PENGGUNAAN MEDIA FOTO KELUARGA UNTUK MEN

PENGGUNAAN MEDIA FOTO KELUARGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NARASI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS VII SMP 1 BETELEME

  Oleh : Ferlin Selviani Kalaena 1)

ABSTRAK

  Adapun latar belakang dari penelitian ini yaitu adanya temuan peneliti di SMP 1 Beteleme bahwa banyak siswa yang belum mampu menulis dengan baik dan benar, sehingga mengindikasikan bahwa pembelajaran keterampilan menulis kurang berhasil. Pada umumnya, siswa di sekolah tersebut kurang terampil dalam hal menulis narasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia yang berdampak pada kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis. Oleh karena itu, perlu diterapkan suatu media pembelajaran yang efektif dan dapat menunjang kegiatan pembelajaran. Salah satu media yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas VII SMP 1 Beteleme adalah dengan menggunakan media Foto Keluarga. Dengan media Foto Keluarga, siswa dapat lebih mudah dalam mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya, sehingga menjadi sebuah tulisan yang berbentuk narasi. Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan media Foto Keluarga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis narasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas VII SMP 1 Beteleme?. Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas VII SMP 1 Beteleme melalui media Foto Keluarga. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan di SMP 1 Beteleme. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII dengan jumlah siswa sebanyak 22 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, tes hasil belajar, dan jurnal refleksi diri. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penggunaan media Foto Keluarga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis narasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas VII SMP 1 Beteleme. Hal ini terbukti dari hasil belajar yang diperoleh oleh siswa yang terus mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Pada prasiklus, dari 22 siswa didapati nilai rata-rata 64,86, jumlah siswa yang tuntas 2 orang (9,09 ) yang belum tuntas 20 siswa atau 90,90 . Selanjutnya, hasil belajar pada siklus I mengalami peningkatan yakni diperoleh nilai rata-rata 75,86, siswa yang tuntas naik menjadi 12 Siswa atau 54,54 . Pada siklus I, nilai rata-rata 92,22 dan siswa yang tuntas meningkat menjadi 22 siswa atau dalam artian bahwa 100 memperoleh nilai dengan tuntas.

  Kata Kunci: Media Foto Keluarga, Hasil Belajar, Menulis Narasi.

ABSTRACT

  The background of this study is the finding of researchers at SMP 1 Beteleme that many students who have not been able

  to write well and correctly, thus indicating that less successful learning writing skills. In general, students in these schools are less skilled in terms of narrative writing in learning Indonesian impacting on the lack of involvement of the student in learning to write. Therefore, it is necessary to apply an effective learning media and can support learning activities. One medium that can be used to improve writing narratives on subjects Indonesian students of class VII SMP 1 Beteleme is to use the media family photos. Family Photos with media, students can more easily express what he had in mind, so that it becomes a literary narrative. The main problem in this study is whether the use of family photos media can improve student learning outcomes in narrative writing on Indonesian subjects in class VII SMP 1 Beteleme ?. The purpose of this research is to improve the skills of writing narrative in class VII SMP 1 Beteleme through the medium of family photos. The study design used is a Class Action Research (PTK). This study was conducted in SMP 1 Beteleme. Subjects in this study were students of class VII with the number of students as many as 22 students. The instrument used in this study was the observation sheets, test results of learning and self-reflection journal. The type of data in this study is qualitative data and quantitative data. Based on the research that has been conducted, use of family photos media can improve student learning outcomes in learning to write narratives on subjects Indonesian students of class VII SMP 1 Beteleme. This is evident from the results of learning obtained by students who continue to increase in each cycle. At prasiklus, of 22 students found the average value of 64.86, the number of students who completed 2 (9.09) who have not completed 20 students or 90.90. Furthermore, the study in the first cycle has increased the average values obtained 75.86, students who completed rose to 12 students or 54.54. In the first cycle, the average value of 92.22 and students who pass increased to 22 students or in the sense that the 100 gain value completely.

  Keywords: Media Family Photos, Results Learning, Writing Narrative.

  I. PENDAHULUAN

  bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang sangat

  membosankan, khususnya dalam aspek

  bahasa dan sastra Indonesia diajarkan di

  menulis.

  sekolah bertujuan untuk mengembangkan

  Menulis

  pada hakikatnya

  merupakan kegiatan menyampaikan ide atau

  kehidupan, dan meningkatkan keterampilan

  gagasan dengan menggunakan bahasa tulis.

  berbahasa. Keterampilan berbahasa meliputi

  Kegiatan menulis merupakan salah satu

  empat aspek keterampilan yang saling

  kegiatan yang sering dilakukan oleh setiap

  mendukung, yaitu keterampilan menyimak,

  orang baik menulis pada tingkat rendah

  maupun pada tingkat yang lebih tinggi.

  membaca, dan keterampilan menulis.

  Keterampilan

  menulis merupakan

  Menulis sebagai suatu keterampilan

  keterampilan yang paling tinggi dan paling

  berbahasa tidak akan dimiliki seseorang

  kompleks tingkatannya dari keterampilan

  secara otomatis, melainkan perlunya latihan

  berbahasa yang lain. Keterampilan menulis

  dan praktik secara teratur serta adanya

  hanya dapat dicapai melalui latihan yang

  potensi yang mendukung. Potensi tersebut

  lama dan intensif. Hal ini juga harus

  dapat dicapai dengan sering berlatih dengan

  didukung oleh media yang digunakan

  sungguh ‐sungguh.

  dalam mengajarkan keterampilan menulis.

  Pembelajaran menulis tidak lepas

  Berdasarkan

  hasil observasi

  dari pembelajaran bahasa. Bahasa memiliki

  langsung di SMP 1 Beteleme, menunjukkan

  peran

  sentral

  dalam perkembangan

  bahwa banyak siswa yang belum mampu

  intelektual, sosial, dan emosional peserta

  menulis dengan baik dan benar, sehingga

  didik. Bahasa juga merupakan penunjang

  mengindikasikan

  bahwa pembelajaran

  keberhasilan dalam mempelajari semua

  keterampilan menulis kurang berhasil. Hal

  bidang studi (BSNP, 2006). Untuk

  ini dikarenakan banyak factor yang

  berbahasa dengan baik dan benar

  mempengaruhi keberhasilan pembelajaran

  diperlukan pendidikan dan pembelajaran

  keterampilan menulis, antara lain, faktor

  Bahasa Indonesia. Pendidikan dan

  dari guru dan faktor dari siswa. Faktor dari

  pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan

  guru ada kecenderungan guru dalam proses

  salah satu aspek penting yang perlu

  belajar mengajar (PBM) hanya memberikan

  diajarkan kepada siswa di sekolah.

