PERANAN PEMERINTAH DESA MENURUT UNDANG UNDANG

(1)

Karya Ilmiah

PERANAN PEMERINTAH DESA MENURUT UNDANG-UNDANG

NOMOR 23 TAHUN 2004 (PERSFEKTIF YURIDIS DAN DEMOKRATIS

DALAM PEMERINTAHAN DESA DI DESA PEMATANG TAMBUN

RAYA KECAMATAN PEMATANG SIDAMANIK KAB. SIMALUNGUN)

Oleh :

RINSOFAT NAIBAHO

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

FAKULTAS HUKUM

MEDAN

2011


(2)

(3)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah……… 1

B. Perumusan masalah………. . 8

C. Tujuan penelitian………..………. 9

D. Manfaat penelitian………...……..9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian peranan pemerintahan………..………. 11

B. Pengertian desa……… 13

C. Pemerintahan desa……… 16

D. Sistem demokrasi desa………...……… 25

E. Keuangan desa ...………...31

1.. Pendapatan desa………... 34

2. Belanja desa……….. 34

3. Pembiayaan desa………..35

BAB III PEMBAHASAN A. Keadaan umum Desa Pematang Tambun Raya Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun………..…36

B. Struktur organisasi Desa Pematang Tambun Raya Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun.……….42 C. Peranan pemerintahan desa menurut UU nomor 32 Tahun 2004( Persfektif


(4)

dan Demokratisasi dalam pemerintahan desa di Desa Pematang Tambun Raya Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun)………47 D. Yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan peranan pemerintahan

desa di desa pematang tambun raya kecamatanpamatang sidamanik….61 A. Keterbatasan sumber dayamanusia………...……….61

B. Keterbatasansumber dana desa……… 62

C. Kurangnya kesadaran masyarakat………. 63

D. Kurangnya pembinaan dan pengawasan dari aparat pemerintah……..64

BAB V PENUTUP

a. Kesimpulan………...……...………64

b. Saran………...………65

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas anugrah, kasih karunia, hikmat dan sukacita sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini dengan judul“ Peranan Pemerintahan Desa Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 ( Persfektif Yuridis dan Demokratisasi Dalam Pemerintahan Desa di Desa Pematang Tambun Raya Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun )”.

Penulis sadar akan ketidak sempurnaan hasil penulisan ini yang membawa harapan yang besar kepada semua pihak agar dapat memberikan kritik dan saran yang konstruktif guna menghasilkan sebuah karya ilmiah yang lebih sempurna lagi, baik dari segi substansi maupun dari segi cara penulisan di masa mendatang.


(6)

BAB I PENDAHULAN A. LATAR BELAKANG MASALAH.

Sitem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut Undang-Undang Dasar 1945 memberikan keluasan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah.Dalam penyelenggaraan otonomi daerah, dipandang perlu untuk lebih menekankan pada prinsip-prinsip demokrasi,peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah.Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerahsesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945, pemerintahan daerah yang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peranan serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan suatu daerah dalam kesatuan system Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berdasarkan pasal 18 ayat (1) UUD 1945 menegaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah propinsi dan daerah propinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dalam Undang-Undang.Kebijakan penyelenggaraan pemerintahan daerah tercantum dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, yang memberikan kewenangan kepada Desa untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, berdasarkan adat istiadat, asal-usul dan kondisi sosial budaya


(7)

masyarakat setempat. Kemudian menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang desa, bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hokum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 202 yaitu: 1. Pemerintah Desa terdiri atas kepala desa dan perangkat desa

2. Perangkat desa terdiri dari sekretaris desa dan perangkat desa lainnya. 3. Sekretaris desa sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (2) diisi dari

pegawai negeri sipil yang memenuhi syarat.

Melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 masyarakat diharapkan lebi otonom dan lebih demokratis.Segala sesuatu yang berkaitan dengan masa depan desanya akan ditentukan sendiri oleh masyarakat desa. Untuk itu, semua pihak dilibatkan alam rangka membangun desanya agar lebih maju.Maka untuk mengoptimalkan pemerintahan di desa dalam membina masyarakatnya khususnya dalam membangun sarana dan prasarana desa.

Ada tiga fungsi utama pemerintah Desa yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tersebut, yakni dalam bidang :

a. Pemerintahan: Urusan pemerintahan dimaksudkan adalah pengaturan kehidupan masyarakat sesua dengan kewenangan desa seperti peraturan desa, pembentukan lembaga kemasyarakatan, pembentukan badan usaha milik desa dan kerjasama antar desa.


(8)

b. Pembangunan : Urusan pembangunan adalah pemberdayaan masyarakat dalam penyediaan sarana dan prasarana fasilitas umum desa seperti jalan desa, jembatan desa, irigasi desa, pasar desa dan sebagainya. Peran pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintahan desa adalah merupakan indikasi keberhasilan suatu daerah yang sedang menjalankan pemeintahan, oleh sebab itu pemerintahan desa harus berusaha mendatangkan program-program pembangunan

baik kepada pemerintahan diatasnya, kepada pihak non pemerntahan maupun penciptaan partisipasi swadaya dari masyarakat desa itu sendiri.

c. .Kemasyarakatan: kemasyarakatan adalah pemberdayaan masyarakat melalui pembinaan kehidupan social budaya masyarakat seperti bidang kesehatan, peribadatan, pendidikan, dan pembinaan adat istiadat.

Sesuai dengan amanat yang diemban dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah,pelaksanaan fungsi dan pemerintahan, pembangunan maupun kemasyarakatan harus beroientasi kebawah dan melibatkan masarakat luas.Dengan cara ini pemerintah desa akan mampu mengatur pemerintahannya dan menyerap aspirasi masyarakat banyak, sehingga kewenangan yang dilaksanakan mampu memberdayakan dan memenuhi kebutuhan masyarakat lalu membentuk pemerintahan yang sehat. Rakyat harus menjadi pelaku dalam pelaksanaan kewenangan, masyaraka perlu dibina dandisiapkan unuk merumuskan sendiri masalah yang dihadapi, merecanakan langkah-langkah yang diperlukan, melaksanakan rencana yang telah dipogramkan.


(9)

Pemerintahan Desa adalah penyelenggarakan urusan pemerintahan oleh Pemerintahan Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan adat istiadat setempat.Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup:

a. Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul desa.

b. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa.

c. Tugas pembantu dari pemerintah,pemerintah propinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.

d. Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-undangan diserahkan kepada desa.1

Pada saat pola pemerintahan sentralistik, daerah memerima saja program-program yang telah dirancang dari pusat.Akan tetapi, sekarang ini daerah harus melakukan sendiri aktifitas perencanaan, pelaksanaan, hingga pengwasan.Dengan beban pekerjaan yang semakin banyak tersebut, maka sumberdaa manusia harus siap baik jumlah maupun kualitasnya. Berdasarkan UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal 200 ayat 1 maka dapat diketahui bahwa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa ada dua unsur pemerintahan penting yang berperan didalamnya, yaitu Pemerintahan Desa dan Badan Permusyawaratan Desa. Dimana kedua elemen pemerintahan tersebut saling berhubungan erat dalam melaksanakan urusan pemerintahan.

1

Bambang Trisantono Soemantri, 2011, Pedoman Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Bandung, Hal.5.


(10)

Demi menjamin terwujudnya suatu pemerintahan yang baik dan demokratis, lebih baik dan berpihak padamasyarakat, perlua adanyacheck and balancesebagai Negara bagian. Wilayah Indonesia dibagi kedalam daerah-daerah baik yang bersifat otonom maupun yang bersifat administratif antara lain:

1. Daerah-daerah itu mempunyaipemerintahan.

2. Pembagian wilayah seperti pada suatu angka dan bentuk susunan pemerintahanya ditetapkan dengan kuasa undang-undang.

3. Dalam pembentukan daeah-daerah itu, terutama daera-daerah otonom dan dalam menentukan susunan pemerintahannya harus diingat permusyawaratan dalam sistem pemerintahan Negara dan hak asal-usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa (asli).2

Pemerintahan desa merupakan lembaga eksekutif dan Badan Permusyawaratan desa merupakan lembaga legislatif desa dalam pelaksanaan pemerintahan.Masing-masing lembaga harus mempunyai fungsi yang jelas dan lebih independen.Seluru proes baik perumusan sampai pada pelaksnaan kebijakan dan pemerintahan harus dlakukan secara transparan untuk diketahui publik, sehingga mudah dalam pengawasan.

Badan Permusyawaratan Desalah yang mempunyai peran penting dalam menjaga akuntabilitasdan keseimbangan kewenangan ditingkat pemerintahan desa. Salah satu tugas pokok yang dilaksanakan lembaga Badan Permusyawaratan Desa adalah

2


(11)

kewajiban dalam menyalurkan aspirasi dan meningkatkan kehidupan masyarakat desa sebagaimana juga diatur dalam UU No.32 Tahun 2004 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah, Badan Permusyawaratan Desa dituntut mampu menjadi aspirator dan articulator antara masyarakat desa dengan pejabat atau instansi yang berwenang.Tugas dan peran tersebut diwujudkan dalam proses pembuatan peraturan desa dengan memperjuangkan aspirasi masyarakat. Hubungan antara BPD dengan Kepala desa adalah mitra kerja, yang masing-masing elemen memiliki fungsi yang lebih spesifik dan darisanalah kekuatan itu berasal.Kekuatan didistribusikan atau dipisahkan untuk memudahkan pengelolaan pemerintahan.Semua interaksi antar elemen berlangsung dalam konstitusi sebagai sentral regulasi.Eksistensi desa dapat juga dilihat dari perspektif yuridis dan demokratisasi dalam pemerntahan desa pada hakekatnyamerupakan bentuk pemerintahan yang riil, otonom dengan tradisi adat-istiadat dan hukumnya sendiri sangat kuat.Hal ini dapat dapat dilihat pada kerangka pemikiran konstitusionalisme yaitu pemerintahan berdasarkan konstitusi dimana tercakup konsepsi bahwa struktur daya jangkau kekuasaan wewenang organisasi Negara dalam mengatur pemerintahan hanya pada tingkat kecamatan.Artinya secara akademis mempertegas bahwa organ yang berada dibawah struktur organisasikecamatan dianggap sebagai organ masyarakat yang sifatnya otonom.3

Berdasarkan peraturan daerah dalam rangka pembangunan ekonomi, pembangunan daerah sebagai bagian internal dari pembangunan nasional diarahkan untuk mengembangkan daerah dan menyerasikan laju pertumbuhan anta daerah, antar

3


(12)

kota dan desa, antar sector, serta pembukaan dan percepatan pertumbuhan kawasan timur Indonesia, daerah terpencil, daerah minus, daerah kritis, daerah perbatasan, dan daerah terbelakang lainnya yang disesuaikan dengan prioritas dan potensi yang bersangkutan. Sehingga terwujud daerah pembangunan yang merupakan perwujutan wawasan nusantara, peran aktif masyarakat didalam pembangunan perlu lebih dikem bangkan melui pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada daerah khususnya daerah otonom.4

Berdasarkan Peraturan Daerah Simalungun Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Nagori atau Desa. Pada BAB I pasal 1 ayat 1 yaitu: Pemerintahan Nagori atau Desa adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh pemerintahan nagori dan maujana nagori dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia. Dan juga pada ayat (12) disebutkan bahwa Maujana Nagori (BPD) adala lembaga yang merupakan perwujutan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Nagori sebagai unsure penyelenggara pemerintahan Nagori.

