PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN WOM (WORD OF MOUTH) TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA PRODUK MINUMAN TEH GELAS (Studi Kasus Di Jalan Mohammad Toha Gang Curung Candung Rw 06 Rt 4 Dan Rt 5 Kota Bandung)

9

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.

Pengertian Pemasaran (Marketing)
Pemasaran dalam suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting,

karena kegiatan pemasaran inilah yang akan mewujudkan tujuan perusahaan yaitu
memperoleh laba. Kegiatan pemasaran tidaklah sama dengan penjualan, penjualan
hanya satu dari beberapa aspek yang ada pada pemasaran.
Menurut Kotler dan Keller (2009;6)” Pemasaran adalah satu fungsi organisasi
dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan
nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang
menguntungkan organisasi dan para pemilikan sahamnya. Saat berhadapan dengan
proses pertukaran, harus ada sejumlah besar pekerjaan dan keterampilan”
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan kegiatan
sosial dan majerial dimana individu atau kelompok menawarkan, mempertukarkan
dan menciptakan barang atau jasa dengan nilai lain kepada konsumen untuk mencapai
target sasaran dan tujuan organisasi atau perusahaan.


2.2 Bauran Pemasaran ( Marketing Mix )
Beberapa perusahaan berupaya menyusun strategi dalam pemasaran. Salah satu
alatnya adalah dengan menggunakan bauran pemasaran (Marketing mix). Bauran
pemasaran (Marketing Mix) bertujuan mempengaruhi pelanggan untuk membeli

10

produk atau jasa yang ditawarkan di pasar. Elemen-elemen bauran pemasaran terdiri
dari semua variabel yang dapat dikontrol perusahaan untuk memuaskan pelanggan .
Menurut

Buchari

Alma

(2005:205)

Marketing


mix

adalah

“strategi

mengkombinasikan kegiatan-kegiatan marketing, agar tercipta kombinasi maksimal
sehingga memunculkan hasil paling memuaskan”.
Menurut Kotler dan Amstrong (2007:52) memperjelaskan bahwa ada 4 konsep
yang tercakup dalam kegiatan bauran pemasaran (marketing mix) yang terkenal
dengan sebutan 4P, sebagai berikut:

1.

Produk (product)
Produk adalah barang dan jasa yang dikombinasikan oleh perusahaan yang akan

disampaikan kepada target market
2.


Harga (price)
Harga

adalah

sejumlah

uang

yang

dibayarkan

oleh

konsumen

atau

pelanggan untuk mendapatkan suatu produk dari perusahaan.

3.

Tempat (Place)
Tempat

/

Saluran

distribusi

termasuk

aktifitas

dari

perusahaan

untuk


membuat produk yang dihasilkan sampai ke tangan konsumen.
4.

Promosi (Promotion)
Promosi

adalah

aktifitas

untuk

mengkomunikasikan

berbagai keunggulan

11

yang dimiliki suatu produk, dan mempengaruhi pasar sasaran untuk membeli

produk tersebut.
2.3 Arti Kualitas
Perusahaan yang memperhatikan kualitas, bahkan diperkuat dengan periklanan
dan harga yang wajar maka konsumen tidak akan berpikir panjang
melakukan pembelian terhadap produk.

untuk

Sementara itu menurut Kotler (2005: 57)

mendefinisikan kualitas adalah “keseluruhan sifat suatu produk atau pelayanan yang
berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan
atau tersirat.”
Kemudian definisi kualitas menurut Juran (Tjiptono & Diana 2003:53) adalah
“sebagai fitness for use, yang mengandung pengertian bahwa suatu produk atau jasa
harus dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh pemakainya.”
Menurut W. Edwards Deming (Tjiptono & Diana 2003: 24) menyatakan
bahwa” kualitas merupakan suatu tingkat pengaruh pada kemampuan memenuhi
kebutuhan yang dinyatakan maupun yang tersirat”. Definisi lain
Tj ip t o no


me nur ut (

2 0 0 6 : 5 1 ) ” kualitas adalah suatu kondisi dinng berhubungan

dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan
2.4 Arti Produk
Perusahaan harus menjaga agar produk yang dihasilkan memenuhi standar yang
telah ditetapkan sehingga konsumen tidak kehilangan kepercayaan terhadap produk
yang bersangkutan.

12

Menurut

Kotler

dan


Amstrong

(2001:

346) produk

adalah ”Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan
perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan
atau kebutuhan”.
Menurut Mc Charty dan Perreault (2003:107) mengemukakan bahwa, “Produk
merupakan hasil dari produksi yang akan dilempar kepada konsumen untuk
didistribusikan dan dimanfaatkan konsumen untuk memenuhi kebutuhannya”.
Menurut Saladin (2002:121), ”Produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke suatu pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi
sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan”.
2.4.1. Atribut Produk
Produk memiliki arti penting bagi perusahaan karena tanpa adanya produk,
perusahaan tidak akan dapat melakukan apapun dari usahanya. Pembeli akan
membeli produk kalau merasa cocok, karena itu produk harus disesuaikan dengan
keinginan ataupun kebutuhan pembeli agar pemasaran produk berhasil. Dengan kata

lain, pembuatan produk lebih baik diorientasikan pada keinginan pasar atau selera
konsumen.
Menurut Kotler dan Armstrong (2001:354) beberapa atribut yang menyertai dan
melengkapi produk (karakteristik atribut produk) adalah:
a. Merek (Brand)
Merek

