ini adalah sistem informasi akuntansi pada CV. Sumber
Jaya Abadi. Sistem informasi akuntansi merupakan serangkaian
prosedur

mulai

dari

proses

pengumpulan

data,

pencatatan,

pengikhtisaran seampai dengan pelaporan keuangan.

2. Variabel Dependen
Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output,
konsekuen atau biasa disebut variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah ketepatan laporan keuangan CV. Sumber Jaya Abadi.
Ketepatan laporan keuangan merupakan salah satu kriteria dalam
penyajian laporan keuangan yang berkualitas. Dimana ketepatan
laporan adalah ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam
informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.

Tabel 3.1
Operasional Variabel Sistem Informasi Akuntansi dan Ketepatan
Laporan Keuangaan CV. Sumber Jaya Abadi
XVariabel

Dimensi

Indikator

31

Variabel

1. Sistem Akuntansi 1.

Independen

Pokok

Perusahaan

mengharuskan

karyawan

untuk

memahami

Sistem

prosedur

Sistem

Informasi

Informasi

Akuntansi.
2. Kesesuaian sistem informasi

Akuntansi
akuntansi yang digunakan sudah
CV. Sumber
Jaya Abadi

memenuhi standar pada umumnya.
3. Prosedur pencatatan transaksi

(X)

dilakukan

berdasarkan

standar

akuntansi

pada

pencatatan

umumnya.
4. Setiap data transaksi selalu
diproses secara periodik
5. Pada setiap formulir yang
digunakan tercantum nomor urut
tercetak,

untuk

mengawasi

pemakaiannyan

serta

mengidentifikasi transaksi
6. Perusahaan selalu membuat
jurnal

untuk

mencatat

setiap

transaksi
7. Setiap transaksi yang terjadi
dicatat

dan

didukung

dengan

bukti-bukti transaksi
2. Sistem Akuntansi 8. Formulir-formulir yang tersedia
kas

di fungsi kas harus lengkap

32

9. Fungsi kas bertanggung jawab
penuh terhadap penerimaan dan
pengeluaran kas
10. Dalam setiap

transaksi

diharuskan membuat laporan arus
kas
3. Sistem Akuntansi 11. Bagian gudang atau logistik
Persediaan

bertanggung

jawab

terhadap

penerimaan dan pemasukan barang
gudang
12. Setiap transaksi penerimaan
dan pengeluaran barang harus di
catat kedalam jurnal
4. Sistem Akuntansi 13. Setiap transaksi piutang dicatat
Piutang

dalam dokumen
14. Transaksi piutang dibukukan
dalam

berkas

induk

dan

diikhtisiarkan dengan benar
15. Laporan daftar piutang dapat
digunakan untuk menilai prestasi
kerja
dalam

manajemen,
peningkatan

khususnya
kinerja

perusahaan
16. Adanya pemeriksaan secara
periodik atas pengendalian piutang

33

17.

Adanya

berwenang

petugas
untuk

yang

melakukan

pengawasan dalam pencatatan dan
penyimpanan daftar piutang
18. Semua daftar piutang disimpan
dan di update oleh orang yang
memiliki ototritasi pada piutang
5. Sistem Akuntansi 19. Sistem anggaran biaya yang
Biaya

berlaku digunakan sebagai alat
pengendalian

biaya,

sehingga

tercapai biaya yang efisien
20. Prosedur pencatatan biayabiaya pada masing - masing bagian
harus

sesuai

akuntansi
yang

dengan

prosedur

pertanggungjawaban

telah

ditetapkan

oleh

perusahaan.
21. Pengalokasian biaya yang tepat
6. Sistem Akuntansi 22. Setiap transaksi hutang dicatat
Hutang

dalam dokumen
23. Transaksi hutang dibukukan
dalam berkas induk
24. Ada petugas yang berwenang

Variabel

dalam pencatatan hutang
1. Ketepatan laporan 1. Laporan keuangan

Dependen

keuangan

Ketepatan

dengan karekteristik normatif

yang

sesuai berkualitas memenuhi persyaratan
yaitu

relevan,

andal,

34

Laporan

laporan keuangan.

Keuangan

dapat

dipercaya,

dapat

dibandingkan.

