PENGGUNAAN MEDIA FOTO KELUARGA UNTUK MEN
PENGGUNAAN MEDIA FOTO KELUARGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NARASI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS VII SMP 1 BETELEME
Oleh : Ferlin Selviani Kalaena 1)
ABSTRAK
Adapun latar belakang dari penelitian ini yaitu adanya temuan peneliti di SMP 1 Beteleme bahwa banyak siswa yang belum mampu menulis dengan baik dan benar, sehingga mengindikasikan bahwa pembelajaran keterampilan menulis kurang berhasil. Pada umumnya, siswa di sekolah tersebut kurang terampil dalam hal menulis narasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia yang berdampak pada kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis. Oleh karena itu, perlu diterapkan suatu media pembelajaran yang efektif dan dapat menunjang kegiatan pembelajaran. Salah satu media yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas VII SMP 1 Beteleme adalah dengan menggunakan media Foto Keluarga. Dengan media Foto Keluarga, siswa dapat lebih mudah dalam mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya, sehingga menjadi sebuah tulisan yang berbentuk narasi. Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan media Foto Keluarga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis narasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas VII SMP 1 Beteleme?. Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas VII SMP 1 Beteleme melalui media Foto Keluarga. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan di SMP 1 Beteleme. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII dengan jumlah siswa sebanyak 22 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, tes hasil belajar, dan jurnal refleksi diri. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penggunaan media Foto Keluarga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis narasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas VII SMP 1 Beteleme. Hal ini terbukti dari hasil belajar yang diperoleh oleh siswa yang terus mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Pada prasiklus, dari 22 siswa didapati nilai rata-rata 64,86, jumlah siswa yang tuntas 2 orang (9,09 ) yang belum tuntas 20 siswa atau 90,90 . Selanjutnya, hasil belajar pada siklus I mengalami peningkatan yakni diperoleh nilai rata-rata 75,86, siswa yang tuntas naik menjadi 12 Siswa atau 54,54 . Pada siklus I, nilai rata-rata 92,22 dan siswa yang tuntas meningkat menjadi 22 siswa atau dalam artian bahwa 100 memperoleh nilai dengan tuntas.
Kata Kunci: Media Foto Keluarga, Hasil Belajar, Menulis Narasi.
ABSTRACT
The background of this study is the finding of researchers at SMP 1 Beteleme that many students who have not been able
to write well and correctly, thus indicating that less successful learning writing skills. In general, students in these schools are less skilled in terms of narrative writing in learning Indonesian impacting on the lack of involvement of the student in learning to write. Therefore, it is necessary to apply an effective learning media and can support learning activities. One medium that can be used to improve writing narratives on subjects Indonesian students of class VII SMP 1 Beteleme is to use the media family photos. Family Photos with media, students can more easily express what he had in mind, so that it becomes a literary narrative. The main problem in this study is whether the use of family photos media can improve student learning outcomes in narrative writing on Indonesian subjects in class VII SMP 1 Beteleme ?. The purpose of this research is to improve the skills of writing narrative in class VII SMP 1 Beteleme through the medium of family photos. The study design used is a Class Action Research (PTK). This study was conducted in SMP 1 Beteleme. Subjects in this study were students of class VII with the number of students as many as 22 students. The instrument used in this study was the observation sheets, test results of learning and self-reflection journal. The type of data in this study is qualitative data and quantitative data. Based on the research that has been conducted, use of family photos media can improve student learning outcomes in learning to write narratives on subjects Indonesian students of class VII SMP 1 Beteleme. This is evident from the results of learning obtained by students who continue to increase in each cycle. At prasiklus, of 22 students found the average value of 64.86, the number of students who completed 2 (9.09) who have not completed 20 students or 90.90. Furthermore, the study in the first cycle has increased the average values obtained 75.86, students who completed rose to 12 students or 54.54. In the first cycle, the average value of 92.22 and students who pass increased to 22 students or in the sense that the 100 gain value completely.
Keywords: Media Family Photos, Results Learning, Writing Narrative.
I. PENDAHULUAN
bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang sangat
membosankan, khususnya dalam aspek
bahasa dan sastra Indonesia diajarkan di
menulis.
sekolah bertujuan untuk mengembangkan
Menulis
pada hakikatnya
merupakan kegiatan menyampaikan ide atau
kehidupan, dan meningkatkan keterampilan
gagasan dengan menggunakan bahasa tulis.
berbahasa. Keterampilan berbahasa meliputi
Kegiatan menulis merupakan salah satu
empat aspek keterampilan yang saling
kegiatan yang sering dilakukan oleh setiap
mendukung, yaitu keterampilan menyimak,
orang baik menulis pada tingkat rendah
maupun pada tingkat yang lebih tinggi.
membaca, dan keterampilan menulis.
Keterampilan
menulis merupakan
Menulis sebagai suatu keterampilan
keterampilan yang paling tinggi dan paling
berbahasa tidak akan dimiliki seseorang
kompleks tingkatannya dari keterampilan
secara otomatis, melainkan perlunya latihan
berbahasa yang lain. Keterampilan menulis
dan praktik secara teratur serta adanya
hanya dapat dicapai melalui latihan yang
potensi yang mendukung. Potensi tersebut
lama dan intensif. Hal ini juga harus
dapat dicapai dengan sering berlatih dengan
didukung oleh media yang digunakan
sungguh ‐sungguh.
dalam mengajarkan keterampilan menulis.
