MAKALAH SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Segala kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari sejarah. Sejarah merupakan segala peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang telah terjadi yang dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia baik itu menjadi sumber inspirasi, edukatif maupun sebagai sumber rekreatif bagi setiap manusia khususnya sejarah yang mengenai Peradaban islam.

Salah satu yang dikaji dalam sejarah peradaban islam ialah mengenai kerajaan-kerajaan yang berdiri sepeninggalan Rasulullah Saw dan para Sahabat, diantara kerajaan kerajaan tersebut Seperti kerajaan Syafawi di Persia. Dinasti Syafawi berawal dari sebuah tarekat di Ardabil, sebuah kota kecil di Azerbaijan, Asia kecil. Tarekat didirikan oleh Safiudin (1252-1232 M). Dan kerajaan Mughal di India, Kerajaan ini berdiri seperempat Abad setelah berdirinya kerajaan Syafawi di Persia, dan kerajaan ini merupakan kerajaan termuda diantara tiga kerajaan besar islam didunia.

Hal inilah yang melatar belakangi penulisan makalah ini untuk mengkaji lebih dalam mengenai kerajaan Syafawi di Persia dan Mughal di India, baik itu mengenai kemunculannya, kejayaan yang diperoleh serta faktor-faktor yang menyebabkan kehancurannya.

B. Rumusan Masalah 1.


(2)

BAB II PEMBAHASAN

A. PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA RASULULLAH

1. Kondisi sosial budaya, ekonomi, polkitik, keberagamaan, dan pendidikan masyarakat Arab sebelum islam.

a. Sosial budaya

Masyarakat Arab sebelum islam disebut masyarakat jahiliyyah. Masyarakat jahiliyyah menurut Philip.K.Hitti, adalah suatu, suatu masyarakat yang dikenal dengan ‘’masa kebodohan, ketidaktahuan atau kebiadaban”. Pada saat itu masyarakat Arab tidak pandai baca tulis. Mereka juga memeluk agama watsani yang bertuhankan kepada banyak berhala serta dikenal dengan perilaku kasar, bermoralitas rendah

Selanjutnya Syafli Al-Rahman Al-Mubarak Fury memberikan pendapat tentang masyarakat jahiliyyah sebagai berikut:

Dalam masyarakat dikalangan bangsa Arab, terdapat beberapa kelas Masyarakat, berbeda satu dengan lainnya. Bangsa Arab, sangat mendewakan Tuan dan menghuna budak. Bahkan tuan berhak atas semua harta rampasan dan kekayaan, dan hamba diwajibkan membayar denda dan pajak, budak laksana ladang tempat bercocok tanam mengahasilkan banyak kekayaan. Kekuasaan yang berlaku saat itu adalah sistem diktator. Banyak hal yang hilang dan terabaikan apara budak tidak bisa melakukan perlawanan sedikitpun, banyak diantara mereka yang merasakan kelaparan, penderitaan, dan kesulitan yang tidak jarang merenggut nyawanya dengan sia-sia.


(3)

Dari pendapat Al-Mubarak fury diatast erlihat sikap masyarakat yang membeda-bedakan (diskriminasi) antara manusia yang satu dengan manusia yang lain, atas dasar keturunan, kebangsaan, suku, bahasa,warna kulit, jenis kelamin, dan status sosial.

Hasan Ibrahim Hasan, menjelaskan lebih lanjut bahwa kondisi kemasyarakatan Arab jahiliyyah adalah, adanya solidaritas antara sesama anggota suatu kabilah sangat kuat sedang perasaan tersebut dengan kablah lain sama sekali tidak ada tenaga mereka telah terkuras habis untuk selalu berperang, oleh karena dua sebab, yaitu: (1) bersaing memperebutkan sarana penghidupan, yakni padang rumput tempat mengembala kambing dan sumber air. (2) bersaing memperebutkan kehormatan dan kursi kepemimpinan.

Kesatuan masyarakat Arab sebelum Islam didasarkan kepada kesatuan keluarga yang disebut patriarchal-agnotic, dimana sekelompok masyarakat garis keturunannya langsung melalui garis laki-laki keluarga berada dibawah otoritas laki-laki tertua atau laki-laki kepada keluarga sistem ini melahirkan sebuah keluarga yang melebar sampai beberapa generasi dan sampai beberapa kelompok dan pasangan perkawinan rumah tangga. Bentuk-bentuk perkawinan yang dikenal pada masa itu diantaranya: (1) perkawinan Poliandri antara seorang wanita dengan sejumlah laki-laki dengan keragaman tingkat kepermanenan dan pertanggung jawaban keturunan. (2) perkawinan sementara juga terkenal dikalangan masayarakat Arabia. (3) perkawinan Poligami beragan pola coraknya. Diantaranya seorang laki-laki mengumpulkan sejumlah istri dalam sebuah tempat tinggal, seorang laki-laki memiliki sejumlah istri yang hidup bersama suku mereka sendiri, dan laki-laki tersebut akan mengunjunginya secara bergilir .

b. Ekonomi

Ekonomi mengikuti kondisi sosial, yang bisa dilihat dan jalan kehidupan bangsa Arab. Perdagangan merupakan sarana yang paling dominan untuk


(4)

memenuhi kebutuhan hidup jalur-jalur perdagangan tidak bisa dikuasai begitu saja kecuali jika sanggup memegang kendali keamanan dan perdamaian. Sementara kondisi yang aman tidak pernah terwujud di jazirah Arab kecuali bulan-bulan suci pada saat bulan suci itulah dibuka pasar-pasar yang terkenal di Arab seperti Ukaz, Dzilmajaz, Madinah dan lain-lainnya.mereka tidak menguasai perindustrian dan kerajinan. Kebanyakan hasil kerajinan yang ada di Arab, seperti jahit menjahit menyamak kulit dan lain-lainnya berasal dari aerah Yaman, Hirah, dan pinggiran Syam. Sekalipun begitu ditengah jazirah Arab ada pertanian dan pengembalaan hewan ternak sedangkan wanita-wanita Arab hanya bekerja dalam pekerjaan pemintalan benang kekayaan- kekayaan yang dimiliki seseorang bisa mengandung pecahnya peperangan. Kemiskinan, kelaparan, dan orang-orang telanjang merupakan pemandangan biasa ditengah masyarakat.

