0 buku model implementasi pigp cozy 10 mei 2013

(1)

BUKU

MODEL IMPLEMENTASI

PROGRAM INDUKSI BAGI GURU

PEMULA (PIGP)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan

Mutu Pendidikan


(2)

Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan

2013

KATA PENGANTAR

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2010 tentang Program Induksi Guru Pemula (PIGP) menyebutkan bahwa Program Induksi adalah kegiatan orientasi, pelatihan di tempat kerja, pengembangan, dan praktik pemecahan berbagai permasalahan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan konseling bagi guru pemula pada sekolah/madrasah di tempat tugasnya. Selanjutnya, Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan melaksanakan proses pembelajaran/bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat. Sebagai pedoman dalam mengimplementasikan PIGP, Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (SDMPK dan PMP) menerbitkan Buku Model Implementasi PIGP bagi pemangku kepentingan pendidikan.

Buku ini diterbitkan dengan tujuan menyamakan persepsi dan menjadi acuan semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan PIGP. Buku ini berisi tentang Konsep PIGP dan Model pelaksanaan PIGP dengan mengintegrasikan lesson study. Dengan terbitnya buku ini diharapkan pelaksanaan PIGP sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, sehingga program ini benar-benar dapat meningkatkan kompetensi, kinerja, dan profesional guru, akhirnya berdampak pada peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada Tim Penyusun atas dedikasinya yang sangat tinggi dalam menyusun buku Model Implementasi PIGP ini. Semoga usaha baik ini menjadi tonggak bagi pengembangan pendidikan di Indonesia.

Jakarta, .... Mei 2013

Kepala Badan Pengembangan SDMPK dan PMP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd NIP. 19620203 198703 1 002


(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……….. ii

DAFTAR ISI ………. ii

DAFTAR LAMPIRAN ………. iii

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang ……… 1

B. Landasan Hukum ……… 2

C. Tujuan ……….. 2

BAB II KONSEP PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA DAN LESSON STUDY ……….... 3

A. Program Induksi Guru Pemula ………... 3

B. Lesson Study ………...….. 10

BAB III PELAKSANAAN PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA ………. 15

A. Tahap Persiapan ………..……. 15

B. Tahap Pengenalan Sekolah/Madrasah dan Lingkungannya …….………... 16

C. Tahap Pembimbingan …..……… 17

D. Tahap Penilaian ………. 20

E. Tahap Pelaporan ……..……….. 25

BAB IV EVALUASI DAN BIMBINGAN TEKNIS ………... 27

A. Evaluasi Program ……….. 27

B. Bimbingan Teknis ………... 27

BAB V PENUTUP ………. 29

DAFTAR LAMPIRAN………... 29

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Format Implementasi PIGP Tahap Persiapan Hal KS-01 Analisis Kebutuhan Sekolah dalam Implementasi PIGP ………... 31


(4)

KS-04 Rencana Tindak Implementasi PIGP ... ……… 34

KS-05 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan PIGP oleh Kepala Sekolah ………... 35

KS-06 Checklist Tugas Kepala Sekolah dalam PIGP ………. 36

PB-01 Identifikasi Kompetensi Pembimbing (Evaluasi Diri Pembimbing) ... 37

PB-02 Rencana Tindak Pembimbingan oleh Pembimbing ... 39

PB-03 Jadwal Kegiatan Pembimbingan Guru Pemula ... 40

PS-01 Identifikasi Tanggung Jawab Pengawas Sekolah dalam PIGP ... 41

PS-02 Analisis Kebutuhan Sekolah Penyelenggara PIGP ... 42

PS-03 Contoh Matrik Program Pengawasan Tahunan ………... 43

PS-04 Program Pengawasan Semester …...………. 45

PS-05 Rencana Tindak Pengawasan PIGP ... 46

PS-06 Jadwal Kegiatan Pengawasan PIGP ……….. 47

PS-07 Jadwal Monitoring PIGP ……… 48

PS-08 Instrumen Monitoring PIGP ………. 62

Lampiran Format Implementasi PIGP Tahap Pengenalan Sekolah/Madrasah dan Lingkungannya PB-04 Checklist Tugas Pembimbing dalam PIGP ……….. 67

GP-01a Evaluasi Diri Guru Mata Pelajaran/Kelas Pemula ………... 68

GP-01b Evaluasi Diri Guru BK/Konselor Pemula………... 69

GP-02a Evaluasi Diri Guru Mata Pelajaran/Kelas ... 70

GP-02b Evaluasi Diri Guru BK/Konselor ... 74

PB-05 Prioritas Pembimbingan Guru Pemula ... 76

PB-06 Rencana Pengembangan Keprofesian Guru Pemula ... 77

Lampiran Format Implementasi PIGP Tahap Pembimbingan (Pelaksanaan dan Observasi Pembelajaran) PB-07a Lembar Hasil Observasi Pembelajaran Guru Mata Pelajaran/Kelas Pemula ... 79

PB-07b Lembar Hasil Observasi Pembimbingan Guru BK/Konselor Pemula ... 80

PB-08a Lembar Hasil Observasi Kepribadian dan Sosial Guru Mata Pelajaran/Kelas Pemula pada Penilaian Tahap 1 ... 82 PB-08b Lembar Hasil Observasi Kepribadian dan Sosial Guru Bimbingan dan Konseling Pemula pada Penilaian Tahap 1 ... 83 GP-03a Lembar Refleksi Pembelajaran Guru Mata Pelajaran/Kelas ……… 84

GP-03b Lembar Refleksi Pembimbingan Guru BK/Konselor ………...………. 85

GP-04a Lembar Reflekdi Observasi Kepribadian dan Sosial Guru Mata Pelajaran/Kelas Pemula ... 87 GP-04b Lembar Reflekdi Observasi Kepribadian dan Sosial Guru BK/Konselor Pemula 88 U-01 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran Guru Mata Pelajaran/Kelas pada open lesson... 89 U-02 Lembar Hasil Observasi Layanan Guru BK /Konselor pada Open Lesson ……... 90

U-03 Catatan Hasil Refleksi (Lesson Study) ... 91

U-04 Tata Tertib Pelaksanaan Lesson Study ... 92

PB-09a Laporan Hasil Pembimbingan dan Penilaian Guru Pemula Mata Pelajaran/Kelas Tahap 1 ... 96 PB-09b Laporan Hasil Pembimbingan dan Penilaian Guru BK/Konselor Pemula Tahap 1 .. 97


(5)

Pemula ……….…………...

PS/KS/PB-02a Instrumen Penilaian Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas ... 104

PS/KS/PB-02b Instrumen Penilaian Kinerja Guru BK/Konselor ... 108

PS/KS/PB-03a Instrumen Penilaian Kepribadian dan Sosial Guru Mata Pelajaran/Kelas ... 115

PS/KS/PB-03b Instrumen Penilaian Kepribadian dan Sosial Guru BK/Konselor ... 120

PS/KS/PB-04a Lembar Hasil Penilaian Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas ... 124

PS/KS/PB-04b Lembar Hasil Penilaian Kinerja Guru BK/Konselor ... 126

PS/KS-01a Lembar Hasil Observasi Pembelajaran Guru Mata Pelajaran/Kelas Pemula pada Penilaian Tahap 2 ... 128 PS/KS-01b Lembar Hasil Observasi Pembimbingan Guru BK/Konselor Pemula pada Penilaian Tahap 2 ... 129 PS/KS-02a Lembar Hasil Observasi Kepribadian dan Sosial Guru Mata Pelajaran/Kelas Pemula pada Penilaian Tahap 2 ... 131 PS/KS-02b Lembar Hasil Observasi Kepribadian dan Sosial Guru BK/Konselor pada Penilaian Tahap 2 ... 132 GP-05a Lembar Refleksi Pembelajaran Guru Mata Pelajaran/Kelas Pemula pada Penilaian Tahap 2 ... 133 GP-05b Lembar Refleksi Pembimbingan Guru BK / Konselor Pemula pada Penilaian Tahap 2 ... 134 GP-06a Lembar Refleksi Penilaian Kepribadian dan Sosial Guru Mata Pelajaran/Kelas... 136

GP-06b Lembar Refleksi Penilaian Kepribadian dan Sosial Buru BK/Konselor ... 137

Lampiran Format Model Implementasi PIGP Tahap Pelaporan KS-07a Lembar Rekapitulasi Hasil Penilaian Penilaian Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas Pemula. 139 KS-07b Lembar Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja Guru BK/Konselor Pemula ……… 140 KS-08a Lembar Rekapitulasi Hasil Penilaian Kepribadian dan Sosial Guru Mata Pelajaran/Kelas ... 141 KS-08b Lembar Rekapitulasi Hasil Penilaian Kepribadian dan Sosial Guru BK/Konselor .... 142

KS-09a Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas Pada Program Induksi Guru Pemula ... 143 KS-09b Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru BK/Konselor Pada Program Induksi Guru Pemula ... 144 KS-10a Laporan Hasil Penilaian Kepribadian dan Sosial Guru Mata Pelajaran/Kelas Pada Program Induksi Guru Pemula ... 146 KS-10b Laporan Hasil Penilaian Kepribadian dan Sosial Guru BK/Konselor Pada Program Induksi Guru Pemula ... 147 KS-11 Laporan Keberhasilan Guru Pemula dalam PIGP ………. 148

KS-12 Sistematika Laporan PIGP ... 149

U-05 Format Sertifikat PIGP ………..……….. 152 Lampiran Format Implementasi PIGP Tahap Persiapan


(6)

KS-02 Checklist Tugas Kepala Sekolah dalam PIGP ………. 32

KS-03 Analisis Kebutuhan Sekolah Penyelenggara PIGP ……… 33

KS-04 Out Line (Sistematika) Pedoman Kepala Sekolah dalam PIGP ……… 34

KS-05 Rencana Tindak Implementasi PIGP oleh Kepala Sekolah ……… 35

KS-06 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan PIGP oleh Kepala Sekolah ………... 36