Pembelajaran menulis tidak lepas
Berdasarkan
hasil observasi
dari pembelajaran bahasa. Bahasa memiliki
langsung di SMP 1 Beteleme, menunjukkan
peran
sentral
dalam perkembangan
bahwa banyak siswa yang belum mampu
intelektual, sosial, dan emosional peserta
menulis dengan baik dan benar, sehingga
didik. Bahasa juga merupakan penunjang
mengindikasikan
bahwa pembelajaran
keberhasilan dalam mempelajari semua
keterampilan menulis kurang berhasil. Hal
bidang studi (BSNP, 2006). Untuk
ini dikarenakan banyak factor yang
berbahasa dengan baik dan benar
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran
diperlukan pendidikan dan pembelajaran
keterampilan menulis, antara lain, faktor
Bahasa Indonesia. Pendidikan dan
dari guru dan faktor dari siswa. Faktor dari
pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan
guru ada kecenderungan guru dalam proses
salah satu aspek penting yang perlu
belajar mengajar (PBM) hanya memberikan
diajarkan kepada siswa di sekolah.
pembelajaran keterampilan menulis secara
Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan
teoretis, kurang pada praktik. Kalaupun
suatu tantangan tersendiri bagi seorang
memberikan kegiatan praktik menulis, guru
guru, mengingat bahasa ini bagi sebagian
hanya mengevaluasi hasil ketrampilan
sekolah merupakan bahasa pengantar untuk
menulis
siswa
tetapi tidak pada
menyampaikan materi pelajaran yang lain.
pembahasan kesalahan yang dilakukan
Pembelajaran Bahasa Indonesia membantu
siswa dalam menulis.
peserta didik untuk mengemukakan gagasan
Pada umumnya siswa di sekolah
dan perasaan, berpartisipaasi dalam
tersebut kurang terampil dalam hal menulis
masyarakat dengan menggunakan bahasa
narasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia,
disamping itu siswa yang mengikuti
menggunakan kemampuan analitis dan
pembelajaran kurang bersemangat karena
imajinatif (Depdiknas, 2006). Berdasarkan
guru kurang melibatkan siswa dalam PBM,
kenyataan yang terjadi saat ini, mata
hal ini ditemukan peneliti dari hasil
pelajaran Bahasa Indonesia terkadang
observasi yang dilakukan pada siswa kelas
sangat diremehkan oleh sebagian besar
VII SMP 1 Beteleme yang berdampak pada
siswa maupun guru yang tidak mengajar
kurangnya keaktifan siswa dalam
Bahasa Indonesia. Hal yang lebih
pembelajaran menulis, sehingga temuan
memprihatinkan adalah adanya anggapan
peneliti secara umum dapat diuraikan sebagai berikut: (1) guru hanya menyuruh
1) Guru SMP 1 Beteleme
siswa
menulis
cerita tentang
mengungkapkan apa yang ada dalam
yang jelas, tentang menulis cerita (2)
pikirannya, sehingga menjadi sebuah tulisan
apabila guru mengajar kurang melibatkan
yang berbentuk narasi. Sebagaimana
siswa secara langsung dalam KBM yang
diketahui
bahwa
narasi merupakan
dilaksanakan dalam kegiatan menulis cerita,
pengisahan suatu cerita atau kejadian.
baik secara perseorangan maupun secara
Dalam hal ini, siswa akan diminta untuk
kelompok, (3) jika siswa menulis sebuah
membuat sebuah tulisan dalam bentuk
cerita berdasarkan pengetahuannya atau
narasi
atau
mengisahkan sesuatu
hasil dari pengalamannya, guru kurang
berdasarkan apa yang tampak pada foto
memberi bimbingan pada siswa, kearah
keluarga yang ditampilkannya.
perbaikan yang lebih baik, (4) kurangnya
Penggunaan media foto keluarga
motivasi yang diberikan guru kepada siswa
pada pembelajaran menulis cerita dapat
agar keterampilan menulisnya dapat
mempermudah siswa menerima pelajaran,
karena siswa dapat memahami lewat apa
menggunakan media yang sifatnya inovatif
yang dilihatnya dalam media foto itu.
dan kreatif yang melibatkan aktivitas
Guru dapat menggunakan media foto
mental, fisik maupun emosional.
keluarga untuk memberikan gambaran
Faktor penyebab utama yang harus
tentang sesuatu sehingga penjelasannya
segera dicari jalan keluarnya adalah faktor
lebih konkret bila diuraikan melalui kata-
media yang digunakan guru masih belum
kata. Melalui media foto ini, guru dapat
inovatif dan kurang bervariasi. Hal
menerjemahkan ide-ide abstrak dalam
tersebut, sangat berpengaruh terhadap
bentuk yang lebih realistik dengan
kemampuan menulis narasi siswa dan
menggunakan keterampilan menulis.
Menurut Amir (2007: 25), media
menurunnya kualitas menulis siswa jika
pembelajaran dapat: (1) Memperjelas
tidak segera diatasi. Untuk itu, perlu adanya
materi, (2) Membangkitkan motivasi, (3)
upaya meningkatkan keterampilan menulis
Meningkatkan pemahaman. Dari ketiga hal
siswa.
tersebut, tentunya akan berdampak pada
Oleh karena itu, perlu diterapkan
hasil belajar yang akan diperoleh oleh
suatu media pembelajaran yang efektif dan
siswa. Jika siswa telah merasa senang dalam
dapat menunjang kegiatan pembelajaran.
mengikuti pembelajaran, maka hasil belajar
Media pembelajaran yang bermacam ‐
siswa pun dalam pembelajaran menulis
macam menyebabkan guru harus selektif
narasi pada mata pelajaran Bahasa
dalam memilih media pembelajaran yang
Indonesia tentu akan meningkat.
akan digunakan. Salah satu faktor yang
Diharapkan
dengan adanya
penggunaan media Foto Keluarga, maka
pembelajaran adalah materi pembelajaran.
dapat meningkatkan hasil belajar siswa
Setiap materi mempunyai karakteristik yang
dalam pembelajaran menulis narasi pada
turut menentukan pula media yang
mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa
digunakan untuk menyiapkan materi
kelas VII SMP 1 Beteleme. Dalam hal ini,
tersebut. Begitu pula dalam pembelajaran
peneliti mengangkat sebuah judul penelitian
menulis, seorang guru harus memilih dan
yakni “Penggunaan Media Foto Keluarga
menggunakan media yang sesuai, sebagai
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
penunjang kegiatan pembelajaran agar
dalam Pembelajaran Menulis Narasi pada
mampu mencapai tujuan pembelajaran.
