Analisis resepsi mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel tentang fenomena aplikasi transportasi online di Surabaya.

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Nafahatus Sahariyyah, B06213032, 2017. Analisis Resepsi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Tentang Fenomena Aplikasi Transportasi

Online di Surabaya

Kata Kunci : Analisis Resepsi, Mahasiswa, dan Aplikasi Transportasi Online

Dalam penelitian ini, peneliti mengangkat dua fokus penelitian, yaitu: (1) pemahaman mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel tentang aplikasi transportasi online, (2) pemaknaan mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel mengenai aplikasi transportasi online.

Untuk menjawab fokus penelitian tersebut secara menyeluruh dan mendalam, dalam penelitian ini digunakanlah metode penelitian deskriptif kualitatif yang berguna untuk memberikan fakta dan data mengenai pemhaman dan pemaknaan mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel mengenai aplikasi transportasi online yang ada di Surabaya. Data yang diperoleh dianalis dengan menggunakan analis resepsi dan Teori Encoding Decoding Stuart Hall sehingga diperoleh beberapa kategori pembaca dalam menanggapi aplikasi transportasi

online.

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa: (1) pemahaman mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel tentang aplikasi transportasi online yaitu sebagai media komunikasi antara driver dengan customer (2) pemaknaan mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel mengenai aplikasi transportasi

online merupakan sumber penghidupan, kebutuhan, untuk mengikuti tren kekinian, aplikasi transportasi online bukan pilihan utama, dan juga sebagai pelengkap.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR BAGAN ... xii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Penelitian Terdahulu ... 6

F. Definisi Konsep Penelitian ... 8

G. Kerangka Penelitian ... 10

H. Metode Penelitian... 12

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 12

2. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian ... 14

3. Jenis dan Sumber Data ... 15

4. Tahap-tahap Penelitian ... 17

5. Teknik Pengumpulan Data ... 20

6. Teknik Analisis Data ... 24

7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 26

I. Sistematika Pembahasan ... 28

BAB II : FENOMENA APLIKASI TRANSPORTASI ONLINE DI SURABAYA A. Kajian Pustaka ... 30

1. Media Online ... 30

2. Analisis Resepsi ... 35

3. Aplikasi Transportasi Online ... 40

B. Kajian Teori ... 48

Teori Enkoding-Dekoding ... 48

BAB III : PAPARAN DATA PENELITIAN A. Deskripsi Subyek Penelitian ... 55


(8)

2. Lokasi Penelitian ... 61

B. Deskripsi Data Penelitian ... 61

1. Pemahaman Mahasiswa UINSA tentang Fenomena Aplikasi Transportasi Online di Surabaya ... 62

2. Pemaknaan Mahasiswa UINSA tentang Fenomena Aplikasi Transportasi Online di Surabaya ... 67

BAB IV : INTERPRETASI HASIL PENELITIAN TENTANG APLIKASI TRANSPORTASI ONLINE DI SURABAYA A. Temuan Penelitian ... 75

B. Analisis Data Dengan Teori Stuart Hall... 81

1. Dominant Hegemonic Position ... 86

2. Negotiated Position ... 88

3. Oppositional Position ... 90

BAB V : PENUTUP A. Simpulan ... 91

B. Rekomendasi ... 92 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu ... 6 Tabel 4.1Pemaknaan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel


(10)

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Kerangka Pikir Penelitian ... 11 Bagan 4.1Model Encoding-Decoding Stuart Hall tentang aplikasi transortasi


(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Di Era yang semakin modern ini, hampir semua kegiatan dapat dilakukan dengan praktis dan instan. Seringkali dijumpai manfaat dari kecanggihan teknologi saat ini yaitu media komunikasi yang digunakan. Sebelum adanya kemajuan teknologi, setiap orang yang akan melakukan komunikasi harus melakukan serangkaian proses yang sangat rumit dan harus menunggu lama terlebih dahulu untuk mendapatkan feedback. Misalnya harus mengirimkan surat dan masih perlu waktu lagi untuk mendapatkan balasan surat tersebut.

Dalam sejarah masyarakat manusia menandakan penggunaan komunikasi oleh manusia untuk mengatasi jarak yang lebih jauh satu dengan lainnya, yang tak mungkin dicapai hanya dengan berbicara dalam jarak yang normal. Sejak zaman pra sejarah, manusia menyampaikan sesuatu yang ditemukan kepada manusia lain, atau mereka menyampaikan peringatan bila ada bahaya kepada manusia lain, menyampaikan adanya ancaman alam, binatang buas, bahkan adanya ancaman dari manusia lain dan sebagainya, biasanya dilakukan dengan berteriak dan apabila jaraknya jauh, maka mereka akan berteriak sekuat-kuatnya untuk meningkatkan jangkauan komunikasi suara sehingga dapat mencapai seluruh kelompok masyarakat.1 Saat ini, semua itu sudah tidak perlu dilakukan lagi karena kecanggihan teknologi sudah dapat ditemukan. Jika ingin menyampaikan sesuatu kepada orang lain, seseorang tidak perlu susah-susah menghabiskan tenaga untuk

1 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi “Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi


(12)

2

teriak-teriak seperti dulu lagi. Karena hanya dengan duduk di rumah saja sudah dapat berkomunikasi dengan siapapun dengan memanfaatkan teknologi yang dimiliki.

Perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat saat ini, maka diperkirakan pabrik teknologi komunikasi memproduksi berbagai varian teknologi komunikasi setiap hari di pabrik mereka. Saat ini setiap hari, setiap minggu seseorang dapat menyaksikan berbagai teknologi komunikasi baru sebagai hasil konvergensi dari berbagai teknologi komunikasi yang sebelumnya telah dikembangkan, sehingga kadang masyarakat kebingungan dan tercengang dengan temuan baru itu. Bahkan sifat temuannya yang begitu cepat, sehingga dapat menembus beberapa generasi sekaligus. Jadi, apabila masa-masa sebelum sebuah teknologi komunikasi ditemukan, melampui beberapa generasi manusia, baru teknologi baru ditemukan. Namun saat ini, satu, dua, tiga, bahkan empat generasi manusia dapat menikmati teknologi komunikasi yang sama. Masa-masa ini dapat disebutkan sebagai masa anomi (kekacauan) dalam sebuah proses penemuan teknologi komunikasi sebelum manusia menemukan teknologi komunikasi yang menjadi platform teknologi komunikasi dalam abad ini. pada masa ketika sebuah

platform teknologi komunikasi sudah ditemukan, maka semua bentuk teknologi komunikasi akan lebih sederhana bila dibandingkan dengan variannya yang sangat banyak seperti sekarang ini.2

Perkembangan teknologi pada saat ini lebih mengutamakan nilai praktis, nyaman, dan mudah. Dengan kecanggihan teknologi yang ada, hal yang

2Ibid


(13)

3

sebenarnya jauh akan menjadi dekat, hal yang awalnya sulit dijangkau menjadi mudah untuk dijangkau. Namun, dengan semakin canggihnya teknologi juga dapat menjadikan sesuatu yang dekat menjadi jauh. Begitulah beberapa kelebihan dan kekurangan yang ditawarkan oleh kecanggihan teknologi pada saat ini. Jadi setiap orang bisa memilih kelebihan atau kekurangannya yang akan diambil.

Dengan adanya teknologi dan internet seseorang dapat mengakses apapun yang diinginkan dan yang dibutuhkan tanpa perlu repot-repot. Pada tahun 1980-an, banyak orang dan kelompok sudah menghubungkan komputer mereka dengan internet. Melalui internet, seseorang bisa mendapatkan berbagai situs yang mengandung berbagai informasi tentang nyaris semua cabang pengetahuan manusia dan capaiannya, dari topik-topik ilmiah paling serius sampai katalog senda gurau dan gambar erotis. Berkat kemajuan teknologi telekomunikasi yang mendunia, internet ini juga menjadi jaringan yang betul-betul bersifat global.3 Bahkan sekarang internet seakan-akan menjadi prioritas utama bagi setiap orang. Internet dapat dijumpai dimana saja dan kapan saja. Dengan begitu, banyak yang lupa dengan segalanya jika sudah bertemu dengan internet.

Tidak hanya dari segi komunikasi saja yang merasakan dampak dari kecanggihan teknologi dan internet yang ada, tetapi transportasi juga mendapatkan dampak yang menguntungkan. Transportasi menjadi salah satu kebutuhan sehari-sehari setiap orang. Pada zaman dahulu bagi siapapun yang akan menggunakan transportasi umum, harus menunggunya terlebih dahulu di pinggir jalan, atau dengan mendatangi ke tempat transportasi itu berhenti atau mangkal.

3

Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta : JALASUTRA, 2010), hlm. 204.


(14)

4

Namun sekarang tidak perlu repot-repot untuk menunggu ataupun pergi kemanapun. Karena hanya dengan download aplikasi trasportasi yang diinginkan kemudian mengakses aplikasi tersebut dengan internet seseorang sudah dapat menggunakan tranpostasi yang dibutuhkan.

Banyak dijumpai transportasi online yang ada di kota-kota besar, salah satunya di Surabaya yang seringkali didapati kemacetan dimana-mana. Ada beberapa transportasi online yang dapat ditemukan di Surabaya, diantaranya adalah GoJek, Uber, dan Grab.

GoJek merupakan aplikasi pertama yang mengenalkan layanan pemesanan ojek menggunkan teknologi dan memakai standar layanan. Aplikasi GoJek diciptakan oleh Nadiem Makarim pada tahun 2010 dan diluncurkan pada januari 2015.

Hampir semua orang sudah mengetahui keberadaan GoJek dan banyak juga yang memanfaatkan Gojek tersebut untuk memenuhi kebutuhannya. Awalnya GoJek hanya tersedia di Jakarta saja, namun sekarang sudah terdapat di beberapa kota besar lainnya. GoJek juga sudah dapat ditemukan di Kota Surabaya.