Pemerintah dan Badan Permusyawaratan Desa di Desa Pematang Tambun Raya Kecamatan Pamatangtang Sidamanik Kabupaten Simalungun dapat berperan dan berfungsi untuk memperjuangkan dan mengakomodasikan kepentingan masyarakat. Dalam kaitan ini maka BPD maupun Pemerintahan desa di Desa

4

Ateng Syarifudin,SH,1996,Butir-butir Gagasan Tentang Penyelenggaraan Hukum Dan Pemerintahan Yang Layak, Bandung, PT.Citra Aditya Bakti, Hal.10.


(13)

Pematang Tambun Raya Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun harus memiliki sumberdaya manusia yang professional, kapabel, mantap dan dapat diandalkan kinerja organisasinya secara keseluruhan, sehingga pemerintahan desa dan BPD akan mampu memberikan respon terhadap percepatan kemajuan dan dinamika yang berkembang.

Berdasarkan pengamatan yang telah penulis lakukan, ada indikasi yang belum terlaksana dengan baik fungsi pemerintahan desa yang dilakukan oleh pemerintahan aparatur Desa Pematang Tamun Raya Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun. Hal ini bias dilihat adanya gejala-gejala yang tampak selama penulis melakukan pra-riset dikantor Kepala Desa Pematang Tambun Raya Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun, mengidentifikasi bahwa masih ada terdapat masalah-masalah yang terjadi.

Berkaitan dengan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul

:“PERANAN PEMERINTAHAN DESA MENURUT UNDANG-UNDANG

NOMOR 32 TAHUN 2004 ( PERSFEKTIF YURIDIS DAN DEMOKRATISASI DALAM PEMERINTAHAN DESA DI DESA PEMATANG TAMBUN RAYA

KECAMATAN PAMATANG SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN “.

B. PERUMUSAN MASLAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:


(14)

1. Bagaimana peranan pemerintahan desa menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 ( persfektif yuridis dan demokratisasi di Desa Pematang Tambun Raya Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun).

2. Faktor apa yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan peranan pemerintahan desa di Desa Pematang Tambun Raya Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun?

C. TUJUAN PENELITIAN

Dengan melihat rumusan maslah seperti yang telah disebutkan diatas, penelitian ini bertujuan untk:

1. Memberikan gambaran mengenai peranan pemerintahan desa menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dalam persfektif dan demokratisasi di Desa Pematang Tambun Raya Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan peranan pemerintaan desa di Desa Pematang Tambun Raya Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun.

D. MANFAAT PENELITIAN

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Pemerinah desa diharapkan dapat dijadikan acuan dalam penelenggaraan pemerintahan desa, sehingga alam penyelenggaraannya tida menyimpang dari


(15)

hukum dan perundang-undangan yang berlaku sehingga tujuan dari pemrintahan desa dapat mencapai asaran yang diharapkan.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berupa sumbangan pikiran guna menambah dan mengembangkan khasanah ilmu hukum khususnya Hukum Tata Negara.

3. Sebagai bahan masukan bagi peranan pemerintahan desa serta penanganan permasalahan yang timbul berkenaan dengan penyelenggaraan pemerintahan desa.

4. Bagi penulis, penelitian ini dapat melengkapi pengetahuan dan melihat dari dekat tentang masalah-masalah pemerintah, kususnya mengenai pemerintahan desa.


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Peranan Pemerintahan

Dalam pengertian umum, peranan dapat diartikan sebagai perbuatan seseorang atas suatupekerjaan. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, peranan adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa. Peranan merupakan sebuah suatu aspek yang dinamis dari suatu kedudukan peranan juga merupakan sebuah landasan perseps yang digunakan setiap orang yang berinteraksi dalam suatu kelompok atau organisasi untuk melakukan suatu kegiatan mengenai tugas dan kewajibannya. Dalam kenyataanya, munkin jelas dan mungkin juga tidak begitu jelas. Tingkat kejelasan ini akan menentukanpula kejelasan peranan seseorang.5

Setiap orang memiliki macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidup. Hal ini sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan leh masyarakat dalam menjalankan suatu peran. Peran tersebut mencakup tiga hal yaitu:

1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rankaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorangdalam kehidupan masyarakat.

5


(17)

2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat dalam organisasi.

3. Peranan juga dapat dilakukan sebagai perilaku yang penting bagi struktur social masyarakat.6

Secara etimologis Pemerintah berasal dari kata perintah. Perintah adalah perkataan yang bermaksud menyuruh melakukan sesuatu. Sedangkan pemerintah adalah perbuatan (cara, hal, urusan dan sebagainya) memerintah. Sedangkan menurut Inu Kencana Syafie yang mengutip dari C.F Strong dalam bukunya yang berjudul “Ekologi Pemerintahan, sebagai berikut:

“Maksudnya Pemerintahan dalam arti luas mempunyai kewenangan untuk memelihara perdamaian dan keamanan Negara, ke dalam dan keluar. Oleh karena itu, pertama harus mempunyai kekuatan militer atau kemampuan untuk mengendalikan angkatan perang. Kedua harus mempunyai kekuatan Legislatif atau dalam arti pembuatan Undang-undang. Ketiga, harus mempunyai kekuatan finansial/kemampuan untuk mencukupi keuangan masyarakat dalam rangka membiayai ongkos keberadan Negara dalam menyelengggarakan peraturan, hal tersebut dalam rangka kepentingan Negara”.7

Pendapat lain menurut H Muhammad Rohidin Pranadjaja dalam bukunya yang berjudul “Hubungan antar Lembaga Pemerintahan”, pengertian Pemerintah adalah sebagai berikut :

“Istilah Pemerintah berasal dari kata perintah, yang berarti perkataan yang bermaksud menyuruh melakukan sesuatu, sesuatu yang harus dilakukan. Pemerintah adalah orang, badan atau aparat yang mengeluarkan atau memberi perintah”.8

6

http//www.google,perananpemerintahan desa di Indonesia.com. Diakses 24/6/2013

7

Inu Kencana Syafie, 1998,Ekologi pemerintahan, Hal.4-5.

8


(18)

B. Pengertian Desa

Secara etimologi kata desa berasal dari bahasa Sansekerta, deca yang berarti tanah air, tanah asal, atau tanah kelahiran.Desa menurut H.A.W. Widjaja dalam

bukunya yang berjudul “Otonomi Desa” menyatakan bahwa:

“Desa adalah sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan asal-usul yang bersifat istimewa. Landasan pemikiran dalam mengeai Pemerintahan Desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomoi asli, demokratisasi dan pemberdayan masyarakat”.9

Desa menurut UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengartikan desa sebagai berikut:

“Desa atau disebut nama lain, selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintah Negara Kesatuan Repubilk Indonesia”.

Dalam penegertian Desa menurut Widjaja dan UU Nomor 32 Tahun 2004 diatas sangat jelas sekali bahwa Desa merupakan Self Communityyaitu komunitas yang mengatur dirnya sendiri. Dengan pemahaman bahwa Desa memiliki kewenangan untuk mengurus dan mengatur kepentingan masyarakatnya sesuai dengan kondisi dan sosial budaya setempat, maka posisi desa yang memiliki otonomiasli sangat strategis sehingga memerlukan perhatian yang seimbang terhadap

9


(19)

penyeleggaraan Otonomi Daerah. Desa memiliki wewenang sesuai yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No.72 Tahun 2005 tentang desa yakni:

a. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul Desa.

b. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan peraturannya kepada desa, yakni urusan pemerintahan yang secara langsung dapa meningkatkan pelayanan masyarakat.

c. Tugas pembantuan dari pemerintah, pemarintah provinsi, dan Pemerintahan/Kota.

d. Urusan pemerintahan lainnya yang boleh peraturan perundang-undanagn diserahkan kepada desa.

Tujuan pembentukan desa adalah untuk meningkatkan kemampuan penyelenggaraan pemerintahan secara berdaya guna dan peningkatan pelayanan terhadap masyarakat sesuai dengan tingkat perkembanagan dan kemajuan pembangunan. Dalam menciptakan pembangunan hingga ditingkat akar rumput, maka terdapat syarat yang harus dipenuhi untuk pembentukan desa yakni:

1. Faktor penduduk, minimal 2500 jiwa atau 500 kepala keluarga.

2. Faktor luas yang terjangkau dalam pelayanan dan pembinaan masyarakat. 3. Faktor letak yang memiliki jaringan perhubungan atau komunikasi antar


(20)

4. Faktor sarana dan prasarana pemerintahan desa

5. Faktor soaial budaya, adanya kerukunan hidup beragama dan kehidupan bermasyarakat dalam hubungan adat-istiadat.10

Faktor kehidupan masyarakat, yaitu tempat untuk keperluan mata pencaharian masyarakat.Pembangunan nasional, desa memegang peranan yang sangat penting, sebab desa merupakan struktur pemerintahan terendah dari sitem pemerintahan Indonesia. Setiap jenis kegiatan pembangunan nasional pasti bermuara pada pembangunan desa sebab pembangunan di Indonesia tidak aka nada artinya tanpa membangun desa, dan bias dikatakan bahwa hari depan Indonesia terletak dan tergantung dari berhasilnya kita membangun desa. Sehingga dengan semangat desentralisasi dalam otonomi daerah ini masyarakat haruslah dilibatkan atau diberdayakan dalam pembangunan desanya.

Desa memiliki hak otonomi tetapi tetap dalam ikatan Pemerintah Republik Indonesia. Hak otonomi maksudnya berhak menyelenggarakan rumah tangganya menurut keputusan sendiri, berhak mengatur rumah tangganya sendiri,asalkan tidak bertentangan dengan peraturan pemerintah di desanya dan berkewajiban melaksanakan peraturan pemerintahan desa.Di Desa terdapat masalah yang dihadapi masyarakat. Ada masalah kesehatan, masalah pekerjaan dan pendapatan, pendidikan. Pertanian, lingkungan hidu dan lain sebagainya. Masyarakat berharap dapat lepas dari masalah-masalah warga masyarakat dakam kebutuhannya untuk meningkatkan tariff hidup masyarakat.