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada
Salah satu media yang dapat
Siswa Kelas VII SMP 1 Beteleme”.
digunakan untuk meningkatkan kemampuan
Berdasarkan pada latar belakang
menulis narasi pada mata pelajaran Bahasa
masalah yang telah dipaparkan di atas,
Indonesia pada siswa kelas VII SMP 1
maka pokok permasalahan dalam penelitian
Beteleme adalah dengan menggunakan
ini adalah apakah penggunaan media Foto
media Foto Keluarga. Dengan media Foto
Keluarga dapat meningkatkan hasil belajar
Keluarga, siswa dapat lebih mudah dalam
siswa dalam menulis narasi pada mata
tetapi dirasakan oleh yang bersangkutan
kelas VII SMP 1 Beteleme?. Tujuan
sendiri.
penelitian ini, yaitu untuk meningkatkan
b. Perubahan Perilaku
keterampilan menulis narasi pada siswa
Hasil belajar akan Nampak pada
kelas VII SMP 1 Beteleme melalui media
perubahan perilaku individu belajar.
Foto Keluarga. Hasil penelitian tindakan
Seseorang yang belajar akan mengalami
kelas ini akan memberikan manfaat yang
perubahan perilaku sebagai akibat kegiatan
berarti diantaranya: (1) Bagi siswa, hasil
belajarnya.
Pengetahuan dan
penelitian ini akan memberikan sumbangsih
keterampilannya bertambah dan penguasaan
yang baik bagi siswa untuk meningkatkan
nilai-nilaidan sikapnya bertambah pula.
hasil belajarnya sehingga mereka lebih
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar
aktif. (2) Bagi Guru, memiliki pengetahuan
diklasifikasikan menjadi tiga domain yaitu
dan wawasan tentang penggunaan media
kognitif, afektif, dan psikomototik.
Foto Keluarga dalam meningkatkan
c. Pengalaman
keterampilan menulis narasi sebagai salah
Belajar adalah mengalami dalam
satu bentuk inovasi pembelajaran di
arti bahwa dalam belajar terjadi karena
Sekolah (3) Bagi Sekolah, penelitian ini
individu berinteraksi dengan lingkungannya
dijadikan bahan masukan bagi pihak
baik lingkungan fisik maupun lingkungan
sekolah dalam melaksanakan kegiatan
sosial. Lingkungan pembelajran yang baik
belajar mengajar untuk meningkatkan
ialah lingkungan yang merangsang dan
kualitas pembelajaran. (4) Bagi Peneliti,
menantang siswa untuk belajar. Guru yang
diharapkan dapat dijadikan acuan untuk
mengajar tanpa menggunakan alat peraga
meningkatkan kualitas pendidikan di
kurang merangsang dan menantang siswa
Indonesia khususnya pembelajaran Bahasa
untuk belajar.
Indonesia dengan penggunaan media Foto Keluarga
dalam
meningkatkan
2.2 Hasil Belajar
keterampilan menulis narasi.
Hasil belajar adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan tingkat
II. TINJAUAN PUSTAKA
keberhasilan yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan tes hasil belajar. Hasil
2.1 Pengertian Belajar
belajar yang diperoleh oleh seseorang dapat
Belajar adalah suatu aktivitas yang
dijadikan
sebagai indikator tentang
disengaja dilakukan oleh individu agar
kemampuan, kesanggupan, penguasaan
terjadi perubahan kemampuan diri, dengan
seseorang
tentang pengetahuan,
belajar anak yang tadinya tidak mampu
keterampilan dan sikap atau nilai yang
melakukan sesuatu menjadi mampu
dimiliki oleh orang itu dalam kegiatan
melakukan sesuatu itu, atau anak yang
belajar (Haling, 2007).
tadinya tidak terampil menjadi terampil.
Hasil belajar seringkali diasumsikan
Menurut Gagne (1984) bahwa belajar
sebagai cermin kualitas suatu sekolah.
adalah suatu proses dimana
suatu
Dengan hasil belajar yang diperoleh, guru
oraganisme berubah perilakunya sebagai
akan mengetahui apakah metode serta
akibat pengalaman.
Dari pengertian
media yang digunakan sudah tepat atau
tersebut terdapat tiga unsure pokok dalam
belum. Jika sebagian besar siswa
belajar, yaitu proses, perubahan perilaku
memperoleh angka jelek pada penelitian
dan pengalaman.
yang diadakan, mungkin hal ini disebabkan
a. Proses
oleh pendekatan atau metode dan media
Belajar adalah proses mental dan
yang digunakan kurang tepat. Apabila hal
emosional atau proses berpikir dan
ini terjadi, maka guru harus mawas diri dan
merasakan. Seorang dikatakan belajar
mencoba mencari metode dan media lain
apabila pikiran dan perasaannya aktif.
dalam mengajar. (Arikunto, 2005).
Aktifitas pikiran dan perasaan itu sendiri
Pada pelaksanaan pembelajaran,
tidak dapat diamati oleh orang lain akan
pengukuran hasil belajar bertujuan untuk
270) keterampilan menulis merupakan
tingkah laku pebelajar setelah selesai
keterampilan yang palig sulit dikuasai siswa
mengikuti suatu kegiatan belajar. Kegiatan
disbandingkan keterampilan membaca,
pengukuran umumnya guru menggunakan
berbicara, dan menyimak. Agar tulisan
tes sebagai alat ukur. Hasil pengukuran itu
dipahami oleh pembaca, maka penulis harus
berbentuk angka yang dapat memberikan
mampu menyajikan tulisan yang baik.
gambaran tentang tingkat penguasaan
Tulisan yang merupakan komunikasi
pebelajar terhadap materi pembelajaran.
komunikasi pikiran dan perasaan yang
Angka atau skor sebagai hasil pengukuran
efektif.
mempunyai makna jika dibandingkan
Menurut
C. Morris, semua
dengan patokan sebagai batas yang
komunikasi tulis efektif dan tepat guna
jika sang penulis mengetahui (1) pokok
menguasai secara tuntas materi pelajaran
persoalan, (2) cara memberi struktur
tersebut (Haling, 2007).
gagasannya, dan (3) cara mengekspresikan
Menurut Bloom, dkk (Sudjana,
dirinya dengan baik (Tarigan 1998:7).