c. Politik

Bangsa Arab sebelum islam, belum mengenal sistem pemerintahan yang lengkap seperti masa sekarang, kalaupun ada belumlah sempurna organisasi politiknya. Menurut Hasan ibrahim hasan mereka tidak memiliki peradilan tempat memperoleh kepastian hukum tentang suatu kasus atau memvonis suatu tindakan pelanggaran. Mereka tidak memiliki apa yang dikenal dewasa ini dengan sebutan polisi sebagai penjaga keamanan dan memelihara sistem yang berlaku, atau tentara sebagai pembela dan pelindung mereka dari bahaya yang dtang dari luar begitu juga mereka itu tidak dibebani keharusan membayar pajak mengingat tidak terbentuknya pemerintah yang berfungsi sebagai badan eksekutif dan mereka juga tidak berhak menangkap terpidana untuk divonis sesuai denga kadar dan tindak pelanggaran yang dilakukan dalam tatana masyarakat jahiliyyah orang yang teraniaya secara langsung yang akan bangkit mengambil tindakan pembalasan kepada yang telah berbuat aniaya kepadanya dan kabilahnya bila tindakan aniaya itu dianggap sangat membahayakan. Barulah pihak yang teraniaya tidak berhak menuntut balas bila pihak yang berbuat aniaya telah membayar ganti rugi dan materi yang sesuai dengan yang disepakati oleh kedua belah pihak.


(5)

d. Keberagamaan

Keberagamaan mayoritas bangsa Arab Jahiliyyah sudah jauh dari keyakinan yang dibawa oleh nabi Ibrahim as yang meyakini adanya Allah SWT sebagai Rabbul ‘Alamiin. Mereka menganut agama watsani

( penyembah berhala ) setiap kabilah atau suku mempunyai patung (Berhala) sendiri sebagai pusat penyembahan sebutan untuk sembahan zaman jahiliyyah ini berbeda-beda. Diantaranya ada yang disebut Shanam, berhala berbentuk manusia, terbuat dari logam atau kayu, Wathan terbuat dari batu dan Nushud adalah batu karang tanpa bentuk suatu tertentu dan beberapa kabilah melakukan cara ibadahnya sendiri-sendiri. Mereka beranggapan batu karang itu berasal dari langit meskipun agaknya itu adalah batu kawah ataupun yang serupa itu.

e. Pendidikan

Menurut Munir Mursyi, pendidikan dinegeri Arab pra –islam dilaksanakan melalui peniruan dan cerita anak-anak kecil tumbuh dan berkembang dengan meniru dan mendengarkan hikayat orang-orang dewasa. Suatu kabilah dan keluarga mengajarkan nilai yang sesuai dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai kemasyarakatan yang berlaku dalam kabilahnya. Kaum Arab mengekspresikan dan membanggakan nilai-nilai kemasyarakatan dalam kabilahnya melalui syair-syair.

Ilmu yang mereka kenal saat itu terbagi tiga bidang ilmu pengetahuan. Pertama Ilmu tentang Nasab (keturunan) sejarah dan perbandingan agama. Kedua Ilmu Ru’yah (Mimpi) dalam bidang ini pada masa jahiliyyah, Abu bakr dikenal sebagai pentakbir mimpi, sehingga banyak dikalangan orang Arab yang mendatanginya untuk mengetahui tafsir mimpinya. Ketiga Ilmu tentang bertenung ilmu yang menurut Imam Al-Ghazali, sebagai ilmu tercela. Adapun ilmu tentang Syair merupakan ilmu yang hanya dikuasai oleh orang-orang yang terhormat. Biasanya mereka pertandingkan dibeberapa daerah pasar Arab. Kaum Arab pada masa jahiliyyah dikenal dengan kaum ummi, karena mereka tidak bisa baca tulis. Mereka hanya mengandalkan kekuatan otak dalm menghapal dan meriwayatkan


(6)

Syair. Meskipun demikian, dikalangan Arab masih terdapat orang yang bisa baca tulis.

2. Pelaksanaan pendidikan islam masa rasulullah.

Pendidikan pada masa Rasulullah sesuai dengan kondisi sosial politik pada masa itu dapat dibagi kepada dua periode yaitu: (1) Periode Mekkah (2) Periode Madinah. a. Periode Mekkah

1) Tahapan-tahapan pendidikan Islam

Pertama, tahapan sembunyi atau perorangan, dimulai pada saat Rasulullah mulai menerima wahyu dari Allah sebagai petunjuk dan instruksi untuk melaksanakan tugasnya, sewaktu beliau telah mencapai umur 40 tahun, petunjuk dan instruksi tertentu seperti yang terdapat dalam surah Al-Alaq:

Artinya:

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Dengan turunya wahyu tersebut, Rasulullah SAW mulai membimbing dan mendidik umatnya. Pada mulanya beliau melakukan secara diam-diam dilingkungan sendiri dan dikalangan rekan-rekannya. Karena itulah, orang yang pertama kali menerima dakwahnya adalah keluarga dan sahabat dekatnya.

Kedua, tahapan terang-terangan, sekitar 3 tahun dakwah islam dilakukan secara sembunyi-sembunyi, turunlah perintah Allah SWT agar nabi melaksanakan dakwah secara terang-terangan. Perintah ini didasarkan pada ayat Al-quran.

Artinya:

. Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.( Qs. Al-hijr: 94)


(7)

Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat (QS Asy-syuara’: 214).

Ketiga, tahap seruan umum, hasil seruan dakwah secara terang-terangan yang terfokus kepada keluarga dekat, kelihatannya belum maksimum sesuai dengan apa yang diharapkan. Maka, Rasulullah merubah strategi dakwahnya kepada seruan umum, umat manusia secara keseluruhan. Seruan dalam skala Internasional tersebut, didasarkan kepada perintah Allah surat Al-Hijr: 94-95 yang antara lain isinya Allah SWT . memberitakan kepada Rasulullah agar melakukan dakwah secara terang-terangan. Sebagai tindak lanjut dari perintah Allah tersebut, pada musim haji Rasulullah mendatangi kemah-kemah para jama’ah haji untuk berdakwah. Pada awalnya tidak banyak yang menerima dari Yastrib, yaitu kabilah khazraj, yang menerima dakwah secara antusias. Dari sinilah sinar islam memancar keluar Mekah.