10


(21)

C. Pemerintahan Desa.

Pemerintahan Desa merupakan bagian dari Pemerintahan Nasional yang peny elenggaraannya ditujukan pada pedesaan. Pemerintahan Desa adalah suatu proses dimana usaha masyarakat desa yang bersangkutan dipadukan dengan usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.11

Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan mengatur dan mengurus kepentingannya sendiri berarti kesatuan masyarakat tersebut mempunyai otonomi karena berwenang membuat kebijakan yang bersifat mengatur sekaligus juga berwenang membuat aturan pelaksanaannya. Dengan demikian desa mempunyai otonomi. Hanya saja otonomi desa bukan otonomi desa yang dimiliki pemerintah propinsidan kabupaten/kota, tetapi otonomi berdasarkan asal usul dan adat istiadat. Otonomi berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat adalah otonomi yang dimiliki sejak dulu kala dan telah menjadi adat istiadat yang melekat dalam masyarakat desa yang bersangkutan dan diakui oleh undang-undang.

C.1.Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

Pemerintah desa terdiri dari pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa. Pemrintah Desa yang dimaksud terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat Desa, dan anggota Badan Permusyawaratan Desa adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan derdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat.

11


(22)

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa menurut H.A.W. Widjaja dalam bunya “Otonomi Desa” Pemerintahan desa diartikan:

“Penyelenggaraan Pemerintahan Desa merupakan subsistem dari sistem penyelenggaraan pemerintah, sehingga Desa memiliki kewenangan untk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya. Kepala Desa bertanggung jawab kepada Badan Permusyawaratan Desa dan menyampaikan laporan pelaksanaan tersebut kepada Bupati’.12

Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa disampakan kepada Bupati/wali kota melalui camat satu kali dalam satu tahun. Mengimpormasikan laporan penyelengaraan pemerintahan desa kepada masyarakat dapat berupa selebaran yang ditempelkan pada papan pengumuman atau diinformasikan secara lisan dalam berbagai pertemuan rapat desa dan media lainnya. Laporan tersebut digunakan oleh bupati/walikota sebagai dasar melakukan evaluasi penyelenggaraa pemerintahan desa dan sebagaibahan pembinaan lebih lanjut. Sebagaimana dibahas didepan, kepala desa dibantu oleh perangkat desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Perangkat desa bertanggung jawab kepada kepala desa, perangkat desa terdiri atas sekretaris desa dan perangkat desa lainnya. Sekretaris desa diisi dari pegawai negeri sipil yang memenuhi syarat. Kepala desa dan perangkat desa diberikan penghasilan tetap setiap bulan dan/atau tunjangan lainnya sesuai dengan kemampuan keuangan desa yang ditetapkan setiap tahun dalam APBDesa. Ketentuan lebih lanjut mengenai kedudukan keuangan desa dan perangkat desa diatur dengan peraturan daerah kabupaten/kota yang sekurang-kurangnya memuat:

12


(23)

a. Rincian jenis penghasilan b. Rincian jenis tunjangan

c. Penentuan besarnya dan pembebanan pemberian d. Penghasilan dan/atau tunjangan.13

Berdasarkan PP Nomor 72 Tahun 2005 Pasal 30 tentang desa dijelaskan bahwa anggota Badan Permusyawaratan Desa terdiri dari Ketua rukun warga, pemangku adat, golongan propesi, pemuka agama, dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. Sedangkan masa jabatan BPD adalah enam tahun dan dapat diangkat atau diusulkan kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya. Jumlah anggota BPD ditetapkan dengan jumlah ganjil, paling sedikit lima orang dan paling banyak sebelas orang dengan memperhatikan luas wilayah, jumlah penduduk, dan kemampuan keuangan desa. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat.

Pimpinan dan anggota BPD tidak diperbolehkan merangkap jabatan menjadi kepala desa dan perangkat desa.Pimpinan dan anggota BPD dilarang menjadi pelaksana proyek desa, menyalahgunakan wewenang dan melanggar sumpah.14

Prinsip dasar dalam penyelenggaraan pemerintahan desa adalah:

1. Untuk menjamin terselenggaranya tertip pemerintahan desa dan sesuai pula dengan sifat Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka pengaturan terhadap penyelenggaraan

13

Hanif Nurcholis,2011,”Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa”, Jakarta, Penerbit Erlangga,Hal.77.

14


(24)

pemerintahan desa sejauh mungkin diseragamkan. Halini dimaksud untuk memudakan pelaksanaan pembinaandan pengawasan atas Desa di seluruh Indonesia yang beranekaragam baik dalam sunan masyarakat, tata hukun adatnya maupun latar belakang kehidupannya sebagai sauna masyarakat kecil. Keseragaman tersebut meliputi keijaksanaan-kebijaksanaan poko dalam penyelenggaraan pemerintahan desa yang diarahkan kepada perwujutan daya guna dan hasil guna yang rasional.

2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pementahan desa hanya mengatur Desa dan kelurahan dari segi pemerintahannya. Dengan demikian Undang-Undang tersebut tetap mengakui adanya kesatuan masyarakat hukum adat dan kebiasaan-kebiasan yang masih hidup sepanjang menunjang kelangsungan pemerintahan. Pembangnan dan ketahanan nasional dalam Undang-undang nomo 32 tahun 2004 tenang pemerintahan desa tidak mengarah kepada pembentukan daerah otonomi tingkat tiga. Hal ini sesuai dengan penjelasan Undang-undang tersebut yang menegaskan bahwa walaupun desa mempunyai hak untuk menyelenggarakan rumah tangganya sendiri, tetapi hak tersebut bukanlah hak otonomi sebagai mana dimaksud dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang pokok-pokok pemerintahan desa.

Program tahunan dalam rencana kerja yang disusun oleh pemerintaha desa yang selama ini diatur dengan berbagai kebijakan daerah menjadi sistem penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004 adalah merupakan pembaharuan dalam sitem penyelenggaraan pemerintahan Desa. Oleh karena itu dala melakukan pengkajian terhadap materi UU Nomor 32 Tahun 2004 dan berbagai peraturan pelaksanaannya diperlukan adnya ketelitian dan kehati-hatian agar


(25)

tidak menimbulkan suatu penafsiran yang keliru. Hal ini sejalan dengan penaran dan fungsi desa dalam kehidupannya sebagai berikut:

a. Sumber segala data, informasi, daya gerak, pembinaan dan pengawasan. b. Benteng yang harus diandalkan dalam pengalaman Pancasial.

c. Pusat penumbuhan dan peningkatan jiwa gotong-royong di segala bidang kehidupan.

C.2. Kewenangan Pemerintahan Desa C.2.1. Kepala Desa

Kepala desa mempunyai tugas menyelenggarakan ursan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Dalam melaksanakan tugasnya, kepala desa mempunyai wewenang:

1. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD,

2. Mengajukan rancangan peraturan desa,

3. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD, 4. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APBDesa

untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD, 5. Membina perekonomian desa,

6. Membinan masyarakat desaMengkordinasikan pembangunan desa secara partisipasif,

7. Mewakili desanya di dalam dan diluar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan,


(26)

8. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas dan wewenang kepala desa mempunyai kewajiban:

a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,

b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

c. Memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat, d. Melaksanakan kehidupan demokrasi,

e. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas dari kolusi, korupsi dan nepotisme,

f. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja pemerintahan desa, g. Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan, h. Menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik,

i. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan desa, j. Melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa,

k. Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa, l. Mengembangkan pendapatan masyarakat dan desa,

m. Membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya dan adat-istiadat,

n. Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di desa,

o. Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup.


(27)

Diatas telah disebutkan bahwa tugas dari kepala desa adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan, yang dimaksud dari urusan pemerintahan yaitu antara lain pengaturan kehidupan masyarakat sesuai kewenangan desa seperti pembuatan peraturan desa seperti pembuatan peraturan desa dan pembentukan lembaga kemasyarakatan. Kemudian tugas kepala desa dalam hal pembangunan yaitu antara lain pemberdayaan masyarakat dalam penyediaan sarana prasarana fasilitas umum. Sedangkan tugas kemasyarakatan kepala desa yaitu meliputi pemberdayaan masyarakat melalui pembinaan kehidupan sosial budaya masyarakat.

Sebagai mana didalam Peraturan Daerah Kabupaten Simalungun Nomo 13 Tahun 2006 Pasal (58) tentang peraturan Desa menyatakan:

Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban Pangulu ( Kepala Desa):

(1) Wajib bersikap dan bertindak adil, tidak membeda-bedakan dan tidak mempersulit dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

(2) Pangulu tidak memberikan pelayanan sebagai mana ayat (1) oleh maujana nagori dapat mengusulkan pemberhentian kepada Bupati setelah mendapat teguran secara tertulis tiga kali berturut-turut.

(3) Surat teguran sebagaimana disebut ayat (2) Pasal ini ditembuskan kepada Bupati Simalungun melalui Camat.

Atas pelaksanaan tugas tersebut, kepala desa berkewajiban memberikan pertangung jawaban berupa pembuatan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa yang ditujukan kepada Bupati/Walikota, dan laporan pertanggung jawaban kepada BPD serta menginformasikan seluruh laporan penyelenggaraan pemerintahan kepada


(28)

masyarakat. Didalam laporan tersebut berisi laporan dari semua kegiatan desa berdasarkan kewenangan desa yang ada, serta tugas-tugas dankeuangan dari pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten /kota. Laporan pertanggung jawaban atas tugas kepala desa ini dilakukan sebagai upaya untuk mewujudkan suatu akuntabilitas dalam suatu pemerintahan desa serta sebagai upaya dalam perwujudan transparansi pemerintahan terhadap masyarakat.

C.2.2. Badan Permusyawaratan Desa

Badan Permusyawaratan Desa berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Jadi, dalam menyelenggarakan pemerintahan desa terdapat dua lembaga yaitu pemerintahan desa dan Badan pemerintahan desa. BPD berfungsi menetapkan peraturan desa bersama kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Atas fungsi tersebut Badan Permusyawaratan desa mempunyai wewenang:

1. Membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa,

2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanakan peraturan desa dan peraturan kepala desa,

3. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa, 4. Membentuk panitia pemilihan kepala desa,

5. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat,


(29)

Anggota Badan Permusyawaratan Desa adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat. Anggota BPD terdiri atas ketua rukun warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya.15 Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai penanggungjawab utama dalam bidang pembangunan kepala desa dapat dibantu lembaga kemasyarakatan yang terdapat di desa. Sedangkan dalam menjalankan tugas dan fungsinya, sekretaris desa kepala seksi dan kepala dusun berada dibawah serta bertanggungjawab kepada Kepala Desa, sedangkan kepala urusan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada sekretaris desa.

Badan Permusyawaratan Desa mempunyai hak dan kewajiban yaitu sebagai berikut:

a. Meminta keterangan kepada pemerintah desa, b. Mengajukan rancangan peraturan desa, c. Mengajukan pertanyaan,

d. Menyampaikan usul dan pendapat

e. Mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menaati segala peraturan perundang-undangan,

f. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa,

15


(30)

g. Mempertahankan dan memelihara hukum nasional serta keuthan Negara Kesatuan Republik Indonesia,

h. Menyerap, menampung, menghimpun dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat,

i. Memproses pemlihan kepala desa

j. Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan,

k. Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat setempat, l. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga

kemasyarakatan.