2004). Mengklasifikasikan hasil belajar tiga
Menulis pada dasarnya merupakan suatu
domain atau ranah yaitu ranah kognitf,
kegiatan yang produktif dan dan ekspretif.
psikomotor dan sikap. Ranah kognitif
Dalam kegiatan menulis ini seorang penulis
menaruh perhatian pada pengembangan
harus terampil memanfaatkan grafologi,
kapabilitas dan keterampilan intelektual,
struktur bahasa, dan kosakata.
ranah
psikomotor berkaitan dengan
Menulis
merupakan aktifitas
seluruh otak yang mengunakan belahan
keterampilan motorik, ranah sikap berkaitan
otak kanan (emosional) dan otak belahan
dengan pengembangan perasaan, sikap,
kiri (logika). Proses berpikir otak kiri
nilai dan emosi. Dapat diasumsikan bahwa
bersifal logis, sekuensial, linear, rasional
untuk menghasilkan ketiga ranah hasil
dan sangat teratur. Proses berpikir tersebut
belajar tersebut sedikit banyak ditentukan
cocok untuk tugas-simbolik. Proses berpikir
atau dipengaruhi factor internal seperti
otak kanan bersifat acak, tidak teratur
pengetahuan. Prasyarat atau kemampuan
intuitif dan holistic. Cara berpikir ini
awal dari masing-masing kategori hasil
cocok untuk hal-hal yang berhubungan
belajar yang telah dimiliki oleh siswa yang
dengan perasaan, emosi, music, kreatifitas
dab visualisasi karena itu keterampilan
keterampilan yang sedang dipelajari.
menilis membutuhkan kedua belahan otak.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
2.4 Narasi
adalah ukuran yang menyatakan taraf
Menurut Widjono (2007: 175),
kemampuan, berupa penguasaan ilmu,
Pengertian Narasi adalah uraian yang
kecakapan yang diperoleh oleh seseorang
menceritakan sesuatu atau serangakaian
sebagai hasil dari sesuatu yang dipelajarinya
kejadian,
tindakan,
keadaan secara
dalam jangka waktu tertentu, dan hasil
berurutan dari permulaan sampai akhir
tersebut dipengaruhi oleh intelegensi dan
sehingga terlihat rangkaian hubungan satu
kemampuan awal siswa. Sehingga hasil
sama lain. Bahasanya berupa paparan yang
belajar yang dicapai oleh siswa merupakan
gayanya bersifat naratif. Contoh jenis
ukuran berhasil tidaknya kegiatan belajar
karangan ini biografi, kisah, roman, novel,
mengajar.
dan cerpen. Menurut Keraf (2001: 137) Narasi merupakan suatu bentuk wacana
2.3 Keterampilan Menulis
yang berusaha mengisahkan suatu kejadian
pembaca melihat atau
kesanggupan dan kecakapan seseorang
mengalami sendiri peristiwa itu. Oleh sebab
didalam mempergunakan bahasa secara
itu, unsur yang paling penting pada sebuah
cermat, tepat, dan cepat dalam bentuk
narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan.
ekspresi menulis. Menurut Tarigan (1998:
Apa yang terjadi tidak lain tindak tanduk
visual, auditori dan kinestetiknya.
rangkaian waktu. Narasi lebih mengisahkan
Memberi rangsangan yang sama,
suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu
memperamakan
pengalaman dan
rangkaian waktu. Marahimin (1994: 93)
menimbulkan persepsi yang sama.
dalam bukunya yang berjudul Menulis
Jadi media pembelajaran adalah
secara populer mendefinisikan narasi adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan
cerita. Cerita ini berdasarkan pada urut-
untuk
menyalurkan
pesan (bahan
urutan suatu (atau rangkaian) kejadian atau
pembelajaran),
sehingga dapat
peristiwa. Di dalam kejadian ini ada tokoh
merangsang perhatian, minat, pikiran, dan
(beberapa tokoh) dan tokoh ini mengalami
perasaan siswa dalam kegiatan belajar
dengan menghadapi suatu (serangkaian)
untuk mencapai tujuan belajar.
konflik dengan tikaian. Kejadian, tokoh, dan konflik ini merupakan alur. Dengan
2.6 Media Foto
demikian, narasi adalah cerita berdasarkan
Media foto merupakan jenis media
memanfaatkan indera
Berdasarkan beberapa pendapat di
penglihatan dalam penggunaannya. Foto
atas antara pendapat satu dengan pendapat
sebagai
media
pembelajaran dapat
yang lain berbeda. Namun, dari semua
membantu siswa mengungkapkan ide ke
pendapat tersebut di atas mengarah pada
dalam suatu tulisan. Hal ini disebabkan
satu pengertian karangan narasi yaitu bahwa
media foto menghadirkan ilustrasi melalui
dalam karangan narasi terdapat adanya
gambar yang hampir menyamai kenyataan
peristiwa yang disusun berdasarkan urutan
dari sesuatu objek atau situasi (Arsyad
pengertian karangan narasi adalah karangan
Menurut Arsyad (2004:127) foto
yang menceritakan suatu kejadian atau
sebagai halnya bentuk fisual lainnya dapat
peristiwa secara runtut.
ditemukan dari beberapa sumber, seperti surat kabar, majalah, brosur, dan buku ‐
2.5 Pengertian
Media
buku. Dengan demikian, foto dapat
Pembelajaran
diperoleh dengan mudah untuk digunakan
Kata media merupakan bentuk
secara efektif sebagai media pembelajaran.
jamak dari kata medium. Medium dapat
Sebagai media pembelajaran, foto haruslah
didefinisikan sebagai perantara atau
dipilih dan digunakan sesuai dengan tujuan
pengantar terjadinya komunikasi dari
pembelajaran yang telah ditetapkan. Foto
pengirim menuju penerima (Heinich
dapat
memenuhi
fungsinya untuk
et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim
membangkitkan motivasi dan minat siswa,
et.al.,2001). Media merupakan salah satu
mengembangkan
kemampuan siswa
komponen komunikasi, yaitu sebagai
berbahasa,
dan
membantu siswa
pembawa pesan dari komunikator menuju
menafsirkan serta mengingat isi pelajaran
komunikan (Criticos, 1996). Berdasarkan
yang berkenaan dengan foto ‐foto tersebut.
definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa
Foto merupakan salah satu media
proses pembelajaran merupakan proses
pengajaran yang amat dikenal di dalam
komunikasi. Secara umum dapat dikatakan
setiap kegiatan pengajaran. Hal itu
media mempunyai kegunaan, antara lain:
disebabkan
kesederhanaannya, tanpa
Memperjelas pesan agar tidak terlalu
memerlukan perlengkapan, dan tidak perlu
verbalitas.
diproyeksikan untuk mengamatinya.
