Strategi Komunikasi Pemasaran Objek Wisata Gundaling Dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Karo Chapter III VI

67

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
fenomenologi dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Creswell,
(2010: 4) proses penilaian kualitatif melibatkan upaya-upaya penting, seperti
mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data
yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data yang spesifik dari para
partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke
tema-tema yang umum, dan menafsirkan makna data. Penelitian kualitatif
bertujuan untuk menjelaskan fenomena sedalam-dalamnya melalui pengumpulan
data sedalam-dalamnya. Penelitian ini tidak mengutamakan besarnya populasi
atau sampling bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas. Jika data yang
terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka
tidak perlu mencari sampling lainnya. Di sini yang lebih ditekankan adalah
persoalan kedalaman (kualitas) data, bukan banyaknya (kuantitas) data.
Paradigma penelitian ini adalah konstruktivisme, dimana penelitian ini
bertujuan untuk menilai perilaku manusia secara fundamental berbeda dengan

perilaku alam, karena manusia bertindak sebagai agen yang mengkonstruksi
dalam realitas sosial mereka, baik itu melalui pemberian makna maupun
pemahaman perilaku. Paradigma ini dipengaruhi oleh perspektif interaksi simbolis
dan perspektif struktural fungsional. Perspektif interaksi simbolis ini mengatakan
bahwa manusia secara aktif dan kreatif mengembangkan respons terhadap

Universitas Sumatera Utara

68

stimulus dalam dunia kognitifnya (Bungin, 2008: 69).
Peneliti adalah bagian integral dari data, artinya peneliti ikut aktif dalam
menentukan jenis data yang diinginkan. Dengan demikian, peneliti menjadi
instrumen penelitian yang harus terjun langsung di lapangan. Karena itu penelitian
ini bersifat subyektif dan hasilnya lebih kasuistik bukan untuk digeneralisasikan.
Peneliti harus memahami realitas sosial dari berbagai sudut pandang orangorang yang hidup di dalamnya. Dalam tradisi penelitian kualitatif, proses
penelitian dan ilmu pengetahuan tidak sesederhana apa yang terjadi pada
penelitian kuantitatif. Karena sebelum hasil-hasil penelitian kualitatif memberi
sumbangan kepada ilmu pengetahuan, tahapan penelitian kualitatif melampaui
berbagai tahapan berpikir kritis alamiah yang mana seorang peneliti mulai

berpikir secara induktif, yaitu menangkap berbagai fakta dan fenomena sosial
melalui pengamatan di lapangan, kemudian melakukan analisis terhadap faktafakta tersebut (Bungin, 2008: 68).
3.2. Aspek Kajian
Peneliti mengkaji mengenai bagaimana ”Strategi Komunikasi Pemasaran
Objek Wisata Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo”. berdasarkan aspek-aspek yang ada
pada kerangka pemikiran. Jadi aspek kajian yang akan diteliti adalah :
1. Perencanaan komunikasi pemasaran terhadap objek wisata Gundaling dan
Pemandian Air Panas Semangat Gunung.
2. Strategi komunikasi pemasaran terhadap objek wisata Gundaling dan
Pemandian Air Panas Semangat Gunung.
3. Bentuk promosi yang dilakukan terhadap objek wisata Gundaling dan

Universitas Sumatera Utara

69

Pemandian Air Panas Semangat Gunung.
4. Faktor pendukung yang dihadapi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Karo, dalam pemasaran objek wisata Gundaling dan Pemandian

Air Panas Semangat Gunung.
5. Faktor penghambat yang dihadapi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Karo, dalam pemasaran objek wisata Gundaling dan Pemandian
Air Panas Semangat Gunung.
3.3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian atau informan adalah individu-individu yang diwawancarai
untuk kepentingan informasi dan data yang dibutuhkan oleh peneliti tentang
permasalahan yang akan diteliti sehingga peneliti akan mendapatkan hasil seperti
yang diinginkan dan dibutuhkan dalam penelitian tersebut. Informan merupakan
orang yang memberikan informasi tentang situasi dan kondisi dari latar penelitian.
Informan bersifat sukarela menjadi bagian dalam penelitian sekalipun secara
informal. Informan memberikan pandangan mengenai bagaimana Strategi
Komunikasi Pemasaran Objek Wisata Gundaling dan Pemandian Air Panas oleh
Dinas

Kebudayaan

dan

Pariwisata


Kabupaten

Karo

sehingga

peneliti

mendapatkan gambaran mengenai aktivitas yang sedang dikerjakan.
Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah orang-orang yang
dianggap memahami dan mengetahui tentang objek penelitian. Adapun informan
antara lain seperti para tamu/wisatawan yang ada di sekitar lokasi penelitian,
organisasi Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Karo, para
pelaku usaha pariwisata, dan Kepala Bidang Pemasaran dan Promosi Usaha
Pariwisata Kabupaten Karo.

Universitas Sumatera Utara

70


Sedangkan untuk lokasi, penelitian ini dilakukan pada Objek wisata
Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung serta Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Karo yang terletak di jalan Gundaling Nomor 1
Berastagi Telepon (0628) 91556.
3.4. Deskripsi Lokasi Penelitian
3.4.1. Gambaran Umum Kabupaten Karo
Kabupaten Karo terletak pada jajaran Bukit Barisan dan sebagian besar
wilayahnya merupakan dataran tinggi. Dua gunung berapi aktif terletak di wilayah
ini sehingga rawan gempa vulkanik. Wilayah Kabupaten Karo berada pada
ketinggian 120–1.420 meter di atas permukaan laut. Sebelah Utara berbatasan
dengan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang, sebelah Selatan dengan
Kabupaten Dairi dan Kabupaten Samosir, sebelah Timur dengan Kabupaten Deli
Serdang dan Kabupaten Simalungun, dan sebelah Barat dengan Kabupaten Aceh
Tenggara Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (BPS: Karo dalam Angka Tahun
2015). Untuk jelasnya dapat dilihat pada lampiran gambar peta Kabupaten Karo.
Kabupaten Karo terletak pada ketinggian 140 sampai dengan 1420 meter di
atas permukaan laut dengan perbandingan luas sebagai berikut:
• Daerah ketinggian 140 sampai dengan 200 meter di atas permukaan laut seluas
9.550 Ha (4.49 %).