Selain GoJek, ada juga transportasi online yang dapat ditemui di Surabaya yaitu Uber dan Grab. Berbeda dengan GoJek, Uber dan Grab dimanfaatkan khusus untuk transportasi saja.

Layanan transportasi inilah yang sering diakses dan digunakan oleh para remaja sekarang khususnya mahasiswa. Bahkan para Mahasiswa menjadikan aplikasi transportasi online tersebut sebagai pilihan untuk menghindari kemacetan yang sering terjadi di Surabaya.


(15)

5

Karena dianggap menggunakan transportasi melalui aplikasi transportasi

online lebih mudah, lebih praktis, dan juga dan tidak perlu menunggu waktu lama sehingga mahasiswa lebih memilih untuk menggunakannya.

Berdasarkan fenomena maniaknya mahasiswa terhadap aplikasi transportasi online, maka dari itu peneliti meneliti mengenai Analisis Resepsi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Tentang Fenomena Aplikasi Transportasi Online di Surabaya.

B. Rumusan Masalah/Fokus Penelitian

Dari paparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dikaji oleh peneliti dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pemahaman Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel tentang aplikasi transportasi online?

2. Apa makna aplikasi transportasi online bagi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel?

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah diatas, maka penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk :

1. Mendeskripsikan Bagaimana pemahaman Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel tentang aplikasi transportasi online.

2. Mengetahui apa makna aplikasi transportasi online bagi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.

D. Manfaat Penelitian


(16)

6

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai apa yang diketahui Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel tentang aplikasi transportasi online, mendeskripsikan bagaimana pemahaman Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel tentang aplikasi transportasi online dan mengetahui apa makna aplikasi transportasi

online bagi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel. b. Manfaat Praktis

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat khususnya bagi para mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

E. Penelitian Terdahulu

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu

NAMA PENELITI JUDUL

PENELITIAN

HASIL PENELITIAN Wiratri Anindhita,

Melisa Arisanty, Devie Rahmawati, 2016.

Analisis Penerapan Teknologi Komunikasi

Tepat Guna Pada

Bisnis Transportasi Ojek Online (Studi pada Bisnis Gojek dan

Grab Bike dalam

Penggunaan Teknologi

Komunikasi Tepat

Guna untuk

Mengembangkan Bisnis Transportasi)

Inovasi dalam Ojek Online : Konsistensi dalam Pemberian Inovasi Penerapan Teknologi Komunikasi Tepat Guna

dalam Bisnis

Transportasi

Grab Bike dan PT Gojek Indonesia memberikan penawaran jasa

transportasi dengan berbagai kemudahan

dalam pemesanan.

Inovasi yang ingin disampaikan dari adanya


(17)

7

Ojek Online ini adalah penggabungan antara transportasi umum yaitu ojek dengan penggunaan teknologi komunikasi tepat guna yaitu Internet. Grab Bike dan PT Gojek Indonesia menawarkan suatu inovasi dimana masyarakat tidak hanya bisa menggunakan cara konvensional dalam

memesan sarana

transportasi Ojek

pilihannya, tetapi juga bisa menggunakan cara

yang modern

untukpemesanannya.

Semuanya dengan

menggunakan aplikasi yang terhubung dengan internet. Konsistensi Ojek Online dalam penerapan teknologi komunikasi tepat guna ini menjawab masalah sosial dan kekhawatiran

masyarakat akan

transportasi umum

terutama di wilayah

ibukota. Dengan

bermunculan bisnis

penyedia jasa

transportasi Ojek Online

seperti Grab Bike dan

Gojek memberikan

solusi bagi kemacetan yang terjadi di daerah

Jabodetabek dan

memberikan

kenyamanan bagi

konsumennya. Grab

Bike dan Gojek

menerapakan teknologi komunikasi tepat guna karena penggunaannya


(18)

8

memang sesuai (tepat guna) dengan kebutuhan dan kondisi yang ada pada masa kini.

Persamaan: Kesamaannya dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sama-sama membahas tentang kecanggihan teknologi dalam hal sarana transportasi.

Perbedaan: Perbedaannya adalah obyek yang diteliti yaitu GoJek dan

Grab Bike. Sedangkan Ojek yang digunakan oleh peneliti yaitu Go Jek, Uber, dan Grab.

F. Definisi Konsep Penelitian

Konsep merupakan unsur pokok dalam penelitian.4 Untuk mempermudah proses analisis, maka definisi yang terdapat dalam judul perlu dijelaskan jangkauan operasionalnya.

Sehubungan dengan hal di atas, maka dalam pembahasan maka peneliti membatasi dari sejumlah konsep yang diajukan dalam penelitian yang berjudul

“Analisis Resepsi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel tentang

Fenomena Aplikasi Transportasi Online di Surabaya” yang mempunyai konsep

antara lain:

1. Analisis Resepsi

Analisis resepsi khalayak atau audiens memahami proses pembuatan makna (making meaning prosess) yang dilakukan oleh audiens ketika mengkonsumsi tayangan sinema atau program film seri di televisi, misalnya. Analisis resepsi digunakan untuk melihat dan memahami respon, penerimaan, sikap, dan makna yang diproduksi atau dibentuk oleh penonton atau pembaca

4

Cholid Narbuko & Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), hlm. 140.


(19)

9

majalah atau novel-novel romantis misalnya terhadap konten dari karya literature dan tulisan dalam majalah.5

Analisis Resepsi dalam penelitian ini yaitu metode yang digunakan untuk mengetahui bagaimana pengguna media memahami dan memaknai aplikasi transportasi online.

2. Aplikasi Transportasi Online

Menurut Hengky W. Pramana, aplikasi adalah satu unit perangkat lunak yang dibuat untuk melayani kebutuhan akan beberapa aktivitas seperti sistem perniagaan, game, pelayanan masyarakat, periklanan, atau semua proses yang hamper dilakukan manusia.

Transportasi adalah perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Di negara maju, mereka biasanya menggunakan kereta bawah tanah (subway) dan taksi. Penduduk di sana jarang yang mempunyai kendaraan pribadi karena mereka sebagian besar menggunakan angkutan umum sebagai transportasi mereka.6

Online. Sesuatu dapat dikatakan online adalah bila ia terkoneksi/terhubung dalam suatu jaringan ataupun sistem yang lebih besar.

Aplikasi transportasi online yaitu perangkat lunak yang menyediakan layanan jasa transportasi dan cara menggunakannya harus terhubung dengan

5

Rachmah Ida, Metode Penelitian Studi Media Dan Kajian Budaya, (Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 161

6


(20)

10

jaringan internet terlebih dahulu. Aplikasi transportasi online yang digunakan oleh peneliti yaitu aplikasi GoJek, Uber, dan Grab.

3. Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik universitas, institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi dapat disebut sebagai mahasiswa.Tetapi pada dasarnya makna mahasiswa tidak sesempit itu. Terdaftar sebagai mahasiswa di Perguruan Tinggi hanyalah syarat administratif menjadi mahasiswa, tetapi menjadi mahasiswa mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar masalah administratif itu.

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel yaitu seseorang yang berasal dari berbagai daerah yang menuntut ilmu ke Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

G. Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir penelitian akan memberi panduan pada peneliti dalam melakukan penelitiannya. Serta memperketat data-data yang diperoleh nantinya. Dalam penelitian ini yang berjudul Analisis Resepsi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Tentang Fenomena Aplikasi Transportasi Online di Surabaya, peneliti memaparkan secara „skematik teoritis dengan alur pemikiran sebagai berikut:


(21)

11

Bagan 1.1 Kerangka Penelitian

Dalam kerangka penelitian ini dapat dijelaskan bahwa fenomena ojek

online di Surabaya yang sedang marak saat ini yaitu GoJek, Uber, dan Grab yang disediakan oleh provider sebagai aplikasi transportasi online yang dimanfaatkan oleh khalayak termasuk mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. disitulah terjadi proses resepsi yang didalam proses tersebut dilihat dari tingkat pengetahuan dan pengalaman personal dari mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel surabaya. adanya proses resepsi tersebut yang membedakan tingkat pemahaman mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel surabaya


(22)

12

tentang aplikasi transportasi online dan makna aplikasi transportasi online bagi mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.

Dengan melihat kenyataan tersebut, maka dibutuhkan sebuah teori yang mengacu pada kerangka pikir penelitian ini yaitu teori dari Stuart Hall mengenai teori enkoding-dekoding. Dengan menggunakan pendekatan dari teori Stuart Hall ini dapat dijadikan sebagai dasar pijakan atau kerangka dalam mengkaji permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

H. Metode Penelitian

Metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan ungkapan lain, metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian.7

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian a. Pendekatan

Metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan ungkapan lain, metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian.8 Fenomenologi merupakan pandangan berpikir yang menekankan pada fokus kepada pengalaman-pengalaman subyektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia.

Penelitian fenomenologi berusaha untuk mencari arti secara psikologis dari suatu pengalaman individu terhadap suatu fenomena

7

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosda karya, 2002), hlm. 145.

8


(23)

13

melalui penelitian yang mendalam dalam konteks kehidupan sehari-hari subyek yang diteliti.9

Pendekatan yang digunakan oleh peneliti yaitu pendekatan fenomenologi, karena peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang yang berada dalam situasi-situasi tertentu.

b. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deksriptif, metode penelitian kualitatif deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menemukan pengetahuan terhadap subyek penelitian pada suatu saat tertentu. Kata deskriptif berasal dari bahasa

latin “descriptivus” yang berarti uraian. Penelitian deskriptif merupakan

penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai subyek penelitian dan perilaku subjek penelitian pada suatu periode tertentu. Penelitian kualitatif deksriptif berusaha mendeskripsikan seluruh gejala atau keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.10 Alasan peneliti menggunakan metode ini karena peneliti ingin menjelaskan secara mendalam mengenai bagaimana pemahaman Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel tentang aplikasi transportasi online dan mengetahui apa makna

9

Haris Herdiansyah, Metodologi Pnelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ilmu Soisal, (Jakarta : Salemba Humanika, 2010), hlm. 67.

