Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Konsep Diri dengan Perilaku Konsumtif pada Siswa Kelas VIII SMP Masehi T1 132010001 BAB IV

(1)

BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian

SMP Masehi berdiri pada tahun 1994 oleh Yayasan Bina Pelayanan Masehi (YBPM). SMP Masehi adalah salah satu sekolah swasta kristen di kota Kudus yang berada di Jalan K.H Wahid Hasyim 31 Kudus terletak di tengah kota, diselatan alun-alun simpang tujuh yang merupakan pusat perkotaan dan keramaian kota Kudus. Letak yang strategis dan mudah dijangkau ini memberi nilai positif dan nilai tambah tersendiri bagi SMP Masehi. SMP Masehi berada dalam satu lingkungan dengan Todler, Play Group, Taman Kanak-Kanak dan SD Masehi. Hal ini diharapkan menjadi jenjang pendidikan yang berkesinambungan.

SMP Masehi Kudus merupakan sekolah berstandar nasional juga berusaha melakukan peningkatan mutu pendidikan dengan pemenuhan delapan standar pendidikan nasional. Persaingan yang semakin ketat dalam dunia pendidikan baik dalam lingkup lokal, nasional maupun internasional menuntut peningkatan mutu pendidikan sekolah. Untuk mencapai peningkatan mutu pendidikan tersebut diperlukan strategi yang terencana, terarah dan berkesinambungan.

Kepala Sekolah SMP Maehi Kudus adalah Drs. Totok Kristanto dan Wakil Kepala Sekolah Dyah Palupi, S.Th. Luas sekolah 1665 m2, jumlah ruang pada lanatai 1 ada 10 ruang, jumlah ruang pada lantai 2 ada 7 ruang, jumlah ruang pada lantai 3 ada 9 ruang. Jumlah guru 19, 9 laki-laki 9 perempuan dan GTT 1 laki-laki yang semua tingkat pendidikannya Strata 1 (S1). Jumlah peserta didik kelas VII 57 siswa, kelas VIII 80 siswa, dan kelas IX 64 siswa dengan jumlah semua ada


(2)

201 siswa. Yang menjadi subjek penelitian yaitu kelas VIII A-B-C, yang dapat diliat tabel dibawah ini :

Tabel 4.1 Subjek Penelitian

Siswa Kelas VIII SMP Masehi Kudus

Prosentase

Kelas Jenkel Jumlah

L P

VIII A 13 14 27 33,75 %

VIII B 13 14 27 33,75 %

VIII C 13 13 26 32,5 %

Total Populasi 80 100 %

Kelas VIII A dan B ada 13 siswa laki-laki dan 14 perempuan dengan total 27 siswa (33,75%), kemudian kelas VIII C ada 13 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan dengan total 26 siswa (32,5%), total semuanya dari kelas A,B,C adalah 80 siswa.

4.2 Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan awal yang dilakukan penulis adalah membuat surat izin penelitian kepada Dekan FKIP UKSW. Pada tanggal 20 desember 2013 penulis menyebarkan skala sikap dalam rangka pra penelitian dan uji coba instrument. Kemudian penulis kembali menguji instrument lagi tapi hanya 1 kelas yaitu kelas VIII A, dikarenakan koefesien validitas yang negatif pada variabel perilaku konsumtif, setelah di uji sudah didapat hasil koefesien validitas yang positif pada variabel perilaku konsumtif. Kemudian pada tanggal 10 januari 2014 penulis baru melakukan penelitian skripsi dengan membagi instrumen kembali pada semua siswa kelas VIII yaitu VIII A, VIII B, dan VIII C secara bersamaan dengan bantuan 2 guru BK sekolah tersebut.


(3)

4.3 Analisis Data dan Hasil Penelitian

Pengolahan data menggunakan komputer program SPSS for Windows 16.0 diperoleh hasilnya antara lain :

4.3.1 Analisis Deskriptif Konsep Diri

Penggolongan kategori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Positif dan Negatif. Adapun distribusi frekuensi Konsep Diri dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 4.2

Data Hasil Analisis Konsep Diri

Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa mean adalah 3.6576E2, Std.Deviation 3.74393E1, nilai minimum 265.00 dan maximum 461.00, dengan jumlah sample (N) adalah 80.

Dari tabel distribusi data konsep diri maka dibuat tabel kategori untuk menentukan atau menggolongkan, apakah konsep diri siswa termasuk positif atau negatif.

