Pemerintahan Desa. TINJAUAN PUSTAKA

17 Penyelenggaraan Pemerintahan Desa menurut H.A.W. Widjaja dalam bunya “Otonomi Desa” Pemerintahan desa diartikan: “ Penyelenggaraan Pemerintahan Desa merupakan subsistem dari sistem penyelenggaraan pemerintah, sehingga Desa memiliki kewenangan untk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya. Kepala Desa bertanggung jawab kepada Badan Permusyawaratan Desa dan menyampaikan laporan pelaksanaan tersebut kepada Bupati’. 12 Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa disampakan kepada Bupatiwali kota melalui camat satu kali dalam satu tahun. Mengimpormasikan laporan penyelengaraan pemerintahan desa kepada masyarakat dapat berupa selebaran yang ditempelkan pada papan pengumuman atau diinformasikan secara lisan dalam berbagai pertemuan rapat desa dan media lainnya. Laporan tersebut digunakan oleh bupatiwalikota sebagai dasar melakukan evaluasi penyelenggaraa pemerintahan desa dan sebagaibahan pembinaan lebih lanjut. Sebagaimana dibahas didepan, kepala desa dibantu oleh perangkat desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Perangkat desa bertanggung jawab kepada kepala desa, perangkat desa terdiri atas sekretaris desa dan perangkat desa lainnya. Sekretaris desa diisi dari pegawai negeri sipil yang memenuhi syarat. Kepala desa dan perangkat desa diberikan penghasilan tetap setiap bulan danatau tunjangan lainnya sesuai dengan kemampuan keuangan desa yang ditetapkan setiap tahun dalam APBDesa. Ketentuan lebih lanjut mengenai kedudukan keuangan desa dan perangkat desa diatur dengan peraturan daerah kabupatenkota yang sekurang-kurangnya memuat: 12 Opcit. Widjaja .Hal.3. 18 a. Rincian jenis penghasilan b. Rincian jenis tunjangan c. Penentuan besarnya dan pembebanan pemberian d. Penghasilan danatau tunjangan. 13 Berdasarkan PP Nomor 72 Tahun 2005 Pasal 30 tentang desa dijelaskan bahwa anggota Badan Permusyawaratan Desa terdiri dari Ketua rukun warga, pemangku adat, golongan propesi, pemuka agama, dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. Sedangkan masa jabatan BPD adalah enam tahun dan dapat diangkat atau diusulkan kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya. Jumlah anggota BPD ditetapkan dengan jumlah ganjil, paling sedikit lima orang dan paling banyak sebelas orang dengan memperhatikan luas wilayah, jumlah penduduk, dan kemampuan keuangan desa. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat. Pimpinan dan anggota BPD tidak diperbolehkan merangkap jabatan menjadi kepala desa dan perangkat desa.Pimpinan dan anggota BPD dilarang menjadi pelaksana proyek desa, menyalahgunakan wewenang dan melanggar sumpah. 14 Prinsip dasar dalam penyelenggaraan pemerintahan desa adalah: 1. Untuk menjamin terselenggaranya tertip pemerintahan desa dan sesuai pula dengan sifat Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka pengaturan terhadap penyelenggaraan 13 Hanif Nurcholis,2011,”Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa”, Jakarta, Penerbit Erlangga,Hal.77. 14 Ibid, Hal 79. 19 pemerintahan desa sejauh mungkin diseragamkan. Halini dimaksud untuk memudakan pelaksanaan pembinaandan pengawasan atas Desa di seluruh Indonesia yang beranekaragam baik dalam sunan masyarakat, tata hukun adatnya maupun latar belakang kehidupannya sebagai sauna masyarakat kecil. Keseragaman tersebut meliputi keijaksanaan-kebijaksanaan poko dalam penyelenggaraan pemerintahan desa yang diarahkan kepada perwujutan daya guna dan hasil guna yang rasional. 2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pementahan desa hanya mengatur Desa dan kelurahan dari segi pemerintahannya. Dengan demikian Undang-Undang tersebut tetap mengakui adanya kesatuan masyarakat hukum adat dan kebiasaan- kebiasan yang masih hidup sepanjang menunjang kelangsungan pemerintahan. Pembangnan dan ketahanan nasional dalam Undang-undang nomo 32 tahun 2004 tenang pemerintahan desa tidak mengarah kepada pembentukan daerah otonomi tingkat tiga. Hal ini sesuai dengan penjelasan Undang-undang tersebut yang menegaskan bahwa walaupun desa mempunyai hak untuk menyelenggarakan rumah tangganya sendiri, tetapi hak tersebut bukanlah hak otonomi sebagai mana dimaksud dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang pokok-pokok pemerintahan desa. Program tahunan dalam rencana kerja yang disusun oleh pemerintaha desa yang selama ini diatur dengan berbagai kebijakan daerah menjadi sistem penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004 adalah merupakan