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu,
Media foto yang terdiri atas
tenaga dan daya indra.
gambar saja dan mudah dimanfaatkan
Menimbulkan gairah belajar, interaksi
dalam proses belajar mengajar pada
lebih langsung antara murid dengan
berbagai jenjang pengajaran dan berbagai
sumber belajar.
disiplin ilmu, mulai dari Taman Kanak ‐
Memungkinkan anak belajar mandiri
kanak sampai dengan Perguruan Tinggi,
sesuai dengan bakat dan kemampuan
dari ilmu sosial sampai ilmu eksakta.
Menurut Sujdana dan Rivai dalam Arsyad
kronologis sesuai dengan urutan waktu
kriteria pemilihan foto untuk tujuan
Penggunaan media foto dalam
pembelajaran, kualitas artistik, kejelasan
proses pembelajaran menulis pengalaman
dan ukuran yang memadai, validasi dan
pribadi diharapkan dapat mempermudah
menarik. Foto benar ‐benar melukiskan
proses pembelajaran dan mempertinggi
konsep atau pesan isi pembelajaran yang
hasil pembelajaran sehingga kompetensi ini
benar ‐benar dikuasai oleh siswa. Selain itu,
memperlancar pencapaian tujuan.
penggunaan media foto dapat menjadikan
Dengan demikian, media foto dapat
proses pembelajaran lebih menarik dan
memenuhi fungsinya sebagai media
bervariasi.
pembelajaran, yaitu membantu siswa dalam menemukan ide dan membantu siswa
2.7 Media Foto Keluarga
mengungkapkan ide ‐ide dalam tulisan atau
Dalam proses pembelajaran peran
karangan. Media foto juga
dapat
media sangatdibutuhkan untuk menunjang
membangkitkan motivasi dan minat siswa
tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut
dalam pembelajaran.
Pada penelitian
ini, peneliti
perantara atau pengantar pesan dari
mengungkapkan foto sebagai media
pengirimkepada penerima pesan. Adapun
pembelajaran. Adapun foto yang digunakan
menurut Sudjana(2010:7), media adalah
adalah foto siswa itu sendiri. Alasan
suatu alat bantu yang membantumenunjang
saat guru melakukan pengajaran.Menurut
pembelajaran sebelumnya mereka belum
Asyhar
foto adalah
pernah menggunakan foto sebagai media
hasil pemotretan atau photografi yang
pembelajaran. Selain dapat meningkatkan
menggunakan
kamera.Sementara itu,
digunakannya media foto pada penelitian ini
adalahmedia yang paling umum dan sering
adalah untuk memberi penguatan (bukti)
dipakai karena fotomerupakan bahasa yang
bahwa cerita yang mereka tulis memang
umum dapat dimengerti dandinikmati
benar ‐benar terjadi (bukan rekaan). Selain
dimana saja. Jadi dapat disimpulkan
itu, penggunaan media ini akan dapat
bahwafoto adalah jenis media visual yang
membantu siswa untuk mengingat kembali
mampumenvisualisasikan objek dengan
peristiwa yang telah terjadi.
lebih konkret. Darihasil potretan yang
Media foto merupakan media yang
dihasilkan, foto juga mampumengatasi
waktu.Sedangkan untuk
menggambarkan
(mendokumentasikan)
pengertian foto keluargaadalah foto hasil
aktivitas ‐aktivitas tertentu yang dikerjakan
pemotretan bersama-sama dengananggota
oleh siswa yang kemudian dibukukan
keluarga. Seperti ayah, ibu, dan anak, atau
menjadi satu dalam sebuah buku khusus
bisa juga dengan keluarga besar dari ayah
yang disebut foto. Pada dasarnya media foto
dan ibu. Fotokeluarga merupakan salah satu
dapat mendorong para siswa dan
jenis media visual,dimana pemanfaatannya
membangkitkan minatnya dalam mengikuti
menggunakan indra pengelihatan yaitu
pelajaran. Media foto juga dapat membantu
mata.Ada beberapa macam kelebihan media
siswa dalam mengembangkan keterampilan
fotomenurut Asyhar (2012:145) sebagai
berbahasa, terutama keterampilan menulis
berikut:
pengalaman pribadi. Foto digunakan
Media Foto dapat memvisualisasi objek
sebagai stimulus bagi siswa dalam menulis
lebih realistis dankonkret,
pengalaman pribadi. Melalui media ini,
Media Foto dapat mengatasi ruang
pengalaman ‐pengalaman yang pernaah
Melalui foto, seseorang mampu melihat
sesuatu yang terjadi di tempat lain, namun dapat dilihatoleh seseorang yang
Prosedur yang digunakan dalam
bentuk foto setelah kejadian itu berlalu.
penelitian ini adalah penelitian tindakan
Sedangkan Musfiqon (2012:73)
kelas (PTK) dengan tahapansebagai berikut
menyebutkan kelebihanmedia foto sebagai
dan pengamatan (3) refleksi (Kemmis dan
Melalui media foto seseorang dapat
Mc Taggart dalam Arikunto, 2010:132).
melihat suatu kejadian yang sudah
Adapun tahapan-tahapan dalam setiap
lamaterjadi atau baru saja terjadi,
siklus penelitian tindakan kelas dalam
karena sebuah foto dapat berbicara
keterampilan
menulis narasi dengan
menggunakan media foto keluarga dapat
bahasa.Ada beberapa kelemahan media
dijelaskan sebagai berikut: (1) tahap
foto
perencanaan, Perencanaan merupakan tahap
dilasanakandalam PTK
sebagai berikut:
(Penelitian Tindakan Kelas).
Media foto hanya menekankan pada
persepsi indera mata, yangdapat
IV. HASIL PENELITIAN
menimbulkan kejenuhan,
Foto yang terlalu padat atau kompleks
Dari
hasil observasi yang
obyeknya, akan berubah kurangefektif
dikumpulkan ternyata hasil belajar siswa
untuk kegiatan pembelajaran,
mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang
Ukuran besar sebuah foto sangat
menulis narasi, masih jauh dari yang
terbatas untuk kelompok besar.
diharapkan. Nilai siswa sebagian besar belum tuntas atau masih di bawah Kriteria
III.