(Brand)

kombinasi

dari

adalah
semua

nama,
ini

yang


istilah,

tanda,

simbol,

atau

rancangan

dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk

atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk pesaing.
Pemberian merek merupakan masalah pokok dalam strategi produk. Pemberian merek

13

itu mahal dan memakan waktu, serta dapat membuat produk itu berhasil atau gagal.
Nama merek yang baik dapat menambah keberhasilan yang besar pada produk

(Kotler dan Armstrong, 2001:360)
b. Pengemasan (Packing)
Pengemasan(Packing)

adalah

kegiatan

merancang

dan

membuat

wadah atau pembungkus suatu produk.
c. Kualitas Produk (Product Quality)
Kualitas Produk (Product Quality) adalah kemampuan suatu produk untuk
melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan
operasi dan perbaikan serta perbaikan atribut bernilai lainnya.
2.4.2. Tingkatan Produk
Berdasarkan definisi diatas produk dapat dikatakan sebagai fokus inti dari semua
bisnis. Produk adalah apa yang dilakukan perusahaan, mulai dari mendesain,
mengadakan sistem produksi dan operasi, menciptakan program pemasaran, sistem
distribusi, iklan dan mengarahkan tenaga penjual untuk menjual produk tersebut.
Menurut Kotler dan Armstrong (2001:279) dalam merencanakan penawaran
suatu produk, pemasar harus memahami lima tingkat produk, yaitu :
a. Produk Utama (Care Benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan
akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.
b. Produk Generik (Basic Produk), adalah produk dasar yang mampu memenuhi
fungsi pokok produk yang paling dasar.
c. Produk Harapan (Expected Product), adalah produk formal yang ditawarkan
dengan berbagai atribut dan kondisi secara normal (layak) diharapkan dan disepakati
untuk dibeli.
d. Produk Pelengkap (Augment Product), adalah berbagai atribut produkyang
dilengkapi atau ditambahkan dengan berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat
memberikan tambahan kepuasan dan dapat dibedakan dengan produk pesaing.

14

e.

Produk Potensial (Potential Product), adalah segala macam tambahan dan

perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk dimasa mendatang.
2.4.3. Klasifikasi Produk

Setelah mengetahui arti produk, atribut produk dan kualitas produk dibawah ini
menjelaskan

klasifikasi

produk.

Menurut

Kotler

dan

Armstrong

(2001:280)

klasifikasi produk dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Barang Konsumen
Barang konsumen yaitu barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen
akhir sendiri,

bukan untuk

tujuan bisnis.

Umumnya barang konsumsi dapat

diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu :
1. Barang kebutuhan sehari-hari (Convience Goods) adalah barang-barang yang
biasanya sering dibeli konsumen (memiliki frekuensi pembelian tinggi), dibutuhkan
dalam waktu segera, dan memerlukan waktu yang minim dalam pembandingan dan
pembeliannya.
2. Barang belanjaan (Shopping Goods) adalah barang-barang yang karakteristiknya
dibandingkan dengan berbagai alternatif yang tersedia oleh konsumen berdasarkan
kesesuaian, kualitas, harga, dan daya dalam proses pemilihan dan pembeliannya.
3. Barang khusus (Speciality Goods) adalah barang-barang dengan karakteristik dan
atau identifikasi yang unik, yang untuknya sekelompok pembeli yang cukup besar
bersedia senantiasa melakukan usaha khusus untuk pembeliannya.
4. Barang yang tidak dicari (Unsought Goods) adalah barang-barang yang tidak
diketahui konsumen atau walau sudah diketahui namun secara umum konsumen
belum terpikir untuk membelinya.
b. Barang Industri
Barang

industri adalah barang-barang yang dikonsumsi oleh industriawan

(konsumen antara atau konsumen bisnis) untuk keperluan selain konsumsi langsung,

15

yaitu : untuk diubah, diproduksi menjadi barang lain kemudian dijual kembali oleh
produsen, untuk dijual kembali oleh pedagang tanpa dilakukan transformasi fisik
(proses produksi).
2.5. Arti kualitas Produk
Tuntutan terhadap kualitas suatu produk sudah menjadi suatu keharusan yang
harus dipenuhi oleh perusahaan, kalau tidak menginginkan konsumen yang telah
dimilikinya beralih kepada produk-produk pesaing lainnya yang dianggap memiliki
kualitas produk

yang lebih baik. Pemasar yang

tidak memperhatikan kualitas

produk yang ditawarkan akan menanggung tidak loyalnya

konsumen sehingga

penjualan produknya pun akan cenderung menurun.
Menurut (Kotler dan Amstrong

(Kotler dan Amstrong, 2008)” Jika pemasar

memperhatikan kualitas, bahkan diperkuat dengan periklanan dan harga yang wajar
maka konsumen tidak akan berpikir panjang untuk melakukan pembelian terhadap
produk.
Menurut Kotler dan Armstrong (2012:283) kualitas produk adalah Kemampuan
sebuah

produk

dalam memperagakan fungsiya,

hal ini termasuk

keseluruhan

durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian, dan reparasi produk,
juga atribut produk lainnya.
Definis lain m e n u r u t

Kotler (2005:49), “Kualitas produk adalah keseluruhan

ciri serta dari suatu kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan

produk,

jasa,

manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau

melebihi harapan.