CV. Sumber 2. Ketepatan laporan 2.Laporan
Jaya Abadi keuangan
(Y)

dan

dengan
akuntansi.

keuangan

yang

sesuai dihasilkan dapat membantu dalam
standar memperkirakan
berhubungan

aktivitas
dengan

keuangan

pada periode berikutnya.
3. Laporan keuangan
membantu

dalam

yang

dapat

pengambilan

keputusan.
4. Setiap informasi dalam laporan
keuangan

disertai

dengan

penjelasan yang rinci sehingga
kekeliruan dalam inter prestasi dan
penggunaan

informasi

dapat dicegah.
5. Informasi

dalam

tersebut
laporan

keuangan telah menggambarkan
secara jujur semua transaksi dan
peristiwa lainnya yang seharusnya
disajikan.
6. Informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan dapat diuji, dan
apabila pengujian dilakukan oleh
pihak yang berbeda, hasilnya tetap

35

menunjukankesimpulan yang tidak
berbeda jauh.

7.

Seluruh

informasi

yang

disajikan dalam laporan keuangan
dapat dipahami dengan mudah.
8. Informasi dalam laporan
keuangan dinyatakan dalam istilah
yang mudah dipahami.
9. Informasi yang ada dalam
laporan keuangan sesuai dengan
harapan dan kebutuhan.
10. Pembuatan laporan keuangan
dan dilaporkan secara periodik.

Teknik pengukuran yang digunakan untuk mengubah data – data
kualitatif dari kuisioner menjadi suatu urutan data kuantitatif adalah
Summated Rating Method : Likert Scale atau skala likert. Skala likert
merupakan suatu pengukuran dengan menggunakan metode ordinal.
Alasan penggunaan teknik skala likert adalah karena teknik ini tidak
menuntut pengunaan kategori dan subjek yang diukur tidak terbatas
kepada dua alternative jawaban saja.

36

Ukuran yang digunakan untuk menilai jawaban – jawaban yang
diberikan dalam menguji variabel independen dan variabel dependen yaitu
lima tingkatan, bergerak dari satu sampai lima.

Tabel 3.2
Penilaian Skala Likert

Jawaban
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Kurang Setuju (KS)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
Sumber : Sugiyono (2010 :135)

Skor (nilai)
5
4
3
2
1

4. Metode Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui metode angket, yaitu menyebarkan
daftar pertanyaan (kuisioner) yang akan diisi atau dijawab oleh responden
yang merupakan karyawan atau staf di bagian akuntansi dan keuangan di
CV. Sumber Jaya Abadi. Kuisioner asalah seperangkat pertanyaan tertulis
yang telah disusun sedemikian rupa untuk dijawab oleh responden,
biasanya disertai alternatif – alternatif jawaban.

37

Kuisioner diberikan secara langsung kepada responden. Responden
diminta untuk mengisi daftar pertanyaan tersebut, kemudian memintanya
untuk mengembalikan hasil kuisioner tersebut. Hasil angket yang telah
diisi kemudian akan diolah lebih lanjut oleh peneliti.

5. Metode Analisis Data
Analisis data adalah cara mengolah data yang terkumpul kemudian
dapat memberikan interprestasi. Hasil pengolahan data ini digunakan
untuk menunjukkan masalah yang telah dirumuskan. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan uji reabilitas.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keabsahan
dan kevalidan suatu alat ukur atau instrumen penelitian. Validitas
menunjukkan seberapa baik suatu instrument yang dibuat mengukur
konsep tertentu yang ingin diukur. Alat pengukur yang absah akan
mempunyai validitas yang tinggi, begitupula sebaliknya.
Untuk Menguji validitas alat ukur penelitian, terlebih dahulu dicari
nilai ( harga ) korelasi dengan menggunakan rumus koefisien korelasi
products moment sebagai berikut :

38

Setelah nilai korelasi ( r ) didapat, kemudian dihitung nilai thitung untuk
menguji tingkat validitas alat ukur penelitian dengan rumus sebagai
berikut :

Setelah

nilai

thitung

diperoleh

langkah

selanjutnya

adalah

membandingkan nilai thitung tersebut dengan nilai ttabel pada taraf
signifikan sebesar α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n – 2.
Kaidah keputusannya adalah :
Jika thitung > ttabel, maka alat ukur berupa kuisioner yang digunakan
adalah valid.