Kinerja Badan Permusyawaratan Desa dititik beratkan pada proses penyelenggaraan Pemerintah Desa yang responsif. Sehingga diharapkan terjadinya penyelenggaraan pemerintah yang mengedepankan pemerintah yang aspiratif dan bertanggung jawab demi kemajuan, kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Kinerja BPD diwujudkan dengan adanya pembentukan tata tertip BPD, pembuatan Perdes bersama dengan pemerintah desa, pengangkatan dan pemberhentian kepala desa. Kinerja Badan Permusyawaratan Desa dalam pelaksanaan otonomi desa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi masyarakat.

D. Sistem Demokrasi Desa

Sesuai dengan prinsip demokrasi, kepala desa mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada


(31)

bupati/walikota.Demokrasi desa merupakan demokrasi asli yang lebih dahulu terbentuk sebelum negara Indonesia berdiri, bahkan pada masa kerajaan sebelum era colonial. Ciri-ciri dari demokrasi desa antara lain adanya mekanisme pertemuan antar warga desa dalam bentuk-bentuk pertemuan publik seperti musyawarah/ rapat, dan ada kalanya mengadakan protes terhadap penguasa (raja) secara bersama-sama.

Dengan pengertian demokrasi desa seperti di atas, pada tataran realitas terdapat keterkaitan antara aspek ekonomi dan politik dalam konteks rakyat pedesaan. Misalnya di Jawa pada kurun waktu pasca revolusi kemerdekaan hingga 1960an,

Moh. Hatta berpendapat, ‘di desa-desa yang sistem demokrasinya masih kuat dan hidup sehat sebagai bagian dari adat istiadat yang hakiki, dasarnya adalah pemilikan tanah yang komunal yaitu setiap orang merasa bahwa ia harus bertindak berdasarkan

persetujuan bersama, sewaktu mengadakan kegiatan ekonomi.” Ia juga menambahkan, “struktur demokrasi yang hidup dalam diri bangsa Indonesia harus berdasarkan pada demokrasi asli yang berlaku di desa”. Perkembangan jaman menunjukkan desa-desa di Jawa mengalami perubahan yang diakibatkan oleh kemampuan adaptasi desa terhadap tekanan eksternal, misalnya migrasi penduduk, atau terhadap bentuk proyek kebijakan ekonomi dan politik lainnya.

Saat ini, demokrasi desa dan desentralisasi, merupakan dua isu utama dalam statecraft Indonesia pasca Orde Baru. Desentralisasi secara umum dikategorikan ke dalam dua perspektif utama, yakni perspektif desentralisasi politik dan desentralisasi administrasi. Perspektif desentralisasi politik menerjemahkan desentralisasi sebagai devolusi kekuasaan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah; sedangkan


(32)

perspektif desentralisasi administrasi diartikan sebagai pendelegasian wewenang administratif dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.

Jika desentralisasi merupakan arena hubungan antara desa dengan pemerintah supra desa yang bertujuan untuk memberikan pengakuan terhadap eksistensi desa, memperkuat identitas lokal, membangkitkan prakarsa dan inisiatif lokal, serta membagi kekuasaan dan kekayaan kepada desa, dan mewujudkan otonomi desa, maka demokratisasi merupakan upaya untuk menjadikan penyelenggaraan pemerintah desa menjadi lebih akuntabel, responsif, diakui oleh rakyat, mendorong parlemen desa berfungsi sebagai badan perwakilan serta memperkuat partisipasi masyarakat desa dalam proses pemerintahan dan pembangunan desa. Partisipasi juga menandai keikutsertaan kalangan marjinal yang selama ini disingkirkan dari proses politik dan ekonomi.

Prinsip kekeluargaan yang bersumber pada kepribadian dan pandangan hidup bangsa Indonesia Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan suatu negara demokrasi. Salah satu bentuk dari demokrasi di tingkat desa yaitu pemilihan Kepala Desa yang merupakan wujud dari pelaksanaan yang dipraktekkan di Indonesia ini didasarkan pada prinsip musyawarah dan mufakat atau demokrasi langsung.

Disamping itu kehadiran Badan Perwakilan Desa (BPD) mempunyai peranan atau kedudukan yang penting yaitu membuat peraturan desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, serta melakukan pangawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa, dalam hal ini proses PILKADES (Pemilihan Kepala Desa), dan rupanya mendapat sambutan yang sangat antusias dari masyarakat


(33)

desa. Terlebih bagi mereka yang masih masih punya pandangan bahwa dengan status sosial dikalangan masyarakat, dengan kata lain kedudukan kepala desa di dalam masyarakat merupakan posisi yang sangat diminati oleh masyarakat desa.

Adapun proses dari PILKADES dalam rangka pelaksanaan demokrasi yang melalui beberapa tahapan, menunjukkan pada ; Tahap persiapan (pembentukan panitia) yaitu BPD membentuk panitia pencalonan, panitia pengawas, serta panitia peneliti dan penguji. Tahap ujian Kepala Desa yaitu terdiri dari ujian lisan dan ujian tertulis. Tahap kampanye yaitu kegiatan untuk menyampaikan sesuatu agar orang lain tertarik dengan salah satu peserta calon Kepala Desa yan pelaksanaannya pada satu hari sebelum hari H. Tahap pelaksanaan pemilihan pemungutan suara yaitu memilih salah satu calon kepala desa dengan mencoblos gambar yang menjadi unggulan dalam kartu suara. Serta tahap pengesahan (pengangkatan) dan pelantikan kepala desa yaitu calon kepala desa yang terpilih disahkan, diangkat dan dilantik oleh Bupati selaku Kepala Daerah untuk menjadi kepala desa.

Sebagai tindak lanjut dari peraturan mengenai desa yang merupakan pedoman dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.16Sebelum pelaksanaan pemilihan kepala desa, BPD memberitahukan kepada kepala desa mengenai akan berakhirnya masa jabatan kepala desa secara tertulis enam bulan sebelum berakhir masa jabatan.Disamping itu tugas dan kewajiban kepala desa dalam memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa diatur lebih lanjut dengan peraturan daerah

16


(34)

berdasarkan peraturan pemerintahan. Kepala desa berhenti karena meninggal dunia, permintaan sendiri dan diberhentikan. Dimana kepala desa diberhentikan karena:

1. Berakhir masa jabatannya dan telah dilantik pejabat yang baru.

2. Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara berturut-turut selama enam bulan

3. Tidak lagi memenuhi syarat sebaga kepala desa 4. Dinyaakan melanggar sumpah/ janji jabatan 5. Tidak melaksanakan kewajiban kepala desa 6. Melanggar larangan bagi kepala desa.

Masa jabatan kepala desa adalah lima tahun, yang dihitung sejak yang bersangkutan dilantik.kepala desa yang sudah menduduki jabatan kepala desa hanya boleh menduduki jabatankepala desa lagi untuk satu kali masa jabatan. Perangkat desa bertanggung jawab kepada kepala desa. Perangkat desa terdiri atas sekretaris desa dan perangkat desa lainnya. Sekretaris desa diisi dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Berpendidikan paling rendah ulusan SMA atau sederajat, b. Mempunyai pengetahuan tentang teknis pemerintahan, c. Mempunyai kemampuan dibidang administrasi perkantoran,

d. Mempunyai pengalaman dibidang administrasi keuangan dan dibidang perencanaan,


(35)

f. Bersedia tinggal di desa yang bersangkutan.17

Sekretaris desa diangkat oleh sekretaris darah kabupaten/kota atas nama bupati/ walikota. Adapun perangkat desa lainnya diangkat oleh kepala desa dari penduduk desa yang bersangkutan.Untuk bias dangkat sebagai perangkat desa calon harus berusia paling rendah 20 tahun dan paling tinggi 60 tahun. Jumlah perangkat desa disesuaian dengan kebutuhan dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Susunanorganisasi dan tata kerja pemerintahan desa ditetakan dengan peraturan desa. Ketentuan lebih lanjut megenai pedoman penyusunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa diatur dengan peraturan daerah kabupaten/kota.

Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasakan keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat. Masa jabatan anggota BPD adalah enam tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya. Jumlahanggota BPD ditetapkan dengan jumlah ganjil, paling sedikit lima orang dan paling banyak 11 orang, dengan memperhatikan luas wilayah, jumlah penduduk dan kemampuan keuangan desa. Pimpinan Badan Permusyawaratan desa teridri dari satu orang ketua, satu orang wakil ketua dan satu orang sekretaris. Pimpinan BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD secara langsung dalam rapat BPD yang diadakan secara khusus.

17


(36)

E. Keuangan Desa

Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa, termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa tersebut. Desa dikelola melalui Anggaran Pendapatan Belanja Desa. Telah dikemukakan, bahwa desa yang berhak mengurus rumah tangganyasendiri membutuhkan biaya untuk membiayai penyelenggaraan roda pemerintahan desa.18 Maka pemerintahan desa diberikan wewenang untuk mencari sumber pendapatan desa sesuai dengan kemampuannya. Sumber-sumber pendapatan desa yang pada umumnya adalah sebagai barikut:

1. Dari pemerintah ialah sumbangan-sumbangan dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah yang perlu direalisasikan dalam APBD masing-masing 10% untuk dana alokasi desa. Adapun jenis-jenis sumbangan dari pemerintah pusat sebagai berikut :

a. Bantuan, sudsidi atau sumbangan dari pemerintah pusat melalui APBN, b. Bantuan dari pemerintah propinsi melalui APBD,

c. Bantuan dari pemerintah kabupaten,

d. Sumbangan atau hadiah dari panitia-panitia perlombaan, e. Sebagian pajak dan retribusi yang diberikan kepada desa.

2. Dari masyarakat adalah smber dari masyarakat dikenal dengan berbagai sebutan seperti: gotong-royong, iuran dan organisasi kemasyarakatan.

18

Naskah akademik rancangan Undang-undang tentang desa.direktorat pemerintahan desa dan kelurahan direktorat jenderal pemberdayaan masyarakat dan desa departemen dalam negeri jakarta


(37)

3. Dari pihak ketiga adalah pemerintah desa dapat menerima sumber dari pihak ketiga yang bersifat tidak mengikat dan sah. Misalnya dari yayasan, badan-badan dan organisasi.

4. Dari kekayaan desa adalah segala kekayaan dan sumber penghasilan bagi desa bersangkutan, kekayaan desa tersebut terdiri dari :

a. Tanah kas b. Pasar desa c. Bangunan desa

d. Objek rekreasi yang diurus desa e. Pemandian umum yang diurus desa f. Hutan desa

g. Tempat-tempat pemancingan h. Pelelangan ikan yang dikelola desa

Pemerintah desa wajib mengelola keuangan desa secara transparan, akuntabel, partisipasif serta dilakukan dengan tertip dan disiplin.Transparan artinya dikelola secara terbuka, akuntabel artinya dipertanggung jawabkan secara legal, dan partisipasif artinya melibatkan masyarakat dalam penyusunannya. Disamping itu keuangan desa harus dibukukan dalam sistem pembukuan yang benar sesuai dengan kaidah sistem akuntansi keuangan pemerintahan.