PB-01 Identifikasi Kompetensi Pembimbing (Evaluasi Diri Pembimbing... 37

PB-02 Rencana Tindak Pembimbingan oleh Pembimbing ... 39

PB-03 Jadwal Kegiatan Pembimbingan Guru Pemula ... 40

PS-01 Identifikasi Tanggung Jawab Pengawas Sekolah dalam PIGP ... 41

PS-02 Analisis Kebutuhan Sekolah Penyelenggara PIGP ... 42

PS-03 Contoh Matrik Program Pengawasan Tahunan ………... 43

PS-04 Program Pengawasan Semester …...………. 56

PS-05 Rencana Tindak Pengawasan PIGP ... 57

PS-06 Jadwal Kegiatan Pengawasan PIGP ……….. 58

PS-07 Jadwal Monitoring PIGP ……… 59

PS-08 Instrumen Monitoring PIGP ………. 62

Lampiran Format Implementasi PIGP Tahap Pengenalan Sekolah/Madrasah dan Lingkungannya PB-04 Checklist Tugas Pembimbing dalam PIGP ……….. 67

GP-01a Evaluasi Diri untuk Guru Pemula (Guru Mata Pelajaran/Kelas)………. 68

GP-01b Format Evaluasi Diri untuk Guru Pemula (Guru BK/Konselor)……… 69

GP-02a Evaluasi Diri Guru Mata Pelajaran/Kelas ... 70

GP-02b Evaluasi Diri Guru BK/Konselor ... 71

PB-05 Prioritas Pembimbingan ... 73

PB-06 Rencana Pengembangan Keprofesian Guru Pemula ... 74

Lampiran Format Implementasi PIGP Tahap Pembimbingan (Pelaksanaan dan Observasi Pembelajaran) PB-07b Contoh Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling 76 PB-08a Lembar Hasil Observasi Pembelajaran Pembelajaran Guru Pemula ... 78

PB-08b Lembar Hasil Observasi Pembimbingan Guru Pemula ... 79

GP-03a Lembar Refleksi Pembelajaran Guru Mata Pelajaran/Kelas ……… 81

GP-03b Lembar Refleksi Pembimbingan Guru BK ………. 82

U-01 Lembar Observasi Pembelajaran pada open lesson/open class ………... 84

U-02 Tata Tertib dalam Melaksanakan Lesson Study ……….. 85

U-03 Catatan Hasil Refleksi ... 86

U-04 Tata Tertib Pelaksanaan Lesson Study 87 PB-09a Laporan Hasil Pembimbingan dan Penilaian Tahap 1 ... 91

PB-09b Laporan Hasil Pembimbingan dan Penilaian Tahap 1 ... 92

Lampiran Format Model Implementasi PIGP Tahap Penilaian PSKSPB-01a Lembar Pengamatan dan Pemantauan Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas Pemula ……….…………... 95 PSKSPB-02a Instrumen Penilaian Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas ... 97

PSKSPB-03a Lembar Hasil Penilaian Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas ... 111 PS/KS-01a Lembar Hasil Observasi Pembelajaran Guru Mata Pelajaran/Kelas Pemula pada

Penilaian Tahap 2 ...

113 GP-03a Lembar Refleksi Pembelajaran Guru Mata Pelajaran/Kelas Pemula pada 117


(7)

KS-07a Lembar Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas Pemula 120 PSKSPB-04a Instrumen Penilaian Kepribadian dan Sosial Guru Mata Pelajaran/Kelas Pemula

PSKSPB-05a Format Hasil Penilaian Kepribadian dan Sosial Guru Mata Pelajaran/Kelas Pemula

PSKSPB-01b Lembar Pengamatan dan Pemantauan Kinerja Guru BK/Konselor ...

PSKSPB-02b Instrumen Penilaian Kinerja Guru BK/Konselor ... 103

PSKSPB-03b Lembar Hasil Penilaian Kinerja Guru BK 112

PS/KS-01b Lembar Hasil Observasi Pembimbingan Guru BK/Konselor Pemula pada Penilaian Tahap 2 ...

115 GP-03b Lembar Refleksi Pembimbingan Guru BK/Konselor Pemula pada Penilaian Tahap

2 ...

119 KS-07b Lembar Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja Guru BK/Konselor ……… 121 PSKSPB-04b Instrumen Penilaian Kepribadian dan Sosial Guru BK/Konselor Pemula

PSKSPB-05b Format Hasil Penilaian Kepribadian dan Sosial Guru BK/Konselor Pemula Lampiran Format Model Implementasi PIGP Tahap Pelaporan

KS-08a Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas ………. 125

KS-08b Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru BK ………. 127

KS-09 Laporan Keberhasilan Guru Pemula dalam PIGP ………. 129

KS-10 Sistematika Laporan PIGP 130


(8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Di dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat (1) disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Selanjutnya dalam pasal 1 ayat (4) undang-undang tersebut menyatakan bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk: (1) meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran, dan (2) meningkatkan mutu pendidikan nasional. Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (UU Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3). Oleh karena itu, guru mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional di bidang pendidikan.

Mengingat peran guru yang sangat strategis dalam pembangunan pendidikan, maka seorang guru harus dipersiapkan secara matang. Persiapan tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan mulai dari saat belajar di perguruan tinggi, pendidikan profesi guru di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) sampai menjadi guru yang ditugaskan di satuan pendidikan.

Pada saat awal seorang guru pemula mulai mengajar dan mengenal lingkungan sekolah, mereka menghadapi beberapa hambatan antara lain: pengenalan karakteristik peserta didik, budaya sekolah, beradaptasi, dan berkomunikasi dengan warga sekolah. Pengenalan guru pemula terhadap situasi sekolah akan menentukan karir dan profesionalitas seorang guru selanjutnya. Saltu diantara kebijakan dan program yang dapat membekali guru pemula dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi guru pada awal mereka bertugas adalah Program Induksi Guru Pemula (PIGP). Agar PIGP berjalan dengan baik sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan maka disusun buku Model Implementasi PIGP. Buku ini berisi model salah satu model pelaksanaan PIGP yang mengintegrasikan lesson study dalam tahap pembimbingannya.


(9)

B. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2003 tentang Pemerintahan Daerah; 3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;

7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2010 tentang Program Induksi bagi Guru Pemula; dan

9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

C. Tujuan

Tujuan penyusunan Buku Model Implementasi PIGP ini adalah untuk:

1. menyamakan persepsi semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan PIGP; dan 2. memberikan acuan pelaksanaan PIGP


(10)

BAB II

KONSEP PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA DAN LESSON STUDY

A. Program Induksi Bagi Guru Pemula

Program Induksi Bagi Guru Pemula (PIGP) adalah kegiatan orientasi, pelatihan di tempat kerja, pengembangan, dan praktik pemecahan berbagai permasalahan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan konseling bagi guru pemula pada sekolah/madrasah di tempat tugasnya. Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan melaksanakan proses pembelajaran/bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat.

1. Tujuan PIGP

Pelaksanaan PIGP bertujuan untuk membimbing guru pemula agar dapat: a. beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya sekolah/madrasah; dan

b. melaksanakan pekerjaannya sebagai guru profesional di sekolah/madrasah. 2. Manfaat PIGP Terkait dengan Status Kepegawaian

Program induksi dilaksanakan sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan fungsional guru bagi guru pemula yang berstatus calon pegawai negeri sipil (CPNS) atau pegawai negeri sipil (PNS) mutasi dari jabatan lain. Bagi guru pemula yang berstatus bukan PNS, PIGP dilaksanakan sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan guru tetap.

3. Prinsip Penyelenggaraan PIGP

Program induksi guru pemula diselenggarakan berdasarkan prinsip:

a. keprofesionalan: penyelenggaraan program yang didasarkan pada kode etik profesi, sesuai bidang tugas;

b. kesejawatan: penyelenggaraan atas dasar hubungan kerja dalam tim;

c. akuntabel: penyelenggaraan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada publik; dan

d. berkelanjutan: dilakukan secara terus menerus dengan selalu mengadakan perbaikan atas hasil sebelumnya.


(11)

4. Peserta PIGP

Peserta PIGP adalah:

a. guru pemula berstatus CPNS yang ditugaskan pada sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah;

b. guru pemula berstatus PNS mutasi dari jabatan lain; atau

c. guru pemula bukan PNS yang ditugaskan pada sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh masyarakat.

5. Hak Guru Pemula Guru pemula berhak:

a. memperoleh bimbingan dalam hal:

1) perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses dan hasil pembelajaran, bagi guru kelas dan guru mata pelajaran;

2) perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil proses bimbingan dan konseling, bagi guru bimbingan dan konseling;

3) pelaksanaan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.

b. memperoleh salinan lembar hasil observasi pembelajaran yang telah ditandantangani oleh pembimbing atau kepala sekolah dan pengawas sekolah.

c. memperoleh dukungan dari sekolah dalam meningkatkan kompetensi dan pengembangan keprofesian berkelanjutan.

d. memperoleh laporan hasil penilaian kinerja guru pemula;

e. memperoleh sertifikat bagi guru pemula yang telah menyelesaikan PIGP dengan nilai kinerja paling kurang kategori baik.

6. Kewajiban Guru Pemula Guru pemula memiliki kewajiban:

a. merencanakan, melaksanakan pembelajaran/bimbingan dan konseling yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran/bimbingan dan konseling, serta melaksanakan perbaikan dan pengayaan;


(12)

b. melaksanakan pembelajaran antara 12 (dua belas) hingga 18 (delapan belas) jam tatap muka per minggu bagi guru mata pelajaran/guru kelas, atau beban bimbingan antara 75 (tujuh puluh lima) hingga 100 (seratus) peserta didik bagi guru bimbingan dan konseling.

7. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Program Indiksi guru pemula dilaksanakan di satuan pendidikan tempat guru pemula bertugas selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun.