2.5.1. Dimensi Kualitas Produk

16

Menurut Orville, Larreche, dan Boyd (2005: 422) apabila perusahaan ingin
mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti
aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk
yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk
yaitu:
1. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah
produk.
2.

Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang

bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar
frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan
produk.
3. Conformance to Specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana
karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari
konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.
4. Features

(fitur),

adalah

karakteristik

produk

yang

dirancang

untuk

menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap
produk.
5. Reliabilty (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan
memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan
terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.
6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa
dilihat dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk.
7. Perceived

Quality

(kesan

kualitas),

sering

dibilang merupakan hasil dari

penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat
kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas
produk yang bersangkutan. Jadi, persepsi konsumen terhadap produk didapat dari
harga, merek, periklanan, reputasi, dan negara asal

17

2.5.2. Manfaat kualitas produk bagi manajemen
Manfaat tingkat kualitas bagi pimpinan bisnis atau manajemen menurut Fandy
Tjiptono (2006:3) adalah:
1. Mengetahui dengan baik bagaimana jalannya atau bekerjanya proses bisnis
2. Mengetahui

dimana

harus

melakukan

perubahan

dalam

upaya

melakukan

perbaikan secara terus-menerus untuk memuaskan pelanggan, terutama untuk hal-hal
dianggap penting oleh para pelanggan.
3. Menentukan apakah perubahan yang dilakukan yang dilakukan mengarah ke
perbaikan (improvement)

2.6 WOM (Word of Mouth)
WOM (Word of mouth) adalah usaha pemasaran yang memicu konsumen untuk
membicarakan, mempromosikan, merekomendasikan dan menjual produk atau merek
kita kepada pelanggan lainnya.
Menurut Kotler & Keller (2009) mengemukakan bahwa” WOM (Word of Mouth
Communication) atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan proses komunikasi
yang berupa pemberian rekomendasi baik secara individu maupun kelompok terhadap
suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk memberikan informasi secara personal.”
Adapun Griffin (2002:130) berpendapat bahwa word of mouth adalah jalur
yang paling kuat bagi bisnis untuk mendapatkan pelanggan baru.
Menurut

Siverman (2001) berpendapat bahwa komunikasi WOM (word of

mouth) merupakan komunikasi interpersonal yang terjadi antara individu satu dengan
individu yang lain berdasarkan pada pengalaman yang dimiliki oleh masing - masing
individu terhadap suatu perusahaan atau produk baik yang berupa barang maupun
jasa.

18

Menurut Harsasi (2006) mendefinisikan Word of Mouth sebagai informasi
tentang suatu target objek yang dipindahkan dari satu individu ke individu lain
yang dilakukan secara langsung atau tidak langsung melalui media komunikasi.
2.6.1. Indikator WOM (Word of Mouth)
WOM (Word of Mouth) berkaitan erat dengan pengalaman penggunaan suatu
merek produk. Komunikasi dari mulut ke mulut akan sangat berbahaya bagi
perusahaan yang mempunyai citra negatif, sebaliknya akan sangat menguntungkan
jika dalam komunikasi dari mulut ke mulut itu adalah mengenai citra yang baik dan
kualitas yang baik
Didalam WOM (word of mouth) terdapat beberapa hal yang digunakan untuk
mengukur WOM (Word of mouth) tersebut berhasil atau tidak. Menurut Babin , Barry
“ Modeling Consumer satisfication and wold of Mouth Communication Restorant
Petronage korea “ Jurnal of Service marketing Vol.19 pp 133-139 indikator WOM
Communication sebagai berikut :
1. Menceritakan
Kemauan seseorang untuk membicarakan hal-hal positif tentang kualitas produk
kepada orang lain. Konsumen berharap mendapatkan kepuasan yang maksimal dan
memiliki bahan menarik untuk dibicarakan dengan orang lain
2. Merekomendasikan
Konsumen

menginginkan

produk

yang

bisa

memuaskan

dan

memiliki

keunggulan dibandingkan dengan yang lain, sehingga direkomendasikan kepada orang
lain

