HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH PENGUKURAN DASAR SURVEY PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

(1)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat, hidayah dan Karunia-Nyal hingga pada saat ini penulis telah mampu untuk menyelesaikan studi, dengan baik dan dengan memperoleh bekal ilmu pula, dan dalam kesempatan ini, adapun amksu dpenulisan ini ialah sebagaoi salah satu syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan, maka dari itu penulis telah menyelesaikan skripsi ini dengan judul:

“Hubungan Fasilitas belajar dan Disiplin Belajar dengan Hasil Belajar Pengukuran Dasar Survey Mahasiswa Program Studi Penddidkan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan”.

. Meskipun penyusunan skripsi ini telah diupayakan seoptimal mungkin, namun sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, penulis menyadiri bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan tulisan ini. Skripsi ini ditulis dan disusun dengan arahan dan masukan dari dosen pembimbing dan dosen narasumber (Penguji) serta berbagai amteri kepustakaan Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan Terima Kasih kepada :

1. Bapak Drs. Edim Sinuraya, M.Pd. Selaku Pembimbing Skripsi yang telah banayk memberikan bimbingan, Motivasi dan arahan kepada penulis selama dalam penulisan skripsi ini.

2. Bapak Prof. DR. Abdul Hamid, K. M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan (UNIMED)

3. Bapak Drs. Asri Lubis, S.T., M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan


(2)

iv

4. Bapak Dr. Zulkifli Mantondang, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan 5. Bapak Drs. Nono Sebayang, S.T, M.Pd. selaku ketua Program studi

Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan

6. Bapak Drs.Toyama Sitompul selakau Dosen Pembimbing Akademik

7. Bapak Dosen Penguji Dr. Rahmat Mulyana, M.Pd, Drs. Sorgang Siagian,M.Pd, dan Drs.Toyama Sitompul

8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Teknik khususnya Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

9. Seluruh staff dan pegawai dilingkungan Fakultas Teknik UNIMED.

10. Orang tua Penulis Ayahanda Darwin Simanullang dan Ibunda Wardani Debataraja dan Bapak Uduran Simanullang ibu Sahlina yang selalu mencurahkan kasih sayangnya serta telah sangat sabar membimbing dan mendukung penulis dalam segala hal.

11. Saudara Ogek wahyudi bang Sahdan, Wirmansyah, Zulfahri, Saudari kakak Rahmawani kak Jeniar, Sulastri, Rona cahyati, yang selalu mendukung penulis,

12. Rekan Seperjuangan : Ichan"AiGY", Rizky"AiGY", Idan Pohan, Irfan harahap, Doly Siregar, Izal bango Siregar, Toni Sagala, yang saling memotivasi "Lama Lulus bukan berarti gagal"


(3)

v

13. Rekan-rekan PTB 2007,: Marhara, Lia, Dewi ''Tasya'', Wenny, Dika, jey, juna, roki, Double Jhon, dan yang lainnnya yang tak bisa disebutkan namanya yang telah banayk memabantu Penulis.

14. Tondong Dohot Family Rombongan gang Manggis, Oppung Kepsuk, Bang HSM, Charly, gine, tison, iyek iIzal, Ullung, Iwan, Hamid, Bang sagala, Pak Yoga, Bang Sofyan. mauliate ma,

15. Rekan PTB Stambuk 2005-2006, Bang Komek, Bang Dede, bang Nico, Bang Heri, bang Ulal, Bang Temon, Bang Amat, Bang inal dan lainnya yang selalu memotivasi serta membantu penulis.

16. Rekan PTB Gerombolan 2010, Ariski, iqbal, omes, dan yang lain yang tak disebut kan namanya. yang selalu membantu penulis dalam penulisan ini.

17. Kepada Seluruh Staf dan pasukan Tempur CV.Arsitema, yang selalu mendukung dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan penulisan ini.

Penulis berharap semoga kebaikan yang telah mereka berikan mandapat balasan yang berlipat ganda oleh Allah.

Medan, April 2014 Penulis

Alwi Simanullang 071255310023


(4)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB 11 KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 12

A. Kerangka Teoritis ... 12

1. Hakikat Fasilitas Belajar ... 13

2. Hakikat Disiplin Belajar Mahasiswa ... 20

3. Hakikat Hasil Belajar ... 17


(5)

vii

C. Pengajuan Hipotesis ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 37

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 37

C. Metode Penelitian... 40

D. Variabel dan Defenisi Operasional ... 41

E. Teknik Pengumpulan data ... 42

F. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 43

1. Instrumen Fasilitas belajar dan instrumen disiplin belajar ... 34

a. Validitas Angket... 34

b. Uji Reliabilitas ... 34

G. Hasil Uii Coba Instrumen... 43

A. Analisis Data ... 44

1. Deskripsi Data ... 44

2. Uji Kecendrungan Variabel Penelitian... 45

3. Uji Persyaratan analisis ... 46

a. Uji Normalitas ... 46

b. Uji Linearitas ... 46

c. Mencari Persamaan Regresi Ganda ... 47

4. Pengajuan Hipotesis Penelitian ... 48


(6)

viii

b. Hipotesis Ketiga ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 50

A. Deskripsi Data Penelitian ... 50

B. Tingkat Kecendrungan Variabel Penelitian ... 55

C. Analisis Data ... 58

1. Validitas Soal Instrumen pada Variabel Fasilitas Belajar (X1) .. 58

2. Reliabilitas Instrumen Soal Variabel Fasilitas Belajar (X1) ... 60

3. Validitas Soal Instrumen pada Variabel Disiplin belajar (X2) .. 60

4. Reliabilitas Instrumen Soal Variabel Disiplin belajar (X2) ... 62

5. Uji Persyaratan Analisis ... 62

a. Uji Normalitas ... 62

b. Uji Linieritas ... 66

c. Pengujian Hipotesis ... 70

d. Koefisien korelasi... 75

D. Temuan Penelitian ... 78

E. Pembahasan Penelitian ... 80

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 83

A. Simpulan Penelitian ... 83

B. Implikasi Penelitian ... 83

C. Saran Penelitian ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 85


(7)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka berpikir. ... 34

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian X1 dengan Y ... 35

Gambar 2.3 Paradigma Penelitian X2 dengan Y. ... 35

Gambar 2.4. Paradigma Penelitian ... 36

Gambar 4.1. Histogram Fasilitas belajar (X1) ... 53

Gambar 4.2 Histogram Disiplin Belajar (X2) ... 54

Gambar 4.3. Histogram Hasil Belajar (Y) ... 55

Gambar 4.4. Histogram untuk uji normalitas varibel fasilitas belajar (X1) 66 Gambar 4.5. Diagram distribusi uji normalitas varibel fasilitas belajar (X1) 66 Gambar 4.6 Histogram untuk uji normalitas varibel Disiplin belajar (X2).. 64

Gambar 4.7. Diagram distribusi uji normalitas varibel Disiplin belajar (X2) 64 Gambar 4.8. Histogram untuk uji normalitas varibel Hasil belajar (Y) .... 65 Gambar 4.9. Diagram distribusi uji normalitas varibel Hasil belajar (Y) . 65


(8)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Jumlah sampel penelitian ... 38

Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Fasilitas Belajar (X1) ... 40

Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Disiplin Belajar (X2) ... 41

Tabel 3.4. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi.... 48

Tabel 4.1. Data awal hasil Penelitian ... 50

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Variabel Fasilitas belajar (X1) ... 52

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Variabel Disiplin Belajar (X2) ... 53

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar (Y) ... 55

Tabel 4.5. Tingkat Kecendrungan Fasilitas belajar ... 56

Tabel 4.6. Tingkat Kecendrungan Disiplin Belajar (X2) ... 57

Tabel 4.7. Tingkat Kecendrungan Hasil belajar mata kuliah Pengukuran Dasar Survey ... 57

Tabel 4.8. Validitas Soal Instrumen pada Variabel Fasilitas Belajar (X1)... 58

Tabel 4.9. Rangkuman Hasil Uji Validitas Variabel ... 59

Tabel 4.10. Reliabilitas Instrumen Soal Variabel Fasilitas Belajar (X1) ... 60

Tabel 4.11. Validitas Soal Instrumen pada Variabel Disiplin belajar (X2) 60 Tabel 4.12. Rangkuman Hasil Uji Validitas Variabel ... 61

Tabel 4.13. Reliabilitas Instrumen Soal Variabel Disiplin belajar (X2) .... 62

Tabel 4.14. Ringkasan Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 65

Tabel 4.15. Ringkasan analisis kelinieran dan keberartian persamaan regresi Fasilitas Belajar (X1) terhadap Hasil Belajar (Y) ... 66


(9)

x

Tabel 4.17. Ringkasan analisis kelinieran dan keberartian persamaan

regresi Disiplin Belajar (X2) terhadap Hasil Belajar (Y). ... 67

Tabel 4.18. Ringkasan Anova untuk persamaan regresi (X2) terhadap (Y). 71 Tabel 4.19. Ringkasan analisis kelinieran dan keberartian persamaan regresi Fasilitas Belajar (X1) dan Disiplin belajar (X2) terhadap Hasil Belajar (Y) ... 69

Tabel 4.20.Ringkasan uji-t Fasilitas belajar (X1) Terhadap Hasil belajar(Y).. 70

Tabel 4.21. koefisien determinan (R2) Fasilitas belajar (X1) ... 70

Tabel 4.22. Rangkuman hasil regresi X1-Y ... 71

Tabel 4.23. Ringkasan uji-t Disiplin belajar (X2) Terhadap Hasil belajar(Y) 71 Tabel 4.24. koefisien determinan (R2) Disiplin Belajar (X2) ... 72

Tabel 4.25. Rangkuman hasil regresi X2-Y ... 72

Tabel 4.26 Ringkasan uji-t Fasilitas belajar (X1) dan Disiplin belajar (X2) 73 Tabel 4.27. koefisien determinan (R2) Disiplin Belajar (X2) ... 73

Tabel 4.28. .Ringkasan Anova untuk uji hipotesis (X2) dan (X2) terhadap (Y).koefisien korelasi Variabel (X1 ) terhadap (Y) ... 73

Tabel 4.29. Rangkuman hasil regresi ganda ... 73

Tabel 4.30. koefisien korelasi Variabel (X1 ) terhadap (Y) ... 75

Tabel 4.31. koefisien korelasi Variabel (X2 ) terhadap (Y) ... 76


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2002.Dasar-Dasar Evaluasi Hasil Belajar.jakarta:Bina aksara

Arikunto, Suharsimi.2010.Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktik.Jakarta: Rieneka Cipta

C.Brinker,Russel,Paul R Wolf. Dasar-dasar Pengukuran tanah (Surveying), Jakarta:Erlangga

Darsono,Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran.Semarang:IKIP Semarang Press Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Asdi

Mahasatya.