2)Lembaga pendidikan, Metode dan materi pendidikan islam periode Mekkah (1) lembaga pendidikan islam adalah rumah Al-Arqam ibnu Abi Arqam. Rumah

Arqam bin Abi Arqam tempat pertama berkumpulnya kaum muslim beserta Rasulullah untuk belajar hukum-hukum dan dasar- dasar ajaran islam.

(2) Materi pendidikan islam: a) Tauhid

ajaran Tauhid yang inti sarinya, sebagaimana tercermin dalam surat Al-Fatihah yang berisi tentang: Pertama, Bahwa Allah adalah pencipta Alam semesta yang sebenarnya. Kedua, Allah telah memberikan nikmat keperluan bagi semua makhluk-Nya dan khususnya pada manusia ditambah dengan petunjuk dan bimbingan agar mendapat kebahagiaan Dunia dan Akhirat. Ketiga, Allah telah membimbing dan mendidik manusia dengan penuh kasih dan sayang baik dunia maupun akhirat. Keempat, Allah adalah Malik (Raja pada hari kemudian) telah memberikan pengertian bahwa segala amal perbuatan manusia akan akan diperhitungkan. Kelima, Allahlah yang membimbing dan memberi petunuk kepada manusia dalam mengarungi dunia yang penuh rintangan


(8)

tantangan dan godaan. Keenam, jalan selama ini sekarang dan yang akan datang jalan yang ditempuh oleh orang-orang yahudi dan nasrani bukanlah jalan hidup yang dibenarkan oleh Allah SWT.

b) Al-Qur’an.

Tugas muhammad disamping mengajarkan Tauhid juga mengajarkan Al-Qur’an kepada umatnya dengan utuh dan sempurna, serta menjadi milik umatnya, yang selanjutnya kan menjadi warisan ajaran secara turun temurun, dan menjadi pegangan dan pedoman hidup bagi kaum muslimin sepanjang zaman.

Dalam pembelajaran Al-Qur’an kepada umatnya Nabi Muhammad SAW selalu menganjurkan kepada para sahabatnya supaya Al-Qur’an dihafal dan selalu dibaca, diwajibkan membacanya dan ayat-ayatnya dalam Shalat, sehingga kebiasaan membaca Al-Qur’an tersebut merupakan bagian dan kehidupan mereka sehari-hari, menggantikan pembacaan syair-syair yang indah pada masa sebelum islam.

b. Periode Madinah

1) Aktivitas nabi di Madinah

Rasulullah hijrah ke Madinah hari senin pada tahun 622 M. Ada 2 aktivitas yang sangat penting yang beliau lakukan setiba di Madinah yaitu: (1) mendirikan Masjid, (2) pembentukan negara Madinah.

a) Mendirikan Masjid

Dalam perjalanan ke Madinah Rasululah singgah di Bani An-najjar pada hari Jum’at tanggal 12 Rabbiul awal 1 H, bertepatan dengan 27 Desember 622 M, tatkala unta yang beliau tunggani berhenti dan menderum kakinya dihamparan tanah didepan Rumah Abu Ayyub, maka beliau bersabda, “di sinilah tempat singgah insya Allah”. Dan kemudian beliau pun menetap ditempat itu. Langkah pertama yang di lakukan Rasulullah SAW adalah membangun masjid, di tempat menderumnya kaki unta yang ditungganginnya dari Makah.


(9)

Masjid itulah pusat kegiatan nabi Muhammad SAW bersama kaum muslimin, untuk secara bersama-sama bersama kaum Muhajirin dan Anshar membangun masyarakat baru, masyarakat yang disinari oleh tauhid dan mencerminkan kesatuan dan persatuan umat. Di masjid itulah beliau bermusyawarah mengenai berbagai urusan, mendirikan sholat berjama’ah, membaca Al-quran, baik dalam mengulang ayat-ayat yang diturunkan terdahulu maupun membacakan ayat-ayat yang baru diturunkan beserta pemahamannya. Dengan demikian, masjid itu merupakan tempat pusat pembelajaran dikala itu.

b) Pembentukan negara Madinah

Aktivitas nabi selanjutnya adalah membina dan mengembangkan persatuan dan kesatuan masyarakat islam yang baru tumbuh tersebut, dalam rangka mewujudkan satu kesatuan sosial dan satu kesatuan politik. Setelah nabi membangun masjid dan menyiapkan tempat tinggal untuk nabi, maka selanjutnya nabi membentuk masyarakat yang bersatu dan berdaulat kedalam dan keluar, yang dituntun oleh suatu perjanjian yang di sepakati oleh semua pihak.

Dengan di sahkannya perjanjian tersebut maka Madinah dan Sekitarnya menjadi negara yang makmur, ibu kotanya Madinah dan kepala negaranya Rasulullah SAW. Pelaksanaan pemerintah dan penguasa mayoritas adalah orang-orang muslimin. Sehingga dengan begitu Madinah dan Wilayah sekitarnya menjadi sebuah negara islam dalam tatanan ketatanegaraan.

2) Materi Pendidikan islam

a) Memperdalam dan memperluas materi yang pernah diajarkan diMekah. (1) Hafalan dan penulisan Al-Quran

Pengajian Al-quran masih berlangsung terus sampai dengan Rasulullah SAW bersama sahabatnya hijrah ke Madinah, penghapalan dan penulisan Al-quran berjalan terus sampai dengan masa akhir turunnya wahyu.


(10)

Dengan demikian Al-quran menjadi bagian dari kehidupan mereka , baik dalam bentuk hapalan maupun tulisan. Hal ini berarti menambah budaya mereka yang sebelumnya budaya lisan, sekarang berkembang juga budaya tulis.

(2) Pemantapan ketauhidan Ummat

Dalam bidang agama Rasulullah mendakwahkan, bahwa Allah adalah Dzat yang wajib ada, cahaya bagi segala sendi kehidupan manusia, memiliki sifat-sifat luhur Al-Rahman dan Al-Rahim. Tuhan bukan dzat yang meminta tumbal persembahan, bukan dzat yang terdiri dari berbagai unsur. Tuhan tidak pernah beranak dan tidak pernah jadi anak. Tuhan tidak pernah berbilang, dia wajib Esa.