10

Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, (Jakarta: GP Press Group, 2013), hlm. 10-11


(24)

14

aplikasi transportasi online bagi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.

2. Subyek, Obyek, dan Lokasi Penelitian

a. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah 10 mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya yang mempunyai aplikasi transportasi online di handphone dan pernah menggunakan aplikasi trasnportasi online.

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya yang diseleksi untuk dijadikan informan dipilih berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti berdasarkan tujuan penelitian.11

Adapun kriteria-kriteria penentuan informan yang tepat dalam memberikan informasi mengenai fenomena aplikasi transportasi online di Surabaya adalah sebagai berikut:

1) Mahasiswa yang pernah menggunakan aplikasi transportasi online

yang ada di Surabaya(Uber, Go Jek dan Uber)

2) Mahasiswa yang mempunyai aplikasi transportasi online tapi tidak pernah menggunakannya.

3) Mahasiswa yang tidak mempunyai aplikasi tranportasi online tapi pernah menggunakannya (order melalui handphone temannya).

11

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm: 300.


(25)

15

4) Mahasiswa yang mempunyai aplikasi transportasi online dan sering menggunakannya.

5) Mahasiswa yang pernah menjadi driver transportasi online. b. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah apa yang diketahui Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel tentang aplikasi transportasi

online, pemahaman Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel tentang aplikasi transportasi online dan makna aplikasi transportasi

online bagi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel. c. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi sebagai tempat penelitian yaitu di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

3. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis data

Dalam sebuah penelitian jenis data yang diperlukan, digolongkan menjadi dua yakni :

1) Jenis Data Primer

Data primer merupakan suatu data yang diperoleh saat melakukan penelitian langsung di lapangan. Dalam hal ini, peneliti memperoleh data tentang apa yang diketahui Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel tentang aplikasi transportasi online, pemahaman Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel


(26)

16

tentang aplikasi transportasi online dan makna aplikasi transportasi

online bagi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel 2) Jenis Data Sekunder

Data Sekunder, yakni data pendukung yang turut membantu melancarkan penelitian misalnya dokumentasi kegiatan, foto, dan lain sebagainya.

b. Sumber Data

1) Sumber Data Primer

Sumber data primer merupakan sumber data yang berasal dari sumber data langsung dalam penelitian untuk tujuan tertentu.

Penentuan sumber data primer yang digunakan oleh penelti adalah teknik purposive sampling, yakni dilakukan dengan mengambil orang-orang yang dipilih secara sengaja berdasarkan kriteria yang telah ditentukan peneliti berdasarkan tujuan peneliti. Kunci dasar penguasaan informasi dari informan secara logika bahwa tokoh-tokoh kunci dalam proses soaial selalu menguasai informasi tersebut.12

Peneliti juga menggunakan teknik snow ball sampling. Hal ini dimungkinkan karena kemungkinan peneliti menemukan informan tambahan selama penelitian. Snow ball sampling adalah dari jumlah subyek yang sedikit, semakin lama berkembang menjadi banyak. Dengan teknik ini, jumlah informan yang menjadi subyeknya akan

12


(27)

17

terus bertambah sesuai dengan kebutuhan dan terpenuhinya informasi.13 Penentuan informan dengan teknik ini diambil beberapa informan yaitu Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya yang mempunyai aplikasi Go Jek, Uber, dan Grab dan pernah memanfaatkannya (baik sebagai penumpang maupun driver).

Sumber data primer di atas yang dijadikan penulis untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dibutuhkan dalam penelitian. 2) Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan untuk mendukung data primer. Dalam penelitian ini data sekunder didapatkan dari observasi, wawancara, dan dokumentasi.14

4. Tahap-tahap Penelitian

Dalam melakukan penelitian kualitatif, perlu mengetahui tahap-tahap yang dilalui dalam proses penelitian ini. Secara umum tahap penelitian tersebut terdiri dari empat tahap yaitu:15

a. Tahap Pra-Lapangan

Dalam tahap pra-penelitian ini merupakan tahapan penjajahan penelitian di lapangan, adapun langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain:

13

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial (Jakarta : Erlangga, 2009), hlm. 97

14

Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Public Relations, (Bandung: Sibiosa Rekatama Media, 2010), hlm. 165-167.

15

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 127-133.


(28)

18

1. Menyusun Rencana Penelitian

Pada tahapan ini peneliti membuat rancangan penelitian dengan membuat proposal penelitian. Tahapan ini dilakukan setelah pengajuan tema dengan menyerahkan matriks pengajuan judul skripsi. Peneliti melakukan tahap ini pada akhir bulan Oktober sampai bulan November.

2. Memilih Lapangan Penelitian

Dalam hal ini peneliti mengambil lokasi penelitian di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

3. Memilih dan Memanfaatkan Informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.16 Kegunaan informan bagi peneliti adalah membantu agar secepatnya dan tetap seteliti mungkin.

Di dalam konteks ini peneliti harus menentukan dan memilih siapa saja yang dijadikan sebagai informan penelitian.

4. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

Persiapan perelngkapan yang disiapkan oleh peneliti adalah jadwal kegiatan, tape recorder, bulpen, blok note, kamera dan lainnya agar hasil yang diperoleh lebih maksimal.

16


(29)

19

b. Tahap Lapangan

Tahap lapangan adalah dimana seorang peneliti melakukan penelitian yaitu berusaha mengetahui dan menggali informasi tentang apa yang diketahui Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel tentang aplikasi transportasi online, pemahaman Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel tentang aplikasi transportasi online dan makna aplikasi transportasi online bagi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel. Pada tahap ini, peneliti melakukan proses penelitian dengan cara wawancara (interview), observasi, dan menelusuri serta mengcopy (menulis kembali) dokumen tertulis atau informasi lain terkait obyek yang diteliti.

c. Tahap analisis Data

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan semua data-data berupa hasil wawancara, pengamatan lapangan, serta dokumen-dokumen yang mendukung yang kemudian disusun, dikaji, serta ditarik kesimpulan. d. Tahap penulisan laporan

Penulisan laporan merupakan hasil akhir dari suatu penelitian. Berisi tentang hasil wawancara, pengamatan. Dan apapun yang ditemukan dalam penelitian. Semua kegiatan penelitian dideskripsikan didalamnya. Laporan penelitian merupakan suatu sarana atau wahana peneliti dalam


(30)

20

berkomunikasi dengan orang lain (pembaca), pembaca tahu apa yang telah dilakukan dan ditemukan oleh peneliti dari laporan penelitian.17

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk melakukan penelitian analisis resepsi ada beberapa metode penggalian data yang biasa dilakukan antara lain wawancara mendalam dalam tradisi penelitian kualitatif, diskusi kelompok (focus group discussion) untuk melihat pemaknaan kelompok.18

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu :

a. Focus Group Discussion (FGD)

Peneliti melakukan FGD (Focus Group Discussion) dalam penelitian ini. Focus Group Discussion atau istilah lainnya adalah diskusi kelompok terarah pada dasarnya adalah wawancara yang dilakukan dalam kelompok. Dengan demikian, FGD berarti suatu proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok.19

Focus Group Discussion (FGD) berbeda dengan wawancara, dalam diskusi fasilitator tidak selalu bertanya, tetapi mengemukakan suatu persoalan, suatu kasus, suatu kejadian sebagai bahan diskusi. Teknik ini digunakan untuk memperoleh jawaban yang lebih beragami

17

Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hlm 231.

18

Rachmah Ida, Metode Penelitian Studi Media Dan Kajian Budaya, (Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 162.

19


(31)

21

dari subyek penelitian tentang fenomena aplikasi transportasi online di Surabaya.

Diskusi kelompok fokus (FGD) adalah interview atau wawancara kelompok yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana khalayak merasakan tentang suatu produk, jasa, atau isuue.20

Artur Asa Berger mendefinisikan tujuan FGD adalah sebagai salah satu cara wawancara mendalam kolektif yang dilakukan dengan harapan bahwa diskusi ini akan mengarahkan kepada wawasan penting yang dapat membantu mengetahui keinginan khalayak untuk kepentingan produksi produk atau untuk kepentingan pembuatan/penjualan program media kepada khalayak agar jasa yang dilakukan menjadi efesien.21

FGD dalam penelitian ini para peserta diberikan gambar logo aplikasi transportasi online yang ada di Surabaya dan juga sekilas fenomena aplikasi transportasi online yang pernah menjadi trend pada saat itu.

Karena adanya kepentingan dari peneliti untuk mengumpulkan informasi dari beragam sudut pandang yang berbeda diperlukan suatu bentuk wawancara yang dilakukan secara bersama dalam satu waktu dan satu tempat.

FGD (Focus Group Discussion) yang dilakukan oleh peneliti antara lain:

20

Ibid., hlm. 169.

21


(32)

22

1. Memilih informan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti.

2. Mengumpulkan informan tersebut di suatu tempat untuk melakukan diskusi dengan cara mengundang mereka melalui

online chat.

3. Memberikan data gambar logo aplikasi transportasi online di Surabaya (Uber, Grab, dan Go Jek) kepada peserta FGD untuk didiskusikan.