Iskandar,2012.Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru.Jakarta:Referensi Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan ProfesiGuru. Jakarta : Raja Grafindo Persada Riduwan.2010, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian,Bandung.

Alfabeta

Rokhmawati,Naili Nor.2008.IPK Tinggi dan Organisasi Mahasiswa Mana Yang Lebih Berguna. Http://bunghattta.ac.id./artikel-270-ipk-tinggi-dan-organisasi-mana-yanag-lebih-berguna.html. (diakses tanggal 8 januari 2013)

Sanjaya,Wina.2006,Startegi Pembelajaran.Bandung: Kencana

Siagian, Sondang P.2004.Teori Motivasi dan Aplikasinya, Jakarta: Rineka Cipta Slameto.2010,Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta:

Rineka Cipta

Subroto, Suryo. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah.Jakarta. Rineka Cipta.

Sudjana.2005, Metode Statika.Bandung.Tarsito

Sugiono,2003.Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif,dan R&D).Bandung:Alfabeta

Suprijono Agus. 2009. Cooperative learning (Teori & Aplikasi PAKEM).


(11)

Syah,M.2002.Psikologi Pendidikan,Bandung:Rosda Karya

Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2005. Bandung: Diperbanyak oleh Nuansa Aulia.


(12)

BAB II

KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kerangka Teoritis 1. Hakikat Belajar

Belajar adalah suatu proses interaksi dengan lingkungan. Kegiatan belajar tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Belajar juga dapat diartikan sebagai peristiwa yang bersifat individual, yakni peristiwa terjadinya perubahan tingkah laku sebagai dampak dari pengalaman individu.

Menurut Hilgard dan Bower dalam Jugianto (2006:12) "Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mana suatu kegiatan berasal atau berubah lewat reaksi dari situasi yang dihadapi, dan keadaan bahwa karakteristik-karakteristik dari perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan dengan dasar kecenderungan-kecenderungan reaksi asli, kematangan, atau perubahan sementara dari organisme".

Pengertian belajar menurut Suryabrata (2002:232) adalah “Belajar membawa perubahan dalam (arti behavioral changes) aktul maupun potensial”. Dengan demikian seorang pelajar dikatakan sedang belajar apabila pelajar tersebut terlibat secara langsung dan aktif dalam kegiatan pembelajaran”. Sedangkan menurut Slameto (2010:2) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.


(13)

adalah perubahan yang terjadi didalam diri seseorang, mencakup : perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan dan keterampilan”. Selanjutnya menurut Sadirman (2009:63) “Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam suatu interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan ini relatif konstan dan berbekas”. Sedangkan menurut Iskandar (2009 :103) menyatakan bahwa “Belajar merupakan proses ditandainya perubahan perilaku karena memperoleh pengalaman”. Menurut Morgan (dalam Suprijono 2009:3) “Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil pengalaman”.

jadi inti dari belajar menurut Slameto (2010:4) proses perubahan perilaku individu, melalui : (a) perubahan perilaku individu terjadi secara sengaja dan sadar; (b) perubahan perilaku individu bersifat kontinu dan fungsional; (c) perubahan perilaku individu bersifat positif dan aktif; (d) perubahan sepanjang hayat; (e) proses belajar terarah dan bertujuan; (f) perubahan mencakup aspek perilaku individu.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat dijelaskan bahwa belajar adalah perubahan seluruh tingkah laku individu akibat adanya interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tersebut meliputi sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan dan keterampilan.

2. Hakikat Fasilitas Belajar a. Pengertian Fasilitas Belajar

Fasilitas berasal dari bahasa belanda yaitu faciliteit, yang berarti sarana dan prasarana atau wahana untuk melakukan dan mempermudah sesuatu. Fasilitas


(14)

bias pula dianggap suatu alat. Fasilitas biasanya dihubungkan dalam pemenuhan suatu prasarana umum yang terdapat dalam suatu perusahaan-perusahaan ataupun organisasi tertentu.

Menurut Saiful Bahri Djamarah (2002:150) "Banyak faktor yang mempengaruhi belajar, salah satu diantara faktor- faktor tersebut adalah fasilitas belajar. Meskipun fasilitas belajar hanya sebagian kecil dari faktor- faktor yang mempengaruhi belajar, namun keberadaannya tidak bisa diabaikan begitu saja. Sebab, tanpa adanya fasilitas belajar kegiatan belajar mengajar (KBM) tidak akan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Fasilitas belajar sangat dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar secara formal yang pada umumnya berlangsung di perguruan tinggi. Ketika berbicara masalah fasilitas belajar dan sebelum membahas lebih dalam mengenai fasilitas belajar, maka perlu diketahui terlebih dahulu mengenai definisi atau pengertian fasilitas belajar. Syaiful Bahri mengemukakan bahwa, fasilitas belajar merupakan kelengkapan belajar yang harus dimiliki oleh perguruan tinggi".

Menurut Arikunto (2002:34) “fasilitas adalah segala sesuatu yang mempermudah dan memperlancar pelaksanaan segala sesuatu usaha”. Dengan adanya fasilitas dapat mempermudah kelancaran tugas dan sebagai bahan pembantu yang diperlukan dalam suatu kegiatan.

Menurut Zakiah Daradjat (2003:34) " fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya dan memperlancar kerja dalam rangka mencapai suatu tujuan". sedangkan menurut Suryosubroto (1998:40) "fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suatu usaha dapat berupa benda-benda maupun uang.

Sejalan dengan itu menurut sanjaya (2006:53) menyatakan “fasilitas/sarana belajar adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajran. Berhasil tidaknya suatu proses belajar sangat ditentukan oleh tersedia tidaknya fasilitas yang dibutuhkan mahasiswa.


(15)

Sedangkan fasilitas menurut Subroto (2002:292) fasilitas dibedakan menjadi dua bagian yaitu : 1) fasilitas fisik yaitu segala sesuatu yang berupa benda atau yang dapat dibedakan yang mempunyai pernanan untuk memudahkan / melancarkan suatu usaha, 2) fasilitas uang yaitu segala sesuatu yang bersifat mempermudah kegiatan sebagai akibat bekerjanya nilai uang.

Lebih luas lagi “fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan segala sesuatu usaha”. Adapun yang dapat memudahkan dan melancarkan usaha ini dapat berupa benda-benda maupaun uang, jadi dalam hal ini fasilitas dapat disamakan dengan sarana yang ada pada mahasiswa fasilitas belajar atau sarana sangat penting dalam proses pembelajaran untuk mendukung kegiatan pengajaran dan juga dapat menimbulkan perhatian dari mahasiswa untuk mempermudah penyampaian materi pembelajran.

b. Jenis-Jenis Fasilitas

Wina Sanjaya (2009:55) membagi fasilitas belajar menjadi dua macam, yaitu: sarana dan prasarana. Lebih lanjut Wina Sanjaya mengungkapkan definisi dari sarana adalah segala sesuatu yang berkaitan secara langsung dengan peserta didik dan mendukung kelancaran serta keberhasilan proses belajar peserta didik yang meliputi media pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan perguruan tinggi, dan lain- lain. Sedangkan Prasarana merupakan segala sesuatu yang tidak secara langsung berkaitan dengan peserta didik, namun dapat mendukung kelancaran dan keberhasilan proses belajar peserta didik yang meliputi jalan menuju ke perguruan tinggi, penerangan perguruan tinggi, kamar kecil dan lain sebagainya.


(16)

Zahara Idris dan Lisma Jamal (1992:39) menyebutkan bahwa, sarana pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan pendidik dalam pelaksanaan pendidikan.20 Adapun penjelasan secara terperinci mengenai sarana adalah

sebagai berikut :

a. Media Pembelajaran

Ibrahim Bafadal (2003:14) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang perlu disiapkan untuk kepentingn efektifitas proses belajar mengajar di kelas dapat dikelompokkan menjadi empat macam antara lain :

1. Media pandang yang diproyeksikan, seperti projector opaque, overhead projector, slide, projector filmstrip.

2. Media pandang yang tidak diproyeksikan, seperti gamar diam, grafis, model dan benda asli.

3. Media dengar, seperti piringan hitam, open reel tape, pita kaset dan radio. 4. Media pandang dengar, seperti televisi dan film.

b. Alat-alat Pelajaran

Amir Daien (1973:139-140) mengemukakan bahwa "yang termasuk kedalam alat-alat pelajaran adalah buku-buku, alat peraga, alat-alat kimia, alat-alat ilmu alam, dan juga kebun perguruan tinggi. Kelengkapan dari alat-alat pelajaran, mau tidak mau mempunyai pengaruh yang besar pada berhasilnya pengajaran dan pendidikan".Lebih lanjut Amir Daien mengungkapkan bahwa "alat-alat pelajaran yang lengkap dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk pembentukan materiil (pembentukan ilmu pengetahuan) dan pembentukan formal (pembentukan sikap-sikap belajar dan berpikir) yang baik".


(17)

c. Perlengkapan Perguruan tinggi

Syaiful Bahri (2002:149) mengungkapkan bahwa "salah satu persyaratan untuk membuat suatu perguruan tinggi adalah pemilikan gedung perguruan tinggi yang didalamnya meliputi ruang kelas, kantor, laboratorium". Lebih lanjut Syaiful Bahri mengungkapkan “suatu perguruan tinggi yang kekurangan ruang kelas, akan banyak menemukan masalah seperti kegiatan belajar mengajar menjadi kurang kondusif, pengelolaan kelas kurang efektif dan konflik antar

mahasiswa sulit dihindari”. Pelajaran yang bersifat praktikum sangat

membutuhkan laboratorium untuk menunjang penyampaian materi.