  pembelajaran keterampilan menulis secara

  Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan

  teoretis, kurang pada praktik. Kalaupun

  suatu tantangan tersendiri bagi seorang

  memberikan kegiatan praktik menulis, guru

  guru, mengingat bahasa ini bagi sebagian

  hanya mengevaluasi hasil ketrampilan

  sekolah merupakan bahasa pengantar untuk

  menulis

  siswa

  tetapi tidak pada

  menyampaikan materi pelajaran yang lain.

  pembahasan kesalahan yang dilakukan

  Pembelajaran Bahasa Indonesia membantu

  siswa dalam menulis.

  peserta didik untuk mengemukakan gagasan

  Pada umumnya siswa di sekolah

  dan perasaan, berpartisipaasi dalam

  tersebut kurang terampil dalam hal menulis

  masyarakat dengan menggunakan bahasa

  narasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia,

  disamping itu siswa yang mengikuti

  menggunakan kemampuan analitis dan

  pembelajaran kurang bersemangat karena

  imajinatif (Depdiknas, 2006). Berdasarkan

  guru kurang melibatkan siswa dalam PBM,

  kenyataan yang terjadi saat ini, mata

  hal ini ditemukan peneliti dari hasil

  pelajaran Bahasa Indonesia terkadang

  observasi yang dilakukan pada siswa kelas

  sangat diremehkan oleh sebagian besar

  VII SMP 1 Beteleme yang berdampak pada

  siswa maupun guru yang tidak mengajar

  kurangnya keaktifan siswa dalam

  Bahasa Indonesia. Hal yang lebih

  pembelajaran menulis, sehingga temuan

  memprihatinkan adalah adanya anggapan

  peneliti secara umum dapat diuraikan sebagai berikut: (1) guru hanya menyuruh

  1) Guru SMP 1 Beteleme

  siswa

  menulis

  cerita tentang

  mengungkapkan apa yang ada dalam

  yang jelas, tentang menulis cerita (2)

  pikirannya, sehingga menjadi sebuah tulisan

  apabila guru mengajar kurang melibatkan

  yang berbentuk narasi. Sebagaimana

  siswa secara langsung dalam KBM yang

  diketahui

  bahwa

  narasi merupakan

  dilaksanakan dalam kegiatan menulis cerita,

  pengisahan suatu cerita atau kejadian.

  baik secara perseorangan maupun secara

  Dalam hal ini, siswa akan diminta untuk

  kelompok, (3) jika siswa menulis sebuah

  membuat sebuah tulisan dalam bentuk

  cerita berdasarkan pengetahuannya atau

  narasi

  atau

  mengisahkan sesuatu

  hasil dari pengalamannya, guru kurang

  berdasarkan apa yang tampak pada foto

  memberi bimbingan pada siswa, kearah

  keluarga yang ditampilkannya.

  perbaikan yang lebih baik, (4) kurangnya

  Penggunaan media foto keluarga

  motivasi yang diberikan guru kepada siswa

  pada pembelajaran menulis cerita dapat

  agar keterampilan menulisnya dapat

  mempermudah siswa menerima pelajaran,

  karena siswa dapat memahami lewat apa

  menggunakan media yang sifatnya inovatif

  yang dilihatnya dalam media foto itu.

  dan kreatif yang melibatkan aktivitas

  Guru dapat menggunakan media foto

  mental, fisik maupun emosional.

  keluarga untuk memberikan gambaran

  Faktor penyebab utama yang harus

  tentang sesuatu sehingga penjelasannya

  segera dicari jalan keluarnya adalah faktor

  lebih konkret bila diuraikan melalui kata-

  media yang digunakan guru masih belum

  kata. Melalui media foto ini, guru dapat

  inovatif dan kurang bervariasi. Hal

  menerjemahkan ide-ide abstrak dalam

  tersebut, sangat berpengaruh terhadap

  bentuk yang lebih realistik dengan

  kemampuan menulis narasi siswa dan

  menggunakan keterampilan menulis.

  Menurut Amir (2007: 25), media

  menurunnya kualitas menulis siswa jika

  pembelajaran dapat: (1) Memperjelas

  tidak segera diatasi. Untuk itu, perlu adanya

  materi, (2) Membangkitkan motivasi, (3)

  upaya meningkatkan keterampilan menulis

  Meningkatkan pemahaman. Dari ketiga hal

  siswa.

  tersebut, tentunya akan berdampak pada

  Oleh karena itu, perlu diterapkan

  hasil belajar yang akan diperoleh oleh

  suatu media pembelajaran yang efektif dan

  siswa. Jika siswa telah merasa senang dalam

  dapat menunjang kegiatan pembelajaran.

  mengikuti pembelajaran, maka hasil belajar

  Media pembelajaran yang bermacam ‐

  siswa pun dalam pembelajaran menulis

  macam menyebabkan guru harus selektif

  narasi pada mata pelajaran Bahasa

  dalam memilih media pembelajaran yang

  Indonesia tentu akan meningkat.

  akan digunakan. Salah satu faktor yang

  Diharapkan

  dengan adanya

  penggunaan media Foto Keluarga, maka

  pembelajaran adalah materi pembelajaran.

  dapat meningkatkan hasil belajar siswa

  Setiap materi mempunyai karakteristik yang

  dalam pembelajaran menulis narasi pada

  turut menentukan pula media yang

  mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa

  digunakan untuk menyiapkan materi

  kelas VII SMP 1 Beteleme. Dalam hal ini,

  tersebut. Begitu pula dalam pembelajaran

  peneliti mengangkat sebuah judul penelitian

  menulis, seorang guru harus memilih dan

  yakni “Penggunaan Media Foto Keluarga

  menggunakan media yang sesuai, sebagai

  Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

  penunjang kegiatan pembelajaran agar

  dalam Pembelajaran Menulis Narasi pada

  mampu mencapai tujuan pembelajaran.

  Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada

  Salah satu media yang dapat

  Siswa Kelas VII SMP 1 Beteleme”.

  digunakan untuk meningkatkan kemampuan

  Berdasarkan pada latar belakang

  menulis narasi pada mata pelajaran Bahasa

  masalah yang telah dipaparkan di atas,

  Indonesia pada siswa kelas VII SMP 1

  maka pokok permasalahan dalam penelitian

  Beteleme adalah dengan menggunakan

  ini adalah apakah penggunaan media Foto

  media Foto Keluarga. Dengan media Foto

  Keluarga dapat meningkatkan hasil belajar

  Keluarga, siswa dapat lebih mudah dalam

  siswa dalam menulis narasi pada mata

  tetapi dirasakan oleh yang bersangkutan

  kelas VII SMP 1 Beteleme?. Tujuan

  sendiri.

  penelitian ini, yaitu untuk meningkatkan

  b. Perubahan Perilaku

  keterampilan menulis narasi pada siswa

  Hasil belajar akan Nampak pada

  kelas VII SMP 1 Beteleme melalui media

  perubahan perilaku individu belajar.