19

3. Mendorong
Dorongan terhadap teman atau relasi untuk melakukan transaksi atas produk dan
jasa. Konsumen menginginkan timbal balik yang menarik pada saat mempengaruhi
orang untuk memakai produk atau jasa yang telah diberitahu
2.6.2. Efek dari WOM (Word of Mouth)
Iklan yang semakin banyak pada masa sekarang ini membuat banyak konsumen
merasa cukup bosan. Dan mereka akan mulai mencari sesuatu yang jelas dan
sederhana di antara tumpukan informasi yang demikian banyak. Konsep lama iklan
“ dari mulut ke mulut “ atau yang lebih dikenal dengan istilah WOM (word of mouth)
mulai kembali menjadi tren.
Menurut silverman (1997) juga mengemukakan efek persuasif WOM (Word of
mouth) antara lain disebabkan karena alasan berikut:
1. Informasi yang diberikan melalui WOM (word of mouth) dianggap lebih dapat
dipercaya dari pada sumber yang bersifat komersil
2. WOM (Word of mouth) adalah komunikasi dua arah, bukan propaganda satu arah
3.WOM (Word of mouth) memberikan konsumen yang potensial dengan pengalaman
pengguna untuk mengurangi resiko pembelian dan ketidakpastian
4. WOM terjadi secara langsung sehingga dapat memberikan informasi yang lebih
lengkap dan relevan
Perusahaan yang berhasil melakukan WOM (word of mouth) seperti pada
contoh pada J.Co, usaha makanan yang dibuat oleh pebisnis Johny Andrean yang

20

dikenal sukses membesarkan jaringan Salon Johny Andrean. Berkat WOM (word of
mouth) terciptalah antrian pelanggan yang selalu terlihat pada tokonya yang kini
membuat usaha tersebut sukses dan selalu dibanjiri pelanggan hingga mereka rela
antri panjang hanya untuk mendapatkan donat J.Co.
2.6.3. Organisasi WOM (Word of mouth)
Bahkan telah lahir sebuah organisasi resmi untuk membahas konsep, teori, dan
etika di bidang word of mouth yang bernama Word of Mouth Marketing (WOMMA)
yang menentukan standar pelaksanaan dan pengembangan program word of mouth
bagi pemasar di seluruh belahan dunia.
WOMMA mendefinisikan WOM (word of mouth) sebagai usaha pemasaran
yang

memicu

konsumen

untuk

membicarakan,

mempromosikan,

merekomendasikan, dan menjual produk / merek kepada penjual lainnya, (Harjadi
dan Fatmasari, 2008).
2.6.4 Model WOM (Word of Mouth)
Ada dua Model Word of Mouth yaitu Organic Word of Mouth dan Amplified
Word of Mouth dalam (WOMMA , 2007) sebagai berikut:
1) Organic Word of Mouth
Organic Word of Mouth adalah WOM (word of mouth)yang terjadi secara
alami, orang yang merasa puas pada sebuah produk akan membagi antusiasme
mereka.
Schifman dan Kanuk (2002:28) mengemukakan bahwa

komunikasi tidak

hanya menghubungkan konsumen dengan produsen tetapi juga menghubungkan

21

konsumen

dengan

lingkungan

sosialnya,

yaitu

komunikasi

pemasaran

yang

berasal dari perusahaan dan yang berasal dari konsumen.
Aktifitas yang dapat meningkatkan Organic Word of Mouth meliputi:
a. Berfokus pada kepuasan pelanggan
b. Menigkatkan kualitas produk dan kegunaan
c. Menanggapi keprihatinan dan kritik
d. Membuka dialog dan mendengarkan orang
e. Produktif loyalitas pelanggan
2) Amplified Word of Mouth
Amplified Word of Mouth adalah Word of Mouth yang terjadi karena di
Amplified

desain oleh perusahaan.

Word

of

Mouth

dilakukan ketika

perusahaan melakukan kampanye yang dirancang untuk mendorong atau
mempercepat penyampaian W O M ( word of mouth) kepada konsumen.
Perusahaan
sehingga

berusaha

menginformasikan

produknya

kepada

masyarakat nantinya mengenal dan kemudian

masyarakat

membeli produk

perusahaan tersebut.
Aktifitas yang dapat memperkuat Amplified Word of Mouth meliputi:
a. Menciptakan komunitas
b. Mengembangkan alat - alat yang memungkinkan orang untuk berbagi
pendapat mereka
c. Pemberi

saran

dan

penyebar

informasi untuk secara aktif

mempromosikan produk
d. Memberikan pendukung informasi yang mereka dapat berbagi

22

e. Menggunakan Man atau publisitas yang dirancang untuk menciptakan
buzz atau memulai percakapan
f. Mengidentifikasi

dan

menjangkau

orang - orang berpengaruh dan

masyarakat
g. Meneliti dan pelacakan percakapan online
2.7. Loyalitas Konsumen
Loyalitas konsumen sangat penting artinya bagi perusahaan yang menjaga
kelangsungan usahanya maupun kelangsungan kegiatan usahanya. Pelanggan yang
setia adalah mereka yang sangat puas dengan produk dan pelayanan tertentu,
sehingga mempunyai antusiasme untuk memperkenalkannya kepada siapapun yang
mereka kenal.
Menurut Oliver dalam Kotler dan Keller (2009 : 138) “Loyalitas adalah
Komitmen yang dipegang secara mendalam untuk membeli atau mendukung
kembali produk

atau

jasa yang disukai di masa depan meski pengaruh situasi

dan usaha pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan beralih”.
Menurut

Barnes

(2003:38)

“Loyalitas

adalah

bukti dari emosi yang

mentransformasikan perilaku pembelian berulang menjadi suatu hubungan”.
Menurut Tjiptono (2000 : 110) “loyalitas konsumen adalah komitmen pelanggan
terhadap suatu merek, toko atau pemasok berdasarkan sifat yang sangat positif dalam
pembelian jangka panjang”. Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa kesetiaan
terhadap merek diperoleh karena adanya kombinasi dari kepuasan dan keluhan.
Sedangkan kepuasan pelanggan tersebut hadir dari seberapa besar kinerja perusahaan
untuk

menimbulkan kepuasan tersebut dengan meminimalkan keluhan sehingga

diperoleh pembelian jangka panjang yang dilakukan oleh konsumen.