Pada tahun kedua hijriyah, bulan Ramadhan, Rasulullah SAW dengan bimbingan wahyu, mengubah arah kiblat shalat, dari Baitul Maqdis ke kabah. Hal tersebut diantaranya karena orang-orang yahudi mengatakan, kamilah yang telah mengajarkan dan memberitahu Muhammad tentang kiblat. Seandainya kalau bukan karena kami dia tidak akan tahu kearah mana harus menghadap. Pada dasarnya pengubahan arah kiblat tersebut merupakan bimbingan dan petunjuki Allah SWT.

Pembelajaran nabi Muhammad SAW dalam pemantapan tauhid diantaranya: mengajak dialog dengan suku Quraisy membahas prinsip umum tentang ketuhanan yang berbeda antara beliau dan mereka. Memberi khabar takut mereka dengan berita akan datangnya hari kiamat, hari kebangkitan, perhitungan yang diikuti dengan adanya pahala dan siksa. Kemudian beliau meminta agar mereka berperilaku manusiawi kepada kaum wanita daqn hamba sahaya.

(3) Tulisan baca Al-Quran

Ketika islam datang, pendidikan baca tulis digalakkan dan dikembangkan, nabi SAW adalah orang pertama yang menaruh perhatian khusus terhadap pengajaran baca tulis terhadap masyarakat Arab, yakni dengan menyuruh para tawanan perang badar yang menguasai tulis-baca dan mereka tidak mampu menebus diri dengan sejumlah harta yang ditentukan,


(11)

agar masing-masing diantara mereka mengajar tulis baca terhadap 10 anak-anak muslim sebagai tebusan terhadap kebebasab mereka.

(4) Sastra Arab

Dengan kedatangan islam, bangsa Arab mendapatkan nilai sastra bernilai tinggi dalam Al-Quran, mereka juga telah mendapatkan susunan kalimat yang sangat indah didalamnya sebagai sesuatu yang membuat mereka sangat kagum sehingga mereka terdorong untuk membacanya.

c. Lembaga Pendidikan Islam

Lembaga pendidikan islam setelah nabi hijrah ke madinah, disamping Kuttab adalah masjid dan Suffah.

1. Masjid

Masjid sebagai kegiatan nabi Muhammad SAW bersama kaum muslimin. Dimasjid itulah beliau bermusyawarah mengenai berbagai urusan mendirikan shalat berjama’ah, baca Al-Qur’an maupun membacakan ayat-ayat yang baru diturunkan. Dengan demikian masjid itu merupakan pusat pendidikan dan pengajaran.

2. Suffah

Pada masa Rasulullah SAW, suffah adalah suatu tempat yang telah dipakai untuk aktifitas pendidikan biasanya tempat ini menyediakan pemondokan bagi pendatang baru dan mereka yang tergolong miskin. Disini para siswa diajarkan membaca dan menghafal Al-Qur’An secara benar, dan diajarkan pula islam dibawah bimbingan langsung dari nabi. Pada masa itu, setidaknya telah ada sembilan suffah, yang tersebar dikota Madinah. Salah satu daintaranya berlokasi disamping Masjid Nabawi.

B. PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KHULAFA-AL RASYIDIN

Ketika rasulullah SAW masih hidup, ia tidak meninggalkan pesan apapun sebagai penggantinya. Ketika rasul wafat, masalah tersebut cukup serius dibicarakan oleh kaum muslimin. Para pemuka islam sepakat bahwa pengganti beliau disebut Khalifah. Khalifah berarti pengganti.khalifah sebagai pengganti hanya menggantikan Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin agama dan pemimpin pemerintahan.


(12)

Sedangkan sebagai nabi dan rasul Muhammad saw tidak bisa digantikan karena beliau adalah Nabi dan Rasul yang terakhir. Ada empat orang khalifah pengganti beliau, dan keempat khalifah tersebut di sebut Khulafa Al- Rasyidin. Keempat khalifah tersebut sebagai berikut :

1. Khalifah Abu Bakar Shiddiq

a. Kondisi Masyarakat pada Masa Abu Bakar Shiddiq

Masa awal kekhalifahan Abu Bakar di guncang pemberontakan oleh orang-orang murtad, orang yang menaku sebagai nabi, dan orang yang enggan membayar zakat. Berdasarkan hal ini Abu Bakar memusatkan perhatianya untuk memerangi para pemberontak yang dapat mengacaukan keamanan dan mempengaruhi orang-orang islam yang masih lemah imannya untuk menyimpang dari ajaran islam. Abu Bakar bermusyawarah dengan para sahabat dan kaum muslimin dan memutuskan bahwa semua golongan yang telah menyeleweng dari kebenaran harus diperangi, sehingga mereka semua kembali pada kebenaran. Keputusan ini didukung sepenuhnya oleh kaum muslimin.

Kemudian Abu Bakar mengirim pasukan untuk menimpas para pembrontak di Yamamah. Dalam penumpasan ini banyak umat islam yang gugur yang terdiri dari sahabat dekat Rasulullah dan para hafiz Alqur’an sehinnga mengurangi sahabat yang hafal Alqur’an oleh karena itu umar menyarankan kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan ayat-ayat Alqur’an, kemudian untuk merealisasikan saran tersebut, diputuskan Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan semua tulisan Alqu’an yang berserakkan.


(13)

1) Lembaga pendidikan

Masih sama dengan lembaga pendidikan pada masa Nabi, namun dari segi kuantitas maupun kualitas sudah banyak mengalami perkembangan.

a) Kutab

Pada masa Abu Bakar mencapai kemajuan yang bearti. Kemajuan lembga ini terjadi ketika masyarakat muslim telah menaklukkan beberpa daerah dan menjalin kontak dengan bangsa yang telah maju.

b) Masjid

Merupakan lembaga pendidikan lanjutan setelah anak-anak tamat belajar kutab. Di mesjid iini ada dua tingkat pendidikan, yaitu tingkat menengah dan tingkat tinggi, di tingkat menengah gurunya belum mencapai status ulama besar, sedangkan di tingkat tingi para pengajarnya adalah ulama yang memiliki pengetahuan mendalam dan integritas serta kealiman yang diakui oleh masyarakat.

c) Materi pendidikan

Yang dianjarkan pada kutab adalah: (1) Membaca dan menulis

(2) Membaca Alqur’an dan menghafalnya

(3) Pokok agama islam seperti keimanan, ibadah, akhlak dan muamalat. Yang diajarkan ditingkat menengah dan tinggi adalah:


(14)

(2) Hadist dan syarahnya (3) Fiqh (tasyri’)

2. Khalifah Umar bin Khattab (634-644 M)

a. Kondisi Masyarakat Masa Umar Ibn Khattab

Pada masa khalifah ini, kondisi politik dalam keadaan stabil usaha perluasan wilayah islam memperoleh hasil yang gemilang. Wilayah islam pada masa umar bin khattab meliputi semenanjung Arabia, Palestina, Syiria, Irak, Persia dan Mesir.

