T2 912013002 BAB III

(1)

1

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu mengenai lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini termasuk dalam penelitian eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif sebab menjelaskan hubungan antar variabel melalui uji hipotesis. Data yang diambil diolah dalam bentuk angka-angka yang nantinya dihitung melalui uji statistik.

Desain penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode survei terstruktur melalui kuesioner dengan pertanyaan tertutup. Menurut Singarimbun (dalam Sutiyono, 2013), penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Sutiyono (2013) berpendapat penelitian survei adalah jenis penelitian yang mengumpulkan informasi tentang karakteristik, tindakan, pendapat dari sekelompok responden yang representative yang dianggap sebagai populasi.

Skala yang digunakan adalah skala Likert, mulai dari skala 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan skala 5 (sangat setuju).


(2)

2

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi merupakan kelompok atau kumpulan individu-individu atau objek penelitian yang memiliki standar-standar tertentu dari ciri-ciri yang telah ditetapkan sebelumnya (Cooper, 1995).

Jumlah populasi dalam penelitian ini bersumber dari data yang dunduh dari website resmi BKD Kota Salatiga per 31 Juni 2014 adalah sebanyak 4.375 pegawai, dan sampel diambil sebanyak 200 (dua ratus) orang Pegawai Negeri Sipil yang bertugas di Pemerintah Kota Salatiga.

Tabel 3.1. Data Statistik Kepegawaian Pemerintah Kota Salatiga per 31 Juni 2014 Sumber : http://bkd.salatigakota.go.id/statistik-kepegawaian-31-juni-2014

Jumlah sampel yang diambil mengikuti pedoman yang dikemukakan Roscoe (dalam Pratiwi, 2013), yaitu ukuran sampel yang layak untuk penelitian adalah antara 30-500 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling, dengan kriteria pegawai benar-benar PNS yang bertugas di Pemerintah Kota Salatiga dan bukan merupakan Pegawai Tidak Tetap, Honorer dan atau harian lepas.


(3)

3

3.3 Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran Data

Variabel-variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah stigma negatif, Stress Kerja, Dukungan Sosial (sebagai variabel moderasi) dan kinerja.

Skala pengukuran data yang digunakan adalah Likert (Likert Scale). Skala Likert digunakan untuk memberikan skor atau bobot untuk masing-masing alternatif jawaban sehubungan dengan pernyataan yang berkaitan dengan stigma negatif, stress kerja, dukungan sosial dan kinerja. Setiap pernyataan berbentuk pernyataan positif, sehingga pemberian skor berlaku ketentuan skor tinggi poin tinggi dan skor rendah poin rendah. Pada variabel stigma negatif, Dukungan Sosial, Stress kerja dan kinerja alternatif pilihan jawaban berdasarkan pemberian skor terdiri dari Sangat Tidak Setuju = 1, Tidak Setuju = 2, Kurang Setuju = 3, Setuju = 4 dan Sangat Setuju = 5

Indikator dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 3.2 Indikator Variabel

Variabel Indikator Butir

Pernyataan Stigma Negatif *) - Pelayanan bertele-tele dan cenderung birokratis 5

-

Perilaku aparat lebih bersikap sebagai "pejabat"

ketimbang abdi masyarakat 8

-

Mendahulukan kepentingan atasan ketimbang

kepentingan publik 7

- Perilaku malas 1, 2, 3, 4

- Sikap acuh terhadap keluhan masyarakat 9 - Lamban dalam memberikan pelayanan 6, 10 Stress Kerja **) - Fisik : Sulit tidur / tidur tak teratur, sakit kepala,

tekanan darah tinggi atau serangan jantung, kehilangan energi


(4)

4 - Emosional, yaitu marah-marah mudah tersinggung,

terlalu sensitif, gelisah, cemas, suasana hati mudah berubah-ubah, sedih, mudah menangis dan depresi, gugup, agresif terhadap orang lain, mudah bermusuhan serta mudah menyerang, kelesuan mental.