23

2.7.1 faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen
Mahalnya biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk menarik

konsumen

baru, maka perusahaan memprioritaskan untuk mempertahankan konsumen yang ada.
Dalam menciptakan kepuasan dan loyalitas konsumen maka suatu perusahaan harus
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan konsumen yang dianggap paling penting
disebut ”The big eight factor”
Menurut Griffin (2007:183) menyatakan secara umum loyalitas konsumen dapat
tercipta dengan beberapa faktor, antara lain :
1. Faktor Produk
A. Kualitas produk
Yaitu merupakan mutu dari semua komponen-komponen yang membentuk
produk, sehingga produk tersebut mempunyai nilai tambah untuk dijual dan dinikmati
oleh konsumen.
B. Hubungan nilai dengan harga
Merupakan hubungan antara harga dan nilai produk yang ditentukan oleh
perbedaan antara nilai yang diterima oleh konsumen dengan harga yang di bayar oleh
konsumen terhadap suatu produk yang di inginkan.
C. Bentuk produk
Bentuk produk merupakan komponen-komponen fisik dari suatu
menghasilkan suatu mamfaat.
D. Keandalan

produk yang

24

Merupakan kemampuan dari suatu perusahaan untuk menghasilkan suatu produk
sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen.
2. Faktor Pelayanan
A. Jaminan
Merupakan suatu jaminan yang ditawarkan oleh perusahaan untuk pengembalian
harga pembelian atau mengadakan perbaikan terhadap produk yang rusak atau hilang
setelah pembelian.
B. Respon dan pemecahan masalah
Response to and remedy of problems merupakan sikap dari karyawan khususnya
pemilik perusahaan dalam menanggapi keluhan serta masalah yang di hadapi oleh
konsumen.
3. Faktor Pembelian
A. Pengalaman karyawan
Merupakan semua hubungan antara konsumen dengan karyawan khususnya
dalam hal komunikasi dan informasi yang berhubungan produk dan pembelian.
B. Kemudahan dan kenyamanan
Convenience and azquisisition merupakan segala kemudahan dan kenyamanan
yang diberikan oleh perusahaan kepada konsumen dalam mendapatkan produk yang
dijual

25

2.7.2. Karakteristik konsumen yang loyal
Konsumen yang loyal merupakan aset penting bagi perusahaan, hal ini dapat
dilihat dari karaktersitik yang dimilikinya, banyak perusahaan yang mengandalkan
kepuasaan konsumen sebagai jaminan keberhasilan dikemudian hari tetapi kemudian
kecewa mendapati konsumennya

yang merasa puas dapat belanja produk pesaing

tanpa ragu - ragu. Sebaliknya loyalitas konsumen tampaknya merupakan ukuran yang
dapat lebih diandalkan untuk memprediksi pertumbuhan penjualan dan keungan.
Berbeda dari kepuasan yang merupakan sikap loyalitas dapat didefiniskan
berdasarkan perilaku pembeli, sebagaimana

diungkapkan Griffin (2007), konsumen

yang loyal memilki karaktersiktik sebgai berikut.
1. Melakukan pembelian ulang secara teratur
2. Melakukan pembelian antar lini produk dan jasa
3. Mereferensikan kepada orang lain
4. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan pesaing
2.7.3. Indikator loyalitas konsumen
Menurut Zeithaml et al (2009) tujuan akhir keberhasilan perusahaan menjalin
hubungan relasi dengan pelanggannya adalah untuk membentuk loyalitas yang kuat.
Indikator loyalitas kuat adalah :
1. Mengatakan hal positif, adalah mengatakan hal yang positif tentang produk yang
telah dikonsumsi
2. Rekomendasi teman, adalah merekomendasikan produk yang telah dikonsumsi
kepada teman

26

3. Pembelian ulang, adalah pembelian yang dilakukan secara terus menerus terhadap
produk yang telah dikonsumsi.
2.7.4 Tahapan loyalitas
Menurut Griffin yang dikutip oleh Hurriyati (2008:140) membagi tahapan
loyalitas menjadi 7 tahapan yaitu :
1. Suspect
Sekelompok otrang yang mungkin atau diyakini akan membeli produk atau jasa
yang dihasilkan
2. Prospect
Sekelompok orang tertarik atau membutuhkan perusahaan kita dan memiliki
kemampuan membeli barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan, tetapi belum
melakukan pembelian
3. Disqualified prospect
Prospek yang telah mengetahui keberadaan barang atau jasa dari perusahaan
anda, tetapi tidak mempunyai kebutuhan dan kemampuan barang atau jasa tersebut.
4. First time customers
Orang yang telah melakukan satu kali pembeliaan barang atau jasa perusahaan
anda hasilkan, tetapi belum tentu loyal terhadap perusahaan
5. Repeat customers
Orang yang telah melakukan pembelian ulang (dua kali atau lebih ) dari
perusahaan anda dalam kesempatan berbeda