Pada masa ini telah terjadi mobilitas penuntut ilmu dari daerah yang jauh dari Madinah sebagai pusat agama islam. Gairah ini melahirkan pembidangan disiplin ilmu keagamaan.

b. Perkembangan Pendidikan pada Masa Umar bin Khattab 1) Lembaga pendidikan

Lembaga pendidikan pada masa umar berkembang pesat sebab selama ia memerintah negara berada dalam keadaan aman dan stabil hal ini menyebabkan ditetapkanya mesjid sebagi pusat pendidikan Islam di ibukota Negara.

2) Materi Pendidikan

Pada tingkat kutab Diantaranya adalah: a) Berenang


(15)

c) Memanah

d) Membaca, menghafal syair

Materi pada tingkat menengah dan tinggi diantaranya: a) Alqur’an dan tafsir

b) Hadist dan mengumpulkanya c) Fiqih (tasyri’)

3) Pendidik

Pada masa ini yang menjadi pendidik adalah beliau sendiri, serta guru-guru yang beliau angkat, Umar merupakan pendidik yang sering melakukan penyuluhan pendidikan di kota kecil madinah. Beliau juga mengangkat guru untuk setiap daerah yang ditaklukkanndengan tugas mengajarkan Alquran dan ajaran islam lainya. Disamping beliau sendiri pendidik. Beliau juga menunjuk diantara sahabat-sahabatmenjadi pendidik di daerah yang baru ditaklukkan.

3. Khalifah Utsman Bin Affan (644-654)

a. Kondisi Masyarakat pada masa ‘Utsman bin ‘Affan

Utsman diangkat menjadi Khalifah, tidak langsung ditunjuk oleh Umar bin Khattab akan tetapi hasil dari pemilihan panitia enam yang ditunjuk oleh Khalifah Umar bin Khattab menjelang beliau akan meninggal. Dengan sistem yang dilakukan seperti itu situasi pemilihan Khalifah berjalan dengan lancar dan tidak terjadi perselisihan dan perpecahan dalam masyarakat. Kondisi masyarakat pada saat itu kondusif.

b. Perkembangan pendidikan islam pada masa Utsman bin Affan

Pada masa khalifah Utman Bin Affan pelaksanaan pendidikan islam ditinjau dari Aspek lembaga dan materi, tidak jauh berbeda dengan


(16)

sebelumnya pendidikan pada masa ini hanya melanjutkan apa yang ada sebelumnya, namun hanya sedikit terjadi perubahan yang mewarnai pendidikan islam para sahabat yang berpengaruh dan dekat dengan Rasulullah yang tidak diperbolehkan meninggalkan Madinah dimasa Umar bin Khattab, oleh Utsman diberikan kelonggaran untuk keluar dan menetap didaerah-daerah yang mereka sukai. Kebijakan ini sangat besar pengaruhnya bagi pelaksanaan pendidikan didaerah-daerah.

Pola pendidikan pada masa Utsman ini lebih merakyat dan lebih mudah dijangkau oleh seluruh peserta didik yang ingin mempelajari ajaran islam karena pusat pendidikan lebih banyak, sebab pada masa ini para sahabat dapat memilih tempat yang mereka inginkan untuk memberi pendidikan kepada masyarakat.

Dan ada usaha yang sangat cemerlang dan menentukan yang dilakukan Utsman Bin Affan, yang sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan islam dimasa yang akan datang, usaha tersebut adlah terjadinya kodifikasi Al-Qur’an.

4. Khalifah Ali Bin Abi Thalib (656-661 M)

a. Kondisi Masyarakat pada masa Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib adalah khalifah yang keempat setelah Utsman bin Affan. Pemerintahannya diguncang oleh peperangan dengan ‘Aisyah (istri nabi) beserta Thalhah dan Abdullah bin Zubair.peperangan ini disebabkan karena kesalahpahaman dalam menyikapi pembunuhan terhadap Utsman bin Affan. Peperangan tersebut dinamakan perang Jamal (Unta) karena ‘Aisyah menggunakan kendaraan Unta.

Peperangan selanjutnya terjadi dengan Mu’awiyah bin Abi Syufyan Mu’awiyah sebgai gubernur di Damaskus memberontak untuk menggulingkan kekuasaannya peperangan ini disebut dengan peperangan Shiffin, karena terjadi di Shiffin. Ketika tentara Mu’awiyah terdesak oleh pasukan Ali pada peperangan tersebut, maka mu’awiyah segera mengambil siasat untuk menyatakan Tahkim (penyelesaian dengan adil dan damai) semula Ali menolak tetapi karena desakan


(17)

sebagian tentaranya akhirnya Ali menerimanya, namun tahkim malah menimbulkan kekacauan, dikarenakan Mu’awiyah melakukan kecurangan dan dengan adanya Tahkim tersebut Mu’awiyah berhasil mengalahkan Ali bin Abi Thalib dan mendirikan pemerintahan tandingan di Damaskus. Sementara itu tentara yang menentang keputusan Ali binh Abi Thalib dengan cara Tahkim, meninggalkan Ali dan membuat kelompok tersendiri kelompok tersebut disebut Khawarij.

b. Perkembangan pendidikan islam pada masa Ali bin Abi Thalib

Pada masa Ali bin Abi Thalib tidak terlihat perkembangan pendidikan yang berarti karena pada masa ini telah terjadi kekacauan politik dan pemberontakan sehingga dimasa ia berkuasa pemerintahannya tidak stabil, dengan kericuhan politik pada masa Ali berkuasa, kegiatan pendidikan islam mendapat hambatan dan gangguan.