METODE PENELITIAN
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yakni 75. Daftar nilai siswa
Jenis penelitian yang digunakan
prasiklus adalah:
peneliti adalah jenis penelitian yang
menggunakan data kualitatif yaitu data yang Tabel 4.1 Daftar Nilai Siswa Pra Siklus
bersifat deskripsif atau lebih pada
mendeskripsikan Ketuntasan mengenai gambaran No Nilai ()
kemampuan siswa dalam menulis narasi TT
T
1 70
yang meliputi beberapa aspek penilaian
yang telah ditentukan. Sedangkan data yang kedua adalah data kuantitatif yaitu berupa
memudahkan peneliti dalam menarik suatu
5 78
kesimpulan. Rancangan penelitian yang
6 59
digunakan adalah penelitian tindakan kelas
7 60
(PTK). Penelitian ini dilaksanakan di SMP
1 Beteleme. Subjek dalam penelitian ini
8 63
adalah siswa kelas VII. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
9 67
10 70
Lembar observasi, Tes hasil belajar, dan
11 68
Jurnal refleksi diri. Sumber data: sumber
12 58
data dalam penelitian ini adalah personil
13 71
penelitian yang terdiri dari siswa dan guru.
14 66
Jenis data: jenis data dalam penelitian ini
adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dengan alat
15 79
16 62
evaluasi lembar observasi, jurnal refleksi
17 55
diri dan data kuantitatif diperoleh dengan
18 51
alat evaluasi hasil belajar.
19 70
V. PEMBAHASAN
20 64 21 61
Tabel 4.1 adalah hasil belajar siswa
22 59 sebelum diadakan penelitian dari 22 siswa
didapati nilai rata-rata 64,86, jumlah siswa
Rata-Rata
64 2 20 (9,09 ) yang tuntas 2 orang (9,09 ) yang belum (90,90 )
tuntas 20 siswa atau 90,90 . Hal ini disebabkan oleh cara mengajar yang masih
Tabel 4.2 Daftar Nilai Siklus I didominasi oleh guru, guru yang berperan dalam KBM. Tabel 4.2 menunjukkan
bahwa diadakan tindakan dengan media
Foto Keluarga hasil belajar siswa dalam
2 79
menulis narasi pada mata pelajaran Bahasa
3 83
4 67
Indonesia meningkat menjadi nilai rata-rata
5 89
75,86 pada siklus I, siswa yang tuntas naik
6 70
menjadi 12 Siswa atau 54,54 . Pada tabel
7 71 8 74
4.3, hasil refleksi siklus
I dijadikan
9 78
perbaikan pembelajaran pada siklus II
10 81
dengan hasil : nilai rata-rata 92,22 dan
11 79
siswa yang tuntas meningkat menjadi 22
12 69
13 82
siswa atau dalam artian bahwa 100
14 77
memperoleh nilai dengan tuntas.
15 90
16 73 17 66
VI. SIMPULAN
18 62
19 81
Penggunaan media Foto Keluarga
20 75
21 72
dapat meningkatkan hasil belajar siswa
22 70
dalam pembelajaran menulis narasi pada
75 12 10 (54,54 ) mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa (45,45 )
Rata-Rata
kelas VII SMP 1 Beteleme. Hal ini terbukti
dari hasil belajar yang diperoleh oleh siswa yang terus mengalami peningkatan di setiap
Tabel 4.3 Daftar Nilai Siklus II
siklusnya. Pada prasiklus, dari 22 siswa
T
TT
didapati nilai rata-rata 64,86, jumlah siswa
1 97
2 95 yang tuntas 2 orang (9,09 ) yang belum 3 99
tuntas 20 siswa atau 90,90 . Selanjutnya,
4 83
hasil belajar pada siklus I diperoleh nilai
5 98
rata-rata 75,86, siswa yang tuntas naik
6 86 7 87
menjadi 12 Siswa atau 54,54 . Pada siklus I,
8 90
nilai rata-rata 92,22 dan siswa yang tuntas
9 94
meningkat menjadi 22 siswa atau dalam
10 97 11 95
artian bahwa 100 memperoleh nilai
12 85
dengan tuntas.
Berdasarkan simpulan di atas, maka
18 78
dapat disarankan sebagai berikut:
19 97 20 91
1. Bagi guru
21 88
Kiranya
dapat
mencoba media
22 86
pembelajaran Foto Kelaurga pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia guna
mampu melibatkan siswa secara aktif
pembelajaran menulis narasai, baik
dalam pemanfaatannya.
secara individual maupun klasikal.
2. Bagi Sekolah
Media yang digunakan hendaknya
Hasil
penelitian agar dapat
sesuai dengan materi pembelajaran
dijadikan acuan dalam strategi merancang
yang akan dipelajari.
satuan pembelajaran. Pembelajaran dengan
Media yang digunakan hendaknya
menggunakan
Foto Keluarga dapat
mampu menarik minat belajar siswa.
dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam
Media yang digunakan hendaknya
meningkatkan keterampilan menulis narasi
disesuaikan dengan kemampuan guru
siswa.
dan siswa dalam penggunaannya.
Media yang digunakan hendaknya
disesuaikan dengan waktu yang tersedia.
Media yang digunakan hendaknya
efektiif bagi kegiatan pembelajaran. Media yang digunakan hendaknya
DAFTAR PUSTAKA
Acep Yoni, dkk.2010.Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia.
Arikunto, Suharsini. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar.1994. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Mandar Maju.
Nurhadi. 2004. Tata Bahasa Pendidikan. Semarang: Ikip Semarang Press.
Nursisto. 1999. Penuntun Mengarang. Yogyakarta: Adi Cipta Karya.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Keraf. 2001. Komposisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Lie. 2002. Strategi Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Rahadi, Aristo. (2004). Media Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Tarigan, Djago. 2000. Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
Siddiq, Djauhar dkk. 2008. Pengembangan Bahan Pembelajaran SD. Jakata: Departemen Pendidikan Nasional.
Soeparno. 1988. Media Pengajaran Bahasa. PT Intan Pariwara.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sunarti, Subana. 2006. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.Bandung: PT Pustaka Setia.