  Foto Keluarga. Hasil penelitian tindakan

  Seseorang yang belajar akan mengalami

  kelas ini akan memberikan manfaat yang

  perubahan perilaku sebagai akibat kegiatan

  berarti diantaranya: (1) Bagi siswa, hasil

  belajarnya.

  Pengetahuan dan

  penelitian ini akan memberikan sumbangsih

  keterampilannya bertambah dan penguasaan

  yang baik bagi siswa untuk meningkatkan

  nilai-nilaidan sikapnya bertambah pula.

  hasil belajarnya sehingga mereka lebih

  Perubahan perilaku sebagai hasil belajar

  aktif. (2) Bagi Guru, memiliki pengetahuan

  diklasifikasikan menjadi tiga domain yaitu

  dan wawasan tentang penggunaan media

  kognitif, afektif, dan psikomototik.

  Foto Keluarga dalam meningkatkan

  c. Pengalaman

  keterampilan menulis narasi sebagai salah

  Belajar adalah mengalami dalam

  satu bentuk inovasi pembelajaran di

  arti bahwa dalam belajar terjadi karena

  Sekolah (3) Bagi Sekolah, penelitian ini

  individu berinteraksi dengan lingkungannya

  dijadikan bahan masukan bagi pihak

  baik lingkungan fisik maupun lingkungan

  sekolah dalam melaksanakan kegiatan

  sosial. Lingkungan pembelajran yang baik

  belajar mengajar untuk meningkatkan

  ialah lingkungan yang merangsang dan

  kualitas pembelajaran. (4) Bagi Peneliti,

  menantang siswa untuk belajar. Guru yang

  diharapkan dapat dijadikan acuan untuk

  mengajar tanpa menggunakan alat peraga

  meningkatkan kualitas pendidikan di

  kurang merangsang dan menantang siswa

  Indonesia khususnya pembelajaran Bahasa

  untuk belajar.

  Indonesia dengan penggunaan media Foto Keluarga

  dalam

  meningkatkan

  2.2 Hasil Belajar

  keterampilan menulis narasi.

  Hasil belajar adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan tingkat

  II. TINJAUAN PUSTAKA

  keberhasilan yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan tes hasil belajar. Hasil

  2.1 Pengertian Belajar

  belajar yang diperoleh oleh seseorang dapat

  Belajar adalah suatu aktivitas yang

  dijadikan

  sebagai indikator tentang

  disengaja dilakukan oleh individu agar

  kemampuan, kesanggupan, penguasaan

  terjadi perubahan kemampuan diri, dengan

  seseorang

  tentang pengetahuan,

  belajar anak yang tadinya tidak mampu

  keterampilan dan sikap atau nilai yang

  melakukan sesuatu menjadi mampu

  dimiliki oleh orang itu dalam kegiatan

  melakukan sesuatu itu, atau anak yang

  belajar (Haling, 2007).

  tadinya tidak terampil menjadi terampil.

  Hasil belajar seringkali diasumsikan

  Menurut Gagne (1984) bahwa belajar

  sebagai cermin kualitas suatu sekolah.

  adalah suatu proses dimana

  suatu

  Dengan hasil belajar yang diperoleh, guru

  oraganisme berubah perilakunya sebagai

  akan mengetahui apakah metode serta

  akibat pengalaman.

  Dari pengertian

  media yang digunakan sudah tepat atau

  tersebut terdapat tiga unsure pokok dalam

  belum. Jika sebagian besar siswa

  belajar, yaitu proses, perubahan perilaku

  memperoleh angka jelek pada penelitian

  dan pengalaman.

  yang diadakan, mungkin hal ini disebabkan

  a. Proses

  oleh pendekatan atau metode dan media

  Belajar adalah proses mental dan

  yang digunakan kurang tepat. Apabila hal

  emosional atau proses berpikir dan

  ini terjadi, maka guru harus mawas diri dan

  merasakan. Seorang dikatakan belajar

  mencoba mencari metode dan media lain

  apabila pikiran dan perasaannya aktif.

  dalam mengajar. (Arikunto, 2005).

  Aktifitas pikiran dan perasaan itu sendiri

  Pada pelaksanaan pembelajaran,

  tidak dapat diamati oleh orang lain akan

  pengukuran hasil belajar bertujuan untuk

  270) keterampilan menulis merupakan

  tingkah laku pebelajar setelah selesai

  keterampilan yang palig sulit dikuasai siswa

  mengikuti suatu kegiatan belajar. Kegiatan

  disbandingkan keterampilan membaca,

  pengukuran umumnya guru menggunakan

  berbicara, dan menyimak. Agar tulisan

  tes sebagai alat ukur. Hasil pengukuran itu

  dipahami oleh pembaca, maka penulis harus

  berbentuk angka yang dapat memberikan

  mampu menyajikan tulisan yang baik.

  gambaran tentang tingkat penguasaan

  Tulisan yang merupakan komunikasi

  pebelajar terhadap materi pembelajaran.

  komunikasi pikiran dan perasaan yang

  Angka atau skor sebagai hasil pengukuran

  efektif.

  mempunyai makna jika dibandingkan

  Menurut

  C. Morris, semua

  dengan patokan sebagai batas yang

  komunikasi tulis efektif dan tepat guna

  jika sang penulis mengetahui (1) pokok

  menguasai secara tuntas materi pelajaran

  persoalan, (2) cara memberi struktur

  tersebut (Haling, 2007).

  gagasannya, dan (3) cara mengekspresikan

  Menurut Bloom, dkk (Sudjana,

  dirinya dengan baik (Tarigan 1998:7).

  2004). Mengklasifikasikan hasil belajar tiga

  Menulis pada dasarnya merupakan suatu

  domain atau ranah yaitu ranah kognitf,

  kegiatan yang produktif dan dan ekspretif.

  psikomotor dan sikap. Ranah kognitif

  Dalam kegiatan menulis ini seorang penulis

  menaruh perhatian pada pengembangan

  harus terampil memanfaatkan grafologi,

  kapabilitas dan keterampilan intelektual,

  struktur bahasa, dan kosakata.

  ranah

  psikomotor berkaitan dengan

  Menulis

  merupakan aktifitas

  seluruh otak yang mengunakan belahan

  keterampilan motorik, ranah sikap berkaitan

  otak kanan (emosional) dan otak belahan

  dengan pengembangan perasaan, sikap,

  kiri (logika). Proses berpikir otak kiri

  nilai dan emosi. Dapat diasumsikan bahwa

  bersifal logis, sekuensial, linear, rasional

  untuk menghasilkan ketiga ranah hasil

  dan sangat teratur. Proses berpikir tersebut

  belajar tersebut sedikit banyak ditentukan

  cocok untuk tugas-simbolik. Proses berpikir

  atau dipengaruhi factor internal seperti

  otak kanan bersifat acak, tidak teratur

  pengetahuan. Prasyarat atau kemampuan

  intuitif dan holistic. Cara berpikir ini

  awal dari masing-masing kategori hasil

  cocok untuk hal-hal yang berhubungan

  belajar yang telah dimiliki oleh siswa yang

  dengan perasaan, emosi, music, kreatifitas

  dab visualisasi karena itu keterampilan

  keterampilan yang sedang dipelajari.

  menilis membutuhkan kedua belahan otak.

  Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

  2.4 Narasi

  adalah ukuran yang menyatakan taraf

  Menurut Widjono (2007: 175),

  kemampuan, berupa penguasaan ilmu,

  Pengertian Narasi adalah uraian yang

  kecakapan yang diperoleh oleh seseorang

  menceritakan sesuatu atau serangakaian

  sebagai hasil dari sesuatu yang dipelajarinya

  kejadian,

  tindakan,

  keadaan secara

  dalam jangka waktu tertentu, dan hasil

  berurutan dari permulaan sampai akhir

  tersebut dipengaruhi oleh intelegensi dan

  sehingga terlihat rangkaian hubungan satu

  kemampuan awal siswa. Sehingga hasil

  sama lain. Bahasanya berupa paparan yang

  belajar yang dicapai oleh siswa merupakan

  gayanya bersifat naratif. Contoh jenis

  ukuran berhasil tidaknya kegiatan belajar

  karangan ini biografi, kisah, roman, novel,

  mengajar.

  dan cerpen. Menurut Keraf (2001: 137) Narasi merupakan suatu bentuk wacana

  2.3 Keterampilan Menulis

  yang berusaha mengisahkan suatu kejadian

  pembaca melihat atau

  kesanggupan dan kecakapan seseorang

  mengalami sendiri peristiwa itu. Oleh sebab

  didalam mempergunakan bahasa secara

  itu, unsur yang paling penting pada sebuah

  cermat, tepat, dan cepat dalam bentuk

  narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan.

  ekspresi menulis. Menurut Tarigan (1998:

  Apa yang terjadi tidak lain tindak tanduk

  visual, auditori dan kinestetiknya.

  rangkaian waktu. Narasi lebih mengisahkan

   Memberi rangsangan yang sama,

  suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu

  memperamakan

  pengalaman dan

  rangkaian waktu. Marahimin (1994: 93)

  menimbulkan persepsi yang sama.

  dalam bukunya yang berjudul Menulis

  Jadi media pembelajaran adalah

  secara populer mendefinisikan narasi adalah

  segala sesuatu yang dapat digunakan

  cerita. Cerita ini berdasarkan pada urut-

  untuk

  menyalurkan

  pesan (bahan

  urutan suatu (atau rangkaian) kejadian atau

  pembelajaran),

  sehingga dapat

  peristiwa. Di dalam kejadian ini ada tokoh

  merangsang perhatian, minat, pikiran, dan

  (beberapa tokoh) dan tokoh ini mengalami

  perasaan siswa dalam kegiatan belajar

  dengan menghadapi suatu (serangkaian)

  untuk mencapai tujuan belajar.

  konflik dengan tikaian. Kejadian, tokoh, dan konflik ini merupakan alur. Dengan

  2.6 Media Foto

  demikian, narasi adalah cerita berdasarkan

  Media foto merupakan jenis media

  memanfaatkan indera

  Berdasarkan beberapa pendapat di

  penglihatan dalam penggunaannya. Foto

  atas antara pendapat satu dengan pendapat

  sebagai

  media

  pembelajaran dapat

  yang lain berbeda. Namun, dari semua

  membantu siswa mengungkapkan ide ke

  pendapat tersebut di atas mengarah pada

  dalam suatu tulisan. Hal ini disebabkan

  satu pengertian karangan narasi yaitu bahwa

  media foto menghadirkan ilustrasi melalui

  dalam karangan narasi terdapat adanya

  gambar yang hampir menyamai kenyataan

  peristiwa yang disusun berdasarkan urutan

  dari sesuatu objek atau situasi (Arsyad

  pengertian karangan narasi adalah karangan

  Menurut Arsyad (2004:127) foto

  yang menceritakan suatu kejadian atau

  sebagai halnya bentuk fisual lainnya dapat

  peristiwa secara runtut.

  ditemukan dari beberapa sumber, seperti surat kabar, majalah, brosur, dan buku ‐

  2.5 Pengertian

  Media

  buku. Dengan demikian, foto dapat

  Pembelajaran

  diperoleh dengan mudah untuk digunakan

  Kata media merupakan bentuk

  secara efektif sebagai media pembelajaran.

  jamak dari kata medium. Medium dapat

  Sebagai media pembelajaran, foto haruslah

  didefinisikan sebagai perantara atau

  dipilih dan digunakan sesuai dengan tujuan

  pengantar terjadinya komunikasi dari

  pembelajaran yang telah ditetapkan. Foto

  pengirim menuju penerima (Heinich

  dapat

  memenuhi

  fungsinya untuk

  et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim

  membangkitkan motivasi dan minat siswa,

  et.al.,2001). Media merupakan salah satu

  mengembangkan

  kemampuan siswa

  komponen komunikasi, yaitu sebagai

  berbahasa,

  dan

  membantu siswa

  pembawa pesan dari komunikator menuju

  menafsirkan serta mengingat isi pelajaran

  komunikan (Criticos, 1996). Berdasarkan

  yang berkenaan dengan foto ‐foto tersebut.

  definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa

  Foto merupakan salah satu media

  proses pembelajaran merupakan proses

  pengajaran yang amat dikenal di dalam

  komunikasi. Secara umum dapat dikatakan

  setiap kegiatan pengajaran. Hal itu

  media mempunyai kegunaan, antara lain:

  disebabkan

  kesederhanaannya, tanpa

   Memperjelas pesan agar tidak terlalu

  memerlukan perlengkapan, dan tidak perlu

  verbalitas.

  diproyeksikan untuk mengamatinya.

   Mengatasi keterbatasan ruang, waktu,

  Media foto yang terdiri atas

  tenaga dan daya indra.

  gambar saja dan mudah dimanfaatkan

   Menimbulkan gairah belajar, interaksi

  dalam proses belajar mengajar pada

  lebih langsung antara murid dengan

  berbagai jenjang pengajaran dan berbagai

  sumber belajar.

  disiplin ilmu, mulai dari Taman Kanak ‐

   Memungkinkan anak belajar mandiri

  kanak sampai dengan Perguruan Tinggi,

  sesuai dengan bakat dan kemampuan

  dari ilmu sosial sampai ilmu eksakta.