• Daerah ketinggian 200 sampai dengan 500 meter di atas permukaan laut seluas
11.373 Ha (5.35 %).
• Daerah ketinggian 500 sampai dengan 1000 meter di atas permukaan laut
seluas 79.215 Ha (37,24%).
• Daerah ketinggian 1000 sampai dengan 1420 meter dari permukaan laut seluar
112.587 Ha (52,92%).
Ibukota Kabupaten Karo adalah Kabanjahe yang terletak sekitar 76 km

Universitas Sumatera Utara

71

sebelah selatan Kota Medan ibukota Provinsi Sumatera Utara. Sejak zaman
Belanda Kabupaten Karo sudah terkenal sebagai tempat peristirahatan. Setelah
kemerdekaan Republik Indonesia kemudian dikembangkan menjadi daerah tujuan
wisata di Propinsi Sumatera Utara. Objek-objek pariwisata di Kabupaten Karo
adalah panorama yang indah di daerah pegunungan, air terjun, air panas dan
kebudayaan Karo yang unik. (Sumber: BPS Karo dalam Angka Tahun 2015).
Kabupaten Karo terkenal sebagai daerah penghasil buah-buahan, sayur-mayur
dan bunga-bungaan, dan mata pencaharian penduduk yang terutama adalah usaha

pertanian pangan, hasil hortikultura, perkebunan rakyat dan Pariwisata. Keadaan
hutan cukup luas yaitu mencapai 129.749Ha atau 60,99 persen dari luas
Kabupaten Karo. Kabupaten Karo merupakan Daerah Hulu Sungai (DHS) dan
Daerah Aliran Sungai (DAS) Wampu/Ular, sub Daerah Aliran Sungai Laubiang.
Suhu udara rata-rata di Kabupaten Karo berkisar antara 18,4°C - 19,3°C,
dengan kelembaban udara rata-rata setinggi 88,39 persen, tersebar antara 86,3
persen sampai dengan 90,3 persen. Di Kabupaten Karo seperti daerah lainnya
terdapat dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan
pertama mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Januari dan musim hujan
kedua mulai bulan Maret sampai dengan bulan Mei. Arah angin terbagi 2 (dua)
arah/gerak yaitu angin yang berhembus: Dari arah Barat kira-kira bulan Oktober
sampai dengan bulan Maret dan dari arah Timur dan Tenggara antara bulan April
sampai dengan bulan September.
Pengembangan pariwisata di Kabupaten Karo perlu direncanakan secara
terarah dan berkesinambungan. Selain sektor ini memberi pengaruh yang sangat
luas terhadap pengembangan sektor lainnya antara lain penambahan devisa

Universitas Sumatera Utara

72


daerah,

peningkatan

pendapatan

masyarakat,

perluasan

lapangan

kerja,

memelihara kepribadian dan kebudayaan Karo serta melestarikan lingkungan.
Dalam rangka pengembangan perlu ditingkatkan pendayagunaan sumber dan
potensi kepariwisataan daerah menjadi kegiatan utama yang dapat diandalkan.
Sektor pariwisata ditempatkan dalam prioritas setelah pertanian. Kedepan
direncanakan potensi dan obyek-obyek wisata Kabupaten Karo akan terus digali,

dikembangkan dan diberdayakan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
pembangunan yang berwawasan lingkungan. Obyek wisata tersebut yang antara
lain Bukit Gundaling, Gunung Sibayak, Gunung Sinabung, Desa Sempajaya, Desa
Lingga, Taman Hutan Raya, Berastagi, Air Terjun Sipiso-piso, Tongging, Lau
Debuk-debuk, Danau Lau Kawar, Air Terjun Sikulikap, Semangat Gunung,
Sikodon-kodon, dan lain- lain. Kondisi geografis Kabupaten Karo juga berpotensi
untuk wisata alam, misalnya kawasan hutan sebagai obyek bagi ekowisata.
Kabupaten Karo yang sudah lama dikenal sebagai sentra produksi komoditas
sayur-sayuran, buah-buahan, dan tanaman bunga juga dikelola dan dikembangkan
menjadi obyek wisata agrowisata. Adat istiadat masyarakat akan diusahakan
menjadi daya tarik bagi wisatawan baik dalam dan luar negeri. Untuk mendukung
rencana tersebut peningkatan pelayanan fasilitas umum dan penyediaan sarana,
prasarana,

dan

akomodasi

akan


menjadi

prioritas

dalam

membangun

perekonomian Kabupaten Karo. Kawasan cagar budaya adalah kawasan dimana
lokasi bangunan hasil budaya manusia bernilai tinggi maupun bentukan geologi
alami khas berada dan kawasan ini sangat bermanfaat jika dikembangkan sebagai
kawasan pariwisata.

Universitas Sumatera Utara

73

3.4.2. Objek Wisata Gundaling
1.


Gambaran Umum Objek Wisata Bukit Gundaling
Salah satu dari beberapa objek wisata yang melengkapi keindahan Kota

Berastagi adalah Bukit Gundaling. Bukit Gundaling yang berjarak sekitar 2
kilometer dari pusat Kota Berastagi ini, berada di ketinggian sekitar 1.575 meter
dari permukaan laut. Bukit Gundaling tersebut menjadi salah satu tujuan bagi
wisatawan yang mengunjungi Berastagi. Bukit tersebut banyak ditumbuhi oleh
pohon-pohon pinus dan bunga-bungaan yang cantik terlihat indah. Apalagi ketika
berada di puncaknya, sudah pasti pemandangan indah serta udara yang segar
langsung menjadi suguhan pertama bagi wisatawan. Jarak dari Gunung Sinabung
ke Bukit Gundaling sekitar 15 Km (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Karo
Tahun 2016).
Untuk menuju bukit Gundaling dapat ditempuh dengan menggunakan
kendaraan pribadi, atau kendaraan umum yang ada di Berastagi. Namun yang
menjadi kendala adalah minimnya jumlah armada angkutan umum yang menuju
puncak bukit tersebut. Untuk menyiasati kendala ini, wisatawan dapat mencarter
atau menyewa angkutan dari Berastagi dengan harga hanya Rp. 20.000 (dua puluh
ribu rupiah) sekali carter.
2. Fasilitas
Bukit Gundaling merupakan Kawasan Wisata Alam yang menawarkan
panorama alam yang indah dan udara yang sejuk. Dari puncak Gundaling
pengunjung akan disuguhi pemandangan yang indah hamparan Kota Berastagi,
Gunung Sibayak dan Sinabung.
Di obyek wisata Bukit Gundaling terdapat:

Universitas Sumatera Utara

74

1. Gazebo dan tempat istirahat bagi para pengunjung.
2. Pedagang sovenir, baju dan oleh-oleh khas lainnya.
3. Kafetaria / Rumah Makan.
Setiap sudut Bukit Gundaling terdapat rumah makan/kafetaria yang bisa
dimanfaatkan wisatawan untuk bersantai dan makan.
4. Sekuriti / Keamanan
Dilengkapi dengan pos pengamanan. Pos ini dipergunakan oleh petugas yang
berjumlah 6 sampai 7 orang untuk mengawasi kawasan wisata ini serta untuk
mengontrol keamanan para pengunjung.
5. Pemandangan yang indah di sekitar Bukit Gundaling.
6. Areal parkir yang luas namun penataannya belum tertata dengan rapi.
(Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo Tahun 2016)
3.4.3. Objek Wisata Pemandian Air Panas Semangat Gunung
1. Gambaran Umum Pemandian Air Panas Semangat Gunung
Objek wisata Pemandian Air Panas Semangat Gunung yang dulunya sering
disebut dengan Pemandian Air Panas Raja Berneh atau juga dikenal masyarakat
luar sebagai Air Panas Sidebuk-debuk, kini telah berubah nama menjadi Air Panas
Semangat Gunung. Perubahan ini sejalan dengan pergantian nama desa Raja
Berneh menjadi desa Semangat Gunung pada tahun 2008 yang lalu. Dimana
dulunya objek wisata ini termaksud ke dalam kecamatan Simpang Empat
Kabupaten Karo namun pada tahun 2008 mekar menjadi Kecamatan Merdeka dan
nama desa tersebut juga ikut diganti menjadi Semangat Gunung. Pada lokasi
Pemandian Air Panas Semangat Gunung terdapat beberapa pemandian Air panas
alam yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat setempat antara lain: Karona

Universitas Sumatera Utara

75

Hot Spring, Pesona, Bere Karona, Rindu Alam, Purnama, Pariban, Neila
Ginting dan sebagainya.
Untuk dapat mencapai lokasi obyek wisata Pemandian Air Panas Semangat
Gunung bisa ditempuh dengan menggunakan sepeda motor, bus umum dan mobil
pribadi dengan jarak lebih kurang 60 km arah selatan Kota Medan. Jarak
Pemandian Air Panas Semangat Gunung dari Kota Berastagi 13 km dan dari jalan
utama Medan-Berastagi hanya 4 Km. Sedangkan Jarak dari Gunung Sinabung ke
Pemandian Air Panas Semangat Gunung sekitar 27 Km jadi relatif aman dari
erupsi Gunung Sinabung. Sekarang sudah banyak angkutan masuk ke objek
wisata ini mulai dari ojek, bus angkutan Rio, angkutan Sibayak dan Karya
Transport (KT) yang telah melayani penumpang selama 24 jam dari dan menuju
Air Panas Semangat Gunung (Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Karo Tahun 2016).
2. Fasilitas
Sesuai dengan namanya, selain memiliki pemandian air panas, objek wisata
ini merupakan Kawasan Wisata Alam yang menawarkan panorama alam yang
indah dan udara yang sejuk. Di obyek wisata Pemandian Air Panas Semangat
Gunung terdapat:
1. Kolam Pemandian
Pengelolaan kolam pemandian ini dilakukan oleh masyarakat setempat.
Masing-masing tempat pemandian memiliki lebih dari 10 buah kolam
pemandian dengan temperatur air rata-rata 350C dan temperatur udara sekitar
270C. Saat ini Pemandian Air Panas Semangat Gunung mulai ramai dikunjungi pengunjung. Sebagian pendaki banyak memanfaatkan kolam-kolam

Universitas Sumatera Utara

76

air panas ini untuk melepaskan kepenatannya selama pendakian dengan cara
berendam di dalam kolam tersebut setelah mendaki Gunung Sibayak di mana
Pemandian Air Panas ini persis berada di kaki Gunung Sibayak.
2. Penginapan
Ada sekitar 6 penginapan di objek wisata alam ini. Semuanya dikelola oleh
pemilik kolam dan setiap penginapan bisa menampung sampai ratusan orang.
3. Kafetaria / Rumah Makan
Di setiap kolam memiliki rumah makan/kafetaria yang bisa dimanfaatkan
wisatawan untuk bersantai dan makan.
4. Sekuriti / Keamanan
Dilengkapi dengan pos pengamanan. Pos ini dipergunakan oleh petugas yang
berjumlah 2 sampai 3 orang untuk mengawasi kawasan wisata ini serta untuk
mengontrol keamanan para pengunjung.
5. Pemandangan yang indah di sekitar Pemandian Air Panas Semangat Gunung.
6. Areal parkir yang luas di setiap wilayah pemandian air panas.
(Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo Tahun 2016)
3.4.4. Gambaran Umum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Karo
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo merupakan unsur
pelaksana Pemerintah Daerah Kabupaten, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas
yang berada di bawah dan bertangung jawab kepada Kepala Daerah melalui
Sekretaris Daerah Kabupaten. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata memiliki tugas
pokok dalam bidang kebudayaan dan pariwisata khususnya dalam menjaga,
mengelola dan meningkatkan industri pariwisata dan kebudayaan yang dimiliki

Universitas Sumatera Utara

77

Kabupaten Karo sehingga Kabupaten Karo tetap menjadi sebuah tujuan obyek
wisata yang banyak diminati oleh orang banyak.
1. Visi dan Misi
Setiap organisasi harus memiliki falsafah yang menjadi penentu arah gerak
organisasi itu. Falsafah organisasi merupakan hal yang mutlak diketahui dan
dipahami oleh setiap anggotanya serta komitmen untuk menuruti dan
merealisasikannya sehingga apa yang menjadi tujuan organisasi dapat tercapai.
Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Karo memiliki Visi dan Misi
Organisasi yang dapat dianggap sebagai falsafah organisasi. Visi dan Misi yang
telah dirumuskan bersifat tetap dan jangka panjang yang juga menjadi kerangka
dasar Perencanaan Strategis.
Visi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo yakni
“Mewujudkan kepariwisataan Karo yang maju, modern berwawasan lingkungan
dan berdaya saing tinggi dengan mempertahankan nilai-nilai budaya Karo melalui
peran serta masyarakat dan dunia usaha yang seluas-luasnya untuk meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah dan kesejahteraan masyarakat”.
Misi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo:
1. Memanfaatkan potensi pariwisata minat khusus secara optimal.
2. Memberdayakan secara maksimal obyek dan daya tarik wisata operasional
dan potensial serta agrowisata.
3. Keberpihakan kepada pengusaha menengah kebawah serta masyarakat,
khususnya pengusaha dan masyarakat lokal.
4. Peningkatan kemitraan antara berbagai instansi teknis pemerintah untuk
mencapai tujuan pembangunan yang saling terkait.