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004:91) bahwa "tidak adanya laboraorium menyebabkan guru cenderung menggunakan metode ceramah yang menimbulkan kepasifan bagi mahasiswa, sehingga tidak mustahil timbul kesulitan belajar.Begitu pula dengan pelajaran lain yang membutuhkan praktikum seperti kesenian dan olah raga".

Adapun pejelasan mengenai prasarana belajar adalah sebagai berikut : a. Jalan menuju perguruan tinggi

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004:91) mengungkapkan bahwa "letak perguruan tinggi yang jauh dari keramaian (pasar, bengkel, pabrik, dan lainlain) akan memudahkan anak berkonsentrasi dalam belajarnya".Jalan menuju perguruan tinggi berhubungan dengan letak perguruan tinggi. Jalan yang jauh dan sulit di tempuh oleh mahasiswa membutuhkan tenaga yang lebih besar untuk dapat sampai ke perguruan tinggi. Hal ini tentu akan sangat mempengaruhi keadaan mahasiswa ketika hendak menerima pelajaran. Sebab, mahasiswa datang keperguruan tinggi dalam keadaan lelah, sehingga konsentrasi berkurang dan pada


(18)

akhirnya mahasiswa kurang optimal dalam menerima pelajaran. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh M. Ngalim Purwanto (2000:105) bahwa "faktor yang juga dapat mempengaruhi hasil belajar adalah jarak antara rumah dengan perguruan tinggi yang terlalu jauh, sehingga melelahkan".

b. Penerangan

Di waktu siang, cahaya matahari harus bisa masuk ke dalam ruang-ruang kelas dengan leluasa, sehingga ruangan kelas cukup terang untuk keperluan membaca dan menulis. Pemberian penerangan di dalam kelas dapat dilakukan dengan cara membuka jendela-jendela yang ada pada kelas tersebut. Dengan demikian, selain cahaya matahari dapat masuk ke dalam kelas, sirkulasi udara yang di dalam kelas menjadi lancar sehingga kelas tidak pengap dan dapat menerangi mahasiswa ketika menulis ataupun menbaca pada waktu kegiatan belajar berlangsung.

Adapun kelengkapan fasilitas yang dimilki oleh perguruan tinggi haruslah dapat membantu terselenggaranya proses belajar mengajar seperti tersedianya buku-buku pelajaran, buku-buku bacaan yang tersedia di perpustakaan, alat tulis menulis, alat-alat peraga, serta alat-alat didik lainnya yang tersedia baik di perpustakaan maupun di laboratorium. menyediakan media pembelajaran, menyediakan ruangan kelas yang sesuai dengan ketentuan kesehatan, dan sebagainya. Berbicara mengenai masalah fasilitas yang terkait dengan proses belajar peserta didik, sesungguhnya tidak hanya perguruan tinggi saja sebagai lembaga formal yang berperan aktif dalammenyediakan fasilitas yang menunjang keberhasilan peserta didik. Akan tetapi, orang tua juga ikut berperan dalam menyumbang tersedianya fasilitasbelajar peserta didik.


(19)

Adapun alat-alat yang merupakan bagian dari fasilitas belajar mata kuliah pengukuran dasar survey yaitu :

A. Yang Disediakan Mahasiswa 1. Buku ukur

Buku ukur adalah buku yang akan digunakan untuk mendokumentasikan hasil pengukuran, buku ukur dapat berwujud buku namun ada juga berebentuk selebaran.

2. Penggaris 3. Komputer 4. Rapido

5. Kertas Gambar

6. Pensil dan Pensil Mekanik 7. Busur dan Jangka

8. Kalkulator 9. Printer

B. Yang Disediakan Pihak Universitas 1. Waterpas Instrumen

Yaitu pesawat ukur yang digunakan untuk mengukur elevasi dan jarak dengan sistem kerja hanya dapat berputar pada satu sumbu yaitu berputar pada arah mendatar, maka alat ini sering di sebut alat penyipat datar. 2. Theodolit

Yaitu pesawat ukur yang digunakan untuk mengukur elevasi dan jarak lebih baik dari waterpas instrumen, alat ini dapat bekerja dengan sistem perputaran sumbu dua arah, yaitu arah horizontal dan vertikal. Pada alat ini telah dilengkapi unting-unting dan kompas.


(20)

3. Statif

Yaitu Tripod untuk berdirinya alat ukur Waterpas instrumen dan Theodolit.

4. Rambu Ukur

Yaitu Balok dengan ukuran seperti penggaris sebagai acuan pembacaan pada saat pengukuran menggunakan pesawat ukur.

5. Meteran

Yaitu alat yang digunakan unutk mengukur panjang secara manual.

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan Fasilitas Belajar adalah sarana atau alat yang dapat memudahkan, membantu dan memperlancar suatu proses pekerjaan yang dimiliki oleh perseorangan secara pribadi dan digunakan untuk pentingan pribadi pula.

3. Hakikat Disiplin Belajar Mahasiswa

Dalam kehidupan sehari-hari seseorang tidak lepas dari aktivitas atau kegiatan yang dilakukan dengan tepat waktu tetapi kadang juga tidak. Kegiatan yang dilaksanakan secara tepat waktu dan secara berlanjut, maka akan menimbulkan suatu kebiasaan. Kebiasaan dalam melaksanakan kegiatan secara teratur dan tepat waktulah yang biasanya disebut disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Disiplin diperlukan di manapun, karena dengan disiplin akan tercipta kehidupan yang teratur dan tertata.Menurut Lembaga Ketahanan Nasional Indonesia (Lemhanas) dalam Fitriadi (2011) disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang tunduk kepada keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku.Gordon dalam Fitriadi (2011) membedakan kata disiplin dengan mendisiplin. Disiplin biasanya diartikan


(21)

sebagai perilaku dan tata tertib yang sesuai dengan peraturan dan ketetapan, atau perilaku yang diperoleh dari pelatihan, seperti disiplin dalam kelas atau disiplin dalam tim sepak bola yang baik. Sedangkan kata mendisiplin didefenisikan sebagai menciptakan keadaan tertib dan patuh dengan pelatihan dan pengawasan dan menghukum atau mengenakan denda, membetulkan, menghukum demi kebiasaan.

Kedisiplinan menjadi faktor pengikat dan integrasi yaitu merupakan kekuatan yang dapat memaksa mahasiswa untuk mematuhi peraturan yang telah ditentukan terlebih dahulu, karena dianggap bahwa dengan berpegang teguh pada peraturan, sebuah tujuan dapat tercapai.

Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa yang dimaksud disiplin adalah perilaku seseorang yang sesuai dengan tata tertib atau aturan yang berlaku baik yang muncul dari kesadaran dirinya maupun karena adanya sanksi atau hukuman. dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, seorang mahasiswa akan berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya mahasiswa yang kerap kali melanggar ketentuan universitas pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya.

Aturan menurut Rokhmawati (2008) bisa terdiri dari: (1) attendance, yaitu kehadiran mahasiswa. Tiap jam pekuliahan ini tidak hanya kehadiran yang dinilai oleh dosennya tetapi juga adanya keaktifan mahasiwa selama jam perkuliahan berlangsung, (2) tugas, dosen akan memberi tugas kepada mahasiswa. Tugas bisa dikerjakan tiap individu atau kelompok tergantung dosen pengampu, (3) nilai UTS (Ujian Tengah Semester).Ini dilaksanakan tiap tengah semester.Beberapa dosen ada yang memberikan soal UTS tapi ada juga yang


(22)

tidak, (4) nilai UAS (Ujian Akhir Semester). Nilai ini akan diperoleh mahasiwa pada akhir semester dengan mengikuti ujian yang dilaksanakan oleh masing - masing dosen.

Tanpa disiplin yang baik, suasana kelas juga akan menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran.Fungsi disiplin sangat penting ditanamkan pada diri seseorang mahasiswa sehingga menjadi sadar bahwa dengan disiplin akan tercapai hasil belajar yang optimal. Fungsi disiplin menurut Tu’u dalam Fitriadi (2011) adalah (1) menata kehidupan bersama. Dalam kehidupan bermasyarakat sering terjadi pertikaian antara sesama orang yang disebabkan karena benturan kepentingan, karena manusia selain sebagai mahluk sosial ia juga sebagai mahluk individu yang tidak lepas dari sifat egonya, sehingga kadang-kadang di masyarakat terjadi benturan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan bersama. Di sinilah pentingnya disiplin untuk mengatur tata kehidupan manusia dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Sehingga kehidupan bermasyarakat akan tentram dan teratur, (2) membangun kepribadian. Kepribadian adalah keseluruhan sifat, tingkah laku yang khas yang di miliki oleh seseorang. Antara orang yang satu dengan orang yang lain mempunyai kepribadian yang berbeda. Lingkungan yang berdisiplin baik sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang.Apalagi seorang mahasiswa yang sedang tumbuh kepribadiannya, tentu lingkungan belajar yang tertib, teratur, tenang, dan tentram sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik, (3) melatih kepribadian yang baik.Kepribadian yang baik selain perlu dibangun sejak dini, juga perlu dilatih karena kepribadian yang baik tidak muncul dengan sendirinya. Kepribadian yang baik perlu dilatih dan dibiasakan, sikap perilaku dan pola


(23)

kehidupan dan disiplin tidak terbentuk dalam waktu yang singkat, namun melalui suatu proses yang membutuhkan waktu lama, (4) Pemaksaan. Disiplin akan tercipta dengan kesadaran seseorang untuk mematuhi semua ketentuan, peraturan, norma yang berlaku dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Disiplin dengan motif kesadaran diri lebih baik dan kuat.Dengan melakukan kepatuhan dan ketaatan atas kesadaran diri bermanfaat bagi kebaikan dan kemajuan diri.Sebaliknya disiplin dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar. Misalnya, ketika seorang mahasiswa yang kurang disiplin masuk ke satu universitas yang berdisiplin baik, maka ia terpaksa harus menanti dan mematuhi tata tertib yang ada di universitas tersebut, (5) hukuman. Dalam suatu universitas tentunya ada aturan atau tata tertib.Tata tertib ini berisi hal-hal positif dan harus dilakukan oleh mahasiswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tat tertib tersebut. Hukuman berperan sangat penting karena dapat memberi motivasi dan kekuatan bagi mahasiswa untuk mematuhi tata tertib dan peraturan-peraturan yang ada, karena tanpa adanya hukuman sangat diragukan mahasiswa akan mematuhi peraturan yang sudah ditentukan, dan (6) menciptakan lingkungan yang kondusif. Disiplin di universitas berfungsi mendukung terlaksananya proses kegiatan pendidikan berjalan lancar. Hal itu dicapai dengan merancang peraturan di uiversitas, yakni peraturan bagi para mahasiswa, serta peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen, dengan demikian diharapkan universitas akan menjadi lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tentram, dan teratur.

jadi dapat disimpulkan bahwa, yang dimaksud disiplin dalam penelitian ini adalah sikap tingkah laku mahasiswa yang taat dan patuh untuk dapat


(24)

menjalankan kewajibannya sebagai seorang mahasiswa yang menuntut ilmu di universitas.