Statistics

KonsepDiri

N Valid 80

Missing 0

Mean 3.6576E2

Std. Deviation 3.74393E1

Minimum 265.00


(4)

Tabel 4.3 Kategori Konsep Diri

No Kategori Range Jumlah / Indeks (%)

1 Positif 315-540 73 92

2 Negatif 90-314 7 8

3 Jumlah 80 100

4 Minimum 265

5 Maximum 461

6 Rata-Rata 3.6576E2

7 Std.Deviation 3.74393E1

Pada tabel konsep diri diatas menunjukkan bahwa, 73 siswa (92%) mempunyai interval antara 315-540 adalah termasuk kategori mempunyai konsep diri yang positif, kemudian 7 siswa (8%) mempunyai interval antara 90-314 adalah termasuk kategori mempunyai konsep diri yang negatif.

4.3.2 Analisis Deskriptif Perilaku Konsumtif

Penggolongan kategori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sangat Rendah, Rendah, Tinggi, dan Sangat Tinggi. Adapun distribusi frekuensi Perilaku Konsumtif dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 4.4

Data Hasil Analisis Perilaku Konsumtif Statistics

Perilakukonsumtif

N Valid 80

Missing 0

Mean 85.0375

Std. Deviation 8.44707

Minimum 70.00


(5)

Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa mean adalah 85.0375, Std.Deviation 8.44707, nilai minimum 70.00 dan maximum 110.00, dengan jumlah sample (N) adalah 80.

Dari tabel distribusi data perilaku konsumtif maka dibuat tabel kategori untuk menentukan atau menggolongkan, apakah perilaku konsumtif siswa termasuk yang Sangat Rendah, Rendah, Tinggi, atau Sangat Tinggi.

Tabel 4.5

Kategori Perilaku Konsumtif

No Kategori Range Jumlah / indeks (%)

1 Sangat Tinggi 97,5-120 10 12

2 Tinggi 75-96,5 61 77

3 Rendah 52,5-74 9 11

4 Sangat Rendah 30-51,5 0 0

5 Jumlah 80 100

6 Minimum 70.00

7 Maximum 110

8 Rata-Rata 85.0375

9 Std.Deviation 8.44707

Pada tabel perilaku konsumtif diatas menunjukkan bahwa, 10 siswa (12%) mempunyai interval antara 97,5-120 adalah termasuk kategori mempunyai perilaku konsumtif yang sangat tinggi, lalu 61 siswa (77%) mempunyai interval antara 75-96,5 adalah termasuk kategori mempunyai perilaku konsumtif yang tinggi, lalu 9 siswa (11%) mempunyai interval antara 52,5-74 adalah termasuk kategori mempunyai perilaku konsumtif yang rendah, dan interval 30-51,5 yang termasuk perilaku konsumtif sangat rendah tidak ada.


(6)

4.3.3 Uji Hipotesis

Hasil analisis dari output korelasi Spearman Rho adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6

Koefesien Korelasi antara Konsep Diri dengan Perilaku Konsumtif

Koefesien korelasi antara konsep diri dengan perilaku konsumtif pada siswa kelas VIII SMP Masehi Kudus ditemukan koefesien korelasinya sebesar rxy = 0.237 dengan signifikansi p = 0.034, yang berarti antara konsep diri dan perilaku konsumtif berkorelasi secara signifikan karena p = 0.034 < 0.050. Berdasarkan hasil analisis korelasi antara konsep diri dengan perilaku konsumtif yang diperoleh, maka hipotesis yang sudah dituliskan pada bab 2 yaitu “ada hubungan negatif dan signifikan antara konsep diri dengan perilaku konsumtif pada siswa

kelas VIII SMP Masehi Kudus” sedangkan hasil analisis “ ada hubungan positif

dan signifikan antara konsep diri dengan perilaku konsumtif pada siswa kelas VIII

SMP Masehi Kudus”, maka hipotesis ditolak.

Correlations

konsepdiri Konsumtif Spearman's rho konsepdiri Correlation Coefficient 1.000 .237*

Sig. (2-tailed) . .034

N 80 80

konsumtif Correlation Coefficient .237* 1.000

Sig. (2-tailed) .034 .