1, 2, 4, 5, 8, 10

- Intelektual, yaitu mudah lupa, kacau pikirannya, daya ingat menurun, sulit untuk berkonsentrasi, suka melamun berlebihan, pikiran hanya dipenuhi satu pikiran saja .

6

- Interpersonal, yaitu acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan pada orang lain menurun, mudah mengingkari janji pada orang lain, sering mencari kesalahan orang lain atau menyerang dengan kata-kata, dan mudah menyalahkan orang lain.

7

Dukungan Sosial ***)

- Dukungan Emosional; perilaku dalam memberi bantuan dalam bentuk sikap memberi perhatian, mendengarkan dan simpati pada orang lain.

1, 5, 10

- Dukungan Instrumental; merupakan bentuk dukungan berupa bantuan nyata dalam merespon kebutuhan yang khusus

2, 7

- Dukungan Informasi; berupa saran, nasehat atau berupa feed back individu yang mendukungnya.

6, 9

-

Dukungan Penilaian; dukungan dalam bentuk penilaian yang berisi penghargaan positif, dorongan maju atau persetujuan terhadap gagasan yang positif, dorongan maju atau persetujuan terhadap gagasan atau perasaan pada individu yang lainnya.

3, 4, 8

Kinerja ****) - Kesetiaan; seorang pegawai dikatakan memiliki kesetiaan jika ia melakukan tugasnya secara sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab terhadap amanah yang diberikan organisasi

1, 3, 8

- Prestasi kerja; merupakan hasil kerja yang dicapai pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.

2

- Kedisiplinan; sejauh mana pegawai dapat mematuhi peraturan-peraturan yang ada dan melaksanakan instruksi yang diberikan kepadanya.

4, 6

- Kreatifitas; yaitu kemampuan pegawai dalam mengembangkan ide-ide dan mengeluarkan potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan pekerjaannya

7

- Kerjasama; yaitu kemampuan pegawai untuk bekerja sama dengan pegawai lain dalam menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan,


(5)

5 - Tanggungjawab; adalah kesanggupan seorang

pegawai menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya serta berani menerima resiko pekerjaan

yang dilakukan. 5, 10

Sumber :

*) menurut Daryanto (2007)

**) Braham dalam Harianto et.al.2008 ***) House 1978 dalam Lestari 2003 ****) Hasibuan dalam Supriadi 2013

3.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian dilakukan dengan tahapan antara lain : analisis statistik deskriptif, uji validitas dan reabilitas, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis.

3.4.1 Statistik Deskriptif

Analisis Statistik deskriptif dilakukan guna mendeskripsikan hasil jawaban responden terhadap masing-masing variabel dalam penelitian ini, yang meliputi : stigma negatif, stress kerja, dukungan sosial, dan kinerja.

Tabel 3.3 Batasan interval kategori jawaban

Tingkatan

Skala Interval Kategori

1 1,00 - 1,80 Sangat Rendah 2 1,81 - 2,60 Rendah 3 2,61 - 3,40 Sedang 4 3,41 - 4,20 Tinggi 5 4,21 - 5,00 Sangat Tinggi


(6)

6

3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.5.1 Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu cara untuk menunjukkan tingkat keandalan atau keshahihan suatu alat ukur. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan mengkorelasikan skor setiap item pertanyaan hasil uji coba dengan skor total menggunakan metode korelasi product moment (r product moment). Persamaan teknik korelasi product moment adalah:

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi yang dicari n : jumlah sampel

y : nilai skor total x : skor item

Data dinyatakan valid apabila korelasi tersebut adalah signifikan atau nilai probability signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (taraf 5%).

3.5.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan metode pengukuran yang digunakan untuk menilai konsistensi item pertanyaan yang digunakan dalam pengukuran sebuah variabel apabila item tersebut digunakan berulangkali. Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus Alfa Cronbach.