4. Hakikat Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan mahasiswa dalam mengetahui dan memahami suatu mata pelajaran, biasanya dinyatakan dengan nilai yang berupa huruf atau angka-angka. Hasil belajar dapat berupa keterampilan, nilai dan sikap setelah mahasiswa mengalami proses belajar. Melalui proses belajar mengajar diharapkan mahasiswa memperoleh kepandaian dan kecakapan tertentu serta perubahan-perubahan pada dirinya.

Menurut Sudjana (2001), “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki mahasiswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil peristiwa belajar dapat muncul dalam berbagai jenis perubahan atau pembuktian tingkah laku seseorang”. Selanjutnya menurut Slameto (dalam Emarita, 2001) menyatakan: “Hasil belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri”.

Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar tampak dari perubahan tingkah laku pada diri mahasiswa, yang dapat diamati dan diukur daalm bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Hamalik (2002) menyatakan bahwa “Perubahan disini dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembanganyang lebih baik di bandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tau menjadi tahu”.


(25)

Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar diperoleh setelah diadanya evaluasi, Mulyasa (2007) menyatakan bahwa” Evaluasi hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi”. Hasil belajar ditunjukan dengan prestasi belajar yang merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku mahasiswa.

Dari proses belajar diharapkan mahasiswa memperoleh prestasi belajar yang baik sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang ditetapkan sebelum proses belajar berlangsung. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar adalah menggunakan tes. Tes ini digunakan untuk menilai hasil belajar yang dicapai dalam materi pelajaran yang diberikan oleh dosen dimasa perkuliahan.

Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan tolak ukur atau patokan yang menentukan tingkat keberhasilan mahasiswa dalam mengetahui dan memahami suatu materi pelajaran dari proses pengalaman belajarnya yang diukur dengan tes.

Menurut Muhibbin Syah (2006:145) secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni :

1) Faktor internal (faktor dari dalam diri mahasiswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani mahasiswa;

2) Faktor eksternal (faktor dari luar mahasiswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar mahasiswa;


(26)

3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar mahasiswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan mahasiswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

5. Hakikat Hasil Belajar Pengukuran Dasar Survey

Menurut pengertian secara psilologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefenisikan sebagai berikut :

“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.” (Slameto, 2003 : 2). Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku, kecakapan, keterampilan, dan kemampuan, serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar (Trianto, 2009 : 9).

Belajar adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) maupun psikomotorik (Darsono, 2000). Skinner dalam Dimyanti (2002) berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga menyebabkan


(27)

munculnya perubahan perilaku (Sanjaya, 2008). Sejalan dengan itu, Dimyanti (2002) menjelaskan bahwa belajar itu adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. Pengertian belajar menurut Slameto (1998) adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dalam lingkungannya, perubahan-perubahan ini bersifat menetap dan berbekas. Sejalan dengan pernyataan Syah (2003) yaitu secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Dari beberapa pendapat tersebut, maka belajar pada dasarnya adalah suatu proses aktivitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku dalam yang bersifat positif baik perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun aspek psikomotorik. Ranah kognitif meliputi segi kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran. Ranah afektif meliputi kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran. Sedangkan ranah psikomotorik meliputi kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani. maka dari tiu dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses usaha atau interaksi yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu yang baru dan perubahan – perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman – pengalaman itu sendiri. Belajar adalah proses untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang menghasilkan suatu perubahan tinggkah laku.


(28)

Sedangkan hasil dari proses belajar tersebut dinamakan hasil belajar. Tingkat kemampuan peserta didik dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari prestasi belajarnya atau sering disebut hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi hasil belajar dan tindak mengajar.

Hasil belajar yang dicapai seseorang dapat diketahui bila diadakan pengukuran dari pengetahuan seseorang itu. Untuk mengukur sampai di mana tingkat pengetahuan seseorang harus ada suatu alat pengukur tertentu yang fungsinya adalah mengukur pengetahuan hasil belajar. Alat atau prosedur yang digunakan dinamakan tes. Tes itu dapat berbentuk tugas – tugas yang harus dilaksanakan, dan dapat pula berupa pertanyaan atau soal – soal yang harus dijawab, serta melaksanakan suatu pekerjaan yang sudah dipelajari dalam proses pembelajaran. Hasil belajar biasanya dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh mahasiswa setelah mengikuti tes hasil belajar yang diadakan setelah selesai suatu program pengajaran.

Menurut Sudjana dalam Kunandar (2008 : 276) “hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yang berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan, maupun tes perbuatan”. Sedangkan S. Nasution dalam Kunandar (2008) juga menyatakan bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar.

Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan proses belajar akan memperoleh perubahan pada diri sendiri terhadap suatu keadaan yang lebih baik, yang mengacu kepada tingkat keberhasilan belajar yang diorientasikan


(29)

kepada hasil belajar yang dicapai. Hasil belajarnya merupakan hasil belajar yang diperoleh dari nilai ujian formatif dan ujian akhir semester yang dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ada dalam kontrak perkuliahan.

Prestasi belajar atau akademik pada dasarnya merupakan perilaku yang dapat diukur dengan menggunakan standard tertentu. Pada sisi lain ia juga menunjukkan suatu hasil kegiatan yang diperoleh melalui kegiatan yang disengaja. Setelah kegiatan pengajaran dilakukan kemudian diadakan penilaian terhadap bahan pelajaran yang diberikan dalam bentuk angket. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan mahasiswa atas bahan pelajaran yang diberikan dosen dalam jangka waktu tertentu. Dari penilaian inilah dapat diketahui secara obyektif hasil belajar mahasiswa yang dimaksud.

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar dasar kompetensi kejuruan yaitu pencapaian peningkatan proses belajar mengajar terhadap mata kuliah Pengukuran dasar survey yang diukur melalui hasil tes dan hasil praktek. Mata kuliah pengukuran dasar survey merupakan mata kuliah jurusan diprogram studi pendidikan teknik bangunan yang membahas tentang ilmu ukur tanah yang bercabang dari ilmu geodosi. Secara umum Pengukuran (Survey) adalah sebuah teknik pengambilan data yang dapat memberikan nilai panjang, tinggi dan arah relatif dari sebuah obyek ke obyek lainnya. Pengukuran terletak diantara ilmu geodesi dan ilmu pemetaan. Hasil penelitian geodesi dipakai sebagai dasar referensi pengukuran, kemudian hasil pengolahan data pengukuran adalah dasar dari pembuatan peta.

Jadi dapat disimpulkan pengukuran dasar survey ialah suatu ilmu yang membahas tentang teknik pengambilan data yang memiliki nilai, yang akan


(30)

digunakan sebagai acuan untuk pembuatan peta. Dan merupakan persamaan dari ilmu ukur tanah yang bercabang dari ilmu geodosi.

Maka dari itu mahasiswa pendidikan teknik bangunan haruslah menguasai ilmu Pengukuran dasar survey karena memiliki kontribusi yang besar bagi prestasi akademik mahasiswa tersebut. Prestasi akademik tidak hanya memberikan perasaan puas dan bangga bagi dirinya, tetapi juga memberi dampak bagi keluarga dan masyarakatnya.

Dalam tingkat universitas, hasil belajar mahasiswa dinyatakan dengan sebuah indeks yang disebut dengan indeks prestasi. Indeks Prestasi (IP) adalah nilai kredit rata-rata yang merupakan aturan nilai-nilai yang menggambarkan mutu keberhasilan suatu program pembelajaran (Unimed, 2011).

B. Kerangka Konseptual

1. Hubungan Antara Fasilitas belajar Terhadap Hasil belajar Pengukuran Dasar Survey Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan

Mahasiswa yang memiliki fasilitas belajar bisanya memiliki keterampilan yang lebih jika dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak memiliki fasilitas yang memadai, mahasiswa yang memikli fasilitas penunjang yang baik akan mampu melakukan suatu pekerjaan yang lebih baik dan lebih cepat terutama dalam mengerjakan tugas perkuliahan, dan mampu bertindak lebih cepat dalam pelaksanaan pekerjaan.

Dengan cukupnya Fasilitas Belajar maka akan terbentuk mahasiswa yang percaya diri, kreatif, aktif, gigih, memiliki daya pikir yang baik serta mempunyai soft skil yang diperoleh dari hasil pemenfaatan Fasilitas Belajar. Dalam mengikuti


(31)

perkuliahan mahasiswa yang memiliki fasilitas pribadi cenderung mampu lebih aktif dan lebih rajin dalam melaksanakan segala pekerjaan yang ditugaskan dan dibebankan kepada mahasiswa tersebut.

Dosen sebagai tenaga pendidik cenderung memberi perhatian lebih kepada mahasiswa yang aktif dalam belajar yaitu: bertanya, berani tampil kedepan, mahir dalam menggunakan fasilitas penunjang perkuliahan, dapat melaksanakan dan mengerjakan tugas perkuliahan sesuai dengan perintah dosen tersebut dengan baik. Sehingga antara dosen dan mahasiswa akan saling mengenal karakter masing-masing yang berujung pada kedekatan emosional.

Oleh karena memiliki keaktifan, rajin dan kemampuan yang baik dalam melaksanakan pekerjaan, mahasiswa yang memiliki fasilitas penunjang secara pribadi dapat dikatakan telah memenuhi aspek penilaian dosen dalam menentukan nilai. Sehingga mahasiswa yang memiliki fasilitas penunjang secara pribadi mendapat hasil belajar yang baik.

