Strategi Komunikasi Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan Dalam Memasarkan Kota Medan Sebagai Kota Wisata Chapter III VI

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Metode Penelitian
Metodologi dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan
bagaimana peneliti akan mengumpulkan serta menganalisis data yang ada.
Penelitian adalah proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu tertentu
melalui suatu metode-metode ilmiah dan aturan-aturan yang berlaku. Suatu
penelitian ilmiah sangat penting untuk didesain agar dapat memberi gambaran
serta arah yang jelas mengenai suatu rencana yang akan dijalankan oleh peneliti.
Tuckman dalam Arikunto (2006:150) menyatakan bahwa:
“Research is a systematic attempt to provide answers to questions. Such answer
maybe abstract and general as is often the case in basic research or they mabe
highly concrete and specific as is often case in applied”.
Desain penelitian merupakan suatu proses yang diperlukan baik dalam
suatu perencanaan hingga pelaksanaan penelitian. Namun, dalam arti yang lebih
sempit, desain penelitian hanya meliputi pengumpulan serta analisis data saja.
Desain penelitian ini diharapkan dapat memberikan jawaban secara abstrak
maupun umum atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam suatu penelitian
dasar.
Menurut Moleong (2009:6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang

secara holistik bermaksud untuk memahami hal apa yang dialami oleh subjek
penelitian, baik itu perilaku, persepsi, motivasi, maupun tindakannya, dan secara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Sehingga dalam penelitian kualitatif

55
Universitas Sumatera Utara

ini bukan hanya sekedar penyajian data apa adanya melainkan juga berusaha
menginterpretasikan korelasi sebagai faktor yang ada yang berlaku meliputi sudut
pandang atau proses yang sedang berlangsung.
Sedangkan Sugiyono (2012:8), mengartikan penelitian kualitatif sebagai
metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang
alamiah; disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini
lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut
sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih
bersifat kualitatif. Dengan demikian dapat dipahami bahwa penelitian deskriptif
dengan menggunakan pendekatan kualitatif adalah penelitian yang dilakukan
dengan menggunakan pemahaman peneliti dalam mengamati fenomena yang
dialami oleh subjek penelitian dengan memanfaatkan berbagai gambaran secara
sistematis.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang artinya peneliti
lebih menekankan pada proses daripada hasil aktivitas. Selain itu, peneliti
menganalisis dari berbagai sudut pandang, artinya bahwa peneliti tidak saja
memperhatikan suara dan perspektif dari aktor saja, tapi juga kelompok dari
aktor-aktor yang relevan dan interaksi antara mereka. Metode ini juga memiliki
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Selain itu, penelitian ini
berupaya

mendeskripsikan, mencatat, menganalisis dan menginterpretasikan

kondisi yang sekarang ini terjadi. Melalui metode penelitian ini, peneliti akan
menjelaskan strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kota Medan dalam memasarkan Kota Medan sebagai kota wisata

56
Universitas Sumatera Utara

serta hambatan-hambatan yang dalam memasarkan kota Medan tersebut sebagai
kota wisata. Analisis akan dilakukan secara mendalam, yaitu secara lengkap dan

teliti terhadap seorang individu selaku informan.

3.2.Aspek Kajian
Untuk mendapatkan penjelasan terhadap fokus masalah penelitian ini,
maka aspek kajian penelitian ini, yaitu:
(1) Strategi komunikasi pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Medan dalam memasarkan Kota Medan sebagai kota wisata.
(2) Hambatan yang ditemukan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Medan dalam memasarkan Kota Medan sebagai kota wisata.

3.3.Subjek Penelitian
Informan memiliki fungsi dalam mendapatkan informasi yang maksimal.
Oleh karena itu untuk menjadi seorang informan harus memiliki kriteria sebagai
berikut :
1. Mereka menguasai atau memahami komunikasi pemasaran pariwisata sebagai
bagian dalam kegiatan mereka untuk memasarkan Kota Medan sebagai kota
wisata di tengah-tengah wisatawan.
2. Mereka memiliki cukup waktu untuk diwawancarai.
3. Mereka menyampaikan informasi sesuai kebenaran fakta yang terdapat di
lapangan.

Penentuan informan dalam penelitian ini ditentukan melalui metode
purposif, yang artinya peneliti menentukan kelompok peserta yang menjadi

57
Universitas Sumatera Utara

informan sesuai dengan kriteria terpilih yang relevan dengan masalah penelitian
tertentu.
Informan dalam penelitian ini ada sepuluh orang yang terdiri dari:
1. Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan
yaitu Bapak Zulfisyah Yanda Srg, S.Sos, M.Si.
2. Sekretaris PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia) Sumatera Utara,
yaitu Ibu Dewi Juita Purba.
3. Ketua ASITA (Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies)
Sumatera Utara yaitu Bapak Solahudin Nasution.
4. Anggota DPRD Kota Medan sebanyak satu orang yaitu Bapak Boydo H.K
Panjaitan.
5. Perwakilan dari Dinas Bina Marga sebanyak satu orang, yaitu Bapak Ir.
H.Zulkifli, MAP.
6. Perwakilan dari travel agency sebanyak satu orang yaitu Bapak Iwan.

Peneliti memilih TX Travel Agency sebagai salah satu informan karena TX
Travel Agency merupakan salah satu travel yang cukup besar dan memiliki
cabang di beberapa daerah di Indonesia sehingga nama travel ini cukup
diperhitungkan di Kota Medan. Travel ini juga sudah cukup lama
berkecimpung di Kota Medan yaitu sekitar 8 tahun dan merupakan salah satu
anggota ASITA (Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies)
Sumatera Utara.
7. Tokoh masyarakat sebanyak dua orang yaitu Bapak R.E Nainggolan dan
Bapak Parlindungan Purba, SH, MH.

58
Universitas Sumatera Utara

8. Para wisatawan yang berkunjung ke Kota Medan sebanyak dua orang, yaitu
satu wisatawan lokal (Ibu Grace) dan satu wisatawan mancanegara (Bapak
Wong Lou Fu).
Peneliti hanya memilih dua informan saja karena wisatawan dalam penelitian
ini hanya sebagai alat untuk memperkuat dan mengcross-checked data saja,
sehingga peneliti menilai bahwa dua wisatawan saja sudah cukup untuk
dijadikan informan. Jadi, keseluruhan terdapat sepuluh informan dalam

penelitian ini.

3.4.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah proses dalam mengadakan data baik data
primer maupun sekunder untuk keperluan suatu penelitian. Dalam penelitian ini,
metode pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
1. Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan. Dalam
melakukan observasi, peneliti harus memahami betul apa yang hendak direkam.
Agar tidak mengganggu objek pengamatan, maka pencatatan merupakan hal yang
amat dilematis untuk dilakukan.
Ada berberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan observasi, yaitu
(Arikunto, 2006:160) :
a. Hal apa yang hendak diamati.
b. Bagaimana mencatat pengamatan.
c. Alat bantu pengamatan.