27

6. Client
Orang yang membeli semua barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan anda
secara teratur. Hubungan dengan jenis konsumen ini kuat dan berlangsung lama
7. Advocates
Client yang secara aktif mendukung perusahaan anda, melakukan pembelian
barang

atau

jasa

yang

perushaan

anda

hasilkan

secara

teratur

dan

merekomendasikannya pada orang lain
Gambar 2.1
Piramida loyalitas
advocates

Client
Repeat customers
First time customers
Disqualified customers
prospect

suspect

2.7.5 Keuntungan memiliki konsumen yang loyal
Griffin (2005) mengemukakkan keuntungan - keuntungan yang akan diperoleh
perusahaan apabila memiliki konsumen yang loyal antara lain:

28

1. Dapat mengurangi biaya pemasaran (karena biaya untuk menarik konsumen yang
baru lebih mahal)
2. Dapat mengurangi biaya transaksi
3. Dapat mengurangi biaya turn over konsumen (karena penggantian konsumen yang
lebih sedikit)
4. Dapat meningkatkan penjualan silang, yang akan

memperbesar pangsa pasar

perusahaan
5. Mendorong wold of mouth yang lebih positif dengan asumsi bahwa konsumen
yang loyal juga berarti mereka yang merasa puas
6. Dapat mengurangi biaya kegagalan (seperti biaya penggantian)
2.8 . Penelitian terdahulu pada

pengaruh variabel kualitas produk terhadap

loyalitas konsumen
Banyak

penelitian

terdahulu

yang membahas mengenai pengaruh variabel

kualitas produk terhadap loyalitas konsumen. Beberapa penelitian terdahulu yang
meneliti merupakan penelitian yang cukup baru. Dari penelitian terdahulu tersebut
dapat dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang positif antara kualitas produk
terhadap loyalitas konsumen. Hal ini dapat dimaknai bahwa semakin baik kualitas
produk yang dilakukan oleh suatu perusahaan, maka akan semakin meningkat pula
loyalitas konsumennya. Penelitian sebelumnya terkait hal ini terangkum pada tabel
berikut ini:

Tabel 2.1

29

Penelitian terdahulu terkait variabel kualitas produk tehadap loyalitas
konsumen

N

Sumber

Hasil Penelitian

o
1.

Judul
penelitian

Suwarni dan

Terdapat

pengaruh Pengaruh

Mayasari

yang

signifikan kualitas produk

(2009)

antara
produk

kualitas dan

harga

terhadap terhadap

loyalitas konsumen

loyalitas
melalui
kepuasaan
konsumen

2.

Riswandhi

Kualitas

Ismail (2014)

berpengaruh
signifikan

produk Pengaruh
kualitas
terhadap layanan,

loyalitas nasabah

kualitas
produk,

dan

kepuasaan
nasabah
sebagai
prediktor
dalam
meningkatkan
loyalitas
nasabah
3.

Irawan dan

Kualitas

produk Analisa

30

Japarianto

berpengaruh

(2013)

terhadap

pengaruh
loyalitas kualitas produk

pelanggan
restoran

di terhadap
Por

Surabaya

Kee loyalitas
melalui
kepuasaan
konsumen
sebagai
variabel
intervening

4.

Hutomo (2013)

Kualitas
berpengaruh
terhadap
pelanggan

produk Pengaruh
kualitas produk
loyalitas dan

tingkat

kepuasaan
konsumen
terhadap
loyalitas
pelanggan pada
produk
makanan
telakrezz
cabang bekasi

2.9. Penelitian terdahulu pada pengaruh variabel WOM (word of mouth)
terhadap loyalitas konsumen

31

Banyak penelitian terdahulu yang membahas mengenai pengaruh variabel WOM
(word of mouth) terhadap loyalitas konsumen. Beberapa penelitian terdahulu yang
meneliti merupakan penelitian yang cukup baru. Dari penelitian terdahulu tersebut
dapat dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang positif antara WOM (word of
mouth) terhadap loyalitas konsumen. Hal ini dapat dimaknai bahwa semakin baik
WOM (word of mouth) yang dilakukan oleh suatu perusahaan, maka akan semakin
meningkat

pula

loyalitas

konsumennya.

Penelitian

sebelumnya

terkait

hal ini

terangkum pada tabel berikut ini:
Tabel 2.2
Penelitian terdahulu pada pengaruh variabel WOM (word of mouth)
terhadap loyalitas konsumen
No
1.