Dari penjelasan tersebut, maka dapat diduga ada hubungan positif antara Fasilitas Belajar mahasiswa dengan Hasilbelajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

2. Hubungan antara Disiplin Belajar dengan Hasil belajar Pengukuran Dasar Survey Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.


(32)

Disiplin belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Disiplin belajar seorang mahasiswa adalah pernyataan sikap dan perbuatan mahasiswa dalam melaksanakan kewajiban belajar secara sadar dengan cara menaati peraturan yang ada di lingkungan kampus maupun di rumah. Berdisiplin sangat penting bagi setiap mahasiswa. Berdisiplin akan membuat seorang mahasiswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses ke arah pembentukan watak yang baik.

Mahasiswa yang disiplin dalam belajar memiliki kemampuan untuk selalu hadir setiap jadwal perkuliahan, mampu membuat tugas, fokus dalam belajar di dalam kelas dalam artian tidak ribut atau main-main juga berkata sopan kepada teman/dosen, dan mengulang kembali pelajaran di rumah atau belajar secara teratur. maka dalam kaitannya dengan hasil indeks prestasi mahasiswa, mahasiswa yang disiplin dalam belajar dapat dikatakan telah memenuhi kriteria atau aspek penilaian dosen untuk memberikan nilai. Karena semua indikator yang ada dalam disiplin belajar, menjadi patokan utama bagi dosen untuk memberikan nilai akhir mahasiswa tersebut. Sehingga, mahasiswa yang disiplin dalam belajar, tentu akan mendapat hasil prestasi yang baik. Dari pendapat diatas dapat diduga ada hubungan positif disiplin belajar dengan Hasil belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

3. Hubungan Fasilitas Belajar dan Disiplin Belajar dengan Hasil belajar Pengukuran Dasar Survey Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.


(33)

Setiap pekerjaaan memiliki suatu tujuan yang direncanakan, agar tujuan pekerjaan tersebut dapat tercapai dengan baik maka hendaknya dalam melaksanakan pekerjaan didukung oleh alat atau fasilitas yang akan membantu terlaksananya tujuan pekerjaan tersebut, sesuai dengan yang diinginkan dan dengan waktu yang tepat.

Dengan memiliki fasilitas pendukung, banyak memperoleh manfaat dalam pengembangan kemampuan mahasiswa yaitu berupa sifat kreatif, rajin, ulet, dan memiliki daya pikir yang tangkas serta mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi yang berkembang. Sehingga mahasiswa tersebut dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuannya kedalam ilmu pengetahuan yang diperolah dari perkuliahan.

Mahasiswa yang memiliki fasilitas pribadi telah terbiasa dalam melaksanakan pekerjaan dengan baik , sehingga ia memiliki kepribadian yang kreatif, rajin, aktif, komunikatif, kritis. Dan mahasiswa yang disiplin dalam belajar memiliki perilaku yang baik di dalam kelas, selalu hadir dalam belajar, belajar teratur dan mengerjakan tugas.

Jika mahasiswa memiliki fasilitas pribadi dan displin belajar, maka mahasiwa tersebut dapat dikatakan memiliki sumber daya manusia yang sangat baik. Hal ini dikarenakan aspek Afektif (sikap) dibentuk oleh kepemilikan fasilitas pribadi dan aspek kognitif (pengetahuan) dibentuk disiplin belajar.

Dalam kaitannya dengan indeks prestasi kumulatif, fasilitas pribadi yang dimiliki dan disiplin belajar sebagai kriteria yang diterapkan mahasiswa dalam belajar. Sehingga mahasiswa tersebut memenuhi aspek penilaian dosen sebagai


(34)

tolak ukur untuk menilai kemampuan mahasiswa dan juga kompetensi yang dimiliki oleh mahasiswa di sebuah universitas.

Dari pendapat diatas dapat diduga ada hubungan positif antara Fasilitas Belajar dan disiplin belajar dengan Hasil belajar pengukuran dasar survey pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan“.

Hal ini ditunjukkan dengan Kerangka berpikir pada Gambar 2.1 berikut ini :

ini.

Gambar 2.1 Kerangka berpikir.

C. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara (Arikunto, 2002). Berdasarkan kerangka teoretis dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Hasil Belajar Mata Kuliah Pengukuran Dasar Survey.

Disiplin Belajar 1) Kehadiran.

2) Perilaku di dalam kelas. 3) Tugas.

4) Belajar secara teratur.

Fasilitas Yang Dimiliki 1) Pesawat Ukur

2) Komputer 3) Rapido

4) Kertas Gambar

5) Pensil dan Pensil Mekanik 6) Busur dan Jangka

7) Penggaris 8) Kalkulator 9) Printer


(35)

1. Ada hubungan positif dan signifikan antara fasilitas belajar dengan Hasil belajar pengukuran dasar survey pada mahasiswa program studi pendidikan teknik bangunan fakultas teknik universitas negeri medan.

Hal ini ditunjukkan dengan Paradigma penelitian pada Gambar 2.2 berikut ini.

Gambar 2.2Paradigma Penelitian X1 dengan Y Keterangan

X1 : Fasilitas Belajar

Y : Hasil belajar pengukuran dasar survey

 : arah hubungan

2. Ada hubungan positif yang signifikan antara disiplin belajar dengan Hasil belajar pengukuran dasar survey pada mahasiswa program studi pendidikan teknik bangunan fakultas teknik universitas negeri medan.

Hal ini ditunjukkan dengan Paradigma penelitian pada Gambar 2.3 di bawah ini.

Gambar 2.3Paradigma Penelitian X2 dengan Y Keterangan

X2 : Fasilitas Belajar

Y : Hasil belajar pengukuran dasar survey

 : arah hubungan

X

1 Y


(36)

3. Ada hubungan positif yang signifikan antara Fasilitas belajar dan disiplin belajar dengan Hasil belajar Pengukuran dasar survey mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

Hal ini ditunjukkan dengan Paradigma penelitian pada Gambar 2.4 di bawah ini.

rx1.y = 0.,013

rx1.x2.y = 0.,014

r.x2.y = 0.,04

Gambar 2.4 Hasil Paradigma Penelitian Keterangan

X1 : Fasilitas Belajar

X2 : disiplin belajar

Y : Hasil belajar pengukuran dasar survey

 : arah hubungan X1

X2


(37)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, angkatan 2010. Regular dan ekstensi. Waktu penelitian dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2010). Dengan pengertian lain populasi merupakan keseluruhan unit yang dilengkapi dengan ciri-ciri permasalahan yang diteliti. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka populasi penelitian ini adalah mahasiswa program studi pendidikan teknik bangunan angkatan 2010 yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas regular dan ekstensi yang berjumlah 67 orang, namun populasi yang telah mempelajari pengukuran dasar survey berjumlah 64 orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil untuk diselidiki (sutrisno Hadi, 2004). Sejalan dengan pendapat tersebut, Suharsimi Arikunto (2010) mengatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sampel merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari


(38)

populasi sehingga hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel dapat digeneralisasi pada populasi. Selanjutnya, penarikan sampel diperlukan jika populasi yang diambil sangat besar dalam hal ini peneliti juga memiliki keterbatasan waktu untuk menjangkau seluruh populasi, maka dari itu peneliti perlu menentukan jumlah sampel dan teknik sampling yang digunakan .Karena Populasi yang diteliti kurang dari 100 Mahasiswa, maka Penelitian ini menggunakan 100% sampel dari jumlah populasi yaitu 64 mahasiswa dari anggota populasi.

No Kelas Banyak

Mahasiswa Sampel Jumlah

1

Pendidikan Teknik Bangunan 2010 Reguler

37 100% 37

2

Pendidikan Teknik Bangunan 2010 Ekstensi

27 100% 30

Jumlah Keseluruhan 67

Tabel 3.1. Jumlah sampel penelitian

Dengan demikian pengambilan sampel dilakukan dengan cara non random sampling, yaitu sampling diambil secara keseluruhan dengan jumlah mahasiswa ada 64 orang.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif studi korelasional, yaitu studi yang menjelaskan rumusan masalah yang diangkat yakni hubungan bivariat antara variabel X1, X2 dan variabel Y. Variabel X1 adalah Fasilitas belajar, variabel X2 adalah disiplin belajar dan variabel Y sebagai variabel yang dipengaruhi adalah Hasil belajar pengukuran dasar survey yang diraih mahasiswa.


(39)

D. Variabel dan Defenisi Operasional

Variabel pada penelitian ini adalah Fasilitas Belajar sebagai variabel (X1), disiplin belajar (X2) dan Hasil belajar mata kuliah pengukuran dasar survey sebagai variabel terikat ( Y).

Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Fasilitas belajar (X1) adalah sarana atau alat yang dapat memudahkan, membantu dan memperlancar suatu proses pekerjaan yang dimiliki oleh mahasiswa maupun yang disediakan oleh pihak universitas. penjaringan data Fasilitas Belajar diperoleh melalui angket.

2. Disiplin belajar (X2) adalah tingkah laku mahasiswa yang taat atau patuh mencakup; menaati tata tertib kampus, perilaku kedisiplinan di dalam kelas, disiplin dalam menepati jadwal belajar, belajar secara teratur.

penjaringan data Disiplin belajar diperoleh dari angket.

3. Hasil belajar pengukuran dasar survey (Y) merupakan hasil studi mata kuliah pengukuran dasar survey yang telah diikuti mahasiswa yang menggambarkan mutu keberhasilan program pembelajaran, aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif yang dilaksanakan didalam kelas. Data diperoleh dari dokumen hasil belajar yaitu daftar peserta dan nilai akhir (DPNA)

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data erat hubungannya dengan masalah dan tujuan dalam proses pengujian hipotesis. Oleh karena itu, pengumpulan data dilakukan dengan teliti dan seksama agar kesalahan yang terjadi dapat dihindari. berdasarkan


(40)

variabel yang telah ditetapkan dalam penelitian ini, maka data yang diperlukan adalah Fasilitas Belajar mahasiswa sebagai pendukung proses perkuliahan, disiplin belajar dan Hasil yang diraih mahasiswa.

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1. Teknik angket (kuesioner).

Angket dalam penelitian ini terdiri dari butir-butir pertanyaan yang dipergunakan untuk mengumpulkan data berkaitan dengan variabel Fasilitas Belajar dan disiplin belajar.