Sistem pengelolaan keuangan desa mengikuti sistem anggaran nasional dan daerah, yaitu mulai 1 januari sampai dengan 31 Desember. Kepala desa sebagai


(38)

kepala pemerintah desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan mewakili pemerintah desa dalam epemilikan kekayaan desa yan diisahkan.19

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

Anggaran pendapatan dan belanja desa adalah suatu daftar terperinci mengenai rencana kegiatan desa yang ditetapkan dalam jangka waktu tertentu biasanya satu tahun sekali. Anggaran desa yang tertuang didalam APBDesa merupakan satu kesatuan yang terdiri dari anggaran rutin dan anggaran pembangunan. Anggaran pengeluaran rutin dibiayai dengan anggaran penerimaan rutin. Sebaliknya anggaran penermaan dbiayaioleh anggaran penerimaan pembangunan.20

Maka sewajarnya desa yang telah mengurus dan menyelengarakan rumahtangganya sendiri setiap tahun harus menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, karena demikian semua pengeluaran dan pendapatan dan belanja desa. Anggaran Pendapatan dan belanja desa terdiri atas bagian penerimaan dan pengeluaran. Dengan demikian, kegiatanpemerintah desa berupa pemberian pelayanan, pembangunan dan perlindungan kepada warga dalam tahun berjalan sudah dirancang anggarannya sehingga sudah dipastikan dapat dilaksanakan. Pendapatan belanja desa meliputi semua penerimaan uang melalui rekening desa yang merupakan hak desa dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh desa.

19

Hanif Nurcholis, Opcit.Hal.82.

20


(39)

2. Pendapatan Desa

Pendapatan desa meliputi semua penrimaan uang melalui rekening desa antara lain:

a. Pendapatan asli desa, b. Bagi hasil pajak kabupaten c. Bagian dari retribusi d. Alokasi dana desa

e. Bantuan keuangan dari pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota dan desa lainnya,

f. Hibah

g. Sumbanganpihak ketiga.

3. Belanja desa

Belanja desa meliputi semua pengeluaran dari rekening desa yang merupakan kewajiban desa dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh desa. Belanja desa terdiri atas:

1. Belanja langsung yang terdiri atas: a. Belanja pegawai,

b. Belanja barang dan jasa, c. Belanja modal

2. Belanja tidak lansung yang terdiri atas: a. Belanja pegawai penghasilan tetap,


(40)

b. Belanja subsidi c. Belanja hibah

d. Belanja bantuan sosial e. Belanja bantua keuangan f. Belanja tak terduga.

4. Pembiayaan desa

Pembiayaan desa meliputisemua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan pengeluara yang akan diterima kembali, baik ada tahu anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-than anggaran berikutnya. Pembiayaan desa terdir dari:

1. Penerimaan pembiayaan yang mencakup:

a. Sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya, b. Pencairan dana cadangan,

c. Hasil penjualan kekayaan desa ang dipisahkan, d. Penerimaan pinjaman.

2. Pengeluaran pembiayaan yang mencakup: a. Pembentukan dana cadangan,

b. Peyertaan modal desa, c. Pembayaran utang.


(41)

BAB III PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Desa Pematang Tambun Raya Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun

1. Sejarah Desa Pematang Tambun Raya

Sejarah Desa Pematang Tambun Raya terbentuk sejak jaman kerajaan dan jaman penjajahan yang disebut sebagai Partuanon atau Raja. Yang dimana masing-masing Huta ( kampung) dipimpin oleh seorang raja, kemudian setelah Indonesia merdeka Huta (kampung) tersebut digabungkan menjadi 1 (satu) yan disebut sebagai Desa Pematang Tambun Raya yang terdiri dari 4 ( empat) dusun. Masing-masing kepala desa yang pernah menjabat sebagai kepala desa di Desa Pematang Tambun Raya adalah:

Najain Sinaga : s/d 1994

Timur Sidabalok : 1994–1999

Judin Damanik : 1999–2004

Holman Sitanggang : 2004–2009

Robinhoot Silalahi : 2009 s/d sekarang

2. Kondisi Geografis

Kondisi masyarakat desa Pematang Tambun Raya Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun, dimana masyarakatnya mengandalkan sektor pertanian sebagai mata pencahariannya. Serta interaksi antar sesama desa Pematang


(42)

Tambun Raya juga masih sangat erat. Adapun batasan Wilayah Desa Pematang Sidamanik meliputi :

1. Sebelah Utara berbatasan : Tigaras 2. Sebelah Selatan berbatasan : Danau Toba 3. Sebelah Barat berbatasan : TPL/ Indorayon 4. Sebelah Timur berbatasan : Sipolha

Luas wilayah Desa Pematang Tambun Raya Kecamatan Pamatang Sidamanik yaitu 14 Ha, dengan ketinggian dari permukaan laut yaitu 1000 meter.

3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Komposisi penduduk desa Pematang Tambun Raya berdasarkan tingkat pendidikan dapat dipilih pada table sebagai berikut :

Tabel : 1.1

Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Pematang Tambun Raya Kecamatan Pamatang Sidamanik

No. Jabatan Jumlah

1. Belum Sekolah 150

2. Usia 7-45 tahun tidak pernah sekolah 10

3. Pernah sekolah tapi tidak tamat 50

4. SD 189

5. SMP 168

6. SMA 176

7. Sarjana 49

Jumlah 765


(43)

Dari tabel 1.1 menujukkan bahwa tingkat pendidikan desa Pematang Tambun Raya yang paling banyak yaitu SD yaitu 189 orang, tamatan SMP 168 orang, tamatan SMA 176, sarjana 49 orang, serta kelompok tingkat pendidikan yang pernah sekolah tapi tidak tamat mencapai 50 orang kemudian usia 7-45 tahun tidak pernah sekolah mencapai 10 orang dan yang belum sekolah mencapai 150 orang.

Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa penduduk desa Pematang Tambun Raya sebagian besar masih bependidikan rendah.Lahan pertanian dan persawahan memegang penting dalam sektor perekonomian masyarakat desa dikarenakan rendahnya tingkat pendidikan dan keahlian atau keterampilan terutama pada kalangan orang tua sehingga kehidupan mereka sangat tergantung pada sektor pertanian.

Secara lengkap jenis mata pencaharian masyarakat desa Pematang Tambun Raya per tahun 2013 dapat digambarkan pada table berikut:

Tabel 1.2

Jenis Mata Pencaharian Penduduk Desa Pematang Tambun Raya

No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah

1. Buruh Tani 30

2. Petani Sendiri 450

3. Pedagang/ wiraswasta/ 50

4. Pengrajin 2

5. PNS 42

6. TNI/POLRI 10

7. Penjahit 1

8. Montir

-9. Pramuwisma

-10. Karyawan swasta 1

11. Kontraktor 1


(44)

13. Tukang Batu 1

14. Guru Swasta 1

15. Supir 4

Jumlah 596

Sumber Data : Monografi Desa Pematang Tambun Raya Tahun 2013

Sebagaimana yang telah digambarkan pada table 1.2 tersebut tampak bahwa dari 596 penuduk desa yang bekerja pada sektor pertanian 30 penduduk desa merupakan brurh tani dan 450 penduduk merupakan petani sendiri. Lapangan pekerjaan utama merupakan sektor pertanian dimana besar kecilnya pendapatan tergantung dari kondisi atau keadaan alam.

4. Bidang Ekonomi

Bidang Ekonomi yang menjadi dominasi kehidupan masyarakat desa Pematang Tambun Raya adalah sektor pertanian. Dilihat dari Luas wilayah desa Pematang Tambun Raya Mencapai 14 Ha yang diantaranya sebagian besar lahan dijadikan sektor pertanian. Dari 14 Ha desa dapat dibagi seperti table berikut ini :

Tabel 1.3

Potensi Sumber Daya Desa

No. Keterangan Luas lahan (Ha)

1. Tanah Sawah

Sawah irigasi 3 Ha

Sawah Tadah Hujan 0,2 Ha

2. Tanah Kering

Ladang/ Tegal 4 Ha

Permukiman 3 Ha


(45)

Tanah Perkebunan Rakyat 0.5 Ha

Tanah Perkebunan Negara

-Tanah perkebunan swasta

-4. Tanah Fasilitas Umum

Kas Desa/ Tanah Umum 0,4 Ha

Lapangan

-Perkantoran Pemerintahan 0,3 Ha

Lain-lain 0,2 Ha

5. Tanah Hutan

Hutan Lindung 2,1 Ha

Hutan Produksi 0,1 Ha

Hutan Konversi

-Sumber Data : Monografi Desa Pematang Tambun Raya Kecamatan Pamatang Sidamanik Tahun 2013.

Sebagai mana yang telah digambarkan pada table 1.3 tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besa luas lahan desa Pematang Tambun Raya dari 14 Ha, 10 Ha lahan dapat digunakan sebagai lahan pertanian. Petani disini dapat dibagi menjadi dua yaitu petani dan buruh tani. Petani adalah mereka yang memiliki lahan sendiri sekaligus sebagai penggarap, sedangkan buruh tani adalah mereka yang hanya menggarap lahan bukan miliknya, hanya sebagai penggarap saja. Keadaan di Desa Pematang Tambun Raya cukup baik, tetapi pengerjaannya masih bersifat tradisional. Dengan banyaknya masyarakat yang bergerak dibidang pertanian, maka dapat dikatakan bahwa desa Pematang Tambun Raya merupakan desa pertanian. Dengan demikian tanah merupakan faktor yang sangat penting bagi masyarakat desa pematang Tambun Raya Kecamatan Pamatang Sidamanik sehingga dalam setiap panen diharapkan akan selalu berhasil.


(46)

Perekonomian di desa Pematang Tambun Raya tidak hanya disektor pertanian tetapi juga disektor perdagangan, jumlah ini tergolong kecil tapi memiliki peran yang sangat penting bagi peningkatan ekonomi masyarakat desa Pematang Tambun Raya. Ini dapat dilihat dari kelembagaan yang dimiliki desa Pematang Tambun Raya seperti digambarkan dalam table berikut:

Tabel 1.4

Kelembagaan Ekonomi Desa Margajaya

No. Kelembagaan Ekonomi Jumlah

1. Koperasi 1 unit

2. Pedagang 30 orang

3. Warung kelontong 40 unit

4. Usaha Perikanan 20 unit

5. Usaha Peternakan 2 unit

Sumber Data : Monografi Desa Pematang Tambun Raya Kecamatan Pamatang Sidamanik Tahun 2013

Seperti yang telah digambarkan pada table 1.4 tersebut walaupun sektor usaha perdagangan dan industry rumahtangga tergolong lebih kecil tetapi sangat berpengaruh besar dalam perkembangan ekonomi masyarakat desa Pematang


(47)

Tambun Raya bagi mereka yang tidak memiliki lahan pertanian sebagai alternatif didalam memperoleh atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa Pematang Tambun Raya.