  Menurut Sujdana dan Rivai dalam Arsyad

  kronologis sesuai dengan urutan waktu

  kriteria pemilihan foto untuk tujuan

  Penggunaan media foto dalam

  pembelajaran, kualitas artistik, kejelasan

  proses pembelajaran menulis pengalaman

  dan ukuran yang memadai, validasi dan

  pribadi diharapkan dapat mempermudah

  menarik. Foto benar ‐benar melukiskan

  proses pembelajaran dan mempertinggi

  konsep atau pesan isi pembelajaran yang

  hasil pembelajaran sehingga kompetensi ini

  benar ‐benar dikuasai oleh siswa. Selain itu,

  memperlancar pencapaian tujuan.

  penggunaan media foto dapat menjadikan

  Dengan demikian, media foto dapat

  proses pembelajaran lebih menarik dan

  memenuhi fungsinya sebagai media

  bervariasi.

  pembelajaran, yaitu membantu siswa dalam menemukan ide dan membantu siswa

  2.7 Media Foto Keluarga

  mengungkapkan ide ‐ide dalam tulisan atau

  Dalam proses pembelajaran peran

  karangan. Media foto juga

  dapat

  media sangatdibutuhkan untuk menunjang

  membangkitkan motivasi dan minat siswa

  tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut

  dalam pembelajaran.

  Pada penelitian

  ini, peneliti

  perantara atau pengantar pesan dari

  mengungkapkan foto sebagai media

  pengirimkepada penerima pesan. Adapun

  pembelajaran. Adapun foto yang digunakan

  menurut Sudjana(2010:7), media adalah

  adalah foto siswa itu sendiri. Alasan

  suatu alat bantu yang membantumenunjang

  saat guru melakukan pengajaran.Menurut

  pembelajaran sebelumnya mereka belum

  Asyhar

  foto adalah

  pernah menggunakan foto sebagai media

  hasil pemotretan atau photografi yang

  pembelajaran. Selain dapat meningkatkan

  menggunakan

  kamera.Sementara itu,

  digunakannya media foto pada penelitian ini

  adalahmedia yang paling umum dan sering

  adalah untuk memberi penguatan (bukti)

  dipakai karena fotomerupakan bahasa yang

  bahwa cerita yang mereka tulis memang

  umum dapat dimengerti dandinikmati

  benar ‐benar terjadi (bukan rekaan). Selain

  dimana saja. Jadi dapat disimpulkan

  itu, penggunaan media ini akan dapat

  bahwafoto adalah jenis media visual yang

  membantu siswa untuk mengingat kembali

  mampumenvisualisasikan objek dengan

  peristiwa yang telah terjadi.

  lebih konkret. Darihasil potretan yang

  Media foto merupakan media yang

  dihasilkan, foto juga mampumengatasi

  waktu.Sedangkan untuk

  menggambarkan

  (mendokumentasikan)

  pengertian foto keluargaadalah foto hasil

  aktivitas ‐aktivitas tertentu yang dikerjakan

  pemotretan bersama-sama dengananggota

  oleh siswa yang kemudian dibukukan

  keluarga. Seperti ayah, ibu, dan anak, atau

  menjadi satu dalam sebuah buku khusus

  bisa juga dengan keluarga besar dari ayah

  yang disebut foto. Pada dasarnya media foto

  dan ibu. Fotokeluarga merupakan salah satu

  dapat mendorong para siswa dan

  jenis media visual,dimana pemanfaatannya

  membangkitkan minatnya dalam mengikuti

  menggunakan indra pengelihatan yaitu

  pelajaran. Media foto juga dapat membantu

  mata.Ada beberapa macam kelebihan media

  siswa dalam mengembangkan keterampilan

  fotomenurut Asyhar (2012:145) sebagai

  berbahasa, terutama keterampilan menulis

  berikut:

  pengalaman pribadi. Foto digunakan

   Media Foto dapat memvisualisasi objek

  sebagai stimulus bagi siswa dalam menulis

  lebih realistis dankonkret,

  pengalaman pribadi. Melalui media ini,

   Media Foto dapat mengatasi ruang

  pengalaman ‐pengalaman yang pernaah

   Melalui foto, seseorang mampu melihat

  sesuatu yang terjadi di tempat lain, namun dapat dilihatoleh seseorang yang

  Prosedur yang digunakan dalam

  bentuk foto setelah kejadian itu berlalu.

  penelitian ini adalah penelitian tindakan

  Sedangkan Musfiqon (2012:73)

  kelas (PTK) dengan tahapansebagai berikut

  menyebutkan kelebihanmedia foto sebagai

  dan pengamatan (3) refleksi (Kemmis dan

   Melalui media foto seseorang dapat

  Mc Taggart dalam Arikunto, 2010:132).

  melihat suatu kejadian yang sudah

  Adapun tahapan-tahapan dalam setiap

  lamaterjadi atau baru saja terjadi,

  siklus penelitian tindakan kelas dalam

  karena sebuah foto dapat berbicara

  keterampilan

  menulis narasi dengan

  menggunakan media foto keluarga dapat

  bahasa.Ada beberapa kelemahan media

  dijelaskan sebagai berikut: (1) tahap

  foto

  perencanaan, Perencanaan merupakan tahap

  dilasanakandalam PTK

  sebagai berikut:

  (Penelitian Tindakan Kelas).

   Media foto hanya menekankan pada

  persepsi indera mata, yangdapat

  IV. HASIL PENELITIAN

  menimbulkan kejenuhan,

   Foto yang terlalu padat atau kompleks

  Dari

  hasil observasi yang

  obyeknya, akan berubah kurangefektif

  dikumpulkan ternyata hasil belajar siswa

  untuk kegiatan pembelajaran,

  mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang

   Ukuran besar sebuah foto sangat

  menulis narasi, masih jauh dari yang

  terbatas untuk kelompok besar.

  diharapkan. Nilai siswa sebagian besar belum tuntas atau masih di bawah Kriteria

  III.