8. Tanggung Jawab Pihak Terkait dalam PIGP

Pihak yang terkait dalam pelaksanaan PIGP adalah guru pembimbing, kepala sekolah, dan pengawas sekolah.

a. Guru Pemula

Guru pemula bertanggung jawab:

1) mengamati situasi dan kondisi, serta lingkungan sekolah/madrasah, termasuk mempelajari data tata tertib, sarana, dan sumber belajar di sekolah/madrasah tempat guru pemula tersebut bertugas; 2) mempelajari latar belakang siswa;

3) mempelajari dokumen administrasi guru;

4) mempelajari kurikulum tingkat satuan pendidikan;

5) menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran;

6) menyusun rancangan dan instrumen penilaian (ranah kognitif, afektif, dan psikomotor); 7) melaksanakan proses pembelajaran;

8) melaksanakan penilaian proses dan penilaian hasil belajar siswa;

9) melaksanakan tugas lain yang terkait dengan tugasnya sebagai guru, seperti pembina ekstra kurikuler, instruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

10) melakukan observasi di kelas lain; dan

11) melakukan diskusi dengan pembimbing, kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran maupun tugas lain yang terkait dengan tugasnya sebagai guru.


(13)

Pembimbing ditugaskan oleh kepala sekolah/madrasah atas dasar profesionalisme dan kemampuan komunikasi. Sekolah/madrasah yang tidak memiliki pembimbing sebagaimana dipersyaratkan, kepala sekolah/madrasah dapat menjadi pembimbing sejauh dapat dipertanggungjawabkan dari segi profesionalitas dan kemampuan komunikasi. Jika kepala sekolah/madrasah tidak dapat menjadi pembimbing, kepala sekolah/madrasah dapat meminta pembimbing dari satuan pendidikan yang terdekat dengan persetujuan pengawas dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota atau kantor kementerian agama kabupaten/kota sesuai dengan tingkat kewenangannya.

Kriteria guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah sebagai pembimbing adalah, memiliki: 1) kompetensi sebagai guru profesional;

2) kemampuan bekerja sama dengan baik; 3) kemampuan komunikasi yang baik;

4) kemampuan menganalisis dan memberikan saran-saran perbaikan terhadap proses pembelajaran/bimbingan dan konseling;

5) pengalaman mengajar pada jenjang kelas yang sama dan pada mata pelajaran yang sama dengan guru pemula, diprioritaskan yang telah memiliki; pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun dan memiliki jabatan sekurang-sekurang-kurangnya sebagai Guru Muda.

Tanggung Jawab Pembimbing:

1) menciptakan hubungan yang bersifat jujur, memotivasi, bersahabat, dan terbuka dengan guru pemula;

2) memberikan bimbingan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan konselin; 3) melibatkan guru pemula dalam aktivitas sekolah/madrasah;

4) memberikan dukungan terhadap rencana kegiatan pengembangan keprofesian guru pemula; 5) memberi kesempatan bagi guru pemula untuk melakukan observasi pembelajaran/bimbingan

dan konseling guru lain;

6) melaporkan kemajuan dan perkembangan guru pemula kepada pengawas sekolah/ madrasah;

7) memberikan masukan dan saran atas hasil pembimbingan tahap kedua. c. Kepala Sekolah


(14)

Tanggung Jawab Kepala Sekolah:

1) melakukan analisis kebutuhan guru pemula; 2) menyiapkan Buku Pendoman Pelaksanaan PIGP; 3) menunjuk pembimbing yang sesuai dengan kriteria;

4) menjadi pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang dipimpinnya tidak terdapat guru yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing;

5) mengajukan pembimbing dari satuan pendidikan lain kepada dinas pendidikan terkait jika tidak memiliki pembimbing dan kepala sekolah/madrasah tidak dapat menjadi pembimbing; 6) memantau pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing;

7) melakukan pembimbingan terhadap guru pemula serta memberikan saran perbaikan; 8) melakukan penilaian kinerja;

9) menyusun Laporan Hasil Penilaian Kinerja untuk disampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan terkait, dengan mempertimbangkan masukan dan saran dari pembimbing dan pengawas sekolah/ madrasah, serta memberikan salinan laporan tersebut kepada guru pemula.

d. Pengawas Sekolah

Tanggung Jawab Pengawas Sekolah :

1) memberikan penjelasan kepada kepala sekolah, pembimbing, dan guru pemula tentang pelaksanaan PIGP termasuk proses penilaian;

2) melatih pembimbing dan kepala sekolah/madrasah tentang pelaksanaan pembimbingan dan penilaian dalam PIGP;

3) memantau dan mengevaluasi pelaksanaan PIGP di satuan pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya;


(15)

Skema 1. Alur Pelaksanaan PIGP Bulan ke-1 PERSIAPAN PENGENALAN SEKOLAH/ MADRASAH DAN LINGKUNGANNYA S1/ AIV PPG GP CPNS PNS Mutasi Bukan PNS

Bulan ke 2-9

PEMBIMBINGAN Bulan ke 10-11PENILAIAN Bulan ke-12PELAPORAN

Sertifikat Program Induksi Analisis Kebutuhan Penyusunan Buku Pedoman Penunjukkan Pembimbing Pelaksanaan Pembimbing an Penilaian

Tahap 1 Penilaian Tahap 2 Draft Laporan Keputusan Nilai dalam Penilaian Kinerja Guru Pemula Pengajuan Sertifikat Jabatan Fungsional Guru OBSERVASI PEMBELAJARAN Praobservasi-obserasi-pascaobservasi KS/PB KS KS & PS PB Kepala Dinas Pendidikan/Kepal a Kantor Kementerian AGama Pengenalan situasi kondisi sekolah/madra sah, mempelajari pedoman sekolah, dll


(16)

Skema 2. Rekomendasi Hasil Penilaian pada PIGP

Hasil Penilaian Guru Pemula

Minimal Baik

Tidak

YA

Perpanjang

an PIGP Tidak

Sertifikat Program Induksi

Jabatan Fungsional Guru

Guru Tanpa Jabatan

Fungsional Guru

Minima l Baik

Penilaian kinerja guru

YA

Tida k


(17)

B. Lesson Study

1. Pengertian

Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. Secara sederhana lesson study dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pengkajian pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh sekelompok guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan.

2. Tipe Lesson Study

Lesson study dapat dilaksanakan dalam dua tipe berikut ini:

a. Lesson study berbasis sekolah (School Based Lesson Study)

Lesson study berbasis sekolah merupakan kegiatan lesson study yang dilaksanakan oleh semua guru untuk semua mata pelajaran dan kepala sekolah di suatu sekolah, dengan tujuan utama untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa menyangkut semua bidang studi yang diajarkan.

b. Lesson study berbasis MGMP/KKG (Cross School Lesson Study)

Lesson study berbasis Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)/Kelompok Kerja Guru (KKG) merupakan kegiatan lesson study yang dilakukan oleh guru-guru mata pelajaran sejenis dalam satu sekolah atau guru-guru mata pelajaran sejenis dari beberapa sekolah yang tergabung dalam organisasi profesi seperti KKG atau MGMP.

3. Tahap Pelaksanaan Lesson Study

Lesson Study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu Plan (merencanakan), Do (melaksanakan), dan See (merefleksi) yang berkelanjutan. Dengan kata lain Lesson Study merupakan suatu cara peningkatan mutu pendidikan yang tak pernah berakhir (continous improvement). Skema kegiatan Lesson Study diperlihatkan pada Skema 3 berikut ini.


(18)

Skema 3. Siklus Kegiatan Lesson Study

a. PLAN (Merencanakan)

Peningkatan mutu pembelajaran melalui Lesson Study dimulai dari tahap merencanakan (Plan) yang bertujuan untuk merancang pembelajaran yang berorientasi pada bagaimana membelajarkan siswa dan berpusat pada siswa, agar siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Perencanaan yang baik tidak dilakukan sendirian tetapi dilakukan bersama, beberapa guru dapat berkolaborasi atau guru-guru dan dosen dapat pula berkolaborasi untuk memperkaya ide-ide. Perencanaan diawali dari analisis permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran.

Permasalahan dapat berupa pemahaman materi pelajaran dan pedagogi tentang metode pembelajaran yang tepat agar pembelajaran lebih efektif dan efisien atau bagaimana menyiasati kekurangan fasilitas pembelajaran. Selanjutnya guru secara bersama-sama mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi yang dituangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran atau lesson plan, teaching materials berupa media pembelajaran, dan lembar kerja siswa, serta instrumen asesmen. Teaching materials yang telah dirancang perlu diujicoba sebelum diterapkan di dalam kelas. Agar perencanaan lebih berkualitas, kegiatan perencanaan dapat dilakukan dalam beberapa kali pertemuan (misal 2–3 kali pertemuan).

Pertemuan yang sering dilakukan dalam workshop antara guru-guru (jika memungkinkan menghadirkan dosen) dalam rangka merencanakan pembelajaran, diharapkan dapat terbentuk kolegalitas antara guru dengan guru dan dosen dengan guru, sehingga dosen atau guru tidak merasa


(19)

lebih tinggi satu sama lain. Mereka berbagi pengalaman dan saling belajar sehingga melalui kegiatan ini terbentuk mutual learning (saling belajar).

Dalam setiap langkah dari kegiatan lesson study tersebut, guru memperoleh kesempatan untuk melakukan identifikasi masalah pembelajaran, mengkaji pengalaman pembelajaran yang biasa dilakukan, memilih alternatif model pembelajaran yang akan digunakan, merancang rencana pembelajaran, mengkaji kelebihan dan kekurangan alternatif model pembelajaran yang dipilih.

b. DO (Melaksanakan)

Langkah kedua dalam Lesson Study adalah melaksanakan pembelajaran (Do) untuk menerapkan rancangan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam tahap merencanakan (Plan). Dalam perencanaan telah disepakati guru yang akan mengimplementasikan pembelajaran (guru model) dan sekolah yang akan menjadi tuan rumah (pada tipe lesson study berbasis MGMP/KKG). Langkah ini bertujuan untuk mengujicoba efektivitas model pembelajaran yang telah dirancang. Guru-guru lain dari sekolah yang bersangkutan atau dari sekolah lain bertindak sebagai pengamat (observer) pembelajaran. Dalam kegiatan observasi pembelajaran dapat juga melibatkan dosen-dosen atau mahasiswa sebagai observer. Dalam kegiatan (open lesson) tersebut diharapkan kepala sekolah terlibat dalam pengamatan pembelajaran dan memandu kegiatan ini. Sebelum pembelajaran dimulai sebaiknya dilakukan briefieng kepada para pengamat untuk menginformasikan kegiatan pembelajaran yang direncanakan oleh guru dan mengingatkan bahwa selama pembelajaran berlangsung pengamat tidak mengganggu kegiatan pembelajaran tetapi mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran. Fokus pengamatan ditujukan pada aktivitas belajar siswa yang meliputi interaksi antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan bahan ajar, antar siswa dengan guru.