4. Melakukan diskusi kelompok di tempat yang telah ditentukan oleh peneliti.

5. Peneliti melakukan dokumentasi kegiatan FGD (Focus Group Discussion) dengan foto dan sound record.

b. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang paling tua yang digunakan sepanjang sejarah perkembangan ilmu pengetahuan. Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis.22 Pada penelitian ini, peneliti melakukan observasi terhadap aplikasi sarana transportasi masa kini.

c. Wawancara

Penggunaan wawancara mendalam (dept interview) dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data primer dari subyek penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan kegiatan

22


(33)

23

wawancara terhadap mahasiswa yang terlibat langsung dalam menggunakan aplikasisarana transportasi masa kini.

Wawancara pada penelitian ini dilakukan dengan dengan cara wawancara mendalam yang semi terstruktur. Dalam hal ini mula-mula peneliti menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam dan mengorek keterangan lebih lanjut.23 Dengan tujuan untuk memahami suatu fenomena.

Wawancara mendalam dilakukan untuk mencari tahu atau melakukan investigasi yang lebih mendalam tentang topik atau isu tertentu dari konten media. Wawancara mendalam dilakukan untuk penelitian pada isu-isu tertentu seperti perasaan yang tersembunyi atau sikap atau kepercayaan yang ada pada diri informan baik disadari ataupun tidak.24

Dalam wawancara mendalam ini, peneliti akan lebih banyak memperoleh jawaban informan secara idividual tentang respon, opini, atau perasaannya berkaitan dengan konten media atau hal-hal lain yang berkaitan dengan media massa.

Pendapat informan secara individual tentu berbeda dengan pendapat komunal atau pendapat bersama. Dinamika pendapat komunal inilah yang terkadang tidak banyak dipakai, tetapi menjadi signifikan dan menarik serta memberikan variasi data terhadap studi

23

Suharsimi Arikunto. Prosedur penelitian : Suatu pendekatan Praktik edisi revisi VI, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), hlm. 227.

24


(34)

24

khalayak media terutama dalam metode analisis penerimaan atau

reception analysis konten media massa.25 d. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subyek sendiri atau oleh orang lain tentang subyek. Studi dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subyek melalui suatu media tertulis atau dokumen lainnya.26

Dengan analisis dokumen ini diharapkan data yang diperlukan menjadi benar-benar valid. Dokumen yang dapat dijadikan sumber antara lain foto, laporan penelitian, buku-buku yang sesuai dengan penelitian, dan data tertulis lainnya.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah Analisis Resepsi.

25

Ibid., hlm. 168.

26


(35)

25

Analisis Resepsi merupakan bagian khusus dari studi khalayak yang mencoba mengkaji secara mendalam proses aktual dimana wacana media diasimilasikan melalui praktek wacana dan budaya khalayaknya. Ada tiga elemen dalam analisis resepsi, antara lain:27

1. Mengumpulkan data dari khalayak. Dalam uraian ini lebih ditekankan perolehan data melalui wawancara kelompok yang akrab disebut focus group interview. Wawancara mendalam secara

kelompok tetap harus berpegang pada “wacana yang berkembang

setelah diantarai media dikalangan pemirsa”. Artinya, wawancara berlangsung untuk menggali bagaimana sebuah isi pesan media tertentu menstimulasi wacana yang berkembang dalam diri khalayaknya.

2. Menganalisis hasil atau temuan dari wawancara atau rekaman proses jalannya focus group discussion (FGD). Setelah wawancara dan FGD sebagaimana langkah pertama di atas dilakukan maka tahap berikutnya peneliti mengkaji catatan wawancara tersebut yang berupa ratusan transkip wawancara yang di dalamnya kemudian bisa disarikan berbagai kategori pernyataan, komentar dari peserta diskusi. Dalam tahap ini peneliti bisa memanfaatkan metode analisis wacana sebagaimana lazimnya dipakai dalam studi literer untuk menelaah makna intersubyektif dan menginterpretasikan makna yang tersirat dibalik pola ketidaksepakatan pendapat diantara peserta dan

27 Tri Nugoho Adi, “Mengkaji Khalayak Media Dengan Metode Penelitian Resepsi”, Jurnal Acta DiumA, Vol 8. No. 1, 2012. Hlm. 27.


(36)

26

sebagainya yang mungkin muncul dalam diskusi. Dalam tahap ini, peneliti kemudian tidak sekedar melakukan kodifikasi dari beberapa pendapat yang sejalan atau yang tidak sejalan melainkan lebih merekonstruksi proses terjadinya wacana dominan dan sebaliknya, dilihat dari berbagai latar belakang sosio kultural peserta diskusi. 3. Tahap ini peneliti melakukan interpretasi terhadap pengalaman

bermedia dari khalayaknya. Perlu dicatat bahwa dalam tahap ini sebenarnya seorang peneliti tidak sekedar mencocokkan model pembacaan sebagaimana yang telah dirumuskan dalam acuan teoritis melainkan justru mengolaborasikan dengan temuan yang sesungguhnya terjadi di lapangan sehingga memunculkan model atau pola penerimaan yang nyata dan lahir dari konteks penelitian sesungguhnya.

7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan beberapa teknik yaitu :

a. Ketekunan/ Keajegan Pengamatan

Keajegan Pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentative. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat.


(37)

27

Dalam konteks ini, sebelum melakukan pembahasan penelitian, peneliti melakukan pengamatan terlebih dahulu dalam mencari informasi untuk dijadikan obyek penelitan, dan setelah itu peneliti menemukan fenomena yang menarik untuk dikaji, yaitu tentang maraknya Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya dalam menggunakan aplikasi transportasi masa kini. Dengan begitu, peneliti dapat mengetahui pemahaman Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel tentang aplikasi transportasi

online dan mengetahui apa makna aplikasi transportasi online bagi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.

b. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.28 Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber. Triangulasi sumber digunakan unutk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda.

Dalam konteks ini, upaya yang dilakukan oleh peneliti adalah peneliti melakukan perbandingan dan mengecek hasil ulang suatu data yang dihasilkan dari wawancara, membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

28


(38)

28

c. Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi

Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil semenetara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Teknik ini dilakukan untuk membuat agar peneliti tetap dapat mempertahankan sikap terbuka dan jujur. Selain itu, diskusi dengan teman sejawat ini juga dapat memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk mulai menguji hipotesis kerja yang muncul dari pemikiran peneliti. Peneliti berdiskusi dengan mahasiswa Ilmu Komunikasi yang merupakan teman sejawat.

I. Sistematika Pembahasan

Untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang sistematika pembahasan dalam proposal penelitian ini, maka peneliti memberikan deskripsi sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab pertama dari penelitian ini yang mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan mengapa penelitian itu dilakukan. Maka dari itu di dalam bab pendahuluan terdapat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, penelitian terdahulu, definisi konsep penelitian, kerangka pikir penelitin, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.


(39)

29

BAB II : KAJIAN TEORITIS

Bab ini memuat serangkaian sub-sub bahasan tentang kajian teoritis obyek kajian yang dikaji. Adapun bagian-bagiannya berisi: kajian pustaka dan kajian teori.

BAB III : PAPARAN DATA PENELITIAN

Bab ini berisi tentang data-data yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti ketika berada di lapangan. Adapun bagian-bagiannya berisi : Deskripsi Subyek Penelitian dan Deskripsi Data Peneltian.

BAB IV : INTERPRETASI HASIL PENELITIAN TENTANG

APLIKASI TRANSPORTASI ONLINE DI SURABAYA Bab ini mengulas atau menganalisis data-data yang telah dikumpulkan oleh peneliti. Adapun bagian-bagiannya berisi: Temuan Penelitian dan Analisis Data Dengan Teori Stuart Hall.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi Simpulan hasil penelitian dan Rekomendasi.


(40)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Pustaka 1. Media Online

a. Pengertian Media Online

Media dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti alat, perantara atau penghubung. Dalam Bahasa Inggris (Oxford Dictionary)

media berarti “The main means of mass communication” atau sesuatu yang

paling utama dalam komunikasi massa. Istilah media massa memberikan gambaran mengenai alat komunikasi yang bekerja dalam berbagai skala, mulai dari skala terbatas hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa saja di masyarakat, dengan skala yang sangat luas.1

Pada tahun 1990, Mark Poster meluncurkan buku besarnya, The Second Media Age, yang menandai periode baru dimana teknologi interaktif dan komunikasi jaringan, khususnya dunia maya akan mengubah masyarakat. Ada dua pandangan yang dominan tentang perbedaan antara era media pertama, dengan penekanannya pada penyiaran, dan era edia media kedua, dengan penekanannya pada jaringan. 2

Per-definisi, media online (online media) disebut juga dengan

cybermedia (media siber), internet media (media internet), dan new media

1

Morrison, M.A. (dkk), Teori Komunikasi Massa : Media, Budaya, dan Masyarakat, (Bogor : PT Ghalia Indonesia, 2010), hlm 1.

2

Littlejohn, Stepehen W dan Karen A. Foss. Teori Komunikasi, (Jakarta : Salemba Humanika, 2009), hlm. 413.


(41)

31

(media baru) dapat diartikan sebagai media yang tersaji secara online di situs web (website) internet.

Pedoman Pemberitaan Media Siber (PPMS) yang dikeluarkan

Dewan Pers mengartikan media siber sebagai “segala bentuk media yang

menggunakan wahana internet dan melaksanakan kegiatan jurnalistik, serta memenuhi persyaratan Undang-Undang Pers dan Standar Perusahaan

Pers yang ditetapkan Dewan Pers.”3

Media online bisa dikatakan sebagai media “generasi ketiga” setelah media cetak (printed media)-koran, tabloid, majalah, buku, dan media elektronik (electronic mdia)-radio, televisi, dan film/video.