  METODE PENELITIAN

  Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yakni 75. Daftar nilai siswa

  Jenis penelitian yang digunakan

  prasiklus adalah:

  peneliti adalah jenis penelitian yang

  menggunakan data kualitatif yaitu data yang Tabel 4.1 Daftar Nilai Siswa Pra Siklus

  bersifat deskripsif atau lebih pada

  mendeskripsikan Ketuntasan mengenai gambaran No Nilai ()

  kemampuan siswa dalam menulis narasi TT

  T

  1 70 

  yang meliputi beberapa aspek penilaian

  yang telah ditentukan. Sedangkan data yang kedua adalah data kuantitatif yaitu berupa

  memudahkan peneliti dalam menarik suatu

  5 78 

  kesimpulan. Rancangan penelitian yang

  6 59 

  digunakan adalah penelitian tindakan kelas

  7 60 

  (PTK). Penelitian ini dilaksanakan di SMP

  1 Beteleme. Subjek dalam penelitian ini

  8 63 

  adalah siswa kelas VII. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

  9 67 

  10 70 

  Lembar observasi, Tes hasil belajar, dan

  11 68 

  Jurnal refleksi diri. Sumber data: sumber

  12 58 

  data dalam penelitian ini adalah personil

  13 71 

  penelitian yang terdiri dari siswa dan guru.

  14 66 

  Jenis data: jenis data dalam penelitian ini

  adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dengan alat

  15 79 

  16 62 

  evaluasi lembar observasi, jurnal refleksi

  17 55 

  diri dan data kuantitatif diperoleh dengan

  18 51 

  alat evaluasi hasil belajar.

  19 70 

  V. PEMBAHASAN

  20 64  21 61 

  Tabel 4.1 adalah hasil belajar siswa

  22 59  sebelum diadakan penelitian dari 22 siswa

  didapati nilai rata-rata 64,86, jumlah siswa

  Rata-Rata

  64 2 20 (9,09 ) yang tuntas 2 orang (9,09 ) yang belum (90,90 )

  tuntas 20 siswa atau 90,90 . Hal ini disebabkan oleh cara mengajar yang masih

  Tabel 4.2 Daftar Nilai Siklus I didominasi oleh guru, guru yang berperan dalam KBM. Tabel 4.2 menunjukkan

  bahwa diadakan tindakan dengan media

  Foto Keluarga hasil belajar siswa dalam

  2 79 

  menulis narasi pada mata pelajaran Bahasa

  3 83 

  4 67 

  Indonesia meningkat menjadi nilai rata-rata

  5 89 

  75,86 pada siklus I, siswa yang tuntas naik

  6 70 

  menjadi 12 Siswa atau 54,54 . Pada tabel

  7 71  8 74 

  4.3, hasil refleksi siklus

  I dijadikan

  9 78 

  perbaikan pembelajaran pada siklus II

  10 81 

  dengan hasil : nilai rata-rata 92,22 dan

  11 79 

  siswa yang tuntas meningkat menjadi 22

  12 69 

  13 82 

  siswa atau dalam artian bahwa 100

  14 77 

  memperoleh nilai dengan tuntas.

  15 90 

  16 73  17 66 

  VI. SIMPULAN

  18 62 

  19 81 

  Penggunaan media Foto Keluarga

  20 75 

  21 72 

  dapat meningkatkan hasil belajar siswa

  22 70 

  dalam pembelajaran menulis narasi pada

  75 12 10 (54,54 ) mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa (45,45 )

  Rata-Rata

  kelas VII SMP 1 Beteleme. Hal ini terbukti

  dari hasil belajar yang diperoleh oleh siswa yang terus mengalami peningkatan di setiap

  Tabel 4.3 Daftar Nilai Siklus II

  siklusnya. Pada prasiklus, dari 22 siswa

  T

  TT

  didapati nilai rata-rata 64,86, jumlah siswa

  1 97 

  2 95  yang tuntas 2 orang (9,09 ) yang belum 3 99 

  tuntas 20 siswa atau 90,90 . Selanjutnya,

  4 83 

  hasil belajar pada siklus I diperoleh nilai

  5 98 

  rata-rata 75,86, siswa yang tuntas naik

  6 86  7 87 

  menjadi 12 Siswa atau 54,54 . Pada siklus I,

  8 90 

  nilai rata-rata 92,22 dan siswa yang tuntas

  9 94 

  meningkat menjadi 22 siswa atau dalam

  10 97  11 95 

  artian bahwa 100 memperoleh nilai

  12 85 

  dengan tuntas.

  Berdasarkan simpulan di atas, maka

  18 78 

  dapat disarankan sebagai berikut:

  19 97  20 91 

  1. Bagi guru

  21 88 

   Kiranya

  dapat

  mencoba media

  22 86 

  pembelajaran Foto Kelaurga pada mata

  pelajaran Bahasa Indonesia guna

  mampu melibatkan siswa secara aktif

  pembelajaran menulis narasai, baik

  dalam pemanfaatannya.

  secara individual maupun klasikal.

  2. Bagi Sekolah

   Media yang digunakan hendaknya

  Hasil

  penelitian agar dapat

  sesuai dengan materi pembelajaran

  dijadikan acuan dalam strategi merancang

  yang akan dipelajari.

  satuan pembelajaran. Pembelajaran dengan

   Media yang digunakan hendaknya

  menggunakan

  Foto Keluarga dapat

  mampu menarik minat belajar siswa.

  dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam

   Media yang digunakan hendaknya

  meningkatkan keterampilan menulis narasi

  disesuaikan dengan kemampuan guru

  siswa.

  dan siswa dalam penggunaannya.

   Media yang digunakan hendaknya

  disesuaikan dengan waktu yang tersedia.

   Media yang digunakan hendaknya

  efektiif bagi kegiatan pembelajaran.  Media yang digunakan hendaknya

DAFTAR PUSTAKA

  Acep Yoni, dkk.2010.Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia.

  Arikunto, Suharsini. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

  Hamalik, Oemar.1994. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Mandar Maju.

  Nurhadi. 2004. Tata Bahasa Pendidikan. Semarang: Ikip Semarang Press.

  Nursisto. 1999. Penuntun Mengarang. Yogyakarta: Adi Cipta Karya.

  Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

  Keraf. 2001. Komposisi. Jakarta: Rineka Cipta.

  Lie. 2002. Strategi Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

  Rahadi, Aristo. (2004). Media Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

  Tarigan, Djago. 2000. Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

  Siddiq, Djauhar dkk. 2008. Pengembangan Bahan Pembelajaran SD. Jakata: Departemen Pendidikan Nasional.

  Soeparno. 1988. Media Pengajaran Bahasa. PT Intan Pariwara.

  Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

  Sunarti, Subana. 2006. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.Bandung: PT Pustaka Setia.

  Suprijono. 2010. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Press.

  Suriamiharja, Agus et al. 1996. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Debdikbud.

  Tarigan, Henri Guntur. 1994. Menulis sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

  Usman, Basyiruddin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.