Lembar observasi pembelajaran perlu dimiliki oleh para pengamat sebelum pembelajaran dimulai. Para pengamat dipersilahkan mengambil tempat di ruang kelas yang memungkinkan dapat mengamati aktivitas siswa. Biasanya para pengamat berdiri di sisi kiri dan kanan di dalam ruang kelas agar aktivitas siswa teramati dengan baik. Selama proses pembelajaran berlangsung para pengamat tidak menganggu aktivitas dan konsentrasi siswa dan guru model. Para pengamat dapat melakukan perekaman kegiatan pembelajaran dalam bentuk video atau foto untuk keperluan dokumentasi dan bahan studi lebih lanjut tanpa mengganggu aktivitas belajar. Keberadaan para pengamat di dalam ruang kelas di samping mengumpulkan informasi juga dimaksudkan untuk belajar dari pembelajaran yang sedang berlangsung dan bukan untuk mengevaluasi guru.


(20)

c. SEE (Merefleksi)

Kegiatan refleksi sebaiknya dilaksanakan segera setelah selesai pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar setiap kejadian yang diamati dan dijadikan bukti pada saat mengajukan pendapat atau saran terjaga akurasinya karena setiap orang dipastikan masih bisa mengingat dengan baik rangkaian aktivitas yang dilakukan di kelas. Dalam kegiatan refleksi, dalam konteks PIGP, refleksi dapat dilakukan oleh sekurang-kurangnya guru pemula dan pembimbing, guru pemula dengan kepala sekolah dan/atau pengawas, atau guru pemula dengan pembimbing, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan guru observer lainnya. Dalam acara ini, kepala sekolah atau pembimbing dapat bertindak sebagai moderator atau pemandu diskusi. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam refleksi adalah sebagai berikut:

1) Moderator membuka kegiatan refleksi pada waktu yang telah ditetapkan, diawali dengan mengucapkan terima kasih kepada guru model dan meminta applaus dari pengamat yang hadir. 2) Moderator menjelaskan aturan main tentang cara memberikan komentar atau mengajukan umpan

balik. Aturan tersebut meliputi tiga hal berikut: (1) Selama diskusi berlangsung, hanya satu orang yang berbicara (tidak ada yang berbicara secara bersamaan); (2) Setiap peserta diskusi memiliki kesempatan yang sama untuk berbicara; dan (3) Pada saat mengajukan pendapat, observer harus mengajukan bukti-bukti hasil pengamatan sebagai dasar dari komentar yang disampaikannya (tidak berbicara berdasarkan opini).

3) Guru yang melakukan pembelajaran (guru model) diberi kesempatan berbicara paling awal untuk melakukan refleksi diri, yakni mengomentari proses pembelajaran yang telah dilakukannya. Pada kesempatan itu, guru tersebut harus mengemukakan apa yang telah terjadi di kelas yakni kejadian apa yang sesuai harapan, kejadian apa yang tidak sesuai harapan, dan apa yang berubah dari rencana semula (15 sampai 20 menit).

4) Moderator memberi kesempatan kepada kepala sekolah atau yang mewakili yang juga menjadi anggota kelompok pada saat pengembangan rencana pembelajaran untuk memberikan komentar tambahan.

5) Moderator memberi kesempatan kepada observer untuk menyampaikan hasil pengamatannya. Ketika muncul fakta/permasalahan pembelajaran yang menarik maka moderator dapat meminta observer lain untuk memberikan pendapatnya. Pada kesempatan ini tiap observer memiliki peluang yang sama untuk menyampaikan fakta-fakta yang diamatinya sekaligus memberikan alternatif solusi berdasarkan pengalamannya.


(21)

6) Jika ada tenaga ahli yang hadir, moderator dapat mempersilahkan tenaga ahli tersebut untuk memberikan wawasan lebih dalam tentang pembelajaran yang telah berlangsung, setelah masukan-masukan yang dikemukakan observer dianggap cukup.

7) Diakhir diskusi refleksi moderator tidak perlu menyampaikan simpulan/rekomendasi tertentu dari hasil refleksi, namun dalam kontek PIGP pembimbing, kepala sekolah, atau pengawas dapat memberikan arahan, rekomendasi, justifikasi tertentu untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. 8) Dalam kontek lesson study regular, diakhir sesi moderator menyampaikan ucapan terima kasih

kepada seluruh partisipan dan mengumumkan rencana kegiatan lesson study berikutnya. C. Integrasi Lesson Study (LS) dalam PIGP

Berdasarkan kajian PIGP dan LS yang telah diuraiakan di atas, terdapat persamaan tujuan dan prinsip pelaksanaannya. Keduanya merupakan kegiatan pembinaan profesi guru yang berkelanjutan dengan prinsip kolegialitas. LS bertujuan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pengkajian proses pembelajaran dengan tahapan Plan, Do, dan See, sedangkan PIGP bertujuan untuk mendorong guru pemula segera beradaptasi dengan lingkungan tempat tugasnya, sehingga dapat melaksankan tugas secara profesional melalui pembimbingan dan penilaian secara bertahap. Meningkatnya kualitas pembelajaran merupakan indikator meningkatnya kompetensi dan profesional guru, ini menunjukkan adanya kesamaan tujuan antara LS dan PIGP. Pada tahap pembimbingan, guru pemula dibimbing dalam meningkatkan kompetensi dan profesionalitasnya dalam kegiatan pokok/tugas utamanya yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, serta melakukan penilaian kepada peserta didik. Pembimbingan guru pemula dalam meningkatkan kegiatan pokok guru tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan lesson study yaitu melalui pengkajian proses pembelajaran mulai dari merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan tahap merencanakan (plan), melaksanakan pembelajaran (do), refleksi (see). Dengan demikian sangatlah jelas bahwa lesson study dapat diintegrasikan ke dalam PIGP.


(22)

BAB III

PELAKSANAAN PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA (PIGP)

Dalam melaksanakan PIGP, pihak sekolah menggunakan Panduan Kerja yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Model pelaksanaan PIGP dapat dilaksanakan dengan berbagai pendekatan. Berdasarkan kajian saat ini, pendekatan yang dapat dilaksanakan adalah melalui lesson study. Tahap-tahap lesson study dapat diintegrasikan kedalam tahap-tahap pelaksanaan PIGP.

A. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilaksanakan pada bulan ke-1 (kesatu) implementasi PIGP. Sekolah/madrasah yang akan melaksanakan PIGP perlu melakukan hal-hal berikut:

1. Kepala Sekolah

Dalam tahap persiapan kepala sekolah melakukan hal-hal berikut.

a. Melakukan analisis kebutuhan dengan mempertimbangkan faktor-faktor antara lain: ciri khas sekolah/madrasah, latar belakang pendidikan dan pengalaman guru pemula, ketersediaan pembimbing yang memenuhi syarat, dan keberadaan organisasi profesi yang terkait (Gunakan Form KS-01, KS-02)

b. Mempersipkan dan melaksankan pelatihan PIGP yang diikuti oleh kepala sekolah/madrasah dan calon pembimbing, dengan pelatih seorang pengawas yang telah lulus program pendidikan dan pelatihan (Diklat) bagi pelatih PIGP.

c. Menyiapkan buku pedoman bagi guru pemula yang memuat kebijakan sekolah/madrasah, prosedur kegiatan sekolah/madrasah, format administrasi pembelajaran/pembimbingan, dan informasi lain yang dapat membantu guru pemula belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah/madrasah (Gunakan Form KS-03).

d. Menunjuk seorang pembimbing bagi guru pemula yang memiliki kriteria sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan menerbitkan surat keputusan (SK) kepala sekolah.

e. Menyusun rencana tindak implementasi PIGP (Gunakan Form KS-04). f. Menyusun jadwal kegiatan pelaksanaan PIGP oleh Kepala Sekolah

(Gunakan Form KS-05). 2. Pembimbing


(23)

Dalam tahap persiapan, pembimbing melakukan analisis kebutuhan dengan mempertimbangkan faktor-faktor antara lain: ciri khas sekolah/madrasah, latar belakang pendidikan, pengalaman guru pemula, keberadaan organisasi profesi yang terkait, melakukan identifikasi kompetensi pembimbing (Evaluasi Diri Pembimbing, Form PB-01), menyusun Rencana Tindak Pembimbingan oleh Pembimbing (PB-02), menyusun jadwal kegiatan pembimbingan guru pemula (PB-03), mengisi cheklist tugas pembimbing dalam PIGP (PB-04), dan menyusun prioritas pembimbingan guru pemula (PB-05).

3. Pengawas Sekolah

Sebelum melakukan tahap persiapan, pengawas sekolah mempelajari buku-buku panduan dan modul PIGP. Selanjutnya pengawas sekolah melakukan perencanaan pengawasan dalam PIGP dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengisi format identifikasi tanggung jawab pengawas

sekolah dalam PIGP (PS-01)

b. Analisis Kebutuhan Sekolah Penyelenggara PIGP

(PS-02)

c. Menyusun program kepengawasan tahunan (PS-03)

dan program pengawasan semester (PS-04)

d. Menyusun rencana tindak pengawasan PIGP (PS-05),

Jadwal Kegiatan Pengawasan PIGP (PS-06), Jadwal Kegiatan Monitoring (PS-07), dan menyiapkan instrumen monitoring PIGP (PS-08).

e. Memberikan pelatihan PIGP bagi kepala sekolah dan

calon pembimbing. Pelatihan dapat dilakukan di setiap sekolah atau bersama-sama di KKG/MGMP, KKKS/MKKS, atau diselenggarakan oleh dinas pendidikan setempat.