Media online bisa merupakan produk jurnalistik online atau

cyber journalisme yang didefinisikan sebagai “pelaporan fakta atau

peristiwa yang diproduksi dan didistribusikan melalui internet.”

Dalam persepektif studi media atau komunikasi massa, media

online menjadi objek kajian teori “media baru”, yaitu istilah yang mengacu pada permintaan akses ke konten (isi/informasi) kapan saja, dimana saja, pada seiap perangkat digital serta umpan balik pengguna interaktif, partisipasi kreatif, dan pembentukan komunitas sekitar konten media, juga

aspek generasi “real-time”.4

Media Online disebut juga dengan Digital Media adalah media yang tersaji secara online di internet. Pengertian Media Online dibagi menjadi dua pengertian yaitu secara umum dan khusus:

3

Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Online : Panduan Praktis Mengelola Media Online,

(Bandung : Nuansa Cendikia, 2012), hlm. 30.

4


(42)

32

1. Pengertian Media Online secara umum, yaitu segala jenis atau format media yang hanya bisa diakses melalui internet berisikan teks, foto, video, dan suara. Dalam pengertian umum ini, media online juga bisa dimaknai sebagai sarana komunikasi secara online. Dengan pengertian media online secara umum ini, maka email, mailing list (milis), website, blog, whatsapp, dan media sosial (sosial media) masuk dalam kategori media online.

2. Pengertian Media Online secara khusus yaitu terkait dengan pengertian media dalam konteks komunikasi massa. Media adalah singkatan dari media komunikasi massa dalam bidang keilmuan komunikasi massa mempunyai karakteristik tertentu, seperti publisitas dan periodisitas.5

b. Jenis-Jenis Media Online

Secara teknis atau fisik, media online adalah media berbasis telekomunikasi dan multimedia (komputer dan internet). Termasuk kategori media online adalah portal, website (situs web, termasuk blog dan media sosial seperti facebook dan twitter), radio online, tv online, dan email.

Asep Syamsul Romli mengklasifikasikan jenis-jenis media online menjadi lima kategori:6

1. Situs berita berupa edisi online dari media cetak suratkabar atau majalah, seperti media-indonesia.com.

5

M.Romli, Asep Syamsul. Jurnalistik Online: Panduan Praktis Mengelola Media Online,

(Bandung : Nuansa Cendekia, 2012), hlm. 34.

6


(43)

33

2. Situs berita berupa edisi online dari media penyiaran radio, seperti Radio Nederland (rnw.nl)

3. Situs berita berupa edisi online media penyerian televise, seperti CNN.com.

4. Situs berita online murni yang tidak terkait dengan media cetak/elektronik, seperti detikdotcom.

5. Situs “indeks berita” yang hanya memuat link-link berita dari

situs berita lain, seperti Yahoo! News.

c. Karakteristik Media Online

Karakteristik sekaligus keunggulan media online

dibandingkan “media konvensional” (cetak/elektronik), antara

lain:7

1. Multimedia: dapat memuat atau menyajikan informasi dalam bentuk teks, audio, video, grafis, dan gambar secara bersamaan. 2. Aktualitas: berisi info aktual karena kemudahan dan kecepatan

penyajian.

3. Cepat: begitu diposting atau diupload, langsung bisa diakses semua orang.

4. Update: pembaruan (updating) informasi dapat dilakukan dengan cepat baik dari sisi konten maupun redaksional, misalnya kesalahan ketik/ejaan. Kita belum menemukan istilah

7


(44)

34

“ralat” di media online sebagaimana sering muncul di media

cetak. Informasi pun disampaikan secara terus menerus.

5. Kapasitas luas : halaman web bisa menampung naskah sangat panjang.

6. Fleksibilitas: pemuatan dan editing naskah bisa kapan saja dan dimana saja.

7. Luas: menjangkau seluruh dunia yang memiliki akses internet. 8. Interaktif: dengan adanya fasilitas kolom komentar dan chat

room.

9. Terdokumentasi: informasi tersimpan di “bank data” (arsip)

dan dapat ditemukan melalui “link”, “artikel terkait”, fasilitas

“cari” (search).

10.Hiperlinked: terhubung dengan sumber lain (links) yang berkaitan dengan informasi tersaji.

Ada juga karakter media online yang menjadi kekurangan atau kelemahannya, diantaranya:8

a. Ketergantungan terhadap perangkat komputer dan koneksi internet. Jika tidak ada aliran listrik, baterai habis, dan tidak ada koneksi internet, maka media online tidak bisa diakses.

b. Bisa dimiliki dan dioperasikan oleh “sembarang orang”.

Mereka yang tidak memiliki keterampilan menulis

8


(45)

35

sekalipun dapat menjadi pemilik media online dengan isi

berupa “copy-paste” dari informasi situs lain.

c. Adanya kecenderungan mata “mudah lelah” saat membaca

informasi media online, khususnya naskah yang panjang. d. Akurasi sering terabaikan. Karena mengutamakan

kecepatan, berita yang dimuat di media online biasanya tidak eakurat media cetak, utamanya dalam hal penulisan kata (salah tulis).

2. Analisis Resepsi

Analisis resepsi khalayak atau audiens memahami proses pembuatan makna (making meaning prosess) yang dilakukan oleh audiens ketika mengkonsumsi tayangan sinema atau program film seri di televisi, misalnya. Analisis resepsi digunakan untuk melihat dan memahami respon, penerimaan, sikap, dan makna yang diproduksi atau dibentuk oleh penonton atau pembaca majalah atau novel-novel romantis misalnya terhadap konten dari karya literature dan tulisan dalam majalah.9

Asumsi dasar dari analisis adalah konsep khalayak aktif. Khalayak aktif adalah khalayak yang mempunyai otonomi untk memproduksi dan mereproduksi makna yang ada di dalam tayangan sebuah film atau drama-drama seri yang ditontonnya.10

9

Rachmah Ida, Metode Penelitian Studi Media Dan Kajian Budaya, (Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 161

10


(46)

36

Stuart Hall (1927) menuliskan tentang teori “Encoding dan

Decoding” sebagai proses khalayak mengkonsumsi dan memproduksi

makna dalam proses penerimaan atas konten media massa yang dikonsumsinya.11

Analisis resepsi merupakan metode untuk melihat respon khalayak. Khalayak aktif menginterpretasikan pesan melalui proses pemikiran dari pengalaman individu. Sedangkan khalayak pasif menginterpretasikan pesan hanya dengan hipotesis yang bersifat sementara. Posisi sosial dan diskursif juga mempengaruhi tingkat kepekaan dalam membaca teks media. Perbedaan itulah yang membuat khalayak menjadi hegemoni.12

Analisis ini merupakan bagian khusus dari studi khalayak yang mencoba mengkaji secara mendalam proses aktual dimana wacana media diasumsikan melalui praktek wacana dan budaya khalayaknya,

reception analysis muncul pada tahun 1970 oleh Morley, analisis ini memahami makna, hubungan antara isi dan media masa dan khalayak. Di dalam penelitian ini khalayak dilihat sebagai active interpreter, mengajukan bahwa teks-teks dan penerimanya adalah elemen pelengkap dari satu objek penyelidikan yang dengan demikian alamat baik diskursif dan aspek-aspek sosial komunikasi.

11

Ibid. hlm. 162

12

Ece Simin Civelek. “ Food in Film : A Study on Audience Reception”. Jurnal of Departement of

Communication and Desaign Ihsan Dogramaci Bilkent University Ankara, Vol 1, no 2. May 2012, hlm. 1. Diakses pada tanggal 25 Desember 2016.


(47)

37

Analisis ini mengasumsikan bahwa tidak ada "efek" tanpa "makna", dimana dalam hal ini masyarakat memaknai kembali pesan yang disampaikan oleh media dan pemaknaan yang dilakukan khalayak akan menimbulkan efek yang beragam, dan efek inilah yang menjadi tahap akhir dari penelitian ini.

Reception analysis mempunyai ciri utama berfokus pada isi, di dalam mengartikan teks, untuk membaca teks kita harus dapat menafsirkan lambang dan strukturnya. Dalam membaca suatu teks khalayak tidak hanya mengartikan suatu teks tersebut akan tetapi juga menafsirkan dalam struktur keseluruhan sehingga khalayak bisa memaknai secara utuh. Jadi khalayak melakukan penafsiran kembali untuk menemukan pesan yang disimpulkan dengan pemahaman khalayak dengan berbagai pengaruh di dalam lingkungan khalayak. Mempelajari secara mendalam proses-proses yang sebenarnya melalui wacana media berasimilasi dengan wacana dan praktek budaya penonton.

Salah satu standar untuk mengukur khalayak media adalah menggunakan reception analysis, dimana analisis ini mencoba memberikan sebuah makna atas pemahaman teks media (cetak, elektronik, internet) dengan memahami bagaimana karakter teks media dibaca oleh khalayak. Individu yang menganalisis media melalui kajian reception memfokuskan pada pengalaman khalayak mengkonsumsi media (penonton/pembaca), serta bagaimana makna


(48)

38

diciptakan melalui pengalaman tersebut. Konsep teoritik terpenting dari reception analysis adalah bahwa teks media penonton/pembaca atau program televisi bukanlah makna yang melekat pada teks media tersebut, tetapi makna diciptakan dalam interaksinya antara khalayak (penonton/pembaca) dan teks. Dengan kata lain, makna diciptakan karena menonton atau membaca dan memproses teks media.

Studi khalayak atau sering juga disebut studi resepsi khalayak (reception analysis) adalah suatu aliran studi budaya (cultural studies) yang dikembangkan untuk memahami interpretasi dari suatu teks.