Bentuk angket berupa pilihan berganda dengan 4 alternatif jawaban.

a. Selalu : diberi skor 4

b. Sering : diberi skor 3

c. Jarang : diberi skor 2

d. Tidak pernah : diberi skor 1

Adapun kisi-kisi instrumen angket dalam penelitian ini untuk variabel Fasilitas Belajar seperti pada Tabel 3.3 dan untuk variabel Disiplin Belajar pada Tabel 3.4. berikut.

Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Fasilitas Belajar (X1)

No Indikator Nomor Butir Jumlah Butir

1 2

3

4

Kelengkapan Fasilitas Belajar. Kemampuan mahasiswa untuk menggunakan Fasilitas Belajar. Pemanfaatan Fasilitas Belajar Tanggapan tentang pengaruh Fasilitas Belajar

1,2,3,4,5 6,7,8,9,10

11,12,13,14,15

16,17,18,19,20


(41)

Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Disiplin Belajar (X2)

No. Indikator Nomor Butir Jumlah Butir

1 2 3 4

Kehadiran dikelas Perilaku di dalam kelas. Tugas perkuliahan Belajar secara teratur

1,2,3,4,5 6,7,8,9,10 11,12,13,14,15 16,17,18,19,20

20

2. Teknik dokumentasi.

Teknik dokumentasi digunakan untuk mengambil data tentang Hasil belajar pengukuran dasar survey yang dapat diketahui dari nilai Hasil belajar tersebut berupa data DPNA (Daftar Peserta dan Nilai Akhir)

F. Uji coba Instrumen Penelitian

Uji coba instrumen bertujuan untuk mendapatkan alat ukur yang benar-benar dapat menjaring data yang akurat agar kesimpulan yang diambil sesuai dengan kenyataan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto (2002) bahwa instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah.

Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Untuk uji coba instrumen penelitian dilakukan pada 30 mahasiswa program studi pendidikan teknik bangunan Fakultas Teknik, angkatan/stambuk 2011, semester 5 dan yang telah pernah belajar mata kuliah pengukuran dasar survey, diluar sampel dan populasi penelitian,


(42)

1. Insrumen Fasilitas Belajar dan Instrumen Disiplin Belajar a. Validitas Angket

Menurut Arikunto (1993:88) uji validitas angket adalah keaslian suatu angket yang hasilnya memiliki kesejajaran antar hasil angket dan kriteria. Untuk mengetahui validitas butir angket dapat diuji dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment seperti berikut.

rXY =

Dengan : rXY = koefisien korelasi

Σ x = jumlah variabel X Σy = jumlah variabel Y N = jumlah responden

Besar rXY hitung dikonsultasikan pada r tabel dengan batas signifikansi

5 %. Apabila didapat r hitung > r tabel maka butir soal tergolong valid, dan demikian sebaliknya dan Uji Validitas angket ini Menggunakan SPSS 17.00.

b. Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2002) reliabilitas angket adalah ketepatan hasil angket yang mantap dan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi dan hasilnya tidak berubah-ubah, meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda. Untuk menguji reliabilitas angket digunakan rumus Alpha seperti berikut.

r

11 =

2 2

1

1

i i

n

n

  

 

 

 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X X Y N


(43)

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

n = Banyaknya item pertanyaan Σσ = Jumlah varians butir

σ = varians total

Besarnya r11 yang diperoleh tersebut dikonsultasikan dengan indeks

korelasi yang dikemukakan oleh Arikunto (2002) sebagai berikut: a. Antara 0,801 s/d 1,00 tergolong : sangat tinggi b. Antara 0,601 s/d 0,800 tergolong : tinggi

c. Antara 0,401 s/d 0,600 tergolong : cukup d. Antara 0,201 s/d 0,400 tergolong : rendah e. Antara 0,000 s/d 0,200 tergolong : sangat rendah

Untuk mempermudah perhitungan maka Uji Releabilitas menggunakan SPSS 17.00.

G. Hasil Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan di Fakultas Teknik program studi pendidikan teknik bangunan angkatan 2011 UNIMED. Setelah selesai menyusun angket serta penentuan skor, maka langkah berikutnya adalah uji coba instrumen. Uji coba instrumen dilakukan untuk mendapatkan alat pengumpul data yang sahih dan terandal, dari hasil uji intrumen ini maka diperoleh hasil yaitu pada variabel Fasiltas belajar (X1) setelah dibandingkan dengan rtabel = 0,36 terdapat 2 soal yang

tidak valid dari 20 soal yang diujikan. dan pada variabel Disiplin belajar (X2)


(44)

soal yang diujikan, selanjutnya instrumen yang sahih dan terandal tersebut digunakan untuk menjaring data penelitaian dari sampel yang diteliti.

Penggunaan instrumen yang sahih dan terandal dimaksudkan untuk mendapatkan data-data dari masing-masing variabel penelitian yang hasilnya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Untuk mengukur kesahihan dan keterhandalan instrumen penelitian dilakukan dengan cara :

a. Analisa Data

Menurut Arikunto (2002) analisa data bertujuan untuk mengolah yang diperoleh dari penelitian, guna dapat dipertanggungjawabkan. Setelah semua data angket yang terisi dikumpulkan, maka data tersebut segera ditabulasi dan diolah sesuai dengan tujuan penelitian dan selanjutnya dianalisis secara statistik, sehingga dalam hal ini digunakan teknik analisis data.

1. Deskripsi Data

Untuk mendeskripsikan data variabel penelitian, dianalisa dengan menggunakan harga rata-rata (M) dan standart deviasi (SD) dari masing-masing variabel penelitian. Untuk menghitung rata-rata (M) dan standart deviasi (SD) digunakan rumus :

Keterangan :

M = Mean

∑ = jumlah produk skor X N = jumlah responden

N x


(45)

SD = √ Keterangan:

SD = standart deviasi

X = jumlah kuadrat skor total berdistribusi X N = jumlah responden

Σx = jumlah skor total distribusi X

2. Uji Kecenderungan Variabel Penelitian

Uji kecenderungan di analisa dengan menggunakan harga rata-rata ideal (Mi) standart deviasi ideal (SDi). Adapun rumus rata-rata ideal (Mi) dan standart deviasi ideal (SDi) adalah sebagai berikut :

Mi SDi

Dari rata-rata ideal dan standart deviasi ideal dapat ditentukan empat kategori kecenderungan sebagai berikut :

>Mi + 1,5 SDi Kategori cenderung tinggi Mi s/d Mi + 1,5 SDi Kategori cenderung cukup Mi-1,5 SDi s/d Mi kategori cenderung kurang <Mi – 1,5 SDi kategori cenderung rendah

3. Uji persyaratan analisis

Agar data penelitian yang diperoleh dapat dipakai dengan menggunakan analisa statika pada uji hipotesis penelitian yang menerapkan rumus korelasi produk momen, maka terlebih dahulu memenuhi persyaratan analisis. Uji


(46)

persyaratan analisis yang dilakukan untuk mengetahui apakah data variabel Y atas X1 dan Y atas X2 dari populasi berdistribusi normal, dilakukan uji normalitas. Dan

untuk melihat persamaan regresi Y atas X1 dan Y atas X2 apakah linier kemudian

melihat keberartian regresi, maka dilakukan uji linieritas dan uji keberartian regresi. uji Persyaratan analisis menggunakan aplikasi SPSS 17.00

a. Uji Normalitas

Uji normalitas terhadap data ubahan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan rumus Lilliefors (Sudjana, 2005).

Berikut langkah-langkahnya :

Lo = │F(Zi) –S(Zi)│

Dimana : dan s masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku.

Untuk menerima atau menolak hipotesis, nilai Lo dikonsultasikan dengan

nilai Ltabel pada taraf nyata 0,05. Hipotesis diterima jika Lo < Ltabel.

b. Uji Linearitas

Untuk mengetahui apakah data variabel bebas (X) Linier terhadap data variabel terikat (Y), maka dilakukan dengan uji linier sederhana Y atau X seperti yang dikemukakan Sudjana (2005) dengan persamaan sebagai berikut :

Ŷ = a + bX Dimana :


(47)

Kemudian untuk menghitung apakah garis regresi mempunyai keberartian dan linier, diuji dengan rumus sebagai berikut :

( )

Bila F hitung < Freg tabel 5%, maka kesimpulan garis regresi mempunyai keberartian.

Bila Freg hitung > Freg tbel 5%, maka kesimpulan garis regresi linier.

c. Mencari Persamaan Regresi Ganda

Untuk mengetahui apakah data variabel bebas (X1 dan X2) linier terhadap data variabel terikat (Y), dilakukan dengan uji regresi linier ganda, sebagaimana dikemukakan oleh sudjana (2005) dengan persamaan sebagi berikut:

Y = a0 + a1X1 + a2X2

Untuk menguji keberartian regresi ganda dengan menggunakan rumus

Hasil dari Fhitung dikonsultasikan dengan Ftabel . Regresi dinyatakan berarti jika Fhitung Ftabel pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan pembilang = k dan derajat kebebasan penyebut = N-k-1

4. Pengujian Hipotesis Penelitian

a. Hipotesis Pertama dan Hipotesis Kedua

Untuk menguji hipotesis: (1) terdapat hubungan positif yang signifikan antara Fasilitas Belajar dengan Hasil belajar mahasiswa, dan (2) terdapat


(48)

hubungan positif yang signifikan antara disiplin belajar dengan Hasil belajar mahasiswa. digunakan rumus Korelasi Pearson Product Moment.

rXY =

Harga r hitung selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel. Untuk kesalahan 5% uji dua pihak dan dk = n - 2, maka dapat diperoleh hargar tabel. Dari hasil perhitungan tersebut akan dapat diketahui apakah terdapat hubungan yang positif antara Fasilitas Belajar dengan Hasil belajar mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan ataukah tidak. Untuk dapat memberikan interpretasi terhadap kuatnya hubungan tersebut, maka dapat digunakan pedoman interpretasi koefisien korelasi pada tabel 3.5.