B. Tahap Pengenalan Sekolah/Madrasah dan Lingkungannya.

Pengenalan sekolah/madrasah dan lingkungannya dilaksanakan pada bulan pertama setelah guru pemula melapor kepada kepala sekolah/madrasah tempat guru pemula bertugas. Pada bulan pertama dilakukan hal-hal sebagai berikut.


(24)

Setelah guru pemula melapor kepada kepala sekolah/madrasah, selanjutnya kepala sekolah memperkenalkan guru pemula kepada dewan guru, karyawan sekolah, siswa, dan masyarakat sekitar.

2. Pembimbing

Tugas-tugas yang harus dilakukan oleh pembimbing dalam tahap pengenalan sekolah/madrasah dan lingkungannya kepada guru pemula adalah:

a. memperkenalkan situasi dan kondisi sekolah/madrasah kepada guru pemula

b. memperkenalkan guru pemula kepada siswa; dan

c. mendiskusikan rencana pembimbingan dan pengembangan keprofesian guru pemula (PB-06).

3. Guru Pemula

Setelah guru pemula diperkenalkan dengan lingkungan sekolah/madrasah oleh kepala sekolah dan pembimbing, selanjutnya guru pemula melakukan hal-hal berikut.

a. Melakukan evaluasi diri (gunakan Form GP-01a/ Form GP-01b dan GP-02a dan GP-02b)

b. Mengamati situasi dan kondisi sekolah serta lingkungannya, termasuk melakukan observasi di kelas sebagai bagian pengenalan situasi.

c. Mempelajari buku pedoman dan panduan kerja bagi guru pemula, data sekolah/madrasah, tata tertib sekolah/madrasah, dan kode etik guru.

d. Mempelajari ketersediaan dan penggunaan sarana dan sumber belajar di sekolah/madrasah. e. Mempelajari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

C. Tahap Pembimbingan

Pelaksanaan pembimbingan dilakukan pada bulan ke dua sampai dengan bulan ke sembilan oleh guru yang telah ditetapkan sebagai pembimbing. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait dalam tahap pembimbingan adalah sebagai berikut.

1. Pembimbing

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pembimbing adalah sebagai berikut.

a. Membimbing guru pemula dalam menyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran/satuan layanan bimbingan dan konseling. Dalam membimbing penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran mempedomani Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses pendidikan, serta panduan/juknis terkait. Dalam


(25)

pembimbingan penyusunan perencanaan pembelajaran (Silabus dan RPP/Satuan Layanan), pembimbing dapat membimbing secara langsung atau dapat pula bersama guru lain yang sejenis dalam MGMP sekolah ataupun tingkat kabupaten/kota. Ini merupakan bagian dari tahapan perencanaan pembelajaran (plan) dalam lesson study. Penyusunan dokumen perencanaan pembelajaran (lesson plan/RPP/Satuan layanan) dapat pula dilakukan secara bersama-sama dengan beberapa guru sejenis dan dosen untuk memperkaya ide-ide. Penyusunan perencanaan pembelajaran dapat dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut.

1) Analisis permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran dapat mengarah pada permasalahan materi pembelajaran, pedagogi, dan fasilitas, serta permasalahan lainnya. Dengan teridentifikasinya permasalahan diharapkan guru dapat menentukan strategi pembelajaran efektif dan efisien.

2) Guru secara bersama-sama mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi yang dituangkan dalam rancangan pembelajaran atau lesson plan, teaching materials berupa media pembelajaran, lembar kerja siswa, dan asesmen.

b. Melakukan observasi pembelajaran secara berkala. Proses observasi pembelajaran dan pembimbingan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu praobservasi, observasi, dan pascaobservasi.

1) Pra-observasi

Guru pemula dan pembimbing mendiskusikan, menentukan, dan menyepakati fokus observasi pembelajaran dan pembimbingan yang meliputi paling banyak 5 (lima) indikator kinerja dari keseluruhan indikator kinerja sebagaimana yang tertulis dalam lembar observasi pembelajaran yang akan diisi oleh pembimbing dan lembar refleksi diri yang akan diisi oleh guru pemula. Lima indikator kinerja yang menjadi obyek dalam fokus observasi dapat ditentukan secara berbeda pada setiap pelaksanaan observasi yang didasarkan pada hasil observasi sebelumnya. Fokus observasi yang telah disepakati ditulis di Lembar Refleksi Pembelajaran/Pembimbingan (GP-03a atau GP-03b) dan Instrumen Penilaian Kinerja Guru (PS/KS/PB-02a atau PS/KS/PB-02b) serta pada Lembar Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas/BK/Konselor. (PS/KS/PB-03a atau PS/KS/PB-03b)


(26)

Pembimbing melakukan observasi pembelajaran yang dilaksanakan guru pemula. Hasil observasi pembelajaran ditulis di Lembar Pengamatan dan Pemantauan Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas/BK/Konselor Pemula (PS/KS/PB-01). Dalam konteks pendekatan lesson study, jika guru pemula melaksanakan pembelajaran sebagai guru model dalam open lesson, para observer mencatat hasil pengamatannya di Lembar Observasi Pembelajaran pada Open Lesson (U-01). Pada saat observasi pembelajaran ini, para observer disarankan untuk mengungkap berbagai fakta/fenomena aktivitas proses belajar siswa yang menarik untuk didiskusikan dalam kegiatan refleksi.

3) Pasca-observasi

Kegiatan yang dilakukan pascaobservasi adalah:

a) Guru pemula mengisi Lembar Refleksi Pembelajaran Guru Mata Pelajaran/Kelas (GP-05a) atau Lembar Refleksi Pembimbingan Guru BK/Konselor (GP-05b) setelah selesai pelaksanaan pembelajaran atau pembimbingan,

b) Pembimbing dan guru pemula mendiskusikan proses pembelajaran dan pembimbingan yang telah dilaksanakan. Dalam tahap ini dapat menggunakan pendekatan lesson study, dengan tata cara sebagai berikut:

 Refleksi dipimpin oleh seorang moderator (kepala sekolah, pembimbing, atau observer yang ditunjuk), dan didampingi oleh seorang notulis yang bertugas untuk mencatat hal-hal penting yang didiskusikan dalam refleksi.

 Moderator memperkenalkan diri dan membuka diskusi.

 Moderator memberikan kesempatan pertama kepada guru pemula untuk melakukan refleksi diri untuk menyampaikan ketercapaian target pembelajaran yang telah dirancang, kondisi-kondisi khusus yang terjadi pada beberapa siswa saat pembelajaran.

 Moderator memberikan kesempatan observer untuk menyampaikan hasil pengamatan (komentar), dengan ketentuan sebagai berikut:

 Pengamat menyampaikan terima kasih kepada guru model yang telah bersedia membuka kelas dan diobservasi.

 Pengamat dalam menyampaikan komentar hendaknya terfokus pada: (a) proses belajar siswa; (b) pencapaian tujuan/kompetensi siswa, dan (c) pelajaran berharga yang dipetik oleh observer.


(27)

 Pengamat dalam menyampaikan komentar dengan kalimat yang santun, halus, bijak, dan tidak berkesan menggurui, serta menggunakan kata “pembelajaran kita” untuk mengomentari proses pembelajaran.

 Pengamat menganalisis hasil pengamatan serta menyampaikan alternatif solusi.

 Pengamat sebaiknya tidak mengulang menyampaikan hasil pengamatan yang telah disampaikan oleh pengamat lain.

 Moderator tidak perlu menyimpulkan karena berbagai alternatif solusi dapat diterapkan pada pembelajaran sehari-hari oleh masing-masing peserta refleksi. Secara lebih lengkap tata cara melaksanakan kegiatan lesson study dapat dilihat pada tata tertib melaksanakan lesson study (Form U-04).

c) Pembimbing menyampaikan catatan hasil pengamatannya dan hasil pengamatan para observer, selanjutnya dikonfirmasi kebenarannya oleh guru pemula.

d) Pembimbing menentukan skor indikator kinerja untuk indikator-indikator kinerja yang telah disepakati sebagai fokus pengamatan pada Instrumen Penilaian Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas Pemula (PS/KS/PB-02a) bagi guru mata pelajaran/kelas atau Instrumen Penilaian Kinerja Guru BK/Konselor (PS/KS/PB-02b) dan pada Lembar Hasil Penilaian Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas (PS/KS/PB-04a) bagi guru mata pelajaran/kelas pemula atau Lembar Hasil Penilaian Kinerja Guru BK/Konselor (PS/KS/PB-04b) bagi guru BK/Konselor pemula. Kemudian mengisi lembar observasi pembelajaran dan pembimbingan secara objektif pada saat seketika pelaksanaan observasi dilakukan (Gunakan Form PS/KS/PB 01 dan Form PS/KS/PB.02a atau Form PS/KS/PB.02b). Dalam hal pemberian nilai, pembimbing menggunakan Form PS/KS/PB.02a atau Form PS/KS/PB.02b.

e) Pembimbing memberikan salinan lembar observasi pembelajaran dan pembimbingan kepada guru pemula yang telah ditandatangani oleh guru pemula dan pembimbing untuk diarsipkan sebagai dokumen portofolio penilaian proses (assessment for learning) (Gunakan Form PB 08a/Form PB 08b).

D. Tahap Penilaian

1. Metode Penilaian

Penilaian guru pemula merupakan penilaian kinerja. Penilaian kinerja guru adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya


(28)

(pasal 1 Peraturan Menteri Pendidikan Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009). Penilaian berdasarkan penerapan kompetensi dalam melaksanakan kegiatan pokok pada tugas utama guru. Kompetensi guru yang dimaksud adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi guru). Kegiatan pokok guru adalah kegiatan pokok: (1) merencanakan pembelajaran; (2) melaksanakan pembelajaran; (3) menilai hasil pembelajaran; (4) membimbing dan melatih peserta didik; dan (5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja Guru (pasal 52 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru). Sedangkan tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (pasal 1 UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).