59
Universitas Sumatera Utara


d. Bagaimana mengatur jarak antara pengamat dan objek yang diamati.
Selama observasi berlangsung, peneliti mengamati aktivitas yang ada di
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan.

Adapun

observasi

yang

peneliti lakukan adalah pertama sekali peneliti mengamati setiap kegiatan yang
dilakukan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan. Kemudian,
peneliti mulai mengumpulkan data-data maupun bahan-bahan promosi yang
digunakan dalam kegiatan pariwisata. Peneliti akhirnya menemukan brosur,
leaflet, peta pariwisata di Kota Medan, serta booklet yang digunakan Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan ketika mengadakan kegiatan pemasaran
pariwisata. Bahan promosi tersebut diletakkan pada counter informasi yang
terletak pada pintu depan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan. Selain
itu, peneliti juga mengamati media interaktif yang digunakan Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kota Medan, seperti website dan facebook. Peneliti kemudian
mengakses website Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan dengan alamat
www.medantourism.com dan facebook dengan alamat Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Medan. Kemudian, peneliti mulai menggali lebih dalam lagi
beberapa kegiatan yang berhubungan dengan pariwisata di Kota Medan dengan
mewawancarai Kepala Bidang Pemasaran pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kota Medan. Setelah itu, peneliti mencoba menggali lebih dalam bagaimana
strategi komunikasi yang telah dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
itu dalam memasarkan Kota Medan sebagai kota wisata.

60
Universitas Sumatera Utara

2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang ingin diteliti.
Menurut Arikunto (2006:155), wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan
oleh pewawancara untuk memperoleh data informasi dari terwawancara.
Tujuan diadakannya wawancara adalah untuk menggali data atau
informasi dan keterangan dari subjek penelitian. Wawancara biasanya dipandu

dengan menggunakan pedoman wawancara. Selain itu, pengumpul data dapat
menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur, dan material lain
yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar.
Pedoman wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancara
terstruktur secara in depth interview, dimana peneliti menggunakan pedoman
wawancara yang tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
datanya serta untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan secara mendalam. Dalam
penelitian ini, peneliti juga menggunakan media voice recorder sebagai alat bantu
pada saat proses wawancara.
Peneliti mewawancarai sepuluh informan yang sudah ditetapkan peneliti
dan masing-masing berasal dari latar belakang yang berbeda, namun berhubungan
dengan pariwisata yang ada di Kota Medan. Kesepuluh informan tersebut
diwawancarai berdasarkan pertanyaan yang sudah ditetapkan. Setelah peneliti
melakukan wawancara, jawaban dari hasil wawancara tersebut dicatat dalam hasil
wawancara yang ada pada halaman lampiran.

61
Universitas Sumatera Utara

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk lebih memperkuat data yang ada. Penelitian
dengan teknik dokumentasi bertujuan untuk mengumpulkan data sekunder berupa
dokumen-dokumen, arsip, peraturan perundang-undangan, catatan-catatan resmi,
jurnal serta bahan laporan yang peneliti temukan di lapangan melalui teknik
wawancara.

3.5. Metode Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang
dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan
apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain (Bogdan & Biklen dalam Moleong, 2009:248).
Selanjutnya tahapan analisis data kualitatif adalah sebagai berikut (Janice
McDrury dalam Moleong, 2009:248):
1. Membaca/ mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada
dalam data;
2. Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang
berasal dari data;
3. Menuliskan “model” yang ditemukan;
4. Koding yang telah dilakukan.

Namun dalam penelitian ini seperti yang dikemukakan Sugiyono
(2012:247), teknik analisis data yang digunakan adalah :
1. Reduksi data (data reduction)

62
Universitas Sumatera Utara

Reduksi data bertujuan untuk meningkatkan kualitas data sehingga
kompilasi data yang semula seolah-olah belum teratur dapat disusun kembali ke
dalam bentuk yang baru. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema serta
polanya. Reduksi data dapat diperoleh dengan peralatan elektronik seperti
komputer mini dengan memberikan kode pada aspek tertentu.
Peneliti dalam melakukan reduksi data pertama sekali memahami secara
keseluruhan permasalahan pariwisata yang ada di Kota Medan serta bagaimana
promosi pariwisata yang dilakukan dalam konteks komunikasi pemasaran
pariwisata. Selanjutnya, peneliti mengumpulkan setiap materi yang ada dalam satu
tempat dan memulai melakukan analisis awal. Peneliti akan membuang mana halhal yang dianggap tidak penting dalam penelitian dan mana yang dianggap
penting untuk dimasukkan ke dalam penelitian. Langkah selanjutnya adalah
peneliti membaca kembali transkrip-transkrip wawancara dengan para informan
dan menyusun kembali hasil transkrip wawancara ke dalam bab pembahasan.

2. Penyajian data (data display)
Penyajian data merupakan proses interpretasi, proses pemberian makna
secara etik, baik terhadap unsur maupun totalitas agar mempermudah dalam
pemahaman suatu masalah. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat
dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart, dan sejenisnya.
Peneliti dalam tesis ini menyajikan data dalam bentuk bagan dan tabel untuk
mempermudah pembaca dalam memahami pembahasan dari tesis ini.

63
Universitas Sumatera Utara

3. Penarikan kesimpulan (conclusion drawing)
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran
suatu obyek yang sebelumnya masih kabur atau gelap sehingga setelah diteliti
menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
Proses penarikan kesimpulan pada umumnya disertai dengan saran, bagian-bagian
tertentu yang masih memiliki relevansi dengan penelitian, tetapi dengan berbagai
alasan belum bisa dilakukan sehingga perlu dilanjutkan dalam penelitian di
lapangan, baik oleh peneliti sendiri maupun orang lain.

3.6.Teknik Keabsahan Data/ Triangulasi
Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi
sumber

(Bungin,

2012:256-257).

Triangulasi

sumber

dilakukan

dengan

menganalisis jawaban subjek dengan meneliti data empiris (sumber data lainnya)
yang tersedia. Hal ini juga dilakukan untuk melakukan cross checked dengan
dokumen yang ada.

64
Universitas Sumatera Utara

BAB IV
TEMUAN PENELITIAN
4.1.Proses Penelitian
Proses yang dilakukan dalam penelitian ini untuk menjawab fokus
permasalahan dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengamatan awal dilakukan dengan melihat jumlah kunjungan wisatawan
selama berberapa tahun terakhir, lalu membandingkannya dengan tahun-tahun
sebelumnya. Jumlah kunjungan wisatawan ini diperoleh dari Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan melalui Kepala Bidang Pemasaran.
Pengamatan ini sebelumnya telah dilakukan sebelum peneliti terjun ke
lapangan untuk melakukan proses wawancara. Setelah itu, peneliti
menentukan siapa saja yang akan menjadi informan baik dari lingkup internal
maupun eksternal. Dalam hal ini, lingkup internal berasal dari instansi Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan, sedangkan lingkup eksternal berasal
dari salah satu anggota DPRD Kota Medan, perwakilan dinas Bina Marga
Kota Medan, wisatawan, tokoh masyarakat, PHRI (Perhimpunan Hotel &
Restoran Indonesia), ASITA (Association of the Indonesian Tours and Travel
Agencies), serta salah satu travel agency di Kota Medan.
2. Menyusun pedoman wawancara dalam bentuk pertanyaan yang akan diajukan
kepada informan penelitian berdasarkan pada fokus masalah penelitian yang
terdapat di Bab I.