Universitas Sumatera Utara

78

5. Peningkatan kualitas aparatur Pemerintah, pelaku pariwisata dan
masyarakat terkait.
6. Membina budaya sebagai aset pariwisata.
7. Mendorong pembangunan prasarana, sarana dan fasilitas wisata.
8. Peningkatan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran wisatawan.
9. Menumbuh kembangkan sadar wisata di tengah-tengah masyarakat.
10. Membina usaha pariwisata baik yang telah ada maupun yang akan
dibangun.
2. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Karo
Kedudukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo berdasarkan
surat keputusan Bupati Karo Nomor 04 Tahun 2004 tentang Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Karo adalah : tentang uraian tugas dan
jabatan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo yang merupakan
unsur Pelaksana Kegiatan Pemerintah Daerah Kabupaten Karo di Bidang
Kebudayaan dan Pariwisata.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo mempunyai tugas pokok
yaitu untuk melaksanakan urusan pemerintahan daerah dibidang Kebudayaan dan
Kepariwisataan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Dalam
menyelenggarakan dan melaksanakan tugas pokok di atas, Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Karo menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya
b. Penyelenggaraan urusan Pemerintahan dibidang pengelolaan Kebudayaan, Seni
dan Kepariwisataan serta pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya.

Universitas Sumatera Utara

79

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pengelolaan Kebudayaan, Seni dan
Kepariwisataan sesuai dengan lingkup tugasnya.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan lingkup
tugasnya.
Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Karo adalah:
a. Mengembangkan dan memperluas diversifikasi produk dan kualitas pariwisata
yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat, kesenian, kebudayaan dan
sumber daya alam dengan tetap memperhatikan kelestarian seni dan budaya
tradisional serta pelestarian lingkungan hidup.
b. Meningkatkan jumlah kunjungan Wisnus dan Wisman dan meningkatkan
minat investor untuk berinvestasi di Kabupaten Karo.
c. Mengembangkan kepariwisataan di Kabupaten Karo sebagai sektor andalan
untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.
3. Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo
Susunan organisasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Daerah Kabupaten
Karo terdiri atas:
 Kepala Dinas
 Sekretariat
 Kasubbag. Keuangan
 Kasubbag. Umum dan Kepegawaian
 Kabid. Bina Obyek dan Daya Tarik Wisata
 Kabid.Pembinaan Seni dan Kebudayaan
 Kabid.Pemasaran dan Promosi Usaha Pariwisata

Universitas Sumatera Utara

80

 Kabid Perencanaan
 Seksi Pengembangan dan Daya Tarik Wisata
 Seksi Kebudayaan dan Peninggalan Sejarah
 Seksi Informasi dan Promosi Pariwisata
 Seksi Perencanaan Program dan Pengendalian
 Seksi Penyuluhan, Pembinaan dan Pengembangan Pariwisata
 Seksi Kesenian dan Atraksi Wisata
 Seksi Pengawasan dan Perizinan Usaha Pariwisata
 Seksi Pengumpulan Data, Pengolahan dan Pelaporan
 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendapatan
 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Promosi Pemasaran
Untuk mengetahui pola hubungan struktur organisasi Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Karo dapat dilihat pada bagan 3.1 di bawah ini:

Universitas Sumatera Utara

81

Universitas Sumatera Utara

82

3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data itu sangat penting dalam sebuah penelitian karena
dengan inilah kita bisa melihat penelitian ini karya ilmiah yang disusun secara
sistematik, logis, dan pencarian data yang valid. Hal ini diperlukan untuk proses
analisis data dalam penelitian dan berguna untuk menemukan suatu kesimpulan
serta membantu peneliti dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya.
Teknik pengumpulan ini dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dihimpun secara
langsung dari sumbernya yang berbentuk opini objek secara individual atau
kelompok. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dengan
beberapa informan dari para pengunjung (wisatawan), organisasi Perhimpunan
Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) cabang Kabupaten Karo, para pelaku usaha
pariwisata dan Kepala Bidang Pemasaran dan Promosi Usaha Pariwisata
Kabupaten Karo. Informan adalah orang yang benar-benar tahu dan terlibat dalam
subyek penelitian tersebut. Peneliti memastikan dan memutuskan siapa orang
yang dapat memberikan informasi yang relevan yang dapat membantu menjawab
pertanyaan peneliti.
Sedangkan data sekunder adalah data yang didapat dari bacaan dan berbagai
macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat dinas, notulen rapat, surat
kabar, majalah, buku pariwisata sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai
instansi pemerintah. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah:
a. Wawancara mendalam
Wawancara mendalam merupakan metode pengumpulan data dengan jalan

Universitas Sumatera Utara

83

tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada
tujuan penelitian (Lerbin,1992 dalam Hadi, 2007: 76). Tanya jawab „sepihak‟
berarti bahwa pengumpul data yang aktif bertanya, sementara pihak yang ditanya
aktif memberikan jawaban atau tanggapan. Dari definisi itu, kita juga dapat
mengetahui bahwa tanya jawab dilakukan secara sistematis, telah terencana dan
mengacu pada tujuan penelitian yang dilakukan.
Pada penelitian, wawancara dapat berfungsi sebagai metode primer,
pelengkap atau sebagai kriterium (Hadi, 1992: 77). Sebagai metode primer, data
yang diperoleh dari wawancara merupakan data yang utama guna menjawab
pemasalahan penelitian. Mengenai latar belakang penggunaan wawancara sebagai
metode pengumpulan data pada suatu penelitian, pendapat Allport (dalam Hadi,
1992:135) berikut perlu dipertimbangkan: “If we want to know how people feel,
what their experience and what they remember, what their emotions and motives
are like, and the reasons for acting as they do – why not ask them?” Dari
pendapat itu, kita mengetahui bahwa wawancara dapat atau lebih tepat digunakan
untuk memperoleh data mengenai perasaan, pengalaman dan ingatan, emosi,
motif, dan sejenisnya secara langsung dari subjeknya.
b.