5. Pusat pendidikan dan para ulama yang terkenal pada masa Khulafaur Rasyidin

Menurut Mahmud Yunus bahwa pusat-pusat pendidikan pada masa Kulafaur Rasyidin adalah:

a. Madrasah Mekkah

Guru pertama yang mengajar diMekkah adalah Mu’az Bin Jabbal ialah yang mengajarkan Al-Qur’an, Hukum-Hukum halal dan haram dalam islam pada masa Khalifah Malik bin Marwan (65-86 H), Abdullah bin ‘Abbas pergi ke Mekkah lalu mengajar disana ia mengajarkan Tafsir, hadis,Fiqih dan sastra Abdullah bin ‘Abbas lah yang merupakan pembangun Madrasah Mekkah yang kemudian menjadi termasyhur keseluruh penjuru negeri Syam.

b. Madrasah Madinah

Madrasah Madinah ini lebih termasyhur, karena disanalah tempat khalifah Abu Bakar dan Utsman, dan disan pula banyak tinggal sahabat-sahabat Nabi


(18)

Muhammad SAW. Diantara sahabat yang mengajar di Madrasah Madinah ini adlah Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Tsabit, dan Abdullah bin Umar. c. Madrasah Bashrah

Ulama sahabat yang terkenal di Bashrah ini ialah Abu Musa Al-‘Asy’ari dan Annas bin Malik. Abu Musa terkenal sebagai ahli Fiqih, Hadis dan ilmu Al-Qur’an, sedangkan Annas bin Malik termasyhur dalam ilmu Hadis.

d. Madrasah Kufah

Ulama sahabat yang tinggal di Kuffah adalah Ali bin Abi Thalib dan Abdullah bin Mas’ud. Ali bin Abi Thalib mengurus urusan politik dan pemerintahan sedangkan Abdulah bin Mas’ud sebagai guru agama. Ibnu Mas’ud adalah utusan resmi Khalifah Umar untuk menjadi guru agama di Kufah

e. Madrasah Damsyik

Setelah negeri Syam (Syiria) menjadi bagian negara islam dan penduduknya banyak memeluk agama islam, maka Khalifah Umar bin Khattab mengirimkan tiga orang guru agam ke negeri itu, yaitu: Mu’az bin Jabbal mengajar di Palestina, Abu Dardak di Damsyik dan Ubadah di Hims.

f. Madrasah Fistat (Mesir)

Sahabat yang mula-mula mendirikan madrsah dan menjadi guru di Mesir adalah Abdullah bin Amr Al-Asy dia adalah seorang ahli hadis ia tidak hanya mengahafal hadis yang didengarnya dari nabi Muhammad SAW melainkan menuloiskannya juga dalam catatan sehingga ia tidak lupa atau Khilaf dalam meriwayatkan Hadis itu kepada murid muridnya.

C. PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA UMAYYAH

Daulah Umayyah berkuasa selama lebih kurang 90 tahun, selama kekuasaannya terdapat beberapa khalifah besar dari Daulah Umayyah yaitu:


(19)

2. keUmar ibn Aziz (717-720 M) 3. Hisyam ibn Al Malik (724-743 M)

Kemajuan yang dilakukan oleh daulah Umayyah adalah perluasan daerah kekuasaan islam, pertumbuhan partai politik, penyusunan organisasi Negara dan Pemerintahan,perkembangan ilmu pengetahuan, pertumbuahn dan perkembangan hukum islam dan perkembangan seni budaya.

Dimasa Umayyah islam tersebar hampir separuh dunia. Dan tidak sampai dua abad bendera islam berkibar antara pegunungan Pyrenia dan Himalaya, antara padang pasir di tengah Asia sampai padang pasir di Benua Afrika. Pada masa Daulah Umayyah terdapat kebijakan yang menyebabkan berkembangnya sistem pemerintahan, diantara kebijaknnya adalah:

a. Pemisahan kekuasaan

Terjai dikotomi antara kekuasaan agama dan politik b. Pembagian wilayah

Wilayah kekuasaan terbagi dalam sepuluh propinsi, yaitu Syiria dan Palestina, Kuffah dan Irak, Basrah, Persia, Sijistan, Khurusan, Bahrain, Oman, Najd,Yamamah, Arenia, Hijas, Karman dan India, Mesir, Afrika Utara, Yaman dan arab selatan serta Andalusia.

c. Bidang administrasi pemerintahan

Organisasi tata usaha negara terpecah kedalam bentuk dewan. d. Organisai keuangan

Terpusat pada Baitul maal, yang asetnya diperoleh dari pajak tanah, perorangan bagi nn muslim. Percetakan uang dilakukan pada masa khalifah Abdul Malik Ibn Marwan


(20)

e. Organisasi ketentaraan

Yang boleh menjadi tentara adalah warga araab atau keturunan Arab. f. Organisasi kehakiman sudah ditata secara baik dan profesional g. Bidang sosial dan budaya juga berkembang pesat.

h. Bidang seni dan sastra

Masa khlifah Walid ibn Malik terjadi keseragaman bahasa, semua bahasa diseragamkan menggunakan bahasa arab.

i. Bidang seni rupa

yang berkembang hanya seni ukir dan Pahat, hal ini terlihat pada kaligrafi (Khat Arab) sebagai motifnya.

j. Bidang arsitektur

Perkembangan Arsitektur islam, terlihat pada kubah Al-sakhra di Baitul Maqdis, yaitu kubah batu yang didirikan pada masa Khalifah Abdul Malik Ibn Marwan pada tahun 691 M.

A. Perkembangan Pendidikan Islam Pada Masa Daulah Umayyah

1) Para khalifah yang memberikan dorongan dalam bidang pendidikan

Diantara para khalifah yang memberikan dorongan dalam pendidikan adalah:

a. Umayyah ibn Abi Syufyan

HR Gibb mengatakan muawiyyah sangat concern terhadap pendidikan anak. Mereka diajar membaca, menulis, berhitung, berenang, belajara Alqur’an dan ibadat. Pelajaran yang pertama diajarkan adalah


(21)

“adab” hingga madrasah itu dinamakan “majelis adab” dam guruny disebut “Muadib”

b. Abdul Malik Ibn Marwan

Beliau berpesan kepada para pendidik anak anaknya : Ajarkan kepada mereka berkata benar, disamping mengajarkan al-Quran jauhkan lah mereka dari orang-orang jahat, karena orang jahat itu tidak mengindahkan perintah dan tidak berlaku sopan. Ajarkan syair agar mereka mulia dan berani seru mereka bersuci dan bila mereka bila mereka minum air hendaklah dihirup pelan-pelan. Bila menegurnya hendaklah ditempat tertutup, sehingga tidak diketahui oleh para pelayan dan para tamu sehingga tidak dipandangnya rendah pleh para pelayan dan tamu. c. Hisyam Ibn Abdul Malik