  Yunus. 2006. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

  Media Litbang Sulteng IX (1) : 11-22, Januari 2016

  ISSN : 1979 - 5971

  PENINGKATAN HASIL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPSI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN PERMAINAN TEBAK MISTERI PADA SISWA KELAS VII SMP 1 BETELEME

  Oleh :

  John Budzer Poko 1 ) ABSTRAK

  Judul penelitian ini yaitu Peningkatan Hasil dan Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Menulis Deskripsi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Penerapan Permainan Tebak Misteri pada Siswa Kelas VII SMP 1 Beteleme. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembelajaran menulis deskripsi pada siswa SMP Negeri 1 Beteleme kelas VII yang masih mengalami berbagai masalah, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang belum maksimal. Sampai saat ini, masih banyak guru yang menggunakan pembelajaran konvensional, sehingga pembelajaran terkesan monoton dan siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Salah satu yang dapat dilakukan guru adalah dengan menerapkan permainan tebak misteri dalam pembelajaran menulis deskripsi. Dengan penerapan permainan tebak misteri, maka akan membangkitkan semangat dan kesenangan siswa yang pada dasarnya menyukai segala sesuatu yang bersentuhan dengan nuansa bermain. Dalam hal ini, pembelajaran dilakukan sambil bermain, sehingga meningkatkan semangat dan keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu (1) Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam menulis deskripsi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui penerapan permainan tebak misteri pada siswa kelas VII SMP 1 Beteleme? (2) Bagaimana peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui penerapan permainan tebak misteri pada siswa kelas VII SMP

  1 Beteleme?. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Urutan penelitian tindakan kelas terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan observasi. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII SMP 1 Beteleme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan permainan tebak misteri dalam menulis deskripsi dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VII SMP 1 Beteleme. Hal ini terbukti dari hasil post tes siswa selama siklus I dan II mengalami peningkatan. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 69,84 meningkat pada siklus II menjadi 94,37, terjadi peningkatan sebesar 24,53. Aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis deskripsi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan permainan tebak misteri mengalami peningkatan setiap siklusnya. Rata-rata aktivitas siswa pada siklus I mencapai 65,77 dan siklus II meningkat menjadi 77,5. Peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 11,73.

  Kata Kunci : Hasil dan Aktivitas Belajar, Menulis Deskripsi, Permainan Tebak Misteri.

AB STRACT

  The title of this research, namely Improvement of Results and Activities Learning Students in Learning Writing Lesson description on Indonesian Through Application Games Guess the Mystery in Class VII SMP 1 Beteleme. This research is motivated by learning to write a description of the students of SMP Negeri 1 Beteleme class VII are still experiencing a variety of problems, so the effect on student learning outcomes are not maximized. Until now, there are still many teachers who use conventional learning, so that students' learning seem monotonous and less active in the following study. One of the teachers can do is to adopt a guessing game of mystery in learning to write the descriptions. With the implementation of mystery guessing game, it will excite and pleasure of students who basically love everything that is in contact with the nuances of playing. In this case, the learning done while playing, thus increasing vigor and seriousness of the students in the following study. The formulation of the problem in this study are (1) How to improving student learning outcomes in a written description on Indonesian subjects through the application of mystery guessing game in class VII SMP 1 Beteleme? (2) How to increase students' learning activities on Indonesian subjects through the application of mystery guessing game in class VII SMP 1 Beteleme ?. The approach used in this study is a qualitative descriptive approach. The sequence consists of a classroom action research, planning, implementation, and observation. The research was conducted in two cycles. This research was conducted in class VII SMP 1 Beteleme. The results showed that the application of the game of guessing the mystery of writing descriptions can improve outcomes and learning activities of students learning Indonesian students of class VII SMP 1 Beteleme. This is evident from the results of post test of students during the cycle I and II have increased. The average student learning outcomes in the first cycle reached 69.84 increased in the second cycle into 94.37, an increase of 24.53. Student activity in learning to write the description on Indonesian subjects by applying a mystery guessing game has increased every cycle. The average activity of students in the first cycle reached 65.77 and the second cycle increased to

  77.5. Increased activity of the students from the first cycle to the second cycle of 11.73.

  Keywords : Results and Activities Learning, Writing Descriptions, Games Guess the Mystery.

  I. PENDAHULUAN

  sungguh ‐sungguh.

  Dalam hal ini pengajaran Bahasa

  Pendidikan memegang peranan

  Indonesia tidak akan lepas dari kegiatan

  yang sangat penting untuk menjamin

  menulis. Dalam kehidupan modern,

  kelangsungan hidup suatu negara dan

  keterampilan menulis sangat dibutuhkan.

  bangsa. Hal ini disebabkan karena

  Komunikasi lebih banyak berlangsung

  pendidikan merupakan wahana untuk

  secara tertulis. Keterampilan menulis harus

  dipelajari secara serius dan perlu pelatihan

  kualitas sumber daya manusia, dan guna

  yang efektif. Masih banyak siswa yang

  mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan

  menganggap

  keterampilan menulis

  usaha yang keras dari masyarakat maupun

  karangan adalah suatu keterampilan

  pemerintah.

  berbahasa yang paling sulit. Hal ini

  Guru sebagai tenaga profesional

  menyebabkan kurangnya minat siswa

  harus memiliki sejumlah kemampuan

  dalam mempelajari keterampilan berbahasa

  mengaplikasikan berbagai teori belajar

  khususnya keterampilan menulis. Anggapan

  dalam bidang pengajaran dan menerapkan

  tersebut tidak tepat karena keterampilan

  metode pengajaran yang efektif dan

  berbahasa merupakan hasil pengalaman dan

  efisien, kemampuan melibatkan siswa

  latihan. Dengan kemauan dan minat

  berpartisipasi aktif dan, kemampuan

  siswa, penggunaan metode yang tepat,

  membuat suasana belajar dapat menunjang

  serta media yang menunjang, siswa akan

  tercapainya tujuan pendidikan.

  dapat menulis sebuah karangan dengan baik

  Selain proses belajar, bahan ajar

  dan benar.

  atau mata pelajaran juga sangat penting

  Menulis merupakan kegiatan untuk

  dalam pelaksanaan program pendidikan.

  mengungkapkan pokok pikiran, ide,

  gagasan secara tertulis. Keterampilan

  pelajaran di sekolah, salah satunya adalah

  menulis perlu diberikan sejak duduk di

  mata pelajaran Bahasa Indonesia. Bahasa

  sekolah dasar hingga perguruan tinggi agar

  Indonesia merupakan salah satu mata

  bahasa yang digunakan dalam menulis

  pelajaran yang mempunyai peranan

  mudah dipahami oleh pembaca. Oleh

  karena itu, keterampilan menulis perlu

  Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia

  dibina dengan latihan-latihan yang intensif.

  diajarkan di sekolah bertujuan untuk

  Pengajaran menulis itu sendiri

  mengembangkan kepribadian, memperluas

  dibagi menjadi menjadi empat jenis yaitu

  wawasan kehidupan, dan meningkatkan

  narasi,

  diskripsi,

  eksposisi, dan

  keterampilan berbahasa. Pada prinsipnya

  argumentasi. Deskripsi merupakan suatu

  tujuan pengajaran bahasa adalah agar

  bentuk tulisan yang berhuhubungan

  siswa terampil dalam berbahasa yang

  dengan panca indera dan seolah-olah

  meliputi: terampil menyimak, berbicara,

  melihat sendiri kejadian tersebut.

  membaca, dan menulis.