B. Struktur Organisasi Desa Pematang Tambun Raya Kecamatan Pamatang Sidamanik

Suatu Pemerintahan pada umumnya mempunyai organisasi dan manajemen yang baik merpkan aspek yang penting dan untuk mendapatkan serta menempatkan orang-orang yang tepat pada tempatnya merupakan kewenangan dan objektivitas dalam suatu dasa. Susunan organisasi pemerintahan desa sederhana merupakan petunjuk yang akan diperhatikan dalam menjalankan organisasi, hal ini dimaksudkan supaya organisasi pemerintahan inimenjadi lebih efektif dan mencapai tujuan secara optimal.

Pelaksanaan pekerjaan sudah barang tertentu yang paling utama dalam fungsi manajemen, karena merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri agar semua anggota kelompokmulai dari tinggkat teratas sampai kebawah berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan semula dengan cara terbaik dan benar. Pemerintahan Desa Pematang Tambun Raya memiliki struktur organisasi sebagai berikut :


(48)

Gambar 1.1

Struktur organisasi Desa Pematang Tambun Raya Kecamatan Pamatang Sidamanik BPD JAPISTAR SIGIRO KEPALA DESA ROBINHOOT SILALAHI SEKRETARIS DESA SALMEN AMBARITA Kaur Pemerintahan Rinto silalahi Kaur Pembangunan Jamsir Purba Kaur umum Tambam Sitanggang KEPALA DUDUN I FRANSISKO SILALAHI KEPALA DUSUN II BUDI TUA NAIBAHO KEPALA DUSUN III KADIMAN DAMANIK KEPALA DUSUN IV MARADEN TURNIP


(49)

Deskripsi jabatan dan pekerjaan sangat diperlukan agar dapat mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan, karena terkadang suatu pekerjaan masyarakat kondisi pengalaman ataupun kemampuan tertentu bagi pelaksanaan nya. Berikut ini akan diuraikan bentuk dan susunan pemerintahan desa berdasarkan struktur organisasi sebagai berikut:

a. Kepala Desa

Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya Kepala Desa wajib bersikap dan bertindak adil, tidak diskriminatif serta tidak mempersulit dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Namun yang lebih penting ebaai seorang pemimpinmendorng aparatur di bawahnya dalm bekerja untuk memperoleh hasil yang maksimal, merupakan penopang kekuatan mental yang amat penting dibawahnya. Kepala Desa sebagai seorang pemimpin dalam suatu pemerintahan akan berhasil memimpin suatu organisasi yang memiliki syarat-syarat yakni, mempunyai kecerdasan yang cukup tinggi untuk dapat memikirkan dan merencanakan cara-cara pemecahan setiap persoalan dengan cara yang tepat, serta mengandung kelengkapan dan syarat-syarat yang memungkinkan untuk dilaksanakan.

b. Sekretaris Desa dan Kepala Urusan

Adalah unsur yang membantu Kepala Desa dalam menjalankan hak, wewenang dan kewajiban pimpinan pemerintahan desa. Sekretariat yang terdiri dari Sekretaris dan Kepala Urusan atau Kaur diangkat dan diberhentkan oleh bupati setelah mendengar pertimbangan Camat atas usul kepala desa sesudah mendengar pertimbanagn BPD.


(50)

Kepala Urusan berkedudukan sebagai unsure pembantu Sekretaris Desa dalam bidangnya. Adapun fungsi dan peranan Kepala Urusan sebagai berikut:

1. Melaksanakan kegiatan urusan pembangunan, pemerintahan, kesejahteraan, keuangan dan urusan umum sesuai bidang tugasnya masing-masing.

2. Melaksanakan pelayanan administrasi Kepala Desa.

c. Kepala Dusun

Untuk memperlancar jalannya pemerintahan desa, dalam desa debentuk Dusun yang dikepalai oleh Kepala Dusun. Pembentukan Dusun detetapkan dengan memperhatikan faktor manusia, jumlah penduduk, faktor alam, faktor letak dan faktor sosial budaya termasuk adat istiadat. Ada faktor objektif yang lainnya seperti penguasaan wilayah, keseimbanagan antar organisasi dan luas wilayah serta pelayanan. Kepala dusun adalah unsure pelaksana dalam pemerintahan desa dengan wilayah tertentu. Kepala Dusun diangkat dan diberikan oleh Camat atas nama Bupati atas usul Kepala Desa.

d. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

BPD sebagai Badan Permusyawaratan merupakan paham untuk melaksanakan demokrasi berdasarkan pancasila, mempunyai kedudukan sejajar dan menjadi mitra kerja Kepala Desa baik dalam penyelenggaraan roda pemerintahan maupun pembangunan Desa. Anggota BPD dilih dari calon-calon yang diajukan oleh kalangan Adat, Agama, organisasi sosial polotik, golongan profesi dan unsure pemuka masyarakat yang mempunyai persyaratan.


(51)

Adapun struktur organisasi BPD desa Pematang Tambun Raya dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 1.2

Struktur BPD Desa Pematang Tambun Raya Kecamatan Pamatang Sidamanik

KETUA

JAPISTAR SIGIRO

SEKRETARIS

TIGOR AMBARITA

WAKIL KETUA

BINSON NAIBAHO

ANGGOTA

1. LUSDIN SIADARI 2. SALMA AMBARITA 3. ROBERT PURBA

4. TETTI ROHANI MANURUNG 5. LASTRIANA NAPITU


(52)

C. Peranan Pemerintahan Desa menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 (Persfektif Yuridis dan Demokratisasi di Desa Pematang Tambun Raya Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun ).

1. Persfektif yuridis di Desa Pematang Tambun Raya Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun.

Semenjak gerakan reformasi digulirkan dalam rangka merubah struktur kekuasaan menuju demokrasi dan desentralisasi, maka kebutuhan masyarakat terhadap suatu pelayanan prima dari pemerintah, dalam hal ini pemerintah desa Pematang Tambun Raya sangat penting. Diawali dengan Undang-Undang No.22 Tahun 1999 dan selanjutnya dilakukan revisi menjadi Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, yang dijadikan sebagai landasan yuridis untuk menggeser fokus politik ketatanegaraan , diawali desentralisasi kekuasaan pemerintah pusat kepada daerah

Pemberian pelayanan yang baik kepada masyarakat diharapkan menjadi lebih responsif terhadap kepentingan masyarakat itu sendiri, dimana paradigm pelayanan masyarakat yang telah berjalan selama ini beralih dari pelayanan yang sifatnya sentralistik ke pelayanan yang lebih memberikan fokus pada pengelolaan yang berorientas kepuaan masyarakat sebagai berikut:

a. Lebih memfokuskan diri pada fungsi pengaturan melalui kebijakan yang memfalitasi berkembangnya kondisi kondusif bagi pelayanan masyarakat. b. Menerapkan sistem kompetisi dalam hal penyediaan pelayanan tertentu


(53)

c. Terfokus pada pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran yang berorientasipada hasl, sesuai dengan msukan atau aspirasi yang diharapkan masyarakat.

d. Lebih mengutamakan pelayanan apa yang diinginkan oleh masyarakat.

Namun dilain pihak, pelayanan yang diberikan oleh aparatur pemerintahan kepada masyarakat di Desa Pematang Tambun Raya diharapkan juga memiliki:

a. Memiliki dasar hukum yang jelas dalam penelenggaraan. b. Memiliki perencanaan dalam pengambilan keputusan. c. Memiliki tujuan sosial dalam kehidupan masyarakat.

d. Dituntut untutk akuntabel dan transparan kepada masyarakat. e. Memiliki standarnisasi pelayanan yang baik pada masyarakat

Adapun bentuk pelayanan pemerintah desa kepada masyarakat di Desa Pematang Tambun Raya yaitu apabila masyarakat yang bersangkutan membutuhkan pelayanan misalnya perbaikan dibidang pertanian maka aparat pemerintah Desa berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan pelayanan terbaik kepada warganya.

Berkaitan dengan efektifitas dan efesiensi pelayanan terhadap masyarakat di Desa dapat dilihat pada pelayanan yang diberikan oleh aparat pemerintah Desa kepada masyarakat yang berkepentingan. Sehubungan dengan pelayanan ini ada beberapa indicator yang dijadikan sebagai ukuran untuk melihat efektivitasnya yaitu kesadaran dan kebijakan oleh kepala desa serta aparat pemerintahan desa yang lain terhadap pelayanan masyarakat setempat. Sebagaimana halnya dengan pelayanan


(54)

birokrasi pemerintah pada umumnya, setiap pelayanan harus melalui prosedur dan mekanismenya.

Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Simalungun Nomor 13 Tahun 2006 tentang pemerintahan nagori (desa) Pasal 98 menyatakan bahwa Maujana Nagori berfungsi menetapkan peraturan Nagori bersama Pangulu menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Peraturan Desa disampaikan oleh kepala desa kepada Bupati melalui camat sebagai bahan pengawas dan Pembina paling lambat tujuh hari setelah penetapan. Untuk melaksanakan peraturan desa, kepala desa menetapkan peraturan kepala desa dan keputusan kepala desa. Peraturan desa atau keputusan desa dilarang bertentanagan dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang tinggi.

Berikut keterangan Robinhoot selaku kepala Desa Pematang Tambun Raya Robinhoot Silalahi mengatakan:

“Setelah Pemerintah Desa menerima kembali rancangan Peraturan Desa yang dibahas oleh BPD maka langkah selanjutnya barulah Kepala Desa akan menetapkan Rancangan Peraturan Desa tersebut menjadi Peraturan Desa”.( Wawancara tanggal 29 April 2013)21

Salmen Ambarita selaku sekretaris desa juga menjelaskan sebagai berikut : “ Setelah Peraturan Desa tadi ditetapkan oleh Kepala Desa, maka peraturan desa tersebut sudah dapat berlaku di masyarakat, Nah……agar warga tahu kalau ada peraturan yang mengikat di Desa ini, maka perlu adanya sosialisasi Peraturan Desa pada saat pertemuan”.( wawancara tanggal 30 April 2013).22

Begitu juga dengan penjelasan Japistar Sigiro selaku ketua BPD sebagai berikut:

21

Wawancara dengan Robinhoot Silalahi. Kepala Desa Pematang Tambun Raya.