Ia berkata kepada anaknya Sulaiman al Kalbi Muadaim puteranya. Putraku ini adalah sepotong kulit dari bahagian yang diantaranya dua mataku ini. Engkau telah saya angkat untuk jadi pendidiknya. Karena itu engkau hendaklah bertaqwa kepada Allah, dan melaksanakan. Apa yang telah dipercayakan kepadamu. Pertama kali saya nasehatkan kepadamu agar kamu melatihnya dengan membaca kitab Allah, kemudian diriwayatkan kepadanya syair yang baik dan hendaklah diketahuinya mana yang halal dan haram.

d. Umar ibn Abdul Aziz

adalah khalifah yang sangat shaleh dan zuhud. Dia rendah hati dan melarang orang mencela. Dizaman beliau hidup Hasan Basri seorang ulama tasawuf dan Rabi’ah al-Adawiyah seorang wanita termasyhur. Pada masanya pendidikan semakin berkembang.


(22)

B. Pola dan Lembaga Pendidikan pada Masa Daulah Umayyah

a. Pola pendidikan

Pola pendidikan bersifat desentralisasi, tidak memiliki tingkatan dan standar umur, kajian keilmuan pada periode ini berpusat di Damaskus, Mesir, Kuffah, Mekkah Madinah, Mesir, Cordova, dan beberapa kota lainya, seperti; Basrah, dan Kufah, (irak) Damsyik dan Palestina (Syam) fistat (Mesir)

b. Lembaga pendidikan 1) Kutab

Pada masa ini kutab tidak hnya dilaksanakan di mesjid tapi juga dirumah guru dan istana, disini para pengajar sudah dibayar bahkan disediakan tempat tinggal untuk guru istana.

2) Istana

Pendidikan berlanjut pada tingkat tinggi sebagaimana halaqah dengan tujuan pendidikan istana yang tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan bahkan Muaddib harus mendidik akal, hati dan jasmani anak.

3) Badiah

Istilah badiah diartikan sebagai dusn badui di Padang Sahara yang masih fasih dan murni bahasa Arabnya. Akibat dari keadaan ini muncullah ilmu Qawa’iddan cabang. Untuk mempelajari bahasa Arab.


(23)

4) Al-hakam ibn Nasir (350 H/ 961 M) mendirikan perpustakaan besar di Qurtubah (cordova). Perpustakaan ini tidak hanya untuk membaca tetapi juga disediakan ruangan untuk proses pembelajaran yang dibimbing para ulama

5) Bamaristan (rumah sakit)

Di samping berfungsi mengobati juga berfungsi sebagai tempat mendidik para calon tenaga medis dan calon perawat dan juga untuk mempelajari ilmu kedokteran.

C. Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Daulah Umayyah Di antara ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa itu adalah:

a. Ilmu agama seperti al-qur’an dan hadist, fiqih. Pembukuan hadist terjadi pada masa khalifah Umar Ibn Abdul Aziz

b. Ilmu sejaah dan geografi yaitu segala ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup, kisah dan riwayat.

c. Ilmu pengetahuan bidang bahasa, yaitu segala ilmu yang mempelajari bahasa, nahwu,saraf.

d. Bidang filsafat, yaitu segala ilmu yang pada umumnya berasal dari bangsa asing, seperti ilmu mantik, kimia, astronomi, ilmu hitung, dan ilmu yang berhubungan dengan itu serta ilmu kedokteran.

e. Seni Sastra Arab, juga berbaik dengan baik. Pada masa itu banyak penyair arab yang terkenal seperti Umar ibn Rabiah (W.719 M), Jarir (W.729 M), qays ibn Malawah yang terkenal dengan nama Laila Majnun (W.699 M)


(24)

f. Seni kaligrafi dan seni arsitektur juga berkembang. Salah satu arsitektur yang indah adalah istana (Qushair) Amrah tempat istirahat di Padang Pasir.

Demikianlah berbagai perkembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan yang terjadi pada masa Daulah Umayyah. Namun, kekuasaan Bani Umayyah mengalami kehancuran pada masa kepemimpinan khalifah Walid ibn Yazid karena masa itu terjadi serangan yang dilakukan oleh Bani Abbas yang terjadi pada tahun 132 M, yang menyebabkan kehancuran dan berkhirnya Daulah Umayyah.


(1)

2. keUmar ibn Aziz (717-720 M) 3. Hisyam ibn Al Malik (724-743 M)

Kemajuan yang dilakukan oleh daulah Umayyah adalah perluasan daerah kekuasaan islam, pertumbuhan partai politik, penyusunan organisasi Negara dan Pemerintahan,perkembangan ilmu pengetahuan, pertumbuahn dan perkembangan hukum islam dan perkembangan seni budaya.

Dimasa Umayyah islam tersebar hampir separuh dunia. Dan tidak sampai dua abad bendera islam berkibar antara pegunungan Pyrenia dan Himalaya, antara padang pasir di tengah Asia sampai padang pasir di Benua Afrika. Pada masa Daulah Umayyah terdapat kebijakan yang menyebabkan berkembangnya sistem pemerintahan, diantara kebijaknnya adalah:

a. Pemisahan kekuasaan

Terjai dikotomi antara kekuasaan agama dan politik b. Pembagian wilayah

Wilayah kekuasaan terbagi dalam sepuluh propinsi, yaitu Syiria dan Palestina, Kuffah dan Irak, Basrah, Persia, Sijistan, Khurusan, Bahrain, Oman, Najd,Yamamah, Arenia, Hijas, Karman dan India, Mesir, Afrika Utara, Yaman dan arab selatan serta Andalusia.

c. Bidang administrasi pemerintahan

Organisasi tata usaha negara terpecah kedalam bentuk dewan. d. Organisai keuangan

Terpusat pada Baitul maal, yang asetnya diperoleh dari pajak tanah, perorangan bagi nn muslim. Percetakan uang dilakukan pada masa khalifah Abdul Malik Ibn Marwan


(2)

e. Organisasi ketentaraan

Yang boleh menjadi tentara adalah warga araab atau keturunan Arab. f. Organisasi kehakiman sudah ditata secara baik dan profesional g. Bidang sosial dan budaya juga berkembang pesat.

h. Bidang seni dan sastra

Masa khlifah Walid ibn Malik terjadi keseragaman bahasa, semua bahasa diseragamkan menggunakan bahasa arab.

i. Bidang seni rupa

yang berkembang hanya seni ukir dan Pahat, hal ini terlihat pada kaligrafi (Khat Arab) sebagai motifnya.

j. Bidang arsitektur

Perkembangan Arsitektur islam, terlihat pada kubah Al-sakhra di Baitul Maqdis, yaitu kubah batu yang didirikan pada masa Khalifah Abdul Malik Ibn Marwan pada tahun 691 M.