Penilaian dapat dilakukan melalui observasi pembelajaran dan observasi pelaksanaan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja Guru. Penilaian dilakukan dalam dua tahap. Penilaian tahap pertama yang dilakukan oleh pembimbing bersamaan dengan proses pembimbingan pada bulan kedua samapai bulan kesembilan (assessment for learning). Penilaian tahap kedua dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas pada bulan kesepuluh dan kesebelas. Hasil penilaian setiap sub-kompetensi dicantumkan dengan memberikan tanda centang (√) dan deskripsinya berdasarkan observasi. Deskripsi hasil penilaian menjadi masukan atau umpan balik untuk perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan berikutnya.

Setiap hasil penilaian tahap pertama dan tahap kedua memuat penjelasan mengenai kemajuan pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan oleh guru pemula yang dapat menjadi bahan masukan bagi perbaikan guru pemula untuk memperoleh nilai kinerja baik.

Penilaian kinerja dilakukan dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja guru yang lebih fokus pada penerapan kompetensi pedagogik dan profesional, dan instrumen/lembar observasi untuk mengukur penerapan kompetensi kepribadian dan sosial dalam melaksanakan kegiatan pokok/tugas utama guru, baik guru mata pelajaran, guru kelas, maupun guru BK/Konselor. Instrumen penilaian yang digunakan adalah:

a. Instrumen penilaian kinerja pelaksanaan pembelajaran untuk guru mata pelajaran atau guru kelas.


(29)

b. Instrumen penilaian kinerja pelaksanaan pembimbingan untuk BK/Konselor. c. Instrumen Penilaian Kepribadian dan Sosial Guru Pemula

2. Tahap-tahap pemberian nilai adalah sebagai berikut: a. Pemberian Nilai Kinerja Guru Pemula

Setelah bukti-bukti kinerja diperoleh melalui pengamatan dan/atau pemantauan penilai dapat menentukan nilai dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Penentuan Skor Butir Indikator Kinerja (Penetapan Pernyataan “Ya” atau “Tidak”)

Skor butir indikator kinerja ditentukan berdasarkan pernyataan “ya” atau “tidak” yang telah ditetapkan. Penetapan “ya” atau tidak pada setiap butir penilaian indikator kinerja berdasarkan hasil kajian/analisis berbagai dokumen dan/atau analisa catatan pengamatan dan/atau pemantauan yang dapat menggambarkan secara utuh untuk setiap butir penilaian. Butir indikator kinerja yang dinyatakan “ya” memiliki skor satu, sedangkan yang dinyatakan “tidak” memiliki skor 0.

2) Penentuan Skor Indikator Kinerja

Berdasarkan catatan hasil pengamatan, pemantauan, wawancara, studi (penggalian) dokumen, dan bukti-bukti berupa data lain yang dikumpulkan selama proses penilaian kinerja guru, penilai menentukan setiap skor indikator kinerja dengan rumus sebagai berikut:

Hasil perhitungan di atas, dikonversi ke skor 4-3-2-1, dengan cara menetapkan skor pada rentang sebagai berikut:

N o

Rentang

skor Skor

1. 0<x≤25% 1

2. 25%<x≤50 %

2 3. 50%<x≤75

%

3 4. 75%<x≤10

0%

4 Skor Indikator Kinerja =

Total Pernyataan “Ya” Total Pernyataan “Ya” maksimal


(30)

3) Penentuan Nilai Kinerja Guru Pemula

a. Nilai Kinerja Guru adalah rentang 14-56 (guru mata pelajaran/kelas) atau rentang 14-72 (guru BK/Konselor)

Untuk menentukan Nilai Kinerja Guru rentang 14-56 (guru mata pelajaran/kelas) atau rentang 14-72 (guru BK/Konselor) dengan cara menjumlahkan semua skor indikator kinerja.

b. Nilai Kinerja Guru Konversi 100

Untuk menentukan Nilai Kinerja Guru Konversi 100 dapat dilakukan dengan cara membagi total skor indikator kinerja perolehan dibagi jumlah skor indikator kinerja maksimal (56 untuk guru mata pelajaran/guru kelas dan 72 untuk guru BK/Konselor) dikalikan dengan 100. maka

Nilai Kinerja Guru Pemula konversi 100 dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Nilai Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas

2) Nilai Kinerja Guru BK/Konselor

c. Penentuan Kategori Nilai Kinerja Guru

Kategori Nilai Kinerja Guru Pemula dapat dilihat pada tabel Nilai Kinerja berikut:

Nilai Kinerja Sebutan

91- 100 Amat Baik

76 – 90 Baik

61 - 75 Cukup

51 – 60 Sedang

≤ 50 Kurang

b. Pemberian Nilai Kepribadian dan Sosial Nilai Kinerja Guru Pemula

Konversi 100

Jumlah Skor Indikator Kinerja Perolehan 56

x 100 =

Nilai Kinerja Guru Pemula Konversi 100

Jumlah Skor Indikator Kinerja Perolehan 72

x 100 =


(31)

Penilaian kepribadian dan sosial guru pemula dilakukan melalui pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran dan/atau pemantauan, serta wawancara di luar pelaksanaan pembelajran. Hasil pengamatan, pemantauan dan wawancara dikaji/analisis, untuk menentukan Nilai Kepribadian dan Sosial Guru Pemula dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Penetapan pernyataan “ya” atau “tidak, dengan ketentuan sebagai berikut: a) “ya”, jika terdapat bukti yang mendukung butir penilaian

b) “tidak”, jika tidak terdapat bukti yang mendukung butir penilaian

2) Menentukan skor butir: skor 1 untuk pernyataan “ya”, dan 0 untuk pernyataan “tidak”

3) Menghitung skor indikator penilaian dengan ketentuan sebagaimana ketentuan penilaian kinerja di atas

4) Menghitung Nilai dan Kategori Nilai Kepribadian dan Sosial dengan ketentuan sebagaimana ketentuan penilaian kinerja di atas.

3. Proses Penilaian

a. Penilaian Tahap Pertama

Penilaian tahap pertama dilaksanakan pada bulan kedua sampai dengan kesembilan berupa penilaian kinerja guru melalui observasi pembelajaran dan pembimbingan, ulasan, dan masukan oleh guru pembimbing. Penilaian tahap pertama merupakan penilaian proses (asesment for learning) sebagai bentuk pembimbingan guru pemula dalam melaksanakan proses pembelajaran dan pembimbingan yang meliputi menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan, melaksanakan pembelajaran dan pembimbingan, menilai hasil pembelajaran dan pembimbingan, dan melaksanakan tugas tambahan.

Penilaian tahap ini dilakukan oleh pembimbing melalui observasi pembelajaran dan pembimbingan dan observasi kegiatan yang menjadi beban kerja guru pemula, dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setiap bulan atau minimal 6 (enam) kali selama masa penilaian tahap pertama menggunakan Form PB 09a/Form PB 09b dan Form PB09c. Tujuan penilaian tahap pertama ini adalah untuk mengidentifikasi bagian-bagian yang perlu dikembangkan, memberikan umpan balik secara reguler, dan memberikan saran perbaikan dengan melakukan diskusi secara terbuka tentang semua aspek mengajar dengan suatu fokus spesifik yang perlu untuk dikembangkan. Pembimbing dapat memberikan contoh proses pembelajaran dan pembimbingan yang baik di kelasnya atau di kelas yang diajar oleh guru lain.

Penilaian tahap pertama ini dilaksanakan selama pelaksanaan kegiatan pokok proses pembelajaran/pembimbingan dan tugas lainnya. Selama berlangsungnya penilaian tahap pertama kepala sekolah/madrasah memantau pelaksanaan bimbingan dan penilaian tahap pertama terhadap guru pemula. Dalam penilaian tahap pertama ini pengawas melakukan


(32)

pemantauan, pembinaan, dan pemberian dukungan dalam pelaksanaan bimbingan dan penilaian guru pemula.

b. Proses Penilaian Tahap Kedua

Penilaian tahap kedua dilaksanakan pada bulan kesepuluh sampai dengan bulan kesebelas berupa observasi pembelajaran/pembimbingan, ulasan, dan masukan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah, yang mengarah pada peningkatan kompetensi dalam pembelajaran/pembimbingan. Penilaian tahap kedua merupakan penilaian hasil (asesment of learning) yang bertujuan untuk menilai kompetensi guru pemula dalam melaksanakan proses pembelajaran/pembimbingan dan tugas lainnya. Observasi pembelajaran/pembimbingan pada penilaian tahap kedua dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali, sedangkan oleh pengawas sekolah/madrasah sekurang-kurangnya 2 (dua) kali (Gunakan Form PS/KS.01a atau PS/KS.01b.). Observasi pembelajaran/pembimbingan dalam penilaian tahap kedua oleh kepala sekolah/madrsah dan pengawas disarankan untuk tidak dilakukan secara bersamaan, dengan pertimbangan agar tidak menggangu proses pembelajaran dan pembimbingan. Apabila kepala sekolah/madrasah dan pengawas menemukan adanya kelemahan dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan pembimbingan oleh guru pemula, maka kepala sekolah/madrasah dan/atau pengawas wajib memberikan umpan balik dan saran perbaikan kepada guru pemula. Langkah observasi pembelajaran dalam kontek penilaian dan pembimbingan yang dilakukan kepala sekolah dan pengawas dalam tahap kedua adalah sebagai berikut:

1) Pra-observasi

Kepala sekolah atau pengawas sekolah/madrasah bersama guru pemula menentukan dan menyepakati fokus observasi pembelajaran dan pembimbingan yang meliputi paling banyak 5 (lima) sub-kompetensi dari keseluruhan kompetensi sebagaimana yang tertulis dalam lembar observasi pembelajaran yang akan diisi oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah/madrasah (Gunakan Form KS 07a/Form KS 07b atau Form PS 06a/Form PS 06b),dan lembar refleksi yang akan diisi oleh guru pemula (Gunakan Form GP 03a/Form GP 03b).