(7)

4.4 Pembahasan

Berdasarkan hasil korelasi, diperoleh temuan penelitian yaitu ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan perilaku konsumtif pada siswa kelas VIII SMP Masehi Kudus, dengan arah hubungan yaitu positif. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan temuan penelitian Andari (2004) yang menyatakan bahwa ada hubungan negatif signifikan antara konsep diri dengan perilaku konsumtif pada remaja putri. Perbedaan hasil ini antara lain dikarenakan Andari (2004) meneliti mayoritas subjeknya perempuan dan subjek yang penulis teliti adalah siswa laki-laki dan perempuan, dan perbedaan juga dalam penggunaan instrument Andari (2004) berdasarakan teori Grinde untuk aspek konsep diri dan teori Hurlock (1990) untuk aspek perilaku konsumtif, sedangkan penulis berdasarkan dan teori Marsh (Pasaribu,2004) untuk aspek konsep diri dan teori Swastha (1998) untuk aspek perilaku konsumtif.

Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan Harnani (2005) yang menyatakan tidak ada hubungan antara konsep diri dengan perilaku konsumtif. Adanya perbedaan hasil penelitian dikarenakan dalam pemilihan subjek yang berbeda, penulis meneliti siswa SMP sedangkan Harnani (2005) meneliti siswa SMA, dan berbeda dalam penggunaan instrument. Penulis menggunakan teori Swastha (1998) untuk mengukur aspek perilaku konsumtif. Sedangkan Harnani (2005) menggunakan teori Secord dan Backman (Kiliwatisia, 2003) dalam mengukur aspek perilaku konsumtif. Penulis memilih subjek dari keluarga golongan menengah keatas, sedangkan Harnani (2005) memilih subjek dari keluarga menengah kebawah.


(8)

Penelitian ini juga sejalan dengan pendapat Tambunan (2001) bahwa perilaku konsumtif salah satunya dipengaruhi oleh konsep diri, yang berarti perilaku konsumtif mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan konsep diri seseorang. Remaja suka mencoba-coba sesuatu yang baru, remaja juga akan berusaha melakukan berbagai cara untuk menjaga atau memperbaiki apa yang menurut mereka kurang menarik, sehingga membuat remaja untuk berperilaku konsumtif dan tidak lagi hidup dalam kesederhanaan.

Perilaku konsumtif terjadi karena remaja belum sepenuhnya memahami prioritas kebutuhannya, disamping belum mengenal secara mendalam akan konsep diri yang sebenarnya. Bila remaja mampu menerima keadaan dirinya dengan kelemahan dan kelebihannya, maka dapat menerima orang lain, tidak perlu merasa tidak percaya diri sehingga merasa tidak berharga dalam hidup ini (Calhoun, 1995).

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Tambunan (2001) dan (Calhoun, 1995) bahwa ada hubungan antara konsep diri dan perilaku konsumtif namun arah hubungannya positif, dan yang seharusnya adalah hubungan negatif. Hubungan negatif yang dimaksud adalah apabila konsep diri seseorang positif maka perilaku konsumtif rendah, dan apabila konsep diri seseorang negatif maka perilaku konsumtif tinggi.

Hasil arah hubungan yang seharusnya negatif namun ternyata hasilnya positif kemungkinan disebabkan karena siswa pada saat mengisi skala sikap kurang memahami kalimat atau pernyataan yang ada. Dalam variabel konsep diri siswa kelas VIII SMP Masehi Kudus sudah bagus yaitu mayoritas mempunyai konsep


(9)

diri yang positif, tapi dalam perilaku konsumtif ternyata juga tinggi, padahal dalam teori seharusnya apabila konsep diri positif maka perilaku konsumtifnya rendah, namun hasil yang diperoleh penulis kebalikannya yaitu konsep diri positif dan perilaku konsumtif tinggi juga. Hasil ini dimungkinkan dilihat dari aspek perilaku konsumtif yaitu pengenalan kebutuhan, jadi siswa disini belum bisa membedakan kebutuhan mana yang harus dipenuhi terlebih dahulu, inilah yang menjadikan mereka menjadi berperilaku konsumtif (konsumtif tinggi).


(1)

Tabel 4.3 Kategori Konsep Diri

No Kategori Range Jumlah / Indeks (%)

1 Positif 315-540 73 92

2 Negatif 90-314 7 8

3 Jumlah 80 100

4 Minimum 265

5 Maximum 461

6 Rata-Rata 3.6576E2

7 Std.Deviation 3.74393E1

Pada tabel konsep diri diatas menunjukkan bahwa, 73 siswa (92%) mempunyai interval antara 315-540 adalah termasuk kategori mempunyai konsep diri yang positif, kemudian 7 siswa (8%) mempunyai interval antara 90-314 adalah termasuk kategori mempunyai konsep diri yang negatif.