A. Perkembangan Pendidikan Islam Pada Masa Daulah Umayyah 1) Para khalifah yang memberikan dorongan dalam bidang pendidikan

Diantara para khalifah yang memberikan dorongan dalam pendidikan adalah:

a. Umayyah ibn Abi Syufyan

HR Gibb mengatakan muawiyyah sangat concern terhadap pendidikan anak. Mereka diajar membaca, menulis, berhitung, berenang, belajara Alqur’an dan ibadat. Pelajaran yang pertama diajarkan adalah


(3)

“adab” hingga madrasah itu dinamakan “majelis adab” dam guruny disebut “Muadib”

b. Abdul Malik Ibn Marwan

Beliau berpesan kepada para pendidik anak anaknya : Ajarkan kepada mereka berkata benar, disamping mengajarkan al-Quran jauhkan lah mereka dari orang-orang jahat, karena orang jahat itu tidak mengindahkan perintah dan tidak berlaku sopan. Ajarkan syair agar mereka mulia dan berani seru mereka bersuci dan bila mereka bila mereka minum air hendaklah dihirup pelan-pelan. Bila menegurnya hendaklah ditempat tertutup, sehingga tidak diketahui oleh para pelayan dan para tamu sehingga tidak dipandangnya rendah pleh para pelayan dan tamu. c. Hisyam Ibn Abdul Malik

Ia berkata kepada anaknya Sulaiman al Kalbi Muadaim puteranya. Putraku ini adalah sepotong kulit dari bahagian yang diantaranya dua mataku ini. Engkau telah saya angkat untuk jadi pendidiknya. Karena itu engkau hendaklah bertaqwa kepada Allah, dan melaksanakan. Apa yang telah dipercayakan kepadamu. Pertama kali saya nasehatkan kepadamu agar kamu melatihnya dengan membaca kitab Allah, kemudian diriwayatkan kepadanya syair yang baik dan hendaklah diketahuinya mana yang halal dan haram.

d. Umar ibn Abdul Aziz

adalah khalifah yang sangat shaleh dan zuhud. Dia rendah hati dan melarang orang mencela. Dizaman beliau hidup Hasan Basri seorang ulama tasawuf dan Rabi’ah al-Adawiyah seorang wanita termasyhur. Pada masanya pendidikan semakin berkembang.


(4)

B. Pola dan Lembaga Pendidikan pada Masa Daulah Umayyah a. Pola pendidikan

Pola pendidikan bersifat desentralisasi, tidak memiliki tingkatan dan standar umur, kajian keilmuan pada periode ini berpusat di Damaskus, Mesir, Kuffah, Mekkah Madinah, Mesir, Cordova, dan beberapa kota lainya, seperti; Basrah, dan Kufah, (irak) Damsyik dan Palestina (Syam) fistat (Mesir)

b. Lembaga pendidikan 1) Kutab

Pada masa ini kutab tidak hnya dilaksanakan di mesjid tapi juga dirumah guru dan istana, disini para pengajar sudah dibayar bahkan disediakan tempat tinggal untuk guru istana.

2) Istana

Pendidikan berlanjut pada tingkat tinggi sebagaimana halaqah dengan tujuan pendidikan istana yang tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan bahkan Muaddib harus mendidik akal, hati dan jasmani anak.

3) Badiah

Istilah badiah diartikan sebagai dusn badui di Padang Sahara yang masih fasih dan murni bahasa Arabnya. Akibat dari keadaan ini muncullah ilmu Qawa’iddan cabang. Untuk mempelajari bahasa Arab.


(5)

4) Al-hakam ibn Nasir (350 H/ 961 M) mendirikan perpustakaan besar di Qurtubah (cordova). Perpustakaan ini tidak hanya untuk membaca tetapi juga disediakan ruangan untuk proses pembelajaran yang dibimbing para ulama

5) Bamaristan (rumah sakit)

Di samping berfungsi mengobati juga berfungsi sebagai tempat mendidik para calon tenaga medis dan calon perawat dan juga untuk mempelajari ilmu kedokteran.

C. Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Daulah Umayyah Di antara ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa itu adalah:

a. Ilmu agama seperti al-qur’an dan hadist, fiqih. Pembukuan hadist terjadi pada masa khalifah Umar Ibn Abdul Aziz

b. Ilmu sejaah dan geografi yaitu segala ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup, kisah dan riwayat.

c. Ilmu pengetahuan bidang bahasa, yaitu segala ilmu yang mempelajari bahasa, nahwu,saraf.

d. Bidang filsafat, yaitu segala ilmu yang pada umumnya berasal dari bangsa asing, seperti ilmu mantik, kimia, astronomi, ilmu hitung, dan ilmu yang berhubungan dengan itu serta ilmu kedokteran.

e. Seni Sastra Arab, juga berbaik dengan baik. Pada masa itu banyak penyair arab yang terkenal seperti Umar ibn Rabiah (W.719 M), Jarir (W.729 M), qays ibn Malawah yang terkenal dengan nama Laila Majnun (W.699 M)


(6)

f. Seni kaligrafi dan seni arsitektur juga berkembang. Salah satu arsitektur yang indah adalah istana (Qushair) Amrah tempat istirahat di Padang Pasir.

Demikianlah berbagai perkembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan yang terjadi pada masa Daulah Umayyah. Namun, kekuasaan Bani Umayyah mengalami kehancuran pada masa kepemimpinan khalifah Walid ibn Yazid karena masa itu terjadi serangan yang dilakukan oleh Bani Abbas yang terjadi pada tahun 132 M, yang menyebabkan kehancuran dan berkhirnya Daulah Umayyah.