Tabel 3.4 Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 ± 0,199 Sangat Rendah

0,20 ± 0,399 Rendah

0,40 ± 0,599 Sedang

0,40 ± 0,599 Kuat

0,80 - 1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiono, (2009)

Selanjutnya untuk menguji keberartian koefisien korelasi (r), maka digunakan rumus uji-t seperi yang dikemukakan sudjana (2005) sebagai berikut :

t=

Harga thitung selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel. Untuk kesalahan 5% uji dua pihak dan dk = n - 2, maka dapat diperoleh hargattabel. Jika thitung> ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak.

 

 

 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N


(49)

b. Hipotesis Ketiga

Selanjutnya untuk menguji hipotesis yang ketiga yaitu terdapat hubungan positif yang signifikan anatara Fasilitas Belajar dan disiplin belajar dengan Hasil belajar mahasiswa digunakan rumus korelasi ganda sebagai berikut :

Kemudian untuk mengetahui keberartian hubungan antara kedua variabel bebas (X1 dan X2) secara bersama-sama dengan variabel terikat (Y), dilakukan

dengan Uji-F yaitu:

Besaran Fhitung yang diperoleh dikonsultasikan terhadap Ftabel pada taraf signifikan 5% dengan dk = N – 2. Bila Fhitung> Ftabel 5%, maka disimpulkan bahwa kedua variabel bebas (X1 dan X2) secara bersama-sama mempunyai

hubungan yang berarti dengan variabel terikat (Y). Adapun hipotesis statistik yang diuji adalah :

1. H0 : ρx₁ = 0 Ha : ρx₁ > 0 2. H0 : ρx2 = 0

Ha : ρx2 > 0

3. H0 : ρx12 = 0


(50)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam penelitian ini data yang dianaisis adalah Fasilitas belajar (X1),

disiplin belajar (X2) dan Hasil belajar Pengukuran Dasar Survey.(Y). berdasarkan

pengelohan data, maka pada bab ini akan dibahas mengenai deskripsi data, tingkat kecenderungan masing-masing variabel, uji persyaratan analisis serta uji hipotesis. Masing-masing pengujian tersebut akan dibahas di bawah ini.

A. Deskripsi Data Penelitian

Tabel 4.1.Data Awal Hasil Penelitian

No XІ XЇ Y

1 62 35 80.00

2 53 36 84.50

3 51 54 83.50

4 48 43 84.00

5 54 36 82.25

6 52 51 90.00

7 61 46 90.00

8 44 38 86.50

9 57 46 84.50

10 48 39 82.50

11 60 42 88.00

12 57 38 87.50

13 59 29 90.50

14 57 48 88.00

15 41 39 82.50

16 41 40 85.00

17 50 34 91.00

18 49 34 82.50

19 62 41 82.00

20 58 40 80.00

21 43 36 86.00

22 43 43 92.00

23 53 33 90.00

24 44 41 81.00

25 56 37 82.50


(51)

No XІ XЇ Y

27 46 34 82.00

28 47 36 86.00

29 50 41 90.50

30 55 35 82.00

31 47 38 82.00

32 57 37 82.00

33 59 40 81.50

34 39 33 83.00

35 43 37 81.50

36 50 34 81.50

37 51 45 84.50

38 54 43 83.50

39 44 47 80.00

40 40 27 87.50

41 60 52 82.50

42 45 35 82.00

43 42 42 81.50

44 55 42 80.00

45 50 44 81.00

46 42 41 86.00

47 40 30 80.00

48 40 36 81.50

49 59 52 87.50

50 44 35 82.00

51 51 40 81.50

52 39 44 79.00

53 51 39 87.00

54 59 55 90.00

55 53 33 87.00

56 42 40 79.50

57 50 39 83.50

58 44 30 82.00

59 55 43 86.70

60 46 35 82.50

61 50 42 88.00

62 51 39 89.00

63 63 52 90.00


(52)

1. Fasilitas belajar (X1)

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan jumlah responden 64 mahasiswa terdapat skor tertinggi 63 dan skor terendah 39 dengan rata-rata (M) 50,34 dan standar deviasi (SD) = 6,79 Untuk membuat distribusi frekuensi data variabel Fasilitas belajar (X1) menggunakan aturan Sturges, diperoleh banyak kelas (r) = 7, dan panjang kelas = 4, dan dapat dilihat pada Tabel 4.2. berikut. Perhitungan selengkapnya pada lampiran 3

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Variabel Fasilitas belajar

Dari Tabel 4.2. dapat diketahui bahwa terdapat 15 responden (23,437%) berada pada rata-rata skor, 23 responden (35,94%) berada di bawah rata-rata skor. Sedangkan di atas rata-rata sebanyak 26 responden (40,62%).Dengan hasil distribusi tersebut dapat digambarkan histogram distribusi skor berdasarkan frekuensi absolute seperti berikut.

No Interval Kelas Frekuensi Persentase

1 36 – 39 2 3,125%

2 40 – 43 11 17,187%

3 44 – 47 10 15,625%

4 48 – 51 15 23,437%

5 52 -- 55 9 14,062%

6 56 – 59 11 17,187%

7 60 – 63 6 9,375%


(53)

2

11

10

15

9

11

6

0 2 4 6 8 10 12 14 16

39,5 43,5 47,5 51,5 55,5 59,5 63,5 Gambar 4.1. Histogram Fasilitas belajar (X1)

2. Disiplin belajar (X2)

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan jumlah responden 64 mahasiswa terdapat skor tertinggi 55 dan skor terendah 27, dengan rata-rata (M) 39,75 dan standar deviasi (SD) = 6,06 Untuk membuat distribusi frekuensi data variabel disiplin belajar (X2) menggunakan aturan Sturges

diperoleh banyak kelas (r) = 7, dan panjang kelas = 5, dan dapat dilihat pada Tabel 4.3. berikut. Perhitungan selengkapnya pada lampiran 4

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Variabel Disiplin Belajar (X2)

No Interval Kelas Frekuensi Persentase

1 25 -- 29 2 3.125%

2 30 -- 34 9 14.062%

3 35 -- 39 21 32.812%

4 40 – 44 21 32.812%

5 45 – 49 5 7.812%

6 50 – 54 5 7.812%

7 55 -- 59 1 1.562%


(54)

Dari Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa terdapat 21 responden (32,812%) berada pada rata-rata skor, 32 responden (50%) berada di bawah rata-rata skor. Sedangkan di atas rata-rata sebanyak 11 responden (17,187%).Dengan hasil distribusi tersebut dapat digambarkan histogram distribusi skor berdasarkan frekuensi absolute seperti berikut.

Gambar 4.2. Histogram Disiplin Belajar (X2)

3. Hasil belajar Pengukuran Dasar Survey

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan jumlah responden 64 mahasiswa terdapat Nilai tertinggi 94.0 dan skor terendah 73.0, dengan rata-rata (M) 83,6 dan standar deviasi (SD) = 4,52 Untuk membuat distribusi frekuensi data variabel disiplin belajar (X2) menggunakan aturan Sturges diperoleh banyak kelas (r) = 7, dan panjang kelas = 4, dan dapat dilihat ada Tabel 4.3. berikut. Perhitungan selengkapnya pada lampiran 4

2

9

21 21

5 5

1 0

5 10 15 20 25


(55)

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar (Y) No Interval Kelas Frekuensi Persentase

1 70 - 73 1 1.56 %

2 74 - 77 4 6.25 %

3 78 - 81 16 25 %

4 82 - 85 24 37.5 %

5 86 - 89 10 15.63 %

6 90 - 93 8 12.5 %

7 94 - 97 1 1.56 %

Jumlah 64 100 %

Dari Tabel 4.3 dapat dipahami bahwa terdapat 24 responden (37,5%) berada pada rata-rata skor, 21 responden (32,81%) berada di bawah rata-rata skor. Sedangkan di atas rata-rata sebanyak 19 responden (29,69%).Dengan hasil distribusi tersebut dapat digambarkan histogram distribusi skor berdasarkan frekuensi absolute seperti berikut.

Gambar 4.3. Histogram Hasil Belajar (Y) 1 4

16

24

10

8

1 0

5 10 15 20 25 30


(56)

B. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian

1. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Fasilitas belajar (X1)

Untuk mengidentifikasi Tingkat Kecenderungan Fasilitas Belajar (X1)

digunakan harga rata-rata ideal (Mi) dan Standart Deviasi ideal (SDi), dengan harga masing-masing Mi = 51 dan SDi = 4 Tingkat kecenderungan Fasilitas belajar (X1) dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini. Perhitungan selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran 5

Table 4.5. Tingkat Kecenderungan Fasilitas belajar

Kelompok Interval Frekuensi Persentase Kategori

>57 12 18.75% Tinggi

51 s/d 57 19 29.687% Cukup

45 s/d 50 15 23.437% Kurang

<45 18 28.125% Rendah

Jumlah 64 100%

Dari tabel di atas tingkat kecenderungan Fasilitas belajar (X1) dapat

dideskripsikan menjadi kategori tinggi 12 orang (18,75%), kategori cukup 19 orang (29,687%), kategori kurang 15 orang (23,437%) dan kategori rendah 18 orang (28,125%). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Fasilitas belajar (X1))

mahasiswa Program studi Pendidikan Teknik Bangunan fakultas teknik UNIMED cenderung cukup.

2. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Disiplin Belajar (X2)

Untuk mengidentifikasi tingkat kecenderungan disiplin belajar (X2)

digunakan harga rata-rata ideal (Mi) dan Standart Deviasi ideal (SDi), dengan harga masing-masing Mi = 41 dan SDi = 4,66 Tingkat kecenderungan disiplin belajar (X2) dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini. Perhitungan selengkapnya


(57)

Tabel 4.6. Tingkat Kecenderungan Disiplin Belajar (X2)

Kelompok Interval Frekuensi Persentase Kategori

>48 6 9.375% Tinggi

41 s/d 48 20 31.25% Cukup

34 s/d 40 31 48.437% Kurang

<34 7 10.937% Rendah

Jumlah 64 100%

Dari tabel di atas tingkat kecenderungan disiplin belajar (X2) dapat

dideskripsikan menjadi kategori tinggi 6 orang (9,375%), kategori cukup 20 orang (31,25%), kategori kurang 31 orang (48,437%) dan kategori rendah 18 orang (10,937%).. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa disiplin belajar (X2)

mahasiswa Program studi Pendidikan Teknik Bangunan fakultas teknik UNIMED cenderung Kurang.

3. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Hasil belajar Pengukuran Dasar Survey. (Y)

Untuk mengidentifikasi Tingkat Kecenderungan Hasil belajar Pengukuran Dasar Survey. (Y) digunakan harga rata-rata ideal (Mi) dan Standart Deviasi ideal (SDi), dengan harga masing-masing Mi = 6,9 dan SDi = 0,76 Tingkat kecenderungan Hasil belajar Pengukuran Dasar Survey. (Y) dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7.

Table 4.7. Tingkat Kecenderungan Hasil belajar Pengukuran Dasar Survey. Kelompok

Interval Frekuensi Persentase Kategori

>88.75 9 14.0625 Tinggi

83.5 s/d 88.75 25 39.0625 Cukup

78.25 s/d 83.5 25 39.0625 Kurang

<78.25 5 7.8125 Rendah


(1)

belajar (X1) dan Disiplin Belajar (X2) adalalah linier dan setelah diuji menunjukkan bahwa koefisien regresi ganda antara Hasil belajar Pengukuran Dasar Survey. (Y) dengan Fasilitas belajar (X1) dan Disiplin Belajar (X2) adalah

berarti pada taraf 5%.

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi antara variable Fasilitas belajar (X1) dengan Hasil belajar Pengukuran Dasar Survey. (Y) adalah 0,116 dan setelah dikonsultasikan dengan nilai rtabel pada taraf 5% yaitu 0,242 dan telah diuji maka hipotesis yang menyatakan hubungan fasilitas belajar (X1) dan hasil belajar (Y) lemah dan searah karena koefisien korelasinya bernilai Positif. mempunyai arti bahwa tidak terdapat hubungan yang positif dan dan tidak signifikan antara Fasilitas belajar dengan Hasil belajar Pengukuran Dasar Survey. Korelasi fasilitas belajar dan hasil belajar adalah tidak signifikan, karena angka signifikansi adalah 0,362 > 0,05..

Selanjutnya pada hasil perhitungan koefisien korelasi antara variable Disiplin Belajar (X2) dengan Hasil belajar Pengukuran Dasar Survey(Y) adalah 0,061 dan setelah dikonsultasikan dengan nilai rtabel pada taraf 5% yaitu 0,242 dan telah diuji maka hipotesis yang menyatakan hubungan Disiplin belajar (X2) dan hasil belajar (Y) lemah dan searah karena koefisien korelasinya bernilai Positif. Mempunyai arti bahwa tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Disiplin Belajar dengan Hasil belajar Pengukuran Dasar Survey. Korelasi disiplin belajar (X2) dan hasil belajar adalah tidak signifikan, karena angka signifikansi adalah 0,362 > 0,05.

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi ganda secara bersama-sama antara variable Fasilitas belajar (X1) dan Disiplin Belajar (X2) dengan Hasil


(2)

belajar Pengukuran Dasar Survey. (Y) adalah 0,118 dan setelah dikonsultasikan dengan nilai rtabel pada taraf 5% yaitu 0,242 dan telah diuji maka hipotesis yang menyatakan tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara Fasilitas belajar Disiplin Belajar dengan Hasil belajar Pengukuran Dasar Survey. dapat diterima dan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi Fasilitas belajar dan semakin tinggi Disiplin Belajar tidak berpangaruh terhadap Hasil belajar Pengukuran Dasar Survey.

E. Pembahasan Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas belajar (X1) dan disiplin belajar (X2) berpengaruh terhadap hasil belajar (Y). Hal ini dapat dilihat dari persamaan regresi linier sebagai berikutY 79,3080,077X10,017X2, berdasarkan persamaan tersebut terlihat bahwa koefisien regresi dari masing-masing variabel independen bernilai positif,artinya variabel fasilitas belajar (X1) dan disiplin belajar (X2) secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap hasil belajar (Y).

uji hipotesis pertama dan uji hipotesis kedua diketahui bahwa koefisien arah regresi dari variabel fasilitas belajar (X1) (b1) adalah sebesar 0,077 dan bernilai positif, namun sangat lemah, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel fasilitas belajar (X1) tidak berpengaruh positif terhadap hasil belajar (Y). Berdasarkan uji keberartian koefisien regesi linear ganda untuk variabel fasilitas belajar (b1) diperoleh t hitung > t tabel, yaitu 0,072 < 1,6 dan nilai signifikansi > 0,5, yaitu 0,431. Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dikatakan bahwa semakin baik fasilitas belajar (X1) tidak berpangaruh terhadap hasil belajar (Y). Disiplin


(3)

belajar pada uji hipotesis kedua diketahui bahwa koefisien regresi dari variabel disiplin belajar (X2) (b2) adalah sebesar 0,046 atau bernilai positif, namun sangat lemah, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel disiplin belajar (X2) tidak berpengaruh positif terhadap hasil belajar (Y). Berdasarkan uji t untuk variabel disiplin belajar (X2) (b2) diperoleh t hitung > t tabel, yaitu 0,61 < 1,6 dan nilai signifikansi > 0,05, yaitu 0,631. Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dikatakan bahwa walaupun semakin baik disiplin belajar (X2) tidak akan berpengaruh terhadap Hasil belajar pengukurn dasr survey (Y).

Dari hasil uji linieritas menunjukkan nilai Fhitung sebesar 0,843 dengan taraf signifikansi sebesar 0,362 sedangkan Ftabel adalah 1,00 dengan regresion = 1 dan df = 63 dengan taraf signifikansi 0,05 atau 5 %.Maka hal ini dapat disimpulkan bahwa Fhitung < Ftabel (0.843 < 1,00), dan taraf signifikansi

hitung

F > Ftabel (0,843 > 0,05) dengan persamaan regresinya adalah Y = 79,725 + 0,077 X1 adalah memenuhi kriteria Linieritas pada taraf signifikansi 5% . Selanjutnya uji keberartian persamaan regresi adalah rhitung < rtabel atau 0.116 < 0,242, sehingga persamaan regresi diatas adalah berarti. Dalam hal ini berarti bahwa variabel Fasilitas dalam penelitian ini berpengaruh terhadap nilai Mahasiswa, dan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai Mahasiswa.

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa Ry(1,2) sebesar 0,118, yang hal ini berarti hubungan antara fasilitas dan disiplin belajar terhadap hasil belajar Mahasiswa adalah sebesar 11,8%, itu artinya ada tidak hubungan yang cukup berpengaruh antara variabel. Adjusted R square sebesar 0,014 berarti 1,4% peningkatan fasilitas dan disiplin belajar dan sisanya dapat dijelaskan oleh


(4)

variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dengan membandingkan nilai sumbangan relatif dan efektif nampak bahwa variabel disiplin belajar (X2) tidak memiliki pengaruh yang lebih dominan terhadap hasil belajar (Y) dibandingkan variabel fasilitas belajar (X1).


(5)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada BAB IV, maka dapat disimpulkan :

1. Fasilitas belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan UNIMED Tahun Ajaran 2013/2014 cenderung cukup.

2. Tidak terdapat hubungan yang cukup positif dan signifikan antara fasilitas belajar dengan Hasil Belajar Mata Kuliah Pengukuran Dasar Survey di Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan UNIMED tahun Ajaran 2013/2014.

3. Disiplin Belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan UNIMED Tahun Ajaran 2013/2014 cenderung cukup.

4. Tidak Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan Hasil Belajar Mata Kuliah Pengukuran Dasar Survey di Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan UNIMED tahun Ajaran 2013/2014.

5. Tidak Terdapat hubungan yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara fasilitas belajar dan disiplin belajar dengan Hasil Belajar Mata Kuliah Pengukuran Dasar Survey di Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan UNIMED tahun Ajaran 2013/2014.

B. Implikasi Penelitian

Dengan diterimanya hipotesis pertama maka perlu kiranya menjadi pertimbangan kepada mahasiswa dalam upaya Memanfaatkan Fasilitas belajar


(6)

dengan baik dalam mendukung nilai hasil belajar mata kuliah pengukuran dasar survey.

Dengan diterimanya hipotesis kedua maka perlu kiranya mahasiswa memperbaiki sikap disiplin belajar diri sehingga dapat memperbaiki nilai hasil belajar mata kuliah pengukuran dasar survey yang diperoleh. Upaya yang dilakukan adalah membangun kepribadian yang baik sehingga disiplin belajar dapat terpenuhi dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Dengan diterimanya hipotesis ketiga maka mahasiswa secara bersama-sama mahasiswa dapat mengatur fasilitas belajar dan disiplin belajar agar nilai hasil belajar mata kuliah pengukuran dasar survey menjadi lebih baik.

C. Saran Penelitian

1. Untuk meningkatkan nilai hasil belajar mata kuliah pengukuran dasar survey diharapkan mahasiswa dapat Memanfaatkan Fasilitas belajar dengan baik dan meningkatkan disiplin belajar.

2. Untuk dapat meningkatkan nilai hasil belajar mata kuliah pengukuran dasar survey diharapkan mahasiswa dapat memanfaatkan fasilitas belajar dengan baik dan sebagaimana mestinya,

3. Untuk memperbaiki disiplin belajar diharapkan mahasiswa mampu lebih meningkatkan sikap disiplin belajar dengan motif kesadaran diri sendiri tanpa ada paksaan.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Metode Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Reguler Program Studi Ilmu Keperawatan Tahap Akademik Universitas Sumatera Utara

1 61 107

APLIKASI MEDIA LECTORA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MATA KULIAH MANAJEMEN KONSTRUKSI PRODI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

0 35 103

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN DASAR TEKNIK BANGUNAN (PDTB) PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 STABAT.

0 3 15

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR MAHASISWA DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA Pengaruh Disiplin Belajar Mahasiswa Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kewirausahaan Program Studi Pendidikan Aku

0 1 17

HUBUNGAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DAN DISIPLIN BELAJAR MAHASISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN PERIODE 2011-2012 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

0 1 23

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN DASAR TEKNIK BANGUNAN PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 STABAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 1 20

HUBUNGAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT KERJA MANDIRI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN JPTS FPTK UPI.

0 0 38

PENGARUH CARA BELAJAR MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1 DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR.

0 4 36

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIO VISUAL PADA MATA KULIAH TEKNIK FINISHING TERHADAP MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG -

0 1 54

PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN MATA KULIAH PRAKTIK BATU PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG -

0 2 52