4.3.2 Analisis Deskriptif Perilaku Konsumtif

Penggolongan kategori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sangat Rendah, Rendah, Tinggi, dan Sangat Tinggi. Adapun distribusi frekuensi Perilaku Konsumtif dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 4.4

Data Hasil Analisis Perilaku Konsumtif

Statistics

Perilakukonsumtif

N Valid 80

Missing 0

Mean 85.0375

Std. Deviation 8.44707

Minimum 70.00


(2)

Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa mean adalah 85.0375, Std.Deviation 8.44707, nilai minimum 70.00 dan maximum 110.00, dengan jumlah sample (N) adalah 80.

Dari tabel distribusi data perilaku konsumtif maka dibuat tabel kategori untuk menentukan atau menggolongkan, apakah perilaku konsumtif siswa termasuk yang Sangat Rendah, Rendah, Tinggi, atau Sangat Tinggi.

Tabel 4.5

Kategori Perilaku Konsumtif

No Kategori Range Jumlah / indeks (%)

1 Sangat Tinggi 97,5-120 10 12

2 Tinggi 75-96,5 61 77

3 Rendah 52,5-74 9 11

4 Sangat Rendah 30-51,5 0 0

5 Jumlah 80 100

6 Minimum 70.00

7 Maximum 110

8 Rata-Rata 85.0375

9 Std.Deviation 8.44707

Pada tabel perilaku konsumtif diatas menunjukkan bahwa, 10 siswa (12%) mempunyai interval antara 97,5-120 adalah termasuk kategori mempunyai perilaku konsumtif yang sangat tinggi, lalu 61 siswa (77%) mempunyai interval antara 75-96,5 adalah termasuk kategori mempunyai perilaku konsumtif yang tinggi, lalu 9 siswa (11%) mempunyai interval antara 52,5-74 adalah termasuk kategori mempunyai perilaku konsumtif yang rendah, dan interval 30-51,5 yang termasuk perilaku konsumtif sangat rendah tidak ada.


(3)

4.3.3 Uji Hipotesis

Hasil analisis dari output korelasi Spearman Rho adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6

Koefesien Korelasi antara Konsep Diri dengan Perilaku Konsumtif

Koefesien korelasi antara konsep diri dengan perilaku konsumtif pada siswa kelas VIII SMP Masehi Kudus ditemukan koefesien korelasinya sebesar rxy = 0.237 dengan signifikansi p = 0.034, yang berarti antara konsep diri dan perilaku konsumtif berkorelasi secara signifikan karena p = 0.034 < 0.050. Berdasarkan hasil analisis korelasi antara konsep diri dengan perilaku konsumtif yang diperoleh, maka hipotesis yang sudah dituliskan pada bab 2 yaitu “ada hubungan negatif dan signifikan antara konsep diri dengan perilaku konsumtif pada siswa

kelas VIII SMP Masehi Kudus” sedangkan hasil analisis “ ada hubungan positif

dan signifikan antara konsep diri dengan perilaku konsumtif pada siswa kelas VIII

SMP Masehi Kudus”, maka hipotesis ditolak.

Correlations

konsepdiri Konsumtif Spearman's rho konsepdiri Correlation Coefficient 1.000 .237*

Sig. (2-tailed) . .034

N 80 80

konsumtif Correlation Coefficient .237* 1.000

Sig. (2-tailed) .034 .


(4)

4.4 Pembahasan

Berdasarkan hasil korelasi, diperoleh temuan penelitian yaitu ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan perilaku konsumtif pada siswa kelas VIII SMP Masehi Kudus, dengan arah hubungan yaitu positif. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan temuan penelitian Andari (2004) yang menyatakan bahwa ada hubungan negatif signifikan antara konsep diri dengan perilaku konsumtif pada remaja putri. Perbedaan hasil ini antara lain dikarenakan Andari (2004) meneliti mayoritas subjeknya perempuan dan subjek yang penulis teliti adalah siswa laki-laki dan perempuan, dan perbedaan juga dalam penggunaan instrument Andari (2004) berdasarakan teori Grinde untuk aspek konsep diri dan teori Hurlock (1990) untuk aspek perilaku konsumtif, sedangkan penulis berdasarkan dan teori Marsh (Pasaribu,2004) untuk aspek konsep diri dan teori Swastha (1998) untuk aspek perilaku konsumtif.

Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan Harnani (2005) yang menyatakan tidak ada hubungan antara konsep diri dengan perilaku konsumtif. Adanya perbedaan hasil penelitian dikarenakan dalam pemilihan subjek yang berbeda, penulis meneliti siswa SMP sedangkan Harnani (2005) meneliti siswa SMA, dan berbeda dalam penggunaan instrument. Penulis menggunakan teori Swastha (1998) untuk mengukur aspek perilaku konsumtif. Sedangkan Harnani (2005) menggunakan teori Secord dan Backman (Kiliwatisia, 2003) dalam mengukur aspek perilaku konsumtif. Penulis memilih subjek dari keluarga golongan menengah keatas, sedangkan Harnani (2005) memilih subjek dari keluarga menengah kebawah.


(5)

Penelitian ini juga sejalan dengan pendapat Tambunan (2001) bahwa perilaku konsumtif salah satunya dipengaruhi oleh konsep diri, yang berarti perilaku konsumtif mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan konsep diri seseorang. Remaja suka mencoba-coba sesuatu yang baru, remaja juga akan berusaha melakukan berbagai cara untuk menjaga atau memperbaiki apa yang menurut mereka kurang menarik, sehingga membuat remaja untuk berperilaku konsumtif dan tidak lagi hidup dalam kesederhanaan.

Perilaku konsumtif terjadi karena remaja belum sepenuhnya memahami prioritas kebutuhannya, disamping belum mengenal secara mendalam akan konsep diri yang sebenarnya. Bila remaja mampu menerima keadaan dirinya dengan kelemahan dan kelebihannya, maka dapat menerima orang lain, tidak perlu merasa tidak percaya diri sehingga merasa tidak berharga dalam hidup ini (Calhoun, 1995).

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Tambunan (2001) dan (Calhoun, 1995) bahwa ada hubungan antara konsep diri dan perilaku konsumtif namun arah hubungannya positif, dan yang seharusnya adalah hubungan negatif. Hubungan negatif yang dimaksud adalah apabila konsep diri seseorang positif maka perilaku konsumtif rendah, dan apabila konsep diri seseorang negatif maka perilaku konsumtif tinggi.

Hasil arah hubungan yang seharusnya negatif namun ternyata hasilnya positif kemungkinan disebabkan karena siswa pada saat mengisi skala sikap kurang memahami kalimat atau pernyataan yang ada. Dalam variabel konsep diri siswa kelas VIII SMP Masehi Kudus sudah bagus yaitu mayoritas mempunyai konsep


(6)

diri yang positif, tapi dalam perilaku konsumtif ternyata juga tinggi, padahal dalam teori seharusnya apabila konsep diri positif maka perilaku konsumtifnya rendah, namun hasil yang diperoleh penulis kebalikannya yaitu konsep diri positif dan perilaku konsumtif tinggi juga. Hasil ini dimungkinkan dilihat dari aspek perilaku konsumtif yaitu pengenalan kebutuhan, jadi siswa disini belum bisa membedakan kebutuhan mana yang harus dipenuhi terlebih dahulu, inilah yang menjadikan mereka menjadi berperilaku konsumtif (konsumtif tinggi).


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Konsep Diri dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga T1 202009078 BAB IV

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Konsep Diri dengan Kemandirian Siswa Kelas VIII SMP N 1 Bancak Kabupaten Semarang T1 132008038 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Konsep Diri dengan Kemandirian Siswa Kelas VIII SMP N 1 Bancak Kabupaten Semarang T1 132008038 BAB II

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Konsep Diri dengan Kemandirian Siswa Kelas VIII SMP N 1 Bancak Kabupaten Semarang T1 132008038 BAB IV

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Konsep Diri dengan Perilaku Konsumtif pada Siswa Kelas VIII SMP Masehi

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Konsep Diri dengan Perilaku Konsumtif pada Siswa Kelas VIII SMP Masehi T1 132010001 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Konsep Diri dengan Perilaku Konsumtif pada Siswa Kelas VIII SMP Masehi T1 132010001 BAB II

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Konsep Diri dengan Perilaku Konsumtif pada Siswa Kelas VIII SMP Masehi T1 132010001 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Konsep Diri dengan Perilaku Konsumtif pada Siswa Kelas VIII SMP Masehi

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Konsep Diri dengan Perilaku Konsumtif pada Siswa Kelas VIII SMP Masehi

0 0 6