Analisis resepsi merupakan suatu studi yang melihat khalayak sebagai partisipan aktif dalam membangun dan memaknai atas apa yang mereka baca, mereka dengar, dan mereka lihat sesuai dengan konteks budaya. Isi media dipahami sebagai bagian dari sebuah proses dimana akal sehat di konstruksi melalui pembacaan yang diperoleh dari gambar dan teks bahasa. Sementara makna teks media bukanlah fitur yang transparan, tetapi produk interpretasi oleh pembaca dan penonton. Jika sebelumnya media adalah sebagai penyalur informasi, maka kini media menjadi fasilitator, penyaring dan pemberi makna dalam sebuah informasi. Media kini memasuki ke dalam dunia makna yang lebih luas, tidak terbatas pada tempat dan waktu kejadian sebuah peristiwa. Namun asumsi lainnya mengatakan bahwa studi yang dilakukan mengenai pemahaman makna oleh khalayak tersebut, masih


(49)

39

jauh dari kepastian makna yang teridentfikasi yang hanya mungkin diaktifkan oleh pembaca, khalayak, dan konsumen.

Pemanfaatan teori reception analysis sebagai pendukung dalam kajian terhadap khalayak sesungguhnya hendak menempatkan khalayak menginterpretasikan isi media, memberikan makna atas pemahaman dan pengalamannya sesuai apa yang dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Studi resepsi khalayak juga bukan hanya sekedar apa yang media lakukan terhadap khalayaknya atau bahkan apa yang khalayak lakukan pada media, melainkan bagaimana media dan khalayak berinteraksi satu sama lain.

Secara konseptual khalayak mengkonsumsi media dalam berbagai cara dan kebutuhan. Hal ini merujuk pada pemikiran interpretif yang menekankan pada pengalaman subyektif ( meaning-contruction) seseorang dalam memahami suatu fenomena. Dalam konteks ini, melihat lebih dekat apa yang sebenarnya terjadi pada individu sebagai pengonsumsi teks media dan bagaimana mereka memandang dan memahami teks media ketika berhubungan dengan media.13

Khalayak dilihat sebagai bagian dari interpretive communitive

yang selalu aktif dalam mempersepsi pesan dan memproduksi makna, tidak hanya sekedar individu pasif yang hanya menerima saja makna

13

Jurnal Ilmiah SCRIPTURA, Penelitian Khalayak Dalam Persepektif Reception Analysis, Vol. 3, No. 1, Januari 2009: 1 – 7, hlm. 2. Diakses pada tanggal 27 Desember 2016.


(50)

40

yang diproduksi oleh media. Hasil penelitian merupakan representasi suara khalayak yang mencakup identitas sosial dan posisi subjek. Pada

Reception Theory oleh Stuart Hall, analisis resepsi mengacu pada studi tentang makna, produksi dan pengalaman khalayak dalam hubungannya berinteraksi dengan teks media. Fokus dari teori ini ialah proses decoding, interpretasi, serta pemahaman inti dari konsep analisis reception. Dalam teori ini, Stuart Hall mengatakan bahwa makna yang dimaksudkan dan yang diartikan dalam sebuah pesan bisa terdapat perbedaan. Kode yang digunakan atau disandi (encode) dan yang disandi balik (decode) tidak selamanya berbentuk simetris. Derajat simetri dalam teori ini dimaksudkan sebagai derajat pemahaman serta kesalahpahaman dalam pertukaran pesan dalam proses komunikasi – tergantung pada relasi ekuivalen (simetri atau tidak) yang terbentuk antara encoder dan decoder.

3. Aplikasi Transportasi Online

Aplikasi transportasi online di Surabaya yang dapat dijumpai antara lain :

a. Uber

Uber adalah perusahaan rintisan dan perusahaan teknologi untuk transportasi asal San Francisco, California, menciptakan aplikasi mobile yang menghubungkan penumpang dengan pemilik kendaraan yang menyewakan kendaraannya. Perusahaan ini telah melayani penjemputan di berbagai kota di seluruh dunia. Mobil


(51)

41

dipesan dengan menggunakan sebuah smartphone yang telah terinstal aplikasi Uber. Bulan Juni 2014, Uber mengakhiri periode pendanaan yang menaikkan nilai perusahaan menjadi US$18,2 miliar. Meski Uber belum merilis nama-nama investornya, Fidelity Investments diduga-duga merupakan investor terbesarnya.

Uber merupakan perusahaan besar dan telah menyebar ke setiap negara, tidak terkecuali di Indonesia. Uber masuk ke Indonesia (Jakarta) pada tanggal 10 Juni 2014, sampai saat ini Uber telah ada di Bandung dan Bali. Sama halnya dengan negara lain, Uber di Indonesia tidak begitu saja lepas dari kontroversi.

Uber bukan perusahaan transportasi, Uber adalah perusahaan teknologi yang menyediakan aplikasi online untuk transportasi. Uber tidak menyediakan mobil atau alat transportasi lainnya, Uber hanya sebagai media perantara antara Driver dan Pengguna jasa transportasi. Jadi ini bisa menjadi peluang bisnis yang baru bagi pengusaha maupun individual.

Cara kerja Uber sangat simpel, dengan menghubungkan antara seorang pengguna dan driver dengan jarak yang paling dekat. Cukup bermodalkan sebuah smartphone berbasis iOS atau Android kita dapat menggunakan aplikasi tersebut. Pada aplikasi kita dapat melihat nama, foto, rating dan kendaraan yang digunakan oleh sang driver, tarif Uber pun sangat murah, inilah yang menjadi daya tarik Uber bagi penggunanya. Keamanan dari


(52)

42

sisi driver pun tidak main-main, untuk menjadi seorang driver tidaklah begitu saja mudah. Untuk bisa menjadi driver atau Partner Uber kita harus memiliki dokumen SIM A dan SKCK, juga harus mengikuti training atau SOP dari pihak Uber.

Menggunakan Uber seperti menaiki kendaraan berkelas dengan harga yang ekonomis, karena Uber memberikan tarif yang sangat murah dibandingkan dengan taksi konvensional maupun kompetitor lainnya.14

b. Go Jek

GoJek merupakan sebuah perusahaan teknologi asal Indonesia yang melayani angkutan melalui jasa ojek. Layanan GoJek tersedia di wilayah Jabodetabek, Bali, Bandung, Surabaya, Makassar, Medan, Palembang, Semarang, Malang, Yogyakarta, Balikpapan dan Manado. Hingga bulan Juni 2016, aplikasi GoJek sudah diunduh sebanyak hampir 10 juta kali di Google Play pada sistem operasi Android. Saat ini juga ada untuk iOS, di App Store.15

Go Jek adalah perusahaan berjiwa sosial yang memimpin revolusi industri transportasi Ojek. Go Jek bermitra dengan para pengendara Ojek berpengalaman di Jakarta meliputi area Jabodetabek, Bandung, Bali & Surabaya dan menjadi solusi utama

14

http://uberindonesia.org/forum/index.php?topic=2.0 diakses pada tanggal 20 Desember 2016 19.31 WIB.

15


(53)

43

dalam pengiriman barang, pesan antar makanan, berbelanja dan berpergian di tengah kemacetan. Go Jek memiliki keunggulan yaitu penumpang dapat melakukan pemesanan dengan cepat, memantau Driver Anda secara langsung dan membayar dengan Go Jek Credit. Go Jek adalah sebuah perusahaan teknologi berjiwa sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja di berbagai sektor informal di Indonesia. Kami bermitra dengan sekitar 200.000 pengendara ojek yang berpengalaman dan terpercaya di Indonesia, untuk menyediakan berbagai macam layanan, termasuk transportasi dan pesan antar makanan.

Go Jek memberikan asuransi terhadap penumpang berupa santunan musibah kecelakaan kepada seluruh pelanggan Go Jek yang menggunakan layanan GO-RIDE. Konsumen akan menerima penggantian sampai dengan Rp. 10.000.000* dan untuk biaya rumah sakit sampai dengan Rp. 5.000.000*. Syarat dan ketentuan klaim adalah sebagai berikut:

1. Bookingan harus dibuat via aplikasi untuk memastikan penggunaan layanan terdaftar di sistem kami.

2. Penerima santunan memiliki kartu identitas yang berlaku. 3. Dokumen yang diperlukan:

 Kwitansi asli dari dokter/rumah sakit yang asli.

 Fotocopy asli pemeriksaan medis (x-ray, laboratorium, dll).


(54)

44

GO-JEK juga memberikan ganti rugi untuk kehilangan barang sampai dengan Rp. 10.000.000 selama barang tersebut sesuai dengan informasi yang tertera dalam informasi booking. Nominal penggantian akan berdasarkan struk pembelian dan/atau mengacu kepada nilai wajar harga barang.16

Layanan yang tersedia di aplikasi Go Jek antara lain:17

1. Go-Ride

Go Ride atau jasa transportasi yang berupa motor, sesuai dengan namanya GoJek dimanfaatkan sebagai media transportasi khususnya diwaktu macet dan disaat kesulitan mencari transportasi publik. Kelebihan pada Go Jek adalah pada awal pemesanan kita menentukan dimana keberadaan calon penumpang dan mementukan tujuan, dan seketika aplikasi memberikan konfirmasi harga yang harus dibayar oleh calon penumpang.

2. Go-Car

Go-Car juga sama seperti Go-Ride yang meruapakan jasa transportasi. Tetapi, Go-Car merupakan jasa transportasi yang disediakan oleh Go Jek berupa mobil.

3. Go-Food

Go Food atau jasa pengiriman makanan, dengan layanan ini kita bisa order makanan di restoran favorit kita tanpa harus pergi kesana. Tinggal order lalu beritahu saja di aplikasi restoran yang kita maksud dan menu apa saja yang

16

https://www.go-jek.com/faq#accordion1 diakses pada tanggal 20 Desember 2016 19.59 WIB.