2) Pelaksanaan Observasi

Kepala sekolah atau pengawas sekolah/madrasah mengisi lembar observasi pembelajaran dan pembimbingan secara objektif dengan memberikan nilai pada saat seketika


(33)

pelaksanaan observasi dilakukan (Gunakan Form KS 07a/Form KS 07b atau Form PS 06a/Form PS 06b).

3) Pasca-observasi

Kegiatan yang dilakukan pascaobservasi adalah:

a) Guru pemula mengisi lembar refleksi pembelajaran/pembimbingan setelah pembelajaran/pembimbingan dilaksakan (Form GP 03a/Form GP 03b).

b) Kepala sekolah/madrasah, pengawas sekolah/madrasah dan guru pemula mendiskusikan hasil penilaian pada setiap tahap pembelajaran/pembimbingan.

c) Kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah memberikan masukan kepada guru pemula setelah observasi selesai. Kegiatan b) dan c) dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan lesson study.

d) Guru pemula dan kepala sekolah/madrasah atau pengawas sekolah/madrasah menandatangani lembar hasil observasi pembelajaran guru mata pelajaran/kelas Pemula (PS/KS-01a atau lembar hasil observasi pembimbingan guru BK/Konselor Pemula (PS/KS-01b). Kepala sekolah memberikan salinan lembar tersebut kepada guru pemula.

Hasil penilaian kinerja guru pemula pada akhir PIGP ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pembimbing, kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah dengan mengacu pada prinsip profesional, jujur, adil, terbuka, akuntabel, dan demokratis. Peserta PIGP dinyatakan berhasil, jika semua indicator kinerja pada penilaian tahap kedua paling kurang memiliki nilai baik (KS-09a atau KS-09B, KS-10a atau KS-10b, dan KS-11).

E. Tahap Pelaporan

Penyusunan laporan dilaksanakan pada bulan kesebelas setelah penilaian tahap kedua, dengan prosedur sebagai berikut:

1. Penentuan keputusan pada Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula berdasarkan pengkajian penilaian tahap kedua dengan mempertimbangkan penilaian tahap pertama. Selanjutnya guru pemula dinyatakan memiliki nilai kinerja dengan kategori amat baik, baik, cukup, sedang , atau kurang. Untuk menentukan keputusan nilai kinerja guru pemula, kepala sekolah membuat rekapitulasi hasil penilaian kinerja guru mata pelajaran/kelas pemula (KS-07a) atau rekapitulasi hasil penilaian kinerja guru BK/Konselor Pemula (KS-07b).


(34)

2. Penyusunan draft Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas Pada program Induksi Guru Pemula atau Guru BK/Konselor oleh kepala sekolah/madrasah berdasarkan pembahasan dengan pembimbing dan pengawas sekolah/madrasah (KS-09a atau KS-09b).

3. Penandatanganan Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah.

4. Pengajuan penerbitan sertifikat PIGP dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah yang disampaikan kepada kepala dinas pendidikan atau kepala kantor kementerian agama kabupaten/kota bagi guru pemula yang telah memiliki Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dengan nilai baik. Sertifikat tersebut menyatakan bahwa peserta PIGP telah berhasil menyelesaikan PIGP dengan nilai baik. Guru pemula dinyatakan berhasil jika:

a. Nilai kinerja minimal Baik (minimal 76) b. Setiap skor indikator kinerja minimal Baik (3) c. Setiap Nilai Kepribadian dan Sosial minimal Baik (76) Selanjutnya, laporan hasil pelaksanaan PIGP berisi:

a. Data sekolah/madrasah; b. Waktu pelaksanaan PIGP; c. Data guru pemula peserta PIGP;

d. Deskripsi pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing; e. Deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian tahap pertama; f. Deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian tahap kedua;

g. Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula yang menyatakan kategori nilai kinerja guru pemula (amat baik, baik, cukup, sedang dan kurang) ditandatangani kepala sekolah/madrasah.

h. Pengawas sekolah menandatangani Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula. Secara lengkap dapat dilihat pada Form KS-11.

Penyampaian laporan hasil pelaksanaan PIGP:

a. Laporan hasil pelaksanaan PIGP yang berstatus CPNS dan PNS mutasi dari jabatan lain disampaikan oleh kepala sekolah/madrasah kepada Kepala Dinas Pendidikan/Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota sesuai kewenangannya untuk diteruskan ke Badan Kepegawaian Daerah. b. Laporan hasil pelaksanaan PIGP yang berstatus bukan PNS disampaikan oleh Kepala

Sekolah/Madrasah kepada penyelenggara pendidikan dan Kepala Dinas Pendidikan/Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.


(35)

(36)

BAB IV

EVALUASI DAN BIMBINGAN TEKNIS A. Evaluasi Program

Implementasi PIGP perlu dievaluasi sebagai bahan masukan untuk menentukan kebijakan serta perbaikan implementasi tahun berikutnya, dan juga sebagai bagian dari proses penjaminan mutu pendidikan. Evaluasi implementasi PIGP dilakukan melalui pemantauan langsung maupun menggunakan instrumen yang sesuai oleh lembaga-lembaga terkait.

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan evaluasi terhadap implementasi kebijakan PIGP secara nasional.

2. Dinas Pendidikan Provinsi/Kantor Wilayah Kementerian Agama melaksanakan evaluasi implementasi PIGP dalam lingkup provinsi dan sekolah/madrasah yang menjadi tanggungjawabnya.

3. Dinas Pendidikan/Kota atau Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota melaksanakan evaluasi implementasi PIGP dalam lingkup kabupaten/kota dan sekolah/madrasah yang menjadi tanggungjawabnya.

4. Penyelenggara pendidikan melakukan evaluasi implementasi PIGP pada sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh masyarakat yang menjadi tanggungjawabnya.

Prosedur evaluasi dalam rangka menjamin akuntabilitas implementasi PIGP dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Penyusunan panduan evaluasi yang memuat: (1) latar belakang, tujuan, dan manfaat evaluasi; (2) sasaran, tempat, dan waktu evaluasi, (3) metode pelaksanaan evaluasi; (4) sistematika laporan hasil evaluasi.

2. Penyusunan instrumen evaluasi, berupa lembar obervasi dan/atau angket. 3. Pelaksanaan evaluasi di lapangan.

4. Penyusunan laporan hasil evaluasi. B. Bimbingan Teknis

Hasil evaluasi oleh pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Dinas Pendidikan terkait dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk melakukan perbaikan dengan merevisi kebijakan dan/atau memberikan bimbingan teknis bagi daerah atau sekolah yang membutuhkan.


(37)

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan bimbingan teknis terhadap implementasi PIGP secara nasional.

2. Dinas Pendidikan Provinsi/Kantor Wilayah Kementerian Agama memberikan bimbingan teknis terhadap implementasi PIGP dalam lingkup provinsi dan sekolah/madrasah yang menjadi tanggungjawabnya.

3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kantor Kementerian Agama memberikan bimbingan teknis terhadap implemnetasi PIGP dalam lingkup kabupaten/kota dan sekolah/madrasah yang menjadi tanggungjawabnya.

4. Penyelenggara pendidikan memberikan bimbingan teknis terhadap implementasi PIGP pada sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh masyarakat yang menjadi tanggungjawabnya.

Prosedur bimbingan teknis dalam rangka membantu daerah atau sekolah agar dapat melaksanakan PIGP dengan baik dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Penyusunan panduan bimbingan teknis yang memuat: (1) latar belakang, tujuan, dan manfaat bimbingan teknis; (2) sasaran, tempat, dan waktu bimbingan teknis, (3) strategi pelaksanaan bimbingan teknis; (4) sistematika laporan hasil bimbingan teknis.

2. Penyusunan materi bimbingan teknis yang meliputi Penjelasan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang PIGP, Penjelasan Petunjuk Teknis PIGP, Penggunaan Panduan Kerja, Penilaian dan Penggunaan Instrumen Penilaian Kinerja.

3. Pelaksanaan bimbingan teknis di lapangan. 4. Penyusunan laporan hasil bimbingan teknis.


(38)

BAB V PENUTUP

Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan melaksanakan proses pembelajaran/bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat. Dalam melaksanakan tugasnya guru pemula perlu beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya sekolah/madrasah dan dapat melaksanakan pekerjaannya sebagai guru profesional di sekolah/madrasah, maka perlu dilaksanakan PIGP. Program Induksi Guru Pemula adalah kegiatan orientasi, pelatihan di tempat kerja, pengembangan, dan praktik pemecahan berbagai permasalahan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan konseling bagi guru pemula pada sekolah/madrasah di tempat tugasnya.

Program Induksi Guru Pemula dilaksanakan melalui tahap-tahap persiapan, pengenalan sekolah dan lingkungannya, pelaksanaan pembimbingan, penilaian, dan pelaporan. Dalam tahap persiapan, pembimbingan, dan observasi pembelajaran dapat dilaksanakan melalui pendekatan lesson study. Lesson study dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pengkajian pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh sekelompok guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan. Pada kegiatan lesson study pengamat (observer) dituntut untuk mengamati aktivitas belajar siswa selama pembelajaran. Aktivitas belajar siswa di kelas merupakan gambaran dari kinerja/kompetensi guru. Kompetensi-kompetensi guru, khususnya guru pemula dapat dikembangkan atau ditingkatkan melalui PIGP. Guru pemula yang mengikuti PIGP akan dinilai menggunakan penilaian kinerja guru, dan dinyatakan lulus jika memperoleh nilai minimal kategori baik.

Mengingat akan pentingnya PIGP untuk mempercepat peningkatan kompetensi dan keprofesionalan guru pemula, maka diharapkan semua pihak terkait di daerah dapat berperan aktif dalam mensosialisasikan dan mengimplementasikannya. Untuk mengimplementasikan PIGP pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyiapkan seperangkat panduan kerja, modul bagi pengawas sekolah, kepala sekolah, dan pembimbing, serta buku model implementasi PIGP. Kelengkapan implementasi PIGP ini diharapkan dapat digunakan untuk mensukseskan implementasi PIGP di sekolah/madrasah.