22


(55)

“Nah..BPD didalam pembuatan atau pun pembahasan peraturan desa, selalu bersama-sama dengan pemerintahan desa khususnya Kepala Desa. Dengan mengadakan pertemuan atau musyawarah yang melibatkan masyarakat guna memperoleh gagasan didalam pembuatan peraturan desa itu sendiri. Baik itu datangnya dari masyarakat, pemerintah desa ataupun dari anggota BPD itu sendiri, yang nantinya akan kita tamping dan bahas lebih lanjut lagi diforum desa untuk lebih mengetahui atau mematangkan apakah gagsan peraturan desa tersebut dapat mewakili masyarakat desa atau tidak”. (wawancara tanggal 30 April 2013)23

Dari keterangan diatas dapat disimpulkan setelah Pemerintahan Desa menerima kembali rancangan Peraturan Desa yang dibahas oleh Maujana Nagori (BPD) maka langkah selanjutnya Kepala Desa akan menetapkan Rancangan Peraturan Desa tersebut menjadi Peraturan Desa.

Penyelenggaraan administrasi kependudukan merupakan salah satu tugas dari Pemerintahan Desa. Administrasi penduduk adalah kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai penduduk dan mutasi penduduk, yang meliputi kegiatan-kegiatan pendaftaran dan pencatatan kependudukan, yaitu kelahiran, pendatang baru, tamu, perpindahan, kematian dan pengelolaan buku-buku kependudukan administrasi penduduk di Desa Pematang Tambun Raya. Lingkup pendaftaran dan pencatatan adalah seluruh wilayah desa, baik penduduk tetap maupun penduduk tidak tetap yang meliputi:

a. Pelayanan pemberian Kartu Keluarga (KK ). b. Pelayanan pemberian kartu tanda penduduk (KTP). c. Pendaftaran pelaporan kelahiran.

d. Pendaftran pelaporan lahir mati.

23


(56)

e. Pendaftaran pelaporan kematian.

f. Pendaftaran pelaporan perindahan penduduk. g. Pendaftaran pelaporan kedatangan penduduk.

2. Persfektif demokratisasi pemerintahan Desa di Desa Pematang Tambun Raya Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun.

Demokratisasi memiliki makna bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan harus mengakmodasi aspirasi masyarakat, bahwa demokratiasi mesti memutuhkan kondisi-kondisi awal yang memadai guna terwujudnya demokrasi itu sendiri. Sebagai tindak lanjut dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tersebut, ditetapkanlah PP No.72 Tahun 2005 tentang desa. Prinsip-prinsip dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa berdasarkan Pasal 46 PP No. 72 Tahun 2005 adalah :

1. Kepala Desa dipilih langsung oleh penduduk desa dari calon yang memenuhi persyaratan,

2. Pemilihan Kepala Desa bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil,

3. Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan melalui tahap pencalonan da tahap pemilihan

Pemilihan Kepala Desa dalam kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan yang diakui keberadaannya berlaku ketentuan hukum adat setempat yang diatur dalam perda dan wajib


(57)

memperhatikan nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat kesatuan masyarakat hukum adat setempat24

Oleh karena itu, demokratisasi pada esensinya tidak bisa dipisahkan dengan rakyat dan kedaulatan rakyat. Berkaitan dengan hal itu, demokratisasi di desa harus mengakomodasi aspirasi masyarakat yang diartikulasikan dan diagregasi melalui Badan Permusyawaratan Rakyat. Sebelum pelaksanaan pemilihan kepala desa, BPD memberitahukan kepada kepala desa mengetahui akan berakhirnya masa jabatan kepala desa secara tertulis enam bulan sebelum berakhir masa jabatan kepala desa. BPD memproses pemilihan kepala desa paling lambat 4 bulan sebelum berakhir masa jabatan kepala desa. Didalam pemilihan kepala desa BPD sangat berperan aktif untuk proses pemilihan kepala desa.

Dimana tugas BPD yaitu membentuk panitia Pemilihan Kepala Desa, dimana pelaksanaan pemilihan kepala desa membentuk panitia pemilihan yang anggotanya terdiri dari unsur perangkat desa. Seperti yang dikatakan oleh Japistar Sigiro selaku ketua Maujana Nagori ( BPD) sebagai berikut:

“ Sebagai bentuk demokrasi di desa BPD selalu melibatkan dan mengikutsertakan masyarakat didalam proses pembuatan peraturan desa baik itu organisasi kepemudaan,organisasi kemasyarakatan,tokoh agama, tokoh masyarakat, dan perangkat desa lainnya kita libatkan untuk membuat peraturan desa ini.Sebagai contohnya BPD membentuk panitia pemilihan kepala desa yang kita pilih 5 (lima) tahun sekali. Nah setiap Kepala Desa mau diganti kita selalu membentuk panitia pemilihan dimana didalamnya itu kita melibatkan masyarakat. Anggotanya didalam itu terdiri dari beberapa unsur golongan mulai dari perangkat desa, pengurus lembaga

24


(58)

kemasyarakatan sampai melibatkan kepada tokoh masyarakat.” ( wawancara tanggal

30 april 2013)25

Susunan panitia pemilihan ditetapkan dengan keputusan BPD dan diberitahukan secara tertulis kepada Bupati dan camat. Rapat BPD dalam rangka pemilihan dihadiri oleh camat atau atau perangkat camat selaku tim Pembina. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya panitia pemilihan bertanggung jawab kepada BPD selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah selesainya pelaksanaan pemilihan kepala desa, ketua panitia pemilihan menyampaikan laporan hasil pelaksanaannya tugasnya termasuk pertanggung jawaban penggunaan biaya kepada BPD dan wajib melaksanakan sosialisasi mengenai rancangan pelaksanaan pemilihan kepala desa. Dalam pemilihan kepala desa, pemilih dan calon yang berhak dipilih wajib hadir untuk melaksanakan hak pilihnya dan tidak boleh mewakilkan kepada siapapun dan dengan alas an apapun.

Adapun tugas dan fungsi panitia pemilihan kepala desa sebagai mana disebutkan dalam Peraturan daerah Simalungun No.13 Tahun 2006 Tentang pemerintahan Desa pasal 8 (delapan) adalah sebagai berikut:

a. Menerima pendaftaran bakal calon dan menyampaikan adimistrasi persyaratan bakal calon;

b. Melaksanakan pendaftaran pemilihan untuk selanjutnya disahkan oleh Ketua dan Sekretaris Maujana Nagori;

25


(59)

c. Mengumumkan nama-nama bakal calon yang berhak dipilih dan daftar pemilih;

d. Mengajukan biaya rencana pemilihan kepada Maujana Nagori;

e. Mengadakan persiapan pelaksanaan Pemilihan Pangulu supaya berjalan dengan tertib,lancar,aman dan teratur;

f. Melaksanakan pemilihan Pangulu dari calon yang telah ditetapkan.

2.1. Tahap Pencalonan

Pada tahap ini panitia pemilihan kepala desa melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Mengumumkan kepada masyarakat desa tentang akan diselenggarakannya pemilihan kepala desa,

b. Melakukan pendaftaran pemilihan terhadap penduduk desa warga Negara Indonesia yang pada hari pemungutan suara, sudah berumur 17 (tujuh belas tahun) atau sudah pernah kawin.

c. Mengumumkan kepada penduduk desa tentang pendaftaran bakal calon kepala desa, beserta persyaratanya,

d. Menyusun jadwal penyelenggaraan pemilihan kepala desa sesuai dengan tahapan pemilihan,

e. Menyusun rencana biaya penyelenggaraan pemilihan kepala desa dan mengajukannya kepada BPD,

f. Merancang tempat pemungutan suara,


(60)

h. Menetapkan bakal calon kepada desa yang telah memenuhi persyaratan sebagai calon kepala Desa, dan melaporkan calon kepala desa tersebut kepada bupati/walikota.

Penetapan calon yang berhak dipilih oleh masyarakat ditetapkan oleh Badan Permusyawaratan Desa. Penyaringan bakal calon kepala desa, pelaksanaannya didasarkan pada nama-nama bakal calon yang dilengkapi dengan administrasi persyaratannya yang disampaikan oleh ketua panitia pemilihan kepada Badan Permusyawaratan Desa yang terdiri dari surat permohonan bakal calon dengan dilampiri :

1. Surat pernyataan kesediaan menjadi calon,

2. Khusus bagi bakal calon yang berasal dari PNS, TNI/POLRI dan BUMN/ swasta, harus melampirkan surat persetujuan dari pihak atasan/ pimpinannya, 3. Surat kesehatan yang dikeluarkan oleh dokter pemerintah,

4. Surat keterangan catatan Kepolisian dari POLRI, 5. Daftar riwayat hidup,

6. Photocopy Ijazah pendidikan terakhir dsri sekolah yang terakreditas dan dilegalisir ole pejabat yang berwenang,

7. Akte kelahiran/ atausurat kenal lahir dari pejabat Pemerintah yang berwenang, 8. Pasphoto ukuran 4x6 sebanyak 4 (empat) lembar.

Badan Permusyawaratan Desa setelah menerima laporan dari ketua panitia pemilihan, mengadakan penelitian administrasi persyaratan dan mengadakan


(61)

musyawarah untuk menetapkan calon dan tembusannya kepada Bupati melalui Camat.

2.2. Tahap Pemilihan

Pada tahap pemilihan, dilaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Kampanye Calon Kepala Desa

Pelaksanaan kampanye dapat dilakukan sekurang-kurangnya delapan hari menjelang hari pemungutan suara, dan ketentuan selama-lamanya enam hari masa kampanye diikuti masa tenang selama dua hari. Panitia Pemilihan Kepala Desa menyusun jadwal kampanye masing-masing calon kepala desa, sehingga tidak terjadi bentrok tempat dan waktu kampanye para calon kepala desa. Dalam pelaksanaan kampanye pemilihan dapat meminta bantuan kepada aparat keamanan ( POLRI), guna menjaga keamanan dan ketertiban selama masa kampanye.

Kampanye dapat dilakukan dengan cara:

1. Penyampaian pendapat ditempat umum dalam bentuk dialog terbuka, diskusi dan rapat umum,

2. Pemasangan tanda gambar bendera atau atribut ditempat umum, kecuali ditempat-tempat peribadatan, rumah sakit, sekolah,kantor pemerintahan, dan tempat-tempat lain yang sejenis.