17


(55)

45

ingin kita order. Bahkan didalam layanan ini sudah ada jenis-jenis makanan yang direkomendasikan sehingga memudahkan. 4. Go-Send

Go-Send atau Instant Courier (jasa pengiriman barang). GoJek bisa dimanfaatkan sebagai pengiriman barang secara "real time". Biaya yang dibayar tentu saja sesuai dengan jarak tempuh yang secara otomatis sudah tertera di aplikasi. Baik dokumen maupun barang bisa diantar. Dengan catatan untuk barang yang akan dikirimkan tidak boleh melebihi dari pada jarak stang motor dan tinggi pengemudi.

5. Go-Mart

Layanan belanja instan yang bisa digunakan untuk membeli ribuan jenis barang dari berbagai macam toko dimana pun. Terdapat beberapa kategori toko di Go Mart :

a. Groceries

b. Convenience store

c. Health & Pharmacy

d. Optical & Eyewear

e. Electronic & Gadget

f. Books & Stationeries

g. Hobby & Speciality

h. Kids, Toys & Maternity

i. Petshop

j. Hair & Beauty

k. Local Produce

l. Alcohol

m. Cooking & Baking

6. Go-Box

Layanan angkut dan antar oleh mbil boks, pickup bak dan lain-lain yang di desain untuk memenuhi kebutuhan usaha


(56)

46

yang beragam. Go Box mempermudah seseorang untuk menjadwalkan dan memantau pengiriman barang dengan praktis

7. Go-Massage

Layanan jasa pijat tradisional panggilan secara online untuk datang ke rumah melalui aplikasi GoJek. dan tidak perlu khawatir, karena konsumen laki-laki akan dipijat oleh laki-laki dan konsumen perempuan akan dipijat oleh perempuan juga. 8. Go-Clean

Layanan jasa kebersihan rumah secara panggilan yang memberikan layanan untuk bersih-bersih rumah yang bisa dipanggil melalui aplikasi GoJek. Jadi kalau lagi malas untuk bersih-bersih rumah, bisa menggunakan jasa ini.

9. Go-Glam

Layanan jasa kecantikan panggilan yang ditujukan untuk kosumen yang ingin melakukan perawatan kecantikan seperti untuk make up, potong rambut, hijab stylist, creambath, manicure/pedicure, lulur, waxing, dan lain-lain. Intinya adalah untuk menangani masalah perawatan kecantikan.

10.Go-Tix

Dari beberapa layanan yang terdapat pada GoJek ini memudahkan pengguna aplikasi GoJek dalam melakukan apapun termasuk ketika mereka ingin menggunakan layanan transportasi, dapat langsung ditemukan dan mendapatkan pelayanan sesuai yang diminta.

11.Go-Busway

Layanan yang digunakan untuk membantu para calon penumpang busway Transjakarta dalam mencari/melihat halte-halte busway+rute dan juga solusi pengantaran calon


(57)

47

penumpang busway dari lokasi dia berada menuju halte busway yang diiginkan. Selain itu dengan aplikasi Go Busway ini para pengguna Transjakarta juga dapat mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk menunggu bus di koridor/halte busway yang diinginkan.

12.Go-Pay

Go-Pay adalah layanan dompet virtual untuk transaksi di dalam aplikasi Go Jek.

13.Go-Med

Go-Med adalah layanan terintegrasi untuk membeli obat-obatan, vitamin, dan kebutuhan medis lainnya dari apotek berlisensi.

14.Go-Pulsa

Go-Pulsa adalah layanan pengisian pulsa langsung dari aplikasi Go Jek dengan menggunakan Go-Pay.

c. Grab

Grab merupakan penyewaankendaraan pribadi dengan supir yang menghadirkan kebebasan pilihan berkendara yang nyaman dan gaya. Grab menyediakan solusi bertransportasi baru yang memberikan perasan nyaman, aman, dalam perjalanan dengan tarif pasti, tanpa biaya pemesanan. Selain itu, juga terdapat asuransi kecelakaan bagi maksimal 6 penumpang dalam satu kendaraan.


(58)

48

Grab beroperasi 24 jam setiap hari dan 7 hari dalam seminggu. Sedangkan untuk biaya minimum untuk menggunakan layanan grab adalah Rp. 10.000;.18

Layanan yang tersedia di aplikasi Grab antara lain: 1. GrabTaxi

2. GrabCar

3. GrabBike

4. GrabShare

5. GrabExpress

6. GrabFood

7. GrabHitch B. Kajian Teori

Teori Enkoding Dekoding Stuart Hall

Teori enkoding dan dekoding adalah teori yang menekankan pada peran pembaca atau khalayak dalam menerima pesan, bukan pada peran pengirim pesan. Pemaknaan pesan yang dilakukan oleh khalayak bergantung pada latar belakang budaya dan pengalaman hidup khalayak itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa makna dalam sebuah teks media tidak melekat pada teks media itu sendiri, melainkan dikonstruk atau dibentuk pada hubungan antara teks media dan pembaca.19

18

https://www.grab.com/id/car/ diakses pada tanggal 22 Desember 2016 19.02 WIB.

19 Ariel, Media and Cultural Studies; Keyworks” Jurnal Georgetown University ILL. Vol 20 no 5,


(59)

49

Enkoding dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan sumber untuk menerjemahkan pikiran dan ide-idenya ke dalam suatu bentuk yang dapat diterima oleh indera pihak penerima.

Enkoding dalam proses komunikasi dapat berlangsung satu kali namun dapat terjadi berkali-kali. Dalam pembicaraan tatap muka, pembicara melakukan enkoding terhadap pikiran atau idenya ke dalam kata-kata. Dalam percakapan melalui telepon, proses enkoding terjadi dua kali. Pembicara melakukan enkoding terhadap gelombang suara yang dikeluarkan pembicara. Kemampuan untuk melakukan enkoding ini berbeda-beda untuk setiap orang. Ada orang yang sangat mahir memilih kata-kata sehingga menghasilkan kalimat yang bagus dan mengesankan. Para orator ulung memiliki kemampuan enkoding yang sangat baik. Namun lebih banyak lagi orang-orang yang tidak memiliki kemampuan enkoding ini. kemampuan enkoding juga berbeda-beda untuk setiap teknologi.20

Sedangkan dekoding yaitu kegiatan untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan pesan-pesan fisik ke dalam suatu bentuk yang memiliki arti bagi penerima.

Hegemoni dan hegemoni tandingan tidak akan ada tanpa adanya kemampuan khalayak untuk menerima pesan dan membandingkan pesan tersebut dengan makna yang sebelumnya telah disimpan di dalam ingatan mereka. Proses ini disebut dengan dekoding. Ketika kita menerima pesan

20


(60)

50

dari pihak lain maka kita melakukan dekoding terhadap pesan itu berdasarkan persepsi, pemikiran, dan pengalaman masa lalu.21

Individu yang menerima pesan iklan dari media massa yang menawarkan suata produk maka ia akan menghubungkan pesan iklan itu dengan berbagai perilaku mentalnya seperti keinginannya untuk membeli produk tersebut, percakapannya yang dilakukannya dengan mereka yang telah membeli produk tersebut, pengetahuannya terhadap produk, dan fakta bahwa ia mungkin belum pernah memiliki produk itu. Ia akan menyimpan segala informasi yang dimilikinya, dan menggunakan informasi itu kembali ketika ia berbicara dengan orang lain mengenai produk tersebut. Semuanya dilakukan dengan cepat dan ia akan segera membuat keputusan mengenai bagaimana menafsirkan pesan ketika ia harus membahas hal yang sama.

Proses dekoding media merupakan hal penting bagi studi kultural. Kita telah mengetahui bahwa masyarakat menerima informasi dalam jumlah besar dari kelompok elite masyarakat yaitu media, dan khalayak secara tidak sadar menerima, menyetujui, atau mendukung apa yang dikemukakan ideologi dominan. Para ahli teori studi kultural berpandangan bahwa masyarakat harus dilihat sebagai bagian dari konteks yang lebih besar, salah satunya adalah mereka yang tidak terdengar suaranya karena tertekan oleh pandangan dominan.

21


(61)

51

Berbagai hubungan sosial secara hierarkis berada dalam masyarakat yang tidak imbang yang menghasilkan situasi dimana mereka yang berada pada kelas sosial rendah harus menerima pesan dari mereka yang berada pada kelas sosial yang lebih tinggi. Media melakukan kontrol terhadap isi pesan dengan melakukan enkoding terhadap pesan. Sebagaimana dikemukakan Becker, untuk dapat dimengerti maka isi media harus diubah ke dalam bentuk-bentuk simbolis. Komunikator memiliki pilihan terhadap sejumlah kode dan simbol yang akan mempengaruhi makna isi pesan bagi penerimanya. Karena kode, simbol dan bahasa memiliki latar belakang ideologi maka pemilihan kode, simbol dan bahasa, sadar atau tidak sadar, juga menjadi pilihan terhadap ideologi.

Pada saat bersamaan, audiensi akan menggunakan berbagai kategori yang mereka miliki untuk melakukan dekoding terhadap pesan, dan mereka sering kali menginterpretasikan pesan media melalui cara-cara yang tidak dikehendaki oleh sumber pesan sehingga menimbulkan makna yang berbeda. Sebagai akibat munculnya makna yang berbeda ini,ideologi yang berlawanan akan muncul di masyarakat. Makna yang diinginkan suatu pesan iklan dapat hilang atau tidak diterima oleh kelompok audiensi tertentu karena mereka memberikan interpretasi dengan cara berbeda.