Dokumentasi
Menurut Burhan Bungin, (2007: 121) “ metode dokumenter adalah salah satu

metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial
untuk menelusuri data histories”. Sedangkan Sugiyono, (2007: 329) menyatakan
bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk
tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”.
Metode atau studi dokumen, meski pada mulanya jarang diperhatikan dalam

Universitas Sumatera Utara

84

metodologi penelitian kualitatif, pada masa kini menjadi salah satu bagian yang
penting dan tak terpisahkan dalam metodologi penelitian kualitatif. Hal ini
disebabkan oleh adanya kesadaran dan pemahaman baru yang berkembang di para
peneliti, bahwa banyak sekali data yang tersimpan dalam bentuk dokumen dan
artefak. Sehingga penggalian sumber data lewat studi dokumen menjadi
pelengkap bagi proses penelitian kualitatif. Bahkan Guba seperti dikutip oleh
Bungin, (2007: 122) menyatakan bahwa tingkat kredibilitas suatu hasil penelitian
kualitatif sedikit banyaknya ditentukan pula oleh penggunaan dan pemanfaatan
dokumen yang ada.
Metode dokumentasi ini tidak kalah penting dengan metode lainnya. Mencari
dan mengumpulkan data dan informasi mengenai hal-hal yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, foto atau gambar, agenda yang berkaitan
dengan objek penelitian.
3.6.

Metode Analisis Data
Terdapat tiga jalur analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data,

dan penarikan kesimpulan (Miles dan Huberman: dalam Sutopo, 2002: 96).
Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah
dibaca. Analisis data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik
deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau fenomena. Metode
yang digunakan dalam analisis data yaitu dengan menggunakan model analisis
interaktif. Pada dasarnya model analisis interaktif proses berbentuk siklus, artinya
pada bentuk ini peneliti tetap bergerak di antara tiga komponen analisis (reduksi
data, sajian data, penarikan simpulan atau verifikasi) dengan proses pengumpulan
data selama kegiatan pengumpulan data berlangsung. Sesudah pengumpulan data

Universitas Sumatera Utara

85

berakhir peneliti bergerak diantara tiga komponen analisanya (reduksi data, sajian
data, penarikan simpulan atau verifikasi) dengan menggunakan waktu yang masih
tersisa bagi penelitiannya (Sutopo, 2002: 96 ).
Proses analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data
sampai selesai pengumpulan data, yaitu :
1. Analisis sebelum di lapangan
Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki
lapangan. Analisis dilakukan terhadap data sekunder yang akan digunakan untuk
menentukan fokus penelitian. Namun fokus penelitian ini masih bersifat
sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.
2. Analisis selama di lapangan
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan
data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang
diwawancarai setelah analisis terasa belum memuaskan, maka peneliti
melanjutkan pertanyaan lagi, dimana tahap itu diperoleh data yang dianggap
kredibel. Analisis data merupakan bagian terpenting dalam metode ilmiah karena
analisis data dapat berguna dalam pemecahan masalah penelitian. Proses analisis
data yang diadopsi dari Miles dan Huberman (dalam Sutopo, 2002: 96) adalah:
1. Reduksi data
Adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis di lapangan. Proses ini berlangsung terus menerus selama penelitian
berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul sebagaimana terlihat

Universitas Sumatera Utara

86

dari kerangka konseptual penelitian, permasalahan studi dan pendekatan
pengumpulan data yang dipilih peneliti. Reduksi data meliputi: 1) meringkas data,
2) mengkode, 3) menelusur tema, 4) membuat gagas-gagas (Sutopo, 2002: 92).
Reduksi data merupakan bentuk yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara
sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil. Reduksi tidak perlu
diartikan sebagai kuantifikasi data.
2. Penyajian data (data display)
Adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi
kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Bentuk penyajian data kualitatif: 1) teks naratif: berbentuk catatan lapangan,
2) matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Bentuk-bentuk ini menggabungkan
informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih,
sehingga memudahkan untuk melihat apa yang sedang terjadi, apakah kesimpulan
sudah tepat atau sebaliknya melakukan analisis kembali.
Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara mendalam
dimana data tersebut ditulis tidak terstruktur dan tidak terkonsep hanya berupa
catatan untuk mengingat-ingat saja, melalui alat bantu wawancara. Kemudian
dibuatkan transkripnya dengan mengubah hasil catatan tersebut untuk diubah
menjadi tulisan rapi yang terkonsep dan terstruktur dengan baik. Lalu peneliti
mengelompokkan tulisan tersebut berdasarkan uraian kategori, tema dan pola
jawaban.
Setelah itu peneliti akan menggali dan menggabungkan dari sumber data yang
tersedia melalui sumber referensi dari buku-buku literature yang mendukung

Universitas Sumatera Utara

87

objek penelitian, serta mencari data tambahan dengan melakukan observasi
lapangan untuk memperoleh data yang konkrit dan valid tentang segala sesuatu
yang diteliti.
3. Penarikan simpulan dan verifikasi
Setelah memperoleh data, peneliti mencoba mengambil kesimpulan dari data
yang telah diperoleh. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.Tetapi apabila kesimpulan
yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid saat
peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin saja
tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih
bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.
Selama

penelitian

berlangsung,

kesimpulan

dapat

diverivikasi

dengan

mengumpulkan data baru agar semakin jelas dan kesimpulan yang diambil
nantinya benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Data harus segera dianalisis
setelah dikumpulkan dan dituangkan dalam bentuk laporan lapangan.
Penelitian kualitatif harus mengungkap kebenaran yang objektif, oleh sebab
itu keabsahan data dalam sebuah penelitian kualitatif sangat penting. Melalui
keabsahan data kridibilitas (kepercayaan) penelitian kualitatif dapat dicapai.
Dalam penelitian ini untuk mendapatkan keabsahan data dilakukan dengan
triangulasi. Adapun triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

Universitas Sumatera Utara

88

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2002: 178). Denzin (dalam
Moleong, 2002: 178) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik
pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan
teori.
Dalam memenuhi keabsahan data penelitian ini digunakan triangulasi dengan
sumber. Menurut Patton, triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Moleong, 2002: 178).
Hal tesebut dapat dicapai dengan membandingkan data hasil pengamatan dan data
hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum
dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, membandingkan apa yang
dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan
sepanjang waktu, membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi. Dalam penelitian ini trianglulasi dilakukan
membandingkan hasil wawancara dengan observasi dan isi dokumen yang
berkaitan.