65
Universitas Sumatera Utara

3. Pengumpulan data mulai dari pra penelitian hingga wawancara, peneliti
menggunakan alat pencatat manual, kamera, dan tape recorder. Hasil yang
dikumpulkan diolah dan dianalisis sesuai dengan metode analisis data.
4. Membuat salinan wawancara ke dalam bentuk transkrip tulisan layaknya
naskah tanpa adanya editan dan kemudian memasukkan setiap detail kata per
kata dari percakapan yang dihasilkan wawancara tersebut ke dalam hasil
transkrip wawancara tersebut.
5. Melakukan analisis data berdasarkan hasil wawancara dengan para informan
yang akan dijelaskan pada hasil penelitian di lapangan pada bab 4.2.4.

4.2.Temuan Penelitian
4.2.1. Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan
Susunan organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan adalah
sebagai berikut:
1. Kepala Dinas
2. Sekretaris
3. Kasubbag Umum
4. Kasubbag Keuangan
5. Kasubbag Penyusunan Program
6. Kabid Kebudayaan
7. Kabid Sarana Pariwisata
8. Kabid Objek dan Daya Tarik Wisata
9. Kabid Pemasaran
10. Kasie Kesenian dan Budaya

66
Universitas Sumatera Utara

11. Kasie Sejarah dan Kepurbakalaan
12. Kasie Perfilman
13. Kasie Akomodasi Wisata
14. Kasie Rumah Makan, Restoran, dan Bar
15. Kasie Usaha Jasa Pariwisata
16. Kasie Hiburan Umum
17. Kasie Objek Wisata Rekreasi
18. Kasie Atraksi dan Ketangkasan
19. Kasie Informasi
20. Kasie Promosi
21. Kasie Penyuluhan dan Kerjasama Wisata
Pola hubungan struktur organisasi tersebut dapat dilihat pada bagan di
bawah ini:

67
Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.1. Bagan Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan
KEPALA DINAS
SEKRETARIS

SUBBAG UMUM

SUBBAG
KEUANGAN

SUBBAG
PENYUSUNAN
PROGRAM

BIDANG SARANA
PARIWISATA

BIDANG OBJEK DAN
DAYA TARIK WISATA

BIDANG PEMASARAN

SEKSI KESENIAN DAN
BUDAYA

SEKSI AKOMODASI
WISATA

SEKSI HIBURAN
UMUM

SEKSI INFORMASI

SEKSI SEJARAH DAN
KEPURBAKALAAN

SEKSI RUMAH
MAKAN, RESTORAN,
DAN BAR

SEKSI OBJEK WISATA
REKREASI

SEKSI PROMOSI

SEKSI USAHA JASA
PARIWISATA

SEKSI ATRAKSI DAN
KETANGKASAN

SEKSI PENYULUHAN
DAN KERJASAMA
WISATA

68

BIDANG
KEBUDAYAAN

SEKSI PERFILMAN

68
Universitas Sumatera Utara

4.2.2. Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan
Visi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan adalah
“Menjadikan Kota Medan sebagai daerah tujuan wisata (DTW)”.
Sedangkan misi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan adalah:
1. Melindungi, melestarikan aset-aset kebudayaan daerah yang datangnya dari
warisan leluhur dan memberikan kebebasan berekspresi dalam kesenian
budaya dengan mengacu kepada nilai-nilai agama dan adat budaya yang ada.
2. Meningkatkan, menampilkan atraksi budaya lokal dan kesenian daerah.
3. Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata.
4. Meningkatkan pelayanan kepariwisataan terutama sadar wisata masyarakat di
daerah tujuan wisata dan pelaku usaha pariwisata.
5. Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat terhadap peraturan dalam bidang
kepariwisataan.
Guna mewujudkan visi dan misi tersebut, Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Medan mengadakan beberapa kegiatan atau event yang diadakan
setiap tahunnya. Berbagai event atau kegiatan ini diselenggarakan oleh pihak luar
maupun oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan sendiri. Adapun
kegiatan tersebut diantaranya adalah:
1. Table Top Bandung pada tahun 2015.
2. Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) pada bulan April 2016.
3. Pagelaran Seni Budaya Multi Etnis pada 25 April 2016.
4. Medan Melayu Fashion Day pada 30 April 2016.
5. Perayaan Agama Budha pada bulan Mei 2016.
6. Pekan Inovasi Sumut pada bulan Mei 2016.

69
Universitas Sumatera Utara

7. Gelar Melayu Serumpun pada 18-20 Agustus 2016.
8. Medan Heritage Exhibition pada 20 Agustus 2016.
9. Karnaval Budaya dan Kendaraan Antik pada 27 Agustus 2016.
10. Festival Kuliner Kota Medan pada bulan September 2016.
11. Pemilihan Jaka Dara Kota Medan bulan Oktober 2016.
12. Panggung Hiburan Rakyat yang selalu diadakan tiap Sabtu malam atau malam
minggu.
13. Ramadhan Fair yang diselenggarakan tiap bulan suci Ramadhan (tergantung
jatuhnya tanggal puasa).
14. Christmas Season pada bulan Desember 2016.

4.2.3. Potensi Pariwisata Kota Medan
Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari
keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan
kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan
jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada
3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu
topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 37,5 meter di atas permukaan laut.
Secara administratif, batas wilayah kota Medan adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

70
Universitas Sumatera Utara

Kota Medan memiliki berberapa potensi pariwisata yang menarik,
diantaranya adalah:
1. Wisata religi
a. Masjid Raya
Masjid ini terletak di Jl.Sisingamangaraja, Kota Medan. Masjid ini sebagai
lambung kota Medan yang memiliki nilai budaya dan sejarah besar di
Sumatera Utara. Masjid ini dapat menampung sekitar 1.500 jemaah untuk
melaksanakan sholat setiap hari. Masjid ini dibangun oleh Sultan Makmun
Al Rasyid, yang didesain oleh Dengimans dari Belanda dengan gaya
arsitektur Moorish, dan berdiri pada tahun 1906. Banyak turis dari
berbagai negara yang datang mengunjungi masjid ini.
b. Gereja Immanuel
Gereja Immanuel merupakan gereja tertua di Medan, yang terletak di
Jl.Diponegoro. Gereja ini dibangun pada tahun 1921, dan masih digunakan
oleh umat Kristiani untuk kebaktian pada hari minggu dan hari lainnya,
seperti : upacara pernikahan, Misa Natal, dan lain-lain. Gereja ini dapat
menampung sekitar 500 umat Kristiani untuk mendengarkan khotbah
Pendeta.Kita dapat menemukan Gereja tua lainnya di kota Medan,
tepatnya di jalan Pemuda, yaitu Gereja Katolik Roma yang dibangun pada
tahun 1929. Gereja ini masih digunakan untuk umat Katolik pada hari
minggu dan hari lainnya seperti acara pernikahan dan sebagainya.