Suprijono. 2010. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Press.
Suriamiharja, Agus et al. 1996. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Debdikbud.
Tarigan, Henri Guntur. 1994. Menulis sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Usman, Basyiruddin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.
Yunus. 2006. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
Media Litbang Sulteng IX (1) : 11-22, Januari 2016
ISSN : 1979 - 5971
PENINGKATAN HASIL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPSI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN PERMAINAN TEBAK MISTERI PADA SISWA KELAS VII SMP 1 BETELEME
Oleh :
John Budzer Poko 1 ) ABSTRAK
Judul penelitian ini yaitu Peningkatan Hasil dan Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Menulis Deskripsi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Penerapan Permainan Tebak Misteri pada Siswa Kelas VII SMP 1 Beteleme. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembelajaran menulis deskripsi pada siswa SMP Negeri 1 Beteleme kelas VII yang masih mengalami berbagai masalah, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang belum maksimal. Sampai saat ini, masih banyak guru yang menggunakan pembelajaran konvensional, sehingga pembelajaran terkesan monoton dan siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Salah satu yang dapat dilakukan guru adalah dengan menerapkan permainan tebak misteri dalam pembelajaran menulis deskripsi. Dengan penerapan permainan tebak misteri, maka akan membangkitkan semangat dan kesenangan siswa yang pada dasarnya menyukai segala sesuatu yang bersentuhan dengan nuansa bermain. Dalam hal ini, pembelajaran dilakukan sambil bermain, sehingga meningkatkan semangat dan keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu (1) Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam menulis deskripsi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui penerapan permainan tebak misteri pada siswa kelas VII SMP 1 Beteleme? (2) Bagaimana peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui penerapan permainan tebak misteri pada siswa kelas VII SMP
1 Beteleme?. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Urutan penelitian tindakan kelas terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan observasi. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII SMP 1 Beteleme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan permainan tebak misteri dalam menulis deskripsi dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VII SMP 1 Beteleme. Hal ini terbukti dari hasil post tes siswa selama siklus I dan II mengalami peningkatan. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 69,84 meningkat pada siklus II menjadi 94,37, terjadi peningkatan sebesar 24,53. Aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis deskripsi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan permainan tebak misteri mengalami peningkatan setiap siklusnya. Rata-rata aktivitas siswa pada siklus I mencapai 65,77 dan siklus II meningkat menjadi 77,5. Peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 11,73.
Kata Kunci : Hasil dan Aktivitas Belajar, Menulis Deskripsi, Permainan Tebak Misteri.
AB STRACT
The title of this research, namely Improvement of Results and Activities Learning Students in Learning Writing Lesson description on Indonesian Through Application Games Guess the Mystery in Class VII SMP 1 Beteleme. This research is motivated by learning to write a description of the students of SMP Negeri 1 Beteleme class VII are still experiencing a variety of problems, so the effect on student learning outcomes are not maximized. Until now, there are still many teachers who use conventional learning, so that students' learning seem monotonous and less active in the following study. One of the teachers can do is to adopt a guessing game of mystery in learning to write the descriptions. With the implementation of mystery guessing game, it will excite and pleasure of students who basically love everything that is in contact with the nuances of playing. In this case, the learning done while playing, thus increasing vigor and seriousness of the students in the following study. The formulation of the problem in this study are (1) How to improving student learning outcomes in a written description on Indonesian subjects through the application of mystery guessing game in class VII SMP 1 Beteleme? (2) How to increase students' learning activities on Indonesian subjects through the application of mystery guessing game in class VII SMP 1 Beteleme ?. The approach used in this study is a qualitative descriptive approach. The sequence consists of a classroom action research, planning, implementation, and observation. The research was conducted in two cycles. This research was conducted in class VII SMP 1 Beteleme. The results showed that the application of the game of guessing the mystery of writing descriptions can improve outcomes and learning activities of students learning Indonesian students of class VII SMP 1 Beteleme. This is evident from the results of post test of students during the cycle I and II have increased. The average student learning outcomes in the first cycle reached 69.84 increased in the second cycle into 94.37, an increase of 24.53. Student activity in learning to write the description on Indonesian subjects by applying a mystery guessing game has increased every cycle. The average activity of students in the first cycle reached 65.77 and the second cycle increased to
77.5. Increased activity of the students from the first cycle to the second cycle of 11.73.
Keywords : Results and Activities Learning, Writing Descriptions, Games Guess the Mystery.
I. PENDAHULUAN
sungguh ‐sungguh.
Dalam hal ini pengajaran Bahasa
Pendidikan memegang peranan
Indonesia tidak akan lepas dari kegiatan
yang sangat penting untuk menjamin
menulis. Dalam kehidupan modern,
kelangsungan hidup suatu negara dan
keterampilan menulis sangat dibutuhkan.
bangsa. Hal ini disebabkan karena
Komunikasi lebih banyak berlangsung
pendidikan merupakan wahana untuk
secara tertulis. Keterampilan menulis harus
dipelajari secara serius dan perlu pelatihan
kualitas sumber daya manusia, dan guna
yang efektif. Masih banyak siswa yang
mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan
menganggap
keterampilan menulis
usaha yang keras dari masyarakat maupun
karangan adalah suatu keterampilan
pemerintah.
berbahasa yang paling sulit. Hal ini
Guru sebagai tenaga profesional
menyebabkan kurangnya minat siswa
harus memiliki sejumlah kemampuan
dalam mempelajari keterampilan berbahasa
mengaplikasikan berbagai teori belajar
khususnya keterampilan menulis. Anggapan
dalam bidang pengajaran dan menerapkan
tersebut tidak tepat karena keterampilan
metode pengajaran yang efektif dan
berbahasa merupakan hasil pengalaman dan
efisien, kemampuan melibatkan siswa
latihan. Dengan kemauan dan minat
berpartisipasi aktif dan, kemampuan
siswa, penggunaan metode yang tepat,
membuat suasana belajar dapat menunjang
serta media yang menunjang, siswa akan
tercapainya tujuan pendidikan.
dapat menulis sebuah karangan dengan baik
Selain proses belajar, bahan ajar
dan benar.
atau mata pelajaran juga sangat penting
Menulis merupakan kegiatan untuk
dalam pelaksanaan program pendidikan.