  Berdasarkan pengamatan peneliti

  Keterampilan berbahasa meliputi

  sebelum melaksanakan penelitian tindakan

  empat aspek keterampilan yang saling

  kelas, kenyataannya hasil menulis deskripsi

  mendukung, yaitu keterampilan menyimak,

  yang ditemukan masih rendah. Oleh karena

  itu, masih perlu teknik, model, dan media

  membaca, dan keterampilan menulis.

  yang efektif yang mendukung untuk

  Menulis sebagai suatu keterampilan

  keterampilan siswa dalam menulis karangan

  berbahasa tidak akan dimiliki seseorang

  deskripsi.

  secara otomatis melainkan perlunya latihan

  Pembelajaran menulis deskripsi

  dan praktik secara teratur serta adanya

  yang sekarang ini dipakai masih sangat

  potensi yang mendukung. Potensi tersebut

  dominan yaitu dengan menggunakan cara-

  dapat dicapai dengan sering berlatih dengan

  cara konvensional, sehingga orientasi belajar masih berpusat pada guru dan

  1) Guru SMP 1 Beteleme

  bukan pada siswa. Permasalahan yang bukan pada siswa. Permasalahan yang

  materi tersebut. Begitu pula dalam

  kurangnya keterlibatan siswa di kelas

  pembelajaran menulis, seorang guru harus

  karena gurulah yang paling banyak

  memilih dan menggunakan media yang

  berperan dalam pembelajaran menulis.

  sesuai, sebagai

  penunjang kegiatan

  Selain itu, guru kurang bervariasi dalam

  pembelajaran agar mampu mencapai tujuan

  pembelajaran menulis deskripsi sehingga

  pembelajaran.

  siswa tampak bosan dan enggan belajar.

  Berdasarkan pengamatan peneliti

  Dengan adanya

  pembaharuan dan

  selama ini alokasi waktu pembelajaran

  pengembangan strategi pembelajaran

  menulis di sekolah ‐sekolah yang salah

  diharapkan dapat membantu siswa

  satunya di SMP, relatif lebih kecil. Hal

  meningkatkan pencapaian hasil belajar

  ini berdampak pada keterampilan menulis

  Bahasa Indonesia sekaligus siswa lebih

  yang mereka belum maksimal sehingga

  aktif dalam belajar.

  setelah para siswa menamatkan jenjang

  sekolah yang lebih tinggi, dikhawatirkan

  pembelajaran menulis deskripsi pada

  belum mampu menggunakan keterampilan

  siswa SMP Negeri 1 Beteleme kelas VII

  berbahasa secara baik dan benar.

  masih mengalami berbagai masalah. Hal

  Sampai saat ini masih banyak

  itu dibuktikan dengan siswa masih

  guru yang menggunakan teknik yang

  mengalami kesulitan menuangkan idenya

  tradisional dalam pembelajaran di kelas,

  ke dalam bentuk tulisan dengan

  antara lain, guru berceramah di depan

  menggunakan Bahasa Indonesia yang

  kelas lalu memberikan tugas dan setelah

  baik dan benar, misalnya dapat dilihat

  selesai, tugas tersebut dibahas bersama-

  dari tugas karangan siswa. Pada

  sama di depan kelas dipandu guru

  adanya model

  menceritakan secara runtut mengenai

  pembelajaran yang digunakan dalam

  rangkaian peristiwa yang tejadi.

  pembelajaran Bahasa Indonesia membuat

  Faktor penyebab utama yang harus

  pelajaran ini serasa monoton sehingga

  segera dicari jalan keluarnya adalah faktor

  siswa kurang aktif dalam mengikuti

  pendekatan yang digunakan guru masih

  pelajaran ini. Hal ini berhubungan dengan

  tradisional dan kurang bervariasi. Hal

  belum adanya metode yang memadukan

  tersebut, sangat berpengaruh terhadap

  keaktifan siswa dengan materi yang

  kemampuan menulis deskripsi siswa dan

  Salah satu yang dapat dilakukan

  menurunnya kualitas menulis siswa jika

  guru adalah dengan menerapkan permainan

  tidak segera diatasi. Untuk itu, perlu adanya

  tebak misteri dalam pembelajaran menulis

  upaya meningkatkan keterampilan menulis

  deskripsi. Dengan penerapan permainan

  siswa. Keberhasilan pembelajaran menulis,

  tebak misteri, maka akan membangkitkan

  memerlukan keterampilan guru dalam

  semangat dan kesenangan siswa yang pada

  mengajar.

  dasarnya menyukai segala sesuatu yang

  bersentuhan dengan nuansa bermain. Dalam

  pembelajaran menulis tersebut, perlu

  hal ini, pembelajaran dilakukan sambil

  diterapkan suatu media pembelajaran yang

  bermain, sehingga meningkatkan semangat

  efektif dan dapat menunjang kegiatan

  dan keseriusan siswa dalam mengikuti

  pembelajaran. Media pembelajaran yang

  pembelajaran.

  bermacam ‐macam

  menyebabkan

  guru

  Oleh karena itu, penulis berinisiatif

  harus selektif dalam memilih media

  untuk mengangkat judul penelitian yakni

  pembelajaran yang akan digunakan. Salah

  “Peningkatan Hasil dan Aktivitas Belajar

Dokumen yang terkait

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA EMPIRIS PADA PASIEN RAWAT INAP PATAH TULANG TERTUTUP (Closed Fracture) (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

11 138 24

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

GROUP POSITIVE PSYCHOTHERAPY UNTUK MENINGKATKAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING REMAJA DENGAN ORANG TUA TKI

2 103 9

PELATIHAN KESEHATAN REPRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF ORANG TUA KEPADA ANAK

8 135 22

EFEKTIVITAS PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA LAGU BAGI SISWA PROGRAM EARLY LEARNERS DI EF ENGLISH FIRST NUSANTARA JEMBER

10 152 10

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN KURANG ENERGI PROTEIN (KEP) PADA BALITA NON KELUARGA MISKIN (NON GAKIN) DI KECAMATAN SUKORAMBI KABUPATEN JEMBER

4 92 1

INTENSI ORANG TUA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENIKAHKAN ANAK PEREMPUAN DI BAWAH USIA 20 TAHUN DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN BONDOWOSO

10 104 107