Objek dari pelbagai praktik ini adalah makna dan pesan dalam bentuk wahana-tanda (sign-vehicles) jenis khusus yang diorganisir-seperti bentuk komunikasi atau bahasa manapun. Melalui pengoperasian kode dalam rantai sigmantik diskursus. Maka pelbagai aparatus, relasi, dan


(62)

52

praktik produksi itu muncul, pada momen tertentu (momen produksi/sirkulasi) dalam bentuk „wahana simbolik’ yang tercipta dalam aturan „bahasa’. Dalam bentuk diskursif inilah, sirkulasi „produk’ terjadi. Oleh karenanya, proses itu membutuhkan diakhir produksi, instrumen materialnya, sarana-prasarananya, disamping gabungan pelbagai politik dalam aparatus media. Namun, dalam bentuk diskursif-lah sirkulasi produk itu terjadi, sebagaimana juga distribusinya kepada audiens yang berbeda-beda. Sekali terkukuhkan, maka diskursus itu mesti diterjemahkan-ditransformasikan lagi-ke dalam praktik sosial jika sirkuit itu hendak dijadikan lengkap dan efektif. Jika tidak ada „makna’ yang diambil, maka

tidak mungkin ada „konsumsi’, jika makna tidak tersirkulasikan dalam

praktik, maka makna tidak memiliki efek. Nilai pendekatan ini bahwa sementara masing-masing momen, dalam artikulasi, merupakan hal yang dibutuhkan oleh sirkuit secra keseluruhan, tidak ada satupun momen yang bisa sepenuhnya menjamin momen berikutnya yang dengannya hal itu terartikulasikan. Karena masing-masing memiliki modalitas dan kondisi keberadaannya yang spesifik, maka masing-masing bisa membuat keterputusan atau penghentiannya dalam „peralihan bentuk’ yang kesinambungannya menjadi tempat bergantungnya aliran produksi (yakni, reproduksi) yang efektif.22

22 Stuart Hall, Dorothy Hobson, Andrew Lowe dan Paul Willis (ed.), Budaya Media Bahasa “Teks Utama Perencanaan Cultural Studies 1972-1979”, (Yogyakarta : Jalasutra, 2011), hlm. 214.


(63)

53

Menurut Hall dalam bukunya Morrison23 khalayak melakukan dekoding terhadap pesan media melalui tiga kemungkinan posisi yaitu : 1. Posisi Hegemoni Dominan

Posisi ini adalah dimana media menyampaikan pesannya dengan menggunakan kode budaya dominan dalam masyarakat. Dengan kata lain, baik media dan khalayak sama-sama menggunakan budaya dominan yang berlaku. Media harus memastikan bahwa pesan yang diproduksinya harus sesuai degan budaya dominan yang ada dalam masyarakat. Jika, misalnya, khalayak menginterpretasikan pesan iklan di media melalui cara-cara yang dikehendaki media maka media, pesan dan khalayak sama-sama menggunakan ideologi dominan.

2. Posisi Negosiasi

Posisi dimana khalayak secara umum menerima ideologi dominan namun menolak penerapannya dalam kasus-kasus tertentu. Dalam hal ini, khalayak bersedia menerima ideologi dominan yang bersifat umum, namun mereka akan melakukan beberapa pengecualian dalam penerapannya yang disesuaikan dengan aturan budaya setempat.

Mayoritas audiens mungkin memahami secara cukup memadai apa yang secara dominan telah didefinisikan dan secara profesional telah ditunjuk sebagai petanda. Namun, definisi dominan itu bersifat hegemonik persisnya karena definisi tersebut merepresentesikan definisi pelbagai situasi dan peristiwa yang berada dalam posisi

23

Morrison, M.A. (dkk), Teori Komunikasi Massa : Media, Budaya, dan Masyarakat, (Bogor : PT Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 171.


(64)

54

„dominan’, (global). Dekoding dalam versi yang dinegosiasikan mengandung campuran unsur-unsur yang bersifat adaptif dan oposisional.24

3. Posisi Oposisi

Cara terakhir yang dilakukan khalayak dalam melakukan dekoding terhadap pesan media adalah melalui “oposisi” yang terjadi ketika khalayak audiensi yang kritis mengganti atau mengubah pesan atau kode yang disampaikan media dengan pesan atau kode alternatif. Audiensi menolak pesan yang dimaksudkan atau disukai media dan menggantikannya dengan cara berpikir mereka sendiri terhadap topik yang disampaikan media.

Hall menerima fakta bahwa membingkai pesan dengan maksud tersembunyi yaitu untuk membujuk, namun demikian khalayak juga memiliki kemampuan untuk menghindari diri dari kemungkinan tertelan oleh ideologi dominan, namun demikian sering kali pesan bujukan yang diterima khalayak bersifat sangat halus. Para ahli teori studi kultural tidak berpandangan khalayak mudah dibodohi media namun sering kali khalayak tidak mengetahui bahwa mereka telah terpengaruh dan menjadi bagian dari ideologi dominan.

24 Stuart Hall, Dorothy Hobson, Andrew Lowe dan Paul Willis (ed.), Budaya Media Bahasa “Teks Utama Perencanaan Cultural Studies 1972-1979”, (Yogyakarta : Jalasutra, 2011), hlm. 228.


(1)

90

menggunakannya secara aktif. Mereka hanya sekedar ingin mempunyai aplikasi transportasi online ada di handphonenya dan

berangapan bahwa suatu saat mereka akan membutukannya. Akan tetapi, mereka juga tidak menolak adanya transportasi yang ada di Surabaya.

3. Oppositional Position

Informan Nurul Vitriyana masuk dalam posisi oppositional

position. Ia memaknai aplikasi transportasi online bukan termasuk

pilihan utama karena ia menganggap aplikasi transportasi online tidak

bermanfaat buat dirinya. Tidak hanya itu, mahasiswi yang biasa disapa Piti ini juga berpendapat bahwa tidak ada yang membedakan antara ada atau tidaknya aplikasi transportasi buat dirinya. Ia tidak pernah sekalipun memanfaatkan aplikasi transportasi online. Menurutnya, ia

masih bisa menggunakan kendaraan pribadi tanpa harus menggunakan transportasi online.


(2)

BAB V

PENUTUP A. Simpulan

Berdasarkan dari fokus penelitian dan uraian analisis yang telah peneliti paparkan di tiap-tiap bab, maka penulis dapat menyimpulkan terkait dengan analisis resepsi mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya tentang fenomena aplikasi transportasi online adalah sebagai berikut:

1. Pemahaman mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya tentang fenomena aplikasi transportasi online di Surabaya adalah sebagai

media komunikasi antara driver dengan customer.

2. Pemaknaan mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya tentang fenomena aplikasi transportasi online yaitu sebagai ojek modern,

sumber penghidupan, kebutuhan, mengikuti tren kekinian dan aplikasi transportasi online bukan merupakan pilihan utama.

B. Rekomendasi

Dari hasil penelitian dan uraian diatas, maka peneliti memberikan beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dari beberapa seperti: 1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan, acuan dan pengetahuan

tambahan bagi khalayak dalam menggunakan media online seperti aplikasi

transportasi online

2. Bagi mayarakat dan khususnya pembaca dapatmendorong melakukan penelitian selanjutnya agar hasil penelitian ini dapat di-compare dengan


(3)

92

penelitian lain yang sejenis, sehinga pembahasan mengenai media online yang


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro. 2010.Metodologi Penelitian untuk Public Relations. Bandung: Sibiosa Rekatama Media.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian : Suatu pendekatan Praktik edisi

revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke

Arah Ragam Varian Kontemporer (Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada media Group.

Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi “Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat”. Jakarta : Kencana.

Cholid Narbuko & Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 1997

Danesi, Marcel. 2010. Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta : JALASUTRA.

Haris Herdiansyah. 2010. Metodologi Pnelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ilmu Soisal. Jakarta : Salemba Humanika.

Ida, Rachmah. 2014. Metode Penelitian Studi Media Dan Kajian Budaya. Jakarta: Kencana.

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta : Erlangga. Irwanto. 2006. Foccused Group Discussion. Jakarta: Buku Obor.

Lexy J. Moleong. 2009. Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya.

Littlejohn, Stepehen W dan Karen A. Foss. 2009. Teori Komunikasi. Jakarta : Salemba Humanika.

Morrison, M.A. dkk. 2010. Teori Komunikasi Massa : Media, Budaya, dan

Masyarakat. Bogor : PT Ghalia Indonesia.


(5)

M. Romli, Asep Syamsul. 2012. Jurnalistik Online : Panduan Praktis Mengelola

Media Online. Bandung : Nuansa Cendikia.

Mulyana, Deddy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda karya.

Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: GP Press Group.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Stuart Hall, Dorothy Hobson, Andrew Lowe dan Paul Willis (ed.). 2011. Budaya

Media Bahasa “Teks Utama Perencanaan Cultural Studies 1972-1979”.

Yogyakarta : Jalasutra.

Jurnal

Ariel, Media and Cultural Studies; Keyworks” Jurnal Georgetown University ILL. Vol 20 no 5, Okt 2009

Ece Simin Civelek. “ Food in Film : A Study on Audience Reception”. Jurnal of Departement of Communication and Desaign Ihsan Dogramaci Bilkent

University Ankara, Vol 1, no 2. May 2012

Jurnal Ilmiah SCRIPTURA, Penelitian Khalayak Dalam Persepektif Reception Analysis, Vol. 3, No. 1, Januari 2009: 1 – 7,

Tri Nugoho Adi, “Mengkaji Khalayak Media Dengan Metode Penelitian Resepsi”, Jurnal Acta DiumA, Vol 8. No. 1, 2012

Sumber Internet

http://uberindonesia.org/forum/index.php?topic=2.0 http://id.wikipedia.org/wiki/Gojek


(6)

https://www.go-jek.com/ https://www.grab.com/id/car/ https://id.wikipedia.org/wiki/Transportasi