Universitas Sumatera Utara

89

BAB IV
TEMUAN PENELITIAN

4.1. Proses Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan berbagai persiapan sebelum melakukan
pengumpulan data diantaranya adalah pengumpulan beberapa literatur yang
terkait dengan topik penelitian ini yang diambil dari buku, jurnal, berita dari
website, majalah dan surat kabar. Setelah literatur cukup maka dilakukan pra
penelitian sampai dengan wawancara untuk pengumpulan data. Pra penelitian
dilakukan untuk mengetahui ketersediaan data sesuai dengan topik penelitian ini
dan kesediaan pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo untuk
memberikan data yang diperlukan peneliti. Wawancara dilakukan kepada para
pengunjung objek wisata penelitian, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran
Indonesia (PHRI) cabang Kabupaten Karo, para pelaku usaha pariwisata dan
Kepala Bidang Pemasaran dan Promosi Usaha Pariwisata Kabupaten Karo untuk
mendapatkan data berupa informasi yang lengkap terkait topik penelitian ini.
Dalam mengumpulkan data mulai dari pra penelitian sampai wawancara,
peneliti menggunakan alat pencatat manual, memotret dengan kamera, merekam
dengan recorder. Hasil yang dikumpulkan diolah untuk dianalisis sesuai dengan
metode analisis data sebagaimana yang disebutkan dalam Bab III. Sebagai bahan
pendukung hasil wawancara, peneliti juga mengumpulkan bahan dokumentasi
berupa Rencana Kerja Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Karo Tahun 2011-2015, Rencana Kerja (Renja) tahun
2016, foto-foto serta video dokumentasi kegiatan komunikasi pemasaran antara

Universitas Sumatera Utara

90

lain seperti: event Pesta Budaya Mejuah-Juah, Pesta Bunga dan Buah, serta
Festival Danau Toba.
Penelitian ini dilakukan mulai bulan April sampai dengan Juli 2016.
Pada saat melakukan wawancara peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud dari
penelitian yang akan dilakukan dan menanyakan kesediaan informan untuk
diwawancarai. Peneliti menemui langsung informan di objek wisata penelitian
yang berjarak sekitar ± 17-27 Km dari tempat tinggal peneliti. Informan ada yang
langsung bersedia dan ada yang tidak langsung bersedia diwawancara dengan
alasan adanya kesibukan lainnya. Jadi wawancara dilakukan setelah menyepakati
waktu yang ditentukan. Adapun kategorisasi data informan dalam wawancara
yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Informan
Nama
1
Mikha
Dayan
Sinaga, M.KOM
2
Njayam S

Tabel : 4.1
Kategorisasi
Pengunjung

Umur
28 Tahun

Alamat
Helvetia-Medan

Pengunjung

55 Tahun

Kuala-Langkat
Selangor-Malaysia
(Asia)
Paris, France
(Eropa)
Scotts Head, NSW,
Australia
Losmen Sibayak
Jalan Veteran
Berastagi
Jalan Kuta Cane
Kabanjahe
Jalan Udara
Berastagi
Desa Semangat
Gunung Kab. Karo
Kabanjahe

3

T.Selvadorai

Pengunjung

47 Tahun

4

Crist

Pengunjung

37 Tahun

5

Tom Hawkins

Pengunjung

27 Tahun

Pelaku Wisata Travel
Agency, Perhotelan/
Ketua PHRI
7
Kriswanto Ginting Pelaku Wisata Pengelola
Museum Pusaka Karo
8
Rasdianto Tarigan
Pelaku Wisata/Eks Ketua
Pelaku Wisata Gundaling
9
Sedia Surbakti
Pelaku Wisata Pengelola
Pemandian Air Panas
10
Piala Putera, SE
Goverment
Sumber : Peneliti Tahun 2016
6

Dickson Pelawi

50 Tahun

26 Tahun
47 Tahun
48 Tahun
49 Tahun

Universitas Sumatera Utara

91

Dari kategorisasi data informan tersebut, peneliti akan melakukan cross check
kebenaran data/informasi yang diberikan dari hasil wawancara peneliti dengan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo, maupun para pelaku wisata
dengan apa yang disampaikan oleh para informan pengunjung. Peneliti
membaginya menjadi tiga bagian yang akan menjawab fokus masalah yang ada di
bab 1 dan aspek kajian sebagaimana disebutkan pada bab 3 sesuai dengan
kompetensinya masing-masing. Dimana yang pertama adalah 5 (lima) orang
informan pengunjung yang terdiri dari 2 (dua) orang wisatawan domestik, dan 3
(tiga) orang wisatawan mancanegara akan menjawab aspek kajian yang ketiga,
keempat dan kelima yakni „mengenai bentuk-bentuk promosi, faktor yang
menjadi pendukung dan penghambat strategi komunikasi pemasaran objek wisata
Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung‟.
Kedua yakni 4 (empat) orang informan pelaku wisata, termaksud Ketua
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) cabang Kabupaten Karo akan
menjawab pertanyaan pada aspek kajian yang pertama dan kedua yakni
„bagaimana perencanaan dan

strategi komunikasi pemasaran objek wisata

Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung‟. Sedangkan yang ketiga
adalah informan terakhir yakni Kepala Bidang Pemasaran dan Promosi Usaha
Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo yang dapat
menjawab kelima aspek kajian yang ada pada bab 3 tersebut. Namun kebenaran
hasil jawaban tersebut akan dilakukan cross check baik kepada hasil wawancara
dengan pengunjung maupun para pelaku usaha wisata itu sendiri.

Universitas Sumatera Utara

92

4.2 Temuan Penelitian
Peneliti berhasil mengumpulkan data dari hasil wawancara dan dokumentasi.
Hasil temuan data penelitian yang akan dipaparkan merupakan hasil reduksi data,
dimana data yang ditampilkan adalah data yang dianggap peneliti dapat menjawab
fokus masalah dan tujuan penelitian ini sebagaimana dimaksud pada Bab I. Untuk
memudahkan dalam memahami hasil temuan maka dilakukan pengkategorisasian
data yang disesuaikan dengan aspek kajian pada Bab III.
Berdasarkan dokumentasi yang peneliti lakukan dari dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja (Renja)
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo terdapat beberapa temuan
yang dapat menjawab permasalahan penelitian. Misalya ketersediaan anggaran
yang kurang untuk melaksanakan program kegiatan. Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata telah menyusun program/kegiatan pemasaran dan promosi pariwisata
Karo terkhusus lokasi penelitian namun kegiatan ini sering terkendala diakibatkan
kurangnya dana. Hal ini juga tidak terlepas dari dukungan Bupati dan juga
legislatif untuk pengesahan anggaran APBD.
Aspek kajian selanjutnya adalah kurangnya anggaran untuk berpartisipasi
pada pelaksanaan event pariwisata dan budaya baik di dalam maupun luar negeri
serta sarana untuk promosi pariwisata yang digunakan masih kurang. Di samping
itu juga masih kurangnya koordinasi di antara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
dengan organisasi pariwisata Karo misalnya dengan Ketua Perhimpunan Hotel
dan Restoran Indonesia (PHRI) Karo Bapak Dickson Pelawi (informan 6)
mengatakan tidak ada koordinasi dengan pihak mereka dalam merencanakan
pelaksanaan pergelaran Pesta Mejuah-juah pada tanggal 28-31 Mei 2016 yang