mengungkapkan pokok pikiran, ide,
gagasan secara tertulis. Keterampilan
pelajaran di sekolah, salah satunya adalah
menulis perlu diberikan sejak duduk di
mata pelajaran Bahasa Indonesia. Bahasa
sekolah dasar hingga perguruan tinggi agar
Indonesia merupakan salah satu mata
bahasa yang digunakan dalam menulis
pelajaran yang mempunyai peranan
mudah dipahami oleh pembaca. Oleh
karena itu, keterampilan menulis perlu
Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia
dibina dengan latihan-latihan yang intensif.
diajarkan di sekolah bertujuan untuk
Pengajaran menulis itu sendiri
mengembangkan kepribadian, memperluas
dibagi menjadi menjadi empat jenis yaitu
wawasan kehidupan, dan meningkatkan
narasi,
diskripsi,
eksposisi, dan
keterampilan berbahasa. Pada prinsipnya
argumentasi. Deskripsi merupakan suatu
tujuan pengajaran bahasa adalah agar
bentuk tulisan yang berhuhubungan
siswa terampil dalam berbahasa yang
dengan panca indera dan seolah-olah
meliputi: terampil menyimak, berbicara,
melihat sendiri kejadian tersebut.
membaca, dan menulis.
Berdasarkan pengamatan peneliti
Keterampilan berbahasa meliputi
sebelum melaksanakan penelitian tindakan
empat aspek keterampilan yang saling
kelas, kenyataannya hasil menulis deskripsi
mendukung, yaitu keterampilan menyimak,
yang ditemukan masih rendah. Oleh karena
itu, masih perlu teknik, model, dan media
membaca, dan keterampilan menulis.
yang efektif yang mendukung untuk
Menulis sebagai suatu keterampilan
keterampilan siswa dalam menulis karangan
berbahasa tidak akan dimiliki seseorang
deskripsi.
secara otomatis melainkan perlunya latihan
Pembelajaran menulis deskripsi
dan praktik secara teratur serta adanya
yang sekarang ini dipakai masih sangat
potensi yang mendukung. Potensi tersebut
dominan yaitu dengan menggunakan cara-
dapat dicapai dengan sering berlatih dengan
cara konvensional, sehingga orientasi belajar masih berpusat pada guru dan
1) Guru SMP 1 Beteleme
bukan pada siswa. Permasalahan yang bukan pada siswa. Permasalahan yang
materi tersebut. Begitu pula dalam
kurangnya keterlibatan siswa di kelas
pembelajaran menulis, seorang guru harus
karena gurulah yang paling banyak
memilih dan menggunakan media yang
berperan dalam pembelajaran menulis.
sesuai, sebagai
penunjang kegiatan
Selain itu, guru kurang bervariasi dalam
pembelajaran agar mampu mencapai tujuan
pembelajaran menulis deskripsi sehingga
pembelajaran.
siswa tampak bosan dan enggan belajar.
Berdasarkan pengamatan peneliti
Dengan adanya
pembaharuan dan
selama ini alokasi waktu pembelajaran
pengembangan strategi pembelajaran
menulis di sekolah ‐sekolah yang salah
diharapkan dapat membantu siswa
satunya di SMP, relatif lebih kecil. Hal
meningkatkan pencapaian hasil belajar
ini berdampak pada keterampilan menulis
Bahasa Indonesia sekaligus siswa lebih
yang mereka belum maksimal sehingga
aktif dalam belajar.
setelah para siswa menamatkan jenjang
sekolah yang lebih tinggi, dikhawatirkan
pembelajaran menulis deskripsi pada
belum mampu menggunakan keterampilan
siswa SMP Negeri 1 Beteleme kelas VII
berbahasa secara baik dan benar.
masih mengalami berbagai masalah. Hal
Sampai saat ini masih banyak
itu dibuktikan dengan siswa masih
guru yang menggunakan teknik yang
mengalami kesulitan menuangkan idenya
tradisional dalam pembelajaran di kelas,
ke dalam bentuk tulisan dengan
antara lain, guru berceramah di depan
menggunakan Bahasa Indonesia yang
kelas lalu memberikan tugas dan setelah
baik dan benar, misalnya dapat dilihat
selesai, tugas tersebut dibahas bersama-
dari tugas karangan siswa. Pada
sama di depan kelas dipandu guru
adanya model
menceritakan secara runtut mengenai
pembelajaran yang digunakan dalam
rangkaian peristiwa yang tejadi.
pembelajaran Bahasa Indonesia membuat
Faktor penyebab utama yang harus
pelajaran ini serasa monoton sehingga
segera dicari jalan keluarnya adalah faktor
siswa kurang aktif dalam mengikuti
pendekatan yang digunakan guru masih
pelajaran ini. Hal ini berhubungan dengan
tradisional dan kurang bervariasi. Hal
belum adanya metode yang memadukan
tersebut, sangat berpengaruh terhadap
keaktifan siswa dengan materi yang
kemampuan menulis deskripsi siswa dan
Salah satu yang dapat dilakukan
menurunnya kualitas menulis siswa jika
guru adalah dengan menerapkan permainan
tidak segera diatasi. Untuk itu, perlu adanya
tebak misteri dalam pembelajaran menulis
upaya meningkatkan keterampilan menulis
deskripsi. Dengan penerapan permainan
siswa. Keberhasilan pembelajaran menulis,
tebak misteri, maka akan membangkitkan
memerlukan keterampilan guru dalam
semangat dan kesenangan siswa yang pada
mengajar.
dasarnya menyukai segala sesuatu yang
bersentuhan dengan nuansa bermain. Dalam
pembelajaran menulis tersebut, perlu
hal ini, pembelajaran dilakukan sambil
diterapkan suatu media pembelajaran yang
bermain, sehingga meningkatkan semangat
efektif dan dapat menunjang kegiatan
dan keseriusan siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Media pembelajaran yang
pembelajaran.
bermacam ‐macam
menyebabkan
guru
Oleh karena itu, penulis berinisiatif
harus selektif dalam memilih media
untuk mengangkat judul penelitian yakni
pembelajaran yang akan digunakan. Salah
“Peningkatan Hasil dan Aktivitas Belajar