(1)

pelaksanaan observasi dilakukan (Gunakan Form KS 07a/Form KS 07b atau Form PS 06a/Form PS 06b).

3) Pasca-observasi

Kegiatan yang dilakukan pascaobservasi adalah:

a) Guru pemula mengisi lembar refleksi pembelajaran/pembimbingan setelah pembelajaran/pembimbingan dilaksakan (Form GP 03a/Form GP 03b).

b) Kepala sekolah/madrasah, pengawas sekolah/madrasah dan guru pemula mendiskusikan hasil penilaian pada setiap tahap pembelajaran/pembimbingan.

c) Kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah memberikan masukan kepada guru pemula setelah observasi selesai. Kegiatan b) dan c) dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan lesson study.

d) Guru pemula dan kepala sekolah/madrasah atau pengawas sekolah/madrasah menandatangani lembar hasil observasi pembelajaran guru mata pelajaran/kelas Pemula (PS/KS-01a atau lembar hasil observasi pembimbingan guru BK/Konselor Pemula (PS/KS-01b). Kepala sekolah memberikan salinan lembar tersebut kepada guru pemula.

Hasil penilaian kinerja guru pemula pada akhir PIGP ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pembimbing, kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah dengan mengacu pada prinsip profesional, jujur, adil, terbuka, akuntabel, dan demokratis. Peserta PIGP dinyatakan berhasil, jika semua indicator kinerja pada penilaian tahap kedua paling kurang memiliki nilai baik (KS-09a atau KS-09B, KS-10a atau KS-10b, dan KS-11).

E. Tahap Pelaporan

Penyusunan laporan dilaksanakan pada bulan kesebelas setelah penilaian tahap kedua, dengan prosedur sebagai berikut:

1. Penentuan keputusan pada Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula berdasarkan pengkajian penilaian tahap kedua dengan mempertimbangkan penilaian tahap pertama. Selanjutnya guru pemula dinyatakan memiliki nilai kinerja dengan kategori amat baik, baik, cukup, sedang , atau kurang. Untuk menentukan keputusan nilai kinerja guru pemula, kepala sekolah membuat rekapitulasi hasil penilaian kinerja guru mata pelajaran/kelas pemula (KS-07a) atau rekapitulasi hasil penilaian kinerja guru BK/Konselor Pemula (KS-07b).


(2)

2. Penyusunan draft Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas Pada program Induksi Guru Pemula atau Guru BK/Konselor oleh kepala sekolah/madrasah berdasarkan pembahasan dengan pembimbing dan pengawas sekolah/madrasah (KS-09a atau KS-09b).

3. Penandatanganan Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah.

4. Pengajuan penerbitan sertifikat PIGP dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah yang disampaikan kepada kepala dinas pendidikan atau kepala kantor kementerian agama kabupaten/kota bagi guru pemula yang telah memiliki Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dengan nilai baik. Sertifikat tersebut menyatakan bahwa peserta PIGP telah berhasil menyelesaikan PIGP dengan nilai baik. Guru pemula dinyatakan berhasil jika:

a. Nilai kinerja minimal Baik (minimal 76) b. Setiap skor indikator kinerja minimal Baik (3) c. Setiap Nilai Kepribadian dan Sosial minimal Baik (76) Selanjutnya, laporan hasil pelaksanaan PIGP berisi:

a. Data sekolah/madrasah; b. Waktu pelaksanaan PIGP; c. Data guru pemula peserta PIGP;

d. Deskripsi pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing; e. Deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian tahap pertama; f. Deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian tahap kedua;

g. Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula yang menyatakan kategori nilai kinerja guru pemula (amat baik, baik, cukup, sedang dan kurang) ditandatangani kepala sekolah/madrasah.

h. Pengawas sekolah menandatangani Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula. Secara lengkap dapat dilihat pada Form KS-11.

Penyampaian laporan hasil pelaksanaan PIGP:

a. Laporan hasil pelaksanaan PIGP yang berstatus CPNS dan PNS mutasi dari jabatan lain disampaikan oleh kepala sekolah/madrasah kepada Kepala Dinas Pendidikan/Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota sesuai kewenangannya untuk diteruskan ke Badan Kepegawaian Daerah. b. Laporan hasil pelaksanaan PIGP yang berstatus bukan PNS disampaikan oleh Kepala

Sekolah/Madrasah kepada penyelenggara pendidikan dan Kepala Dinas Pendidikan/Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

Format sertifikat PIGP dapat dilihat pada Form U-05.


(3)

(4)

BAB IV

EVALUASI DAN BIMBINGAN TEKNIS A. Evaluasi Program

Implementasi PIGP perlu dievaluasi sebagai bahan masukan untuk menentukan kebijakan serta perbaikan implementasi tahun berikutnya, dan juga sebagai bagian dari proses penjaminan mutu pendidikan. Evaluasi implementasi PIGP dilakukan melalui pemantauan langsung maupun menggunakan instrumen yang sesuai oleh lembaga-lembaga terkait.

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan evaluasi terhadap implementasi kebijakan PIGP secara nasional.

2. Dinas Pendidikan Provinsi/Kantor Wilayah Kementerian Agama melaksanakan evaluasi implementasi PIGP dalam lingkup provinsi dan sekolah/madrasah yang menjadi tanggungjawabnya.

3. Dinas Pendidikan/Kota atau Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota melaksanakan evaluasi implementasi PIGP dalam lingkup kabupaten/kota dan sekolah/madrasah yang menjadi tanggungjawabnya.

4. Penyelenggara pendidikan melakukan evaluasi implementasi PIGP pada sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh masyarakat yang menjadi tanggungjawabnya.

Prosedur evaluasi dalam rangka menjamin akuntabilitas implementasi PIGP dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Penyusunan panduan evaluasi yang memuat: (1) latar belakang, tujuan, dan manfaat evaluasi; (2) sasaran, tempat, dan waktu evaluasi, (3) metode pelaksanaan evaluasi; (4) sistematika laporan hasil evaluasi.

2. Penyusunan instrumen evaluasi, berupa lembar obervasi dan/atau angket. 3. Pelaksanaan evaluasi di lapangan.

4. Penyusunan laporan hasil evaluasi. B. Bimbingan Teknis

Hasil evaluasi oleh pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Dinas Pendidikan terkait dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk melakukan perbaikan dengan merevisi kebijakan dan/atau memberikan bimbingan teknis bagi daerah atau sekolah yang membutuhkan.


(5)

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan bimbingan teknis terhadap implementasi PIGP secara nasional.

2. Dinas Pendidikan Provinsi/Kantor Wilayah Kementerian Agama memberikan bimbingan teknis terhadap implementasi PIGP dalam lingkup provinsi dan sekolah/madrasah yang menjadi tanggungjawabnya.

3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kantor Kementerian Agama memberikan bimbingan teknis terhadap implemnetasi PIGP dalam lingkup kabupaten/kota dan sekolah/madrasah yang menjadi tanggungjawabnya.

4. Penyelenggara pendidikan memberikan bimbingan teknis terhadap implementasi PIGP pada sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh masyarakat yang menjadi tanggungjawabnya.

Prosedur bimbingan teknis dalam rangka membantu daerah atau sekolah agar dapat melaksanakan PIGP dengan baik dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Penyusunan panduan bimbingan teknis yang memuat: (1) latar belakang, tujuan, dan manfaat bimbingan teknis; (2) sasaran, tempat, dan waktu bimbingan teknis, (3) strategi pelaksanaan bimbingan teknis; (4) sistematika laporan hasil bimbingan teknis.

2. Penyusunan materi bimbingan teknis yang meliputi Penjelasan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang PIGP, Penjelasan Petunjuk Teknis PIGP, Penggunaan Panduan Kerja, Penilaian dan Penggunaan Instrumen Penilaian Kinerja.

3. Pelaksanaan bimbingan teknis di lapangan. 4. Penyusunan laporan hasil bimbingan teknis.


(6)

BAB V PENUTUP

Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan melaksanakan proses pembelajaran/bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat. Dalam melaksanakan tugasnya guru pemula perlu beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya sekolah/madrasah dan dapat melaksanakan pekerjaannya sebagai guru profesional di sekolah/madrasah, maka perlu dilaksanakan PIGP. Program Induksi Guru Pemula adalah kegiatan orientasi, pelatihan di tempat kerja, pengembangan, dan praktik pemecahan berbagai permasalahan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan konseling bagi guru pemula pada sekolah/madrasah di tempat tugasnya.

Program Induksi Guru Pemula dilaksanakan melalui tahap-tahap persiapan, pengenalan sekolah dan lingkungannya, pelaksanaan pembimbingan, penilaian, dan pelaporan. Dalam tahap persiapan, pembimbingan, dan observasi pembelajaran dapat dilaksanakan melalui pendekatan lesson study. Lesson study dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pengkajian pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh sekelompok guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan. Pada kegiatan lesson study pengamat (observer) dituntut untuk mengamati aktivitas belajar siswa selama pembelajaran. Aktivitas belajar siswa di kelas merupakan gambaran dari kinerja/kompetensi guru. Kompetensi-kompetensi guru, khususnya guru pemula dapat dikembangkan atau ditingkatkan melalui PIGP. Guru pemula yang mengikuti PIGP akan dinilai menggunakan penilaian kinerja guru, dan dinyatakan lulus jika memperoleh nilai minimal kategori baik.

Mengingat akan pentingnya PIGP untuk mempercepat peningkatan kompetensi dan keprofesionalan guru pemula, maka diharapkan semua pihak terkait di daerah dapat berperan aktif dalam mensosialisasikan dan mengimplementasikannya. Untuk mengimplementasikan PIGP pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyiapkan seperangkat panduan kerja, modul bagi pengawas sekolah, kepala sekolah, dan pembimbing, serta buku model implementasi PIGP. Kelengkapan implementasi PIGP ini diharapkan dapat digunakan untuk mensukseskan implementasi PIGP di sekolah/madrasah.