Universitas Sumatera Utara

93

lalu. Beliau mengatakan bahwa pihak mereka tidak diikutsertakan dalam
koordinasi pelaksanaan event tersebut. Seharusnya Dinas Pariwisata mengajak
semua stage holders usaha pariwisata untuk berpartisipasi agar dapat
mendatangkan lebih banyak wisatawan berkunjung ke Karo. Informan 6 juga
menambahkan seharusnya event seperti ini dilakukan pada musim libur anak
sekolah sehingga kemungkinan lebih banyak pengunjung akan semakin besar.
Faktor yang mempengaruhi hal ini dari internal Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata adalah jumlah bahan promosi yang dapat disiapkan masih terbatas dan
terbatasnya dukungan anggaran untuk mengikuti event promosi di berbagai
tingkat. Sedangkan faktor yang mempengaruhi hal ini dari eksternal adalah masih
kurangnya koordinasi pihak pengusaha pariwisata untuk melakukan promosi
wisata dan belum adanya dukungan pihak swasta/pengusaha untuk melakukan
promosi. Untuk mengatasi permasalahan ini diupayakan penambahan anggaran
untuk pengadaan bahan promosi dan untuk sarana promosi serta meningkatkan
koordinasi dengan para pelaku dan organisasi pariwisata.
Sasaran strategis yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Karo dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan dan lama
tinggal wisatawan adalah meningkatnya pelestarian dan pengembangan seni
budaya, serta meningkatnya promosi kepariwisataan. Indikator capaian kinerja
dari sasaran strategis meningkatnya pelestarian dan pengembangan seni budaya
adalah pelaksanaan sejumlah event seni dan budaya. Misalnya pelaksanaan Pesta
Mejuah-juah yang menampilkan ciri khas budaya masyarakat Karo seperti
pakaian adat Karo, tari tradisional, pencak silat Karo (ndikkar), makanan dan
minuman tradisional serta permainan tradisional lainnya seperti catur Karo dan

Universitas Sumatera Utara

94

sebagainya. Indikator capaian kinerja dari sasaran strategis meningkatnya promosi
kepariwisataan adalah jumlah partisipasi event dalam dan luar negeri, dan jumlah
sarana promosi yang dilakukan, sehingga meningkatkan kunjungan wisatawan ke
lokasi penelitian.
Kegiatan yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo
sesuai dengan visinya yakni mewujudkan kepariwisataan Karo yang maju,
modern

berwawasan

lingkungan

dan

berdaya

saing

tinggi

dengan

mempertahankan nilai-nilai budaya Karo melalui peran serta masyarakat dan
dunia usaha yang seluas-luasnya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan
kesejahteraan masyarakat. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain:
1. Menata dan meningkatkan daya tarik Objek Wisata Gundaling dan
Pemandian Air Panas Semangat Gunung.
2. Menggali, melestarikan dan mengembangkan kesenian dan kebudayaan
Karo.
3. Bekerja sama dengan para media untuk pemberitaan positif tentang
Gunung Sinabung.
4. Menjalin kerjasama dengan stakeholder, investor dalam pengembangan
pariwisata.
5. Melakukan promosi pariwisata yang seluas-luasnya.
Adapun hasil temuan penelitian ini akan diuraikan secara berurutan sesuai
dengan aspek kajian yang disebutkan pada Bab III. Data yang dikumpulkan
melalui hasil wawancara dan dokumentasi akan disajikan berdasarkan point-point
dalam aspek kajian penelitian ini. Untuk lebih jelas masing-masing point aspek
kajian akan dijadikan sub bab sebagai berikut ini:

Universitas Sumatera Utara

95

4.2.1.

Perencanaan

Strategi

Komunikasi

Pemasaran

Objek

Wisata

Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo sebagai Satuan Kerja
Perangkat

Daerah

(SKPD)

teknis

melakukan

berbagai

kegiatan

untuk

mengembangkan dan memajukan serta meningkatkan kunjungan wisatawan ke
Karo khususnya Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung. Salah
satu kegiatan yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo
adalah Event Pesta Mejuah-juah dan Pesta Bunga Buah serta menjadi tuan rumah
pergelaran Festival Danau Toba Tahun 2015 yang lalu. Kegiatan Event Pesta
Mejuah-juah yang telah rutin diselengarakan setiap tahunnya bertujuan dalam
rangka penggalian, pelestarian dan pengembangan seni budaya Karo serta
meningkatkan kunjungan wisatawan ke Karo. Demikian juga dengan Pesta Bunga
dan Buah yang bertujuan untuk memperkenalkan Karo sebagai sentra penghasil
buah dan bunga yang terkenal.
Kedua kegiatan ini sudah merupakan kegiatan yang dicatat dalam calender of
event di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo dan Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Sumatera Utara. Ke depannya kegiatan ini
juga akan menjadi calender of event di Kementerian Pariwisata. Sedangkan
Festival Danau Toba juga bertujuan untuk penggalian, pelestarian dan
pengembangan seni budaya memperkenalkan daerah yang ada di sekitar kawasan
Danau Toba. Semua itu bertujuan untuk menarik minat wisatawan dan menambah
lama tinggal wisatawan di lokasi penelitian.