Sumber
Ida

Hasil Penelitian

Bagus Berpengaruh

Indra Saputra, positif

terhadap

Nurcahya

nasabah

Pengaruh relasi
dan konsumen dan

Alit Suryani, I signifikan
ketut

Judul Penelitian

WOM WOM terhadap
loyalitas loyalitas nasabah
bank BPD Bali
cabang Bandung

2.

Prahadinata

WOM

Pengaruh

dan Prabowo berpengaruh

keputusan

(2013)

signifikan

Advertising dan

terhadap

WOM terhadap

pembelian

serta keputusan

dampaknya

pembelian dan

terhadap loyalitas

dampaknya
terhadap brand
loyalitas PT

32

hobby Motor
Indonesia

2.6 Kerangka Pemikiran
Konsumen akan melakukan proses evaluasi terhadap kualitas produk minuman
teh gelas dari Orang Tua Group, sesuai dengan apa yang mereka cari dan diharapkan,
sehingga akhirnya mereka bersedia untuk membayar. Ketika proses ini berlangsung,
Konsumen mengamati dan menilai kemampuan perusahaan dalam memperhatikan dan
menangani masalah - masalah yang dihadapi konsumen. Masalah yang muncul disini
adalah penjualan yang fluktuaktif diduga kemungkinan karena kualitas produk yang
dirasakan konsumen berbeda dengan pesaing yang lain. Konsumen senantiasa
melakukan penilaian terhadap kinerja suatu produk, hal ini dapat dilihat dari
kemampuan produk

menciptakan kualitas produk dengan segala spesifikasinya

sehingga dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian terhadap
produk tersebut. Maka perusahaan harus mengevaluasi pada produk mereka. Dengan
data tersebut maka tentunya dibutuhkan minuman yang berkualitas agar penjualan
meningkat.
Karenanya, maka penelitian ini, kualitas produk merupakan salah satu faktor yang
sangat penting dalam menjamin ke loyalitas konsumen dari minuman teh gelas.
Dimensi kualitas produk yang digunakan dalam penelitian ini meliputi fitur, keandalan,
daya tahan, kualitas yang dipersepsikan. Adapun indikator dari dimensi kualitas produk
terhadap loyalitas konsumen meliputi Aroma/rasa, pengemasan, dan efek produk.
Ini sependapat dengan Kotler dan Armstrong (2012:283) kualitas produk adalah
kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsiya, hal ini termasuk
keseluruhan

durabilitas,

reliabilitas,

ketepatan,

kemudahan pengoperasian,

dan

33

reparasi produk, juga atribut produk lainnya.
Jika konsumen merasakan kualitas produk minuman teh gelas tersebut sesuai
dengan harapannya, maka kemungkinan besar konsumen akan terus menggunakan
produk tersebut yang berarti hal ini akan menciptkan loyalitas konsumen. Dimana
konsumen akan melakukan pembelian ulang atau bahkan merekomendasikan ke orang
lain sehingga hubungan konsumen dengan Orang Tua Group akan bertahan lama
dalam jangka waktu yang panjang. Karena Loyalitas konsumen merupakan ukuran
yang

lebih dapat diandalkan untuk

memprediksi pertumbuhan penjualan dan

keuntungan.
Sebaliknya jika konsumen tidak merasa puas terhadap kualitas produk minuman
teh gelas, maka konsumen akan meninggalkan Orang Tua Group untuk mencari dan
mencoba

produk

Teh

Minuman

Dalam Kemasan dari perusahaan lain dan

kemungkinan membandingkan atau mereka benar - benar pergi meninggalkan Orang
Tua Group dan tidak akan kembali lagi.
Selain kualitas produk, terjadinya fluktuatif penjualan teh gelas diduga karena
WOM (word of mouth). WOM (word of mouth) pada produk teh gelas masih
dirasakan kurang. WOM (word of mouth) atau biasa disebut dengan promosi dari
mulut ke mulut selalu menjadi fenomena marketing yang menarik untuk dibicarakan.
Indikator WOM (word of mouth) dalam penelitian ini adalah menceritakan,
merekomendasikan dan mendorong WOM (word of mouth) serta hanya perlu biaya
kecil dan bahkan tidak memerlukan biaya sama sekali. Dengan biaya kecil WOM
(word of mouth) mampu meminimalkan biaya atas promosi melewati iklan di TV,
radio, media reklame atau pun Internet, yang selama ini perusahaan teh gelas lebih
sering dikenal melalui tag linenya “ gula alami” di TV, atau media reklame.

34

Ini

sejalan

W O M ( word

dengan
of

pendapat

Griffin

(2002:130)

berpendapat

bahwa

mouth) adalah jalur yang paling kuat bagi bisnis untuk

mendapatkan pelanggan baru. Sedangkan Menurut

Siverman (2001) berpendapat

bahwa komunikasi WOM (word of mouth) merupakan komunikasi interpersonal
yang terjadi antara individu satu dengan individu yang lain berdasarkan pada
pengalaman yang dimiliki oleh masing - masing individu terhadap suatu perusahaan
atau produk baik yang berupa barang maupun jasa.
WOM (word of mouth) terjadi ketika pelanggan mulai membicarakan idenya
tentang layanan, merek, maupun kualitas dari produk yang dipakainya kepada orang
lain.