71
Universitas Sumatera Utara

c. Vihara Gunung Timur
Vihara ini terletak di Jl.Hang Tuah, Medan. Vihara ini dikenal sebagai
Vihara Budha tertua di kota medan. Vihara ini didirikan oleh umat Budha
pada tahun 1962. Umumnya umat Budha bersembahyang ke vihara ini
setiap hari. Vihara ini digunakan juga untuk acara ritual lainnya dalam
agama budha, seperti memperingati hari ulang tahun SIDHARTA
GAUTAMA, biasanya tanggal 4 s/d 15 April setiap tahunnya, perayaan
Imlek dan lain sebagainya.
d. Kuil Shri Mariamman
Kuil Shri mariamman merupakan kuil Hindu tertua di kota Medan, yang di
bangun pada tahun 1884 oleh umat Hindu. Kuil ini berada di Jl.Zainul
Arifin. Umumnya umat Hindu datang untuk sembahyang di kuil ini setiap
pagi. Kuil ini juga digunakan untuk ritual lainnya dalam agama Hindu
seperti perayaan Deepavali, perayaan Panen padi dan lain sebagainya.
e. Graha Maria Annai Velangkani
Graha Maria Annai Velangkani adalah sebuah tempat ziarah dan ketaatan
umat katolik kepada Bunda Maria penyembuh orang sakit yang letaknya
beralamat di Jl.Sakura, Tanjung Selamat, Medan. Dibangun pada tanggal 8
oktober 2001 dengan model bangunan Indo munghal, perpaduan gaya
arsitektur Islam dan Hindu dengan gaya kubah seperti mesjid dan bentuk
bangunan seperti candi, membungkung ke atas. Gua Maria menirukan
aslinya di India yang mengingatkan kita akan penampakan Bunda Maria
pada abad ke-16, ketika seorang ibu di sembuhkan penyakitnya oleh
Bunda Maria di desa Velangkani, pesisir selatan India. Oleh karena

72
Universitas Sumatera Utara

perbuatan baiknya, Bunda Maria diberi gelar Bunda Penyembuh.
Pembangunannya di prakarsai oleh Rev. Father James Bhatarapura, SJ.
Bangunan Graha Maria berlantai 7 ini memiliki 3 stupa, 2 di lantai 4 dan
melambangkan kesempurnaan dan 7 langit.
f. Masjid Al-Osmani
Masjid Al-Osmani ini terletak di Jl.Yos Sudarso. Masid ini dibangun pada
1854 oleh Raja Deli ketujuh, yakni Sultan Osman Perkasa Alam dengan
menggunakan bahan kayu pilihan. Kemudian pada 1870 hingga 1872
masjid yang terbuat dari bahan kayu itu dibangun menjadi permanen oleh
anak Sultan Osman, yakni Sultan Mahmud Perkasa Alam yang juga
menjadi Raja Deli kedelapan. Hingga kini, selain digunakan sebagai
tempat beribadah. Mesjid itu juga dipakai sebagai tempat peringatan dan
perayaan hari besar keagamaan dan tempat pemberangkatan menuju
pemondokan jamaah haji yang berasal dari Medan Utara.
Objek wisata religi yang ada di Kota Medan masing-masing mewakili
setiap agama yang ada di Kota Medan. Namun, yang paling banyak dikunjungi
oleh wisatawan adalah Masjid Raya dan Graha Maria Annai Velangkani.

2. Wisata kuliner
a. Kuliner Pagaruyung
Sepanjang Jl. Pagaruyung Medan merupakan surga wisata kuliner di Kota
Medan dari dulu sampai sekarang. Segala jenis makanan dan minuman
dijual disana, dari mulai sate, martabak, gado-gado, bandrek, jus dan
segala macam mie dan lainnya.Tapi yang membuat unik, di pagaruyung

73
Universitas Sumatera Utara

ini memiliki makanan khas tersendiri yaitu martabak telur ala India dan
mie keling alias mie rebus ala Medan.
b. Amaliun Foodcourt
Pusat Jajanan ini berdekatan dengan Masjid Raya, pusat perbelanjaan Yuki
Simpang Raya dan Hotel Madani ditempat ini banyak pilihan menu
makanan dan juga disedikanan live music, dan free WIFI. Tempat ini juga
menjadi salah satu tempat kumpul masyarakat kota Medan.
c. Ocean Pacific
Satu lagi objek wisata Bahari yang melengkapi kekayaan objek wista di
kota Medan. Ocean Pacific terletak dipinggir laut dan dekat ke kota
Belawan. Di tempat ini menyajikan aneka hiburan keluarga seperti tempat
bermain anak-anak dan kolam renang, serta sajian masakan khas laut yang
dapat dinikmati sambil memandang laut lepas.
d. Restoran Tip Top
Restoran ini terletak di Jl.Jendral Ahmad Yani. Dibangun pada tahun
1939, merupakan salah satu restoran tertua di kota Medan dengan dekorasi
dan suasana bersantap tahun 1940-an. Restoran ini masih menggunakan
tungku kayu bakar untuk memasak yang sama dengan cara masak di masa
lalu. Pilihan makanan Barat, Chinese dan lokal yang disajikan dengan
harga yang pantas, porsi yang sesuai dengan rasa yang dapat di terima.
Tempat ini merupakan permata yang tersembunyi.
e. Ucok Durian
Ucok Durian merupakan salah satu gerai durian di Medan yang terletak di
JL.KH Wahid Hasyim. Sebenarnya ada banyak gerai durian di Medan.

74
Universitas Sumatera Utara

Bagaimana tidak banyak karena Medan sendiri termasuk salah satu
"produsen" durian paling enak se-Indonesia, sumber durian yang didapat
dari berbagai daerah seperti Sibolga, Pematang siantar dan durian denagn
kualitas yang paling mantap berasal dari Sidikalang. Namun keunikan
Ucok Durian ini adalah sudah menjadi semacam trade mark di kota
Medan. Oleh karenanya tempatnya paling ramai dikunjungi baik oleh
warga Medan sendiri ataupun pendatang.
f. Ramadhan Fair
Ramadhan Fair berlokasi di depan Istana Maimun dan bagian kiri Mesjid
Raya. Ramadhan Fair ini hanya buka pada bulan Ramadhan saja. Segala
macam makanan tradisional dapat dijumpai di tempat ini pada bulan
Ramadhan.
g. Merdeka Walk
Merdeka Walk digagas pada zaman Bapak H. abdillah, SE. MBA sebagai
Walikota Medan dan diresmikan pada tanggal 14 April 2005. Lokasinya
mengambil area bekas tempat parkir yang berada di lapangan Merdeka
yang ada di sisi jalan Balai Kota yang disulap sebagai tempat kuliner .
Posisinya berada di bawah rindangnya pohon-pohon Trembesi yang
berusia ratusan tahun yang ditanam sejak zaman Belanda. Jadi setiap hari
yang panas tidak akan menyengat karena tertahan oleh rindangnya
pepohonan. Sementara malam hari lampu hias beragam model dilekatkan
di dahan dan batang pohon.