Universitas Sumatera Utara

96

Semua kegitan ini melalui proses perencanaan secara matang dengan
melibatkan pihak-pihak terkait. Sebagaimana dikatakan oleh Bapak Piala Putera,
SE selaku Kepala Bidang Pemasaran dan Promosi Usaha Pariwisata Kabupaten
Karo selanjutnya disebut informan 10 sebagai berikut:
“Tahap pertama yang dilaksanakan adalah melakukan penelitian terhadap
kegiatan yang apa yang akan disusun oleh Dinas Kebudayaan dan Kabupaten
Karo. Hal ini dilakukan melalui penelitian semacam survey dan dilanjutkan
dengan rapat intern untuk membahas program kegiatan yang akan
dilaksanakan. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai SKPD teknis tentu
berkewajiban untuk mengusung program atau kegiatan yang dapat
meningkatkan upaya pencapaian visi dan misi Kabupaten maupun visi dan
misi SKPD. Anda juga tahu, kalau sebenarnya pengelolaan pemasaran kedua
objek wisata itu terintegrasi baik terhadap objek-objek wisata yang lainnya.
Jadi Dinas Pariwisata dalam merencanakan pemasaran objek wisata baik
Gundaling maupun Air Panas Semangat Gunung tentunya melalui berbagai
tahapan yakni penyusunan Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) sampai pada program dan kegiatan
dimasukkan rencana pemasaran dan promosi objek wisata yang ada di Karo
dan terkhusus juga Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung.
Semuanya dimasukkan dalam Rencana Kerja Anggaran (RKA) Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata. Bidang Pemasaran dan Promosi Usaha
Pariwisata merupakan bidang yang menangani promosi kegiatan pariwisata
yang ada di Daerah. Apabila dana yang kita ajukan disetujui maka kita
tinggal melaksanakan kegiatan bidang Pemasaran dan Promosi Pariwisata.
Dulu kita pernah melibatkan para pelaku wisata baik perhotelan, travel
agency maupun PHRI. Namun apabila kita tampung semua keinginan mereka
yang sarat dengan kepentingan masing-masing maka kita yang akan
kewalahan. Jadi sekarang kita sendiri yang membuat perencanaannya namun
pada tahap pelaksanaannya kita akan undang mereka”.
Lebih lanjut informan 10 mengatakan sebagai berikut :
“Pemasaran Objek Wisata Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat
Gunung kita lakukan melalui konsep perencanaan, dalam perencanaan
tersebut dibahas tentang sasaran kegiatan di mana salah satu sasaran dari
kegiatan itu adalah membangun sinergitas dari pada Kabupaten/Kota,
terutama Kabupaten Kota se-kawasan Danau Toba. Di samping itu juga
sasaran kita antara lain : 1.Wisatawan di kawasan Sumatera Utara seperti
daerah Medan, Binjai, Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai dan Siantar
dan 2. Adalah di luar Sumatera Utara pada saat kita melaksanakan pameran
dan event wisata di luar provinsi maupun luar negeri”.
Namun pada kesempatan lain Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI)
Bapak Dickson Pelawi selanjutnya disebut informan 6, mengharapkan agar ke-

Universitas Sumatera Utara

97

depannya para pelaku wisata lebih dilibatkan lagi dalam perencanaan kegiatan
pariwisata yang ada di Kabupaten Karo. Sebagaimana yang beliau sampaikan
berikut:
“Dulu awal-awalnya kita pernah terlibat dengan Dinas Pariwisata. Kita maunya
satu langkah, satu langkah kita bekerja. Kita tau, jadi begini hasilnya kalau kita
sama-sama kerja dan mana yang tidak bagus bisa kita perbaiki di masa
mendatang. Sampai hari ini kita dari PHRI belum pernah diundang untuk
bersama-sama menyusun perencanaan pemasaran dan promosi pariwisata oleh
Dinas Pariwisata Karo, kita tidak tau besok lusa ya... Kita hanya diundang pas
mau ada acara saja. (sambil menunjukkan himbauan dari Lurah Setempat) coba
anda lihat surat ini, kita disuruh untuk memasang Lambe (Janur) di depan
rumah masing-masing. Namun kita tidak pernah dilibatkan dalam perencanaan
pelaksanaan event ini, tiba-tiba kita dapat undangan seperti ini. Kita kan
bingung, kita tidak dilibatkan tiba-tiba ada himbauan pemasangan lambe-lambe
seperti ini”.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Kriswanto Ginting selaku pengelola
Museum Pusaka Karo (informan 7), sebagai berikut:
“Kita tidak pernah dilibatkan dalam perencanaan pemasaran objek wisata
Gundaling dan Pemandian Air Panas Semangat Gunung, serharusnya kita juga
selaku pelaku wisata yang bergerak dalam bidang adat budaya Karo diikut
sertakan dalam perencanaan komunikasi pemasaran wisata Karo supaya
wisatawan dapat lebih banyak berkunjung. Menurut saya cuma mereka saja
dari Dinas Pariwisata. Hendaknya ke depan ini perlu diperbaiki lagi. Ini perlu
menjadi bahan evaluasi bagi semua, kami juga selaku pelaku wisata perlu
diikut sertakan agar kami tau apa agenda wisata kita di Kabupaten Karo ini”.
Tidak berbeda jauh dengan apa yang disampaikan oleh Rasdianto Tarigan
selaku pelaku wisata/eks ketua pelaku wisata Gundaling (informan 8)
mengatakan, “pada saat acara saja kita dilibatkan oleh Dinas Pariwisata. Misalnya
ada pemeran kita diundang untuk berpartisipasi, namun pada saat penyusunan
perencanaan promosinya kami dari pelaku wisata tidak dilibatkan”. Kriswanto
Ginting selanjutnya disebut informan 9 juga menyampaikan hal yang sama yakni:
“Tidak pernah, serharusnya kita juga selaku pelaku wisata yang bergerak dalam
bidang adat budaya Karo diikut sertakan dalam perencanaan Komunikasi

Universitas Sumatera Utara

98

Pemasaran wisata Karo supaya wisatawan dapat lebih banyak berkunjung. Ini
merupakan sebuah evaluasi bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk
perbaikan kedepannya”.
Pemasaran objek Wisata di Karo khususnya Gundaling dan Pemandian Air
Panas Semangat Gunung dikemas semenarik mungkin dengan menggabungkan
nilai seni budaya dengan perkembangan sekarang yaitu memodifikasi beberapa
kegiatan agar lebih menarik dan atraktif. Untuk menentukan kegiatan promosi
tahun berikutnya maka dilakukan evaluasi terhadap kegiatan dan melakukan
survey untuk kegiatan yang akan dilakukan. Seperti yang disampaikan oleh
informan 10 sebagai berikut:
“Selalu kita lakukan evaluasi. Kita melakukan evaluasi terhadap kegiatan
pemasaran objek wisata tak terkecuali Gundaling dan Pemandian Air Panas
Semangat Gunung melalui pelaksanaan promosi. Seperti pelaksanaan event
Pesta Budaya Mejuah-juah bulan Mei kemarin secara menyeluruh, content
kegiatan, lokasi, kemudian kerjasama SKPD. Evaluasi dimulai dengan
mengadakan rapat dan hasil rapat dibuatkan notulen tertulis untuk
ditindaklanjuti. Ada beberapa saran seperti supaya ada tim kreatif di luar
dinas, yang memikirkan bagaimana tindakan mengemas itu, sehingga
kedepannya nanti promosi melalui event ini dapat dikelola oleh pihak swasta
atau pelaku wisata itu sendiri. Dalam rapat muncul beberapa usulan dari
peserta rapat seperti dari kecamatan s