(7)

7 Keterangan :

Alpha : koefisien reliabilitas alpha K : Jumlah item

Sj : Varians responden Sx : Jumlah varians skor total

Menurut Azwar (2006), tinggi rendahnya reliabilitas secara empirik ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Semakin tinggi koefisien korelasi antara hasil ukur akan semakin reliabel. Biasanya koefisien reliabilitas berkisar antara 0 sampai 1,00. Jika koefisien mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya

3.6 Uji Asumsi Klasik 3.6.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian untuk melihat apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 16.0 for Windows dan normalitas dilihat dengan menggunakan normal P-Plot.


(8)

8

3.6.2 Uji Heterokedastisitas

Heteroskedastisitas menunjukkan terjadinya perbedaan variance (ragam) antara residual satu pengamatan dengan pengamatan yang lain dalam model regresi. Jika dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain sama disebut homoskesdastisitas, tetapi jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Pendeteksian ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat scatter plot antara nilai ZPRED dan SRESID dengan bantuan SPSS v.16. Jika scatter plot menghasilkan titik-titik yang tidak membentuk pola tertentu, serta menyebar di atas dan di bawah angka nol sumbu Y, maka disimpulkan tidak ada heteroskedastisitas pada model regresi.

3.6.3 Uji Multikolinearitas

Multikoliniearitas menunjukkan terjadinya korelasi yang kuat antara variabel bebas dalam model regresi. Analisis regresi mengansumsikan tidak ada multikolinieritas dalam model. Pendeteksian ada tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan VIF. Jika nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10, maka dalam model regresi tidak ada multikolinieritas.

Menurut Suharjo (2008), apabila nilai VIF berkisar antara 1 sampai dengan 10 (1≤ VIF < 10) dapat dinyatakan bahwa variabel bebas tidak terdapat multikolinieritas dengan variabel yang lain. Sehingga jika satu variabel bebas adalah tidak berkorelasi dengan variabel bebas lain, maka VIF akan sama dengan 1 atau tidak melebihi 10, dan apabila satu variabel bebas berkorelasi dengan tingkat tinggi maka nilai VIF akan melebihi 10.


(9)

9

3.7 Uji Hipotesis

Hipotesis yang telah dikemukakan pada bab II selanjutnya diturunkan menjadi hipotesis statistik, yang akan diuji kebenarannya secara empirik. Berikut disajikan hipotesis statistik sebagai berikut :

Tabel 3.4 Hipotesis Statistik

1 Ho : ß = 0 Stigma negatif tidak berpengaruh terhadap stress kerja PNS di Pemerintah Kota Salatiga

H1 : ß ≠ 0 Stigma negatif berpengaruh terhadap stress kerja PNS di Pemerintah Kota Salatiga.

2 Ho : ß = 0 Dukungan sosial tidak berperan sebagai variabel moderasi dalam hubungan stigma negatif terhadap stress kerja PNS di Pemerintah Kota Salatiga

H2: ß ≠ 0 Dukungan sosial berperan sebagai variabel moderasi dalam

hubungan stigma negatif terhadap stress kerja PNS di Pemerintah Kota Salatiga

3 Ho : ß = 0 Stress kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja PNS di Pemerintah Kota Salatiga

H3 : ß ≠ 0 Stress kerja berpengaruh terhadap kinerja PNS di Pemerintah Kota Salatiga

3.7.1 Analisis Regresi

Untuk menguji hipotesis, maka teknik yang digunakan adalah teknik analisis regresi sederhana dan regresi linier berganda. Pemilihan model ini dengan alasan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari variabel stigma negatif terhadap sress kerja, pengaruh dukungan sosial sebagai variabel moderasi terhadap hubungan pengaruh stigma negatif terhadap stress kerja, dan pengaruh stress kerja terhadap kinerja.