75
Universitas Sumatera Utara

h. Mie Aceh Titi Bobrok
Di Medan ada kuliner khas Aceh yang jadi salah satu destinasi wisata
kuliner di Kota Medan, yaitu Mie Aceh Titi Bobrok. Nama Titi Bobrok
itu berarti jembatan rusak. Kedai mie Titi Bobrok memang dulunya berada
di samping jembatan rusak,sekarang jembatan sudah tidak rusak lagi tetapi
tentunya nama yang sudah menjadi ikon kuliner Medan ini tidak berubah.
i. Bika Ambon
Bika Ambon merupakan salah satu oleh-oleh yang biasa dibawa oleh
wisatawan lokal maupun mancanegara ketika akan kembali ke daerah
tujuannya. Bika Ambon sangat terkenal di kota Medan, namun seiring
berjalannya waktu, Bika Ambon sudah memilki banyak cabang. Bika
Ambon ini terletak di sepanjang Jl.Mojopahit.
j. Bolu Meranti
Bolu Meranti ini terletak di Jl. Meranti dan merupakan salah satu oleholeh yang biasa dibawa oleh wisatawan lokal maupun mancanegara ketika
akan kembali ke daerah tujuannya. Bolu Meranti sangat terkenal di kota
Medan dan hingga saat ini belum memiliki cabang di manapun.
Kuliner yang sangat banyak dicari wisatawan selama berkunjung ke kota
Medan adalah Ucok Durian, karena salah satu khas kuliner kota Medan ini tidak
dapat dijumpai di daerah manapun. Selain itu, Bika Ambon dan Bolu Meranti juga
menjadi salah satu oleh-oleh yang banyak dijadikan buah tangan oleh wisatawan.

76
Universitas Sumatera Utara

3. Wisata minat khusus
a. Istana Maimun
Istana Maimoon merupakan salah satu objek wisata utama di kota Medan,
yang terletak di Jl.Brigjen Katamso. Istana ini di bangun pada tahun 1888
oleh Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah. Sultan Makmun Al
Rasyid memerintah dari tahun 1873-1924. Arsiteknya adalah T. H Van
Erp yang bekerja sebagai tentara knil. Rancangannya melambangkan
bangunan tradisional Melayu dan India Muslim, sedangkan gaya
arsitekturnya perpaduan antara Indonesia, Persia dan Eropa. Dihalaman
Istana terdapat meriam puntung yang merupakan bagian dari legenda
Istana Maimoon.
b. PRSU (Pekan Raya Sumatera Utara)
Pekan Raya Sumatera Utara terletak di Jl.Gatot Subroto di Kota Medan,
sekitar 7 km dari pusat kota, tepatnya di gedung Tapian Daya sebagai
ajang promosi budaya, industri dan bisnis. PRSU ini buka pada bulan
April setiap tahunnya. Berbagai jenis tarian tradisional dan pameran
budaya di Sumatera Utara biasanya ditampilkan pada acara pembukaan
pameran.
c. Rahmat International Wildlife Galery
Rahmat Internasional Wildlife Museum dan Gallery terletak di Jl. Letjend
S.Parman. Rahmat Internasional Wildlife Museum dan Gallery satusatunya di Asia yang memiliki 850 koleksi satwa dari berbagai negara dan
telah masuk dalam Record Book dan menerima penghargaan Internasional
pada bidang konservasi dalam upaya mencegah satwa-satwa liar di dunia.

77
Universitas Sumatera Utara

Di galeri ditampilkan berbagai koleksi satwa liar dari yang terkecil hingga
yang terbesar sesuai habitatnya.
d. Taman Buaya Asam Kumbang
Lo Than Muk adalah pemilik 2800 ekor buaya, yang memulai
pemeliharaannya sejak tahun 1959. Taman buaya ini terletak di keluharan
Asam Kumbang, kecamatan Medan Selayang, dengan luas 2ha dan 2km
dari pusat kota. Di dalam taman ini kita dapat melihat buaya dari yang
baru lahir sampai dengan buaya yang berumur 25 tahun dan sebagian
buaya tersebut terlatih dan dapat melakukan atraksi yang menakjubkan
termasuk sebagai atraksi yang diinginkan.
e. Gedung London Sumatera
PT. London Sumatera Indonesia, gedung ini dulunya disebut Juliana
Buliding pada tahun 1920an. Dan sekarang dihuni oleh PT. London
Sumatera Indonesia (LONSUM). Pada saat didirikan, gedung ini milik
Harrison & Crossfield, sebuah perusahaan milik Inggris. Bangunan ini
merupakan bangunan pertama di kota Medan yang memiliki lift di
dalamnya. Saat ini banyak masyarakat mengabadikan fotonya di depan
gedung ini, terutama untuk foto pra-wedding.
f. Rumah Tjong A Fie
Kediaman Tjong A Fie merupakan gedung bergaya arsitektur Tiongkok
kuno yang sangat fantastis dan di bangun pada tahun 1900, lokasi terletak
di Jl.Letjend Ahmad Yani (Kesawan). Beliau adalah jutawan pertama di
Sumatera yang ada terkenal sampai sekarang, walaupun dia sudah wafat
pada tahun 1921. Kesuksesannya berkat usaha dan hubungan baiknya

78
Universitas Sumatera Utara

dengan sultan Deli dan para pembesar perkebunan tembakau di Belanda.
Hingga saat ini rumah terebut di tempati oleh keluarga Tjong A Fie.
Wisata minat khusus yang paling banyak diminati oleh wisatawan adalah
Istana Maimun, karena tempat ini mengandung nilai-nilai budaya dan sejarah
Kesultanan Melayu yang hanya terdapat di Kota Medan. Selain itu, Rumah Tjong
A Fie juga menjadi salah satu tempat yang banyak dikunjungi oleh wisatawan
karena arsitektur yang kental akan budaya Cina.

4. Wisata belanja
Kota Medan juga terkenal dengan pusat perbelanjaannya , baik itu mall
hingga pasar. Berikut adalah pusat-pusat perbelanjaan yang dapat dijumpai di
kota Medan :
a. Mall, diantaranya adalah Sun Plaza, Cambridge Point Plaza, Thamrin
Plaza, Plaza Medan Fair, Ringroad Citywalk, Medan Mall, Aksara Plaza,
Centre Point dan Focal Point.
b. Pasar, diantaranya adalah Pajak Induk Medan, Pasar Sambas, Pasar
Sukarami, Pasar Simpang Limun, Pasar Ikan, Pasar Simpang Melati, Pasar
Petisah, dan Pasar Central.

5. MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions)
Kota Medan ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
(Parekraf) RI pada tahun 2014 sebagai satu dari 16 destinasi MICE (Meetings,
Incentives, Conferences, and Exhibitions) di Indonesia, bersama dengan kotakota besar seperti Jakarta, Bandung, Makassar, Solo, Bali, dan lainnya.

79
Universitas Sumatera Utara

Kriteria tujuan MICE ini didasarkan pada kondisi infrastruktur, sosial budaya,
transportasi

dan

tentu

saja

keamanan

(http://tribunsumutharini.blogspot.co.id/2016/04/kunci-peningkatan-industrimice-di-kota.html).

MICE

menyentuh

banyak

aspek

dalam

setia

pelaksanaannya. Hampir semua bidang berpotensi menggelar MICE.
Katakanlah pameran pariwisata, pagelaran budaya, festival kuliner, acara seni,
konvensi organisasi sosial dan politik, simposium kesehatan, eksebisi
teknologi, kongres pendidikan, turnamen olahraga, apapun acara yang
melibatkan banyak peserta dan pengunjung. Adapun tempat-tempat di kota
Medan yang sering digunakan untuk keperluan MICE ini adalah Aryaduta
Hotel, Santika Dyandra Premier Hotel, Medan International Convention
Centre, Grand Aston City Hall Hotel, Grand Elite Serella Hotel, Grand
Angkasa Hotel, Grand Swisbel Hotel, dan JW Mariott Hotel.

6. Heritage
Medan dahulunya dikenal sebagai bekas penjajahan kolonial Belanda,
sehingga banyak warisan maupun bangunan peninggalan sejarah yang saat ini
dijadikan sebagai obyek wisata. Berikut adalah wisata heritage yang ada di
kota Medan:
a. Balai Kota Medan
Dahulunya bangunan ini bernama Gemeentehuis, yakni kantor Walikota
Medan pertama yaitu Baron Daniel Mackay pada masa pemerintahan
Hindia- Belanda. Dibangun tahun 1908 oleh biro arsitek Hulswit. Pada
tahun 1913 direnovasi dan ditambahkan jam dinding besar pada bagian

80
Universitas Sumatera Utara

atas bangunan yang merupakan sumbangan dari Tjong A Fie. Jam dinding
yang merupakan buatan Firma Van Bergen di Hialigerlee (Belanda) ini
dulu mengeluarkan bunyi di setiap jamnya.
b. Museum Situs Kota China
Museum Situs Kota China ini terletak di Jl.Kota Cina, Paya Pasir,
Kecamatan Medan Marelan. Museum ini telah diketahui sejak tahun 1970an, namun jejak sejarahnya mulai terkuak sejak ditemukannya sebuah arca
kuno tepatnya pada saat adanya penggalian tanah menggunakan alat berat
untuk penimbunan pembangunan jalan Tol Belmera pada tahun 1986
silam. Di museum yang dikelola oleh dosen sejarah Universitas Negeri
Medan (Unimed),Ichwan Azhari ini merupakan tempat menyimpan
beberapa temuan artefak dari lokasi penggalian kota cina.
Untuk mempermudah pembaca, peneliti menyajikan data potensi wisata
dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1. Tabel Potensi Wisata dan Objek Wisata di Kota Medan
No.

Potensi Wisata

1.

Wisata religi

2.

Wisata kuliner

Objek wisata
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Masjid Raya
Gereja Immanuel
Kuil Shri Mariamman
Graha Maria Annai Velangkani
Vihara Gunung Timur
Bolu Meranti
Merdeka Walk
Ramadhan Fair
Bika Ambon
ie Aceh Titi Bobrok
Ucok Durian
Kuliner Pagaruyung
Restoran Tip Top
Ocean Pacific
Amaliun Foodcourt

81
Universitas Sumatera Utara

3.

Wisata minat khusus

a.
b.
c.
d.
e.
f.
a.

Rumah Tjong A Fie
Rahmat International Wildlife Galery
Gedung London Sumatera
PRSU (Pekan Raya Sumatera Utara)
Taman Buaya Asam Kumbang
Istana Maimun
Mall, diantaranya adalah Sun Plaza,
Cambridge Point Plaza, Thamrin Plaza,
Plaza Medan Fair, Ringroad Citywalk,
Medan Mall, Aksara Plaza, Centre Point
dan Focal Point.
b. Pasar, diantaranya adalah Pajak Induk
Medan, Pasar Sambas, Pasar Sukarami,
Pasar Simpang Limun, Pasar Ikan, Pasar
Simpang Melati, Pasar Petisah, dan Pasar
Central.

4.

Wisata belanja

5.

MICE
a. Aryaduta Hotel
(Meetings, Incentives, b. Santika Dyandra Premier Hotel
Conferences,
c. Medan International Convention Centre,
Exhibitions)
Grand Aston City Hall Hotel
d. Grand Elite Serella Hotel
e. Grand Angkasa Hotel
f. Grand Swisbel Hotel, dan
g. JW Mariott Hotel.

6.

Wisata heritage

a. Balai Kota Medan
b. Museum Situs Kota China

4.2.4. Hasil penelitian di lapangan
4.2.4.1. Informan 1 (Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Medan)
Peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Bidang Pemasaran Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata

Kota Medan yaitu Bapak Zulfisyah Yanda Srg,

S.Sos, M.Si pada tanggal 25 Juli 2016 pukul 10.30. Peneliti bertemu dengan
informan ini di kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan. Beliau
mengatakan bahwa kota Medan banyak dikenal sebagai kawasan industri,
perdagangan, hotel, dan restoran. Di luar potensi bisnisnya, kota Medan juga

82
Universitas Sumatera Utara

memiliki aset lain yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi salah satu
pendapatan asli daerah, yaitu aset pariwisatanya.
Menurutnya sendiri, potensi pariwisata di kota Medan semakin
berkembang. Hal ini dilihat dari semakin banyaknya sarana pariwisata seperti
hotel dan pusat perbelanjaan serta tempat-tempat yang menyajikan hiburan dan
wisata kuliner di kota Medan sendiri. Dengan aset pariwisata yang telah dimiliki
Kota Medan, cukup dapat bersaing dengan daerah lainnya apabila didukung oleh
infrastruktur yang baik, SDM-nya yang baik pula serta masyarakat yang sadar
wisata.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan selalu melakukan
komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder terkait. Hal ini dilakukan untuk
mensinergikan tugas,pokok dan fungsi kepariwisataan di Kota Medan. Berikut
kutipan wawancara beliau:
“Pihak dinas tentu saja selalu mengajak dan berkomunikasi dengan
para stakeholder pariwisata melalui kegiatan sosialisasi, pameran/event
pariwisata dalam negeri dan luar negeri atau dalam hal merancang
peraturan daerah tentang kepariwisataan daerah.”
Strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kota Medan selama ini adalah pertama sekali dengan menentukan
segmentasi, lalu menetukan target sasaran pariwisata, kemudian menetapkan
positioning terhadap kota Medan sendiri. Kemudian setelah strategi ini ditetapkan,
maka dilakukanlah promosi yang mendukung kegiatan pariwisata tersebut.
Beliau mengutarakan bahwa:
“Kota Medan merupakan pintu gerbang masuk pariwisata bagian
Barat Indonesia yang memiliki peluang besar sebagai destinasi wisata
yang potensial, seperti wisata religi, kuliner, minat khusus, belanja, hingga
heritage. Selain itu, Medan menawarkan keragaman wisata kota yang
berbeda dengan daerah lainnya. Keragaman budaya, kelezatan kuliner,