Pelaksanaan kampanye tidak boleh dilaksanakan secara berlebihan misalnya membagi-bagikan uang (money politic), barang atau fasilitas lainnya, serta tidak diperbolehkan mengadakan pawai konvoi selama masa kampanye. Juga tidak dibenarkan menghujat atau mengintimidasi diantara calon. Apabila ada pelanggaran


(62)

dalam masa kampanye, panitia pemilihan dapat memberikan sanksi berupa peringatan sampai sebanya dua kali, namun jika masih melakukan pelanggaran maka BPD dapat mencabut status yang bersangkutan sebagai calon yang berhak dipilih.

b. Pemilihan

Pemungutan suara dilaksanakan oleh panitia pemilihan pada hari, tanggal pemilihan, tempat dan tanda gambar masing-masing calon kepala desa yang telah ditetapkan.Tanda gambar sebagaimana dimaksud adalah:

1. Padi, 2. Jagung, 3. Pisang, 4. Kelapa, 5. Nenas.

Pengumuman ditempelkan di kantor Kepala Desa dan ditempat-tempat terbuka yang ramai dikunjungi umum di Desa yang bersangkutan. Pemilhan dilakukan secara jujur dan adil dengan dihadiri oleh para calon dan saksi yang mewakili calon serta diawasi oleh pejabat.

c. Pemungutan suara diangap sah apabila pemilih yang hadir untk memberika suaranya meenuhi jumlah quorum yaitu 2/3 dari jumlah daftar pemilih. Apabila belm mencapai quorum sampai batas waktu yang telah ditetapkan maka pemungutan suaradiperpanjang selama-lamanya dua jam. Perpanjangan waktupemnuan suara in dapat diperpanjang untuk kedua kalinya selama-lamanya dua ja setelah perpananjangan waktu yang kedua, ternyata belum tercapai maka pemungutan suara


(63)

diundur selambat-lambatnya 30 hari. Kemudian setelah 30 hari ternyata quorum belumbelm tercapai, maka pemungutan suara diperpanjang selama dua jam dengan quorum ½ ditambah 1 dari jumlahdafar pemilih.

d. Perhitungan suara pemilihan kepala desa terpilih, paling lama 15 hari terhitung tanggal diterimanya penyampaian hasil pemilihan dari BPD,

e. Kepala Desa terpilih dilantik oleh Bupati/Walikota paling lama 15 hari terhitung tanggal penerbitab Keputusan Bupati/Walikota,

f. Pelantikan Kepala Desa dapat dilaksanakan di Desa bersangkutan dihadapan masyarakat. Sebelum pemangku jabatannya Kepala Desa mengangkat sumpah/janji dengan susunan kata- kata:

“Demi Allah (Tuhan ), saya bersumpah/ berjanji bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya selaku kepala desa dengan sebaik-baiknya, seujur-jujurnya, dan seadil-adilya. Bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar Negara, dan bahwa saya akan menegakkan demokrasi dan UUD 1945 sebagai konstitusi Negara serta segala peraturan perndang-undangan dan selurus-lurusnya yang berlaku bagi desa dan Negara Kesatuan Republik Indonesa”26

Masa jabatan Kepala Desa adalah 6 tahun terhitung seak aggal pelantika dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan berikutnya.Pemilihan Kepala Desa dalam kesatuan masyarakat hukum adatbeserta hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan yang diakui keberadaannya berlaku ketentuan hukum adat setempat yang diatur dalam perda dan wajib memperhatikan nilai-nilai sosial budaya dan adat-istiadat kesatuan masyarakat hukum adat setempat.

26


(64)

Pasal 53 PP No.72 Tahun 2005 menegaskan ketentuan-ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara, pencalonan, pengangkatan, pelantikan dan pemberhentian Kepala Desa diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota, yang sekurang-kurangnya memuat:

1. Mekanisme pembentukan panitia pemilihan

2. Susunan, tugas, wewenang dan tanggung jawab panitia pemilihan 3. Hak memilih dan dipilih

4. Persyaratan dan alat pembktiannya, 5. Penjaringan bakal calon,

6. Penyaringan bakal calon, 7. Penetapan calon berhak dipilih, 8. Kampanye calon,

9. Pemungutan suara,

10. Mekanisme pengaduan dan penyelesaian masalah, 11. Penetapan calon terpilih,

12. Pengesahan pengangkatan, 13. Pelantikan,

14. Sanksi pelanggaran, 15. Biaya pemilihan.


(65)

D. Faktor penghambat dalam pelaksanaan peranan pemerintahan desa di Desa Tambun Raya Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun.

Berdasarkan hasil penelitian dan pebahasan dapat disimpulkan beberapa faktor-faktor yan menjadi penghambat dalam pelakanaan perana pemerintahan desa di Desa Pematang Tambun Raya Kecamatan Pamatang Sidamanik adalah:

a. Keterbatasan Sumber Daya Manusia

Terbatasnya sumber daya manusia dalam hal ini aparat desa yang memiliki skill yang baik dan professional oleh pemerintah desa dan masyarakat. Sumber daya manusia mempunyai peran penting di dalam Implementasi Kebijakan Publik karena fakta menunjukkan bahwa bagaimanapun jelas dan konsistennya ketentuan serta bagaimanapun akuratnya dalam memfungsikan aturan tersebut jika personil yang bertanggungjawab melaksanakan kebijakan (implementator) kurang memiliki kemampun untuk melakukan pekerjaan secara efektif, maka implementasi kebijakan tersebut tidak akan bisa efektif.

Kemampuan biasanya dapat dilihat dari tingkat pendidikan serta penguasaan tugas-tugas yang dilaksanakan. Disamping itu harus ada pula ketepatan dan kelayakan antara jumlah staf yang dibutuhkan dengan keahlian yang harus dimiliki sesuai dengan tugas-tugas yang akan dikerjakan, aspek ini biasanya dikenal dengan aspek kuantitas sumber daya manusia.

b. Keterbatasan sumber Dana Desa

Tebatasnya sumber dana yang dianggarkan oleh pemerintah daerah untuk pembiayaan yang memadai, baik yang berasal dari kemampuan desa itu sendiri


(1)

64 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian tentang peranan Pemerintahan Desa menurut UU No.32 Taun 2004 ( dalam persfektif yuridis dan demokratisasi di desa Pematang Tambun Raya Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun), dapat dilihat bahwa pemerintahan desa telah berusaha dengan baik untuk menjalankan fungsi dan tugasnya dengan sebaik mungkin, tapi tidak semua fungsinya dapat terlaksana dengan maksimal hal ini dikarenakan masih terdapat kendala-kendala atau hambatan yang menyebabkan pelaksanaan fungsi pemerintah desa masih belum maksimal.

2. Adapun faktor-faktor penghambat pelaksanaan pemerintahan desa dalam bidang pemerintahan di desa Pematang Tambun Raya Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun adalah sebagai berikut:

a. Terbatasnya sumber daya manusia dalam hal ini aparat desa yang memiliki skill yang baik dan professional oleh pemerintah desa dan masyarakat. Kebijakan Publik karena fakta menunjukkan bahwa bagaimanapun jelas dan konsistennya ketentuan serta bagaimanapun akuratnya dalam memfungsikan aturan.


(2)

65

b. Terbatasnya sumber dana yang dianggarkan oleh pemerintah daerah untuk pembiayaan yang memadai, baik yang berasal dari kemampuan desa itu sendiri.

c. Kesejahteraan masyarakat pelaksanaan fungsi pemerintah dan persediaan sarana dan prasarana masih merupakan tanggung jawab dari pemerintah desa. Pola pikir masyarakat tersebut timbul dari realitas pembangunan yang hasilnya nyata dan telah dinikmati oleh masyarakat.

d. Dalam pelaksanaan program yang dijalankan oleh pemerintahan Desa Pematang Tambun Raya tidak pernah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan fungsi pemerintahan Desa yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Pematang Tambn Raya.

B. Saran

Dari kesimpulan di atas, maka guna meningkatkan fungsi pemerintah desa dalam pemerintahan dan kemasyarakatan di desa Pematang Tambun Raya Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun memberi beberapa saran antara lain:

1. Pemerintahan desa sebaiknya mampu memaksimalkan sumber-sumber pendapatan lain selain dari dan alokasi yang berasal dari pemerintah kabupaten, sehingga dana yang dimiliki pemerintahan desa lebih banyak dan mampu menjalankan fungsi dengan maksimal.

2. Pemerintah desa hendaknya mampu memotivasi masyarakat dengan menyadarkan masyarakat bahwa setiap program-program yang dilaksanakan akan dapat meningkatkan status sosial ekonomi masyarakat.


(3)

(4)

LAMPIRAN:

DAFTAR NAMA INFORMAN DI DESA PEMATANG TAMBUN RAYA KECAMATAN PAMATANG SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN

1. NAMA : ROBINHOOT SILALAHI UMUR : 56 TAHUN

PEKERJAAN : KEPALA DESA 2. NAMA : JAPISTAR SIGIRO

UMUR : 60 TAHUN

PEKERJAAN : KETUA MAUJANA NAGORI

( KETUA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA) 3. NAMA : SALMEN AMBARITA

UMUR : 57 TAHUN

PEKERJAAN : SEKRETARIS DESA 4. KADIMAN : KADIMAN DAMANIK

UMUR : 46 TAHUN

PEKERJAAN : KEPALA DUSUN 5. NAMA : RINTO SILALAHI

UMUR : 48 TAHUN

PEKERJAAN : KAUR PEMERINTAHAN

Catatan:

Kelima informan tersebut adalah informan kunci dalam memberikan data berdasarkan wawancara yang dilakukan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

BambangTrisantonoSoemantri, 2011, PedomanPenyelenggaraanPemerintahan Desa, Bandung.

Mariun, 1975, Asas-asasHukumPemerintahan, Fak.SosialPolitik UGM.

I DewaGedeAdmaja, 2008.SuatuanalisisHukum Tata Negara ,Airlangga University press.

Hanif Nurcholis,2011,”Pertumbuhan danPenyelenggaraanPemerintahanDesa”, Jakarta, PenerbitErlangga.

Widjaja.1988. PercontohanOtonomi Daerah di Indonesia, Jakarta, PT. RinekaCipta. Prof.Dr.H.Ateng Syarifudin,SH,1996,Butir-butir

GagasanTentangPenyelenggaraanHukum Dan Pemerintahan Yang Layak, Bandung, PT.CitraAdityaBakti.

Inu Kencana.2002.PengantarIlmuPemerintahan, RefikaAditama, Bandung. Surbakti, Ramlan.1992. Dasar-DasarIlmuPolitik.UGM, Yokyakarta.

SyaiKuni, GaffarAffandanRasyigRyass M.2003. Otonomi Daerah Dalam Negara Kesatuan, Jakarta .RinekaCipta.

Hosio.2007. KebijakanPublikdanDesentralisasi, Jakarta.Laksbang. INTERNET

http// www.google,makalahpemerintahandesa,com/ Diaksespadatanggal 20/6/2013

http//www.google,perananpemerintahandesa di Indonesia.com/ Diaksespadatanggal 24/06/2013


(6)

http//www.google, sistempemerintahandesa di Indonesia,com/ Diaksespadatanggal 26/06/2013

http//www.google,desa danpemerinttahandesa,com/ Diaksespadatanggal 27/06/2013

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-UndangDasar 1945 Pasal 18Tentanga Negara Republik Indonesia Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 TentangPemerintahan Daerah PP Nomor 72 Tahun 2005 tentangPemerintahanDesa.

PeraturandaerahKabupatenSimalungunNomor 13 Tahun 2006 tentangPemerintahanDesa.

WAWANCARA

ROBINHOOT SILALAHI. KepalaDesaPematangTambun Raya SALMEN AMBARITA. SekretarisDesaPematangSidamanik.