Model dari analisis regresi linier berganda yang dimaksud adalah :


(10)

10 Dimana: Y = Variabel dependen

X1 = Variabel Independen

X2 = Variabel moderasi

a = Nilai konstanta b = Koefisien arah regresi

Selain itu juga dilakukan pengujian hipotesis dengan regresi sederhana untuk menjawab pertanyaan kesatu dan ketiga, dengan persamaan sebagai berikut :

Y = a + b1X1 3.7.2 Uji Ketepatan Perkiraan

Pengujian ketepatan perkiraan dilakukan untuk mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik dalam analisa regresi dimana hal ini ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R²). Dari sini akan diketahui seberapa besar variabel dependen akan mampu dijelaskan oleh variabel independennya, sedangkan sisanya akan dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian.

3.7.3 Pengujian Uji F

Pengujian dengan uji F digunakan untuk menguji hipotesis (Ho: ß = 0 dan H1 : ß ≠ 0), jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel (F hitung > F tabel) dan nilai Signifikansi lebih kecil dari alpha 0,05 maka kesimpulan yang dapat diambil adalah menolak Ho, yang berarti koefisien korelasi signifikan secara statistik atau terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.


(11)

11

3.7.4 Pengujian Uji t

Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi konstanta dari variabel independen. Dengan menggunakan uji t dapat dilihat apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Teknik pengujian ini adalah dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel pada tingkat toleransi kesalahan / tingkat signifikansi sebesar 0,05 (5%) atau pada tingkat kepercayaan 95 %.

- Jika nilai t hitung < nilai t tabel maka Ho diterima. - Jika nilai t hitung > nilai t tabel maka Ho ditolak.


(1)

6 3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.5.1 Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu cara untuk menunjukkan tingkat keandalan atau keshahihan suatu alat ukur. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan mengkorelasikan skor setiap item pertanyaan hasil uji coba dengan skor total menggunakan metode korelasi product moment (r product moment). Persamaan teknik korelasi product moment adalah:

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi yang dicari n : jumlah sampel

y : nilai skor total x : skor item

Data dinyatakan valid apabila korelasi tersebut adalah signifikan atau nilai probability signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (taraf 5%).

3.5.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan metode pengukuran yang digunakan untuk menilai konsistensi item pertanyaan yang digunakan dalam pengukuran sebuah variabel apabila item tersebut digunakan berulangkali. Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus Alfa Cronbach.


(2)

7 Keterangan :

Alpha : koefisien reliabilitas alpha K : Jumlah item

Sj : Varians responden Sx : Jumlah varians skor total

Menurut Azwar (2006), tinggi rendahnya reliabilitas secara empirik ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Semakin tinggi koefisien korelasi antara hasil ukur akan semakin reliabel. Biasanya koefisien reliabilitas berkisar antara 0 sampai 1,00. Jika koefisien mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya

3.6 Uji Asumsi Klasik 3.6.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian untuk melihat apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 16.0 for Windows dan normalitas dilihat dengan menggunakan normal P-Plot.


(3)

8 3.6.2 Uji Heterokedastisitas

Heteroskedastisitas menunjukkan terjadinya perbedaan variance (ragam) antara residual satu pengamatan dengan pengamatan yang lain dalam model regresi. Jika dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain sama disebut homoskesdastisitas, tetapi jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Pendeteksian ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat scatter plot antara nilai ZPRED dan SRESID dengan bantuan SPSS v.16. Jika scatter plot menghasilkan titik-titik yang tidak membentuk pola tertentu, serta menyebar di atas dan di bawah angka nol sumbu Y, maka disimpulkan tidak ada heteroskedastisitas pada model regresi.

3.6.3 Uji Multikolinearitas

Multikoliniearitas menunjukkan terjadinya korelasi yang kuat antara variabel bebas dalam model regresi. Analisis regresi mengansumsikan tidak ada multikolinieritas dalam model. Pendeteksian ada tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan VIF. Jika nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10, maka dalam model regresi tidak ada multikolinieritas.