83
Universitas Sumatera Utara

hingga keramahtamahan masyarakatnya. Selain itu, Medan juga terdiri
atas beberapa etnis/suku baik yang berasal dari Sumatera Utara maupun
dari luar Sumatera Utara. Dengan keberagaman tersebut, Kota Medan
terkenal menjadi kota multikultural dengan aneka ragam budaya dan
kesenian daerah. Jika ditinjau dari segmentasi pasar, kami
mensegmentasikan kota Medan ini berdasarkan cakupan geografis.
Misalnya, penyelenggaraan event/ kegiatan, segmentasi pasarnya dibagi
menjadi dua kelompok yaitu dalam lingkup wilayah kota Medan dan di
luar lingkup wilayah Kota Medan. Segmentasi pasar di dalam lingkup
wilayah kota Medan misalnya kegiatan atau event yang diselenggarakan
oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan. Sedangkan
segmentasi pasar di luar lingkup wilayah kota Medan mencakup kegiatan
pameran (expo) maupun pertunjukan kesenian daerah di luar Indonesia.”
Setelah menetapkan segmentasi, pemilihan target sasaran menjadi strategi
yang kedua dalam memasarkan kota Medan kepada wisatawan. Hal ini diperkuat
dengan pernyataan beliau sebagai berikut:
“Selama ini kami telah rutin mengikuti event-event pariwisata
didalam negeri atau luar negeri baik itu berupa exhibition, pameran atau
penampilan dan pertunjukan kesenian daerah. Kalo di dalam negeri kita
ada bekerja sama dengan PT.AIRA, selain itu kita juga mengikuti Pasar
Malam Indonesia pada tahun 2010. Ga setiap tahun sih kita ikuti karena
keterbatasan anggaran juga. Jadi kita prioritaskan mana yang lebih utama.
Kalo di luar negeri ada event yang tiap tahun kita ikuti yaitu Penang Fair.
Disini kita sambil membawa delegasi kesenian dari kota Medan.
Diharapkan ini bisa membawa nama daerah kita juga sekaligus
mempromosikan kota Medan. Lalu kita juga pernah mengikuti Tong-Tong
Fair pada tahun 2014. Kita juga pernah melalukan promosi ke Belanda.
Pada bulan Mei tahun 2015, kita juga pernah melakukan prmosi ke lima
negara dengan bekerja sama ke kedutaan negara tersebut seperti Malaysia,
Singapura, Brunei Darusalam, Vietnam dan Thailand dengan membagi
booklet dan leaflet pada pameran disana. Booklet dan leaflet ini dibagikan
dalam bentuk multi-languages meliputi bahasa Indonesia, Mandarin,
Inggris, dan Thailand.”
Terakhir, positioning menjadi salah strategi dalam memasarkan kota
Medan menjadi kota wisata. Kota Medan selama ini dikenal dengan kuliner dan
etnis yang beragam. Seperti yang diungkapkan bahwa etnis/suku yang beragam
serta kuliner yang lezat membuat kota ini berbeda dengan daerah-daerah lainnya.
Pernyataan bahwa kota Medan terkenal akan kuliner dan keberagaman etnisnya

84
Universitas Sumatera Utara

juga diperkuat dengan pernyataan para informan yang tertuang pada deskripsi
wawancara masing-masing informan.
Berikut adalah kutipan wawancara Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kota Medan:
“Adapun aset pariwisata kota Medan yang dapat dijual kepada wisatawan
adalah:






Penduduk kota Medan yang heterogen terdiri dari berberapa etnis/suku
dengan 14 etnis yang dominan baik asli dari Sumatera Utara maupun
dari luar Sumatera Utara.
Memiliki aneka ragam budaya dan kesenian daerah.
Peninggalan sejarah.
Keanekaragaman kulinernya.
Serta sarana penunjang kepariwisataan MICE dengan keberadaan
hotel, pusat perbelanjaan dan transportasi.”

Selain strategi segmentasi, targeting, dan positioning, Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kota Medan juga memanfaatkan teknik bauran promosi sebagai
upaya

dalam

memasarkan

kota

Medan

menjadi

kota

wisata.

Beliau

mengungkapkan:
“Selama ini kami telah rutin mengikuti event-event pariwisata
didalam negeri atau luar negeri baik itu berupa exhibition, pameran atau
penampilan dan pertunjukan kesenian daerah. Kalo di dalam negeri kita
ada bekerja sama dengan PT.AIRA, selain itu kita juga mengikuti Pasar
Malam Indonesia pada tahun 2010. Ga setiap tahun sih kita ikuti karena
keterbatasan anggaran juga. Jadi kita prioritaskan mana yang lebih utama.
Kalo di luar negeri ada event yang tiap tahun kita ikuti yaitu Penang Fair.
Disini kita sambil membawa delegasi kesenian dari kota Medan.
Diharapkan ini bisa membawa nama daerah kita juga sekaligus
mempromosikan kota Medan. Lalu kita juga pernah mengikuti Tong-Tong
Fair pada tahun 2014. Kita juga pernah melalukan promosi ke Belanda.
Pada bulan Mei tahun 2015, kita juga pernah melakukan promosi ke lima
negara dengan bekerja sama ke kedutaan negara tersebut seperti Malaysia,
Singapura, Brunei Darusalam, Vietnam dan Thailand dengan membagi
booklet dan leaflet pada pameran disana. Booklet dan leaflet ini dibagikan
dalam bentuk multi-languages meliputi bahasa Indonesia, Mandarin,
Inggris, dan Thailand. Namun, dalam kegiatan promosi ini kita juga
mengalami kendala, misalnya di benua Eropa sendiri, ketika kita
membagi-bagikan brosur atau booklet mereka ga berani ambil jika kita
tidak bilang bahwa itu gratis (free), karena disana semua dihitung dengan