Dari

membicarakan,

mempromosikan

serta

merekomendasikan

akan

memperoleh yaitu mendorong WOM (wold of mouth) yang lebih positif dengan
asumsi bahwa konsumen merasa puas akan produk yang mereka pakai maka akan
menimbulkan loyalitas konsumen.
Berdasarkan latar belakang segala keunggulan yang dimiliki oleh minuman teh
gelas, tidak serta merta diikuti dengan angka penjualan yang stabil dan justru
cenderung fluktuatif, bisa dilihat dari Table 1.5 dan mengindikasikan kuatnya ikatan
emosional antara konsumen dan produk

teh gelas,

Oleh karena itu untuk

mendapatkan gambaran yang jelas mengenai apakah kualitas produk dan WOM
(Word of mouth) berpengaruh terhadap loyalitas konsumen, maka diperlukan suatu
penelitian tentang variabel tersebut
Untuk

memudahkan

pemahaman

mengenai

keseluruhan

penelitian ini, maka disusunlah kerangka pemikiran sebagai berikut:

rangkaian

dari

35

Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
Kualitas produk
(X1) : feature ,
keandalan, daya
tahan, kualitas yang
dipersepsikan

Loyalitas
Konsumen(Y)
bersikap positif dan
pembelian ulang
yang konsisten

WOM
(X2):membicarakan,
mempromosikan,
merekomendasikan

Sumber: Kualitas produk:Kotler dan Amstrong (2012:283)
WOM (word of mouth): Harjadi dan Fatmasari (2008)
Loyalitas konsumen :FAndi Tjiptono (2000:11)
2.8.Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih

perlu diuji kebenarannya

dengan melalui penelitian. Hipotesa akan diterima apabila penelitian itu menunjukkan
hasil yang membawa kebenaran terhadap hipotesis tersebut, sedangkan hipotesis itu
dinyatakan ditolak apabila kenyataan yang ada menolak. Hal ini sesuai dengan
pendapat

Arikunto

(2010:64)

Hipotesis

adalah suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul.”

36

Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahuli seperti yang diuraikan di
atas, maka hipotesis yang dikembangkan pada penelitian ini adalah :
H1
H2

: Kualitas produk mempunyai pengaruh positif terhadap loyalitas konsumen
: WOM (word of mouth)mempunyai pengaruh positif

terhadap loyalitas

konsumen
H3

: Kualitas produk dan WOM(word of mouth) secara bersamaan berpengaruh

positif terhadap loyalitas konsumen

Dokumen yang terkait

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN WOM (WORD OF MOUTH) TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA PRODUK MINUMAN TEH GELAS (Studi Kasus Di Jalan Mohammad Toha Gang Curung Candung Rw 06 Rt 4 Dan Rt 5 Kota Bandung)

0 0 6

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN WOM (WORD OF MOUTH) TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA PRODUK MINUMAN TEH GELAS (Studi Kasus Di Jalan Mohammad Toha Gang Curung Candung Rw 06 Rt 4 Dan Rt 5 Kota Bandung)

0 1 2

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN WOM (WORD OF MOUTH) TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA PRODUK MINUMAN TEH GELAS (Studi Kasus Di Jalan Mohammad Toha Gang Curung Candung Rw 06 Rt 4 Dan Rt 5 Kota Bandung)

0 0 7

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN WOM (WORD OF MOUTH) TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA PRODUK MINUMAN TEH GELAS (Studi Kasus Di Jalan Mohammad Toha Gang Curung Candung Rw 06 Rt 4 Dan Rt 5 Kota Bandung)

0 0 2

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN WOM (WORD OF MOUTH) TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA PRODUK MINUMAN TEH GELAS (Studi Kasus Di Jalan Mohammad Toha Gang Curung Candung Rw 06 Rt 4 Dan Rt 5 Kota Bandung)

0 0 2

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN WOM (WORD OF MOUTH) TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA PRODUK MINUMAN TEH GELAS (Studi Kasus Di Jalan Mohammad Toha Gang Curung Candung Rw 06 Rt 4 Dan Rt 5 Kota Bandung)

0 0 5

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN WOM (WORD OF MOUTH) TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA PRODUK MINUMAN TEH GELAS (Studi Kasus Di Jalan Mohammad Toha Gang Curung Candung Rw 06 Rt 4 Dan Rt 5 Kota Bandung)

0 0 2

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN WOM (WORD OF MOUTH) TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA PRODUK MINUMAN TEH GELAS (Studi Kasus Di Jalan Mohammad Toha Gang Curung Candung Rw 06 Rt 4 Dan Rt 5 Kota Bandung)

0 0 2

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN WOM (WORD OF MOUTH) TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA PRODUK MINUMAN TEH GELAS (Studi Kasus Di Jalan Mohammad Toha Gang Curung Candung Rw 06 Rt 4 Dan Rt 5 Kota Bandung)

0 0 2

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN WOM (WORD OF MOUTH) TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA PRODUK MINUMAN TEH GELAS (Studi Kasus Di Jalan Mohammad Toha Gang Curung Candung Rw 06 Rt 4 Dan Rt 5 Kota Bandung)

0 0 1