Menurut Suharjo (2008), apabila nilai VIF berkisar antara 1 sampai dengan 10 (1≤ VIF < 10) dapat dinyatakan bahwa variabel bebas tidak terdapat multikolinieritas dengan variabel yang lain. Sehingga jika satu variabel bebas adalah tidak berkorelasi dengan variabel bebas lain, maka VIF akan sama dengan 1 atau tidak melebihi 10, dan apabila satu variabel bebas berkorelasi dengan tingkat tinggi maka nilai VIF akan melebihi 10.


(4)

9 3.7 Uji Hipotesis

Hipotesis yang telah dikemukakan pada bab II selanjutnya diturunkan menjadi hipotesis statistik, yang akan diuji kebenarannya secara empirik. Berikut disajikan hipotesis statistik sebagai berikut :

Tabel 3.4 Hipotesis Statistik

1 Ho : ß = 0 Stigma negatif tidak berpengaruh terhadap stress kerja PNS di Pemerintah Kota Salatiga H1 : ß ≠ 0 Stigma negatif berpengaruh terhadap stress kerja PNS di

Pemerintah Kota Salatiga.

2 Ho : ß = 0 Dukungan sosial tidak berperan sebagai variabel moderasi dalam hubungan stigma negatif terhadap stress kerja PNS di Pemerintah Kota Salatiga

H2: ß ≠ 0 Dukungan sosial berperan sebagai variabel moderasi dalam

hubungan stigma negatif terhadap stress kerja PNS di Pemerintah Kota Salatiga

3 Ho : ß = 0 Stress kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja PNS di Pemerintah Kota Salatiga H3 : ß ≠ 0 Stress kerja berpengaruh terhadap kinerja PNS di Pemerintah

Kota Salatiga

3.7.1 Analisis Regresi

Untuk menguji hipotesis, maka teknik yang digunakan adalah teknik analisis regresi sederhana dan regresi linier berganda. Pemilihan model ini dengan alasan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari variabel stigma negatif terhadap sress kerja, pengaruh dukungan sosial sebagai variabel moderasi terhadap hubungan pengaruh stigma negatif terhadap stress kerja, dan pengaruh stress kerja terhadap kinerja.

Model dari analisis regresi linier berganda yang dimaksud adalah :


(5)

10 Dimana: Y = Variabel dependen

X1 = Variabel Independen

X2 = Variabel moderasi

a = Nilai konstanta

b = Koefisien arah regresi

Selain itu juga dilakukan pengujian hipotesis dengan regresi sederhana untuk menjawab pertanyaan kesatu dan ketiga, dengan persamaan sebagai berikut :

Y = a + b1X1

3.7.2 Uji Ketepatan Perkiraan

Pengujian ketepatan perkiraan dilakukan untuk mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik dalam analisa regresi dimana hal ini ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R²). Dari sini akan diketahui seberapa besar variabel dependen akan mampu dijelaskan oleh variabel independennya, sedangkan sisanya akan dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian.

3.7.3 Pengujian Uji F

Pengujian dengan uji F digunakan untuk menguji hipotesis (Ho: ß = 0 dan H1 : ß ≠ 0), jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel

(F hitung > F tabel) dan nilai Signifikansi lebih kecil dari alpha 0,05 maka kesimpulan yang dapat diambil adalah menolak Ho, yang berarti koefisien korelasi signifikan secara statistik atau terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.


(6)

11 3.7.4 Pengujian Uji t

Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi konstanta dari variabel independen. Dengan menggunakan uji t dapat dilihat apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Teknik pengujian ini adalah dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel pada tingkat toleransi kesalahan / tingkat signifikansi sebesar 0,05 (5%) atau pada tingkat kepercayaan 95 %.

- Jika nilai t hitung < nilai t tabel maka Ho diterima. - Jika nilai t hitung > nilai t tabel maka Ho ditolak.