39

Jika thitung < ttabel, maka alat ukur peleitian yang digunakan adalah tidak
valid.
2. Uji Reabilitas
Reabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang
merupakan indikator dari variabel. Suatu kuisioner dikatakan realible
atau handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah
konsisten. Untuk menguji reabilitas alat ukur dalam penelitian ini
digunakan

koefisien

alpha

cronbach.

Koefisien

keandalan

menunjukkan mutu seluruh proses pengumpulan data suatu
penelitian. Koefisien alpha cronbach ditunjukkan dengan :

Tujuan perhitungan koefisien keandalan adalah untuk mengetahui
tingkat konsistensi jawaban responden. Besarnya koefisien ini
berkisar dari nol hingga satu. Makin besar nilai koefisien, makin
tinggi keandalan alat ukur dan tingkat konsistensi jawaban.

6. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data regresi linear
sederhana. Penggunaan teknik ini karena dalam penelitian ini hanya
digunakan satu variabel independen (sistem informasi akuntansi) dan

40

satu variabel dependen (ketepatan laporan keuangan). Model yang
akan dibentuk sesuai penelitian (Sugiyono, 2009:261 ) adalah :
y = a + bx
y : Variabel Dependen (ketepatan laporan keuangan)
x : Variabel Independen (sistem informasi akuntansi)
b : Angka arah atau koefisien regresi
a : Konstanta

Untuk kemudahan dalam perhitungan digunakan bantuan software
dengan program SPSS (Statistical package for social science).

7. Uji Asumsi Klasik
Sebelum data di analisis lebih lanjut menggunakan analisis regresi
linier sederhana, data tersebut harus memenuhi syarat-syarat yang
dikehendaki dalam analisis regresi yaitu sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi
data normal atau mendekati normal. Untuk mengetahui normal
tidaknya distribusi variabel dalam penelitian ini dilakukan dengan uji
statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S test). Jika nilai
Kolmogorov-Smirnov signifikan pada taraf di atas 5% (0,05), maka

41

data mengikuti distribusi normal, dan sebaliknya jika nilai
Kolmogorov-Smirnov signifakan pada taraf 5% atau dibawahnya
berarti data mengikuti distribusi tidak normal.
2. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain. Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas yang
digunakan adalah analisis koefisien korelasi rank spearman. Analisis
ini mengukur kuat lemahnya hubungan dan arahnya variabel
independen ( variabel bebas ) dengan variabel dependen ( variabel
terikat ). Kedua variabel tersebut diukur dalam skala ordinal. Adapun
rumusnya sebagai berikut :

Dengan ketentuan :
rs : Koefisien korelasi Rank Spearman
di : Selisih rank X dengan rank Y yang ke 1
n : Jumlah sampel
6 : Besaran sampel (konstanta)

42

Nilai rs (koefisien korelasi Rank Spearman) yang diperoleh akan
berkisar sekitar -1 , 0 sampai +1. Notasi ini menunjukkan tingkat
korelasi antara variabel – variabel yang diuji, yaitu :
Bila rs = -1 berarti terdapat korelasi yang kuat tetapi merupakan
korelasi negative atau berlawanan arah.
Bila rs = 0 berarti terdapat korelasi antara variabel – variabel yang
diuji atau korelasi yang lemah dan tidak ada hubungan.
Bila rs = 1 berarti terdapat korelasi yang kuat antara variabel X dan
variabel Y dan bernilai positif atau searah.
8. Pengujian Hipotesis
1. Analisis Koefisien Determinasi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya dari pengaruh
variabel bebas sistem informasi akuntansi terhadap variabel terikat
ketepatan laporan keuangan. Koefisien determinasi ini dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
Kd = rs2 x 100%
Keterangan :
Kd = koefisien determinasi
rs = koefisien korelasi Rank Spearman

2. Uji t
Pengujian ini untuk mengetahui apakah variabel secara individu
berpengaruh positif terhadap variabel terikat. Jika t- hitung > t tabel

43

(+) atau t- hitung < t tabel (-), dan koefisien regresi bernilai positif
maka variabel secara individu berpengaruh positif terhadap variabel
terikat.