85
Universitas Sumatera Utara

uang, jadi ketika brosur itu dibagi, mereka pikir itu dibayar, padahal
sebenarnya gratis. Lalu, masalah kedua seperti di Vietnam sendiri. Kita
tahu bahwa Vietnam itu negara komunis. Pandangan negaranya beda
dengan pandangan liberal ataupun demokratis. Jadi, disana ketika kita mau
membagi brosur atau booklet, ga sembarangan buat kita bagikan. Pertama
sekali harus berkoordinasi dulu dengan pemerintahan mereka, harus
diterjemahkan ke dalam bahasa mereka. Harus dicerna dulu, mana katakata yang dinilai tidak cocok harus dibuang. Disitu sih kendalanya. Selain
itu kami juga mempromosikan pariwisata Kota Medan melalui booklet,
website, media sosial, brosur dan menyediakan counter-counter informasi
di berberapa lokasi strategis di Kota Medan. Counter-counter informasi ini
terletak di berberapa tempat di Kota Medan, seperti di Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kota Medan sendiri, Merdeka Walk, Stasiun Kereta Api
Medan,dan Terminal Pinang Baris. Selain daripada itu, kami juga
memanfaatkan radio. Kalo radio sih biasanya kami lebih ke pemasaran
event-event pariwisata di Kota Medan. Saluran yang biasanya kami pakai
sih melalui Kiss FM ataupun Prambors, yang biasa banyak didengar oleh
anak-anak muda.”
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan juga melakukan
penayangan videotron yang sudah diputar di berberapa daerah seperti Bali,
Jakarta, Surabaya dan Medan sendiri. Namun, di Medan sendiri penayangan
videotron ini kurang menjual.
“Tahun ini kemungkinan kami akan putar di Malaysia. Kenapa
dipilih Malaysia, karena Medan kan penduduknya dominan Melayu dan
masih serumpun dengan Malaysia. Jadi, diharapkan bisa menjual.”
Pemasaran pariwisata juga dilakukan melalui media internet. Saat ini
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan telah memilki website sebagai
salah satu sarana promosi dan informasi pariwisata Kota Medan. Website yang
beralamat

www.medantourism.com

tersebut

berisi

beberapa

fitur

yang

menyampaikan informasi pariwisata baik event kepariwisataan maupun obyek
wisatanya, fitur yang dapat menampilkan media audio dan video, fitur map untuk
menunjukkan lokasi obyek wisata,fitur untuk pengiriman pesan, kritik dan saran,
serta fitur untuk mengunduh berkas-berkas kepariwisataan seperti booklet, brosur,
poster dan lain-lain.

86
Universitas Sumatera Utara

Menurut Bapak Zulfisyah Yanda Srg, S.Sos, M.Si selaku Kepala Bidang
Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan, website yang dikelola
oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan ini cukup berhasil
memberikan informasi pariwisata kepada masyarakat dan wisatawan. Hal ini
dapat

dilihat

dari

tampilan

jumlah pengunjung

yang membuka

situs

www.medantourism.com pada halaman website.
Hal yang selama ini masih menjadi hambatan dalam memajukan wisata di
kota Medan antara lain infrastruktur yang belum memadai, SDM kepariwisataan
yang belum mumpuni dalam bidangnya serta masyarakat yang belum sadar
wisata. Adapun solusi dalam menjawab hambatan yang dihadapi tersebut adalah
dengan memperbaiki infrastruktur dan fasilitas yang ada di objek-objek wisata,
dan melakukan sosialisasi sapta pesona dan sadar wisata kepada masyarakat dan
stakeholder pariwisata untuk bersama-sama membangun kepariwisataan Kota
Medan. Seperti yang diungkapkan beliau pada wawancara di bawah ini:
“Karena seyogyanya pengembangan pariwisata Kota Medan
memerlukan peran dan kontribusi dari semua pihak, baik dari unsur
pemerintah, swasta maupun masyarakat. Masing-masing pihak memiliki
peran dan kontribusi menurut posisi dan kapasitasnya masing-masing.
Pemerintah secara khusus lebih berkonsentrasi sebagai fasilitator dan
regulator, sementara pihak swasta akan berperan sebagai pelaku dan ujung
tombak yang berhubungan langsung dengan produk dan pasar. Selanjutnya
masyarakat dapat berperan tidak saja sebagai penerima manfaat
pengembangan, namun sekaligus menjadi pelaku aktif yang mendorong
keberhasilan pengembangan kepariwisataan di wilayahnya masingmasing.”

4.2.4.2. Informan 2 (Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia
Sumatera Utara)
Peneliti melakukan wawancara dengan Sekretaris Perhimpunan Hotel dan
Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Utara yaitu Ibu Dewi Juita Purba pada
tanggal 02 Agustus 2016 pukul 15.48 di kantor PHRI (Perhimpunan Hotel dan

87
Universitas Sumatera Utara

Restoran Indonesia) Sumatera Utara, yang letaknya di Hotel Garuda Plaza. Hasil
wawancara dengan beliau mengungkapkan bahwa selama ini komunikasi dan
koordinasi dengan stakeholder pariwisata pernah dilakukan. Namun hanya dalam
bentuk forum-forum diskusi saja, belum sampai ke tahap perencanaan bersama.
Adapun yang dibahas pada umumnya sosialisasi akan perundang-undangan atau
hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kemajuan sektor pariwisata.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia selama ini selalu berperan
dalam memajukan sektor pariwisata di kota Medan. Hal ini sesuai dengan kutipan
wawancara beliau:
“PHRI melalui anggotanya, berusaha meningkatkan SDM dalam
rangka peningkatan pelayanan secara umum di industri perhotelan Medan.
Dan juga menjembati industri perhotelan tersebut dengan pihak
pemerintah kota Medan.”
Ketika ditanya tentang strategi komunikasi yang tepat dalam memasarkan
kota Medan sebagai kota wisata, Ibu Dewi Juita Purba selaku Sekretaris
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Sumatera Utara mengatakan:
“Komunikasi yang paling menarik adalah propaganda yang
disampaikan oleh seseorang yang telah mengalaminya. Jadi bentuk
komunikasi untuk memasarkan kota medan sebaiknya memakai testimoni
tamu tamu yang telah berkunjung.”
Adapun yang menjadi hambatan dalam memajukan pariwisata di kota
Medan selama ini dikatakan bahwa Kota Medan masih belum maksimal dalam
pengelolaan objek wisata. Seperti yang diungkapakan beliau sebagai berikut:
“Hambatan utamanya adalah tidak adanya penambahan daya tarik
wisata dan peningkatan kualitas objek objek wisata yang sudah ada. Juga
tidak adanya tempat belanja yang cukup nyaman untuk produk khas lokal
dan tempat khusus dimana wisatawan dapat melihat kesenian lokal yang
terskedul secara rutin.”

88
Universitas Sumatera Utara

Ketika peneliti bertanya tentang harapan akan perkembangan pariwisata
kota Medan ke depan, beliau menyampaikan agar kota Medan dapat menjadi
penghubung untuk beberapa kota destinasi sekitarnya sehingga harus difasilitasi
sesuai dengan kota -kota yang m