pembaharuan dalam sitem penyelenggaraan pemerintahan Desa. Oleh karena itu dala melakukan pengkajian terhadap materi UU Nomor 32 Tahun 2004 dan berbagai peraturan pelaksanaannya diperlukan adnya ketelitian dan kehati-hatian agar 20 tidak menimbulkan suatu penafsiran yang keliru. Hal ini sejalan dengan penaran dan fungsi desa dalam kehidupannya sebagai berikut: a. Sumber segala data, informasi, daya gerak, pembinaan dan pengawasan. b. Benteng yang harus diandalkan dalam pengalaman Pancasial. c. Pusat penumbuhan dan peningkatan jiwa gotong-royong di segala bidang kehidupan. C.2. Kewenangan Pemerintahan Desa C.2.1. Kepala Desa Kepala desa mempunyai tugas menyelenggarakan ursan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Dalam melaksanakan tugasnya, kepala desa mempunyai wewenang: 1. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD, 2. Mengajukan rancangan peraturan desa, 3. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD, 4. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APBDesa untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD, 5. Membina perekonomian desa, 6. Membinan masyarakat desaMengkordinasikan pembangunan desa secara partisipasif, 7. Mewakili desanya di dalam dan diluar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan, 21 8. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas dan wewenang kepala desa mempunyai kewajiban: a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat, c. Memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat, d. Melaksanakan kehidupan demokrasi, e. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas dari kolusi, korupsi dan nepotisme, f. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja pemerintahan desa, g. Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan, h. Menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik, i. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan desa, j. Melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa, k. Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa, l. Mengembangkan pendapatan masyarakat dan desa, m. Membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya dan adat- istiadat, n. Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di desa, o. Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup. 22 Diatas telah disebutkan bahwa tugas dari kepala desa adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan, yang dimaksud dari urusan pemerintahan yaitu antara lain pengaturan kehidupan masyarakat sesuai kewenangan desa seperti pembuatan peraturan desa seperti pembuatan peraturan desa dan pembentukan lembaga kemasyarakatan. Kemudian tugas kepala desa dalam hal pembangunan yaitu antara lain pemberdayaan masyarakat dalam penyediaan sarana prasarana fasilitas umum. Sedangkan tugas kemasyarakatan kepala desa yaitu meliputi pemberdayaan masyarakat melalui pembinaan kehidupan sosial budaya masyarakat. Sebagai mana didalam Peraturan Daerah Kabupaten Simalungun Nomo 13 Tahun 2006 Pasal 58 tentang peraturan Desa menyatakan: Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban Pangulu Kepala Desa: 1 Wajib bersikap dan bertindak adil, tidak membeda-bedakan dan tidak mempersulit dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. 2 Pangulu tidak memberikan pelayanan sebagai mana ayat 1 oleh maujana nagori dapat mengusulkan pemberhentian kepada Bupati setelah mendapat teguran secara tertulis tiga kali berturut-turut. 3 Surat teguran sebagaimana disebut ayat 2 Pasal ini ditembuskan kepada Bupati Simalungun melalui Camat. Atas pelaksanaan tugas tersebut, kepala desa berkewajiban memberikan pertangung jawaban berupa pembuatan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa yang ditujukan kepada BupatiWalikota, dan laporan pertanggung jawaban kepada BPD serta menginformasikan seluruh laporan penyelenggaraan pemerintahan kepada 23 masyarakat. Didalam laporan tersebut berisi laporan dari semua kegiatan desa berdasarkan kewenangan desa yang ada, serta tugas-tugas dankeuangan dari pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten kota. Laporan pertanggung jawaban atas tugas kepala desa ini dilakukan sebagai upaya untuk mewujudkan suatu akuntabilitas dalam suatu pemerintahan desa serta sebagai upaya dalam perwujudan transparansi pemerintahan terhadap masyarakat. C.2.2. Badan Permusyawaratan Desa Badan Permusyawaratan Desa berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Jadi, dalam menyelenggarakan pemerintahan desa terdapat dua lembaga yaitu pemerintahan desa dan Badan pemerintahan desa. BPD berfungsi menetapkan peraturan desa bersama kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Atas fungsi tersebut Badan Permusyawaratan desa mempunyai wewenang: 1. Membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa, 2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanakan peraturan desa dan peraturan kepala desa, 3. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa, 4. Membentuk panitia pemilihan kepala desa, 5. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat, 6. Menyusun tata tertip Badan Permusyawaratan Desa. 24 Anggota Badan Permusyawaratan Desa adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat. Anggota BPD terdiri atas ketua rukun warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. 15 Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai penanggungjawab utama dalam bidang pembangunan kepala desa dapat dibantu lembaga kemasyarakatan yang terdapat di desa. Sedangkan dalam menjalankan tugas dan fungsinya, sekretaris desa kepala seksi dan kepala dusun berada dibawah serta bertanggungjawab kepada Kepala Desa, sedangkan kepala urusan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada sekretaris desa. Badan Permusyawaratan Desa mempunyai hak dan kewajiban yaitu sebagai berikut: a. Meminta keterangan kepada pemerintah desa, b. Mengajukan rancangan peraturan desa, c. Mengajukan pertanyaan, d. Menyampaikan usul dan pendapat e. Mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menaati segala peraturan perundang- undangan, f. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, 15 Ibid, Hal.78. 25 g. Mempertahankan dan memelihara hukum nasional serta keuthan Negara Kesatuan Republik Indonesia, h. Menyerap, menampung, menghimpun dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat, i. Memproses pemlihan kepala desa j. Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan, k. Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat setempat, l. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakatan. Kinerja Badan Permusyawaratan Desa dititik beratkan pada proses penyelenggaraan Pemerintah Desa yang responsif. Sehingga diharapkan terjadinya penyelenggaraan pemerintah yang mengedepankan pemerintah yang aspiratif dan bertanggung jawab demi kemajuan, kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Kinerja BPD diwujudkan dengan adanya pembentukan tata tertip BPD, pembuatan Perdes bersama dengan pemerintah desa, pengangkatan dan pemberhentian kepala desa. Kinerja Badan Permusyawaratan Desa dalam pelaksanaan otonomi desa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi masyarakat.

D. Sistem Demokrasi Desa

Sesuai dengan prinsip demokrasi, kepala desa mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada 26 bupatiwalikota.Demokrasi desa merupakan demokrasi asli yang lebih dahulu terbentuk sebelum negara Indonesia berdiri, bahkan pada masa kerajaan sebelum era colonial. Ciri-ciri dari demokrasi desa antara lain adanya mekanisme pertemuan antar warga desa dalam bentuk-bentuk pertemuan publik seperti musyawarah rapat, dan ada kalanya mengadakan protes terhadap penguasa raja secara bersama-sama. Dengan pengertian demokrasi desa seperti di atas, pada tataran realitas terdapat keterkaitan antara aspek ekonomi dan politik dalam konteks rakyat pedesaan. Misalnya di Jawa pada kurun waktu pasca revolusi kemerdekaan hingga 1960an, Moh. Hatta berpendapat, ‘di desa-desa yang sistem demokrasinya masih kuat dan hidup sehat sebagai bagian dari adat istiadat yang hakiki, dasarnya adalah pemilikan tanah yang komunal yaitu setiap orang merasa bahwa ia harus bertindak berdasarkan persetujuan bersama, sewaktu mengadakan kegiatan ekonomi.” Ia juga menambahkan, “struktur demokrasi yang hidup dalam diri bangsa Indonesia harus berdasarkan pada demokrasi asli yang berlaku di desa”. Perkembangan jaman menunjukkan desa-desa di Jawa mengalami perubahan yang diakibatkan oleh kemampuan adaptasi desa terhadap tekanan eksternal, misalnya migrasi penduduk, atau terhadap bentuk proyek kebijakan ekonomi dan politik lainnya. Saat ini, demokrasi desa dan desentralisasi, merupakan dua isu utama dalam statecraft Indonesia pasca Orde Baru. Desentralisasi secara umum dikategorikan ke dalam dua perspektif utama, yakni perspektif desentralisasi politik dan desentralisasi administrasi. Perspektif desentralisasi politik menerjemahkan desentralisasi sebagai devolusi kekuasaan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah; sedangkan